Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL TESIS

STRATEGI PEMASARAN PRAKTEK DOKTER


GIGI UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH
KUNJUNGAN DI GUMMY DENTAL CARE

Tugas ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada
Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Dosen pengampu :
Prof. Dr. H. Endang Komara, M. Si

Disusun oleh :
Ayu Handayani 71211042

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN


KONSENTRASI RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS ADHIRAJASA RESWARA SANJAYA
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii


BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
1.2. Pertanyaan Penelitian ........................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus.................................................................................... 4
1.4 Kegunaan Hasil Penelitian .................................................................... 4
1.4.1 Aspek Teori ........................................................................................ 4
1.4.2 Aspek Praktis...................................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS .......................................................... 6
2.1 Teori – Teori Pendukung ...................................................................... 6
2.2 Analisis SWOT ................................................................................... 13
2.3 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 14
2.4 Hipotesis Penelitian…………………………………………………..15
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 16
3.1 Metode Penelitian ................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang sedang gencar
gencarnya memperbaiki pembangunan di segala bidang, salah satunya yaitu
bidang kesehatan. Hal ini sesuai dengan Program Pembangunan Kesehatan
Nasional yang bertujuan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan masyarakat (Kemenkes RI,
2012).

Fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia diatur oleh Peraturan


Pemerintah Republik Indonesia no 47 tahun 2016, di mana dalam peraturan
tersebut dijelaskan mengenai definisi, jenis dan tugas dari pelayanan kesehatan.
Jenis fasilitas pelayanan kesehatan menurut PP No 47 tahun 2016 adalah
tempat praktik mandiri tenaga kesehatan, pusat kesehatan masyarakat, klinik,
Rumah Sakit, apotek, unit transfusi darah, optikal, laboratorium kesehatan,
fasilitas pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum, dan fasilitas
pelayanan kesehatan tradisional.

Selain kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut juga merupakan salah
satu komponen penting yang mempengaruhi kesehatan tubuh secara
menyeluruh. Keberadaan tenaga kesehatan gigi dan fasilitas kesehatan gigi
merupakan salah satu faktor peningkatan kualitas kesehatan gigi dan mulut.
Secara sadar maupun tidak, pada saat ini sudah memasuki era
Globalisasi dengan segala sisi positif dan negatifnya. Salah satu aspek nyata
yang ditimbulkan di era globalisasi ini yaitu “kompetisi” yang semakin tajam
antar pelaku bisnis dalam rangka merebut pasar atau pelanggan. Salah satunya
yaitu instansi yang memasarkan jasa pelayanan kesehatan.

1
Pelayanan kesehatan menimbulkan persaingan antar penyedia
pelayananan kesehatan termasuk Klinik gigi. Dengan adanya persaingan antar
tempat pelayanan kesehatan yang semakin tinggi, dibuktikan
dengan banyaknya tempat fasilitas pelayanan kesehatan gigi berupa klinik
ataupun rumah sakit, di kabupaten Tangerang khususnya telah tumbuh begitu
pesatnya jumlah penyedia pelayanan kesehatan khususnya pelayanan
kesehatan gigi dan mulut berupa rumah sakit (poli klinik) maupun klinik.
Maka diperlukan adanya pengembangkan diri dengan memberikan pelayanan
yang bermutu dan meningkatkan kualitasnya baik pelayanan medik maupun
pelayanan administrasi guna memberi kepuasan terhadap konsumen dalam hal
ini pasien.

Perkembangan zaman memacu pertumbuhan mutu atau kualitas yang


dihasilkannya, terlebih organisasi yang bergerak dibidang jasa, pelayanan
maupun gabungan jasa-barang, seperti rumah sakit, klinik , dan pelayanan
kesehatan lainnya. Untuk menjawab tantangan tersebut, pemeliharaan mutu
klinik dan pemberian pelayanan prima serta profesional merupakan syarat
mutlak tumbuhnya kepercayaan dalam masyarakat yang merupakan element
penting bagi pertumbuhan dan perkembangan sebuah klinik, termasuk klinik
khusus gigi. Klinik gigi merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
melayani kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat (Kementerian
Kesehatan RI, 1986). Pelayanan kesehatan yang baik tidak hanya sebatas
infrastuktur, tetapi terdapat juga pelayanan pemeriksaan yang diberikan oleh
dokter.

Manajemen dan strategi pemasaran yang baik tentu sangat berdampak


signifikan terhadap perkembangan klinik agar dapat bersaing di pasaran serta
mendapatkan laba atau keuntungan sebagaimana yang sudah ditargetkan.
Menurut Sofjan Buchari 201 ( 2014 : 168), Strategi Pemasaran pada dasarnya
adalah suatu rencana yang menyeluruh serta terpadu dan menyatu di bidang
pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan
untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Oleh sebab itu,
strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah

2
perusahaan. Pengelola layanan jasa kesehatan, dituntut untuk memberikan
pelayanan yang terbaik kepada setiap pasien atau keluarganya; yang dalam
bahasa pemasaran diistilahkan dengan “ service of excellent ” (pelayanan yang
prima). Yaitu pelayanan yang menganjurkan pengelola layanan jasa kesehatan
untuk memenuhi apa yang diharapkan oleh pasien maupun keluarganya,
khususnya dalam hal kenyamanan, ketepatan dan kecekatan.

Konsep pemasaran Marketing Public Relations atau MPR yang


merupakan pensinergian antara Marketing Mix ( Product, Price, Placement,
and Promotion) dengan Public Relations (PR). Konsep MPR adalah konsep
marketing atau pemasaran yang tak hanya melihat pada kepentingan produsen
untuk memperoleh keuntungan ekonomi setinggi-tingginya, tetapi berorientasi
pada kepuasan pihak konsumen atau pasien. Kegiatan Marketing Public
Relations atau MPR pada prinsipnya merupakan suatu kegiatan yang
terencana dan berkesinambungan untuk dapat memantapkan dan
mengembangkan itikad baik serta pengertian antara suatu organisasi
dengan masyarakat. Dengan demikian, praktek Marketing Public Relations
atau MPR adalah praktek pembentukan simpati konsumen dan pemuasan
kebutuhan konsumen secara efektif dan efisien, dimana tingkat kompleksitas
dan pemuasan kebutuhan konsumen sudah mencapai tingkat yang canggih
dalam kegiatan pengemasannya.

Gummy Dental Care merupakan sebuah badan usaha pelayanan kesehatan


gigi untuk masyarakat yang telah berdiri dari tahun 2015. Setiap klinik
memiliki keunggulan masing-masing yang dapat menjadi daya tarik untuk
pasienya atau orang yang membutuhkan jasa layanan Kesehatan. Tempat
praktek ini beroperasi setiap hari melayani pelayanan kesehatan gigi untuk
masyarakat. Pihak pengelola memiliki beberapa kendala yang belum dapat
diselesaikan seperti kurangnya manajemen pemasaran dan manajemen
pengelolaan informasi data. Hal ini menjadi motivasi penulis untuk
memperbaiki strategi pemasaran di Praktek Dokter Gigi Gummy Dental Care
agar dapat meningkatkan jumlah kunjungan pasien.

3
1.2. Pertanyaan Penelitian
Penelitian ini menggunakan variabel bauran pemasaran untuk membangun
loyalitas pasien. Untuk mempelajari hubungan antara masing-masing variabel
tersebut, maka dibentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :
a. Bagaimana lingkungan pemasaran baik internal maupun
eksternal di Praktek Dokter Gigi Gummy Dental Care

b. Bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman


(SWOT) di Praktek Dokter Gigi Gummy Dental Care
c. Bagaimana strategi pemasaran di Praktek Dokter Gigi Gummy Dental Care
d. Bagaimana program pemasaran di Praktek Dokter Gigi Gummy Dental
Care

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah diketahuinya strategi pemasaran yang tepat
dalam meningkatkan kunjungan di Gummy Dental Care

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui strategi pemasaran yang tepat di Gummy Dental Care

2. Mengetahui kualitas mutu pelayanan terhadap angka kunjungan pasien


di Gummy Dental Care

3. Mengetahui variable strategi pemasaran atau kualitas pelayanan yang


paling besar pengaruhnya terhadap angka kunjungan pasien Gummy
Dental Care

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian


Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1.4.1 Aspek Teori
1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan sumbangan pemikiran
4
dalam mengembangkan strategi pemasaran pelayanan kesehatan klinik
swasta.

2. Menjadi bahan informasi bagi penelitian lain yang sejenis di masa yang
akan datang.

1.4.2 Aspek Praktis


1. Menambah wawasan dan pengetahuan manajemen klinik dalam
menganalisis dan mengaplikasikan strategi manajemen.

2. Merumuskan strategi pemasaran dan program serta kegiatan yang tepat


untuk memasarkan produk pelayanan kesehatan di Praktek Dokter Gigi
Gummy Dental Care

3. Mampu bersaing dengan pelayanan kesehatan negeri maupun swasta di


wilayah kerjanya, sehingga hasil penelitian ini dapat menjadi masukan
bagi Praktek Dokter Gigi Gummy Dental Care dalam meningkatkan
daya saingnya.

5
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Teori – Teori Pendukung


Secara etimologis kata manajemen berasal dari bahasa Perancis Kuno
menagement yang berarti seni melaksanakan dan mengatur.
Sedangkan secara terminologis para pakar mendefinisikan manajemen
secara beragam, diantaranya :

Follet yang dikutip oleh Wijayanti (2008:1) mengartikan manajemen


sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Menurut
Stoner yang dikutip oleh Wijayanti (2008:1) manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian,pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha
para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya
manusia organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Gulick dalam Wijayanti (2008:1) mendefinisikan manajemen
sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara
sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja
bersama-sama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem ini lebih
bermanfaat bagi kemanusiaan. Dalam penjelasannya, Gulick membagi
fungsi manajemen menjadi 7, yaitu :

1. Planning (perencanaan)
Proses menetapkan secara garis besar apa yang perlu dilakukan
dan metode yang digunakan untuk melakukannya agar
mencapai tujuan yang telah ditetapkan bagi organisasi.
2. Organizing (pengorganisasian)
Aktivitas yang berkaitan yang berkaitan dengan penyusunan

6
struktur yang dirancang untuk membantu pencapaian tujuan-
tujuan telah ditentukan. Pengorganisasian merupakan suatu
proses mengorganisasikan orang-orang untuk melaksanakan
misi utama.

3. Staffing (pengadaan tenaga kerja)


Kegiatan yang berhubungan dengan penentuan siapa-siapa yang
melakukan seluruh pekerjaan sesuai dengan tugasnya bidang
dan keahliannya masing-masing dalam organisasi tersebut serta
merekrut dan mempekerjakan personalia untuk melaksanakan
pekerjaan agen yang penting.

4. Directing (pemberian bimbingan)


Kegiatan yang berhubungan dengan usaha-usaha bimbingan,
memberikan arahan dan petunjuk, saran, perintah, dan instruksi
agar tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai.

5. Coordinating (pengkoordinasian)
Kegiatan sinkronisasi yang teratur (orderly synchronization)
dari usaha-usaha (effort) untuk mencapai pangaturan waktu
(timing) dan terpimpin (directing) dalam hasil pelaksanaan
yang harmonis dan bersatu untuk menghasilkan tujuan yang
telah ditetapkan (stated objective).
6. Reporting (pelaporan)
Kegiatan berhubungan dengan laporan dari setiap kejadian,
lancar tidaknya aktivitas, apakah ada kemajuan atau tidak. Hal
ini berbalikan dengan directing yang datang dari atasan ke
bawahan, dalam reporting bawahan memberikan hasil laporan
ke atasan.

7
7. Budgeting (penganggaran)
Fungsi yang berkenaan dengan pengendalian organisasi melalui
perencanaan fiskal dan akutansi. (Wijayanti, 2008)

Menurut Fred R. David (2004:5), manajemen strategi adalah ilmu


mengenai perumusan, pelaksanaan dan evaluasi keputusan-keputusan lintas
fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya. Menurut
Husein Umar (1999:86), manajemen strategi sebagai suatu seni dan ilmu
dalam hal pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan
evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategis antara fungsi yang
memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuannya pada masa
mendatang.
Lawrence R. Jauch dan Wiliam F. Gluech (Manajemen Strategis dan
Kebijakan Perusahaan, 1998), menulis bahwa manajemen strategi adalah
sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu
strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai
sasaran perusahaan. Wheelan dan Hunger (Strategic Manajemen and
Business Policy Massachuset, 1995) menjelaskan bahwa manajemen
strategi adalah suatu kesatuan rangkaian keputusan dan tindakan yang
menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. (Dr.
Taufiqurokhman, 2016).
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatanpokok yang
dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan usahanya untuk
berkembang dan berkembang dan mendapatkan keuntungan sebagai ukuran
keberhasilan usahanya baik dalam bentuk laba maupun kepuasan.Berhasil
tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung dari keahlian
pengusaha dibidang pemasaran. Selain itu tergantung dari fungsi-fungsi
apakah suatu usaha itu dapat berjalan dengan lancar.

8
Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan,
mengimplementasikan (yang terdiri dari kegiatan mengorganisaikan,
mengarahkan, mengkoordinir) serta mengawasi atau mengendalikan
kegiatan pemasaran dalam suatuorganisasi agar tercapai tujuan organisasi
secara efesien dan efektif. Di dalam fungsi manajemen pemasaran ada
kegiatan menganalisis yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui
pasar dan lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh seberapa
besar peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang harus
dihadapi. (Ir. Agustina Shinta, 2011).
Penjelasan fungsi pemasaran yang merupakan kegiatan terpadu dan
saling mendukung, antara lain :
1. Perencanaan pemasaran
Penentuan segala sesuatu sebelum dilakukan kegiatan-kegiatan
pemasaran meliputi: tujuan, strategi, kebijaksanaan serta taktik
yang dijalankan.
2. Implementasi pemasaran
Proses yang mengubah strategi dan rencana pemasaran menjadi
tindakan pemasaran untuk mencapai sasaran. Implementasi
mencakup aktivitassehari-hari, dari bulan ke bulan yang secara
efektif melaksanakan rencana pemasaran. Kegiatan ini
dibutuhkan program tindakan yang menarik semua orang atau
semua aktivitas serta struktur organisasi formal yang dapat
memainkan peranan penting dalam mengimplementasikan
strategi pemasaran.
3. Pengendalian/Evaluasi kegiatan pemasaran
Usaha memberikan petunjuk pada para pelaksana agar mereka
selalu bertindak sesuai dengan rencana, meliputi : penentuan
standard, supervisi kegiatan atau pemeriksaan, perbandingan
hasil dengan standard, dan kegiatan mengkoreksi standard.

9
Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan
oleh satu pihakkepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan
tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan
pada suatu produk fisik. Tawaran perusahaan ke pasar biasanya mencakup
beberapa jasa, komponen jasa dapat merupakan bagian kecil atau bagian
utama dari total penawaran. Penawaran dapat dibedakan menjadi lima
kategori, yaitu :
1. Barang berwujud murni (tidak ada jasa yang menyertai
produk tersebut).
2. Barang berwujud yang disertai jasa, contoh : mebel
dengan jasa pengiriman, buah-buahan dengan packaging.
3. Campuran, di mana barang dan jasa yang ditawarkan
dengan proporsi yang sama, contoh : restoran yang
menyediakan makanan dan pelayanan.
4. Jasa utama yang disertai barang, contoh : jasa
penerbangan/transportasi dan selama perjalanan
menyediakan makanan, minuman, dan majalah.
5. Jasa murni, contoh : jasa menjaga bayi, psikoterapi,
memijat.(Ir. Agustina Shinta, 2011)
Dengan mempertimbangkan karakteristik jasa di atas, maka ada
beberapa strategi pemasaran yang dapat dilakukan perusahaan tersebut,
antara lain :
1. Strategi mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh
karakteristik tidak berwujud, yaitu :
a. Menekankan petunjuk-petunjuk yang tampak
seperti tempat (desain interior dan eksterior),
sumber daya manusia (ramah, responsif, murah
senyum, berpakaian rapi), peralatan (komputer,

10
meja, kursi), bahan- bahan komunikasi (brosur,
pamflet, leaflet, papan pengumuman), simbol
perusahaan dan harga.

b. Menggunakan sumber daya manusia lebih


banyak dari pada sumber daya manusia untuk
pemasaran produk.
c. Menstimulasikan atau mendorong komunikasi
dari mulut ke mulut, misalnya memberikan
insentif (voucher, cindera mata) kepada
pelanggan yang dapat menarik pelanggan baru
bagi perusahaan.
d. Menciptakan citra organisasi yang kuat.
e. Memanfaatkan akuntansi biaya dan manajemen
biaya dalam penetapan harga, sehingga harga
dapat ditetapkan sebaik mungkin.
f. Melakukan komunikasi purna beli, seperti
mengumpulkan informasi mengenai kepuasan
maupun keluhan pelanggan.
2. Strategi mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh
karakteristik tidak terpisahkan yaitu :
a. Melakukan seleksi dan pelatihan secara cermat
terhadap public contact personel.
b. Menggunakan berbagai macam lokasi jasa.

3. Strategi mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh


karakteristik bervariasi, yaitu :
a. Menambah dan memanfaatkan peralatan
canggih, serta melakukan standardisasi
produksi.

11
b. Melakukan service customization, artinya
meningkatkan intensitas interaksi antara
perusahaan dan pelanggan, sehingga produk
dan program pemasaran dapat disesuaikan
dengan kebutuhan dan keinginan setiap
pelanggan.
4. Strategi mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh
karakteristik tidak tahan lama, yaitu :
a. Menggunakan berbagai pendekatan untuk
mengatasi permintaan yang berfluktuasi
(manajemen permintaan), contoh :

a) Tidak melakukan apapun, artinya membiarkan


frekuensi dan volume permintaan apa adanya.

b) Mengurangi permintaan pada periode permintaan


puncak.

c) Meningkatkan permintaan pada saat sepi.

d) Menyimpan permintaan dengan sistem reservasi dan


janji.

e) Menerapkan sistem antrian.

f) Mengembangkan jasa lain atau pelayanan komplementer

b. Melakukan penyesuaian permintaan dan kapasitas secara


simultan sehingga tercapai kesesuaian antara keduanya
(manajemen penawaran), dengan cara :
a) Menggunakan karyawan paruh waktu pada periode
sibuk.
b) Menyewa atau berbagai fasilitas dan peralatan
tambahan denganperusahaan lain.

12
c) selama periode sibuk, setiap karyawan hanya
melaksanakan tugas- tugas pokok, sementara aktifitas
yang bisa ditunda akandilaksanakan pada saat
permintaan sepi.
d) Meningkatkan partisipasi para pelanggan.
e) Melakukan pelatihan silang kepada karyawan, sehingga
karyawan memiliki ketrampilan di bidang lain dan
dapat saling membantu bila permintaan ramai (Ir.
Agustina Shinta, 2011).
2.2 Analisis SWOT

Menurut Fredy Rangkuti (2017:19), analisis SWOT adalah


identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (Weaknes) dan ancaman (Threats).

STRENGTH (S) WEAKNESS (W)


IFAS / EFAS
Tentukan faktor-faktor Tentukan faktor-faktor
kelemahan internal
kekuatan internal

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO

Tentukan faktor-faktor Gunakan kekuatan untuk Mengatasi kelemahan


peluang eksternal mengambil manfaat dari dengan mengambil
peluang yang ada peluang
TREAT (T) STRATEGI ST STRATEGI WT

Tentukan faktor-faktor Gunakan kekuatan untuk Perbaiki kelemahan


peluang eksternal menghindari ancaman danhindari ancaman
Tabel 2.1 Analisis SWOT (Rangkuti, 2004).

13
2.3 Kerangka Pemikiran
Kerangka Analisis Data

Analisa Situasi Lingkungan Pemasaran PraktekDokter Gigi Gummy


INPUT Dental Care

Lingkungan Internal : Lingkungan Eksternal :


1. Visi dan misi klinik
2. Kebijakan klinik

3. Faktor pemasaran klinik Lingkungan Makro : Lingkungan Mikro :


4. Faktor produksi klinik 1. Demografis 1. Perusahaa
5. Sumber Daya Manusia 2. Ekonomi n/klinik
6. Faktor keuangan klinik 3. Sosial & Budaya 2. Supplier
7. Sistem 3. Konsumen
4. Pemerintah & Politik 4. Pesaing
Informasi
Manajemen 5. Teknologi 5. Masyarakat

Analisis SWOT :
a. Kekuatan/ Strength c. Peluang/ Opportunities
b. Kelemahan/Weakness d. Ancaman/ Threats
PROSES

Posisi Strategis Prakter DokterGigi Gummy


Dental Care

Price
Mendesain Strategi Pemasaran Product
Place
Promotion
People
Segmenting, Targetting, Positioning (STP) Marketing Mixed ( 7P) Proccess Physical
evidence

OUTPUT Reformulasi Strategi Pemasaran


Merencanakan Program dan Kegiatan Pemasaran

OUTCOME
• Peningkatan Jumlah Kunjungan Pasien Klinik
• Peningkatan Laba Klinik

14
2.4 Hipotesis Penelitian

Penelitian ini menganalisis strategi pemasaran di Praktek Dokter Gigi Gummy


Dental Care dalam rangka meningkatkan jumlah kunjungan pasien. Maka,
pertanyaan penelitian ini yaitu :
1 Apakah Praktek Dokter Gigi Gummy Dental Care sudah berada dalam
posisiyang strategis.
2 Bagaimana strategi pemasaran yang sesuai dengan internal dan eksternal
di Praktek Dokter Gigi Gummy Dental Care
3 Bagaimana susunan program atau kegiatan pemasaran berdasarkan
strategipemasaran sebagai hasil luaran analisis tersebut.

15
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini perspektif pendekatan penelitian yang diambil oleh


peneliti bersifat deskriptif kualitatif untuk memecahkan masalah hingga
mencapai tujuan penelitian, serta memperoleh penjelasan secara mendalam
atas penerapan teori yang sedang digunakan. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari
hasil wawancara dengan narasumber di Praktek Dokter Gigi Gummy Dental
Care yang dipilih secara purposive oleh penulis dengan anggapan bahwa
narasumber tersebut memahami materi yang akan ditanyakan oleh penulis
dan kesehariannya memang berhubungan langsung dengan hal-hal yang akan
diteliti oleh penulis. Sedangkan, data sekunder berupa profil Praktek Dokter
Gigi Gummy Dental Care dan data administrasi serta studi literature (buku,
jurnal, dll).

3.2 Analisis Data

Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan mengorganisasikan data,


memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, menyintesiskannya,
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Pengolahan data yang terkumpul dari hasil wawancara, dokumentasi, dan
studi pustaka.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ansoff, H. I. (1957). Strategies for Diversification. Harvard Business Review,


113-124.Retrieved from michiganscouting.org:
https://michiganscouting.org/wpcontent/uploads/2017/11/The-Ansoff-Ma
trix.pdf
Assauri, S. (2014). Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep, dan Strategi. Depok:
Raja Grafindo Persada.
BPPSDMK. (2020). Data Tenaga Medis yang didayagunakan di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) di Provinsi JAWA BARAT.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/info_sdmk/info/index?prov=32&&rum
pun=101
Dr. Taufiqurokhman, S. M. (2016). Manajemen Strategik.Jakarta: Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama.
Indonesia, M. K. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
9 tahun 2014 tentang Klinik. JDIH BPK RI (p. 18). Jakarta:
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/117304/permenkes-no-9-tahun-
2014.
Indonesia, P. R. (1992). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan. JDIH BPK RI (p. 41). Jakarta:
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/46620/uu-no-23-tahun-1992.
Indonesia, P. R. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan. JDIH BPK RI (p. 77). Jakarta:
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38778/uu-no-36-tahun-2009.
Indonesia, P. R. (2016). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47
Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan. JDIHBPKRI(p. 26).
Jakarta:https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/5768/pp-no-47-tahun-2
016.

17
Ir. Agustina Shinta, M. (2011). Manajemen Pemasaran. Malang: Universitas
Brawijaya Press (UB Press).
Kemenkes RI. 2012. Perencanaan Program Pembangunan Nasional.
Jakarta: Kemenkes RI.
Rangkuti, F. (2004). Teknik Membedah Kasus Bisnis, Analisis SWOT, Cara
PerhitunganBobot,RatingdanOCAI.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wijayanti, I. D. (2008). Manajemen.Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Riskesdas 2018. (2019). Laporan Provinsi Jawa Barat Riskesdas 2018. Jakarta :
Lembaga Penerbit Badan Litbang Kesehatan

18

Anda mungkin juga menyukai