Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kontrak kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh
pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas dan
mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Dalam menghasilkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sesuai dengan
harapan pemerintah maka perlu diadakan pelatihan dasar. Pelatihan dan
pendidikan tersebut sesuai dengan Peraturan Lembaga Administrasi Negara
(LAN) No. 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
Tujuan dari pelatihan dasar ini adalah untuk membentuk ASN yang berkarakter
serta dapat melakukan tugas secara profesional sebagai pelayan masyarakat.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka CPNS diberi pelatihan 1) agenda sikap
dan perilaku disiplin ASN, 2) agenda nilai-nilai dasar ASN yang terdiri dari
ANEKA, 3) agenda kedudukan dan peran ASN dalam NKRI yang terdiri dari
majemen ASN, Whole of Government dan pelayanan publik dan 4) agenda
habituasi.
Sebagai ASN dibidang kesehatan, yang menjadi fokus dalam pengabdian
kepada bangsa dan negara adalah dengan membantu mewujudkan pembangunan
kesehatan. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari
pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan
adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan
mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.

1
Salah satu unsur utama dalam sistem pelayanan kesehatan yang prima adalah
tersedianya pelayanan medis oleh dokter dengan kualitasnya yang terpelihara
sesuai amanah Undang - Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang praktik
Kedokteran. Dalam penyelenggaraan praktik kedokteran, setiap dokter wajib
mengacu pada standar, pedoman dan prosedur yang berlaku.
Setiap rangkaian penyelenggaraan praktik kedokteran yang dilakukan, dokter
diwajibkan untuk menuliskannya dalam sebuah rekam medis manual berdasarkan
pola SOAP (subjective, objective, assessment dan plan) melalui tanya jawab
keluhan, pemeriksaan fisik, penetgakan diagnosis dan rencana pengobatan.
Manual rekam medis disusun berdasarkan amanat Undang – Undang Nomor 29
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 48 ayat (1) yang menyatakan
bahwa setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib
membuat rekam medis.
Rekam medis memiliki tujuan untuk menunjang tertib administrasi dalam
rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan. Beberapa manfaat rekam medis
yaitu sebagai alat bukti tertulis atas setiap tindakan yang kita lakukan terhadap
pasien, alat komunikasi dan dasar pengobatan bagi dokter, melindungi
kepentingan hukum bagi pasien, sarana kesehatan dan petugas medis yang
terlibat, sebagai dasar dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan, salah satu
acuan untuk penilaian akreditasi Puskesmas terutama pada era BPJS yang sangat
mementingkan kelengkapan dari isian rekam medis, bahan laporan, sumber
penelitian dan pendidikan
Pelayanan kedokteran di IGD memakai sistem triase. sistem triase gawat
darurat medis digunakan untuk menentukan pasien mana yang harus ditangani
lebih dahulu dibandingkan dengan pasien lainnya. Konsep awal triase gawat
darurat adalah membagi pasien menjadi 3 kategori, yaitu immediate, urgent,
dan non-urgent. Konsep yang pertama kali diciptakan untuk situasi perang ini
masih berlaku untuk digunakan di zaman modern ini, dan digunakan di berbagai
negara seperi Inggris, Belanda, Swedia, India, Australia, dan organisasi militer
NATO.

2
Sistem triase medis memilah-milih pasien berdasarkan kondisi pasien saat
masuk ruang perawatan dan memberikan kode warna untuk pasien, mulai dari
merah, kuning, hijau, putih dan hitam. Warna ini menentukan pasien mana yang
harus ditindak dahulu.
Kebanyakan yang terjadi dilapangan, masyarakat tidak mengetahui sistem
ini dan selalu menganggap yang dating lebih dahulu harus ditindak lebih dahulu,
hal ini sering menimbulkan perdebatan di IGD antara pasien dan tenaga
kesehatan. Hal ini perlu mendapat perhatian lebih agar tidak terjadi salah paham
antara petugas kesehatan dan masyarakat.
Di RSUD arosuka sudah tersedia layanan spesialis anak dan spesialis
kandungan, dimana dengan situasi ini di rumah sakit sudah bisa dilakukan proses
bersalin baik persalinan secara normal ataupun persalinan dengan tindakan
operasi. Setiap dilakukan tindakan persalinan perlu dipersiapkan alat-alat untuk
tindakan resusitasi bayu lahir.
Resusitasi merupakan sebuah upaya menyediakan oksigen ke otak, jantung
dan organ-organ vital lainnya melalui sebuah tindakan yang meliputi pemijatan
jantung dan menjamin ventilasi yang adekuat. Tindakan ini merupakan tindakan
kritis yang dilakukan pada saat terjadi kegawatdaruratan terutama pada sistem
pernafasan dan sistem kardiovaskuler. Kegawatdaruratan pada kedua sistem tubuh
ini dapat menimbulkan kematian dalam waktu yang singkat (sekitar 4-6 menit).
Kira-kira 10% bayi baru lahir memerlukan bantuan untuk memulai
pernafasan saat lahir, Tindakan resusitasi diberikan untuk mencegah kematian
akibat asfiksia. Untuk itu hal ini mendapat perhatian karena diperlukan keahlian
dari petugas kesehatan dalam melakukan tindakan resusitasi ini dan juga
keberhasilan tindakan resusitasi sangat berpengaruh terhadap angka kelangsunga
hidup bayi baru lahir ini kedepannya.

B. Identifikasi Isu
Dari uraian di atas dapat diidentifikasi isunya, Ada 4 isu yang terjadi di
RSUD Arosuka Kabupaten Solok adalah sebagai berikut:

3
1. Tidak lengkapnya pengisian rekam medis oleh tenaga medis di RSUD
Arosuka
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Sistem Triase di RSUD
Arosuka
3. Kurangnya kompetensi Paramedis di ruang rawatan anak dalam tindakan
resusitasi bayi baru lahir

C. Perumusan dan Penetapan Isu


Untuk menetapkan isu yang sudah diidentifikasi, penulis menggunakan alat
analisa yaitu USG (Urgent, Seriously, dan Growht ). Isu yang terpilih adalah
Kurangnya kompetensi Paramedis di ruang rawatan anak dalam tindakan
resusitasi bayi baru lahir, merupakan isu yang terkait dengan mata pelatihan
manajemen ASN dan pelayanan publik. Hal ini dikarenakan isu ini terkait dengan
skill dan kemampuan tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya dan juga
sebagai bentuk pelayanan yang akan diberikan kepada masyarakat agar merasa
aman dan terpuaskan di RSUD Arosuka sehingga dapat memberikan kualitas
pelayanan yang baik.

4
BAB II

DESKRIPSI LOKUS

A. Deskripsi Umum
1. Gambaran Umum Instansi

1. Nama Rumah Sakit : RSUD Arosuka

2. Kelas Rumah Sakit : Tipe C

3. Status Kepemilikan : Pemerintah Kabupaten Solok

4. Alamat : Jl. Raya Solok Padang KM. 20 Arosuka


5. Kecamatan : Gunung Talang

6. Kabupaten : Solok

7. Provinsi : Sumatera Barat

8. Jumlah tempat tidur : 100 TT

9. No Telp : 0755-31160

10.No Fax : 0755-31160

2. Sumber Daya

Jenis tenaga yang ada Jumlah


1. Dokter umum 11
2. Dokter gigi 2
3. Dr. Spesialis Bedah 2
4. Dr. Spesialis P.Dalam 2
5. Dr. Spesialis Anak 2
6. Dr. Spesialis Obst.Gin. 3
7. Dr. Spesialis Pat.Klinik 2
8. Dr. Spes.Patologi Anatomi 1
9. Dr. Spesialis Radiologi 1
10. Dr. Spesilais Anestesi 2

11. Dr. Spesialis Jantung 2

5
12. Dr. Spesialis Mata 2
13. Dr. Spesialis THT 1
14. Dr. Spesialis Paru 1
15. Dr. Spesialis Neurologi 1
16. Apoteker 6
17. Perawat Ners 24
18. Perawat D-3 72
19. Bidan S-1 8
20. Bidan D-3 26
21. Radiografer 9
22. Analis Laboratorium 14
23. Asisten Apoteker 7
24. Fisioterapis 5
25. Staf Non Tenaga Kesehatan 26
Jumlah 195

Tabel 1 Sumber Daya RSUD Arosuka

Rumah Sakit Umum Daerah Arosuka Kabupaten Solok mempunyai


beberapa jenis pelayanan antara lain adalah :
1. Pelayanan rawat jalan
a. Klinik Penyakit Dalam
b. Klinik Bedah
c. Klinik Paru
d. Klinik Kesehatan Anak
e. Klinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan
f. Klinik THT
g. Klinik Mata
h. Klinik Syaraf
i. Klinik Gigi

6
j. Klinik Bedah Tindakan
k. Klinik Tumbuh Kembang Anak
l. Klinik Jantung
m. Istalasi Gawat Darurat
2. Pelayanan Rawat Inap 24 jam
3. Pelayanan Intensif Care Unit 24 jam
4. Pelayanan Kamar Bedah ( Operasi ) 24 jam
5. Pelayanan Gawat Darurat 24 jam
6. Pelayanan ICU 24 jam
7. Pelayanan Laboratorium 24 jam
8. Laboratorium Patologi Klinik
9. Pelayanan Radiologi 24 jam
10. Pelayanan Farmasi 24 jam
11. Pelayanan Kamar Jenazah (sementara )
12. Pelayanan Gizi
13. Pelayanan Loundry
14. BDRS ( Bank Darah Rumah Sakit )
15. Pengolahan limbah
16.Gudang

3. Visi dan Misi


VISI:
Menjadi Rumah Sakit Pilihan Utama Masyarakat Dengan Pelayanan
Yang Bermutu, Beretika Dan Berkeadilan.
MISI:
1.Mewujudkan pelayanan sesuai standar dan berorientasi pada kepuasan
pelanggan,
2.Mengutamakan keselamatan pasien , informatif dan berkeadilan,
3.Mewujudkan Sumberdaya Manusia yang Profesional dan Berakhlak
Mulia,

7
4.Meningkatkan Peralatan, Sarana dan Prasarana Pelayanan sesuai
Standarisasi Fasilitas Kesehatan Tingkat II,
5.Menciptakan Manajemen yang Sehat dan Harmonis.

4. Tugas Pokok dan Fungsi


Menurut PMK no 56 Tahun 2014 tentang klarifikasi rumah sakit dapat di
jabarkan tugas rumah sakit sebagai berikut:

1. Pelayanan Medik tediri dari:


a. Pelayanan Gawat darurat: harus dilaksanakan 24 ( dua Puluh
Empat ) jam sehari terus menerus
b. Pelayanan medik umum meliputi: Pelayana medic dasar, medic
gigi mulut, tumbuh kembang anak, kesehatan ibu dan anak dan
keluarga berencana
c. Pelayanan medic dasar meliputi Pelayanan Penakit dalam,
Kesehatan
anak, bedah,THT, paru, obstetric dan ginokologi
d. Pelayanan medic spesialis penunjang meliputi: Pelayanan
anestesiologi,
radiologi dan patologi klinik
e. Pelayanan medic spesialis gigi dan mulut meliputi satu pelayanan

2. Pelayanan Kefarmasian terdiri dari:


a. Pengelolaan sediaan farmasi
b. Alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
c. Pelayanan farmasi klinik

3. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari:


a. Pelayanan asuhan keperawatan
b. Pelayanan asuhan Kebidanan

8
4. Pelayanan Penunjang klinik
a. Pelayanan bank darah
b. Perawatan intensif untuk semua golongan umur dan jenis penyakit
c. Pelayanan gizi
d. Sterilisasi instrument
e. Pelayanan rekam medic

5. Pelayanan Penunjang non klinik terdiri dari:


a. Pelayana Laudry/line
b. Jasa boga/dapur
c. Teknik dan Pemeliharaan fasilitas
d. Pengolahan limbah
e. Gudang
f. Ambulance
g. Sistem informasi dan komunikasi
h. Pemulasaran jenazah
i. Sistem penanggulanagan ke bakaran
j. Pengelolaan gas medic
k. Pengelolaan air bersih

6. Pelayanan Rawat Inap terdiri dari:


a. Jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30% dari total
tempat tidur
b. Jumlah tempat perawatan intensif sebanyak 5% dari seluruh tempat
tidur

5. Struktur Organisasi

9
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK

NOMOR : 7 TAHUN 2010


Sebagai satu bentuk organisasi, RSUD Arosuka memiliki stuktur organisasi yang jelas dan mengacu pada Struktur Organisasi Tata Kerja
(SOTK) Dinas Kesehatan Kabupaten Solok. Struktur organisasi tersebut terdiri dari: STRUKTUR ORGANISASI

DIREKTUR
dr. Maryeti Marwazi,
MARS

BAGIAN TATA USAHA


Syafrizal, SKM
19690126 199102 1 001
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

SUBBAG PERENCANAAN, SUBBAG KEUANGAN SUBBAG UMUM DAN


MONEV DAN PELAPORAN KEPEGAWAIAN
Rina Marianas, SKM
Jebnoka Levismon, SKM 19780427 200212 2 Lusi Arianti, S.Tr.Keb
19751127 199503 1 001 005 19720220 199202 2

BIDANG PENUNJANG BIDANG PELAYANAN


Yusra, SKM dr. Deni Amri, Sp.THT-KL
19650814 198703 1 004 19740109 200501 1 007

SEKSI PENUNJANG SEKSI PENUNJANG SEKSI LOGISTIK SEKSI PELAYANAN SEKSI PELAYANAN SEKSI PENINGKATAN
MEDIS NON MEDIS RUMAH SAKIT KEPERAWATAN MEDIS MUTU DAN SDM
Wilda Donawita,SKM Rozali, S.Sos Asnetti Marnila, S.Kep dr. Muthia Rustam Ns. Defni
Gumanti,Amd.Kep 19621225 198803 19780601 199703 2 Susriweti,S.Kep
19720814 199203 2 19880810 201503 2
19791229 200901 2 1 005 001 19801229 200501 2
002 003
007 010
10
11
B. Deskripsi Khusus
1. Program dan Kegiatan Saat Ini
Uraian tugas dokter berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.83 tentang Jabatan Fungsional Umum di lingkungan kementrian
kesehatan, yaitu:
a. Melaksanakan pelayanan medis rawat jalan
b. Melaksanakan pelayanan medis rawat inap
c. Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan medis
d. Melaksanakan pelayanan gizi dan KIA
e. Menganalisis data dan hasil pemeriksaan pasien sesuai dengan
f. pedoman kerja untuk menyusun catatan medis pasien
g. Menyusun draft visum et repertum
h. Melaksanakan tugas jaga
i. Menyusun Draft laporan pelaksanaan tugas
j. Menyusun Laporan pelaksanaan tugas
k. Menyusun laporan lain-lain

Adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka kegiatan resusitasi


neonatus adalah sebagai berikut:
a. Melapor tentang pelaksanaan aktualisasi di instansi kepada mentor.
b. Berdiskusi dengan Spesialis anak tentang pembuatan Phamflet dan
pelatihan resusitasi neonatus
c. Menyusun Phamflet resusitasi neonatus.
d. Memasang phamflet di ruang rawatan anak dan kamar operasi.
e. Melaksanakan pretest sebelum pelatihan resusitasi neonatus dilakukan
f. Melaksanakan pelatihan resusitasi neonatus
g. Melaksanakan Pretest tentang resusitasi neonatus
h. Melaksanakan evaluasi tindakan resusitasi yang dilakukan petugas
paramedis bangsal anak
i. Pembuatan laporan akhir.

12
2. Role Model

Gambar 1 dr. Dhina Lydia Lestari, Sp.A, M.Biomed

Keberadaan role model dalam kehidupan kita sangat penting karena dapat
menjadi contoh dalam melakukan pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Role model
yang saya pilih merupakan dokter spesialis anak yang bertugas di RSUD Arosuka
yaitu dr. Dhina Lydia Lestari, Sp.A, M.Biomed dengan jenjang pendidikan terakhir
adalah Pendidikan Dokter Spesialis Anak.

Beliau merupakan seorang pribadi yang bijaksana, tegas dan selalu berusaha
memberikan solusi disetiap kendala yang dihadapi oleh staf. Kredibilitas beliau
sebagai seorang Spesialis anak telah teruji. Beliau juga merupakan sosok yang kreatif
dan inovatif serta mau mendengarkan gagasan – gagasan dari bawahannya. Beliau
mencerminkan sosok yang telah menerapkan nilai ANEKA dalam melaksanakan
pekerjaan.

13
BAB III
REALISASI AKTUALISASI

A. Realisasi Kegiatan dan Output

Unit Kerja : Rumah Sakit Umum Daerah Arosuka Kabupaten Solok


Isu Yang Diangkat : Kurangnya kompetensi Tenaga paramedis dalam tindakan resusitasi bayi baru lahir
Gagasan Pemecahan Isu : Mendiskusikan penyusunan pamphlet dengan spesialis anak dan teman sejawat. Memasang pamphlet
langkah-langkah resusitasi di tempat resusitasi bayi baru lahir di kamar operasi dan di Ruang rawatan
anak. Melaksanakan pelatihan resusitasi Bayi baru lahir berkala terutama pada petugas kesehatan di
Ruang rawatan anak serta melakukan evaluasi dari kegiatan pelatihan resusitasi.

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil/Output Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan

14
Mata Pelatihan terhadap Visi Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 Melapor tentang Notulen Hasil Kegiatan yang
pelaksanaan Diskusi akan

aktualisasi di dilaksanakan ini


dalam rangka
instansi kepada
pencapaian visi
mentor
dan
1. Menghubungi 1. Screen Shot Saya menghubungi melaksanakan
mentor via whats app Chat Whats App mentor via whats app Misi 3, yakni
dengan Sopan (Etika Mewujudkan
Publik) Sumberdaya
2. Menemui Mentor 1. Foto Saya menepati janji untuk Manusia yang
menemui mentor yang Profesional dan
disepakati saat jam Berakhlak
istirahat (Anti Korupsi) Mulia.

15
3. Melapor dan 1. Foto Saya berdiskusi dengan
berdiskusi dengan 2. Video menggunakan bahasa
mentor Indonesia yang baik
(Nasionalisme)

2 Membuat Phamflet Phamflet Kegiatan yang


Resusitasi Neonatus Resusitasi akan

Neonatus dilaksanakan ini


dalam rangka
Melaksanakan diskusi 1. Foto Saya berdiskusi dengan
pencapaian visi
tentang materi dan 2. Notulensi spesialis anak dengan
dan
design dari pamphlet diskusi pakaian yang rapi dan melaksanakan
yang akan sopan (Etika Publik) Misi 3, yakni
ditampilkan. Mewujudkan
Mencari pamphlet 1. Foto Saya berkoordinasi Sumberdaya
resusitasi bayi baru (Nasionalisme) dengan Manusia yang
lahir dokter spesialis anak dan Profesional dan
sesama dokter umum Berakhlak
dalam memilih phamflet Mulia,
yang akan dicetak.

Mencetak Phamflet 1. foto Saya mencetak Phamflet

16
sesuai dengan Ukuran
yang sesuai dan jumlah
yang dibutuhkan
(Komitmen Mutu)
Melakukan 1. Foto Saya bertanggung jawab
pemasangan pamphlet (Anti Korupsi)
di ruang rawatan anak menempel phamflet di
dan di kamar operasi tempat yang telah
persalinan. disepakati dengan mentor
dan spesialis anak.
3 Melaksanakan Petugas mampu Kegiatan yang
pelatihan resusitasi melakukan dilaksanakan
bayi baru lahir pada resusitasi ini dalam
petugas paramedic neonatus dengan rangka
Ruang rawatan anak benar pencapaian visi
dan
Berdiskusi dengan 1. Foto Saya menghargai melaksanakan
specialist anak dan (Nasionalisme) pendapat Misi 1
sesama dokter umum yang diberikan. Mewujudkan
tentang slide presentasi pelayanan

17
Menyusun slide 1. PPT Saya mengerjakan slide sesuai standar
presentasi yang akan 2. Foto presentasi dengan dan
ditampilkan Sungguh-sungguh berorientasi
(Akuntabilitas) sesuai pada kepuasan
dengan hasil diskusi pelanggan,
Membuat surat 1.Surat undangan Saya berkoordinasi
undangan kepada dengan bagian Pelayanan
paramedis di ruang (Nasionalisme) tentang
rawatan anak pembuatan undangan dan
mengundang Paramedis di
ruang rawatan anak .
Melaksanakan pretest 1. Soal Pretest Saya membuat soal
sebelum presentasi 2. Foto pretest tidak meng copy-
paste (Anti Korupsi) soal
pretest lain

18
Melakukan pelatihan 1. Foto Saya menyampaikan
resusitasi bayi baru 2. Video presentasi dengan bahasa
lahir 3. Absen Indonesia yang baik dan
benar (Nasionalisme)
melakukan post test 1. Foto Saya mengawasi
pada petugas 2. Lembar soal pelaksanaan post test
paramedic di ruang posttest dengan Jujur (Anti
rawatan anak Korupsi)
Melakukan evaluasi 1. Foto Saya meminta jadwal
tindakan resusitasi 2. video pelaksanaan operasi pada
pada petugas dengan bagian kandungan
mengikuti persalinan di sehingga bisa membagi
rumah sakit waktu dengan Efektif
(Komitmen Mutu)
4 Melaporkan hasil Laporan Kegiatan yang
evaluasi dan laporan Kegiatan dilaksanakan
kegiatan ini dalam
Membuat laporan 1. Foto Saya membuat laporan rangka
kegiatan Kegiatan dengan singkat pencapaian visi

19
dan jelas (Komitmen dan
Mutu) melaksanakan
Menemui mentor 1. Foto Saya menemui mentor Misi 1
tepat waktu sesuai janji Mewujudkan
yang ditentukan (Anti pelayanan
Korupsi) sesuai standar
Menyerahkan Laporan 1. Foto Saya Bertanggung jawab dan
Kegiatan dengan laporan yang telah berorientasi
saya buat (Akuntabilitas) pada kepuasan
pelanggan,

20
Adapun realisasi kegiatan yang dilakukan :

1. Kegiatan 1 : Melapor tentang pelaksanaan aktualisasi di instansi kepada mentor

Kegiatan 1 Melapor tentang pelaksanaan aktualisasi di


instansi kepada mentor
Waktu pelaksanaan 29 April 2019
Bukti fisik  Notulensi pengarahan mentor
 Foto
 Video
Penjelasan realisasi tahapan kegiatan
Tahapan kegiatan yang pertama saya lakukan menghubungi mentor via whats
app dengan dengan Sopan (Etika Publik).

Gambar 2. Screenshot Whats app menghubungi mentor

Tahapan kegiatan kedua yang saya lakukan yaitu melapor kepada mentor
dengan menepati janji untuk menemui mentor yang disepakati saat jam
istirahat (Anti Korupsi)

21
Gambar 3. Menemui mentor

Tahapan kegiatan ketiga saya yaitu mendiskusikan dengan mentor tentang


kegiatan aktualisasi yang akan saya lakukan. Saya berdiskusi dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik (Nasionalisme)

Gambar 4. Screenshot video diskusi mentor

2. Kegiatan 2 : Membuat Phamflet Resusitasi Neonatus

Kegiatan 2 Membuat Phamflet Resusitasi Neonatus


Waktu pelaksanaan 2-6 Mei 2019
Bukti fisik  Foto
 Notulensi Diskusi
 Phamflet
Penjelasan realisasi tahapan kegiatan
Setelah melapor, saya melanjutkan ke kegiatan ke-2 yaitu mendiskusikan
bagaimana melaksanakan kegiatan aktualisasi pembuatan phamflet resusitasi
neonatus dengan spesialis anak. Saya berdiskusi dengan spesialis anak dengan
pakaian yang rapi dan sopan (Etika Publik)

22
Gambar 5 Foto diskusi dengan spesialis anak

Tahapan kegiatan selanjutnya yang saya lakukan yaitu Mencari pamphlet


resusitasi bayi baru lahir. Pada kegiatan ini Saya berkoordinasi (Nasionalisme)
dengan dokter spesialis anak dan sesama dokter umum dalam memilih phamflet
yang akan dicetak.

Gambar 6 Foto proses phamflet resusitasi Neonatus

Gambar 7 Foto diskusi sesama dokter umum

Tahapan kegiatan selanjutnya yang saya lakukan yaitu Saya mencetak Phamflet
sesuai dengan Ukuran yang sesuai dan jumlah yang dibutuhkan (Komitmen
Mutu)

23
Gambar 8 proses mencetak phamflet

Tahapan kegiatan selanjutnya yang saya lakukan yaitu Melakukan pemasangan


pamphlet di ruang rawatan anak dan di kamar operasi persalinan. Saya
bertanggung jawab (Anti Korupsi) menempel phamflet di tempat yang telah
disepakati dengan mentor dan spesialis anak.

Gambar 9 Proses pemasangan phamflet

3. Kegiatan 3 : Melaksanakan pelatihan resusitasi bayi baru lahir pada petugas


paramedic Ruang rawatan anak

24
Kegiatan 5 Membuat surat undangan kepada paramedis di
ruang rawatan anak untuk pelatihan Resusitasi
neonatus
Waktu pelaksanaan 18 -23 Mei 2019
Bukti fisik  Foto
 Surat Undangan
Penjelasan realisasi tahapan kegiatan
Saya mendiskusikan tentang pelatihan resusitasi neonatus dengan spesialis anak
dan sesama dokter umum. Saya berdiskusi dan Saya menghargai (Nasionalisme)
pendapat yang diberikan.

Gambar 10 Berdiskusi dengan spesialis anak

selanjutnya saya Menyusun slide presentasi yang akan ditampilkan Saya


mengerjakan slide presentasi dengan Sungguh-sungguh (Akuntabilitas) sesuai
dengan hasil diskusi

Gambar 11 Proses pembuatan phamflet

25
selanjutnya saya Membuat surat undangan kepada paramedis di ruang rawatan
anak. Saya berkoordinasi dengan bagian Pelayanan (Nasionalisme) tentang
pembuatan undangan dan mengundang Paramedis di ruang rawatan anak .

Gambar 12 Bekerja sama dengan Bagian kepegawaian dalam


membuat undangan resusitasi

selanjutnya setelah undangan disebar diadakan pelatihan resusitasi neonatus. Pada


awal presentasi saya Melaksanakan pretest terlebih dahulu. Saya membuat soal
pretest degan Jujur dan tidak meng copy-paste (Anti Korupsi) dari soal pretest
orang lain.

Gambar 13 Pelaksanaan Pretest

Setelah Pretest dilakukan, saya melanjutkan dengan Melakukan pelatihan resusitasi


bayi baru lahir. Saya menyampaikan presentasi dengan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar (Nasionalisme)

26
Gambar 14 Pelaksanaan Pressentasi Resusitasi Neonatus

Setelah presentasi dilakukan, saya melaksanakan posttest untuk melihat seberapa


pahamnya petugas di ruang rawatan anak dengan presentasi yang saya sampaikan.
Saya akan mengawasi pelaksanaan post test dengan Jujur (Anti Korupsi)
sehingga pelaksanaan pelatihan resusitasi ini bisa di evaluasi dengan baik.

Gambar 15 Pelaksanaan Posttest

Setelah melaksanakan posttest untuk mengetahui peningkatan pengetahuan petugas


paramedic tentang resusitasi tentu perlu juga dilakukan evaluasi tentang skill dan
keterrampilan petugas dalam praktek melakukan resusitasi neonatus ini. Saya
meminta jadwal pelaksanaan operasi pada bagian kandungan sehingga bisa
membagi waktu dengan Efektif (Komitmen Mutu)

27
4. Kegiatan 4 : Melaporkan hasil evaluasi dan laporan kegiatan kepada mentor

Kegiatan 9 Melaporkan hasil evaluasi dan laporan kegiatan


kepada mentor
Waktu pelaksanaan 12 Juni 2019
Bukti fisik  Foto
 Laporan Evaluasi
Penjelasan realisasi tahapan kegiatan
Pada tahap akhir saya Membuat laporan kegiatan. Saya membuat laporan Kegiatan
dengan singkat dan jelas (Komitmen Mutu)

Gambar 17 Membuat laporan

Setelah menyelesaikan laporan kegiatan aktualisasi, saya menyerahkan laporan


kegiatan tersebut pada mentor. Saya Bertanggung jawab dengan laporan yang
telah saya buat (Akuntabilitas)

Gambar 18 Melaporkan hasil kegiatan pada Mentor

28
29
B. Faktor pendukung realisasi aktualisasi
Dalam melaksanakan setiap tahapan kegiatan aktualisasi, terdapat beberapa
hal yang menjadi pendukung terlaksananya aktualisasi ini, pendukung
tersebut antara lain:
1. Mentor
Keberadaan mentor saat pelaksanaan aktualisasi ini sangat membantu
saya menyelesaikan kegiatan aktualisasi. Mentor selalu mendukung
setiap kegiatan dan ide-ide yang saya berikan, memberi masukan-
masukan yang sangat saya butuhkan dalam pelaksanaan aktualisasi, serta
memberi solusi terbaik ketika saya menemukan hambatan atau masalah.
Mentor juga selalu menyemangati agar semua tahapan kegiatan dapat
selesai tepat waktu.
2. Dokter umum dan intership di RSUD Arosuka
Semua dokter yang ada di RSUD Arosuka selalu membantu setiap
kegiatan aktualisasi yang saya lakukan. Mereka selalu meluangkan waktu
ditengah kesibukan menerima pasien di IGD ataupun visite pasien di
ruangan rawatan dalam memberikan ide dan masukan serta membantu
dalam pelaksanaan kegiatan. Selain itu mereka juga membantu sebagai
orang dibalik layar setiap foto dan video output kegiatan yang saya
jalankan.
3. Petugas kesehatan ruang rawatan anak dan kamar operasi
Petugas kesehatan yang terdiri dari perawat dan bidan mau membantu
dengan meluangkan waktunya untuk mengikuti setiap tahapan kegiatan
aktualisasi ini, seperti mendukung dalam memberikan arahan tentang
pemasangan phamflet, ikut dengan antusias dalam pelatihan dan saat uji
coba resusitasi.
4. Pegawai bagian pelayanan
Pegawai di bagian pelayanan sangat membantu dalam koordinasi untuk
pembuatan surat undangan, pencetakan dan penyebarannya.
5. Direktur RSUD Arosuka
Direktur yang memberikan apresiasi dan mendukung pelaksanaan
kegiatan resusitasi neonates ini serta menjadi penyemangat bagi penulis
untuk segera menyelesaikan kegiatan aktualisasi ini agar dapat segera
diaplikasikan di kegiatan sehari.

C. Faktor penghambat realisasi aktualisasi


Beberapa penghambat dalam melaksanakan aktualisasi ini antara lain :
1. Waktu pelayanan
Waktu pelayanan merupakan masalah yang setiap hari ditemui. sebagai
dokter umum saya memiliki tanggung jawab untuk menjadi dokter
ruangan di ruang rawatan penyakit dalam.Terkadang kegiatan visite

30
pasien bisa selesai tepat waktu terkadang tidak sehingga susah mencari
waktu luang untuk melaksanakan kegiatan aktualisasi. Waktu Luang
tersebut terkadang sulit didapat karena tanggung jawab kepada pasien
harus didahulukan. Namun dengan masukan dari mentor, penulis berhasil
menyelesaikan kegiatan-kegiatan tersebut.

2. Jadwal Masuk Paramedis


Jadwal masuk petugas paramedis di arosuka dibagi menjadi tiga shift
setiap hari sehingga sulit mengumpulkan petugas paramedis dalam satu
waktu untuk menghadiri pelatihan resusitasi karena banyak petugas
paramedis ini juga memiliki jadwal dinas di rumah sakit lain, sehingga
butuh menyesuaikan jadwal pelaksanaan resusitasi neonates ini agar
banyak petugas paramedis yang datang, namun dengan bantuan dari
kepala ruangan ruang rawatan anak dan kamar operasi akhirnya bisa
ditemukan jadwal yang tepat untuk pelaksanaan pelatihan.

3. Jumlah pasien di ruang rawatan anak


Pelaksanaan pelatihan resusitasi ini juga dipengaruhi oleh jumlah pasien
yang ada di ruang rawatan anak. Jika pasien banyak maka juga banyak
tugas yang dilakukan petugas paramedic di ruang rawatan anak seperti
memandikan bayi, memasukkan obat ataupun memberikan susu pada
bayi yang di rawat di ruang rawatan anak. Bantuan dari kepala ruangan
anak dalam menyusun jadwal tugas bagi paramedis sangat membantu
dalam penyusunan jadwal pelaksanaan pelatihan resusitasi ini.

4. Waktu kedatangan pasien melahirkan


Dalam pelaksanaan pelatihan resusitasi neonatus ini, dilakukan
perekaman kegiatan resusitasi sebelum dan sesudah pelatihan resusitasi
dilakukan. Hal ini berkaitan dengan datangnya pasien melahirkan ke
RSUD Arosuka. Pasien melahirkan seringkali datang malam hari
ataupun dijadwal dimana penulis tidak sedang tugas sehingga susah
untuk mengawasi pelaksanaan resusitasi ini. Namun bantuan dari teman
dokter yang jaga ataupun dokter internsip yang dinas dalam mengawasi
dan membantu proses foto dan perekaman proses resusitasi sangat
membantu dalam terlaksananya kegiatan aktualisasi ini.

D. Analisa dampak

Dampak yang timbul apabila tidak diterapkan nilai-nilai ANEKA dalam


pelaksanaan kegiatan diatas adalah:

31
1. Kegiatan 1 : Melapor tentang pelaksanaan aktualisasi di instansi kepada
mentor
apabila tidak diterapkan nilai ANEKA (Etika public, Nasionalisme,
Akuntabilitas) pada kegiatan ini maka tidak akan terbentuk sebuah koordinasi
dan kerja sama yang baik dengan mentor, hal ini akan mengakibatkan saya
kesulitan untuk nantiknya dalam menyelesaikan kegiatan aktualisasi saya.
2. Kegiatan 2 : Membuat pamphlet yang berkaitan dengan resusitasi bayi baru
lahir.
Dampak yang ditimbulkan jika kegiatan ini tidak memperhatikan nilai
ANEKA (Nasionalisme, Akuntabilitas) adalah saya tidak akan menyelesaikan
phamflet tepat waktu dan juga isi dari phamflet menjadi susah dipahami oleh
petugas yang akan membaca saat tindakan resusitasi jika ada tahapan
resusitasi yang terlupakan.
3. Kegiatan 3 : Melaksanakan pelatihan resusitasi bayi baru lahir pada petugas
paramedic Ruang rawatan anak
Pada kegiatan evaluasi ini dampak yang akan ditimbulkan apabila tidak
diterapan nilai ANEKA (Anti Korupsi, Akuntabilitas, Etika Publik) maka
pada saat pretest dan posttest tentu bisa terjadi banyak kecurangan sehingga
tidak menggambarkan kondisi sesungguhnya dilapangan serta pada saat
presentasi bisa muncul perasaan bosan apabila tidak disampaikan dengan baik
dan menarik.
4. Kegiatan 4 : Melaporkan hasil evaluasi dan laporan kegiatan kepada mentor
Pada kegiatan evaluasi ini dampak yang akan ditimbulkan apabila tidak
diterapan nilai ANEKA (Etika Publik, Anti Korupsi) maka kegiatan ini tidak
akan terlaporkan bagaimana keadaan sebenarnya dilapangan sehingga
nantiknya berpengaruh pada program peningkatan skill pegawai dirumah
sakit yang tentunya akan berpengaruh pada buruknya mutu pelayanan yang
dirasakan pasien dan keluarganya.

32
BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
1. Dalam proses aktualisasi nilai-nilai dasar profesi Aparatur Sipil Negara telah
terlaksana 4 kegiatan sesuai dengan rancangan aktualisasi yang dibuat
sebelumnya. Nilai-nilai ANEKA meliputi akuntabilitas, nasionalisme, etika
publik, komitmen mutu dan anti korupsi telah dapat teraktualisasi dengan 4
kegiatan yang dilaksanakan tersebut.
2. Pengaktualisasian nilai-nilai ANEKA mampu memberikan dampak positif
kepada peserta latsar untuk lebih professional dan berdedikasi dalam proses
melaksanakan setiap tugas dan kewajiban sebagai abdi negara di bidang tugas
sebagai Dokter Ahli di RSUD Arosuka .
3. Koordinasi dengan semua profesi sangat penting dalam pelaksanaan
aktualisasi ini.

B. Saran
1. Diharapkan adanya jadwal pelaksanaan pelatihan resusitasi neonatus secara
berkala di ruang rawatan anak.
2. Tersedianya alat peraga untuk pelatihan resusitasi sehingga pelaksanaan
resusitasi terlaksana dengan baik.
3. Diharapkan penerapan nilai-nilai ANEKA bisa selalu diterapkan di instansi-
instansi terutama di RSUD Arosuka.

33

Anda mungkin juga menyukai