Oleh :
ASRIANI JAWA
NIM : 1802010031
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2023
LEMBAR PENGESAHAN
MENGETAHUI,
Rosalind Angel Fanggi, S.H., M.H. DR. Rudepel Petrus Leo, S.H., M.Hum.
NIP. 198112122005012002 NIP. 196406121990031003
LEMBAR PENGESAHAN
ii
Telah Diterima oleh Panitia Sarjana Fakultas Hukum Universitas Nusa
Cendana, Kupang dan Dipertanggungjawabkan di depan Dewan Penguji
Ujian Skripsi yang Diselenggarakan pada:
Hari/Tanggal :
Pukul :
Tempat :
Dinyatakan :
Predikat :
Ketua/Dekan:
Dr. Reny Rebeka Masu, S.H., M.H
NIP: 19630203 199003 2 002
Sekretaris/Wakil Dekan I:
Dr. Jeffry A. Ch. Likadja, S.H., M.H., CIQaR.
NIP: 19770912 200604 1 002
Penguji Utama:
Nikolas Manu, S.H., M.H.
NIP: 19640612 199003 1 003
Penguji I:
Dr. Karolus K. Medan, SH ,M.Hum
NIP. 196204221990031001
Penguji II
Rosalind Angel Fanggi, S.H., M.H.
NIP. 198112122005012002
LEMBAR PERNYATAAN
iii
Yang bertandatangan di bawah ini:
saya sendiri, sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya yang ditulis
atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan
hari terdapat kekeliruan dalam penulisan skripsi ini, maka saya bersedia
Kupang.
Kupang, 2023
Asriani Jawa
MOTTO
iv
Waktumu bukanlah detik yang hanya kau lewati, tapi ia adalah amal yang telah
diri lakukan.
LEMBAR PERSEMBAHAN
v
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
2. Orang tua tercinta, Bapak Jakariyah Djawa (ALM) dan Mama Isniyati
3. Kakek Mardzuki Magang BA (ALM), dan Nenek Aminah Pua yang selalu
4. Kakak Pahlawan, Supriyadi, dan Adik Munasri yang selalu mendoakan dan
menyemangati penulis.
5. Paman Fairus, dan Bibi Ida, dan Paman Tono dan Bibi Into yang selalu beri
doa dan dukungan.Sepupu Muna, Fitri, Madinah, Amar, MM, Ina yang selalu
memberikan bantuan, serta doa dan motivasi sehingga sampai pada tahap ini.
Kupang.
KATA PENGANTAR
vi
Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT atas berkat , hidayah, dan rahmat-Nya serta karunianya yang diberikan
Tak lupa pula shalawat serta salam penulis curahkan kepada junjungan
dan manusia suci Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, yang telah
membawa kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.
tugas skripsi ini, namun penulis sangat meyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata
penyusunan tugas akhir ini. Oleh karenanya, segala bentuk saran hingga pada
Tak lupa pula Penulis juga ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada
kedua orang tua penulis, kepada Ayahanda jakariyah Djawa(ALM) dan Ibunda
Isniyati Magang dan kepada kakek Mardzuki Magang BA (ALM) dan Nenek
penulis dengan segala kesabaran dan penuh kasih sayang. Kepada kakak penulis
vii
Pahlawan, Supriyadi. Serta adik Munasri yang selalu mendukung dan memotivasi
penulis.
2. Ibu Dr. Reny Rebeka Masu, S.H.,M.H., selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Nusa Cendana beserta seluruh staf dan jajaran yang telah
bagi penulis .
viii
8. Ayah Jakariyah Djawa(ALM) dan Ibu Isniyati Magang yang telah
memberikan kasih sayang yang luar biasa dan memberi kesempatan kepada
9. Kakek Mardjuki Magang BA (ALM)., dan Nenek Aminah Pua yang telah
memberikan kasih sayang dan dukungan hingga sampai pada tahap ini.
10. Kakak Supriyadi Djawa dan Pahlawan Djawa dan Adik Munasri Jawa yang
selalu mendukung dan mendoakan sehingga bisa sampai pada tahap ini.
serta mendoakan dalam segala hal sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi
ini.
12. Sehabat terbaik yang sudah membantu serta mendukung penulis , Kak Miftah,
Kak Imrana, Vivi, Syakia, Julia, Kak Isma, Kak Tuti, Kak Ziah, Kak Puteri,
Kak Ummu, Dahlia, Ayu, Aisyah, Husnul dan semua sahabat yang telah
membantu penulis yang tidak sempat penulis sebutkan terimakasih atas doa,
dorongan, semangat dan dukungan serta baantuan dalam materil maupun non
13. Ustadzah Dewi, Ustadzah Ara, Ustadzah Eva, Ustadzah Fatma, Ustadzah
Endah, ustadzah Reni, yang selalu memberikan doa, serta dukungan sehingga
15. Teman-Teman KKN yang telah membantu secara materil maupun non materil,
ix
16. Teman-teman seperjuangan yang telah membantu secara materil maupun non
materil, Uri , Bara, Enjel, Budy, Suhaya, Asti, Veni, Adi Papa, Avril, Melan,
dan semua teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah
17. Kak Wahit dan Kak Bachtiar yang selalu memberi doa, bantuan, dukungan,
19. Kepada seluruh pihak yang tidak tertulis, penulis mengucapkan mohon maaf
yang sebesar-besarnya dan terimah kasih banyak atas segala bantuan dan
doanya.
kekurangan dan kekeliruan yang tidak penulis sengaja, oleh karenanya penulis
pada umumnya dan khususnya pada ilmu hukum dan semoga segala kebaikan
dan sumbangsinya yang diterima oleh penulis akan mendapatkan balasan yang
x
ABSTRAK
xi
ABSTRACT
xii
Keywords: Criminological Review, Abuse, Children, Causative Factors,
Countermeasures.
xiii
DAFTAR ISI
xiv
2.2. Tinjaun Umum Tentang Anak......................................................... 20
2.3. Tinjaun Umum Tentang Penganiyaan..............................................22
2.4. Tinjauan Umum Tentang Sistem Peradilan Anak............................23
2.4.1 Pengertian Sistem Peradilan Anak.......................................23
2.4.2 Hak Anak yang Sedang Menjani Masa Pidana....................... 30
2.5. Kerangka Pemikiran ........................................................................32
BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................33
3.1. Faktor Penyebab Terjadinya Kejahatan Dilakuan Oleh Anak.........….33
3.2. Upaya yang dilakukan Aparat Kepolisian untuk Menanggulangi
Kejahatan yang dilakukan Olen Anak ............................................….45
BAB IV. PENUTUP .......................................................................................52
4. 1 Kesimpulan .....................................................................................52
4. 2 Saran.................................................................................................53
DAFTRA PUSTAKA ...................................................................................... 54
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang
sebagai bagian dari generasi muda, bahwa anak adalah aset bangsa, potensi,
strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan
eksistensi bangsa dan negara pada masa depan. anak merupakan harapan
orang tua, harapan bangsa dan negara yang akan melanjutkan tongkat estafet
pembangunan serta memiliki peran strategis, bahwa agar setiap anak kelak
kesempatan yang luas untuk tumbuh dan berkembang secara maksimal baik
diskriminasi.
Resolusi Nomor 109 Tahun 1990 yang diratifikasi dengan Keputusan Presiden RI
Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Pasal 1 konvensi tentang hak-
hak anak hendak memberikan pengertian tentang anak, yaitu semua orang yang
xvi
berusia dibawah 18 (delapan belas) tahun, kecuali undang-undang menetapkan
bahwa kedewasaan dicapai lebih awal. UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem
anak dengan menentukan bahwa yang disebut anak adalah anak yang telah
berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan belas) tahun
yang diduga melakukan tindak pidana. Untuk dapat disebut anak menurut Pasal 1
hampir selalu adakarena buruknya pergaulan yang cenderung bebas sehingga anak
muda sekali melakukan kejahatan, karena pengaruh lingkungan, serta usia anak
yang cenderung labil dan belum bisa mengontrol emosinya. Anak yang masih
perilaku anak karena mereka belum bisa berpikir Panjang tentang dampak buruk
yang timbul akibat perbuatannya, seperti melakukan tindak pidana, yang dapat
merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Tapi terkadang anak juga berfikir
akan merasa puas apabila melakukan perbuatan tindak pidana. Berdasarkan Pasal
1 ayat (2) Undang-undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak yang dimaksud dengan anak yang berhadapan dengan hukum adalah anak
yang berkonflik dengan hukum, anak yang menjadi korban tindak pidana, dan
1
Hikmah Rosidah, Sistem Peradilan Pidana Anak, (Bandar Lampung 2019) hlm 5
xvii
Mengenai Perlindungan hukum bagi anak yang melakukan tindak pidana
Menjadi Undang-undang.
tersebut, sehingga anak tersebut tidak dapat berpikir panjang yang dapat membuat
tersebut. Perbuatan tersebut sudah tergolong suatu tindak pidana yang melanggar
pencegahan dan penanggulangan kenakalan anak perlu digalakkan lagi. Salah satu
saat ini dilakukan melalui sistem peradilan tersendiri yang terpisah dari peradilan
xviii
menjatuhkan sanksi pidana bagi anak pelaku tindak pidana, tetapi juga difokuskan
Dasar pemikiran atau titik tolak prinsip ini merupakan ciri khas di dalam
penyelenggaraan sistem peradilan pidana anak. Dengan adanya ciri khas di dalam
yang dilakukan oleh Polisi, Jaksa, Hakim dan pejabat lainnya tidak meninggalkan
pada aspek pembinaan dan perlindungan, serta didasarkan pada prinsip demi
kepentingan terbaik bagi anak atau melihat kriteria apa yang paling baik untuk
masyarakat.2
Tabel 1. Jumlah Kasus Penganiayaan yang dilakukan Oleh Anak dari Tahun
No Tahun Kasus
1 2017 5
2 2018 2
3 2019 3
4 2020 0
5 2021 7
Total 17 Kasus
2
Hikmah Rosidah, Sistem Peradilan Pidana Anak, (Bandar Lampung 2019) hlm 1
xix
Salah satu kasus penganiayaan, Seorang pemuda asal Kelurahan
alias Ivan umur 18 tahun, menjalani perawatan intensif di RSUD Naibonat usai
mengeluarkan cairan dan darah dari paru-paru. Kapolsek Fatuleu Iptu Marthen
Lasiko, mengatakan, Ivan ditikam saat pulang dari pesta di rumah Simon Tanone
di kolam Oenaik, Desa Camplong II, Kupang, pada akhir pekan lalu.Menurutnya,
penikaman itu dipicu pelaku yang merasa tersinggung saat bersenggolan dengan
Ivan ketika acara bebas. Keduanya dalam kondisi mabuk minuman keras.
“Tersinggung di tempat pesta, senggolan waktu pesta. Korban maki dan pelaku
bersama beberapa rekannya yakni Yustinus Unu, Aldy Dully, Gibe Kadafuk, dan
Remon Lambey hadir juga di tempat pesta. Mereka duduk bersama-sama di luar
tenda pesta. Saat itu, korban yang juga duduk dengan teman-temannya, memaki
salah seorang rekan pelaku yang juga sedang duduk.Korban mengancam akan
menghadang Gibe dan beberapa rekan pelaku yang tinggal di kelurahan Naibonat,
pulang dari tempat pesta. Gibe kemudian mengajak Yustinus serta Remon untuk
mengantar pulang rekan mereka yang tinggal di Kelurahan Naibonat, agar tidak
3
https://regional.kompas.com/read/2021/09/17/155740978/pulang-dari-pesta-pemuda-ini-
ditikam-di-punggung-hingga-kritis.
xx
diadang korban dan teman-temannya. Mereka khawatir ketika pulang ke rumah
sepeda motor korban pun berhenti. Korban tiba-tiba bertengkar dengan Gibe yang
menendang korban satu kali hingga mengenai perut. dalam waktu bersamaan,
Aldy juga ikut memukul korban dengan tangan kanan mengenai kepala bagian
sebelah kanan dan menikam korban satu kali di punggung,” ungkap Marthen.
kejadian.Korban yang takut dengan orang tuanya langsung mencuci baju yang
berdarah dan tidur. “Saat tidur, korban merasa tidak nyaman karena bagian dada
pun dirawat intensif di RSUD Naibonat selama lima hari karena sempat kritis.
Pihak kepolisian telah membawa korban untuk menjalani visum dan mendatangi
xxi
lokasi kejadian.“Korban belum kita periksa karena masih di rumah sakit,” kata
pelaku merupakan anak di bawah umur maka belum ditahan,” ujar Marten.
diatas, maka calon peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap kasus
1.3.1 Tujuan
kejahatanpenganiayaan.
1.3.2 Manfaat
a. Manfaat Teoritis
xxii
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada
b. Manfaat Praktis
dan calon peneliti lain yang akan meneliti lebih lanjut tentang masalah
yang sama.
Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana yang dilakukan oleh calon peneliti
tidak ditemukan penelitian sebelumnya yang memiliki judul dan lokasi yang sama
Dilakukan Oleh Anak” dan berkesimpulan bahwa penelitian ini dapat dijamin
4
Muhammad Ali Putra, Sklripsi: Tinjauan Kriminologis Terhadap Kejahatan Penganiayaan yang
dilakukan oleh Anak Terhadap Anak di Kota Makassar” (Makassar :Unhas,2017.).
xxiii
a. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan kejahatan penganiayaan oleh
penganiayaan di PN Surabaya?
2017/Pn-Mdn?
5
Febrina Erlinda Nuryanti.Skripsi:”Penerapan Sanksi Pidana Bagi Anak Pelaku Tindak Pidana
Penganiayaan di pengadilan Negeri Surabaya” (Surabaya: UPN Veteran, 2011).
6
Friwina Magnesia Surbakti. Skripsi: “Penerapan Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak
Pidana Pencurian dengan Kekerasan” (Medan: Universitas Medan Area,2018).
xxiv
1. Letak perbedan pada penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Alif fokus
atau sasaranya yaitu tindak pidana yang dilakukan oleh anak terhadap anak.
tindakan pidana yang dilakukan oleh anak tanpa melihat lembaga yang
meneliti data sekunder yang selanjutnya dilanjutkan dengan penelitian pada data
xxv
1.5.2 Metode Pendekatan
paut dengan isu hukum yang sedang ditangani7. Pendekatan fakta dilakukan
Penelitian ini akan dilakukan di wilayah hukum Polres Kupang dan rumah
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber primer atau
sumber utama yang berupa fakta atau keterangan yang diperoleh langsung dari
laporan dalam bentuk dokumen tidak resmi yang kemudian diolah oleh peneliti.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan suatu data yang digunakan oleh penulis, yang
merupakan data yang diperoleh dari berbagai sumber bacaan yang berhubungan
7
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana 2005), hlm.133
xxvi
buku, media elektronik, tulisan hasil-hasil penelitian yang berbentuk laporan,
Pidana Anak
hukum ini
bahan hukum primer dengan cara melakukan studi Pustaka terhadap buku
literatur, majalah, lokalkarya dan seminar yang ada kaitannya, bahan hukum
a. Buku-buku teks
pokok permasalahan.
xxvii
3) Bahan Hukum Tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk
anak.
1. Pre-Emtif
2. Preventif
3. Represif
a) Studi Kepustakaan
xxviii
Studi kepustakaan yaitu cara untuk mengumpulkan data berupa buku,
b) Wawancara
diteliti.
1.5.7 Responden/Informan
a. Kepala Unit dan anggota Penyidik Unit Pelayanan Perempuan dan Anak
1) Mesakh Manimoi
2) Makdalena Mbatu
3) Fatimah
Jumlah: 5 Orang
xxix
b. Pelaku, Orang tua pelaku dan masyarakat setempat
1) Pelaku: Alexandro
3) Tetangga: Enjel
1. Pengolahan Data
xxx
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
merupakan suatu perbuatan manusia yang mempunyai sifat jahat seperti orang
bahwa ciri pokok kejahatan adalah perilaku yang dilarang oleh negara karena
8
Santoso dan Eva Achjani Topo Zulfa. Op. Cit. Hlm. 14
9
EmiliaSusanti dan Eko Rahardjo, Hukum dan Kriminologi,(Bandar Lampung: CV Anugrah
Utama Raharja, 2018.), hlm.108
xxxi
membagi kriminologi sebagai perbuatan yang disebut sebagai kejahatan,
pelaku kejahatan, dan reaksi yang ditunjukkan baik terhadap perbuatan maupun
mengenai konsep ikatan sosial (social bond), yaitu apabila seseorang terlepas
atau terputus dari ikatan sosial dengan masyarakat, maka ia bebas untuk
berperilaku menyimpang.11
10
I Gusti Ngurah D
arwata, “Kriminologi” (Denpasar: Universitas Udayana, 2017.),hlm. 21
11
Ibid,hlm.125
12
Yesmil Anwar Adang, “Kriminologi” (Bandung: PT Refika Aditama, 2016),hal.101.
xxxii
meningkatkan atau terikat dengan individu”13.Albert J. Reiss, Jr membedakan
dua macam kontrol, yaitu personal control dan sosial control. Personal control
b) Teori Psikogenesis
akibat perceraian atau salah asuhan karena orangtua terlalu sibuk berkarier.
Faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya kejahatan adalah psikologis dari
tertekan dengan keadaan hidupnya yang tak kunjung membaik, atau frustasi.
Orang yang frustasi cenderung lebih mudah untuk mengonsumsi alkohol demi
membantu mengurangi beban hidup yang ada dibandingkan dengan orang dalam
13
Ibid,hlm.102
14
Ibid.Hlm.99
xxxiii
keadaan normal. Psikologis seseorang yang terganggu dalam interaksi sosial
akan tetap memiliki kelakuan jahat tanpa melihat situasi dan kondisi.15
1. Pre-Emtif
melakukan kejahatan tapi tidak ada niatnya untuk melakukan hal tersebut
maka tidak akan terjadi kejahatan. Jadi dalam usaha Pre-Emtif faktor niat akan
2. Preventif
untuk dilakukannya kejahatan. Contoh ada orang ingin mencuri motor tetapi
15
Indah Sri Utami. 2012, “Aliran dan Teori Dalam Kriminologi ”, Thafa Media, Yogyakarta, hlm
48
16
Muhammad Ali Putra, Skripsi: “Tinjauan Kriminologis Terhadap Kejahatan Penganiayaan
yang dilakukan oleh Anak Terhadap Anak di Kota Makassar”(Makassar: Unhas,2017.), Hal.35.
xxxiv
tempat penitipan motor, dengan demikian kesempatan menjadi hilang dan
3. Represif
Upaya ini dilakukan pada saat telah terjadi tindak pidana/kejahatan yang
hukuman.
Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya
manusia yang memiliki peran strategis serta mempunyai ciri dan sifat khusus.
pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, sosial secara utuh, serasi, selaras
dan seimbang.
Ditinjau dari aspek yuridis maka definisi anak diartikan sebagai orang yang
yang masih kecil. Dalam kepustakaan lain, anak adalah keadaan manusia normal
yang masih muda usia dan sedang menentukan identitasnya serta sangat labil
xxxv
lingkungannya.Sementaramenurut Romli Atmasasmita, anak adalah seorang
yang masih dibawah umur dan belum dewasa serta belum kawin.17
transisi seorang individu yang telah meninggalkan usia kanak-kanak yang lemah
dan penuh dengan ketergantungan, akan tetapi belum mampu ke usia dewasa yang
kuat dan penuh tanggung jawab, baik terhadap diri maupun masyarakat18
mengatakan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun dan
Anak adalah seorang yang belum berusia 18 Tahun termasuk anak yang
diskriminasi.
17
I Made Wahyu Chandra Satriana dan Ni Made Liana Dewi, Sistem Peradilan Pidana, Denpasar:
Udayana University Press, hlm 15
18
Ibid, hlm 15
19
Citra Wahyu Andini. Skripsi: “Tinjauan Yuridis Terhadap Pertanggungjawaban Anak Sebagai
Pelaku Tindak Pidana Penganiayaan” (Sumatera Utara: USU, 2021), Hal.9.
xxxvi
berhadapan dengan Hukum adalah anak yang berkonflik dengan hukum, anak
yang menjadi korban tindak pidana, dan anak yang menjadi saksi tindak pidana.
Anak yang berkonflik dengan Hukum yang selanjutnya disebut anak adalah anak
yang telah berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan belas)
tahun yang diduga melakukan tindak pidana. Anak yang sedang menjalani masa
pidana berhak:
b) Memperoleh asimilasi;
undangan.
kata dasar aniaya yang berarti perbuatan bengis (seperti penyiksaan, penindasan),
20
https://kbbi.web.id/aniaya.html
xxxvii
rasa sakit yang dirasakan pada tubuh seperti mendapatkan luka di seluruh
wenang dalam rangka meyiksa atau menindas orang lain.22 Penganiayaan ini jelas
melakukan suatu perbuatan yang dengan tujuan menibulkan rasa sakit pada orang
lain, unsur dengan sengaja disini harus meliputi tujuan menimbulkan sakit atau
luka pada orang lain atau si pelaku menghendaki akibat terjadinya suatu
perbuatan, yang perbuatan itu harus ada sentuhan pada badan orang lain, yang
menimbulkan rasa sakit atau luka pada orang lain. Misalnya menusuk,
menyakiti atau menyiksa terhadap manusia atau dengan sengaja mengurangi atau
dan melindungi diri dari berbagai pengaruh sistem yang ada, oleh karena itu
pada masa yang akan datang anak tersebut dapat memberikan sumbangan yang
besar untuk kemajuan Negara, selain itu upaya perlindungan tersebut berfungsi
supaya anak terhindar dari kerugian mental, fisik dan sosial. Perlindungan
terhadap anak dapat dilihat dari ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012
21
Tongat,2003, Hukum Pidana Materiil, Tinjauan Atas Tindak Pidana Terhadap Subyek Hukum
Dalam KUHP,Jakarta; Djambatan, hlm. 67
22
ST. Fachrana Suraeda, Skripsi: “Tinjauan Kriminoogis Kejahatan Penganiayaan Terhadap
Anak di Kota Makassar” (Makassar:Unhas,2018), hlm.18.
23
Ibid
xxxviii
tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Aturan tersebut mengemukakan prinsip-
terbaik bagi anak kelangsungan hidup dan tumbuh kembang dan menghargai
partisipasi anak.24
peradilan pidana anak adalah kesuluruhan proses penyelesaian perkara anak yang
yang dimaksud dengan sistem peradilan pidana anak adalah sistem penegakan
hukum peradilan pidana anak yang terdiri atas subsistem peyidikan anak,
pelaksanaan sanksi hukum pidana anak yang berlandaskan hukum pidana materil
anak dan hukum pidana formal anak dan hukum pelaksanaan sanksi hukum
pidana anak. Dalam hal ini tujuan sistem penegakan peradilan pidana anak ini
Terhadap apa yang dimaksud dengan sistem peradilan pidana anak tersebut,
Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak sekali
tidak memberikan penjelasan lebih lanjut. Hanya saja dari ketentuan Pasal 1
24
Hikmah Rosidah, Sistem Peradilan Pidana Anak, (Bandar Lampung 2019).hlm.18.
xxxix
penyelesaian perkara anak yang berhadapan dengan hukum mulai tahap
yangs bersifat kompleks, yang terdiri atas bagian-bagian yang berhubungan satu
sama lain. Pemahaman yang demikian itu hanya menekankan pada ciri
bahwa bagian-bagian tersebut bersama secara aktif untuk mencapau tujuan pokok
ditinjau secara etimologis, istilah sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu systema,
artinya sehimpunan dari bagian atau komponen yang saling berhubungan satu
25
Ibid.
26
Satjipto Rahardjo. Ilmu Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti. 2014. hlm. 48-49
27
J. Narwoko, dkk. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group. 2013. hlm.123-124.
28
Ibid, hlm.21
xl
Menurut Barda Nawawi Arief, sistem peradilan pada hakikatnya identik
dengan system peradilan hukum, pada proses peradilan pada hakikatnya suatu
proses penegakan hukum. Jadi pada hakikatnya identik dengan sistem kekuasaan
penegakan hukum pidana (SPHP) yang pada hakikatnya juga identik dengan
tentang Sistem Peradilan Pidana Anak antara lain mengenai penempatan anak
ini adalah pengaturan secara tegas mengenai keadilan restoratif dan diversi yang
hukum dan diharapkan anak dapat kembali ke dalam lingkungan sosial secara
wajar.30
Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak telah memberikan beberapa
pentunjuk sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 2 dan Pasal 5. Pasal 2 dan
29
Ibid, hlm.22
30
Ibid, hlm.25.
xli
a. Perlindungan, yaitu yang meliputi kegiatan yang bersifat langsung dan tidak
langsung dari tindakan yang membahayakan anak secara pisik dan/atau psikis;
pada suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik, budaya dan bahasa,
status hukum Anak, urutan kelahiran Anak, serta kondisi fisik dan/atau
mental.
f. Kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak, adalah hak asasi yang paling
xlii
h. Proporsional, adalah segala perlakuan terhadap Anak harus memperhatikan
Restoratif
2) Sistem Peradilan Pidana Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
Undang-Undang ini;
atau tindakan.
3) Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
xliii
a. mencapai perdamaian antara korban dan Anak;
2) Diversi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanaka dalam hal tindak
umum anak, hakim anak, hakim banding anak, dan hakim kasasi anak
c) anak yang berkonflik dengan hukum yang selanjutnya disebut anak adalah
xliv
d) Keadilan restoratif adalah penyelesaian perkara tindak pidana dengan
pembalasan.
Adapun hak anak dalam masa pidana sebagaimana ditentukan dalam Pasal 3
Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yakni:
dengan,umurnya;
e. Bebas dari penyiksaan, penghukuman atau perlakuan lain yang kejam, tidak
g. Tidak ditangkap, ditahan, atau dipenjara, kecuali sebagai upaya terakhir dan
xlv
j. Memperoleh pendampingan orang tua/Wali dan orang yang dipercaya oleh
anak;
n. Memperoleh pendidikan;
xlvi
2.5 Kerangka Berpikir
Upaya Untuk
Faktor Penyebab
Menganggulangi
Kejahatan. Kejahatan
Upaya Pre-Emtif
1. Kurangnya Kontrol dari
Keluarga dan Masyarakat
Upaya Preventif
2, Kurang Kontrol Emosi
Upaya Represif
Dari tabel di atas menjelaskan bahwa Tindak Pidana Penganiayaan oleh anak
xlvii
kejahatan yaitu karena kurangnya kontrol dari keluarga serta massyarakat. dan
upaya yang dilakukan untuk menanggulangi kejahatan yang dilakukan oleh anak
BAB III
peradaban, makin banyak aturan, dan makin banyak pula pelanggaran. Sering
adalah perbuatan yang melanggar hukum pidana (a crime is an act forbidden and
mencuri dan lain sebagainya. Sutherland menekankan bahwa ciri pokok kejahatan
adalah perilaku yang dilarang oleh negara karena merupakan perbuatan yang
31
Ibid .hlm 108
32
Ibid
xlviii
merugikan negara.33 Secara kriminologis kejahatan adalah segala perbuatan
manusia dalam bidang politis , ekonomi dan sosial yang sangat merugikan dan
golongan-golongan masyarakat.34
penganiayaan yang dilakukan oleh anak di polres kupang, maka penulis lebih
dilakukan oleh anak di wilayah Kepolisian Resor Kupang pada tahun 2017 sampai
2021. Masalah kejahatan yang dilakukan oleh anak merupakan masalah serius
yang perlu mendapat perhatian . dari tahun ketahun masalah kejahatan yang
dilakukan oleh anak selalu ada khususnya masalah kejahatan penganiayaan yang
kejahatan penganiayaan yang dilakukan oleh anak. Berikut data yang didapatkan
33
Ibid
34
Ibid, hlm.111
xlix
TabelJumlah kasus penganiayaan oleh anak yang ditangani Unit PPA Polres
Kupang di Wilayah Kepolisian Resor Kupang dari tahun 2017 s/d 2021.
dilakukan oleh anak yang ditangani oleh Unit PPA Polres kupang Tahun 2017
sebanyak 5 kasus , tahun 2018 sebanyak 2 kasus, Tahun 2019 sebanyak 3 kasus,
Tahun 2020 tidak ada kasus, dan tahun 2021 sebanyak 7 kasus. kejahatan
dilakukan sampai pada tahap diversi yaitu proses penyelesaian diluar peradilan
bentuk dan coraknya. Hal ini tergantung perasaan yang timbul dari dalam diri
35
Moeljatno,.”pelajaranhukumpidana“ Refika Adimata , 1987, hlm .38
l
“Dalam menafsirkan hal-hal tindak pidana dipusatkan pada satu atau lebih banyak
penganiayaan berupa penikaman terhadap korban Rivaldo Mali Taek Alias Ivan
tersinggung saat bersenggolan dengan Ivan Ketika acara bebas di tempat pesta,
keduanya dalam kondisi mabuk dan karena korban maki sehingga pelaku
rekannya yakni Yustinus Unu, Aldy Dully, Gibe Kadafuk, dan Remon Lambey
hadir juga di tempat pesta. Mereka duduk bersama-sama di luar tenda pesta. Saat
itu, korban yang juga duduk dengan teman-temannya, memaki salah seorang
Gibe dan beberapa rekan pelaku yang tinggal di kelurahan Naibonat, Kabupaten
Kupang. Tak berselang lama, korban dan rekan-rekannya memilih pulang dari
tempat pesta. Gibe kemudian mengajak Yustinus serta Remon untuk mengantar
pulang rekan mereka yang tinggal di Kelurahan Naibonat, agar tidak diadang
li
Sesampainya di rumah korban di depan Pasar Lili, Kelurahan Camplong I, sepeda
motor korban pun berhenti. Korban tiba-tiba bertengkar dengan Gibe yang juga
menendang korban satu kali hingga mengenai perut. dalam waktu bersamaan,
Aldy juga ikut memukul korban dengan tangan kanan mengenai kepala bagian
kejadian.Korban yang takut dengan orang tuanya langsung mencuci baju yang
berdarah dan tidur. “Saat tidur, korban merasa tidak nyaman karena bagian dada
penganiayaan yang dilakukan oleh anak, maka dalam hal ini melakukan
september 2022 pukul 09:00 WITA), bahwa faktor yang menyebabkan anak
a. Faktor lingkungan ,
lii
c. Faktor keluarga, Artinya kurangnya pengawasan dari orang tua, kurangnya
kasih sayang dan perhatian dari orang tua dan didikan dari orang tua
perbuatannya.
c) Putus sekolah,
a) Pergaulan ,
b) Minuman keras,
kurangnya didikan orang tua, tingkat Pendidikan yang rendah karena anak
tersebut putus sekolah, dan pengaruh lainnya karena minuman keras sehingga
pergaulan atau lingkungan yang kurang bagus ,dan kurangnya kontrol dari
liii
orang tua sehingga anak bebas melakukan kejahatan serta akibat dari
melakukan kejahatan.
Untuk Menambah kejalasan terkait kasus ini, penulis juga melakukan wawancara
bersenggolan dengan dia di acara tersebut dan karena korban sempat maki
juga sehingga dia dendam, sehingga sulit mengontrol emosi ditambah karena
2. Menurut Sisila Haki selaku ibu pelaku mengatakan bahwa “Anak saya
mabuk sehingga anak saya tidak mengontrol emosi dan pada saat masi dalam
keadaan mabuk sehingga sulit mengontrol emosi dan pada saat itu anak saya
membawa pisau tapi pisau itu cuma pisau dapur yang bukan ada niat untuk
melakukan penganiayaan tapi pada saat itu kebutulan anak saya membawa
liv
pisau.” . dan menurutnya juga bahwa setiap pesta pasti disiapkan minuman
karena pelaku kurang kontrol emosi dan pada saat dalam keadaan mabuk juga
Adapun data lain yang didapatkan oleh peneliti pada saat melakukan
penelitian diantaranya:
a. Perlakuan keluarga
dengan baik dan dengan penuh kasih sayang. Didalam keluarga, Alexandro
orang tuanya.
b. Keadaan Keluarga
Hubungan Alexandro dengan orang tuanya cukup harmonis, baik ,dan penuh
mampu.
c. Kondisi lingkungan
Dari keterangan yang diberikan oleh Ibu Alexandro dan masyarakat setempat
mengatakan bahwa setiap ada kegiatan pasti ada minuman yang memabukan
yakni Yustinus Unu, Aldy Dully, Gibe Kadafuk, dan Remon Lambey hadir juga
lv
di tempat pesta. Mereka duduk bersama-sama di luar tenda pesta. Saat itu, korban
yang juga duduk dengan teman-temannya, memaki salah seorang rekan pelaku
Tak berselang lama, korban dan rekan-rekannya memilih pulang dari tempat
pesta. Gibe kemudian mengajak Yustinus serta Remon untuk mengantar pulang
rekan mereka yang tinggal di Kelurahan Naibonat, agar tidak diadang korban dan
Yustinus, dan Remon sama-sama menumpang satu sepeda motor yang dikendarai
sepeda motor korban pun berhenti. Korban tiba-tiba bertengkar dengan Gibe yang
menendang korban satu kali hingga mengenai perut. dalam waktu bersamaan,
Aldy juga ikut memukul korban dengan tangan kanan mengenai kepala bagian
keterangan yang diberikan oleh Unit PPA Polres Kupang terkait masalah yang
lvi
diangkat oleh penulis terkait kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Anak.maka
faktor penyebab pelaku melakukan penganiayaan dilihat dari berbagai teori yaitu:
ikatan individu dengan ikatan social dengan masyarakat maka bebas untuk
sekolah dan kelompok sosial lain sehingga anak dengan mudahnya melakukan
menyatakan bahwa “Anak tersebut putus sekolah pas masi di bangku SMA
sehingga anak tersebut bisa melakukan kejatahan , karena jika anak tersebut masi
tersebut berpendidikan dan dikontrol oleh sekolah dan dididik dengan baik
mengontrol diri karena ilmu pengetahuan yang sudah didapat di sekolah dapat
kalah penting untuk membentuk kepribadian anak. Travis Hirschi (1969), sebagai
lvii
kelompok-kelompok sosial konvensional seperti keluarga , sekolah, kawan sebaya,
dan sosial control. Personal control adalah kemampuan seseorang untuk menahan
diri agar tidak mencapai kebutuhannya dengan cara melanggar norma-norma yang
dari masyarakat serta keluarga sehingga diluar sana anak interaksi dengan orang-
Karena ketika anak sudah tidak sekolah lagi maka keluarga dan masyarakat sangat
2. Teori Psikogenesis
rasionalisasi, internalisasi diri yang keliru, konflik batin, emosi yang kontroversial
36
Ibid
37
Ibid.Hlm.99
38
Ibid Hlm.132
lviii
tersebut karena pelaku kesal terhadap korban yang pada saat diacara korban
bersenggolan dengan pelaku dan korban yang mengeluarkan kata kotor sehingga
pelaku merasa kesal/dendam sehingga pada saat bertemu dijalan maka pelaku
bisa melakukan kejahatan itu” sehingga bisa dikatakan bahwa anak melakukan
kejahatan itu karena anak kurang mampu menahan emosi dan adanya kesampatan
anak melakukan kejahatan itu. Anak yang tidak berpendidikan kurang bisa
mengontrol dirinya sehingga ketika emosi anak bisa melakukan hal yang diluar
kendalinya.
Dalam teori ini juga mengatakan bahwa faktor anak melakukan kejahatan
adalah karena faktor ekonomi juga, faktor ekonomi yang kuirang baik sehingga
putus sekolah, sehingga anak yang putus sekolah kadang sulit untuk mengontrol
emosinya”. Maka dari itu faktor ekonomi juga menjadi penyebab anak melakukan
faktor lain misalnya faktor pendidikan, orang yang tergolong miskin akan identik
dengan pendidikan yang rendah, karena dalam hidupnya tak mampu membayar
biaya pendidikan yang kian lama makin mahal, karena berpendidikan rendah akan
lix
Berdasarkan penelitian dilokasi penulis menemukan bahwa faktor penyebab
dengan kekerasan” secara yuridis belum diatur secara jelas dan tuntas. Bentuk
kejahatan yang dimaksud adalah bentuk kejahatan yang diatur didalam buku II
belum diatur secara jelas. Pasal 89 KUHP hanya menerangkan bahwa yang
atau tidak berdaya lagi (lemah). Pengertian “melakukan kekerasan” itu sendiri
secara tidak sah”, misalnya memukul dengan tangan atau dengan segala macam
merupakan gejala sosial yang senantiasa dihadapi oleh masyarakat didunia ini,
perilaku kejahatan ini dapat membuat masyarakat menjadi resah karena bisa
mengganggu ketertiban dan kenyamanan masyarakat maka dari itu peran keluara,
39
Ibid
lx
Seringnya terjadi kejahatan penganiayaan yang dilakukan oleh anak baik
tempat anak bergaul membuat pihak kepolisian sangat berperan penting terhadap
1. Preemtif
yang dilakukan oleh anak serta melakukan pembinaan kepada anak yang
a. pembinaan fisik,
lxi
b. Pembinaan rohani dan;
c. Pembinaan mental ;
2. Preventif
Preventif yaitu merupakan tindak lanjut dari upaya preemtif yang masi
dengan pencegahan . didalam upaya preventif itu yang ditekankan adalah untuk
anak dalam upaya preventif yaitu pengawasan dan pencegahan dengan melakukan
yaitu dengan melakukan patroli sesuai dengan pembagian menurut tempat dan
waktu. Pembagiannya ada juga yang patroli menggunakan motor ada juga yang
terjadinya kejahatan namun tanpa bantuan dari keluarga yang berperan penting
untuk membina dan mengontrol anak agar tidak melakukan kejahatan itu lagi, dan
lxii
juga masyarakat yang berperan penting juga dalam pengawasan terhadap tingkah
laku anak. Maka dari itu tanpa bantuan dari keluarga dan masyarakat dalam
yang dilakukan oleh pihak kepolisian dalam menanggulangi kejahatan itu tidak
3. Represif
kasus anak itu lebih mengedepankan proses hukum secara restorative justice yaitu
pidana dengan melibatkan pelaku, korban, keluarga pelaku atau korban, dan pihak
lain yang terkait untuk bersama-sama mencari penyelesaian yang adil dengan
diancam dengan pidana penjara dibawah 7 (tujuh) tahun dan bukan merupakan
lxiii
a. Mencapai perdamaian antara korban dan anak;
Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak telah memberikan beberapa
pentunjuk sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 2 dan Pasal 5. Pasal 2 dan
a. Perlindungan, yaitu yang meliputi kegiatan yang bersifat langsung dan tidak
langsung dari tindakan yang membahayakan anak secara pisik dan/atau psikis;
pada suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik, budaya dan bahasa,
status hukum Anak, urutan kelahiran Anak, serta kondisi fisik dan/atau
mental.
lxiv
f. Kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak, adalah hak asasi yang paling
Restoratif
meliputi:
lxv
a. penyidikan dan penuntutan pidana Anak yang dilaksanakan sesuai
lxvi
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
hampir setiap tahunnya selalu ada, padahal anak adalah penerus bangsa
yang kedepannya akan membawa bangsa ini menuju lebih baik ,namun tak
sangka kejahatan yang dilakukan anak setiap tahunnya selalu ada, namun
semua itu bisa diberantas dengan kerjasama orang terdekat yaitu orang tua
memberikan aturan serta membina anak menjadi lebih baik lagi agar
yaitu:
lxvii
ruang, dan pelayanan khusus dan membentuk unit pelayanan perempuan
dan anak, serta upaya yang dilakukan berupa tindakan berupa penegakan
Anak.
4.2 Saran
yaitu:
penganiayaan .
efisien.
lxviii
DAFTARPUSTAKA
A. BUKU-BUKU
Adang, Yesmil Anwar. 2016, Kriminologi, Cet Ke-3,Bandung: PT Refika
Aditama.
Satriana, I Made, dan Ni Made Liana Dewi. 2021, Sistem Peradilan Pidana,
Denpasar: Udayana University Press.
Tongat. 2003, Hukum Pidana Materiil, Tinjauan Atas Tindak Pidana Terhadap Subyek
Hukum Dalam KUHP,Jakarta; Djambatan.
Utami, Indah. 2012, Aliran dan Teori Dalam Kriminologi ,Yogyakarta: Thafa Media.
B. SKRIPSI
Citra Wahyu Andini. 2021, Tinjauan Yuridis Terhadap Pertanggungjawaban
Anak di Bawah Umur Sebagai Pelaku Tindak Pidana Anak, Medan: USU.
Febrina Erlinda Nuryanti. 2011, Penerapan Sanksi Pidana Bagi Anak Pelaku
Tindak Pidana Penganiayaan di Pengadilan Negeri Surabaya, Surabaya:
UPN Veteran.
lxix
ST.Fachrana Suraeda. 2018, Tinjauan Kriminologis Kejahatan Penganiayaan
Terhadap Anak di Kota Makassar, Makassar: Unhas.
C. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-undang No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
lxx