Anda di halaman 1dari 15

PEMASARAN RUMAH SAKIT PEMERINTAH

PROGRAM STUDI S2 MANAJEMEN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................ 1
C. Tujuan........................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Defenisi Pemasaran Rumah Sakit................................................................................ 3


B. Manfaat Pemasaran Rumah Sakit.................................................................................3
C. Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pemasaran Rumah Sakit .................................. 6
D. Jenis-Jenis Orientasi Pemasaran................................................................................... 8
E. Tantanagn Pemasaran Di Rumah Sakit Pemerintah...................................................10
F. Strategi Pemasaran Di Rumah Sakit Pemerintah……………………………………

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................................14
B. Saran...........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah Sakit mengalami persaingan global secara ketat di era perdagangan bebas
yang memungkinkan industri rumah sakit asing berinvestasi di Indonesia( Saragih, 2017 ).
Berdasarkan dari data profil kesehatan di Negara Indonesia di tahun 2014, terdapat
peningkatan jumlah secara signifikan baik pada Rumah Sakit Umum dan Rumah
Sakit Khusus dihitung lima tahun terakhir ini. Jumlah Rumah Sakit pada tahun 2009
sebanyak 1.523 dan pada tahun 2014 mengalami kenaikan dengan jumlah total
2.408 atau setara persentase 58,1%. Seiring dengan perkembangan dan dinamika
regulasi yang tejadi ditingkat global, Rumah Sakit Pemerintah dituntut harus bisa
menyesuaikan diri, minimal berada di posisi bertahan. Di sisi lain, sejak tahun 2014
pemerintah melalui program JKN mewajibkan semua rumah sakit pemerintah dan swasta
untuk memberikan pelayanan pengobatan kepada semua peserta BPJS yang terdaftar dan
aktif di daerah tersebut sehingga tren pasien terbanyak di Rumah Sakit Pemerintah saat ini
adalah pasien BPJS.

Rumah sakit adalah suatu institusi yang memiliki beberapa sifat sangat
dinamis, kompleks, padat karya, kompetitif, padat modal, padat teknologi dan tentunya
padat masalah yang dipengaruhi oleh lingkungan yang senantiasa selalu berubah
(Permana, 2016). Dengan perkembangan rumah sakit yang ada, pemasaran rumah sakit
mejadi semakin kompetitif. Dinamika kompetisi dalam memperebutkan peluang pasar
menjadi ketat dan semakin terasa. Setiap rumah sakit dengan berbagai cara berusaha
menarik pasien. Banyak pilihan pasien dalam memilih pelayanan kesehatan yang bermutu
dan merupakan tantangan bagi manajemen Rumah Sakit Pemerintah untuk terus
mengevaluasi sistem pelayanan.

Perubahan ini mengakibatkan adanya pergeseran bertahap dari penjualan ke


pemasaran, pelayanan yang berientasi pelanggan juga menjadi tuntutan rumah sakit saat
ini. Paradigma baru kearah kosumen, dimana konsumen mengharapkan pelayanan yang
bermutu tinggi dengan harga yang wajar. Dalam keadaan seperti ini, metode kuno
mungkin tidak memberi kita hasil jangka panjang. Penerapan prinsip-prinsip pemasaran
modern akan membuka jalan untuk merasionalisasi dan standarisasi layanan. Dengan

1
demikian pemasaran telah menjadi 'mantra' baru untuk layanan ini penyedia layanan di
rumah sakit.(Sreenivas T, 2013) dan (Nitin, 2013).

Menghadapi berbagai perubahan yang terjadi, rumah sakit pemerintah harus dinamis
dan bisa menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat ditengah berbagai kebijakan yang
ada. Untuk tetap bertahan, rumah sakit harus dikelola secara efektif dan efisienen dengan
tetap menghasilkan layanan yang bermutu.dan mampu memberikan kepuasan penuh
kepada seluruh konsumennya. Untuk menarik minat konsumen, rumah sakit harus
memiliki dan melaksanakan program-program pemasaran yang efektif. Tuntutan publik
adalah pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi yang dapat dilakukan melalui
perbaikan berkelanjutan (Wind & Van Harten, 2017; Larisch, AmerWåhlin, & Hidefjäll,
2016).

Dari studi didapatkan bahwa banyak organisasi rumah sakit menerapkan strategi
pemasaran, dan bahwa rumah sakit yang mengadopsi strategi pemasaran yang efektif
berkinerja lebih baik daripada yang tidak. Beberapa faktor yang menghambat adopsi dan
implementasi strategi pemasaran yang efektif termasuk kurangnya perencanaan,
kurangnya dukungan manajemen puncak, dan tidak digunakannya semua elemen bauran
promosi (Islam, 2018).

Keberlangsungan sebuah rumah sakit untuk tetap bertahan dimasa yang akan datang
bergantung pada kemampuan untuk memberikan respon terhadap kebutuhan dan tuntutan
konsumen dengan menyediakan layanan yang inovatif dan berkualitas. Untuk itu
diperlukan pemahaman dan kerjasama semua elemen rumah sakit termasuk seluruh
karyawan terhadap konsep pemasaran (marketing) yang berorientasi pada pelanggan.
Strategi pemasaran yang tepat dan kebijakan dalam bauran pemasaran akan sangat
menentukan keberhasilan suatu kegiatan pemasaran sehingga rumah sakit pemerintah
tidak hanya mampu bertahan hidup saja, tetapi juga mampu untuk berkembang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja tantangan pemasaran di Rumah Sakit Pemerintah?
2. Bagaimana Strategi pemasaran di Rumah Sakit Pemerintah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tantangan pemasaran di Rumah Sakit Pemerintah
2. Untuk mengetahui strategi pemasaran di Rumah Sakit Pemerintah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tantangan Pemasaran Di Rumah Sakit Pemerintah

Kotler 2014, Marketing is the process by which companies create value for
customers and building strong customer relationships in order to capture value from
customers in return. Artinya, bagi Kotler, marketing adalah sebuah proses dimana sebuah
perusahaan menciptakan nilai untuk konsumen dan membangun hubungan yang kuat
dengan konsumen, dengan tujuan mendapatkan kembali nilai dari konsumen tersebut
(Kotler 2014).

Secara empiris penelitian tentang pelayanan rumah sakit dilakukan oleh


Setianingsih, (2018), temuan penelitian bahwa persepsi terkait pemasaran dan
pelayanan untuk pelanggan pada kesetiaan dari pasien yaitu bergantung dengan kualitas
yang diberikan pada pasien baik produknya maupun pelayanannya, pihak perusahaan
yang kini fokus pada rumah sakit harus mengupayakan peningkatan kualitas
pelayanan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pasien.

Sriwardani (2017),dalam penelitian terdapat temuan yaitu bauran untuk kualitas


pelayanan dan pemasaran jasa dapat mempengaruhi kepuasan pasien baik secara
simultan dan parsial. Artinya adalah bauran pada kualitas pelayanan dan pemasaran
jasa, keduanya memiliki kaitan dalam meningkatkan kepuasan dari para konsumen.
Suryani & Heriyanto (2015)menunjukkan bahwa penerapan strategi pemasaran RSUD
Lancang Kuning Pekanbaru sudah cukup baik, hal ini menunjukkan masih perlu
ditingkatkan dan yang paling penting diperhatikan adalah promosi yang telah
dilakukan oleh pihak RSUD masih dalam kondisi yang baik

B. STRATEGI PEMASARAN di RUMAH SAKIT PEMERINTAH

Menurut Assauri (2015:15), memaparkan strategi pemasaran yaitu suatu


rangkaian tujuan, target, sasaran, kebijakan, peraturan yang dapat memberikan arah

3
pada setiap para usahawan dalam memasarkan perusahaan dari waktu ke waktu
yang berjalan, sesuai dengan acuan dan tingkatan yang paling utama yakni adanya
respon perusahaan untuk berhdapan langsung dengan lingkungan dan keadaan persaingan
yang tidak dinamis dan selalu berubah-ubah.

Strategi pemasaran adalah suatu rencana yang didesain untuk mempengaruhi


pertukaran dalam mencapai tujuan organisasi, biasanya strategi pemasaran diarahkan
untuk meningkatkan kemungkinan atau perilaku konsumen. (Setiadi (2003). Strategi
bauran pemasaran pada dasarnya dapat digunakan untuk meningkatkan kegiatan
promosi/marketing baik internal marketing maupun external marketing, sehingga lebih
terstruktur dan tepat sasaran. Bauran promosi terdiri elemen strategi promosi, yaitu:
Advertising, Promotion, Personal Selling, Public Relations, dan Direct Marketing.
Masing-masing elemen tersebut memiliki kemampuan yang berbeda tergantung pada
pesan apa yang akan disampaikan pada konsumen dan bagaimana konsumen dapat
terpapar dengan pesan tersebut. (Kotler dan Armstrong 2019).

Strategi pemasaran yang digunakan harus meliputi perencanaan, implementasi,


pengendalian serta komunikasi dengan konsumen, untuk itu diperlukan program kerja
yang baik dalam melakukan promosi sesuai dengan etika promosi dan budaya yang telah
diatur. Fungsi promosi adalah menawarkan sesuatu kepada konsumen dengan cara
persuasive untuk segera mengambil keputusan untuk membeli produk layanan yang
disediakan, jadi dengan promosi pada awalnya diharapkan konsumen akan mengenal
produk pelayanan yang tersedia, dan selanjutnya dimotivasi untuk menggunakan dan
membelinya.. Strategi pemasaran ini penting untuk kepuasan pasien mempertimbangkan
pentingnya pengaruh oleh strategi pemasaran pada kepuasan pasien. Perencanaan
pemasaran dalam perawatan kesehatan harus sangat tepat untuk mencapai beberapa tujuan
utama: layanan pelanggan, stabilitas keuangan, keseimbangan antara
pemangkukepentingan dan pemegang saham dan peningkatan komunikasi masa depan
dengan pelanggan (Bebeica, 2013).

Secara empiris penelitian tentang strategi pemasaran rumah sakit era


penyelenggara jaminan sosial dilakukan oleh Solechan (2019), keberadaan badan
penyelenggara jaminan sosial menuntut Rumah Sakit mampu mengembangkan
inovasi baru, memperbaiki dan membenahi secara berkesinambungan. Rumah sakit
yang bekerjasama dengan JKN atau kebijakan pemerintah dan mempertahankan antar

4
kerjasamanya menjadi salah satu tantangan yang tersendiri untuk Rumah Sakit, sehingga
tidak ada lagi kesenjangan antara apa yang ditawarkan rumah sakit dengan apa yang
sesungguhnya dibutuhkan dan diharapkan oleh klien/pasien. Dengan kata lain tidak
terdapat selisih antara penawaran (supply) dengan permintaan (demand).

Wu dan Ni (2019) percaya bahwa perbaikan berkelanjutan dari strategi pemasaran


rumah sakit sangatlah penting untuk persaingan di pasar. Sebelum mengembangkan dan
menerapkan strategi pemasaran, mutu rumah sakit dan layanan medis harus dipastikan,
dan mutunya harus dievaluasi dari sudut pandang konsumen dalam hal pelayanan staf
rumah sakit, lingkungan perawatan, pengobatan,hasil dan aspek lainnya. Zhang (2015)
berpendapat bahwa di antara strategi pemasaran, periklanan, penjualan personal, hubungan
masyarakat dan promosi mulut ke mulut mempunyai dampak terhadap citra rumah sakit,
sedangkan promosi tanpa konten teknis tidak berdampak signifikan terhadap merek.

Wu (2014) menilai bahwa faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi pemasaran


rumah sakit antara lain ukuran rumah sakit, pendapatan dan pengeluaran rumah sakit, dll.
Setiap rumah sakit harus menetapkan tarif yang berbeda-beda dalam tujuan
pengembangan dan memilih strategi pemasaran yang berbeda sesuai dengan
karakteristiknya sendiri. Rumah sakit umum harus mempertimbangkan berbagai aspek
ketika memilih pasar dan mengembangkan strategi pasar yang sesuai dengan tujuan
pengembangan sesuai sumber daya yang tersedia. Pada saat yang sama, strategi pemasaran
yang baik harus didasarkan pada pelayanan rumah sakit yang bermutu agar dapat
menjalankan peranannya dengan sebaik-baiknya. Rumah sakit pemerintah dalam perannya
untuk menjaga kesejahteraan masyarakat maka harus merumuskan rencana pemasaran
yang spesifik, dan melaksanakan penempatan staf yang sesuai sesuai dengan persyaratan
dan rencana untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dari rencana pemasaran,
melakukankegiatan pemasaran untuk membangun merek dan citra. Panduan strategi untuk
penerapan strategi pemasaran antara lain:

(1) Secara aktif menggunakan berbagai sumber daya berharga rumah sakit
(2) Mengiklankan dan mempublikasikan artikel di surat kabar, atau media social untuk
memperluas popularitas rumah sakit.
(3) Secara aktif menyelenggarakan atau berpartisipasi dalam konferensi industri skala
besar nasional dan provinsi,

5
dan bersama-sama menyelenggarakan berbagai bentuk diklat teknis, seminar pengguna,
promosi merek dan lainnya.
Upaya perbaikan dengan merubah atau mengembangkan RS harus dilihat
secara holistik dengan menggunakan disiplin berfikir sistem, dimana kondisi atau
kemampuan RSUD sebagai sebuah organisasi menjadi bahan dasar penting. Oleh sebab
itu, perlu dipahami karakteristik RS sebagai organisasi publik secara rinci. Christensen,
et.al. (2007) menyebutkan salah satu karakteristik organisasi publik adalah do not
operate within a free and competitive market. Sementara Graham Allison dalam
Christensen, et.al. (2007) juga menyebutkan ada 3 (tiga) unsur penting yang
membedakan organisasi publik dan privat, yaitu :
1. Kepentingan (interest) publik dibatasi oleh norma dan nilai dengan lebih banyak
pertimbangan demokratis, nilai konstitusi, dan kesejahteraan publik.
2. Arus amanah kepada rakyat dan pemilihnya.
3. Keterbukaan, transparansi, keadilan, tidak terpisahkan dan bisa diprediksi.

Dalam International Conference on Health Promoting Hospitals in 2001,


World Health Organization, dikembangkan lima standar dalam mengatasi permasalahan
sebagai berikut:
1. Kebijakan manajemen: Organisasi mempunyai kebijakan tertulis untuk promosi
kesehatan pada pasien,kerabat dan staf. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan
indikator kesehatan.
2. Penilaian pasien: Rumah sakit memastikan bahwa ada penilaian kebutuhan yang
tidak sistematis dan menjalin kemitraan dengan pasien.
3. Informasi dan intervensi pasien: organisasi memberikan informasi yang lebih ringkas
tentang faktor dan kondisi yang berkaitan dengan pasien. Intervensi promosi kesehatan
adalah ditetapkan di semua jalur pasien.
4. Mempromosikan tempat kerja yang sehat: manajemen menyediakan lingkungan yang
sehatdengan meningkatkan kondisi di organisasi.
5. Kontinuitas dan kerjasama: Ada kolaborasi interseksional dan intraseksional dengan
tingkat pelayanan kesehatan lain dan lainnya institusi, yang fokus pada empat bidang
promosi kesehatan pasien, kesehatan staf promosi, mengubah organisasi menjadi
tempat promosi kesehatan dan promosi kesehatan masyarakat.
Strategi pemasaran dapat terlaksana apabila tersedianya sarana yang disebut
dengan bauran pemasaran (marketing mix). Marketing mix adalah inti dari strategi
6
pemasaran perusahaan dimana unsur-unsur pemasaran yang saling terkait dibaurkan,
diorganisir, dan digunakan dengan tepat, sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai
secara efektif dalam mewujudkan kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut Kotler,
2019), bahwa bauran pemasaran (marketing mix) adalah salah satau sarana pemasaran
yang dimamfaatkan oleh perusahaan secara simultan untuk mewujudkan tujuan di pasar
sasaran. Strategi marketing mix atau bauran pemasaran, adalah pengabungan dari
beberapa faktor penting yang ada dalam pasar sasaran.
Faktor penting tersebut terdiri atas: product(produk), price (harga), promotion
(promosi), place (tempat), people (orang), process (proses), dan physical
facility(fasislitas fisik).
1. Harga
Harga adalah elemen bauran pemasaran yang dapat menentukan profitabilitas dan
juga sebagai sinyal untuk mengkomunikasikan proporsi nilai suatu produk. Hal yang
diperhatikan dalam penetapan tarif layanan rumah sakit adalah biaya operasional, keuntungan,
saingan dan perubahan keinginan pasar. Irmawati (2015), penentuan tarif dari jasa pelayanan
rumah sakit perlu memperhatikan pangsa pasar sasaran, adanya pesaing, situasi pasar, biay
operasional yang efisien dan efektif agar nilai yang dirasakan dari mamfaat produk jasa
pelayanan seimbang atau memuaskanbagi pasien. Perlu juga diperhatikan tentang daftar harga,
cara pembayaran, sistem dan prosedur pembayaran dan lain sebagainya yang akan memberikan
kemudahan untuk konsumen. Kafa (2013), menyatakan bahwa tarif merupakan biaya yang
dibebankan atas produk atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas mamfaat karena
menggunakan produk. Tarif merupakan informasi yang harus disampaikan, sehingga pasien
dapat membandingkan antara pelayanan dengan besarnya tarif. Tarif jasa pelayanan rumah
sakit sebaiknya tidak melebihi harga pasaran, karena mengakibatkan konsumen enggan
menggunakan produk kita. Tarif yang rendah belum tentu merupakan strategi yang baik, karena
bisa menimbulkan kerugian bagi rumah sakit. Perlu dilakukan pengamatan harga terlebih
dahulu sebelum produk masuk pasar. Semakin murah tarif rumah sakit, maka kecenderungan
pasien untuk memilih rumah sakit tersebut akan semakin meningkat.
2. Promosi
Promosi merupakan kegiatan menyampaikan informasi kepada konsumen tentang produk
jasa pelayanan rumah sakit dan mendorong konsumen untuk menggunkan produk jasa
pelayanan rumah sakit. Promosi adalah unsur penting dalam bauran pemasaran (marketing
mix) karena berpedoman pada proses memberi informasi, membujuk dan mempengaruhi
konsumen untuk membuat pilihan produk yang akan dibeli. Promosi dilakukan untuk
memperkenalkan suatu produk kepada konsumen. Promosi dapat dilakukan dengan bauran
komunikasi atau pesan-pesan yang disampaikan oleh perusahaan kepada konsumen. Proses

7
promosi dapat berupa publikasi atau dapat juga berupa bonus yang diberikan kepada konsumen.
Assauri (2014), promosi merupakan suatu usaha perusahaan untuk mempengaruhi calon
pembeli, melalui pemakaian segala unsur acuan pemasaran. Untuk itu perusahaan harus
memiliki strategi promosi yang tepat untuk dapat bersaing. Dapat disimpulkan bahwa strategi
promosi ialah kegiatan yang direncanakan dengan maksud membujuk, merangsang serta
mengingatkan konsumen tentang produk atau jasa yang dijual agar mau membeli produk
perusahaan sehingga tujuan untuk meningkatkan penjualan diharapkan dapat tercapai. Kegiatan
promosi di rumah sakit merupakan bentuk kegiatan komunikasi pemasaran yang berusaha
untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi, mengingatkan pasar sasaran agar bersedia
menerima, serta membeli produk yang ditawrkan. Semakin banyak promosi tentang fasilitas
rumah sakit, maka masyarakat cenderung memilih rumah sakit tersebut.
3. Lokasi
Lokasi adalah letak rumah sakit dan jarak jangkauan yang harus ditempuh, sehingga
berdampak pada perhitungan waktu tempuh untuk mencapainya. Lokasi lebih menekankan
pada tempat layanan perawatan pasien yang membutuhkan pertolongan dalam rangka
penyembuhan penyakit (Kafa, 2013). Lokasi merupakan posisi tempat penawaran jasa,
sehingga berada pada tempat dan waktu yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Semakin
dekat lokasi suatu rumah sakit, semakin banyak pasien yang datang.
4. Proses
Menurut Putra dan Sulistyawati (2013), bahwa proses melibatkan seluruh kegiatan
yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk jasa pelayanan kesehatan yang terbaik
bagikonsumen. Proses pelayanan yang dipahami oleh pelanggan dan sesuai dengan
yang didinginkan akan menentukan bagaimana kepuasan pelanggannya. Proses
difokuskan pada proses manajemen pelayanan kesehatan. Keputusan yang diambil
dalam proses manajemen akan menentukan keberhasilan marketing. Proses harus
diperhatikan agar tiap-tiap bagian dapat bekerja sesuai dengan SOP. Dengan
meningkatkan pelayanan kesehatan kepada konsumen sesuai dengan SOP akan
mempengaruhi hasil dari pemasaran. Jika SOP yang dilalui oleh konsumen dalam
bertransaksi cukup sederhana dan tidak merugikan, maka konsumen akan merasa puas
serta loyal (Lovelock dan Lauren, 2007). Ala Eddin, et all (2013), strategi proses
pemberian pelayanan medis adalah aktvitas yan gsangat sensitif dan kritis yang
menjadi perhatian utam bagi rumah sakit, seperti ketepatan waktu untuk memberikan
pelayanan. Kepuasan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan atau pasien oleh
rumah sakit adalah merupakan perwujudan dari tanggung jawab sosial dan

8
menyikapai persaingan yang ketat antar rumah sakit dalam memberikan pelayanan
Kesehatan
5. Petugas
Petugas yang memberikan pelayanankesehatan adalah elemen yang sangat
penting dari bauran pemasaran jasa pelayanan kesehatan rumah sakit. Petugas yang
memberikan pelayanan kesehatan adalah petugas yang mempunyai kinerja yang baik,
bermutu, profesional dan mempunyai komitmen yang tinggi. Guna mewujudkan
petugas yang profesional dan bermutu haruslah dimulai dari penerimaan karyawan,
pendidikan dan pelatihan terhadap yang berhubungan langsung dengan konsumen,
budaya perusahaan serta yang berhubungan langsung dengan aktivitas pemasaran
(Irmawati,2015)
6. Produk
Menurut Ulus (2013), menyatakan bahwa produk adalah semua yang
diperkenalkan produsen ke konsumen supaya diperhatikan, dicari, dibeli, digunakan
dan dikonsumsi oleh pasar atau konsumen guna pemenuhan kebutuhan atau keinginan
yang bersangkutan (Ulus, 2013). Kafa (2013), produk adalah segala sesuatu yang
dapat ditawarkan ke pasar pontensialnya untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan.
Bagi rumah sakit merupakan upaya penawaran jasa untuk tercapainya harapan
sembuh bagi pasien yang dirawat di rumah sakit. Menurut Kotler dan Amstrong
(2019), produk adalah semua yang ditawarkan kepasar agar mendapat perhatian untuk
dibeli, digunakan dan memuaskan keinginan konsumen. Bagi rumah sakit adalah
upaya jasa yang ditawarkan untuk mencapai harapan sembuh pada pasien. Rumah
sakit biasanya menawarkan berbagai produk layanan kesehatan kepada sejmlah
pelanggan dan pasien untuk memuaskan berbagai kebutuhan pelanggan dan pasien
(Kotler, 2011). Produk jasa pelayanan kesehatan adalah objek pemasaran di fasilitas
pelayanan kesehatan. Terjualnya jasa pelayanan yang merupakan produk dari fasilitas
pelayanan, akan memberikan suatu penghasilan yang digunakan untuk membiayai
operasional pelayanan rumah sakit. Kualitas produk jasa pelayanan kesehatan dapat
mempengaruhi minat konsumen, sehingga berpengaruh dalam pemasaran. Rumah
sakit yang memiliki produk jasa pelayanan yang lengkap baisanya akan semakin
banyak pasien yang memilih produk layanan kesehatan di ruma hsakit tersebut.
7. Fasilitas fisik
Fasilitas pelayanan untuk konsumen sangat perlu diperhatikan, karena kualitas
pelayanan seringkali dilihat pelanggan pada bukti fisik atau fasilitas pelayanan yang
9
diberikan. Lingkungan fasilitas pelayanan membantu membentuk perasaan pelanggan
dengan petugas pelayanan. Semakin baik fasilitas pelayanan yang disediakan, maka
semakin meningkat pula tingkat kenyamanan yang dirasakan oleh konsumen. Fasilitas
pelayanan memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan dan loayalitas konsumen.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Rumah Sakit Pemerintah dihadapkan pada berbagai tantangan yang unik
dalam upaya memasarkan layanan kesehatannya. Tantangan ini memerlukan strategi
pemasaran yang cermat untuk meningkatkan visibilitas, meningkatkan kepercayaan
masyarakat, dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang terbatas. Tantangan
pemasaran seperti keterbatasan anggaran, birokrasi dan pengambilan keputusan yang
lambat, persaingan dengan rumah sakit swasta, dan ketidakpastian kebijakan kesehatan
dapat mempengaruhi strategi pemasaran. Tantangan ini memerlukan adaptabilitas untuk
tetap relevan dalam lingkungan yang berubah-ubah.
Untuk itu diperlukan strategi pemasaran di rumah sakit pemerintah antara lain fokus
pada keterjangkauan dan aksesibilitas, membangun kemitraan dengan pemerintah daerah,
lembaga kesehatan lainnya,.pemanfaatn media sosial dan teknologi dapat meningkatkan
visibilitas rumah sakit pemerintah, kampanye pemasaran digital dapat digunakan untuk
meningkatkan kesadaran dan memberikan informasi kepada masyarakat, meningkatkan
kualitas pelayanan serta program edukasi kesehatan yang difokuskan untuk membantu
mengatasi persepsi negatif dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang
layanan yang disediakan oleh rumah sakit pemerintah. Melibatkan komunitas dalam
kegiatan pemasaran juga dapat menciptakan ikatan yang kuat antara rumah sakit dan
masyarakat. Ini dapat mencakup penyelenggaraan acara kesehatan, kampanye donor
darah, atau program-program lain yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat.

B. Saran
Dalam mengatasi tantangan pemasaran, penting bagi rumah sakit pemerintah untuk
memiliki visi jangka panjang, fleksibilitas, dan komitmen terhadap pelayanan kesehatan

10
yang bermutu. Dengan merancang strategi pemasaran yang sesuai dengan karakteristik
dan kebutuhan lokal, rumah sakit pemerintah diharapkan dapat membangun image yang
kuat dan memberikan dampak positif pada kesehatan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Saragih, Masri; dkk. 2017. “Faktor-Faktor Bauran Pemasaran Yang Berhubungan Dengan
Kepuasan Pasien Marketing Mix Factors That Related With Patient Satisfaction.” Idea
Nursing Journal
Armstrong, G., Adam, S., Denize, S., & Kotler, P. (2014). Principles of marketing. Pearson Australia.
Nitin R V., Narendranath V, Devakumar G. An Empirical Study On Marketing Mix Strategies On
Healthcare Services In A Tertiary Care Hospital . Vol. 2 | No. 4 | April 2013
www.garph.co.uk IJARMSS | 187
Setiadi, Nugroho J., and MM SE. Perilaku Konsumen: Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan,
dan Keinginan Konsumen Edisi Ketiga. Vol. 3. Prenada Media, 2019.
Rahayu, Desita, et al. "Tantangan Pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah Menjadi Organisasi
Pembelajaran." Mimbar: Jurnal Penelitian Sosial Dan Politik 8.1 (2019): 1-8.
Permana, Agung. 2016. “Pengertian Rumah Sakit.” Repository.Unisba.Ac.Id.
Islam S, (2018) "Understanding health consumer value: service marketing perspective",South Asian
Journal of Business Studies, Vol. 7 Issue: 1, pp.2-21, https://doi.org/10.1108/SAJBS-04-
2017-0051
Solechan, Solechan. 2019. “Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Sebagai
Pelayanan Publik.” Administrative Law and Governance Journal
.

AndersonS, et All. (2018) . "Future thinking: the role of marketing in healthcare", European
Journal of Marketing, https://doi.org/10.1108/EJM-10-2017-0779
KumarRS, DashS, MalhotraNK, (2018) "The impact of marketing activities on service
brand equity: The mediating role of evoked experience", European Journal of
Marketing, Vol. 52 Issue: 3/4, pp.596-618, https://doi.org/10.1108/EJM-05-2016-
0262
TerresMS, BassoK, (2018) "The art of building initial trust in medical services", International
Journal of Pharmaceutical and Healthcare Marketing, Vol. 12 Issue: 2, pp.94-112,
https://doi.org/10.1108/IJPHM-03-2017-0010
Fatima T, Malik SA, Shabbir A, (2018) "Hospital healthcare service quality, patient
satisfaction and loyalty: An investigation in context of private healthcare systems",

11
International Journal of Quality & Reliability Management, Vol. 35 Issue: 6, pp.1195-
1214, https://doi.org/10.1108/IJQRM-02-2017-0031
Sreenivas T, Srinivasarao B, 2013. An Analysis On Marketing Mix In Hospitals. International
Journal of Advanced Research in Management and Social Sciences Vol. 2 | No. 4 pp 187 -201
AlonAT, BrunelFT, (2018) "Peer-to-peer word-of-mouth: word-of-mouth extended to
group online exchange", Online Information Review, Vol. 42 Issue: 2, pp.176-190,
https:
//doi.org/10.1108/OIR-09-2016-0290

Aditama, T.Y. 2010. Manajemen Administrasi Rumah Sakit.


Jakarta : Universitas Indonesia Press
Foster, 2010. Pengaruh Kinerja Bauran Pemasaran Jasa Terhadap
Loyalitas Penabung, Survei di Bank Central Asia Cabang
Soekarno Hatta Bandung. E-Journal, 2010. Vol. 18 (1).
Irmawati, L.I. 2015. Manajemen Pemasaran di Rumah Sakit, Buku
Ajar : Pedoman Praktis SI. Jakarta : Institut Ilmu Kesehatan
– university Press.
Kafa, R. 2013. Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap
Keputusan Pasien Dalam Memilih Jasa Rumah Sakit. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Islam. Vol.8 (1).
Kotler, P., & Armstrong, G. (2011). Principles of Marketing.
Pearson.
Kotler, P. 2007. Manajemen Pemasaran . Edisi ke-12. Jakrta : PT.
Indeks
Syachroni, A. 2012. Pengaruh Biaya Bauran Promosi Terhadap
Volume Penjualan Rumah Metland Tambun Pada PT.
Metropolitan Land Terbuka. Universitas Gunadarma,
Jakarta.
Ulus, AA. 2013. Bauran Pemasaran Pengaruhnya Terhadap
Keputusan Pembelian Mobil Daihatsu Pada PT. Astra
Internasional Manado. Jurnal MBA. Vol. 1 No. 4.
Assauri, Sofjan. 2014. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep, dan

12
Strategi. Cetakan Ketiga Belas. PT RajaGravindo Persada.
Jakarta.
Lovelock, Chistopher & Lauren, 2007. Manajemen Pemasaran.
Edisi Ke-12. Jakarta, PT. Indeks.
(Putra dan Sulistyawati, 2013. Pengaruh Bauran Pemasaran
Terhadap Kepuasan Konsumen Dengan Perilaku Konsumen
Sebagai variabel Intervening. Jurnal Akuntansi Manajemen
Bisnis dan Sektor Publik. Vol. 3.
Ala'Eddin, et all. 2013. The Impact of Marketing Mix Strategy on
Hospitals Performance Measured by Patient Satisfaction:
An Empirical Investigation on Jeddah Private Sector
Hospital Senior Managers Perspective. International
Journal of Marketing Studies; Vol. 5, No. 6; 2013.
Published by Canadian Center of Science and Education
Palmer, A. (2001). Principles of Services Marketing (3rd ed.). UK:
McGraw-Hill Publishing Company.
Eavani, F et al (2012), Marketing mix: a critical review of the
concept. Elixir International Journal, vol. 49, Iran

13

Anda mungkin juga menyukai