Anda di halaman 1dari 92

BELANJA JASA KONSULTASI

MANAJEMEN/KEUANGAN/
SUMBER DAYA MANUSIA
(BUSINESS PLAN
RENCANA PENGEMBANGAN
RSMM JAWA TIMUR)

DOKUMEN 2020

BEKERJASAMA DENGAN:

TM
CV. WJP CONSULTATION NETWORK
DASAR IKATAN KERJASAMA

Pekerjaan dilaksanakan oleh Konsultan WJP Consultation Network yang


ditunjuk oleh UPT Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur. Kerjasama dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian
Kerjasama Nomor: 027/8911/102.6/2020 tentang Belanja Jasa Konsultasi
Manajemen/Keuangan/Sumber Daya Manusia (Business Plan Rencana
Pengembangan RSMM Jawa Timur) pada tanggal 16 Oktober 2020. Atas dasar
tersebut Koordinator Konsultan WJP Consultation Network melaksanakan tugas
yang dibebankan, dan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas hasil pelaksanaan
kegiatan pendampingan maka disusun dokumen Rencana Bisnis (Business Plan)
Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur.

i
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas Rahmat dan
Karunia-Nya maka dokumen Rencana Bisnis (Business Plan) Rumah Sakit Mata
Masyarakat Jawa Timur dapat diselesaikan sesuai dengan yang diharapkan.
Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur merupakan Unit Pelaksana
Teknis (UPT) dibawah Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Rumah Sakit Mata
Masyarakat Jawa Timur pada awalnya didirikan sebagai Balai Kesehatan Mata
Masyarakat untuk menjembatani pelayanan kesehatan masyarakat dasar
(Puskesmas) dan pelayanan kesehatan masyarakat spesialistik mata (Community
Opthalmology), disamping untuk menjembatani kesenjangan antara kebutuhan
pelayanan medis spesialistik dengan jumlah serta sebaran sarana yang ada, juga
menanggulangi angka kebutaan yang tinggi yang merupakan masalah kesehatan
masyarakat.
Dalam rangka penyelenggaraan dan pengembangan organisasi, Rumah
Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur perlu menyusun Dokumen Rencana Bisnis
(Business Plan) sebagai acuan dasar dalam penyelenggaraan dan pengembangan
organisasi. Penyusunan dokumen ini dimaksudkan sebagai dasar dalam
penentuan arah bisnis rumah sakit. Peran tim konsultan WJP Consultation
Network™ dalam kegiatan ini adalah sebagai fasilitator kebutuhan dan harapan
terhadap rencana pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur,
serta melakukan pendampingan dalam penyusunan Dokumen Rencana Bisnis
(Business Plan) Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur. Oleh karena itu,
kelengkapan dan akurasi data merupakan hal yang sangat penting karena
merupakan dasar penentuan strategi dalam pengembangan bisnis.

Penyusun,

WJP Consultation Network

ii
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
DAFTAR ISI

DASAR IKATAN KERJASAMA ......................................................................... i


KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penyusunan Business Plan ........................................... 1
1.2 Isi Pokok Dokumen Business Plan .......................................................... 4
1.3 Tim Penyusun Dokumen Business Plan................................................. 4
BAB 2 KONDISI DAN POSISI RUMAH SAKIT .............................................. 5
2.1 Analisis Lingkungan Eksternal Rumah Sakit....................................... 5
2.2 Analisis Lingkungan Internal Rumah Sakit ......................................... 9
2.3 Isu Strategis ............................................................................................. 14
2.4 Komitmen Pemilik Rumah Sakit .......................................................... 17
2.5 Posisi Rumah Sakit ................................................................................. 19
BAB 3 KEBUTUHAN PELAYANAN KESEHATAN MATA DI MASA
DEPAN..................................................................................................... 21
3.1 Gambaran Kebutuhan Pelayanan Kesehatan Mata........................... 21
3.2 Target/ Segmen Pelayanan Kesehatan Mata ..................................... 26
3.3 Tren Perkembangan Pelayanan Kesehatan Mata .............................. 28
BAB 4 ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS DAN PERSAINGAN .............. 32
4.1 Identifikasi Kecenderungan Lingkungan Bisnis ............................... 32
4.2 Analisis Kondisi Persaingan ................................................................. 34
4.3 Strategi Bisnis dan Persaingan ............................................................. 37
BAB 5 RUMUSAN SKENARIO PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT ..... 40
5.1 Rencana Produk Pelayanan .................................................................. 40
5.2 Rencana Pengembangan Bisnis ............................................................ 42
5.3 Jaringan dan Jangkauan Pemasaran .................................................... 45
BAB 6 RANCANGAN PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT .................... 46
6.1 Rancangan Pengembangan Pelayanan ............................................... 46
6.2 Rancangan Pengembangan SDM ......................................................... 49
6.3 Rancangan Pengembangan Sarana Prasarana ................................... 51
BAB 7 KEBUTUHAN INVESTASI DAN PEMBIAYAAN ........................... 59
7.1 Skenario Kebutuhan Sumber Daya...................................................... 59
7.2 Skenario Asumsi dan Perhitungan Proyeksi ...................................... 62
7.3 Analisis Estimasi Biaya Proyek, Modal Kerja, dan Pendanaan ....... 64

iii
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penyusunan Rencana Bisnis


Organisasi yang ingin (a) memulai usaha baru maupun
mengembangkan usaha yang sudah berjalan; (b) meningkatkan
pendapatan; (c) menarik penanam modal; serta (d) meningkatkan kinerja
secara menyeluruh, harus memiliki suatu perencanaan bisnis (bussiness
plan). Rencana Bisnis adalah sarana untuk merencanakan tujuan, sasaran,
serta target bisnis yang harus dicapai oleh suatu organisasi secara pasti.
Rencana bisnis adalah suatu perencanaan strategis operasional
organisasi yang disusun berdasarkan analisis pasar dan analisis
perusahaan dalam rangka upaya mencapai tujuan. Secara khusus, rencana
bisnis berfokus pada rencana strategis kinerja keuangan. Dokumen rencana
bisnis akan dibaca oleh beberapa pihak, misalnya manajemen, karyawan,
investor, pemilik modal usaha, dan konsultan. Karena setiap pihak punya
tujuan yang berbeda dalam pembacaan rencana bisnis, diharapkan isi
rencana bisnis tersebut mampu memenuhi kebutuhan seluruh
penggunanya.
Rencana bisnis sangat berharga bagi pemilik dan pengelola
organisasi, investor potensial, bahkan untuk review karyawan yang ingin
mengenal lebih dekat perusahaannya. Hal ini karena sebuah rencana bisnis
berfungsi untuk:
a. Membantu menentukan keberlangsungan usaha dan simulasi pasar;
b. Menyediakan panduan bagi pengusaha untuk mengelola bisnis;
c. Bertindak sebagai alat yang penting dalam mengatur keuangan.
Penyelenggaraan rumah sakit sebagai penyedia layanan kesehatan
dilakukan berdasarkan asas dan nilai kemanusiaan, etika dan
profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi,
pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta fungsi sosial.
1
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
Perkembangan penyelenggaraan rumah sakit pada masa depan semakin
kompleks, baik dari segi jumlah, jenis, maupun bentuk pelayanan.
Tantangan yang dihadapi pun semakin berat karena fasilitas pelayanan
kesehatan dituntut untuk mampu memenuhi persyaratan dan standar yang
ditetapkan, serta mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Sebagai penyedia jasa layanan bidang kesehatan, rumah sakit
dituntut untuk mampu memberikan layanan berstandar mutu tinggi
dengan biaya terjangkau. Sementara itu sebagai organisasi yang tumbuh
dan berkembang, kelangsungan penyelenggaraan bisnis rumah sakit juga
membutuhkan perencanaan dalam upaya pengembangan organisasi yang
berkesinambungan. Konsep perumahsakitan pada masa modern
membawa konsekuensi pada proses bisnis internal organisasi rumah sakit
yang harus dikelola secara terukur dan terkendali. Oleh karena itu,
organisasi rumah sakit memerlukan sistem manajemen dalam menempuh
langkah strategik sebagai usaha untuk memenuhi standar, mencapai
tujuan, dan meningkatkan kinerja organisasi.
Manajemen strategik merupakan metode dan pendekatan yang
harus digunakan untuk menerjemahkan proses bisnis yang terukur dan
terkendali dalam penyelenggaraan organisasi rumah sakit. Manajemen
strategik juga menjadi upaya dalam membangun masa depan organisasi
melalui proses perumusan dan pengimplementasian strategi organisasi,
serta penyediaan customer value terbaik. Manajemen strategik berfokus
pada proses penetapan arah dan tujuan organisasi, kebijakan, perencanaan,
dan pengembangan organisasi.
Sebagai komitmen dalam penerapan manajemen strategik,
diperlukan suatu dokumentasi atas pernyataan formal mengenai arah dan
tujuan organisasi, serta sebagai acuan dasar dalam penyelenggaraan
organisasi. Dokumen Business Plan atau Rencana Bisnis merupakan salah
satu dokumen perencanaan yang menjadi acuan dasar dalam
2
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
penyelenggaraan organisasi rumah sakit. Dokumen Business Plan
merupakan suatu pedoman dan landasan bagi pelaku organisasi untuk
berpikir dan bertindak dalam menjalankan organisasinya. Dokumen
Business Plan juga merupakan suatu peta perjalanan organisasi (road map)
yang harus diacu oleh pimpinan organisasi agar dapat mewujudkan visi
dan misi organisasi sesuai dengan yang telah dirumuskan. Oleh karena itu,
penyusunan Dokumen Business Plan Rumah Sakit sangat diperlukan untuk
menjabarkan arah bisnis serta menjadi acuan manajemen dalam
menjalankan dan mengelola organisasi rumah sakit.
Penyusunan Dokumen Rencana Bisnis (Business Plan) bagi rumah
sakit perlu dilakukan secara lebih khusus. Hal ini karena organisasi rumah
sakit, selain bersifat profit juga harus bersifat sosial. Selain itu, adanya
standarisasi rumah sakit dalam bentuk peraturan perundangan yang
mengatur aspek fisik, pelayanan, ketenagaan, serta peralatan harus
diperhatikan karena sangat mempengaruhi nilai pembiayaan.
Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur merupakan Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur yang
berbentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Dalam rangka
penyelenggaraan dan pengembangan organisasi, Rumah Sakit Mata
Masyarakat Jawa Timur perlu menyusun Dokumen Rencana Bisnis
(Business Plan) sebagai acuan dasar dalam penyelenggaraan dan
pengembangan organisasi. Peran tim konsultan WJP Consultation
Network™ dalam kegiatan ini adalah sebagai fasilitator kebutuhan dan
harapan terhadap rencana pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat
Jawa Timur, serta melakukan pendampingan dalam penyusunan
Dokumen Rencana Bisnis (Business Plan) Rumah Sakit Mata Masyarakat
Jawa Timur.

3
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
1.2 Isi Pokok Dokumen Rencana Bisnis
Dalam Dokumen Rencana Bisnis (Business Plan) Rumah Sakit Mata
Masyarakat Jawa Timur Tahun 2021-2025 dijelaskan perkiraan posisi
organisasi Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur yang ditentukan
melalui analisis lingkungan bisnis. Dengan mengetahui posisi organisasi
dapat ditentukan strategi utama (grand strategy) Rumah Sakit Mata
Masyarakat Jawa Timur yang akan dijalankan untuk dapat bersaing
dengan kompetitor lain di bidang industri perumahsakitan.
Dokumen Rencana Bisnis (Business Plan) merupakan suatu pedoman
dan landasan baik dalam bertindak dan berpikir, serta sebagai suatu peta
perjalanan organisasi (road map) bagi Pemilik dan Pengelola dalam
mengelola Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur periode tahun 2021-
2025. Untuk dapat mencapai visi dan misi Rumah Sakit Mata Masyarakat
Jawa Timur, Pemilik dan Pengelola harus selalu melihat dan mengacu pada
dokumen Rencana Bisnis yang antara lain berisi Analisis Lingkungan
sebagai gambaran potensi pasar potensial, Rencana Produk Pelayanan,
serta Proyeksi Keuangan agar keberlanjutan Rumah Sakit Mata Masyarakat
Jawa Timur dapat berjalan sesuai rencana.

1.3 Tim Penyusun Dokumen Rencana Bisnis


Kegiatan penyusunan Dokumen Rencana Bisnis (Business Plan)
Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur Tahun 2021-2025 dilakukan
oleh Tim Konsultan WJP Consultation NetworkTM sebagai berikut:
1. Widodo J.Pudjirahardjo., dr., MS., M.PH., Dr.PH, sebagai Koordinator
Tim Konsultan dengan keahlian di bidang Kebijakan dan Perencanaan
bidang Kesehatan, Manajemen Rumah Sakit, dan Perencanaan Rumah
Sakit;
2. Vidya Noermalawati, S.KM, sebagai Anggota Tim Konsultan

4
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
BAB 2
KONDISI DAN POSISI RUMAH SAKIT

Perumusan rencana bisnis dalam pengembangan organisasi


didahului dengan analisis kondisi dan posisi organisasi. Kondisi dan posisi
rumah sakit Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur ditentukan melalui
analisis TOWS (Threat – Opportunity – Weakness – Strength). Penggunaan
analisis TOWS dikarenakan kekuatan internal belum tentu dapat
memenuhi peluang pasar dengan baik dan mampu menghadapi tekanan
atau tantangan dari eksternal. Analisis TOWS diawali dengan analisa TO
(Threat–Opportunity) yang merupakan faktor eksternal pada saat ini dan
yang akan datang, dilanjutkan dengan analisis WS (Weakness–Strength)
yang merupakan faktor internal pada saat ini. Dengan menggunakan
analisis TOWS, faktor eksternal lebih dikedepankan daripada faktor
internal. Sehingga peluang dan tantangan yang merupakan faktor eksternal
yang dipelajari dan diinvestigasi terlebih dahulu karena dianggap bersifat
lebih dinamis dan bersaing. Setelah mengkaji faktor eksternal, selanjutnya
dilakukan beberapa penyesuaian hingga perbaikan potensi internal untuk
menciptakan peluang yang menguntungkan. Hal ini diyakini akan
menghasilkan analisa yang lebih bisa memanfaatkan peluang dan dapat
mengantisipasi segala ancaman yang akan datang.

2.1 Analisis Lingkungan Eksternal Rumah Sakit


Analisis kondisi eksternal Rumah Sakit Mata Masyarakat (RSMM)
Jawa Timur terbagi menjadi analisis terhadap ancaman (threat) dan
peluang (opportunity) yang sedang dan akan dihadapi Rumah Sakit Mata
Masyarakat (RSMM) Jawa Timur. Berdasarkan hasil diskusi Tim Business
Plan yang juga dihadiri oleh elemen Direksi dan Manajemen RSMM Jawa
Timur didapatkan kesepatakan parameter yang merupakan ancaman dan
peluang yang dihadapi RSMM Jawa Timur. Parameter dikelompokkan
5
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
kedalam ancaman (threat) jika kondisi eksternal merupakan kondisi yang
bersifat mengancam atau dapat menghambat kelangsungan bisnis
organisasi. Parameter dikelompokkan ke dalam peluang (opportunity) jika
kondisi eksternal merupakan kondisi yang menyediakan peluang dan
menguntungkan organisasi untuk mengembangkan bisnis. Terdapat 7
(tujuh) parameter ancaman yang dihadapi RSMM Jawa Timur yaitu:
1. Perkembangan teknologi kedokteran dan alat kesehatan canggih;
2. Keterjangkauan terhadap teknologi kedokteran dan peralatan
kesehatan canggih;
3. Kekhususan dan pelayanan unggulan dari RS dan/atau faskes
kompetitor RSMM Jawa Timur;
4. Kemudahan mendapat pasokan SDM perumahsakitan;
5. Kemudahan mendapat finansial perbankan;
6. Aksesibilitas masyarakat dalam menjangkau RSMM Jawa Timur;
7. Jumlah RS dan/atau faskes kompetitor RSMM.
Sementara parameter peluang RSMM Jawa Timur teridentifikasi
sebanyak 12 (dua belas) parameter, yaitu:
1. Kunjungan pasien ke RSMM Jawa Timur dibandingkan dengan
kunjungan pasien ke RS/Klinik Mata yang lain;
2. Angka kesakitan penyakit mata dan kebutaan;
3. Kebutuhan pelayanan khusus mata pada situasi pandemi;
4. Kerjasama dengan BPJS;
5. Kerjasama dengan asuransi/perusahaan lain;
6. Kerjasama dengan FKTP;
7. Jumlah penduduk;
8. Pertumbuhan ekonomi daerah Surabaya dan Jawa Timur;
9. Daya beli masyarakat terhadap jasa kesehatan;
10. Kebijakan pemerintah pusat dan daerah tentang perumahsakitan
khususnya pelayanan mata;
11. Kebijakan pemerintah pusat dan daerah tentang Akreditasi RS;
6
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
12. Kemudahan mendapat pasokan obat.
Seluruh parameter faktor eksternal tersebut selanjutnya diberi bobot
dan rating oleh seluruh peserta diskusi RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan.
Bobot merupakan gambaran tingkat kepentingan dari setiap parameter
dalam aspek ancaman maupun peluang. Penentuan bobot dilakukan
dengan membandingkan tingkat kepentingan antara satu parameter
dengan parameter yang lain dalam setiap aspek ancaman dan peluang.
Dalam hal ini, pemberian bobot ditentukan sebagai berikut:
1. Bobot 1 berarti parameter yang dimaksud sedikit penting;
2. Bobot 2 berarti parameter yang dimaksud agak penting;
3. Bobot 3 berarti parameter yang dimaksud penting; dan
4. Bobot 4 berarti parameter yang dimaksud sangat penting.
Setiap peserta diskusi memberikan bobot untuk setiap parameter,
selanjutnya bobot dari seluruh peserta diskusi dijumlahkan dan dibagi
dengan total jumlah bobot untuk seluruh parameter dalam satu aspek.
Dengan demikian total bobot untuk seluruh parameter dalam satu aspek
menjadi satu. Setelah menentukan bobot, seluruh peserta diskusi
selanjutnya diminta untuk memberikan penilaian rating untuk setiap
parameter. Rating merupakan gambaran tingkat penilaian terkait seberapa
mengancam dan seberapa berpeluang suatu parameter dalam kondisi
eksternal organisasi. Nilai rating untuk ancaman bersifat negatif dan nilai
rating untuk peluang bersifat positif. Dalam hal ini, pemberian rating
ditentukan sebagai berikut:
Tingkatan Rating untuk Ancaman Tingkatan Rating untuk Peluang
-1 : Sedikit mengancam 1 : Sedikit berpeluang
-2 : Agak mengancam 2 : Agak berpeluang
-3 : Mengancam 3 : Berpeluang
-4 : Sangat mengancam 4 : Sangat berpeluang
Setiap peserta diskusi memberikan rating untuk setiap parameter,
selanjutnya rating dari seluruh peserta diskusi dijumlahkan dan dibagi
7
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
dengan banyaknya peserta diskusi. Setelah diketahui nilai bobot dan rating
untuk setiap parameter, selanjutnya dihitung skor setiap parameter yang
merupakan hasil perkalian antara nilai bobot dan nilai rating.
Berikut adalah hasil pemberian bobot dan rating serta hasil
perhitungan skor untuk setiap parameter dalam aspek ancaman (threat) dan
peluang (opportunity) sebagai hasil analisis kondisi eksternal RSMM Jawa
Timur.

Tabel 2.1. Hasil Pemberian Bobot dan Rating Parameter Threat dan
Opportunity RSMM Jawa Timur

NO PARAMETER BOBOT RATING SKOR

Threat (Ancaman)
1 Kecepatan perkembangan 0,15 -3,55 -0,54
teknologi di kedokteran dan
peralatan kesehatan canggih
2 Keterjangkauan terhadap 0,14 -3,55 -0,51
teknologi kedokteran dan
peralatan kesehatan canggih
3 Kekhususan dan pelayanan 0,17 -3,27 -0,56
unggulan dari RS dan/atau
faskes kompetitor RSMM
4 Kemudahan mendapat pasokan 0,12 -2,36 -0,27
SDM perumahsakitan
5 Kemudahan mendapat finansial 0,12 -2,64 -0,31
perbankan
6 Aksesibilitas masyarakat dalam 0,15 -3,09 -0,46
menjangkau RSMM
7 Jumlah RS dan/atau faskes 0,16 -3,36 -0,52
kompetitor RSMM
1,00 -3,16
Opportunity (Peluang)
1 Kunjungan pasien ke RSMM 0,10 3,09 0,31
dibandingkan dengan kunjungan
pasien ke RS/Klinik Mata lain
2 Angka kesakitan penyakit mata 0,08 3,00 0,23
dan kebutaan
3 Kebutuhan pelayanan khusus 0,07 2,91 0,20
mata pada situasi pandemi
8
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
NO PARAMETER BOBOT RATING SKOR
4 Kerjasama dengan BPJS 0,09 3,45 0,33
5 Kerjasama dengan 0,08 3,45 0,29
asuransi/perusahaan lain
6 Kerjasama dengan FKTP 0,09 3,45 0,31
7 Jumlah penduduk 0,07 3,09 0,23
8 Pertumbuhan ekonomi daerah 0,08 3,18 0,26
Surabaya dan Jawa Timur
9 Daya beli masyarakat terhadap 0,09 3,27 0,29
jasa kesehatan
10 Kebijakan pemerintah pusat dan 0,07 2,91 0,21
daerah tentang perumahsakitan
khususnya pelayanan mata
11 Kebijakan pemerintah pusat dan 0,08 3,09 0,26
daerah tentang Akreditasi RS
12 Kemudahan mendapat pasokan 0,09 3,18 0,28
obat
1,00 3,19
COMPETITIVE POSTURE 2,00 0,03

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa skor ancaman (threat)


RSMM Jawa Timur adalah -3,16 dan skor peluang (opportunity) RSMM Jawa
Timur adalah 3,19. Dengan demikian maka competitive posture yang dimiliki
RSMM Jawa Timur berdasarkan hasil analisis TOWS adalah 0,03.

2.2 Analisis Lingkungan Internal Rumah Sakit


Analisis kondisi internal Rumah Sakit Mata Masyarakat (RSMM)
Jawa Timur terbagi menjadi analisis terhadap kelemahan (weakness) dan
kekuatan (strength) yang sedang dihadapi RSMM Jawa Timur. Berdasarkan
hasil diskusi Tim Business Plan yang juga dihadiri oleh elemen Direksi dan
Manajemen RSMM Jawa Timur didapatkan kesepatakan parameter yang
merupakan kelemahan dan kekuatan yang dihadapi RSMM Jawa Timur.
Parameter dikelompokkan ke dalam kelemahan (weakness) jika kondisi
internal organisasi mengalami keterbatasan atau kekurangan sehingga
menghambat perkembangan organisasi dalam memenuhi kebutuhan pasar

9
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
yang dilayani atau ingin dilayani oleh organisasi. Sementara itu, parameter
dikelompokkan ke dalam kekuatan (strength) jika kondisi internal
organisasi lebih unggul dibanding pesaing atau merupakan kekuatan di
dalam organisasi dan mampu memenuhi kebutuhan pasar yang dilayani
atau ingin dilayani oleh organisasi. Terdapat 15 (lima belas) parameter
kelemahan RSMM Jawa Timur yaitu:
1. Ketersediaan dan kesesuaian standar pelayanan operasional (SPO);
2. Ketersediaan dan kesesuaian standar pelayanan minimal (SPM);
3. Kemampuan menyediakan waktu pelayanan sesuai kebutuhan pasien
(fleksibilitas waktu dan jadwal pelayanan);
4. Lokasi RSMM Jawa Timur;
5. Ketersediaan alkes, sarpras, dan ruangan di RSMM Jawa Timur sesuai
standar dalam UU dan Akreditasi untuk RS Mata Kelas B;
6. Pemisahan area menular dan tidak menular;
7. Audit internal;
8. Penerapan visi dan misi organisasi RSMM Jawa Tmur;
9. Keberadaan dan kejelasan pedoman tata kelola RSMM Jawa Timur;
10. Fleksibilitas sistem manajemen RSMM Jawa Timur;
11. Modul/aplikasi SIM RS beserta perangkat dan jaringan yang
dikembangkan di RSMM Jawa Timur;
12. Pemanfaatan SIM RS di RSMM Jawa Timur;
13. Keberadaan tim pemasaran di RSMM Jawa Timur menurut fungsi
pemasaran;
14. Rencana/program dan strategi pemasaran di RSMM Jawa Timur;
15. Hasil Kinerja tim Pemasaran.

Sementara parameter kekuatan RSMM Jawa Timur teridentifikasi


sebanyak 10 (sepuluh) parameter, yaitu:
1. Kelulusan Akreditasi Rumah Sakit;
2. Kelengkapan produk pelayanan kesehatan mata;
10
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
3. Kekhususan pelayanan dan/atau pelayanan unggulan kesehatan
mata;
4. Tarif pelayanan RSMM Jawa Timur;
5. Tingkat pendapatan RSMM Jawa Timur;
6. Kemampuan investasi dan keuangan RSMM Jawa Timur;
7. Audit eksternal;
8. Keberadaan dan kejelasan struktur organisasi RSMM Jawa Timur;
9. SDM pemberi pelayanan di RSMM Jawa Timur;
10. Etos kerja dan loyalitas SDM RSMM Jawa Timur.
Seluruh parameter faktor internal tersebut selanjutnya diberi bobot
dan rating oleh seluruh peserta diskusi RSMM Jawa Timur. Bobot
merupakan gambaran tingkat kepentingan dari setiap parameter dalam
aspek kelemahan maupun kekuatan. Penentuan bobot dilakukan dengan
membandingkan tingkat kepentingan antara satu parameter dengan
parameter yang lain dalam setiap aspek kelemahan dan kekuatan. Dalam
hal ini, pemberian bobot ditentukan sebagai berikut:
1. Bobot 1 berarti parameter yang dimaksud sedikit penting;
2. Bobot 2 berarti parameter yang dimaksud agak penting;
3. Bobot 3 berarti parameter yang dimaksud penting; dan
4. Bobot 4 berarti parameter yang dimaksud sangat penting.
Setiap peserta diskusi memberikan bobot untuk setiap parameter,
selanjutnya bobot dari seluruh peserta diskusi dijumlahkan dan dibagi
dengan total jumlah bobot untuk seluruh parameter dalam satu aspek.
Dengan demikian total bobot untuk seluruh parameter dalam satu aspek
menjadi satu. Setelah menentukan bobot, seluruh peserta diskusi
selanjutnya diminta untuk memberikan penilaian rating untuk setiap
parameter. Rating merupakan gambaran tingkat penilaian terkait seberapa
mengancam dan seberapa berpeluang suatu parameter dalam kondisi
internal organisasi. Nilai rating untuk kelemahan bersifat negatif dan nilai

11
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
rating untuk kekauatan bersifat positif. Dalam hal ini, pemberian rating
ditentukan sebagai berikut:
Tingkatan Rating untuk Kelemahan Tingkatan Rating untuk Kekuatan
-1 : Sedikit lemah 1 : Sedikit kuat
-2 : Agak lemah 2 : Agak kuat
-3 : Lemah 3 : Kuat
-4 : Sangat lemah 4 : Sangat kuat
Setiap peserta diskusi memberikan rating untuk setiap parameter,
selanjutnya rating dari seluruh peserta diskusi dijumlahkan dan dibagi
dengan banyaknya peserta diskusi. Setelah diketahui nilai bobot dan rating
untuk setiap parameter, selanjutnya dihitung skor setiap parameter yang
merupakan hasil perkalian antara nilai bobot dan nilai rating.
Berikut adalah hasil pemberian bobot dan rating serta hasil
perhitungan skor untuk setiap parameter dalam aspek kelemahan
(weakness) dan kekuatan (strength) sebagai hasil analisis kondisi internal
RSMM Jawa Timur.
Tabel 2.2. Hasil Pemberian Bobot dan Rating Parameter Weakness dan
Strength RSMM Jawa Timur

NO PARAMETER BOBOT RATING SKOR

Weakness (Kelemahan)
1 Ketersediaan dan kesesuaian 0,06 -2,73 -0,16
standar pelayanan operasional
(SPO)
2 Ketersediaan dan kesesuaian 0,06 -2,73 -0,16
standar pelayanan minimal
(SPM)
3 Kemampuan menyediakan 0,07 -3,36 -0,24
waktu pelayanan sesuai
kebutuhan pasien (fleksibilitas
waktu dan jadwal pelayanan)
4 Lokasi RSMM 0,06 -2,91 -0,18

12
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
NO PARAMETER BOBOT RATING SKOR
5 Ketersediaan alkes, sarpras, dan 0,07 -2,91 -0,21
ruangan di RSMM sesuai standar
dalam UU dan Akreditasi untuk
RS Mata Kelas B
6 Pemisahan area menular dan 0,06 -2,45 -0,14
tidak menular
7 Audit internal 0,07 -3,00 -0,20
8 Penerapan visi dan misi 0,07 -2,55 -0,17
organisasi RSMM
9 Keberadaan dan kejelasan 0,07 -3,18 -0,21
pedoman tata kelola RSMM
10 Fleksibilitas sistem manajemen 0,06 -2,91 -0,18
RSMM
11 Modul/aplikasi SIM RS beserta 0,07 -3,36 -0,25
perangkat dan jaringan yang
dikembangkan di RSMM
12 Pemanfaatan SIM RS di RSMM 0,07 -3,55 -0,26
13 Keberadaan tim pemasaran di 0,08 -2,91 -0,22
RSMM menurut fungsi
pemasaran
14 Rencana/program dan strategi 0,07 -3,18 -0,22
pemasaran di RSMM
15 Hasil Kinerja tim Pemasaran 0,07 -3,18 -0,23
1,00 -3,01
Strength (Kekuatan)
1 Kelulusan Akreditasi Rumah 0,11 3,36 0,37
Sakit
2 Kelengkapan produk pelayanan 0,11 3,82 0,42
kesehatan mata
3 Kekhususan pelayanan dan/atau 0,11 3,45 0,37
pelayanan unggulan kesehatan
mata
4 Tarif pelayanan RSMM 0,09 3,64 0,34
5 Tingkat pendapatan RSMM 0,09 3,45 0,32
6 Kemampuan investasi dan 0,10 3,00 0,29
keuangan RSMM

13
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
NO PARAMETER BOBOT RATING SKOR
7 Audit eksternal 0,09 2,82 0,25
8 Keberadaan dan kejelasan 0,09 3,18 0,28
struktur organisasi RSMM
9 SDM pemberi pelayanan di 0,11 3,45 0,37
RSMM
10 Etos kerja dan loyalitas SDM 0,11 3,36 0,35
RSMM
1,00 3,37
STRENGTH POSTURE 2,00 0,36

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa skor kelemahan


(weakness) RSMM Jawa Timur adalah -3,01 dan skor kekuatan (strength)
RSMM Jawa Timur adalah 3,37. Dengan demikian maka strength posture
yang dimiliki RSMM Jawa Timur berdasarkan hasil analisis TOWS adalah
0,36.

2.3 Isu Strategis


Berdasarkan hasil analisis TOWS yang telah dilakukan, teridentifikasi
ancaman, peluang, kelemahan serta kekuatan RSMM Jawa Timur. Melalui
proses perhitungan bobot, rating dan skor dalam analisis TOWS,
didapatkan prioritas dalam setiap kelompok ancaman, peluang, kelemahan
dan kekuatan yang menjadi isu strategis dalam rencana pengembangan
RSMM Jawa Timur. RSMM Jawa Timur perlu memperhatikan dan
mengedepankan urutan prioritas ini dalam perencanaan pembangunan
organisasi rumah sakit. Berikut adalah urutan prioritas berdasarkan hasil
skoring dalam analisis TOWS dalam rencana pengembangan RSMM Jawa
Timur.
a. Ancaman eksternal yang dihadapi RSMM Jawa Timur adalah sebagai
berikut:
1) Kekhususan dan pelayanan unggulan dari RS dan/atau faskes
kompetitor RSMM Jawa Timur;
14
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
2) Kecepatan perkembangan teknologi di kedokteran dan peralatan
kesehatan canggih;
3) Jumlah RS dan/atau faskes kompetitor RSMM Jawa Timur;
4) Keterjangkauan terhadap teknologi kedokteran dan peralatan
kesehatan canggih;
5) Aksesibilitas masyarakat dalam menjangkau RSMM Jawa Timur;
6) Kemudahan mendapat finansial perbankan;
7) Kemudahan mendapat pasokan SDM perumahsakitan.
b. Peluang eksternal yang dihadapi RSMM Jawa Timur adalah sebagai
berikut:
1) Kerjasama dengan BPJS;
2) Kerjasama dengan FKTP;
3) Kunjungan pasien ke RSMM dibandingkan dengan kunjungan
pasien ke RS/Klinik Mata yang lain;
4) Daya beli masyarakat terhadap jasa kesehatan;
5) Kerjasama dengan asuransi/perusahaan lain;
6) Kemudahan mendapat pasokan obat;
7) Pertumbuhan ekonomi daerah Surabaya dan Jawa Timur;
8) Kebijakan pemerintah pusat dan daerah tentang Akreditasi RS;
9) Angka kesakitan penyakit mata dan kebutaan;
10) Jumlah penduduk;
11) Kebijakan pemerintah pusat dan daerah tentang perumahsakitan
khususnya pelayanan mata;
12) Kebutuhan pelayanan khusus mata pada situasi pandemi.

c. Kelemahan internal yang dimiliki RSMM Jawa Timur adalah sebagai


berikut:
1) Pemanfaatan SIM RS di RSMM Jawa Timur;
2) Modul/aplikasi SIM RS beserta perangkat dan jaringan yang
dikembangkan di RSMM Jawa Timur;
15
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
3) Kemampuan menyediakan waktu pelayanan sesuai kebutuhan
pasien (fleksibilitas waktu dan jadwal pelayanan);
4) Hasil Kinerja tim Pemasaran;
5) Keberadaan tim pemasaran di RSMM Jawa Timur menurut fungsi
pemasaran;
6) Rencana/program dan strategi pemasaran di RSMM Jawa Timur;
7) Keberadaan dan kejelasan pedoman tata kelola RSMM Jawa Timur;
8) Ketersediaan alkes, sarpras, dan ruangan di RSMM sesuai standar
dalam UU dan Akreditasi untuk RS Mata Kelas B;
9) Audit internal;
10) Fleksibilitas sistem manajemen RSMM Jawa Timur;
11) Lokasi RSMM Jawa Timur;
12) Penerapan visi dan misi organisasi RSMM Jawa Timur;
13) Ketersediaan dan kesesuaian standar pelayanan operasional (SPO);
14) Ketersediaan dan kesesuaian standar pelayanan minimal (SPM);
15) Pemisahan area menular dan tidak menular.
d. Kekuatan internal yang dimiliki RSMM Jawa Timur adalah sebagai
berikut:
1) Kelengkapan produk pelayanan kesehatan mata;
2) Kekhususan pelayanan dan/atau pelayanan unggulan kesehatan
mata;
3) SDM pemberi pelayanan di RSMM Jawa Timur;
4) Kelulusan Akreditasi Rumah Sakit;
5) Etos kerja dan loyalitas SDM RSMM Jawa Timur;
6) Tarif pelayanan RSMM Jawa Timur;
7) Tingkat pendapatan RSMM Jawa Timur;
8) Kemampuan investasi dan keuangan RSMM Jawa Timur;
9) Keberadaan dan kejelasan struktur organisasi RSMM Jawa Timur;
10) Audit eksternal.

16
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
Berdasarkan hasil analisis prioritas tantangan dan peluang serta
kelemahan dan kekuatan yang dimiliki RSMM Jawa Timur sesuai hasil
analisis TOWS, disusun isu strategis yang menjadi fokus dalam rencana
pengembangan RSMM Jatim sebagai berikut:
1. Akreditasi Paripurna Versi SNARS Edisi 1.1;
2. Pembangunan lahan untuk pengembangan pelayanan RS;
3. Advokasi terhadap perubahan kebijakan Sistem Jaminan Kesehatan
Nasional – BPJS;
4. Pengembangan Rencana Bisnis dengan inovasi dan diversifikasi
produk pelayanan;
5. Peningkatan promosi rumah sakit dan kerjasama untuk branding rumah
sakit; serta
6. Pengembangan SIMRS untuk menunjang pelayanan RS.

2.4 Komitmen Pemilik Rumah Sakit


Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur adalah milik Pemerintah
Provinsi Jawa Timur dan merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sesuai dengan Keputusan Gubenur No. 26
tahun 2002 tanggal 4 April 2002. UPT Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
merupakan salah satu pelaksana tugas dalam proses pembangunan komitmen di
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur melalui sistem koordinasi, sosialisasi dan
fasilitasi yang mendalam dan berulang-ulang hingga tersusunnya Rencana Bisnis
(Business Plan). Rencana Bisnis (Business Plan) merupakan suatu komitmen UPT
Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur untuk berusaha mencapai sasaran
strategis dan indikator-indikator kinerja yang telah disepakati yang nantinya
merupakan laporan pertanggung jawaban kepala Dinas Kesehatan kepada
Gubernur dan masyarakat Jawa Timur.
Indikator kinerja UPT Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur terkait
langsung dengan indikator kinerja Dinas Provinsi Jawa Timur yang secara
langsung menunjukkan kinerja yang dicapai dalam lima tahun mendatang yang
17
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
mana sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
RPJMD. Berdasarkan hal tersebut, pemilik dan pengelola UPT Rumah Sakit
Mata Masyarakat Jawa Timur berkomitmen dalam pengembangan organisasi
yang telah ditetapkan sebagai berikut:
a. Membangun sarana prasarana pendukung pelayanan kesehatan mata;
b. Mengoptimalkan kegiatan promosi, strategi pemasaran dan kerjasama
dengan pihak ketiga;
c. Mengoptimalkan SDM;
d. Melengkapi dan menyempurnakan peralatan medis dan penunjang medis
dan medis untuk membangun pelayanan yang professional, bermutu dan
mampu bersaing yang akan berdampak terhadap kualitas produk
pelayanan yang ditawarkan oleh RSMM Jawa Timur;
e. Memberikan pelayanan yang berkualitas secara paripurna dengan kekhasan
yang berbeda dengan yang lain, melalui penetapan standar pelayanan yang
dilengkapi dengan Standart Prosedur Operasional;
f. Membangun kepercayaan pelanggan melalui analisis kebutuhan, sehingga
terwujud pelanggan yang loyal terhadap RSMM Jawa Timur, menjalin
hubungan yang harmonis dengan berbagai pelangan eksternal secara
berkesinambungan;
g. Membangun jaringan kerjasama dengan pelanggan eksternal guna
peningkatan lingpelayanan sesuai dengan prinsip saling menguntungkan
dan bermanfaat bagi masyarakat pengguna;
h. Mengembangkan jejaring rujukan.

2.5 Posisi Rumah Sakit


Dalam menentukan posisi dan strategi organisasi Rumah Sakit Mata
Masyarakat Jawa Timur dilakukan analisis TOWS dengan mengukur nilai
External Factor Analysis Strategy (EFAS) dan Internal Factor Analysis Strategy
(IFAS). Pengukuran nilai EFAS dan IFAS diperoleh dari hasil kajian
lingkungan eksternal dan internal rumah sakit yang telah dilakukan
18
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
sebelumnya. Manajemen RSMM Jawa Timur mengelompokkan tiap
parameter penilaian dan memberikan bobot serta rating, sehingga
menghasilkan penilaian sebagai berikut:
a. External Factor Analysis Strategy (EFAS)

Diperoleh dari hasil skoring faktor eksternal berupa ancaman (threat)


sebesar -3,16 dan peluang (opportunity) sebesar 3,19, sehingga
menghasilkan competitive posture sebesar 0,03.
b. Internal Factor Analysis Strategy (IFAS)

Diperoleh dari hasil skoring faktor internal berupa kelemahan


(weakness) sebesar -3,01 dan kekuatan (strength) sebesar 3,37, sehingga
menghasilkan strength posture sebesar 0,36.
Setelah diperoleh nilai External Factor Analysis Strategy (EFAS) dan
Internal Factor Analysis Strategy (IFAS) RSMM Jawa Timur berdasarkan hasil
analisis TOWS, selanjutnya nilai tersebut dimasukkan dalam kuadran
TOWS untuk melihat posisi RSMM Jawa Timur bedasarkan analisis
eksternal dan internal.

19
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
5,00

4,00

-3,01; 3,19 3,00 3,37; 3,19

2,00

1,00
0,03; 0,36
WS 0,00
5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00
1,00

2,00

3,00
-3,01; -3,16 3,37; -3,16

4,00

5,00

OT
TOWS SO ST WO WT

Berdasarkan hasil analisis TOWS diketahui bahwa posisi RSMM


Jawa Timur berada pada kuadran SO dengan posisi (0,03;0,36). Strategi
yang dapat digunakan pada kuadran SO berupa strategi yang mendukung
strategi agresif, dengan menggunakan kekuatan internal untuk
memanfaatkan peluang eksternal. Meskipun demikian, posisi RSMM Jawa
Timur pada kuadran SO masih berada pada posisi yg lemah ditunjukkan
dengan nilai yang kurang dari 1 untuk competitive posture dan strength
posture. Oleh karena itu, penentuan strategi yang dipilih selanjutnya harus
mempertimbangkan kondisi organisasi saat ini berdasarkan analisis TOWS.

20
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
BAB 3
KEBUTUHAN PELAYANAN KESEHATAN MATA DI MASA DEPAN

3.1 Gambaran Kebutuhan Pelayanan Kesehatan Mata


Pembangunan kesehatan ditekankan pada upaya promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit, di samping memantapkan upaya pengobatan
dan upaya rehabilitasi. Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan yang menyatakan bahwa upaya
kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan
berkesinambungan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
berperan penting dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) yang antara lain ditentukan oleh kualitas indera penglihatan.
Mata adalah indera penglihatan dan merupakan salah satu indera
yang penting bagi manusia, melalui mata manusia menyerap >80%
informasi visual yang digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan.
Namun gangguan terhadap penglihatan banyak terjadi, mulai dari
gangguan ringan hingga gangguan yang berat yang dapat mengakibatkan
kebutaan. Upaya mencegah dan menanggulangi gangguan penglihatan
dan kebutaan perlu mendapatkan perhatian.
Untuk menangani permasalahan gangguan penglihatan dan
kebutaan, IAPB (International Agency for the Prevention of Blindness)
bekerjasama dengan WHO memperkenalkan program Vision 2020: The
Right to Sight pada 18 Februari 1999. Vision 2020: The Right to Sight adalah
suatu inisiatif global untuk penanggulangan gangguan penglihatan dan
kebutaan di seluruh dunia pada tahun 2020. Vision 2020 adalah kemitraan
yang memberikan bimbingan, teknis dan sumber daya dalam bentuk
agenda program yang dapat diadaptasi oleh negara-negara anggotanya.
Indonesia telah menetapkan komitmennya untuk ikut dalam inisiatif global

21
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
tersebut pada tanggal 15 Februari 2000 oleh Ibu Megawati Soekarnoputri
sebagai Wakil Presiden saat itu.
Dalam upaya mencapai Vision 2020 ini WHO telah menetapkan
setiap hari Kamis minggu kedua di bulan Oktober sebagai Hari Penglihatan
Sedunia (World Sight Day, disingkat sebagai WSD) yang sudah
dilaksanakan sejak tahun 2000. Tahun 2018 ini WSD jatuh pada tanggal 11
Oktober. Tema utama WSD tahun ini yang diangkat oleh WHO
melanjutkan tema sebelumnya yaitu “Universal Eye Health” dengan pesan
khusus “Eye Care Everywhere”, sedangkan tema nasional membawa pesan
“Mata Sehat untuk Semua”.
Sebagai titik awal perencanaan program penanggulangan gangguan
penglihatan dan kebutaan yang direkomendasikan oleh WHO melalui
Vision 2020 adalah ketersediaan data mengenai situasi gangguan
penglihatan dan kebutaan di suatu wilayah atau negara melalui metode
survei yang dapat diandalkan. Ketersediaan data ini sangat penting agar
program penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan dirancang
berdasarkan permasalahan yang muncul di masyarakat sehingga dapat
dilakukan perencanaan program yang efektif dan efisien.

a. Situasi Gangguan Penglihatan Global


Global Data on Visual lmpairments 2010, menyebutkan bahwa
diseluruh dunia terdapat 285 juta orang dengan gangguan penglihatan. 39
juta orang buta dan 246 Juta penyandang low vision. Dari jumlah tersebut,
65% dari semua gangguan penglihatan dan 82% dari orang dengan
kebutaan berusia di atas 50 tahun. Sekitar 90% dari mereka yang terganggu
penglihatannya di dunia tinggal di wilayah berpenghasilan rendah. Sekitar
80% dari semua gangguan penglihatan dapat dicegah atau disembuhkan.
Hasil systematic review dan meta-analysis dari data berbasis populasi
yang relevan dengan gangguan penglihatan dan kebutaan global yang
dipublikasikan tahun 1980-2015 mendapatkan hasil pada tahun 2015
22
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
diperkirakan dari 7,33 triliun penduduk dunia terdapat 253 juta orang
(3,38%) yang menderita ganguan penglihatan, yang terdiri dari 36 juta
orang mengalami kebutaan, 217 juta mengalami gangguan penglihatan
sedang hingga berat. Di samping itu terdapat 188 juta orang mengalami
gangguan penglihatan ringan.
Klasifikasi gangguan penglihatan yang digunakan adalah sesuai
dengan klasifikasi WHO, yaitu berdasarkan tajam penglihatan. Gangguan
penglihatan ringan jika tajam penglihatan berkisar <6/12 - ≥6/18,
gangguan penglihatan sedang dan berat jika tajam penglihatan berkisar
<6/18 - ≥3/60 dan buta jika tajam penglihatan kurang dari 3/60. Istilah
gangguan penglihatan merujuk pada kebutaan dan gangguan penglihatan
berat-sedang.
Jika dibandingkan dengan tahun 1990 maka prevalensi gangguan
penglihatan telah menurun yaitu dari 4,58% menjadi 3,38% di tahun 2015
sedangkan kebutaan menurun dari 0,75% di tahun 1990 menjadi 0,48% di
tahun 2015. Sebesar 55% penderita gangguan penglihatan adalah
perempuan. Sedangkan menurut umur, proporsi terbesar terjadi pada
umur 50 tahun ke atas, yaitu 86% dari penderita kebutaan, 80% dari
penderita gangguan penglihatan sedang hingga berat dan 74% dari
penderita gangguan penglihatan ringan.
Lima negara dengan prevalensi gangguan penglihatan terbesar (buta
dan gangguan penglihatan berat-sedang) adalah Afghanistan (9,09%),
Nepal (8,17%), Laos (7,71%), Eritrea (7,66%) dan Pakistan (7,54%).
Sedangkan lima negara dengan jumlah penduduk yang mengalami
gangguan penglihatan terbanyak adalah Cina, India, Pakistan, Indonesia
dan Amerika Serikat.
Penyebab gangguan penglihatan terbanyak di seluruh dunia adalah
gangguan refraksi yang tidak terkoreksi (48,99%), diikuti oleh katarak
(25,81%) dan Age related Macular Degeneration (AMD, 4,1%). Sedangkan
penyebab kebutaan terbanyak adalah katarak (34,47%), diikuti oleh
23
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
gangguan refraksi yang tidak terkoreksi (20,26%), dan glaukoma (8,30%).
Lebih dari 75% gangguan penglihatan merupakan gangguan penglihatan
yang dapat dicegah.

b. Situasi Gangguan Penglihatan dan Kebutaan di Indonesia


Populasi lndonesia merupakan ke-empat terbesar di dunia, setelah
Republik Rakyat Tiongkok, lndia dan Amerika Serikat. Menurut data BPS
dalam Statistik Indonesia 2016, jumlah penduduk lndonesia pada tahun
2015 mencapai 255.461.000 jiwa. Dari jumlah tersebut sebanyak 28.889.764
jiwa atau 11,31% merupakan penduduk yang berusia di atas 50 tahun.
Sekitar 57% populasi lndonesia terdapat di Pulau Jawa.
Data nasional terkini mengenai besaran masalah gangguan indera
penglihatan diperoleh melalui survey Rapid Assessment of Avoidable
Blindness (RAAB) yang dilaksanakan di 15 provinsi pada tahun 2014-2016.
RAAB merupakan metode survei standar untuk pengumpulan data
gangguan penglihatan dan kebutaan yang direkomendasikan oleh WHO,
melalui Global Action Plan (GAP) 2014 – 2019. RAAB merupakan survei
berbasis populasi untuk penderita kebutaan dan gangguan penglihatan
dan layanan perawatan mata pada orang-orang berumur 50 tahun ke atas,
mengingat berbagai penelitian didapatkan sekitar 85% kebutaan terdapat
pada umur 50 tahun dan lebih. RAAB dapat memberikan prevalensi
gangguan penglihatan dan kebutaan, penyebab utamanya, output dan
kualitas layanan perawatan mata, hambatan, cakupan bedah katarak dan
indikator lain dari layanan perawatan mata di daerah geografis tertentu.
Survei RAAB di Indonesia sampai saat ini telah dilakukan di 15
provinsi pada tahun 2014-2016 yaitu 3 provinsi di Sumatra, 4 provinsi di
Jawa, 1 provinsi di Kalimantan, 2 provinsi di Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara
Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua untuk dapat mewakili
kondisi Indonesia. Berdasarkan hasil survei RAAB pada tahun 2014 hingga
2016, Provinsi Jawa Timur menempati peringkat pertama sebagai provinsi
24
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
dengan angka kebutaan tertinggi yakni 371.599 penderita serta peringkat
kedelapan sebagai provinsi dengan persentase penderita katarak tertinggi
yakni 81,1%.
1) Prevalensi Kebutaan
Prevalensi kebutaan pada penduduk Indonesia umur 50 tahun ke
atas hasil RAAB berkisar antara 1,4% (Sumatera Barat) sampai 4,4% (Jawa
Timur). Dari data tersebut, dihitung prevalensi kebutaan pada penduduk
umur 50 tahun ke atas di Indonesia sebesar 3,0%. Penyebab utama
kebutaan dan gangguan penglihatan terbesar pada penduduk umur di
atas 50 tahun di Indonesia adalah katarak yang tidak dioperasi dengan
proporsi sebesar 77,7%. Katarak merupakan penyebab utama kebutaan
baik pada laki – laki (71,7%) maupun perempuan (81,0%).
2) Katarak dan Cataract Surgical Rate (CSR)
Katarak atau kekeruhan lensa mata merupakan penyebab utama
kebutaan di lndonesia, 77,7% kebutaan disebabkan oleh katarak.
Sedangkan prevalensi kebutaan akibat katarak pada penduduk umur 50
tahun ke atas di Indonesia sebesar 1,9%. Katarak merupakan proses
degeneratif yang sangat dipengaruhi umur. Dengan meningkatnya umur
harapan hidup maka proporsi penduduk umur ≥50 tahun akan meningkat
sehingga jumlah penderita katarak juga akan makin meningkat.
Kebutaan akibat katarak merupakan kebutaan yang dapat
disembuhkan yaitu melalui operasi dengan biaya yang tidak terlalu mahal
dan dapat dibiayai dalam Jaminan Kesehatan Nasional. Besarnya proporsi
kebutaan akibat katarak menunjukkan masih banyaknya penderita
katarak yang belum dioperasi.
Cataract Surgical Rate (CSR) adalah angka operasi katarak per satu
juta populasi per tahun, sedangkan Cataract Surgical Coverage (CSC)
adalah jumlah orang yang telah menjalani operasi katarak dibandingkan
dengan jumlah orang yang memerlukan operasi katarak baik di satu atau
kedua matanya. Angka CSC dapat diketahui dari survei RAAB, karena
25
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
perangkat lunak yang digunakan telah memuat pula perhitungan CSC.
Sedangkan angka CSR harus dihitung melalui pengumpulan data jumlah
operasi katarak yang telah dilakukan per tahun di suatu daerah/negara
lalu dibagi per satu juta populasi.
CSC di Indonesia sebesar 52,7% pada penderita katarak dengan
tajam penglihatan <3/60 (buta), 43,3% pada penderita katarak dengan
tajam penglihatan <6/60 dan 25,6% pada penderita katarak dengan tajam
penglihatan <6/18. CSC pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan
perempuan.

3.2 Target/ Segmen Pelayanan Kesehatan Mata


Katarak merupakan penyebab utama gangguan penglihatan di
lndonesia. Sekitar 70 - 80% gangguan penglihatan berat dan kebutaan
disebabkan oleh katarak, sehingga prioritas Program Penanggulangan
Gangguan Penglihatan oleh Pemerintah Pusat adalah menurunkan
prevalensi gangguan penglihatan akibat katarak, dengan tetap melakukan
upaya penanggulangan gangguan penglihatan dengan penyebab lainnya.
Upaya penanggulangan gangguan penglihatan dilakukan melalui
pencegahan, pengendalian dan penanganan, dengan pendekatan siklus
hidup.
lndonesia telah bergabung dengan program penanggulangan
kebutaan Global Vision 2020 pada tahun 2000 dan membentuk koordinator
nasional dan rencana aksi pada tahun 2005. Vision 2020 merupakan inisiatif
global yang dicanangkan oleh WHO dan IAPB dengan tujuan
mengeliminasi kebutaan yang dapat dicegah sehingga setiap individu
mempunyai fungsi penglihatan yang optimal. Pada tahun 2015
Kementerian Kesehatan merestrukturisasi koordinator nasional menjadi Komite
Mata Nasional. Kementerian Kesehatan Rl bersama Komite Mata Nasional,

PERDAMI, dan Non Government Organization (NGO) secara umum telah

26
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
merancang strategi penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan di
Indonesia melalui lima langkah sebagai berikut:
a. ldentifikasi besarnya permasalahan gangguan penglihatan di masing-
masing wilayah melalui survei Rapid Assessment of Avoidable Blindness
(RAAB).

b. Analisa situasi dan pembuatan Plan of Action di tiap provinsi dan


kabupaten/kota.
c. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) untuk
penanggulangan gangguan penglihatan.
d. Penguatan sistem informasi dan rujukan.
e. lntegrasi pelayanan kesehatan mata dengan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN).
Sasaran langsung program penanggulangan gangguan penglihatan
adalah masyarakat yang berisiko dengan mengikuti siklus hidup manusia
melalui pendekatan keluarga. Sasaran penanggulangan gangguan
penglihatan di lndonesia dibagi menjadi dua, yaitu gangguan penglihatan
akibat katarak dan gangguan penglihatan bukan akibat katarak
berdasarkan penyebab lainnya seperti kelainan refraksi, retinopati
diabetikum, glaukoma, retinopati prematuritas, dan low vision. Mengingat
katarak merupakan penyebab dari 77,7% kebutaan dan kebutaan karena
katarak dapat dicegah/diobati dengan efektif, maka prioritas
penanggulangan gangguan penglihatan di Indonesia adalah menurunkan
prevalensi gangguan penglihatan akibat katarak, dengan tetap melakukan
upaya penanggulangan gangguan penglihatan dengan penyebab lain.
Adapun target/ sasaran pelayanan kesehatan mata di Indonesia antara
lain:
a. Penanggulangan Gangguan Penglihatan Akibat Katarak
1) Meningkatkan jumlah, kualitas, dan cakupan media komunikasi,
informasi, dan edukasi terkait katarak secara cepat dan optimal.

27
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
2) Meningkatkan jumlah, kualitas, dan cakupan deteksi dini dan
operasi katarak secara cepat dan optimal.
3) Mendorong pelaksanaan penanggulangan katarak di setiap daerah
secara komprehensif dan inklusif dengan mempertimbangkan aspek
demografi dan geografi serta prevalensi kebutaan akibat katarak.
4) Meningkatkan jumlah, kualitas, dan cakupan rujukan dan operasi
katarak secara cepat dan optimal mulai dari tingkat masyarakat,
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), hingga ke Fasilitas
Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL), merupakan jalur utama
program PGP.
5) Membuat model sistem penanggulangan katarak yang disesuaikan
dengan sumber daya di masing-masing Kabupaten/Kota.
b. Penanggulangan Gangguan Penglihatan dengan Penyebab Lain
1) Menjamin terkoreksinya penglihatan anak usia sekolah dengan
kelainan refraksi.
2) Mengembangkan pola pelayanan kesehatan komprehensif penderita
retinopati diabetikum, glaukoma, Retinopathy of Prematurity (RoP),
dan low vision.
3) Mengembangkan konsep rehabilitasi penglihatan yang
komprehensif dan inklusif.

3.3 Tren Perkembangan Pelayanan Kesehatan Mata


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat, serta
kebutuhan dan tingkat kesadaran masyarakat yang semakin tinggi
menuntut pelaku profesi pelayanan kesehatan untuk tetap selalu
mengikuti perkembangan keilmuan profesinya. Saat ini dunia kedokteran
sedang memasuki era, dimana semua proses dan hasil tindakan harus
dapat terukur dengan cepat dan akurat serta terstandarisasi. Hal ini,
berlaku secara nyata dalam bidang kedokteran dalam peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan kesehatan mata.
28
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
Pihak-pihak yang berkontribusi dalam pelayanan kesehatan mata
dibagi dan memiliki peran masing-masing, mulai dari pelayanan kesehatan
mata primer hingga rumah sakit khusus mata. Sebagian besar unit
pelayanan kesehatan mata berupaya memberikan pelayanan klinis melalui
klinik rawat jalan dan unit gawat darurat. Selain itu, diperlukan upaya
peningkatan aksesibilitas masyarakat untuk menjangkau pelayanan
kesehatan mata yang bervariasi tergantung kondisi geografis. Disamping
itu, rumah sakit mata juga harus memiliki staf dengan keahlian profesional,
sehingga diperlukan penilaian atau standarisasi profesi. Adapun bentuk
standarisasi yang banyak dipergunakan adalah Standar Profesi, Standar
Pelayanan, Standar Prosedur dan yang tertinggi adalah Standar Kinerja
(Standar of Performance /outcome).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun
2016 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Mata di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan juga menjelaskan bahwa upaya untuk mengurangi
dampak buruk gangguan penglihatan di Indonesia merupakan tanggung
jawab semua pihak yang terkait dengan pelayanan kesehatan mata.
Disamping itu, perkembangan di era globalisasi dan informasi
menyebabkan meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelayanan
kesehatan mata yang bertanggung jawab, bermutu dan merata. Oleh
karena itu, perkembangan pelayanan kesehatan mata di Indonesia perlu
mendapat perhatian khusus untuk mencapai perbaikan derajat kesehatan,
khususnya di bidang kesehatan mata.
Seiring dengan adanya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), maka
pelayanan kesehatan mata juga merupakan bagian tidak terpisahkan dalam
pelayanan kesehatan di era JKN. Optimalisasi pelayanan kesehatan mata
baik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat primer, sekunder, dan tersier
mutlak diperlukan. Optimalisasi pelayanan kesehatan mata menjadi
maksimal bila fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan mata mengacu pada pedoman penyelenggaraan
29
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
pelayanan kesehatan mata dalam hal pemenuhan sumber daya manusia,
sarana, prasana, dan peralatan kesehatan, disamping itu juga dilakukan
penguatan pada sistem rujukan berjenjang sehingga pelayanan kesehatan
bisa lebih terarah dan tidak lagi terjadi penumpukan pasien di salah satu
fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga tercipta kendali mutu dan kendali
biaya sesuai dengan falsafah JKN.
Disamping itu, perkembangan pelayanan kesehatan mata secara
global juga didukung dengan program percepatan penanggulangan
gangguan penglihatan berbasis 6 building blocks WHO, yaitu Tata Kelola
(Governance), Sumber Daya Manusia (Human Resources), Sistem Keuangan
(Health Financing), Teknologi lnformasi (Health lnformation), Obat-obatan
dan Teknologi Kesehatan (Consumables and Technology), Akses Layanan
Kesehatan (Service Delivery), serta Kemitraan (Partnerships) dengan
berfokus pada target dan segmen pelayanan kesehatan mata.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
kedokteran, perbaikan tata kelola pelayanan kesehatan, serta peningkatan
kebutuhan dan kesadaran masyarakat akan pelayanan kesehatan yang
berkualitas, berdampak signifikan terhadap tren perkembangan pelayanan
kesehatan termasuk pelayanan kesehatan mata. Pelayanan kesehatan mata
di masa mendatang dituntut untuk semakin dinamis dalam mengakomodir
kebutuhan pelayanan kesehatan preventif, promotif, kuratif, dan
rehabilitatif dengan cepat, tepat, akurat dan bermutu tinggi.
Pelayanan kesehatan mata di masa depan diharapkan mampu
memberikan pelayanan komprehensif yang mudah diakses oleh
masyarakat. Disamping itu, kecepatan dan ketepatan pemberian pelayanan
kesehatan mata juga menjadi tantangan dalam perkembangan pelayanan
kesehatan mata. Hal tersebut menuntut para penyedia jasa pelayanan
kesehatan mata agar mampu berinovasi dan mengembangkan produk
pelayanan untuk dapat memenuhi kebutuhan perkembangan pelayanan
kesehatan mata, melalui penyediaan fasilitas fisik, peralatan, serta sarana
30
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
prasarana yang bermutu dan berteknologi tinggi dengan didukung oleh
tenaga profesi yang kompeten dan profesional di bidang kesehatan mata.

31
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
BAB 4
ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS DAN PERSAINGAN

4.1 Identifikasi Kecenderungan Lingkungan Bisnis


Kebutuhan pelayanan rumah sakit akan terus meningkat karena
perubahan sosial ekonomi masyarakat. Semakin tinggi status sosial
ekonomi suatu keluarga maka kebutuhan untuk mendapatkan pelayanan
yang lebih baik juga semakin tinggi. Perkembangan kondisi umum
ekonomi Provinsi Jawa Timur yang merupakan gambaran kinerja makro
dari penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan pada beberapa
tahun terakhir ini menunjukkan perkembangan yang positif, meskipun
pada kenyataannya perkembangan kondisi nasional tetap memberikan
warna dalam menyertai dinamika perkembangan kondisi ekonomi pada
beberapa daerah Indonesia, termasuk Provinsi Jawa Timur.
Identifikasi kecenderungan lingkungan bisnis dalam bidang jasa
pelayanan kesehatan dilakukan melalui analisis tren perkembangan
penyakit dan gangguan kesehatan dalam lingkup makro. Sedangkan dalam
lingkup mikro, identifikasi kecenderungan lingkungan bisnis dilakukan
melalui analisis kunjungan dan kinerja pelayanan melalui utilisasi produk
pelayanan. Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur menyelenggarakan
pelayanan kesehatan mata meliputi pelayanan medis, penunjang medis,
keperawatan, farmasi, optik, rekam medis, administrasi dan manajemen,
infomasi dan edukasi pasien. Fungsi pelayanan kesehatan yang diberikan
RSMM Jawa Timur meliputi upaya-upaya kesehatan preventif, promotif,
kuratif dan rehabilitatif kesehatan mata masyarakat untuk wilayah Jawa
Timur, baik untuk kegiatan dalam gedung maupun luar gedung yang
merupakan implementasi dari Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP).

32
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
4.1.1 Pelayanan Medis
Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur memiliki beberapa jenis
layanan kesehatan mata yaitu:
a. IGD RSMM, untuk menangani kasus darurat mata dan umum. Sesuai
dengan persyaratan Rumah Sakit, maka Rumah Sakit Mata Masyarakat
Jawa Timur telah mengaktifkan IGD 24 Jam untuk memberikan
pelayanan darurat/emergency mata dan umum.
b. Poli Refraksi merupakan unit Rawat Jalan untuk memeriksa tajam
penglihatan, dilengkapi dengan alat canggih phoroptor,
autorefraktometer, Lensometer Digital.
c. Instalasi Rawat Jalan Mata, dengan pelayanan sub spesialistik mata
untuk glaucoma, retina, dan mata anak (pediatric ophthalmology).
d. Instalasi Rawat Inap, merupakan pelayanan rawat inap dengan
kapasitas 43 tempat tidur.
e. Instalasi Bedah Sentral, pelayanan bedah meliputi Operasi Katarak
SICS (Small Incision Cataract Surgery), Operasi Katarak
Phaecoemulsifikasi, LASIK, Operasi Vitreoretina, Operasi Glaukoma,
dan Bedah Mata Minor.
f. Instalasi Laboratorium, secara keseluruhan mampu melayani
pemeriksaan Hematologi (Darah Lengkap, Golongan Darah), Kimia
klinik (Renal Fungsi Test, Liver fungsi Test, Cholesterol, Trigliserida,
Gula Darah, Cholesterol HDL dan LDL), Urinalisa, Imunologi/serologi
test Widal, Elektrolit dan Blood Gas Analyzer.
g. Instalasi Farmasi pelayanan penunjang yang melengkapai unit rawat
jalan dan rawat inap. Pelayanan instalasi ini meliputi penjualan obat
untuk pasien umum dan juga penyediaan obat bagi pasien Jaminan
Kesehatan Nasional (BPJS Kesehatan).
h. Unit Optik RSMM Jawa Timur memberikan pelayanan resep kacamata
dengan didukung bengkel kacamata, sehingga bisa memberikan
pelayanan kacamata dengan cepat.
33
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
i. Pediatric Ophtalmology, memberikan pelayanan kesehatan mata pada
anak dengan melakukan screening sedini mungkin untuk menemukan
kelainan mata anak

4.1.2 Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)


Program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang sudah dilakukan
oleh RSMM Jawa Timur antara lain menjalin kerjasama dengan Kabupaten/Kota
di Jawa Timur dalam Program Penanggulangan Gangguan Pengelihatan dan
Kebutaan (PGPK), kerjasama dengan LSM, dan kegiatan promosi. Adapun
program UKM yang dijalankan oleh RSMM antara lain:
a. Kegiatan Penanggulangan Gangguan Pengelihatan dan Kebutaan (PGPK)

yang dilakukan RSMM Jawa Timur pada tahun 2019 meliputi skrinig mata
lansia di wilayah kerja puskesmas seluruh Kota Surabaya serta promosi
kesehatan mata RSMM Jawa Timur.
b. Kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa

Timur srta kerjasama dengan LSM yang berfokus pada kesehatan mata
anak yaitu dengan menambah layanan Poli Mata Anak (Pediatric
Opthamology) di RSMM Jawa Timur, Penanganan penderita low vision,
serta pengurangan angka kebutaan dengan pemberian Bahan Habis
Pakai untuk layanan operasi katarak terutama pada pasien tidak
mampu.
c. Kegiatan promosi dan branding RSMM Jawa Timur melalui kegiatan

skrining kesehatan mata, bhakti sosial, dan promosi kesehatan pada


lembaga pendidikan.

4.2 Analisis Kondisi Persaingan


Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, persaingan jasa
pelayanan kesehatan menjadi semakin ketat. Banyak peluang bisnis yang
muncul dari berbagai sektor, salah satunya adalah sektor jasa pelayanan
kesehatan yang mampu menciptakan kesempatan kerja lebih luas.

34
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
Dinamika yang terjadi pada sektor jasa pelayanan kesehatan terlihat dari
perkembangan berbagai industri jasa pelayanan kesehatan seperti praktik
dokter swasta, balai pengobatan, klinik, hingga rumah sakit. Selain itu
dinamika persaingan dalam jasa pelayanan kesehatan terlihat juga dari
maraknya organisasi nirlaba, yang saat ini semakin menyadari perlunya
peningkatan orientasi kepada pelanggan atau konsumen.
Tidak dapat dipungkiri bahwa persaingan bisnis dalam usaha jasa
pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan mata kepada
masyarakat semakin berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya klinik mata, rumah sakit khusus mata, hingga rumah sakit
umum dengan keunggulan pelayanan kesehatan mata yang berdiri dan
berkembang. Pada hakikatnya, rumah sakit adalah salah satu jenis industri
jasa, dalam hal ini industri jasa kesehatan. Oleh karena itu, rumah sakit
harus patuh pada kaidah-kaidah bisnis dengan berbagai peran fungsi
manajerialnya.
Rumah sakit pada umumnya dikenal sebagai lembaga yang
membawa misi sosial, sehingga terdapat kesan bahwa manajemennya
dilaksanakan jauh dari orientasi bisnis dan kurang mengutamakan
pelayanan medis terhadap konsumen. Namun hal itu dapat diatasi dengan
memperbaiki manajemen rumah sakit yang lebih memfokuskan pada
kualitas pelayanannya. Pengetahuan yang baik tentang standar pelayanan
medik dan standar profesi medik, pemahaman tentang malpraktek medik,
penanganan penderita gawat darurat, rekam medis dan lain-lain adalah
pengetahuan masa kini yang perlu untuk didalami secara profesional. Hal
itu dimaksudkan agar tidak terjadi tindakan medik yang menimbulkan
kesalahan dan atau kelalaian dari dokter/tenaga kesehatan dan rumah
sakit, yang akan menimbulkan kerugian bagi pasien sebagai penerima jasa
pelayanan kesehatan.
Kualitas pelayanan merupakan inti dari kelangsungan hidup sebuah
organisasi pelayanan kesehatan. Gerakan revolusi mutu melalui
35
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan yang tidak boleh
diabaikan jika suatu organisasi ingin hidup dan berkembang dengan pesat.
Persaingan yang semakin ketat ini menuntut sebuah organisasi penyedia
jasa/ layanan kesehatan untuk selalu memperhatikan konsumen/
pelanggan dengan memberikan pelayanan terbaik. Hal tersebut
dikarenakan para pelanggan akan mencari produk berupa barang atau jasa
dari suatu organisasi pelayanan kesehatan yang dapat memberikan
pelayanan yang terbaik kepadanya.
Berdasarkan survei pemetaan rumah sakit di Kota Surabaya Tahun
2017, diperoleh data persebaran rumah sakit menurut wilayah kecamatan
di Kota Surabaya, sebagai berikut:
RSU RSK Total
Wilayah Kecamatan
∑ % ∑ % ∑ %
Tegalsari 2 66,7 1 33,3 3 37,5
Surabaya Simokerto 2 100 0 0,0 2 25,0
Pusat Bubutan 0 0,0 1 100 1 12,5
Genteng 1 50,0 1 50,0 2 25,0
Total 5 62,5 3 37,5 8 13,6
Semampir 0 0,0 1 100 1 20,0
Pabean Cantikan 4 100 0 0,0 4 80,0
Surabaya
Krembangan Tidak ada Rumah Sakit
Utara
Bulak Tidak ada Rumah Sakit
Kenjeran Tidak ada Rumah Sakit
Total 4 80,0 1 20,0 5 8,5
Gubeng 3 37,5 5 62,5 8 40,0
Sukolilo 3 50,0 3 50,0 6 30,0
Mulyorejo 2 50,0 2 50,0 4 20,0
Surabaya
Tenggilis Mejoyo 0 0,0 1 100,0 1 5,0
Timur
Rungkut 1 100,0 0 0,0 1 5,0
Gunung Anyar Tidak ada Rumah Sakit
Tambaksari Tidak ada Rumah Sakit
Total 9 45,0 11 65,0 20 33,9
Surabaya Wonokromo 6 85,7 1 14,3 7 38,8
Selatan Wonocolo 1 50,0 1 50,0 2 11,1

36
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
RSU RSK Total
Wilayah Kecamatan
∑ % ∑ % ∑ %
Wiyung 3 75,0 1 25,0 4 22,2
Jambangan 0 0,0 1 100 1 5,5
Gayungan 2 66,7 1 33,3 3 16,7
Dukuh Pakis 1 100 0 0,0 1 5,5
Karang Pilang Tidak ada Rumah Sakit
Sawahan Tidak ada Rumah Sakit
Total 13 70,6 5 29,4 18 30,5
Benowo 2 100 0 0,0 2 25,0
Pakal 1 100 0 0,0 1 12,5
Sukomanunggal 1 100 0 0,0 1 12,5
Surabaya Tandes 1 100 0 0,0 1 12,5
Barat Sambikerep 0 0,0 2 100 2 25,0
Lakarsantri 0 0,0 1 100 1 12,5
Asem Rowo Tidak ada Rumah Sakit
Citraland Tidak ada Rumah Sakit
Total 5 70,0 3 30,0 8 13,6
Total Keseluruhan 36 61,0 23 39,0 59 100,0

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa hingga tahun 2017


terdapat 59 rumah sakit di Kota Surabaya. Sebanyak 61,0% (36 rumah sakit)
diantaranya merupakan Rumah Sakit Umum, dan 39,0% (23 rumah sakit)
sisanya adalah Rumah Sakit Khusus. Jika ditinjau dari wilayahnya, maka
dapat dilihat bahwa persebaran rumah sakit di Kota Surabaya lebih banyak
berpusat di kawasan Surabaya Timur pada peringkat pertama, disusul oleh
Surabaya Selatan pada peringkat kedua, serta Surabaya Barat dan
Surabaya Pusat pada peringkat ketiga.

4.3 Strategi Bisnis dan Persaingan


Strategi organisasi dalam menghadapi bisnis dan persaingan
ditentukan setelah melakukan analisis terhadap kondisi eksternal dan
internal organisasi. Analisis eksternal dan internal dilakukan melalui
analisis TOWS untuk melihat ancaman, peluang, kelemahan, serta

37
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
kekuatan organisasi yang digunakan sebagai bekal menentukan strategi
organisasi. Strategi yang diambil berdasarkan hasil analisis TOWS
merupakan strategi yang paling sesuai dengan kondisi organisasi saat ini
dan prakiraan persaingan bisnis dimasa mendatang.
Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur telah melakukan analisis
lingkungan eksternal dan internal melalui analaisis TOWS. Berdasarkan
hasil analisis TOWS yang telah dilakukan, diketahui bahwa posisi
organisasi RSMM Jawa Timur berada pada kuadran SO yang menunjukkan
bahwa RSMM Jawa Timur berada pada posisi yang cukup kuat dan
berpeluang. Alternatif strategi yang dapat digunakan oleh RSMM Jawa
Timur berdasarkan posisi organisasi pada kuadran SO antara lain sebagai
berikut:
1. Related Diversification (Diversifikasi Terkait)
Menambah produk/jasa baru, namun masih terkait dengan
produk/jasa yang sudah ada.
2. Vertical Integration (Integrasi Vertikal)
Membangun kemitraan (aliansi) dengan organisasi yang lebih kuat.
3. Market Development (Pengembangan Pasar)
Memperkenalkan produk/jasa yang ada ke wilayah geografis
baru/segmentasi pasar yang baru.
4. Product Development (Pengembangan Produk/Jasa)
Mengembangkan produk/jasa dengan memperbaiki atau
memodifikasi produk/jasa yang sudah ada.
5. Market Penetration (Penetrasi Pasar)
Melakukan usaha pemasaran yang gencar untuk meningkatkan pangsa
pasar produk atau jasa yang sudah ada.
Berdasarkan uraian berbagai alternatif pilihan strategi tersebut,
manajemen RSMM Jawa Timur menentukan strategi pada poin 3 dan 4
sebagai strategi utama yang akan difokuskan dalam rencana bisnis
(business plan) sebagai upaya pengembangan pelayanan dan bisnis 5 tahun
38
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
kedepan. Hal tersebut dikarenakan manajemen akan berfokus pada
pengembangan pasar dan pengembangan produk pelayanan dengan
mempertimbangkan kondisi organisasi. Adapun strategi yang dipilih
adalah sebagai berikut:
1. Market Development (Pengembangan Pasar)
Memperkenalkan produk/jasa yang ada ke wilayah geografis
baru/segmentasi pasar yang baru.
2. Product Development (Pengembangan Produk/Jasa)
Pengembangan produk/jasa dengan memperbaiki atau memodifikasi
produk/jasa yang sudah ada.

39
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
BAB 5
RUMUSAN SKENARIO PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT

5.1 Rencana Produk Pelayanan


Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur merupakan rumah sakit
khusus mata yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan khusus mata
meliputi pelayanan medis, penunjang medis, keperawatan, farmasi, optik, rekam
medis, administrasi dan manajemen, infomasi dan edukasi pasien. Gambaran
produk dan pelayanan yang saat ini diselenggarakan oleh RSMM Jawa
Timur antara lain:
a. Pelayanan Rawat Jalan Mata
b. Pelayanan Rawat Inap
c. Pelayanan Gawat Darurat (Gawat Darurat Umum dan Mata)
d. Pelayanan Bedah Sentral dan Bedah Minor
e. Pelayanan Poli VIP
f. Sub Spesialis Mata Anak dan Strabismus
g. Sub Spesialis Glaukoma (Operasi, Laser, dan Implant Glaukoma)
h. Sub Spesialis Vitreoretina (Operasi dan Laser)
i. Sub Spesialis Infeksi dan Imunologi
j. Sub Spesialis Refraksi dan Low Vision
k. Pelayanan LASIK
l. Pelayanan Diagnostik dan Radiologi
m. Pelayanan Laboratorium
n. Pelayanan Farmasi
o. Pelayanan Optik
p. Pelayanan Pemulasaran Jenazah
Berdasarkan gambaran produk dan pelayanan yang dimiliki saat ini
serta perkembangan pelayanan kesehatan mata di masa mendatang,
RSMM Jawa Timur berencana mengembangkan produk pelayanan.

40
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
Rencana produk pelayanan yang akan dikembangkan oleh RSMM Jawa
Timur adalah sebagai berikut:
a. Retina Center, meliputi:
1) Medical retina dan surgery retina;

2) Penanganan Age-Related Macular Degeneration and Other Causes Of

Choroidal Neovascularization;
3) Penanganan Retinal Vascular Disease: Diabetic Retinopathy;

4) Penanganan Retinal Vascular Diseases Associated With Cardiovascular;

5) Penanganan Choroidal Disease;

6) Penanganan Focal and Diffuse Choroidal and Retinal Inflammation;

7) Penanganan Hereditary Retinal and Choroidal Dystrophies;

8) Penanganan Retinal Degenerations Associated With Systemic Disease;

9) Penanganan Retinal Detachment and Predisposing Lesions;

10) Penanganan Diseases of the Vitreous and Vitreoretinal Interface;

11) Penanganan Posterior Segment Manifestations of Trauma;

12) Laser Therapy for Posterior Segment Diseases;

13) Vitreoretinal Surgery and Intravitreal Injections.

b. Poli Lensa Kontak, meliputi:


1) Pengukuran dan pemakaian lensa kontak (hard dan soft);

2) Ortho Keratology;

3) Penanganan lensa kontak untuk karir dan olahraga.

c. Layanan Katarak Premium, meliputi:


1) Monovocal;

2) Multifocal;

3) Toric Lens;

4) Operasi Katarak dengan Femto Laser Technic.

d. Laser Vision Correction, meliputi:


1) Photorefractive Keratectomy (PRK);

2) Femto Lasik;

3) Relex Smile;
41
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
4) Presbyond;

5) LASIK ekstra.

e. Poli Glaukoma, meliputi:


1) Medical and surgery gaucoma;

2) Implant device glaucoma surgery;

3) Laser glaucoma, LPI, SLT, TSCPC

f. Poli Penyakit Dalam, meliputi:


1) Pelayanan penyakit dalam umum;

2) Pelayanan penyakit dalam terkait mata.

g. Layanan Radiologi, meliputi pelayanan radiologi persiapan operasi


dengan bius umum.
h. Optimalisasi Instalasi Gawat Darurat Umum dan Khusus Mata.
i. Rehabilitasi Rawat Inap 76 TT terdiri dari kelas I, II, III, dan VIP.
j. Layanan MCU dan Home Care, meliputi:
1) MCU khusus mata secara keseluruhan;

2) Pemeriksaan untuk streoskopis untuk para driver alat berat, pilot,

co-pilot;
3) Pemeriksaan lapang pandang untuk petugas handling bandara;

4) Home care untuk pemeriksaan mata post operasi, visus dan pasien

VIP.
k. Pelayanan Pediatric Ophthalmology dan Strabismus, meliputi:
1) Skrining bayi prematur, skrining bayi dengan faktor resiko tinggi;
2) Pemeriksaan anak berkebutuhan khusus;
3) Pemeriksaan strabismus mulai dari pemeriksaan sampai tindakan
operasi

5.2 Rencana Pengembangan Bisnis


Pembangunan di bidang fasilitas pelayanan kesehatan bertujuan
untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelaksanaan rujukan
medik dan rujukan kesehatan secara terpadu, serta meningkatkan dan
42
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
memantapkan manajemen rumah sakit meliputi kegiatan-kegiatan
perencanaan, penggerakkan pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan
penilaian yang dimaksudkan untuk meningkatkan mutu dan efisiensi
pelayanan. Dalam dasawarsa terakhir ini, sarana pelayanan kesehatan
seperti rumah sakit, praktek swasta dan lain-lain sudah bertambah banyak
jumlahnya. Permintaan kebutuhan akan pelayanan kesehatan bertambah
cukup signifikan karena meningkatnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya pelayanan kesehatan.
Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan
terpenting sudah seharusnya ada dan selalu berbenah dalam upaya
memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Strategi dan arah
pembangunan/ pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Provinsi
Jawa Timur ini mengacu pada realita yang ada yaitu semakin pesatnya
perubahan dan kemajuan perkembangan permintaan kebutuhan
pelayanan kesehatan, perkembangan teknologi kesehatan, informasi dan
ekonomi dimasa yang akan datang.
Bertumpu dari kenyataan tersebut maka strategi pembangunan dan
pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Provinsi Jawa Timur ini
diarahkan untuk mengantisipasi tuntutan kebutuhan dan tantangan masa
depan yang harus dipenuhi. Hal ini mengingat Rumah Sakit Mata
Masyarakat Provinsi Jawa Timur nantinya merupakan salah satu mata
rantai pelayanan kesehatan yang sarat dengan kekayaan ilmu, teknologi
dan modal. Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan publik, orientasi Rumah
Sakit Mata Masyarakat Provinsi Jawa Timur ini diarahkan kepada customer
satisfaction, yang berusaha memberikan pelayanan semaksimal mungkin
bagi masyarakat. Pengembangan lebih lanjut Rumah Sakit Mata
Masyarakat Provinsi Jawa Timur diharapkan mampu menjadi rumah sakit
terdepan yang mampu bersaing dalam pasar global dengan melakukan
perbaikan secara terus menerus dalam peningkatan kualitas pelayanannya.

43
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
Dalam rangka mewujudkan service of excellence, Rumah Sakit Mata
Masyarakat Provinsi Jawa Timur perlu menyikapi dan menindaklanjuti
permasalahan yang dijumpai berkaitan dengan kepuasan pelanggan
(customer satisfaction) berdasarkan beberapa pokok pemikiran bahwa:
a. Rumah Sakit Mata Masyarakat Provinsi Jawa Timur sebagai Social
Aspect, yaitu merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan umum
yang berarti bagi nilai-nilai kemanusiaan, dan pusat rujukan yang
berskala regional dan lokal sehingga harus mampu mengakomodir
beban yang tinggi namun tetap berorientasi kemasyarakatan;
b. Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur sebagai Center of Excellence
dan Centerof Diagnostic bagi ilmu kedokteran dan pelayanan medis
sehingga teknologi kecanggihan peralatan maupun disiplin ilmu,
profesionalisme dituntut sebagai salah satu kemajuan IPTEK yang
senantiasa berkembang;
c. Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur sebagai Economic Aspect
merupakan lembaga yang harus mampuserta layak secara ekonomis
dan diarahkan pada kemampuan untuk dikelola secara bisnis.
Dalam menjalankan operasionalnya, manajemen Rumah Sakit Mata
Masyarakat Jawa Timur harus mengupayakan untuk menjadikan Rumah
Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur sebagai institusi Pemerintahan yang
ditangani secara profesional dengan tetap menjalankan fungsi sosial dari
sebuah rumah sakit dan pemasaran sebagai spirit organisasi. Dengan
demikian, diharapkan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur akan
mampu menghasilkan pelayanan yang efektif dan efisien dengan
menggunakan sumber daya yang ada tanpa mengurangi komitmen
terhadap fungsi sosialnya.
Berdasarkan arah pembangunan dan pengembangan Rumah Sakit
Mata Masyarakat Provinsi Jawa Timur, serta kebutuhan pelayanan
kesehatan mata di masa mendatang, maka disusun prioritas rencana
pengembangan bisnis RSMM Jawa Timur, meliputi:
44
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
1. Retina Center;
2. Glaukoma Center;
3. Layanan Katarak Premium;
4. Poli Lensa Kontak;
5. Poli Laser Vision Correction;
6. Layanan Radiologi; dan
7. Poli Penyakit Dalam.
8. Pelayanan Pediatric Ophthalmology dan Strabismus

5.3 Jaringan dan Jangkauan Pemasaran


Strategi pemasaran produk dan layanan yang dikembangkan oleh RSMM
Jawa Timur dirancang sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan secara langsung di RSMM Jawa Timur pada seluruh
unit pelayanan;
b. Memberikan pelayanan secara langsung di puskesmas yang menjalin
kerjasama (MoU) yang merupakan implementasi kegiatan luar gedung
dalam bentuk penjaringan kasus penyakit mata (screening Eye Camp) dan
pelayanan bedah katarak;
c. Menjadi mitra perusahaan Asuransi kesehatan;
d. Menjadi mitra Dinas Kesehatan di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur bagi
kesehatan mata masyarakat;
e. Mengikuti pameran, bazaar, expo, serta kegiatan-kegiatan lain yang dinilai
potensial sebagai sarana memperkenalkan RSMM jawa Timur kepada
masyarakat luas.

45
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
BAB 6
RANCANGAN PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT

6.1 Rancangan Pengembangan Pelayanan


Rancangan pengembangan pelayanan Rumah Sakit Mata
Masyarakat Jawa Timur disusun berdasarkan prioritas pengembangan
pelayanan sebagai berikut:
Rencana Tahun
No Produk dan Pelayanan Lokasi
Pengembangan Operasional
1 Pengembangan a. Medical retina 2024 Gedung III
Retina Center dan surgery retina (Lahan sisi
b. Penanganan Age- selatan),
Related Macular Lantai 3
Degeneration and
Other Causes of
c. Penanganan
Retinal Vascular
Disease: Diabetic
Retinopathy
d. Penanganan
Retinal Vascular
Diseases
Associated With
Cardiovascular
e. Penanganan
Choroidal Disease
f. Penanganan Focal
and Diffuse
Choroidal and
Retinal
Inflammation
g. Penanganan
Hereditary Retinal
and Choroidal
Dystrophies

46
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
Rencana Tahun
No Produk dan Pelayanan Lokasi
Pengembangan Operasional
h. Penanganan
Retinal
Degenerations
Associated With
Systemic Disease
i. Penanganan
Retinal
Detachment and
Predisposing
Lesions
j. Penanganan
Diseases of the
Vitreous and
Vitreoretinal
Interface
k. Penanganan
Posterior Segment
Manifestations of
Trauma
l. Laser Therapy for
Posterior Segment
Diseases
m. Vitreoretinal
Surgery and
Intravitreal
Injections
2 Pengembangan a. Pengukuran dan 2024 Gedung III
Poli Lensa pemakaian lensa (Lahan sisi
Kontak kontak (hard dan selatan),
soft) Lantai 2
b. Ortho Keratology
c. Penanganan lensa
kontak untuk
karir dan olahraga
3 Layanan Katarak a. Monovocal 2024 Gedung III
Premium b. Multifocal (Lahan sisi

47
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
Rencana Tahun
No Produk dan Pelayanan Lokasi
Pengembangan Operasional
c. Toric Lens selatan),
d. Operasi Katarak Lantai 4
dengan femto
laser technic
4 Poli Laser Vision a. PRK 2022 Gedung
Correction b. Femto Lasik VIP, Lantai
c. Relex Smile 1
d. Presbyond
e. LASIK ekstra
5 Pengembangan a. Medical and 2023 Gedung III
Poli Glaukoma surgery gaucoma (Lahan sisi
b. Implant device selatan),
glaucoma surgery Lantai 3
c. Laser glaukoma,
LPI, SLT, TSCPC
6 Pengembangan a. Pelayanan 2024 Gedung Poli
Poli Penyakit penyakit dalam Spesialis,
Dalam umum Lantai 1
b. Pelayanan
penyakit dalam
terkait mata
7 Pengembangan Pelayanan radiologi 2023 Gedung
Layanan persiapan operasi IGD dan
Radiologi dengan bius umum Ranap,
Lantai 1
8 Optimalisasi IGD a. IGD Umum 2021 Gedung
b. IGD Khusus Mata IGD dan
Ranap,
Lantai 1
9 Rehabilitasi Rawat Inap (76 TT 2024 Gedung
Rawat Inap terdiri dari Kelas I, II, IGD dan
III, dan VIP) Ranap
10 Pengembangan a. MCU khusus 2022 Gedung Poli
Layanan MCU mata secara Spesialis,
dan Home Care keseluruhan Lantai 1

48
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
Rencana Tahun
No Produk dan Pelayanan Lokasi
Pengembangan Operasional
b. Pemeriksaan
untuk streoskopis
untuk para driver
alat berat, pilot,
copilot
c. Pemeriksaan
lapang pandang
untuk petugas
handling bandara
d. Homecare untuk
pemeriksaan mata
post operasi, visus
dan pasien VIP
11 Pelayanan a. Skrining bayi 2023 Gedung
Pediatric prematur, skrining Lama
Ophthalmology bayi dengan faktor (Gedung A)
dan Strabismus resiko tinggi
(retcam dengan
sistem homecare
dan layanan di RS)
b. Pemeriksaan anak
berkebutuhan
khusus
c. Pemeriksaan
strabismus (mulai
dari pemeriksaan
sampai tindakan
operasi)

6.2 Rancangan Pengembangan SDM


Rancangan pengembangan SDM dan ketenagaan Rumah Sakit Mata
Masyarakat Jawa Timur disusun berdasarkan kebutuhan pengembangan
pelayanan sebagai berikut:

49
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
Rencana Rencana SDM dan Ketenagaan
No
Pengembangan Jenis Kompetensi Jumlah
1 Pengembangan Dokter SpM Vitro Retina 4
Retina Center Spesialis SpAn 1
Perawat Penata anastesi 1
Perawat poli 2
Asisten operasi 1
Perawat sirkuler 1
Administrasi 1
RO 1
2 Pengembangan Poli Dokter Sub Spesialis 1
Lensa Kontak Spesialis refraksi & LC
Administrasi 1
RO 1
Perawat Perawat poli 1
3 Layanan Katarak Dokter SpM femto dan 16
Premium Spesialis phaco Surgeon
Perawat Perawat mahir 5
asistensi femto
dan phaco
Perawat poli 2
Perawat sirkuler 1
Administrasi 1
RO 4
4 Poli Laser Vision Dokter 7
Correction Spesialis/Sub
Spesialis
Perawat 9
Optometris 6
Patient Care 4
Coordinator
Administrasi 4
5 Pengembangan Poli Dokter 2
Glaukoma Spesialis/Sub
Spesialis
Perawat 3
RO 1

50
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
Rencana Rencana SDM dan Ketenagaan
No
Pengembangan Jenis Kompetensi Jumlah
Administrasi 1
6 Pengembangan Poli Dokter Sp.PD 1
Penyakit Dalam Spesialis
Perawat 1
Administrasi 1
7 Pengembangan Dokter Sp.Rad 2
Layanan Radiologi Spesialis
PPR Medik 2
orang/alat
Fisikawan 1
medik
elektromedis 1
Perawat 2
Administrasi 1
Kamar Gelap 2
8 Optimalisasi IGD Dokter umum 8
Perawat 8
Dokter Sp. An 1
Spesialis Sp.PK 1
Administrasi 1
Farmasi Asisten Apoteker 1
9 Rehabilitasi Rawat Dokter umum 2
Inap Dokter 4
spesialis
Perawat 20
Administrasi 1
Admisi 1
Gizi 1
Farmasi 1
10 Pengembangan Dokter umum 2
Layanan MCU dan Perawat 2
Home Care Driver 1
Administrasi 1
11 Dokter 2
spesialis/ Sub

51
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
Rencana Rencana SDM dan Ketenagaan
No
Pengembangan Jenis Kompetensi Jumlah
Pelayanan Pediatric Perawat 2
ophthalmology dan
strabismus
RO 1

6.3 Rancangan Pengembangan Sarana Prasarana


Rancangan pengembangan sarana prasarana pelayanan Rumah
Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur berupa peralatan medis dan peralatan
non medis. Rancangan pengembangan sarana prasarana disusun
berdasarkan rencana pengembangan pelayanan sebagai berikut:

Rencana Rencana Peralatan Medis dan Non Medis


No
Pengembangan Jenis Spesifikasi Jumlah
1 Pengembangan Alat kedokteran NCT 1
Retina Center Slitlamp + 1
Monitor
Indirect Lens 1
Indirect 1
Ophthalmoscope
Auto 1
Refraktometri
Laser 1
Photocoagulation
FF Widefield 1
FFA 1
ICG 1
USG Mata 1
Microscope 1
Anterior -
Posterior
Mesin Phaco 1
Mesin Vitrectomy 1
Alat Intubasi 1

52
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
Rencana Rencana Peralatan Medis dan Non Medis
No
Pengembangan Jenis Spesifikasi Jumlah
Mesin Anestesi, 1
Monitor Anestesi
OCT + OCT A 1
2 Pengembangan Peralatan dan kursi sofa 3
Poli Lensa Kontak perlengkapan kursi naik turun 2
kantor
Alat slit lamp (dg 1
Kedokteran layar)
chart projector 1
trial lens & frame 1
fitting contact lens 2
set
ARK 1
Lensometer 1
keratometri 1
handheld
topography 1
Mebelair Meja 1
Cermin meja 1
Cermin besar 1
Wastafel 1
Lighting 1
3 Layanan Katarak Peralatan dan ATK 3
Premium perlengkapan Meja kerja 3
kantor Komputer 3
Meja Komputer 3
Kursi kantor 3
Kursi pasien 7
AC 3
File cabinet 2
Lemari alat 2
Alat kedokteran NCT 1
Slitlamp + 2
Monitor
Funduskopi 1
widefield

53
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
Rencana Rencana Peralatan Medis dan Non Medis
No
Pengembangan Jenis Spesifikasi Jumlah
Indirect 1
Ophthalmoscope
Auto 1
Refraktometri
Laser 1
Photocoagulation
USG Mata 1
Microscope 1
Anterior -
Posterior
Keratometri 1
Optical biometri 1
Ultrasound 1
Biometri
Mesin Phaco 1
biometri USG 1
biometri optic IOL 1
master
Mesin femto 1
calisto
Specular 1
microscope
Topografi kornea 1
4 Poli Laser Vision Alat kedokteran Carl Zeiss Meditec 1
Correction MEL 90 Excimer
laser
Carl Zeiss Meditec 1
VisuMax
Femtosecond laser
Wavefront 1
Aberrometer (i-
trace/CSO Osiris)
Topography 1
(Atlas)
Pupillometer 1
Slit lamp 3
biomicroscope
Lens trial 4
Phoropter 2

54
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
Rencana Rencana Peralatan Medis dan Non Medis
No
Pengembangan Jenis Spesifikasi Jumlah
Digital Snellen 4
Chart
non contact lens 4
(90 D)
NCT 1
Goldmann Three 3
Mirror Lens
Oftalmoskop 2
direk
Set alat operasi 4
Audio-Visual 4
(Multimedia)
ARK-Pachimetry 2
Pentacam 1
AS-OCT MS-39 1
5 Pengembangan Peralatan dan Komputer 1
Poli Glaukoma perlengkapan
kantor Printer + scan 1
Loker karyawan 1
papan tulis white 1
board
Dispenser air 1
minum
Sekat pembatas 1
pasien
Alat kedokteran NCT 2
Sitlamp 2
Lensa gonioskopi 2
Lensa wide field 2
lensa 90d 2
Laser SLT/LPI
Mesin diagnostic 1
UBM
Timbangan badan 1
Meubelair meja komputer 1
meja printer 1
meja administrasi 1
meja dokter 1

55
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
Rencana Rencana Peralatan Medis dan Non Medis
No
Pengembangan Jenis Spesifikasi Jumlah
Lemari 1
penyimpanan
BHP
kursi dokter 2
kursi asisten 1
kursi tunggu 3
pasien
kursi 4
pemeriksaaan
pasien NCT dan
pemeriksaan
dokter,
6 Pengembangan Meubelair Meja Periksa 1
Poli Penyakit Alat kedokteran stetoskop 1
Dalam tensimeter 1
termometer 1
timbangan badan 1
Senter 1
EKG 1
USG 1
7 Pengembangan Alat kedokteran Mobile x-ray 1
Layanan Peralatan 1
Radiologi protektif radiasi
perlengkapan 1
proteksi radiasi
Quality assurance 1
dan Quality
control
emergency kit 1
kamar gelap 1
APD Sejumlah
petugas
viewing box 1
USG 1
MRI 1
CT-Scan 16 Slice
8 Optimalisasi IGD Sarana Fasilitas 1
Komunikasi komunikasi
seperti wifi,

56
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
Rencana Rencana Peralatan Medis dan Non Medis
No
Pengembangan Jenis Spesifikasi Jumlah
telepon, intercom,
dan kelistrikan
signage petunjuk 10
untuk semua
ruangan di IGD;
tirai pemisah 1
untuk ruang
triage
ruang resusitasi 1
ruang tindakan 1
head cabinet 3
tempat oksigen
bed stretcher 2
overbed tabel 4
Interior 1
peralatan kantor 1
untuk nurse
station ;
meja kantor 1
lemari berkas 1
lemari obat untuk 1
ruang farmasi
Lemari 1
penyimpanan
linen
Lemari 1
penyimpanan
alkes
exhaust dgn 2
docting diatas
spoelhook
Exhaust kamar 4
mandi
meja dokter 1
kursi 2
bed di ruang jaga 1
dokter
9 Rehabilitasi Perlengkapan Papan petunjuk 75
Rawat Inap pasien dan identitas pasien
pengunjung per bed
57
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
Rencana Rencana Peralatan Medis dan Non Medis
No
Pengembangan Jenis Spesifikasi Jumlah
identitas DPJP 75
dan perawat
stiker 5 moment 75
cuci tangan dan
cara cuci tangan
di setiap bed
pasien

Air Reinstalasi 1
Jaringan Air
Meubelair ruang tunggu 20
rawat inap (sofa,
TV, tempat
bacaan koran)
10 Pengembangan Sarana (smart phone) 2
Layanan MCU komunikasi
dan Home Care Peralatan dan Komputer dan 2
perlengkapan jaringan internet
kantor
Sarana kendaraan 1
mobilisasi operasional
Alat kedokteran Slitlamp portable 1

58
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
BAB 7
KEBUTUHAN INVESTASI DAN PEMBIAYAAN

7.1 Skenario Kebutuhan Sumber Daya


Dalam merencanakan modal investasi untuk rencana pengembangan
pelayanan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur akan terbagi menjadi
kebutuhan dana aktiva tetap. kebutuhan dana untuk modal kerja. Aktiva
tetap bisa tergolong aktiva yang berwujud atau aktiva tetap yang tidak
berwujud. Aktiva tetap yang berwujud seperti:
a. Lahan;
b. Bangunan gedung dan sarana pelengkap;
c. Peralatan medis dan Penunjang Medis serta Inventaris;
d. Kendaraan;
e. Persiapan manajemen RS (konsultan, arsitek, pelatihan SDM. dan
lainnya);
f. Biaya pra operasional rumah sakit (gaji pegawai tahun pertama).
Untuk aktiva tetap tidak berwujud seperti lisensi, hak cipta, biaya
penarikan tenaga kerja atau gaji. Namun dalam estimasi biaya proyek
pengembangan RSMM Jawa Timur untuk aktiva tetap tidak berwujud
dihitung hanya biaya pra operasi yaitu kebutuhan biaya SDM/ ketenagaan
pada tahun pertama. Secara rinci kebutuhan anggaran investasi proyek
pendirian RSMM Jawa Timur adalah sebagai berikut.
1. Lahan
Lahan yang digunakan dalam rencana pengembangan RSMM
adalah lahan gedung utama dan lahan sisi selatan gedung RSMM
Jawa Timur. Luas lahan sisi selatan adalah 2.339 m2 yang sudah tuntas
terbeli. RSMM juga akan mengembangkan bangunan di sisi barat
seluas 8.340 m2 yang diperkirakan akan membutuhkan biaya untuk
pembelian lahan sebesar Rp 60.987.800.000. Biaya lahan bangunan
rumah sakit yang dimasukan dalam estimasi biaya proyek dan
59
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
perhitungan proyeksi keuangan pengembangan RSMM Jawa Timur
adalah lahan untuk pengembangan usaha seluas 8.340 m2 tersebut.

2. Bangunan Gedung dan Sarana Pelengkap


Pembangunan gedung dalam rencana pengembangan RSMM
adalah gedung baru 5 lantai sisi selatan. Rincian estimasi kebutuhan
biaya pengembangan fasilitas gedung/ bangunan RSMM Jawa Timur
yaitu sebagai berikut:
a. Pembangunan gedung/ bangunan rumah sakit diasumsikan
menggunakan harga satuan bangunan sebesar Rp 7.000.000,- per
m2 bangunan, dengan luas bangunan RS adalah 8.075 m2
sehingga total kebutuhan biaya pembangunan gedung sekitar Rp
58.921.800.000,- (Lima puluh delapan milyar sembilan ratus dua
puluh satu juta delapan ratus ribu rupiah). Pembuatan selasar dan
lorong diestimasikan sebesar Rp 807.500.000 (Delapan ratus tujuh
juta lima ratus ribu rupiah) nilai tersebut sudah termasuk biaya
instalasi kelistrikan dan sarana pelengkap.
b. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
diestimasikan sebesar Rp773.308.200,- (Tujuh ratus tujuh puluh
tiga juta tiga ratus delapan ribu dua ratus rupiah).
c. Pemasangan Genset/ UPS diestimasikan sebesar
Rp5.300.000.000,- (Lima milyar tiga ratus juta rupiah).
d. Pemasangan lift/ hospital elevator sebanyak 3 (tigaa) unit
membutuhkan biaya total sekitar Rp 4.500.000.000,- (empat milyar
lima ratus juta rupiah).
3. Peralatan Medis, Penunjang Medis dan Inventaris
Kebutuhan anggaran selain untuk pembangunan gedung
adalah: a) Peralatan medis dan Peralatan penunjang medis; dan b)
Peralatan inventaris (kantor), sebagai berikut.

60
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
a. Peralatan Medis dan Penunjang Medis
Peralatan yang dibutuhkan dalam pengembangan pelayanan
RSMM Jawa Timur adalah peralatan medis untuk pelayanan yang
akan dikembangkan. Pemenuhan kebutuhan peralatan medis dan
penunjang medis dari pelayanan yang akan dikembangkan
sebesar Rp 34.612.963.500,- (tiga puluh empat milyar enam ratus
dua belas juta Sembilan ratus enam puluh tiga ribu lima ratus
rupiah). Sedang biaya pemeliharaan peralatan sebesar Rp
688.270.370 (enam ratus delapan puluh delapan juta dua ratus
tujuh puluh ribu tiga ratus tujuh puluh rupiah), sehingga total
kebutuhan investasi peralatan medis dan penunjang medis adalah
sebesar Rp 35.101.788.870 (tiga puluh lima milyar seratus satu juta
tujuh ratus delapan puluh delapan ribu delapan ratus tujuh puluh
rupiah)
b. Inventaris
Total kebutuhan peralatan inventaris yang terdiri atas
peralatan perkantoran dan rumah tangga untuk pengembangan
RSMM Jawa Timur diestimasikan sebesar 30% dari total biaya
kebutuhan peralatan medis dan penunjang medis. Sedangkan
pemenuhan kebutuhan peralatan inventaris yang dimasukkan
dalam perhitungan biaya investasi proyek sebesar 60% dari total
kebutuhan atau sebesar Rp 6.852.884.908,- (Enam milyar delapan
ratus lima puluh dua juta delapan ratus delapan puluh empat ribu
sembilan ratus delapan rupiah).
4. Kendaraan
Kendaraan dalam estimasi perhitungan biaya proyek
pengembangan RSMM Jawa Timur sebesar Rp 270.000.000,- (dua
ratus tujuh puluh juta rupiah) yang terdiri atas 1 (satu) unit kendaraan
roda empat, dan 1 (satu) unit kendaraan roda dua untuk kegiatan
operasional pelayanan.
61
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
5. Persiapan Manajemen Rumah Sakit (Biaya Manajemen Sistem,
Perijinan dan Akreditasi, dan Sistem Informasi Manajemen)
Biaya manajemen dalam estimasi perhitungan biaya
pengembangan RSMM Jawa Timur terdiri atas biaya perijinan dan
akreditasi, serta biaya pengembangan SIM RS dan IT yang
diestimasikan kebutuhannya sebesar Rp 2.000.000.000,- (Dua milyar
rupiah).
6. Biaya Pra Operasional Rumah Sakit
Biaya pra operasional dalam perhitungan biaya proyek
pengembangan RSMM Jawa Timur terdiri atas gaji SDM selama tahun
pertama, biaya pelatihan dan pendidikan SDM serta biaya operasional
rumah sakit, dengan estimasi kebutuhan total biaya pra operasional
tahun pertama sebesar Rp21.610.378.948,- (Dua puluh satu milyar
enam ratus sepuluh juta tiga ratus tujuh puluh delapan ribu sembilan
ratus empat puluh delapan rupiah).
Sehingga prakiraan jumlah kebutuhan investasi pengembangan
RSMM Jawa Timur ini adalah sebesar Rp 216.838.007.018,- (Dua ratus enam
belas milyar delapan ratus tiga puluh delapan ribu tujuh ribu delapan belas
rupiah). Biaya tersebut sudah dihitung dengan tingkat inflasi 10%.
Pendanaan kebutuhan investasi pengembangan RSMM Jawa Timur
dilakukan secara self-finance atau modal sendiri dari pemilik.

7.2 Skenario Asumsi dan Perhitungan Proyeksi


Hal yang terpenting dalam asumsi dan proyeksi jumlah pasien
adalah besar persentase masyarakat yang masuk rumah sakit (MRS). Dalam
rencana bisnis ini digunakan asumsi 5-10% masyarakat Kota Surabaya yang
membutuhkan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Berdasarkan hal
tersebut digunakan asumsi bahwa BOR pengembangan Rumah Sakit Mata
Masyarakat Jawa Timur diasumsikan meningkat dari tahun sebelumnya
sebesar 20%, dengan kenaikan BOR sebesar 3% dalam 5 tahun pertama dan
62
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
5% pada 5 tahun kedua. Rata-rata hari rawat atau Average Length of Stay
(ALOS) RSMM Jawa Timur diasumsikan sebesar 2 hari. Disamping itu,
pasien rawat jalan yang diasumsikan menjalani perawatan inap sebesar 4%
dari total pasien rawat jalan, sedangkan pasien rawat darurat diasumsikan
menjalani perawatan inap sebesar 2% dari total pasien gawat darurat. Maka
proyeksi jumlah pasien rawat inap sampai tahun kesepuluh dapat dilihat
sebagai berikut.
PROYEKSI PASIEN RAWAT INAP
TAHUN BOR JLH HR ALOS Px / Hr Px / Th
1 20% 5.016 2 8 2.508
2 23% 5.769 2 9 2.885
3 26% 6.521 2 10 3.261
4 29% 7.274 2 12 3.637
5 32% 8.026 2 13 4.013
6 37% 9.280 2 15 4.640
7 42% 10.534 2 16 5.267
8 47% 11.788 2 18 5.894
9 52% 13.042 2 20 6.521
10 57% 14.296 2 22 7.148

Untuk proyeksi jumlah pasien rawat jalan sampai tahun ke-5


digunakan acuan proyeksi jumlah pasien rawat jalan per minggu. Dari
jumlah ini masing-masing jumlah pasien poli dibagi dengan 6 hari jam kerja
efektif sehingga dihasilkan jumlah pasien rawat jalan per hari.
Proyeksi jumlah pasien per hari rawat jalan di atas akan dikalikan
jumlah hari kerja efektif yang ada selama satu tahun. Tiap-tiap pelayanan
mempunyai hari kerja efektif yang berbeda-beda. Untuk poli rawat jalan
diestimasikan mempunyai hari kerja efektif selama 1 tahun sebanyak 312
hari. Untuk IGD diestimasikan mempunyai hari kerja selama satu tahun
sebanyak 365 hari. Proyeksi jumlah pasien rawat jalan ini setiap tahunnya
diestimasikan akan mengalami kenaikan sebesar 5%. Hasil dari proyeksi
pasien rawat jalan untuk seluruh poli dan IGD selama sepuluh tahun
adalah sebagai berikut.
63
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
Tahun Jumlah Pasien Rawat Jalan per Tahun
Pertama 57.668
Kedua 60.551
Ketiga 63.579
Keempat 66.758
Kelima 70.763
Keenam 75.009
Ketujuh 81.010
Kedelapan 87.491
Kesembilan 96.240
Kesepuluh 105.864

Jumlah proyeksi pasien rawat jalan dalam periode 10 tahun di atas


merupakan pembulatan atas hasil perkalian jumlah pasien rawat jalan dan
IGD dengan jumlah hari kerja efektif selama 1 tahun.
Dengan BOR awal 20% dan ALOS 2 hari dengan jumlah tempat tidur
sebanyak 76 TT, maka dalam tahun pertama dapat diproyeksikan jumlah
pasien per hari sebanyak 8 pasien sehingga dalam 1 tahun (330 hari) pasien
rawat inap berjumlah 2.508 pasien. Mengacu angka BOR tiap tahunnya
diasumsikan mengalami kenaikan sebesar 3% per tahun untuk 5 tahun
pertama dan 5% untuk 5 tahun kedua. BOR mencapai 57% pada tahun ke
10. Peningkatan persentase BOR ini yang mempengaruhi proyeksi
peningkatan jumlah hari rawat dan jumlah pasien baik per hari maupun
per tahun.

7.3 Analisis Estimasi Biaya Proyek, Modal Kerja, dan Pendanaan


Analisis biaya beban dalam rencana bisnis ini mencakup biaya
investasi, biaya beban langsung, dan beban tak langsung. Biaya investasi
merupakan biaya yang dikeluarkan pada awal kegiatan proyek dalam
jumlah besar. Biaya beban langsung meliputi biaya yang dibebankan pada
sumber pendapatan dari rawat inap, rawat jalan, IGD, visite dokter,
laboratorium, radiologi, apotek dan pendapatan lain-lain yang bersifat

64
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
rutin dan diasumsikan 5% dari total pendapatan yang didapat masing-
masing unit pelayanan (rawat inap, rawat jalan, IGD, radiologi, visite
dokter, laboratorium, apotek dan pendapatan OK). Persentase yang
dibebankan bervariatif untuk setiap pendapatan unit pelayanan.
Beban biaya tidak langsung meliputi biaya yang dibebankan pada
skenario beban gaji SDM, beban kesejahteraan, beban perawatan aktiva
tetap, beban pajak bumi dan bangunan, beban asuransi, beban utilitas,
beban kantor, beban penyusutan aktiva tetap, dan beban amortisasi. Maka
secara garis besar penjelasan akan dibagi komponen beban langsung dan
komponen beban tak langsung.

NO. KETERANGAN UNIT JUMLAH

I LAHAN / TANAH:
Pembelian Lahan/Tanah 8.340 M2
Rp 60.987.800.000
II BANGUNAN / GEDUNG:
Pembangunan Gedung 8.075 M2
Pembongkaran Gedung Lama 0 M2
Genset/Sistem UPS 1 unit
IPAL 1 unit
Hospital Elevator 3 unit
Hospital Escalator 0 unit
Selasar/Lorong + Interior 808 M2
Rp 70.302.608.200
PERALATAN MEDIS DAN
III PENUNJANG:
Pembelian Peralatan Medis 100%
Pemeliharaan Preventif 1%
Pemeliharaan Korektif 1%
Rp 35.101.788.870
INVENTARIS DAN
V MEUBELAIR: 20%
Rp 6.852.884.908
VI KENDARAAN:
Ambulance
65
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
NO. KETERANGAN UNIT JUMLAH

Ambulance Emergency 0 Unit


Ambulance Transport 0 Unit
Ambulance Jenazah 0 Unit
Kendaraan Roda 4 (Mobil) 1 Unit
Kendaraan Roda 2 (Motor) 1 Unit
Rp 270.000.000
VII BIAYA MANAJEMEN
Manajemen Sistem 1,0%
Persiapan Proyek 1,0%
Pengembangan Proyek 1,0%
Perijinan dan Akreditasi 100%
SIM RS dan IT 100%
Rp 2.000.000.000
VIII BIAYA PRA OPERASIONAL
Gaji SDM 100%
Pelatihan SDM 19%
Operasional Tahun Pertama 100%
Rp 21.610.378.948
JUMLAH BIAYA PROYEK Rp 197.125.460.926
SETELAH INFLASI 10% Rp 216.838.007.018

Prakiraan jumlah kebutuhan investasi pengembangan RSMM Jawa


Timur ini adalah sebesar Rp 216.838.007.018,- (Dua ratus enam belas milyar
delapan ratus tiga puluh delapan ribu tujuh ribu delapan belas rupiah).
Biaya tersebut sudah dihitung dengan tingkat inflasi 10%. Pendanaan

kebutuhan investasi pengembangan RSMM Jawa Timur dilakukan secara


self-finance atau modal sendiri dari pemilik.

Rincian biaya anggaran untuk pembangunan fisik dan alat yang


dibutuhkan khusus pengembangan pada setiap pelayanan adalah sebagai
berikut

66
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
No Rencana Anggaran yang dibutuhkan
Pengembangan FISIK ALAT TOTAL
1 Pengembangan Retina 300.000.000 3.829.845.000 4.129.845.000
Center
2 Pengembangan Poli 300.000.000 551.200.000 851.200.000
Lensa Kontak
3 Layanan Katarak 300.000.000 4.405.345.000 4.705.345.000
Premium
4 Poli Laser Vision 150.000.000 2.330.000.000 2.480.000.000
Correction
5 Pengembangan Poli 300.000.000 434.770.000 734.770.000
Glaukoma
6 Pengembangan Poli 250.000.000 276.258.500 526.258.500
Penyakit Dalam
7 Pengembangan 500.000.000 18.836.325.000 19.336.325.000
Layanan Radiologi
8 Optimalisasi IGD 280.000.000 65.500.000 345.500.000
9 Rehabilitasi Rawat Inap 252.000.000 28.875.000 280.875.000
10 Pengembangan - 43.500.000 43.500.000
Layanan MCU dan
Home Care
11 Pelayanan Pediatric 300.000.000 3.846.345.000 4.146.345.000
ophthalmology dan
strabismus
Total 2.932.000.000 34.647.963.500 37.579.963.500

Rincian biaya anggaran untuk pengembangan SDM yang


dibutuhkan khusus pengembangan pelayanan adalah sebagai berikut
No Jenis Pengembangan SDM Anggaran Biaya

A Rekrutmen Tenaga
1 Rekrutmen 7 Tenaga Tahun 2021 19.585.000
2 Rekrutmen 6 Tenaga Tahun 2022 18.430.000
3 Rekrutmen 11 Tenaga Tahun 2023 24.205.000
4 Rekrutmen 3 Tenaga Tahun Tahun 2024 14.965.000
B Pendidikan dan Pelatihan
1 Pendidikan Fellowship 2 SpM 700.000.000
2 Pelatihan Relex Smile 2 SpM 30.000.000
3 Pelatihan Presbyond 3 SpM 45.000.000
4 Pendidikan Fellowship Mahir Perawat Bedah Refraktif LVC 2 90.000.000
Perawat
5 Pelatihan Pre - Opx, Asistensi dan Operasional Mesin LVC 8 120.000.000
Perawat
6 Pendidikan Fellowship RO Mahir Bedah Refraktif-LVC 2 RO 100.000.000
7 Pendidikan Fellowship Mahir Perawat Bedah Refraktif LVC 2 100.000.000

67
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
No Jenis Pengembangan SDM Anggaran Biaya

8 Pelatihan Konseling Bedah Refraktif-LVC 4 Perawat 14.000.000


9 Pendidikan Marketing dan Komunikasi 4 Adm 14.000.000
10 Pelatihan Konseling Bedah Refraktif-LVC 4 Adm 14.000.000
11 Pelatihan/workshop kegawatdaruratan 28.000.000
12 Pelatihan/workshop kegawatdaruratan 28.000.000
13 Fellowship Subspesialiis Refraksi 3 bulan 120.000.000
14 Pelatihan Lasik Ekstra 7 SpM 105.000.000
15 Pelatihan Presbyond 2 SpM 105.000.000
16 Fellowship subspesialis glaukoma 6 bln 120.000.000
17 Seminar/Pelatihan asistensi Glaukoma, seminar perawatan 10.500.000
Glaukoma (3 orang)
18 Subspesialis PO dan Strabismus 500.000.000
19 Pelatihan RSCM KIRANA/JEC 15.000.000
Total 2.335.685.000

Keberhasilan implementasi Dokumen Business Plan atau Rencana


Bisnis akan tercapai bila:
1. Seluruh karyawan RS, jajaran manajemen menengah dan atas saling
bersinergi dan terlibat aktif dalam melaksanakan Rencana Bisnis ini.
2. Melakukan evaluasi secara periodik terhadap implementasi Rencana
Bisnis.

68
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
LAMPIRAN 1 TIMELINE OPERASIONAL PENGEMBANGAN PELAYANAN

TAHUN
No Rencana Pengembangan
2021 2022 2023 2024 2025
1 Pengembangan Retina Center
2 Pengembangan Poli Lensa
Kontak
3 Layanan Katarak Premium
4 Poli Laser Vision Correction
5 Pengembangan Poli Glaukoma
6 Pengembangan Poli Penyakit
Dalam
7 Pengembangan Layanan
Radiologi
8 Optimalisasi IGD
9 Rehabilitasi Rawat Inap
10 Pengembangan Layanan MCU
dan Home Care
11 Pelayanan Pediatric
Ophthalmology dan Strabismus

1
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
LAMPIRAN 2 TIMELINE INVESTASI PENGEMBANGAN PELAYANAN (FISIK, ALAT, SDM)

No Rencana pengembangan 2020 2021 2022 2023 2024 2025


A FISIK
1 Pengembangan Retina Center 300.000.000
2 Pengembangan Poli Lensa Kontak 300.000.000
3 Layanan Katarak Premium 300.000.000
4 Poli Laser Vision Correction 150.000.000
5 Pengembangan Poli Glaukoma 300.000.000
6 Pengembangan Poli Penyakit Dalam 250.000.000
7 Pengembangan Layanan Radiologi 500.000.000
8 Optimalisasi IGD 280.000.000
9 Rehabilitasi Rawat Inap 252.000.000
10 Pengembangan Layanan MCU dan
Home Care
11 Pelayanan Pediatric ophthalmology 300.000.000
dan strabismus
12 Gedung Graha 60.987.800.000
B ALAT
1 Pengembangan Retina Center 3.829.845.000
2 Pengembangan Poli Lensa Kontak 551.200.000
3 Layanan Katarak Premium 4.405.345.000
4 Poli Laser Vision Correction 2.330.000.000
5 Pengembangan Poli Glaukoma 434.770.000
6 Pengembangan Poli Penyakit Dalam 276.258.500
7 Pengembangan Layanan Radiologi 18.836.325.000
8 Optimalisasi IGD 65.500.000
9 Rehabilitasi Rawat Inap 28.875.000

2
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
No Rencana pengembangan 2020 2021 2022 2023 2024 2025
10 Pengembangan Layanan MCU dan 43.500.000
Home Care
11 Pelayanan Pediatric ophthalmology 3.846.345.000
dan strabismus
C SDM
1 Rekrutmen dan Pelatihan Pra Kerja 19.585.000 18.430.000 24.205.000 14.965.000
2 Pendidikan Fellowship 2 SpM 700.000.000
3 Pelatihan Relex Smile 2 SpM 30.000.000
4 Pelatihan Presbyond 3 SpM 45.000.000
5 Pendidikan Fellowship Mahir Perawat 90.000.000
Bedah Refraktif LVC 2 Perawat
6 Pelatihan Pre - Opx, Asistensi dan 120.000.000
Operasional Mesin LVC 8 Perawat
7 Pendidikan Fellowship RO Mahir 100.000.000
Bedah Refraktif-LVC 2 RO
8 Pendidikan Fellowship Mahir Perawat 100.000.000
Bedah Refraktif LVC 2
9 Pelatihan Konseling Bedah Refraktif- 14.000.000
LVC 4 Perawat
10 Pendidikan Marketing dan Komunikasi 14.000.000
4 Adm
11 Pelatihan Konseling Bedah Refraktif- 14.000.000
LVC 4 Adm
12 Pelatihan/workshop kegawatdaruratan 28.000.000
13 Pelatihan/workshop kegawatdaruratan 28.000.000
14 Fellowship Subspesialiis Refraksi 3 120.000.000
bulan
15 Pelatihan Lasik Ekstra 7 SpM 105.000.000
16 Pelatihan Presbyond 2 SpM 105.000.000

3
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
No Rencana pengembangan 2020 2021 2022 2023 2024 2025
17 Fellowship subspesialis glaukoma 6 120.000.000
bln
18 Seminar/Pelatihan asistensi 10.500.000
Glaukoma, seminar perawatan
Glaukoma (3 orang)
19 Subspesialis PO dan strabismus 500.000.000
20 Pelatihan RSCM KIRANA/JEC 15.000.000
280.000.000 4.198.085.000 24.855.100.000 10.262.365.000 61.307.898.500 -
TOTAL 100.903.448.500
PPN 10% 110.993.793.350

4
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
LAMPIRAN 3 ASUMSI KINERJA PELAYANAN

ASUMSI KINERJA PELAYANAN


1 a Klasifikasi TT RUMAH SAKIT KHUSUS MATA KELAS B
Jumlah TT 76 100% TT / %
ICU 0 0% TT / %
NICU 0 0% TT / %
Isolasi 2 3% TT / %
Anak 2 3% TT / %
VIP 4 5% TT / %
Kelas I 8 11% TT / %
Kelas II 16 21% TT / %
Kelas III 44 58% TT / %
b Jumlah TT (Kontrol
76 100%
Umum-BPJS) TT / %
ICU (Umum) 0 0,0% TT / %
ICU (BPJS) 0 0,0% TT / %
NICU (Umum) 0 0,0% TT / %
NICU (BPJS) 0 0,0% TT / %
Isolasi 2 2,6% TT / %
Anak 2 2,6% TT / %
VIP 4 5,3% TT / %
Kelas I (Umum) 3 3,9% TT / %
Kelas II (Umum) 6 7,9% TT / %
Kelas III (Umum) 18 23,7% TT / %
Kelas I (BPJS) 5 6,6% TT / %
Kelas II (BPJS) 10 13,2% TT / %
Kelas III (BPJS) 26 34,2% TT / %
c Jumlah TT (Kontrol
76
PMK) 100% TT / %
ICU/NICU/PICU 0 0% TT / %
VIP/VVIP/SVIP 8 11% TT / %
KELAS I 8 11% TT / %
KELAS III 16 21% TT / %
KELAS III 44 58% TT / %
2 Proporsi Pasien
Pasien Umum dan
100% %
BPJS
5
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
ASUMSI KINERJA PELAYANAN
Proporsi Px Umum 40% %
Proporsi Px BPJS 60% %
Pergeseran Proporsi % per Tahun
5%
Px Umum-BPJS
Kenaikan Jumlah 5% % per Tahun
Pasien Rawat Jalan
Proporsi Pasien IRJ
yg MRS 4% % dari px IRJ
Proporsi Pasien IGD
2%
yg MRS % dari px IGD
Proporsi Pasien IGD
2%
thp IRJ % thd px IRJ
3 BOR
BOR Tahun berjalan
20% %
(Tahun Pertama)
Kenaikan BOR per
3,0% %
tahun (Tahun 1-5)
Kenaikan BOR per
5,0% %
tahun (Tahun 6-10)
4 LOS
LOS Tahun berjalan Hari
2
(Tahun Pertama)
LOS 5 tahun pertama 2 Hari
LOS 5 tahun kedua 2 Hari
5 Poliklinik Lama Baru
Hari Kerja/Minggu 6 - Hari
Jam Kerja/Hari 7 - Jam
Px
Jumlah Px/Jam 4,0 -
Dilayani
Jumlah Poliklinik 6 0 Poli
6 a Poliklinik Medik
Umum
Jumlah Poli Poli
0
Medik Umum
1. Poli MCU 0 120000 Poli
2. Poli Umum 0 Poli
3. Poli Gigi dan Poli
0
Mulut
b Poliklinik Spesialis
Dasar
Jumlah Poli Poli
0
Spesialis Dasar
1. Poli Anak 0 Poli

6
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
ASUMSI KINERJA PELAYANAN
2. Poli Bedah Poli
0
Umum
3. Poli Poli
0
Kandungan (Obgyn)
4. Poli Penyakit Poli
0
Dalam
c Poliklinik Spesialis
Lain
Jumlah Poli Spesialis Poli
6
Lain
1. Rawat Jalan Mata 1 Poli
2. Rawat Jalan VIP 1 Poli
3. Poli Refraksi 1 Poli
4. Poli Glaukoma 1 Poli
5. Poli Penyakit Poli
1
Dalam
6. Poli Lensa Kontak 1 Poli
7. Comprehensive Poli
and Friendly Pediatric
Eye Care
8. Advance Diabetic Poli
Care
9. Contact Lens Care Poli
10.Low Vision Care Poli
11. Galukoma Care Poli
12. Reconstruction Poli
Aesthetic Eye Care
Eksternal
13. Pediatric Poli
Eksternal
14. Refraksi dan Poli
optimasi visual dan
low vision Eksternal
15. Low Vision Centre Poli
Eksternal
16. Contact Lens Poli
Centre Eksternal
17. Neuro Poli
Ophtalmology
Eksternal
d Poliklinik Poli
Subspesialis
Jumlah Poli Poli
Subspesialis
1. Laser PC Eksternal Poli

7
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
ASUMSI KINERJA PELAYANAN
2. Laser Perifer Poli
Irideetomy Eksternal
3. KONSULTASI Poli
Eksternal
4. Laser YAG Poli
Eksternal
5. Biometri Eksternal Poli
6. Foto Fundus Poli
Eksternal
7. FFA Eksternal Poli
8. USG Eksternal Poli
9. Humprey Field Poli
Analizer (HFA)
Eksternal
10. OCT Eksternal Poli
12. Laboratorium Poli
Eksternal
13. Protesa Eksternal Poli
14. Specular Poli
Microscope Eksternal
15. NCT Eksternal Poli
16. Retinometry Poli
Eksternal
17. RETINA CAMERA Poli
Eksternal
18. Pre Lasik Poli
Eksternal
19. Lasik Eksternal Poli
e Pelayanan
Penunjang Medis
Jumlah Penunjang
Medis
1. Laser PC
2. Laser Perifer
Irideetomy
3. KONSULTASI
4. Laser YAG
5. Biometri
6. Foto Fundus
7. FFA
8. USG
9. Humprey Field
Analizer (HFA)
8
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
ASUMSI KINERJA PELAYANAN
10. OCT
11. Retinometri
12. Laboratorium
13. Protesa
14. Specular
Microscope
15. NCT
16. Retina Camera
17. RETINA CAMERA
18. Pre Lasik
19. Lasik
20. Minimal Invasive
Laser Surgery
21. Premium Service
Katarak
22. Full Day Lasik
Service
23. SMILE
24. Lasik Xtra
25. Advance Diabetic
Care
26. Dry Eye Centre
27.Reconstruction
Aesthetic Eye Care
28. Pediatric
29. Refraksi dan
optimasi visual
30. Low Vision Centre
31. Contact Lens
Centre
32. Neuro
Ophtalmology
34. Radiologi
f Kekhususan
Pelayanan
g Keunggulan
Pelayanan
ASUMSI KINERJA KEUANGAN
7 a Tarif Rawat Jalan
Poli MCU (Px 110%
Umum):

9
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
ASUMSI KINERJA PELAYANAN
Sederhana 100.000 Rupiah per px
Sedang 150.000 Rupiah per px
Berat 250.000 Rupiah per px
b Tarif Rawat Jalan Rupiah per px
Poli MCU (Px BPJS): 107.500

c Tarif Rawat Jalan


dg Tindakan (Px
Umum):
Sederhana 110.000 Rupiah per px
Sedang 198.000 Rupiah per px
Berat 220.000 Rupiah per px
d Tarif Rawat Jalan
dg Tindakan (Px
BPJS):
Sederhana 735.000 Rupiah per px
Sedang 1.286.200 Rupiah per px
Berat 2.756.200 Rupiah per px
e Tarif Rawat Jalan
Klinik Gigi (Px
Umum):
Sederhana 50.000 Rupiah per px
Sedang 300.000 Rupiah per px
Berat 900.000 Rupiah per px
f Tarif Rawat Jalan Rupiah per px
Klinik Gigi (Px 219.300
BPJS):
g Tarif IGD
dg Tindakan (Px
Umum):
Sederhana 275.000 Rupiah per px
Sedang 319.000 Rupiah per px
Berat 605.000 Rupiah per px
h Tarif IGD
dg Tindakan (Px
BPJS):
Sederhana 333.000 Rupiah per px
Sedang 475.800 Rupiah per px
Berat 1.935.800 Rupiah per px
8 a Tarif Rawat Inap
Operatif
Sederhana:

10
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
ASUMSI KINERJA PELAYANAN
ICU (Umum) 1.500.000 Rupiah per px
Isolasi 0 Rupiah per px
Anak 8.349.000 RANAP GLAUKOMA Rupiah per px
VIP 8.129.000 Rupiah per px
Kelas I (Umum) 6.721.000 Rupiah per px
Kelas II (Umum) 5.764.000 Rupiah per px
Kelas III (Umum) 4.763.000 Rupiah per px
Kelas I (BPJS) 10.436.100 Rupiah per px
Kelas II (BPJS) 8.945.200 Rupiah per px
Kelas III (BPJS) 7.454.300 Rupiah per px
b Sedang:
ICU (Umum) 1.800.000 Rupiah per px
Isolasi 0 Rupiah per px
Anak 10.018.800 Rupiah per px
VIP 9.754.800 Rupiah per px
Kelas I (Umum) 8.065.200 Rupiah per px
Kelas II (Umum) 6.916.800 Rupiah per px
Kelas III (Umum) 5.715.600 Rupiah per px
Kelas I (BPJS) 12.965.600 Rupiah per px
Kelas II (BPJS) 11.113.500 Rupiah per px
Kelas III (BPJS) 9.261.200 Rupiah per px
c Berat:
ICU (Umum) 2.160.000 Rupiah per px
Isolasi 0 Rupiah per px
Anak 12.022.560 Rupiah per px
VIP 11.705.760 Rupiah per px
Kelas I (Umum) 9.678.240 Rupiah per px
Kelas II (Umum) 8.300.160 Rupiah per px
Kelas III (Umum) 6.858.720 Rupiah per px
Kelas I (BPJS) 18.160.500 Rupiah per px
Kelas II (BPJS) 15.556.100 Rupiah per px
Kelas III (BPJS) 12.971.800 Rupiah per px
9 a Tarif Rawat Inap
Non Operatif
Sederhana:

11
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
ASUMSI KINERJA PELAYANAN
ICU (Umum) 1.375.000 Rupiah per px
Isolasi 0 Rupiah per px
Anak 1.210.000 Rupiah per px
VIP 1.045.000 Rupiah per px
Kelas I (Umum) 1.012.000 Rupiah per px
Kelas II (Umum) 753.500 Rupiah per px
Kelas III (Umum) 764.500 Rupiah per px
Kelas I (BPJS) 4.864.300 Rupiah per px
Kelas II (BPJS) 4.169.400 Rupiah per px
Kelas III (BPJS) 3.474.500 Rupiah per px
b Sedang:
ICU (Umum) 1.512.500 Rupiah per px
Isolasi 0 Rupiah per px
Anak 1.331.000 Rupiah per px
VIP 1.149.500 Rupiah per px
Kelas I (Umum) 1.113.200 Rupiah per px
Kelas II (Umum) 828.850 Rupiah per px
Kelas III (Umum) 840.950 Rupiah per px
Kelas I (BPJS) 5.991.600 Rupiah per px
Kelas II (BPJS) 5.135.700 Rupiah per px
Kelas III (BPJS) 4.279.700 Rupiah per px
c Berat:
ICU (Umum) 1.663.750 Rupiah per px
Isolasi 0 Rupiah per px
Anak 1.464.100 Rupiah per px
VIP 1.264.450 Rupiah per px
Kelas I (Umum) 1.224.520 Rupiah per px
Kelas II (Umum) 911.735 Rupiah per px
Kelas III (Umum) 925.045 Rupiah per px
Kelas I (BPJS) 10.040.900 Rupiah per px
Kelas II (BPJS) 8.606.500 Rupiah per px
Kelas III (BPJS) 7.172.100 Rupiah per px
10 a Tarif Pelayanan
Kamar Operasi (OK)
Sederhana:

12
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
ASUMSI KINERJA PELAYANAN
ICU (Umum) 2.255.000 Rupiah per px
Isolasi 924.000 904.357 Rupiah per px
Anak 800.800 BLEFAROPLASTY Rupiah per px
VIP PTOSIS RINGAN - Rupiah per px
739.200
SEDANG
Kelas I (Umum) SYMBLEFAREKTOMY Rupiah per px
616.000
GRAFT
Kelas II (Umum) KOREKSI Rupiah per px
577.500
EKTROPION
Kelas III (Umum) PTERYGIUM PLUS Rupiah per px
418.000
GRAFT
b Sedang:
ICU (Umum) 979.190 877.056 Rupiah per px
Isolasi 1.077.109 Rupiah per px
Anak 979.190 Rupiah per px
VIP 890.173 Rupiah per px
Kelas I (Umum) 809.248 Rupiah per px
Kelas II (Umum) 735.680 Rupiah per px
Kelas III (Umum) 668.800 Rupiah per px
c Besar:
ICU (Umum) 6.189.150 5.453.981 Rupiah per px
Isolasi 6.808.065 Rupiah per px
Anak 6.189.150 Rupiah per px
VIP 5.626.500 Rupiah per px
Kelas I (Umum) 5.115.000 Rupiah per px
Kelas II (Umum) 4.235.000 Rupiah per px
Kelas III (Umum) 4.015.000 Rupiah per px
11 Tarif Pelayanan
Kamar Bersalin (VK)
Tarif VK Umum
Sederhana 1.200.000 Rupiah per px
Sedang 1.800.000 Rupiah per px
Berat 2.100.000 Rupiah per px
Tarif VK BPJS
Sederhana 896.700 Rupiah per px
Sedang 1.270.600 Rupiah per px
Berat 1.441.000 Rupiah per px
12 Tarif Visite Dokter
13
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
ASUMSI KINERJA PELAYANAN
ICU (Umum) 750.000 Rupiah per px
Isolasi 0 Rupiah per px
Anak 330.000 Rupiah per px
VIP 330.000 Rupiah per px
Kelas I (Umum) 220.000 Rupiah per px
Kelas II (Umum) 220.000 Rupiah per px
Kelas III (Umum) 220.000 Rupiah per px
13 Tarif Pelayanan
Hemodialisis
Sederhana 0 Rupiah per px
Sedang 0 Rupiah per px
Berat 0 Rupiah per px
14 Tarif Pemeriksaan
Radiologi
Sederhana 420.000 Rupiah per px
Sedang 960.000 Rupiah per px
Berat 1.800.000 Rupiah per px
15 Tarif Pemeriksaan
Laboratorium
Sederhana 55.000 Rupiah per px
Sedang 275.000 Rupiah per px
Berat 880.000 Rupiah per px
16 Pendapatan Apotik

Rawat Inap 450.000 Rupiah per px

Rawat Jalan 350.000 Rupiah per px

IGD 250.000 Rupiah per px

ASUMSI ADMINISTRASI
17 Biaya Investasi
60.987.800.000
Tanah Rupiah
18 Luas Lahan/Tanah 2.399 10911000000 m2
19 Harga Beli
Lahan/Tanah Rp per m2
20 Biaya Sewa Tanah - Rp per m3
21 Luas Lantai
8.075,0
Bangunan m2
22 Proporsi Pinjaman 0% %
0
Terhadap Modal
23 Lama Pinjaman 0 Tahun
24 Bunga Pinjaman 0,0% % per tahun
14
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
ASUMSI KINERJA PELAYANAN
25 Tahun Pembebanan Tahun ke -
Bunga Pinjaman
26 Beban Amortisasi 2% % per tahun
27 Beban Asuransi 1% % per tahun
28 Beban Perawatan
Aktiva Tetap 2% % per tahun
29 Tingkat Inflasi 102% % per 2 tahun
30 Alat Medis Tahun 1 % dari total
2.356.900.000
6% kebutuhan
31 Alat Medis Tahun 2 60% 22.670.670.000
32 Alat Medis Tahun 3 24% 9.109.690.000
33 Alat Medis Tahun 4 1% 276.258.500
34 Alat Medis Tahun 5 0% 0 34.413.518.500
35 Total Biaya Investasi 197.125.460.926 Rupiah

15
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
LAMPIRAN 4 PROYEKSI JUMLAH PASIEN RAWAT INAP

PROYEKSI JUMLAH HARI RAWAT PASIEN PER KELAS PERAWATAN


NO Kelas Kelas III (BPJS) Kelas II (BPJS) Kelas I (BPJS) Kelas III (Umum) Kelas II (Umum) Kelas I (Umum) VIP Anak Isolasi ICU (BPJS) ICU (Umum) Jumlah
TT 26 10 5 18 6 3 4 2 2 0 0 76
% TT 34% 13% 7% 24% 8% 4% 5% 3% 3% 0% 0% 100%
1 Hr Rawat Th 1 1.716 660 330 1.188 396 198 264 132 132 - - 5.016
2 Hr Rawat Th 2 1.974 760 380 1.367 456 228 304 152 152 - - 5.773
3 Hr Rawat Th 3 2.231 859 430 1.545 515 258 344 172 172 - - 6.526
4 Hr Rawat Th 4 2.489 958 479 1.723 575 288 383 192 192 - - 7.279
5 Hr Rawat Th 5 2.746 1.057 529 1.901 634 317 423 212 212 - - 8.031
6 Hr Rawat Th 6 3.175 1.222 611 2.198 733 367 489 245 245 - - 9.285
7 Hr Rawat Th 7 3.604 1.387 694 2.495 832 416 555 278 278 - - 10.539
8 Hr Rawat Th 8 4.033 1.552 776 2.792 931 466 621 311 311 - - 11.793
9 Hr Rawat Th 9 4.462 1.717 859 3.089 1.030 515 687 344 344 - - 13.047
10 Hr Rawat Th 10 4.891 1.882 941 3.386 1.129 565 753 377 377 - - 14.301
Jumlah 31.321 12.054 6.029 21.684 7.231 3.618 4.823 2.415 2.415 - - 91.590

16
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
LAMPIRAN 5 PROYEKSI LABA RUGI PROYEK PENGEMBANGAN RSMM

No. KETERANGAN TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4 TAHUN 5 TAHUN 6 TAHUN 7 TAHUN 8 TAHUN 9 TAHUN 10
I PENDAPATAN
TOTAL PENDAPATAN 93.305.102.995 103.272.050.912 116.578.394.544 126.031.860.549 140.146.260.213 153.918.559.972 173.654.764.499 189.540.620.911 212.151.344.843 232.319.197.447
II BEBAN LANGSUNG
TOTAL BEBAN LANGSUNG 54.161.516.854 59.617.480.581 66.946.163.510 72.079.746.989 79.817.324.151 87.766.260.156 99.032.827.508 108.142.216.084 120.960.253.361 132.398.385.180
III LABA KOTOR
TOTAL LABA KOTOR 39.143.586.141 43.654.570.331 49.632.231.035 53.952.113.560 60.328.936.062 66.152.299.816 74.621.936.991 81.398.404.827 91.191.091.482 99.920.812.267
IV BEBAN TAK LANGSUNG
Beban Tak Langsung (Sebelum 19.520.573.948 20.584.045.046 21.828.683.381 22.930.630.944 24.275.461.046 25.673.491.052 27.375.037.322 28.944.020.335 30.851.706.839 32.693.113.083
Penyusutan, Amortisasi, Pajak)
Total Beban Tak Langsung 26.065.904.696 31.663.509.794 34.730.086.129 35.887.285.392 37.232.115.494 36.734.188.519 33.901.600.789 33.648.645.801 35.501.080.606 37.342.486.850
V LABA OPERASIONAL (Sebelum
Penyusutan, Amortisasi, Pajak)
TOTAL LABA OPERASIONAL 19.623.012.193 23.070.525.284 27.803.547.654 31.021.482.616 36.053.475.016 40.478.808.764 47.246.899.669 52.454.384.492 60.339.384.643 67.227.699.184
VI BEBAN PENYUSUTAN & AMORTISASI
Beban Penyusutan 5.411.087.392 9.945.221.392 11.767.159.392 11.822.411.092 11.822.411.092 9.926.454.110 5.392.320.110 3.570.382.110 3.515.130.410 3.515.130.410
Beban Amortisasi 1.134.243.356 1.134.243.356 1.134.243.356 1.134.243.356 1.134.243.356 1.134.243.356 1.134.243.356 1.134.243.356 1.134.243.356 1.134.243.356
Total Beban Penyusutan & Amortisasi 6.545.330.748 11.079.464.748 12.901.402.748 12.956.654.448 12.956.654.448 11.060.697.466 6.526.563.466 4.704.625.466 4.649.373.766 4.649.373.766
VII Laba Sebelum Pajak Penghasilan 13.077.681.445 11.991.060.536 14.902.144.906 18.064.828.168 23.096.820.568 29.418.111.297 40.720.336.202 47.749.759.026 55.690.010.877 62.578.325.417
Estimasi Pajak Penghasilan Pasal 25 3.269.420.361 2.997.765.134 3.725.536.227 4.516.207.042 5.774.205.142 7.354.527.824 10.180.084.051 11.937.439.756 13.922.502.719 15.644.581.354

VIII LABA SETELAH PAJAK PENGHASILAN 9.808.261.084 8.993.295.402 11.176.608.680 13.548.621.126 17.322.615.426 22.063.583.473 30.540.252.152 35.812.319.269 41.767.508.157 46.933.744.063

17
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
LAMPIRAN 6 PROYEKSI LAPORAN ARUS KAS PROYEK PENGEMBANGAN RSMM

No. KETERANGAN Pra Oprs. TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4 TAHUN 5 TAHUN 6 TAHUN 7 TAHUN 8 TAHUN 9 TAHUN 10

1 SALDO KAS AWAL - - 9.808.261.084 18.801.556.486 29.978.165.166 43.526.786.292 60.849.401.718 82.912.985.191 113.453.237.343 149.265.556.612 191.033.064.769

2 PENERIMAAN:

Penerimaan dari Pemegang Saham 131.341.089.926 - - - - - - - - - -

Penerimaan dari Pinjaman Bank -

Penerimaan Pendapatan Rumah Sakit 65.784.371.000 93.305.102.995 103.272.050.912 116.578.394.544 126.031.860.549 140.146.260.213 153.918.559.972 173.654.764.499 189.540.620.911 212.151.344.843 232.319.197.447

Total Penerimaan 197.125.460.926 93.305.102.995 103.272.050.912 116.578.394.544 126.031.860.549 140.146.260.213 153.918.559.972 173.654.764.499 189.540.620.911 212.151.344.843 232.319.197.447

3 KAS YANG TERSEDIA 197.125.460.926 93.305.102.995 113.080.311.996 135.379.951.031 156.010.025.714 183.673.046.505 214.767.961.690 256.567.749.690 302.993.858.254 361.416.901.455 423.352.262.217

4 PENGELUARAN

Pengeluaran Investasi 175.515.081.978 - - - - -

Beban Pra Operasi 21.610.378.948 - - - - -

Beban Hutang tertanggung - - - - -

Beban Pembayaran Bunga Bank - - - - -

Beban Langsung Variabel - 54.161.516.854 59.617.480.581 66.946.163.510 72.079.746.989 79.817.324.151 87.766.260.156 99.032.827.508 108.142.216.084 120.960.253.361 132.398.385.180

Beban Tak Langsung - 26.065.904.696 31.663.509.794 34.730.086.129 35.887.285.392 37.232.115.494 36.734.188.519 33.901.600.789 33.648.645.801 35.501.080.606 37.342.486.850

Pajak Penghasilan - 3.269.420.361 2.997.765.134 3.725.536.227 4.516.207.042 5.774.205.142 7.354.527.824 10.180.084.051 11.937.439.756 13.922.502.719 15.644.581.354

Total Pengeluaran 197.125.460.926 83.496.841.912 94.278.755.510 105.401.785.865 112.483.239.423 122.823.644.787 131.854.976.499 143.114.512.347 153.728.301.642 170.383.836.686 185.385.453.384

5 SURPLUS (DEFISIT) - 9.808.261.084 18.801.556.486 29.978.165.166 43.526.786.292 60.849.401.718 82.912.985.191 113.453.237.343 149.265.556.612 191.033.064.769 237.966.808.832

6 SALDO KAS AKHIR - 9.808.261.084 18.801.556.486 29.978.165.166 43.526.786.292 60.849.401.718 82.912.985.191 113.453.237.343 149.265.556.612 191.033.064.769 237.966.808.832

18
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
LAMPIRAN 7 ANALISIS NET PRESENT VALUE (NPV) & INTERNAL
RATE OF RETURN

PROYEK PENGEMBANGAN
ANALISIS NET PRESENT VALUE (NPV) & INTERNAL RATE OF RETURN

TAHUN NET PVIF NPV PVIF NPV PVIF NPV


KE: CASH FLOW 10% 14,69% 18%
2020 0 (175.515.081.978) 1,00000 (175.515.081.978) 1,00000 (175.515.081.978) 1,00000 (175.515.081.978)
2021 1 17.623.012.193 0,909091 16.020.920.176 0,87194 15.366.223.020 0,84746 14.934.756.096
2022 2 23.070.525.284 0,826446 19.066.549.822 0,76028 17.540.075.714 0,71818 16.568.892.045
2023 3 27.803.547.654 0,751315 20.889.216.870 0,66292 18.431.521.425 0,60863 16.922.097.472
2024 4 31.021.482.616 0,683013 21.188.090.032 0,57803 17.931.247.783 0,51579 16.000.535.624
2025 5 36.053.475.016 0,620921 22.386.371.408 0,50401 18.171.136.157 0,43711 15.759.306.207
2026 6 40.478.808.764 0,564474 22.849.232.267 0,43946 17.788.923.429 0,37043 14.994.627.434
2027 7 47.246.899.669 0,513158 24.245.130.126 0,38319 18.104.321.291 0,31393 14.831.984.547
2028 8 52.454.384.492 0,466507 24.470.357.490 0,33411 17.525.794.642 0,26604 13.954.868.130
2029 9 60.339.384.643 0,424098 25.589.789.321 0,29133 17.578.580.026 0,22546 13.603.880.586
2030 10 67.227.699.184 0,385543 25.919.188.284 0,25402 17.077.258.489 0,19106 12.844.824.506
NPV 227.804.137.537 47.109.763.818 - (25.099.309.330)
IRR 14,69%

19
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur
LAMPIRAN 8 ANALISIS BEP

NO. KETERANGAN Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10

1 Pendapatan 93.305.102.995 103.272.050.912 116.578.394.544 126.031.860.549 140.146.260.213 153.918.559.972 173.654.764.499 189.540.620.911 212.151.344.843 232.319.197.447

2 Beban Langsung (Variabel) 54.161.516.854 59.617.480.581 66.946.163.510 72.079.746.989 79.817.324.151 87.766.260.156 99.032.827.508 108.142.216.084 120.960.253.361 132.398.385.180

3 Beban Tidak Langsung (Tetap) 29.335.325.057 34.661.274.928 38.455.622.355 40.403.492.434 43.006.320.636 44.088.716.343 44.081.684.839 45.586.085.558 49.423.583.325 52.987.068.204

Dengan Pajak

Break Even Point (BEP) 69.925.517.708 81.996.934.616 90.326.278.346 94.382.351.091 99.905.209.607 102.582.551.920 102.583.702.704 106.149.684.135 114.981.403.324 123.196.688.267

BELUM BEP BELUM BEP BELUM BEP BELUM BEP BELUM BEP BELUM BEP BELUM BEP BEP BEP BEP

20
Business Plan Pengembangan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur

Anda mungkin juga menyukai