OLEH
MARIANO PINTO AMARAL
NIM : 1803060017
i
ii
iii
iv
v
Motto
Hari ini Sesuatu Yang Membawa Berkat, Ketika Aku Telah Melewati Segalanya
Melalui Proses Dan Perjuangan
“ Mario Amaral “
- Filipi 4 : 6 -
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya yang senantiasa memberikan hikmah dan pengetahuan kepada
penulis sehingga penulis mampu menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul
Pada Kantor Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Kupang”
dapat diselesaikan.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Administrasi Publik pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu
Dalam menyelesaikan skripsi ini tidak sedikit tantangan yang penulis hadapi,
namun penulis dapat menyelesaikannya karena berkat rahmat dari Tuhan yang
disampaikan melalui dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dengan
kepada :
1. Bapak Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M. Sc, Selaku Rektor Universitas Nusa
menuntut ilmu.
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nusa Cendana, beserta Wakil
viii
Dekan I, Wakil Dekan II dan Wakil Dekan III yang telah membantu
3. Bapak Dr. Hendrik Toda, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Administrasi Negara dan seluruh staf dosen pada Prodi Ilmu Administrasi
Negara atas ilmu yang diberikan selama empat tahun dan memberikan
4. Bapak Dr. Petrus Kase, M.Soc. Sc. selaku dosen pembimbing I dan
Bapak. Drs. Rikhardus Seran Klau, M.Si. selaku dosen pembimbing II,
Negara yang telah memberikan bekal ilmu dan kesempatan yang luas bagi
7. Kakak Yani dan Pak Jitron Taopan S. Sos, terima kasih atas pelayanan
melayani kami.
ix
8. Seluruh civitas akademika di FISIP Undana terimakasih untuk segala bantuan
9. Orang tuaku tercinta, almarhum Ayahanda Jacinto Pinto dan Ibunda Balbina
10. Untuk Paman Francisco Gomes, Paulo Amaral dan tante Ida Babo Jong dan
11. Untuk teman-teman Kelas Reguler Sore yang sama-sama berjuang dari
semester 1 sampai dengan selesainya masa perkuliahan ini. Canda dan tawa
tidak bisa dilupakan, terimakasih kepada : Kak Kim, Kak Sinta, Klef, Dila,
Lila, Sandy, Alfred, Ino, Delfy, Kak Devi, Elvy, Charles, Arlyn. Gege, Clara,
Narto, Marlyn, Ratih Lona, Helena Sakan dan tak terlupakan teman
12. Untuk Olga Desy Cardoso dan Elvy Benu.Terima kasih karena sudah banyak
13. Untuk seluruh teman seangkatan 2018 dan semua sahabat/pihak yang tidak
sempat penulis sebutkan dalam tulisan ini satu persatu, yang telah bersama-
x
sama dalam suka dan duka serta membantu, mendorong dan mendoakan
Senantiasa Tuhan memberkati dan membalas semua budi baik dan jasa yang
telah diberikan kepada penulis. Terima Kasih Tuhan Atas Berkat dan Kemuliaan.
Penulis
xi
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan salah satu studi kasus di Kantor Dinas Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Kupang. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap
Kinerja Pegawai baik secara parsial maupun secara simultan. Data penelitian
diperoleh melalui survey pada semua Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berada di
Kantor Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Kupang, yaitu
berjumlah 73 orang. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik simple
random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan skala Likert
yang dibagikan kepada seluruh responden penelitian. Dari 73 populasi, 35 yang
dijadikan sampel yang mengisi dan mengembalikan kuisioner yang layak untuk
dianalisis. Analisis data menggunakan regresi linier berganda dengan perangkat lunak
SPSS versi 26. Hasil penelitian ini diketahui bahwa : (1) gaya kepemimpinan secara
parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada kantor
Dinas PPKB Kota Kupang; (2) budaya organisasi secara parsial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja pegawai di kantor Dinas PPKB Kota Kupang (3) gaya
kepemimpinan dan budaya organisasi secara simultan mempunyai pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada kantor Dinas PPKB kota
Kupang; (4) gaya kepemimpinan dan budaya organisasi mempengaruhi kinerja
pegawai sebesar 67,20 % dan 32,80 % dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan hasil
penelitian ini, disarankan agar pimpinan membina dan mengembangkan budaya
organisasi dengan efektif, yang dapat dijadikan sebagai strategi untuk menciptakan
organisasi sebagai tempat kerja yang menyenangkan, selain itu pimpinan organisasi
perlu meningkatkan kualitas gaya kepemimpinan secara terus menerus terutama
dalam hal pengambilan keputusan secara transparan dan selalu melibatkan bawahan
dalam pengambilan keputusan.
Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Kinerja Pegawai
xii
THE EFECT OF LEADERSHIP STYLE AND ORGANIZATIONAL
CULTURE ON THE EMPLOYEES PERFORMANCE AT THE KUPANG
CITY POPULATIONS AND FAMILY PLANNING OFFICE
Abstract
This research is a case study in Kupang City Populations and Family Planning Office.
The purpose of this study was to determine the influence of style leadership and
organizational on employee performance either partially or simultaneaously. Data
were obtained through survey of all civil servants (PNS) in Kupang City Populations
and Family Planning Office (DPPKB Kota Kupang), which numbered 73 people.
Sampling was done using simple random sampling technique. Data were collected
using a questionnaire with Likert scale which was distributed to all respondents of the
study. Of the 73 respondents, 35 respondents returned questionnaire that deverses to
be analized. Data analisys using multiple linear regresion with SPSS 26 version.
Result of this reserach note that (1) style of leadership partially has positive and
significant effect on employee performance; (2) organizational culture partially has
positive and significant effect on employee performance; (3) style of ledearship and
organizational culture simultaneously have positive and significant impact on the
performance of PPKB Kupang; and (4) leadership style and organizational affect of
employee same unted to 67,20 % and the remaining 32,80 % influence by other
factor. Based on the result, it is suggested that the leader of Kupang City Populations
and Family Planning Office (DPPKB Kota Kupang) build and develop effectively,
which can be used a strategy to create the organization as a great place to work.
More over the leader of the organization need to improve the quality of leadership
style continousl, especially in decision-making, for example, decision making
transparantly and always involve sub ordinates in decision making.
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBARAN PERSETUJUAN SKRIPSI...............................................................i
LEMBARAN PENGESAHAN...............................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI................................................................iii
MOTTO...................................................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN..............................................................................v
KATA PENGANTAR…………………………………….…...…….….......……vi
ABSTRAK..............................................................................................................x
DAFTAR ISI.........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL..................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xvi
LAMPIRAN.........................................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………...............….....…1
A. Latar Belakang…………………….………….................................…….1
B. Perumusan Masalah………………………………….......…...........…....10
C. Tujuan Penelitian…………………………………...............…..….…....11
D. Manfaat Penelitian...................................................................................11
BAB II. KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS.............................................................................................13
A. Kajian Teoritis..........................................................................................13
1. Kinerja Pegawai…………………………………….…….......................13
1. 1. Pengertian Kinerja Pegawai……………………….…..............…..13
1.2. Pengukuran Kinerja Pegawai............................................................14
1.3. Penilaian Kinerja Pegawai................................................................16
1. 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai…..................19
1.5. Dimensi dan Indikator Kinerja Pegawai………..…….....................22
2. Gaya Kepemimpinan…………………………………….........................24
xiv
2.1. Pngertian Gaya Kepemimpinan…….......………............…….….....24
2.2. Jenis-Jenis Gaya Kepemimpinan.......................................................25
2.3. Teori Kepemimpinan………….………………….......….................31
2.4. Fungsi-Fungsi Kepemimpinan……………….….…...................….33
2.5. Dimensi dan Indikator gaya Kepemimpinan.....................................35
3. Budaya Organisasi………………..…………………..............................36
3.1.Pengertian Budaya Organisasi……………………................…..…36
3.2. Fungsi Budaya Organisasi................................................................40
3.3. Jenis-Jenis Budaya Organisasi……………………..................……41
3.4. Dimensi dan Indkator Budaya Organisasi........................................41
4. Hasil Peneliti Terdahulu yang Relevan ...................................................47
B. Kerangka Berpikir………………………………..……...................…...49
1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi.....................50
2. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai...............51
3. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai…...............52
4. Pengaruh Gaya Kep dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja..........53
C. Hipotesis…………………………………………………......….......….55
BAB III. METODE PENELITIAN……………………………..………............57
A. Dasar Penelitian dan Obyeknya.........…………………….....................57
B.Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Indikator.........................58
C. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data……………..........................62
D. Populasi dan Sampel Penelitian..............................……….…...............65
E. Uji Instrumen Penelitian Validitas dan Reliabilitas.................................69
F. Teknik Analisis Data……………………………………........................73
G. Pengujian Hipotesis.................................................................................82
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN.....................................87
A. Deskripsi Lokasi Penelitian......................................................................87
1. Profile Organisasi Dinas PPKB Kota Kupang.....................................87
2. Visi dan Misi........................................................................................87
xv
3. Struktur Organisasi..............................................................................88
4. Tugas Pokok dan Fungsi PPKB Kota Kupang...................................90
5. Ciri-Ciri Responden............................................................................91
6. Deskripsi Tanggapan Responden........................................................95
7. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas.........................................109
8. Analilisi Inferensial...................................................................,........114
9. Pengujian Hipotesis...........................................................................120
B. Pembahasan Hasil Penelitian..................................................................124
1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai..............126
2. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai..................130
3. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja Pegawai................................................................135
4. Gaya Kepemimpinan Berpengaruh lebih besar terhadap
Kinerja Pegawai dibanding dengan Budaya Organisasi...................137
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................140
A. Kesimpulan.............................................................................................140
B. Saran.......................................................................................................141
DAFTAR PUSTAKA…………............………………….………….......…......143
xvi
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 2.1. Hasi Peneliti Terdahulu............................................................47
Tabel 3.1. Variabel, Dimensi, Indikator dan Skala Pengukuran...............60
Tabel 3.2. Kerangka Pengambilan Sampel................................................68
Tabel 3.3. Skala Likert..............................................................................70
Tabel 3.4. Indeks Kriteria Reliabilitas.......................................................72
Tabel 3.5. Klasifikasi Skor Indikator........................................................75
Tabel 4.1. Ciri Responden menurut Kelompok usia dan Jenis Kelamin...91
Tabel 4.2. Ciri Responden menurut Tingkat Pend. dan Jenis Kelamin....92
Tabel 4.3. Ciri Responden menurut Masa Kerja dan Jenis Kelamin.........93
Tabel 4.4. Ciri Responden menurut Jabatan dan Jenis Kelamin...............94
Tabel 4.5. Tanggapan Responden tentang Kinerja Pegawai.....................95
Tabel 4.6. Tanggapan Responden tentang Gaya Kepemimpinan.............98
Tabel 4.7. Tanggapan Responden tentang Budaya Organisasi...............103
Tabel 4.8. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kinerja Pegawai............110
Tabel 4.9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Gaya Kep.......................111
Tabel 4.10. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Budaya Org.................113
Tabel 4.11. Analisis Regresi Linier Berganda........................................114
Tabel 4.12. Multikolinearitas...................................................................116
Tabel 4.13. Koefesien Gaya Kepemimpinan...........................................120
Tabel 4.14. Koefesien Budaya Organisasi...............................................121
Tabel 4.15. Anova....................................................................................122
Tabel 4.16. Korelasi Pearson...................................................................123
Tabel 4.17. Koefesien Determinan..........................................................124
Tabel 4.18. Rangkuman Analisis dan Pembahasan.................................138
xvii
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Kerja Penelitian...................................................54
Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Dinas PPKB Kota Kupang.......89
Gambar 4.2. Scatterplot.........................................................................117
Gambar 4.3. Histogram..........................................................................118
Gambar 4.4. Model Regresi Linier Gaya Kepemimpinan......................119
Gambar 4.5. Model Regresi Linier Budaya Organisasi..........................119
xviii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Kuesioner Penelitian...........................145
Lampiran 2. Daftar Pertanyaan Informan Kunci..................................150
Lampiran 3. Tabulasi Jawaban Responden..........................................151
Lampiran 4. Uji validitas variabel Kinerja Pegawai............................154
Lampiran 5. Uji validitas variabel Gaya Kepemimpinan.....................155
Lampiran 6. Uji validitas variabel Budaya Organisasi........................156
Lampiran 7. Uji Reliabilitas.................................................................159
Lampiran 8. Uji Normalitas.................................................................159
Lampiran 9. Uji Regresi Linier Berganda...........................................168
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kinerja organisasi dewasa ini telah menjadi sorotan publik, hal ini karena
telah timbulnya iklim demokratisasi dan keterbukaan. Disamping itu, selama ini
tugas pokok dan fungsinya sulit dilakukan secara obyektif. Kesulitan ini karena
Secara konseptual kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu
kinerja pegawai secara individu dan kinerja organisasi. Kinerja pegawai adalah hasil
Kinerja pegawai adalah hasil karya secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
wewenang dan tanggung jawabnya sesuai posisinya dalam struktur organisasi dalam
suatu periode waktu tertentu untuk tercapainya tujuan organisasi. Hasil kerja pegawai
permasalahan ini, harus ada sistem penilaian kinerja. Pemimpin harus menilai
kemampuan tiap pegawainya yang berhasil mencapai sasaran yang erat hubungannya
1
Budaya organisasi adalah nilai dan keyakinan bersama yang menjadi pedoman
berpikir dan bekerja seluruh anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang
diinginkan serta sebagai acuan dalam solusi masalah adaptasi eksternal dan masalah
integrasi internal. Selain itu, budaya organisasi juga dapat didefinisikan sebagai
yang suatu organisasi serta disebarluaskan oleh para pegawainya. Kecendrungan ini
yang mendorong manusia bekerja sama dalam kelompok/tim kerja dan organisasi
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sejak manusia lahir, dalam studi, berkarya,
berolah raga, beribadah, bersantai, pada masa usia lanjut dan sampai meninggal pun
anggotanya. Organisasi tersebut akan kacau dan tujuan organisasinya tidak akan
memberikan manfaat bagi banyak pihak dan bukan persepsi sebagai komoditi atau
property untuk mengeruk keuntungan diri sendiri melalui pemanfaatan pihak lain.
sasaran dan tujuan yang telah disepakati bersama. Sedangkan gaya kepemimpinan
adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk memengaruhi bawahan agar
2
sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan
adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang
Artinya gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi
dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin
efektif suatu organisasi tak akan mampu mengaktualisasikan potensi menjadi prestasi.
yang dipergunakan dalam suatu organisasi serta sebesar apapun modal organisasi,
manajemen dalam organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa tanpa didukung dengan
organisasi tersebut sulit dan tidak akan tercapai pada tujuan yang diharapkan.
Kontribusi pegawai pada suatu organisasi akan menentukan maju atau mundurnya
orgasisasi.
merupakan salah satu organisasi publik yang disebut Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) di lingkungan Pemerintah Kota Kupang yang memiliki peran strategis dan
oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Wali
3
Kota. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dalam struktur
organisasinya membawahi 1 (satu) sekretariat yang terdiri dari 2 (dua) Sub Bagian, 3
(tiga) Bidang yang terdiri atas 9 (sembilan) Seksi. Pola struktur organisasi dan tata
kerja Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Kupang, ditat
sebagai berikut : (a) Sekretariat, mengkoordinir; (1) Sub Bagian Pelaksana dan
Keuangan; (2) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. (b) Bidang Pengendalian
Penduduk, Penyuluhan dan Pergerakan ; (1) Seksi Aplikasi dan Pergerakan; (2) Seksi
Pendudukan dan informasi keluarga; (c) Bidang Keluarga Berencana, (1) Seksi
Pengendalian dan Pendistribusian Alokon; (2) Seksi Jaminan Pelayanan KB; (3)
Seksi Pembinaan dan Peningkatan Kesetaran KB; (d) Bidang Ketahanan dan
Kesejahteraan Keluarga. (1) Seksi Pemberdayaan Keluarga Sejahtera; (2) Seksi Bina
Ketahanan Keluarga, Balita, Anak dan Lansia; (3) Seksi Bina Ketahanan Remaja.
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 6 Tahun 2019 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 13 Tahun 2016
Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Kupang
(Lembaran Daerah Kota Kupang Tahun 2016 Nomor 13, Tambahan Lembaran
Daerah Kota Kupang Nomor 273) diubah dan ditambah dalam Ketentuan pasal 2
4
Perangkat Daerah huruf (d) Dinas Daerah Kota Kupang tipe B yang
Keluarga Berencana.
Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Kupang memiliki Tugas pokok dan Fungsi
dan penyelenggaraan keluarga berencana; (2) Penetapan norma, standar, prosedur dan
5
Menurut hemat penulis, salah satu masalah yang menarik untuk dikaji
berkaitan dengan pencapaian tujuan suatu organisasi adalah kinerja pegawai. Untuk
mengatasi permasalahan ini, harus ada sistem penilaian kinerja. Pemimpin harus
menilai kemampuan tiap pegawainya yang berhasil mencapai sasaran yang erat
ini, menjadi fokus, dimensi dan indikator adalah : (1) Kuantitas Kerjayaitu bayaknya
pekerjaan yang harus diselesaikan sesuai dengan standar kerja normal pegawai, (2)
baru atau inisiatif yang timbul dari pegawai itu sendiri untuk mengerjakan pekerjaan
yang diembanya.
Untuk menilai dan mengukur kinerja pegawai pada Kantor Dinas PPKB Kota
yaitu budaya organisasi. Permasalahan yang sering terjadi adalah sikap pegawai yang
tidak nyaman dan kondusif serta pemimpin yang selalu menekan bawahannya. Ini
tidak lepas dari budaya organisasi yang sedang berlangsung di organisasi tersebut.
Jika pegawai tidak bersemangat dalam bekerja tentu ini akan membawa penurunan
6
Pengembangan budaya organisasi merupakan strategi membuat pegawai
mencintai organisasi sebagai tempat kerja. Dalam kehidupan masyarakat ada beragam
fungsi, wewenang, dan tanggung jawab untuk menghasilkan kinerja yang unggul
dan sikap yang telah diyakini pegawai sehingga telah menjadi perilaku mereka dalam
tersebut berdasarkan ciri-ciri tertentu, yakni : (1) Inovasi pengambilan resiko yaitu
sejauh mana para pegawai didorong agar inovatif dan berani mengambil resiko
melakukan pekerjaan dengan cara-cara baru serta mau tulus belajar mengembangkan
dengan rajin, proaktif, menunaikan pekerjaan dalam jumlah dan kualitas tepat pada
waktunya, ataukah hanya bekerja rutin, kurang kreatif dan menunggu perintah
pimpinan; (3) Orientasi hasil yaitu sejauh mana manajemen memusatkan perhatian
pada hasil bukanya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil
tersebut; (4) Perhatian pada detail yaitu sejauh mana para pegawai diharapkan
hasil-hasil pada orang yang ada didalam organisasi tersebut; (6) Orientasi
7
timyaitusejauhmanakegiatan kerja diorganisasikanberdasarkantim;
membina solidaritas sosial dan stabilitas organisasi sehingga semua warga merasa
pemimipin yang menjalankan tugas dan fungsi kepemimpinan; (2) anggota atau
bawahannya dengan mempergunakan cara berpikir dan cara bekerja yang khas
mengembangkan pegawai, dan memotivasi mereka agar bekerja sama yang produktif
dalam mengemban tugas pokok, fungsi, wewenang dan tanggung jawab untuk
Permasalahan yang terjadi pada kepemimpinan adalah : (1) hasil yang selalu
tidak memenuhi ekspektasi, yang menjadi tolok ukur bagi keberhasilan organisasi
adalah kualitas dan hasil kerja, (2) jarang atau tidak pernah ada ide baru yang muncul,
yaitu dalam organisasi pemimpin yang menetapkan lingkungan kerja yang produktif,
artinya pemimpin tidak aktif dalam memberikan ide baru untuk perkembangan
8
organisasi maka organisasi itu akan statis dan mengalami kemunduran, (3) tim tidak
dapat bekerja sama, yaitu dalam kerja tim annggota tidak menghargai pemimpinnya,
(4) tim yang hanya menjalani rutinitas tanpa bekerja dengan sepenuh hati, yaitu
jarang ada pemimpin yang mau mengakui bahwa tim yang dipimpinnya hanya
menjalani rutinitas mereka saja, dan tidak akan semangat bekerja. Jadi dalam sebuah
lebih dominan.
Fenomena yang terjadi pada Dinas PPKB Kota Kupang adalah : (1) penetapan
Kasubag/Kasie yang bersentuhan langsung dari tugas pokok dan fungsinya masing-
masing; (2) pengambilan keputusan, oleh pemimpin sendiri berarti otoriter, ikut
sertakan pegawai untuk diskusi cara atau solusi yang tepat berarti partisipatif.
kepanitiaan yang melibatkan semua unsur Dinas PPKB Kota Kupang; (3) pola
komunikasi; satu arah bersifat komando berarti otoriter, dua arah berarti partisipatif;
9
pemimpin melakukan kontrol secara ketat dengan andalkan peraturan ataukah
ingin dicapai.
B. Rumusan Masalah
Masalah pokok yan dikaji dalam penelitian ini adalah : “seberapa besar
pengaruh gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai pada
Masalah pokok ini perlu dijabarkan dalam sejumlah pertanyaan penelitian, sebagai
berikut :
10
3. Seberapa besar pengaruh gaya kepemimipinan dan budaya organisasi secara
C. Tujuan Penelitian
Kupang.
D. Manfaat Penelitian :
11
2. Dari segi teoritik, sebagai masukan bagi para peneliti berikut yang akan
meneliti substansi yang sama dengan cakupan yang lebih luas dan lebih
mendalam.
12
BAB II
A. Kajian Teoritis
Landasan teoritis merupakan ciri bahwa penelitian ini merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data. Menurut Sugiyono (2003: 55) landasan teori ini perlu
ditegakkan agar penelitian ini mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar
1. Kinerja Pegawai
dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran, atau
kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama (Rivai dan
kepercayaan yang tinggi, komitmen yang tinggi terhadap pemimpin, tingkat kinerja
yang tinggi diantara para pengikut, dan kinerja organisasi yang tinggi secara
keseluruhan.
13
Bangun (2012: 99) dalam penelitian (Eko, Irvan, Yantje, 2019) mengatakan
persyaratan pekerjaan, persyaratan biasa disebut dengan standar kerja, yaitu tingkat
diperbandingan atas tujuan atau target yang ingin dicapai. Kinerja pegawai adalah
hasil kerja perseorangan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar
kerja yang telah ditentukan. Sedangkan kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja
merupakan sebuah pencapaian atau hasil kerja seorang Pegawai sesuai dengan tugas,
kemampuan, dan tanggung jawab yang dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan.
Untuk mengukur perilaku sejauh mana pegawai berperilaku sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh organisasi atau institusi, yaitu prestasi kerja pada umumnya
dikaitkan dengan pencapaian hasil dari standar kerja yang telah ditetapkan. Metode
14
Pengukuran kinerja juga digunakan untuk menilai pencapaian tujuan dan sasaran
(goals and adjectivies). Elemen kunci dari pengukuran kinerja terdiri atas : (1)
perencanaan dan penetapan tujuan, (2) pengembangan ukuran yang relevan, (3)
Selain itu, Sumber daya manusia merupakan tenaga kerja atau pegawai di
dalam suatu organisasi yang mempunyai peran penting dalam mencapai keberhasilan
sumber daya manusia dapat diukur dengan indikator yang dikemukakan oleh
Matutina (2001:205) yaitu : (1) Pengetahuan, (2) Keterampilan, (3) Kemampuan dan
(4) Pengalaman.
kinerja merupakan suatu proses yang terdiri dari : (1) Identifikasi, yaitu menentukan
faktor-faktor kinerja yang berpengaruh terhadap kesuksesan suatu organisasi. Hal ini
inti dari proses sistem penilaian kinerja. Pada proses ini, pihak manajemen
menentukan kinerja pegawai yang bagaimana yang termasuk baik dan buruk. (2)
tugas. (3) Manajemen, proses ini merupakan tindak lanjut dari hasil penilaian kinerja.
15
pegawai di organisasi yang bersangkutan. Hal ini dapat dilakukan dengan pemberian
ke depannya, salah satunya ditandai dengan etos kerja para karyawan itu sendiri.
organisasi.
Sedangkan dalam Hasibuan: (2002) kinerja pegawai dapat dikatakan baik atau
1. Kesetiaan, kinerja dapat diukur dari kesetiaan pegawai terhadap tugas dan
2. Prestasi Kerja, hasil prestasi kerja pegawai baik kualitas maupun kuantitas
dapat menjadi tolak ukur kinerja. Pada umumnya prestasi kerja seorang
16
5. Kerjasama, dalam hal ini kerjasama diukur dari kemampuan pegawai untuk
bekerja sama dengan pegawai lain dalam menyelesaikan suatu tugas yang
kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah penilaian secara periodik pelaksanaan
kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh PNS yang bersangkutan dalam
Dalam modul ini, akan dipaparkan hal-hal penting mengenai penilaian kinerja
dan produktivitas organisasi. Oleh karena itu, penilaian kerja tidak hanya menilai,
17
tetapi juga memperbaiki kinerja. Penilaian terhadap kinerja pegawai dalam suatu
objektif dan tidak tepat, dapat mengakibatkan dampak yang buruk terhadap
Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil, bertujuan untuk
kerja (kinerja) dan sisten karier PNS (merit system), maka dalam peraturan tersebut
menentukan bahwa prestasi kerja (kinerja) PNS dapat di nilai berdasarkan dua unsur
18
1. Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dengan bobot 60 %, yaitu : rencana kerja dan
target yang akan dicapai oleh seorang PNS, Adapun penilaian SKP meliputi
2. Perilaku Kerja dengan bobot 40 % yaitu setiap tingkah laku, sikap atau
tingkah laku yang dilakukan oleh PNS atau tidak melakukan sesuatu yang
pegawai adalah hasil kerja pegawai selama jangka waktu tertentu yang dilihat dari
kualitas, kuantitas dan kreativitas pegawai dalam menghasilkan suatu produk atau
1. Fasilitas Kantor.
melakukan aktivitas kerjanya dengan baik dan apabila organisasi tidak dapat
memberikan fasilitas yang memadai, tentu saja hal ini akan menurunkan kerja
kinerja karyawan.
19
2. Lingkungan Kerja.
karena hampir 80 % karyawan berhenti kerja jika lingkungan kerja tidak baik.
Lingkungan kerja yang baik memiliki ruang kerja yang cukup luas,
penerangan yang sempurna dan temperature udara yang sesuai dengan luas
ruangan kerja karyawan. Jika ada salah satu dari fasilitas tersebut yang rusak,
langsung segera diperbaiki agar kinerja kerja karyawan tidak menurun dan
3. Prioritas Kerja.
Prioritas kerja harus jelas, karena karyawan akan merasa kebingungan jika
yang jelas, kemudian biarkan karyawan mengerjakan pekerjaan satu demi satu
tugas yang lain sebelum pekerjaan tersebut diselesaikan, jika memang ada
4. Supportive Boss.
karyawan untuk mengemukakan pendapat dan ide-ide baru pada saat meeting,
ajak karyawan untuk terlibat dalam proyek yang sedang dikerjakan harus
20
memberikan ruang kepada karyawan untuk belajar dan berkreasi pada bidang
5. Bonus.
Sebagian besar karyawan akan bekerja dengan senang hati bila pekerjaan yang
bisa dimulai hal yang sederhana seperti pujian dari atasan atau bahkan berupa
bonus. Bonus ini dapat diberikan kepada karyawan yang benar-benar mampu
penghargaan tersebut ada baiknya jika disaksikan oleh karyawan yang lain,
tujuannya untuk memicu rasa kompetensi agar mereka dapat bekerja lebih
baik lagi.
kinerja dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. (1) Faktor internal
kinerja seseorang baik karena mempunyai kemampuan tinggi dan seseorang memiliki
tipe pekerja keras, sedangkan seseorang yang memiliki kinerja jelek disebabkan
orang tersebut mempunyai kemempuan rendah dan orang tersebut tidak memiliki
faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan, seperti
rendahnya kinerja karyawan. Menurut Azuar, Irfan, dan Saprianal (2014), yaitu : (1)
21
masalah kemampuan (ability) karyawan; (2) motivasi (motivation) karyawan; dan (3)
2. Ketepatan waktu
3. Inisiatif
4. Kecakapan
Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara induvidu ada enam yaitu,
1. Kualitas.
kemampuan karyawan.
2. Kuantitas.
3. Ketepatan Waktu.
22
Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan,
dilihat dari sudut kordinasi dengan hasil ouput serta memaksimalkan waktu
4. Efektivitas.
5. Kemandirian.
fungsi kerjanya.
6. Komitmen Kerja.
penelitian ini yang menjadi fokus dimensi dan indikator dengan menggunakan
kemampuan pegawai.
23
3. Kreativitas Kerja, kemampuan menciptakan cara baru atau inisiatif yang
diembanya
2. Gaya Kepemimpinan
kepemimpinan merupakan inti manajemen, ada dua definisi yang perlu menjadikan
titik tolok berpikir, yaitu : (1) kepemimpinan adalah kemampuan dan seni
memperoleh hasil melalui kegiatan dengan mempengaruhi orang lain dalam rangka
kemampuan memengaruhi orang lain dalam hal ini para bawahan sehingga mau dan
mampu melakukan kegiatan tertentu meskipun secara pribadi hal tersebut tidak
disenanginya.
sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk memengaruhi bawahan agar sasaran
organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola
perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin.
Dalam menjalankan tugas pemimpin memiliki tiga pola dasar gaya kepemimpinan,
yaitu : (1) gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan pelaksanaan tugas; (2)
24
gaya kepemimipinan yang berpola pada kepentingan hubungan kerja sama; (3) dan
gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan hasil yang dapat dicapai
(Veithzal Rivai, 2017: 36). Gaya kepemimpinan yang menunjukkan, secara langsung
bawahannya. Artinya gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil
kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang
ilmu telah banyak melakukan penelitian tentang gaya kepemimpinan yang diharapkan
dalam melaksanakan fungsi kepemimpinan dalam tiga tipe gaya kepemimpinan, yaitu
sebagai berikut:
Pada gaya ini menempatkan kekuasaan ditangan satu orang atau sekelompok
kecil orang yang diantara mereka tetap ada seorang yang paling berkuasa. Pemimpin
Perintah pemimpin sebagai atasan tidak boleh dibantah, karena dipandang sebagai
25
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis
selalu berinteraksi dengan para bawahannya. Gaya ini diwarnai dengan usaha
prinsip saling menghormati dan menghargai Antara yang satu dengan yang lain.
demokratis dan kendali bebas merupakan organisasi yang paling efektif karena
pendekatan yang partisipatif yang membuat dukungan dari bawahan selalu terjaga.
26
Komunikasi dilakukan dua arah, mendorong pengambilan keputusan dalam semua
Selain tiga gaya kepemimpinan tersebut masih ada gaya kepemimpinan yang
sebagai gaya tunggal yang paling efektif. Dalam (Kaswan, 2019 : 184) menyatakan
karya klasik oleh Burns (1978 dalam Norhthouse, 2013) yang mengaitkan peran
cenderung cerdas secara emosional, enerjik dan penuh gairah. Pemimpin sering
yang bisa diterima atau dari kenerja yang diterima menjadi kinerja yang lebih tinggi
sebagai agen penawar dalam suatu proses, dimana imbalan dan hukuman
teradministrasi. Damasari seperti yang dikutip oleh Yoga (2006 : 33) menyatakan
bawahan berdasarkan pada pertukaran atau adanya tawar menawar antara pimpinan
27
dan bawahan. Bass seperti yang dikutip oleh Pidekso dan Harsiwi (2001 : 3)
process) antara hubungan pempinan dan pegawai, dan transaksi berfokus pada
pengikut yang bekerja dengan baik untuk menyelesaikan tugas yang diperlukan
dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard (1969) dikutip oleh Rivai (2017 : 15)
adalah salah satu teori situasional yang paling terkenal merupakan model
mengembangkan manajemen. Para pemimpin harus menilai secara benar atau secara
mengguakan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan tingkatan tersebut. Hersey dan
Blanchard (1970-an dan 1980-an) menggunakan studi Ohio State University untuk
mereka.
28
c. Berpartisipasi (participate) : Mengizinkan anggota kelompok untuk
memengaruhi gaya yang harus digunakan oleh para pemimpin. Model gaya
yang berbeda:
Prinsip fundamental dari model situasional adalah bahwa tidak ada satu pun
tugas, dan pemimpin yang paling sukses adalah mereka yang menyesuaikan gaya
kelompok yang mereka coba pimpin atau pengaruhi. Kepemimpinan yang efektif
bervariasi, tidak hanya dengan orang atau kelompok yang dipengaruhi, tetapi juga
29
tergantung pada tugas, pekerjaan, atau fungsi yang perlu diselesaikan. Model
kepemimpinan; (2) tingkat kesiapan individu atau kelompok, juga disebut sebagai
mendukung, individu akan bekerja dalam tim karena ingin disukai orang lain.
Menurut Chaplin (2005) bahwa afiliasi adalah kebutuhan akan bertalian perkawanan
dengan orang lain, pembentukan persahabatan, ikut serta dalam kegiatan tertentu,
emosional anggota tim. Pemimpin berusaha untuk membuka jalur pipa yang
menghubungkan dia dengan tim. Pada akhirnya, gaya ini adalah tentang mendorong
harmoni dan membentuk hubungan kolaboratif dalam tim. Ini sangat berguna,
misalnya, dalam meredakan konflik di antara anggota tim atau meyakinkan orang
30
2.3. Teori Kepemimpinan
yaitu :
1. Teori sifat
yaitu: (1) kecerdasan; (2) kedewasaan dan kekuasaan hubungan social; (3) motivasi
2. Teori kelompok
harus terdapt suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengikut–
pengikutnya.
3. Teori situasional
prilaku pemimpin akan bisa menjadi faktor motivasi terhadap bawahan, jika prilaku
Dalam teori jalur tujuan (Path Goal Theory) yang dikembangkan oleh
Robert House (1971), dalam Rivai, Muliaman dan Ramly (2017) menyatakan bahwa
31
pemimpin menjadi efektif karena pengaruh motivasi mereka yang positif,
persepsi pengikutnya pada tujuan kerja, tujuan pengembangan diri dan jalan untuk
mencapai tujuan. Perilaku pemimpin memberikan motivasi sampai pada tingkat; (1)
panduan dan dukungan yang dibutuhkan oleh para pegawai, dan; (3) mengaitkan
Merupakan suatu teori yang dapat memberikan suatu model yang menjamin
sendiri.
merupakan salah satu kunci sukses tidaknya kepengurusan suatu organisasi baik itu
organisasi profit maupun non profit. Maju mundurnya, dinamika pertumbuhan dan
diterapkan. Suatu organisasi yang berhasil dalam mencapai tujuannya serta mampu
32
2.4. Fungsi-Fungsi Kepemimpinan
orang lain demi mencapai tujuan bersama. Proses ini dapat meliputi komunikasi
juga dapat meliputi bertidak selaku tokoh panutan bagi para pegawai. Siagian dalam
yang terdiri dari : (1) pemimpin sebagai penentu arah; (2) pemimpin sebagai wakil
dan juru bicara organisasi; (3) pemimpin sebagai komunikator yang aktif; (4)
jawabnya.
anggota organisasi karena itu memiliki figure sentral dan tumpuan harapan
33
3. Fungsi partisipatif; fungsi ini sebagai strategi kepemimpinan dalam
relevan yang terwujud melalui kerjasama dalam tim (team work), (b)
semua anggota organisasinya. Keputusan itu dibuat agar para anggota dapat
34
2.5. Dimensi dan Indikator Gaya Kepemimpinan
gaya kepemimpinan yang berkaitan dengan kekuatan personal dan keikut sertaan para
kepemimpinan yang aktif, dinamis dan terarah diwarnai dengan usaha mewujudkan
dengan anggotanya.
dengan anggotanya.
35
5. Derajat Motivasi; mengarahkan dan mengontrol karyawan untuk
Sedangkan menurut Pandi Afandi (2018: 116) yang menjadi dimensi dan
(2) tanggung jawab; (3) disiplin; (4) mempunyai banyak relasi; (5) cepat
mengambil keputusan.
3. Budaya Organisasi
Mooeljono (2003: 16) dikutip dalam Nawawi (2015) adalah sebagai pola semua
suasana baik material atau semua perilaku yang sudah diadopsi masyarakat secara
36
termasuk semua cara yang telah terorganisasi, kepercayaan, norma, nilai-nilai budaya
yang implicit serta premis yang mendasar dan mengandung suatu perintah.
Leadership” duraikan bahwa budaya adalah pola asumsi dasar yang diciptakan,
ditemukan, atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu, dengan maksud agar
akibat adaptasi eksternal dan integrasi internal yang sudah berjalan dengan cukup
baik, sehingga perlu diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar
tersebut.
yang karyawan rasakan dan bagaimana persepsi ini menciptakan suatu pola teladan
kepercayaan, niali-nilai, dan harapan. Budaya sebagai “suatu pola teladan dari
penerimaan dasar ketika ditemukan, atau yang dikembangkan oleh kelompok tertentu
sebagai upaya belajar untuk mengatasi permasalahan dari adaptasi eksternal dan
integrasi internal yang telah bekerja cukup lancar untuk menjadi mempertimbangkan
yang sah, dan oleh karena itu, untuk mengajar ke anggota baru sebagai cara yang
benar untuk merasa, berpikir, dan merasakan dalam hubungan dengan masalah”.
penelitiannya mengatakan budaya organisasi dibentuk dari dua sumber yaitu, factor
internal dan factor ekternal. Faktor internal terdiri dari atas nilai-nilai yang dianut
37
staf, nilai dan atribut organisasi, visi/misi organisasi, dan kepemimpinan, sedangkan
factor eksternal terdiri atas faktor pasar, tipe layanan yang dibutuhkan publik dari
variable segmen. Lebih lanjut dijelaskan bahwa budaya organisasi bersumber dari
berperilaku sesuai dengan budaya yang berlaku agar diterima oleh lingkungannya.
Selain itu, Sutrisno (2010: 2) dikutip dalam (Eko, Irvan, dan Yantje, 2019),
yang telah lama berlaku, disepakati san diikuti oleh para anggota suatu organisasi
organisasi juga disebut budaya perusahaan, yaitu seperangkat nilai- nilai atau norma-
norma yang telah relatif lama berlakunya, dianut bersama oleh para anggota
organisasi (perusahaan).
dikemukakan oleh Tan (2002) dalam Wibowo (2008 : 189) yang dikutip oleh
38
menentukan pertumbuhan organisasi. Organisasi dapat tumbuh dan berkembang
Nilai inti budaya organisasi dibedakan atas dua kategori : (1) nilai adaptif;
dan (2) nilai integratif. Nilai adaptif menuntun anggota organisasi agar selalu
beradaptasi dengan tuntutan perubahan melalui pengembangan inovasi dan dan selalu
nilai bersama, sikap dan perilaku aparatur yang berdampak terhdap peran
kepemimpinan mulai dari perilaku dan strategi sebagai hasil kombinasi dari falsafah,
dan sikap yang telah diyakini pegawai sehingga telah menjadi perilaku mereka dalam
Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2012 Tentang
system nilai bersama dalam suatu organisasi yang menjadi acuan bagaimana para
pegawai melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan atau cita-cita organisasi. Hal ini
tidak mengherankan bila kemudian terlihat jelas dalam perilaku individu dan
39
kelompok. Budaya organisasi juga menjadi dasar praktik di dalam organisasi,
dan dalam Feriyanto dan Triana (2015: 135) mengemukakan fungsi budaya
organisasi yaitu:
1. Budaya mempunyai suatu peran pembeda antara organisasi yang satu dengan
yang lain.
organisasi.
Sutrisno, 2011).
40
1. Budaya Kelompok. Sebuah budaya kelompok yang berorientasi internal dan
berfokus pada control dan stabilitas. Budaya ini memiliki nilai-nilai dan
namun budaya organisasi bisa saja memiliki ciri-ciri, sifat dan karakter yang sama.
Menurut Robbins (1996: 209) yang dikutip dalam Nawawi (2015: 8) organisasi
memiliki 7 (tujuh) karakteristik prima yang merupakan hakekat dari suatu budaya
41
1. Inovasi dan Pengambilan resiko (Innovation and risk taking), yaitu sejauh
2. Perhatian terhadap hal-hal rinci (attention to detail), yaitu sejauh mana para
memusatkan pada hasil, bukannya pada teknik dan proses yang digunakan
Sesuai pendapat Shein (dalam Gibson et al., 2000) dikutip dalam Nawawi
(2015 : 86-87) membagi budaya dalam tiga tingkatan, yaitu artifact, nilai-nilai yang
42
1. Artifact adalah hal-hal yang dilihat, didengar, dan dirasakan, jika seseorang
dikenalnya. Artifact termasuk produk, jasa dan bahkan tingkah laku anggota
dianggap sudah ada oleh anggota organisasi. Budaya untuk menetapkan cara
43
1. Artefak
budaya di setiap organisasi. Bagian budaya yang terlihat dan dapat dilihat oleh
pengunjung atau "orang luar" bisa bentuk dalam aspek-aspek berikut ini:
diperoleh.
b. Bahasa memberikan budaya melalui cara berbicara, tutur kata, level dan
jenis orang atau tindakan apa yang dianggap heroik, bagaimana jenis situasi
tertentu harus ditangani, apa yang tidak boleh dilakukan, apa yang terjadi
dalam organisasi ini jika seseorang bertindak dengan cara tertentu dan
seterusnya. Yang sangat menarik adalah kisah yang menceritakan apa yang
terjadi di organisasi 'orang' jika orang berstatus tinggi melanggar aturan, apa
yang terjadi jika organisasi harus memilih antara keuntungan dan orang, apa
yang terjadi jika membuat kesalahan di sini / di sana. Kisah-kisah ini bisa
44
d. Teknologi juga merupakan bagian dari budaya, karena mencerminkan dan
e. Tradisi yang terlihat ditampilkan pada upacara dan ritual, praktik sosial,
melakukan sesuatu.
Artefak terlihat, tetapi itu tidak berarti bahwa dapat dipahami dengan mudah
dan oleh semua orang, bahkan dapat membingungkan bagi pengamat yang tergoda
untuk menggunakan label dan stereotip yang tersedia saat melihatnya. Dengan
2. Nilai-nilai
Nilai-nilai berada pada tingkat kesadaran yang lebih tinggi dan nilai-nilai
seharusnya terjadi. Ketika mengatakan 'pendapat', itu berarti bahwa ketika datang ke
akting, anggota ini mungkin atau tidak mungkin bertindak sesuai nilai-nilai. Nilai-
nilai membantu anggota organisasi mengelompokan situasi dan tindakan mana yang
nilai telah diartikulasikan, didaftar dan diatur sesuai dengan prioritas. Pengamat
hanya dapat menemukan bahwa nilai-nilai tidak membentuk suatu pola, atau bahwa
45
3. Asumsi dasar
fakta sehingga tidak pernah ditentang. Pola asumsi dasar berkembang di antara
anggota kelompok sosial dan menjadikan inti budaya dalam organisasi apa pun.
Ketika asumsi dasar dipahami, artefak dan nilai yang nampak terisolasi dan
a. Asumsi tentang apa itu "kebenaran" dalam masalah fisik dan sosial,
privasi.
d. Asumsi dasar tentang aspek intrinsik atau hakiki dari sifat manusia, apakah
sifat manusia pada dasarnya baik atau buruk dan apakah itu dapat
disempurnakan.
46
e. Asumsi tentang hubungan organisasi dengan lingkungannya, pemahaman
tentang pekerjaan dan permainan, dan seberapa banyak kegiatan serta waktu
f. Asumsi tentang cara yang tepat bagi orang untuk berhubungan satu sama
lain, cara yang tepat untuk mendistribusikan kekuasaan dan tanggung jawab,
dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai dapat dilihat pada table 2.1.
dibawah ini:
47
Moderasi Di Moderated organisasi terhadap Budaya
PT.. PLN Regression variabel kinerja pegawai. Organisasi,
(Persero) Unit Analysis (MRA) Lingkungan kerja tidak Lingkungan
Induk Wilayah dapat memoderasi Kerja, dan
Sumatera Utara hubungan antara variabel Kinerja
budaya organisasi terhadap Pegawai,
kinerja pegawai. Oleh Lokus :analisis
karena itu, lingkungan deskripsi model
kerja bukan variabel moderated
moderating dalam regresision
penelitian ini. Artinya analysis.
variabel lingkungan kerja
tidak dapat memperkuat
atau memperlemah
hubungan antara budaya
organisasi terhadap kinerja
pegawai.
1.Eko G. V. Kho, Pengaruh Gaya Teori : Tujuan dari penelitian ini Peneliti
2.Irvan Trang, Kepemimpinan, (1) Rivai (2014:2) adalah untuk mengetahui terdahulu
3.Yantje Uhing, Budaya Gaya pengaruh gaya menggunakan
2019. Organisasi Dan Kepemimpinan. kepemimpinan, budaya variable disiplin
Jurnal EMBA : Disiplin Kerja (2) Sutrisno (2010: organisasi dan disiplin kerja terhadap
Vol. 7 No. 1 Terhadap 2), Budaya kerja terhadap kinerja kinerja.
Januari 2019 Kinerja Pegawai Organisasi. pegawai. Hasil uji t Fokus ;
Kantor (3) Bangun (2012), menunjukkan bahwa: (1) Kepemimpinan,
Pelayanan Pajak kinerja pegawai. gaya kepemimpinan tidak Budaya
Pratama Manado Metode analisis : berpengaruh secara Organisasi,
Analisis Regresi signifikan terhadap kinerja disiplin kerja
Linier Berganda pegawai; (2) budaya dan Kinerja
organisasi berpengaruh pegawai.
secara signifikan terhadap; Lukus : Metode
(3) disiplin kerja analisis regresi
berpengaruh secara linear berganda.
signifikan terhadap kinerja
48
pegawai.
Rukmawati, 2016 Pengaruh Teori : Tujuan penelitian, untuk Peneliti
Budaya (1) Likert dalam mengetahui pengaruh terdahulu
Organisasi Dan Bolle (2015), gaya budaya organisasi dan gaya terfokus pada
Gaya kepemimpinan kepemimpinan terhadap disiplin, daftar
Kemimpinan (2) Liliweri (2014) kinerja pegawai secara hadir dan
Terhdap dan Robbins parsial dan simultan. pemberdayaan
Terhadap (2015), budaya Hasil penelitian diketahui pegawai,
Kinerja Pegawai organisasi. bahwa : (1) budaya Fokus : Studi
(Studi Kasus di (3) Bangun (2012) organisasi secara parsial kasus Budaya
Balai Pelatihan kinerja pegawai. berpengaruh signifikan organisasi, gaya
Peternakan Metode analisis : terhadap kinerja pegawai; kepemimpinan
Kupang) Analisis Regresi (2) gaya kepemimpinan dan kinerja
Sederhana dan secara parsial berpengaruh karyawan.
Regresi Linier positif dan tidak signifikan Lokus :
Berganda berpengaruh terhadap Metode analisis
kinerja pegawai; (3) regresi linear
budaya organisasi dan gaya sederhana dan
kepemimpinan secara regresi linear
simultan berpengaruh berganda.
positif dan signifikan
kinerja;
B. Kerangka Berpikir
Kinerja pegawai pada hakikatnya merupakan hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Informasi tentang kinerja pegawai
merupakan hal yang sangat penting untuk mengukur seberapa jauh keberhasilan
49
mengenai organisasi tersebut serta menunjukan ukuran prestasi yang telah dicapai
oleh aparatur.
dengan tenaga kerja itu sendiri maupun yang berhubungan dengan lingkungan
organisasi. Untuk memenuhi tanggung jawab social sebagai pegawai yang berkinerja
tinggi, maka terdapat beberapa factor yang menyebabkan pegawai memiliki kinerja
diantaranya adalah budaya organisasi dan gaya kepemimpinan. Kedua factor ini
pegawai.
sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk memengaruhi bawahan agar sasaran
organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola
perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin.
Dalam menjalankan tugas pemimpin memiliki tiga pola dasar gaya kepemimpinan,
yaitu : (1) yang mementingkan pelaksanaan tugas; (2) yang mementingkan hubungan
kerja sama; (3) dan yang mementingkan hasil yang dapat dicapai (Veithzal Rivai,
50
Artinya gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi
dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin
aspek budaya organisasional. Budaya organisasi yang kuat dan tertanam individu
serta organisasi yang merupakan niali-nilai kerja sama yang dianut, diyakini dan
Setiap organisasi akan terus berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawannya agar
dapat mencapai hasil kerja yang baik dan memuaskan. Untuk mencapainya
memerlukan banyak usaha yang harus dilakukan, baik oleh pimpinan dengan gaya
tanggung jawab yang besar dalam seluruh proses yang biasanya termasuk dalam
51
manajemen sumber daya manusia yang berkaitan dengan para pegawai yang berada
Hal tersebut diperkuat oleh Stoner (1996) sebagaimana yang dikutip dalam
berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses mengarahkan
kerja maupun sebaliknya, gaya kepemimpinan yang tepat tergantung pada pada orang
menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat agar pegawai mau melaksanakan tugas
yang diberikan kepadanya dengan baik dan menghasilkan kinerja yang efektif.
pengendali dan arah dalam membentuk sikap dan perilaku manusia yang melibatkan
diri dalam suatu kegiatan organisasi. Sebagai proses interaksi internal maka budaya
52
Sedangkan sebagai proses adaptasi eksternal maka budaya organisasi berfungsi
sebagai sarana untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan luar organisasi. Pegawai
yang memiliki kinerja baik maka kinerja organisasi pun akan meningkat pula karena
persepsi umum yang dimiliki oleh seluruh anggota organisasi, sehingga setiap
pegawai yang menjadi anggota organisasi akan mempunyai nilai, keyakinan, dan
tersebut harus mengikuti aturan atau budaya-budaya yang sudah ditetapkan, tanpa
parsial maupun secara simultan memiliki pengaruh yang signfikan terhadap kinerja
pegawai. Gaya kepemimpinan yang tepat akan membawa dampak yang besar
terhadap kinerja pegawai. pemimpin yang efektif dalam menerapkan gaya tertentu
53
memanfaatkan kekuatan bawahan untuk mengimbangi kelemahan yang mereka
miliki. Selain itu, budaya organisasi akan mempengaruhi bagaimana cara organisasi
menjalankan aktivitasnya dan sebaliknya sikap dan perilaku yang menjadi kebiasaan
dasar asumsi han budaya organisasi. Hal ini untuk menggambarkan bahwa sikap dan
tugasnya sesuai nilai-nilai yang dianut oleh seluruh warga organisasi. Jadi, didalam
organisasi publik, jika gaya kepemimpinan dan budaya organisasi dijalankan dengan
baik dan efektif maka akan mendorong seluruh anggota organisasi untuk
Gaya Kepemimpinan
(X 1)
ryx1
rx1 x2 Ryx1 x2 Kinerja Pegawai
(Y)
ryx2
Budaya Organisasi
(X2)
secara parsial
54
C. Hipotesis
sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang disusun dalam bentuk kalimat
pertanyaan dan jawaban sementara berdasarkan pada teori yang relevan serta
55
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kinerja
Pegawai (Y).
(Y)
56
BAB III
METODE PENELITIAN
dependen. Penelitian adalah suatu atribut atau sifat/nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
wawancara terstuktur.
mencapai tujuan. Selain itu dalam organisasi ini terdapat dua kategori
57
kepemimpinan; (b) pengikut atau anggota organisasi yang menjalankan
1. Variable Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji dua variable yang digunakan, yaitu
a. Variabel Independen
independen adalah :
b. Variable Dependen.
akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
58
2. Definisi Operasional
Gaya kepemimpinan adalah cara berpikir dan cara bekerja yang khas dari
dalam organisasi menjadi pedoman berpikir dan bekerja semua anggota organisasi
untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan menjadi acuan untuk solusi masalah
Kinerja pegawai adalah hasil karya yang dicapai oleh seseorang pegawai
dalam periode waktu tertentu yang telah ditetapkan dalam mengembangkan tugas
pokok, fungsi, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan posisinya dalam
59
3. Indikator dan Skala Pengukuran
indicator dan skala pengukurannya, dapat dilihat pada table di bawah ini :
60
Keputusan 2. Kecepatan dan ketepatan dalam 3. Netral (3)
4. Tidak Setuju (2)
Likert dalam mengambil keputusan
5. Sangat Tidak Setuju (1)
(Rukmawati: 20l6) 3. Melibatkan bawahan
3. Komunikasi : 1. Frekuensi komunikasi 1. Sangat Setuju (5)
2. Setuju (4)
Likert dalam 2. Diskusi masalah pekerjaan
3. Netral (3)
(Rukmawati :2016) 3. Ketrampilan berkomunikasi 4. Tidak Setuju (2)
5. Sangat Tidak Setuju (1)
4. Interaksi 1. Pola intraksi 1. Sangat Setuju (5)
2. Setuju (4)
Likert dalam 2. Suasana bersahabat dalam pekerjaan
3. Netral (3)
(Rukmawati :20l 6) 3. Perhatian pada konflik 4. Tidak Setuju (2)
5. Sangat Tidak Setuju (1)
5. Motivasi 1. Adanya bimbingan dan arahan 1. Sangat Setuju (5)
2. Setuju (4)
Likert dalam 2. Memberikaninspirasi
3. Netral (3)
(Rukmawati :2016) 3. Memberikan reward/hadiah 4. Tidak Setuju (2)
5. Sangat Tidak Setuju (1)
6. Kontrol 1. Melakukan pengawasan secara langsung 1. Sangat Setuju (5)
2. Setuju (4)
Likert dalam 2. Membangun Koordinasi
3. Netral (3)
(Rukmawati :2016) 3. Teguran secaralangsung 4. Tidak Setuju (2)
5. Sangat Tidak Setuju (1)
Budaya Organisasi : 1. Mampu berinovatif 1. Sangat Setuju (5)
a. Nilai Adaptif; 2. Mengadopsi sistem kerja 2. Setuju (4)
1. Inovasi dan 3. Bertanggungjawab dalam pengambilan 3. Netral (3)
Pengambilan resiko. keputusan 4. Tidak Setuju (2)
Robbins dalam 5. Sangat Tidak Setuju (1)
(Nawawi:2015)
2. Agresivitas 1. Cepat tanggap dan respon dalam 1. Sangat Setuju (5)
Robbins dalam Nawawi pekerjaan 2. Setuju (4)
:2015) 2. Selalu semangat kerja 3. Netral (3)
3. Berkompetisi dengan rekan kerja 4. Tidak Setuju (2)
5. Sangat Tidak Setuju (1)
4. Orientasi Hasil 1. Hasil kerja/Output 1. Sangat Setuju (5)
Robbins (dalam 2. Kegunaan dan manfaat pekerjaan 2. Setuju (4)
Nawawi, 2015) 3. Utamakan tim dalam bekerja 3. Netral (3)
4. Tidak Setuju (2)
5. Sangat Tidak Setuju (1)
61
b. Nilai Integratif; 1. Sangat Setuju (5)
4. Orientasi Orang 1. Bermanfaat bagi orang 2. Setuju (4)
Robbins dalam 2. Menghargai orang lain 3. Netral (3)
Nawawi, 2015) 3. Mengutamakan orang dalam bekerja 4. Tidak Setuju (2)
5. Sangat Tidak Setuju (1)
Menurut Sugiyono (2017:137), jika dilihat dari sumbernya maka data terbagi
1. Data Primer
observasi dan kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah sampel responden yang
sesuai dengan target sasaran dan dianggap mewakili seluruh populasi sebagai
62
responden dan informan kunci yang diharapkan dapat memberikan data/informasi
Pengumpulan data primer dilakukan melalui beberapa cara atau teknik, yaitu sebagai
berıkut :
a. Pengamatan (Observasi)
pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik
yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner.” Observasi dilakukan dengan dua cara,
yaitu mengamati dan melakukan pencatatan hasil secara teliti dari gejala yang ada,
yaitu :
proses pekerjaan dan tingkah laku pegawai pada Dinas Pengendalian Penduduk dan
b. Wawancara
cara mewawancarai langsung para informan, kuncinya sebagai nara sumber yang
63
c. Kuesioner
pertanyaan yang disusun disertai dengan sejumlah alternatif jawaban yan disajikan
untukdijawabdengancaramemilihsatudarialternatifjawabanyangtersedia yang
dipandang palingrelevan.
Skala Resis Likert digunakan dalam penelitian ini karena untuk mengukur
pendapat, sikap, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena
sosial. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berisi tentang persepsi pegawai
yang berkaitan dengan gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan kinerja pegawai.
Kupang.
2. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari pihak lain secara tidak langsung,
ruang likup perusahaan, struktur organisasi, buku, literatur, artikel, serta situs di
internet yang ada relevansinya dengan penelitian ini. Pengumpulan data sekunder
diperoleh melalui :
64
a. Studi Kepustakaan
b. Buku
Data sekunder bisa diperoleh dari buku yang akan digunakan sesuai dengan
kebutuhan peneliti. (Peneliti sebagai tangan kedua) bisa juga dari jurnal dan laporan.
1. Populasi
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal,
atau orang yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi pusat perhatian peneliti,
penelitian ini, peneliti memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota
populasi untuk manjadi sampel (probability sampling) adalah seluruh Pegawai Negeri
Sipil yang ada di PPKB Kota Kupang di Sub Bagian Pelaksanaan dan Keuangan,
2. Sampel
65
Dalam melakukan pemilihan sampel, peneliti melakukan langkah-langkah
Keluarga Berencana Kota Kupang yaitu populasi yang besar, sejumlah 73 orang.
1. Tingkat pendidikan para pegawai (PNS) yang tidak sama: SLTA, D1, D2,
2. Perbedaan tingkat golongan setiap pegawai (PNS): Eselon II, III, IV.
3. Pegawai dengan kualifikai jenis kelamin yang tidak sejenis yakni: laki-laki
dan perempuan.
terkadang tidak hanya melakukan dinas dalam Kota tetapi juga dinas luar
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Oleh karena sampel hanya berjumlah 35 orang PNS yang menurut
66
a. PNS yang menduduki jabatan strukural (PNS Eselon II), yaitu: Kepala
b. PNS yang menduduki jabatan non strukural (PNS Eselon III), yakni:staff
atau unit kerja. PNS (Eselon IV dan III) tersebut yang diposisikan pada
n=
( )
n=
( , )
n=
( , )
n=
,
n=
,
n = 34,761904....dibulatkan menjadi 35 orang.
Dimana : n = jumlah sampel,
N = jumlah populasi , dan
e2 = tingkat kesalahan dalam memilih anggota sampel tan ditolelir
sehingga memperoleh sampel 35 orang.
67
Tabel 3.2. Kerangka Pengambilan Sampel Pegawai pada Dinas Pengendalian
68
Kesejahteraan Eselon II -
Keluarga Eselon III 1
8 Eselon IV 3
II Fungsional -
Khusus
III Fungsional 4
Umum/pelaksana
Jumlah 8
Total Sampel 35
Sumber : Data primer olahan penulis, 2021.
karena kualitas data yang diperoleh dalam banyak hal yang ditentukan oleh kualitas
jawabkan maka, data yang diperoleh juga dapat dipertanggung jawabkan. Artinya,
data yang bersangkutan dapat mewakili atau mencerminkan keadaan sesuatu yang
diukur pada diri subyek penelitian dan atau si pemilik data. Sehingga perlu kiranya
instrumen penelitian tersebut diuji dengan persyaratan kualifikasi yang meliputi uji
Skala Resis Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang tentang fenomena social, Sugiyono (2017: 133). Item skala pengukuran
disusun berdasarkan data interval dengan model skala Likert. Alternatif jawaban
69
Tabel 3.3. Skala Likert
menghasilkan skor tertentu. Tetapi, sesuai dengan sifat dan cirinya, angka 1,2,3,4,
dan 5 atau skor yang sudah diperoleh tidak memberi arti apa-apa terhadap obyek yang
diukur. Dengan kata lain, skor yang lebih tinggi lebih tidak berarti lebih baik dari
skor yang lebih rendah. Skor 1 hanya menunjukan sikap “ sangat tidak setuju”, skor 2
1. Uji Validitas
data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan oleh
peneliti. Untuk mencari validitas sebah item, kita mengkorelasikan skor item dengan
total item-item tersebut. Kaidah pengambilan keputusan jika dinilai koefisien antara
butir pertanyaan sama atau lebih besar dari 0,30 (r > 0,30) maka instrument tersebut
70
dinyataan valid. sebaliknya apabila koefesien korelasi : r kurang dari 0,30 (r < 0,30)
Keterangan :
N = Banyaknya sampel
2. Uji Reliabilitas
Maksud dari uji reliabilitas adalah untuk mengetahui apakah kuesioner yang
digunakan dalam penelitian ini menunjukan tingkat ketepatan, keakuratan,
dan konsistensi meskipun kuesioner ini digunakan dua kali atau lebih pada lain
waktu. Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pernyataan dalam kuesioner yang telah
71
dinyatakan valid. Pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Alpha
Cronbach karena instrumen penelitian ini berbentuk angket dan skala bertingkat.
Rumus Alpha Cronbach sebagai berikut :.
Keterangan :
72
F. Teknik Analisis Data
dengan memanfaatkan dua macam statistik, yakni statistik deskriptif dan statististik
penelitian melalui nilai rata-rata, simpangan baku, ataupun table distributor skor.
variable satu terhadap variable lainnya. Teknik statistik analitik yang digunakan
atas jawaban yang diberikan responden terhadap pernyataan dari setiap item
kuesioner. Setelah data dari seluruh responden terkumpul, maka peneliti melakukan
tiap variabel yang diteliti, dan melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah. Analisis data digunakan juga untuk menguji hipotesis yang diajukan
peneliti, karena analisis data yang dikumpulkan untuk mengetahui pengaruh antara
variabel independent (X1, X2) terhadap variable dependent (Y). Untuk menjawab
1. Analisis Deskriptif
yang ada secara faktual dan sistematis. Analisis deskripsi yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah analisa capaian indikator, dimana analisis tersebut dihitung
73
berdasarkan jumlah jawaban resonden untuk masing-masing item pernyataan lalu
dibagi skor ideal yang dikalikan dengan 100 % atau dapat dirumuskan sebagai berikut
CI = 100 %
Keterangan :
CI = Capaian Indikator
SI = Skor Ideal
$ % & $% %
R=
'
Keterangan :
R = Rentang Skor
hasil pengukuran yang dapat dicapai untuk memberi gambaran pada setiap dimensi
74
dalam dalam penelitian merupakan indikator yang baik apabila secara keseluruhan
Penilaian terhadap skor yang dicapai oleh setiap variable atau dimensi akan
Klasifikasi dan skor yang digunakan untuk variable dengan dua indikator pengukuran
pengukuran setiap variable dengan mengacu pada rentang skor sebagai berikut :
75
1. 20 % - 35,99 % = Tidak baik/Tidak setuju
2. 36 % - 51,99 % = Kurang baik/Kurang setuju
3. 52 % - 67,99 % = Cukup baik/Netral/Ragu
4. 68 % - 83,99 % = Baik/Setuju
5. 54 % - 100 % = Sangat baik/Sangat setuju
2. Analisis Inferensial
sejauhmana kesamaan antara hasil yang diperoleh dari suatu sampel dengan hasil
yang akan didapat pada populasi secara keseluruhan. Jadi statistik inferensial
membantu peneliti untuk mencaritahu apakah hasil yang diperoleh dari suatu sampel
peluang (probability) dan sampel yang dipilih secara acak (random). Suatu
kesimpulan, data sampel yang yang akan diberlakukan untuk populasi ini mempunyai
Digunakan untuk mengukur kekuatan antara hubungan dua variabel dan juga
untuk dapat mengetahui bentuk hubungan keduanya dengan hasil yang bersifat
kuantitatif.
76
4. Analisis Regresi Linier Sederhana
Merupakan metode statistik yang berfungsi untuk menguji sejauh mana hubungan
sebab akibat antara variabel faktor penyebab (X) terhadap variabel akibatnya.
Y = a + bX
Keterangan:
a= Konstanta
dua atau lebih independen sebagai factor sebagai predictor dinaik turunkan nilainya
Analisis ini untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variable bebas (X)
terhadap variable terikat (Y). Menurut Sugiyono (dalam Eko, Irvan dan Yantje,
77
Y = a + b1 X1 + b2 X2
Dimana:
Y= Kineja Pegawai
a = Konstanta
X1 = Gaya kepemimpinan
X2 = Budaya organisasi
dalam penelitian ini konsisten dengan teori atau tidak, maka dilakukan pengujian
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variable
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak dalam penelitian dengan
menggunakan analisis grafik. Analisis grafik dengan melihat normalitas residual yaitu
dengan melihat grafik histogram yang membandingkan Antara data observasi dengan
distribusi yang mendekati distribusi normal, atau melihat norma probability plot
78
normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual yang akan
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis
sisimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang menceng kekiri
dan tidak normal. Sedangkan grafik normal plot terlihat titik-titik normal menyebar
disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak menjauh dari garis diagonal. Dasar
pengambilan keputusan : (1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi
normal, mak model regresi memenuhi asumsi normalitas; dan (2) Jika data jauh dari
garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya
tidak menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
koefesien determinasi yang tinggi (( ) katakan diatas 0,8 tetapi hanya sedikit
Namun berdasarkan uji F secara statistic signifikan yang berarti semua variable
79
independent tidak berpengaruh terhadap variabeldependen, namun bersama-sama
menggunakan Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini
(Ghazali,2006). Jadi Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena
VIF = 1/tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinearitas adalah tolerance < 0,10 atau sama dengan VIF > 10.
c. Uji Linearitas
Uji ini digunakan untuk melihat model yang digunakan sudah benar atau
tidak. Apakah fungsi yang digunakan dalam studi empiris sebaiknya berbentuk linear,
kuadrat, atau kubik. Dengan uji linearitas akan diperoleh informasi apakah model
empiris sebaiknya linear, kuadrat, atau kubik. Untuk melihat linearitas kita dapat
Uji linearitas dapat dilakukan uji D-W, yakni dengan melihat nilai D-W
untuk masing-masin model yakni model linear dan kuadrat dengan mendasarkan pada
nilai D-W, bandingkan nilai statistic. Jika signifikan atau berada pada daerah auto
korelasi positif, maka spesifikasi model persamaan utama adalah salah, atau
80
misspesification, sebaliknya tidak signifikan atau berada pada daerah bebas auto
korelasi maka spesifikasi model persamaan utama adalah benar (Ghazali, 2006).
d. Uji Heteroskedastisitas
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
yaitu memelihara Grafik plot antara nilai prediksi variable terikat (dependen) yaitu
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X
pengambilan keputusan : (1) Jika ada pola tertentuseperti titik yang ada membentuk
mengindikasikan telah menjadi heteroskedastisitas; dan (2) Jika tidak ada pola yang
jelas seperti titik menyebar diatas dan dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y,
81
7. Pengujian Hipotesis
independen secara parsial terhadap variable dependen, dan dilakukan dengan cara
membandingkan nilai kritis t dengan nilai t test (t rastio) yang terdapat pada table
Analysis of Variance.
a. Merumuskan Hipotesis ;
ᵦ
Ha : ᵢ # 0 Berarti variable bebas Xi atau (ti) mempunyai pengaruh yang signifikan
degree of freedom atau df (n-k-1) dan (n-k), dimana k merupakan jumlah variable
82
ᵦᵢ
t hitung (i) =
S ᵦᵢ
Dimana : i adalah; 1, 2,……m
‹
1. Jika P >O , maka terima Ho dan tolak Ha, artinya secara secara parsial
2. Jika P <O‹, maka terima Ha dan tolak Ho, artinya secara secara parsial
83
testdengan (F ratio) pada tabelanalisis of variances. Hasil perhitungan dengan
a. Merumuskan Hipotesis
terhadap variable terikat (Kinerja Pegawai pada Dinas Pengendalian Penduduk dan
Ho : Nominal salah :
ᵦ
Ha : ᵢ Fₒ = # O Berarti variable bebas (Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi)
95 % dan dengan degree of freedom (k-1) dan (n-k). dimana n adalah jumlah
84
1. Menghitung nilai Fhitung
( /(k1)
F hitung =
(1( )/ (n k)
‹
1. Jika P >O , maka terima Ho dan tolak Ha, artinya secara bersama-sama
Kupang).
‹
3. Jika P <O , maka terima Ha dan tolak Ho, , artinya secara bersama-sama
85
4. Koefesien Determinan ()* )
variable X berubah. Nilai koefesian determinasi berada diantara 0 (nol) atau 1(satu).
menjelaskan variasi variable dependen sangat terbatas. Nilai akan semakin baik bila
Keterangan :
( +( 1) = Koefesien regresi variabel kinerja pegawai.
5 = Koefesien regresi variabel Gaya Kepemimpinan.
5 = Koefesien regresi variabel Budaya Organisasi.
5 = Koefesien regresi variabel independen.
∑6 4 = Total skor variable Gaya Kepemimpinan x total skor variable
kinerja pegawai.
∑ 6 8 = Total skor variable Budaya Organisasi x total skor variable kinerja
pegawai.
∑ 6 8 = Total skor variable independen x total skor variable dependen.
∑ 8 = Total skor kuadrat variable kinerja pegawai.
86
BAB IV
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 6 Tahun 2019 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 13 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Kupang. Dengan Ketentuan pasal
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Kupang (Lembaran Daerah Kota
Kupang Tahun 2016 Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Kota Kupang Nomor
273) diubah dan ditambah dalam Ketentuan pasal 2 Perangkat Daerah huruf (d) Dinas
“Terwujudnya Kota Kupang yang Layak Huni, Cerdas, Mandiri dan Sejahtera dengan
tatakelola Bebas KKN:
87
cukup bagi kebutuhan penduduk dan tersedianya transportasi yang aman
bagi warga.
Misi :
88
Gambar 4.1. Bagan Struktur Organisasi
Kepala Dinas
Sekretaris
89
4. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Kota Kupang.
Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Kupang memiliki Tugas pokok dan Fungsi
sebagai berikut :
lingkungan BKKBN;
90
9. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
BKKBN;
5. Ciri-Ciri Responden
Data responden menurut Kelompok Usia dan Jenis Kelamin dapat dilihat
pada tabel4.1. sebagai berikut :
Tabel4.1.Ciri-ciri responden menurut Kelompok Usia dan Jenis Kelamin
tahun 2021.
Jenis Kelamin
Umur Laki-laki Perempuan Total
(Tahun) Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(orang) % (orang) % (orang) %
≤ 20 0 0 0 0 0 0
21-30 0 0 1 2.86 1 2.86
31-40 7 20.00 7 20.00 14 40.00
41-50 4 11.43 4 11.43 8 22.86
51-60 4 11.43 8 22.86 12 34.29
Jumlah 15 42.86 20 57.15 35 100.00
Sumber : Data Primer yang diolah Penulis, 2021
91
Pada tabel4.1. terlihat bahwa proporsi terbesar responden berada pada
perempuan. Kemudian diikuti dengan responden berusia diatas 50 tahun sekitar 34,29
% terdiri dari 11,43 % lelaki dan 22,86 % perempuan, proporsi terkecil adalah
kelompok usia antara 21-30 tahun sekitar 2,86 % yang terdiri atas 1 orang perempuan
pegawai. Data responden menurut tingkat pendidikan dan jenis kelamin disajikan
Jenis Kelamin
Jenjang Laki-laki Perempuan Total
Pendidikan Jumlah Persenta Jumlah Persentas Jumlah Persentase
(orang) se % (orang) e% (orang) %
SMTA 4 11.43 2 5.71 6 17.14
D-3 1 2.86 0 0 1 2.86
S-1 15 42.86 10 28.56 25 71.42
S-2 1 2.86 2 5.72 3 8.58
S-3 0 0 0 0 0 0
Jumlah 21 60.00 14 40.00 35 100.00
Sumber : Data Primer yang diolah Penulis, 2021
tamat SMTA 17,14 % meliputi lelaki 11,43 % dan perempuan 5,71 %. Responden
92
sedangkan lelakinya nihil. Kalangan responden yang berpendidikan S-1 mencapai
71,42 % terdiri dari lelaki 42,86 % dan perempuan 28,56 %. Responden berjenjang
pendidikan S-2 berjumlah 8,85 % terdiri atas lelaki 2,86 % dan 5,72 % perempuan.
Masa kerja seorang pegawai merupakan salah satu factor penting yang turut
yang bersangkutan. Data responden menurut masa kerja dan jenis kelamin disajikan
kerja terbanyak berada pada rentang ≤ 10 tahun mencapai 37,15 % terdiri atas lelaki
22,86 % dan 14,29 % perempuan. Responden dengan masa kerja 11-20 tahun
mencapai 28.85 % terdiri atas lelaki 11,43 % dan 17,15 % perempuan. Untuk masa
93
kerja pada rentang 21-30 tahun ditemukan sama 28,58 % meliputi lelaki 8,58 % dan
20 % perempuan. Berikut kalangan responden masa kerja 31-40 tahun didapati 5,72
Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan Total
Jabatan Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(orang) % (orang) % (orang) %
Eselon II 1 2.86 1 2.86 2 5.72
Eselon III 1 2.86 6 17.14 7 20.00
Eselon IV 1 2.86 9 25.72 10 28.58
Fungsional 4 11.43 1 2.86 5 14.29
Khusus
Pelaksana/Staf 4 11.43 7 20.00 11 31.43
Jumlah 11 31.44 24 68.58 35 100.00
Sumber : Data Primer yang diolah Penulis, 2021
terbanyak adalah Eselon IV mencapai 28,58 % meliputi lelaki 2,86 % dan perempuan
25,72 %. Pada jabatan structural Eselon III di temukan responden yang menempati 20
Eselon II adalah 5,72 % meliputi laki-laki 2,86 % dan perempuan 2,86 % . Hal ini
94
terjadi karena jabatan struktural Eselon II hanya dua orang di lingkungan Dinas
PPKB Kota Kupang. Dalam hal jabatan Fungsional Khusus ditemukan proporsi
responden 14,29 % meliputi lelaki 11,43 % dan perempuan 2,86 %. Berikut kalangan
Pelaksana/Staf merupakan proporsi terbesar yaitu 31,43 % terdiri atas lelaki 11,43 %
sejumlah indikator tercatat pada tabel 4.5. Analisa capaian indikatornya penulis
jawaban responden untuk masing-masing item pertanyaan lalu dibagi skor ideal yang
CI =
100 %
95
Pencapaian tujuan 12 12 11 0 0 141
(34,29%) (34,29%) (31,42%) (0 % ) (0 %)
Kualitas Pekerjaan
Ketepatan penyelesaian 12 18 5 0 0 147
pekerjaan (34,29%) (51,42%) (14,29%) (0 %) (0 %)
Penguasaan pekerjaan 8 17 7 3 0 135
(22,86%) (48,57%) (20,00%) (8,57 %) (0 %)
Kecermatan dan disiplin 8 16 11 0 0 137
dalam pekerjaan (22,86%) (45,71%) (31,43%) (0 %) (0 %)
Penggunaan sumberdaya 8 18 9 0 0 139
(22,86%) (51,43%) (25,71%) (0 %) (0 %)
Kreativitas Pekerjaan
Mampu berinovasi 10 9 16 0 0 134
dalam bekerja (28,58%) (25,71%) (45,71%) (0 %) (0 %)
Mempunyai inisiatif 8 20 7 0 0 141
kerja (22,86%) (57,14%) (20,00%) (0 %) (0 %)
Memberikan saran 10 14 11 0 0 139
kreatif untuk solusi (28,58%) (40,00%) (31,42%) (0 %) (0 %)
masalah
Jumlah 9,7 16,3 8,7 0,3 0 1.404
(27,74 %) (46,57%) (24,85 %) (0,86 %) (0 %)
Sumber : Data Primer yang diolah penulis, 2021
Keterangan ;
Data tanggapan responden tentang kinerja pegawai pada tabel 4.5 terlihat
mengatakan sangat tinggi, 11,43 % mengatakan sedang, sedangkan rendah dan sangat
redah nihil. Nilai skor yan dicapai 150, termasuk kategori baik. Dalam hal ini
96
menghasilkan jumlah/volume pekerjaan, 62,86 % responden mengatakan tinggi,
mengatakan rendah dan sangat rendah nihil. Nilai skor yang dicapai 141, termasuk
sedangkan yang mengatakan rendah dan sangat rendah nihil. Nilai skor yang dicapai
11,29 % mengatakan sedang, sedangkan yang mengatakan rendah dan sangah rendah
nihil. Nilai skor yang dicapai 147, termasuk kategori sangat baik. Dalam hal
sangat tinggi, 20,00 % mengatakan sedang, dan mengatakan rendah adalah 8,57 % ,
sedangkan sangat rendah nihil. Nilai skor 135, temasuk kategori baik. Dalam hal
mengatakan rendah dan sangat rendah, nihil. Nilai skor yang dicapai 137, termasuk
kategori baik. Dalam hal penggunaan sumber daya, 51,43 % responden mengatakan
yang mengatakan rendah dan sangat rendah, nihil. Nilai skor yang dicapai 139,
97
Pada segi kreativitas pekerjaan, pada indikator mampu berinovasi dalam
sangat rendah, nihil. Nilai skor yang dicapai 134, termasuk kategori baik. Dalam hal
dan sangat rendah, nihil. Nilai skor yang dicapai 141, termasuk kategori baik. Dalam
hal memberi saran kreatif untuk solusi masalah, 40 % responden mengatakan tinggi,
31,42 % mengatakan sedang, dan yang mengatakan sangat tinggi 28,58 %, sedangkan
yang mengatakan rendah dan sangat rendah, nihil. Nilai skor yang dicapai 139,
Total skor sepuluh indikator variable mengenai kinerja pegawai sebesar 1404,
tergolong klasifikasi baik. Hal ini ditunjukan oleh total tanggapan responden tentang
mengatakan sangat tinggi, dan 24,85 % mengatakan sedang dan 0,86 % mengatakan
sejumlah indikator tercatat pada tabel 4.6. Analisa capaian indikatornya digambarkan
98
respondenuntuk masing-masing item pertanyaan lalu dibagi skor ideal lalu dikalikan
CI = 100 %
99
Memberikan pengharapan 15 17 3 0 0 152
pada pegawai (42,86%) (48,57%) (8,57%) (0 %) (0 %)
Kontrol
Melakukan pengawasan 8 21 6 0 0 142
secara langsung (22,86%) (60,00%) (17,14%) (0 %) (0 %)
Pengawasan pada seluruh 7 19 9 0 0 138
pegawai (20,00%) (54,29%) (25,71%) (0 %) (0 %)
Memberikan teguran secara 4 20 11 0 0 133
langsung (11,43%) (57,14%) (31,43%) (0 %) (0 %)
Jumlah 9,89 18,33 6,78 0 0 2.720
(28,25%) (52,38%) (19,37%) (0 %) (0 %)
Sumber : Data Primer yang diolah penulis, 2021.
Keterangan :
terlihat bahwa dimensi penetapan sasaran, pada indikator melibatkan karyawan dalam
tidak pernah, nihil. Nilai skor yang dicapai 144, termasuk kategori baik. Dalam hal
mengatakan jarang dan tidak pernah, nihil. Nilai skor yang dicapai 145, termasuk
kategori baik. Dalam hal memberi tahu cara mengerjakan pekerjaan, 57,14 %
kadang-kadang, sedangkan yang mengatakan jaran dan tidak pernah, nihil. Nilai skor
100
%mengatakan kadang-kadang, 20,00% mengatakan selalu, sedangkan yang
mengatakan jarang dan tidak pernah, nihil. Nilai skor yang dicapai 138, termasuk
kategori baik. Dalam hal melibatkan pegawai dalam pengambilan keputusan 40,00 %
mengatakan sering, sedangkan yang mengatakan tidak pernah dan jarang, nihil. Nilai
skor yang dicapai 137, termasuk kategori baik.Dalam hal tansparansi pengambilan
Dari sisi pola komunikasi, pada indikator diskusi tentang pekerjaan ditemukan
nihil. Nilai skor yang dicapai 150, termasuk kategori baik. Dalam hal pimpinan
mengatakan tidak pernah dan jarang, nihil. Nilai skor yang dicapai 145, termasuk
kategori baik. Dalam hal frekuensi atau banyaknya komunikasi 42,86 % responden
kadang, sedangkan mengatakan jarang dan tidak pernah, nihil. Nilai skor yang
101
Dari sisi interaksi, pada indikator memberi suasana bersahabat dalam bekerja
% mengatakan sering, sedangkan yang mengatakan jarang dan tidak pernah, nihil.
Nilai skor yang dicapai 146, termasuk kategori baik. Dalam hal interaksi yang terpola
pernah, nihil. Nilai skor yang dicapai 143, termasuk kategori baik. Dalam hal
tidak pernah, nihil. Nilai skor yang dicapai 143, termasuk kategori baik.
Dari sisi motivasi, pada indikator bimbingan dan arahan dari pimpinan
nihil. Nilai skor yang dicapai 145, termasuk kategori baik. Dalam hal memberikan
kadang, 20,00 % mengatakan selalu, sedangkan yang mengatakan jarang, dan tidak
pernah, nihil. Nilai skor yang dicapai 143, termasuk kategori baik. Dalam hal
jarang dan tidak pernah, nihil. Nilai skor yang dicapai 152, termasuk kategori baik.
102
Dari sisi kontrol, pada indikator melakukan pengawasan secara langsung
nihil. Nilai skor yang dicapai 142, termasuk kategori baik. Dalam hal pengawasan
pernah, nihil. Nilai skor yang dicapai 138, termasuk kategori baik. Dalam hal
mengatakan jarang dan tidak pernah, nihil. Nilai skor yang dicapai 133, termasuk
kategori baik.
2.720, tergolong klasifikasi baik. Hal ini ditunjukkan oleh total tanggapan responden
yang diamati tercatat pada tabel 4.7. Analisa capaian indikatornya dilakukan
103
untuk masing-masing item pertanyaan lalu dibagi skor ideal lalu dikalikan 100
CI = 100 %
104
Bekerja sama 12 15 8 0 0 132
(34,29%) (42,86%) (22,86%) (0 %) (0 %)
Selalu menjaga kekompakan tim 14 14 7 0 0 147
dalam keberhasilan kerja (40,00 %) (40,00 %) (20,00 %) (0 %) (0 %)
Perhatian detail
Mampu menganalisis suatu 4 17 13 1 0 129
pekerjaan (11,43%) (48,58%) (37,14%) (2,85) (0 %)
Mengutamakan Ketepatan dalam 5 22 8 0 0 137
bekerja (14,28%) (62,86%) (22,86%) (0 %) (0 %)
Ketelitian dan cermat dalam 6 24 5 0 0 141
pekerjaan (17,14%) (68,57%) (14,29%) (0 %) (0 %)
Perhatian pada hal yang mendetail 8 20 7 0 0 141
(22,86%) (57,14%) (20,00 %) (0 %) (0 %)
Stabilitas
Kenyamanan dalam bekerja 8 14 13 0 0 135
(22,86%) (40,00%) (37,14%) (0 %) (0 %)
Lingkungan kerja kondusif 6 20 9 0 0 137
(17,14%) (57,14%) (25,71%) (0 %) (0 %)
Bakerja dengan penuh keceriaan 9 18 8 0 0 141
dan senang (25,71%) (51,43%) (22,86%) 0 %) (0 %)
Jumlah 7,35 18,40 8,48 0,87 0 3138
(21,00%) (52,65%) (24,24%) (2,11%) (0 %)
Sumber : Data Primer yang diolah Penulis. 2021
Keterangan :
sedangkan tidak setuju dan sangat tidak setuju, nihil. Nilai skor yang dicapai 135,
termasuk kategori baik. Dalam hal memakai system kerja baru 51,43 % responden
tidak setuju dan sangat tidak setuju, nihil. Nilai skor yang dicapai 129, termasuk
kategori baik. Dalam hal bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan 51,43 %
105
sangat setuju sedangkan tidak setuju dan sangat tidak setuju, nihil. Nilai skor yang
Dari segi dimensi agresifitas dalam hal cepat respon terhadap pekerjaan
mengatakan sangat setuju, sedangkan yang tidak setuju dan sangat tidak setuju nihil.
Nilai skor yang dicapai 136, termasuk baik. Dalam hal bersikap agresif bekerja
mengatakan sangat setuju, dan 17,14 % tidak setuju, sedangkan sangat tidak setuju
nihil. Nilai skor yang dicapai 112, termasuk kategori baik. Dalam hal berkompetisi
dengan rekan kerja 65,71 % responden mengatakan setuju, 28,86 % netral, 5,71 %
mengatakan sangat setuju, dan 5,71 % mengatakan tidak setuju, sedangkan sangat
tidak setuju, nihil. Nilai skor yang dicapai 138, termasuk kategori baik. Tentang
semangat dan tekun dan dalam bekerja 51,43% responden mengatakan setuju, 22,86
% sangat setuju, 20,00 % mengatakan netral, dan 5,71 % tidak setuju, sedangkan
yang sangat tidak setuju, nihil. Nilai skor yang dicapai 137, termasuk kategori baik.
Dari sisi orientasi hasil tentang tekad kuat dalam bekerja ditemukan 40,00 %
mengatakan netral, sedangkan tidak setuju dan sangat tidak setuju, nihil. Nilai skor
yang dicapai 143, termasuk kategori baik. Dalam hal penekanan pada hasil pekerjaan
mengatakan sangat setuju, sedangkan yang tidak setuju dan sangat tidak setuju, nihil.
106
Nilai skor yang dicapai 136, termasuk kategori sangat baik. Dalam hal tujuan akhir
mengatakan sangat setuju, dan 8,58 % tidak setuju, sedangkan yang sangat tidak
setuju, nihil. Nilai skor yang dicapai 130, termasuk kategori sangat baik.
Dari sisi orientasi orang dalam hal bertanggungjawab penuh pada tugas untuk
mengatakan sangat setuju, 14,29 % mengatakan netral dan yang tidak setuju 8,58 %,
sedangkan yang sangat tidak setuju, nihil. Nilai skor yang dicapai 143, termasuk
kategori baik. Dalam hal ketelitian bekerja bermanfaat bagi orang lain 57,14%
setuju, sedangkan yang tidak setuju dan sangat tidak setuju nihil. Nilai skor yang
dicapai 137, termasuk kategori baik. Dalam hal menghargai orang lain 65,71 %
sedangkan tidak setuju dan sangat tidak setuju,nihil. Nilai skor yang dicapai 369,
Dari sisi orientasi tim, dalam hal mengutamakan tim dalam bekerja ditemukan
netral, dan 8,58 % tidak setuju, sedangkan yang mengatakan sangat tidak setuju nihil.
Nilai skor yang dicapai 139, termasuk kategori baik. Dalam hal suka bekerjasama
mengatakan netral, sedangkan tidak setuju dan sangat tidak setuju, nihil. Nilai skor
107
yang dicapai 132, termasuk kategori sangat baik. Dalam hal menjaga kekompakan
dalam kerja tim 40.00 % mengatakan sangat setuju, 40,00 % mengatakansetuju, 20,00
% mengatkan netral, sedangkan tidak setuju dan sangat tidak setuju, nihil. Nilai skor
% mengatakan sangat setuju, 2,85 % tidak setuju, sdangkan yang mengatakan sangat
tidak setuju, nihil. Nilai skor yang dicapai 129, termasuk kategori baik. Dalam
setuju dan sangat tidak setuju, nihil. Nilai skor yang dicapai 137, termasuk kategori
baik. Dalam hal ketelitian dan cermat dalam pekerjaan 68,37 % responden
yang tidak setuju dan sangat tidak setuju, nihil. Nilai skor yang dicapai 141,
termasuk kategori baik. Dalam hal perhatian pada hal yang mendetail 86,57 %
mengatakan setuju, sedangkan tidak setuju dan sangat tidak setuju, nihil. Nilai skor
Dari sisi stabilitas, dalam hal kenyamanan dalam bekerja ditemukan 40,00 %
sangat setuju, sedangkan yang tidak setuju dan sangat tidak setuju, nihil. Nilai skor
108
yang dicapai 135, termasuk kategori baik. Dalam hal lingkungan kerja yang kondusif
sangat setuju, sedangkan yang tidak setuju dan sangat tidak setuju, nihil. Nilai skor
yang dicapai 137, termasuk kategori sangat baik. Dalam hal bekerja dengan penuh
sangat setuju, 22,86 % mengatakan netral, sedangkan yang tidak setuju dan sangat
tidak setuju, nihil. Nilai skor yang dicapai 141, termasuk kategori baik.
Total skor dua puluh tiga indikator pada variable budaya organisasi sebesar
3.138, tergolong klasifikasi baik. Hal ini ditunjukkan oleh total tanggapan responden
mengatakan netral, 21,00 % mengatakan sangat setuju, dan 2,11 % mengatakan tidak
apa yang ingin diukur dan dapat mengungkapkan data dari variabel-variabel yang
diteliti. Sedangkan hasil dari uji reliabiltas digunakan untuk mengetahui apakah
instrument penelitian yang disusun dapat digunakan berkali-kali pada waktu yang
berbeda. Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS 26.
109
7.1. Validitas Kinerja Pegawai (Y)
Variable dependen pegawai terdiri atas 10 item pertanyaan. Hasil analisis uji
Tabel 4.8. Hasil uji validiitas dan reliabiltas variabel kinerja pegawai.
Reliability Statistics
.891 10
Item-Total Statistics
110
Pada tabel 4.8 diatas dapat dikatakan seluruh item variable kinerja pegawai
valid. Demikian juga hasil uji reliabilitas menunjukkan angka koefisien Cronbach’s
Alpha sebesar 0,886 ≥ 0,60 yang disyaratkan. Dengan demikian dapat dikatakan
pengumpulan data.
Hasil analisis uji validitas dan reliabilitas disajikan pada tabel 4.9
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.944 18
Item-TotalStatistics
111
Item 7 71,67 318,171 ,747 ,942
Item
S 8 71,83 311,800 ,828 ,940
Item 9 71,78 305,949 ,863 ,939
Item 10 71,72 299,806 ,897 ,937
Item
u 11 71,78 295,492 ,920 ,937
Item
S 12 72,03 291,113 ,886 ,937
Item
u 13 71,72 285,692 ,951 ,935
Item
m 14 71,69 279,475 ,944 ,935
Item
b 15 71,94 275,254 ,909 ,936
Item
e 16 71,67 270,743 ,941 ,935
Item
r 17 71,78 266,178 ,914 ,936
Item
S 18 71,86 260,866 ,919 ,937
Sumber : Data Primer yang diolah Penulis, 2021 (SPSS Versi 26)
Keterangan :
Pertanyaan 1 s/d 18 terlampir pada lampiran pertanyaan kuesioner
Berdasarkan tabel 4.9, terlihat hampir seluruh item pertanyaan variabel gaya
bahwa semua item pertanyaan dinyatakan valid. Demikian juga hasil uji reliabilitas
pertanyaan. Hasil analisis uji validitas dan reliabilitas dapat ditunjukkan pada tabel
4.10.
112
Tabel 4.10.Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Budaya Organisasi.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,966 23
Item-TotalStatistics
Corrected Item-
Scale Mean Scale Variance if Total Cronbach's Alpha
if Item
Item Deleted Correlation if Item Deleted
Deleted
Keterangan :
Pertanyaan 1 s/d pertanyaan 23 terlampir pada lampiran pertanyaan kuesioner.
113
Berdasarkan tabel 4.10, terlihat bahwa hampir seluruh item pertanyaan
variable budaya organisasi mempunyai nilai koefisien korelasi ≥ 0,30. Demikian juga
hasil uji reliabilitas menunjukkan angka koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,970≥
8. Analisis Inferensial
Berdasarkan hasil analisis data di bawah ini, diperoleh hasil analisis seperti
Unstandardized Standardiz
Coefficients ed
Model Coefficient t sig
B Std. Error Beta
(Constanta) 16,154 6,980 2,314 ,027
Gaya Kepemimpinan ,151 ,100 ,254 1,508 ,141
Budaya Organisasi ,378 ,086 ,741 4,396 ,000
Dependen variable kinerja pegawai
Sumber : Data primer diolah penulis, 2021 (SPSS Versi 26)
Y = a + b1 X1 + b2 X2.
Y= 16.154 + 0,151(X1) + 0,378(X2).
Sesuai hasil persamaan di atas, dapat dijelaskan makna dari setiap koefisien
114
Konstanta (a) : 16,154, koefisien atau konstanta ini berarti bahwa, jika
variable gaya kepemimpinan (X1) dan budaya organisasi (X2) diasumsikan konstanta
atau perubahan nol, maka kinerja pegawai pada kantor Dinas PPKB Kota Kupang
sebesar 16,154. Koefisien ini dapat diinterpretasikan bahwa tanpa kedua variable
bebas dalam penelitian ini, maka kinerja pegawai dapat dikatakan masih tergolong
rendah.
Koefisien regresi (b1) : 0,151 ; koefisien regresi gaya kepemimpinan (X1) ini
berarti jika variable budaya organisasi (X2) dianggap konstanta atau tetap dan jika
terjadi perubahan pada variable gaya kepemimpinan (X1) sebesar satu satuan, maka
kinerja pegawai pada kantor Dinas PPKB Kota Kupang juga akan berubah, artinya
jika variable gaya kepemimpinan (X2) naik sebesar satu satuan, maka kinerja pegawai
juga akan naik sebesar 0,151 satuan. Demikian juga sebaliknya, jika terjadi
penurunan pada variable gaya kepemimpinan sebesar satu satuan, maka akan
Koefisien regresi (b2) : 0,378 ; koefisien regresi gaya kepemimpinan (X2) ini
bermakna bahwa jika variable budaya organisasi (X1) dianggap konstan atau tetap
dan jika terjadi perubahan pada variable gaya kepemimpinan (X2) sebesar satu satuan,
maka kinerja pegawai pada kantor Dinas P2KB Kota Kupang juga akan berubah,
artinya jika variable budaya organisasi naik sebesar satu satuan maka kinerja pegawai
juga akan naik sebesar 0,378 satuan. Demikian juga sebaliknya, jika terjadi
penurunan pada variable budaya organisasi (X1) sebesar satu satuan, maka akan
115
8.2. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinearitas
ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independen). Jika ditemukan adanya
multikolinearitas, maka koefisien regresi variable tidak tentu dan kesalahan tidak
dengan menganalisis nilai tolerance dan lawannya variance inflaction factor (VIF).
dijelaskan oleh variable independen lain. Nilai tolerance yang rendah sama dengan
nilai VIF tinggi, karena VIF = 1/Tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance <0,1 atau sama dengan
nilai VIF >10 dapat dilihat pada tabel 4.12 dibawah ini;
Coefficients
Model Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficient Statistics
B Std. Beta t sig Tolerance VIF
Error
1 (Constanta) 16.154 6.980 2.314 .027
2 Budaya Organisasi .151 .100 .254 1.580 .000 .664 1.506
3 Gaya Kepemimpinan .237 .086 .741 5.396 .000 .664 1.506
Dependen variable kinerja pegawai
Sumber : Data primer diolah penulis, 2021 (SPSS Versi 26)
116
Hasil analisis data tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai tolerance semuanya ≥
0,1 dan VIF ≤ 10, artinya bahwa antara variabel bebas dalam penelitian ini tidak
terjadi multikolinearitas.
2. Uji Heteroskedastisitas
melihat ada tidaknya pola titik pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED,
dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual yang
Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola yang
heteroskedastisitas.Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik menyebar diatas
dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka hal ini mengindikasikan tidak terjadi
heteroskedastisitas.
117
Hasil analisi pada gambar 4.
4.2 menunjukkan pada grafikscatterplot
scatterplot pola titik-
titik menyebar hampirr merata baik di atas maupun di bawah titik nol dan juga tdak
terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji Normalitas
dianalisis harus menyebar secara normal dan mendekati normal. Hasil analisis pada
secara normal, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dianalisis dalam
model ini menggunakan analisis regresi dapat dibenarkan, sehingga dapat digunakan
untuk meramal nilai variable terikat, apabila terjadi perubahan pada variable-variabel
variable
118
4. Uji Linearitas
cenderung bergerak kearah positif dan cenderung membentuk garis lurus, sehingga
dapat disimpulkan model regresi yang cocok adalah model regresi linier.
Gambar 4.4.Model
odel regresi linier variabel gaya kepemimpinan
119
9. Pengujian Hipotesis
Coefficients
Model Unstandardized Standar t sig Correlations Collinearity
Coefficients dized statistics
Coeffici
ent
B Std. Beta Zero Par Par Toler VIF
Error order tial t ance
1 (Constanta) 16.154 6.980 2.314 .000
2 Gaya .151 .100 .254 1.508 .000 1,000 .176 .332 .664 1.506
Kepemimpinan
Dependent variable Kinerja Pegawai
Sumber : Data primer diolah penulis, 2021 (SPSS Versi 26)
Hasil uji statistic (Uji t) pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai t hitung
sebesar 1,508 dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi (0) ≤
hipotesis alternative (Ha) dan menolak hipotesis (Ho, bahwa gaya kepemimpinan
secara parsial mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja
pegawai. Artinya jika variable gaya kepemimpinan tinggi, maka kinerja pegawai juga
akan semakin tinggi, sebaliknya jika gaya kepemimpinan rendah maka kinerja
120
2. Variabel Budaya Organisasi (X)
Coefficients
Model Unstandardized Standar Collinearity
Coefficients dized t Sig Correlations Statistics
Coeffici
ent
B Std.Err Beta Zero Parti Par Tol VIF
or order al t era
nce
1 (Constanta) 16.154 2.8000 2.314 .000
2 Budaya .378 .086 .741 4.396 .000 .742 .594 .376 .664 1.506
Organisasi
Dependent variable Kinerja Pegawai
Hasil uji statistic (Uji t) pada tabel 4.14 menunjukkan bahwa nilai t
hitungsebesar4,396 dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Karena nilai signifikan (0) ≤
hipotesis alternative (Ha) atau menolak hipotesis Nol (Ho), bahwa secara parsial
variable budaya organisasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
derajat tinggi, maka kinerja pegawai juga akan semakin tinggi. Sebaliknya jika
budaya organisasi kurang diinternalisasi derajatnya atau rendah maka kinerja pegawai
Uji ini bertujuan untuk menguji pengaruh gaya kepemimpinan dan budaya
organisasi secara simultan terhadap kinerja pegawai pada Dinas PPKB Kota Kupang.
121
Tabel 4.15. Hasil uji simultan (uji F) terdapat dalam tabel Anova
ANOVA
Model Sum of df Mean square F sig
Squares
1 Regression 366.734 2 183.367 10. 479 .000
Residual 559.952 32 17.498
Total 926.686 34
Dependent variable : Kinerja Pegawai
Predictors : (Constant), Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Sumber : Data primer diolah penulis, 2021 (SPSS Versi 26)
menunjukkan kedua variable bebas yaitu gaya kepemimpinan dan budaya organisasi
secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini
ditunjukkan oleh nila F hitung sebesar 10,479 dengan nilai signifikan sebesar 0,000.
Karena nilai signifikansi 0,000 ≤ tingkat alpha yang digunakan 5 % (0,05), maka
dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan dan budaya organisasi secara simultan
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Artinya
tinggi rendahnya kinerja pegawai sangat dipengaruhi oleh naik turunnya gaya
122
Tabel 4.16. Hasil Korelasi Person Kinerja Pegawai, Gaya Kepemimpinan
dan Budaya Organisasi
Correlations
Kinerja Gaya Budaya
Pegawai Kepemimpinan Organisasi
Kinerja Pegawai Pearson Correlation 1 ,176 ,594**
Sig. (2-tailed) ,313 ,000
N 35 35 35
Gaya Kepemimpinan Pearson Correlation ,176 1 ,580**
Sig. (2-tailed) ,313 ,000
N 35 35 35
** **
Budaya Organisasi Pearson Correlation ,594 ,580 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
,000
N 35 35 35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Uji hasil statistik (responden 35 orang) pada tabel 4.16 menunjukkan bahwa
Korelasi Person antara Gaya Kepemimpinan dengan Budaya Organisasi adalah 0,580
sedangkan Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai adalah 0,176. Nilai
signifikan antara Gaya Kepemimpinan dengan Budaya Organisasi adalah 0,000,
sedangkan signifikan Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai adalah 0,313.
Dan korelasi person Budaya Organisasi dengan Kinerja Pegawai adalah 0,594. Nilai
signifikan adalah 0,000. Artinya korelasi Gaya Kepemimpinan semakin baik
dengannilai Budaya Organisasi akan mempengaruhi naik turunnya Kinerja Pegawai
di Kantor Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Kupang.
123
Tabel 4.17. Model Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjuste Std. Change Statistics
d R Error of R F df1 df 2 Sig. F
Square the Square Change Change
Estimat Change
e
1 .670 .384 .654 9.480 .670 86.969 2 33 .000
Predictors : (Contant), gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Dependent variable : Kinerja Pegawai
Sumber : Data primer diolah penulis, 2021 (SPSS Versi 26)
bahwa kontribusi kedua variable bebas dalam penelitian ini, yakni gaya
kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap variasi naik turunnya kinerja pegawai
variabel lain yang diduga turut berpengaruh terhadap kinerja pegawai dan tidak
kompetensi, system penghargaan, pekerjaan itu sendiri, kerja tim, teknologi yang
124
1. Analisis Statistik Deskriptif
secara faktual dan sistematis. Dalam penelitian ini, analisis deskripsi yang
sejauhmana kesamaan antara hasil yang diperoleh dari suatu sampel dengan
hasil yang akan didapat pada populasi secara keseluruhan. Jadi statistik
secara acak (random). Suatu kesimpulan, data sampel yang yang akan
125
3. Analisis Regresi Linear Berganda.
Adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel bebas (X1,
X2.....) dengan variabel terikat (Y) dengan data yang digunakan biasanya
4. Koefisien Determinasi
dan inferensial, selanjutnya hasil penelitian ini akan dibahas kontekstualnya dengan
teori-teori yang menjadi landasan hasil penelitian terdahulu serta kondisi faktual yang
ada di lapangan.
Kupang.
pengambilan keputusan; (3) komunikasi; (4) interaksi; (5) motivasi; (6) control.
untuk variable gaya kepemimpinan adalah sebesar 2.720 dengan capaian indikatornya
126
79,44 % masuk dalam kategori baik. Hal ini dapat dimaknai bahwa pentingnya faktor
yaitu gaya kepemimpinan secara parsial berpengaruh positing dan signifikan terhadap
kinerja pegawai pada Dinas PPKB Kota Kupang. Hasil penelitian ini juga dijalankan
dengan teori jalur tujuan (Path Goal Theory) yang dikembangkan oleh Robert House
(1971) dalam (Rivai, Muliaman, dan Ramly, 2017) mengatakan bahwa pemimpin
menjadi efektif karena pengaruh motivasi mereka yang positif , kemauan untuk
melaksanakan dan kepuasan untuk pengikutnya. Menurut Likert (Hanafi, 2003 : 334),
enam ciri, yaitu : (1) penetapan sasaran; (2) pengambilan keputusan; (3) komunikasi;
(4) interaksi; (5) motivasi; (6) control. Gaya kepemimpinan seseorang akan berhasil
guna apabila dapat memfungsikan keeman ciri kepemimpinan ini secara baik.
Hasil penelitian ini juga mendukung hasil peneliti terdahulu yang dilakukan
oleh Rukmawati (2016), dan Eko, dkk (2019) dalam penelitiannya mengatakan
127
Berdasarkan fakta yang terjadi di Dinas PPKB Kota Kupang, maka keenam
1. Penetapan Sasaran
430 dengan capain indikatornya sebesar 12,29 % masuk dalam kategori baik. Hal ini
dapat dimaknai bahwa pimpinan di Dinas PPKB Kota Kupang dalam memainkan
fungsi kepemimpinan selalu tepat, jelas dan tegas dalam penetapan sasaran pekerjaan
serta selalu melibatka pegawai dalam tugas dan pekerjaan sesuai dengan
kewenangannya.
2. Pengambilan Keputusan
422 dengan capaim indicatornya sebesar 12,06 % masuk dalam kategori baik. Hal ini
dapat dimaknai bahwa pimpinan di Dinas PPKB Kota Kupang dalam hal
transparansi.
3. Komunikasi
439 dengan capaian indikatornya sebesar 12,54 % masuk dalam kategori baik. Hal ini
128
dapat dimaknai bahwa pimpinan di Dinas PPKB Kota Kupang terus aktif membuka
komunikasi dua arah dalam mendengarkan apa yang diinginkan oleh bawahan untuk
sangat baik dan trampil sehingga setiap arahan ataupun perintah dapat dipahami
secara baik.
4. Interaksi
432 dengan capaian indicatornya sebesar 12,34 % masuk dalam kategori baik. Hal ini
dapat dimaknai bahwa pimpinan di Dinas PPKB Kota Kupang dalam berinteraksi
dengan pegawai terlihat baik dan terpola sehingga terbina dengan baik pula
5. Motivasi
440 dengan capaian indikatornya sebesar 12,58% masuk dalam kategori baik. Hal ini
dapat dimaknai bahwa pimpinan di Dinas PPKB Kota Kupang dalam memberikan
tugas dan pekerjaan kepada pegawai terlebih dahulu memberikan arahan atau
bimbingan.
129
6. Kontrol
sebesar 413 dengan capaian indicatornya sebesar 11,8 % masuk dalam kategori baik.
Hal ini dapat dimaknai bahwa pimpinan di Dinas PPKB Kota Kupang memfungsikan
melaksanakan tugas-tugasnya.
dengan jawaban responden 2.720 dengan capaian indikatornya sebesar 77,71 %. Hal
ini menunjukkan bahwa pimpinan di Dinas PPKB Kota Kupang dapat dikatakan
pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai, yaitu : (1) inovasi dan
pengambilan keputusan, (2) agresifitas, (3) orientasi hasil, (4) orientasi orang, (5)
130
adalah89,66 %. Capaian indikator ini termasuk dalam kategori baik. Hal ini dapat
dipahami bahwa budaya organisasi merupakan nilai yang diyakini bersama dan
anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan menjadi acuan untuk
solusi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. Dapat disimpulkan bahwa
nilai-nilai yang tertanam dalam budaya organisasi dapat dipahami secara baik dan
positif.
dalam penelitian ini, yaitu budaya organisasi secara parsial berpengaruh terhadap
kinerja pegawai pada kantor Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Kota
Kupang.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Schein
(1992) bahwa budaya organisasi merupakan nilai dan keyakinan yang menjadi
pedoman berpikir dan bekerja semua anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Kemudian pendapat Saskhein dan Kisher (dalam Eoh, 2001:47) bahwa
Nilai (value), yakni sesuatu yang diyakini oleh warga organisasi untuk
mengetahui apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah.
131
Keyakinan (belief), yakni sikap tentang cara bagaimana seharusnya seseorang dapat
bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dari
oleh Rukmawati (2016), Eko, dkk (2019), dan Jufrizen, dkk (2020) dengan hasil
penelitian adalah budaya organisasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai. Meskipun demikian ada perbedaan dalam penelitian ini
dengan penelitian terdahulu, yakni lokasi penelitian, pendekatan teori yang dipakai
Apabila dikaitkan dengan fakta yang terjadi di Dinas PPKB Kota Kupang,
maka ketujuh ciri yang dijadikan sebagai indicator dari variable budaya organisasi
399 dengan capaian indikator sebesar 11,4 % masuk dalam kategori baik. Hal ini
dapat dimaknai bahwa rata-rata pegawai di Dinas PPKB Kota Kupang memiliki
inovasi dan berani mengambil resiko dalam pelaksanaan tugas. Hal ini dapat diartikan
kinerjanya, karena disadari bahwa melalui inovasi dapat diketahui berapa jauh
132
pegawai didorong untuk menemukan cara-cara baru yang lebih baik, tingkat
tersebut dalam bekerja dan juga bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan
2. Agresifitas
dengan capain indikatornya sebesar 14,94% masuk dalam kategori baik. Hal ini dapat
dimaknai bahwa rata-rata pegawai di Dinas PPKB Kota Kupang, tanggap terhadap
bersemangat dalam setiap melakukan pekerjaan sesuai dengan tujuan pokok dan
fungsinya dalam struktur organisasi serta berkompetisi secara positif dengan rekan
3. Orientasi hasil
Hasil analisa deskriptif mendapat skor jawaban responden sebesar 421 dengan
capain indicatornya sebesar 12,03 % masuk dalam kategori baik. Hal ini berarti,
bahwa Dinas PPKB Kota Kupang lebih menekankan pada hasil pekerjaan, bukannya
menekankan pada teknik dan proses pekerjaan yang digunakan untuk mencapai hasil
tersebut.
133
4. Orientasi Orang
dengan capaian indikatornya sebesar 12,18 % yang termasuk dalam kategori baik.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap pegawai Dinas PPKB Kota Kupang menyadari
akan tugas dan pekerjaannya amat bermanfaat dan berhasil guna bagi orang lain,
5. Orientasi Tim
Sesuai hasil analisis deskriptif mendapat skor jawaban responden sebesar 418
dengan capaian indikatornya sebesar 11,94 % masuk dalam kategori baik. Hal ini
dapat dimaknai bahwa terdapat pegawai pada Dinas PPKB Kota Kupang bekerja
secara bersama-sama tanpa meremehkan kemampuan pegawai yang satu dengan yang
lainnya.
546 dengan capaian indikatornya sebesar 15,6 % masuk dalam kategori baik. Hal ini
dapat dimaknai bahwa dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan tiap pegawai mampu
134
mendetail. Walaupun masih sedikit yang kurang cermat akan tetapi dalam setiap
7. Stabilitas
Sesuai hasil analisa deskriptif mendapat skor jawaban responden sebesar 413
dengan capaian indikatornya sebesar 11,8 % masuk dalam kategori baik. Hal ini
dapat dimaknai bahwa, setiap tugas dan pekerjaan selalu dikerjakan dengan suka cita
serta merasa sama dalam bekerja tanpa merasa adanya tekanan dari pihak luar.
dalamnya dan cara para anggota organisasi dalam berprilaku. Dengan demikian ciri
budaya organisasi yang telah dijelaskan di atas adalah merupakan nilai-nilai bersama
yang dianut dan diyakini dalam mengemban tugas untuk mencapai tujuan organisasi
budaya organisasi terhadap variable dependen kinerja pegawai adalah 0,670. Hal ini
135
variable dependen, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masih terdapat 33,00
% dipengaruhi oleh variable lainnya atau dengan nilai F hitung sebesar 86,969 dengan
nilai signifikansi yang ditunjukkan sebesar 0,000 ≤ 0,05 berarti hipotesis alternative
(Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak. Hal ini berarti bahwa kedua variable
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variable dependen, yaitu kinerja pegawai.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Robbins
(dalam Nawawi, 2015) bahwa terdapat tujuh ciri budaya organisasi, meliputi : (1)
inovasi dan pengambilan keputusan, (2) agresifitas, (3) orientasi hasil, (4) orientasi
orang, (5) orientasi tim, (6) perhatian pada detail, (7) stabilitas. Sedangkan gaya
secara simultan terhadap kinerja pegawai pada Dinas PPKB Kota Kupang adalah
perhatian pada detail, stabilitas. Kemudian upaya untuk terus meningkatkan kinerja
fungsi-fungsi kepemimpinan secara tepat agar tugas dan tanggung jawab yang
136
diemban oleh pegawai dapat terlaksana dengan baik, berjalan secara efektif dan
komitmen yang kuat oleh seluruh pegawai (atasan dan bawahan), maka akan sangat
pegawai pada Dinas PPKB Kota Kupang yang dapat diukur/dinilai melalui : kuantitas
organisasi hanya mendapat nilai/score 0,227. Hal ini berarti bahwa variable gaya
kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pada dinas PPKB Kota Kupang lebih besar
dan ciri kepemimpinan secara baik sehingga dapat memberi dorongan, motivasi dan
teladan bagi pegawai. Sedangkan peran budaya organisasi adalah bahwa nilai-nilai
budaya organisasi yang telah diinternalisasikan dan dilaksanakan pada seluruh jajaran
di Dinas PPKB Kota Kupang mampu merubah cara berpikir dan cara bekerja pegawai
137
Table 4.18.Rangkuman Analisis dan Pembahasan
138
sejauh mana pegawai memperlihatkan, kecermatan,
analisis dan perhatian terhadap detail; (5) orientasi orang
yaitusejauh mana keputusan
manajemenmemperhitungkan dampak hasil-hasil dari
orang yang ada di organisasi tersebut; (6) orientasitim
yaitu sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan
berdasarkan tim; (7) stabilitas yaitu sejauh mana
organisasi dikelola pemimpin yang membina soliditas
social dan stabilitas organisasi sehingga semua pegawai
merasa nyaman dalam bekerja.
3 Kinerja 1.404 Mendukung teori dari Eoh dalam (Rukmawati, 2016) :
Pegawai (Y) (1) Kuantitas Kerja yaitu volumre pekerjaa dan
kemampuan menyelesaikan pekerjaan; (2) Kualitas Kerja
yaitu penguasaan pekerjaan melalui didiplin dan sumber
daya; (3) Kreativitas Kerja yaitu mampu berinovasi serta
kreatif dalam bekerja.
139
BAB V
A. Kesimpulan
signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini berarti jika kualitas gaya
jika kualitas gaya kepemimpinan rendah maka kinerja pegawai akan relative
rendah.
signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini berarti jika budaya organisasi
dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini berarti tinggi rendahnya
140
sedangkan koefisien regresi budaya organisasi hanya mencapai skor 0,151. Hal
B. Saran
pegawai Dinas PPKB Kota Kupang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki
terhadap kinerja pegawai pada Dinas PPKB Kota Kupang maka pimpinan
budaya organisasi sehingga dapat memacu kuantitas kerja, kualitas kerja dan
kreativitas kerja.
budaya organisasi terhadap kinerja pegawai, maka pimpinan Dinas P2KB Kota
141
Kupang perlu memadukan secara sinergik peningkatan kualitas gaya
142
DAFTAR PUSTAKA
143
Pandi Afandi, 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori, Konsep
danIndikator). Riau : Zanafa Publishing.
Peraturan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi BirokrasiRepublik
Indonesia Nomor 39 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pengembangan Budaya
Kerja Aparatur sipil Negara.
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja
Pegawai Negeri Sipil.
Robert House, 1997. “A Path-Goal Theory of Leader Effectivens”.
144
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Kuesioner Penelitian
KEMENT
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PRO
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Jl. Adisucipto, Penfui – Kupang NTT Telp/Fax.(0380)881183
KUESIONER PENELITIAN
Kupng, 24 Juni 2021
Kepada Yth :
Bapak/Ibu Pegawai
DinasPengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Kupang
Di,-
Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
NAMA : MARIANO PINTO AMARAL
NIM : 1803060017
Adalah mahasiswa Program Starta SSatu (S1) Jurusan
urusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nusa Cendana Kupang.
Demikian permohonan ini disampaikan, atas kesediaan dan partisipasi bapak/ibu untuk
mengisi dan mengembalikan kuesioner ini saya ucapkan terima kasih sebesar
sebesar-besarnya.
besarnya.
Hormat saya,
(Mariano
o Pinto Amaral)
145
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :……………………………………………………
2. Jenis Kelamin : 1. Pria 2. Perempuan
3. Usia : …………….Tahun
4. Pendidikan Terakhir :……………………………………………………
5. Masa Kerja : ………Tahun,……….Bulan
II. PETUNJUK PENGISIAN
Untuk pertanyaan di bawah ini pilihlah salah satu yang menurut Bapak/Ibu/Saudara yang paling tepat
dengan cara menyilang (x) pada kotak pilihan yang tersedia, isilah jawaban dengan keadaan yang
sebenarnya.
Keterangan :
146
2 Pemimpin melibatkan pegawai dalam pengambilan keputusan 5 4 3 2 1
3 Pemimpin transparan dalam pengambilan keputusan 5 4 3 2 1
C Komunikasi
1 Pemimpin menggelar rapat dengan pegawai untuk berdiskusi terkait dan 5 4 3 2 1
pekerjaan
2 Pemimpin cakap dan trampil dalam berkomunikasi 5 4 3 2 1
3 Pemimpin berkomunikasi dengan bawahan secara komprehensif 5 4 3 2 1
D Interaksi
1 Pemimpin selalu memberi suasana bersahabat dalam pekerjaan 5 4 3 2 1
2 Pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahan cenderung sistematis dan 5 4 3 2 1
terpola
3 Pemimpin selalu memberi perhatian pada konflik terkait pekerjaan 5 4 3 2 1
E Motivasi
1 Pemimpin memberikan arahan pada pegawai dalam pekerjaan 5 4 3 2 1
2 Pemimpin menjadi inspirasi bagi pegawai 5 4 3 2 1
3 Pemimpin memberi pengharapan pada pegawai yang bekerja baik 5 4 3 2 1
F Kontrol
1 Pemimpin melaksanakan fungsi control pada tugas pekerjaan secara 5 4 3 2 1
langsung
2 Pemimpin mengawasi seluruh pegawai dalam setiap pekerjaan 5 4 3 2 1
3 Pemimpin memberikan teguran terhadap kelalaian tugas pegawai 5 4 3 2 1
II. Budaya Organisasi (X2)
Bagaimanakah budaya organisasi di tempat anda bekerja?
A Inovasi dan Pengambilan Resiko
1 Pegawai mampu berinovatif dalam pekerjaan 5 4 3 2 1
2 Pegawai berani mencoba hal-hal baru dalam bekerja 5 4 3 2 1
3 Pegawai bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan 5 4 3 2 1
B Keagresifan
1 Pegawai cenderung bersikap agresif dalam bekerja 5 4 3 2 1
2 Pegawai setia dan tekun dengan pekerjaannya 5 4 3 2 1
3 Pegawai berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik bagi organisasi 5 4 3 2 1
dengan rekan kerja
C Orientasi Hasil
147
1 Pegawai memiliki tekad yang kuat dalam bekerja untuk mencapai hasil 5 4 3 2 1
yang maksimal
2 Organisasi menekankan pada orientasi hasil pekerjaan bukan pada 5 4 3 2 1
teknik dan proses yang digunakan
3 Pegawai mencurahkan kemampuannya untuk bekerja 5 4 3 2 1
D Orientasi Orang
1 Pegawai memiliki naluri ketelitian dalam bekerja 5 4 3 2 1
2 Pegawai bertanggung jawab penuh terhadap tugas yang dikerjakan demi 5 4 3 2 1
kepentingan umum
3 Pegawai dalam melaksanakan pekerjaan selalu menghargai orang lain 5 4 3 2 1
E Orientasi Tim
1 Pegawai mengutamakan tim dalam bekerja 5 4 3 2 1
2 Pegawai dalam bekerja selalu bersama-sama dan berkoordinasi 5 4 3 2 1
3 Pegawai tetap menjaga kekompakan tim dalam bekerja 5 4 3 2 1
F Perhatian Pada Detail
1 Pegawai mampu menganalisis suatu pekerjaan 5 4 3 2 1
2 Pegawai menutamakan ketepatan dalam bekerja 5 4 3 2 1
3 Pegawai memperhatikan setiap pekejaan secara mendetail da beerja 5 4 3 2 1
secara cermat dan teliti
G Stabilitas
1 Pegawai bekerja dengan nyaman tanpa adanya tekanan 5 4 3 2 1
2 Lingkungan kerja yang kondusif membuat pegawai bekerja secara 5 4 3 2 1
maksimal
3 Pegawai bekerja dengan rileks dan penuh semangat dalam organisasi 5 4 3 2 1
III Kinerja Pegawai (Y)
Bagaimana kinerja pegawai/bawahan di tempat kerja anda?
A Kuantitas Kerja
1 Pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan benar 5 4 3 2 1
2 Pegawai mampu menyelesaikan jumlah pekerjaan dalam suatu periode 5 4 3 2 1
waktu tertentu
3 Pegawai dapat menyelesaikan satu pekerjaan dalam sehari 5 4 3 2 1
B Kualitas Kerja
1 Pegawai menyelesaikan pekerjaan dengan tepat 5 4 3 2 1
148
2 Pegawai mampu menguasai pekerjaan sesuai bidang tugasnya 5 4 3 2 1
3 Pegawai memiliki akurasi dan ketelitian yan tinggi dalam 5 4 3 2 1
menyelesaikan pekerjaannya
4 Pegawai memiliki kemampuan yang memadai 5 4 3 2 1
C 1 Kreativitas 5 4 3 2 1
2 Pegawai mampu menciptakan hal-hal baru yang inivatif sesuai dengan 5 4 3 2 1
bidang tugasnya
3 Pegawai memiliki inisiatif dan kreativitas yang tinggi dalam bekerja 5 4 3 2 1
4 Pegawai mampu memberi saran dan solusi masalah pekerjaan 5 4 3 2 1
Responden,
(…………………………..)
149
Lampiran 2: Daftar Pertanyaan informan Kunci.
Waktu : 10.00
diperoleh pegawai saat ini sudah apakah sesuai dengan beban tugas yang
2. Menurut Ibu Kadis, apakah kualitas pekerjaan yang ditunjukkan oleh pegawai
untuk saat ini dan tahun-tahun sebelumnya manakah yang lebih baik?
3. Menurut Ibu Kadis, apakah pegawai dalam mengemban tugas dan tanggung
150
Lampiran 3 :Tabulasi Jawaban Responden
151
Skor Untuk Variabel Gaya Kepemimpinan ( X1 )
No. RESP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Skor Total
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
2 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 67
3 4 5 5 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 3 5 5 4 5 77
4 5 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 78
5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 85
6 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 3 4 4 4 78
7 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 3 5 5 4 4 3 4 76
8 4 4 3 4 3 4 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 3 3 73
9 4 4 3 4 3 4 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 3 3 73
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54
11 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 73
12 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57
13 4 4 3 4 3 4 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 3 3 73
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 73
15 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 56
16 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 80
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
20 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 89
21 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 77
22 4 4 3 4 3 4 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 3 3 72
23 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 85
24 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 64
25 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 76
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 69
27 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 61
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
29 4 3 4 5 5 5 5 4 3 5 4 3 4 5 4 3 5 3 74
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
31 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 3 4 5 4 5 5 5 82
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
33 3 3 4 5 5 5 5 4 4 3 4 3 4 4 3 5 5 4 73
34 4 3 4 4 5 5 5 3 3 5 5 4 4 3 5 5 4 4 75
35 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 63
Jumlah 144 144 143 140 138 143 153 146 147 148 145 135 145 145 135 144 139 135 2573
152
Skor Untuk Variabel Budaya Organisasi (X2)
No. Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Skor Total
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 95
2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 88
3 4 4 4 4 4 3 5 5 4 5 4 4 4 5 4 3 3 4 5 3 5 5 5 96
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4 3 4 92
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92
6 4 3 5 5 5 4 4 5 3 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 3 4 98
7 4 4 4 5 5 4 3 5 4 3 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 98
8 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 4 2 3 5 3 4 4 5 3 4 4 76
9 3 5 3 3 4 4 5 4 5 3 4 4 5 5 5 5 3 4 4 5 3 4 4 96
10 4 4 5 3 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 93
11 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 97
12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69
13 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 4 2 3 5 3 4 4 5 3 4 4 76
14 3 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 88
15 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 98
16 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 90
17 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91
18 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 86
19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 115
20 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 112
21 4 3 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 98
22 3 3 3 2 3 4 4 3 3 2 3 3 4 2 3 5 3 4 4 5 3 4 4 77
23 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 100
24 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 76
25 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 3 4 5 97
26 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 88
27 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 78
28 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 73
29 5 4 3 5 5 4 5 5 4 3 3 5 4 5 5 4 4 3 4 5 5 4 3 93
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92
31 3 3 4 3 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 3 4 4 3 5 5 4 95
32 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 83
33 4 4 3 3 4 4 5 5 5 4 3 5 4 5 4 3 5 5 4 4 3 4 5 95
34 4 3 5 4 4 3 5 5 5 4 3 4 5 5 4 5 3 3 5 4 4 3 5 95
35 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 80
Jumlah 135 130 135 125 139 133 140 145 135 130 137 143 145 144 143 146 130 137 141 142 135 137 141 3166
153
4. Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai (Y)
Correlations
Y
Y1 Pearson Correlation 1
N 35
Y2 Pearson Correlation 0
N 35
Y3 Pearson Correlation 2
N
35
Sig. (2-tailed) 0,000
N 35
Y4 Pearson Correlation 1,894
N 35
Y5 Pearson Correlation 1,583
N 35
Y7 Pearson Correlation 1,603
Sig. (2-tailed) 0,002
N 35
Y8 Pearson Correlation 1,308
Sig. (2-tailed) 0,005
N 35
Y9 Pearson Correlation 1,229
Sig. (2-tailed) 0,003
N 35
Y10 Pearson Correlation 1,511
Sig. (2-tailed) 0,008
N 35
154
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
X1
X1.1 Pearson Correlation 1
N 35
**
X1.6 Pearson Correlation ,521
N 35
**
X1.10 Pearson Correlation ,530
155
N 35
*
X1.11 Pearson Correlation ,396
N 35
**
X1.12 Pearson Correlation ,479
Correlations
X2
Pearson Correlation 1
X2.1 Sig. (2-tailed) 0
N 35
**
X2.2 Pearson Correlation ,626
156
Sig. (2-tailed) 0
N 35
**
Pearson Correlation ,543
X2.3 Sig. (2-tailed) 0,001
N 35
**
Pearson Correlation ,711
X2.4 Sig. (2-tailed) 0
N 35
**
Pearson Correlation ,538
X2.5 Sig. (2-tailed) 0,001
N 35
Pearson Correlation 0,171
X2.6 Sig. (2-tailed) 0,327
N 35
*
Pearson Correlation ,354
X2.7 Sig. (2-tailed) 0,037
N 35
**
Pearson Correlation ,512
X2.8 Sig. (2-tailed) 0,002
N 35
*
Pearson Correlation ,347
X2.9 Sig. (2-tailed) 0,041
N 35
**
Pearson Correlation ,518
X2.10 Sig. (2-tailed) 0,001
N 35
**
Pearson Correlation ,453
X2.11 Sig. (2-tailed) 0,006
N 35
**
Pearson Correlation ,699
X2.12 Sig. (2-tailed) 0
N 35
Pearson Correlation 0,28
X2.13 Sig. (2-tailed) 0,103
N 35
**
Pearson Correlation ,498
X2.14
Sig. (2-tailed) 0,002
157
N 35
**
Pearson Correlation ,515
N 35
Pearson Correlation 0,113
X2.16 Sig. (2-tailed) 0,519
N 35
**
Pearson Correlation ,583
X2.17 Sig. (2-tailed) 0
N 35
Pearson Correlation 0,265
X2.18 Sig. (2-tailed) 0,124
N 35
*
Pearson Correlation ,411
X2.19 Sig. (2-tailed) 0,014
N 35
Pearson Correlation 0,162
X2.20 Sig. (2-tailed) 0,352
N 35
**
Pearson Correlation ,604
X2.21 Sig. (2-tailed) 0
N 35
Pearson Correlation 0,315
X2.22 Sig. (2-tailed) 0,065
N 35
Pearson Correlation 0,33
X2.23 Sig. (2-tailed) 0,053
N 35
158
7. Uji Reliabilitas Kinerja Pegawai (Y)
Reliability
Reliability Statistics
8. Uji Normalitas
Explore
159
Descriptives
Statistic Std. Error
Kinerja Pegawai Mean 39,26 ,882
95% Confidence Interval for Lower Bound 37,46
Mean Upper Bound 41,05
5% Trimmed Mean 39,15
Median 39,00
Variance 27,255
Std. Deviation 5,221
Minimum 30
Maximum 50
Range 20
Interquartile Range 7
Skewness ,369 ,398
Kurtosis -,421 ,778
Gaya Kepemimpinan Mean 73,51 1,489
95% Confidence Interval for Lower Bound 70,49
Mean Upper Bound 76,54
5% Trimmed Mean 73,63
Median 73,00
Variance 77,551
Std. Deviation 8,806
Minimum 54
Maximum 90
Range 36
Interquartile Range 6
Skewness -,219 ,398
Kurtosis ,269 ,778
Budaya Organisasi Mean 90,46 1,731
95% Confidence Interval for Lower Bound 86,94
Mean Upper Bound 93,98
5% Trimmed Mean 90,26
Median 92,00
Variance 104,903
Std. Deviation 10,242
Minimum 69
Maximum 115
Range 46
Interquartile Range 14
Skewness -,048 ,398
Kurtosis ,272 ,778
160
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
*
Kinerja Pegawai ,105 35 ,200 ,965 35 ,315
Gaya Kepemimpinan ,203 35 ,001 ,947 35 ,093
Budaya Organisasi ,145 35 ,060 ,943 35 ,070
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
161
Kinerja Pegawai (Y)
7,00 3 . 0133344
11,00 3 . 55566688999
11,00 4 . 00011112223
4,00 4 . 5778
2,00 5 . 00
Stem width: 10
Each leaf: 1 case(s)
162
163
Gaya Kepemimpinan X1)
Gaya Kepemimpinan Stem-and-Leaf Plot
Stem width: 10
Each leaf: 1 case(s)
164
165
Budaya Organisasi (X2)
Budaya Organisasi Stem-and-Leaf Plot
1,00 6 . 9
6,00 7 . 366678
6,00 8 . 036888
19,00 9 . 0122233555566778888
1,00 10 . 0
1,00 11 . 2
1,00 Extremes (>=115)
Stem width: 10
Each leaf: 1 case(s)
166
167
9. Uji Regresi Linier Berganda
Regression
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,629 ,396 ,358 4,183
a. Predictors: (Constant), Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
b
1 Regression 366,734 2 183,367 10,479 ,000
Residual 559,952 32 17,498
Total 926,686 34
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
b. Predictors: (Constant), Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 16,154 6,980 2,314 ,027
Gaya Kepemimpinan -,151 ,100 -,254 -1,508 ,141
Budaya Organisasi ,378 ,086 ,741 4,396 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
168
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Kinerja Pegawai 39,26 5,221 35
Gaya Kepemimpinan 73,51 8,806 35
Budaya Organisasi 90,46 10,242 35
Correlations
Kinerja Gaya Budaya
Pegawai Kepemimpinan Organisasi
**
Kinerja Pegawai Pearson Correlation 1 ,176 ,594
Sig. (2-tailed) ,313 ,000
N 35 35 35
**
Gaya Kepemimpinan Pearson Correlation ,176 1 ,580
Sig. (2-tailed) ,313 ,000
N 35 35 35
** **
Budaya Organisasi Pearson Correlation ,594 ,580 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 35 35 35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
169
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
170
171
172