Anda di halaman 1dari 55

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Puskesmas merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan

masyarakat yang amat penting di indonesia. puskesmas adalah satu unit

pelaksanaan fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan

serta pusat pelayanan kesehatan Tingkat pertama yang menyelenggarakan

kegiatanya secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu

masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu, dimana

pendekatan yang digunakan memperhatikan berbagai aspek kehidupan dari

para pemakai jasa pelayanan kesehatan tersebut.


Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan Kepuasan pasien

rawat inap dan penerapan manajemen risiko dilaksanakan secara

berkesinambungan di Puskemas, diperlukan adanya penilaian oleh pihak

eksternal dengan menggunakan standar yang ditetapkan, yaitu melalui

mekanisme akreditasi.
Bustami. 2018. Menurut penlitian menyatakan Mutu pelayanan

kesehatan saat ini sudah sangat sering dibicarakan, baik dari pihak penyedia

jasa pelayanan kesehatan itu sendiri, maupun dari pihak masyarakat sebagai

pemakai jasa pelayanan kesehatan. Pendekatan jaminan mutu layanan

kesehatan telah menjadi suatu kiat yang sistemik serta terus menerus

dievaluasi dan disempurnakan sebagai salah satu perangkat yang sangat

berguna bagi mereka yang mengelola dan merencanakan layanan kesehatan.

Pendekatan itu juga merupakan bagian dari keterampilan yang sangat

mendasar bagi setiap pemberi (provider) layanan kesehatan yang secara

1
2

langsung melayani pasien. Mutu pelayanan tidak terlepas dari satu profesi

saling keterkaitan,tergantung pada mutu pelayanan medis dan mutu pelayanan

keperawatan yang diberikan kepada pasien .


Departemen Kesehatan RI (2007) mengemukakan bahwa Pusat

Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan bagian dari Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota sebagai unit pelaksana teknis yang bertanggungjawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerjanya.

Puskesmas dan jaringannya berperan sebagai institusi penyelenggara

pelayanan kesehatan di jenjang pertama yang terlibat langsung dengan

masyarakat. Tanggung jawab Puskesmas dalam menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya diantaranya adalah

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya agar terwujudnya derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya.Salah satu cara yang bisa dilakukan

Pukesmas untuk menarik minat konsumen terhadap produknya adalah dengan

melakukan kegiatan pemasaran.


Menurut Kotler (2012:5 ) Pemasaran adalah mengindentifikasi dan

memenuhi kebutuhan manusia dan social dan salah satu definisi yang baik dan

sinBpat dari pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara

mengguntunBpan.
Untuk menjalankan kegiatan pemasaran dengan baik, dan sesuai dengan

sasaran yang diharapkan, perusahaan harus menerapkan suatu strategi yang

tepat sesuai dengan linBpungan pemasaran perusahaannya atau yang lebih

dikenal dengan strategi pemasaran (Tjiptono. 2012) . Strategi Upaya

pemenuhan dan harapan pelanggan dapat menciptakan peningkatan jumlah

pemanfaatan pelayanan bahkan pelanggan yang loyal, sehingga pihak


3

pukesmas merasa penting untuk melakukan pemasaran. Salah satu hal penting

yang harus diketahui dalam pemasaran adalah bauran pemasaran gunanya

untuk meningkatkan pelayanan terutama pelayanan di Pukesmas Kandangan

Kabupaten Kediri.
Menurut Kotler (2008:5) “Pemasaran adalah mengidentifikasi dan

memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Memenuhi kebutuhan dengan cara

menguntunBpan”.
Selanjutnya Alma (2009:2) mengemukakan bahwa “Pemasaran adalah

proses manajemen untuk mengidentifikasikan, mengantisipasi, dan

memuaskan pelanggan secara menguntunBpan”.


Di dalam ruang linBpup pemasaran terdapat apa yang dinamakan

dengan bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran merupakan

serangkaian variabel pemasaran yang harus dikuasai dan dipahami oleh

perusahaan untuk dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk lebih jelasnya

mengenai definisi bauran pemasaran, berikut definisi dari ahli pemasaran

yaitu:
Bauran pemasaran menurut Kotler dan Keller yang diterjemahkan

oleh Molan (2012:23), dapat diartikan bauran pemasaran (marketing mix)

adalah perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar

tujuan pemasarannya.
Menurut William J.Stanston ( 2006 ; 30 ) Bauran pemasaran adalah

istilah yang digunakan untuk menggambarkan kombinasi dari empat imput

yang merupakan inti dari sistem pemasaran organisai. Keempat elemen

tersebut adalah penawaran produk,struktur harga,kegiatan promosi dan sistem

distribusi. Bauran pemasaran didifinisikan untuk memenuhi berkomunikasi

dengan pelnggan.Unsur – unsur ini muncul sebagai keputusan inti variable

dalam teks pemasaran atau marketing plan.


4

Menurut Alma ( 2012 ), Marketing mix merupakan strategi

mencampurkan kegiatan- kegiatan marketing agar dicari kombinasi maksimal

sehingga mendatangkan hasil paling memuaskan.


Definisi di atas dapat dipahami bahwa pemasaran adalah suatu proses

sosial dan manajerial dari individu dan kelompok untuk memenuhi kebutuhan

dan keinginan melalu penciptaan, penawaran dan pertukaran (nilai) produk

dengan pihak lain, dimana hal ini juga diharapkan mampu memberikan

kepuasan kepada pelanggannya.


Menurut Kotler (2012:5 ) Pemasaran berisi terminologi kunci yaitu

kebutuhan, keinginan dan permintaan; nilai, kepuasan dan kualitas,

pertukaran, transaksi dan hubungan; serta pasar. Disamping itu pemasaran

merupakan konsep bagaimana sebaiknya pemasaran berhubungan dengan

pasar secara menguntungkan. Oleh karena itu, agar kegiatan-kegiatan tersebut

berdata dan berhasil guna maka diperlukan perencanaan, koordinasi,

implementasi dan pengendalian pemasaran. Untuk itu diperlukan pengetahuan

yang menyangkut dengan manajemen tentang bauran pemasaran.


Menurut Wibowo, (2012). Bauran pemasaran merupakan strategi

mencampur kegiatan-kegiatan marketing yang meliputi product, promotion,

professional, people, physical evidence, power, pressure dan process, agar

dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil paling memuaskan.

Bauran pemasaran diharapkan dapat meningkatkan penilaian konsumen

terhadap suatu produk atau jasa. Bila persepsi konsumen terhadap mutu

pelayanan yang diberikan oleh Pukesmas baik maka image konsumen

terhadap Pukesmasakan positif, kondisi ini dapat meningkatkan kepuasan

konsumen atau pasien (customer satisfaction).


5

Dampak dari kepuasan pasien adalah loyalitas konsumen (customer

loyality) yang merupakan perilaku konsumen sebagai akibat dari layanan yang

diberikan.( Sembiring, (2014). Pukesmas saat ini dalam menjalankan strategi

pemasarannya menghadapi berbagai permasalahan baik dari segi kemampuan

internal (produk, promosi, profesional, people, penampilan fisik, power,

pressure, dan proses), maupun dari faktor eksternal, yaitu kebutuhan dan

keinginan pengguna jasa, yang terkait dengan rendahnya pemanfaatan rumah

sakit.
Berdasarkan penulisan yang dilakukan Probosuci, (2014) juga

menunjukkan pengaruh antara bauran pemasaran terhadap kepuasan pasien

baik secara parsial meliputi produk, promosi, people, petugas kesehatan,

penampilan fisik, kekuatan, tekanan, proses maupun secara simultan.

Rawat Inap merupakan salah satu program unggulan pada Puskesmas

Kandangan. Berdasarkan data pelayanan kesehatan Puskesmas Kandangan

dalam tiga tahun terakhir, jumlah kunjungan pasien Rawat Inap tahun 2018

sebanyak 550 orang, tahun 2018 sebanyak 748, tahun 2018 sebanyak 809

orang. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah kunjungan pasien Rawat Inap

Puskesmas Kandangan Kabupaten Kediri cukup tinggi dan meningkat dari

tahun ke tahun.
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 19- 20

Agustus 2018 di Instalasi Rawat Inap Puskesmas Kandangan diketahui

permasalahan dalam pelayanan kesehatan di instalasi rawat inap yaitu adanya

keterbatasan ruang rawat inap yang berjumlah 20 tempat tidur dan tidak

adanya sekat antara tempat tidur anak-anak, laki-laki dan perempuan.


Dari wawancara yang dilakukan pada Pasien Rawat Inap Puskesmas

Kandangan saat survei pendahuluan, diketahui bahwa survei kepuasan pasien


6

di Instalasi Rawat Inap tidak dilakukan secara berkala dan pencatatan atau

evaluasi tidak direkap seperti pada instalasi/ bagian yang lain di Puskesmas

ini. Pada bagian Instalasi rawat inap hanya disediakan buku kesan. Dari buku

tersebut, dapat diketahui keluhan pasien tentang ruang rawat inap yang belum

terdapat pemisah antara laki-laki dan perempuan serta anak-anak dan dewasa.

Selain itu, dokter jaga dan laborat pada sore dan malam yang masih belum

ada, juga menjadi kebutuhan Keadaan kurangnya kepuasan pasien terjadi

kerena tuntutan kebutuhan pasien semain meningkat namun tidak diiringi

dengan perbaikan tindakan perawat (Achadiat, 2006). Layanan mutu

kesehatan dan kepuasan pasien menjadi indikator keberhasilan

penyelenggaraan pelayanan kesehatan di puskesmas.


Kepuasan pasien akan terpenuhi bila pelayanan yang diberikan telah

sesuai dengan harapan mereka. Apabila pelayanan yang diberikan belum

sesuai dengan harapan pasien maka pasien akan merasa tidak puas (Tjiptono,

2004). Perawat harus mampu memberikan pelayanan kesehatan yang optimal

sesuai standar pelayanan keperawatan yang telah ada. Hal tersebut

dikarenakan kepuasan pasien merupakan indikator keberhasilan pelayanan

keperawatan.
Untuk meningkatkan kepuasan pasien rawat inap di Puskesmas

Kandangan dapat diketahui dengan meningkatkan beberapa faktor yang

mempengaruhi terhadap kepuasan yaitu perilaku tenaga kesehatan yang

ramah, pemberian informasi yang efektif, waktu tunggu minimal, fasilitas

pelayanan dan sarana prasarana memadai, serta manajemen strategi melalui

produk layanan (promotion,place,prize,product, people,proses) pada

Puskesmas Kandangan.
7

1.2. Perumusan masalah

Berdasarkan penulisan yang dilakukan Anggreni (2010), di RSU Surya

Husadha Denpasar juga menunjukkan pengaruh antara bauran pemasaran

terhadap kepuasan pasien baik secara parsial meliputi produk, promosi,

people, petugas kesehatan, penampilan fisik, kekuatan, tekanan, proses

maupun secara simultan


Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi pokok

permasalahan pada penulisan ini dapat dirumuskan yaitu


1. Apakah Bauran Pemasaran secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Di Puskesmas Kandangan

Kabupaten Kediri.

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas maka tujuan penulisan

yang akan dicapai adalah sebagai berikut :


1. Mempengaruhi pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Kepuasan Pasien

Rawat Inap Di Puskesmas Kandangan Kabupaten Kediri

1.4 Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai referensi dalam upaya peningkatan dan pengembangan

pelayanan rawat inap sehingga Tingkat kepuasan pasien rawat inap

Puskesmas Kandangan Kabupaten Kediri dapat meningkat.


b. Mengembangkan ilmu pengetahuan ,sehingga menambah khasanan

yang berkenaan dengan kebijakan dan strategi peningkatan mutu dan

Bauran Pemasaran teradap pelayanan di Pukesmas Kandangan

Kabupaten Kediri.
8

2. Manfaat Empiris
Dapat memberikan kontribusi tentang mutu pelayanan dan Bauran

Pemasaran bagi pegawai Pukesmas supaya bisa meningkatkan mutu

pelayanan pegawai di Pukesmas Kandangan Kabupaten Kediri.

3. Manfaat bagi Pemerintah

Diharapkan dapat sebagai bahan pertimbangan dalam membina pegawai

Pukesmas Kandangan Kabupaten Kediri untuk menigkatkan Mutu

pelayanan dan Bauran Pemasaran di Pukesmas tersebut.


9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1 Pengertian Pemasaran

2.2.1 Pemasaran

Kegiatan pemasaran sering diartikan sebagai kegiatan dalam memasarkan

suatu produk yang diperjual belikan oleh perusahaan dan ditujukan kepada para

konsumen. Namun jika dilihat makna sebenarnya pemasaran bukan hanya sekedar

menjual produk saja, akan tetapi pemasaran juga memiliki aktvitas penting dalam

menganalisis dan mengevaluasi segala kebutuhan dan keinginan para konsumen.

Pemasaran juga meliputi segala aktivitas di dalam perusahaan.

Adapun definisi pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2012:28) yang

mengatakan bahwa :

“The process by which companies create value for customer and build strong

relationship with customers in order to capture value from customers in return”

Menurut Kotler dan Keller (2009:38)

“Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan

harga, promosi, dan distribusi gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan

pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.

Sedangkan menurut Buchari Alma (2007:5)

“Pemasaran adalah penekanan pada analisis struktur pasar, orientasi dan dukungan

pelanggan, serta memposisikan perusahaan dalam mengawasi rantai nilai”

Dari definisi-definisi tersebut pada dasarnya memiliki tujuan dan persepsi


10

yang sama dan dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu proses

perencanaan dimana perusahaan menganalisis struktur pasar serta memposisikan

perusahaan agar mendapatkan suatu penilaian yang baik dalam benak konsumen

untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan.

2.2.2 Konsep Pemasaran

Menurut Kotler dan Armstrong (2004, p12), konsep pemasaran memaparkan

bahwa mencapai tujuan organisasi bergantung pada menentukan kebutuhan dan

keinginan dari target pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih

efektif dan efisien daripada yang dilakukan kompetitor.

Gambar : 1
Empat Pilar Konsep Pemasaran

Starting Point Focus Means Ends

Target Customer Integrated Profit


Market Needs through Marketing
customer
satisfaction

Sumber : Kotler (2004,


p12)

Konsep pemasaran menurut Kotler menggunakan perspektif outside-in.

Dimulai dengan menentukan pasar yang akan dituju (target market), lalu fokus pada

kebutuhan konsumen (customer needs), kemudian mengintegrasikan semua aktivitas

pemasaran guna mempengaruhi konsumen (integrated marketing) dan menghasilkan

keuntungan dengan menciptakan hubungan baik jangka panjang dengan konsumen

berdasarkan nilai dan kepuasan konsumen atas usaha – usaha pemasaran yang telah

dilakukan (profit through customer satisfaction).

2.2.3 Karakteristik Pemasaran

Menurut Mohammed et al. (2003, p3), pemasaran memiliki empat fitur


karakteristik sebagai berikut:
11

1. Pemasaran adalah sebuah proses

Sebuah proses adalah metode tertentu dalam melakukan sebuah aktivitas;

umumnya meliputi serangkaian langkah-langkah atau operasi. Pendekatan pemasaran

klasik meliputi empat langkah utama: analisis pasar, perencanaan pasar, implementasi,

dan kontrol. Analisis pasar meliputi pencarian peluang di dalam pangsa pasar.

Perencanaan pasar memerlukan segmentasi, pilihan target pasar, penempatan dan

rancangan bauran pemasaran. Implementasi meliputi pelaksanaan sistem dan proses

ke dalam pasar sesuai program pemasaran.

Kontrol merujuk kepada mekanisme informal dan formal yang diterapkan

manajer pemasaran untuk mengawasi program pemasaran. Analisis, perencanaan,

implementasi, dan kontrol secara bersamaan menyediakan sebuah proses pemasaran

yang baik bagi manajer pemasaran.

2. Pemasaran terdiri dari gabungan produk, harga, promosi, dan distribusi

Program pemasaran yang baik mencakup gabungan karakteristik pemasaran

untuk menyediakan manfaat bagi pelanggan. Program pemasaran yang berhasil harus

dapat menggabunBpan 4P (product, price, place, and promotion) dalam komposisi

yang tepat, waktu yang tepat, dan berurutan.

3. Pemasaran berkaitan dengan pertukaran

Pemasaran tidak akan berhasil tanpa keterlibatan dua pihak dalam kegiatan

pertukaran. Pembeli dapat menukar waktu, uang, atau jasa, sementara penjual harus

menukar sesuatu yang bernilai bagi pembeli.

4. Pemasaran dimaksuMpan untuk memuaskan kebutuhan individu dan


organisasi

Tujuan pemasaran adalah untuk menyediakan hasil yang memuaskan bagi

perusahaan dan pelanggan. Kunci kesuksesan pemasaran adalah memuaskan

kebutuhan pelanggan, perusahaan, dan para pemegang saham secara terus-menerus.


12

Dalam jangka panjang perusahaan harus memiliki aliran kas yang positif atau

menjaga kepercayaan investor.

2.2.4 Bauran Pemasaran


Dalam pemasaran terdapat strategi pemasaran yang disebut bauran pemasaran

(Marketing mix) yang memiliki peranan penting dalam mempengaruhi konsumen agar

dapat membeli suatu produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Elemen-

elemen bauran pemasaran terdiri dari semua variabel yang dapat dikontrol perusahaan

untuk dapat memuaskan para konsumen.

Pengertian bauran pemasaran menurut para Ahli ;

Menurut Buchari Alma (2007:130)

“ Marketing mix merupakan strategi mencampur kegiatan-kegiatan marketing, agar

dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil yang paling memuaskan”

Menurut Zeithaml dan Bitner (2008:48)

“ Bauran pemasaran adalah elemen-elemen organisasi perusahaan yang dapat

dikontrol oleh perusahaan dalam melakukan komunikasi dengan tamu dan untuk

memuaskan tamu”

Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2012:92)

“Marketing mix is good marketing tool is a set of products, pricing,

promotion, distribution, combined to produce the desired response of the

target market”

Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran

merupakan alat pemasaran yang baik yang berada dalam suatu perusahaan, dimana

perusahaan mampu mengendalikannya agar dapat mempengaruhi respon pasar sasaran.


13

Sedangkan pengertian bauran pemasaran menurut Alma (2012:205), diartikan

sebagai berikut :”Bauran pemasaran merupakan strategi mencampuri kegiatan – kegiatan

pemasaran, agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil yang

memuaskan. Marketing mix terdiri atas empat komponen atau disebut 4P yaitu product,

price, place, promotion.”


Dalam bauran pemasaran terdapat seperangkat alat pemasaran yang dikenal dalam

istilah 4P, yaitu product ( produk), price (harga), place(tempat atau saluran distribusi),

dan promotion(promosi), sedangkan dalam pemasaran jasa memiliki beberapa alat

pemasaran tambahan seperti people(orang), physical evidence(fasilitas fisik), dan

process(proses), sehingga dikenal dengan istilah 7P maka dapat disimpulkan bauran

pemasaran jasa yaitu product, price, place, promotion, people, physical evidence, and

process.Adapun pengertian 7P menurut Kotler dan Amstrong (2012:62) :

1. Product
Produk adalah mengelola unsur produk termasuk perencanaan dan pengembangan

produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan mengubah produk atau jasa yang

ada dengan menambah dan mengambil tindakan yang lain yang mempengaruhi

bermacam-macam produk atau jasa.


2. Price
Harga adalah suatu sistem manajemen perusahaan yang akan menentukan harga dasar

yang tepat bagi produk atau jasa dan harus menentukan strategi yang menyanBput

potongan harga, pembayaran onBpos anBput dan berbagi variabel yang bersanBputan.
3. Place
Distribusi yakni memilih dan mengelola saluran perdagangan yang dipakai

untukmenyalurkan produk atau jasa dan juga untuk melayani pasar sasaran, serta

mengembangkan sistem distribusi untuk pengiriman dan perniagaan produk secara

fisik.
4. Promotion
Promosi adalah suatu unsur yang digunakan untuk memberitahukan dan membujuk

pasar tentang produk atau jasa yang baru pada perusahaan melalui iklan, penjualan

pribadi, promosi penjualan, maupun publikasi.


5. Physical Evidence
14

Sarana fisik merupakan hal nyata yang turut mempengaruhi keputusan konsumen

untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. Unsur yang

termasuk dalam sarana fisik antara lain linBpungan atau bangunan fisik, peralatan,

perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya.


6. People
Orang adalah semua pelaku yang memainkan peranan penting dalam penyajian jasa

sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli.Elemen dari orang adalah pegawai

perusahaan, konsumen, dan konsumen lain. Semua sikap dan tindakan karyawan, cara

berpakaian karyawan dan penampilan karyawan memiliki pengaruh terhadap

keberhasilan penyampaian jasa.


7. Process
Proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan

untuk menyampaikan jasa. Elemen proses ini memiliki arti sesuatu untuk

menyampaikan jasa. Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran

pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan senang merasakan sistem penyerahan jasa

sebagai bagian jasa itu sendiri.

.2.2.5 Unsur-Unsur Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran adalah variabel-variabel pemasaran yang dapat diatur

sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan penjualan perusahaan.

Konsep bauran pemasaran menurut Kotler dan Keller ( 2012 ; 25 ) terdiri

dari 4 p yaitu

1. Product

Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai

tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk disini bisa

berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan

kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keingina tertentu. Produk
15

merupakan semua yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh, dan

digunakan atau dikonsumsi untuk dapat memnuhi kebutuhan dan keinginan yang

berupa fisik, jasa, orang, organisasi dan ide)

2. Price

Bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti Tingkat

harga, struktur diskon, syarat pembayaran dan Tingkat diskriminasi harga diantara

berbagai kelompok pelanggan. Harga menggambarkan besarnya rupiah yang harus

dikeluarkan seorang konsumen untuk memperoleh satu buah produk dan hendaknya

harga akan dapat terjangkau oleh konsumen.

3. Promotion

Bauran promosi meliputi berbagai metode, yaitu iklan, promosi penjualan,

penjualan tatap muka, dan hubungan masyarakat. Menggambarkan berbagai macam

cara yang ditempuh perusahaan dalam rangka menjual produk ke konsumen.

4. Place

Merupakan keputusan distribusi menyanBput kemudahan akses terhadap jasa

bagi para pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran

distribusi dan outlet yang memunBppkan konsumen dapat dengan mudah memperoleh

suatu produk.

Berikut Gambar Bauran Pemasaran menurut Kotler dan Keller ( 2012 :25 )

Gambar 2.
Bauran Pemasaran ( Marketing Mix )
Sumber Kotler dan Keller ( 2012 :25 )

PRODUCT
PLACE
Product variety
Chanels
Quality MARKETING MIX
Design Coverage
Features Assortment
Brand Name Locations
Packaging
Inentory
Size
Services Tranpot
Warranties
Returns
16

PRICE PROMOTION
List Price Sales promotion
Discount Advertising
Allwances Sales force
Payment Public reations
Period Direct
Credit term Marketing

2.3 Kepuasan Pasien


2.3.1 Pengertian Kepuasan Pasien
Tjiptono (2004) dalam Nursalam (2014), kepuasan merupakan perbandingan antara

kualitas jasa pelayanan yang didapat dengan keinginan, kebutuhan, dan harapan.

Kepuasan didefinisikan sebagai Tingkat perasaan seseorang setelah membandingkann

Kepuasan Pasien Rawat Inap (hasil) yang dirasakan dengan harapannya, kepuasan

pelanggan merupakan tujuan utama pelayanan prima sehingga setiap aparatur pelayanan

berkewajiban untuk berupaya memuaskan pelanggannya (Setyabudi, 2014).


Kepuasan pasien adalah nilai subyektif terhadap kualitas pelayanan yang diberikan,

walaupun subyektif tetap ada dasar objektifnya, artinya penilaian itu dilandasi oleh hal

dibawah ini (Sabarguna, 2008):

1. Pengalaman masa lalu.

2. Pendidikan.

3. Situasi psikis waktu itu.

4. Pengaruh lingkungan waktu itu.


17

Kepuasan pasien berhubungan dengan mutu pelayanan rumah sakit. Dengan

mengetahui Tingkat kepuasan pasien, manajemen Pukesmasdapat melakukan peningkatan

mutu pelayanan (Indikator Kepuasan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit, Depkes RI Tahun

2005 ). Kepuasan pasien dipertimbangkan sebagai salah satu dimensi kualitas yang paling

penting dan merupakan kunci sukses dalam organisasi kesehatan seperti Rumah Sakit.

Kepuasan pasien dapat diteliti dalam konteks pengalaman keseluruhan pasien terhadap

organisasi kesehatan dalam Marzaweny, (2012 ).

2.4 Kerangka Pemikiran

Menurut widayat (209), mutu pelayanan adalah Mutu adalah nilai kepatutan yang

sebenarnya ( proper value) terhadap unit pelayanan tertentu, baik dari aspek technical

( ilmu, ketrampilan, dan teknologi medis atau kesehatan ) dan interpersonal yaitu tata

hubungan dokter – pasien : komunikasi, empati dan kepuasan pasien ( Widayat, 2009 ).

Mutu yang baik adalah tersedia dan terjangkau, tepat kebutuhan, tepat sumber daya,tepat

standar profesi / etika profesi, wajardan aman, mutu memuaskan bagi pasien yang

dilayani. (Sabarguna, 2005 ).


Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran

merupakan unsur dalam mencapai tujuan pemasaran yang efektif baik dalam memuaskan

kebutuhan maupun keinginan konsumen. Sedangkan bauran pemasaran Pukesmasadalah

sekelompok variabel yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh Pukesmas untuk

mempengaruhi reaksi para pembeli layanan (Ernawaty, 2010:145).


Sementara itu, untuk pemasaran jasa diperlukan bauran pemasaran yang diperluas

dengan penambahan unsur yang telah berkembang. Pemasaran jasa dikatakan sebagai

salah satu bentuk produk yang berarti setiap tindakan atauperbuatan yang ditawarkan

dari satu pihak ke pihak lainnya dan bersifat tidak berwujud. Sedangkan alat pemasaran

yang bisa digunakan pada jasa antara lain (Supriyanto dan Ernawaty 2010), Hamdani

2006) antara lain:Produk (Product),Harga (Price ,Tempat (Place),Promosi

(Promotion),Orang (People),Bukti Fisik (Physical Evidence,Proses (Process)


18

Mutu Pelayanan Kesehatan


(X1)
( Bustami, 2011 ).
1. Reliability (dapat dipercaya)
2. Assurance (jaminan)
3. Tangible (nyata/tampak)
4. Empathy (Empati) Kepuasan Pasien Rawat
Inap (Y)
Menurut Kotler (2007)
Bauran Pemasaran (X2) 

Sistem keluhan dan saran
Pembelanja Misterius (Ghost Shopping)
(Kotler dan Keller ( 2012 ; 25 ) terdiri dari 4 p  Lost Customer Analisis
 Survei Kepuasan Pelanggan
1. Produk ( Product )
2. Price ( Harga )
3. Place ( Tempat )
4. Pomotion ( Promosi )

Gambar 3.
Hubungan antara Mutu Pelayanan Kesehatan dan Bauran Pemasaran Terhadap
Kepuasan Rawat Inap di Pukesmas Kandangan Kabupaten Kediri.

2.5 Perumusan Hipotesis

Hipotesis adalah sebuah pernyataan tentang sesuatu yang diduga atau hubungan

yang diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris, biasanya

hipotesis terdiri dari pernyataan terhadap adanya atau tidak adanya hubungan antara dua

variabel yaitu variabel bebas (independent variables) dan variabel terikat (dependent

variables) (Soekidjo Notoatmojo, 2010 : 107).

Erwin Suryatama (2014: 43) mendefinisikan bahwa mutu adalah

gambaran,karakteristik langsung dari suatu produk. Kualitas bisa diketahui dari segi

bentuk,penampilan, performa suatu produk, dan juga bisa dilihat dari segi fungsinya serta

segi estetisnya. Dening dalam Mubarak (2009 : 135 ) mendefinisikan mutu atau kualitas

adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen.


Rizki,( 2018 ) Menurut Menurut penlitianya menyatakan Mutu pelayanan

kesehatan saat ini sudah sangat sering dibicarakan, baik dari pihak penyedia jasa
19

pelayanan kesehatan itu sendiri, maupun dari pihak masyarakat sebagai pemakai jasa

pelayanan kesehatan. Pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan telah menjadi suatu

kiat yang sistemik serta terus menerus dievaluasi dan disempurnakan sebagai salah satu

perangkat yang sangat berguna bagi mereka yang mengelola dan merencanakan layanan

kesehatan.

Berdasarkan pada teori dan hash penulisan tersebut, maka dalam penulisan

ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Terdapat Pengaruh Mutu Pelayanan Kesehatan terhadap Kepuasan Rawat

Inap Di Pukesmas Kandangan Kabupaten Kediri.

Dalam pemasaran terdapat strategi pemasaran yang disebut bauran pemasaran

(Marketing mix) yang memiliki peranan penting dalam mempengaruhi konsumen agar

dapat membeli suatu produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Elemen-elemen

bauran pemasaran terdiri dari semua variabel yang dapat dikontrol perusahaan untuk

dapat memuaskan para konsumen. Pengertian bauran pemasaran menurut Zeithaml dan

Bitner (2008:48) Bauran pemasaran adalah elemen-elemen organisasi perusahaan

yang dapat dikontrol oleh perusahaan dalam melakukan komunikasi dengan tamu dan

untuk memuaskan tamu atau pengunjung”

Berdasarkan pada teori dan hash penulisan tersebut, maka dalam penulisan

ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H2 : Terdapat Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan Rawat Inap Di

Pukesmas Kandangan Kabupaten Kediri.

Menurut Keller (2012:24) menBplasifikasikan alat pemasaran menjadi empat

kelompok besar yang disebut 4P dalam pemasaran : produk (product), harga (price),

tempat (place), dan promosi (promosion). Colwell dalam Supriyadi dan Ernawaty

(2010:13) menganjurkan 7P (product, price, place, promotion, people, physical evidence

process) sedangkan Simon Majaro mengganti physical evident menjadi costumer service.
20

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran

merupakan unsur dalam mencapai tujuan pemasaran yang efektif baik dalam memuaskan

kebutuhan maupun keinginan konsumen. Sedangkan bauran pemasaran Pukesmas adalah

sekelompok variabel yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh Pukesmasuntuk

mempengaruhi reaksi para pembeli layanan (Supriyanto dan Ernawaty, 2010:145).

Berdasarkan pada teori dan hash penulisan tersebut, maka dalam penulisan

ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Terdapat pengaruh Mutu Pelayan dan Bauran Pemasaran secara bersama –

sama terhadap Kepuasan Rawat Inap Di Pukesmas Kandangan

Kabupaten Kediri.

BAB III

METODA PENULISAN

3.1 Subyek Penulisan dan Waktu Penulisan

3.1.1 Jenis Penulisan

Penulisan ini adalah penulisan survei, penulisan survei menurut Singarimbun

(2005:3) merupakan penulisan yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan

kuisioner sebagai alat dalam mencari data. Adapun obyek penulisan yang digunakan

dalam penulisan ini adalah Pasien Rawat Inap di Pukesmas Kandangan Kabupaten

Kediri.Jenis penulisan ini adalah kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk

angka atau data kualitatif yang diangkakan.Data kualitatif yang diangkatkan misalnya

terdapat dalam skala pengukuran.


21

Subyek penulisan yang diteliti adalah hubungan antara Mutu Pelayanan dan Bauran

Pemasaran terhadap kepuasan pasien rawat inap di pukesmas kandangan Kabuapaten

Kediri.Penulisan dilakukan di Pukesmas Kandangan Kabupaten Kediri.

3.1.2 Waktu Penulisan

Penulisan ini dilakukan pada bulan Agustus 2018

3.1.3 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Arikunto 2010:80). Populasi dalam

penulisan ini adalah pasien rawat inap Puskesmas Kandangan sampai bulan Desember

2018 sebanyak 109 orang.

3.1.4 Sampel

Menurut Singarimbun (2012) sampel adalah bagian dari populasi, sampel

merupakan bagian dari jumlah dan karakteriktis yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Sedangkan ( Ahmad. 2014 ) menyatakan bahwa sampel adalah sekelompok elemen

populasi yang terpilih untuk berpartisipasi dalam studi.

Sample merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. (Sugiyono, 2013:81). Pada penulisan ini jumlah sampel yang

digunakan ditentukan berdasarkan rumus metode Slovin sebagai berikut:

n= N
1 + Ne2

Dimana :

n : Ukuran sampel

N : Ukuran Populasi
22

e : Presentasi tingkat signifikan (0,05)

Berdasarkan rumus tersebut, sampel yang diambil dalam penulisan ini adalah

sebagai berikut :

n= 150 .
1+(150 X 0,052)

n= 150 .
2
1+(150 X 0,05 ) = 1 + ( 0,375 )

n= 150
1 + 0,375

n = 150
1,375

n = 109 orang

Pengambilan sampel untuk dijadikan responden dalam penulisan ini adalah

Sampling Aksidental, dimana teknik penentuan sampel berdasarkan

kebetulan/Aksidental yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti

dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu

cocok sebagai sumber data (Sugiyono,2013).

3.2 Variabel Penulisan dan Operasional Variabel Penulisan

3.2.1 Variabel Penulisan

Variabel adalah objek penulisan, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

penulisan (Suharsimi, 2006: 1 18). Variabel dalam penulisan ini terdiri dari variabel bebas

(X) dan variabel terikat (Y).


Variabel dalam penulisan ini yaitu :

1. Mutu Pelayanan Kesehatan ( X1 )

adalah proses mempengaruhi orang lain untuk mendukung pencapaian tujuan

organisasi yang relevan. Indikator Mutu Pelayanan diukur dengan Reliability (dapat

dipercaya) Assurance (jaminan),Tangible (nyata/tampak),Empathy


23

(Empati),Responsiveness (sikap responsif) yang menjadi indikator pengukuran

dalam penulisan ini

2. Bauran Pemasaran ( X2 )

Bauran Pemasaran dapat didefinisikan sebagai suatu perasaan positif tentang

pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristik.

Bauran pemasaran berhubungan dengan 4P yang menjadi yaitu indikator

pengukuran dalam penulisan ini adalah :

Menurut Kotler dan Keller ( 2012 ; 25 ) terdiri dari 4 p

1. Produk ( Product )

2. Price ( Harga )

3. Place ( Tempat )

4. Pomotion ( Promosi )

3. Kepuasan Pasien Rawat Inap ( Y )

adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang Pasien Rawat Inap dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Indikator penulisan untuk Kepuasan Pasien Rawat Inap dari Sistem keluhan dan

saran,Pembelanja Misterius (Ghost Shopping),Lost Customer Analisis,Survei

Kepuasan Pelanggan.

Hubungan dari ketiga variabel tersebut dapat dilihat pada desain penulisan

sebagai berikut:

X1

X2

Keterangan:
24

X1 = Mutu Pelayanan

X2 = Bauran Pemasaran

Y = Kepuasan Pasien Rawat Inap

3.2.2 Operasional Variabel Penulisan

Sebelum hubungan - hubungan antar variabel dilakukan pengujian, maka setiap

variabel akan diukur dan dijabarkan melalui operasional variabel. Variabel yang

dianalisis dalam penulisan ini terdiri dari: (1) Mutu Pelayanan Kesehatan X1 (2)

Bauran Pemasaran X2, (3) Kepuasan Pasien Rawat Inap ( Y ).

3.2.3 Sumber Data

a. Data Primer

Data Primer adalah dat yang dikumpulkan secara langsung oleh penulisan

atau pihak pertama (Usman dan Akbar, 2006: 20). Data primer dalam penulisan

ini adalah tanggapan responden terhadap kuesioner variabel Mutu Pelayanan,

Bauran Pemasaran, Kepuasan Pasien Rawat Inap di Pukesmas Kandangan

Kabupaten Kediri.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti melalui pihak

kedua atau tangan kedua (Usman dan Akbar, 2006: 20). Data sekunder dalam

penulisan ini adalah Pasien rawat inap, lokasi dan struktur organisasi serta tugas-

tugas Pasien Rawat Inap pada Pukesmas Kandangan.

3.2.4 Instrumen Penulisan

1. Kisi-kisi Instrumen dan Uji Intrumen

Instrumen pada penulisan ini berupa angket, dimana terdapat tiga variabel

yaitu mutu pelayanan, bauran pemasaran dan kepuasan pasien rawat inap.

Angket yang disajikan berisi 17 pertanyaan, yang terdiri dari 5 pertanyaan


25

tentang mutu pelayanan, 4 pertanyaan tentang bauran pemasaran dan 8

pertanyaan tentang kepuasan pasien rawat inap. Adapun kisi-kisi instrumental

yang bertujuan agar penyusunan instrumen lebih sistematis sehingga mudah

dikontrol dan dikoreksi. Kisi-kisi dari instrumen penulisan adalah sebagai

berikut.

Tabel : 3
Kisi-kisi Instrumen

VARIABEL INDIKATOR ITEM

Kepuasan 1. Sistem Keluhan dan Saran 1


Pasien R Inap
2. Ghost Shopping 2
(Pembelanjaan Misteri)
3. Lost Customer Analysis 3
(Analisis Pelanggan yang
Berhenti)
4. Survei Kepuasan 4
5. Service Quality (Kualitas 5
Layanan)
6. Product Quality ( Kualitas 6
Produk)
7. Emotional Factor 7

8. Efficiency (Kemudahan) 8

Mutu Pelayanan 1
( Bustami,2011 ) 1. Realibility
2
2. Assuransi
3
3. Tangible
4
4. Empati dan
5
5. sikap responsive
Bauran 1. Produk ( Product ) 1
Pemasaran
Kotler dan 2. Price Price ( Harga ) 2
Keller ( 2012 ;
25 ) 3. Place ( Tempat ) 3
26

4. Pomotion ( Promosi 4

2. Hasil Pengukuran

Skala yang digunakan dalam penulisan ini adalah skala Likert. Skala Liker

menurut Sugiyono(2010) adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Dalam penulisan fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti

yang selanjutnya disebut sebagai variabel penulisan. Dalam skala Likert, variabel

yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut

dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item instrumen yang dapat berupa

pernyataan atau pertanyaan.

Tabel: 4
Bobot kriteria jawaban skala Likert

Keterangan Arti Angka


SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
KS Kurang Setuju 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1

3. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data

(Santosa dan Ashari, 2005). Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui sebuah

data berdistribusi normal atau tidak. Dalam penulisan ini, menggunakan Uji

Kolmogrov-smirnov dengan pedoman sebagai berikut :

1) Ho diterima jika nilai p-value pada kolom Asymp. Sig. (2-tailed) > level of

significant (α =0,05), sebaiknya Ha ditolak.

2) Ho ditolak jika nilai p-value pada kolom Asymp. Sig. (2-tailed)

< level of significant (α =0,05), sebaiknya Ha diterima. (Nugroho, 2005)


27

b. Uji Liniearitas

Uji linieritas adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikat linier atau tidak. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam

analisis korelasi atau regresi liniear. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan test

of linearity dengan taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai

hubungan liniear bila signifikansi lebih dari 0,05 (Ghozali, 2011).

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan

asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear antara variabel

independen model regresi. Adapun prasyarat yang harus terpenuhi dalam model

regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Dalam penulisan ini model pengujian

yang digunakan yaitu dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF).

Menurut Santoso (2005), pada umumnya jika VIF lebih besar dari lima, maka

variabel tersebut tidak terbebas dari multikolinearitas.

4. Hasil Uji Instrumen

Sebelum uji angket penulisan digunakan untuk penulisan yang sesungguhnya,

angket penulisan ini diuji coba terlebih dahulu. Menurut Arikunto (2002) uji coba

instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah

instrumen yang disusun berpengaruh pada besar tidaknya dan sangat menentukan

bermutu tidaknya penulisan.

Baik buruknya instrumen penulisan ditunjukkan oleh Tingkat kesalahan

(validity) dan keandalan (reliability). Uji coba instumen dimaksuMpan untuk

mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen sehingga dapat diketahui layak

tidaknya digunakan untuk pengumpulan data pada Pasien Rawat Inap Pukesmas

Kandangan.

Responden yang digunakan dalam penulisan ini adalah Pasien Rawat Inap

Pukesmas Kandangan. Hasil dari penyebaran kuesioner sebanyak 109 responden,


28

didapatkan karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan

terakhir, lama bekerja, dan status perkawinan. Untuk menentukan jumlah pertanyaan

yang valid dilakukan dengan 2 tahap dengan jumlah awal sebanyak 17 pertanyaan

dengan item gugur sebanyak 2 pertanyaan. Uji validitas ini dapat dilihat dengan hasil

faktor loading sebagai berikut

Tabel : 5
Hasil Loading Factor tahap 1

Variabel 1 2 3
Kepuasan Pasien KP 1 0,851
rawat inap KP 2 0,664
KP 3 0,636
KP 4 0,837
KP 5 0,754
KP 6 0,523
KP 7 0,491
KP 8 0,325
Mutu Pelayanan MP1 0,700
MP2 0,728
MP3 0,750
MP4 0,687
MP5 0,766
Bauran BP1 0,857
Pemasaran BP2 0,846
BP3 0,809
BP4 0,740
Sumber : Data primer yang diolah 2018

Dari tabel di atas diketahui pada kolom KP7 dan KP8 dibawah 0.5, maka

item pertanyaan tersebut gugur. Sehingga item pertanyaan.menjadi 15 pertanyaan

dengan hasil loading factor sebagai berikut.

Tabel : 6
Hasil Loading Factor tahap 2
1 2 3

Kepuasan pasien KP1 0,877


KP2 0,662
KP3 0,645
29

KP4 0,861
KP5 0,726
KP6 0,505
Mutu pelayanan MP1 0,672
MP2 0,748
MP3 0,772
MP4 0,721
MP5 0,802
Bauran Pemasaran BP1 0,869
BP2 0,859
BP3 0,814
BP4 0,730
Sumber : Data Primer yang diolah 2018

a. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas digunakan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari

instrumen (kuesioner) yang digunakan dalam pengumpulan data. Penulisan ini

menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) untuk mengetahui validitas

instrumen penulisan.

Tinggi rendahnya validitas suatu instrumen kuesioner dapat diukur

melalui faktor loading dengan bantuan computer SPSS 20. Jika nilai faktor

loading lebih besar atau sama dengan 0,5 (≥0,5) maka indikator yang dimaksud

valid. Untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel digunakan Uji

Bartlett Test of Spericity. Jika hasilnya signifikan ≥0,5 berarti matrik korelasi

memiliki korelasi signifikan dengan sejumlah variabel.

1) Convergent Validity

Convergent validity diukur berdasarkan nilai faktor loading dan Average

Variance Extracted (AVE). Convergent validity digunakan untuk mengetahui atau

menguji apakah satu konstruk dan konstruk yang lain adalah sama. Nilai

convergent validity diterima jika nilai AVE diatas 0.5 (Fornell dan Larcker,

11091). AVE value akan ditunjukkan pada tabel berikut.


30

Tabel : 7
Mean, Standard Deviation (SD), AVE, Cronbach`s value and Correlations

No Variabel Mean SD AVE 1 2 3


1. Mutu Pelayanan 3,67 0,76 0,743 0.834
2. Bauran Pemasaran 3,89 0,75 0,818 0.309** 0.838
3. Kepuasan Pasien 3,46 0,82 0,713 0.486** 0.204* 0.826
Sumber: Data diolah tahun 2018
*Korelasi signifikan pada level 0.05.**Korelasi signifikan pada level 0.01.
Nilai Cronbach` s Alpha pada angka bercetak tebal.

2) Divergent validity

Divergent validity diukur berdasarkan correlation matrix dan discriminant

validity. Divergent validity digunakan untuk menguji apakah antar konstruk

signifikan berbeda. Discriminant validity meliputi nilai korelasi dan reliabilitas

dia antara dua konstruk yang digunakan untuk menaksir konstruk mana yang

saling tumpah tindih Nilai mdiscriminant validity harus kurang dari 0.85

(Campbell dan Fiske, 1959).Nilai discriminant ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel : 8
Average Variance Extracted, Square Correlation and Discriminant Validity

No Variabel AVE 1 2 3
1. Kepuasan Pasien 0,713 0,713 0,236 0,042
2. Mutu Pelayanan 0,743 0,586 0,743 0,095
3. Bauran Pemasaran 0,818 0,245 0,370 0,818
Sumber: Data diolah tahun 2018
Nilai AVE ditunjukkan pada angka bercetak tebal
Discriminant validity ditunjukkan pada sisi kiri nilai AVE

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui sejauh

mana pengukuran tersebut tanpa bias dan menjamin pengukuran yang

konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen (Sekaran,

2006). Untuk mengukur reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan


31

nilai koefisien cronbach`s alpha yang mendekati 1 menandakan reliabilitas

dengan konsistensi yang tinggi.

Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2006) yang membagi

Tingkatan reliabilitas dengan kriteria alpha sebagai berikut :

1) 0.80 – 1,0 = Reliabilitas Baik

2) 0,60 – 0,79 = Reliabilitas Diterima

3) < 0,6 = Reliabilitas Buruk

Hasil pengujian reliabilitas variabel-variabel didapatkan nilai

cronbach`s alpha masing-masing variabel disajikan pada tabel berikut:


Tabel : 9
Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach Alpha Keterangan


1. Kepuasan Pasien 0,826 Reliabilitas Baik
2. Mutu Pelayanan 0,834 Reliabilitas Baik
3. Bauran Pemasaran 0,838 Reliabilitas Baik
Sumber: Data diolah tahun 2018

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel Kepuasan Pasien, Mutu Pelayanan,

dan Bauran Pemasaran memiliki reliabilitas yang baik dengan nilai cronbach`s alpha

antara 0,80-1,0.

3.3 Metode Analisis Data

Agar mendapatkan hasil penulisan yang sesuai dengan tujuan penulisan, maka

diperlukan metode analisis data yang benar. Pengujian dilakukan dengan menggunakan

bantuan software SPSS 20. SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) adalah

sebuah program komputer yang digunakan untuk menganalisis statistika.

Adapun teknik analisis data dalam penulisan ini sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis dan menyajikan data kuantitatif

dengan tujuan untuk mengetahui gambaran perusahaan yang dijadikan sampel

penulisan. Dengan menggunakan statistik deskriptif maka dapat diketahui nilai rata-
32

rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan

skewness (Ghozali, 2011). Adapun berdasarkan kriteria yang dipakai pada kategori

jawaban responden, maka untuk lebih memudahkan digunakan 3 kategori yaitu:

tinggi, sedang, dan rendah. Cara pengategorian data berdasarkan rumus dari Azwar,

(2009) adalah sebagai berikut:

Tabel: 10
Kategorisasi Jawaban Responden

Tinggi : X ≥ M + SD
Sedang : M – SD ≤ X < M + SD
Rendah : X < M – SD
Sumber: Azwar (2009)

2. Uji hipotesis

Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang jelas

dan dapat dipercaya antara variabel independen terhadap variabel dependen. Melalui

langkah ini akan diambil suatu kesimpulan untuk menerima atau menolak hipotesis

yang diajukan. Penulisan ini menggunakan variabel kontrol yaitu variabel yang

mengendalikan agar hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi

oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dalam penulisan ini menghasilkan

model 1 dalam tabel Hasil Analisis Regresi.

a. Analisis Regresi Sederhana

Analisis ini digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara Mutu

Pelayanan, Bauran Pemasaran (variabel X) dan Kepuasan Pasien (variabel Y)

apakah positif atau negatif. Analisis regresi sederhana dalam penulisan ini

menghasilkan model 2 dan model 3 dalam tabel

Hasil Analisis Regresi. Rumus regresi linear sederhana sebagi berikut:


33

Y= C + β X + R

Nilai C dan β dapat dicari dengan rumus:

∑Y = C +β ∑X

∑XY = C∑X + β ∑X2

Keterangan

Y = Variabel dependen yang diprediksikan

MC = Harga Y bila X = 0 konstanta

Β = Angka koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau

penutunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen

X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

R = Residual

b. Analisis Regresi Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh yang ada antara Mutu

Pelayanan dan Bauran Pemasaran terhadap Kepuasan Pasien. Analisis regresi

berganda dalam penulisan ini menghasilkan model 4 dalam tabel Hasil Analisis

Regresi.Persamaan umum regresi berganda yaitu :

Y= a+ bX1+ bX2

Keterangan :

X1 = Mutu Pelayanan
X2 = Bauran Pemasaran
Y = Kepuasan Pasien
a = konstanta
b dan c = konstanta regresi

2 2
c. Uji Koefisien Determinasi (R ) dan (∆R )
34

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variabel-variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

2
terletak diantara nol dan satu. Nilai R yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas.

2
Nilai R yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

2
dependen. Sedangkan nilai ∆R merupakan selisih atau hasil pengurangan dari nilai

2 2
R dari setiap variabel dikurangi dengan nilai R dari variabel kontrol.

BAB IV

HASIL PENULISAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Subyek Penulisan

Pukesmas Kandangan Kabupaten Kediri terletak di Jalan Malang No. 109

Kandangan dan mempunyai Tujuan sebagai berikut :

Tujuan Umum :
35

Tercapainya pembangunan kesehatan yang berkualitas secara optimal

Tujuan Khusus :

1) Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu pelayanan

manajemen Puskesmas Kandangan.

2) Mendapatkan perencanaan baik program,kegiatan dan pembangunan pelayanan

kesehatan Puskesmas Kandangan termasuk sarana dan prasarana.

4.1.1 Visi, Misi dan Motto Pukesmas Kandangan Kabupaten Kediri

Visi :

Menjadi Puskesmas dengan Pelayanan berkualitas bagi Masyarakat.


Misi :

1) Membangun suasana kerja yang kondusif serta mempermudah akses pelayanan

sesuai standart mutu

2) Meningkatkan SDM yang berkelanjutan dan mengutamakan profesionalisme kerja

3) Memberdayakan potensi masyarakat dengan mengoptimalkan Lintas Program dan

Lintas Sektor.

Motto :
Puskesmas Kandangan siapa melayani dengan 3 K : Kebersamaan, komitmen dan

kekeluargaan

4.1.2 ANALISIS SITUASI DATA

A. Peta Wilayah Pukesmas Kandangan

B. Data sumber daya


Tabel : 11
36

Data Sumber Daya

Status Kepegawaian
NO JENIS SDM Sukwa TOTAL
PNS PTT
n
1 Dokter Umum 2 - - 2
2 Dokter Gigi 1 - - 1
3 Sarjana Kesehatan Masyarakat) - - - -
4 S1 Keperawatan+Ners 3 - - 3
5 D3 Kebidanan 12 4 14
6 D3 Keperawatan 3 - 5 10
7 D3 Rekam Medik - - - -
8 D4 Kebidanan - - - -
9 Perawat Gigi 1 - - 1
10 Analis Kesehatan 1 - - 1
11 Nutrisionis 1 - - 1
12 Apoteker 1 - - 1
13 Sanitarian 1 - - 1
14 Sopir - - - -
15 Administrasi 2 - 3 5
16 Cleaning Service - - 1 1
17 Security - - 1 1
TOTAL 26 2 10 42

C. Data Peran Serta Masyarakat


Tabel: 12
Data Peran Serta Masyarakat

No Peran Serta Masyarakat Jumlah

1 Dukun bayi 7 orang

2 Kader kesehatan 310 orang

3 Kader tiwisada 39 orang

4 Guru UKS 43 orang

5 Kader usila 27 orang

6 Kelompok usia lanjut 9 kelompok

7 Panti Asuhan 2

8 Posyandu lansia 9 posyandu lansia

9 Posyandu 62
37

a. Pratama 0

b. Madya 7

c. Purnama 5

d. Mandiri 0

10 Polindes 8

a. pratama 0

b. madya 2

c. Purnama 2

d. Mandiri 4

(sumber data : data dasar PKP Puskesmas Kandangan 2018)

D. Data Penduduk Dan Sasaran


a) Jumlah Penduduk Seluruhnya : 43.553 orang
Laki-laki : 21.929orang
Perempuan : 21.624 orang
b) Jumlah Kepala Keluarga : 13.615 KK
c) Jumlah keluarga miskin : 12.209 KK

Tabel: 13
Data Penduduk Dan Sasaran
38

Jumlah Rata-
Luas Jumlah Jumlah Rata Kepadatan
No Desa Wilayah Pendudu Rumah Jiwa/ Penduduk
Dsn RW RT
(km2) k Tangga rumah per km2
Tangga
1 2 3 4 5 6 7 8 9=7/8 10
1 Kandangan 4,580 6 26 31 12,151 3,499 3.47 2.65
2 Kemiri 1,910 2 6 7 2,519 529 4.76 1.32
3 Klampisan 4,390 5 15 20 7,227 1,890 3.82 1.65
4 Karangtengah 7,880 8 23 31 6,709 1,886 3.56 0.85
5 Banaran 2,270 2 8 10 3,577 915 3.91 1.58
6 Jerukgulung 2,300 3 7 10 2,142 697 3.07 0.93
7 Jerukwangi 1,360 2 6 8 2,261 568 3.109 1.66
8 Medowo 4,740 4 14 18 3,266 1,029 3.17 0.69
9 Mlancu 8,200 5 16 21 4,704 1,374 3.42 0.57
10 Jlumbang 720 1 1 2 376 111 3.39 0.52
11 Bukur 1,130 2 4 6 1,068 299 3.57 0.95
12 Kasreman 2,210 3 7 10 2,971 818 3.63 1.34
17
Jumlah 41,690.0 41 133 43.553 13,615 3.60 1
4

d) Jumlah penduduk menurut kelompok umur tahun 2018


tabel: 13
Data Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2018

No Umur (Tahun ) Jumlah

1 0-1 th 749

2 1-4 th 3017

3 5-9 th 3686

4 10-14 th 3568

5 15-19 th 3666

6 20-24 th 3323

7 25- 29 3253
39

8 30-34 th 3379

9 35-39 th 3473

10 40-44 th 3494

11 45-49 th 3346

12 50-54 th 2940

13 55- 59 th 2421

14 60-64 th 1803

15 65-69 th 1352

16 70-74 th 994

17 75 + th 1303

Jumlah 43.553

4.2 Hasil Penulisan

Penulisan ini merupakan penulisan asosiatif kausal dengan menggunakan

pendekatan kuantitatif. Penulisan asosiatif kausal adalah penulisan yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih (Umar, 2005). Penulisan ini

menganalisis pengaruh Mutu Pelayanan dan Bauran Pemasaran terhadap Kepuasan

Pasien Rawat Inap. Penulisan ini dilakukan di Pukesmas Kandangan Kabupaten Kediri.

Penulisan ini dilaksanakan pada bulan September 2018 sampai selesai. Penulisan ini

menggunakan teknik simple random sampling, karena peneliti mengambil subyek sampel

dari populasi secara acak, sehingga semua subyek dianggap sama tanpa memperhatikan

strata yang ada dalam populasi. Sampel dalam penulisan ini berjumlah 109 orang.

Adapun hasil penulisan yang diperoleh dari lapangan disajikan sebagai berikut.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penulisan ini meliputi: analisis karakterisitik Pasien

Rawat Inap Pukesmas Kandangan Kabupaten Kediri, analisis statisitik deskriptif yang

terdiri dari: nilai maksimal, minimal, mean, dan standar deviasi, serta kategorisasi

jawaban Pasien Rawat Inap Pukesmas Kandangan Kabupaten Kediri. Adapun


40

pembahasan mengenai masing-masing analisis deskriptif/responden disajikan sebagai

berikut:

1. Hasil Analisis Deskriptif

a. Analisis Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diamati dalam penulisan ini meliputi:umur,jenis

kelamin, pendidikan terakhir, lama bekerja, dan status perkawinan. Deskripsi

karakteristik responden disajikan sebagai berikut:

1) Umur

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan umur disajikan

pada tabel berikut ini:

Tabel: 14
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Frekuensi Persentase (%)


20-25 tahun 28 25
26-50 tahun 56 52
> 51 tahun 25 23
Total 109 100,0

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa mayoritas Pasien Rawat Inap Pukesmas

Kandangan berumur antara 26-50 tahun sebanyak 56 orang (52%) dan paling

sedikit berumur di atas 51 tahun sebanyak 25 orang (23%).

2) Jenis Kelamin

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jeni kelamin disajikan


pada tabel berikut ini:

Tabel: 14
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Persentase
Jenis Kelamin Frekuensi
(%)
Laki-laki 49 42,3
Perempuan 60 57,7
Total 109 100,0
Sumber: Data Primer Diolah, 2018
41

Tabel di atas menunjukan bahwa yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 49


orang (42,3%) dan karyawan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 60 orang
(57,7%).

3) Pendidikan
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan pendidikan disajikan pada
tabel berikut ini:

Tabel : 15
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Frekuensi Persentase
Pendidikan
(%)
SMA/SMK 23 22,1
Diploma D1/D2/D3 49 42,3
D4/S1 37 35,6
Total 109 100,0
Sumber: Data Primer Diolah, 2018

Tabel di atas menunjukkan bahwa Pasien Rawat Inap Pukesmas Kandangan

dengan Tingkat pendidikan SMA/SMK sebanyak 23 orang (22,1%), karyawan

dengan Tingkat pendidikan Diploma D1/D2/D3 sebanyak 44 orang (42,3%), dan

karyawan dengan Tingkat pendidikan D4/S1 sebanyak 37 orang (35,6%).

4) Lama Menjadi Karyawan

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan lama menjadi karyawan

disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel: 16
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Karyawan

Lama Menjadi Persentase


Frekuensi
Karyawan (%)
1-5 tahun 27 26
6-10 tahun 37 36,5
>10 tahun 45 37,5
Total 109 100,0
Sumber: Data Primer Diolah, 2018
42

Tabel diatas menunjukan bahwa pasien rawat inap pukesmas kandangan yang

sudah bekerja selama 1-5 tahun sebanyak 27 orang (26%), karyawan yang sudah

bekerja antara 6-10 tahun sebanyak 37 orang (36,5%), dan karyawan yang sudah

bekerja lebih dari 10 tahun sebanyak 45 orang (37,5%).

5) Status Perkawinan

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan status perkawinan

disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel: 17
Karakteristik Responden Berdasarkan StatusPerkawinan

Status Frekuensi
Perkawinan Persentase
(%)
Kawin 75 70,2
Belum Kawin 29 27,9
Cerai 5 1,9
Total 109 100,0
Sumber: Data Primer Diolah, 2018

Tabel di atas menunjukkan bahwa karyawan yang berstatus kawin sebanyak 75

orang (70,2%), Pasein rawat inap Pukesmas Kandangan orang (27,9%) dan

karyawan yang cerai sebanyak 5 orang (1,9%)

1. Analisis Karakteristik Variabel

Analisis karakteristik variabel ini bertujuan untuk mengetahui gambaran jawaban

responden terhadap variabel. Variabel yang terdapat pada penulisan ini adalah

Kepuasan Pasien (Y), Mutu Pelayanan (Xı) dan Bauran Pemasaran (X2).

A. Kepuasan Pasien

Hasil deskriptif pada variabel ini memiliki nilai minimum sebesar 2,64

dan maksimum sebesar 4,28 dengan mean sebesar 3,46 dan standar deviasi

sebesar 0,82. Selanjutnya data Kepuasan Pasien dikategorikan dengan

menggunakan skor rata-rata (M) dan simpangan baku (SD). Jumlah butir
43

pertanyaan untuk variabel Kepuasan Pasien sebanyak 8 pertanyaan yang masing-

masing mempunyai skor 1, 2, 3, 4, 5. Kategorisasi untuk variabel Kepuasan

Pasien terdapat pada tabel berikut.

Tabel: 18
Katergorisasi Kepuasan Pasien

Kategorisasi Interval Skor Frekuensi Persentase


Tinggi X ≥ 4,28 17 16,35%
Sedang 2,64 ≤ X ≤4,28 75 67,30%
Rendah X ≤ 2,64 17 16,35%
Jumlah 109 100,00%
Sumber : Data Primer yang diolah 2018

Dari table diatas dapat dilihat bahwa mayoritas kepuasan Pasien rawat

inap pukesmas dalam kategori ada 67,30 % Sedangkan untuk kategori tinggi ada

16,35% dan kategori rendah ada16,35%. Hal ini menunjukkan bahwa Tingkat

Kepuasan Pasien belum maksimal.

B. Mutu Pelayanan

Hasil deskriptif pada variabel ini memiliki nilai minimum sebesar 2,91

dan maksimum sebesar 4,43 dengan mean sebesar 3,67 dan standar deviasi

sebesar 0,76. Selanjutnya data Mutu Pelayanan dikategorikan dengan

menggunakan skor rata-rata (M) dan simpangan baku (SD). Jumlah butir

pertanyaan untuk variabel Mutu Pelayanan sebanyak 5 pertanyaan yang masing-

masing mempunyai skor 1, 2, 3, 4, 5. Kategorisasi untuk variabel Mutu Pelayanan

terdapat pada tabel berikut.

Tabel: 19
Katergorisasi Mutu Pelayanan

Kategorisasi Interval Skor Frekuensi Persentase


Tinggi X ≥ 4,43 17 16,35%
44

Sedang 2,91 ≤ X ≤4,43 77 69,23%


Rendah X ≤ 2,91 15 14,42%
Jumlah 109 100,00%
Sumber : Data Primer yang diolah 2018

Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa mayoritas karyawan Mutu

Pelayanannya berada dalam kategori sedang yaitu ada 69,23%. Sedangkan untuk

kategori tinggi ada 16,35% dan kategori rendah ada 14,42%. Hal ini

menunjukkan bahwa Tingkat mutu pelayanan Pasien Rawat Inap Pukesmas

Kandangan belum maksimal.

C. Bauran Pemasaran

Hasil deskriptif pada variabel ini dibagi kedalam tiga kategori yaitu

kategori tinggi yang berarti Bauran Pemasaran yang diterapkan sangat

baik/maksimal, kategori sedang yang berarti mutu pelayanan yang diterapkan

cukup baik tetapi masih kurang maksimal dan kategori rendah yang berarti

Bauran Pemasaran yang diterapkan buruk. Hasil deskriptif pada variabel ini

memiliki nilai minimum sebesar 3,14 dan maksimum sebesar 4,64 dengan mean

sebesar 3,89 dan standar deviasi sebesar 0,75. Selanjutnya data Bauran

Pemasaran dikategorikan dengan menggunakan skor rata-rata dan simpangan

baku (SD). Jumlah butir pertanyaan untuk variabel Bauran Pemasaran sebanyak 4

pertanyaan yang masing-masing mempunyai skor 1, 2, 3, 4, 5. Kategorisasi untuk

variabel Bauran Pemasaran terdapat pada tabel berikut.

Tabel:19
Katergorisasi Bauran Pemasaran

Kategorisasi Interval Skor Frekuensi Persentase


Tinggi X ≥ 4,64 18 17,30%
Sedang 3,14 ≤ X ≤4,64 77 69,24%
Rendah X ≤ 3,14 14 13,46%
Jumlah 109 100,00%
Sumber : Data Primer yang diolah 2018
45

Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa mayoritas pasien rawat Inap

Pukesmas Kandangan menilai berada dalam kategori sedang yaitu ada

69,24%.Sedangkan untuk kategori tinggi ada 17,30% dan kategori rendah ada

13,46%. Hal ini menunjukkan bahwa Bauran Pemasaran di pukesmas

Kandangan belum maksimal.

2. Hasil Uji Prasyarat Analisis

Pengujian prasyarat analisis dilakukan sebelum pengujian hipotesis yang

meliputi uji normalitas, uji linieritas, dan uji multikolineritas. Uji prasyarat

analisis menggunakan SPSS 20.00 for Windows. Hasil uji prasyarat analisis

disajikan berikut ini

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2009).

Dalam penulisan ini, menggunakan Uji Kolmogrov-smirnov dengan hasil

sebagai berikut:

Tabel: 20
Hasil Uji Normalitas

Variabel Sig Kesimpulan


Kepuasan Pasien 0,191 Normal
Mutu Pelayanan 0,226 Normal
Bauran Pemasaran 0,073 Normal
Sumber: Data diolah tahun 2018
46

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua variabel adalah normal.

Hal ini dapat dilihat dari Tingkat signifikansi semua di atas 0,05.

b. Uji Linearitas

Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan liniear bila signifikansi

lebih dari 0,05 (Ghozali, 2009). Hasil dari Uji Linearitas dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel :21
Hasil Uji Linearitas

Variabel Signifikansi Keterangan


Mutu Pelayanan terhadap 0,460 Linier
Kepuasan pasien rawat inap
Bauran Pemasaran terhadap 0,324 Linier
Kepuasan Pasien naprawat i
sumber: Data Primer yang diolah 2018

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen

linear terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dilihat dari Tingkat signifikansi

semua di atas 0,05.

c. Uji Multikolinearitas

Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas

adalah nilai tolerance tidak kurang dari 0.10 yang berarti tidak ada korelasi antar

variabel independen yang nilainya lebih besar dari 95% atau sama dengan nilai

VIF ≥ 10. Hasil uji multikolonieritas dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

Tabel 22.
Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Tolerance VIF Kesimpulan


Tidak terjadi
Mutu Pelayanan 0,996 1,004
multikolinieritas
Tidak terjadi
Bauran pemasaran 0,996 1,004
multikolinieritas

Sumber: Data Primer yang diolah 2018


47

b. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan.

Hipotesis yang diajukan dalam penulisan ini terkait variabel Mutu Pelayanan,

Bauran Pemasaran terhadap Kepuasan Pasien. Analisis regresi berganda dipilih

untuk menganalisis pengajuan hipotesis dalam penulisan ini. Berikut ini hasil

analisis regresi berganda yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS

20.00 for Windows.

Tabel 23.
Rangkuman Hasil Analisis Regresi, Mutu Pelayanan dan
Bauran Pemasaran terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap.

Kepuasan pasien
Independent Variabel rawat inap
Model 1 Model 2 Model 3 Model 4
(β) (β) (β) (β)
Variabel Kontrol
Jenis kelamin 0,011 -0,033 0,044 -0,004
Umur 0,008 0,035 -0,027 0,005
Lama Bekerja -0,374* 0,332* -0,339* -0,304*
Pendidikan 0,035 0,061 0,070 0,090
Status Kawin -0,244* 0,193 -0,241* -0,191

MP 0,464** 0,452**
BP 0,210* 0,178*

R2 0,095 0,304** 0,136* 0,333*


2
∆R 0,095 0,209 0,041 0,238
Sumber: Data Primer yang diolah 2018
**p<0.01; *p<0.05.

A. Uji Hipotesis 1
48

Berdasarkan table ringkasan analisis regresi pada table diketahui bahwa

Mutu Pelayanan berpengaruh positif terhadap Kepuasan pasien rawat inap

karyawan sebesar β=0,464 (**p<0.01; p=0,000). Kontribusi Mutu pelayanan

2
kerja untuk menjelaskan Kepuasan pasien rawat inap karyawan sebesar (∆R )

0,209.Maka hipotesis yang menyatakan bahwa “Mutu Pelayanan berpengaruh

positif terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap ” terbukti.

B. Uji Hipotesis 2

Berdasarkan tabel Ringkasan analisis regresi pada tabel, diketahui bahwa

Bauran Pemasaran berpengaruh positif terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap

sebesar β=0,210 (*p<0.05; p=0,034). Kontribusi Bauran Pemasaran untuk

2
menjelaskan Kepuasan Pasien sebesar (∆R ) 0,041. Maka hipotesis yang

menyatakan bahwa “Bauran Pemasaran berpengaruh positif terhadap Kepuasan

Pasien Rawat inap Pukesmas Kandangan” terbukti.

C. Uji Hipotesis 3

Berdasarkan tabel Ringkasan analisis regresi pada tabel 25, diketahui

bahwa Mutu Pelayanan β=0,452 (**p<0.01; p=0,000) dan Bauran Pemasaran

β=0,178 (*p<0.05; p=0,043) berpengaruh positif terhadap Kepuasan Pasien.

Kontribusi Mutu Pelayanan dan Bauran Pemasaran untuk menjelaskan Kepuasan

2
Pasien sebesar (∆R ) 0,238. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa “Mutu

Pelayanan dan Bauran Pemasaran berpengaruh positif terhadap Kepuasan Pasien

Rawat inap Pukesmas Kandangan” terbukti.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil penulisan yang telah diuraikan sebelumnya menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan baik secara parsial maupun simultan
49

Mutu Pelayanan dan Bauran Pemasaran terhadap Kepuasan Pasien. Berikut ini

dipaparkan penjelasan atas jawaban dari hipotesis penulisan.

4.3.1 Pengaruh Mutu Pelayananterhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Pukesmas

Kandangan Kabupaten Kediri

Dari hasil penulisan diketahui adanya pengaruh positif Mutu Pelayanan

terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Pukesmas Kandangan. Hal ini dibuktikan

dengan β = 0,464 (**p<0.01; p=0,000). Kontribusi Mutu Pelayanan untuk

2
menjelaskan Kepuasan pasien rawat inap sebesar (∆R ) 0,209. Dengan jawaban

tertinggi yang terletak pada kategori sedang (3,79) yang berada pada indikator

konservasi aturan. Salah satu faktor yang mempengaruhi Kepuasan Pasien Rawat Inap

adalah Mutu Pelayanan.

Menurut Simamora (1997) kepuasan pasien adalah prosedur yang mengoreksi

atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan atau prosedur. Mutu

Pelayanan adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi

dengan Pasien Rawat Inap agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta

sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati

semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku (Rivai, 2004).

Mutu Pelayanan dapat dipengaruhi oleh semangat Pasien Rawat Inap, tingkat

kompensasi yang diberikan, serta Bauran Pemasaran Pasien Rawat Inap..

Pengaruh Mutu Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap telah

dikemukakan dalam penulisan Ariana (2013). Dalam penulisannya disebutkan bahwa

Pukesmas bisa lebih memperhatikan Pasien Rawat Inap, dan pengawasan yang lebih

ketat dalam upaya meningkatkan atau memperbaiki Kepuasan Pasien Rawat Inap.

Hal-hal tersebut membuktikan bahwa Mutu Pelayanan nmerupakan faktor penting

dalam meningkatkan Kepuasan Pasien Rawat Inap. Dengan adanya Mutu Pelayanan

yang baik maka Pasien Rawat Inap akan senang sekali..


50

Hasil penulisan ini menyimpulkan bahwa variabel Mutu Pelayanan memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di Pukesmas

Kandangan. Mutu Pelayanan dapat dipengaruhi oleh semangat Pasien Rawat Inap,

tingkat kompensasi yang diberikan, serta Bauran Pemasaran Pasien Rawat Inap..

Pengaruh Mutu Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap telah

dikemukakan dalam penulisan Ariana (2013). Dalam penulisannya disebutkan bahwa

Pukesmas bisa lebih memperhatikan Pasien Rawat Inap, dan pengawasan yang lebih

ketat dalam upaya meningkatkan atau memperbaiki Kepuasan Pasien Rawat Inap.

Hal-hal tersebut membuktikan bahwa Mutu Pelayanan nmerupakan faktor penting

dalam meningkatkan Kepuasan Pasien Rawat Inap. Dengan adanya Mutu Pelayanan

yang baik maka Pasien Rawat Inap akan senang sekali..

Hasil penulisan ini menyimpulkan bahwa variabel Mutu Pelayanan memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di Pukesmas

Kandangan.

4.3.2 Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di


Pukesmas Kandangan
Dari hasil penulisan diketahui adanya pengaruh positif Bauran Pemasaran terhadap

Kepuasan Pasien Rawat Inap di Pukesmas Kandangan. Hal ini dibuktikan dengan

β=0,210 (*p<0.05; p=0,034). Kontribusi Bauran Pemasaran untuk menjelaskan

2
Kepuasan Pasien rawat Inap sebesar (∆R ) 0,041. Dengan jawaban tertinggi yang

dikategorikan sedang (3,109) terdapat pada indikator memberi petunjuk.Hasil

penulisan ini menunjukkan bahwa Bauran Pemasaran berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Kepuasan pasien rawat inap Pukesmas Kandangan.

Hasil ini memiliki hasil dengan Hasil penelitihan menurut Nurlia, 2012

dengan judul Hubungan Bauran pemasaran dengan keputusan pasien rawat inap

memilih layanan kesehatan di Pukesmas islam Faisal Makasar tahun 2012 dengan
51

rancangan penelitiaan dengan menggunakan variabbel penulisan ,variable terikat yaitu

bauran pemasaran dan variable bebas keputusan memilih layanan kesehatan dengan

hasil penulisan yaitu terdapat hubungan antara bauran pemasaran dengan keputusan

pasien rawat inap memilih layanan kesehatan di Pukesmas Islam Faisal Makasar.

4.3.3 Pengaruh Mutu Pelayanan dan Bauran Pemasaran terhadap Kepuasan


Pasien Rawat Inap Pukesmas Kandangan Kabupaten Kediri
Hasil uji menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri dari Mutu

Pelayanan dan Bauran Pemasaran berpengaruh positif terhadap Kepuasan Pasien

Rawat Inap Pukesmas Kandangam. Hal ini dibuktikan dengan Mutu Pelayanan

β=0,452 (**p<0.01; p=0,000) dan Bauran Pemasaran β=0,178 (*p<0.05; p=0,034)

berpengaruh positif terhadap Kepuasan Pasien Rawat inap Pukesmas Kandangan.

Kontribusi Mutu Pelayanan dan Bauran Pemasaran untuk menjelaskan

2
Kepuasan Pasien sebesar (∆R ) 0,238.Hasil penulisan ini menunjukkan bahwa Mutu

Pelayanan dan Bauran Pemasaran berpengaruh positif terhadap Kepuasan Pasien.

Meta (2013) juga berpendapat bahwa adanya pengaruh positif antara Mutu Pelayanan

dan Bauran Pemasaran terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Pukesmas Kandangan.
52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penulisan dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Bauran Pemasaran berpengaruh terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Di Puskesmas

Kandangan Kabupaten Kediri

5.1 Saran

Berdasarkan hasil penulisan, pembahasan, dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran

yang dapat diberikan sebagai berikut:

1. Bagi pihak Pukesmas Kandangan Kabupaten Kediri

Diharapkan penulisan ini dapat dijadikan pertimbangan untuk mengatasi

masalah yang terjadi pada Pasien Rawat Inap. Saran untuk perusahaan antara lain:

a. Mengacu pada tingkat Mutu Pelayanan yang masuk dalam kategori sedang,

sebaiknya perusahaan memberlakukan masa transisi peraturan kepada Pasien


53

Rawat Inapnya agar Pasien Rawat Inap tidak merasa terbebani dengan peraturan

yang baru.

b. Mengacu pada tingkat Bauran Pemasaran yang masuk dalam kategori sedang,

sebaiknya bagi pimpinan Pukesmas Kandangan Kabupaten Kediri disarankan

untuk meningkatkan mutu dari pelayanan Pasien Rawat Inap dengan

memberikan pelayanan yg lebih baik.

c. Mengacu pada tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap yang masuk dalam kategori

sedang, sebaiknya perusahaan membuat sebuah peraturan yang tegas, hal

tersebut dapat dilakukan dengan cara pemberian reward kepada Pasien Rawat

Inap yang rajin dan Pasien Rawat Inap yang sering telat di berikan punishment

misal setiap terlambat 5 menit di potong gaji sesuai peraturan yang di tentukan.
54

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, S.P dan H. Usman. 2006. Metode Penulisan Sosial. Bumi Aksara. Jakarta.
.

Alma,2009 Manajemen Pemasaran dan pemasaran Jasa,cetakan Kedelapan ,Bandung ; Alfaba


Anjaryani, Wike Diah. 2009. Kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan

Anjaryani,. 2009. Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan Perawat di RSU
Tugurejo Semarang. Tesis.Semarang: UNDIP. Diakses 14 Maret 2012.
http//eprints.undip.ac.id/23824/1/WIKE_DIAH_ANJARYANI. Pdf

Arikunto, S. 2007. Prosedur Penulisan Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI.

Kotler, Philip. 2008. Manajemen Pemasaran Edisi 12 Jilid 2. Jakarta: Indeks

Leonard Berry. (1985). A Conceptual Model Of Service Quality And Its Implication For
Future Research. Journal Of Marketing, Volume 49.

Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani. 2009. Manajemen Pemasaran Jasa (Edisi

Susi dan Sunarto. 2009. Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan dan Kepuasan Pasien
Rawat Inap di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Kab.
Magelang. Jurnal Kesehatan. Yogyakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Universitas Islam Indonesia
Teori dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika.

Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta: CV Sagung Seto
Direktorat Jend
55

Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta : CV

Wibowo, (2012). Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan Konsumen Restoran Soto
di Tanggerang Selatan.

Widayat, R.2009. Being a great and sustainable hospital: beberapa pitfall manajemen yang
harus dihadapi. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

William J.Stanston ( 2004 ; 30 ) Prinsip pemasaran.edisi ketujuh,jilid ke 1.Jakarta


Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai