Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH PANDEMI COVID-19 PADA PERTUMBUHAN EKONOMI INDUSTRI

KESEHATAN

Secara umum pandemic COVID-19 memberikan efek pada seluruh aspek kehidupan, baik
kesehatan, sosial, ekonomi, dan keuangan, yang dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi dan
kemiskinan/pengangguran. Selama Pandemi COVID-19 pertumbuhan ekonomi adalah -0,4 %
sampai 2,3%, dengan pertambahan kemiskinan mencapai 4,86 juta orang dan 5,23 juta orang
pengangguran. Setiap industry memiliki perubahan masing-masing sesuai dengan kebutuhan
masyarakat terhadap sumber daya tersebut selama masa pandemi. Permintaan pasar terhadap
jasa layanan kesehatan selama masa pandemic ini sesungguhnya meningkat dan dapat menjadi
peluang bisnis yang baik.

Beberapa keadaan yang menjadi dampak pandemic COVID-19 terhadap operasional


Rumah Sakit adalah :

1. Penundaan kunjungan ke IGD oleh pasien


2. Penurunan BOR
3. Keterbatasan Sarana dan Prasarana isolasi yang harus dipenuhi
4. Cashflow Rumah Sakit yang tidak mencukupi biaya operasional
5. Dispute klaim.

Pandemi COVID-19 menyebabkan perubahan yang luar biasa dalam proses pelayanan
dalam industri kesehatan untuk mengantisipasi penularan COVID-19 baik kepada petugas,
pasien, maupun lingkungan sekitar. Dalam proses ini memerlukan berbagai sumber daya seperti
pengadaan fasilitas isolasi baru, penambahan tempat tidur, pengadaan berbagai Alat Pelindung
Diri, serta pengadaan obat dan alat medis baru. Prinsip-prinsip utama dalam pengaturan
pelayanan Rumah Sakit di era pandemi ini adalah :

1. Pengaturan alur layanan


Disusun alur pelayanan pasien yang baru, proses skrinning, dan triase.
2. Pembagian zona risiko penularan COVID-19 di Rumah Sakit
Zona pelayanan dilakukan pembagian menjadi zona COVID-19 dan zona non-COVID-19.
3. Penerapan prinsip PPI di masa adaptasi kebiasaan baru
Diterapkan protokol bagi pasien dan petugas.
4. Pengembangan sistem inovasi pelayanan kesehatan dan penguatan rujukan di masa
adaptasi baru
Pengembangan sistem registrasi online, telemedicine, e-prescription, dan lainnya.
5. Penguatan rujukan di masa adaptasi kebiasaan baru
Melaksanakan dan menggunakan sistem rujukan online.

Kelompok C
Debbie Laratsemi (206080052), H. Rika Candraningrum (206080045), Purindri Maharani Suksesono (206080072), Aditya
Wicaksono (206080061), Virta Andhika (206080035)
Magister Manajamen Administrasi Rumah Sakit – XXXII A
Universitas Respati Indonesia
Dalam melaksanakan proses tersebut, perlu dilakukan proses adaptasi dalam manajemen
pelayanan, SDM, sarana-prasarana, dan juga manajemen keuangan. Proses adaptasi yang
dilaksanakan pada manajemen keuangan Layanan Kesehatan adalah :

1. Perubahan Business Plan


Business Plan secara keseluruhan akan berubah, baik dari target capaian revenue,
pengalihan budget untuk pelayanan terkait COVID-19 dan pencegahan infeksi, serta
rencana pembukaan revenue center baru.
2. Perubahan sistem pembiayaan pasien
Sistem pembiayaan pasien, terutama pasien COVID-19 mengalami perubahan bentuk
jaminan yang akan mengubah penghitungan unit cost dan tarif.
3. Perubahan sistem remunerasi
Dikarenakan keterbatasan jumlah SDM, peningkatan risiko kerja, dan penambahan pusat
layananm, maka perlu dilaksanakan kembali penilaian remunerasi sesuai dengan Analisis
Beban Kerja.
4. Pembiayaan manajemen risiko
Fasyankes harus mempersiapkan dana khusus untuk pembiayaan untuk risiko SDM
terinfeksi COVID-19 dan complain terkait pelanggan.

Beberapa perbandingan revenue dari group rumah sakit swasta menunjukkan data
terjadinya penurunan nilai revenue pada semester 1 tahun 2020 dibandingkan pada waktu yang
sama pada tahun 2019. Berikut adalah data perbandingan nilai revenue tersebut :

Group Fasyankes Semester 1 2019 Semester 2 2020 Penilaian


SA 367,35 M 215,67 M -41.3%
MI 359,1 M 288,7 M -19,6%
HE 1.790 M 1.730 M -3,4%

Tantangan selama era pandemic adalah kondisi pelayanan yang memerlukan biaya tinggi
dan pendapatan yang rendah, yaitu :

1. Diperlukannya pemberian insentif COVID-19 kepada SDM dikarenakan proses kerja yang
sangat berisiko dan beban kerja yang meningkat.
2. Terdapat pengeluaran tambahan seperti keperluan sarana protokol kesehatan, suplemen,
konsumsi tambahan, pemeriksaan karyawan berkala.
3. Kelangkaan alat kesehatan dan alat medis yang berdampak pada kenaikan harga.
4. Pasien yang takut untuk ke Rumah Sakit.

Salah satu rumah sakit, yaitu rumah sakit X melakukan beberapa strategi sesuai dengan
prinsip-prinsip yang disampaikan di atas, yaitu :

1. Lakukan promosi melalui alur layanan kesehatan yang aman :

Kelompok C
Debbie Laratsemi (206080052), H. Rika Candraningrum (206080045), Purindri Maharani Suksesono (206080072), Aditya
Wicaksono (206080061), Virta Andhika (206080035)
Magister Manajamen Administrasi Rumah Sakit – XXXII A
Universitas Respati Indonesia
a. Skrinning ketat seluruh pasien dan pengunjung dengan suhu dan juga pertanyaan
skrinning awal COVDI-19.
b. Melakukan pembatasan jumlah kepadatan pengunjung di setiap area dengan bantuan
security sebagai counter.
c. Disinfeksi berkala seluruh area pelayanan dan non pelayanan sesuai dengan
kebutuhan area tersebut.
d. Alur terpisah untuk pasien konfirmasi dan suspek COVID-19 dengan pasien bukan
COVID-19.
2. Alihkan cost operasional (OPEX) untuk kebutuhan utama di masa pandemic :
Alihkan cost untuk hal-hal seperti training ke luar kota, outbound karyawan, gathering
karyawan, survei akreditasi, menjadi kebutuhan untuk :
a. Cairan disinfektan, alat disinfeksi, handrub.
b. APD
c. Disinfectant chamber
d. Thermal scanner
e. Air curtain
f. Exhaust dan Hepa filter.
g. Pengadaan ruangan-ruangan terpisah untuk pelayanan COVID-19 dengan
menggunakan alat-alat yang dapat menjadi inventaris berguna rumah sakit seperti
tenda dan container.
3. Promosi layanan preventif kepada masyarakat :
a. Telekonsultasi
b. Layanan pengantaran obat ke rumah sehingga durasi waktu tunggu pasien untuk obat
di rumah sakit dapat dipangkas.
c. PCR Swab atau rapid test drive thru dengan harga dan service yang bersaing.
d. Paket suntik multivitamin.
e. Webinar awam secara rutin.

Hasil dari pelaksanaan tersebut dalam bentuk cost containing dan pemanfaatan peluang
pada setiap revenue center menunjukkan bahwa pada laporan keuangan didapatkan peningkatan
growth berdasarkan data laporan Year to Date pada bulan Februari 2021 dibandingkan dengan
pencapaian pada bulan Februari 2020, terdapat peningkatan Gross Revenue sebesar 145%,
EBITDA sebesar 205%, dan net income hingga 215%.

Penjabaran di atas menunjukkan bahwa industry kesehatan dapat mengalami


pertumbuhan ekonomi yang signifikan selama masa pandemi, karena kesehatan menjadi pasar
yang sangat diminati oleh masyarakat. Fasyankes yang dapat mengambil kesempatan ini dapat
bertumbuh dengan baik secara ekonomi, bahkan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Kelompok C
Debbie Laratsemi (206080052), H. Rika Candraningrum (206080045), Purindri Maharani Suksesono (206080072), Aditya
Wicaksono (206080061), Virta Andhika (206080035)
Magister Manajamen Administrasi Rumah Sakit – XXXII A
Universitas Respati Indonesia
Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan. 2020. Kesiapan RS Dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru di
Masa Transisi Pandemi COVID-19. Semnas Pelayanan RS di Masa Transmisi Pandemi COVID-19.

PERSI. 2020. Kreatif Merebut Peluang Pasar Baru di Masa Pandemi COVID-19. Lokakarya Public Relation
& Marketing di Masa Pandemi COVID-19.

Kelompok C
Debbie Laratsemi (206080052), H. Rika Candraningrum (206080045), Purindri Maharani Suksesono (206080072), Aditya
Wicaksono (206080061), Virta Andhika (206080035)
Magister Manajamen Administrasi Rumah Sakit – XXXII A
Universitas Respati Indonesia

Anda mungkin juga menyukai