USULAN PROPOSAL
Oleh:
2009031801
1
1 Latar Belakang
kematian ibu dan bayi yang masih tinggi, pada tahun 2016 Kabupaten Garut
mencapai peringkat tertinggi se-Jawa Barat. Pada 2018 lalu, Garut menempati
urutan ketiga terbanyak untuk kasus AKI di Jawa Barat, kasus AKI di Garut
mencapai 55 kasus. Sebesar 29% penyebab kematian ibu itu akibat kasus
mengatasi tingginya angka kematian ibu melahirkan dan kematian bayi baru lahir
belum mencukupi terutama dalam hal pelayanan rawat inap yang menurut
Kemenkes RI Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan tahun 2014 dapat diukur
1000.
2
Di wilayah Kabupaten Garut terdapat tujuh Rumah Sakit yaitu RSUD Dr.
dan RSUD Pameungpeuk. Secara keseluruhan tempat tidur yang tersedia sebanyak
1.255 tempat tidur termasuk Puskesmas Rawat Inap (248 tempat tidur) dan Klinik
Pratama (90 tempat tidur). Dengan jumlah penduduk Kabupaten Garut 2.548.723
jiwa dan tempat tidur yang tersedia sebanyak 1.255 tt, maka Rasio TT: penduduk =
1 : 2.030. Jika mengacu pada rasio minimal jumlah penduduk pada wilayah
jangkauan rumah sakit sejumlah 1.000 orang/jiwa dibutuhkan 1 tempat tidur, berarti
untuk penduduk Kabupaten Garut diperlukan 2.548 tempat tidur, Kondisi ini
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan
dan gawat darurat. Masalah kesehatan dewasa ini terus berkembang, hal ini
dengan layanan medis yang tepat, cepat dan akurat. Oleh karenanya saat ini
menerapkan peran serta masyarakat secara luas, sehingga memberikan peluang dan
3
kebijakan pemerintah tersebut dan menjawab tantangan untuk memenuhi
rumah sakit di Kabupaten Garut merupakan suatu peluang investasi selain bertujuan
untuk membantu dalam pemenuhan kebutuhan TT juga bertujuan untuk turut serta
sebuah rumah sakit membutuhkan investasi keuangan yang tidak sedikit, sehingga
perlu diketahui kelayakan investasi dari pembangunan rumah sakit Wanaraja Garut
2. Identifikasi Masalah
Wanaraja Garut?
3. Tujuan Penelitian
4
b. Untuk memahami kelayakan investasi pembangunan Rumah Sakit Umum
4. Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis, penelitian ini sangat berguna untuk melatih diri dalam
pengambilan keputusan.
d. Bagi peneliti lain, hasil ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber
5. Kerangka Pemikiran
bahwa yang dimaksud dengan studi kelayakan bisnis merupakan penelitian yang
5
menganalisis layak atau tidak rencana bisnis dibangun, tetapi juga sewaktu
Ibrahim dalam Gumelar (2011), studi kelayakan bisnis adalah kegiatan untuk
menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu
kegiatan usaha atau proyek. Studi kelayakan bila dilakukan secara profesional akan
analisis bisnis (Gray dan Larson, 2007) adalah untuk mengetahui tingkat
keuntungan yang dapat dicapai melalui investasi dalam suatu proyek, menghindari
untuk melanjutkan ide bisnis atau tidak, jika berdasarkan hasil studi kelayakan
mengambil keputusan apakah akan ikut menanamkan modal pada suatu bisnis
atau tidak. Jika berdasarkan hasil studi kelayakan dinyatakan layak untuk
6
memperoleh keuntungan dari investasi yang ditanamkan, demikian pula
sebaliknya.
3) Kreditor; Pihak kreditor memerlukan studi kelayakan sebagai salah satu dasar
dalam mengabil keputusan, apakah akan memberikan kredit pada suatu bisnis
yang diusulkan atau tidak. Jika berdasarkan hasil studi kelayakan dinyatakan
untuk mengabil keputusan apakah memberikan izin terhadap suatu bisnis atau
tidak. Jika berdasarkan hasil studi kelayakan suatu ide bisnis dinyatakan dapat
izin.
keputusan apakah mendukung suatu bisnis atau tidak, jika berdasarkan studi
5.2 Investasi
sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang.
Dari definisi di atas dapat di simpulkan bahwa investasi merupakan suatu komitmen
atas sejumlah dana dan penundaan konsumsi selama periode waktu tertentu untuk
7
mendapatkan sejumlah keuntungan di masa yang akan datang. Haming dan
dana pada saat sekarang untuk membeli aktiva riil (tanah, mobil, dsb) atau aktiva
barang modal dan sebuah peralatan produksi yang bertujuan untuk mengganti dan
Fungsi Investasi yang kedua yaitu kurva yang menunjukkan sebuah hubungan
antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan nasional. Aspek kelayakan investasi
menurut Suliyanto (2010) adalah terdiri dari aspek hukum, aspek lingkungan, aspek
pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek managemen dan sumber
ditawarkan. Menurut Nurjanah (2013) dalam sebuah studi kelayakan bisnis aspek
pasar dan pemasaran merupakan salah satu aspek yang paling penting, karena aspek
pasar dan pemasaran menentukan hidup atau tidaknya sebuah perusahaan di dalam
industri. Sedangkan Umar (2001 dalam Lazuardi dkk, 2014) juga menyatakan
bahwa aspek pasar bertujuan untuk mengetahui harga produk, dan strategi
8
pemasaran dari produk bersangkutan, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya
dan penawaran, proyeksi penjualan, segmentasi pasar dan strategi dan implementasi
pemasaran.
a. Permintaan; Jumlah barang dan jasa yang diminta konsumen pada berbagai
b. Penawaran; Jumlah barang dan jasa yang ditawarkan produsen pada berbagai
potensial dan proyeksi harga ke depan sesuai kondisi ekonomi yang ada.
dibutuhkan.
9
yang akan dihasilkan di daerah tertentu. Hal yang dapat menetukan besarnya
2) Perubahan pendapatan
3) Perkembangan mode
terdiri dari tiga tahap, yaitu segmentasi pasar (segmenting), penetapan pasar
a. Segmentasi
Segmentasi geografis
Segmentasi demografis
Segmentasi Psikografis
Segmentasi perilaku.
kumpulan pembeli dengan kebutuhan atau karakteristik serupa yang akan dilayani
perusahaan.
10
c. Penentuan Posisi Pasar (Positioning)
penawaran dan citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi yang kompetitif
yang berarti berada dalam benak pelanggan sasarannya. Berikut adalah strategi
marketing mix terdiri dari kegiatan menciptakan ide atau gagasan produk/jasa yang
atau aktivitas tersebut disingkat menjadi 4P. Untuk perusahaan jasa maka praktek
bauran pemasaran ditambahkan dengan bauran jasa yaitu; people, process, dan
physical evidence.
11
a. Industry analysis; adalah analisis kelompok perusahaan yang memproduksi
b. Strategic groups; adalah analisis pada sejumlah unit bisnis atau sejumlah
perusahaan yang menggunakan strategi yang sama dengan sumber daya yang
sama.
rate of return, Metode payback period, Metode net present value, Metode
12
a. Biaya Investasi; Biaya invesasi adalah biaya pembelian aktiva tetap seperti
mesin dan peralatan, pembelian furnitur dan biaya pembelian kendaraan. Selain
b. Biaya Operasional; yaitu semua biaya yang harus dikeluarkan agar kegiatan
modal yang digunakan untuk menjalankan bisnis dapat berasal dari dua sumber
yaitu;
a. Modal asing
sementara bekerja dalam suatu perusahaan, dan merupakan utang yang harus di
2) Utang jangka menengah (pengembaliannya lebih dari satu tahun dan kurang
13
b. Modal sendiri
Merupakan modal yang berasal dari pemilik perusahaan, yang tertanam dalam
1) Modal saham
2) Cadangan
3) Laba di tahan
piutang. Menurut Siegel dan Shim dalam Fahmi (2014) menyebutkan modal kerja
bahwa ukuran dan keyakinan suatu bisnis menjadi layak untuk dilaksanakan adalah
dilihat dari segi modal kerja yang dimiliki, dalam hal ini modal kerja dilihat sebagai
sejumlah dana yang dipakai untuk menunjang aktivitas kerja atau modal
operasional.
buruh, membayar listrik, dan telepon, pembelian bahan mentah, dan lain-lain.
Kebutuhan dana tersebut bersmber dari modal kerja, dan sumber modal kerja
a) Pendapatan bersih
14
d) Penurunan aktiva yang tidak lancar
Pengertian struktur modal menurut Siegel dan Shim dalam Fahmi (2014)
adalah komposisi saham biasa, saham preferen, laba ditahan, dan utang jangka
panjang yang dipertahankan oleh kesatuan usaha dalam mendanai aktiva. Sehingga
dapat dimengerti bahwa struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi
finasial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari hutang
jangka panjang (long term liabilities) dan modal sendiri (shareholder’s equity).
pembagian dari struktur modal secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua
yaitu;
15
dimana itu dikeluarkan baik oleh perusahaan ataupun goverment untuk
didasarka pada aliran kas (cash Flow) dan bukan pada keuntungan. Hal ini
mempunyai kas untuk ditanamkan kembali. Keuntungan selalu dalam bentuk kas,
tetapi dalam keuntungan tersebut ada kas yang akan di investasikan kembali dan
ada kas yang akan di ambil sebagi prive. Oleh karena itu besarnya kas bersih tidak
a) Aliran kas keluar neto (net outflow of cash) yaitu aliran kas yang
b) Aliran kas masuk neto tahunan (net annual inflow of cash) yaitu aliran kas
sebagai hasil dari investasi baru tersebut. Aliran ini sering di sebut pula net
16
c) Bila investasi dengan modal sendiri, maka perhitungan aliran kas nya
adalah;
d) Bila investasi dengan pinjaman bank, maka perhitungan aliran kas nya
adalah;
yang dihitung adalah Incremental cash flow yang didefinisikan sebagai arus kas
setelah pajak yang terjadi karena adanya proyek investasi. Dengan kata lain,
incremental cash flow adalah selisih antara total arus kas dengan adanya usulan
proyek dan arus kas tanpa usulan proyek tersebut. Beberapa hal yang perlu
1) Sunk cost
Biaya ini merupakan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu dan tidak
kelayakan, biaya ijin bangunan. Arus kas seperti ini tidak relevan dalam
penganggaran modal.
2) Opportunity Cost
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012) Aliran kas dari suatu usulan
17
a) Aliran Kas Awal (Initial Outlay = I0), yaitu jumlah kas yang digunakan
c) Aliran Kas Akhir (Terminal Cahflow), yaitu aliran kas yang dihasilkan
sangat diperlukan,
Adalah jumlah yang dapat diterima bila aktiva yang sudah tidak dapat
menukarnya.
3) Umur ekonomis
periode waktu maupun satuan hasil produksi atau satuan jam kerja.
18
1) Metode garis lurus (straight line method)
sepenuhnya.
dihasilkan.
berikutnya.
perusahaan dapat menggunakan beberapa metode yaitu; Net Present Value (NPV),
Payback Period Method (PP), Internal Rate of Return (IRR), Profitablity Index
(PI), dan Average Rate Of Return (ARR). Suliyanto (2010) menyebutkan bahwa
dasar perhitungan metode PP, IRR, NPV, PI adalah aliran kas (cashflow) atau
neto sesudah pajak yang dilaporkan dalam buku (Reported accounting income).
Payback period
19
Merupakan metode yang digunakan untuk menghitung lama periode yang
diperlukan untuk mengembalikan uang yang telah diinvestasikan dari aliran kas
masuk (proceeds) tahunan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut. Apabila
sama setiap tahunnya, maka dihitung akumulasi proceeds nya terlebih dahulu.
pendek.
Present Value (NPV) merupakan suatu metode untuk menilai kelayakan atas suatu
investasi. NPV merupakan selisih antara arus kas yang didiskonto pada tingkat
bunga (biaya modal proyek) dikurangi dengan besarnya investasi yang dilakukan.
20
NPV lebih sering digunakan karena mencerminkan time value of money. Rumus
t = Periode
n = Jumlah Periode
a. Terima Proyek jika NPV lebih besar dari nol. Hal ini menunjukkan suatu
keadaan di mana hasil yang diperoleh adalah lebih besar dari biaya modal
yang harus ditanggung proyek. Atau dalam arti kata proyek memberikan
b. Tolak Proyek jika NPV lebih kecil dari nol. Hal ini menunjukkan suatu
keadaan di mana hasil yang diperoleh adalah lebih kecil dari biaya modal
yang harus ditanggung proyek. Atau dalam arti kata proyek tidak
c. Jika NPV sama dengan nol menunjukkan bahwa investasi yang dilakukan
21
value of cash flow dengan jumlah initial investment dari proyek yang sedang
dianalisis. Dengan kata lain IRR adalah tingkat diskon atau tingkat bunga
bahwa pada dasarnya internal rate of return harus dicari denga trial dan
error.
Usulan proyek dapat diterima jika IRR lebih besar dari tingkat
pengembalian yang diinginkan, maka proyek tersebut harus ditolak. Jika IRR
pemegang saham. Untuk menghitung IRR dapat dilihat dari formula berikut :
n=1
CFt
0 = −I0 + ∑
(1 + r)t
t=n
t = Periode
n = Jumlah Periode
tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit
22
juga merupakan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan yaitu setiap kegiatan
2004).
rumah sakit, rumah sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan
pengelolaannya:
b. Rumah sakit khusus Memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau
Berdasarkan pengelolaan
dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah sakit publik yang dikelola
23
b. Rumah sakit privat Dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang
dan fungsi rujukan, rumah sakit umum diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan
a. Rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
subspesialistik luas.
b. Rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
c. Rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
d. Rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
Siregar, 2004).
24
Tabel 5
Perbatasan Kabupaten Garut
sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat, merupakan daerah penyangga dan hitterland
bagi pengembangan wilayah Bandung Raya. Oleh karena itu, Kabupaten Garut
Wanaraja Garut.
25
Gambar 5.1
Peta Lokasi RS Wanaraja Garut
Garut Utara, Kabupaten Garut Jawa Barat yang telah ditopang oleh sarana dan
1. Ketersediaan Sarana
tabel berikut.
26
Tabel 5.1
Fasilitas Kesehatan Wilayah Garut Utara Menurut Kecamatan
Tahun 2016
Kecamatan RS Rumah Pus Pos Klinik/ Polindes
Bersalin kesmas yandu Balkes
1. Wanaraja 1 19 5
2. Suciaraja 1 62 4
3. Pangatikan 1 42 17
4.Sukawening 3 3 5 31
5. Karangtengah 1 4 26 1
6. Banyuresmi 3 14 20
7. Leles 2 18 7
8. Leuwigoong 2 27 10
9. Cabatu 1 34 4
10.Kersamanah 1 40 23
11.Cibiuk 1 11
12.Kadungora 2 26 6
13.Blubur 1 14
Limbangan 1
14.Selaawi 2 1 5
15.Malangbong
Garut Utara - 3 22 303 158 15
Proporsi dari - 100 32,84 23,25 51,29 41,67
Kab.Garut (%)
Kabupaten Garut 6 3 67 1.303 308 36
Berdasarkan data fasilitas kesehatan tahun 2016 bahwa di Wilayah Garut Utara
belum ada rumah sakit sebagai fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan
Kesehatan 158 dan Polindes sebanyak 15. Dengan banyaknya fasilitas kesehatan
kesehatan khususnya kebidanan & penyakit kandungan dan kesehatan anak serta
sebagai mitra kerjasama dalam memanfaatan alat medik dan fasilitas lainnya yang
27
5.5 Kerangka Konsep Penelitian
cashflow untuk mengetahui IRR, NPV, dan PBP yang didukung oleh aspek
33,68 %, normal 27 %, pesimis 21,50%, NPV positif, PBP 5 tahun berarti lebih
ekonomi yang optimis sehingga proyek rumah sakit MMC layak untuk diterima.
Arwati (2016) tentang aspek kelayakan pengembangan investasi pada Rumah Sakit
investasi adalah keputusan mengeluarkan dana pada saat sekarang untuk membeli
aktiva riil (tanah, mobil, dsb) atau aktiva keuangan (saham, obligasi, reksadana,
wesel, dsb) dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar di masa
yang akan datang. Ni Ketut Adi Arwati dalam penelitiannya menyebutkan bahwa
untuk melakukan studi kelayakan, terlebih dahulu harus ditentukan aspek-aspek apa
saja yang akan dipelajari, walaupun belum ada kesepakatan tentang aspek apa saja
yang perlu di teliti, tetapi pada umumnya penelitian akan dilakukan terhadap aspek
pasar, aspek teknis keuangan, aspek hukum dan aspek ekonomi sosial negara,
tergantung pada besar kecilnya dana yang tertanam dalam investasi tersebut.
28
Debora Mariane Ekel Revita (2014) dengan penelitiannya yang berjudul
minahasa selatan. Hasil yang didapat dari kelima aspek yang dikaji dapat
dikembangkan sebagai Rumah Sakit Umum Kelas C dilihat dari aspek pasar, aspek
hukum, aspek sumber daya manusia, aspek teknik dan teknologi, dan aspek
finansial. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan suatu penelitian studi kasus
kajian aspek pasar berdasarkan metode Chain Ratio, potensi pasar yang dihasilkan
untuk rawat jalan adalah 84 orang per hari dan untuk rawat inap 27 orang per hari.
Hal ini menunjukkan bahwa RSUD Amurang memiliki potensi pasar yang cukup
baik.
Rawat Kelas III pada BLU RSD Dr. Fauziah Bireuen. Penelitian ini
tidur pada RSD dr.Fauziah Bireuen terus meningkat setiap tahun, pada tahun
2007 BOR rumah sakit mencapai 84%, dan khusus untuk ruang rawat kelas III
seberapa besar kebutuhan pengembangan ruang rawat inap kelas III pada RSD
29
dr.Fauziah Bireuen, dan mendapatkan gambaran untuk perencanaan
melihat trend analisis, dengan melakukan analisis faktor internal dan eksternal pada
pasar, aspek manajemen organisasi, aspek teknis, dan aspek sumber pendanaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja RSD dr.Fauziah Bireuen dari
tahun ke tahun terus mengalami peningkatan baik untuk pelayanan rawat jalan
maupun pelayanan rawat inap yang diukur dari tingginya angka kunjungan pasien
dan angka pemamfaatan tempat tidur setiap tahunnya. Dari angka tersebut
inap akan terus meningkat, khususnya untuk ruang rawat kelas III. Untuk
bisa menampung permintaan hari rawat pada ruang rawat kelas III tersebut maka
pihak RSD dr.Fauziah Bireuen harus menambah kapasitas tempat tidur secara
30
Bandung. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah rencana pembangunan
atau tidak layak untuk dilanjutkan, ditinjau dari aspek pemasaran, aspek sosial
sedangkan aspek keuangan dianalisis dengan Metode Payback Period, Net Present
Value, dan Internal Rate of Return. Hasil analisis aspek pemasaran pada awalnya
menunjukkan bahwa supply (kebutuhan tempat tidur) masih kurang, namun setelah
menjadi over supply, sedangkan hasil analisis aspek keuangan ditunjukkan dengan
Payback Period lebih pendek dari umur proyek (10 tahun) yaitu 9 tahun, Net
Present Value positif yaitu sebesar Rp 100.200.000,00 pada discount rate 13%,
sedangkan Internal Rate of Return menunjukkan hasil 19,6% (6,6% diatas tingkat
diskonto 13%).
pembangunan Rumah Sakit Umum Wanaraja Garut ini akan menggunakan aspek-
aspek studi kelayakan. Namun fokus utama dalam penilaian adalah berdasarkan
31
Tabel 5.2 Penelitian terdahulu tentang Analisis Kelayakan Pembangunan RS
masa pelunasan
hutang 15 tahun,
didukung dengan
optimis sehingga
diterima.
32
Mahasaraswati 2015 sampai 2019, dan tingkat
kondisi pesimis :
positif yaitu Rp
1.341.838.458;
33
Internal Rate of Return
optimis : Payback
Rp 2.012.757.690;
yaitu 7%.
34
dari tingginya angka Bed Turn Over
tersebut dapat
diproyeksikan bahwa
kedepannya
akan terus
meningkat, khususnya
menampung
RSD dr.Fauziah
Bireuen harus
menambah kapasitas
35
bertahap dan
berkelanjutan.
36
100.200.000,00 pada analisis
sedangkan Internal
Rate of Return
menunjukkan hasil
menunjukkan bahwa
RSUD Amurang
37
Bisnis Pada PT positif yang pembangunan
untuk dijalankan.
Simpulan dari
pengembangan bisnis
satu cara
pengembangan bisnis
adalah dengan
didistribusikan oleh
perusahaan.
38
RENCANA PEMBANGUNAN RUMAH
SAKIT UMUM WANARAJA GARUT
Suliyanto (2010)
39
Perencanaan Pembanguna
Rumah Sakit Umum
Wanaraja Garut
Initial casflow
Analisis Penawaran
Operasional cashflow
Kelayakan investasi:
PP, NPV, IRR
Analisis Permintaan
40
6. Metode Penelitian
Wanaraja Garut, perencanaan ini merupakan salah satu upaya untuk menangkap
peluang pasar yang masih luas khususnya dalam pelayanan kesehatan di Kabupaten
Garut.
Garut yang beralamat Jl. Kudang II kecamatan Wanaraja kabupaten Garut – Jawa
Barat.
yang ada pada waktu penelitian. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian
sebenarnya dari suatu keadaan. Studi ini bersifat deskriptif analitik yaitu
sebagainya. Setiap bentuk penelitian deskriptif mempunyai fungsi dan tujuan yang
berbeda, sedangkan penelitian deskriptif ini termasuk dalam kategori “studi kasus”.
41
“Studi kasus” merupakan kajian yang mendalam tentang peristiwa, lingkungan, dan
Rumah Sakit Umum Wanaraja Garut ( tipe D), dilakukan persiapan- persiapan
sebagai berikut :
a. Data primer
b. Data sekunder
bahwa data hasil penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu data kualitatif
dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat, kata atau
gambar. Sedangkan data kuantitaif adalah data yang berbentuk angka atau data
a. Data primer
42
Dalam pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan atau
primer juga diperoleh melalui wawancara atau diskusi untuk memperoleh informasi
yang akurat.
Tabel 6.1
Data primer
Data Sumber Data Teknik
Pengumpulan
b. Data Sekunder
43
6.5 Rencana Pengolahan Data
Data – data yang telah terkumpul dari berbagai sumber data, kemudian
diolah dan dianalisis seperti analisis rasio, analisis komparatif dan analisis trend.
program Microsoft Office Word 2016 dan Microsoft Office Excel 2016.
Data-data yang telah diolah dan dianalisis kemudian disajikan dalam kajian
Data dan informasi yang terkumpul dari berbagai sumber untuk bahan
1) Aspek Pasar
2) Aspek Keuangan
Aliran kas awal (Initial Cashflow) adalah jumlah kas yang digunakan untuk
pengembangan investasi yang dibutuhkan. Berikut dummy tabel pada analisis biaya
investasi.
44
Dummy Tabel 3. 1
Biaya investasi (Initial cashflow)
dihasilkan selama umur proyek. Berikut dummy tabel pada analisis operasional
cashflow
Dummy Tabel 3. 2
Operasional cashflow
Net
cashflow 2017 201 2019 2020 dst
(proceeds) 8
Laba
setelah
pajak
Depresiasi
Biaya
bunga (1-
tax)
Total
proceeds
45
- Terima Proyek jika NPV lebih besar dari nol. Hal ini menunjukkan
suatu keadaan di mana hasil yang diperoleh adalah lebih besar dari
biaya modal yang harus ditanggung proyek. Atau dalam arti kata proyek
- Tolak Proyek jika NPV lebih kecil dari nol. Hal ini menunjukkan suatu
keadaan di mana hasil yang diperoleh adalah lebih kecil dari biaya
modal yang harus ditanggung proyek. Atau dalam arti kata proyek tidak
2. Payback Period
harus dicari denga trial dan error. Untuk menghitung IRR dapat dilihat dari formula
berikut :
46
n=1
CFt
0 = −I0 + ∑
(1 + r)t
t=n
Usulan proyek dapat diterima jika IRR lebih besar dari tingkat
pengembalian yang diinginkan. Jika IRR lebih kecil dari tingkat pengembalian yang
diinginkan, maka proyek tersebut harus ditolak. Jika IRR sama dengan tingkat
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena
secara nyata dalam lingkup obyek penelitian/obyek yang diteliti. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah. dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 6.1
Definisi Operasional Variabel
47
maksimal dalam
kurun waktu
tertentu
Peramalan
permintaan Y=a+bX
Proyeksi pelayanan Satuan Jumlah Rasio
permintaan kesehatan di orang
Kabupaten Garut
Net Present Selisih antara
Value Present value NPV=∑n=1 CFt − Rp. Rasio
t=n (1+r)n
(NPV) arus kas dengan
present value Io
Initial invesment
Adalah waktu
Payback yang dibutuhkan Jumlah investasi
Period oleh perusahaan Aliran kas masuk tahun Rasio
untuk menutup
biaya investasi
yang dihitung
dalam cash
inflow
Internal rate Tingkat 0
of Return pengembalian = −I0 % Rasio
investasi n=1
CFt
+ ∑
(1 + r)t
t=n
48
Awal
Studi
Identifikasi Masalah Literatur
Tujuan Penelitian
Pengumpulan Data
Kesimpulan dan Saran
- Teknik Obseravasi
- Teknik
Dokumentasi
Analisis dan
Pembahasan
Selesai
7. Sistematika Penelitian
sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah yang menjadi dasar
49
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
dasar untuk mengkaji atau menganalisis masalah penelitian. Landasan teori memuat
topic penelitian yang akan dianalisis,berupa berbagai pendapat orang lain yang
telah dipublikasikan.
BAB IV : ANALISIS
BAB V : PENUTUP
Merupakan bab penutup yang berisikan tentang kesimpulan dan saran yang
50
DAFTAR PUSTAKA
Adi Arwati. Niketut. Et all. 2016. Studi Kelayakan Pengembangan Investasi pada
Pers. Jakarta
01 November 2018
Debora Mariane Ekel Revita. 2014. Studi Kelayakan Pengembangan Rumah Sakit
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?modPenelitianDetail&act=view
Ditjen Pelayanan Medik Depkes RI. Indikator Kinerja Rumah sakit. Jakarta;
November 2018
Garut Dalam Angka. Garut in Figures 2015. Badan Pusat Statistik kabupaten
51
Husnan. S. Muhammad (2010) Studi kelayakan Proyek. Edisi keempat.
http://pusdalisbang.jabarprov.go.id/pusdalisbang/pdf_datatable.php. Di
Kotler, Philip. 2000. Marketing Management. (Edisi Indonesia oleh Hendra Teguh,
Laporan form f1-f6 2016 kumulatif 2016. Cakupan Program Bidang Kesehatan
Februari 2017.
52
Suliyanto, DR. 2010. Studi Kelayakan Bisnis: pendekatan Praktis. Penerbit ANDI.
Yogyakarta.
Zikri Afdhal. 2008. Analisis pengembangan pelayanan rawat inap ruang rawat
kelas III pada blu RSUD dr. Fauziah Bireuen. Tesis Universitas Indonesia.
November 2018.
53