PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kontrak kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh
pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas dan
mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Dalam menghasilkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sesuai dengan
harapan pemerintah maka perlu diadakan pelatihan dasar. Pelatihan dan
pendidikan tersebut sesuai dengan Peraturan Lembaga Administrasi Negara
(LAN) No. 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
Tujuan dari pelatihan dasar ini adalah untuk membentuk ASN yang berkarakter
serta dapat melakukan tugas secara profesional sebagai pelayan masyarakat.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka CPNS diberi pelatihan 1) agenda sikap
dan perilaku disiplin ASN, 2) agenda nilai-nilai dasar ASN yang terdiri dari
ANEKA, 3) agenda kedudukan dan peran ASN dalam NKRI yang terdiri dari
majemen ASN, Whole of Government dan pelayanan publik dan 4) agenda
habituasi.
Sebagai ASN dibidang kesehatan, yang menjadi fokus dalam pengabdian
kepada bangsa dan negara adalah dengan membantu mewujudkan pembangunan
kesehatan. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari
pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan
adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan
mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.
1
Salah satu unsur utama dalam sistem pelayanan kesehatan yang prima adalah
tersedianya pelayanan medis oleh dokter dengan kualitasnya yang terpelihara
sesuai amanah Undang - Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang praktik
Kedokteran. Dalam penyelenggaraan praktik kedokteran, setiap dokter wajib
mengacu pada standar, pedoman dan prosedur yang berlaku.
Setiap rangkaian penyelenggaraan praktik kedokteran yang dilakukan, dokter
diwajibkan untuk menuliskannya dalam sebuah rekam medis manual berdasarkan
pola SOAP (subjective, objective, assessment dan plan) melalui tanya jawab
keluhan, pemeriksaan fisik, penetgakan diagnosis dan rencana pengobatan.
Manual rekam medis disusun berdasarkan amanat Undang – Undang Nomor 29
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 48 ayat (1) yang menyatakan
bahwa setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib
membuat rekam medis.
Rekam medis memiliki tujuan untuk menunjang tertib administrasi dalam
rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan. Beberapa manfaat rekam medis
yaitu sebagai alat bukti tertulis atas setiap tindakan yang kita lakukan terhadap
pasien, alat komunikasi dan dasar pengobatan bagi dokter, melindungi
kepentingan hukum bagi pasien, sarana kesehatan dan petugas medis yang
terlibat, sebagai dasar dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan, salah satu
acuan untuk penilaian akreditasi Puskesmas terutama pada era BPJS yang sangat
mementingkan kelengkapan dari isian rekam medis, bahan laporan, sumber
penelitian dan pendidikan
Pelayanan kedokteran di IGD memakai sistem triase. sistem triase gawat
darurat medis digunakan untuk menentukan pasien mana yang harus ditangani
lebih dahulu dibandingkan dengan pasien lainnya. Konsep awal triase gawat
darurat adalah membagi pasien menjadi 3 kategori, yaitu immediate, urgent,
dan non-urgent. Konsep yang pertama kali diciptakan untuk situasi perang ini
masih berlaku untuk digunakan di zaman modern ini, dan digunakan di berbagai
negara seperi Inggris, Belanda, Swedia, India, Australia, dan organisasi militer
NATO.
2
Sistem triase medis memilah-milih pasien berdasarkan kondisi pasien saat
masuk ruang perawatan dan memberikan kode warna untuk pasien, mulai dari
merah, kuning, hijau, putih dan hitam. Warna ini menentukan pasien mana yang
harus ditindak dahulu.
Kebanyakan yang terjadi dilapangan, masyarakat tidak mengetahui sistem
ini dan selalu menganggap yang dating lebih dahulu harus ditindak lebih dahulu,
hal ini sering menimbulkan perdebatan di IGD antara pasien dan tenaga
kesehatan. Hal ini perlu mendapat perhatian lebih agar tidak terjadi salah paham
antara petugas kesehatan dan masyarakat.
Di RSUD arosuka sudah tersedia layanan spesialis anak dan spesialis
kandungan, dimana dengan situasi ini di rumah sakit sudah bisa dilakukan proses
bersalin baik persalinan secara normal ataupun persalinan dengan tindakan
operasi. Setiap dilakukan tindakan persalinan perlu dipersiapkan alat-alat untuk
tindakan resusitasi bayu lahir.
Resusitasi merupakan sebuah upaya menyediakan oksigen ke otak, jantung
dan organ-organ vital lainnya melalui sebuah tindakan yang meliputi pemijatan
jantung dan menjamin ventilasi yang adekuat. Tindakan ini merupakan tindakan
kritis yang dilakukan pada saat terjadi kegawatdaruratan terutama pada sistem
pernafasan dan sistem kardiovaskuler. Kegawatdaruratan pada kedua sistem tubuh
ini dapat menimbulkan kematian dalam waktu yang singkat (sekitar 4-6 menit).
Kira-kira 10% bayi baru lahir memerlukan bantuan untuk memulai
pernafasan saat lahir, Tindakan resusitasi diberikan untuk mencegah kematian
akibat asfiksia. Untuk itu hal ini mendapat perhatian karena diperlukan keahlian
dari petugas kesehatan dalam melakukan tindakan resusitasi ini dan juga
keberhasilan tindakan resusitasi sangat berpengaruh terhadap angka kelangsunga
hidup bayi baru lahir ini kedepannya.
B. Identifikasi Isu
Dari uraian di atas dapat diidentifikasi isunya, Ada 4 isu yang terjadi di
RSUD Arosuka Kabupaten Solok adalah sebagai berikut:
3
1. Tidak lengkapnya pengisian rekam medis oleh tenaga medis di RSUD
Arosuka
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Sistem Triase di RSUD
Arosuka
3. Kurangnya kompetensi Paramedis di ruang rawatan anak dalam tindakan
resusitasi bayi baru lahir
4
BAB II
DESKRIPSI LOKUS
A. Deskripsi Umum
1. Gambaran Umum Instansi
6. Kabupaten : Solok
9. No Telp : 0755-31160
2. Sumber Daya
5
12. Dr. Spesialis Mata 2
13. Dr. Spesialis THT 1
14. Dr. Spesialis Paru 1
15. Dr. Spesialis Neurologi 1
16. Apoteker 6
17. Perawat Ners 24
18. Perawat D-3 72
19. Bidan S-1 8
20. Bidan D-3 26
21. Radiografer 9
22. Analis Laboratorium 14
23. Asisten Apoteker 7
24. Fisioterapis 5
25. Staf Non Tenaga Kesehatan 26
Jumlah 195
6
j. Klinik Bedah Tindakan
k. Klinik Tumbuh Kembang Anak
l. Klinik Jantung
m. Istalasi Gawat Darurat
2. Pelayanan Rawat Inap 24 jam
3. Pelayanan Intensif Care Unit 24 jam
4. Pelayanan Kamar Bedah ( Operasi ) 24 jam
5. Pelayanan Gawat Darurat 24 jam
6. Pelayanan ICU 24 jam
7. Pelayanan Laboratorium 24 jam
8. Laboratorium Patologi Klinik
9. Pelayanan Radiologi 24 jam
10. Pelayanan Farmasi 24 jam
11. Pelayanan Kamar Jenazah (sementara )
12. Pelayanan Gizi
13. Pelayanan Loundry
14. BDRS ( Bank Darah Rumah Sakit )
15. Pengolahan limbah
16.Gudang
7
4.Meningkatkan Peralatan, Sarana dan Prasarana Pelayanan sesuai
Standarisasi Fasilitas Kesehatan Tingkat II,
5.Menciptakan Manajemen yang Sehat dan Harmonis.
8
4. Pelayanan Penunjang klinik
a. Pelayanan bank darah
b. Perawatan intensif untuk semua golongan umur dan jenis penyakit
c. Pelayanan gizi
d. Sterilisasi instrument
e. Pelayanan rekam medic
5. Struktur Organisasi
9
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK
DIREKTUR
dr. Maryeti Marwazi,
MARS
SEKSI PENUNJANG SEKSI PENUNJANG SEKSI LOGISTIK SEKSI PELAYANAN SEKSI PELAYANAN SEKSI PENINGKATAN
MEDIS NON MEDIS RUMAH SAKIT KEPERAWATAN MEDIS MUTU DAN SDM
Wilda Donawita,SKM Rozali, S.Sos Asnetti Marnila, S.Kep dr. Muthia Rustam Ns. Defni
Gumanti,Amd.Kep 19621225 198803 19780601 199703 2 Susriweti,S.Kep
19720814 199203 2 19880810 201503 2
19791229 200901 2 1 005 001 19801229 200501 2
002 003
007 010
10
11
B. Deskripsi Khusus
1. Program dan Kegiatan Saat Ini
Uraian tugas dokter berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.83 tentang Jabatan Fungsional Umum di lingkungan kementrian
kesehatan, yaitu:
a. Melaksanakan pelayanan medis rawat jalan
b. Melaksanakan pelayanan medis rawat inap
c. Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan medis
d. Melaksanakan pelayanan gizi dan KIA
e. Menganalisis data dan hasil pemeriksaan pasien sesuai dengan
f. pedoman kerja untuk menyusun catatan medis pasien
g. Menyusun draft visum et repertum
h. Melaksanakan tugas jaga
i. Menyusun Draft laporan pelaksanaan tugas
j. Menyusun Laporan pelaksanaan tugas
k. Menyusun laporan lain-lain
12
2. Role Model
Keberadaan role model dalam kehidupan kita sangat penting karena dapat
menjadi contoh dalam melakukan pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Role model
yang saya pilih merupakan dokter spesialis anak yang bertugas di RSUD Arosuka
yaitu dr. Dhina Lydia Lestari, Sp.A, M.Biomed dengan jenjang pendidikan terakhir
adalah Pendidikan Dokter Spesialis Anak.
Beliau merupakan seorang pribadi yang bijaksana, tegas dan selalu berusaha
memberikan solusi disetiap kendala yang dihadapi oleh staf. Kredibilitas beliau
sebagai seorang Spesialis anak telah teruji. Beliau juga merupakan sosok yang kreatif
dan inovatif serta mau mendengarkan gagasan – gagasan dari bawahannya. Beliau
mencerminkan sosok yang telah menerapkan nilai ANEKA dalam melaksanakan
pekerjaan.
13
BAB III
REALISASI AKTUALISASI
14
Mata Pelatihan terhadap Visi Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 Melapor tentang Notulen Hasil Kegiatan yang
pelaksanaan Diskusi akan
15
3. Melapor dan 1. Foto Saya berdiskusi dengan
berdiskusi dengan 2. Video menggunakan bahasa
mentor Indonesia yang baik
(Nasionalisme)
16
sesuai dengan Ukuran
yang sesuai dan jumlah
yang dibutuhkan
(Komitmen Mutu)
Melakukan 1. Foto Saya bertanggung jawab
pemasangan pamphlet (Anti Korupsi)
di ruang rawatan anak menempel phamflet di
dan di kamar operasi tempat yang telah
persalinan. disepakati dengan mentor
dan spesialis anak.
3 Melaksanakan Petugas mampu Kegiatan yang
pelatihan resusitasi melakukan dilaksanakan
bayi baru lahir pada resusitasi ini dalam
petugas paramedic neonatus dengan rangka
Ruang rawatan anak benar pencapaian visi
dan
Berdiskusi dengan 1. Foto Saya menghargai melaksanakan
specialist anak dan (Nasionalisme) pendapat Misi 1
sesama dokter umum yang diberikan. Mewujudkan
tentang slide presentasi pelayanan
17
Menyusun slide 1. PPT Saya mengerjakan slide sesuai standar
presentasi yang akan 2. Foto presentasi dengan dan
ditampilkan Sungguh-sungguh berorientasi
(Akuntabilitas) sesuai pada kepuasan
dengan hasil diskusi pelanggan,
Membuat surat 1.Surat undangan Saya berkoordinasi
undangan kepada dengan bagian Pelayanan
paramedis di ruang (Nasionalisme) tentang
rawatan anak pembuatan undangan dan
mengundang Paramedis di
ruang rawatan anak .
Melaksanakan pretest 1. Soal Pretest Saya membuat soal
sebelum presentasi 2. Foto pretest tidak meng copy-
paste (Anti Korupsi) soal
pretest lain
18
Melakukan pelatihan 1. Foto Saya menyampaikan
resusitasi bayi baru 2. Video presentasi dengan bahasa
lahir 3. Absen Indonesia yang baik dan
benar (Nasionalisme)
melakukan post test 1. Foto Saya mengawasi
pada petugas 2. Lembar soal pelaksanaan post test
paramedic di ruang posttest dengan Jujur (Anti
rawatan anak Korupsi)
Melakukan evaluasi 1. Foto Saya meminta jadwal
tindakan resusitasi 2. video pelaksanaan operasi pada
pada petugas dengan bagian kandungan
mengikuti persalinan di sehingga bisa membagi
rumah sakit waktu dengan Efektif
(Komitmen Mutu)
4 Melaporkan hasil Laporan Kegiatan yang
evaluasi dan laporan Kegiatan dilaksanakan
kegiatan ini dalam
Membuat laporan 1. Foto Saya membuat laporan rangka
kegiatan Kegiatan dengan singkat pencapaian visi
19
dan jelas (Komitmen dan
Mutu) melaksanakan
Menemui mentor 1. Foto Saya menemui mentor Misi 1
tepat waktu sesuai janji Mewujudkan
yang ditentukan (Anti pelayanan
Korupsi) sesuai standar
Menyerahkan Laporan 1. Foto Saya Bertanggung jawab dan
Kegiatan dengan laporan yang telah berorientasi
saya buat (Akuntabilitas) pada kepuasan
pelanggan,
20
Adapun realisasi kegiatan yang dilakukan :
Tahapan kegiatan kedua yang saya lakukan yaitu melapor kepada mentor
dengan menepati janji untuk menemui mentor yang disepakati saat jam
istirahat (Anti Korupsi)
21
Gambar 3. Menemui mentor
22
Gambar 5 Foto diskusi dengan spesialis anak
Tahapan kegiatan selanjutnya yang saya lakukan yaitu Saya mencetak Phamflet
sesuai dengan Ukuran yang sesuai dan jumlah yang dibutuhkan (Komitmen
Mutu)
23
Gambar 8 proses mencetak phamflet
24
Kegiatan 5 Membuat surat undangan kepada paramedis di
ruang rawatan anak untuk pelatihan Resusitasi
neonatus
Waktu pelaksanaan 18 -23 Mei 2019
Bukti fisik Foto
Surat Undangan
Penjelasan realisasi tahapan kegiatan
Saya mendiskusikan tentang pelatihan resusitasi neonatus dengan spesialis anak
dan sesama dokter umum. Saya berdiskusi dan Saya menghargai (Nasionalisme)
pendapat yang diberikan.
25
selanjutnya saya Membuat surat undangan kepada paramedis di ruang rawatan
anak. Saya berkoordinasi dengan bagian Pelayanan (Nasionalisme) tentang
pembuatan undangan dan mengundang Paramedis di ruang rawatan anak .
26
Gambar 14 Pelaksanaan Pressentasi Resusitasi Neonatus
27
4. Kegiatan 4 : Melaporkan hasil evaluasi dan laporan kegiatan kepada mentor
28
29
B. Faktor pendukung realisasi aktualisasi
Dalam melaksanakan setiap tahapan kegiatan aktualisasi, terdapat beberapa
hal yang menjadi pendukung terlaksananya aktualisasi ini, pendukung
tersebut antara lain:
1. Mentor
Keberadaan mentor saat pelaksanaan aktualisasi ini sangat membantu
saya menyelesaikan kegiatan aktualisasi. Mentor selalu mendukung
setiap kegiatan dan ide-ide yang saya berikan, memberi masukan-
masukan yang sangat saya butuhkan dalam pelaksanaan aktualisasi, serta
memberi solusi terbaik ketika saya menemukan hambatan atau masalah.
Mentor juga selalu menyemangati agar semua tahapan kegiatan dapat
selesai tepat waktu.
2. Dokter umum dan intership di RSUD Arosuka
Semua dokter yang ada di RSUD Arosuka selalu membantu setiap
kegiatan aktualisasi yang saya lakukan. Mereka selalu meluangkan waktu
ditengah kesibukan menerima pasien di IGD ataupun visite pasien di
ruangan rawatan dalam memberikan ide dan masukan serta membantu
dalam pelaksanaan kegiatan. Selain itu mereka juga membantu sebagai
orang dibalik layar setiap foto dan video output kegiatan yang saya
jalankan.
3. Petugas kesehatan ruang rawatan anak dan kamar operasi
Petugas kesehatan yang terdiri dari perawat dan bidan mau membantu
dengan meluangkan waktunya untuk mengikuti setiap tahapan kegiatan
aktualisasi ini, seperti mendukung dalam memberikan arahan tentang
pemasangan phamflet, ikut dengan antusias dalam pelatihan dan saat uji
coba resusitasi.
4. Pegawai bagian pelayanan
Pegawai di bagian pelayanan sangat membantu dalam koordinasi untuk
pembuatan surat undangan, pencetakan dan penyebarannya.
5. Direktur RSUD Arosuka
Direktur yang memberikan apresiasi dan mendukung pelaksanaan
kegiatan resusitasi neonates ini serta menjadi penyemangat bagi penulis
untuk segera menyelesaikan kegiatan aktualisasi ini agar dapat segera
diaplikasikan di kegiatan sehari.
30
pasien bisa selesai tepat waktu terkadang tidak sehingga susah mencari
waktu luang untuk melaksanakan kegiatan aktualisasi. Waktu Luang
tersebut terkadang sulit didapat karena tanggung jawab kepada pasien
harus didahulukan. Namun dengan masukan dari mentor, penulis berhasil
menyelesaikan kegiatan-kegiatan tersebut.
D. Analisa dampak
31
1. Kegiatan 1 : Melapor tentang pelaksanaan aktualisasi di instansi kepada
mentor
apabila tidak diterapkan nilai ANEKA (Etika public, Nasionalisme,
Akuntabilitas) pada kegiatan ini maka tidak akan terbentuk sebuah koordinasi
dan kerja sama yang baik dengan mentor, hal ini akan mengakibatkan saya
kesulitan untuk nantiknya dalam menyelesaikan kegiatan aktualisasi saya.
2. Kegiatan 2 : Membuat pamphlet yang berkaitan dengan resusitasi bayi baru
lahir.
Dampak yang ditimbulkan jika kegiatan ini tidak memperhatikan nilai
ANEKA (Nasionalisme, Akuntabilitas) adalah saya tidak akan menyelesaikan
phamflet tepat waktu dan juga isi dari phamflet menjadi susah dipahami oleh
petugas yang akan membaca saat tindakan resusitasi jika ada tahapan
resusitasi yang terlupakan.
3. Kegiatan 3 : Melaksanakan pelatihan resusitasi bayi baru lahir pada petugas
paramedic Ruang rawatan anak
Pada kegiatan evaluasi ini dampak yang akan ditimbulkan apabila tidak
diterapan nilai ANEKA (Anti Korupsi, Akuntabilitas, Etika Publik) maka
pada saat pretest dan posttest tentu bisa terjadi banyak kecurangan sehingga
tidak menggambarkan kondisi sesungguhnya dilapangan serta pada saat
presentasi bisa muncul perasaan bosan apabila tidak disampaikan dengan baik
dan menarik.
4. Kegiatan 4 : Melaporkan hasil evaluasi dan laporan kegiatan kepada mentor
Pada kegiatan evaluasi ini dampak yang akan ditimbulkan apabila tidak
diterapan nilai ANEKA (Etika Publik, Anti Korupsi) maka kegiatan ini tidak
akan terlaporkan bagaimana keadaan sebenarnya dilapangan sehingga
nantiknya berpengaruh pada program peningkatan skill pegawai dirumah
sakit yang tentunya akan berpengaruh pada buruknya mutu pelayanan yang
dirasakan pasien dan keluarganya.
32
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Dalam proses aktualisasi nilai-nilai dasar profesi Aparatur Sipil Negara telah
terlaksana 4 kegiatan sesuai dengan rancangan aktualisasi yang dibuat
sebelumnya. Nilai-nilai ANEKA meliputi akuntabilitas, nasionalisme, etika
publik, komitmen mutu dan anti korupsi telah dapat teraktualisasi dengan 4
kegiatan yang dilaksanakan tersebut.
2. Pengaktualisasian nilai-nilai ANEKA mampu memberikan dampak positif
kepada peserta latsar untuk lebih professional dan berdedikasi dalam proses
melaksanakan setiap tugas dan kewajiban sebagai abdi negara di bidang tugas
sebagai Dokter Ahli di RSUD Arosuka .
3. Koordinasi dengan semua profesi sangat penting dalam pelaksanaan
aktualisasi ini.
B. Saran
1. Diharapkan adanya jadwal pelaksanaan pelatihan resusitasi neonatus secara
berkala di ruang rawatan anak.
2. Tersedianya alat peraga untuk pelatihan resusitasi sehingga pelaksanaan
resusitasi terlaksana dengan baik.
3. Diharapkan penerapan nilai-nilai ANEKA bisa selalu diterapkan di instansi-
instansi terutama di RSUD Arosuka.
33