Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN PEMASARAN DAN KEWIRAUSAHAAN

STRATEGI BAURAN PEMASARAN ( MARKETING MIX )


ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
DI RS X

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1 / KELAS 32 A

ANITA ISABELLA GINTING 206080098


ADITYA WICAKSONO 206080061
ADRIAN TUAHTA GINTING 206080099
DEBBIE LARATSEMI 206080052
DIAN LESTARI 206080006
DIEN RAHMAWATI 206080030

MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
2021

1|Page
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan YME, atas tersusunnya makalah penulisan ini.
Makalah dengan judul “Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Era Jaminan Kesehatan
Nasional di RS X” , merupakan hasil pembahasan terhadap beberapa teori dan studi kasus
terkait Bauran Pemasaran (Marketing Mix) di RS X, terutama pada pelayanan pasien Jaminan
Kesehatan Nasional.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut serta membantu
dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi bahan acuan atau dapat
menambah pengetahuan bagi para pembacanya. Kami mohon maaf jika terdapat kekurangan
dalam penulisan ini.

Tim Penyusun

2|Page
DAFTAR ISI

1. JUDUL ……………………………………………………………………………… 1
2. KATA PENGANTAR………………………………………………………………. 2
3. DAFTAR ISI………………………………………………………………………… 3
4. PENDAHULUAN…………………………………………………………………... 4
5. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………………….. 6
6. GAMBARAN PEMASARAN ……………………………………………………… 9
7. PEMBAHASAN …………………………………………………………………….11
8. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………………..13
9. KEPUSTAKAAN …………………………………………………………………...15

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN

BPJS Ketenagakerjaan merupakan perusahaan penyelenggara program jaminan sosial


adalah salah satu lembaga yang melakukan kegiatan kampanye yang bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai fungsi dan tujuan berdirinya berdasarkan funded social
security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta BPJS Ketenagakerjaan yaitu
masyarakat pekerja di sektor formal dan informal yang semula adalah PT.Jamsostek namun
seiring berjalannya waktu mengalami perubahan atau transformasi menjadi BPJS
Ketenagakerjaan, dengan bertransformasinya PT. Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan
tentu berubah baik landasan hukum, bentuk perlindungan dan juga cara penyelenggaraannya.
BPJS Ketenagakerjaan sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang pelayanan memerlukan
strategi agar perubahan atau transformasi yang semula PT Jamsostek menjadi BPJS
Ketenagakerjaan dikenal masyarakat luas. Kebijakan yang dikembangkan oleh pemerintah
dalam bentuk program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang pendanaannya dikelola oleh
BPJS, harus didukung oleh semua fasilitas pelayanan kesehatan baik milik pemerintah
maupun swasta. Fasilitas Kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan ditujukan
untuk melayani peserta BPJS di bidang pelayanan Kesehatan, dan ini dimulai sejak tahun
2014.
Dalam perjalanannya terjadi peningkatan jumlah kunjungan pasien peserta BPJS yang
dirujuk dan berobat ke rumah sakit. Peningkatan kunjungan pasien ini disatu sisi
mengembirakan bagi pihak rumah sakit dan dilain pihak menimbulkan kekhawatiran
tersendiri bagi rumah sakit. Kekhawatiran ini muncul sejak terjadinya defisit anggaran yang
dikelola oleh BPJS, sehingga terjadi keterlambatan pencairan klaim pelayanan pasien peserta
BPJS dan hal ini berimbas kepada operasional rumah sakit dalam memberi dan menjaga mutu
pelayanan kesehatan. Untuk menjamin terlaksananya operasional pelayanan kesehatan di
rumah sakit, manajemen harus mempunyai strategi pemasaran di era BPJS agar rumah sakit
tetap dapat memberi pelayanan dan tidak menimbulkan komplain dari pelanggan atau pasien.
Hasil yang diperoleh dengan strategi bauran pemasaran (marketing mix), adalah
bahwa rumah sakit masih dapat memberikan pelayanan yang bermutu kepada pasien dengan
kondisi era BPJS yang mengalami defisit anggaran., sehingga rumah sakit sebagai Fasilitas
pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjut yang bekerjasama dengan BPJS haruslah siap dan
berbenah dalam menghadapi peningkatan rujukan dan kunjungan pasien peserta BPJS di era
JKN ini. Fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS adalah fasilitas kesehatan yang

4|Page
memberikan pelayanan bagi peserta BPJS mulai dari Puskesmas, dokter praktek, klinik,
rumah sakit, apotek, dan optic.
Harapan pemerintah dan para peserta BPJS adalah fasilitas kesehatan bisa melayani
dengan baik dan tentunya memiliki kinerja keuangan yang juga harus baik, sehingga tidak
mengganggu operasional fasilitas kesehatan. Apalagi beberapa tahun sebelumnya sejak tahun
2016, BPJS sudah mulai mengalami deficit anggaran dalam pembiayaan untuk pembayaran
klaim ke rumah sakit. Salah satu alternatif strategi yang diterapkan oleh rumah sakit adalah
strategi bauran pemasaran (marketing mix) yang meliputi 7P, yaitu : product, price,
promotion, place, people, process, dan physical facility.
Penulisan ini mencoba mendeskripsikan strategi pemasaran dengan pola bauran
pemasaran (marketing mix) yang meliputi 7P (product,price, promotion, place, people,
process, dan physical facility). Tujuan penulisan ini adalah untuk melihat gambaran atas
penerapan strategi bauran pemasaran (marketing mix) terhadap pelayanan rumah sakit di era
JKN.

5|Page
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Strategi pemasaran adalah alat fundamental yang terencana untuk mewujudkan tujuan
industri dengan mengembangkan keunggulan dalam persaingan yang berkelanjutan melalui
pasar sasarannya dan program pemasaran yang dilaksanakan untuk melayani pasar sasaran.
Syachroni (2012), menyatakan bahwa tujuan dari strategi pemasaran adalah mengembangkan
dan menciptakan peluang pada masa yang akan datang dan mengeksploitasinya. Strategi
pemasaran dapat terlaksana apabila tersedianya sarana yang disebut dengan bauran
pemasaran (marketing mix). Marketing mix adalah inti dari strategi pemasaran perusahaan
dimana unsur-unsur pemasaran yang saling terkait dibaurkan, diorganisir, dan digunakan
dengan tepat, sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai secara efektif dalam mewujudkan
kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut Kotler (2002), bahwa bauran pemasaran
(marketing mix) adalah salah satau sarana pemasaran yang dimanfaatkan oleh perusahaan
secara simultan untuk mewujudkan tujuan di pasar sasaran.
Faktor penting tersebut terdiri atas:
1) Product ( Produk ),
2) Price ( Harga/Tarif ),
3) Promotion ( Promosi ),
4) Place ( Tempat/Lokasi ),
5) People ( Orang ),
6) Process ( Proses ), dan
7) Physical facility ( Fasilitas Fisik ).

1) Product ( Produk )
Ulus (2013), mengatakan bahwa produk adalah semua yang diperkenalkan produsen
ke konsumen supaya diperhatikan, dicari, dibeli, digunakan dan dikonsumsi oleh pasar atau
konsumen guna pemenuhan kebutuhan atau keinginan yang bersangkutan. Sedangkan Kafa
(2013), mengatakan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar
pontensialnya untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan. Bagi rumah sakit, produk
merupakan upaya penawaran jasa untuk tercapainya harapan sembuh bagi pasien yang
dirawat di rumah sakit. Produk jasa pelayanan kesehatan adalah objek pemasaran di fasilitas
pelayanan kesehatan. Terjualnya jasa pelayanan yang merupakan produk dari fasilitas
pelayanan, akan memberikan suatu penghasilan yang digunakan untuk membiayai

6|Page
operasional pelayanan rumah sakit. Kualitas produk jasa pelayanan Kesehatan dapat
mempengaruhi minat konsumen, sehingga berpengaruh dalam pemasaran. Rumah sakit yang
memiliki produk jasa pelayanan yang lengkap biasanya akan semakin banyak pasien yang
memilih produk layanan kesehatan di rumah sakit tersebut.

2) Price ( Harga / Tarif )


Menurut Palmer (2001), strategi harga harus terintegrasi dan konsisten dengan strategi
bauran pemasaran rumah sakit untuk mencapai tujuannya. Kotler dan Keller (2009) dalam
Syachroni (2012), menyatakan bahwa harga adalah elemen bauran pemasaran yang dapat
menentukan profitabilitas dan juga sebagai sinyal untuk mengkomunikasikan proporsi nilai
suatu produk. Hal yang diperhatikan dalam penetapan tarif layanan rumah sakit adalah biaya
operasional, keuntungan,saingan dan perubahan keinginan pasar.

3) Promotion ( Promosi )
Promosi merupakan kegiatan menyampaikan informasi kepada konsumen tentang produk
jasa pelayanan rumah sakit dan mendorong konsumen untuk menggunakan produk jasa
pelayanan rumah sakit. Eavani, F (2012), promosi adalah unsur penting dalam bauran
pemasaran (marketing mix) karena berpedoman pada proses memberi informasi, membujuk
dan mempengaruhi konsumen untuk membuat pilihan produk yang akan dibeli.

4) Place ( Tempat/Lokasi )
Lokasi adalah letak rumah sakit dan jarak jangkauan yang harus ditempuh, sehingga
berdampak pada perhitungan waktu tempuh untuk mencapainya. Lokasi lebih menekankan
pada tempat layanan perawatan pasien yang membutuhkan pertolongan dalam rangka
penyembuhan penyakit (Kafa, 2013). Lokasi merupakan posisi tempat penawaran jasa,
sehingga berada pada tempat dan waktu yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Semakin
dekat lokasi suatu rumah sakit, semakin banyak pasien yang datang.

5) People ( Petugas/SDM )
Petugas yang memberikan pelayanan kesehatan adalah elemen yang sangat penting dari
bauran pemasaran jasa pelayanan kesehatan rumah sakit. Petugas yang memberikan
pelayanan kesehatan adalah petugas yang mempunyai kinerja yang baik, bermutu,
professional dan mempunyai komitmen yang tinggi. Guna mewujudkan petugas yang
profesional dan bermutu haruslah dimulai dari penerimaan karyawan, pendidikan dan

7|Page
pelatihan terhadap yang berhubungan langsung dengan konsumen, budaya perusahaan serta
yang berhubungan langsung dengan aktivitas pemasaran (Irmawati,2015).

6) Process ( Proses )
Menurut Putra dan Sulistyawati (2013), bahwa proses melibatkan seluruh kegiatan yang
dibutuhkan untuk menghasilkan produk jasa pelayanan Kesehatan yang terbaik bagi
konsumen. Proses pelayanan yang dipahami oleh pelanggan dan sesuai dengan yang
didinginkan akan menentukan bagaimana kepuasan pelanggannya. Proses difokuskan pada
proses manajemen pelayanan kesehatan. Keputusan yang diambil dalam proses manajemen
akan menentukan keberhasilan marketing. Proses harus diperhatikan agar tiap-tiap bagian
dapat bekerja sesuai dengan SOP. Dengan meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
konsumen sesuai dengan SOP akan mempengaruhi hasil dari pemasaran. Jika SOP yang
dilalui oleh konsumen dalam bertransaksi cukup sederhana dan tidak merugikan, maka
konsumen akan merasa puas serta loyal (Lovelock dan Lauren, 2007).

7) Physical Facility ( Fasilitas Fisik )


Fasilitas pelayanan untuk konsumen sangat perlu diperhatikan, karena kualitas pelayanan
seringkali dilihat pelanggan pada bukti fisik atau fasilitas pelayanan yang diberikan.
Lingkungan fasilitas pelayanan membantu membentuk perasaan pelanggan dengan petugas
pelayanan. Semakin baik fasilitas pelayanan yang disediakan, maka semakin meningkat pula
tingkat kenyamanan yang dirasakan oleh konsumen. Fasilitas pelayanan memiliki pengaruh
positif terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen (Foster, 2010).

8|Page
BAB III
GAMBARAN PEMASARAN DI RS X

Rumah Sakit X merupakan rumah sakit swasta tipe C yang termasuk salah satu
Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
dalam memberikan pelayanan kepada pasien-pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Jaminan kesehatan nasional berlaku di RS X sejak tahun 2014, melalui kerjasama dengan
BPJS Kesehatan sebagai badan penyelenggara kesehatan nasional. Data yang diambil dari
Bagian Rekam Medis RS X menunjukkan bahwa rata-rata kunjungan pasien yang
menggunakan jaminan kesehatan nasional mengalami peningkatan di setiap tahunnya.
Terutama sejak ditetapkannya kepesertaan BPJS oleh pemerintah sebagai suatu keharusan,
sehingga masyarakat saat ini justru mencari fasilitas Kesehatan yang bekerjasama dengan
BPJS. Saat ini pun kunjungan pasien-pasien JKN sudah mencapai 90% dari total kunjungan,
artinya masyarakat secara otomatis akan menggunakan fasilitas Kesehatan yang menunjang
kebutuhannya sebagai peserta BPJS.
Namun demikian, seiring dengan volume pasien JKN yang terus meningkat, BPJS
dalam hal pencairan dana klaim juga mengalami hambatan, sering terjadi keterlambatan
pembayaran. Hal ini sangat mengganggu operasional rumah sakit. Manajemen rumah sakit
harus dapat memikirkan upaya-upaya yang dapat mengimbangi kebutuhan operasional rumah
sakit. Berbagai perencanaan dan strategi perlu ditata ulang untuk dapat tetap memberikan
pelayanan yang maksimal dan bermutu.
Berbagai kebijakan dan regulasi yang terus dikeluarkan oleh pihak BPJS, membuat
rumah sakit juga harus berpikir keras untuk mengatasi persoalan terkait efisiensi dan
pengelolaan anggaran. Salah satunya dengan kebijakan BPJS yang dituangkan dalam
perjanjian Kerjasama, mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan Kesehatan kepada
peserta BPJS tanpa iur biaya, yang artinya pasien tidak boleh dikenakan biaya apapun dalam
proses pelayanan Kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit. Hal ini membuat manajemen
rumah sakit harus dapat mengatur dan menyusun unit cost seefisien mungkin agar rumah
sakit tidak mengalami deficit.
Kondisi keuangan yang tidak mendukung dalam hal cashflow, akibat pembayaran
klaim yang sering terhambat, akan mengganggu operasional rumah sakit, yang dapat
berpengaruh pada kualitas dan mutu layanan rumah sakit. Di satu sisi, tuntutan peningkatan
mutu layanan rumah sakit saat ini menjadi hal yang utama. Bahkan masyarakat pun sudah
banyak yang paham dan mengerti bagaimana rumah sakit yang sesuai standar dan berkualitas

9|Page
dalam memberikan pelayanannya, sehingga rumah sakit perlu untuk mempertahankan dan
meningkatan mutu layanan rumah sakit agar tidak ditinggalkan oleh masyarakat.
Situasi ini menjadi masalah yang tidak dapat diabaikan oleh pihak rumah sakit,
terutama bagian yang menangani pemasaran rumah sakit. Selain itu, di era jaminan kesehatan
nasional yang dimulai pada tahun 2014, kunjungan pasien menjadi penting bagi rumah sakit.
Jika rumah sakit tidak dapat mempertahankan kualitas dan mutu layanannya, maka rumah
sakit akan ditinggalkan. Oleh karena itu rumah sakit perlu menyusun strategi pemasaran yang
baik agar tetap dapat menjadi pilihan masyarakat yang membutuhkan pelayanan jaminan
Kesehatan nasional.
Berdasarkan konsep bauran pemasaran yang meliputi 7P (Product, Price,
Promotion, Place, People, Process, Physical Facility), manajemen RS X menerapkan strategi
bauran pemasaran sebagai berikut :
1. Product
 Menyediakan layanan klinik spesialis yang dibutuhkan masyarakat sekitar,
selain pelayanan 4 dasar (Penyakit Dalam, Bedah, Anak, Obstetri dan
Ginekologi) , yaitu Urologi, THT, Orthopedi, Saraf, Rehabilitasi Medik.
 Menyediakan fasilitas CT Scan, selain fasilitas penunjang medis dasar lainnya.
 Mengupayakan kelengkapan jenis obat sesuai kebutuhan pasien dan mengatur
ketersediaan stok obat.
2. Price
 Menetapkan unit cost dan tarif yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan
pasien JKN.
3. Promotion
 Meningkatkan promosi produk layanan Kesehatan rumah sakit ke semua
lapisan masyarakat dengan memanfaatkan forum yang dimiliki stakeholder,
misalnya dengan memberi cendera mata kepada setiap pasien yang sudah
dibolehkan pulang.
 Melakukan kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) dengan
pemberian edukasi kesehatan kepada masyarakat sekaligus memperkenalkan
produk layanan rumah sakit.
 Menjalin hubungan baik dengan tokoh masyarakat dan Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (klinik / Puskesmas) di sekitar agar terbentuk system jejaring
rujukan.

10 | P a g e
4. Place
 RS X memiliki lokasi yang cukup strategis di pinggir jalan besar, dimana
banyak pemukiman di sekitarnya.
 Menyediakan fasilitas menjemput pasien-pasien emergency yang kesulitan
transportasi.
5. People
 Mengatur jumlah ketenagaan sesuai dengan kebutuhan pelayanan agar tercipta
pelayanan yang efektif, efisien dan bermutu.
 Melakukan pelatihan secara berkala, baik internal maupun eksternal bagi
seluruh tenaga Kesehatan dan non Kesehatan.
 Melakukan evaluasi dan monitoring kinerja, agar tercipta SDM yang
berkualitas.
6. Process
 Menetapkan SPO yang sesuai dengan perkembangan regulasi BPJS.
 Mengimplementasikan semua SPO dengan benar di semua bagian, sehingga
menambah kepercayaan dan keyakinan pasien dan masyarakat untuk berobat
ke rumah sakit.
 Mempermudah proses pendaftaran dan pelayanan pasien BPJS dengan system
antrian online melalui aplikasi Mobile JKN, sehingga pasien yang lokasi
rumah cukup jauh dari rumah sakit dapat mengatur waktunya lebih efisien.
7. Physical Facility :
 RS X memiliki ruang tunggu Poliklinik yang cukup luas dan ber-AC agar
memberikan kenyamanan bagi pengunjung.
 Melakukan pemeliharaan sarana prasarana secara berkala, termasuk alat-alat
kedokteran (kalibrasi), agar semakin memberikan keyakinan dan kepercayaan
pasien untuk berobat ke rumah sakit.

11 | P a g e
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan gambaran pemasaran di RS X, strategi pemasaran sudah cukup baik dan


sesuai dengan konsep bauran pemasaran dengan 7P, terbukti juga dengan jumlah kunjungan
pasien BPJS yang meningkat setiap tahunnya. Namun berkaitan dengan permasalahan
anggaran operasional yang terganggu, RS X perlu mengembangkan dan melakukan inovasi-
inovasi yang lebih baik dalam mengatur strategi bauran pemasaran (marketing mix)
pelayanan kesehatan agar dapat bertahan dalam operasionalnya.

Strategi Product (Produk)


Menjaga mutu jenis pelayanan yang sudah ada dan menambah produk layanan yang
baru sesuai kebutuhan masyarakat akan menjadi daya tarik konsumen. Dengan fasilitas
penunjang pelayanan yang ada, akan memudahkan pelayanan pasien-pasien JKN dan
efisiensi dapat tercapai.
Dengan system pembayaran BPJS, menuntut rumah sakit untuk dapat melakukan
efisiensi dalam memberikan pelayanan, namun tanpa mengabaikan aspek mutu layanan.
Strategi RS X dengan menyediakan fasilitas penunjang medis dasar termasuk CT Scan, akan
sangat memudahkan pelayanan , dibandingkan harus merujuk ke fasilitas lain, dan pastinya
akan menambah cost/biaya ekstra yang tidak sebanding dengan pembayaran BPJS.

Strategi Price (Tarif/Harga)


Melakukan revisi terhadap tarif pelayanan sesuai dengan unit cost dan kondisi harga
barang saat ini, sehingga tidak ada lagi subsidi kebutuhan pelayanan pasien umum dari
pendapatan klaim pelayanan pasien BPJS. Dengan penetapan unit cost dan tarif yang sesuai,
dapat mengurangi subsidi.

Strategi Promotion (Promosi)


Meningkatkan promosi produk layanan Kesehatan rumah sakit oleh manajemen ke
semua lapisan masyarakat dengan memanfaatkan forum yang dimiliki stakeholder dapat
membawa banyak keuntungan, karena produk layanan rumah sakit akan semakin dikenal oleh
masyarakat luas.

12 | P a g e
Menjalin hubungan baik dengan tokoh masyarakat dan FKTP sekitar , tujuannya agar
mau merujuk ke RS X dan merekomendasikan RS X sebagai FKRTL pilihan, sehingga
meningkatkan rujukan pasien BPJS ke RS X.

Strategi Place (Lokasi)


Mengenai posisi dan lokasi RS X yang cukup menguntungkan, karena tidak jauh dari
lokasi pemukiman warga, memudahkan konsumen/pasien dalam menjangkau akses
pelayanan di RS X.
Di era JKN ini, rumah sakit juga dituntut untuk mengembangkan layanan yang
berbasis digitalisasi, dengan tujuan agar akses pelayanan rumah sakit semakin mudah
dijangkau oleh masyarakat luas.
RS X yang menyediakan fasilitas jemput pasien emergency yang memiliki hambatan
transportasi, juga membuat daya tarik tersendiri. Image bahwa RS X peduli terhadap
Kesehatan dan keselamatan pasien menjadi hal penting, sehingga menambah keyakinan
pasien dalam memilih rumah sakit.

Strategi People (SDM)


SDM yang ada harus dikelola dengan baik agar dapat mendukung terciptanya mutu
pelayanan yang baik. Hal tersebut harus dilakukan dengan berkala setiap tahunnya dengan
diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan, workshop, seminar dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan dan mengikuti perkembangan teknologi sehingga bisa
diterapkan dan diaplikasi di rumah sakit. Pemahaman terhadap regulasi BPJS juga perlu
diterapkan kepada seluruh petugas terkait, agar pelayanan yang diberikan dapat efektif.
Jumlah ketenagaannya pun harus diatur agar efisiensi pelayanan dapat tercapai.
Artinya bahwa jumlah tenaga yang berlebih dan tidak sebanding dengan jumlah layanan,
akan mengakibatkan beban operasional yang tinggi. Hal ini tidak akan sebanding dengan
pendapatan klaim BPJS, dimana harus dapat melakukan efisiensi unit cost termasuk SDM.

Strategi Process (Proses)


Dengan penerapan system antrian online melalui aplikasi Mobile JKN, pasien akan
dimudahkan dalam memilih dokter dan melakukan pendaftaran. Tidak perlu terlalu lama
antri, karena sudah terjadwal dengan nomor antrian. Pasien juga dapat mengatur waktu
kedatangan, sehingga pasien dengan lokasi yang cukup jauh dari rumah sakit dapat mengatur
waktunya dengan lebih efisien.

13 | P a g e
RS X juga perlu melakukan evaluasi terhadap SPO yang berlaku di semua bagian
pelayanan agar sesuai dengan arah perkembangan teknologi dan perkembangan regulasi
BPJS. Dengan mengimplementasikan semua SPO dengan benar oleh SDM di semua bagian,
akan menambah kepercayaan dan keyakinan pasien dan masyarakat untuk berobat ke RS X.

Strategi Physical Facility (Fasilitas Fisik)


Untuk memberi rasa nyaman bagi para pasien dan keluarga pasien, RS X
menyediakan ruang tunggu poliklinik yang cukup memadai, sehingga pengunjung tidak akan
“kapok” untuk datang berobat lagi.
Manajemen rumah sakit secara berkesinambungan juga perlu melakukan perbaikan
terhadap fasilitas pelayanan yang ada sehingga bisa memberi rasa nyaman bagi pasien
melalui pembangunan fasilitas dan peralatan pelayanan yang kondusif dan sesuai dengan
kemajuan teknologi alat-alat kedokteran, sehingga pasien tidak perlu lagi berobat ke rumah
sakit lainnya.

14 | P a g e
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Penerapan Strategi pemasaran dimaksudkan sebagai proses untuk mengembangkan,


dan memelihara kesesuaian strategis antara tujuan dan kemampuan perusahaan, serta
perubahan peluang pemasaran. Strategi pemasaran meliputi aktivitas untuk mengembangkan
misi yang jelas, mendukung tujuan dan sasaran perusahaan, strategi yang logis, serta
pelaksanaan yang tepat. Konsep inti marketing (pemasaran) pada dasarnya menekankan pada
“kepuasan konsumen”. Tujuan marketing untuk memuaskan selera dan memenuhi “needs and
wants” dari konsumen. Needs diartikan kebutuhan yang didefinisikan sebagai “rasa
kekurangan pada diri seseorang yang harus dipenuhi” sedangkan wants adalah keinginan
yang didefinisikan sebagai suatu kebutuhan yang sudah dipengaruhi oleh berbagai faktor,
seperti daya beli, pendidikan, agama, keyakinan, keluarga dan sebagainya. Agar tujuan utama
dalam proses marketing tersebut dapat tercapai, maka diperlukan strategi marketing yang
baik, agar harapan dan keinginan konsumen dapat terpenuhi sesuai dengan pelayanan yang
didapatkan. Hal ini menunjukkan bahwa peran strategi marketing sangat penting dalam
mewujudkan kepuasan konsumen, sebagai salah satu indikator utama dalam konsep
pemasaran.
Dalam hal Jaminan Kesehatan Nasional, kapasitas sumber daya negara yang juga
mempunyai keterbatasan menuntut Pemerintah untuk secara lebih efisien dan efektif dalam
pengalokasian anggaran. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para provider (dalam hal
ini fasilitas kesehatan) yang bekerjasama dengan BPJS, untuk dapat mengembangkan ide dan
inovasi yang relevan dalam mengatur strategi pemasarannya secara efektif dan efisien dengan
tetap mengutamakan aspek mutu layanan. Kemudian, pada intinya beberapa strategi
pemasaran yang sering dilakukan rumah sakit dengan memperhatikan bauran pemasaran
(marketing mix) adalah:
1) Memperhatikan produk dengan mengembangkan produk layanan yang dibutuhkan oleh
masyarakat dan melakukan peningkatan mutu terhadap produk layanan yang telah ada.
2) Melakukan efisiensi dan juga memberlakukan kebijakan yang berorientasi kepada
pelanggan.
3) Melakukan promosi secara intensif dengan turut melibatkan semua SDM rumah sakit
maupun dengan melibatkan stakeholder yang terkait.
4) Melakukan digitalisasi pelayanan kesehatan yang tidak membatasi jarak atau lokasi
rumah sakit dalam memberikan pelayanan.

15 | P a g e
5) Meningkatkan pengetahuan serta keterampilan karyawan melalui pendidikan dan
pelatihan.
6) Pembuatan prosedur pelayanan (SPO) sehingga meminimalisasi kesalahan dalam proses
pelayanan dan terimplementasi di semua bagian pelayanan.
7) Perbaikan dan pembaharuan fasilitas pelayanan, misalnya dengan teknologi terbaru,
kenyamanan ruangan, keamanan dan sebagainya.

Lalu secara teknis, untuk mendukung operasional, rumah sakit juga dapat melakukan
langkah-langkah berikut :
 Memperkuat jalinan hubungan dengan pasien / pelanggan dengan komunikasi yang
baik.
 Menghindari exploitasi stigma pasien ke rumah sakit.
 Melakukan manajemen klaim.
 Melakukan promosi yang menyenangkan.
 Menunjukkan sikap empati dalam memberikan pelayanan.
 Memastikan keamanan dan keselamatan pasien dalam memberikan pelayanan.
 Melakukan komunikasi yang relevan dan benar.
 Menerapkan budaya efisien dalam pengelolaan operasional rumah sakit.

Tenaga kesehatan dan pembuat kebijakan juga memiliki tanggung jawab dalam
pengembangan layanan kesehatan dengan melibatkan pasien dalam menentukan keputusan
dan membimbing pasien untuk memahami teknologi kesehatan yang selalu berkembang.
Adapun teknologi yang semakin berkembang dapat dimanfaatkan untuk meringankan tugas
dari tenaga kesehatan sehingga dapat menjadi semakin fokus pada pasien. Sehingga dengan
strategi bauran pemasaran di era JKN ini dapat diberlakukan dalam pelayanan kesehatan era
digitalisasi dan mempersiapkan tenaga kesehatan untuk dapat memanfaatkan teknologi yang
ada.

16 | P a g e
BAB VI
KEPUSTAKAAN

Aditama, T.Y. 2010. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta : Universitas Indonesia
Press.
Eavani, F et al (2012), Marketing mix: a critical review of the concept. Elixir International
Journal, vol. 49, Iran.
Foster, 2010. Pengaruh Kinerja Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Loyalitas Penabung, Survei
di Bank Central Asia Cabang Soekarno Hatta Bandung. E-Journal, 2010. Vol. 18 (1).
Irmawati, L.I. 2015. Manajemen Pemasaran di Rumah Sakit, Buku Ajar : Pedoman Praktis
SI. Jakarta : Institut Ilmu Kesehatan – university Press.
Kafa, R. 2013. Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Pasien Dalam Memilih
Jasa Rumah Sakit. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. Vol.8 (1).
Kotler, P., & Armstrong, G. (2011). Principles of Marketing. Pearson.
Kotler, P. 2007. Manajemen Pemasaran . Edisi ke-12. Jakrta : PT. Indeks
Lovelock, Chistopher & Lauren, 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Ke-12. Jakarta, PT.
Indeks.
Syachroni, A. 2012. Pengaruh Biaya Bauran Promosi Terhadap Volume Penjualan Rumah
Metland Tambun Pada PT. Metropolitan Land Terbuka. Universitas Gunadarma,
Jakarta.
Ulus, AA. 2013. Bauran Pemasaran Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Mobil
Daihatsu Pada PT. Astra Internasional Manado. Jurnal MBA. Vol. 1 No. 4.
Palmer, A. (2001). Principles of Services Marketing (3rd ed.). UK: McGraw-Hill Publishing
Company.
Putra dan Sulistyawati, 2013. Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan Konsumen
Dengan Perilaku Konsumen Sebagai variabel Intervening. Jurnal Akuntansi
Manajemen Bisnis dan Sektor Publik. Vol. 3
Sulitiadi, Wahyu. Lockdown Marketing:Hospital Marketing Strategy.Jakarta : Universitas
Indonesia Press.

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai