Hasil Penelitian
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam
Mengikuti Ujian Sarjana S1 Administrasi Publik
Oleh
orang tua yang sangat berharga dalam hidupku, (Ayah Anas Badjeber dan Ibu
mengasuh, mendidik hingga membiayai studiku, kerja keras dan tetesan keringat
yang tiada habisnya menjadikan motivasiku serta doa kedua orang tuaku demi
keselamatan dan tercapainya cita-citaku, dan untuk seluruh keluarga besarku yang
cita-citaku.
ALMAMATERKU
TEMPAT AKU MENIMBA ILMU
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrohmanirrohiim...
atas segala karunia dan rahmat-Nya sehingga skripsi dengan judul “Penerapan
Budaya Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja PT. PLN (Persero) ULP Telaga
Kota Gorontalo” dapat diselesaikan. Shalawat serta salam kepada junjungan Nabi
kita Nabi besar Muhammad SAW, kepada para sahabat dan keluarganya yang
telah membawa perubahan dunia yang Insya Allah apa yang diajarkan sampai
kepada umatnya hingga akhir zaman. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat dalam menyelesaikan studi program Sarjana (S1) Administrasi Publik
Penulis menyadari bahwa segala sesuatu yang dilakukan selama ini tidak
ada artinya tanpa rahmat dan hidayah yang diberikan oleh ALLAH SWT, baik
secara langsung maupun melalui perantara berbagai pihak yang telah banyak
membantu penulis. Oleh karena itu, selain rasa syukur yang mendalam, penulis
juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing (1) Prof.
Dr. Arifin Tahir, M.Si dan dosen pembimbing (2) Dr. Yanti Aneta, S.Pd., M.Si
yang telah memberikan masukan dan saran serta informasi yang sangat
Serta berbagai pihak yang telah meluangakan waktu dan pikiran dalam
penyusunan Hasil Penelitian ini, serta dukungan, motivasi dan Doa serta Ridho
dari kedua orang tua Anas Badjeber dan Ibu Fauziah Himran, serta bantuan dari
semua pihak, dengan segala kerendahan hati, peneliti menyampaikan penghargaan
Gorontalo,
Negeri Gorontalo,
3. Ibu Dr. Ir. Yuniarti Koniyo, MP selaku Wakil Rektor II Unversitas Negeri
Gorontalo,
4. Ibu Prof. Karmila Machmud, S.Pd, M.A., Ph.D selaku Wakil Rektor III
5. Bapak Prof. Dr. Phil. Ikhfan Haris, M.Sc selaku Wakil Rektor IV
6. Ibu Dr. Hj Zulaecha Ngiu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
7. Ibu Dr. Rahmatiah, S.Pd, M.Si Bidang Akademik Fakultas Ilmu Sosial
10. Ibu Dr. Fenti Prihatini Dance Tui, S.Pd.,M.Si selaku Ketua Jurusan Studi
Gorontalo.
11. Bapak Rustam Tohopi, S.Pd, M.Si selaku Sekertaris Jurusan ilmu
12. Ibu Dr. Fenti Prihatini Dance Tui, S.Pd, M.Si selaku Dosen Penguji I yang
13. Bapak Dr. Yacob Noho Nani, S.Pd, M.Si selaku Dosen Penguji II yang
14. Bapak Prof. Dr. Arifin Tahir, M.Si selaku dosen Pembimbing I dan dosen
Pembimbing II Ibu Dr. Yanti Aneta, S.Pd., M.Si yang telah membantu
ini,
Publik,
16. Bapak dan Ibu serta Staf Kantor di lingkungan PT. PLN (Persero) ULP
17. Kedua orang tua Anas Badjeber dan Fauziah Himran yang tidak pernah
lelah merawat dam menyekolahkan saya sampai pada titik ini. Dan untuk
Saudara dan Saudari sekandung saya Safira Meidina Badjeber dan Fauzan
Badjeber yang selalu memberikan dukungan dan semangat buat saya
18. Sahabat karib Saya Rellygia Syahputri Lanti yang selalu ada buat
19. Umi Non dan Aba Mat yang selalu ada membantu dan memberi dukungan
bagi saya.
21. Teman-teman “Power Puff” saya Gia, Ria, Rani, Nadya, Pana, Lala, Nisa,
23. Semua Pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
24. Last but not least I wanna thank me. I wanna thank me for believing in me.
I wanna thank me for doing all this hard work. I wanna thank me for
having no days off. I wanna thank me for never quitting. And I wanna
karena itu, tidak semua hal dapat penulis deskripsikan dengan sempurna dalam
skripsi ini. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan pada skripsi ini. Penulis berharap
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun orang lain
ii
3.1.1 Latar Penelitian...............................................................................62
3.1.2 Waktu Penelitian.............................................................................62
3.1.3 Tempat Penelitian...........................................................................63
3.2 Pendekatan, Jenis dan Prosedur Penelitian........................................63
3.2.1 Pendekatan Penelitian.....................................................................63
3.2.2 Jenis Penelitian................................................................................64
3.2.3 Prosedur Penelitian.........................................................................65
3.3 Kehadiran Peneliti..............................................................................65
3.4 Data dan Sumber Data.......................................................................66
3.5 Teknik Pengumpulan Data.................................................................67
3.6 Pengecekan Keabsahan Data.............................................................69
3.7 Teknik Analisis Data..........................................................................70
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................74
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Budaya Kuat dan Budaya Lemah Robbins dan Coutler...............32
Tabel 2.2 : Penelitian Relevan.......................................................................54
Tabel 3.1 Waktu Penelitian............................................................................63
Tabel 3.2 Informan Tentang Penerapan Budaya Organisasi Dalam Meningkatkan
Kinerja Pada PT. PLN (Persero) ULP Telaga Kota Gorontalo.....................68
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual Penelitian..............................................61
Gambar 3.1 :Analisis Data Model Miles dan Huberman...............................73
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
organisasinya lemah maka tujuan organisasi akan sulit dicapai. Budaya organisasi
menjadi ciri khas dari satu organisasi dengan organisasi lainnya, sehingga untuk
menerapkan budaya organisasi dengan baik, setiap pegawai baru yang akan
organisasi.
karyawan bagaimana pekerjaan dilakukan dan apa saja yang bernilai penting. Bagi
pegawai itu sendiri budaya akan menghilangkan ketidak jelasan mengenai sudut
diharapkan kondisi seperti ini tidak merusak fungsi budaya itu sendiri. Terdapat
berbagai faktor dan sumber daya yang dimiliki dan mempengaruhi organisasi
dalam usaha mencapai tujuannya, salah satunya adalah manusia, namun dalam
1
adalah kompetensi kepemimpinan, kompetensi pekerja, dan budaya organisasi
bentuk artefak seperti logo organisasi, tata ruang gedung, bahasa atau jargon, dan
organisasi.
isi budaya organisasi dan dikembangkan dalam waktu yang lama oleh pendiri,
pola pikir, sikap, dan perilaku anggota organisasi dalam memproduksi produk,
organisasi merupakan bentuk dari nilai-nilai sosial dalam suatu organisasi yang
2
nilai budaya organisasi berawal dari bagaimana pendiri perusahaan membuat
pedoman perilaku yang memuat budaya organisasi seperti apa yang akan di
menjalankan semua aktivitas organisasi. Oleh karena itu, organisasi harus mampu
proses sosial dari suatu organisasi. Interaksi antar pegawai yang semakin tinggi
suatu karakter yang konsisten. Berdasarkan kondisi tersebut maka suatu budaya
mencapai kinerja yang baik. Budaya organisasi yang baik dapat diperoleh melalui
sosialisasi terhadap sumber daya manusia yang ada agar hasil dari proses
3
terhadap organisasi yang pada akhirnya implementasi dari sosisalisasi budaya
dkk, 1997) yang dipengaruhi berbagai hal, antara lain; karakteristik dan struktur
organisasinya menurut Robbins (2001) dan MIT (2002), serta nilai dan norma
organisasi, dan filosofi organisasi yang dianut (Ouchi, 1981). Hal ini mendorong
pekerjaan, bekerja dengan kolega, maupun melihat ke masa depan mereka dan
1996).
karakteristik inti yang secara kolektif dihargai oleh semua anggota organisasi.
4
Banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang jasa yang menawarkan
berbagai produk dan pelayanan. Salah satunya adalah PT. PLN (Persero)
PT. PLN (Persero) ULP Telaga Kota Gorontalo merupakan perusahaan yang
M. Thayeb Gobel Kel. Tapa, Kec. Sipatana, Kota Gorontalo. PT. PLN (Persero)
ULP Telaga Kota Gorontalo ini melayani kepentingan umum dan bergerak di
listrik pintar (pulsa listrik/prabayar). Seperti halnya kebutuhan yang paling tidak
yang pada dasarnya memerlukan listrik. Hal ini yang menjadikan masyarakat
organisiasi akan lebih terlihat karena tujuan dari organisasi publik lebih kepada
5
mengelola sumber daya yang ada di dalamnya semaksimal mungkin guna
tercapainya visi dan misinya. Sumber daya manusia terpenting dalam suatu
kreativitas dan usaha mereka terhadap organisasi. Kinerja yang diberikan kepada
stabilitas organisasi sebagai sistem sosial dan menemukan pola pedoman perilaku
negara tersebut dapat membentuk sistem kerja dan lingkungan kerja yang disiplin,
efektif, efisien. Setiap pegawai yang menjadi bagian dari PT PLN berkewajiban
saling berbagi informasi dan pengetahuan di tempat kerja sebagai wahana belajar
bersama guna menghasilkan inovasi dan keputusan yang lebih baik, cepat, etikal,
6
Budaya organisasi dapat membuat suatu organisasi menjadi terkenal dan
bertahan lama, yang jadi masalah tidak semua budaya organisai dapat menjadi
pendukung organisasi itu. Budaya itu hidup dalam perubahan dan kesesuaian.
Budaya itu sama seperti manusia. Manusia adalah kehidupan dan budaya juga
diubah untuk disesuaikan dengan strategi baru, agar dapat menjadi budaya yang
seperti perlunya adaptasi pada lingkungan eksternal dengan cepat dan efektif
membawa kehidupan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Indonesia. Adaptasi
yang kuat karena anggota organisasi PT PLN menjadi tumpuan utama perusahaan
Permasalahan yang ada di PT. PLN (Persero) ULP Telaga Kota Gorontalo
adalah belum optimalnya penerapan budaya organisasi yaitu adanya pegawai yang
7
kurang mengerti dengan tugas yang diberikan oleh pimpinan sehingga akan
berdampak pada kinerja serta masih adanya pegawai yang tidak disiplin waktu
tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan judul “Penerapan Budaya Organisasi
Gorontalo”
Berdasarkan uraian konteks penelitian di atas maka fokus dan sub fokus dalam
Kota Gorontalo?
8
e. Bagaimana Orientasi Tim sebagai penerapan budaya organisasi dalam
Gorontalo.
Kota Gorontalo.
Kota Gorontalo.
9
e. Bagaimana Tingkat Formalitas Organisasi dapat mempengaruhi
1. Tujuan Umum
Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja PT. PLN (Persero) ULP Telaga Kota
Gorontalo.
2. Tujuan Khusus
c. Orientasi Hasil
d. Orientasi Orang
e. Orientasi Tim
f. Keagresifan
g. Stabilitas
10
b. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi Penerapan Budaya
a. Motivasi
b. Gaya Kepemimpinan
c. Komunikasi
d. Struktur Organisasi
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
a) Bagi Masyarakat
b) Bagi Peneliti
11
Sebagai sarana pembelajaran serta menambah pengetahuan penulis
tentang budaya organisasi yang ada di PT. PLN (Persero) ULP Telaga
Kota Gorontalo.
c) Bagi instansi
organisasi.
12
BAB II
administrasi publik yang dapat dilihat dari topik-topik yang dibahas selain
perilaku birokrasi.
daya manusia.
birokrasi.
publik, yaitu:
rencana-rencana.
13
3) Bagaimana para administrator mewujudkan kerja sama. Aliran dan proses
dalam badan-badan eksekutif sendiri, dan yang lebih penting lagi mengenai
publik dari Amerika Serikat, berpendapat bahwa yang termasuk ke dalam lingkup
serta penilaian hasil hasil pelaksanaan berbagai kebijakan negara”. Lebih lanjut
Nigro (1977), mengemukakan bahwa “para pejabat administrasi tidak hanya harus
membuat keputusan yang lebih banyak, tetapi juga memecahkan masalah yang
harus mereka atasi atau diharapkan dapat diatasi dalam mempraktikan kebijakan
mereka juga banyak mengalami kesulitan bahkan kadang kadang begitu sulit
14
kelurahan, (e) Administrasi pemerintah desa, (f) Administrasi pemerintahan
2. Dalam bidang kekuasaan, meliputi: (a) Administrasi politik luar negeri, (b)
Landasan operasional.
4. Dalam bidang kenegaraan, meliputi: (a) Tugas dan kewajiban negara, (b) Hak
dan kewenangan negara, (c) Tipe dan bentuk negara, (d) Fungsi dan prinsip
negara, (e) Unsur-unsur negara, (f) Tujuan negara, (g) Tujuan nasional.
5. Dalam pemikiran hakiki, meliputi: (a) Etika administrasi publik, (b) Estetika
publik.
15
administrasi publik, yaitu kepentingan publik. Adapun ruang lingkup administrasi
publik dalam pembahasan buku ini yaitu: (1) Kebijakan Publik, (2) Birokrasi
publik, (3) Manajemen publik, (4) Kepemimpinan, (5) Pelayanan Publik, dan (6)
Administrasi publik memiliki cakupan yang sangat luas dan kompleks dan
cakupan dari administrasi publik yang meliputi: (1) organisasi publik, yang pada
sumber daya manusia; dan (3) implementasi, berkenaan dengan kebijakan publik,
privatisasi, hubungan antar pemerintah dan etika birokrasi. Shafritz dan Russell
berbagai unsur-unsur, seperti: (a) lingkungan politik dan budaya; (b) penerapan
menajerialisme dan manajemen kinerja; (g) manajemen strategis sektor publik; (h)
(j) keadilan sosial; (k) manajemen keuangan; (l) auditing, akunting dan evaluasi;
16
dimensi sangat menentukan dalam pencapaian tujuan (Keban, 2008). Bahkan
apabila satu unsur tidak berfungsi dengan baik maka akan mengganggu unsur-
a. Dimensi Kebijakan
decides to do or not to do”, dimana hal ini berkenaan dengan respon terhadap
membantu pimpinan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Struktur
17
organisasi yang efektif dan efisien tidaklah mudah karena sifat dari lingkungan
yang bervariatif. Sifat lingkungan ini mulai dari yang paling sederhana hingga
kompleks. Dari variasi sifat lingkungan ini, muncul dua bentuk desain organisasi,
yaitu organisasi yang bersifat mekanistis dan organisasi yang bersifat organik.
c. Dimensi Manajemen
fungsi manajemen seperti planning, organizing dan controlling disatu sisi dan
sumber daya manusia, keuangan, fisik, informasi dan politik disisi lainnya. Dalam
publik.
d. Dimensi Etika
dianalogkan sebagai sistem sensor pada administrasi publik. Bertens dalam Keban
(2008) mendefinisikan etika dalam tiga arti penting: (1) nilai-nilai moral dan
norma-norma moral yang menjadi pegangan dalam bertingkah laku (sistem nilai);
18
(2) kumpulan asas atau nilai moral (kode etik); (3) ilmu tentang baik atau buruk
Dasar kode etik bagi administrator publik di Indonesia adalah Pancasila seta
e. Dimensi Lingkungan
kondisi politik, ekonomi, sosial, budaya dan hukum serta lingkungan khusus.
perubahan strategi, struktur dan budaya kerja. Adapun beberapa isu penting dalam
19
Salah satu parameter penilaian kinerja terdiri dari: (1) relevance, yaitu mengekur
keterkaitan atau relevansi antara kebutuhan dengan tujuan yang dirumuskan; (2)
efisiensi, yaitu perbandingan antara input dengan output; (3) efektivitas, yaitu
tingkat kesesuaian antara tujuan dengan intermediate outcomes (result) dan final
outcomes (impacts); (4) utility and sustainability, yaitu mengukur kegunaan dan
(Shafritz & Ott dalam Levy, 2009). Dari definisi tersebut, organisasi seperti juga
manusia memiliki perilaku yang bisa diamati dengan baik oleh orang di dalamnya
maupun oleh pihak luar. Ahli manajemen dan organisasi menyatakan teori
organisasi berakar dan telah ada sejak zaman purbakala atau abad pertengahan.
Namun studi formal tentang teori organisasi baru dilakukan ketika pabrik-pabrik
mulai dikenal di Inggris Raya (Shafritz & Ott dalam Levy, 2009).
merupakan wilayah utama yang menjadi pusat studinya (Legaard, 2010), yaitu:
a) Teori organisasi yang berfokus pada kinerja dalam menjalankan tugas dan
struktur;
20
Ahli organisasi lainnya yaitu Stepen P. Robbins (1995) membuat pembagian teori
1) Teoretikus Tipe 1
efisiensi.
2) Teoretikus Tipe 2
maupun manusia.
(Warren Bennis).
3) Teoretikus Tipe 3
b) Para ahli: teori perspektif lingkungan (Katz & Kahn), kasus teknologi,
21
4) Teoretikus Tipe 4
a. Scientific Management
Teori ini lahir pada awal abad 20, dikembangkan oleh Frederick W. Taylor.
Karakteristik dari aliran ini adalah: 1). Ide dasar scientific management adalah
diperoleh melalui analisis ilmiah dan berbagai percobaan. 2). Taylor meyakini
bahwa ouput yang maksimal dari sustu proses dapat dihasilkan dengan input yang
minimal (energi, sumberdaya). 3). Titik awal pemikiran Taylor adalah proses
kerja individu yang akan bergabung dalam suatu sistem proses. 4). Struktur
organisasi terbentuk mengikuti proses kerja yang ada 5). Dibutuhkan staff yang
industri dan terhadap teori organisasi secara keseluruhan. Pada akhirnya teori ini
mendapat kritik keras dari pegawai dan manajer yang menerapkan pendekatan ini,
karena studi ini mengabaikan pendapat dan pemikiran mereka. Akibat dari
22
management tidak dapat bertahan lama sebagai ideologi yang diikuti manajemen.
pedoman kerja bukan hanya di sektor industri tetapi juga di sektor jasa.
b. Administrative Theory
(seorang sosiolog asal Jerman yang melakukan studi tentang organisasi antara
23
dan strukturnya dapat dicari menggunakan konteks historis, dan ia
mungkin.
tertentu yang bekerja berdasarkan otoritas yang beorientasi legal dan peran (Scott
karir.
organisasi dari level analisis secara makro. Kritik Simon terhadap Taylor
24
dimana Simon melakukan pendekatan lebih humanis. Menurut Simon,
meskipun setiap individu berusaha mencari apa yang ia inginkan, namun pada
keyakinan, seni, moral, hukum, adat kebiasaan dan berbagai kapabilitas lainnya
serta kebiasaan apa saja yang diperoleh seorang manusia sebagai bagian dari
dari suatu pola yang terkait dengan perilaku dan hasil tindakan manusia yang
berlaku turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya yang terpisah dari
dan tidak terkait dengan hubungan biologis. Pengertian budaya yang dikemukan
oleh Talcott Parsons dapat disimpulkan bahwa budaya merupakan perilaku yang
akan terus-menerus ada dan sudah melekat pada manusia karena perilaku itu
25
perkembangan. Dalam hal ini budaya tidak lagi dikaitkan semata-mata dengan
aspek kehidupan manusia secara umum tetapi mulai dkaitkan dengan manusia
kepribadian tersebut mengarah kepada sikap dan perilaku yang positif tentunta
harus didukung oleh suatu norma yang diakui tentang kebenarannya dan dipatuhi
adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Manusia atau seseorang yang pada
26
Organisasi merupakan sebuah wadah yang terdapat dua orang atau lebih untuk
meencapai tujuan bersama atau tujuan yang telah disepakati. Suatu organisasi
dapat diartikan sebagai wadah dan proses kerja sama sekelompok orang untuk
individu dan atau kelompok, sehingga hasil yang dicapai organisasi akan
tergantung pada hasil karya individu dan kelompok. Dengan kata lain, efektivitas
selanjutnya mengalami dinamika dalam konsep yang disebabkan karena tidak saja
didasarkan oleh faktor manusia sebagai anggota dari suatu kerjasama dalam
memerankan kegiatan atas dasar pembagian kerja akan tetapi sejumlah faktor
yang berada di sekitar kerjasama yang terjadi, yaitu faktor lingkungan yang akan
memberi warna dan bentuk kerjasama atau bentuk organisasi yang diinginkan.
Torang (2013:25), menyatakan organisasi adalah sistem peran, aliran aktivitas dan
proses (pola hubungan kerja) dan melibatkan beberapa orang sebagai pelaksana
tugas yang didesain untuk mencapai tujuan bersama. Konsep organisasi yang
sosial yang terkoordinasi secara sadar, terdiri dari dua orang atau lebih dengan
27
menyatakan bahwa kita dilahirkan dalam organisasi, dididik oleh organisasi dan
hampir semua diantara kita menghabiskan hidup kita bekerja untuk organisasi.
bekerja terus menerus untuk mencapai tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
variabel yaitu:
a. Taksonomi organisasi
b. Struktur organisasi
budaya pada organisasi tersebut. Budaya organisasi yang kuat mendukung tujuan-
budaya organisasi merupakan sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-
anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lain. Sistem makna
budaya organisasi, bukan dengan apakah para karyawan menyukai budaya atau
28
tidak. Robbins dan Judge (2011:520) menegaskan “Budaya organisasi adalah
asumsi (assumptions), atau norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan
diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan
relatif lama berlakunya, dianut bersama oleh para anggota organisasi (karyawan)
aktivitas dengan pihak eksternal maupun internal. Robbins & Coulter (2012:63)
sehimpunan nilai, prinsip, tradisi dan cara bekerja yang dianut bersama oleh dan
(shared) ini telah berkembang pesat seiring dengan perkembangan zaman dan
29
aktivitas kerja. Secara tidak sadar, tiap-tiap orang didalam suatu organisasi untuk
system makna, nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut bersama dalam suatu
organisasi yang menjadi rujukan untuk bertindak dan membedakan organisasi satu
dengan organisasi lain. Budaya organisasi menjadi identitas atau karakter utama
karyawan untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik sehingga setiap karyawan
pada awal karirnya perlu memahami budaya dan bagaimana budaya tersebut
30
4) Adanya musyawarah dan kebersamaan dalam hal-hal yang berarti sebagai
6) Para karyawan merasa senang, karena diakui dan dihargai martabat dan
kontribusinya;
kegiatan perusahaan;
budaya;
budaya organisasi dikatakan kuat, jika nilai-nilai budaya itu disadari, dipahami
dan diikuti, serta dilaksanakan oleh sebagian besar para anggota organisasi.
Adapun tanda-tanda bahwa suatu budaya itu kuat adalah sebagai berikut:
31
6. Ada ‘sharedmeaning’ atau kebersamaan mengenai sesuatu yang dipandang
7. Para anggota karyawan tahu apa yang harus dilakukan dan yang tidak boleh
dilakukan;
9. Budaya yang berlaku sesuai dengan strategi dan menopang tujuan organisasi.
Tabel 2.1
Para karyawan sangat mengidentikkan jati Para karyawan tidak begitu peduli
diri mereka dengan budaya organisasi. dengan identitas budaya organisasi
mereka.
Terdapat kaitan yang erat diantara Tidak ada kaitan yang kuat antara
penerimaan nilai-nilai- dan perilaku para nilai-nilai dan perilaku para anggota
angggota organisasi. organisasi.
32
Menurut Pacanowsky dan O’Donnell Trujillo 1983 mengungkapkan
dan seterusnya dan makna-makna yang dilekatkan oleh anggota organisasi pada
pemahaman yang lebih baik mengenai nilai-nilai sebuah organisasi. Inti dari
asumsi ini adalah nilai yang dimiliki oleh organisasi. Nilai value adalah
mengenai apa yang penting yaitu karyawan lama membagi nilai-nilai yang
pemahaman makna yang sama terhadap nilai yang dianut sehingga dapat
Asumsi kedua ini menyatakan bahwa realitas dan budaya suatu organisasi
Beberapa pendapat ahli lain mengenai budaya organisasi yang dikutip dari
33
a) Greenberg dan Baron (1995) menekankan budaya organisasi sebagai
kerangka kognitif yang berisi sikap, nilai, norma perilaku dan ekspektasi yang
adalah keseluruhan norma, nilai, keyakinan dan asumsi yang dimiliki oleh
organisasi (dalam hal ini termasuk organisasi universitas swasta). Kotter dan
yang terlihat dan tidak terlihat. Tingkatan yang terlihat, terdapat pola tingkah laku
karyawan. Sedangkan pada tingkatan yang tidak terlihat, terdapat nilai-nilai yang
dimiliki bersama dan asumsi yang sudah dipegang lama. Tingkatan yang kedua ini
lebih sulit untuk diubah, akan tetapi perubahan pada tingkatan yang pertama yaitu
34
pada tingkatan yang terlihat, pola tingkah laku dan gaya, dalam jangka waktu
yang lama dapat menyebabkan perubahan dalam keyakinan yang lebih dalam
dipegang. Lebih lanjut, ditemukan juga bahwa ada budaya organisasi yang baik
budaya adaptif.
terus berulang-ulang dan menjadi nilai (value) dan gaya hidup oleh sekelompok
membuat perencanaan atau strategi dan taktik dalam menyusun visi misi untuk
organisasi mengacu pada suatu sistem berbagi arti yang dilakukan oleh para
organisasi menunjukkan nilai, beliefs, prinsip, tradisi dan cara sekelompok orang
organisasi merupakan filosofi dasar organisasi yang terdiri dari dimensi keyakinan
(belief), norma (norm), nilai (value) dan sistem (system) yang dipandang sebagai
karakteristik inti dan menjadi dasar individu atau kelompok untuk beraktivitas
dalam organisasi.
35
Budaya organisasi mengarahkan perilaku pegawai untuk meningkatkan
kemampuan kerja, komitmen dan loyalitas, serta perilaku extra role seperti:
organisasi memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku sumber daya
manusia (SDM) yang ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk
dianut dan dijunjung tinggi bersama oleh para anggota organisasi, sehingga
kebudayaan tersebut memberi arah dan corak kepada (way of thinking, way of
(tradition). Budaya ini meliputi perilaku, bahasa, tata krama, tata susila, tradisi
berbagai macam seni, moral dan etik. Pada suatu ketika setelah berdiri dan hidup
cukup lama, suatu organisasi akan merupakan unit masyarakat dan unit
organisasi merupakan tingkah laku atau kebiasaan yang dilakukan oleh individu
36
atau kelompok dengan nilai-nilai serta keyakinan untuk mencapai suatu
tujuan organisasi.
organisasi begitu yakin bahwa budaya organisasi merupakan variabel kunci yang
perilaku anggota organisasi, budaya organsiasi memiliki manfaat dan fungsi yang
berguna bagi organisasi. Dari sisi fungsi, budaya organisasi mempunyai beberapa
fungsi.
berikut:
1. Budaya menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang
lain;
karyawan;
37
5. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan
sumber daya manusia pada pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi. Budaya
divisi atau unit dalam organisasi, sehingga mampu jadi perekat yang mengikat
staff dengan mendorong percampuran core values dan perilaku yang diinginkan,
dan kontrol.
a) Budaya mempunyai suatu peran pembeda. Hal itu berarti bahwa budaya
yang lain.
38
b) Budaya organisasi membawa suatu rasa identitas bagi anggota organisasi.
mempunyai empat fungsi dasar yaitu perasaan identitas dan menambah komitmen
organisasi dan mekanisme kontrol atas perilaku budaya yang kuat meletakkan
kepercayaan, tingkah laku dan cara melakukan sesuatu tanpa perlu dipertanyakan
dalam tradisi, budaya mencerminkan apa yang dilakukan dan bukan apa yang
akan berlaku. Fungsi budaya organisasi dengan demikian sebagai perekat sosial
ketentuan nilai-nilai yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan atau
pegawai. Hal tersebut dapat berfungsi pula sebagai kontrol atas perilaku para
karyawan atau pegawai. Budaya organisasi memiliki fungsi yang sangat penting.
Fungsi budaya organisasi juga sebagai penentu batas-batas perilaku dalam arti
39
keberadaanya. Berikut adalah indikator budaya organisasi yang dikemukakan oleh
1. Inovasi dan pengambilan risiko, yaitu kadar seberapa jauh karyawan didorong
2. Perhatian ke hal yang rinci atau detail, yaitu kadar seberapa jauh karyawan
rinci/detail;
3. Orientasi hasil, yaitu kadar seberapa jauh pimpinan berfokus pada hasil atau
5. Orientasi tim, yaitu kadar seberapa jauh pekerjaan disusun berdasarkan tim
40
2) Berorientasi kepada hasil (outcome orientation), adalah sejauh mana
mendukung kerjasama.
baiknya.
begitu saja, tetapi harus diciptakan, dipelihara dan diperkuat, bahkan diubah agar
menilai kualitas budaya organisasi suatu organisasi dapat dilihat dari sepuluh
41
3. Arah, yaitu sejauh mana organisasi tersebut menciptakan dengan jelas sasaran
5. Dukungan dari manajemen, yaitu tingkat sejauh mana para manajer memberi
berikut:
42
1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko, yakni sejauh mana karyawan
3. Orientasi hasil, yakni sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil
ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil
tersebut.
mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada dalam
organisasi.
ketimbang bersantai.
berada disuatu kontinum mulai dari rendah sampai tinggi, sehingga menilai
menjadi basis bagi sikap pemahaman bersama yang dimiliki para anggota
43
f.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Budaya Organisasi
Adapun Menurut (Tika, 2017) ada tujuh faktor yang sangat mempengaruhi
1. Asumsi Dasar Dalam budaya organisasi terdapat asumsi dasar yang dapat
untuk berperilaku.
mengandung nilai – nilai yang dapat berbentuk slogan atau moto, asumsi
perusahan tersebut.
masalah pokok yang sering muncul, yakni masalah adaptasi eksternal dan
5. Berbagi Nilai ( Sharing Of Value) Dalam budaya organisasi perlu dibagi nilai
terhadap apa yang paling diinginkan atau apa yang lebih baik atau berharga
bagi seseorang.
44
6. Pewarisan ( Sharing Of Value) Asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh
organisasi/perusahaan.
peraturan atau norma yang berlaku dalam kelompok atau organisasi tersebut,
pemimpin perusahaan menjadi akar dari budaya suatu perusahaan. Budaya suatu
1) Motivasi
mengendalikan karyawan.
3) Komunikasi
Pola komunikasi yang berdampak positif bagi budaya perusahaan adalah yang
45
untuk melakukan sosialisasi tujuan dan misi perusahaan, mengumumkan
ditetapkan.
4) Struktur Organisasi
untuk menghindari sesuatu yang tidak pasti, dan berpegang pada semua aturan
menghadapi ketidakpastian secara kreatif dan mandiri.
nilai kejujuran.
46
Ernawan (2001: 13) menjelaskan bahwa faktor budaya organisasi terdiri
dari faktor struktur sosial, faktor bahasa, dan faktor pendidikan. Sedangkan Tozi,
Rizzo, dan Carroll (dalam Munandar, 2010: 264) menjelaskan bahwa faktor-
faktor budaya organisasi terdiri dari faktor pengaruh eksternal, faktor nilai-nilai
masyarakat, dan faktor elemen organisasi. Kemudian Jones (2007: 187-193) juga
diperlakukan maka yang sangat besar perannya adalah budaya organisasi yang
yang dicapai dari perilaku anggota organisasi. Menurut Surjadi (2009:7), “Kinerja
organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi tercapainya
tujuan organisasi berarti bahwa, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari
47
tingkatan sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada
organisasi dalam kurun waktu tertentu, baik yang terkait dengan input, output,
Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata dasar "kerja"
yang menterjemahkan kata dari bahasa asing yaitu prestasi. Bisa pula berarti hasil
pencapaian hasil. Kinerja bisa juga dapat dikatakan sebagai sebuah hasil (output)
dari suatu proses tertentu yang dilakukan oleh seluruh komponen organisasi
juga merupakan hasil dari serangkaian proses kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu dalam suatu organisasi. Bagi suatu organisasi, kinerja
Kinerja merupakan hasil secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
48
Kinerja memerlukan strategi implementasi budaya organisasi yang dapat
organisasi adalah tingkat yang menunjukan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat
sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning
rangka pencapaian tujuan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan program/
dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi
49
yang telah ditetapkan. Para instansi sering tidak memperhatikan kinerja instansi
organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada visi dan misi yang sudah
proses kerja yang dilakukan organisasi selama ini, sudah sejalan dengan tujuan
dapat berfungsi dan berperilaku sesuai dengan tugas yang telah dibebankan
mencapai tujuan yang ditetapkan harus melalui sarana dalam bentuk organisasi
yang digerakkan oleh sekelompok orang yang berperan aktif sebagai pelaku
50
dari seperaangkat kinerja pekerjaan adalah masukkan bagi usaha kinerja lainnya.
yang kecil dalam suatu aspek pekerjaan dapat menghasilkan perolehan besar
secara jelas, tanpa indicator yang jelas tidak akan ada arah yang dapat digunakan
untuk menentukan mana yang relatif lebih efektif diantara alternative alokasi
sumber daya yang berbeda, alternative desain-desain organisasi yang berbeda, dan
kontribusi atau peran kerja dari seorang pekerja atau sekelompok unit kerja
51
kualitatif. Indikator-indikator kinerja menurut Chester I. Barnanrd dalam Suyadi
3) Disiplin
4) Inisiatif
a) Produktivitas
b) Kualitas Layanan
dan murah yang dapat diperoleh dari media massa dan diskusi publik.
c) Responsivitas
52
Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan
d) Responsibilitas
atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit maupun implisit.
e) Akuntabilitas
kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh
rakyat, asumsinya adalah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih
53
2.7 Kajian Penelitian yang Relevan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan diantaranya:
Tabel 2.2
Penelitian Relevan
1. Nurdiana(2017)/ Tujuan penelitian Dalam Dari hasil penelitian ini Menggunakan Penelitian ini dalam
Budaya Organisasi Di ini adalah untuk penelitian ini maka untuk menilai penelitian kualitatif pembahasannya atau
Kantor Wilayah mengetahui penulis budaya organisasi yang pada teori-teorinya
Kementerian Hukum bagaimana budaya menggunakan ada pada Kantor
hanya membahas
Dan Hak Asasi organisasi yang Metode Wilayah Kementerian
Manusia Sulawesi ada pada Kantor Penelitian Hukum dan Hak Asasi tentang budaya
Selatan Wilayah kualitatif. Manusia Sulawesi organisasi tapi tidak
Kementerian Penelitian Selatan,dapat dilihat dari dengan kinerja
Hukum dan Hak kualitatif beberapa karakteristik
Asasi Manusia adalah budaya oganisasi, yaitu :
Sulawesi penelitian 1. Inisiatif individual,
Selatan. tentang riset yaitu tingkat tanggung
yang bersifat jawab, kebebasan dan
deskriptif dan keindependenan yang
cenderung dimiliki individu.
menggunakan 2. Arah, yaitu sejauh mana
analisis. organisasi tersebut
54
Proses dan menciptakan dengan jelas
makna sasaran dan harapan
(perspektif mengenai kinerja.
subjek) lebih 3. Sistem imbalan, yaitu
ditonjolkan tingkat sejauh mana
dalam alokasi imbalan (misalkan
penelitian kenaikan gaji, promosi)
kualitatif. didasarkan atas kriteria
kinerja karyawan sebagai
kebalikan dari senioritas,
sikap pilih kasih dan
sebagainya.
4. Pola-pola komunikasi,
yaitu tingkat sejauh mana
bentuk komunikasi
horizontal dan vertikal
organisasi yang dibatasi
oleh hierarki kewenangan
formal.
Dengan ke 4 karakteristik
budaya organisasi yang
ada di Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia
Sulawesi Selatan maka
karakteristik budaya ke
empatnya ini sudah cukup
55
baik dan dijalankan
dengan baik.
2. Amilia Dwi Tujuan penelitian Dalam Berdasarkan hasil Menganalisis bagaimana Metode yang
Meijiriani 2021/ ini adalah untuk penelitian ini penelitian, yaitu Secara budaya organisasi itu digunakan dalam
Pengaruh Budaya mengetahui penulis parsial budaya organisasi bisa meningkatkan penelitian ini adalah
Organisasi Dan seberapa besar memiliki pengaruh kinerja dalam suatu kuantitatif. Dimana
menggunakan
Lingkungan Kerja pengaruh budaya organisasi. dalam Pendekatan
metode signifikan terhadap kinerja
Terhadap Kinerja organisasi
kuantitatif pegawai. Secara parsial Penelitian ini yaitu
Pegawai Badan terhadap kinerja
lingkungan kerja memiliki pendekatan asosiatif
Pengawasan pegawai, untuk
Keuangan Dan mengetahui pengaruh signifikan untuk mengetahui
Pembangunan (Bpkp) seberapa besar terhadap kinerja pegawai hubungan setiap
Provinsi Sumatera pengaruh Secara simultan budaya variabel.
Utara lingkungan kerja organisasi dan lingkungan
terhadap kinerja kerja memiliki pengaruh
pegawai dan untuk signifikan terhadap kinerja
mengetahui pegawai pada Badan
seberapa besar
Pengawasan Keuangan dan
pengaruh budaya
Pengembangan (BPKP)
organisasi dan
lingkungan kerja Provinsi Sumatera Utara.
terhadap kinerja Maka bisa disimpulkan
pegawai Badan bahwa budaya organisasi,
Pengawasan lingkungan kerja terhadap
Keuangan dan kinerja pegawai yang ada
Pengembangan pada Badan Pengawasan
(BPKP) Provinsi Keuangan dan
56
Pengembangan (BPKB)
Provinsi Sumatera Utara
sudah cukup baik dan
signifikan. Khusunya pada
budaya organisasi terhadap
Sumatera Utara. kinerja, yaitu budaya
organisasi mempunyai
hubungan dan pengaruh
yang cukup kuat terhadap
kinerja.
3. Muhammad Akbar Tujuan dari Dalam Berdasarkan hasil Menganalisis Penelitian ini
Dkk (2020)/ penelitian ini penelitian penelitian dapat diambil penerapan budaya menggunakan
Penerapan Budaya Or adalah untuk ini, Simpulan bahwa pada organisasi dalam penelitian kualitatif
ganisasi dalam menganalisis buda penulis Dinas Kependudukan dan dengan pendekatan
meningkatkan kinerja
Meningkatkan ya organisasi menggunakan Pencatatan Sipil induktif. Serta
Kinerja Pada Dinas pelayanan metode Kabupaten Banjarnegara organisasi penelitian ini
Kependudukan Dan administrasi kualitatif telah menganalisis upaya
Pencatatan Sipil kependudukan dengan diimplementasikan buday apa yang dilakukan
Kabupaten pada Dinas pendekatan a organisasi,namun buday dalam penerapan
Banjarnegara Kependudukan induktif. a organisasi yang budaya organisasi.
Provinsi Jawa Tengah dan Pencatatan Pendekatan dilaksanakan masih
Sipil induktif terbatas pada
Kabupaten merupakan kegiatan-kegiatan
Banjarnegara cara berpikir sederhana yang tidak ber-
Provinsi Jawa untuk impact banyak terhadap
Tengah dalam ran memberikan keberlangsungan organisa
gka mewujudkan alasan si, adakalanya cara-cara
57
tertib yang yang digunakan
administrasi dimulai cenderung tidak
kependudukan dari efektif meningkatkan kua
pernyataanper litas kerja sel-sel
nyataan organisasi, minim
spesifik untuk inovasi/terobosan,sehingg
menyusun a terjadi ketidaksesuaian
suatu eksekusi di lapangan
argumentasi dengan perkembangan
yang bersifat zaman yang ada.
umum (Nazir, Komunikasi antara
2011). bawahan dan pimpinan
berlangsung secara
monoton, tidak ada sebuah
terobosan baru untuk
dapat mengubah sistem
komunikasi tersebut
supaya berlangsung
efektif dan efisien, semua
berjalan kaku, dan sebatas
mengikuti apa yang sudah
ada, adakalanya
komunikasi yang baik itu
melibatkan berbagai
cara/terobosan yang out of
the box tidak hanya
sekedar duduk,
berkumpul, dan berbicara,
58
namun juga harus tetap
memperhatikan faktor-
faktor potensial lain yang
dapatkan meningkatkan
tingkat kesuksesan dalam
komunikasi.
Pola komunikasi yang
baru ini, kemudian akan
berimbas kepada hasil
pemecahan masalah,
dengan pola baru ini
sejatinya organisasi dapat
menjadi lebih hidup, dan
menyesuaikan
tantangan zaman.
59
2.8 Kerangka Konseptual Penelitian / Alur Penelitian
yang dikemukakan oleh Reilly III, Chatman, Caldwell yaitu Inovasi dan
60
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Robbins (2005:485)
61
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian ini merupakan tahap yang sangat penting. Penelitian ini bertempat di
Kota Gorontalo. Peneliti memilih lokasi ini, didasarkan pada pertimbangan bahwa
di lokasi ini memiliki masalah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian.
Organisasi dalam Meningkatkan Kinerja PT. PLN (Persero) ULP Telaga Kota
lebih 4 bulan terhitung dari bulan September sampai bulan Desember yang
62
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
penelitian ini maka lokasi penelitian ini bertempat di PT. PLN (Persero) ULP
63
Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja PT. PLN (Persero) ULP Telaga Kota
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dengan tringulasi, analisis data
bersifat induktif atau kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
kualitatif lebih cocok digunakan untuk jenis penelitian yang memahami tentang
diartikan sebagai penelitian yang lebih cocok digunakan untuk meneliti kondisi
manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu pemikiran ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran
atau lukisan secara sistematis, faktual dan aktual mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nasir, 2005:54 dalam Adriana
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
64
antar fenomena yang diselidiki. Penelitian deskriptif menggambarkan dengan
Dalam penelitian ini tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Suatu
Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja PT. PLN (Persero) ULP Telaga Kota
Gorontalo.
Kehadiran peneliti sangat penting dalam melakukan suatu penelitian. Hal ini
pengumpul data. Kehadiran peneliti adalah untuk menemukan segala sesuatu yang
terlebih dahulu sudah menyampaikan maksud dan tujuan peneliti melalui surat
informan.
65
3.4 Data dan Sumber Data
1. Data Primer
primer adalah data yang dikumpulkan melalui pihak pertama, biasanya dapat
melalui wawancara, jejak dan lain-lain. Data primer adalah data yang diambil
dan dikumpulkan langsung oleh peneliti tanpa adanya perantara yaitu dengan
(Persero) ULP Telaga Kota Gorontalo. Dalam hal ini Manajer dan Pegawai di
Dalam Meningkatkan Kinerja PT. PLN (Persero) ULP Telaga Kota Gorontalo.
2. Data Sekunder
mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur,
buku-buku, serta dokumen. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari
66
3.5 Teknik Pengumpulan Data
peninjauan langsung pada instansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data
primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
1. Observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai
proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan. Dalam penelitian ini alat yang digunakan sebagai teknik
pengumpulan data dengan cara observasi adalah dengan turun langsung melihat
2. Wawancara
dilakukan oleh dua orang untuk bertukar informasi maupun suatu ide dengan cara
tanya jawab, sehingga dapat dikerucutkan menjadi sebuah kesimpulan atau makna
67
berhubungan dengan pokok permasalahan terkait dengan Penerapan Budaya
tanya jawab dengan pihak-pihak yang terkait. Wawancara dilakukan dengan cara
Tabel 3.2
Gorontalo
No. Narasumber
1. Supervisor PT. PLN (Persero) ULP Telaga Kota Gorontalo
2. Manager PT. PLN (Persero) ULP Telaga Kota Gorontalo
3. Pegawai-pegawai PT. PLN (Persero) ULP Telaga Kota Gorontalo
3. Dokumentasi
waktu yang lalu, dan dapat berbentuk tulisan, gambar maupun karya-karya
monumental dari seseorang. Dalam penelitian ini dokumentasi berupa foto dan
Dalam Meningkatkan Kinerja PT. PLN (Persero) ULP Telaga Kota Gorontalo.
68
3.6 Pengecekan Keabsahan Data
yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji
2017:270).
membercheck.
3. Dependability (Reliabilitas)
bermutu atau tidak. Dalam hal ini dapat mengecek apakah peneliti sudah cukup
69
4. Confirmability (Obyektifitas)
Penelitian ini dikatakan objektif apabila hasil penelitian telah disepakati oleh
dengan proses yang telah dilakukan. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi
dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi
standar confirmability.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2018:244). Analisis data kualitatif adalah
bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya
sampai penulisan hasil penelitian. Dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih
70
Dalam penelitian ini, teknik analisis datanya menggunakan analisis data
model Miles dan Huberman (1992) yang terdiri dari Reduksi Data, Penyajian Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama
peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan
rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data akan semakin banyak,
kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui
reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
tertentu.
mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga simpulan final dapat
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
71
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini
Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2018:249) menyatakan yang paling
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman
masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang
kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutny. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang
valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
72
Gambar 3.1
Analisis Data Model Miles dan Huberman
Pengumpulan Data
Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Reduksi Data
73
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal-Jurnal Penelitian:
74
Aprillian Pravita Sari. (2013). Hubungan Antara Budaya Organisasi Dengan
Komitmen Organisasi Di Pt. Bank Bri Syariah Malang Raya.
BAB%20II%hapus.
Finia Ilmyanti. (2012). Penerapan Budaya Organisasi Pada Pt Pln Unit P3b Jawa
Bali, Cinere-Jawa Barat.
75
NN. (2021). Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Budaya Organisasi.
https://actconsulting.co/apa-saja-faktor-yang-mempengaruhi-budaya-
organisasi/ .
76