Anda di halaman 1dari 48

KAJIAN LAYANAN UNGGULAN STROKE RSUD PETALA

BUMI
RSUD PETALA BUMI

Kajian RS
menjadi RS Kajian RS tetap
Khusus Stroke menjadi RSU
dengan unggulan
Stroke
Rumah Sakit di Riau
10 Penyakit Terbanyak

Sumber : Profil Kesehatan Riau, 2019


Prevalensi PTM

Sumber : Riskesdas Provinsi


Riau, 2018
Layanan Unggulan RS di Riau
PENDAHULUAN
Stroke menjadi salah satu penyakit yang
berbahaya bagi otak dan mematikan.
Penanganannya harus cepat dan sigap
Hasil paling optimal adalah ketika pasien
mendapatkan pengobatan dalam 60
menit(golden hour).
Indonesia masih membutuhkan 435 RS STROKE
untuk melayani sekitar 269 juta penduduk.
Prov Riau baru memiliki 4 RS swasta yang
memiliki unit stroke, sedangkan RS Pemerintah
belum memiliki layanan khusus stroke.
Di Provinsi Riau pada th 2018, pada
kasus Rawat Jalan STROKE karena Infark
Cerebral sebesar 9.608 orang dengan 31
% kasus baru, dan pada kasus Rawat
Inap sebesar 2.372 orang dengan
kematian sebesar 265 orang (11%) 
sumber SIRS Online, berasal dari 42 RS dari 72 RS, tahun 2018

Angka Prevalensi Stroke di Riau menurut


data Riskesdas Tahun 2018: 8,3 % (N:
17.258)
Faktor predisposisi terjadinya
stroke adalah hipertensi
Penderita hipertensi di Riau yang
tidak berobat secara teratur sebesar
86% (sumber data PIS-PK tahun
2020/Capaian SPM)
Epidemiologi : Gaya hidup
masyarakat Riau yaitu pola makan
yang kurang sehat( tinggi karbohidrat
dan lemak)
PROFIL RUMAH SAKIT
 Nama Rumah Sakit : RSUD Petala Bumi
 Alamat : JL. Dr. Soetomo no 65 Pekanbaru
 Telepon : 0761-23024
 Kelas Rumah Sakit : Kelas C
 SK Penetapan kelas : SK Menteri Kesehatan RI
No.HK.03.05/I/8000/2010
 Ijin Operasional : 04/05.11/bptpm/III/2015
 Kapasitas TT : 72 TT
 Luas : Bangunan 5.435 m2
Tanah 7.750 m2
 Izin IPAL : 660.31/BLH/ILC/IV/2016/02
VISI

VISI PROVINSI RIAU


VISI RSUD PETALA BUMI
Terwujudnya Riau yang
Berdaya Saing, Sejahtera,
Bermartabat dan Unggul di Unggul Dalam Pelayanan
Indonesia (Riau Bersatu)
JENIS PELAYANAN
1. Pelayanan Gawat Darurat
2. Pelayanan Rawat Jalan
1) Klinik Spesialis Anak
2) Klinik Spesialis Obstetri dan Ginekologi
3) Klinik Spesialis Bedah
4) Klinik Spesialis Penyakit Dalam
5) Klinik Spesialis Mata
6) Klinik Spesialis Syaraf
7) Klinik Spesialis THT
8) Klinik Spesialis Kulit & Kelamin
9) Klinik Spesialis Paru
10) Klinik Rehabilitasi Medik
11) Klinik Gigi dan Mulut
12) Klinik Jantung
13) Klinik Terapi Rumatan Metadon
14) Klinik VCT
15) Klinik Geriatri
JENIS PELAYANAN
3. Pelayanan Rawat Inap
4. Pelayanan Intensive (ICU)
5. Pelayanan Perinatologi
6. Pelayanan Bedah Sentral
7. Pelayanan Pemulasaran Jenazah
8. Pelayanan Ambulance
9. Pelayanan Penunjang
a) Pelayanan Radiologi
b) Pelayanan Laboratorium
c) Pelayanan Farmasi
d) Pelayanan Gizi dan Konsultasi Gizi
e) Pelayanan CSSD
f) Pelayanan Laundry
g) Pelayanan Rekam Medis
h) Pelayanan Pengelolaan Air Limbah
i) Pelayanan IP3MRS
j) Pelayanan IPSRS
KAPASITAS TT
72

VIP : 2 KELAS I : 11

KELAS 2 : 15 KELAS 3 : 33

ICU : 3 PERINA : 3

ISOLASI : 5
SUMBER DAYA MANUSIA
NO JENIS SDM JUMLAH
1 DOKTER UMUM 18 orang
2 DOKTER GIGI 8 orang
3 DOKTER SPESIALIS 27 orang
1) Anak 3 orang
2) Penyakit Dalam 1 orang
3) Bedah 3 orang

4) Obstetri Ginekologi 3 orang


5) Anestesi 1 orang
6) Radiologi 1 orang
NO JENIS SDM JUMLAH KETERANGAN
7) Mata 2 orang
8) THT 3 orang
9) Syaraf 2 orang
10) Gigi Ortodonsia 1 orang
11) Paru 2 orang
12) Rehabilitasi Medik 1 orang
13) Kulit & Kelamin 1 orang
4 Keperawatan :
Perawat 103
Bidan orang
49 orang
5 Apoteker 10 Orang
6 Teknis Kefarmasian 17 orang
7 Gizi 8 orang
8 Fisioterapist 3 orang
9 Psikolog 1 orang
NO JENIS SDM JUMLAH KETERANGAN
10 Analis Labor & Bank 15 orang
darah
11 Radiografer 8 orang
12 Perekam Medis 10
orang
13 Elektro Medik 2 orang
14 Sanitasi Lingkungan 3 orang

Total Profesi 303 org


Total Non Profesi 106 org
Manajemen 14 org
Total 423 org
HASIL KUNJUNGAN KE RSSN BUKIT
TINGI
HASIL PERTEMUAN

1. RSSN Bukittinggi adalah Rumah Sakit Khusus (RSK) Kelas


B yang langsung dibawah Kementrian Kesehatan (RS
Vertikal).
2. Sejarah :
• 1982, RSUP Bukittinggi tipe C
• 2002, Pusat Pengembangan Penangulangan Stroke
Nasional (P3SN) Bukittinggi.
• 2005, RS Stroke Nasional Bukittinggi (RSSN Bukittinggi)
• 2010, RS Khusus Kelas B
3. Selain pelayanan kasus penyakit Otak, terutama Stroke,
RSSN Bukittinggi juga melayani pelayanan medik
spesialis dasar dan pelayanan medik spesialis lainnya.
HASIL PERTEMUAN
4. Data kunjungan pasien ke RSSN adalah sebagai berikut :
 70% pasien kasus stroke
 30% pasien kasus lainnya

 Dari 70 kunjungan pasien stroke, 76 % berasal dari


provinsi sumatera barat, 24% pasien berasal dari luar
provinsi Sumatera Barat, dengan rincian sebagai berikut :
 10% berasal dari Riau
 6% berasal dari Jambi
 6% berasal dari Sumatera Utara
 1% berasal dari Jakarta
 1% berasal dari Bengkulu
 Sisanya berasal dari Jawa Barat, Banten, Jawa Timur dan
Sumsel.
Pasien asal Prov. Riau di unit
neurorestorasi
HASIL PERTEMUAN
B. Ketersediaan Sumber Daya Manusia :

Dokter Spesialis Bedah Syaraf 2 (dua) orang


Dokter Spesialis Syaraf 5 ( lima ) orang, terdiri dari 4
(empat) orang fungsional, 1 (satu) orang struktural
merangkap fungsional. Menurut Analisis Beban Kerja
seharusnya 7 (tujuh) orang Spesialis Syaraf Fungsional
Dokter Spesialis Radiologi 1 (satu) orang
Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik 1 (satu) orang
Petugas Rehabilitasi Medik 25 (dua puluh lima) orang,
semuanya telah mengikuti pelatihan rehabilitasi stroke
tingkat advance.
Semua perawat telah mendapatkan sertifikat Basic Neurologi
Life Support (BNLS)
Bersama dokter spesialis syaraf
RSSN Bukittinggi
Bersama dokter sp rehab medik
HASIL PERTEMUAN
C. Ketersediaan Sarana dan Prasarana:

1. Luas Tanah adalah 1,2 Ha


2. Luas bangunan 9,4 M2
3. Ruang Rawat Inap dengan 146 TT, BOR
65%
4. Ruang ICU 8 TT, ICCU 2 TT, HCU 3 TT
5. Ruang Terminal Care 2 TT, untuk pasien
stroke terminal dengan hanya fungsi
vegetative ( agar angka kematian di ICU
tidak tinggi)
HASIL PERTEMUAN
C. Ketersediaan Sarana dan Prasarana:

6. Ruang Rehablitasi Medik yang terdiri dari:


 Ruang Tindakan Fisioterapi
 Ruang Terapi Wicara
 Ruang Terapi Okupasi
 Ruang Ortotik Prostotik

7. Ruang Radiologi dengan alat kesehatan yang terdiri dari :


 CT Scan 16 Slices
 MRI 1,5 Tesla
 TCD
 USG Carotis
 Echocardiografi
 EEG
 EMG
 TMS
 TCD
Ruangan terapi wicara
HASIL PERTEMUAN
C. Ketersediaan Sarana dan Prasarana:

8. Ruang Operasi dan Cathlab bivalen (untuk


neurointervensi dan cardiointervensi), akan
dikembangkan tahun 2020

9. Ruang Neurorerestorasi, terdiri dari 12 kamar,


dengan 1 kamar VIP, pembiayaan mandiri.
Ruangan neurorestorasi
HASIL PERTEMUAN
D. Alur pelayanan, unggulan dan inovasi
yang telah dilaksanakan:

1. Tersedia guideline bahwa dalam waktu 1,5


jam pasien ke IGD dengan stroke akut
sudah di CT Scan, untuk dilakukan tindakan
fibrinolysis. Golden periode diambil adalah
4,5 jam.

2. Tersedia promosi RS ke faskes tingkat


pertama, bahwa pasien dengan gejala2
stroke segera diantar ke RSSN.
HASIL PERTEMUAN
D. Tantangan yang dihadapi:

 
1. Era rujukan berjenjang BPJS, terdapat
penurunan kunjungan pasien.

2. Masih banyak pasien yang datang


melebihi golden periode.
Terima kasih
HASIL KUNJUNGAN
KE RS PON
HASIL PERTEMUAN

• Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. MAHAR


MARDJONO mendukung RSUD Petala Bumi Prov Riau
untuk ahli fungsi menjadi RS Khusus Otak karena hal
ini sesuai dengan program RS PON yang diarahkan
Kemenkes, yaitu adanya RS Khusus Otak di daerah.

• Banyak persyaratan yang harus dilengkapi


seperti SDM, bangunan dan prasarana, alat kesehatan.
 RS PON memiliki 6 layanan unggulan yaitu: Brain Check
Up, Comprehensive stroke care, Neuro critical care, neuro
intervention care, microsurgery, gangguan memori dan
neurobehavior. Semua layanan unggulan tersebut
membutuhkan banyak spesialis dengan kompetensi
tambahan (sub spesialis).

 70% layanan RS PON adalah layanan stroke. Untuk


layanan stroke comprehensive care dibagi menjadi 3
bagian yaitu ruangan fase hiperakut, akut, dan fase
pemulihan dengan 6 tim konsultan : dokter spesialis bedah
saraf, kedokteran fisik dan rehabilitasi, jantung dan
pembuluh darah, paru, penyakit dalam, dan psikolog.
 Layanan inovasi stroke seperti Neurorestorasi/ neuro day
care, Poli eksekutif perlu dikembangkan nantinya untuk
mensubsidi biaya klaim stroke yang tidak semua bisa
tercover oleh BPJS.

 Untuk mewujudkan Rumah Sakit Khusus Otak, perlu


adanya langkah awal yaitu membuat layanan unggulan
stroke terlebih dahulu dengan peralatan minimal yang
harus ada yaitu CT Scan, Monitor, HCU, Penambahan bed
ICU,Ruangan Rehabilitasi Medik. Selain itu, perlu
diadakannya pelatihan untuk SDM yang menunjang
layanan stroke.
TANTANGAN YANG DIHADAPI

 Setelah dilakukannya studi kajian ini, maka perlu adanya


kajian akademis yang mendalam disertai dengan data-
data pendukung seperti 10 penyakit tidak menular
terbanyak di Riau, apakah stroke masuk ke dalam penyakit
prioritas. Jumlah pasien Riau yang berobat keluar daerah
dan luar negeri (Malaysia) juga perlu didata untuk melihat
sejauh mana kebutuhan akan layanan stroke untuk
masyarakat Riau.
ANALISA SWOT
KEKUATAN PELUANG
• SDM dengan kompetensi tambahan • Belum ada RS Pemerintah di Riau
sudah tercukupi di Riau(SpS, SpBS, yang membuka layanan unggulan
SpKFR) stroke
• Dukungan dari Perhimpunan Dokter
Bedah Saraf dan Dokter Saraf • Banyaknya masyarakat Riau yang
• Dukungan dari Komite Medik RSUD berobat keluar daerah bahkan keluar
Petala Bumi negeri.
• Dukungan Pemerintah Provinsi Riau
• Pasien stroke harus segera ditangani • Beban RSUD Arifin Achmad terlalu
( golden period< 3 jam), jika Pasien besar untuk menerima semua
dirujuk keluar provinsi atau keluar rujukan dari kabupaten terutama
negeri,maka angka kecacatan kasus stroke.
semakin meningkat.

KELEMAHAN ANCAMAN
• Keterbatasan lahan • Sudah ada RS Swasta yang memiliki
• Sarana prasarana layanan stroke: RS A Bross, Eka Hospital,
• Alat kesehatan : CT scan RS Santa Maria
• RSSN Bukit Tinggi yang letaknya
berdekatan dengan 3 kabupaten: Kuansing,
Rohil,dan Inhu
Faktor Bobot Rating Skor

Kekuatan
• SDM 2
• Dukungan dari Perhimpunan Dokter Bedah Saraf dan Dokter 1
Saraf
• Dukungan dari Komite Medik 1
• Dukungan Pemprov 3
• Pasien stroke harus segera ditangani (golden period< 3 jam) 3

Kelemahan 5
• Keterbatasan lahan
3
• Sarana prasarana
2
• Alat kesehatan : CT scan

Peluang
• Belum ada RS Pemerintah di Riau yang membuka layanan
5
unggulan stroke

• Banyaknya masyarakat Riau yang berobat keluar daerah bahkan


3
keluar negeri.

• Beban RSUD Arifin Achmad terlalu besar untuk menerima semua


2
rujukan dari kabupaten terutama kasus stroke.

Ancaman
• Sudah ada RS Swasta yang memiliki layanan stroke: RS A Bross,
4
Eka Hospital, RS Santa Maria
• RSSN Bukit Tinggi yang letaknya berdekatan dengan 3 kabupaten:
6
Kuansing, Rohil,dan Inhu
X:Total S- Total W dibagi 2
Y: Total O-Total T dibagi 2
KESIMPULAN
Persetujuan ini bisa dalam bentuk
Peraturan Daerah, Peraturan Gubernur,
Renstra RSUD Petala Bumi.

Anda mungkin juga menyukai