Anda di halaman 1dari 147

IMPLEMENTASI PROGRAM KARTU INDONESIA SEHAT

(Studi Kasus Pada UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan


Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan)

SKRIPSI

VERONISA
NIM. 190563201097

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2023
IMPLEMENTASI PROGRAM KARTU INDONESIA
SEHAT
(Studi Kasus Pada UPTD Puskesmas Teluk Sasah

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh


Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara

VERONISA
NIM. 190563201097

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2023

i
LEMBAR PERSEMBAHAN

MOTTO
Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut
dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN,
Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia
tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan
meninggalkan engkau.”
(Ulangan 31:6)
Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di
depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia
tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan
meninggalkan engkau; janganlah takut dan
janganlah patah hati.”
(Ulangan 31:8)

PERSEMBAHAN
Bersyukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih,
kebaikan, dan anugerah-Nya serta penyertaan nya di
dalam kehidupan saya hingga Tuhan Yesus Kristus masih
senantiasa memberkati langkah saya hingga saya masih
dikelilingi dengan orang-orang yang sangat saya cintai
dan yang sangat berarti di dalam hidup saya. Dengan
kerendahan hati, skripsi sederhana ini, skripsi yang
sangat jauh dari kata sempurna ini saya persembahkan
kepada kedua orang tua saya Bapak Samson Sihotang dan
Ibu Posma Rohana Silaban, dan ke-lima adik-adik
ganteng saya Christoper Musa, Ivan Andika, Steven
Kingswel, Carlos Dalehoya, serta Vandem Arzello yang
sangat saya cintai sebagai tanda terima kasih saya yang
tak terhingga. Terimakasih atas dukungan, motivasi,
semangat, dan selalu memanjatkan do’a terbaiknya yang
telah diberikan kepada saya. Terimakasih atas
pengorbanan dan rasa cinta yang tak mungkin hanya
terbalaskan dengan tulisan-tulisan di kertas ini. Semoga
pencapaian awal ini bisa membuat Bapak, Mamak dan
Adik-adik saya bangga dan bahagia.

i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Veronisa
Nomor Induk Mahasiswa 190563201097
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
Judul Skripsi : Implementasi Program Kartu Indonesia Sehat
(Studi Kasus Pada UPTD Puskesmas Teluk Sasah
Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan)

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi saya tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh pihak lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Referensi.
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur
plagiat, saya bersedia Skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya
peroleh (S-1) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Pernyataan ini saya buat dengan penuh rasa tanggungjawab dan bersedia
menerima sanksi apabila dikemudian hari tidak benar.

Tanjungpinang, 10 Juli 2023


Yang Membuat Pernyataan,

VERONISA
NIM. 190563201097

i
PERSETUJUA
SKRIPSI UNTUK DIUJIANKAN

v
KATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas

berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

tepat pada waktunya. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka untuk

memenuhi tugas akhir perkuliahan dan sebagai salah satu persyaratan guna

memperoleh gelar Sarjana Strata 1 pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara,

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Tanjungpinang.

1. Bapak Prof. Agung Dhamar Syakti, S.Pi ,DEA selaku Rektor Universitas

Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menempuh pendidikan Strata-1 di lembaga yang

dipimpin.

2. Bapak Dr.Oksep Adhayanto, S.H.,M.H, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang yang

telah mengesahkan secara resmi judul penelitian saya ini sehingga

penulisan skripsi ini berjalan dengan lancar.

3. Ibu Dr. Fitri Kurnianingsih, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Program Studi

Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas

Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang.

4. Bapak Dr. Edy Akhyary, S.Sos., M.Si selaku Dosen Penasihat Akademik

yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pengarahan, masukan dan saran

dalam proses penyusunan sripsi ini.

v
5. Bapak Chaerey Ranba Sholeh, S.A.P.,M.A.P. selaku Sekretaris Program

Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang.

6. Bapak Dr. H. Rumzi Samin, S.Sos., M.Si selaku Dosen Pembimbing

Utama yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pengarahan, masukan,

dan saran dalam proses penyusunan hingga penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Ramadhani Setiawan, S.Sos., M.Soc.Sc selaku Dosen Pembimbing

Pendamping yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pengarahan,

masukan dan saran dalam proses penyusunan hingga penyelesaian skripsi

ini.

8. Bapak Abdul Rahim selaku KA. SUBBAG. TATA USAHA yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk dapat melakukan penelitian di

UPTD Puskesmas Teluk Sasah.

9. Bapak Lamris Lumbanraja selaku Perawat/ PIC BPJS Kesehatan yang

telah bersedia menjadi narasumber saya dan memberikan informasi

mengenai Kartu Indonesia Sehat.

10. Kepada seluruh narasumber penulis, yakni masyarakat yang berada di

Desa Teluk Sasah yang telah bersedia saya wawancarai dan tentunya telah

berkontribusi dalam penyusunan skripsi ini.

11. Teruntuk sahabat saya Sri Oktariani Halawa yang selalu mendengarkan

keluh kesah, memberikan dukungan, semangat, motivasi, masukan,

menghibur penulis dikala sedih, dan selalu ada disaat sedih maupun

bahagia sehingga pada ahirnya dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada

waktunya.

v
12. Teruntuk Nova Marito Manalu yang selalu memberikan dukungan,

semangat dan motivasi kepada penulis selama ini sehingga pada akhirnya

dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

13. Teruntuk Abang Desman Jaya Hia dan Kakak Trinitas Loi yang telah

memberikan fasilitas tempat tinggal, air, listrik dan Wi-Fi secara gratis

kepada penulis.

14. Teruntuk Kakak Leni Magdalena yang selalu memberikan dukungan dan

memberikan semangat serta menghibur penulis dalam penyusunan skripsi

ini sehingga pada akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada

waktunya.

15. Teruntuk teman-teman seperjuangan Angkatan 2019 Program Studi Ilmu

Administrasi Negara yang sedang berjuang menyelesaikan Laporan Tugas

Akhir Skripsi ini ataupun yang telah menyelesaikan Laporan Tugas Akhir

Skripsi ini.

16. Teruntuk Bapak Pendeta dan Ibu Gembala beserta seluruh jemaat di

Gereja Kristen Injili Nusantara-Elim yang namanya tidak dapat saya

sebutkan satu persatu terimakasih atas do’a, semangat dan dukungan yang

telah diberikan sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini tepat pada waktunya.

17. Dan secara terkhusus terima kasih kepada diri saya sendiri yang telah

berjuang dan bertahan dari awal penentuan judul hingga proses

penyusunan skripsi ini, walaupun dihadapi dengan banyak kendala yang

mana harus pergi ke lokasi penelitian dengan jarak tempuh yang jauh dari

Tanjunpinang

v
ke Bintan, juga di hadapkan dengan rasa malas, lelah dan ingin menyerah

tetapi harus tetap semangat dan kuat untuk mendapatkan gelar sarjana

demi masa depan yang cerah untuk membahagian serta membanggakan

kedua orang tua, adik-adik, dan seluruh keluarga besar.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih terdapat banyak

kekurangan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

diharapkan demi penyempurnaan skripsi ini.Demikianlah Laporan Tugas Akhir

Skripsi ini disusun, semoga apa yang penulis sajikan dapat memberikan

menambah ilmu pengetahuan dan wawasan serta bermanfaat bagi semua pihak

yang membaca skripsi ini.

Tanjungpinang, 3 Mei 2023


Penulis,

VERONISA
190563201097

i
PERNYATAAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, sebagai sivitas akademika Universitas
Maritim Raja Ali Haji:
Nama : Veronisa
Nomor Induk Mahasiswa 190563201097
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Maritim Raja Ali Haji Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-
exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Implementasi Program Kartu Indonesia Sehat (Studi Kasus Pada UPTD
Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan)
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan), dengan Hak Bebas Royalti Non-
Eksklusif ini Universitas Maritim Raja Ali Haji berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan memublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Tanjungpinang
Pada tanggal : ……………………….
Yang Menyatakan,

VERONISA
NIM. 190563201097

x
IMPLEMENTASI PROGRAM KARTU INDONESIA SEHAT
(Studi Kasus Pada UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan
Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan)

Veronisa
NIM. 190563201097
ABSTRAK

Kartu Indonesia Sehat (KIS) merupakan salah satu program yang telah
direncanakan oleh bapak Presiden Joko Widodo dan wakil Presiden Bapak Jusuf
Kalla pada 1 Januari 2014 silam yang lalu berselang 14 hari dilantiknya Bapak
Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden . Kartu
Indonesia Sehat (KIS) berfungsi untuk memberikan jaminan kesehatan bagi
masyarakat kurang mampu/miskin untuk mengaskes layanan kesehatan secara
gratis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Implementasi
Program Kartu Indonesia Sehat (Studi Kasus Pada UPTD Puskesmas Teluk Sasah
Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan). Penelitian ini menggunakan
metode pendekatan deskriptif kualitatif dengan sumber data secara primer dan
sekunder dan teknik pengumpulan data menggunakan observasi lapangan,
wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teori
Edwards III dengan empat indikator yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi,
dan struktur birokrasi. Adapun hasil penelitian berdasarkan indikator pertama
yaitu UPTD Puskesmas Teluk Sasah sudah memberikan informasi mengenai Karu
Indonesia Sehat kepada masyarakat yang berobat di jangkauan wilayah
Puskesmas Teluk Sasah dengan melakukan sosialiasi melalui media massa.
Indikator kedua yaitu Sumber Daya, sumber daya dalam implementasi program
Kartu Indonesia Sehat terdapat dua yakni sumber daya manusia dan sumber daya
finansial dikatakan bahwa sumber daya manusia masih kurang serta sumber daya
finansial seperti sarana dan prasarana sudah memadai. Indikator ke tiga yaitu
Disposisi bahwa karakteristik dalam pelaksanaan program Kartu Indonesia Sehat
ini memiliki sifat yang berkomitmen, jujur, serta bertanggung jawab dan adil.
Indikator ke empat yaitu Struktur Birokrasi yang mana bahwa pelaksanaan
program Kartu Indonesia Seat ini sudah berjalan sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Implementasi
Program Kartu Indonesia Sehat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri
Kuala Lobam Kabupaten Bintan sudah terlaksana dengan optimal.

Kata Kunci: Implementasi, Program, Kartu Indonesia Sehat

x
IMPLEMEPNTATION OF THE HEALTHY INDONESIA CARD
PROGRAM (CASE STUDY AT UPTD PUSKESMAS TELUK
SASAH, SERI KUALA LOBAM DISTRICT, BINTAN REGENCY)

Veronisa
NIM. 190563201097

ABSTRACK

The Healthy Indonesia Card (KIS) is one of the programs planned by Mr.
President Joko Widodo and Vice President Mr. Jusuf Kalla on January 1 2014
ago, 14 days later, Mr. Joko Widodo and Jusuf Kalla were inaugurated as
President and Vice President. The Healthy Indonesia Card (KIS) functions to
provide health insurance for underprivileged/poor people to access health
services free of charge. This study aims to find out how the Implementation of the
Healthy Indonesia Card Program (Case Study at the UPTD Puskesmas Teluk
Sasah, Seri Kuala Lobam District, Bintan Regency). This study uses a qualitative
descriptive approach with primary and secondary data sources and data
collection techniques using field observations, interviews, literature studies and
documentation. This study uses Edwards III's theory with four indicators, namely
communication, resources, disposition, and bureaucratic structure. The research
results are based on the first indicator, namely the UPTD Teluk Sasah Health
Center has provided information about Karu Indonesia Sehat to people seeking
treatment in the area of Teluk Sasah Health Center by conducting outreach
through the mass media. The second indicator is Resources, there are two
resources in the implementation of the Healthy Indonesia Card program, namely
human resources and financial resources. It is said that human resources are still
lacking and financial resources such as facilities and infrastructure are sufficient.
The third indicator is the disposition that the characteristics of the implementation
of the Healthy Indonesia Card program are commitment, honesty, responsibility
and fairness. The fourth indicator is the Bureaucratic Structure in which the
implementation of the Indonesia Seat Card program has been carried out in
accordance with the Standard Operating Procedures. The results of this study
indicate that the Implementation of the Healthy Indonesia Card Program at the
UPTD Puskesmas Teluk Sasah, Seri Kuala Lobam District, Bintan Regency has
been implemented in a optimal.

Keywords: Implementation, Program, Healthy Indonesia Card

x
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................ii
LEMBAR PERSEMBAHAN...............................................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI..................................iv
PERSETUJUAN SKRIPSI UNTUK DIUJIANKAN.........................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...............x
ABSTRAK.............................................................................................................xi
ABSTRACK...........................................................................................................xii
DAFTAR ISI.......................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1. 2 Rumusan Masalah..................................................................................11
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................11
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................12
1.4.1 Manfaat Teoritis................................................................................12
1.4.2 Manfaat Praktis.................................................................................12

BAB II KAJIAN PUSTAKA...............................................................................14


2.1 Tinjauan Pustaka.....................................................................................14
2.2 Kerangka Teori.......................................................................................23
2.2.1 Definisi Implementasi.......................................................................23
2.2.2 Definisi Pelayanan Kesehatan...........................................................31
2.2.3 Definisi Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS)....................34
2.2.4 Definisi Kartu Indonesia Sehat.........................................................37
2.3 Kerangka Pemikiran...............................................................................46
2.4 Definisi Konsep......................................................................................48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................51


3.1 Pendekatan Penelitian.............................................................................51
3.2 Objek dan Lokasi Penelitian...................................................................51
3.2.1 Objek Penelitian................................................................................51
3.2.2 Lokasi Penelitian...............................................................................52
3.3 Fokus Penelitian.....................................................................................53
3.4 Sumber Data...........................................................................................53
3.5 Teknik Pengumpulan Data.....................................................................54
3.6 Informan.................................................................................................55
3.7 Teknik Analisa Data...............................................................................56
3.8 Jadwal Penelitian....................................................................................58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................59


x
4.1 Objek dan Hasil Penelitian.....................................................................59
4.1.1 Objek Penelitian................................................................................59
4.1.2 Lokasi Penelitian...............................................................................60
4.2 Hasil Penelitian.......................................................................................69
4.2.1 Karakteristik Informan......................................................................69
4.2.2 Implementasi Program Kartu Indonesia Sehat..................................70
4.3 Pembahasan............................................................................................98

BAB V PENUTUP..............................................................................................104
5.1 Kesimpulan...........................................................................................104
5.2 Saran.....................................................................................................107

DAFTAR REFERENSI.....................................................................................110
LAMPIRAN........................................................................................................113
DAFTAR RIWAYAT HIDUP..........................................................................130

x
DAFTAR

Tabel 1.1 Data Jumlah Penduduk Kabupaten Bintan Tahun 2022…......................6


Tabel 1.2 Jumlah Kecamatan, Kelurahan dan Desa di Kabupaten Bintan...............7
Tabel 1.3 Penyakit Terbanyak Pada Tahun 2022 di UPTD Puskesmas
Teluk Sasah............................................................................................10
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu…..........................................................................14
Tabel 2.2 Perbedaan KIS dengan BPJS..................................................................40
Tabel 2.3 Kerangka Pemikiran…...........................................................................48
Tabel 3.1 Informan….............................................................................................55
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian…................................................................................59
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk di Kecamatan Seri Kuala Lobam…..........................64
Tabel 4.2 Luas Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Sasah Menurut
Menurut/Desa Tahun 2021….................................................................68
Tabel 4.3 Karakteristik Informan….......................................................................70
Tabel 4.4 Pendaftaran Pasien Lama dan Baru…....................................................79

x
DAFTAR

Gambar 1.1 Kunjungan JKN-KIS 2022 Bulan Agustus-November 2022...............9


Gambar 2.1 Kartu Indonesia Tampak Depan….....................................................39
Gambar 2.2 Kartu Indonesia Tampak Belakang....................................................40
Gambar 4.1 Peta Kabupaten Bintan…...................................................................61

x
DAFTAR

Lampiran 1. Pedoman Wawancara......................................................................113


Lampiran 2. Surat Keputusan Usulan Dosen Pembimbing.................................117
Lampiran 3. Surat Penetapan Keputusan Dewan Penguji Usulan Penelitian…. .119
Lampiran 4. Jadwal Seminar Usulan Penelitian…..............................................121
Lampiran 5. Rekomendasi Penelitian Fakultas…................................................122
Lampiran 6. Rekomendasi Surat Penelitian UPTD Puskesmas Teluk
Sasah…..........................................................................................123
Lampiran 7. Surat Pernyataan Telah Selesai Melakukan Penelitian...................124
Lampiran 7. Dokumentasi…...............................................................................125

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan kesehatan adalah suatu hak yang sangat mendasar bagi seluruh

rakyat Indonesia, dalam hal ini suatu pelayanan yang dibutuhkan harus disediakan

dan dijamin oleh para pemimpin atau pemerintah Indonesia sebagaimana yang

telah dimuat di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 Pasal 28 H ayat (1): “setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,

bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta

berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.

Kesehatan merupakan salah satu bentuk dari kebutuhan dasar masyarakat,

maka kesehatan merupakan suatu hak bagi setiap warga masyarakat yang harus

dilindungi oleh Undang-Undang Dasar. Dengan demikian sebuah negara harus

mengakui bahwa kesehatan menjadi modal utama yang terbesar guna mencapai

suatu kesejahteraan. Maka dengan demikian, kebutuhan akan peningkatan

pelayanan kesehatan pada dasarnya merupakan investasi sumber daya manusia

untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera.

Kesehatan merupakan sesuatu yang ada pada diri manusia yang

menggambarkan kondisi jiwa, keadaan yang sempurna, fisik yang sempurna tanpa

adanya sakit penyakit yang melekat pada diri manusia. Maka dengan demikian

setiap negara wajib memberikan hak manusia yaitu untuk memperoleh kesehatan

dan wajib untuk melakukan pelayanan kesehatan kepada manusia agar manusia

boleh memperoleh hidup yang lebih baik lagi. Setiap individu, keluarga dan

1
2

masyarakat berhak untuk memperoleh perlindungan terhadap kesehatan nya dan

negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi nya hak hidup sehat bagi

seluruh masyarakat secara khusus masyarakat yang tidak mampu (miskin) untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan.

Pelayanan di bidang kesehatan adalah salah satu jenis pelayanan yang

paling dibutuhkan oleh seluruh lapisan kalangan masyarakat secara terkhusus di

negara Indonesia, oleh karena itu pengenalan kesehatan di Indonesia sangat

penting untuk mewujudkan kesadaran, kesiapan dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang. Sehingga diharapkan mampu untuk mewujudkan kesejahteraan

umum bagi seluruh rakyat Indonesia, lambang jaminan kesehatan bagi semua

kalangan dan lapisan masyarakat.

Pelaksanaan desentralisasi bidang kesehatan di Indonesia, dewasa ini

memberikan ruang yang lebih luas lagi bagi pemerintah untuk meningkatkan

pembangunan kesehatan, termasuk pelayanan kesehatan guna meningkatkan dan

mencapai kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini, desentralisasi pelayanna

kesehatan harus dilakukan secara menyeluruh dan merata tanpa adanya

diskriminasi di antara semua kelompok dan lapisan masyarakat termasuk

masyarakat tidak mampu atau miskin.

Namun seperti yang kita ketahui sebagian besar masyarakat yang tinggal

di negara Indonesia adalah masyarakat yang berasal dari kelas ekonomi menengah

kebawah yang tentunya rentan terhadap berbagai masalah kesehatan seperti

keterbatasan akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan seperti kurang nya

sarana
3

dan prasarana yang memadai, banyak nya di daerah pedalaman yang belum ada

tempat perobatan seperti rumah sakit, puskesmas, maupun klinik.

Itu merupakan kenyataan yang terjadi, bahwa derajat kesehatan

masyarakat miskin atau kurag mampu tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor

seperti tidak adanya kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya ksehatan yang

begitu sangat mahal apalagi pekerjaan masyarakat yang tidak menentu tentu nya

menjadi faktor penghambat ekonomi masyarakat sehingga rendahnya pendapatan

perekonomian masyarakat maka semakin sulit nya masyarakat untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan yang tentunya sangat mahal.

Hal ini tentunya berdampak pada kehidupan masyarakat itu sendiri, seperti

rendahnya kemampuan masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan,

rendahnya upaya pencegahan penyakit dan pola hidup sehat di masyarakat,

kemudian rendahnya pengetahuan masyarakat tentang gejala dan jenis penyakit

serta rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap kualitas lingkungan (tidak

bersih atau kotor) dan persebaran tenaga kesehatan yang tidak merata.

Menurut Quibria (dalam Sarjono, 2007:41), kemiskinan lebih ditekankan

oleh kedudukan orang miskin sebagai individu, yang membedakannya dengan

orang lain yang tidak miskin. Dengan kata lain, kemiskinan digunakan sebagai

cara untuk mengklarifikasikan seseorang yang dianggap miskin jika tidak mampu

untuk memenuhi kebutuhan normalnya. Kemiskinan merupakan salah satu topik

penting yang diperbincangkan diseluruh dunia, karena kemiskinan merupakan

musuh yang
4

harus diperangi dengan sekuat tenaga, dan hal ini tentunya termasuk dalam aline 1

pasal 28H UUD 1945.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2011

tentang pengobatan orang miskin, pasal 15 ayat (1) dan (2) ditegaskan bahwa

“pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab atas penyelenggaraan

kesehatan pelayanan, baik dengan pendekatan preventif, kuratif dan rehabilitatif”

maupun “pembiayaan penyelenggaraan pelayanan kesehatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui Sistem Jaminan Sosial Nasional

(SJSN).

Program kesehatan ditetapkan oleh pemerintah untuk memberikan

pelayanan kesehatan yang dapat di akses oleh semua kelompok dan lapisan

masyarakat, terutama mereka yang hidup dalam kemiskinan. Dalam hal ini

program tersebut dinamakan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Kartu Indonesia Sehat

(KIS) merupakan salah satu program yang telah direncanakan oleh Bapak

Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Bapak Jusuf Kalla pada 1 Januari 2014

silam yang lalu berselang 14 hari dilantiknya Bapak Joko Widodo dan Jusuf Kalla

sebagai Presiden dan Wakil Presiden . Bapak Joko Widodo dan Jusuf Kalla selaku

Presiden dan Wakil Presiden meluncurkan Kartu Indonesia Sehat (KIS)

bersamaan dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP) serta Kartu Keluarga Sejahtera

(KKS). Kartu Indonesia Sehat (KIS) berfungsi sebagai kartu jaminan kesehatan

yang dapat digunakan oleh masyarakat yang memiliki Kartu Indonesia Sehat ini

untuk mendapatkan layanan kesehatan secara gratis di fasilitas kesehatan tingkat

pertama dan tingkat lanjutan yang mana tentunya harus sesuai dengan kondisi

sakit atau penyakit yang dimiliki


5

atau diderita oleh masyarakat atau pasien yang sedang berobat baik di rumah

sakit, klinik maupun di puskesmas.

Kartu Indonesia Sehat (KIS) berbeda dengan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS). Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) merupakan

badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan jaminan sosial, sedangkan

Kartu Indonesia Sehat (KIS) merupakan suatu program yang berada dibawah

nangungan Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Sosial (BPJS), jadi dalam

hal ini JKN- KIS yang mengelolanya sedangkan BPJS yang menyelenggarakan

nya.

Dewasa ini, Undang-Undang yang menjadi dasar dikeluarkan nya Kartu

Indonesia Sehat (KIS) adalah Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 mengenai

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Pasal 34 Undang-Undang Dasar

1945 juga mensyaratkan agar orang miskin dan anak terlantar diangkat oleh

negara sehingga dalam hal ini BPJS kesehatan adalah penyelenggaranya

sedangkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) adalah program nya.

Puskesmas sebagai kesatuan pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan pencegahan dan pengobatan penyakit secara terpadu, menyeluruh dan

mudah di akses dalam wilayah kerja suatu kecamatan atau sebagaian Kecamatan

dalam suatu Kota atau Kabupaten. Selain itu puskesmas juga merupakan tempat

dimana masyarakat yang sedang sakit datang untuk berobat. Menurut Pedoman

Kerja Kementrian Kesehatan, puskesmas di definisikan sebagai satuan fungsional

organisasi kesehatan yang merupakan pusat pembangunan kesehatan masyarakat


6

yang membina peran serta masyarakat dalam tindakan, selain itu memberikan

pelayanan yang bersifat kompherensif dan terpadu kepada masyarakat di dalam

nya.

Kabupaten Bintan merupakan bagian salah satu bagian dari Provinsi

Kepulauan Riau. Dalam hal ini secara geografis, wilayah Kabupaten Bintan

terletak antara 1 o 00’ Lintang Utara 1o20’ Lintang Selatan dan 104 o 00’ – 108 o

30 Bujur Timur. Kabupaten Bintan memiliki 10 kecamatan. Adapun 10

kecamatan tersebut yakni, Kecamatan Teluk Bintan, Kecamatan Seri Kuala

Lobam, Kecamatan Bintan Utara, Kecamatan Teluk Sebong, Kecamatan Bintan

Timur, Kecamatan Bintan Pesisir, Kecamatan Mantang, Kecamatan Gunung

Kijang, Kecamatan Toapaya dan Kecamatan Tambelan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Bintan tahun 2022,

penduduk Kabupaten Bintan tahun 2021 berjumlah 162.561 jiwa, dengan jumlah

penduduk laki-laki sebanyak 83.761 jiwa dan perempuan 78.800 jiwa. Kepadatan

penduduk rata-rata di Kabupaten Bintan adalah 123 jiwa per kilometer persegi.

Jumlah penduduk, luas wilayah, dan jumlah ruma h tangga per kecamatan dapat

dicermati dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1.1 Data Jumlah Penduduk Kabupaten Bintan 2022


Jumlah Penduduk
No Kecamatan Laki- Perempuan Jumlah Rasio Kepadatan
laki per Km2
1. Teluk 6.244 5.474 11.367 114 93,42
Bintan
2. Seri Kuala 9.183 8.871 17.912 101 146,19
Lobam
3. Bintan 11.549 11.259 22.527 103 527,23
Utara
7

4. Teluk 9.617 8.971 18.234 108 65,06


Sebong
5. Bintan 24.073 22.907 45.929 105 468,96
Timur
6. Bintan 3.590 3.310 6.903 108 59,43
Pesisir
7. Mantang 2.225 1.991 4.217 112 66,28
8. Gunung 7.961 7.243 15.200 111 78,82
Kijang
9. Toapaya 6.765 6.406 13.168 107 74,63
10. Tambelan 2.554 2.368 4.924 108 58,08
Sumber: perkim.id, 2022

Selain memiliki 10 Kecamatan di Kabupaten Bintan, Kabupaten Bintan

juga memiliki Kelurahan/Desa, berikut tabel jumlah daftar Kelurahan/ Desa yang

ada di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau

Tabel 1. 2 Jumlah Kecamatan, Kelurahan dan Desa di Kabupaten Bintan

No Kecamatan Jumlah Jumlah Status Daftar


. Kelurahan Desa Desa/Kelurahan
1. Bintan 4 Desa Air Gelubi, Kelong,
Pesisir Mapur, Numbing
2. Bintan 4 Kelurahan Gunung Lengkuas,
Timur Kijang Kota,
Sungai Enam,
Sungai Lekop

Desa Lancang Kuning


3. Bintan 4 1
Utara
Kelurahan Tanjung Uban
Kota, Tanjung
Uban Selatan,
Tanjung Uban
Timur, Tanjung
Uban Utara
Desa Gunung Kijang,
4. Gunung 1 3 Malang Rapat,
Kijang Teluk Bakau
Kelurahan Kawal
5. Mantang 4 Dendun, Mantang
Baru, Mantang
8

Besar, Mantang
Lama
Desa Busung, Kuala
6. Seri Kuala 2 3 Sempang, Teluk
Lobam Sasah
Kelurahan Tanjung Permai,
Teluk Lobam
Batu Lepuk,
7. Tambelan 1 7 Desa Kampung Hilir,
Kampung Melayu,
Kukup, Pengikik,
Pulau Mentebung,
Pulau Pinang
Kelurahan Teluk Sekuni
Desa Berakit, Ekang
8. Teluk 1 6 Anculai,
Sebong Pengudang, Sebong
Lagoi, Sebong
Pereh, Sri Bintan
Kelurahan Kota Baru
Desa Bintan Buyu,
9. Teluk 1 5 Pangkil, Penaga,
Bintan Pengujian,
Tambeling
Kelurahan Tambeling Tanjung
Desa Toapaya, Toapaya
10. Toapaya 1 3 Selatan, Toapaya
Utara
Kelurahan Toapaya Asri
TOTAL 15 16
Sumber:
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Daftar_kecamatan_dan_kelurahan_di_Kab
upaten_Bintan, 2022

UPTD Puskesmas Teluk Sasah terletak di Kecamatan Seri Kuala Lobam

Kabupaten Bintan, UPTD Puskesmas Teluk Sasah memiliki lokasi yang sangat

strategis karena berada di tengah-tengah pemukiman padat penduduk dan juga

terletak tak jauh dari kawasan industri. UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan

Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan tentunya melaksanakan program Kartu

Indonesia Sehat (KIS) dalam hal ini Kartu Indonesia Sehat (KIS) sangat

membantu
9

sekali bagi masyarakat miskin yang hendak berobat di pusat kesehatan masyarakat

(PUSKESMAS) yakni di UPTD Puskesmas Teluk Sasah. Berikut ini data

beberapa masyarakat yang berobat menggunakan Kartu Indonesia Sehat di UPTD

Puskesmas Teluk Sasah dapat dilihat pada gambar di bawah berikut ini:

(Gambar 1.2 Kunjungan JKN-KIS 2022 Bulan Agustus-November 2022)

Sumber: UPTD. Puskesmas Teluk Sasah

Puskesmas Teluk Sasah merupakan puskesmas yang berada di Kecamatan

Seri Kuala Lobam yang mana pada tahun 2022, puskesmas merupakan sarana

prasarana tempat pertolongan bagi masyarakat yang mengalami sakit penyakit,

dalam hal ini puskesmas memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan

masyarakat di wilayah kerjanya. Dalam hal ini terdapat 10 jenis penyakit yang di

diagnose terbanyak yang dialami oleh masyarakat yang datang berobat di

Puskesmas Teluk Sasah tersebut, 10 jenis penyakit yang di diagnosa terbanyak

yang di alami oleh masyarakat (pasien) tersebut dapat diketahui dari tabel

dibawah berikut ini:


1

Tabel 1.3 Penyakit Terbanyak Pada Tahun 2022 di UPTD Puskesmas Teluk
Sasah

No. Kode Diagnosa Jumlah Jumlah Total


Diagnosa Laki-laki Perempuan
1. J00 Acute nasopharyngitis 258 299 557
(common cold)
2. I10 Essential (primary) 69 142 211
hypertension
3. J06.9 Acute upper respiratory 47 34 81
infection, unspecified
4. J06 Acute upper respiratory 39 31 70
infections of multiple
and
unspecified
5. K30 Dyspepsia 24 42 66
6. T14 Injury of unspecfied body 23 21 44
region
7. M79.1 Myalgia 21 9 30
8. A09 Diarrhoea and 19 8 27
gastroenteritis of
presumed infectious
origin
9. I11 Hypertensive heart 9 15 24
disease
10. E11 Non-insulin-dependent 5 18 23
diabetes mellitus
Sumber: UPTD Puskesmas Teluk Sasah, 2023

Namun masih ada beberapa faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam

implementasi program Kartu Indonesia Sehat (KIS) tersebut , seperti masih ada

nya masyarakat yang belum memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) sehingga

masyarakat tersebut harus berobat dengan menggunakan dan membayar

pengobatan secara individu, kemudian ada beberapa warga yang tinggal di Teluk

Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam yang memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS)

namun ketika mereka berobat mereka harus membayar dan mengeluarkan uang

secara pribadi karena fasilitas kesehatan untuk mereka berobat tidak di UPTD

Puskesmas Teluk Sasah namun tempat mereka berobat sangat jauh dari tempat

tinggal mereka serta


1

kurang nya informasi mengenai Kartu Indonesia Sehat kepada para masyarakat di

daerah tersebut. Dalam hal ini peneliti memilih lokasi UPTD Puskesmas Teluk

Sasah sebagai lokasi penelitian dikarenakan adanya temuan-temuan fenomena

atau masalah yang sudah peneliti dapatkan melalui observasi lapangan terkait

dengan Kartu Indonesia Sehat, kemudian letak lokasi UPTD Puskesmas Teluk

Sasah masih dapat dengan mudah di jangkau oleh peneliti. Sehingga peneliti

tertarik untuk mengambil penelitian ini dan mengeksplor lebih dalam lagi

mengenai fenomena atau masalah yang telah ditemukan dengan judul

“Implementasi Pelaksanaan Program Kartu Indonesia Sehat (Studi Kasus

Pada UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam

Kabupaten Bintan).”

1. 2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan dan dijelaskan, maka

penelitian ini memfokuskan pada masalah yang akan penulis bahas yaitu

“Bagaimana Implementasi Program Kartu Indonesia Sehat (Studi Kasus Pada

UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten

Bintan)?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan peneliti dalam

melakukan penelitian ini yaitu, untuk mengetahui Implementasi Pelaksanaan

Program Kartu Indonesia (Sehat Studi Kasus Pada UPTD Puskesmas Teluk Sasah

Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan).


1

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik

manfaat teoritis maupun manfaat praktis sebagai berikut.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi

dan manfaat dalam menambah pengetahuan tentang kajian-kajian di

bidang sosial khusus nya dalam implementasi pelaksanaan program Kartu

Indonesia Sehat (KIS) dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas.

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk melatih, meningkatkan dan

mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah, sistematis dan

metodologis penulis dalam menyusun wacana baru dalam penciptaan

pengetahuan dan wawasan secara khusus terkait implementasi penerapan

program Kartu Indonesia Sehat (KIS) dalam pelayanan kesehatan di

pusat kesehatan masyarakat.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini merupakan sumbangan pemikiran

instansi terkait mengenai implementasi pelaksanaan program Kartu

Indonesia Sehat dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas. Kajian ini

juga diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk

mengambil kebijakan yang akan kemajuan institusi. Penelitian ini

diharapkan dapat memberikan konstribusi dan memperkaya berbagai

penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa program Ilmu Administrasi

Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Maritim Raja Ali
1

Haji Tanjungpinang sehingga dapat dijadikan bahan referensi untuk

karya ilmiah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Saat melakukan penelitian ini, selain mendeskripsikan, menggambar dan

membahas sebuah teori-teori yang sudah ada dan yang telah sesuai dengan

penelitian yang telah dilakukan, maka dilakukan juga suatu pengkajian dari

penelitan terdahulu yang tentunya sangat membantu peneliti untuk menemukan

dan memahami suatu permasalahan yang akan dibahas dengan suatu pendekatan

yang lebih spesifik lagi. Berikut beberapa hasil penelitian terdahulu yang

berkaitan dengan Implementasi Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) dalam

Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) sebagai

berikut:

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

N Nama Judul Metode Hasil Persamaan


o Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian dan
Terdahulu Perbedaan
1. Oktaviyati, Pelaksanaa Metode Hasil Adapun
Leny (2017 n Program penelitian penelitian ini persamaan
Kartu yang adalah dalam
Indonesia digunakan pelaksanaan penelitian ini
Sehat (KIS) adalah jenis Kartu yaitu dimana
Bagi penelitian Indonesia peneliti
Masyarakat deskriptif Sehat bagi menggunakan
Miskin dan dengan masyarakat metode
Tidak pendekatan miskin dan penelitian
Mampu di kualitatif. tidak mampu dengan jenis
Kecamatan di Kecamatan penelitian
Widang Widang deskriptif
Kabupaten Kabupaten dengan
Tuban. Tuban sudah pendekatan
berjalan kualitatif.
dengan baik Adapun
sesuai dengan perbedaan
peraturan penelitian
yang berlaku. yang

14
1

Kemudian dilakukan
efektivitas peneliti
pelaksanaan dengan
Kartu penelitian ini
Indonesia adalah terlihat
Sehat juga dari letak
sudah tepat lokasi nya
sasaran dimana
karena peneliti
penerima nya melakukan
adalah penelitian ini
masyarakat di UPTD
miskin dan Puskesmas
tidak mampu. Teluk Sasah
Kecamatan
Seri Kuala
Lobam
Kabupaten
Bintan
sedangkan
lokasi
penelitian
yang di teliti
oleh
Oktaviyati,
Leni (2017)
di Kecamatan
Widang
Kabupaten
Tuban.
2. Rikal Eben Implementa Metode Hasil Adapun
Moniung, si Program penelitian penelitian ini persamaan
Frans Kartu yang menunjukkan peneliti
Singkoh, Indonesia digunakan bahwa dengan
Daud Sehat Di adalah pelaksanaan penelitian ini
Markus Rumah metode program yaitu sama-
Liando Sakit penelitian Kartu sama meneliti
(2017) Umum kualitatif Indonesia implementasi
Daerah yang Sehat dapat program kartu
Noongan dimaksud dipelajari dan indonesia
Kabupaten untuk diketahui sehat serta
Minahasa memperoleh lewat sama-sama
dan menggali informasi- menggunakan
informasi informasi metode
sedalam- yang lengkap penelitian
dalamnya dan akurat deskriptif
1

hingga dari kualitatif


mendapatkan pelayanan yakni
informasi administrasi menggali
mengenai Kartu informasi-
implementas Indonesia informasi
program Sehat bagi sedalam-
Kartu pasien yang dalam nya
Indonesia menggunakan dalam
Sehat di pelayanan di permasalahan
rumah sakit RSUD yang
RSUD Noongan ditemukan di
Noongan Kabupaten lapangan, lalu
Kabupaten Minahasa sama-sama
Minahasa dalam hal ini menggunakan
untuk teori Edward
mengenai III yang mana
informasi KIS implementasi
masih kurang mencangkup
di 4 indikator
sosialisasikan yakni
dengan baik komunikasi,
sehingga sumber daya,
banyak disposisi dan
masyarakat struktur
yang berobat birokrasi.
belum Lalu yang
mengetahui menjadi
bagaimana perbedaan
alur nya, nya ada
selain itu terletak pada
untuk petugas lokas nya
mengenai dalam
tanggung penelitian
jawab sudah yang
cukup baik dilakukan
namun masih oleh Rikal
ada beberapa Eben
oknum- Moniung,
oknum yang Frans
belum Singkoh,
menajalankan Daud Markus
tugas nya Liando (2017)
dengan baik melakukan
dan kurang penelitian
ramah implementasi
terhadap program kartu
1

masyarakat Indonesia
atau pasien sehat di
yang berobat RSUD
menggunakan Noongan
KIS, Kabupaten
kemudian Minahasa
kurang nya sedangan saya
sarana dan peneliti (saya)
prasarana melakukan
seperti jumlah penelitian
kursi yang implementasi
tersedia tidak program kartu
sesuai Indonesia
kapasitas sehat di
dengan UPTD
banyak nya Puskesmas
masyarakat Teluk Sasah
yang berobat Kecamatan
sehingga Seri Kuala
banyak Lobam
masyarakat Kabupaten
yang Bintan.
mengantri
dan
menunggu
diluar
sembari
berdiri.
3. Erna, Ria Implementa Penelitian ini Dalam Adapun
Andriyani, si Program menggunakan penelitian ini persamaan
Opi Jaminan metode adapun hasil nya yakni
Supriyadi Kesehatan deskriptif yang sama-sama
dan Nasional kuantitatif didapatkan mengambil
Sumaryono Kartu dengan bahwa program
(2020) Indonesia menggunakan implementasi Kartu
Sehat (JKN teknik kebijakan Indonesia
KIS) Dalam pengumpulan program JKN Sehat
Upaya data yakni KIS sebagai sedangkan
Meningkat observasi, Variabel (X) perbedaan
kan wawancara, berada pada nya terletak
Kualitas angket/kuesio kategori yang pada metode
Pelayanan ner baik hal ini penelitian
Kesehatan dibuktikan yang
Masyarakat dengan skor digunakan
Miskin yang penelitian ini
didapatkan menggunakan
1

sebesar 4473 metode


serta kualitas deskriptif
pelayanan kuantitatif
kesehatan sedangkan
Variabel (Y) peneliti
juga berada menggunakan
pada kategori metode
yang baik hal penelitian
ini tentu nya deskriptif
didukung kualitatif
dengan bukti kemudian
dan skor yang perbedaannya
didapatkan terlihat sangat
sebesar 5100. jelas dari
teori yang
digunakan
dimana dalam
penelitian ini
menggunakan
teori Van
Meter dan
Van Horn
bahwa ada 6
variabel yang
mempengaru
hi
kinerja
implementasi,
dalam
(Subarsono,
2015, p. 106)
yaitu standard
an sasaran,
komunikasi,
sumber daya
antar
organisasi dan
penguatan
aktivitas,
karakteristik
agen
pelaksana,
kondisi sosial,
ekonomi dan
politik serta
disposisi
1

implementor
sedangkan
peneliti
menggunakan
teori dari
Edwards III
bahwa
keberhasilan
implementasi
dipengaruhi
oleh empat
indikator
yaitu
komunikasi,
sumber daya,
disposisi dan
struktur
organisasi.
4. Primus Implementa Peneliti ini Adapun hasil Adapun
Yaluwo si Program menggunakan penelitian persamaan
(2021) Kartu metode yang dalam
Indonesia peneliatian dilakukan penelitian ini
Sehat deskriptif oleh Primus adalah sama-
Dalam dengan Yaluwo sama
Meningkat pendekatan (2021) menggunakan
kan induktif. menunjukkan metode
Kualitas bahwa penelitian
Pelayanan implementasi deskriptif
Kesehatan program kartu sedangkan
Di Rumah Indonesia perbedaan
Sakit sehat dari nya terlihat
Umum segi content jelas dari
Daerah of polcy teori yang
Kabupaten belum digunakan
Boven dapat dalam hal ini
Digoel terlaksana peneliti
Provinsi dengan menggunakan
Papua optimal hal teori Edward
tersebut III yang
terlihat juga menyatakan
dari sarana bahwa
dan prasarana terdapat 4
yang belum indikator
memadai. dalam
keberhasilan
implementasi
2

yakni
komunikasi,
sumber daya,
diskposisi,
dan struktur
organisasi
sedangkan
penelitian
yang
dilakukan
oleh Primus
Yaluwo
(2021)
menggunakan
teori
implementasi
dari Merille
S. Grindle
bahwa
keberhasilan
dari
implementasi
kebijakan
dilihat dari isi
kebijakan dan
konteks
implementasi
nya selain itu
yang menjadi
perbedaan
nya dilihat
dari lokasi
penelitian nya
dimana
penelitian ini
melakukan
penelitian di
Rumah Sakit
Umum
Daerah
Kabupaten
Boven Digoel
Provinsi
Papua
sedangkan
peneliti
2

melakukan
penelitian di
UPTD
Puskesmas
Teluk Sasah
Kecamatan
Seri Kuala
Lobam
Kabupaten
Bintan.
5. Cecilia Dwi Implementa Penelitian ini Adapun hasil Adapun
Permata si menggunakan penelitian ini persamaan
Sari Kebijakan penelitian adalah bahwa dalam
,Hinfa Kartu deskriptif pelaksanaan penelitian ini
Mosshanan Indonesia kualitatif. program adalah
za, Anwar Sehat Di Kartu terletak pada
(2023). Puskesmas Indonesia metode
Kedaton Sehat dalam penelitian nya
Bandar pelayanna yakni sama-
Lampung. kesehatan di sama
puskesmas menggunakan
Kedaton metode
Bandar penelitian
Lampung deskriptif
sudah kualitatif
berjalan sedangkan
dengan baik perbedaan
hal ini dilihat nya adalah
bahwa terlihat snagat
penyelenggar jelas dari
aan KIS ini teori yang
sudah digunakan
mengacu dimana
pada penelitian
peraturan yang
yang telah di dilakukan
tetapkan di oleh Cecilia
SOP yang Dwi Permata
dibuat, Sari
kemudian ,Hinfa
tidak ada Mosshananza,
yang menjadi Anwar (2023)
pembeda menggunakan
antara teori Agustino
masyarakat (2008: 195
yang Van
2

menggunaan Metter dan


KIS dengan Van Horn)
masyarakat adapun
yang indikator nya
menggunkan yaitu
jaminan disposisi,
kesehatan komunikasi
lainnya selain serta sumber
itu dari segi daya
sarana dan sedangkan
prasarana peneliti
sudah sangat menggunakan
memadai dan teori Edwards
petugas III yang mana
layanan sudah dalam
melakukan keberhasilan
tugas nya implementasi
dengan baik ada empat
dan sesuai indikator
dengan yakni
tanggung komunikasi,
jawab nya. sumber daya,
disposisi dan
struktur
birokrasi
kemudian
yang menjadi
perbedaan
nya terletak
pada objek
dan lokasi
yang diteliti
dimana
penelitian ini
dilakukan di
Puskesmas
Kedator
Bandar
Lampung
sedangkan
peneliti
melakukan
penelitian di
UPTD
Puskesmas
Teluk Sasah
2

Kecamatan
Seri Kuala
Lobam
Kabupaten
Bintan.
Sumber: Olahan Peneliti, 2023

2.2 Kerangka Teori

2.2.1 Definisi Implementasi

Implementasi merupakan suatu kegiatan, perbuatan dan langkah-langkah

dari sebuah rencana yang telah disusun secara matang dan terperinci.

Implementasi merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam

melakukan suatu proses kebijakan. Ada banyak sekali kebijakan-kebijakan baik

yang mampu dibuat oleh pemerintah namun ternyata kebijakan-kebijakan baik

yang telah di buat oleh pemerintah tersebut tidak memiliki pengaruh apa-apa

dalam kehidupan terutama terhadap negara hal ini dikarenakan kebijakan-

kebijakan baik yang telah dibuat oleh pemerintah tersebut tidak dapat dijalankan

sebagaimana mestinya. Menurut Hungtinton (dalam Mutiarin:2015) mengatakan

bahwa perbedaan yang paling mendasar dan yang paling penting antara suatu

Negara yang satu dengan suatu Negara yang lain bukan lah dilihat dari bentuk nya

suatu ideology namun hal tersebut dilihat dari bagaimana kemampuan dari suatu

Negara tersebut dalam menjalankan pemerintahan nya. Tentunya dalam tingkat

kemampuan tersebut dapat diketahui dari bagaimana setiap Negara dalam

melakukan pengimplementasian terutama dalam pengambilan sebuah keputusan

atau kebijakan yang telah dibuat oleh presiden dari Negara itu sendiri.
2

Menurut Horn (Tahir 2014:55) berpendapat bahwa implementasi

merupakan suatu tindakan-tindakan, aksi-aksi yang dilakukan oleh individu-

individu, pejabat-pejabat, kelompok-kelompok baik dari pemerintah maupun

swasta yang diarahan untuk melakukan suatu kegiatan-kegiatan yang telah

digariskan atau direncanakan sebelumnya secara matang guna mencapai suatu

tujuan yang sudah rencanakan yang mana tentunya hal tersebut telah digariskan

dalam suatu kebijakan-kebijakan.

Menurut Nurdin Usman implementasi adalah suatu hal yang bermuara

pada suatu kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas, aksi-aksi, tindakan-tindakan,

serta adanya mekanismes yang merupakan cara kerja dari suatu organisasi,

implementasi ini bukan hanya berupa sebuah aktivitas, aksi-aksi, dan tindakan-

tindakan saja tetapi implementasi ini merupakan suatu kegiatan yang sudah

direncanakan secara matang dan baik kemudian dilakukan agar tercapainya suatu

tujuan yang telah dirancangkan.

(Gaffar,2009) mengemukakan pendapat nya bahwa implementasi adalah

salah satu tahapan-tahapan dalam melakukan suatu proses kebijakan-kebijakan

publik. Umunya implementasi dijalankan setelah adanya suatu kebijakan yang

telah dirumuskan dengan mempunyai suatu tujuan yang jelas. Implementasi juga

diartikan sebagai suatu rangkaian-rangkaian dari adanya suatu aktivitas yang

mana dalam hal ini dimana aktivitas tersebut dihantarkan kebijakan nya kepada

masyarakat-masyarakat sehingga kebijakan yang telah disusun tersebut boleh

berjalan dan boleh memberikan hasil nya kepada para masyarakat sehingga

dengan
2

begitu masyarakat dapat merasakan kebijakan-kebijaka yang telah di susun

tersebut.

Dari beberapa banyak nya pengertian implementasi diatas maka dapat

disimpulkan bahwasannya implementasi adalah suatu bentuk kebijaka-kebijakan

yang telah dirancang dan direncankan oleh pemerintah yang mana kebijakan

tersebut dijalankan untuk mendapatkan hasil dan juga agar tercapai nya suatu

tujuan dimana dalam menjalankan kebijakan tersebut bukan hanya sumber daya

manusia saja yang dibutuhkan tetapi juga dari segi sumber daya finansial agar

kebijakan tersebut boleh berjalan dengan lancar sebagaimana mestinya.

A. Implementasi Kebijakan

Implementasi kebijakan merupakan suatu tindakan yang mana pada

dasarnya ada nya sebuah prinsip-prinsip nya agar sebuah kebijakan tersebut

dapat mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Menurut Sabatier dalam Kadjie

(2008:28) implementasi kebijakan merupakan suatu pelaksanaan mengenai

keputusan-keputusan kebijakan dasar, yang mana biasanya di dapatkan dalam

bentuk Undang-Undang namun tidak dapat dipungkiri bahwa selain dalam bentu

Undang-Undang dapat juga diperoleh melalui bentu dari suatu perintah-perintah,

keputusan-keputusan dari eksekutif yakni suatu lembaga yang diberikan untuk

melaksanakan Undang-Undang maupun suatu keputusan dari adanya badan

peradilan.

Menurut Van Meter dan Van Horn (Rohman, 2009:134), mengemukakan

pendapat mereka bahwa implementasi kebijakan adalah suatu keseluruhan dari


2

adanya suatu tindakan-tindakan yang dilakukan oleh para individu-individu,

kelompok-kelompok, hingga pejabat pemerintahan maupun swasta yang diarahkan

untuk mencapai suatu tujuan dari adanya implementai yang telah direncanakan

dengan baik, tindakan-tindakan ini merupakan suatu hasil dari keputusan yang telah

dibuat guna mencapai suatu perubahan-perubahan yang besar maupun perubahan-

perubahan yang kecil.

Menurut Winarno (2005:1001), dalam bukunya yang berjudul Teori dan

Proses Kebijakan Publik berpendapat bahwa implementasi kebijakan merupakan

suatu alat administrasi hukum yang mana hal tersebut dipengaruhi dari berbagai

faktor-faktor, organisasi-organisasi, prosedur- prosedur, dan teknik-teknik yang

melakukan kerja sama dan bersama-sama untuk bekerja dalam menjalankan

kebijakan guna mendapatkan suatu dampak yang tentunya dampak tersebut yang

bersifat positif.

Menurut Euguene Bardach (dalam Agustino, 2008:138) berpendapat

bahwa implementasi kebijakan merupakan suatu program yang telah disusun sebaik

mungkin untuk dijalankan kebijakan nya guna mendapatkan hasil dan tujuan yang

ingin dicapai. Dalam hal ini implementasi kebijakan menyangkut tiga hal yaitu

sebagai berikut:

1. Terdapatnya suatu tujuan atau sasaran dari suatu perbuatan (kegiatan)

2. Terdapatnya suatu aktivitas-aktivitas atau suatu perbuatan-perbuatan

dalam pencapaian dari suatu kegiatan

3. Terdapatnya hasil dari suatu kegiatan yang telah dilaksanakan


2

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan

Implementasi Kebijakan Publik

Implementasi kebijakan tidak lah selalu berjalan dengan baik dan lancar

dalam kenyataan nya implementasi kebijakan tentunya karena dipengaruhi oleh

faktor-faktor keberhasilan implementasi kebijakan. Dalam melakukan proses

implementasi kebijakan selalu ada hal-hal yang kemungkinan terjadi perbedaan

antara apa yang terjadi dengan apa yang diharapakan sering sekali terjadi hal-hal

yang tentunya tidak diinginkan.

Dalam hal ini Hogwood dan Gunn (1984) berpendapat dan

memberitahukan bahwa kegagalan kebijakan masuk kepada dua kategori yaitu,

tidak terimplementasikan (not implemented) serta implementasi yang tidak

berhasil (unsuccessful implementation). Tidak terimplementasikan diartikan

bahwa sebagaimana suatu kebijakan tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan yang

telah direncanakan dikarenakan beberapa faktor ataupun kendala misalkan suatu

pihak yang terlibat dalam pelaksanaan implementasi kebijakan ini tidak mau

bekerja sama atau biasanya terjadinya karena adanya suatu permasalahan dan

dimana tidak dapat ditemukan sebuah solusi. Sedangkan implementasi yang tidak

berhasil terjadi dimana biasanya suatu kebijakan-kebijakan telah dilaksanakan dan

dijalankan sesuai dengan rencana yang telah dibuat namun hal tersebut tidak

terlaksana atau dibatalkan dikarenakan adanya ketidakuntungan yang didapatkan

saat menjalin sebuah kerjasama dengan pihak-pihak, kemudian adanya terjadi

bencana alam seperti banjir, longsor dan lain-lain yang memungkingkan

implementasi tersebut tidak terlaksana sesuai dengan yang telah dirangkan.


2

Tidak terimplementasikan (not implemented) memuat beberapa alasan-

alasan sebagai berikut:

1. Kebijakan tersebut tidak dijalankan sesuai dengan yang telah direncanakan


atau dirancang
2. Terdapat pihak-pihak yang tentunya tidak mau terlibat atau masuk dalam
suatu kebijakan serta tidak ingin melakukan suatu kerjsama
3. Tidak melakukan pekerjaan nya dengan efisien
4. Tidak mempelajari dan mengetahui secara luas mengenai permasalahan-
permasalahan yang ada serta diluar jangkauan dan cangkupan kekuasaan
5. Kendala-kendala atau hambatan-hambatan yang ada tidak mampu untuk
diatasi dalam kata lain tidak ada nya solusi yang didapatkan untuk
mengatasi kendala-kendala maupun hambatan-hambatan tersebut

Kemudian implementasi yang tidak berhasil (unsuccessful

implementation) memuat beberapa alasan-alasan sebagai berikut:

1. Keadaan eksternal (luar) tidak mendukung terlaksana nya kebijakan


tersebut
2. Adanya kebijakan-kebijakan yang telah direncanakan dan dijalani tersebut
tidak mendapatkan hasil akhir yang ingin di dapatkan atau dalam kata lain
tidak mencapai tujuan yang diinginkan.
Sedangkan Abdul Wahab (1997:48) mengatakan dan berpendapat bahwa

kebijakan yang memiliki risiko untuk gagal biasanya dikarenakan oleh beberapa

faktor-faktor antara lain sebagai berikut:

1. Pelaksanaan kebijakan ini sangat jelek, dalam artian implementor


(pelaksana) kebijakan tidak mempunyai keahlian yang sesuai dengan
tuntunan kebijakan tersut, mereka tidak paham dan tidak mengetahui
mengenai isi kebijakan dan sasaran dari pada kebijakan tersebut
2. Kebijakan-kebijakan yang telah dibuat tidak di dasarkan pada
kepentingan- kepentingan rakay atau masyarakat dan hanya memiliki
sasaran nya saja yakni masyarakat tetapi kebijakan ini tidak memiliki
keuntungan bagi masyarakat yang menjadi sasaran dalam kebijakan
3. Kebijakan tersebut sangat jauh tidak sesuai dengan apa yang diharapkan
oleh masyaraat sehingga kebijakan tersebut gagal dilakukan
2

Selain itu menurut Islamy (1997:36) mengemukakan pendapatnya tentang

beberapa hal-hal yang menjadi penyebab dari terjadinya kegagalan implementasi

kebijakan ini yaitu sebagai berikut:

1. Adanya keterbatasan dalam sumber-sumber baik itu sumber daya manusia


maupun sumber daya finansial (keuangan)
2. Adanya terdapat kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam sebuah
administrasi kebijakan Negara
3. Terdapat respon-respon dari masyarakat itu sendiri mengenai administrasi
kebijakan Negara yang tidak sesuai lagi dengan yang telah direncanakan
dalam kata lain masyarakat tersebut memberikan respon administrasi
kebijakan Negara dengan cara-cara nya sendiri
4. Terdapat nya suatu tujuan dari kebijakan Negara itu sendiri yang tentunya
bertentangan dengan hal yang lain
5. Solusi untuk melakukan dan memecahkan masalah itu sendiri
membutuhkan finansial (keuangan) yang jauh lebih besar dari pada
masalah yang ada
6. Terdapat sedikit faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan
7. Adanya masalah publik (Negara) yang tidak dapat dipecahkan dalam kata
lain tidak mendapatkan jalan keluar atau solusi untuk masalah tersebut
8. Terdapat perubahan-perubahan ketika sedang dilaksanakan nya
implementasi kebijakan tersebut
9. Terdapat masalah-masalah yang baru yang menarik untuk dilakukan
penelitian atau diteliti
Berhasil atau tidaknya suatu implementasi kebijakan tidak lah ditentukan

oleh faktor-faktor yang berasal dari organisasi saja atau dari badan pelaksana

(implementor) nya namun dalam hal ini kelompok yang menjadi sasaran juga

menjadi penentu dalam keberhasilan implementasi kebijakan hal tersebut tentunya

sangat tergantung dari adanya dukungan yang diberikan atas implementasi

kebijakan tersebut sehigga diharapkan implementasi kebijakan tersebut boleh

terlaksana dengan baik dan berhasil. Menurut Islamy (1990:108-111) menyatakan

pendapat nya bahwa hal-hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal yakni sebagai

berikut:
3

1. Adanya anggota masyarakat yang mengetahui dan menjalankan kebijakan-


kebijakan Negara:
a. Terdapat anggota-anggota yang mematuhi dan menjalankan kekuasaan
yang dimiliki nya sesuai dengan keputusan-keputusan pemerintah
b. Terdapatnya kesadaran untuk menerima suatu kebijakan
c. Terdapatnya sebuah kepercayaan bahwa kebijakan-kebijakan tersebut
dibuat secara resmi
d. Terdapatnya sebuah kepentingan individu
e. Terdapatnya sebuah hukuman-hukuman yang diberikan kepada orang-
orang yang tidak melaksanakan kebijakan tersebut
f. Terdapatnya masalah waktu yang seri terjadi
2. Adanya anggota masyarakat yang tidak tidak menaati dan menjalankan
kebijakan Negara:
a. Terdapat kebijakan yang berlawanan dengan sistem poin-poin (nilai)
masyarakat itu sendiri
b. Terdapatnya sebuah sketsa mengenai ketidaktaatan dalam pemilihan
hukum
c. Terdapatnya sebuah keanggotaan dalam sebuah organisasi maupun
sebuah perkumulan-perkumpulan
d. Terdapatnya hal-hal yang digunakan untuk mencari keuntungan dengan
sangat cepat
e. Terdapatnya sebuah ketidakpastian hukum
Sehubungan dengan hal-hal diatas maka dapat kita ketahui bahwasannya

peranan badan atau lembaga pemerintah sangat besar sekali pengaruh nya dalam

memberikan dorongan-dorongan kepada masyarakat, agar para masyarakat

tersebut dapat mematuhi, melaksanakan serta menjalankan peraturan-peraturan

serta kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga.

Sebagaimana hal yang telah dijelaskan diatas, bahwa Van Meter dan Varn

Horn (1975), Hogwood dan Guun (1986) lalu Mazmainan serta Sabatier (1987)

membeberkan mengenai hal-hal yang menjadi faktor penghambat dari

implementasi kebijakan adalah sebagai berikut:

a. Van Meter dan Van Horn (1975) dalam teori nya menjelaskan
bahwa faktor penghambat dalam implementasi kebijakan adalah
adanya perbedaan-perbedaan dalam suatu argument-argumen yang
3

mana dalam proses imlementasi kebijakan juga snagat dipengaruhi


oleh sifat-sifat dari kebijakan tersebut sehingga dalam hal ini
implementasi kebanyakan berhasil apabila adanya suatu perubahan
yang mana perubahan tersebut bersifat relatif serta memiliki tujuan
yang sama ketika menjalankan proses nya didalam langan.
b. Hogwood dan Lewis. A. Gunn (1986) memberitahu bahwa agar
implementasi kebijakan Negara ini dapat dikatakan secara
sempurna maka diperlukan beberapa persyaratan-persyaratan.
Adapun persyaratan-persyaratan nya adalah sebagai berikut:
a) Kondisi luar yang akan dihadapi oleh badan instansi atau
lembaga-lembaga serta organisasi-organisasi dipastikan
tidak akan memiliki hambatan-hambatan atau kendala-
kendala yang terlalu serius
b) Dalam melaksanakan maupun menjalankan sebuah program
harus mempunyai sumber daya finansial (keuangan) serta
waktu yang memadai
c) Adanya perpaduan antara sumber daya manusia dengan
sumber daya finansial harus seimbang
d) Suatu kebijakan yang akan dilaksanakan (di
implementasikan) harus lah didsari pada hubungan sebab-
akibat
e) Terdapatnya hubungan sebab akibat yang bersifat
berlangsung
f) Adanya hubungan yang saling bergantungan namun hanya
kecil dan tidak besar dalam kebergantungan
g) Adanya pemahaman-pemahaman yang mendalam dan
mempunyai perjanjian terhadap sebuah tujuan
h) Terdapat tugas-tugas yang dijelaskan dengan secara jelas
dan ditempatkan berdasarakan suatu urutan yang tepat
i) Terdapat komunikasi dan koordinasi yang baik sehingga
memudahkan untuk mendapatkan informasi
j) Pihak-pihak yang mempunyai kekuasaan dan kewenang
dapat melakukan tugas nya sesuai dengan amanah serta
bertanggung jawab

2.2.2 Definisi Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan merupakan pelayanan yang dimana seluruh

masyarakat-masyarakat berhak untuk mendapatkan hak nya yaitu menerima

layanan kesehatan. Menurut Lovely dan Loomba (Mubarak, Pengantar

Keperawatan Komunitas hlm 89) berpendapat bahwa pelayanan kesehatan

merupakan suatu upaya yang dilakukan secara bersama-sama dalam suatu


3

komunitas, organisasi, lembaga-lembaga yang mana sifatnya tentu saja untuk

menolong orang-orang, menyebuhkan seseorang dari sakit penyakit yang

dideritanya.

Definisi pelayanan kesehatan menurut Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia (2009) menjelaskan bahwasanya pelayanan kesehatan adalah segala

upaya yang di mana dilakukan sendiri atau bersama-sama secara berkelompok

dalam suatu komunitas untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta

mencegah dan mengobati penyakit dan juga memulihkan kesehatan individu

(perorangan), keluarga, kelompok ataupun komunitas.

Definisi pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo

berpendapat pelayanan kesehatan merupakan subsistem, pelayanan kesehatan

sebuah sasaran yang prioritas nya adalah pelayanan preventif (pencegahan) serta

promotive (peningkatan kesehatan) yang sasaran nya adalah penduduk. Dimana

pelayana kesehatan ini memberikan pengobatan kepada masyarakat yang sedang

sakit, lalu menyembuhkan sakit penyakit yang diderita oleh masyarakat tersebut

dengan begitu kehidupan masyarakat tersebut akan damai sejahetra.

Menurut Pohan (2007:28) berpendapat bahwa pelayanan kesehatan ke

dalam istilah operasional, setiap orang yang terlibat dalam pelayanan kesehatan

baik itu pasien, penyedia layanan kesehatan, asisten, medis atau manajemen

institusi perawatan kesehatan termasuk ke dalam sistem dan harus bertanggung

jawab.
3

Pendapat Notoadmodjo (2010:5-6) bahwa pelayanan kesehatan adalah

tempat atau fasilitas yang dipergunakan atau dimanfaatkan dalam melaksanakan

suatu kesehatan. Dari berbagai definisi pelayanan kesehatan diatas dapat

disimpulkan bahwa, pelayanan kesehatan merupakan suatu pelayanan yang wajib

dilakukan oleh apparat yang bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan

kesehatan yang baik kepada masyarakat secara adil tanpa adanya diskriminasi.wab

untuk memenuhi peran nya masing-masing.

A. Persyaratan Pokok Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan yang baik tentunya harus memiliki persyaratan

pokok, menurut Azwar (1996) adapun peryaratan pokok dalam pelayanan

kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Tersedia dan Berkesinambungan (Available and Continuous)


Persyaratan pokok yang utama dalam pelayanan kesehatan yang
baik tersebut adalah tersedia (available) dan berkesinambungan
(continuous), sebagaimana dimaksud bahwa tersedia yakni adalah
diharapkan pelayanan kesehatan ini dapat tersedia di lingkungan
masyarakat sehingga dalam hal ini ketika masyarakat membutuhkan jenis
pelayanan kesehatan maka dapat di temukan dengan cepat serta dapat
dibutuhkan kapan saja ketika masyarakat membutuhkan pelayanan
kesehatan.
2. Dapat Diterima dan Wajar (Acceptable and Reasonable)
Persyaratan pokok yang kedua dalam pelayanan kesehatan yang
baik tersebut adala diterima (acceptable) dan wajar (reasonable).
Sebagaimana yang dimaksud adalah pelayanan kesehatan ini sama seperti
kepercayaan masyarakat apabila jenis pelayanan nya bagus diberikan
kepada masyarakat maka masyarakat dapat mempercayai bahwa pelayanan
yang diberikan memang bagus sehingga masyarakat setempat dapat
menerima pelayanan kesehatan yang ada tersebut.
3. Mudah Dicapai (Easy to Reach)
3

Persyaratan pokok yang ketiga dalam pelayanan kesehatan yang


baik adalah mudah dicapai (easy to reach). Sebagaimana yang dimaksud
adalah mudah dicapai artinya lokasi pelayanan kesehatan yang ada tersebut
dapat di jangkau oleh masyarakat dengan mudah. Namun pada kenyataan
nya sering sekali kita temui bahwa pelayanan kesehatan selalu terdapat di
daerah perkotaan dengan fasilitas-fasilitas yang memadai dibandingkan
dengan pelayanan kesehatan yang berada didesa dengan fasilitas-fasilitas
yang kurang memadai.
4. Mudah Dijangkau (Reachable)
Persyaratan pokok yang ke empat dalam pelayanan kesehatan yang
baik adalah mudah dijangkau (reachable). Sebagaimana yang dimaksud
adalah dari segi biaya. Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dari segi biaya
dikarenakan perekonomian setiap masyarakat yang berbeda-beda.
Apalagi dari segi ekonomi mudah dijangkau oleh masyarakat maka
pelayanan kesehatan tersebut dapat dikatakan baik.
5. Bermutu (Quality)
Persyaratan pokok yang ke lima dalam pelayanan kesehatan yang
baik adalah bermutu (quality). Sebagaimana yang dimaksud adalah
dilihat dari segi apakah masyarakat sudah puas dengan jasa pelayanan
kesehatan yang diberikan, serta bagaimana dari segi peryaratan
administrasinya apakah mudah atau justru menyulitkan masyarakat itu
sendiri.

2.2.3 Definisi Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS)

Pusat kesehatan masyarakat yang yang sering kita kenal dengan

Puskesmas merupakan suatu unit yang melaksanakan suatu hal yang bersifat

fungsional, dimana dalam hal tersebut puskesmas memiliki fungsi sebagai suatu

pusat dalam pembangunan kesehatan, hal tersebut tentunya sangat berdampak

bagi masyarakat dalam melakukan suatu pengoabatan kesehatan tingkat pertama

(Azwar:1996).

Perdana Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43 Tahun 2019

mendefinisikan bahwapuskesmas merupakan suatu tempat yang

menyelenggarakan suatu bentuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang

berada disuatu wilayah, daerah, kota, ataupun kecamatan yang dimana puskesmas

merupakan tingkat
3

pertama perseorangan dalam suatu pelayanan kesehatan dengan menguataman

upaya peningkatan dan penecegahan.

Dalam aktivitas dan tanggungjawab nya, puskesmas memiliki asas-asas

pokok yang dimana harus dipatuhi. Adapun asas-asas pokok yang terdapat di

puskesmas adalah sebagai berikut:

1. Asas Pertanggungjawaban
Asas pertanggungjawaban wilayah ini menetapkan bahwa
puskesmas memiliki suatu wilayah atau tempat kerja di suatu daerah
yang dimana mereka harus bersedia dan bertanggungjawab atas tugas
yang mereka lakukan mengenai pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat di suatu wilayah di tempat mereka bekerja. Dimana mereka
harus bertanggungjawab terhadap masyarakat tersebut mengenai
pelayanan kesehatan seperti administrasi, kemudian juga masyarakat
yang berobat dan juga keluhan-keluhan sakit lainnya dari masyarakat
tersebut.
2. Asas Peran Serta Masyarakat
Dalam hal ini di mana asas ini mengatakan bahwa puskesmas tidak
akan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan tanpa adanya
dukungan dan juga bantuan dari masyarakat setempat. Karena bagaimana
mungkin Puskesmas dapat berdiri dan berjalan jikalau tidak mendapatkan
dukungan dari masyarakat setempat, tulah sebabnya mengapa peran dan
serta dari masyarakat ini sangat perlu dan sangat dibutuhkan demi
kemajuan puskesmas tersebut.
3. Asas Keterpaduan
Dalam asas keterpaduan ini di mana Puskesmas sangat memiliki
kaitan-kaitan dan juga berkaitan dengan seluruh rangkaian kegiatan yang
terjadi dengan sektor-sektor ataupun lingkungan sekitar. Maka dalam hal
ini keterpaduan sangatlah dibutuhkan dalam mencapainya suatu hal yang
baik dalam puskesmas tersebut.
4. Asas Rujukan
Sebagaimana yang dimaksud dalam asas rujukan ini adalah pihak
Puskesmas berhak memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik
kepada masyarakat apabila di Puskesmas tersebut tidak memiliki fasilitas-
fasilitas yang lengkap serta tenaga kesehatan yang kurang. Contohnya
jikalau masyarakat tersebut mengalami sakit yang cukup parah lalu dibawa
ke Puskesmas terdekat Lalu setelah ditindaklanjuti ternyata tenaga
pelayanan kesehatan tersebut seperti dokter kemudian perawat tersebut
tidak ahli
3

dalam sakit yang dialami maka pihak Puskesmas akan merujuk masyarakat
tersebut untuk dapat berobat ke rumah sakit yang lebih besar lagi demi
mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai dan juga fasilitas yang
memadai Sehingga dalam hal ini asas rujukan sangatlah berpengaruh besar
terhadap Puskesmas demi kesehatan dan kesembuhan masyarakat yang
berobat.
A. Fungsi Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS)

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 128

Tahun 2004 mengenai Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Adapun

fungsi Puskesmas yaitu sebagai berikut:

1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawsan Kesehatan


Dalam hal ini puskesmas selalu berupaya dan berusaha dalam
menggerakan serta memantau pembangunan di lintas sektor termasuk juga
oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya. Sehingga tentu nya
hal ini berwawasan serta mendungkung adanya pembangunan kesehatan.
Dalam hal pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan oleh puskesmas
adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan serta melakukan
pencegahan penyakit tanpa harus mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Dalam hal ini puskesma selalu berusaha dan berupaya agar
perorangan terutama masyarakat, keluarga, untuk memiliki kesadaran,
kemauan, dan kemampuan untuk dapat melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk dapat hidup sehat, serta berperan aktif dalam
memperjuangkan kesehatan nya dimana dalam hal ini peran masyarakat
sangat lah penting.
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Puskesmas bertanggungjawab dalam melaksanakan maupun
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh. Dalam hal ini adapun pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang menjadi tanggung jawab puskesmas adalah sebagai berikut:
a. Pelayanan Kesehatan Perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan ialah meliputi pelayanan
yang bersifat secara pribadi (tertutup) yang memiliki tujuan utama
nya adalah untuk menyembuhkan penyakit dan pemulihan
kesehatan perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan
serta pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut
merupakan rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah
dengan rawat inap.
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
3

Pelayanan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan


yang tentunya bersifat terbuka ataupun public. Dimana dalam hal
ini tentunya memiliki tujuan utama untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi
kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan,
perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga
berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan
masyarakat lainnya.
B. Jenis Pelayanan Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS)

Menurut Kementrian Kesehatan (2014) yang mana berdasarkan

kemampuan penyelenggarakan, jenis pelayanan puskesmas dibagi menjadi dua

jenis yaitu sebagai berikut:

1. Puskesmas Non Rawat Inap


Puskesmas non rawat inap adalah Puskesmas yang tidak
menyelenggarakan pelayanan rawat inap, kecuali pertolongan persalinan
normal.
2. Puskesmas Rawat Inap
Puskesmas rawat inap adalah Puskesmas yang diberi tambahan sumber
daya untuk menyelenggarakan pelayanan rawat inap, sesuai pertimbangan
kebutuhan pelayanan kesehatan.

2.2.4 Definisi Kartu Indonesia Sehat

Kesehatan merupakan hak dari setiap warga Negara Indonesia. Hal ini

sendiri telah di atur oleh peraturan perundang-undangan di Negara Indonesia.

Oleh karena itu, pemerintah sebagai wakil dan pembuat suatu kebijakan Negara

hendaklah mampu untuk membangun masyarakat yang sehat, sehingga

masyarakat dapat lebih produktif dalam bekerja serta mendukung Negara dalam

mencapai cita- cita nya, yakni untuk membangun masyarakat yang sehat.
3

Dengan demikian Bapak Jokowi Dodo dan Bapak Jusuf Kalla selaku

Presiden dan Wakil Presiden Negara Indonesia resmi meluncurkan program Kartu

Indonesia Sehat. Kartu Indonesia Sehat (KIS) merupakan salah satu program yang

telah direncanakan oleh Bapak Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Bapak

Jusuf Kalla pada 1 Januari 2014 silam yang lalu berselang 14 hari dilantiknya

Bapak Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden . Bapak

Joko Widodo dan Jusuf Kalla selaku Presiden dan Wakil Presiden meluncurkan

Kartu Indonesia Sehat (KIS) bersamaan dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP) serta

Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Kartu Indonesia Sehat (KIS) berfungsi sebagai

kartu jaminan kesehatan yang dapat digunakan oleh masyarakat yang memiliki

Kartu Indonesia Sehat ini untuk mendapatkan layanan kesehatan secara gratis di

fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan yang mana tentunya harus

sesuai dengan kondisi sakit atau penyakit yang dimiliki atau diderita oleh

masyarakat atau pasien yang sedang berobat baik di rumah sakit, klinik maupun di

puskesmas.

Kartu Indonesia Sehat (KIS) adalah kartu yang memiliki fungsi untuk

memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan secara gartis tanpa memandang dari kalangan dan lapisan mana.

Pengguna Kartu Indonesia Sehat (KIS) dapat menggunakan fasilitas kesehatan

dimana saja baik tingkat pertama maupun tingkat lanjut. Kartu Indonesia Sehat

(KIS) ini merupakan suatu program dari perluasaan program yang sebelumnya

yakni BPJS Kesehatan yang mana BPJS Kesehatan ini diluncurkan oleh Bapak

mantan Presiden Republik Indonesia yaitu Bapak Susilo Bambang Yudhoyono

pada tanggal 1 Maret 2014 yang lalu.


3

Gambar 2. 1 Kartu Indonesia Sehat Tampak Depan


Sumber: https://koin1903.blogspot.com/2018/12/layanan-penuh-
kasih-dari-faskes-dan-si.html

Gambar 2. 2 Kartu Indonesia Sehat Tampak Belakang


Sumber: https://koin1903.blogspot.com/2018/12/layanan-
penuh-kasih-dari-faskes-dan-si.html

BPJS dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) merupakan sama-sama fasilitas

kesehatan yang diberikan oleh Negara, namun BPJS dan Kartu Indonesia Sehat

memiliki perbedaan-perbedaan. Sebenarnya perbedaan yang paling mencolok

antara BPJS dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dilihat pada sasaran pengguna nya

atau orang yang menerimanya. BPJS merupakan program yang dimana anggota

nya
4

harus mendaftar dan membayar iuran sedangkan Kartu Indonesia Sehat (KIS)

anggota nya di ambil dari masyarakat yang miskin dan benar-benar tidak mampu

dan iuran nya di bayar dan di biayai oleh pemerintah alias gratis. Adapun

perbedaan lain dari BPJS dan KIS ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini

sebagai berikut:

Tabel 2. 2 Perbedaan KIS dengan BPJS

No Kartu Indonesia Sehat (KIS) Badan Penyelenggara Jaminan


Sosisal (BPJS)
1. Kartu Indonesia Sehat (KIS) Sedangkan BPJS merupakan suatu
merupakan jaminan kesehatan yang badan atau lembaga yang
hanya diperuntunkan bagi menyelenggarakan program
masyarakat yang tidak jaminan kesehatan tersebut
mampu/miskin
2. Kartu Indonesia Sehat (KIS) Sedangkan BPJS adalah suatu
merupakan kartu yang hanya jaminan kesehatan yang wajib
diberikan kepada masyarakat yang diperuntunkan bagi seluruh warga
tidak mampu/miskin saja Negara Indonesia baik yang mampu
maupun tidak mampu
3. Kartu Indonesia Sehat (KIS) ini Sedangkan BPJS ini hanya dapat
dapat digunakan dimana saja digunakan di rumah sakit,
diseluruh Indonesia, baik itu di puskesmas, klinik yang telah
rumah sakit, puskesmas, maupun terdaftar di BPJS nya saja
klinik
4. Kartu Indonesia Sehat (KIS) tidak Sedangkan BPJS hanya dapat
hanya dapat digunakan untuk digunakan apabila seseorang
pengobatan saja tetapi dapat tersebut memang sudah benar-
digunakan juga untuk pencegahan benar
sakit parah dan harus segera
mendapatkan perawatan
5. Kartu Indonesia Sehat (KIS) Sedangkan BPJS diwajibkan setiap
merupakan kartu bersubsidi yang bulan nya untuk membayar uang
mana uang iuran nya dibayar oleh iuran yang telah ditetapkan
pemerintah
Sumber: Olahan Peneliti, 2023

Kartu Indonesia sehat adalah kartu tanda pengenal bagi peserta jaminan

kesehatan nasional (JKN) yang dikelola oleh badan penyelenggara jaminan sosial

(BPJS) yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu sehingga

dapat mengakses layanan kesehatan gratis. Program kartu Indonesia sehat (KIS)
4

merupakan program yang telah ditentukan dalam bentuk kartu yang fungsinya

memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin untuk mengakses

pelayanan kesehatan gratis tanpa diskriminasi. Kartu Indonesia sehat (KIS)

merupakan program yang bertujuan untuk memperluas pelayanan kesehatan di

segala bidang. Kartu Indonesia sehat memberikan manfaat tambahan pelayanan

preventif, promotif dan deteksi dini yang akan dilaksanakan secara lebih

mendalam dan terpadu (Pratomo, 2015:13).

Kartu Indonesia Sehat (KIS) ini juga merupakan perluasaan dari Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) yang dijalankan dan dilaksanakan oleh BPJS

Kesehatan. Apabila ada sebuah keluarga yang telah terdaftar dan mempunyai

Kartu Indonesia Sehat (KIS) maka ia juga sudah masuk menjadi bagian dari BPJS

Kesehatan termasuk dengan seluruh anak-anaknya. Kartu Indonesia Sehat (KIS)

ini hanya diperuntunkan bagi masyarakat yang tidak mampu/miskin yang mana

iuran nya di bayar oleh pemerintah serta masuk kedalam kategori Penerima

Bantuan Iuran (yang disingkat PBI).

A. Dasar Hukum Kartu Indonesia Sehat (KIS)

Dalam pelaksanaan Kartu Indonesia Sehat (KIS) ini pastinya dilandasi

oleh dasar hukum. Adapun dasar hukum dari Kartu Indonesia Sehat (KIS) adalah

sebagai berikut:

1. Undang-Undang Dasar 1945

2. Undang-Undang No 40 Tahun 2004 mengenai sistem Jaminan Sosial

Nasional (SJSN) serta Undang-Undang BPJS yang mengamanatkan


4

bahwa masyarakat Indonesia yang tidak mampu/ miskin di tanggung

oleh pemerintah

3. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 34 ayat 5 yang berbunyi bahwa

fakir miskin dan anak-anak yang terlantar di tanggung dan dibiayai

oleh pemerintah Negara

B. Manfaat Kartu Indonesia (KIS)

Manfaat yang akan dirasakan peserta apabila memperoleh Kartu Indonesia

Sehat (KIS) salah satunya yaitu akan memperoleh pelayanan kesehatan secara

gratis dan akan memperoleh fasilitas yang telah disediakan oleh petugas

pelayanan kesehatan. Berikut ini manfaat yang akan di dapatkan bagi peserta

Kartu Indonesia Sehat yaitu sebagai berikut:

1. Pendaftaran tidak akan dipungut biaya dalam artian gartis dikarenakan

program Kartu Indonesia Sehat (KIS) ini hanya diperuntunkan kepada

orang-orang atau masyarakat yang miskin atau tidak mampu.

2. Peserta Kartu Indonesia Sehat (KIS) tidak perlu membayar uang

bulanan karena semuanya gratis dibiayai oleh pemerintah.

3. Pemegang Kartu Indonesia Sehat (KIS) bisa mendapatkan pelayanan

kesehatan dimanapun dia berada selama jangkauan wilayah nya masih

berada di negara Indonesia baik di rumah sakit, puskesmas maupun klinik.

4. Pelayanan kesehatan penggunaan Kartu Indonesia Sehat tidak hanya

merujuk kepada pencegahan saja tetapi juga kepada pengobatan.


4

C. Fungsi dan Tujuan Kartu Indonesia Sehat (KIS)

1. Fungsi Kartu Indonesia Sehat (KIS)

Salah satu fungsi Kartu Indonesia Sehat (KIS) adalah mampu

memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu/miskin

untuk mengaskes layanan kesehatan secara gratis.

2. Tujuan Kartu Indonesia Sehat (KIS)

Adapun tujuan dari Kartu Indonesia Sehat (KIS) adalah dimana

setiap peserta akan mendapatkan kartu peserta hal tersebut sangat sah

untuk dijadikan bukti untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Selain itu

nantinya kita akan memperoleh fasilitas yang sangat memadai dari

pelayanan kesehatan dan tentunya kita akan mendapatkan hak dan

kewajiban sebagai peserta Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan akan

mendapatkan informasi- informasi mengenai Kartu Indonesia Sehat (KIS).

D. Persyaratan Pendaftaran Kartu Indonesia Sehat (KIS)

Bagi masyarakat yang tidak mampu/miskin yang hendak mengurus Kartu

Indonesia Sehat (KIS) berikut persyaratan-persyaratan nya:

1. Keluarga yang bukan berasal dari pekerja penerima upah (BPPU)

2. Bagi anggota keluarga yang ingin mengurus pendaftaran Kartu

Indonesia Sehat (KIS) diharapkan mengisi data yang sesuai dan yang

tertera di Kartu Keluarga (KK)

3. Mendaftar di kantor BPJS yang dekat dengan lokasi rumah


4

4. Adapun dokumen yang dibutuhkan untuk mendaftar Kartu Indonesia

Sehat (KIS) adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK),

Surat Keterangan Domisili, pas foto 3x4 masing-masing anggota satu

lembar

5. Menandatangani surat pernyataan yang ada

6. Anank angkat juga bisa mendaftarkan diri untuk mempunyai Kartu

Indonesia Sehat (KIS) dengan menyertakan bukti yang sah dari pengadilan

7. Pendaftaran Kartu Indonesia Sehat (KIS) dapat diwakilkan apabila

terjadi kendala saat si pendaftar ingin mendaftar Kartu Indonesia Sehat

(KIS) namun harus dibuktikan dan diwakilkan dengan surat kuasa

bermaterai 6000

E. Cara Mendaftar Kartu Indonesia Sehat (KIS)

1. Cara mendaftar Kartu Indonesia Sehat (KIS) secara offline

a. Menyiapkan berkas-berkas persyaratan pendafaran Kartu Indonesia

Sehat (KIS) yang telah disebutkan diatas dengan lengkap tanpa ada yang

kurang satupun

b. Membuat surat keterangan tidak mampu domisili yang diurus pertama

kali dari RT, RW dan Lurah

c. Membawa surat pengantar pendaftaran Kartu Indonesia Sehat (KIS) dari

puskesmas yang telah dibuat

d. Menyerahkan berkas yang sudah disediakan ke kantor BPJS yang

terdekat dengan lokasi tempat tinggal


4

e. Mengisi formulir dengan lengkap dan serahkan ke petugas jika sudah

selesai mengisi formulir

f. Setelah itu tunggu proses pencetakan kartu

g. Kemudian pemegang Kartu Indonesia Sehat (KIS) sudah bisa

mendapatkan pelayanan kesehatan dirumah sakit ruang kelas III

2. Cara mendaftar Kartu Indonesia Sehat (KIS) secara online

Mengurus dan mendaftar Kartu Indonesia Sehat (KIS) tidak hanya dapat

dilakukan secara offline saja tetapi juga dapat secara online melalui applika

Mobile JKN, berikut cara pendaftaran nya:

a. Download applikasi mobile JKN di playstore pada handpone masing-

masing

b. Lalu langkah selanjutnya adalah lakukan pendaftaran

c. Kemudian pilih “pendaftaran peserta baru” lalu baca seluruh kebijakan

dan ketentuannya kemudian klik selanjutnya

d. Kemudian isi Nomor Induk Kependuudkan (NIK) lalu masukan kode

captcha yang muncul

e. Kemudian sistem akan menampilkan data dari seluruh anggota

keluarga yang hendak mendaftar JKN-KIS kemudian isi semua data-

data yang diperlukan

f. Kemudian pilih fasilitas tingkat pertama yang diinginkan

g. Kemudian isi alamat email selanjutnya piha BPJS akan memberikan

kode melalui email yang sudah di masukan tadi


4

h. Lalu salin kode verifivikasi yang telah masuk ke dalam email yang

anda berikan tadi

i. Selanjutnya kartu fisik akan dikirimkan ke alamat yang sudah di isi

paling lama enam hari setelah proses pendaftaran selesai

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan suatu penjelasan dari suatu fenomena-

fenomena masalah yang didapatkan, kerangka pemikiran ini berhubungan dengan

teori-teori yang didapatkan dan menjadi alur terhadap melakukan suatu penelitian

yang mana kerangka pemikiran ini dibuat berdasarkan pertanyaan-pertanyaan

penelitian, dari pertanyaan-pertanyaan itulah yang akan menggambarkan konsep-

konsep dan penjelasan maupun pembahasan dari rumusan masalah yang

didapatkan berdasarkan teori yang digunakan. Adapun kerangka pemikiran dalam

penelitian yang berjudul “Implementasi Program Kartu Indonesia Sehat (Studi

Kasus Pada UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam

Kabupaten Bintan) sebagai berikut”:


4

Implementasi Program Kartu Indonesia Sehat


(Studi Kasus Pada UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri
Kuala Lobam Kabupaten Bintan)

1. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang adanya Kartu


Indonesia Sehat
2. Kurangnya informasi atau sosialiasi yang dilakukan ke
Menurut
masyarakat Edwards
tentang III (1980:9-11),
Kartu Indonesia implementasi kebijakan
Sehat (KIS)
dipengaruhi oleh empat variabel:
3. Fasilitas Kesehatan (Faskes) tingkat I Kartu Indonesia Sehat
1. Komunikasi
(KIS) lokasinya sangat jauh dari tempat tinggal masyarakat tersebut
2. Sumber Daya
3. Disposisi
4. Struktur Birokrasi

Terlaksana nya Implementasi Program Kartu


Indonesia Sehat

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran


Sumber: Olahan Peneliti, 2023
4

2.4 Definisi Konsep

Agar tujuan dalam penelitian ini terfokus, maka peneliti akan menjelaskan

beberapa aspek dari definisi konsep terhadap judul penelitian yang akan diteliti

oleh peneliti. Adapun definisi konsep yang peneliti ambil adalah menurut

Edwards III (1980:9-11) dengan empat indikator sebagai berikut:

1. Komunikasi

Komunikasi merupakan hal yang paling penting dalam implementasi kartu

Indonesia sehat ini. Komunikasi adalah suatu bentuk pesan ataupun informasi

yang harus disampaikan kepada orang-orang agar mengetahui informasi apa yang

ingin disampaikan oleh atasannya. Dalam hal ini pihak UPTD Puskesmas Teluk

Sasah harus melakukan sosialiasi kepada masyarakat terkait Kartu Indonesia

Sehat agar seluruh masyarakat yang berobat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah

Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan mengetahui apa itu Kartu

Indonesia Sehat, serta apa fungsi dan manfaat nya agar masyarakat yang tinggal di

Teluk Sasah boleh merasakan manfaat dari Kartu Indonesia Sehat. Sehingga

dengan demikian pihak UPTD Puskesmas Teluk Sasah harus memberikan

informasi secara jelas dan tepat kepada seluruh masyarakat yang berobat di UPTD

Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan agar

implementasi program Kartu Indonesia Sehat ini boleh berjalan dengan baik.

2. Sumber Daya

Selain komunikasi, sumber daya juga menjadi hal yang sangat penting

dalam keberhasilan dari implementasi program Kartu Indonesia Sehat. Dimana


4

dalam ini sumber daya yang dimaksud adalah pihak UPTD Puskesmas Teluk

Sasah harus menyedian fasilitas (sarana dan prasarana) yang memadai seperti

bangunan puskesmas, peralatan untuk mengobati masyarakat, ruangan-ruangan,

serta petugas yang melayani masyarakat. Sehingga dengan demikian apabila

sumber daya sudah terpenuhi dengan baik maka implementasi pelaksanaan

program Kartu Indonesia Sehat sudah boleh dikatakan berjalan dengan optimal

namun apabila belum terpenuhi dengan baik maka hal tersebut dikatakan belum

secara optimal. Sehingga itulah mengapa penting nya sumber daya dalam

implementasi pelaksanaan program Kartu Indonesia Sehat.

3. Disposisi

Disposisi juga merupakan hal yang penting dalam implementasi, disposisi

merupakan sikap pelaksana dalam hal ini peneliti akan meneliti bagaimana sikap

pelaksana dari apparat pelaksana tersebut. Dalam disposisi ini peneliti akan

meneliti bagaimana sikap aparat pelaksana apakah sudah sesuai dan berkomitmen

dengan pelaksanaan program Kartu Indonesia Sehat, kemudian akan di teliti

mengenai apakah aparat pelaksana sudah bertanggung jawab atas tugas nya

mengenai Kartu Indonesia Sehat. Jika aparatur pelaksana telah melaksanakan

tugas nya dan bertanggungjawab serta berkomitmen maka program Kartu

Indonesia Sehat sudah berjalan dengan optimal namun apabila sikap aparatur

pelaksana belum bertanggungjawab dan belum berkomitmen maka dikatakan

tidak optimal.
5

4. Struktur Birokrasi

Struktur birokrasi ini juga merupakan hal yang sangat penting dalam

implementasi program Kartu Indonesia Sehat, dimana dalam struktur birokrasi ini

ada dua dimensi yang pertama, pemerintah daerah membuat Standart Operasioal

Procedure (SOP) program Kartu Indinesia Sehat (KIS). Kedua, aparat pelaksana

selalu melakukan koordinasi antar warga untuk tercapainya program Kartu

Indonesia Sehat (KIS). SOP merupakan respon yang timbul dari implementor

untuk menjawab tuntutan-tuntutan pekerjaan karena kurangnya waktu dan sumber

daya serta kemauan adanya keseragaman dalam operasi organisasi yang

kompleks. SOP ini sering kita jumpai dalam pelayanan masyarakat pada

organisasi-organisasi pelayanan publik (pelayanan kesehatan).


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan dengan menggunakan

pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Anslem Strauss berpendapat

bahwa penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang dimana temuan-

temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistic atau dalam bentuk hitungan

lainnya. Sedangkan menurut Imam Gunawan penelitian kualitatif merupakan

penelitian yang tidak dimulai dari adanya teori yang telah dipersiapkan

sebelumnya, namun dimulai dari lapangan berdasarkan lingkungan yang alami.

Menurut Bogdan dan Taylor, berpendapat bahwa metodologi kualitatif adalah

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati sehingga nantinya mendapatkan

hasil dan tujuan dari penelitian tersebut. Penelitian ini juga merupakan penelitian

lapangan (field research) merupakan penelitian lapangan yang dimana kita

sebegai peneliti harus terjun langsung kelapangan untuk memperoleh data-data

yang akurat dan lengkap, dalam penelitian ini bersumber pada lokasi UPTD Teluk

Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan.

3.2 Objek dan Lokasi Penelitian

3.2.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu satu permasalahan yang

dijadikan sebagai suatu topik penulisan dalam rangka menyusun laporan

hasil

51
5

penelitian. Menurut Sugiyono (2012:38) pengertian objek penelitian yaitu

“suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dankemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan pendapat lain menurut

Made (2006;39), “objek penelitian (variabel penelitian) adalah

karakteristik tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang

berbeda untuk unit atau individu yang berbeda atau merupakan konsep

yang diberi lebih dari satu nilai”. Adapun objek dalam penelitian ini

adalah Implementasi Program Kartu Indonesia Sehat (Studi Kasus Pada

UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Loba Kabupaten

Bintan).

3.2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini berjudul Implementasi Program Kartu

Indonesia Sehat (Studi Kasus Pada UPTD Puskesmas Teluk Sasah

Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan). Penelitian ini dilakukan

di UPTD Puskesmas Teluk Sasah, Kecamatan Seri Kuala Lobam,

Kabupaten Bintan. Peneliti memilih lokasi ini dengan beberapa alasan-

alasan. Pertama merupakan dari segi waktu dan tenaga, dalam hal ini

penulis tidak diharuskan mengeluarkan biaya (uang) yang terlalu

banyak, karena lokasi penelitian peneliti masih sangat memadai dan

terjangkau sehingga tidak memerlukan biaya yang lebih tinggi. Alasan lain

yang lebih signifikan mengapa peneiti memilih lokasi tersebut melihat dari

adanya fenomena-fenomena masalah terkait dengan implementasi

program Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang membuat peneliti merasa


5

tertarik untuk melakukan penelitian dilokasi terebut untuk mengetahui

apakah sudah terlaksana dengan baik atau tidak.

3.3 Fokus Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian dan menyelesaikan penelitian tersebut

perlu adanya fokus penelitian, pada penelitian ini peneliti lebih berfokus kepada

Implementasi Program Kartu Indonesia Sehat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah,

Kecamatan Seri Kuala Lobam, Kabupaten Bintan.

3.4 Sumber Data

Penelitian ini sumber data diperoleh dari data primer dan data sekunder.

Data primer merupakan data yang dikumpulkan melalui observasi yakni

pengamatan secara langsung alias terjun langsung ke lapangan jadi dalam

penelitian ini peneliti akan melakukan pengamatan langsung atau turun langsung

ke lapangan, kemudian melalui wawancara dalam penelitian ini peneliti akan

melakukan wawancara yakni tanya jawab secara langsung kepada para informan

dimana tanya jawab ini berhubungan dengan penelitian ini. Kemudian data

sekunder yaitu dokumentasi, dalam hal tersebut peneliti akan menemukan sumber

data melalui dokumentasi yang diperoleh secara langsung dari UPTD Puskesmas

Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan dan juga melalui

seperti buku, jurnal dan lain-lain.


5

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk melengkapi hasil penelitian ini, maka peneliti memerlukan data

pendukung dalam keberhasilan penelitian ini. Adapun teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan, yakni memperoleh data melalui mencari data, serta

mengumpulkan data dengan datang langsung perpustakaan kemudian mencari

referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang diteliti melalui

buku- buku, jurnal-jurnal-jurnal, skripsi-skripsi baik dari internet maupun

mengunjungi langsung perpustakaan.

2. Observasi Lapangan

Observasi lapangan merupakan suatu pengamatan yang dilakukan secara

langsung oleh peneliti, dimana dalam hal tersebut peneliti akan turun langsung ke

lapangan atau ke lokasi penelitian untuk melakukan survey mengenai fenomena

ataupun masalah yang akan di teliti sehinga nanti nya akan mendapatkan

informasi- informasi secara langsung dan juga akurat.

3. Wawancara

Wawancara merupakan suatu komunikasi tanya-jawab yang dilakukan

oleh dua orang atau lebih yang bertujuan untuk mendapatkan sebuah informasi

mengenai masalah-masalah yang sedang diteliti, dalam hal ini peneliti akan

melakukan wawancara untuk memperoleh informasi dari para narasumber.


5

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

digunakan peneliti dalam melakukan penelitian ini, dimana dalam dokumentasi ini

peneliti akan memperoleh dan mendapatkan informasi melalui buku, jurnal, foto,

dan laporan, catatan dan juga studi kepustakaan serta hasil dari penelitian

terdahulu dan lain-lain sebagainya.

3.6 Informan

Informan merupakan orang-orang yang akan di wawancarai oleh peneliti,

informan ini merupakan orang-orang yang paham mengenai objek penelitian yang

dilakukan oleh peneliti, dimana peneliti nanti nya akan memberikan pertanyaan

yang akan di jawab oleh orang-orang tersebut guna mendapatkan informasi yang

akurat berdasarkan fakta sehingga nantinya jawaban dari para informan tersebut

akan menjawab latar belakang dan juga rumusan masalah dalam penelitian ini.

Informan ini merupakan orang-orang yang benar-benar paham akan Implementasi

Program Kartu Indonesia Sehat. Dalam penelitian ini yang menjadi informan

dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1 Informan


No Informan Keterangan
1. Kepala Tata Usaha UPTD Key Informan
Puskesmas Teluk Sasah
Kecamatan Seri Kuala Lobam
Kabupaten Bintan
2. Staff bagian pendaftaran dan Informan
rekam medis UPTD Puskesmas
Teluk Sasah Kecamatan Seri
Kuala Lobam Kabupaten
Bintan
5

3. Dokter atau perawat yang Informan


bekerja di UPTD Puskesmas
Teluk Sasah Kecamatan Seri
Kuala Lobam Kabupaten
Bintan
4. Masyarakat yang sedang Informan
berobat atau pernah berobat di
UPTD Puskesmas Teluk Sasah
Kecamatan Seri Kuala Lobam
Kabupaten Bintan
Sumber: Olahan Peneliti, 2023

3.7 Teknik Analisa Data

Menurut Mudjiarahardjo, menganalisis data adalah kegiatan memilah,

mengklarifikasi, mengkode atau menandai dan mengkalrifikasikannya, sehingga

diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang akan dijawab

(Sujawerni, 2014:34). Dalam sebuah penelitian analisis data memiliki tujuan yang

dimana untuk mendeskripsikan data ataupun menggambarkan data, sehingga

dapat menarik sebuah kesimpulan dari penelitian. Menurut Miles dan Huberman

(dalam Sugiyono, 2007:243) terdapat tiga langkah dalam melakukan analisis data.

Penelitian ini menggunakan analisis data dengan alur tahapan sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Dalam hal tersebut data yang sudah diperoleh dan di dapatkan

harus ditulis ke dalam bentuk laporan dengan data yang terperinci dan

jelas. Laporan yang telah disusun berdasarkan data yang telah diperoleh

kemudian akan di reduksi, dirangkum, dipilih dalam artian perihal yang

mendasar, kemudian di utamakan kepada kondisi yang sangat berguna.

Sehingga data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

jelas mengenai
5

penelitian tersebut. Kemudian fakta dari akibat yang telah di pilih

berlandaskan dari perangkat pikiran, judul serta golongan khusus pasti

akan membagikan penjelasan yang lebih lancip lagi mengenai peninjauan

secara langsung agar mempermudah peneliti untuk menemukan suatu data

tambahan dari data yang telah di dapatkan sebelumnya jika data terebut

dipentingkan (Sujawerni, 2014:35).

2. Penyajian Data

Setelah langkah pertama selesai yakni reduksi data maka langka

selanjutnya yang akan dilakukan adalah penyajian data. Dalam penelitian

ini penyajian data dimana data yang diperoleh dikategorikan menurut suatu

topik akan dibuat ke dalam bentuk tulisan, sehingga nantinya menjadi

lebih mudah bagi peneliti untuk melihat pola hubungan antara suatu data

dengan data lainnya (Sujawerni, 2014:35).

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan akan dilakukan ketika penelitian telah

selesai, namun hasil dari kesimpulan tersebut masih bersifat sementara

dikarenakan masih ada hasil-hasil nya belum tentu benar ketika belum

menemukan bukti yang sesuai di lapangan dan belum memiliki bukti-bukti

yang kuat. Namun kesimpulan tersebut akan dikatakan benar dan sesuai

dengan fakta apabila dilakukan penelitian secara langsung ke lapangan

melalui pengamatan sehingga dengan begitu dapat menemukan bukti yang

kuat .
5

KegiatanTahun 2022-2023
N
o
Bulan Oktober November Desember Januari Febuari Maret April Mei Juni

Minggu 1 2 34123412341234123412341 23412 3 4 12 3 4


1 Tahap Persiapan

a. Studi literatur
Observasi

Mengurus Perizinan (Pra) Penelitian


Penulisan Proposal Usulan Penelitian
Pengajuan Judul Usulan Penelitian
Pengesahan Judul
Tabel 3. 1 Jadwal

Usulan Penelitian
Bimbingan

Tahap Penelitian
Observasi

Wawancara

Pengolahan Data

Analisis Data

Penyusunan Laporan

Tahap Pengujian
Seminar Usulan Penelitian
Revisi Usulan Penelitian
3.8 Jadwal

Sidang Skripsi

Revisi Skripsi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Objek dan Hasil Penelitian

4.1.1 Objek Penelitian

Kartu Indonesia Sehat (KIS) merupakan salah satu program

yang telah direncanakan oleh bapak Presiden Joko Widodo dan wakil

Presiden Bapak Jusuf Kalla pada 1 Januari 2014 silam yang lalu berselang

14 hari dilantiknya Bapak Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai Presiden

dan Wakil Presiden . Kartu Indonesia Sehat (KIS) berfungsi sebagai kartu

jaminan kesehatan yang dapat digunakan oleh masyarakat yang memiliki

Kartu Indonesia Sehat ini untuk mendapatkan layanan kesehatan secara

gratis di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan yang

mana tentunya harus sesuai dengan kondisi sakit atau penyakit yang

dimiliki atau diderita oleh masyarakat atau pasien yang sedang berobat

baik di rumah sakit, klinik maupun di puskesmas.

Hal yang paling mencolok dari Kartu Indonesia Sehat (KIS) ini

adalah kartu jaminan kesehatan ini tidak memberlakukan iuran kepada

masyarakat yang memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) dalam artian Kartu

Indonesia Sehat (KIS) ini gratis dan dapat digunakan dimana saja, Kartu

Indonesia Sehat ini hanya diperuntuntkan kepada masyarakat miskin atau

yang kurang mampu. Dalam hal ini peneliti mengambil objek penelitian

59
60

mengenai Implementasi Program Kartu Indonesia Sehat di UPTD

Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan.

4.1.2 Lokasi Penelitian

A. Gambaran Umum Kabupaten Bintan

1. Kondisi Geografis Kabupaten Bintan

Kabupaten Bintan merupakan salah satu kabupaten yang

terletak di provinsi Kepulauan Riau Negara Indonesia. Kabupaten

Bintan merupakan salah satu Kabupaten tertua di Kepulauan Riau.

Kabupaten Bintan merupakan salah satu Kabupaten di Riau.

Kabupaten Bintan dulunya bernama Kabupaten Kepulauan Riau.

Perubahan nama ini dimaksudkan untuk menghindari kerancuan

antara Provinsi Kepulauan Riau dengan Kabupaten Kepulauan Riau

dalam hal administrasi dan persuratan, sehingga nama Kabupaten

Paten Kepulauan Riau (Kepri) diubah menjadi Kabupaten Bintan.

Kabupaten Bintan resmi terbentuk pada tahun 2006 berdasarkan PP

No. 5 pada tahun 2006 tepatnya pada tanggal 23 Februari 2006.

Letak Geografis dan Batas-batas wilayah Kabupaten Bintan terletak

antara O’6’17” Lintang Utara – 1’34’52” Litnang Utara dan

104’12’47” Bujur Timur isebelah barat – 108’2’27” Bujur Timur

disebelah Timur.
6

Gambar 4. 1 Peta Kabupaten Bintan

Sumber:http://dinaspubintan.blogspot.com/2010/01/peta-pulau-
bintan.html

Kabupaten Bintan berbatasan dengan sebagai berikut

dimana disebelah Utara merupakan Kabupaten Natuna, disebelah

Selatan merupakan Kabupaten Lingga, disebelah Barat merupakan

Kota Tanjungpinang dan Kota Batam dan disebelah Timur

merupakan Provinsi Kalimantan Barat.

2. Luas Wilayah

Kabupaten Bintan memiliki luas mencapai 80.038,54 Km2

akan tetapi luas daratan di Kabupaten Bintan hanya 2,21% atau

sama
6

hal nya dengan 1.946,13 Km2 saja. Kabupaten Bintan memiliki 10

Kecamatan yaitu, Kecamatan Bintan Pesisir, Kecamatan Bintan

Timur, Kecamatan Bintan Utara, Kecamatan Gunung Kijang,

Kecamatan Mantang, Kecamatan Seri Kuala Lobam, Kecamatan

Teluk Sebong, Kecamatan Tambelan, Kecamatan Teluk Bintan dan

Kecamatan Toapaya.

Kecamatan terluas adalah Kecamatan Gunung Kijang yang

memiliki luas 344,28 Km dan Kecamatan terkecil adalah

Kecamatan Tambelan yang memiliki luas 90,96 Km2. Kabupaten

Bintan pada saat ini terdiri dari 240 buah pulau besar dan kecil, dari

240 buah jumlah pulau yang ada hanya 39 pulau yang berpenghuni

walaupun masih ada banyak nya pulau yang belum berpenghuni

namun pulau tersebut sudah dimanfaatkan untuk kegiatan

perkebunan maupun pertanian.

B. Gambaran Umum Kecamatan Seri Kuala Lobam

1. Luas Wilayah

Kecamatan Seri Kuala Lobam merupakan salah satu

kecamatan yang berada di Kabupaten Bintan dan baru terbentuk

pada tanggal 5 Desember 2007. Secara geografis, di sebelah timur

Kecamatan Seri Kuala Lobam berbatasan langsung dengan

Kecamatan Teluk Sebong dan Kecamatan Bintan Utara di sebelah

utara, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Teluk Bintan


6

dan sebelah barat berbatasan dengan Selat Riau/ Kota Batam. Luas

wilayah Kecamatan Seri Kuala Lobam adalah 119,00 km2 dan

terdiri dari 3 Desa dan 2 Kelurahan.

2. Topografi

Topografi tanah di Kecamatan Seri Kuala Lobam terdiri

dari dataran rendah dan pantai dengan memiliki suhu rata-rata 28

derajat celcius. Kecamatan Seri Kuala Lobam memiliki ketinggian

wilayah yakni 4 mdpl. Gambaran umum topografi sebagian besar

daratan Kecamatan Seri Kuala Lobam terdiri dari dataran rendah

dengan terdapat beberapa perbukitan-perbukitan.

3. Demografi/ Kependudukan

Pada tabel dibawah ini dapat dilihat persebaran penduduk

dan kepadatan penduduk di Kecamatan Seri Kuala Lobam sebagai

berikut:

Tabel 4. 1 Jumlah Penduduk di Kecamatan Seri Kuala


Lobam Tahun 2021
No Desa Penduduk Luas/ Kepadatan
/Kelurahan KM2 Penduduk
/KM2
1. Desa Teluk 7.691 9.50 809,58
Sasah
2. Kelurahan 3.776 2.50 1510,40
Tanjung
Permai
3. Kelurahan 2.982 47.50 62,78
Teluk
Lobam
Total 14.499 59.50 243
Sumber: Profil UPTD Puskesmas Teluk Sasah, 2021
6

Berdasarkan table diatas dapat kita ketahui bahwa

kepadatan penduduk di Kecamatan Seri Kuala Lobam tahun 2021

adalah 243 penduduk/km2. Dewasa ini, persebaran dan kepadatan

penduduk di tiap-tiap desa/kelurahan yang berada di wilayah

Kecamatan Seri Kuala Lobam tidak merata. Hal hal tersebut tentu

nya terlihat dimana kelurahan Tanjung Permai yang hanya

memiliki luas 4,20% dari luas seluruh wilayah yang mempunyai

jumlah penduduk sebanyak 3.776 jiwa serta kepadatan penduduk

1510,40 per km2.

Sedangkan Kelurahan Teluk Lobam yang memiliki wilayah

paling luas yakni (47,50)km2 dimana kepadatan penduduk yang

sangat tidak merata dapat menimbulkan suatu masalah dalam

pemerataan pelayanan kesehatan hal tersebut dikarenakan lokasi

pemukiman penduduk yang terpencar satu dengan yang lainnya.

5. Lingkungan Sosial Ekonomi

Pada umumnya penduduk yang tinggal di Kecamatan Seri

Kuala Lobam secara khsusus yang wilayah kerja nya di Puskesmas

Teluk Sasah tentunya bekerja secara multi profesi. Dimana

sebagian masyarakat bekerja sebagai karyawan karena di

Kecamatan Seri Kuala Lobam terdapat daerah industry, selain itu

masyarakat atau penduduk bekerja sebagai pegawai negeri,

petani/pekebun, pedagang serta wirausaha dan masyarakat atau

penduduk yang tinggal di daerah pesisir pantai sudah pasti sebagian

masyarakat nya
6

bekerja sebagai nelayan. Namun tidak menutup kemungkinan

masih ada nya masyarakat atau warga yang belum mendapatkan

pekerjaan dikarenakan sulit nya untuk mencari dan mendapat

pekerjaan.

6. Transportasi

Transportasi antara kecamatan ke kabupaten dapat dicapai

melalui jalan darat, begitupun sebaliknya transportasi dari

kecamatan dan dari desa-desa umumnya dapat dicapai melalui

darat. Seperti kendaraan roa dua yakni motor, kendaraan roda

empat yakni mobil, truk, dan lain-lain sebagainya.

C. Gambaran Umum Desa Teluk Sasah

1. Profil Desa Teluk Sasah

a. Nama Desa : Teluk Sasah

b. Tahun Pembentukan 1993

c. Nomor Kode Wilayah 2101152002

d. Nomor Kode Pos 29152

e. Kecamatan : Seri Kuala Lobam

f. Kabupaten/Kota : Bintan

g. Provinsi : Kepulauan Riau

2. Data Umum

a. Tipologi Desa : Industri sedang dan besar

b. Tingkat Perkembangan Desa : Swadaya

c. Luas Wilayah : 400,3 Ha


6

d. Batas Wilayah :

a) Sebelah Utara : Kelurahan Tanjung Permai

b) Sebelah Selatan : Kelurahan Teluk Lobam

c) Sebelah Barat : Laut

d) Sebelah Timur : Kelurahan Teluk Lobam

e. Orbitasi (Jarak dari Pusat Pemerintahan)

a) Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan :

± 2 KM

b) Jarak dari Pusat Pemerintahan Kota :

± 2 KM

c) Jarak dari ibu Kota Kabupaten :

± 58 KM

d) Jarak dari Pusat Pemerintahan Provinsi :

± 90 KM

f. Jumlah tanah bersertifikat : - buah – Ha

g. Luas tanah kas desa : - Ha

3. Visi dan Misi Desa Teluk Sasah

Visi: “Teluk Sasah berdaya saing dalam Sumber Daya Manusia

berskala local di tahun 2025”

Misi:

1. Meningkatkan Sarana Prasarana Kesehatan ditingkat dasar

2. Meningkatkan gizi anak


6

3. Meningkatkan sarana dan prasarana Desa

4. Meningkatkan kemandirian Kelompok Usaha Kecil dan

Nelayan

5. Membangun Sumber Daya Manusia (SDM) terampil

6. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat

7. Meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes)

D. Gambaran Umum UPTD Puskesmas Teluk Sasah

UPTD Puskesmas Teluk Sasah merupakan salah satu puskesmas

yang terletak di Desa Teluk Sasah tepatnya di Kecamatan Seri Kuala

Lobam Kabupaten Bintan. UPTD Puskesmas Teluk Sasah dibangun pada

tahun 2006 serta UPTD Teluk Sasah ini beralamat di Jalan Kp. Harapan

Desa Teluk. Sasah, Teluk Sasah, Seri Kuala Lobam, Tlk. Sasah, Kec. Seri

Kuala Lobam, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau 29152, Indonesia dan

telah diresmikan oleh Bupati Kabupaten Bintan pada 11 Mei 2007 dan

sudah beroperasi selama 16 tahun hingga 2023 ini. Pada tahun 2020

Pemerintah Kabupaten Bintan merelokasi UPTD Puskesmas Teluk Sasah

ke gedung baru yang berada di jalan Apel Raya Kelurahan Teluk Lobam

dengan memiliki luas lahan kurang lebih 5000 meter persegi dan luas

bangunan induk sekitar 905,62 meter persegi.

Tabel 4. 2 Luas Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Sasah


Menurut Kelurahan/ Desa Tahun 2021
Kelurahan/ Desa Luas Wilayah % Luas Wilayah
(KM2)
Desa Teluk Sasah 9,50 15,97%
Kelurahan Tanjung 2,50 4,20%
Permai
6

Kelurahan Teluk 47,50 79,83%


Lobam
Total 59,50 100%
Sumber: UPTD Puskesmas Teluk Sasah, 2023

Dari tabel diatas juga dapat kita lihat dan ketahui bahwa wilayah

yang terluas adalah Kelurahan Teluk Lobam yaitu 47,5 km2, dan yang

paling kecil adalah Kelurahan Tanjung Permai dengan luas 2,5 km2 dari

luas wilayah kerja Puskesmas Teluk Sasah.

1. Visi dan Misi UPTD Puskesmas Teluk Sasah

UPTD Puskesmas Teluk Sasah yang bertempat di Desa Teluk

Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan akan terus

memberikan informasi dan pelayanan kepada masyarakat agar dapat

mengakses tentang semua informasi-informasi yang diberikan oleh

UPTD Puskesmas Teluk Sasah. Dalam menjalankan tugas dan

tanggungjawab nya UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri

Kuala Lobam Kabupaten Bintan memiliki visi dan misi. Adapun visi misi

UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten

Bintan sebagai berikut:

Visi: “Terwujudnya Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) Teluk

Sasah yang bermutu dan berkualitas, serta Sumber Daya Manusia (SDM)

professional dalam mewujudkan masyarakat berwawasan kesehatan

2025”

Misi:

1. Memberikan pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu,

terjangkau, adil dan merata untuk semua lapisan masyarakat.


6

2. Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme.

3. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat

2. Struktur Organisasi Tenaga Kesehatan UPTD Puskesmas Teluk

Sasah

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Tenaga Kesehatan UPTD


Puskesmas Teluk Sasah
Sumber: UPTD Puskesmas Teluk Sasah, 2023

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Karakteristik Informan

Karakteristik informan merupakan suatu orang yang diberikan

pertanyaan mengenai suatu topik tertentu untuk mendapatkan suatu

informasi-informasi yang benar, akurat, jelas serta dapat


7

dipertanggungjawabkan kebenarannya. Informan penelitian ini diambil dan

dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu yang telah ditetapkan oleh

peneliti, dalam hal ini informan yang telah dipilih ini adalah orang-orang

yang benar-benar memahami dan yang paling mengetahui tentang suatu

objek yang di teliti oleh peneliti.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik Purvosive

Sampling untuk memilih informan, Purvosive Sampling maksudnya adalah

dimana peneliti memilih informan yang benar-benar mengetahui tentang

Implementasi Program Kartu Indonesia Sehat. Berdasarkan teknik

tersebut, adapun informan yang terpilih yaitu 10 orang informan yang

memang benar-benar mengetahui objek yang di teliti oleh peneliti.

Tabel 4. 3 Karakteristik Informan


No Nama Jenis Kelamin Umur Keterangan
1. Bapak Abdull Laki-laki 54 Tahun Key Informan
Rahim
2. Bapak Lamris Laki-laki 38 Tahun Informan
Lumbanraja
3. Ibu Vera Perempuan 28 Tahun Informan
4. Ibu Aminah Perempuan 51 Tahun Informan
5. Ibu Mariam Perempuan 80 Tahun Informan
6. Ibu Rasya Perempuan 35 Tahun Informan
7. Bapak Adi Perempuan 36 Tahun Informan
8. Ibu Darni Perempuan 37 Tahun Informan
Sumber: Olahan Peneliti, 2023

4.2.2 Implementasi Program Kartu Indonesia Sehat

Penelitian ini adalah penelitian yang berfokus kepada Implementasi

Program Kartu Indonesia Sehat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah

Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan. Penelitian ini bertujuan


7

untuk mengetahui Implementasi Program Kartu Indonesia Sehat secara

khsusus di UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam

Kabupaten Bintan.

Menurut Syaukani dkk (2004:295) implementasi merupakan suatu

pelaksanaan yang dilakukan oleh sekelompok orang baik individu-individu

maupun organisasi dan melakukan beberapa serangkaian kegiatan-kegiatan

dan melakukan beberapa tindakan yang diharapkan nantinya akan

mencapai suatu tujuan yang telah di rancangkan dan di rencanakan. Selain

itu implementasi merupakan tindakan yang dilakukan oleh otoritas atau

kepentingan para pihak pemerintah serta swasta yang ditujukan dan

diharapkan untuk mencapai cita-cita atau tujuan yang telah ditetapkan,

implementasi dengan berbagai tindakan yang dilakukan untuk

melaksanakan atau melaksanakan program yang telah disusun untuk

melaksanakan program. Tujuan dari program yang telah direncanakan,

karena pada dasarnya setiap rencana yang ditetapkan memiliki tujuan atau

sasaran yang ingin dicapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan

maupun dirancangkan.

Kesehatan merupakan suatu bentuk keadaan sehat, yang bersifat

baik secara jasmani, mental, kerohanian (intelektual) maupun sosial yang

memungkinkan bahwa setiap orang untuk hidup berguna atau memberikan

manfaat secara sosial dan ekonomis serta yang paling berharga dalam

hidup. Kesehatan merupakan salah satu bentuk dari kebutuhan dasar

masyarakat. Dalam hal ini setiap warga negara atau masyarakat harus

mendapatkan hak
7

kesehatan nya, seperti yang telah dimuat di dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pada pasal 5

ayat (1), “Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh

akses atas sumber daya di bidang kesehatan”, (2), “Setiap orang

mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,

bermutu dan terjangkau”, (3) “Setiap orang berhak secara mandiri dan

bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang di

perlukan bagi dirinya”.

Kesehatan merupakan hak dari setiap warga Negara Indonesia. Hal

ini sendiri telah di atur oleh peraturan perundang-undangan di Negara

Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah sebagai wakil dan pembuat suatu

kebijakan Negara hendaklah mampu untuk membangun masyarakat yang

sehat, sehingga masyarakat dapat lebih produktif dalam bekerja serta

mendukung Negara dalam mencapai cita-cita nya, yakni untuk

membangun masyarakat yang sehat.

Dengan demikian Bapak Jokowi Dodo dan Bapak Jusuf Kalla

selaku Presiden dan Wakil Presiden Negara Indonesia resmi meluncurkan

program Kartu Indonesia Sehat. Kartu Indonesia Sehat (KIS) merupakan

salah satu program yang telah direncanakan oleh Bapak Presiden Joko

Widodo dan Wakil Presiden Bapak Jusuf Kalla pada 1 Januari 2014 silam

yang lalu berselang 14 hari dilantiknya Bapak Joko Widodo dan Jusuf

Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden . Bapak Joko Widodo dan

Jusuf Kalla selaku Presiden dan Wakil Presiden meluncurkan Kartu

Indonesia Sehat (KIS)


7

bersamaan dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP) serta Kartu Keluarga

Sejahtera (KKS). Kartu Indonesia Sehat (KIS) berfungsi sebagai kartu

jaminan kesehatan yang dapat digunakan oleh masyarakat yang memiliki

Kartu Indonesia Sehat ini untuk mendapatkan layanan kesehatan secara

gratis di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan yang mana

tentunya harus sesuai dengan kondisi sakit atau penyakit yang dimiliki

atau diderita oleh masyarakat atau pasien yang sedang berobat baik di

rumah sakit, klinik maupun di puskesmas.

Kartu Indonesia Sehat (KIS) berbeda dengan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS). Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

merupakan badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan jaminan

sosial sedangkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) merupakan suatu program

yang berada dibawah nangungan Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan

Sosial (BPJS), jadi dalam hal ini JKN-KIS yang mengelolanya sedangkan

BPJS yang menyelenggarakan nya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori implementasi

menurut Edwards III (1980:9-11) yang terdiri dari 4 indikator sebagai

berikut:

1. Komunikasi (Communication)

2. Sumber Daya (Resources)

3. Disposisi (Disposition)

4. Struktur Birokrasi (Bureaucratic Structure)


7

Dalam hal ini, peneliti akan menjelaskan secara detail mengenai

hasil penelitian ini yang telah dilakukan oleh peneliti guna mencapai

tujuan yang diharapkan mengenai Implementasi Program Kartu Indonesia

Sehat secara khusus di UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri

Kuala Lobam Kabupaten Bintan sebagai berikut ini:

1. Komunikasi (Communication)

Komunikasi merupakan salah satu variabel yang paling penting

yang dapat mempengaruhi implementasi, komunikasi merupakan hal yang

sangat menentukan keberhasilan dari suatu pencapaian tujuan

implementasi serta implementasi yang efektif akan terlaksana apabila

komunikasi dapat berjalan dengan baik. Dalam menjalankan suatu

program/kebijakan haruslah memiliki komunikasi yang baik dalam

pelaksanaan dari suatu program tersebut agar tidak terjadi suatu

miscommunication (kesalahan atau ketidapahaman antara dua atau lebih

orang dalam suatu percakapan maupun interaksi sosial).

Komunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini mengenai

program Kartu Indonesia Sehat ini adalah bagaimana para pelaku

pelaksana kebijakan (implementor) dalam kegiatan menyampaikan

informasi atau pesan kepada seseorang dengan baik dan jelas sehingga

orang yang menerima pesan dan informasi tersebut memahami maksud

dari pada si pelaku kegiatan.

Ketika ditanya bagaimana komunikasi mengenai implementasi

(pelaksana) program Kartu Indonesia Sehat ini, berikut tanggapan dari


7

Bapak Lamris Lumbanraja selaku Perawat/ PIC BPJS Kesehatan UPTD

Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan

yang mana beliau mengatakan:

“Ketika ditanya bagaimana komunikasi mengenai kartu Indonesia


sehat atau KIS ya, kebetulan saya sudah bekerja di BPJS selama
10 tahun yang mana dulu pada era nya itu di mulai dari nama nya
JAMKESMAS, kemudian JAMSOSTEK hingga yang sekarang itu
kartu Indonesia sehat atau yang sering sekali kita kenal dengan
KIS ya. Jadi jikalau ditanya bagaimana komunikasi nya tentunya
sampai saat ini sudah berjalan dengan baik karena kami dari
pihak puskesmas sendiri selalu dan terus melakukan yang namanya
sosialiasi kepada masyarakat mengenai KIS ini melalui sosial
media. Contohnya di ibu hamil yang pertama itu kami pastikan
harus memiliki KIS karena tujuan nya agar ketika nanti mereka
melahirkan atau operasi mereka itu tidak terjadi yang nama nya
abstrak. Karena KIS ini menjadi penolong sekali bagi masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis. Dan dalam
proses sosialiasi ini kami selalu menyampaikan nya secara detail
sehingga proses penyampaian informasi ini berjalan lancar
walaupun ada kendala tapi masih bisa diatasi”. (Wawancara,
Kamis 27 April 2023).

Kemudian hasil wawancara peneliti dengan Bapak Abdul Rahim

selaku K.A. SUBBAG TATA USAHA UPTD Puskesmas Teluk Sasah

Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan yang mana beliau

mengatakan:

“Dalam pelaksanaan program Kartu Indonesia Sehat atau KIS ini


tentunya kita selalu melakukan komunikasi yang baik antara si
implementor yang selaku menjalankan program ini dengan
masyarakat yang merasakan program ini berjalan, mengapa saya
katakan bahwa komunikasi dari program ini sudah berjalan
dengan baik hal teresebut dikarenakan kami telah melakukan
sosialiasi- sosialiasi kepada seluruh masyarakat mengenai
program Kartu Indonesia Sehat ini secara khusus bagi masyarakat
di Kecamatan Seri Kuala Lobam yang mana masyarakat tersebut
masuk ke dalam jangkauan wilayah kerja UPTD Puskesmas Teluk
Sasah ini. Kami juga melakukan sosialiasi mengenai program
kartu Indonesia sehat ini di melalui sosial media salah satunya
lewat website Puskesmas Teluk Sasah dan juga radio, sehingga
masyaraat dapat dengan
7

mudah untuk mengetahui apa itu kartu Indonesia sehat, apa


manfaat nya, apa fungsi nya yang di dapatkan oleh masyarakat
ketika mereka berobat menggunakan kartu Indonesia sehat
tersebut. Sebenarnya kami memberikan sosialisasi lewat website
puskesmas ini agar memudahkan seluruh masyarakat yang masuk
ke jangkauan kerja puskesmas Teluk Sasah ini dapat mengetahui
informasi mengenai kartu Indonesia sehat dimana saja dan kapan
saja lalu juga ketika tidak ada yang jelas mereka bisa langsung
menyampaikan nya lewat FAQ yang ada di website puskesmas
Teluk atau mereka bisa langsung menghubungi kontak yang ada di
website tersebut dan pastinya segala pertanyaan mereka yang
tidak mereka ketahui mengenai kartu Indonesia sehat ini pasti akan
kami balas lewat kolom komentar di pertanyaan mereka yang ada
di FAQ website. Kemudian sosialiasi ini juga sangat-sangat
penting untuk kita lakukan agar masyarakat mengetahu program
kartu Indonesia sehat ini, dan kami selaku orang yang
menjalankan sosialiasi ini selalu melibatkan masyarakat-
masyarakat yang khsusus nya tinggal di wilayah kerja puskesmas
Teluk Sasah ini. Sehingga kalau ditanya apakah komunikasi
implementasi atau pelaksanaan program ini bagaimana ya
sudah pasti seperti yang saya katakana diawal tadi bahwa
komunikasi nya sudah berjalan dengan baik antara si implementor
dengan masyarakat tersebut walauapun mungkin terdapat
beberapa kendala atau hambatan dalam penyampaian sosialiasi
melalui website namun kita selalu mengatasinya dengan cara yang
cepat agar masyarakat selalu merasa nyaman dan paham dengan
apa yang kami sampaikan. Contohnya kendala-kendala yang
sering terjadi itu adalah kita kan selalu memberikan sosialiasi
lewat website namun tidak selama nya berjalan dengan mulus
karena ada beberapa masyarakat atau mungkin orang tua yang
sudah sepuh sehingga pengetahuan mereka minim akan teknologi
nah disini mereka akan datang langsung ke puskesmas dan
menjumpai kami untuk bertanya mengenai informasi mengenai KIS
ini, atau ada yang mereka kurang paham atau ketahui nah
disitulah kami langsung membantu mereka dan memberitahukan
secara jelas sampai mereka benar-benar paham. Jadi ya kalau
ditanya komunikasi nya sudah berjalan dengan baik ya nak”.
(Wawancara, Jumat 28 April 2023).

Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Fera Novita Sari selaku staff

bagian informasi dan pendaftaran UPTD Puskesmas Teluk Sasah, yang

dimana ketika peneliti mewawancarai beliau, beliau mengatakan:

“Untuk sosialisasi kita selalu melakukan sosialisasi melaui web


puskesmas teluk sasah, tidak hanya melalui web saja tetapi kita
juga
7

selalu menyampaikan informasi secara langsung kepada


masyarakat yang datang berobat. Karena kan saya dibagian
informasi dan pendaftaran jadi jikalau ada informasi mengenai
kartu Indonesia sehat ini selalu saya sampaikan kepada
masyarakat yang datang berobat”. (Wawancara, Senin 22 Mei
2023).

Hal ini juga disampaikan oleh ibu Aminah selaku masyarakat yang

pernah berobat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala

Lobam Kabupaten Bintan, yang dimana ketika peneliti mewawancarai

beliau, beliau mengatakan:

“Saya tahu itu Kartu Indonesia Sehat. Kalau dari saya sendiri sih
pihak puskesmas ini sudah memberikan informasi yang baik
mengenai Kartu Indonesia Sehat ya. Apalagi kita juga kalau mau
tahu mengenai informasi tentang Kartu Indonesia Sehat ini ya kita
bisa melihat di google ada tuh website nya puskesmas Teluk Sasah
ini jadi informasi lebih mudah untuk di dapat”. (Wawancara, Rabu
24 Mei 2023).

Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Mariam selaku masyarakat yang

pernah berobat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala

Lobam Kabupaten Bintan, yang dimana ketika peneliti mewawancarai

beliau, beliau mengatakan:

“Kalau saya sih tidak pernah tau informasi tentang KIS dari
website puskesmas ini maklum saya sudah tua jadi tidak tau
bagaimana lihat informasi dari hp, tapi saya tahu informasi KIS ini
kalau saya datang berobat ke puskesmas teluk sasah jadi setiap
kali saya berobat terus melakukan pendaftaran pasti selalu diminta
KIS dan diberitahu mengenai informasi KIS ini saya diberitahu
manfaat kita mempunyai KIS ini”. (Wawancara, Rabu 24 Mei
2023).

Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Rasya selaku masyarakat yang

pernah sedang berobat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri

Kuala Lobam Kabupaten Bintan, yang dimana ketika peneliti

mewawancarai beliau, beliau mengatakan:


7

“Saya tidak memiliki Kartu Indonesia Sehat tapi saya tahu ada
program KIS, itu karena setiap saya berobat di puskesmas saya
selalu di tanya apakah pengobatan nya menggunakan KIS atau
tidak saya jawab tidak karena saya memang tidak punya KIS dan
saya selalu menggunakan uang pribadi untuk berobat. Tapi pihak
puskesmas nya selalu menyuruh saya untuk mengurus KIS karena
manfaat nya benar-benar sangat membantu sekali tapi saya selalu
sibuk bekerja jadi tidak sempat untuk membuat Kartu Indonesia
Sehat ini”. (Wawancara, Rabu 24 Mei 2023).

Hal ini juga disampaikan oleh Bapak Adi masyarakat yang pernah

berobat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam

Kabupaten Bintan, yang dimana ketika peneliti mewawancarai beliau,

beliau mengatakan:

“Saya tahu program KIS ini dan bagi saya KIS ini memang sangat
membantu keadaan masyarakat, khususnya masyarakat yang tidak
mampu atau kata kasarnya miskin untuk mendapatkan pengobatan
secara gratis. Kalau ditanya apakah ada sosialisasi dari
puskesmas ya saya kurang tahu ya karena saya tahu program KIS
ini ada dari keluarga saya dulunya, tapi sepenglihatan saya sih
pihak puskesmas ini sudah memberikan yang terbaiklah”.
(Wawancara, Rabu 24 Mei 2024).

Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Darni selaku masyarakat yang

berobat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam

Kabupaten Bintan, yang dimana ketika peneliti mewawancarai beliau,

beliau mengatakan:

“Saya tau KIS dan saya punya KIS, KIS ini manfaat nya banyak
sekali sih, keuntungan nya sangat saya rasakan lah. Kalau saya
tidak menggunakan KIS ini mungkin sudah banyak uang yang saya
keluarkan untuk berobat padahal kan saat ini cari uang seribu
rupiah saja susah kan apalagi uang yang banyak untuk berobat
setiap saya berobat di puskesmas teluk sasah mereka selalu
menanyakan KIS dan setiap saya berobat atau keluarga saya
berobat itu gratis sih tidak ada bayar”. (Wawancara, Rabu 24 Mei
2023).
7

Berikut ini adalah syarat pendaftaran pasien yang hendak berobat

di UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam

Kabupaten Bintan, untuk persyaratan pendaftaran pasien dapat dilihat pada

tabel dibawah berikut ini:

Tabel 4.4 Pendaftaran Pasien Lama dan Baru


NO PASIEN BARU PASIEN LAMA
KTP/ KK Kartu Berobat
1.
Kartu JKN/ BPJS Kesehatan Kartu JKN/ BPJS Kesehatan
2.
Fotocopy KK/ KTP untuk
3. anggota keluarga yang baru
pertama

Sumber: UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam


Kabupaten Bintan, 2023.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan para informan diatas

dapat ditarik kesimpulan nya bahwa komunikasi antara si pihak pelaksana

(implementor) program dengan masyarakat sudah berjalan dengan optimal.

Hal ini dilihat dari bahwa masyarakat sudah mengetahui apa itu program

Kartu Indonesia Sehat, bahkan pihak si pelaksana (implementor) sudah

memberikan sosialiasi mengenai Kartu Indonesia Sehat bagi masyarakat

yang cangkupan wilayah kerja nya masuk ke dalam UPTD Puskesmas

Teluk Sasah, sosialisasi dilakukan melalui Web UPTD Puskesmas Teluk

Sasah jadi masyarakat dapat mencari tau dan mengakses informasi

mengenai program Kartu Indonesia Sehat ini dimana saja dan kapan saja,

kemudian jikalau masyarakat kurang paham mengenai Kartu Indonesia

Sehat ini mereka bisa bertanya melalui nomor yang sudah tertera di Web

tersebut. Selain itu bukan hanya melalui sosialisasi lewat Web saja,

namun ketika
8

masyarakat sedang berobat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah maka si

pelaksana (implementor) akan memberitahu informasi mengenai seputar

Kartu Indonesia Sehat ini bukan hanya bagi masyarakat yang memiliki

Kartu Indonesia Sehat saja tetapi bagi masyarakat yang tidak memiliki

Kartu Indonesia Sehat juga diberikan informasi, mulai dari apa saja

manfaat nya, fungsi nya dan lain-lain sebagainya yang akan didapatkan

jikalau masyarakat memiliki dan mempunyai Kartu Indonesia Sehat. Jadi

dalam hal ini komunikasi antara si pelaksana (implementor) dengan

masyarakat yang menjadi sasaran penerima program Kartu Indonesia

Sehat ini sudah berjalan denga baik.

2. Sumber Daya (Resources)

Salah satu indikator keberhasilan dalam Implementasi Program

Kartu Indonesia Sehat (KIS) adalah dilihat dari sumber daya nya. Dalam

melaksankan program ini tentunya harus di duku dari sumber daya

manusia bukan hanya sumber daya manusia saja tetapi juga sumber dana

finansial. Dalam hal ini sumber daya manusia merupakan suatu hal yang

sangat penting di dalam sebuah organisasi, institusi maupun perusahaan,

sehingga dapat dikatakan bahwa sumber daya manusia merupakan elemen

utama atau kunci utama dalam sebuah organisasi untuk menjalankan suatu

kebijakan- kebijakan yang telah dibuat karena pada dasarnya sumber daya

manusia ini hal yang sangat penting dalam mencapai suatu tujuan di dalam

organisasi maupun institusi. Sumber daya manusia ini juga harus lah

berkualitas dan memiliki keahlian dalam tugas dan tanggungjawab yang

diberikan.
8

Ketika ditanya bagaimana sumber daya yang ada dalam

implementasi program Kartu Indonesia Sehat di UPTD Puskesmas Teluk

Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan dari segi sumber

daya manusia (SDM), berikut ini hasil wawancara peneliti mengenai

tanggapan dari Bapak Lamris Lumbanraja selaku Perawat/ PIC BPJS

Kesehatan UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam

Kabupaten Bintan beliau mengatakan:

“Kalau ditanya bagaimana dengan jumlah sumber daya yang ada


secara khusus mungkin dalam lingkup sumber daya manusia atau
pegawai di UPTD Puskesmas Teluk Sasah ini, ya kalau dari segi
layanan kita masih kurang karena kan banyak nya jumlah pasien
yang berobat disini sangat banyak dari pada puskesmas yang
lainnya karena ya itu tadi pasien kita banyak. Tapi hal ini bukan
jadi kendala karena kami selalu menanamkan rasa semangat
kebersamaan sehingga kalau ada cuti di hari-hari besar seperti
natal kami selalu saling bantu membantu ya karena itu tadi
semangat kebersamaan selalu kami tanamkan sehingga ini tidak
menjadi kendala yang terlalu berlebihan sekali. Dan kami juga
selalu ada pelatihan-pelatihan SDM yang mana pelatihan SDM ini
untuk meningkatkan keahlian atau skill kami agar kualitas kerja
kami ini semua semakin meningkat kan ya. Pelatihan ini ada dalam
sebulan sekali, pelatihan ini nama nya monitoring implementasi.
Dalam menjalankan program KIS ini kami selalu melibatkan
semua orang termasuk masyarakat karena program ini tidak dapat
terlaksana tanpa adanya peran dan dukungan dari masyarakat”.
(Wawancara, Kamis 27 April 2023).

Kemudian hasil wawancara peneliti dengan Bapak Abdul Rahim

selaku K.A. SUBBAG TATA USAHA UPTD Puskesmas Teluk Sasah

Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan yang mana beliau

mengatakan:

“Kalau untuk sumber daya terutama SDM kita memang kurang


karena pegawai yang bekerja di puskesmas ini secara keseluruhan
nya hanya ada 34 orang apalagi dengan jumlah pasien yang
banyak tentunya kurang lah ya. Tapi kita selalu kompak saat
bekerja jadi itu
8

yang menjadi nilai plus nya. Biarpun kita dilihat dari mata SDM
nya hanya sedikit tapi kalau kita kompak sudah pasti kita bisa
dalam melayani masyarakat dari pada sekalipun banyak tapi
kurang kompak kan pasti akan selalu merasa kurang. Nah kalau
ditanya siapa yang berperan dalam implementasi program KIS ini
sudah pasti lah ya seluruh pegawai dan masyarakat ini berperan
dan terlibat dalam pelaksanaan program KIS ini kan. Lalu untuk
kemampuan implementor nya itu kita sesuaikan dengan keahlian
dan skill yang mereka punya, karena tidak mungkin kita
menempatkan mereka di yang bukan ahli nya mereka walaupun
tidak menutup kemungkinan bahwa ada yang ditugaskan dibukan
ahli nya kan namun kita tetap kok selalu sebulan sekali
mengadakan pelatihan SDM untuk meningkatkan keahlian dan
kemampuan mereka. Kalau dulu kan waktu pandem itu kita
lakukan secara online lewat zoom namun sekarang kan sudah tidak
pandemi lagi jadi kita lakukan secara offline dan kita lakukan
sebulan sekali dalam setiap pertemuan”. (Wawancara, Jumat 28
April 2023).

Hal ini juga disampaikan oleh ibu Fera Novita Sari selaku staff di

bidang informasi dan pendaftaran UPTD Puskesmas Teluk Sasah

Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan, yang dimana ketika

peneliti mewawancarai beliau, beliau mengatakan:

” Kalau sumber daya manusia kita sudah ada beberapa banyak lah
Cuma terkadang kalau sedang ramai kan masyarakat yang berobat
itu kita selalu kurang apalagi di bagian pendaftaran, walaupun
begitu sebenarnya di bagian pendaftaran ini ada dua yang satu
untuk yang menggunakan KIS yang mendaftar secara online dan
satu lagi seperti saya ini itu untuk di bagian ofline nya. Tapi
selama kami bekerjasama dengan baik ini tidak menjadi masalah
yang serius lah” (Wawancara, Senin 22 Mei 2023).

Selain sumber daya manusia, sumber daya finansial juga sangat

dibutuhkan dalam penentuan keberhasilan dari suatu implementasi

program Kartu Indonesia Sehat Ini. Sumber daya finansial adalah sumber

daya yang bersifat dana (uang) yang mana hal ini menjadi pengaruh yang

sangat penting dalam implementasi. Karena sumber daya finansial ini

mencangkup
8

dan melingkupi asset serta fasilitas-fasilitas penunjang keberhasilan dari

implementasi program Kartu Indonesia Sehat ini, jikalau sumber daya

manusia sudah memadai tetapi sumber daya finansial tidak mencukupi

maka pelaksaan dari suatu program akan terhambat dan berjalan dengan

sangat lama.

Ketika ditanya bagaimana sumber daya yang ada dalam

implementasi program Kartu Indonesia Sehat di UPTD Puskesmas Teluk

Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan dari segi sumber

daya finansial ini, berikut ini hasil wawancara peneliti mengenai

tanggapan dari Bapak Lamris Lumbanraja selaku Perawat/ PIC BPJS

Kesehatan UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam

Kabupaten Bintan yang mana beliau mengatakan:

“Bukan hanya SDM saja tetapi ada juga sumber daya finansial nah
keuangan, keuangan untuk KIS ini itu dari dana kapitalisasi, dan
juga APBD kalau untuk dana ini harus cukup dicukupkan karena
kan dana nya sudah di atur berapa yang bisa di keluarkan.
Sehingga kalau disimpulkan untuk sumber daya finansial ini ya
sudah bagus lah ya, karena kita juga menggunakan dana ini untuk
melengkapi fasilitas-fasilitas pelaksanaan KIS ini, contoh nya saya,
saya diberi fasilitas PC, computer dan printer dalam pelaksanaan
program KIS ini, dan disetiap ruangan itu juga disediakan PC jadi
kita selalu berkomunikasi ini ya lewat PC ini, jadi kalau
disimpulkan sih ya fasilitas nya sudah cukup memadai lah ya untuk
pelaksanaan KIS ini tidak ada hambatan juga”. (Wawancara,
Kamis 27 April 2021).

Kemudian hasil wawancara peneliti dengan Bapak Abdul Rahim

selaku K.A. SUBBAG TATA USAHA UPTD Puskesmas Teluk Sasah

Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan yang mana beliau

mengatakan:
8

“Selain sumber daya manusia kita juga ada yang namanya sumber
daya finansial, finansial ini juga faktor pendukung dalam
implementasi KIS ini ya, untuk sumber daya finansial ini juga
untuk pelaksaan KIS itu tentunya dari APBD ya, dana ini kan sifat
nya untuk memenuhi segala fasilitas-fasilitas yang digunakan
untuk KIS ini, contoh sederhana nya saja kursi yang ada di ruang
tunggu itu ya itu merupakan salah satu fasilitas yang kita sediakan
dan kita beli dari dana ini. jadi dana itu harus kita cukupkan untuk
KIS ini dan kita manfaat kan sebaik mungkin ya, kalau untuk
apakah cukup atau tidak cukup anggaran nya ya Insyah Allah
cukup”. (Wawancara, Jumat 28 April 2023).

Hal ini juga disampaikan oleh ibu Aminah selaku selaku

masyarakat yang pernah berobat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah

Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan, yang dimana ketika

peneliti mewawancarai beliau, beliau mengatakan:

“yang saya lihat sih fasilitas nya sudah cukup memadai yak arena
di ruang pendaftaran juga mereka menyediakan kursi untuk pasien
yang datang berobat” (Wawancara, Rabu 24 Mei 2023).

Hal ini juga disampaikan oleh ibu Mariam selaku masyarakat yang

pernah berobat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala

Lobam Kabupaten Bintan, yang dimana ketika peneliti mewawancarai

beliau, beliau mengatakan:

“untuk fasilitas sudah cukup bagus ya, lengkap juga lah kalau
yang saya lihat. Mereka menyediakan kursi untuk di ruang
pendaftaran, ruangan-ruangan berobat nya juga banyak kayak
ruangan sakit gigi, ruangan mata, dan lain-lain nya lah bisa dilihat
juga di setiap papan-papan yang ada di temple di atas”
(Wawancara, Rabu 24 Mei 2023).

Hal ini juga disampaikan oleh ibu Mariam selaku masyarakat yang

pernah berobat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala

Lobam Kabupaten Bintan, yang dimana ketika peneliti mewawancarai

beliau, beliau mengatakan:


8

”Sudah bagus lah kalau untuk fasilitas nya, ada ruang tunggu, ada
ruang pendaftaran, disediakan juga tempat parkir kendaraan yang
luas, jadi kalau bawa motor bisa bawa mobil juga bisa di
parkirkan karena parkirnya memang luas karena kana da tuh
biasanya tempat parkir yang sempit tapi kalau dipuskesmas ini ya
sudah luas lah tempat parkir nya”. (Wawancara, Rabu 24 Mei
2023).

Hal ini juga disampaikan oleh ibu Rasya selaku masyarakat yang

pernah berobat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala

Lobam Kabupaten Bintan, yang dimana ketika peneliti mewawancarai

beliau, beliau mengatakan:

“Fasilitas nya ada banyak sih yang saya lihat dek, tapi ya
sepertinya sudah lengkap lah ya. Karena kalau misalkan ada yang
kurang-kurang ya seperti berkas saya kurang mereka bantu
mungkin seperti foto copy ktp saya tidak bawa nanti mereka minta
yang asli terus mereka print kan di alat print mereka”.
(Wawancara, Rabu 24 Mei 2023).

Hal ini juga disampaikan oleh Bapak Adi selaku masyarakat yang

pernah berobat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala

Lobam Kabupaten Bintan, yang dimana ketika peneliti mewawancarai

beliau, beliau mengatakan:

“Bagus, sudah bagus ya dek. Karena yang saya lihat fasilitas nya
ada komputer, ada tempat untuk printer, hal-hal yang kecilnya saja
ada seperti pena, pensil, lem dan lain-lain nya lah ya dek”
(Wawancara, Rabu 24 Mei 2023).

Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Darni selaku masyarakat yang

pernah berobat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala

Lobam Kabupaten Bintan, yang dimana ketika peneliti mewawancarai

beliau, beliau mengatakan:

“saya lihat sudah memadai ya, walaupun mungkin ada yang


kurang ya nanti bisa lah pihak dari puskesmas nya untuk
melengkapi karena kan lengkap atau tidak lengkap nya fasilitas ini
kan yang lebih tau
8

itu ya orang yang bekerja di puskesmas ini”. (Wawancara, Rabu 24


Mei 2023).

Adapun fasilitas-fasilitas umum yang tersedia di UPTD Puskesmas

Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan adalah

sebagai berikut, Ruangan Kesehatan Gigi dan Mulut, Ruangan Farmasi,

Ruangan Kasir, Ruangan Pemeriksaan Umum, Ruangan Anak, Ruangan

KIE dan Akupresur, Ruangan Keuangan, Ruangan TB, Laboratorium,

Gudang, Kamar Mandi Pasien, Ruangan Kepala Puskesmas, Ruangan

Kepala Tata Usaha, Ruangan Pojok Asi, Ruangan Bermain Anak, Ruangan

Pendaftaran, IGD, 2 unit mobil ambulance Dengan adanya fasilitas

kesehatan tersebut diharapkan dapat meningkatnya mutu dan jangkauan

pelayanan yang lebih baik lagi kedepannya.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan para

informan diatas mengenai indikator keberhasilan implementasi yakni

sumber daya (Resources) dapat diketahui dan disimpukan bahwa sumber

daya dalam implementasi program Kartu Indonesia Sehat terbagi menjadi

dua yaitu sumber daya manusia serta sumber daya finansial dimana

sumber daya manusia yang ada di UPTD Puskesmas Teluk Sasah memang

belum mencukupi dilihat dari banyak nya masyarakat yang berobat namun

itu bukan lah hal yang terlalu menjadi kendala dikarenakan mereka selalu

mengutamakan komunikasi sehingga kendala-kendala yang tadi dapat

teratasi lalu untuk meningkatkan sumber daya manusia ini pihak UPTD

Puskemas Teluk Sasah selalu melakukan pelatihan-pelatihan dalam rangka

meningkatkan kualitas sumber daya manusia, kemudian dilihat dari segi


8

sumber daya finansial (keuangan) dimana pihak UPTD Puskesmas Teluk

Sasah mengggunakan dana yang ada untuk keberhasilan dari program

Kartu Indonesia Sehat ini dimana diberikan nya fasilitas-fasilitas untuk

menunjang kegiatan implementasi program Kartu Indonesia Sehat ini.

3. Disposisi/ Sikap Pelaksana (Disposition/ Executing Attitude)

Pada disposisi/ sikap pelaksana ini kita melihat bagaimana para

implementor yang bekerja sama dengan tenaga medis dan seluruh pegawai

yang bekerja untuk mendukung program Kartu Indonesia Sehat ini serta

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang berobat di UPTD

Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan.

Disposisi ini sangat berhubungan erat dengan sifat atau karakteristik dari

implementor dalam menjalankan suatu program. Karakter penting yang

harus di miliki oleh implementor adalah jujur, komitmen, demokratis,

bertanggungjawab, dan memiliki sikap yang adil tanpa membeda-bedakan

yang satu dengan yang lain. Disposisi atau sikap pelaksana ini merupakan

hal yang paling berpengaruh dalam menjalankan suatu program karena

apabila karakteristik dari si implementor jujur, berkomitmen, demokratis,

bertanggungjawab dan adil maka terdapat kemungkinan bahwa

implementasi program dapat terlaksana sesuai dengan yang telah

disepakati lebih awal, namun apabila karakteristik atau sikap si

implementor tidak jujur, tidak berkomitmen, tidak bertanggungjawab,

tidak adil dan tidak berdemokratis maka terdapat kemungkinan bahwa

implementasi program tersebut tidak dapat berjalan dengan baik yang

sudah direncanakan dari


8

awal. Sehingga dalam hal ini disposisi/ sikap pelaksana juga memiliki

pengaruh terhadap implementasi program. Karena jikalau sikap

implementor ini bagus sesuai dengan yang diharapkan oleh suatu kelopok

maka hal tersebut akan menimbulkan rasa kepercayaan dari suatu

kelompok terhadap si implementor.

Ketika ditanya bagaimana disposisi/ sikap pelaksana dalam

implementasi program Kartu Indonesia Sehat di UPTD Puskesmas Teluk

Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam berikut tanggapan dari Bapak Lamris

Lumbanraja selaku Perawat/ PIC BPJS UPTD Puskesmas Teluk Sasah

Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan yang mana beliau

mengatakan:

“Itu bisalah di lihat bagaimana sikap pelaksana nya, hal kecilnya


bisa dilihat dari kami yang memberikan pelayanan kepada
masyarakat yang sedang berobat. Kami juga sebagai pelaksana
dalam KIS ini memang benar-benar berkomitmen dalam
menjalankan program KIS ini jadi kalau ditanya apakah
berkomitmen ya sudah pasti kami berkomitmen, kami juga selalu
melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan
program KIS ini, ya walaupun terkadang itu dilapangan terdapat
kendala tapi kami selalu menguatamakan komunikasi, jadi kami
selalu menjaga komunikasi dengan baik. Dalam proses
pendaftaran juga itu kan ada dua dari online dan offline, tapi untuk
yang online ini itu untuk masyarakat yang menggunakan KIS/BPJS
itu pendaftaran nya di applike mobile BPJS, jadi di applikasi itu
masyarakat yang mendaftar secara online bisa memilih jam berapa
mereka mau mendaftar nya dan jam berapa mereka mau datang.
Kalau untuk pendaftaran kita ada dua yang satu untuk yang
mendaftar secara offline dan yang satu untuk yang online jadi
kebetulan saya pegang yang bagian online nya jadi disini tidak
pernah bertabrakan antara yang mendaftar secara online maupun
offline Sehingga ketika ada masalah atau kendala kami dapat
mengatasi nya karena kunci utama nya adalah komunikasi”.
(Wawancara, Kamis 27 April 2023).
8

Kemudian hasil wawancara peneliti dengan Bapak Abdul Rahim

selaku K.A. SUBBAG TATA USAHA UPTD Puskesmas Teluk Sasah

Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan yang mana beliau

mengatakan:

“Berbicara tentang sikap implementor atau sikap dari pada si


pelaksana program ini tentunya kami dari pihak puskesmas sendiri
selalu memberikan yang terbaik kepada masyarakat, kami sangat
menjunjung tinggi kejujuran, komitmen bahkan kami tidak pernah
ada yang membedakan-bedakan masyarakat yang datang untuk
berobat. Contoh nya si A yang datang pertama kali untuk berobat
ia menggunakan Kartu Indonesia Sehat lalu si B pun datang untuk
berobat namun ia tidak menggunakan Kartu Indonesia Sehat
melainkan ia mengeluarkan uang nya secara pribadi jadi bukan
berarti karena si A ini menggunakan KIS untuk berobat ia jadi
dibelakangkan atau kata kasarnya kita kesampingkan dan si B
yang kita dahulukan, tidak. Tetap siapa yang pertama kali datang
itu yang kita layani karena harus sesuai dengan prosedur
pendaftaran. Karena kan jikalau ingin berobat itu harus mendaftar
terlebih dahulu, terkecuali memang kalau ada yang berobat namun
sakit nya parah mungkin karena kecelakaan ya pasti kita tolong
terlebih dahulu. Jadi kami sebagai implementor program ini tidak
pernah membeda-bedakan mereka yang datang untuk berobat jadi
dalam hal ini kami adil dalam memberikan layanan kesehatan.
Lalu untuk bagaimana pengawasan dan pengendalian dari
implementasi program KIS ini kami benar-benar memberikan
pengawasan yang ketat ketika dilapangan agar tidak ada
implementor-implementor yang memiliki sifat tidak baik ketika
dilapangan, sehingga nantinya masyarakat yang datang untuk
berobat akan merasa sangat nyaman dengan pelayanan yang kami
berikan hal ini tentunya kami jalankan sesuai dengan misi
puskesmas kami ini yang kedua yang mana misi kami ini
memberikan pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu,
terjangkau, adil dan merata untuk semua lapisan masyarakat”.
(Wawancara, Jumat 28 April 2023).

Kemudian hasil wawancara peneliti dengan Ibu Fera Novita Sari

selaku staff di bidang informasi dan pendaftaran UPTD Puskesmas Teluk

Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan yang mana beliau

mengatakan:
9

“Kalau kami selalu menanamkan sikap komitmen, adil,


bertanggung jawab dan jujur dek dalam pelaksanaan program ini.
Karena tidak ada gunanya jika kami tidak jujur, bertanggung
jawab, apalagi tuh tidak berkomitmen. Apalagi saya di bagian
pendaftaran juga kan tidak pernah saya membeda-bedakan antara
pasien yang menggunakan KIS dengan yang berbayar
menggunakan uang pribadi”. (Wawancara, Senin 22 Mei 2023).

Kemudian hasil wawancara peneliti dengan Ibu Aminah selaku

masyarakat yang berobat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan

Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan yang mana beliau mengatakan:

“Saya sebagai orang yang pernah berobat di puskesmas ini


merasa sangat senang sih, karena pelayanan yang diberikan cukup
baik, mereka ramah-ramah, adil dan tak memandang siapa pun
yang berobat mau dia ada KIS atau bayar secara pribadi, biasanya
kan kalau bayar pribadi itu di duluan kan tapi ini tidak karena
sesuai dengan nomor antrian saat pendaftaraan jadi mau dia pakai
KIS atau bayar pribadi tetap adil dalam melayani”. (Wawancara,
Rabu 24 Mei 2023).

Kemudian hasil wawancara peneliti dengan Ibu Mariam selaku

masyarakat yang sedang berobat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah

Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan yang mana beliau

mengatakan:

“Yang saya rasakan petugas nya sudah sangat baik dalam


melayani masyarakat, tidak ada yang dibeda-bedakan lah yang
sepanjang saya lihat. Mereka juga selalu membantu saya jika tidak
ada yang saya tidak mengerti. Udah gitu pelayanan nya cepat
sekali dalam melayani masyarakat”. (Wawancara, Rabu 24 Mei
2023).

Kemudian hasil wawancara peneliti dengan Ibu Rasya selaku

masyarakat yang berobat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan

Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan yang mana beliau mengatakan:

“Saya kalau berobat selalu di puskesmas teluk sasah ini karena


dekat dengan rumah saya, selain itu pelayanan yang diberikan
9

sangat baik. Walaupun saya berobat menggunakan uang pribadi


dan saya tidak punya KIS tapi mereka selalu menjelaskan dengan
baik kepada saya manfaat dan keuntung jika punya KIS ini. Jadi
salut sih sama petugas pelayanan nya dalam melayani masyarakat
setempat”. (Wawancara, Rabu 24 Mei 2023).

Kemudian hasil wawancara peneliti dengan Bapak Adi selaku

masyarakat yang pernah berobat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah

Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan yang mana beliau

mengatakan:

“Saya acungin jempol untuk pelayanan yang diberikan, bagus


banget lah pelayanan nya. Mereka juga murah senyum jadi bikin
saya cepat sembuh, petugas nya juga jujur dalam melayani karena
saya berobat menggunakan KIS tidak ada biaya-biaya dipungut
alias gratis lah ya”. (Wawancara, Rabu 24 Mei 2023).

Kemudian hasil wawancara peneliti dengan Ibu Darni selaku

masyarakat yang pernah berobat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah

Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan yang mana beliau

mengatakan:

“Selama saya berobat di puskesmas teluk sasah ini yang saya


rasakan petugas nya baik ya, ramah juga, kalau tidak ada yang
dimengerti pasti dijelaskan sampai saya paham, kalau saya pas
berobat lupa membawa KIS nanti mereka akan minta nomor NIK
saya lalu mereka cek lewat applikasi yang ada di layar laptop
mereka jadi nanti ada kelihatan tuh bahwa saya benar masyarakat
yang menggunkana KIS jadi walaupun tidak membawa KIS tapi
nama saya pas di cek sebagai pengguna maka saya bisa berobat
jadi tidak usah bolak-balik ke rumah untuk ambil KIS nya”.
(Wawancara, Rabu 24 Mei 2023).

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan diatas,

mengenai Disposisi (Disposition) dalam Implementasi Program Kartu

Indonesia Sehat pada UPTD Puskesmas Teluk Sasah dapat diketahui

bahwa
9

implementor program sudah menjalankan dan memberikan pelayanan yang

optimal kepada masyarakat, dimana pada disposisi atau sikap pelaksana ini

si implementor ini sudah jujur, berkomitmen, bertanggung jawab dalam

menjalankan tugas nya. Dimana terlihat banyak nya masyarakat yang

mengatakan bahwa sikap implementor dalam memberikan pelayanan

sangat lah ramah, adil dan tanpa membeda-bedakan antara masyarakat

yang berobat menggunakan Kartu Indonesia Sehat atau yang tidak

menggunakan Kartu Indonesia Sehat. Dimana dalam hal disposisi ini sika

psi implementor selalu memberikan yang terbaik kepada masyarakat, agar

masyarakat yang datang berobat merasa nyaman untuk melakukan

pengobatan di UPTD Puskesmas Teluk Sasah ini. Dalam disposisi ini pada

kenyataan nya terdapat hambatan namun itu tidak lah terlalu serius

dikarenakan mereka selalu menjaga komunikasi agar semua nya dapat

berjalan dengan baik dan lancar.

4. Struktur Birokrasi (Bureaucratic Structure)

Sturktur birokrasi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh

dalam keberhasilan implementasi. Struktur organisasi adalah suatu tatanan

organisasi, instansi dalam hal pembagian kinerja atau hierarki yang ada

pada suatu lembaga penting agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung

jawab nya supaya dapat menjadi teratur dan terarah. Struktur organisasi ini

tidak boleh berbelit-beli hal ini agar dapat di pahami oleh siapapun. Dalam

birokrasi ini terdapat dua karakteristik yang utama yaitu Standar

Operasional Prosedur (SOP) dan Fragmentasi. Dalam hal ini implementasi

program Kartu Indonesia Sehat (KIS) akan dapat berjalan dengan baik
9

apabila setiap pelaksana/ implementor nya dapat menjalankan kinerja nya

dengan baik sesuai dengan wewenang, tugas dan tanggung jawab nya yang

telah diberikan dan ada pada struktur organisasi. Pelaksanaan Kartu

Indonesi Sehat ini juga dapat dikatakan berkualitas apabila bisa

memberikan kepuasaan kepada masyarakat yang datang berobat

menggunakan Kartu Indonesia Sehat lewat tugas dan tanggung jawab dari

si pelaksana/ implementor.

Untuk mengetahui bagaimana struktur birokrasi yang ada dalam

UPTD Puskesmas Teluk Sasah mengenai wewenang, tugas dan tanggung

jawab yang ada berikut hasil wawancara/tanya jawab peneliti dengan

Bapak Lamris Lumbanraja selaku Perawat/ PIC BPJS UPTD Puskesmas

Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan yang mana

beliau mengatakan:

“Dalam implementasi program KIS ini tentunya kita memiliki


standar operasional prosedur atau SOP karena setiap menjalankan
suatu program tentunya harus memiliki SOP lah ya kan karena
kalau tidak ada SOP pasti kegiatan program tersebut tidak dapat
berjalan dengan baik. Kami sebagai implementor KIS ini tidak
pernah membeda-bedakan masyarakat yang datang untuk berobat
siapa pun yang pertama kali datang walaupun dia ada KIS atau
tidak pasti akan kita layani karena kami ini menjalankan kegiatan
sesuai dengan SOP yang ada. Dan kalau di tanya siapa pihak-
pihak yang terkait dalam standar operasional prosedur ini
mengenai implementasi program KIS ini ya tentunya adalah tim
pendaftaran karena mereka lah yang mengidentifikasi lebih awal
kan. Kami juga sudah menjalankan SOP ini dengan baik kalau di
dalam SOP ini kan pelaksanaan nya harus bersifat baku tapi ketika
dilapangan kita tidak boleh baku dalam artian kita harus ramah
karena kan ada sisi sosial nya. Selain itu dalam pembagian
wewenang, tugas dan tanggung jawab antar bagian ini kan sudah
jelas siapa yang menjadi penanggungjawab nya ya sudah pasti
kepala puskesmas dan kemudian koordinator pelaksana (KIS) ini
adalah saya (Bapak Lamris Lumbanraja) dan tim pelaksana itu
adalah semua nya
9

terlibat namun yang menjadi inti itu ya di bagian pendaftaran


kalau mereka salah merumuskan ya sudah pasti salah semuanya
namun ya untuk sampai saat ini teman-teman dari bidang
pendaftaran ya sudah cukup berkompeten dalam tugas dan
tanggung jawab nya karena kan setiap sebulan sekali kita ada
pertemuan rapat jadi di pertemuan itu kita bahas semua nya dan
kita melakukan evaluasi apa yang salah akan kita benahi”.
(Wawancara, Kamis 27 April 2023).

Kemudian hasil wawancara peneliti dengan Bapak Abdul Rahim

selaku K.A. SUBBAG TATA USAHA UPTD Puskesmas Teluk Sasah

Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan yang mana beliau

mengatakan:

“Untuk struktur birokrasi kita ada ya karena kan di setiap instansi


pasti ada struktur birokrasi nya karena struktur birokrasi ini
memberikan tugas yang terstruktur dan terarah, dan kita juga
memberikan kewenangan dan tanggung jawab kinerja kepada
pegawai sesuai dengan kemampuan nya gitu kan. Kita juga punya
standar operasional prosedur dalam implementasi program Kartu
Indonesia Sehat ini karena setiap menjalankan program tentunya
harus ada SOP nya dong ya kan, bukan hanya implementasi KIS
ini saja disetiap program itu ada SOP, seperti contohnya saja itu
Jaminan Persalinan atau JAMPERSAL saja ada kok SOP nya jadi
kalau di tanya dalam KIS ini apakah ada SOP tentu ada ya. Dan
semua pegawai disini termasuk kedalam pihak dalam melakukan
program KIS ini tapi yang menjadi kunci inti nya itu ya dibidang
pendaftaran dan kami juga sudah menjalankan KIS ini sesuai
dengan standar operasional prosedur nya. Dan kami selalu
melakukan kerja sama yang baik di setiap unsur, baik dari
Pemerintah Kabupaten, pihak kecamatan maupun aparatur desa.
Jadi kami saling berkoordinasi dan menjalankan fungsi dan
perannya masing-masing dengan baik lah ya. Kalau ditanya
bagaimana pengambilan keputusan terkait implementasi program
Kartu Indonesia Sehat ini ya kunci utama nya itu adalah
komunikasi,jadi setiap ada keputusan yang mau di ambil kami
selalu melakukan rapat sebulan sekali jadi disitulah kami
melakukan pengambilan keputusan. Kalau ditanya apakah ada
hambatan ya pasti adalah ya kan tapi hambatan nya ya paling
berbeda pendapat saja dan itu merupakan hal yang biasa dan kita
selalu mengatasi nya dengan demokrasi”. (Wawancara, Jumat 28
April 2023).
9

Kemudian hasil wawancara peneliti dengan Ibu Fera Novita Sari

selaku staff bidang informasi dan pendaftaran UPTD Puskesmas Teluk

Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan yang mana beliau

mengatakan:

“Dalam pelaksanaan setiap program, program apapun itu dek


sudah pasti lah ada SOP nya, salah satunya ya program kartu
Indonesia sehat ini sudah pasti pelaksanaan nya berdasarkan SOP
yang ada. Kalau ditanya siapa saja pihak-pihak yang terkait dalam
SOP ini ya kita semua termasuk dek, mulai dari saya, pegawai-
pegawai yang lain bahkan juga masyarakat itu termasuk dalam
SOP ini karena tanpa masyarakat ya tidak akan jalan program ini
kan dek. Kemudian untuk pelaksanaan program KIS ini sudah
sesuai dengan SOP dek, kalau ditanya apakah ada hambatan
sudah pasti ada hambatan karena tidak semuanya berjalan dengan
sempurna kan tetapi selagi kita sesame yang bekerja ini bisa
menjalin kerjasama yang baik pasti dapat teratasi. Untuk
bagaimana pembagian kewenangan dan tanggung jawab antar
bagian nah itu sesuai berdasarkan dengan keputusan atasan lah ya
dek yang pasti pembagian nya sudah sesuai dengan kemampuan
kita lah. (Wawancara, Senin 22 Mei 2023).

Kemudian hasil wawancara peneliti dengan Ibu Aminah selaku

masyarakat yang pernah berobat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah

Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan yang mana beliau

mengatakan:

"Yang saya rasakan ya ketika berobat di puskesmas teluk sasah itu


bagus tidak berbelit-belit dan sangat mudah lah untuk di pahami
baik dari persyaratan nya maupun pendaftaran khusus nya bagi
saya yang menggunakan KIS ya”. (Wawancara, Rabu 24 Mei
2023).

Kemudian hasil wawancara peneliti dengan Ibu Mariam selaku

masyarakat yang pernah berobat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah

Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan yang mana beliau

mengatakan:
9

“Bagus ya, pegawai nya juga respon nya bagus dan cepat tanggap
lah dalam melayani masyarakat yang berobat apalagi waktu itu
saya berobat kan langsung dilayani dengan bagus lah tapi ya
harus sesuai dengan nomor antrian pendaftarannya dek, kalau ibu
waktu berobat pendaftaran nya datang langsung ke puskesmas nya
itu. Walaupun ibu udah sering berobat kemana-mana seperti di
tanjungpinang, tapi ibu lebih suka aja berobat disini”.
(Wawancara, Rabu 24 Mei 2023).

Kemudian hasil wawancara peneliti dengan Ibu Rasya selaku

masyarakat yang pernah berobat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah

Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan yang mana beliau

mengatakan:

“Pelaksanaan nya sudah baik, puskesmas juga memberikan


dengan jelas mengenai KIS, mengenai pelaksanaan nya. Jadi kan
kita sebagai masyarakat ini tau bagaimana pelaksanaan KIS itu
sendiri ya dari puskesmas itu walaupun saya tidak punya KIS tapi
selalu tuh dek kalau saya berobat selalu diberitahu KIS itu apa
manfaat nya apa, tapi ya itu tadi dek seperti yang ibu bilang ibu
sibuk bekerja jadi tidak sempat untuk urus KIS”. (Wawancara,
Rabu 24 Mei 2023).

Kemudian hasil wawancara peneliti dengan Bapak Adi selaku

masyarakat yang pernah berobat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah

Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan yang mana beliau

mengatakan:

“Pihak puskesmas sudah memberikan kejelasan lah mengenai KIS


ini dengan sebaik mungkin. Menurut saya juga sudah sesuai
dengan prosedur yang ada kan. Pokok nya saya sangat nyaman aja
lah kalau berobat di puskesmas teluk sasah itu” (Wawancara, Rabu
24 Mei 2023).

Kemudian hasil wawancara peneliti dengan Ibu Darni selaku

masyarakat yang pernah berobat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah


9

Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan yang mana beliau

mengatakan:

“Sudah sangat bagus lah ya dek, apalagi yang bekerja di


puskesmas itu tidak berbelit-belit lah. Kalau mau berobat aja
gampang persyaratan nya kita cukup bawa KIS saja sama KTP
bagi yang berobat menggunakan KIS, kalau berobat tidak pakai
KIS juga bisa cukup bawa KTP aja dek. Tapi kalau ibu sih berobat
pakai KIS”. (Wawancara, Rabu 24 Mei 2023).

Berdasarkan wawancara diatas yang telah dilakukan oleh peneliti

mengenai struktur birokrasi dapat disimpulkan dan diketahui bahwa dalam

hal ini UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam

Kabupaten Bintan memiliki struktur birokrasi yang mana bersifat struktur

artinya memiliki susunan-susunan organisasi yang jelas, selain itu struktur

organisasi ini mempunyai fungsi yang mana bahwa pihak implementor

melakukan tugas dan tanggung jawab nya sesuai dengan keahlian yang

dimiliki. Selain itu dalam implementasi program Kartu Indonesia Sehat

ada Standar Operasional Prosedur (SOP) sehingga dalam pelaksanaan nya

implementor sudah menjalankannya sesuai dengan Standar Operasional

Prosedur (SOP) yang ada, lalu untuk pembagian wewenang, tugas dan

tanggung jawab sudah sangat jelas dimana pembagian nya dilakukan

berdasarkan keahlian yang dimiliki. Namun jika implementor kurang ahli

dalam wewenang, tugas dan tanggung jawab yang diberikan maka solusi

nya adalah dimana setiap sebulan sekali aka nada pertemuan mengenai

pelatihan-pelatihan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia

yang unggul dan berkualitas.


9

4.3 Pembahasan

Kartu Indonesia Sehat (KIS) adalah salah satu program Presiden

Joko Widodo yang telah direncanakan sejak masa kampanye. Kartu

Indonesia Sehat (KIS) tersebut diluncurkan bersama dengan Kartu

Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Keluarga Sejahtera dan Kartu Simpanan

Keluarga Sejahtera (KSKS). Kartu Indonesia Sehat (KIS) ini berfungsi

sebagai kartu jaminan kesehatan, yang dapat digunakan untuk

mendapatkan layanan kesehatan gratis di fasilitas kesehatan tingkat

pertama dan tingkat lanjutan, sesuai dengan kondisi penyakit yang diderita

penerima Kartu Indonesia Sehat (KIS). Kartu Indonesia Sehat (KIS)

merupakan perluasan dari program Jaminan Kesehatan Nasional yang

diluncurkan pemerintah sebelumnya, yaitu pada 1 Januari 2014.

Penelitian ini berjudul Implementasi Program Kartu Indonesia

Sehat yang mana tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana

implementasi (pelaksanaan) program Kartu Indonesia Sehat (KIS) tersebut

di UPTD Puskesmas Teluk Sasah apakah sudah berjalan dengn optimal

atau belum berjalan dengan optimal. Menurut Edwards III terdapat empat

indikator dalam keberhasilan implementasi, adapun empat indikator

tersebut adalah Komunikasi, Sumber Daya, Disposisi, dan Struktur

Birokrasi. Ke empat indikator tersebut merupakan kunci keberhasilan

dalam implementasi menurut Edwards III. Adapun penjelasan dari ke

empat indikator tersebut dalam implementasi (pelaksanaan) program

Kartu
9

Indonesia Sehat (KIS) di UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri

Kuala Lobam Kabupaten Bintan dapat dilihat sebagai berikut:

1. Komunikasi (Communication)

Terdapat beberapa hal yang dilakukan oleh apartur UPTD

Puskesmas Teluk Sasah dalam penyampaian komunikasi

(informasi) mengenai Kartu Indonesia Sehat kepada masyarakat

yang berobat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah yang mana

cangkupan masyarakat nya masih berada di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Teluk Sasah yaitu:

a. Melalui media massa , dimana pihak UPTD Puskesmas

Teluk Sasah memberikan informasi mengenai Kartu

Indonesia Sehat melalui Web UPTD Puskesmas Teluk

Sasah, kemudian masyarakat juga bisa bertanya mengenai

Kartu Indonesia Sehat apabila belum mengerti dengan jelas

melalui Web UPTD Puskesmas Teluk Sasah tersebut atau

bisa menghubungi langsung nomor yang ada di Web UPTD

Puskesmas Teluk Sasah tersebut.

b. Kemudian juga pihak UPTD Puskesmas Teluk Sasah

menyampaikan informasi mengenai Kartu Indonesia Sehat

secara langsung kepada masyarakat yang datang berobat ke

UPTD Puskesmas Teluk Sasah tersebut, dimana dalam

penyampaian sosialiasi mengenai informasi mereka

memberitahu apa saja fungsi dan manfaat serta keuntungan


10

yang di dapatkan apabila masyarakat mempunyai Kartu

Indonesia Sehat tersebut.

2. Sumber Daya (Resources)

Dalam keberhasilan implementasi program Kartu Indonesia

Sehat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah tentunya di dukung dengan

sumber daya. Dengan adanya sumber daya yang memadai, maka

implementasi akan berjalan sesuai tujuan. Sekalipun isi kebijakan

telah dikomunikasikan dengan jelas dan tepat, kebijakan tidak akan

dapat diimplementasikan secara efektif jika pelaksana tidak

memiliki sumber daya yang cukup. Dalam hal ini, semua kegiatan

dikendalikan oleh sumber daya. Terdapat dua sumber daya dalam

keberhasilan dari implementasi program Kartu Indonesia Sehat

(KIS) ini yaitu sebagai berikut:

a. Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia sangat lah penting dalam

pelaksanaan program Kartu Indonesia Sehat (KIS) ini.

Karena tanpa adanya implementor maka program ini tidak

dapat berjalan. Jika dilihat dari segi ketersediaan Sumber

daya manusia di UPTD Puskesmas Teluk Sasah masih

terdapat kekurangan sumber daya manusia, dimana dalam

segi pelayanan di UPTD Puskesmas Teluk Sasah masih

kurang tenaga kerja hal ini dapat dilihat dari jumlah

masyarakat yang jika sewaktu-waktu membludak untuk


10

datang berobat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah. Namun

hal ini tidak menjadi kendala yang terlalu serius

dikarenakan kunci utama yang selalu mereka terapkan

adalah komunikasi dan kerja sama sehingga kendala

tersebut dapat mereka atasi kemudian juga terdapat

pelatihan-pelatihan dalam meningkatkan kualitas sumber

daya manusia sehingga ketika jumlah masyarakat yang

datang untuk berobat dengan banyak maka mereka dapat

mengatasi nya dengan keterampilan yang ada seperti siap

siaga, cepat tanggap dan lain-lain sebagai berikutnya.

b. Sumber Daya Finansial (Keuangan)

Selain sumber daya manusia, sumber daya finansial

(keuangan) juga menjadi salah satu faktor pendukung

dalam keberhasilan implementasi program Kartu Indonesia

Sehat (KIS) ini. Adapun sumber daya finansial (keuangan)

dalam implementasi program Kartu Indonesia Sehat (KIS)

ini didapatkan dari kapitalisasi, dan juga APBD. Dana

dalam pelaksanaan program Kartu Indonesia Sehat (KIS)

ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin dan sebagaimana

mestinya. Dana untuk pelaksanaan program Kartu

Indonesia Sehat (KIS) ini digunakan untuk membeli

fasilitas dan melengkapi fasilitas dalam rangka untuk

penunjang program Kartu Indonesia Sehat (KIS) ini.

Seperti laptop, PC, printer dan


10

lain-lain sebagainya sebagaimana dibutuhkan fasilitas-

fasilitas penunjang implementasi program Kartu Indonesia

Sehat (KIS) ini.

3. Disposisi (Disposition)

Disposisi merupakan bagaimana sikap maupun karakter

dari implementor dalam implementasi program Kartu Indonesia

Sehat (KIS) ini. Berdasarkan wawancara yang saya lakukan dengan

kepala tata usaha, kemudian perawat/PIC BPJS, lalu staff bidang

informasi dan pendaftaran dimana seluruh pegawai atau yang

bekerja di UPTD Puskesmas Teluk Sasah mendukung penuh

program Kartu Indonesia Sehat (KIS) ini. Hal ini juga di buktikan

berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan narasumber

(masyarakat) yang mana mereka mengatakan bahwa sikap

pelaksana maupun karakteristik dari implementor dalam

menjalankan program Kartu Indonesia Sehat (KIS) ini sudah sangat

baik, dimana mereka melaksanakan tugas nya dengan bertanggung

jawab, berkomitmen, jujur, adil dan tanpa ada yang membeda-

bedakan antara masyarakat yang berobat menggunakan Kartu

Indonesia Sehat (KIS) dengan masyarakat yang tidak

menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dengan kata lain

membayar biaya pengobatan menggunakan uang pribadi.

4. Struktur Birokrasi (Bureaucratic Structure)

Dalam implementasi program Kartu Indonesia Sehat (KIS)

ini tentunya ada standar operasional prosedur (SOP) dan dalam


10

pelaksanaan program Kartu Indonesia Sehat (KIS) ini selalu

berdasarkan standar operasional prosedur (SOP) yang ada.

Berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan bahwsan nya sesame

pegawai atau aparatur yang bekerja di UPTD Puskesmas Teluk

Sasah selalu berkomunikasi dan berkoordinasi serta menjalankan

fungsi dan perannya masing-masing dengan baik dan sesuai dengan

tugas dan tanggung jawabnya yang telah diberikan. Adapun pihak-

pihak yang terkait dalam implementasi program Kartu Indonesia

Sehat (KIS) ini adalah seluruh pegawai yang bekerja di UPTD

Puskesmas Teluk Sasah serta masyarakat yang berobat yang

wilayah jangkauan nya masih di wilayah kerja UPTD Puskesmas

Teluk Sasah karena tanpa adanya peran dari masyarakat maka

implementasi program Kartu Indonesia Sehat (KIS) ini tidak akan

berjalan dengan optimal sebagaimana mestinya.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Implementasi Program Kartu Indonesia Sehat di UPTD Puskesmas Teluk

Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan dapat disimpulkan bahwa

Implementasi Program Kartu Indonesia Sehat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah

Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan sudah terlaksana dengan

optimal, hal ini dapat dilihat pada per indikator nya yaitu sebagai berikut ini:

1. Komunikasi (Communication), komunikasi dalam Implementasi Program Kartu

Indonesia Sehat di UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam

Kabupaten Bintan sudah berjalan dengan optimal, dimana jika ditinjau dari proses

penyaluran mengenai program Kartu Indonesia Sehat ini sudah dilakukan dengan

semaksimal mungkin baik melalui informasi secara media massa maupun

penyampaian secara lisan. Penyampaian informasi melalui media massa sangat

memudahkan masyarakat karena mereka dapat mengakses informasi mengenai

Kartu Indonesia Sehat ini melalui Web UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan

Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan dan jikalau ada yang tidak dapat dimengerti

mereka boleh menanyakan langsung melalui nomor yang sudah tertera di Web

UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan

tersebut. Namun jika dilakukan secara lisan masyaraat yang datang berobat ke

UPTD Puskesmas Teluk Sasah maka petugas layanan akan memberikan

informasi- informasi mengenai Kartu Indonesia Sehat ini dan jikalau ada

masyarakat yang

104
10

berobat tidak mempunyai Kartu Indonesia Sehat ini maka petugas tersebut akan

memberitahu kepada masyarakat yang berobat apa saja fungsi, manfaat dan

keuntungan yang akan di dapatkan jika berobat menggunakan Kartu Indonesia

Sehat ini.

2. Sumber Daya (Resource), sumber daya dalam Implementasi Program Kartu

Indonesia Sehat ini di UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala

Lobam Kabupaten Bintan sudah berjalan dengan optimal, dimana jikau ditinjau

bahwa sumber daya dalam keberhasilan implementasi ini dibagi menjadi dua

yakni sumber daya manusia dan sumber daya finansial (keuangan) jika dilihat dari

segi sumber daya manusia dalam implementasi program Kartu Indonesia Sehat di

UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan

secara jumlah masih dirasakan kurang, tetapi cukup memadai dan memiliki

kinerja yang kondusif dikarenakan setiap sebulan sekali terdapat pelatihan-

pelatihan dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia

kemudian selain itu kunci utama nya juga adalah menjaga komunikasi yang baik

antara yang satu dengan yang lain. Kemudian jika ditinjau dari segi sumber daya

finansial (keuangan) sudah sangat baik karena tersedia nya fasilitas-fasilitas

penunjang implementasi program Kartu Indonesia Sehat ini seperti adanya

Ruangan Kesehatan Gigi dan Mulut, Ruangan Farmasi, Ruangan Kasir, Ruangan

Pemeriksaan Umum, Ruangan Anak, Ruangan KIE dan Akupresur, Ruangan

Keuangan, Ruangan TB, Laboratorium, Gudang, Kamar Mandi Pasien, Ruangan

Kepala Puskesmas, Ruangan Kepala Tata Usaha, Ruangan Pojok Asi, Ruangan

Bermain Anak, Ruangan Pendaftaran, IGD, 2 unit mobil ambulance, PC, Printer,
10

tempat parkir kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat sehingga dengan

adanya fasilitas kesehatan tersebut diharapkan dapat meningkatnya mutu dan

kualitas pelayanan.

3. Disposisi (Disposition), disposisi/ sikap pelaksana dalam Implementasi

Program Kartu Indonesia Sehat ini di UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan

Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan sudah berjalan dengan optimal, dalam hal ini

pelaksanaan implementasi program Kartu Indonesia Sehat ini harus berdedikasi

yang tinggi sesuai dengan keterampilan dan keahlian yang dibutuhkan, dimana

jikau ditinjau dari segi disposisi/ sikap pelaksana dimana implementor dalam

menjalankan program Kartu Indonesia Sehat ini sudah sangat bagus hal ini dapat

dilihat dari segi pelayanan yang diberikan kepada masyarakat yakni kejujuran,

komitmen, bertanggung jawab, adil dan tanpa ada yang dibedak-bedakan antara

masyarakat yang berobat menggunakan Kartu Indonesia Sehat dengan yang tidak

menggunakan Kartu Indonesia Sehat.

4. Struktur Birokrasi (Bureaucratic Structure), struktur birokrasi dalam

Implementasi Program Kartu Indonesia Sehat ini di UPTD Puskesmas Teluk

Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan sudah berjalan dengan

optimal hal ini dapat dilihat dari kebijakan dalam implementasi Kartu Indonesia

Sehat ini sudah berjalan dengan optimal yang mana implementasi nya telah

memiliki standar operasional prosedur (SOP) yang telah disusun yang mana SOP

ini menyangkut mekanisme pembagian tugas pokok, fungsi, wewenang dan

kebijakan. Serta adanya struktur organisasi yang mana bersifat struktur artinya

memiliki susunan-susunan organisasi yang jelas, selain itu struktur organisasi

ini mempunyai fungsi yang


10

mana bahwa pihak implementor melakukan tugas dan tanggung jawab nya sesuai

dengan keahlian yang dimiliki.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan dalam kesimpulan diatas,

maka adapun saran yang diberikan peneliti dalam Implementasi Program Kartu

Indonesia Sehat (Studi Kasus Pada UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan

Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan) sebagai berikut:

1. Komunikasi atau sosialiasi tentang Kartu Indonesia Sehat (KIS) kepada warga

ataupun masyarakat yang berada di wilayah jangkau kerja UPTD Puskesmas

Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan perlu terus

dilakukan dan ditingkatkan intensitasnya. Kemudian hendaknya UPTD

Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan

melakukan sosialiasi secara lebih luas lagi kepada masyarakat yang berada

diwilayah kerja puskesmas, seperti melalui media sosial yaitu Facebook,

WhatsApp, Instagram, Twitter, Line dan lain- lain, serta melakukan kerja sama

dengan aparatur atau perangkat desa untuk melakukan sosialiasi secara langsung

agar seluruh masyarakat yang berada di wilayah kerja puskesmas baik yang sudah

memilki Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan yang belum memiliki Kartu Indonesia

Sehat (KIS) dapat mengetaui dengan lebih jelas lagi apa itu Kartu Indonesia Sehat

(KIS), apa saja fungsi, manfaat dan keuntungan yang akan diperoleh jika berobat

menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS).

2. Sumber Daya Manusia dalam pelaksana program Kartu Indonesia Sehat (KIS)

di UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten

Bintan
10

hendaknya perlu ditambah lagi agar kedepannya ketika banyaknya masyarakat

yang sedang berobat maupun tidak banyak yang berobat tidak kekurangan tenaga

kerja sehingga nanti nya staff/ tenaga kerja boleh fokus dalam tugas dan tanggung

jawab nya sesuai dengan yang telah diberikan.

3. Disposisi atau sikap pelaksana, hendaknya para implementor (pelaksana)

kebijakan program Kartu Indonesia Sehat (KIS) di UPTD Puskesmas Teluk Sasah

Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan semakin bersungguh-sungguh

serta semakin meningkatkan lagi sikap yang jujur, berkomitmen, konsitensi,

bertanggung jawab dan adil tanpa ada yang membeda-bedakan antara masyarakat

yang berobat menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dengan maysarakat yang

hendak berobat yang tidak menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) alias

membayar biaya pengobatan dengan menggunakan uang pribadi.

4. Struktur Birokrasi, dalam hal ini hendak nya implementor dalam pelaksanaan

program Kartu Indonesia Sehat (KIS) di UPTD Puskesmas Teluk Sasah

Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan semakin bertanggung jawab atas

tugas, wewenang yang telah diberikan kepadanya serta hendak nya implementor

pelaksanaan Kartu Indonesia Sehat (KIS) ini menjalin kerja sama dengan aparutur

desa untuk bersama-sama dalam mensosialisaikan mengenai Kartu Indonesia

Sehat (KIS) sehingga nantinya semakin banyak masyarakat yang berada diwilayah

kerja UPTD Puskesmas Teluk Sasah mengetahui apa itu Kartu Indonesia Sehat

(KIS), apa saja fungsi dan manfaat yang di dapatkan apabila mempunyai dan

berobat menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) tersebut.


10

5. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian terkait tema

yang serupa di masa yang akan datang, diharapkan untuk mengkaji lebih banyak

sumber maupun referensi yang terkait mengenai implementasi program Kartu

Indonesia Sehat serta diarapkan bagi peneliti selanjutnya lebih mempersiapkan

diri dalam proses pengambilan dan pengumpulan dan segala sesuatunya serta

ditunjang pula dengan wawancara dengan sumber yang kompten mengenai

implementasi program Kartu Indonesia Sehat agar hasil penelitian nya dapat lebik

baik dan lengkap lagi.


DAFTAR REFERENSI

BUKU

A. M., Roekminiati, S., & Lestari, D. S. (2020). Administrasi Pelayanan


Kesehatan Masyarakat. Surabaya: CV. Jakad Media Publishing.
Anggito, A., & J. S. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jawa Barat: CV.
Jejak.
B. A., Febriawati, H., & Yandrizal. (2019). Puskesmas dan Jaminan Kesehatan
Nasional. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Gobel, E. Z., & Koton, Y. (2016). Pengelolaan Danau Limboto Dalam Perspektif
Kebijakan Publik. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
K. N., & J. W. (2021). Implementasi Birokrasi Pemerintah: Seri Perbandingan
Sistem Politik. Bandung: Nusamedia.
Kamalia, L. O. (2022). Manajemen Pelayanan Rumah Sakit dan Puskesmas . Jawa
Barat: CV. Media Sains Indonesia.
M. L. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Anak
Hebat Indonesia.
Mokodompit, M., M. M., & S. P. (2023). Implementasi Kebijakan Pendidikan
Karakter. Malang: PT. Literasi Nusantara Abadi Group.
Pakpahan, M., Salman, & Sirait, A. (2021). Pengantar Kesehatan Masyarakat.
Sumatera Utara: Yayasan Kita Menulis.

Pramono, J. (2022). Kajian Kebijakan Publik: Analisis Implementasi dan


Evaluasinya di Indonesia. Surakarta: UNISRI Press.
Prasodjo, D. (2020). Jokowi Mewujudkan Mimpi Indonesia. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Tanjung, R., Rikwan, & Y. P. (2022). Kesehatan Masyarakat Indonesia. Jawa
Barat: CV. Media Sains Indonesia.
Titie, A. T., & A. A. (2022). Budaya Kerja Mutu Pelayanan Puskesmas .
Surabaya: CV. Media Nusantara.

110
11

Y. S., Jafriati, Asnia Zainuddin, & Zainab. (2022). Implementasi Program


Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) di Kota Kendari. Malang:
CV. Literasi Nusantara Abadi.
Yusuf, M. (2014). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan. Jakarta: Kencana.

JURNAL

Azizah, N. (2021). Layanan Kartu Indonesia Sehat (Kis) Perspektif Maslahah. Al-
Balad: Journal of Constitutional Law, 3, 1-9.
Erawati, I., Darwis, M., & Nasrullah, M. (2017). Efektivitas Kinerja Pegawai pada
Kantor Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Office, 3, 1-6.
Hartono, T. Y. (2016). Efektivitas Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat Oleh
Dinas Kesehatan Kota Samarinda. ejournal.an.fisip-unmul.ac.id, 4, 4027-
4041.
Hasriani, Pananrangi, A. R., & Bahri, S. (2021). Sistem Pelayanan Kesehatan
Berbasis Program Kartu Indonesia Sehat Di Rumah Sakit Umum Daerah
Sayang Rakyat. Paradigma Administrasi Negara, 4.
Heriyanto, H., HM, M., & Badrusaman, A. (2020). Pengaruh Efektivitas
Pelayanan Penginputan Data Kartu Indonesia Sehat (KIS) Terhadap
Kepuasan Masyarakat Pada Kantor Dinas Sosial Kota Makassar. Macakka,
1, 9-16.
Irfan, A. (2020). Implementasi Kebijakan Kartu Indonesia Sehat Di Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya. Jurnal Syntax
Transformation, 1, 297-303.
Jaya, I. M. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif: Teori,
Penerapan, dan Riset Nyata. Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia.
Kahar, F., & Fatmala, R. (2019). Efektivitas Program Pelayanan Badan
Penyelenggara. Jurnal Ilmu Administrasi Publik, 8 no 2, 23-36.
Klemens, L., Syahrani, & Apriani, F. (2019). Efektivitas Program Kartu Indonesia
Sehat (KIS) Dalam Pelayanan Kesehatan Di UPT Puskesmas Kecamatan
Sekolaq Darat Kabupaten Kutai Barat. ejournal.an.fisip-unmul.ac.id, 7,
8579-8591.
Machmud, R. (2008). Manajemen Mutu Pelayanan. Kesehatan Masyarakat
Andalas, 2, 186-190.
11

Maliangga, M., Walewangko, E. N., & Londa, A. T. (2019). Pengaruh Kebijakan


Pemerintah Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS)
Terhadap Konsumsi Rumah Tangga Miskin Di Kecamatan Dumoga Timur
Kabupaten Bolaang Mongondow. Berkala Ilmiah Efisiensi, 19, 32-43.
Moniung, R. E., Singkoh, F., & Liando, D. M. (2017). Implementasi Program
Kartu Indonesia Sehat Di Rumah Sakit Umum Daerah Noongan
Kabupaten Minahasa. Jurnal Eksekutif, 1-11.
Najidah, N., & Lestari, H. (2019). Efektivitas Program Keluarga Harapan (PKH)
Di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Journal
Of Public Policy And Management Review, 8, 1-18.
Oktaviyati, L. (2017). Pelaksanaan program Kartu Indonesia Sehat (KIS) bagi
masyarakat miskin dan tidak mampu di Kecamatan Widang Kabupaten
Tuban. Repositori Univeritas Negeri Malang.
Saputra, A. (2020). Implementasi Program Kartu Indonesia Sehat (Kis) Di
Puskesmas Muara Rupit Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara.
Fisip PAsira, 30-42.
Sefriani, W. (2022). Efektivitas Implementasi Program Indonesia Sehat Di
Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singngi. Jurnal Online Mahasiswa
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, 9, 1-9.
Y. K., & Suryaningsih, M. (2020). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
Implementasi Kebijakan Kartu Indonesia Sehat Di Kecamatan Banjarsari
Kota Surakarta. Journal Of Public Policy And Management Review, 1-11.

UNDANG-UNDANG

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 5 Ayat 1

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 5 Ayat 2

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 5 Ayat 3


11

LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

IMPLEMENTASI PROGRAM KARTU INDONESIA SEHAT

(Studi Kasus Pada UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala

Lobam Kabupaten Bintan)

A. Identitas Informan

1. Nama :

2. Usia :

3. Jenis Kelamin :

4. Pekerjaan/Jabatan :

5. Hari/Tanggal Wawancara :

6. Alamat :

7. No. Telp Narasumber :

B. Daftar Pertanyaan

1. Komunikasi

a. Apakah ada ada sosialiasi tentang program Kartu Indonesia

Sehat yang disampaikan kepada masyarakat?


11

b. Bagaimana cara UPTD Puskesmas Teluk Sasah dalam

melakukan kegiatan sosialisasi program Kartu Indonesia Sehat

kepada masyarakat?

c. Siapa saja yang terlibat dalam proses sosialisasi?

d. Mengapa sosialiasi tersebut penting untuk diberikan kepada

masyarakat?

e. Apa saja yang disampaikan dalam pelaksanaan sosialisasi

tersebut?

f. Bagaimana proses sosialisasi tersebut?

g. Apakah terdapat hambatan dalam proses sosialisasi?

h. Bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut?

2. Sumber Daya

a. Berapa jumlah Sumber Daya Manusia/pegawai di UPTD

Puskesmas Teluk Sasah? apakah mencukupi?

b. Siapa saja yang berperan dalam proses implementasi

pelaksanaan program Kartu Indonesia Sehat?

c. Bagaimana kemampuan implementor dalam pelaksanaan

program Kartu Indonesia Sehat?

d. Apakah terdapat pelatihan-pelatihan peningkatan kualitas SDM?

e. Dari mana sumber anggaran pelaksanaan program Kartu

Indonesia Sehat berasal?

f. Bagaimana pemanfaatan sumber dana finansial tersebut dalam

pelaksanaan program Kartu Indonesia Sehat?


11

g. Apakah anggaran tersebut sudah mencukupi kebutuhan dalam

pelaksanaan program Kartu Indonesia Sehat?

3. Disposisi/Sikap Pelaksana

a. Bagaimana sikap pelaksana kebijakan dalam memberikan

pelayanan terhadap implementasi program Kartu Indonesia

Sehat?

b. Bagaimana komitmen pelaksana dalam mengimplementasikan

program Kartu Indonesia Sehat?

c. Bagaimana pengawasan dan pengendalian kebijakan

pelaksanaan program Kartu Indonesia Sehat?

d. Apakah terdapat hambatan yang ditemukan dalam

implementasi pelaksanaan program Kartu Indonesia Sehat?

e. Bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut?

4. Struktur Birokrasi

a. Apakah ada Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam

melaksanakan program Kartu Indonesia Sehat?

b. Apa saja isi Standar Operasional Proedur (SOP) mengenai

program Kartu Indonesia Sehat?

c. Siapa saja pihak-pihak yang terkait dalam Standar Operasional

Proedur (SOP) mengenai implementasi pelaksanaan program

Kartu Indonesia Sehat?

d. Apakah dalam pelaksanaan nya sudah sesuai dengan Standar

Operasional Proedur (SOP)?


11

e. Apakah ada hambatan dalam struktur birokrasi?

f. Bagaimana cara mengatasi hambatan dalam struktur birokrasi

tersebut?

g. Bagaimana dengan pembagian kewenangan dan tanggungjawab

antar bagian?

h. Bagaimana cara pengambilan keputusan terkait implementasi

pelaksanaan program Kartu Indonesia Sehat?


11

Lampiran 2. Surat Keputusan Usulan Dosen Pembimbing


11
11

Lampiran 3. Surat Penetapan Keputusan Dewan Penguji Usulan Penelitian


12
12

Lampiran 4. Jadwal Usulan Seminar Penelitian


12

Lampiran 5. Rekomendasi Penelitian Fakultas


12

Lampiran 6. Surat Rekomendasi Penelitian UPTD Puskesmas Teluk Sasah

Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan


12

Lampiran 7. Surat Pernyataan Telah Selesai Melakukan Penelitian


12

Lampiran 8. Dokumentasi

Depan UPTD Puskesmas Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala Lobam


Kabupaten Bintan

(Wawancara dengan Bapak Lamris Lumbanraja selaku Perawat/PIC BPJS


Kesehatan)
12

Wawancara dengan Bapak Abdul Rahim selaku


Kepala Tata Usaha UPTD Puskesmas Teluk Sasah

(Wawancara dengan Bapak Adi selaku masyarakat)


12

(Wawacara dengan Ibu Mariam selaku masyarakat)

(Wawancara dengan Ibu Aminah selaku masyarakat)


12

(Wawancara dengan Ibu Rasya selaku masyarakat) (Wawancara dengan Ibu Darni selaku masyarakat)

( (Wawancara dengan Ibu Fera dan Pengambilan Data)

(Pengambilan Data)
12

(Tempat Pendaftaran dan Ruang Tunggu)


13

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Veronisa, lahir pada tanggal 7 Desember 1998 di


Kelurahan Sungai Pelunggut, Kecamatan Sagulung, Kota
Batam. Penulis merupakan anak pertama dari enam
bersaudara dari pasangan suami istri Bapak Samson
Sihotang dan Ibu Posma Rohana Silaban. Penulis
menempuh pendidikan pada tahun 2004 di Taman Kanak-
Kanak (TK) Daulos Kota Batam dan lulus pada tahun
2005. Kemudian di tahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikan nya di Sekolah Dasar
(SD) Negeri 012 Sagulung Kota Batam dan lulus pada tahun 2011. Kemudian di
tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan nya dan bersekolah di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Negeri 27 Sagulung Kota Batam dan lulus pada tahun
2014. Lalu di tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan dan bersekolah di
Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta Tunas Baru Jin-Seung Kota Batam
mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan lulus pada tahun 2017.
Selang 2 tahun, lebih tepatnya pada tahun 2019 penulis melanjutkan pendidikan
nya dan dinyatakan diterima di Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang
dengan Program Studi yang di ambil Strata-1 (S1) Ilmu Administrasi Negara,
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik dan lulus pada tahun 2023.

Anda mungkin juga menyukai