( Untuk Memenuhi Tugas mata kuliah Kinerja Organisai Sektor Publik Oleh Dosen Dr.Juriko
Abdussamad , M.Si )
Disusun Oleh:
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kinerja (performance) menjadi isu dunia saat ini. Hal tersebut terjadi sebagai konsekuensi
tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan akan pelayanan prima atau pelayanan yang bermutu
tinggi. Mutu tidak terpisahkan dari standar, karena kinerja diukur berdasarkan standar. Melalui
kinerja klinis perawat dan bidan, diharapkan dapat menunjukkan kontribusi profesionalnya
secara nyata dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan kebidanan, yang berdampak
terhadap pelayanan kesehatan secara umum pada organisasi tempatnya bekerja, dan dampak
akhir bermuara pada kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Untuk mengukur kinerja perawat dan bidan pada tatanan klinis, digunakan “indikator kinerja
klinis” sebagai langkah untuk mewujudkan komitmennya guna dapat menilai tingkat
kemampuan individu dalam tim kerja. Dengan demikian, diharapkan kesadaran akan tumbuh,
mau, dan mampu mengidentifikasi kualitas kinerja masing-masing, untuk dimonitor, diperbaiki
serta ditingkatkan secara terus menerus. Model pengembangan dan manajemen kinerja klinis
(SPMKK) bagi perawat dan bidan, dimulai dari elemen terkecil dalam organisasi yaitu pada
tingkat “First Line Manager”, karena produktifitas (jasa) berada langsung ditangan individu-
individu dalam kerja tim.
Namun demikian komitmen dan dukungan pimpinan puncak dan stakeholder lainnya tetap
menjadi kunci utama. Bertemunya persepsi yang sama antara dua komponen tersebut dalam
menentukan sasaran dan tujuan, merupakan modal utama untuk meningkatkan kinerja dalam
suatu organisasi. Menentukan tingkat prestasi melalui indikator kinerja klinis akan menyentuh
langsung faktor -faktor yang menunjukkan indikasi-indikasi obyektif terhadap pelaksanaan
fungsi/tugas seorang perawat atau bidan, sejauh mana fungsi dan tugas yang dilakukan
memenuhi standar yang ditentukan.
BAB II
PEMBAHASAN
Indikator kinerja sebgaimana disebutkan di atas mengandung makna bahwa tujuan bukanlah
persyaratan, juga bukan merupakan sebuah keinginan. Tujuan merupakan sesuatu keadaan yang
lebih baik yang ingin dicapai oleh organisasi di masa yang akan datang. Dengan demikian tujuan
menunjukkan arah ke mana kinerja harus dilakukan. Namun demikian dalam upaya mecapai
tujuan perlu adanya sebuah standar. Tanpa standar, tidak akan dapat diketahui kapan suatu tujuan
tercapai. Standar menjawab pertanyaan tentang kapan sukses atau gagal. Kinerja sesorang
dikatakan berhasil apabila mampu mempunyai standar yang ditentukan atau disepakati bersama
antara atasan dan bawahan.
Indikator Input: gambaran mengenai sumberdaya yang digunakan untuk menghasilkan output
dan outcome (kuantitas, kualitas, dan kehematan).
Indikator Process: gambaran mengenai langkah-langkah yang dilaksanakan dalam menghasilkan
barang atau jasa (frekuensi proses, ketaatan terhadap jadwal, dan ketaatan terhadap
ketentuan/standar).
Indikator Output: gambaran mengenai output dalam bentuk barang atau jasa yang dihasilkan dari
suatu kegiatan (kuantitas, kualitas, dan efisiensi).
Indikator Outcome: gambaran mengenai hasil aktual atau yang diharapkan dari barang atau jasa
yang dihasilkan (peningkatan kuantitas, perbaikan proses, peningkatan efisiensi, peningkatan
kualitas, perubahan perilaku, peningkatan efektivitas, dan peningkatan pendapatan)
Indikator Dampak: gambaran mengenai akibat langsung atau tidak langsung dari tercapainya
tujuan. Indikator dampak adalah indikator outcome pada tingkat yang lebih tinggi hingga
ultimate.
Kesimpulan
Indikator kinerja merupakan ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhitungkan Indikator
masukan, keluaran, hasil, dan manfaat dan dampak. Kinerja adalah gambaran pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan / program / kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi,
dan visi organisasi. Secara umum kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh organisasi dalam
periode tertentu.
Pelaporan kinerja merupakan refleksi kewajiban untuk mempresentasikan dan melaporkan
kinerja semua aktivitas dan sumber daya yang perlu dipertanggungjawabkan. Pelaporan ini
merupakan wujud dari proses akuntabiltas. Analisis dan dari sistem pengukuran kinerja yang
baik dapat membantu organisasi dalam:
1. Mengidentifikasi kondisi pelaksanaan program yang mendorong perbaikan program.
2. Membantu pengembangan dan peningkatan strategi pelayanan.
3. Menyediakan petunjuk permasalahan dan apa yang harus dilakukan dalam meningkatkan
hasil.
4. Membantu penilaian tindakan perbaikan yang telah dilakukan.