PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sarana kesehatan, baik itu sarana kesehatan milik pemerintah maupun swasta
(Ivonne, 2019).
nilai-nilai sosial, pada saat ini telah tumbuh menjadi sebuah organisasi industri
produk rumah sakit yang berupa jasa pelayanan kesehatan dituntut untuk mampu
1
1
yang bermutu sehingga penciptaan budaya mutu menjadi prasyarat mutlak agar
rumah sakit dapat memenuhi tuntutan tersebut. Untuk mencapai kondisi tersebut,
yaitu kinerja yang dihasilkannya tidak berwujud dan cepat hilang, produk yang
diberikan lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta pelanggan dapat lebih
karena itu, kinerja rumah sakit lebih sulit diukur, terutama dalam hal kualitas
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi
2017).
manajer atas setiap dimensi dalam pemberdayaan psikologis dalam hal ini
2
pengukuran kinerja membuat tugas seorang individu lebih berarti (Meaning)
melangkah dan bagaimana peranan mereka agar sesuai dengan skope yang lebih
2018).
cenderung tidak memahami sepenuhnya operasional dari sebuah unit kerja atau
kepuasan konsumen. Untuk itu rumah sakit harus menciptakan kinerja yang
unggul. Kinerja yang unggul atau Performance Excellence merupakan salah satu
faktor utama yang harus diupayakan oleh setiap organisasi untuk memenangkan
3
Untuk menghasilkan mekanisme pengelolaan mutu yang bagus,
ditingkatkan untuk mencapai mutu yang tinggi. Salah satu model pengukuran
yang sudah dikenal luas dan terbukti secara efektif membantu keberhasilan
pelanggan dan kinerja tinggi bila diterapkan dengan tepat (Kamilah, 2020).
Saat ini banyak rumah sakit yang tingkat huniannya relatif rendah yang
diukur dengan Bed Occupancy Rate (BOR), Zendrato (2017) menyatakan bahwa
BOR yang rendah terkait dengan manajemen dan kinerja rumah sakit yang
penggunaan tempat tidur dapat ideal sesuai dengan standar yang ditetapkan.
4
B. Kajian Masalah
Data Indonesia suatu rumah sakit dapat dikatakan efisien apabila nilai
BOR, ALOS, TOI, telah sesuai dengan nilai standar yang telah ditetapkan
menurut Baber Johnson. Nilai nilai standar kempat indikator tersebut adalah
BOR : 75% - 85%, ALOS : 3- 12 Hari, TOI : 1-3 hari (Permenkes, 2019).
Rumah Sakit di dapatkan tahun 2021 adalah BOR 33,73%, LOS 3,2 hari, TOI
terdapat beberapa indikator yang belum mencapai nilai parameter ideal, antara
lain : realisasi capaian Bed Occupation Rate (BOR) pada tahun 2019 (48,76%),
tahun 2020 (94,63%), tahun 2021 (61,5%) dengan target nasional 75%-85%,
Turn Over Interval (TOI) tahun 2019 (0,22 hari), tahun 2020 (0,25 hari), tahun
2021 (0,30 hari) dengan target nasional (1 s.d 3 hari), Average Length of Stay
(ALOS) tahun 2019 (6,57 hari), tahun 2020 (6,68 hari), tahun 2021 (7,02 hari)
lebih dikenal dengan Kriteria Baldrige adalah salah satu metode yang dapat
5
memberikan solusi atas masalah tersebut (Haris, 2017).
proses operasional, dan hasil-hasil kinerja secara jelas dan terukur. Adapun faktor
banyak tenaga kesehatan yang mempunyai sikap dan kepribadian yang kurang
terlihat dari keluhan pasien pada daftar analisa temu pelanggan dimana pasien
khusus bagi pihak manajemen, karena motivasi kerja sangat berpengaruh terhadap
Insentif adalah bentuk imbalan atau balas jasa yang diberikan oleh
6
insentif) maupun dalam bentuk kepuasan rohani (non material insentif). Insentif
merupakan bentuk lain dari imbalan langsung diluar gaji yang merupakan imbalan
tetap. Insentif atau bonus merupakan salah satu cara untuk meningkatkan motivasi
kerja dan kinerja pegawai. Salah satu pemberian finansial (imbalan) yang ada di
RSUD Kota Kendari yaitu berupa gaji, tunjangan dan insentif. Pemberian gaji dan
dan kekurangan diri serta kepekaan terhadap kebutuhan orang lain. Tanpa
operasional dari sebuah unit kerja atau organisasi secara keseluruhan. Hal ini
motivasi dari atasan, maka komitmen yang ditunjukkan oleh pegawai tidak dapat
2018).
7
Dalam bidang kesehatan, komunikasi penting untuk menciptakan pengaruh
antara petugas dengan pasien, untuk mengenal kebutuhan pasien dan menentukan
rencana tindakan serta kerja sama dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Seorang
memungkinkan klien untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, harus
rangkaian tindakan yang lebih efektif dan efisien. Retno dan Nur (2018)
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dari interaksi sistem pengukuran kinerja
kinerja yang tinggi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Aida dan Mardiyah
(2017) sendiri memberi hasil bahwa sistem pengukuran kinerja berperan dalam
8
hubungan antara total quality management dan kinerja manajerial. Selanjutnya,
C. Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan antara sumber daya manusia dengan kinerja tenaga
berdasarkan kriteria Malcom Baldrige di unit rawat inap Rumah Sakit Kota
Kendari ?
berdasarkan kriteria Malcom Baldrige di unit rawat inap Rumah Sakit Kota
Kendari ?
9
4. Apakah ada hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja tenaga
berdasarkan kriteria Malcom Baldrige di unit rawat inap Rumah Sakit Kota
Kendari ?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
10
d. Untuk mengindentifikasi hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
b. Institusi
11
c. Penelitian Selanjutnya
2. Manfaat Praktis
masyarakat/pasien.
12
F. Kebaruan Penelitian
Kesehatan Pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota Batam. Tujuan penelitian
2. Setya dkk (2018) dengan judul penelitian “ Analisis Kinerja Unit Rawat
diteliti.
13
3. Citra dkk (2018) dengan judul penelitian “ Penerapan Malcolm Baldrige
Perbedaannya terdapat pada variabel yang diteliti dan jenis penelitian yang
digunakan.
14
Strategis; Fokus pada Pelanggan; Pengukuran, Analisis dan Manajemen
15
pengetahuan, pengelolaan sistem kerja pegawai, tata kelola perusahaan,
terhadap komitmen dan kinerja organisasi pada rumah sakit khusus ibu dan
industri kesehatan; rumah sakit ibu dan anak. Perbedaannya terdapat pada
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kinerja
a. Definisi Kinerja
sesuai dengan tugasnya dalam suatu organisasi. Kinerja adalah hasil dari
proses kerja tertentu secara terencana pada waktu dan tempat dari
17
17
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh
tindakan atau aktivitas dari suatu organisai pada suatu periode dengan
18
b. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
19
Henry Simamora (dalam Fierda Pangestika, 2016)
sebagai berikut :
belakang, demografi.
pembelajaran, motivasi
20
3) kontrol diri. Para individu dengan kinerja tinggi mengembangkan
disebut individu dapat berbuat (can do) atau bekerja keras secara
penting, yaitu:
21
organisasi terdiri dari sub-variabel sumber daya, kepemimpinan,
terdiri atas faktor-faktor yang berasal dari luar diri manusia seperti
pengetahuan, etnis, dan pengalaman serta faktor berasal dari dalam diri
dipengaruhi juga oleh tiga faktor yaitu atribut individu, usaha (motivasi)
(Handoko, 2019).
22
kemampuan secara professional dalam melakukan asuhan
23
dari dukungan manajemen dan bawahannya terutama dalam
2017).
melakukan sesuatu yang lebih baik atau lebih efisien dari pada yang
24
dengan atasan, suasana kerj, gaji, kehudupan oleh pengetahuan, masa
lain.
25
kinerjanya, yang bermuara pada :
dari berbagai area dalam organisasi yang berkaitan dengan tujuh kriteria
MBNQA.
26
d) Baldrige Assessment berfokus pada persyaratan-persyaratan untuk
teknik.
27
nirlaba, pendidikan kesehatan.
manufaktur, jasa, dan bisnis kecil, serta institusi kesehatan dan pendidikan.
2018).
yang menjadi kunci keberhasilan atau kegagalan dimasa yang akan datang.
28
3. Ruang Rawat Inap
a. Pengertian
upaya kesehatan dasar atau upaya kesehatan rujukan dan atau upaya
(Santoso, 2018).
di ruang rawat inap pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan
swasta, serta puskesmas perawatan dan rumah bersalin, yang oleh karena
pelayanan rumah sakit memiliki hubungan yang erat satu sama lain
29
farmasi dan keuangan. Kedudukan tersebut dapat dilihat pada bagan di
bawah ini.
Unit Laboratorium
Rawat Inap
Logistik
Farmasi
Radiologi IPSRS
Pada bagan di atas dapat terlihat bahwa ruang perawatan untuk unit
rawat inap di rumah sakit terbagi menjadi 8 bagian, yaitu (Agus, 2015) :
oleh pasien yang akan dirawat di rumah sakit. Pasien akan diberikan
rawat inap.
30
2) Pelayanan rawat inap
f) Obat-obatan
dengan tata cara dan teknik berdasarkan ilmu kedokteran dan etik yang
berlaku. Tenaga madik adalah dokter umum dan spesialis yang bekerja
di rumah sakit.
31
4) Pelayanan non medik
ventilasi yang baik, tidak bising dan bebas serangga merupakan faktor
32
7) Pelayanan menu dan makanan
bersih dan bebas dari kontaminasi, dan disediakan pada waktu yang
pasien rawat inap tetapi juga untuk rawat jalan dan karyawan rumah
sakit.
(Nofianti, 2016).
33
B. Tinjauan Teori Variabel Bebas
Sumber daya manusia atau SDM ialah faktor sentral dalam sebuah
bahwa sumber daya manusia ialah elemen yang sangat penting dalam satu
34
intelegensia, bentuk fisik, umur, motivasi, kepribadian dan pengetahuan
diberikan kurang memadai atau kapasitas yang dimiliki tidak memadai, bukan
hanya tujuan organisasi yang tidak tercapai, tetapi juga akan terjadi gangguan
tersebut membuat tuntutan yang lebih tinggi terhadap setiap individu atau
tersebut di antaranya ialah: kualitas karyawan yang buruk, sikap serta pola
pikir para pegawai yang negatif, tingginya perputaran karyawan yang berbiaya
35
2. Finansial
pemberian kepada pegawai atau sesuatu yang diterima pegawai sebagai balas
bonus, insentif, dan lain-lain. Para ahli umumnya membagi imbalan menjadi 2
pribadi. Sedangkan imbalan ekstrinsik adalah imbalan yang berasal dari luar
pegawai seperti gaji dan tunjangan, interpersonal (status dan pengakuan), serta
pay) yang diberikan dalam bentuk uang dan ditetapkan berdasarkan prestasi.
Semakin tinggi prestasi kerjanya, semakin besar pula insentif yang diberikan.
(Handoko, 2018).
36
Pada prinsipnya imbalan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu imbalan
intrinsik dan imbalan ekstrinsik. Imbalan intrinsik yaitu imbalan yang diterima
karyawan untuk dirinya sendiri. Biasanya imbalan ini merupakan nilai positif
atau rasa puas karyawan terhadap dirinya sendiri karena telah menyelesaikan
keleluasaan kerja yang lebih besar dengan tujuan untuk meningkatkan harga
imbalan bukan uang. Termasuk dalam kompensasi langsung antara lain adalah
pensiun, pesangon, cuti kerja, pelatihan dan liburan. Imbalan bukan uang
adalah kepuasan yang diterima karyawan dari pekerjaan itu sendiri atau dari
imbalan bukan uang misalnya rasa aman, atau lingkungan kerja yang nyaman,
37
Terdapat keuntungan-keuntungan yang didapat apabila merencanakan
perilaku karyawan.
(Ahmat, 2017).
38
2) Hasil kerja (output) dapat diukur dan tingkat output itu menentukan
control.
a) Insentif individu
tambahan selain gaji pokok bagi individu yang dapat mencapai standar
b) Insentif kelompok
39
1. Seluruh anggotan menerima pembayaran yang sama dengan
kinerjanya.
a. Sederhana, peraturan dari sistem insentif haruslah singkat, jelas dan dapat
dimengerti.
b. Spesifik, peraturan dan sistem insentif haruslah singkat, jelas dan dapat
dimengerti.
40
Sebuah insentif harus dirancangkan sedemikian rupa sehingga
berjalan dengan baik pada satu organisasi, mungkin akan gagal diterapkan
3. Pengetahuan
adalah apa yang telah diketahui oleh setiap individu setelah melihat,
41
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2017)
karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
42
d. Trial, dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai apa yang
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti
ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka
perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak
didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka perilaku tersebut tidak akan
berlangsung lama.
1) Tahu (Know)
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
43
2) Memahami (Comprehension)
3) Aplikasi (Application)
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang
lain.
4) Analisis (Analysis)
struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
44
5) Sintesis (Synthesis)
yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk
6) Evaluasi (Evaluation)
memperoleh hasil yang dapat disusun secara sistematis dan diakui secara
sebagai berikut:
2017).
45
Para ahli pendidikan mengenal 3 sumber pengetahuan yaitu:
a. Pendidikan Informal
b. Pendidikan Formal
c. Pendidikan Nonformal
(Notoatmodjo, 2017) :
46
pengetahuan itu bersifat normal atau tidak ada penyimpangan.
2) Pengetahuan ilmiah
3) Pengetahuan filsafah
4) Pengetahuan agama
47
pernyataan dalam ayat-ayat kata suci agama memiliki nilai
memahaminya.
kekuatan rasio.
pemahaman secara cepat. Intuisi adalah nama yang kita berikan pada
penampakan langsung.
(Mustansyir, 2018).
48
4. Kepemimpinan
sebagai suatu kemampuan maupun keahlian yang ada pada seseorang dalam
berkomunikasi yang baik dan lancar. Karena dengan komunikasi yang baik
dan lancar, tentu hal ini akan memudahkan bagi bawahannya untuk
49
b. Pemberian motivasi Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan
untuk berkomunikasi yang baik dan lancar tentu saja juga harus
bawahan.
tentu saja harus memberikan rasa aman bagi karyawan (bawahan) yang
bekerja.
50
5. Komunikasi
menyampaikan pesan melalui media tertentu kepada orang lain dan sesudah
penerima mengirimkan feedback atau umpan balik pada pengirim pesan awal.
lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni (Ahmadi,
2021) :
51
a. Pengirim Pesan atau Komunikator (communicator, source, sender )
b. Pesan (message)
c. Media (channel)
Receiver, Recipient)
C. Kajian Empiris
Sakit Dengan Malcom Balbrige (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Umum
Malcom Balbrige.
52
karyawan sangat baik, 44.44% kinerja karyawan baik dan 38.89% kinerja
53
Margoyoso, Pati) menyimpulkan bahwa motivasi, disiplin dan komitmen
secara signifikan oleh seleksi yang tercermin dari prosedur seleksi, peserta
8. Antari dan Sudana (2018) dalam papernya menulis topik mengenai Rumah
Sakit dengan judul Strategi dan Pengukuran Kinerja Badan Rumah Sakit
kurang baik.
9. Setya dkk (2018) dengan judul penelitian “ Analisis Kinerja Unit Rawat
54
pengukuran, analisis, dan manajemen pengetahuan 66,83 (74,25%), fokus
operasi 64,28 (75,62%), dan skor hasil 348,65 dari 5 hasil yang memiliki
10. Citra dkk (2018) dengan judul penelitian “ Penerapan Malcolm Baldrige
penelitian ini berupa sistem penilaian kinerja manajemen rumah sakit yang
menunjukkan rumah sakit berada pada level “industry leader” dengan skor
kesehatan.
55
BAB III
KERANGKA KONSEP
Sistem
Asumsi Dasar Pelatihan Hasil Kelompok
Nilai idea Penilaian Kerja tim
Filosofi misi Penguatan Kordinasi
Sasaran strategi Inter unit
Teknologi
Manusia Hasil Organisasi
Tuntutan
Finansial Kualitas pelayanan
Kinerja
Pengetahuan Kualitas organisasi
Efisiensi
Kualitas pengetahuan
Adaptasi
Keterampilan
Kepemimpinan
Komunikasi
Basis kekuasaan
56 56
B. Bagan Kerangka Konsep
Sumber Daya
Manusia
Finansial
Kepemimpinan
Komunikasi
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
C. Variabel Penelitian
57
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
(Mangkuprawira, 2017).
setiap pertanyaan diberikan nilai 0 (nol) jika menjawab ‘Tidak’ dan nilai 1
Skor terendah : 10 x 0 = 0 ( 0 % )
R
i=
K
Dimana
i = Interval kelas
= 100% - 0% = 100 %
K = Kategori.
100 %
i=
2 = 50 %
58
Kriteria Objektif :
Cukup: Bila responden memperoleh skor > 50% dari total skor pertanyaan
yang diberikan
Kurang :Bila responden memperoleh skor ≤ 50% dari total skor pertanyaan
yang diberikan
2. Sumber daya manusia adalah tenaga kerja yang merupakan motor atau
setiap pertanyaan diberikan nilai 0 (nol) jika menjawab ‘Tidak’ dan nilai 1
Skor terendah : 10 x 0 = 0 ( 0 % )
R
i=
K
Dimana
i = Interval kelas
= 100% - 0% = 100 %
K = Kategori.
59
100 %
i=
2 = 50 %
Kriteria Objektif :
Cukup: Bila responden memperoleh skor > 50% dari total skor pertanyaan
yang diberikan
Kurang :Bila responden memperoleh skor ≤ 50% dari total skor pertanyaan
yang diberikan
3. Finansial adalah jasa yang diterima oleh tenaga kesehatan sebagai imbalan
atas hasil kerja yang dicapai. Adapun indikator penilaian meliputi gaji,
setiap pertanyaan diberikan nilai 0 (nol) jika menjawab ‘Tidak’ dan nilai 1
Skor terendah : 10 x 0 = 0 ( 0 % )
R
i=
K
Dimana
i = Interval kelas
60
= 100% - 0% = 100 %
K = Kategori.
100 %
i=
2 = 50 %
Kriteria Objektif :
Cukup: Bila responden memperoleh skor > 50% dari total skor pertanyaan
yang diberikan
Kurang :Bila responden memperoleh skor ≤ 50% dari total skor pertanyaan
yang diberikan
2017).
Kriteria obyektif :
a. Jumlah pertanyaan = 12
91 , 67
i=
2 = 45,83 %
61
Kriteria Objektif :
Cukup : Bila responden memperoleh skor > 54,17% dari total skor pertanyaan
yang diberikan
setiap pertanyaan diberikan nilai 0 (nol) jika menjawab ‘Tidak’ dan nilai 1
Skor terendah : 10 x 0 = 0 ( 0 % )
R
i=
K
Dimana
i = Interval kelas
= 100% - 0% = 100 %
62
K = Kategori.
100 %
i=
2 = 50 %
Kriteria Objektif :
Cukup: Bila responden memperoleh skor > 50% dari total skor pertanyaan
yang diberikan
Kurang :Bila responden memperoleh skor ≤ 50% dari total skor pertanyaan
yang diberikan
6. Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada
suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku
setiap pertanyaan diberikan nilai 0 (nol) jika menjawab ‘Tidak’ dan nilai 1
Skor terendah : 10 x 0 = 0 ( 0 % )
R
i=
K
63
Dimana
i = Interval kelas
= 100% - 0% = 100 %
K = Kategori.
100 %
i=
2 = 50 %
Kriteria Objektif :
Cukup: Bila responden memperoleh skor > 50% dari total skor pertanyaan
yang diberikan
Kurang :Bila responden memperoleh skor ≤ 50% dari total skor pertanyaan
yang diberikan
E. Hipotesis Penelitian
Kota Kendari
2. Finansial
Kota Kendari
64
3. Pengetahuan
Kota Kendari
4. Kepemimpinan
Kota Kendari
5. Komunikasi
Kota Kendari
65
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Populasi
(sampel)
66
66
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
bekerja di ruang rawat inap Rumah Sakit Kota Kendari yang berjumlah 101
orang
2. Sampel
bekerja di ruang rawat inap Rumah Sakit Kota Kendari. Cara penentuan
N
n= 2
1+ N (e)
Keterangan :
n : Ukuran sampel
N: Ukuran populasi
yang masih dapat ditolelir atau diinginkan. Ukuran minimal sampel yang
N
n= 2
1+ N (e)
67
101
n=
1+101(0 , 05 2 )
101
n=
1+101(0 , 0025 )
101
n=
1 , 2525 = 80,6
n = 81 responden
proportional:
xi
xΣn
x = Σ xi
Keterangan :
∑n = Jumlah sampel
68
Tabel 1. Jumlah Populasi dan Sampel Menurut Ruangan Rawat Inap
a. Inklusi
b. Eksklusi
69
D. Sumber dan Cara Pengumpulan Data
1. Sumber Data
a. Data primer
tenaga kesehatan.
b. Data sekunder
terdiri dari data geografi dan demografi lokasi penelitian yang diperoleh
tenaga kesehatan. Selain itu juga digunakan komputer untuk analisis data.
a. Pengukuran Validitas
70
Skala pengukuran yang tidak valid maka tidak bermanfaat bagi peneliti,
item total correlation) > r tabel (0,361). Artinya, semua pertanyaan yang
b. Pengukuran Reliabilitas
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reabilitas dapat
dilihat pada nilai cronbach alpha, jika nilai Alpha > 0,60 maka kontruk
(Notoatmodjo, 2018).
71
Hasil uji reliabilitas kuesioner penelitian diatas adalah baik dan
jawaban dengan baik sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini. Dengan
demikian kuesioner ini mempunyai validitas dan reliabilitas yang baik untuk
dan data dari instansi yang terkait dengan penelitian. Berikut tahapan proses
pengumpulan data :
komputer.
1. Pengolahan Data
a. Editing
72
pertanyaan yang telah diisi dari hasil wawancara dengan responden. Dalam
b. Coding
yang ada kemudian memberi kode pada jawaban yang telah tersedia
c. Scoring
ditentukan.
d. Tabulating
2. Penyajian Data
Data yang telah diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
F. Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
73
Xi
∑ n
Dimana :
n = jumlah sampel
2. Analisis Inferensial
2 ( 0i− Ei )2
X =Σ
Ei
Keterangan :
Oi = Nilai observasi
b. Ha ditolak jika nilai p > 0,05, berarti tidak ada hubungan variabel
74
Kemudian dilanjutkan uji keeratan hubungan dengan
Rumus:
ϕ=
n√
X2
n = besar sampel
1,00 : sempurna
G. Etika Penelitian
menggunakan metode :
75
concent tersebut diberikansebelum penelitian dilakukan dengan memberikan
lembar alat ukur, hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
4. Manfaat (Beneficiency)
ditingkat populasi.
76
DAFTAR PUSTAKA
ANTARI DAN SUDANA, (2018), Strategi dan Pengukuran Kinerja Badan Rumah
Sakit Umum Tabanan Dengan Pendekatan Balanced Scorecard. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, Vol.15.3.Juni (2016): 2240-2268.
BUDIARTI, A., & ISKANDAR, S. (2021). Pengaruh Kinerja Petugas Rekam Medis
Terhadap Keakuratan Pengkodingan Fraktur Effect of Performance Medical
Recording Offices on The Accuraty of Fracture Coding. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu Jalan Rafiesia , Ratu Agung , Kota
Bengkulu. 1-8.
77
CANGARA, (2017). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
HARIS., (2017), Pilar Rumah sakit Unggul Implementasi Kriteria Baldrige Untuk
Meningkatkan Kinerja Rumah sakit, Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
78
HERYENSUS (2018), Pengaruh Kinerja Pelayanan Dengan Pendekatan Malcolm
Baldrige Terhadap Kepuasan Pasien BPJS Kesehatan Pada Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Batam Jurnal Konsep Bisnis dan Managemen, 5 (1) Nov
2018: 118-130
HUBER, (2019), Leadership and Nursing Care Management, 2nd edition, W,B,
Saunders Company, Philadelphia
ILYAS, (2018), Teori, Penilaian dan Penelitian, Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok
79
MANGKUPRAWIRA, (2017), Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia, Ghalia
Indonesia, Bogor
NOTOATMODJO, (2017), Ilmu Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Rineka Cipta,
Jakarta
80
PRIHANTORO, (2017), Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia melalui
Motivasi, Disiplin, Lingkungan Kerja, dan Komitmen (Studi Kasus Madrasah
di Lingkungan Yayasan Salafiyah, Kajen, Margoyoso, Pati), STIE Agama
Islam Mathali’ul Falah
81
SETYA, (2018), Analisis Kinerja Unit Rawat Inap Rumah Sakit X Berdasarkan
Kriteria Malcolm Baldrige. Jurnal Sain Health Vol. 2 No.2 Edisi September
2018
WIJAYA, (2018), Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Sragen
dengan Menggunakan Metode Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit
Umum Daerah Sragen Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard.
YULLYANTI, E., (2019). Analisis Proses Rekrutmen dan Seleksi Pada Kinerja
Pegawai. Ilmu Administrasi dan Organisasi, Volume XVI.
82