Anda di halaman 1dari 101

TRANSFORMASI HUKUM UNI EROPA TERKAIT

PEMBENTUKAN HUKUM NASIONAL DI INGGRIS


DALAM PERSPEKTIF HUKUM ORGANISASI
INTERNASIONAL

SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

OLEH:
SYARAVINA LUBIS
100200001

DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
TRANSFORMASI HUKUM UNI EROPA TERKAIT
PEMBENTUKAN HUKUM NASIONAL DI INGGRIS
DALAM PERSPEKTIF HUKUM ORGANISASI
INTERNASIONAL

SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

OLEH:
SYARAVINA LUBIS
100200001

DISETUJUI OLEH,
KETUA DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL

Arif, SH.MH
NIP. 196403301993031002

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Sutiarnoto, SH.M.Hum Dr. Jelly Leviza, SH.M.Hum


NIP. 195610101986031003 NIP. 197308012002121002
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-

Nya serta kesehatan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian ini dengan baik. Salawat beriring salam diberikan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa kebaikan dari zaman jahiliyah ke zaman

yang terang benderang seperti sekarang ini.

Penelitian ini berjudul “Transformasi Hukum Uni Eropa Terkait

Pembentukan Hukum Nasional Di Inggris Dalam Perspektif Hukum Organisasi

Internasional” adalah guna memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana

Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Secara khusus saya ucapkan terima kasih kepada ayahanda Satria Muda

Lubis,Amd dan ibunda Syafrida Rahmi,BA yang telah memberikan kasih sayang

yang tak terhingga berupa perhatian yang tak mengenal waktu, pengorbanan

walaupun permintaan saya banyak, nasehat dan solusi di saat saya jatuh dan

membangkitkan saya kembali dengan motivasi yang bijak dan terus mendukung

saya untuk melangkah mencapai cita-cita serta materi yang diberikan kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan pendidikan formal hingga strata satu (S1)

dan juga saya ucapkan terima kasih kepada kakak saya Syauvika Lubis,S.Kom

dan abang saya Sofyanda Lubis,Amd yang selalu hadir dalam suka dan duka

hidup penulis, dengan tulus ikhlas membangkitkan semangat saya, memberikan

nasihat dan solusi pada masalah saya, hidup bersama keluarga selama 20 tahun

telah membuat mereka yang paling mengerti saya dan tetap mau menerima saya

dalam keadaan apapun.

i
Tak Lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Runtung, S.H.M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum USU

atas dukungan yang besar terhadap seluruh Mahasiswa/i Fakultas Hukum

USU.

2. Bapak Prof.Dr.Budiman Ginting, S.H.M.Hum selaku Pembantu Dekan I

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafrudin Hasibuan, S.H.M.Hum selaku Pembantu Dekan II

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dr.O.K. Saidin, S.H.M.Hum selaku Pembantu Dekan III Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Prof.Syamsul Arifin, S.H.MH selaku Pembimbing Akademik

penulis dari semester I sampai dengan semester VIII terima kasih atas

arahan dan bimbingan yang diberikan selama ini.

6. Bapak Arif, S.H.MH selaku Ketua Departemen Hukum Internasional

penulis menfucapkan terima kasih banyak kepada Bapak atas bantuan dan

dukungan yang diberikan selama masa perkuliahan dan penulisan skripsi

ini. Beliau memiliki pribadi yang baik, peduli, dan humoris di mata

penulis.

7. Bapak Sutiarnoto,S.H.M.Hum selaku Dosen Pembimbing I penulis.

Terima kasih banyak kepada Bapak atas arahan, bimbingan, dan waktu

yang diberikan pada penulis demi terciptanya penelitian yang baik oleh

penulis.

ii
8. Bapak Dr.Jelly Leviza,S.H.M.Hum selaku Sekretaris Departemen Hukum

Internasional sekaligus Dosen Pembimbing II penulis. Thank you for

checked every single word and page in my research. Thank you for being

so generous encompasses all your usefull guidance, times, knowledges,

thoughts, and those derived from eight times meeting. In that time, my

mind had been deprived to thought about your corrections in my research,

but it all paid off with a better research i have created.

9. Dosen-dosen Hukun Internasional. Terimakasih atas ilmu yang diberikan

kepada penulis selama masa perkuliahan. Serta terima kasih pada bang

Dedy, SE (Sekretariat Hukum Internasional) yang tak pernah bosan

menjawab pertanyaan saya mengenai kehadiran dosen-dosen Hukum

Internasional.

10. Sahabat terawet saya Karina Pinem sejak kelas satu di SMA Dharma

Pancasila Medan. Thank you for helping me typing a few of paragraphs in

my research, also motivate, thoughts, opinion, times, advices for me along

our friendship. Always accept the way I am with all of my inevitable

weakness. The stubborn attitude of us never make us apart instead of

making us know each other even closer include sometimes we argued

because of the distinction ways of thinking, we always attempt to not take

it seriously and get us the meaning of sharing thoughts. Those wiseful

experiences and memories with Karina has taught me to accepts opinion

and differences in a friendsip. We support each other to reach our dreams,

I hope we are all success and you still be my bestfriend.

iii
11. Sahabat sekaligus senior saya Berliana Nasution, SH. Thank you for the

support, motivation, time, and pushed me to finish my research

immediately. Thank you for understand me, accept the way i am, and still

stand a strong friendship albeit we‟ve been through a tough years between

2011 and 2012 when you drifted away from me, that was my fault and i am

proud to say that we did get it better as the time goes and make our

friendship even closer after that, and trying to never do a same mistake

again. We have a slightly different dreams, means that it almost the same,

I hope we both can achieve it and build another incredible dreams, also

we will not underestimate the power of believing and efforts to reach them.

12. Sahabat saya sejak semester awal perkuliahan Puput Astria terima kasih

atas dukungan, motivasi, waktu, serta semua pengalaman manis dan pahit

yang kita alami bersama dan berhasil tidak pernah mengubah kami untuk

memutuskan pertemanan, bahkan hal itu membuat kami menjadi mengerti

satu sama lain dan mempertahankan pertemanan, banyak kenangan yang

kami alami, dimulai dari pergi bersamanya ke luar negeri dan mengalami

banyak kejadian aneh namun itu tak membuat kami sedih berlama-lama

dan tetap mengembalikan aura liburan untuk bersenang-senang.

13. Sahabat saya Eka Novita Sari terima kasih telah menjadi bagian dari hidup

saya dan memberikan dukungan, motivasi, semangat, kebahagiaan, serta

mendengarkannya cerita setiap kami berjumpa. Terima kasih telah

menerima saya apa adanya hingga sekarang sejak kelas dua SMA.

iv
14. Sahabat-sahabat saya sejak awal perkuliahan Ignasia Tinambunan dan

Derry Chandra terima kasih telah melalui suka duka bersama dalam

perkuliahan, saya sangat senang mengenal kalian berdua, teringat masa

kerja sama kita yang solid saat menjalani tiga mata kuliah klinis, terima

kasih atas bantuan tumpangannya di mobil kalian masing-masing.

15. Sahabat saya sejak SMA Fajar Hari Nugroho, Putra Andika, dan M. Yusuf

Harahap terima kasih banyak telah hadir dalam hidup saya dan memenuhi

memori dengan suka cita nostalgia bersama, dan membuat saya lebih

bersemangat, memberikan motivasi dan dukungan di setiap langkah saya.

16. Terima kasih kepada teman-teman kuliah lainya Elly Syahfitri, Dwi

Susilawati, Natasha Siregar, Arija Ginting, Kusuma Ambarwati,

Wildayanti, kak Fika Habbina,SH, Septha Lidya Purba, Maharanni

Dinarjati, Puspita Sari Damanik, Yati Sharfina Desiandri, Laurentia Ayu

Kartika, Ekpi Yosara, Resky Ananias, Daniella Ambarita Christie, Dina

Manurung, Tiffany Yessa, Anggie Sere Sitompul, Febe, Steffy, Hendini,

Benni Iskandar, M.Virsa Aka (sangat kritis, pintar, baik dan terima kasih

telah menawarkan bantuan untuk mengedit), Rahmad Ramadhan, Paul

Brena, Tony, Sakafa, Syaid, Fajrin, Arko D‟Rio, Ahmad Suraya. Senang

mengenal kalian semua, semoga kita semua sukses.

17. For my overseas friends Kaitlin Sierra Taylor and Senem Turkanoglu

thank you for spent your time to speak english with me. My best English

teacher I ever known Iain James Ireland thank you for gain my English

vocabulary, even a self-esteem in speak English.

v
18. My first ever childhood close friend in Balikpapan Agatha Maha Rani

Putri who studying Accountancy in University of Indonesia. Albeit we are

rarely to meet up but i will keep my promise to meet each other when

we‟re all success. Thank you for being my inspration to catch even more

dreams.

19. The last but not least Alm. Jend. TNI (Purn) Feisal Tanjung dan

keluarganya. Terima kasih banyak atas dukungan, motivasi, semangat, dan

bahkan bantuan untuk saya melanjutkan sekolah di Perguruan Tinggi.

Tiada gading yang tak retak, Penulis menyadari akan ketidaksempurnaan

hasil penelitian ini karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT, oleh sebab itu

besar harapan Penulis kepada semua pihak agar memberikan kritik dan saran yang

konstruktif guna menghasilkan sebuah penelitian yang lebih baik lagi, sempurna,

dari segi materi maupun cara penulisan.

Demikian kata pengantar ini Penulis sampaikan, dan dengan bantuan dan

dukungan yang telah Penulis dapatkan akhirnya dengan menyerahkan diri dan

senantiasa memohon petunjuk serta perlindungan Allah SWT semoga amalan dan

perbuatan baik tersebut mendapat imbalan yang lebih baik. Amiin ya

Robbalalamin. Wassalam.

Medan, Maret 2014

Penulis

vi
ABSTRAK

Syaravina Lubis1
Sutiarnoto2
Jelly Leviza3

Pergolakan ekonomi suatu negara menjadi salah satu sebab terbentuknya


suatu organisasi internasional yaitu Uni Eropa. Tujuan dari Uni Eropa itu sendiri
adalah untuk promosi melalui komunitas, perkembangan aktivitas ekonomi yang
harmonis, berkelanjutan, peningkatan yang stabil, peningkatan standar hidup yang
cepat, kualitas hidup serta hubungan lebih dekat antara negara anggota. Penelitian
ini memiliki rumusan masalah yang terdiri atas transformasi Hukum Uni Eropa
menjadi Hukum di negara-negara anggota Uni Eropa, transformaasi Hukum Uni
Eropa di Inggris, dan challenge sebagai suatu upaya hukum terkait transformasi
Hukum Uni Eropa di Inggris menurut Hukum Organisasi Internasional. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif.
Hasil dari penelitian mengenai transformasi Hukum Uni Eropa menjadi
Hukum Nasional dari negara anggota yaitu dengan membentuk Regulasi, Direktif,
Putusan yang wajib diterapkan di negara-negara anggotanya. Hukum Uni Eropa
memiliki supremasi untuk mengesampingkan Hukum Nasional negara anggota.
Transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris diawali dengan perjanjian European
Communities Act 1972 yang merupakan ratifikasi Inggris atas Hukum Uni Eropa.
Challenge sebagai suatu upaya hukum terkait transformasi Hukum Uni Eropa di
Inggris diizinkan berdasarkan Pasal 230 dan 232 Perjanjian Uni Eropa, yaitu
dengan mengajukan keluhan kepada pengadilan nasional sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan untuk melaksanakan challenge, tindakan challenge ini dapat
berakhir dengan suatu amandemen.
Kesimpulan penelitian yaitu transformasi Hukum Uni Eropa di negara
anggota berupa Regulasi, Direktif, dan Putusan. Transformasi Hukum Uni Eropa
di Inggris diatur melalui European Communities Act 1972. Challenge sebagai
suatu upaya hukum terkait transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris
diperbolehkan agar terciptanya pengimplementasian dengan baik.
Saran terkait penelitian yaitu sebaiknya transformasi Hukum Uni Eropa
dipastikan bahwa telah diimplementasikan sebagaimana yang dicitakan.
Transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris sebaiknya dapat dipastikan bahwa
Hukum Nasional Inggris dapat dikesampingkan dalam hal bertentangan dengan
Hukum Uni Eropa yang langsung efektif. Melakukan perundingan secara
mendalam, meminta opini dari perwakilan setiap negara anggota sehingga
tercapai kesatuan untuk kemudahan mengimplementasikan Hukum Uni Eropa di
negara-negara anggota serta meminimalisir tindakan challenge terhadap Hukum
Uni Eropa.

Kata Kunci : Uni Eropa, Transformasi Hukum, Challenge

1
Mahasiswa Fakultas Hukum USU
2
Dosen Fakultas Hukum USU
3
Dosen Fakultas Hukum USU

vii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................... i

Abstrak .................................................................................. vii

Daftar Isi .................................................................................. viii

Daftar Singkatan ...................................................................... xi

Daftar Skema .................................................................................. xii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………….. 1

B. Rumusan Masalah …………………………….. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan …………….. 6

D. Keaslian Penulisan …………………………….. 7

E. Tinjauan Kepustakaan …………………….. 8

F. Metode Penelitian …………………………….. 10

G. Sistematika Penulisan …………………….. 13

BAB II : TRANSFORMASI HUKUM UNI EROPA DI NEGARA-

NEGARA ANGGOTA UNI EROPA

A. Sejarah dan Perkembangan Uni Eropa …...... 15

B. Organisasi Internasional Uni Eropa ....................... 26

C. Pengaruh Anggota Uni Eropa Dalam Pembentukan

Hukum Uni Eropa ……………………………. 28

D. Proses Transformasi Hukum Uni Eropa Menjadi Hukum

di Negara–Negara Anggota Uni Eropa ......... 40

viii
BAB III : TRANSFORMASI HUKUM UNI EROPA DI INGGRIS

A. Sejarah Singkat Inggris Dan Masuknya Inggris

Menjadi Anggota Uni Eropa …………………… 46

1. Sejarah Singkat Inggris …………… 46

2. Masuknya Inggris menjadi anggota Uni Eropa …. 49

B. Hubungan Antara Hukum Uni Eropa Dengan

Hukum Inggris Menurut European Communities

Act 1972 …………………………………... 55

C. Prosedur Transformasi Hukum Uni Eropa

di Inggris …………………………………... 62

BAB IV : CHALLENGE SEBAGAI SUATU UPAYA HUKUM

TERKAIT TRANSFORMASI HUKUM UNI EROPA DI

INGGRIS

A. Latar Belakang Dilakukannya Challenge ...... 69

B. Syarat – Syarat Agar Dapat Dilakukannya

Challenge Terhadap Legislasi Uni Eropa ….. 72

C. Prosedur Melakukan Challenge Terhadap

Legislasi Uni Eropa ………………………….. 78

D. Challenge Sebagai Suatu Upaya Hukum Terkait

Transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris Menurut

European Communities Act 1972 yang Merupakan

Hukum Organisasi Internasional ……………. 76

ix
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan …………………………………… 82

B. Saran …………………………………………… 83

DAFTAR PUSTAKA ………………………………….... 84

x
DAFTAR SINGKATAN

CFI Court of First Instance

CFSP Common Foreign and Security Policy

EC European Community/Communities

ECJ European Court of Justice

ECSC European Coal and Steel Community

EEA European Economic Area

EEC European Economic Community

EFTA European Free Trade Association

EMU European Monetary Union

EP European Parliament

EPU European Political Union

ESC Economic and Social Committee

EU European Union

IGC Intergovernmental conference

IIA Inter-institutional Agreement

PCA Partnership and Co-operation Agreement

QMV Qualified Majority Voting

SEA Single European Act

TEU Treaty of European Union

USSR Union of Soviet Socialist Republics

VAT Value Added Tax

xi
DAFTAR SKEMA

Skema No. 1 “Struktur Organisasi Uni Eropa” ....................... 27

Skema No. 2 “Prosedur co-decision di Uni Eropa” ....................... 31

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan untuk bersatu dalam organisasi oleh suatu negara merupakan

hal yang tak dapat dihindari lagi, disebabkan oleh pergolakan ekonomi dalam

suatu negara, seperti halnya negara Prancis setelah perang dunia kedua

membutuhkan perbaikan ekonomi, kemudian pada tahun 1950 tercipta rencana

yang merupakan sebuah terobosan baru oleh Robert Schuman yaitu Menteri Luar

Negeri Prancis dan Jean Monnet merupakan orang yang bertanggung jawab

mengawasi perbaikan ekonomi Prancis setelah Perang. Rencana itu termasuk

pemikiran dari Prancis dan Jerman atas produksi bahan bakar dari mineral dan

besi. Kemudian terbentuklah Organisasi Uni Eropa pada tahun 1951 dengan

Perjanjian Paris dan menciptakan European Coal and Steel Community (ECSC)4

yang beranggotakan enam negara Eropa yaitu Prancis, Jerman, Italy, Belgia,

Belanda, dan Luxembourg. Objek dari ECSC itu sendiri ialah hasil dari pasar-

pasar dalam produksi bahan bakar dari mineral dan besi.5

Sekarang Uni Eropa telah berubah menjadi organisasi terbesar di wilayah

Eropa dan memiliki 28 anggota, yaitu Belgia, Bulgaria, Republik Ceko, Denmark,

Jerman, Estonia, Yunani, Spanyol, Perancis, Irlandia, Italia, Cyprus, Latvia,

4
European Coal and Steel Community adalah Badan administratif yang dibentuk melalui
perjanjian yang diratifikasi pada tahun 1952, dirancang untuk mengintegrasikan industri batu bara
dan baja di Eropa Barat. Para anggota asli dari ECSC adalah Perancis, Jerman Barat, Italia, Belgia,
Belanda, dan Luksemburg. kemudian organisasi diperluas dan mencakup semua anggota European
Economic Community kemudian berganti nama menjadi European Union. Perjanjian ECSC
berakhir pada tahun 2002.
5
Penelope Kent, Law of the European Union, Great Britain, 2001, hal 3

1
Lithuania, Luxembourg, Hungaria, Malta, Belanda, Austria, Polandia, Portugal,

Romania, Slovenia, Slovakia, Finlandia, Swedeia, Inggris, dan Kroasia yang baru

bergabung tahun 2013.6

Berbicara tentang Uni Eropa tidak terlepas dari regulasi-regulasi yang

dibentuk Uni Eropa itu sendiri untuk diterapakan di negara-negara anggotanya.

Hukum Eropa dibuat untuk mendukung satu atau beberapa dari objektif yang

ditentukan dalam Perjanjian Komisi Eropa, seperti mempromosikan pasar antar

negara anggota atau melestarikan, melindungi, peningkatan kualitas lingkungan.7

Berdasarkan ikatan yang tercipta dengan adanya perjanjian Uni Eropa maka sudah

menjadi kewajiban bagi negara anggota untuk menerapkan hukum Uni Eropa di

negaranya.

Hukum Uni Eropa adalah sebuah sistem hukum yang diciptakan oleh

perjanjian. Sistem independen ini telah diberikan keefektifan, melalui pengakuan

terhadapnya dalam sistem hukum nasional dari negara anggota, dan oleh

perkembangan dalam putusan di Pengadilan Eropa. Meluasnya keanggotaan

organisasi ini hampir mencakup seluruh wilayah benua Eropa, hal ini

membuktikan bahwa Uni Eropa merupakan organisasi yang sangat besar. Sejak

pertama kali organisasi ini terbentuk, telah banyak menghasilkan peraturan-

peraturan hukum untuk diimplementasikan di masing-masing negara anggota.

Melebarnya keanggotaan ini menyebabkan munculnya masalah-masalah di

beberapa negara Eropa dalam hal mengintepretasikan regulasi Uni Eropa. Hal ini

sering menimbulkan kekeliruan dalam menegakkan hukum Uni Eropa itu sendiri.
6
“EU Member Countries” sesuai arikel di http://europa.eu/about-eu/countries/member-
countries/index_en.htm, diakses tanggal 28 Februari 2013, pukul 9:04
7
Penelope Kent, Op.Cit, hal 4

2
Peristiwa ini dapat terjadi disebabkan oleh kewajiban dari negara anggota untuk

tunduk kepada hukum Uni Eropa dan hukum nasional negara anggota tidak dapat

menggugurkan hukum Uni Eropa.

Masalah dalam hubungan antara hukum Uni Eropa dan hukum nasional

bukanlah sesuatu yang unik. Tidak ada perbedaan dari masalah hubungan antara

hukum internasional dan hukum nasional yang mana telah dilakukan begitu

banyak ahli hukum dalam jangka waktu yang lama. Itu biasanya diperlakukan

sebagai perbedaan dan masalah terpisah karena hukum Uni Eropa lebih kepada

hukum federal yang longgar daripada hukum internasional karena banyak

peraturannya mencerminkan gagasan-gagasan nasional hukum administratif dan

karena itu menyangkut sangat banyak hukum privat daripada biasanya. Namun,

tidak dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah ini, alasannya adalah dalam

konteks ini, dari sudut pandang hukum Uni Eropa, itu sangat ditinggikan dan

harus memberikan efek pada hukum nasional.8

Hukum tersebut dibentuk oleh Komisi Eropa, kemudian didiskusikan dan

disimpulkan oleh Dewan Menteri setelah dikonsultasikan dengan Parlemen

Eropa.9 Masing-masing institusi tersebut diwakili oleh setiap negara anggota.10

Pengesahan ketentuan tersebut dibentuk berdasarkan seberapa besar perwakilan

setiap negara yang menyumbangkan suara.11 Hal ini membuktikan bahwa

pembentukan kententuan tersebut dengan metode yang adil untuk mencegah

8
Penelope Kent, Op.Cit, hal 57
9
Ibid, hal 36
10
Ibid, hal 25
11
Ibid, hal 23

3
adanya ketidakmampuan suatu negara anggota untuk mengimplementasikan

ketentuan tersebut.

Dalam penelitian ini akan lebih dibahas mengenai penerapan Hukum Uni

Eropa di Inggris. Inggris bergabung ke European Community (yang sekarang

disebut sebagai Uni Eropa) pada 1 Januari 1973. Kewajiban untuk menerapkan

Hukum Uni Eropa ke dalam Hukum Inggris adalah melalui European

Communities Act 1972. Hukum Uni Eropa mengadopsi satu pendekatan yang

mana hukum Uni Eropa itu diutamakan dari pada hukum nasional. Tapi Hukum

Inggris cenderung kepada dua pendekatan. Demikian, perjanjian-perjanjian yang

dilaksanakan oleh Inggris, mensyaratkan legislasi untuk dapat berlaku. Peraturan

hukum Internasional hanya merupakan bagian dari hukum Inggris jika hukum itu

diterima dan diadopsi oleh Inggris. Sejak bergabungnya Inggris ke dalam Uni

Eropa, telah banyak regulasi Uni Eropa yang telah diterapkan oleh Inggris, yang

menyebabkan Keanggotaan dengan Uni Eropa ini memiliki konsekuensi yang

mendalam pada konstitusi Inggris.

Semua hak, kekuatan, tanggung jawab, kewajiban, dan pelarangan dari

waktu ke waktu diciptakan atau muncul di bawah perjanjian, sesuai dengan

perjanjian-perjanjian yang mana tanpa pengundangan terlebih dahulu untuk

diberikan kekuatan hukum atau dipergunakan di Inggris harus diakui, tersedia

dalam hukum dan ditegakkan, diizinkan dan diikuti dengan sesuai dengan makna

dari penegakan hak komuniti dan ungkapan sejenisnya harus dibaca sebagai

4
rujukan untuk satu dan yang lainnya yang mana ayat ini diterapkan (Pasal 2(1)

European Communities Act 1972).12

Dengan adanya pasal tersebut di atas, apakah mungkin terjadi ketentuan

Uni Eropa itu diabaikan karena tidak sesuai dengan kehendak yang diinginkan

oleh Inggris, jawabannya adalah tidak, tapi Inggris dapat merundingkan mengenai

di bagian mana mereka keberatan yaitu dengan cara men-challenge legislasi Uni

Eropa tersebut, hal ini dapat dilakukan hanya jika peraturan tersebut tidak

mencerminkan objek dari perjanjian atau tidak didasarkan pada kekuatan yang

berasal dari perjanjian, barulah peradilan nasional dapat mengguanakan langkah-

langkah domestik yang menerapkannya. Dalam hal memasukkan prinsip-prinsip

umum dalam undang-undang masih sangat asing bagi Inggris, bagaimanapun

prinsip-prinsip umum ini telah mempengaruhi perkembangan prinsip umum di

Pengadilan Eropa.

Peluang untuk men-challenge pasal-pasal administratif di institusi Uni

Eropa banyak dipengaruhi oleh hukum administratif Prancis, yang mana menjadi

dasar untuk pengujian undang-undang. Tetapi perkembangan pengujian undang-

undang oleh Pengadilan Eropa juga diinspirasikan oleh konsep hukum Jerman.

Pengujian ini dilakukan untuk menentukan keberlakuan dari legislasi Uni Eropa.

Pada keadaan-keadaan tertentu, individual yang memiliki wewenang ataupun

negara anggota dapat men-challenge hukum Uni Eropa.

Dalam bab-bab selanjutnya akan membahas bagaimana Uni Eropa

terbentuk, beberapa produk hukum Uni Eropa, bagaimana cara melaksanakannya

12
“European Law as a Source of UK Law” sesuai artikel di website
http://www.leeds.ac.uk/law/hamlyn/european.htm, diakses tanggal 11 juni 2013, pukul 8:44

5
di negara anggota, serta masuknya Inggris ke dalam Uni Eropa, cara penerapan

hukum Uni Eropa di Inggris mencakup langkah yang dapat ditempuh jika tidak

sesuai kehendak yang dinginkan negara anggota, dengan megambil sudut pandang

dari hukum Organisasi Internasional mengenai tindakan men-challenge hukum

Uni Eropa oleh negara anggota.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan diangkat dan dibahas dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Bagaimana transformasi Hukum Uni Eropa menjadi Hukum di

negara-negara anggota Uni Eropa ?

2. Bagaimana proses transformasi Hukum Uni Eropa menjadi Hukum

Nasional di Inggris ?

3. Bagaimana tindakan challenge sebagai suatu upaya hukum terkait

transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Dalam membahas skripsi ini tentu ada tujuan dan manfaat yang ingin

dicapai, tujuan dari pembuatan skripsi mengenai judul ini antara lain :

1. Untuk mengetahui transformasi Hukum Uni Eropa menjadi Hukum

di negara-negara anggota Uni Eropa

2. Untuk mengetahui proses transformasi Hukum Uni Eropa menjadi

Hukum Nasional di Inggris

3. Untuk mengetahui tentang challenge sebagai suatu upaya hukum

terkait transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris

6
Selain tujuan dari pada penelitian ini, perlu pula diketahui bersama

bahwa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan pengetahuan

Hukum Internasional secara umum dan Hukum Organisasi

Internasional secara khusus. Dapat dijadikan dasar bagi penelitian

selanjutnya pada bidang yang sama.

b. Secara praktis

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan tentang

tinjauan yuridis atas Hukum Uni Eropa terkait pembentukan

Hukum Nasional di Inggris dalam perspektif hukum organisasi

internasional.

D. Keaslian Penulisan

Penelitian ini merupakan karya tulis asli, sebagai refleksi dan pemahaman

selama berada di bangku kuliah terutama saat berada di Jurusan Departemen

Hukum Internasional. Penelitian ini berupaya untuk menuangkan ide atau gagasan

dari sudut pandang Hukum Organisasi internasional terhadap hukum Uni Eropa

terkait pembentukan hukum nasional di Inggris. Sepanjang penelusuran dalam

lingkup FH USU bahwa penulisan tentang “Tinjauan Yuridis atas Hukum Uni

Eropa Terkait Pembentukan Hukum Nasional di Inggris dalam Perspektif Hukum

Organisasi Internasional” belum pernah ditulis sebelumnya. Namun demikian,

dalam beberapa literatur penulisan sebelumnya dalam lingkup FH USU

7
khususnya departemen hukum internasional dapat dijumpai persamaan dalam hal

substansi seperti dasar mengenai Organisasi Uni Eropa, Hukum Diplomatik

negara-negara Eropa.

E. Tinjauan Kepustakaan

Penelitian ini memperoleh bahan tulisannya dari buku-buku, laporan-

laporan dan informasi dari internet.

Untuk menghindari penafsiran ganda, maka penulis memberikan

penegasan batasan pengertian dari judul penelelitian yang diambil dari sudut ilmu

hukum, penafsiran secara etimologi, maupun pendapat dari para sarjana terhadap

beberapa pokok pembahasan maupun materi yang akan di jabarkan dalam skripsi

ini antara lain :

Hukum Internasional : adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-sas yang

mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara, antar negara

dengan negara; dan negara dengan subyek hukum lain yang bukan negara

Organisasi Internasional : adalah suatu perhimpunan negara-negara yang

berdaulat yang didirikan atas dasar suatu perjanjian internasional tertentu, untuk

mencapai kepentingan bersama melalui organ-organ dari perhimpunan tersebut

Hukum Internasional Regional : keseluruhan kaidah-kaidah asas-asas yang

mengatur hubungan-hubungan atau persoalan-persoalan yang melintasi batas-

batas negara-negara antara subyek-subyek hukum internasional di kawasan dunia

tertentu yang bersumber pada Perjanjian Internasional

Uni Eropa : Suatu Organisasi internasional regional yang berada di kawasan eropa

yang anggota dari organisasi ini adalah negara-negara yang berada di kawasan

8
Eropa dan memiliki tujuan untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi,

penegakan hukum, penghormatan HAM dan untuk menjalin kerjasama di bidang

ekonomi, budaya, politik di negara-negara yang berada di kawasan Eropa. Saat ini

Organisasi Uni Eropa memiliki dua puluh delapan (28) negara anggota dan

masing-masing negara tersebut memiliki kedaulatan negaranya masing-masing.

Perjanjian Internasional : adalah perjanjian dalam bentuk dan nama tertentu, yang

diatur dalam Hukum Internasional yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan

hak dan kewajiban dibidang hukum publik

Konvensi : adalah bentuk Perjanjian Internasional yang mengatur hal-hal yang

penting dan resmi yang bersifat multilateral, bersifat law making treaty dan

meletakkan norma hukum bagi Masyarakat Internasional

Challenge : adalah kata yang berasal dari bahasa latin yang berarti “dituduh atas

sesuatu yang salah”, tindakan ini biasa dilakukan oleh pengacara mempertanyakan

bukti-bukti yang diajukan oleh pihak lain dalam gugatan. Hal ini merupakan

tindakan yang dapat dilakukan oleh pihak yang keberatan terhadap suatu legislasi

yang telah mengikat dirinya, dengan cara memberikan gagasan bahwa legislasi

tersebut tidak dapat diterapkan dikarenakan tidak sesuai dengan tujuan legislasi

itu sendiri, dan memberikan cara lain agar legislasi tersebut dapat diterapkan

dengan baik.

9
F. Metode Penelitian

Untuk melengkapi penelitian ini agar tujuan dapat lebih terarah dan dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka metode penelitian yang

dipergunakan merupakan metode penelitian yuridis normatif yang akan dijabarkan

sebagai berikut :

a. Tipe penelitian

Penelitian yang dilakukan dalam membahas rumusan masalah

dalam skripsi ini adalah melalui tipe pendekatan yuridis normatif.

Penelitian Yuridis normatif metode penelitian yang mengacu pada

norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-

undangan dan putusan-putusan hakim dalam proses persidangan.13

Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif untuk

meneliti norma-norma Hukum Internasional yang berlaku tentang

Uni Eropa, yang terdapat dalam Konvensi Internasional, misalnya

Treaty on European Union, European Communities Act 1972.

b. Sifat penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, merupakan suatu

penelitian yang menggambarkan, menelaah, menjelaskan, dan

menganalisis suatu peraturan hukum.14

13
Soerjono Soekanto, Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta, Raja Grafindo
Persada, 2004, hal 14
14
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, UI Press, 1986, hal 63

10
c. Sumber data

Oleh karena penelitian yang dilakukan merupakan penelitian

yuridis normatif, maka sumber data yang digunakan merupakan

data sekunder yang dapat diverivikasi sebagai berikut :

a) Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer ahan hukum yang terdiri dari aturan

hukum yang terdapat pada berbagai perangkat hukum atau

peraturan perundang-undangan.15 Peraturan perundang-

undangan yang terkait dengan objek penelitian, Antara lain:

1. Treaty on European Union

2. European Communities Act 1972

b) Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang

diperoleh dari buku teks, jurnal-jurnal, pendapat sarjana,

dan hasil-hasil penelitian.16

c) Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang

memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap

bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus hukum,

ensiklopedia, dan lain-lain.17

15
Jhony Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Normatif, Surabaya, Bayumedia,
2006, hal 192
16
Ibid
17
Ibid

11
d) Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara

penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian

yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau yang

disebut data sekunder. Adapun data sekunder yang

digunakan dalam penelitian ini antara lain berasal dari

buku-buku koleksi pribadi maupun pinjaman dari

perpustakaan, artikel-artikel baik yang diambil dari media

cetak maupun media elektronik, dokumen-dokumen

pemerintah, termasuk peraturan perundang-undangan dan

perjanjian internasional.

Tahap-tahap pengumpulan data melalui studi pustaka

adalah sebagai berikut :

a. Melakukan inventaris Hukum Positif dan bahan-

bahan hukum lainnya yang relevan dengan objek

kajian

b. Melakukan penelusuran kepustakaan melalui

artikel-artikel media cetak dan elektronik, dokumen

pemerintahan dan peraturan perundang-undangan

c. Mengelompokkan data-data yang relevan dengan

permasalahan

12
d. Menganalisis data-data yang relevan tersebut untuk

menyelesaikan masalah yang menjadi objek

penelitian dan menarik kesimpulan

e) Metode analisis data

Berdasarkan sifat penelitian yang menggunakan metode

penelitian yang bersifat deskriptif analitis, maka analisis

data yang dipergunakan adalah analisis secara pendekatan

kualitatif terhadap data sekunder.

G. Sistematika Penulisan

Sebagai gambaran umum untuk memudahkan pemahaman materi yang

disampaikan, skripsi ini di bagi menjadi 5 (lima) bab yang berhubungan erat satu

sama lain, dengan perincian sebagai berikut :

Bab I : PENDAHULUAN

Merupakan dasar-dasar dalam pembuatan skripsi ini, dalam bab ini

membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penulisan skripsi ini, tinjuan kepustakaan, metode penelitian apakah yang

digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini, serta sistematika penulisan.

Bab II : TRANSFORMASI HUKUM UNI EROPA DI NEGARA-

NEGARA ANGGOTA UNI EROPA

Mengenai transformasi Hukum Uni Eropa menjadi Hukum di negara-

negara anggota Uni Eropa serta menjelaskan tentang bagaimana sejarah serta

perkembangan Uni Eropa, pengaruh anggota Uni Eropa dalam pembentukan

13
hukum Uni Eropa, dan penjabaran tentang transformasi Hukum Uni Eropa

menjadi Hukum di negara-negara anggota Uni Eropa.

Bab III : TRANSFORMASI HUKUM UNI EROPA DI INGGRIS

Berisi tentang transformasi Hukum Uni Eropa menjadi Hukum Nasional di

Inggris serta menjelaskan tentang sejarah singkat Inggris dan masuknya Inggris

menjadi anggota Uni Eropa, hubungan antara Hukum Uni Eropa dengan hukum

Inggris menurut European Communities Acts 1972, dan penjabaran mengenai

transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris.

Bab IV : CHALLENGE SEBAGAI SUATU UPAYA HUKUM TERKAIT

TRANSFORMASI HUKUM UNI EROPA DI INGGRIS

Menceritakan tentang challenge sebagai suatu upaya hukum terkait

transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris termasuk menjelaskan mengenai syarat-

syarat dan prosedur agar dapat dilakukannya challenge terhadap legislasi Uni

Eropa, dan pandangan tentang challenge legislasi Uni Eropa oleh Inggris menurut

European Communities Act 1972 yang merupakan Hukum Organisasi

Internasional Uni Eropa.

Bab V : KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan Kesimpulan dan Saran yang memberikan semua kesimpulan

jawaban atas rumusan masalah serta saran yang berupa masukan-masukan untuk

organisasi Uni Eropa.

14
BAB II

TRANSFORMASI HUKUM UNI EROPA DI NEGARA-NEGARA

ANGGOTA UNI EROPA

A. Sejarah dan Perkembangan Uni Eropa

Inspirasi untuk membentuk tiga institusi yang menjadi dikenal dengan

European Comunity (EC)18 berasal dari rencana terobosan baru di tahun 1950

oleh Robert Schuman, yaitu seorang menteri luar negeri Prancis dan Jean

Monnet merupakan orang yang bertanggung jawab untuk mengawasi perbaikan

ekonomi Prancis setelah perang. Rencana itu termasuk pemikiran dari Prancis

dan Jerman atas produksi bahan bakar dari mineral dan besi.19

Ide itu berkembang terus bersamaan dengan kebutuhan untuk

merekonstruksi Eropa setelah perang dunia kedua. Pembuat rencana ini percaya

bahwa Jerman seharusnya terbantu untuk pembangunan kembali, hanya saja jika

dibentuk secara politik dan ekonomi melalui organisasi negara-negara Eropa,

sehingga perang selanjutnya yang terjadi di Eropa akan sulit terjadi.

Sebagai hasilnya dari inisiatif ini, Perjanjian Paris ditandatangani pada

tahun 1951 menciptakan European Coal and Steel Community (ECSC). Enam

negara member original adalah Prancis, Jerman, Italy, Belgia, Belanda, dan

Luxembourg. Objek dari ECSC adalah hasil dari pasar-pasar dalam produksi

bahan bakar dari mineral dan besi.

18
European Community (EC) adalah asosiasi yang dirancang untuk mengintegrasikan
perekonomian Eropa. Awalnya terdiri European Economic Community (EEC), European Coal and
Steel Community (ECSC), dan European Aromic Energy Community (EURATOM). Pada tahun
1993 tiga komunitas tersebut menjadi di bawah Uni Eropa.
19
Penelope Kent, Op.Cit, hal 3

15
Tahun 1957, enam negara anggota menandatangani dua perjanjian

selanjutnya di Roma menciptakan European Economic Community (EEC)20 dan

European Atomic Energy Community (Euratom).21 Euratom mirip dengan ECSC

dimana ia menangani sektor terbatas, berupa industri nuklir di European

Community, yang mana EEC bertujuan kedepan untuk berkembang menuju

„persatuan yang lebih dekat antara orang-orang Eropa‟ (pembukaan dari perjanjian

EEC).22

ECSC, EEC dan Euratom hanya dipegang oleh dua institusi yaitu

Parlemen dan Pengadilan. Bagaimanapun, Dewan dan Komisi dibentuk dari

perkumpulan institusi yang terpisah: Perjanjian Merger tahun 1965. Setelah

perjanjian tersebut, tiga komuniti ini berfungsi berbeda-beda tapi dengan berbagi

institusi.

EEC di bawah Perjanjian Roma berfokus dengan integrasi ekonomi

umum didapatkan dari menyatukan ketertarikan yang berbeda dari negara anggota

menjadi pasar dimana kuntungan, orang-orang, pelayanan dan kekayaan dapat

bersirkulasi dengan bebas. Hasil dari EEC mewajibkan pemikiran tentang

kedaulatan di area yang menggunakan Perjanjian EEC. Itu mencerminkan

pengalaman yang sesuai pada federal pandangan Churchill dari „United States of

Europe‟, tidak sebagai satu teritori dibawah kontrol kekuasaan federal tapi

20
European Economic Community adalah organisasi internasional yang diciptakan oleh
Perjanjian Roma 1957. Tujuannya adalah untuk menciptakan integrasi ekonomi, di antara enam
anggota pendirinya: Belgia, Perancis, Italia, Luksemburg, Belanda dan Jerman.
21
Euratom dibuat untuk mengkoordinasikan program-program penelitian negara-negara
anggota untuk penggunaan energi nuklir secara damai.
22
Penelope Kent, Op.Cit, hal 4

16
sebagai supranasional organisasi yang memiliki kemampuan membuat kebijkan

dan peraturan yang mana menyatukan negara-negara anggota. Para pendiri EEC

melihat peningkatan perdamaian, kestabilan dan pembangunan ekonomi sebagai

hal yang lebih penting dari kehilangan kedaulatan yang tidak bisa dihindari.

Objek umum EC di bawah Perjanjian Roma, sebagai amandemen dari

perjanjian selanjutnya adalah untuk promosi melalui komunitas, perkembangan

aktifitas ekonomi yang harmonis, berkelanjutan, penaikan yang seimbang,

peningkatan yang stabil, peningkatan standar hidup yang cepat dan kualitas hidup

dan hubungan lebih dekat antara negara yang menyatu dengan itu dan

mempertahankan berkembangan aktivitas ekonomi, pekerja dengan level tinggi

dan perlindungan sosial, persamaan hak antara laki-laki dan perempuan,

mempertahankan dan perkembangan tanpa inflasi, persaingan tinggi and tampilan

ekonomi yang serasi, perlindungan yang tinggi dan peningkatan kualitas

lingkunagan, dan ekonomi dan kohesi sosial antara negara member: Pasal 2

Perjnjian Uni Eropa.23 Objek-objek ini untuk dicapai dengan membangun pasar-

pasar, ekonomi, kesatuan moneter dan peningkatan dalam memperkirakan

harmonisasi dalam kebijakan ekonomi dari negara-negara anggota.

23
Treaty on European Union, Article 2: “The Community shall have as its task, by
establishing a common market and an economic and monetary union and by implementing
common policies or activities referred to in Articles 3 and 4, to promote throughout the
Community a harmonious, balanced and sustainable development of economic activities, a high
level of employment and of social protection, equality between men and women, sustainable and
non-inflationary growth, a high degree of competitiveness and convergence of economic
performance, a high level of protection and improvement of the quality of the environment, the
raising of the standard of living and quality of life, and economic and social cohesion and
solidarity among Member States.”

17
Saat Perjanjian Roma ditandatangani, Inggris tidak mempersiapkan untuk

mengorbankan kedaulatan nasional untuk bergabung. Melainkan mengajukan

tawaran yaitu sebuah area pergadangan bebas di Eropa melalui yang mana

kesulitan tarif akan dibagi tapi kontrol perdagangan dangan bukan anggota

diatur oleh negara anggota. Tahun 1959, European Free Trade Association

(EFTA)24 didirikan oleh Inggris, Norwegia, Denmark, Swedia, Austria, Portugis

dan Irlandia (sebagai asosiasi dan kemudian menjadi anggota penuh).

Bagaimanapun, ketika Inggris menyadari perkembangan isolasi ekonomi, itu

diajukan (ketidakberhasilan) dari komunitas pada tahun 1961.25

Tahun 1967, Inggris kembali mangajukan diri untuk menjadi member,

sekali lagi diikuti oleh Denmark, Norwegia, Irlandia, membawa mereka ke

penandatanganan Perjanjian Aksesi di tahun 1972 dan 1973 setelah dimana

Inggris, Irlandia dan Denmark bergabung kedalam komunitas. Norwegia

memutuskan untuk tidak memproses untuk bergabung sebagai anggota mengikuti

referendum. Putusan yang negatif ini terulang kembali pada tahun 1994 ketika

Norwegia memasukkan voting ke referendum kedua melawan para member.

Greenland menarik diri keluar setelah mendapatkan hasil yang mirip pada tahun

1982.

Yunani bergabung dengan EC pada tahun 1981, diikuti oleh Spain dan

Portugal pada tahun 1986. Turki, Malta dan Cyprus telah mengajukan untuk

24
European Free Trade Association awalnya terdiri dari empat negara yaitu Islandia,
Liechtenstein, Norwegia, dan Swiss. Sekarang hanya terdiri atas tiga negara karena Swiss keluar
dari EFTA. EFTA Terorganisir untuk menghilangkan hambatan perdagangan barang industri di
antara mereka sendiri, namun dengan masing-masing negara mempertahankan kebijakan
komersial sendiri terhadap negara-negara di luar kelompok.
25
Penelope Kent, Op.Cit, hal 5

18
menjadi member. Ketika prospek untuk Cyprus dan Malta medapatkan hasil yang

positif, posisi Turki sangat kompleks dikarenakan latar belakang hak asasi

manusia mereka. Komisi menyatakan pada Oktober 1999 bahwa Turki tidak

memiliki kriteria politik yang sesuai untuk menjadi anggota, itu harus tetap

dipertimbangkan sebagai negara kandidat.

Mengikuti unifikasi kembali Jerman pada tahun 1989, Jerman Timur

bergabung di EC pada 3 Oktober 1990 tanpa membutuhkan perluasan secara

formal. Subjek untuk pengaturan transnasional tertentu, hukum EC diajukan dari

tanggal itu kepada Jerman Timur yang dulu. Persetujuan dicapai di Edinburgh

Summit pada tahun 1993 untuk meningkatkan jumlah anggota Parlemen Eropa

Jerman dari 81 menjadi 99.

Negara-negara EFTA dengan pengecualian Switzerland menandatangani

persetujuan European Economic Area26 yang mana ditegakkan pada 1 Januari

1994, melebarkan suatu pasar ke teritori negara-negara yang menandatangani

perjanjian. Perjanjian EEA membentuk institusi sendiri dan telah terlihat sebagai

awal kepada keanggotaan penuh di Uni Eropa yang mana EC telah menjadi

bagian dibawah Perjanjian Uni Eropa. Uni Eropa diperbesar pada 1 Januari 1995

dengan tindakan aksesi selanjutnya sebagai hasilnya Austria, Finlandia, dan

Swedia menjadi anggota penuh dari Uni Eropa. Tidak seperti perbesaran

26
European Economic Area terdiri dari tiga anggota dari European Free Trade
Association (EFTA) (Islandia, Liechtenstein dan Norwegia), dan 27 negara anggota Uni Eropa,
termasuk Kroasia yang akan bergabung setelah perjanjian aksesi diratifikasi oleh semua negara
EEA. Didirikan pada 1 Januari 1994 setelah perjanjian dengan European Communities (yang
menjadi Uni Eropa). Mereka mengadopsi hampir semua undang-undang Uni Eropa terkait dengan
pasar tunggal, kecuali undang-undang tentang pertanian dan perikanan.

19
sebelumnya dimana termasuk pengaturan transnasional yang luas, tiga negara

EEA menyetujui dengan penuh hukum EC (the „aquis communautaire‟27) dengan

delegasi sementara yang terbatas. Sejak tahun 1995 hanya Norwegia, Islandia, dan

Liechtenstein sisa member dari EFTA.

Partnership and Co-operation Agreement28 (PCA) ditandatangani pada

tahun 1994 diantara Uni Eropa dan Russian Federation, Ukraina dan Moldova.

Perjanjian ini mencakup pentingnya nilai demokrasi, menghormati hak asasi

manusia dan prinsip dari pasar ekonomi. Hambatan perdagangan perlahan-lahan

terangkat dan dialog politik regular antara partai ditegakkan. Tahun 1999 Uni

Eropa-Russia Common Strategy disetujui, mencakup prioritas area seperti

konsolidasi demokrasi, integrasi Russia kedalam pusat ekonomi Eropa dan

lingkungan sosial, tercapai melalui PCA. Negosiasi dilanjutkan dengan

Commonwealth of Independent States29 (asosiasi dari negara-negara yang

mencakup teritori dari USSR30 yang dulu).31

27
the aquis communitaire adalah apa yang Komunitas telah peroleh atau apa yang
Komunitas telah capai. Istilah ini digunakan untuk merujuk kepada keseluruhan undang-undang
Uni Eropa.
28
Partnership and Co-operation Agreement memiliki tujuan dari ialah untuk memperkuat
demokrasi mereka dan mengembangkan ekonomi mereka melalui kerja sama dalam berbagai
bidang dan melalui dialog politik. Dewan Kerjasama telah dibentuk untuk memastikan
pelaksanaan perjanjian.
29
Commonwealth of Independent States merupakan asosiasi bebas dari negara-negara
berdaulat yang dibentuk pada tahun 1991 oleh Rusia dan 11 republik lainnya yang sebelumnya
bagian dari Uni Soviet. Commonwealth of Independent States (CIS) ini berawal saat pemimpin
terpilih dari Rusia, Ukraina, dan Belarus (Belarusia) menandatangani perjanjian membentuk
asosiasi baru pada tanggal 8 Desember 1991 untuk menggantikan Union of Soviet Socialist
Republics (USSR)
30
Union of Soviet Socialist Republics (USSR) merupakan bekas kekaisaran Eurasia utara
(1917/22-1991) membentang dari Baltik dan laut Hitam ke Samudera Pasifik dan, di tahun-tahun
akhir, yang terdiri dari 15 Republik Sosialis Soviet. Selama periode keberadaannya, USSR adalah
wilayah negara terbesar di dunia. Itu juga salah satu yang paling beragam, dengan lebih dari 100
kebangsaan yang berbeda tinggal dalam perbatasannya.
31
Penelope Kent, Op.Cit, hal 6

20
Copenhagen Summit pada 1993 membuat jalan untuk „Europe Agreement‟

yang mana telah ditandatangani dengan banyak negara-negara Eropa Timur untuk

mempromosikan konvergensi, integrasi dan korporasi regional.

Perjanjian-perjanjian ini menyediakan hubungan yang tertata dengan Uni Eropa

ketika kondisi ekonomi dan politik yang baik. Di bawah ini yang dinamakan

dengan „Copenhagen Criteria32‟, anggota dari Uni Eropa mewajibkan negara

kandidat:

a. Telah mencapai stabilitas institusi yang menjamin demokrasi,

pengaturan hukum, hak asasi manusia, menghormati dan melindungi yang

minoritas

b. Memiliki pasar ekonomi yang berfungsi sebagai kapasitas untuk

berhasil dengan tekanan persaingan dan paksaan dalam Uni Eropa

c. Memiliki kemampuan untuk mengambil obligasi dari keanggotaan,

termasuk peraturan dan hukum yang dikenal sebagai „aquis‟ dan mendukung

keinginan politik, ekonomi, dan moneter Uni Eropa.

Tiga belas negara telah bergabung saat proses pelebaran, dengan berbagai

tingkat kesiapan. Negosiasi dibuka pada tahun 1998 untuk Cyprus, Republik

Ceko, Estonia, Hungaria, Polandia dan Slovenia. Enam negara selanjutnya

ditambahkan dengan Helsinki Summit pada desember 1999: Bulgaria, Latvia,

Lithuania, Malta (keanggotaan yang akhirnya diaktifkan dari penundaan di tahun

1996), Romania dan Republik Slovakia. Turki salah satunya sisa pelamar, tapi

32
Penelope Kent, Op.Cit, hal 7

21
tidak di bawah pertimbangan sampai sekarang. Ketika sangat mungkin untuk

memprediksi kapan individual negara-negara pelamar akan menjadi anggota dari

Uni Eropa, komisi menyatakan pada April 2000 bahwa Uni Eropa siap untuk

menerima member yang memenuhi kriteria untuk keanggotaan kapanpun setelah

tahun 2002.

Single European Act33 (SEA) ditandatangani pada tahun 1986, mewakili

revisi besar pertama terhadap perjanjian EEC. SEA diikuti sejumlah usaha yang

gagal untuk mengubah keseimbangan institusional dalam EC seperti rancangan

Perjanjian Uni Eropa, diajukan oleh parlemen Eropa pada tahun 1984. Upaya-

upaya ini telah sangat gagal karena mereka dianggap terlalu federalis, terutama

oleh Inggris yang menentang lebih lanjut hilangnya kedaulatan terhadap EC.

Inisiatif Single Market34, bagaimanapun membawa dukungan semua negara

anggota termasuk Inggris.

Alasan untuk SEA telah muncul sebagai hasil dari pengajuan yang

diterbitkan pada tahun 1985 oleh komisi yang mana menunjukkan banyak

hambatan untuk perdagangan antar negara anggota, yang merugikan posisi

perdagangan global European Community. Selama 1970-an dan awal 1980-an

dominasi kepentingan nasional, menghambat kemajuan EC. Tujuan dari SEA

adalah menghilangkan semua rintangan, maupun secara fisik, teknik, atau fiskal.

33
Single European Act (SEA) merupakan komitmen dari negara anggota untuk rencana
perluasan ekonomi mereka dan pembentukan mata uang tunggal Eropa, kebijakan asing dan
domestik umum. SEA ditandatangani pada bulan Februari 1986 di Luksemburg dan Den Haag dan
mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 1987.
34
Single Market dibentuk untuk menciptakan kemakmuran, lapangan kerja, dibangunkan
dari krisis keuangan, dan pergerakan bebas dari barang, jasa, modal, manusia diantara negara-
negara anggota Uni Eropa.

22
Program ini menghidupkan kembali entusiasme untuk integrasi Eropa. Tahun

1992, Single Market secara besar terpenuhi.

Suatu konferensi antar pemerintah ataupun Intergovernmental Conference

(IGC) diadakan tahun 1990 untuk mempertimbangkan Economic and Monetary

Union35 (EMU). dan IGC yang kedua meneliti European Political Union36 (EPU).

Beberapa negara anggota seperti Jerman dan Perancis percaya bahwa EMU tidak

bisa efektif tanpa EPU. Perjanjian Uni Eropa menyediakan untuk kedua bentuk

yang ditandatangani di Maastricht, Netherlands pada Desember 1991.

Struktur yang diciptakan dalam Perjanjian Maastricht terdiri dari tiga

pilar37 (lebih lanjut dimodifikasi oleh Perjanjian Amsterdam) :

a. Tiga komunitas (ECSC, Euratom, dan EC), secara kolektif dikenal atas

European Community

b. Common Foreign and Security Policy (CFSP)

c. Co-operation in justice and home affairs

Hanya pilar pertama, EC diatur oleh hukum EC. Pilar kedua dan ketiga diberikan

atas kerjasama antar pemerintah. Fitur penting lainnya dari Maastricht termasuk

pencantuman :

35
Economic and Monetary Union adalah istilah umum untuk kelompok kebijakan yang
bertujuan untuk memusatkan ekonomi semua negara anggota Uni Eropa pada tiga tahap. Termasuk
18 negara zona euro dan 10 negara non-euro adalah anggota EMU. Namun Suatu Negara Anggota
harus mematuhi dan menjadi bagian dari EMU, sebelum dapat mengadopsi mata uang euro, yang
mana tahap ketiga EMU menjadi sebagian besar identik dengan zona euro.
36
European Political Union adalah tempat untuk membahas isu-isu integrasi Eropa.
Diskusi diorganisir sekitar tema penting yang mencakup berbagai disiplin ilmu, termasuk
ekonomi, sejarah, hukum, ilmu politik, administrasi publik dan sosiologi untuk melakukan
pertukaran ide dan wawasan tentang integrasi Eropa dari berbagai komunitas akademik.
37
Penelope Kent, Op.Cit, hal 8

23
a. Dasar sistem hukum baru untuk kebijakan sosial dalam protokol

tambahan pada perjanjian. Inggris menolak untuk bergabung dalam

perjanjian ini sebelum perubahan pemerintahan tahun 1997

b. Prinsip subsidiaritas yang mana menyediakan untuk suatu bentuk

pengambilan keputusan dilimpahkan di daerah-daerah di luar

kompetensi EC. Inggris sangat kuat mendukung pencantuman

subsidiaritas dalam Perjanjian Uni Eropa dengan keyakinan bahwa

itu akan bertindak sebagai pengecekan pada lembaga EC dan

pertumbuhan federalisme.

EC, ECSC, dan Euratom, bertindak bersama di bawah pilar pertama, dapat

dikenal secara kolektif sebagai EC. Demikian kata “Hukum EC” dimaksudkan

untuk aktivitas sistem regulasi di bawah pilar pertama. Uni Eropa dapat diambil

untuk menutupi aktifitas di bawah pilar kedua dan pilar ketiga. Nama Komisi

Eropa dan Parlemen Eropa tetap tidak diubah oleh perjanjian Maarstricht, tapi

Dewan Menteri dikenal menjadi Dewan Uni Eropa.

Perjanjian Uni Eropa berlaku pada 1 November 1993 saat proses ratifikasi

telah dipenuhi oleh seluruh negara anggota. Konferensi antar pemerintahan

dilaksanakan antara tahun 1996 dan 1997 untuk meninjau amandemen Maastricht

dalam pandangan dari tantangan yang ditimbulkan oleh perluasan lebih lanjut

dari Uni Eropa. Proses konferensi antar pemerintahan dimualai dengan Turrin

Summit of the European Council pada 1996, diikuti oleh konferensi tingkat tinggi

di Florence, Dublin dan Noordwijk, berpuncak pada Amsterdam European

24
Council pada Juni 1997. Perjanjian Amsterdam ditandatangani pada Oktober 1997

dan berlaku pada ratifikasi 1 Mei 1999.38

Ketika beberapa perubahan wajar dibuat untuk struktur decision-making,

termasuk penyederhanaan prosedur co-decision-making dan peran ditingkatkan

untuk Parlemen Eropa. Selama konferensi antara pemerintahan berlangsung yang

mana didahului adopsi perjanjian Amsterdam, di sana banyak diskusi mengenai

kebutuhan untuk memodifikasi struktur, komposisi dan kekuatan dari institusi

dalam rangka perluasan yang akan datang ke arah timur. Bagaimanapun, itu

membuktikan tidak mungkin untuk mencapai perjanjian terhadap masalah-

masalah sensitif seperti suara berkualitas terbanyak ataupun qualified majority

voting (QMV) dalam Dewan, sebaliknya, sebuah komitmen kompromi diajukan

dalam protokol pada perjanjian internasional.

Protokol itu menyatakan bahwa pada tanggal perluasan pertama kali dari

Uni Eropa, jumlah komisioner akan terbatas pada jumlah negara anggota,

mengatakan bahwa suara di dalam Dewan telah dimodifikasi. Paling tidak satu

kali setahun sebelum keanggotaan Uni Eropa melebihi 20, dan suatu konferensi

antar pemerintahan akan diadakan untuk meninjau ketentuan perjanjian pada

komposisi dan fungsi lembaga. Konferensi anatar pemerintahan itu diadakan di

konferensi tingkat tinggi Cologne pada Juni 1999.39

Uni Eropa sekarang memiliki 28 anggota yaitu Belgia, Bulgaria, Republik

Ceko, Denmark, Jerman, Estonia, Yunani, Spanyol, Perancis, Irlandia, Italia,

38
Penelope Kent, Op.Cit, hal 10
39
Penelope Kent, Op.Cit, hal 12

25
Cyprus, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Hungaria, Malta, Belanda, Austria,

Polandia, Portugal, Romania, Slovenia, Slovakia, Finlandia, Swedia, Inggris, dan

Kroasia.40

B. Organisasi Internasional Uni Eropa

Organisasi internasional dapat terbentuk jika memenuhi syarat berikut ini,

yaitu :

a. Memiliki jumlah anggota lebih dari dua

b. Memiliki tujuan yang sama

c. Memliki anggaran dasar

d. Memiliki struktur organisasi

Jika dikaitkan dengan Organisasi Internasional Uni Eropa, maka akan

ditemukan kesesuaian antara syarat terbentuknya organisasi internasional dengan

posisi Uni Eropa sekarang ini, seperti :

a. Uni Eropa memiliki jumlah anggota sebanyak 28 negara yaitu Belgia,

Bulgaria, Republik Ceko, Denmark, Jerman, Estonia, Yunani, Spanyol, Perancis,

Irlandia, Italia, Cyprus, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Hungaria, Malta,

Belanda, Austria, Polandia, Portugal, Romania, Slovenia, Slovakia, Finlandia,

Swedia, Inggris, dan Kroasia.41

b. Anggota Uni Eropa memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan

kemajuan ekonomi dan social, terutama dengan penciptaan pasar bebas,

40
“EU Member Countries” sesuai arikel di website http://europa.eu/about-
eu/countries/member-countries/index_en.htm, diakses tanggal 28 Februari 2013, pukul 9:04
41
Ibid

26
pemerataan ekonomi dan social serta melalui pendirian integrasi ekonomi dan

moneter termasuk mata uang tunggal (EURO).42

c. Uni Eropa memiliki anggaran dasar yang terkandung dalam Treaty on

European Union

d. Uni Eropa Memiliki struktur organisasi seperti yang tertera dalam

skema di bawah ini.

Skema No. 1 “Struktur Organisasi Uni Eropa”43

Berdasarkan skema di atas dapat dijelaskan bahwa legislasi yang

dirancang Komisi Eropa dan Dewan Uni Eropa berakhir dengan keputusan yang

ditentukan oleh Parlemen Eropa. Sedangkan Dewan Eropa bertugas untuk

42
“Organisasi Uni Eropa” sesuai artikel di website http://kajianeropa.wordpress.com/
institusi/ diakses tanggal 4 April 2014, Pukul 10:21
43
“An Overview of the EU Institutions” skema sesuai pada website http://www.dadalos-
europe.org/int/grundkurs4/eu-struktur_1.htm diaksses tanggal 4 April 2014, Pukul 11:00

27
memberikan arahan. Pengadilan Eropa yang merupakan institusi tersendiri yang

hanya menangani kasus antara warga negara dan negara anggota Uni Eropa terkait

pelaksanaan produk-produk Hukum Uni Eropa. Pengadilan Auditor untuk

mengatur dibidang keuangan organisasi Uni Eropa. Serta nasehat dari Komite

Ekonomi dan Sosial juga Komite Daerah.

C. Pengaruh Anggota Uni Eropa Dalam Pembentukan Hukum Uni Eropa

Perjanjian Uni Eropa adalah kerangka hukum yang berisi tujuan dan

kewajiban-kewajiban. Itu diikuti pengundangan peraturan harus dilakukan oleh

institusi komuniti. Institusi-institusi utama diciptakan oleh perjanjian Amsterdam

pasal 7 (sebelumnya pasal 4) Perjanjian Uni Eropa yaitu:

a. Parlemen Eropa

Berdasarkan Protocol on the Enlargement of the European Union tahun

2002, anggota Parlemen Eropa terdiri atas Jerman (99), Perancis , Italia, dan

Inggris (masing-masing 72), Spanyol (50), Belanda (25), Belgia, Yunani dan

Portugis (masing-masing 22), Swedia (18), Austria (17), Denmark dan Finlandia

(masing-masing 13), Irlandia (12) dan Luxembourg (6), berjumlah 535

perwakilan. Perjanjian Uni Eropa memberikan batasan anggota yaitu 700 anggota

Parlemen Eropa. Itu dibentuk di Strasbourg dengan beberapa sesi di Luxembourg

dan kebanyakan pertemuan komite dilaksanakan di Brusells. Anggota dipilih

setiap lima tahun.44

Meskipun tekanan untuk proses legislatif lebih besar, peran Parlemen

Eropa tetap sebagian besar konsultatif. Konsultasi adalah persyaratan prosedural

44
Penelope Kent, Op.Cit, hal 16

28
yang penting dalam area spesifik seperti pada implementasi peraturan persaingan.

Ada empat macam prosedur legislasi termasuk berbagai tingkat partisipasi oleh

Parlemen Eropa yaitu konsultasi, kerjasama, co-decision, persetujuan.45

a) Prosedur konsultasi

Undang-undang yang diusulkan dimasukkan oleh Komisi ke

Dewan. Dimana perjanjian mewajibkan, naskah harus diletakkan sebelum

pembacaan pertama oleh Parlemen Eropa. Naskah setelahnya akan

dipertimbangkan dalam komite sebelum pendapat diantarkan. Pengajuan

amndemen dimaksudkan kembali ke Dewan. Dewan akan adopsi undang-

undang setelah diskusi dalam Komite Perwakilan Permanen. Konsultasi

dengan Komite Ekonomi dan Sosial dan Komite Regional bisa merupakan

persyaratan dalam hal-hal tertentu.

b) Prosedur kerjasama

Prosedur kerjasama diperkenalkan oleh Single European Act

(SEA) untuk menyediakan mekanisme langsung untuk pengadopsian

langkah-langkah pasar internal oleh suara berkualitas terbanyak ataupun

qualified majority voting dan untuk meningkatkan partisipasi Parlemen

Eropa dengan mewajibkan dua pembacaan setelah itu. Langkah-langkah

sebelumnya diadopsi dibawah prosedur kerjasama sekarang ditutupi oleh

prosedur co-decision.

45
Penelope Kent, Op.Cit, hal 19

29
c) Prosedur co-decision

Prosedur co-decision dikenalkan oleh perjanjian Maastricht dan

disederhanakan oleh perjanjian Amsterdam. Tujuannya adalah untuk

menyediakan mekanisme baru yang mana mengenali kerjasama

keikutsertaan dalam proses legislasi Palemen Eropa dan Dewan. Itu tidak

memberikan kekuatan legislatif langsung kepada Parlemen Eropa

sendirian, langkah-langkah adopsi akhir menjadi tanggung jawab Dewan,

subjek untuk hak veto Parlemen Eropa.

Berdasarkan pasal 251 perjanjian Uni Eropa, draft proposal Komisi

diserahkan kepada Parlemn Eropa dan Dewan Menteri. Jika Parlemen

Eropa mengajukan amandemen, Dewan dapat mengadopsi baik proposal

asli ataupun yang telah diamandemen. Jika Parlemen Eropa mengusulkan

amandemen ke posisi umum, naskah yang telah diubah harus dikirim ke

Dewan dan Komisi. Jika Dewan tidak setuju atas semua amandemen,

Komite Konsiliasi harus diangkat, terdiri dari perwakilan yang seimbang

dari Dewan dan Parlemen Eropa.

Jika Komite tidak bisa menyetujui naskah bersama maka undang-

undang tidak diadopsi. Sebelum amandemen perjanjian Amsterdam,

Parlemen Eropa berhak menolak draft akhir dari suara terbanyak.

Kekuatan veto digunakan hanya sekali. Bulan Maret 1995, Parlemen

Eropa menggunakan hak vetonya untuk menolak draft naskah yang telah

disepakati oleh Komite Konsiliasi pada direktif kontroversial tentang

30
Skema No. 2 “Prosedur co-decision di Uni Eropa”

KOMISI EROPA
proposal

DEWAN EROPA PARLEMEN EROPA


memulai berunding pendapat

KOMISI EROPA
mengambil pandangan dari pendapat Parlemen Eropa

DEWAN EROPA
mengadopsi posisi umum dengan suara terbanyak

dalam 3* bulan PARLEMEN EROPA


menyetujui atau tidak mengajukan amandemen menolak posisi umum
mengambil tindakan pada posisi umum oleh oleh mayoritas mutlak
mayoritas mutlak dari anggota dari anggota

PERATURAN DIADOPSI PERATURAN TIDAK DIADOPSI

DEWAN EROPA/KOMISI EROPA


Komisi Eropa memberi pendapat positif Komisi Eropa memberika pendapat
pada amandemennya Parlemen Eropa negatif pada amandemennya
Parlemen Eropa

dalam 3* bulan DEWAN EROPA dalam 3* bulan DEWAN EROPA


menyetujui semua tidak adopsi adopsi peraturan tidak adopsi
amandemennya peraturan (sesuai yang peraturan
Parlemen Eropa (seperti yang diamandemen oleh (seperti yang
oleh suara terbanyak diamandemen) Parlemen Eropa) diamandemen
Peraturan diadopsi dengan suara bulat oleh Parlemen
Eropa
Peraturan diadopsi

Dalam 6* minggu KOMITE KONSILIASI


(dengan jumlah anggota yang seimbang dari Dewan dan Parlemen Eropa)
menyetujui teks bersama gagal untuk menyetujui teks bersama

Dalam 6** minggu Dewan/Parlemen Eropa peraturan tidak diadopsi


kedua-duanya Kedua-duanya gagal
menyetujui untuk menyetujui
teks bersama teks bersama

Peraturan Peraturan
diadopsi tidak diadopsi
31
*bisa ditambah satu bulan
**bisa ditambah dua minggu46
perlindungan penemuan bioteknologikal. Versi direktif yang telah

dimodifikasi diadopsi pada 1988.47

d) Prosedur persetujuan

Versi prosedur co-decision dikenal sebagai prosedur persetujuan

dikenalkan oleh Single European Act (SEA) dan diperlebar oleh Perjanjian

Uni Eropa. Itu mewajibkan sebuah persetujuan positif oleh Parlemen

Eropa dan Dewan sebelum langkah-langkah dapat diterapkan. Area

dibawah Perjanjian Uni Eropa untuk yang mana prosedur persetujuan

diwajibkan termasuk bermacam-macam kategori perjanjian internasional

seperti, langkah-langkah untuk memfasilitasi hak-hak warga negara Eropa,

pengaturan pemilihan Parlemen Eropa dan setelah perjanjian Amsterdam

yaitu sanksi terhadap pelanggaran berat dan serius terhadap hak asasi

manusia.

Pasal 193 Perjanjian Uni Eropa48 membolehkan Parlemen Eropa

membentuk Komite Penyelidikan sementara untuk menginvestigasi

dugaan kontravensi atau kesalahan administrasi dalam

pengimplementasian Hukum Uni Eropa.

46
Penelope Kent, Op.Cit, hal 20
47
Penelope Kent, Op.Cit, hal 21
48
Treaty on European Union, article 193: “In the course of its duties, the European
Parliament may, at the request of a quarter of its Members, set up a temporary Committee of
Inquiry to investigate, without prejudice to the powers conferred by this Treaty on other
institutions or bodies, alleged contraventions or maladministration in the implementation of
Community law, except where the alleged facts are being examined before a court and while the
case is still subject to legal proceedings.”

32
b. Dewan Uni Eropa

Setelah Perjanjian Mastricht, Dewan dikenal sebagai Dewan Uni Eropa.

Itu memiliki keanggotaan perwakilan yang berubah-ubah pada level kementerian,

berwenang untuk mempercayakan setiap negara anggota, dengan keanggotaan

berdasarkan pada masalah yang didiskusikan. hanya satu suara mewakili negara

anggot yang dizinkan. Pertemuan-pertemuan dilakukan secara tertutup kecuali

Dewan dengan tegas menyatakan lain. Kantor Presiden ditempatkan di setiap

negara anggota dalam urutan setiap enam bulan. Mengikuti amandemen oleh

perjanjian Amsterdam, Dewan dibantu oleh Sekretaris Jenderal di bawah

tanggung jawab dari Sekretaris Jenderal.

Tugas dari Dewan adalah untuk meyakinkan bahwa tujuan dibentuk dalam

perjanjian tercapai, pasal 20249 (sebelumnya pasal 145) Perjanjian Eropa. Itu

memiliki tugas untuk meyakinkan kordinasi kebijakan umum ekonomi dari negara

anggota dan memiliki kekuatan untuk mengambil keputusan. Demikian, walaupun

Dewan sangat jelas adalah badan politik yang mana dapat mencerminkan

kepentingan nasional dari negara anggota, dalam hal legislatif, itu biasanya dapat

bertindak dalam proposal dari Komisi dan sering mewajibkan konsultasi

Parlemen dan Komite Ekonomi dan Sosial. Suara bulat dibutuhkan untuk

49
Treaty on European Union, article 202: “To ensure that the objectives set out in this
Treaty are attained the Council shall, in accordance with the provisions of this Treaty:
— ensure coordination of the general economic policies of the Member States,
— have power to take decisions,
— confer on the Commission, in the acts which the Council adopts, powers for the implementation
of the rules which the Council lays down. The Council may impose certain requirements in respect
of the exercise of these powers. The Council may also reserve the right, in specific cases, to
exercise directly implementing powers itself. The procedures referred to above must be consonant
with principles and rules to be laid down in advance by the Council, acting unanimously on a
proposal from the Commission and after obtaining the opinion of the European Parliament.”

33
mengesampingkan keberatan parlemen untuk usulan langkah-langkah di bawah

kerjasama dan prosedur co-decision. Pengadopsian dari keputusan akhir dalam

setiap proposal legislatif terletak pada Dewan.

Prosedur pemungutan suara yang berkualitas berdasarkan dalam sistem

suara terkumpul dalam Protocol on the Enlargement of the European Union.

Negara anggota yang paling besar yaitu Perancis, Jerman, Inggris dan Italia punya

29 suara, Spanyol punya 27 suara, Belgia, Yunani, dan Portugis punya masing-

masing 12, Belanda punya 13 suara, Swedia dan Austria punya masing-masing

10, Finlandia, Denmark dan Irlandia punya masing-masing 7, Luxembourg 4.

Suara minimum untuk mencapai suara terbanyak berkualitas adalah 169 suara.

Berdasarkan ketentuan perjanjian Uni Eropa banyak bagian penting,

seperti pendekatan hukum, hanya boleh diimplementasikan oleh suara bulat.

Maksud dari perjanjian adalah untuk menggerakkan suara terbanyak berkualitas

pada akhirnya dalam periode transnasional. Sebaliknya, sebgai akibat dari krisis

politik, Perjanjian Luxembourg disusun pada tahun 1966. Perjanjian itu tidak

mmiliki kekuatan hukum tapi biasanya diikuti. Di bawah perjanjian negara

anggota dapat bersikeras untuk suara bulat dimana kepentingan nasional yang

vital dipertaruhkan. Mereka tetap berlaku tetapi memiliki masa depan yang pasti

setelah komitmen untuk integrasi yang tersirat dalam perjanjian Maastricht.

c. Komisi Eropa

Antara empat institusi yang ada, Komisi Eropa memiliki fitur

supranasional yang terjelas. Itu dimaksudkan untuk melakukan kepentingan

Komuniti dan mempromosikan integrasi sellanjutnya. Ketika Komisi dalam

34
beberapa hal menyerupai pelayanan sipil, perannya lebih luas, termasuk

pembentukan dan pelaksanaan kebijakan dan legislasi Komisi Eropa. Pertemuan

dilakukan per-minggu secara tertutup, mengambil keputusan dengan mayoritas

sederhana.

Komisioner harus dari warga negara anggota Uni Eropa. Komisi harus

memasukkan paling tidak satu Komisioner dari masing-masing negara anggota.

Presiden dari Komisi memiliki kantor yang dapat diperbaruai setiap dua tahun.

Portofolio di tempatkan pada individual Komisioner, masing-masing dibantuk

oleh kabinetnya sendiri, sebuah grup resmi diadakan oleh dan bertanggung jawab

atasnya. Komisi dibagi menjadi Direktorat jenderal dengan berbagai tingkat

kepentingan mengatasi masalah seperti hubungan eksternal, persaingan, dan pasar

internal. Ada juga berbagai macam pelayanan spesial seperti pelayanan hukum

yang mana menyarankan semua Direktorat Jenderal dan mewakili Komisi pada

proses hukum. Jumlah staff dari Komisi Eropa adalah lebih dari 10,000.50

Komisi punya tiga fungsi utama51:

a) Pengambil inisiatif yaitu menginisiatifkan legislasi Uni Eropa.

Kebanyakan Dewan legislasi harus dibentuk berdasarkan proposal dari

Komisi tunduk pada kekuatan khusus berdasarkan pasal 20852

(sebelumnya pasal 152) Perjanjian Uni Eropa, dimana memungkinkan

Dewan untuk mengajukan Komisi untuk membuat proposal untuk

mencapai tujuan perjanjian. Komisi dapat menyusun proposal tentang

50
Penelope Kent, Op.Cit, hal 25
51
Penelope Kent, Op.Cit, hal 25
52
Treaty on European Union, article 208: “The Council may request the Commission to
undertake any studies the Council considers desirable for the attainment of the common
objectives, and to submit to it any appropriate proposals”

35
masalah apapun yang tercakup oleh perjanjian, baik di mana kekuatan

disediakan secara spesifik ataupun di bawah kekuatan umum.

b) Penjamin Perjanjian yaitu Komisi bertindak sebagai penjaga

perjanjian. Bedasarkan pasal 1053 (sebelumnya pasal 5) EC, negara

anggota harus mengambil semua langkah-langkah yang dibutuhkan untuk

mengimplementasikan kewajiban dikeanakan oleh perjanjian atau oleh

institusi dan untuk menahan diri dari langkah-langkah yang mana dapat

membahayakan pelaksanaan perjanjian. Komisi memiliki tugas untuk

mnginvestigasi dan membawa ke pelanggaran akhir terhadap hukum Uni

Eropa oleh negara-negara anggota. Komisi bertanggung jawab pada

administrasi dan penegakan kebjikakan persaingan, dengan kekuatan

untuk menghukum individu melanggar hukum Uni Eropa. Kekuatan yang

serupa ada untuk menegakkan hukum berkaitan dengan bantuan negara

(subsidi finansial disediakan oleh negara untuk industri) pada pasal 88

(sebelumnya pasal 93) dan pengendalian usaha publik pasal 86

(sebelumnya pasal 90).

Komisi juga memiliki daya yang cukup untuk investigasi dugaan

pelanggaran berdasarkan pasal 28454 Perjanjian Uni Eropa. Sebuah tugas

53
Treaty on European Union, article 10 : “Member States shall take all appropriate
measures, whether general or particular, to ensure fulfilment of the obligations arising out of this
Treaty or resulting from action taken by the institutions of the Community. They shall facilitate the
achievement of the Community's tasks. They shall abstain from any measure which could
jeopardise the attainment of the objectives of this Treaty.”
54
Treaty on European Union, article 284 : The Commission may, within the limits and
under conditions laid down by the Council in accordance with the provisions of this Treaty, collect
any information and carry out any checks required for the performance of the tasks entrusted to it.

36
yang sesuai ditempatkan pada negara-negara anggota oleh pasal 10 dan

pada individual oleh regulasi 17/62.

Selain itu, komisi memiliki berbagai mcam perwakilan dan fungsi

finansial :

(a) Perwakilan yaitu pada hubungan eksternal bertindak sebagai

negosiator dalam pembentukan perjanjian, walaupun perjanjian

disimpulkan oleh Dewan setelah konsultasi dengan Parlemen, pasal

300.

(b) Finansial yaitu Komisi menarik sampai rancangan anggaran

awal.

d. Pengadilan Eropa

Fungsi utama Pengadilan Eropa adalah untuk meyakinkan bahwa hukum

Uni Eropa ditegakkan, untuk mnyediakan sebuah forum untuk penyelesaian

sengketa antar negara anggota dan EC dan juga antara institusi-institusi itu

sendiri, dan untuk melindungi hak individual. Seltelah Perjanjian Uni Eropa,

Pengadilan Eropa juga bisa meninjau peraturan institusi European Monetary

Union, European Investment Bank dan European Parliament di mana peraturan-

peraturan itu memiliki efek hukum.

Pengadilan Eropa terdiri atas :

a) Pengadilan terdiri dari 15 hakim, satu dari setiap negara anggota.

Hakim haruslah seorang yang independen di luar dari keraguan Pasal 233

37
Perjanjian Uni Eropa55, baik hakim ataupun akademisi dari negara mereka

sendiri. Hakim menghadirkan seorang Presiden untuk tiga tahun dari

seluruh peringkat mereka dan dibantu oleh sembilan jenderal advokat.

Hakim diangkat setiap enam tahun. Hakim hanya boleh diganti jika semua

hakim yang lain dan jenderal advokat setuju bahwa ia tidak lagi

memenuhi syarat. Hakim – hakim harus tidak terpengaruh oleh dari mana

ia berasal tapi harus berjuang untuk pendekatan komuniti dalam mencapai

suatu putusan.

Putusan diambil dari suara terbanyak. Tindakan yang dibawakan

oleh salah satu negara anggota atau oleh institusi selalu didengar di

pengadilan. Bagaimanapun, tindakan langsung bisa didengar dalam

ruangan yang berisi tiga atau lima hakim.

b) Jenderal advokat harus memiliki kualifiikasi yang sama seperti

hakim. Peran mereka adalah untuk membantu pengadilan dengan

menampilkan alasan yang objektif dan tidak mewakili pandangan dari

salah satu pihak. Pengajuan Jenderal advokat hanya bagian dari catatan

tertulis yang mana sistem hukum diperiksa penuh dan karena itu

membantu pengaca umum terbiasa dengan pembelaan kontinental, Ketika

pengajuan mereka tidak mengikat.

e. Pengadilan Auditor

55
Treaty on European Union, Article 233: “The institution or institutions whose act has
been declared void or whose failure to act has beende clared contrary to this Treaty shall be
required to take the necessary measures to comply with the judgment of the Court of Justice.
This obligation shall not affect any obligation which may result from the application of the second
paragraph of Article 288. This article shall also apply to the ECB.”

38
Semua institusi ini harus bertindak di dalama batas kekuatan yang

diberikan oleh perjanjian. Pada pasal yang sama juga menyediakan pengaturan

Ekonomi dan Komite Sosial dan Pengadilan Auditor. Perjanjian Merger pada

Pasal 4 mengenai pembentukan Komite Perwakilan Permanen. Pengadilan

Tingkat Pertama yang baru didirikan pada 1988 dibawah Single European Act

(SEA).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dilihat bahwa pengaruh negara

anggota dalam pembentukan legislasi Uni Eropa sebagai berikut:

1.) Parlemen Eropa sebagai institusi yang teridiri atas 535 perwakilan dari

masing-masing negara anggota Uni Eropa yang memiliki pengaruh dalam

memberikan pendapat saat pengajuan draft proposal Legislasi Uni Eropa yang

dilakukan oleh Komisi Uni Eropa. Sehingga Uni Eropa memiliki pengaruh

konsultatif dalam pembentukan Legislasi Uni Eropa.

2.) Dewan Uni Eropa memiliki pengaruh untuk melakukan perundingan

mengenai draft proposal yang diajukan oleh Komisi Eropa, dimana pada sesi

perundingan ini menggunakan sistem suara terbanyak berkualitas dari masing-

masing negara anggota, suara minimum yang resmi haruslah mencapai 169 suara

untuk mencapai kesepakatan dalam suatu perundingan.

3.) Komisi Uni Eropa terdiri dari paling tidak satu komisioner dari masing-

masing negara anggota. Komisi berpengaruh dalam membuat proposal untuk

mencapai tujuan perjanjian. Komisi juga berpengaruh dalam meninvestigasi

langkah-langkah implementasi legislasi Uni Eropa di negara-negara anggota.

39
4.) Pengadilan Eropa ini berpengaruh untuk meyakinkan bahwa Hukum

Uni Eropa ditegakkan dan menyediakan forum untuk penyelesaian sengketa antar

negara anggota, serta antara institusi-institusi itu sendiri. Pengadilan terdiri atas 15

Hakim dari negara anggota.

D. Proses Transformasi Hukum Uni Eropa menjadi Hukum di Negara-

Negara Anggota Uni Eropa

Perjanjian Uni Eropa telah diratifikasi oleh seluruh anggota Uni Eropa56

yang mana perjanjian ini telah menjadi bagian dari Hukum di negara-negara

anggota Uni Eropa. Perjanjian tersebut menjadi dasar dibentuknya perangkat-

perangkat Hukum Uni Eropa demi tercapainya tujuan dari perjanjian. Perangkat-

perangkat Hukum tersebut wajib ditegakkan di setiap negara anggota tanpa perlu

dilakukannya ratifikasi karena perangkat Hukum ini muncul dari Perjanjian Uni

Eropa sehingga sudah menjadi kewajiban negara anggota untuk menegakkannya.

Berikut merupakan dasar dibentuknya perangkat-perangkat Hukum Uni

Eropa. Dewan Eropa dan Komisi Eropa dapat dilihat fungsinya melalui Pasal 249

Perjanjian Uni Eropa:

“In order to carry out their task and in accordance with the provisions of
this Treaty, the European Parliament acting jointly with the Council, the
Council and the Commission shall make regulations and issue directives,
take decisions, make recommendations or deliver opinions. A regulation
shall have general application. It shall be binding in its entirety and
directly applicable in all Member States. A directive shall be binding, as to
the result to be achieved, upon each Member State to which it is
addressed, but shall leave to the national authorities the choice of form
and methods. A decision shall be binding in its entirety upon those to
whom it is addressed. Recommendations and opinions shall have no
binding force.”

56
“EU Treaties” sesuai artikel di website http://europa.eu/about-eu/basic-
information/decision-making/treaties/index_en.htm, diakses tanggal 13 Maret 2013, Pukul 20:35

40
Berdasarkan pasal di atas maka dapat ditarik pengertian bahwa suatu

Regulasi harus mengikat secara keseluruhan dan langsung diterapkan pada semua

negara anggota. Suatu Direktif harus mengikat, ditujukan pada masing-masing

negara anggota, kewenangan atas pilihan bentuk dan metode diberikan kepada

negara anggota. Suatu Putusan harus mengikat secara keseluruhan pada siapa

putusan itu ditujukan. Rekomendasi dan opini tidak memiliki kekuatan

mengikat.57 Selanjutnya di bawah ini akan dijabarkan perangkat-perangkat

Hukum Uni Eropa seperti yang tersebut di atas:

a. Regulasi

Regulasi58 menetapkan aturan umum yang berlaku seragam di

setiap negara anggota Uni Eropa sehingga penerapannya secara unifikasi.

Regulasi ini mengikat dan langsung diterapkan di negara anggota tanpa

pengundangan lebih lanjut.

b. Direktif

Suatu Direktif59 mengikat dan ditujukan pada masing-masing

negara anggota, memperbolehkan negara memilih bentuk dan metode

untuk sarana pelaksanaan legislasi. Suatu Direktif dapat ditujukan pada

57
Penelope Kent, Op.Cit, hal 34
58
Regulasi dibentuk langsung dari Hukum Uni Eropa. Segera setelah dibentuk, Regulasi
telah mengikat dan memiliki kekuatan hukum di setiap negara anggota, dan setara dengan Hukum
Nasional. Pemerintah pusat tidak perlu mengambil tindakan sendiri untuk menerapkan Regulasi
Uni Eropa.
59
Direktif ketika diadopsi, Putusan memberikan jadwal pada negara anggota untuk
pelaksanaan Direktif. Jika negara anggota merasa sudah sesuai dengan Direktif ini, maka negara
tersebut hanya perlu menjaga penegakan Direktif tersebut di negaranya. Secara umum, negara-
negara anggota diwajibkan untuk membuat perubahan pada undang-undang mereka (sering disebut
sebagai transposisi) agar Direktif yang akan diterapkan dengan benar.

41
beberapa atau semua negara anggota. Direktif ini mengutamakan

harmonisasi dalam penerapannya di negara anggota.

c. Putusan

Suatu Putusan Dewan atau Komisi Eropa, menjadi tindakan

individual yang ditujukan pada pihak tertentu, baik negara atau individu.

Secara resmi mengikat, dan mensyaratkan pengimplementasian lebih

lanjut.

d. Rekomendasi dan Opini

Rekomendasi dan opini tidak mengikat secara hukum walaupun

mereka persuasif. Hakim nasional harus mempertimbangkan rekomendasi

yang sesuai dalam menghadapi kasus, dimana mereka menjelaskan

intepretasi ketentuan lain dari hukum nasional atau hukum Uni Eropa.

Hal yang dapat dilakukan mewujudkan tujuan dari Uni Eropa dan

meyakinkan bahwa hukum Uni Eropa diterapkan secara seragam di seluruh

negara anggota, maka penting diketahui bahwa hukum Uni Eropa harus

diutamakan dari pada hukum nasional.

Prinsip supremasi Hukum Uni Eropa di dalam Hukum Nasional terkait

dengan jenis penerapannya yaitu prinsip penerapan langsung ataupun direct

applicable, efek langsung ataupun directly effect60 dan efek tidak langsung

ataupun Indirect effect.

a. Penerapan langsung ataupun direct applicable. Hukum Uni Eropa

memiliki ketentuan yang mana memberikan pengaruh terhadap sistem hukum

60
Penelope Kent, Op.Cit, hal 66

42
negara anggota tanpa perlu diundangkan terlebih dahulu. Salah satu perangkat

Hukum Uni Eropa yang menggunakan metode direct applicable ini ialah

Regulasi.

b. Efek langsung ataupun directly effective. Hukum Uni Eropa memiliki

ketentuan yang mana menimbulkan hak atau kewajiban langsung pada individual

ataupun negara. Adapun ketetuan untuk dapat digunakannya direct effect yaitu

peraturan harus jelas dan tidak ambigu, harus tidak bersyarat, dan memberikan

efek tanpa tindakan lanjut seperti implementasi dari Uni Eropa atau negara

anggota.

Kewajiban perjanjian jatuh pada negara anggota itu sendiri, peraturan

dapat membentuk efek langsung secara vertikal, mencerminkan hubungan antara

individual dan negara. Ketentuan tersebut dapat hanya diberlakukan terhadap

negara dan bukan terhadap individu. Bagaimanapun konsep telah dikembangkan

untuk menutupi otoritas publik. Efek langsung secara horizontal muncul dimana

suatu kewajiban jatuh pada individual, mencerminkan hubungan antara individual

dengan individual.

c. Efek tidak langsung ataupun Indirect Effect. Efek tidak langsung ini

digunakan pada produk Hukum Uni Eropa yang mewajibkan implementasi untuk

penerapannya, seperti Direktif yang diberikan kepada otoritas nasional untuk

pilihan bentuk dan metode implementasinya dan Putusan yang mana mewajibkan

implementasi lebih lanjut.

Direktif merupakan instruksi yang harus dilakukan oleh setiap negara

anggota yang ditujukan, mengenai pilihan, bentuk, dan metode diberikan kepada

43
negara anggota.61 Putusan mengikat secara keseluruhan pada siapa Putusan itu

ditujukan. Tidak seperti Regulasi, Direktif tidak dideskripsikan dalam perjanjian

sebagai peraturan yang langsung diterapkan.

Terhadap proses penegakan direktif ini terjadi juga masalah yang muncul

dalam menerapkannya, seperti pada kasus Grad muncul dari challange yang

dibawa oleh perusahaan Jerman terhadap pajak yang dikenakan oleh pemerintah

Jerman yang mana perusahaan berpendapat bertentangan dengan Direktif. Uni

Eropa mewajibkan negara anggota untuk mengamandemen sistem pajak

pertambahan nilai mereka dan Putusan memberikan batas waktu untuk

implementasi Direktif. Pengadilan Eropa memutuskan bahwa hal tersebut tidak

akan cocok dengan sifat terikat dari putusan untuk mengecualikan kemungkinan

efek langsung. Walaupun direktif dalam kasus Grad mewajibkan implementasi,

pada saat di luar batas waktu implementasi maka direktif dapat langsung efektif.

Batas waktu masih berlaku, suatu direktif tidak langsung efektif. Dalam

kasus Pubblico Ministero melawan Ratti. Tuan Ratti berusaha untuk membela diri

terhadap tuduhan di bawah undang-undang Italia pada label produk berbahaya.

Dia mengklaim bahwa produk dilabelkan berdasarkan dua direktif yang mana

masih belum diimplematasikan oleh pemerintah Italia. Salah satu dari dua direktif

tersebut memiliki batas waktu untuk implementasi yang telah kadaluarsa.

Pengadilan Eropa memutuskan bahwa hanya direktif yang mana batas waktunya

61
Penelope Kent, Op.Cit, hal 69

44
telah habis dapat berlaku efektif. Ketika implementasi dari Direktif tidak

diwajibkan maka Direktif memiliki efek langsung yang harus dipenuhi.62

Berdasarkan penjelasan di atas, transformasi Hukum Uni Eropa menjadi

Hukum di negara anggota Uni Eropa melalui tiga produk hukum yaitu Regulasi

(dibentuk untuk menerapkan Hukum Uni Eropa yang berlaku seragam di seluruh

anggota Uni Eropa. Regulasi ini mengikat dan langsung diterapkan tanpa

pengundangan lebih lanjut), Direktif (merupakan produk hukum yang mengikat

dan ditujukan pada negara atau individual tertentu namun dapat juga ditujukan

pada semua negara anggota. Suatu direktif, kewenangan dalam pilihan bentuk dan

metode penerapannya diberikan pada negara anggota), Putusan atau Decision

(berasal dari Dewan atau Komisi Eropa merupakan tindakan individual yang

ditujukan pada orang tertentu, baik negara atau individu. Putusan secara resmi

mengikat dan mensyaratkan implementasi lebih lanjut), dan Rekomendasi atau

opini (tidak mengikat secara hukum dan ini diungkapkan dalam Pengadilan,

Hakim nasional wajib mempertimbangkan rekomendasi).

62
Penelope Kent, Op.Cit, hal 70

45
BAB III

TRANSFORMASI HUKUM UNI EROPA DI INGGRIS

A. Sejarah Singkat Inggris dan Masuknya Inggris menjadi Anggota

Uni Eropa

1. Sejarah Singkat Inggris

Wilayah Inggris pertama kali dihuni oleh manusia modern selama periode

Paleolitikum, namun nama England ini berasal dari kata Angles, yang merupakan

salah satu suku Jermanik yang menetap di sana pada abad ke-5 dan ke-6. Inggris

menjadi negara yang bersatu pada tahun 927 M, dan sejak Zaman Penjelajahan

yang dimulai pada abad ke-15, Inggris telah memberikan pengaruh budaya dan

hukum yang signifikan ke berbagai belahan dunia. Bahasa Inggris, Gereja

Anglikan, dan hukum Inggris-yang menjadi dasar sistem hukum umum bagi

negara lain di seluruh dunia berasal dan dikembangkan di Inggris, dan sistem

parlementer negara ini juga telah banyak diadopsi oleh negara-negara lain.

Revolusi Industri yang dimulai pada abad ke-18 menjadikan Inggris sebagai

negara industri pertama di dunia. Royal Society Inggris juga berperan penting

dalam meletakkan dasar-dasar sains eksperimental modern terhadap ilmu

pengetahuan dan teknologi.63

Berawal dari Imperium Britania pada tahun 1897. Imperium Britania

adalah imperium paling luas di dalam sejarah dunia dan pada suatu periode

63
“Sejarah Awal Berdirinya Inggris” sesuai artikel pada website
http://www.kumpulansejarah.com/2013/03/sejarah-awal-berdirinya-negara-inggris.html, diakses
tanggal 19 februari 2014, Pukul 15:00

46
tertentu pernah menjadi kekuatan utama di dunia. Imperium Britania seberang

lautan berakar pada kebijakan-kebijakan maritim yang dirintiskan oleh Raja

Inggris Henry VII, yang berkuasa dari 1485 hingga 1509. Henry, yang

membangun berdasarkan jaringan komersial dalam perdagangan wol yang

dipromosikan pada masa pemerintahan pendahulunya Raja Richard III,

membangun sistem pelaut pedagang Inggris yang modern, yang sangat

memperluas industri pembangunan kapal Inggris dan pelayarannya. Berbagai

perusahaan-perusahaan kerajaan Britania, seperti Massachusetts Bay Company

dan Perusahaan Hindia Timur Britania. Henry juga mensponsori pelayaran-

pelayaran pelaut Italia mariner John Cabot pada 1496 dan 1497 yang membangun

koloni seberang lautan Inggris yang pertama sebuah pemukiman penangkapan

ikan di Newfoundland.64

Tahun 1921, Imperium Britania mencakup populasi antara 458 juta orang,

kurang lebih seperempat populasi dunia, dan membentang seluas lebih dari 36 juta

km², sekitar seperempat luas total bumi. Walaupun wilayah-wilayah tersebut

sekarang telah berkembang menjadi Negara-Negara Persemakmuran, pengaruh

Britania tetap melekat kuat di seluruh dunia dalam praktik ekonomi, hukum dan

sistem pemerintahan, masyarakat, olahraga.65

Inggris telah ada sebagai sebuah kesatuan sejak abad ke-10, persatuan

antara Inggris dan Wales, dimulai tahun 1284 dengan Statuta Rhuddlan, tidak

diformalkan sampai 1536 dengan Undang-undang Persatuan, dalam UU Persatuan

tahun 1707, Inggris dan Skotlandia setuju untuk bergabung sebagai permanen

64
Ibid
65
Ibid

47
Inggris, serikat legislatif Britania Raya dan Irlandia dilaksanakan pada tahun

1801, dengan adopsi nama Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia, perjanjian Anglo -

Irlandia 1921 diformalkan partisi Irlandia, enam kabupaten Irlandia Utara tetap

menjadi bagian dari Inggris sebagai Irlandia Utara dan nama saat negara, Kerajaan

Inggris Raya dan Irlandia Utara, diadopsi pada tahun 1927.66

Atas Persatuan empat kerajaan maka terbentuklah Persatuan Kerajaan

Britania Raya dan Irlandia Utara (United Kingdom of Great Britain and Northern

Ireland). Negara-negara lainnya adalah Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara.

Seringkali nama Inggris dipakai untuk menyebut keseluruhan negara ini. Inggris

adalah sebuah negara yang merupakan bagian dari Britania Raya. Negara Inggris

ini berbatasan dengan Skotlandia di sebelah utara dan Wales di sebelah barat, Laut

Irlandia di barat laut, Laut Keltik di barat daya, serta Laut Utara di sebelah timur

dan Selat Inggris, yang memisahkannya dari benua Eropa, di sebelah selatan. 67

Wilayah Inggris memiliki Luas 244.046 km persegi, dipsahkan dari

daratan Benua Eropa oleh Selat Dover dan Selat Inggris. Inggris sendiri terletak di

antara Benua Eropa dan Benua Amerika, sehingga menjadi persimpangan lalu

lintas pelayaran dan penerbangan yang ramai.

Wilayahnya dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Bagian utara (daerah Skotlandia) merupakan dataran tinggi, dengan

lembah melintang timur-barat di daerah Glasgow.

2. Di bagian tengah membujur utara-selatan Pegunungan Penine

66
“Sejarah Negara Inggris” sesuai artikel di http://hikmat.web.id/sejarah-dunia/sejarah-
negara-inggris/, diakses pada tanggal 19 Februari 2014, Pukul 15:21
67
“Inggris” sesuai artikel di http://id.wikipedia.org/wiki/Inggris, diakses pada tanggal 19
Februari 2014, Pukul 15:14

48
3. Bagian selatan merupakan dataran rendah dengan kota London sebagai

pusatnya.

Inggris terletak antara 49 derajat LU- 59,5 derajat LU dan 11 derajat BB –

2 derajat BT. Inggris beriklim laut sedang yang dipengaruhi oleh arus atlantik

Utara yang hangat, sehingga rata-rata suhu di beberapa daerah yang terletak di

bagian utara lebih tinggi dibanding di daerah lain yang terletak pada lintang yang

sama.68

Kerajaan Inggris adalah sebuah monarki konstitusional dan demokrasi

parlementer , dengan Ratu dan parlemen yang memiliki dua rumah : House of

Lords, dengan 574 rekan-rekan, 92 rekan-rekan turun-temurun, dan 26 uskup, dan

House of Commons, yang memiliki 651 anggota terpilih. Kekuasaan legislatif

tertinggi dipegang di parlemen, yang duduk selama lima tahun kecuali dibubarkan

lebih cepat . The House of Lords dilucuti sebagian besar kekuatannya pada tahun

1911, dan sekarang fungsi utamanya adalah untuk merevisi undang-undang . Pada

November 1999, ratusan rekan-rekan keturunan diusir dalam upaya untuk

membuat tubuh lebih demokratis. Kekuasaan eksekutif dari Crown tersebut

dilakukan oleh kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri.69

2. Masuknya Inggris Menjadi Anggota Uni Eropa

Tidak lama setelah PM Harold Macmillan (Partai Konservatif) pada 31

Juli 1961 menyatakan akan mengajukan keanggotaan Inggris di Uni Eropa maka

dimulailah perundingan-perundingan resmi di antara Inggris dan Uni Eropa untuk

menyepakati keanggotaan Inggris tersebut. Namun perundingan-perundingan

68
Ibid
69
“Sejarah Negara Inggris” sesuai artikel di http://hikmat.web.id, Loc.Cit

49
tersebut terdapat ganjalan terutama ketika membahas mengenai sektor pertanian

yang sangat sensitif di banyak negara anggota Uni Eropa. Inggris mengimpor

semua hasil pertaniannya sehingga tidak perlu memproteksi hasil pertaniannya.

Hal tersebut sangat bertentangan dengan negara anggota Uni Eropa lainnya yang

sangat berkepentingan dalam melindungi hasil pertaniannya. Petani di Eropa

kontinen sudah sejak lama mendapat perlakuan istimewa dari pemerintahan

masingmasing negaranya dan diisolasi dari pasaran dunia karena penghasilan

petani Eropa relatif rendah sedangkan ongkos produksi tinggi sekali.70

Berlarut-larutnya proses perundingan antara Inggris dan Uni Eropa, makin

menguatkan keyakinan Presiden Perancis Charles de Gaulle bahwa Inggris dan

negara-negara Uni Eropa sangat berbeda. De Gaulle khawatir ciri khas yang

dibawa Inggris dan negara-negara lain yang akan masuk mengikutinya akan

mengubah kesepakatan yang telah dibuat Perancis dan enam anggota awal Uni

Eropa. Kekhawatiran ini mencapai puncaknya ketika Inggris menandatangani

persetujuan pertahanan dengan Amerika Serikat pada 21 Desember 1962.71

Dengan persetujuan tersebut Inggris menyerahkan hak pertahanan

nuklirnya pada Amerika Serikat sehingga apabila Inggris menjadi anggota Uni

Eropa otomatis Amerika Serikat akan mempunyai pengaruh langsung atas Uni

Eropa. Perkembangan ini tentu menjadi ancaman bagi Perancis yang

menginginkan Eropa lepas dari pengaruh Amerika Serikat maka pada 14 Januari

1963, Presiden Gaulle memutuskan untuk memveto keanggotaan Inggris di Uni

70
“Inggris Dalam Uni Eropa” sesuai artikel pada website
http://kurniawatisabri.wordpress.com/2012/11/12/inggris-dalam-uni-eropa-keanggotaan-setengah-
hati/, diakses pada tanggal 20 Februari 2014, Pukul 8:40
71
Ibid

50
Eropa. Pada saat itu sebenarnya keanggotaan Inggris tinggal menunggu waktu

saja tapi veto Perancis menghalangi masuknya Inggris ke Uni Eropa.72

Gagal dengan keanggotaan pertama, Inggris yang berada dalam

pemerintahan PM Harold Wilson (Partai Buruh) kembali lagi mengajukan

permohonan keanggotaan Uni Eropa pada April 1966. Ketika itu

permasalahanpermasalahan yang mengganjal pada tahun 1961-1963 seperti

masalah pertanian dan Persemakmuran relatif sudah teratasi. Inggris berjanji

bahwa keanggotaannya tidak akan mengubah dasar-dasar Uni Eropa bahkan

masuknya Inggris merupakan sinergi bagi Eropa Barat.Usaha Inggris ini kembali

mendapat ganjalan dari Presiden de Gaulle yang kembali mengajukan veto pada

Mei 1967.73

Presiden de Gaulle masih menganggap Inggris belum siap masuk ke dalam

keanggotaan Uni Eropa karena hubungan khusus antara Inggris dan Amerika

Serikat. Selain itu muncul pula keraguan di antara anggota Uni Eropa yang

khawatir akan ikut terbeban dengan perekonomian Inggris. Maka usaha Inggris

untuk menjadi anggota Uni Eropa pun mengalami kegagalan kembali. Adalah

jelas bahwa selama de Gaulle masih menjadi presiden Perancis maka keanggotaan

Inggris dalam Uni Eropa adalah suatu hal yang mustahil.

Kesulitan Inggris menjadi anggota Uni Eropa tidak hanya karena masalah

perekonomian tetapi juga perbedaan sistem yang dianut inggris dengan mayoritas

sistem yang dianut anggota Uni Eropa. Sebuah perjanjian internasional, seperti

perjanjian Roma, biasanya akan mulai berlaku ketika ia telah ditandatangani dan

72
Ibid
73
Ibid

51
diratifikasi oleh para penandatangannya. Tetapi, karena perjanjian diatur oleh

hukum internasional, implementasi dari perjanjian tersebut ke dalam ranah hukum

domestik dari negara-negara anggotanya tergantung pada apakah negara tersebut

memiliki bentuk konstitusi yang monois menerima bahwa kewajiban-kewajiban

hukum internasional tidak memiliki sifat yang sama seperti, atau bahkan tidak

superior terhadap, kewajiban-kewajiban hukum nasional.74

Berdasarkan pendekatan konstitusional ini, sebuah peraturan hukum adat

internasional, atau sebuah peraturan yang dibentuk oleh sebuah perjanjian

internaasional di mana negara tersebut menjadi salah saatu pihaknya, maka secara

otomatis menjadi bagian hukum nasional dari negara tersebut. Oleh sebab itu,

begitu suatu negara telah menandatangani suatu perjanjian yang menjamin hak-

hak tertentu di wilayah nasionalnya, maka hak-hak tersebut secara otomatis akan

dilindungi oleh hukum nasional. Sebagai contoh konstitusi Perancis dan Belanda

bisa saja disebut sebagai konstitusi monois. Sebuah konstitusi dualis, yang

merupakan kategori di mana konstitusi Inggris secara umum ada di dalamnya,

adalah konstitusi di mana hanya ada sejumlah status terbatas yang berkaitan

kepada peraturan hukum internasional, atau kecuali jika ia telah

diimplementasikan ke dalam hukum nasional melalui metode pengundangan

nasional tertentu misalnya, melalui suatu Ketetapan Parlemen.75

Tetapi tidak tepat kiranya jika kita mengkategorikan suatu negara sebagai

menganut sistem monois atau dualis sepenuhnya, dan akan lebih tepat jika

mengatakan bahwa pengadilan tingkat pertama sebuah negara diatur oleh tradisi

74
Peter De Cruz, Perbandingan Sitem Hukum, Nusa Media, Jakarta, 2010, hal 201
75
Ibid, hal 202

52
monois atau dualisnya. Hal ini dikarenakan sebuah negara dengan konstitusi

monois bisa mempertahankan kekuasaan pengadilannya untuk memutuskan

ketentuan mana dari sebuah perjanjian yang mengikat (seperti yang ada pada

rezim Belanda), dan sebuah „negara dualis‟ bisa memiliki presumsi yudisial

umum yang parlemennya tidak bermaksud untuk melegislasikannya secara

bertentangan dengan hukum internasional dan ini akan menjangkau hingga

kewajiban-kewajiban yang dibebankan oleh perjanjian-perjanjian yang telah

disepakati, dan juga oleh prinsip-prinsip umum dari hukum internasional (seperti

di Inggris). Oleh sebab itu, selama masih melibatkan Inggris, hukum komunitas

tidak secara otomatis dapat diaplikasikan apabila ia meratifikasi perjanjian Uni

Eropa.76

Sikap Inggris terhadap keanggotaan Komunitas Eropa telah

dikarakteristikkan oleh sebagian orang sebagai antipati dan merendahkan, tetapi

setelah sekian tahun keberadaan Uni Eropa, sikap ini kemudian berubah pada

1960. Tahun 1969, de Gaulle mengundurkan diri sebagai presiden Perancis

digantikan oleh George Pompidou. Di bawah pemerintahan baru ini Perancis

menyatakan tidak akan menghalangi niat Inggris ataupun negara-negara Eropa

lainnya masuk dalam Uni Eropa apabila perluasan keanggotaan tersebut tidak

merugikan kemajuan yang telah dicapai sebelumnya.77

Setelah terjadi serangkaian pembicaraan yang intensif antara Uni Eropa

dan Inggris dan calon anggota lainnya (Norwegia, Denmark, dan Republik

Irlandia) sejak 30 Juni 1970 maka pada tanggal 23 Juni 1971 Dewan Menteri Uni
76
Ibid, hal 203
77
“Inggris Dalam Uni Eropa” sesuai artikel di http://kurniawatisabri.wordpress.com,
Loc.Cit

53
Eropa menyatakan bahwa perundingan-perundingan tersebut telah menghasilkan

dasar-dasar yang kuat untuk keanggotaan Inggris dan calon anggota lainnya.

Setelah menandatangani perjanjian Penerimaan pada 22 Januari 1972, kemudian

secara resmi Inggris menjadi anggota Uni Eropa pada 1 Januari 1973. Bahasa

Inggris, Denmark, dan Irlandia menjadi bahasa resmi Uni Eropa dan terjemahan

perjanjian Uni Eropa dan perjanjian Uni Eroparatom ke dalam bahasa-bahasa ini

dinyatakan sebagai teks yang otentik.78

Sebagai Akibat dari penerimaan Inggris, kedudukan Pengadilan Eropa

berada di atas House of Lords (Majelis Perwakilan Tinggi Inggris yang memiliki

kekuasaan yudisial) sebagai pengadilan tertinggi. Namun, ini hanya terjadi dalam

perselisihan yang melibatkan hukum Uni Eropa dan hukum yang ditimbulkan oleh

Uni Eropa. Sehingga Pengadilan Eropa, dalam sebagian besar keadaan, lebih

merupakan sebuah pengadilan rujukan ketimbang sebuah Pengadilan Banding,

yang berarti bahwa ia terutama berurusan dengan masalah-masalah yang terkait

dengan interpretasi dan validitas hukum Uni Eropa. Oleh sebab itu, ia tetap masih

akan tergantung pada pengadilan nasional dalam mngaplikasikan interpretasi yang

dilimpahkan oleh Pengadilan Eropa. House of Lords tetap menjadi Pengadilan

Banding terakhir di Inggris dalam kasus-kasus internal dan domestik.79

78
Peter De Cruz, Op.Cit, hal 203
79
ibid

54
B. Hubungan Antara Hukum Uni Eropa Dengan Hukum Inggris Menurut

European Communities Act 1972

Perjanjian Uni Eropa di Inggris telah diratifikasi melalui dibentuknya

European Communities Act 1972 oleh House of Parliament Inggris, dan mulai

ditegakkan tanggal 1 Januari 1973 di Inggris.80 Berdasarkan European

Communities Act 1972 (1972 Act), Inggris mengadopsi ketentuan-ketentuan

Perjanjian tersebut, tetapi tidak mengadopsi pendekatan monois yang kaku (tetap

membiarkan pengadilan dan administrasi untuk tidak melaksanakan implikasi

Perjanjian tersebut dengan salah) dan juga tidak menadopsi pendekatan dualis

yang sangat spesifik yakni, memperinci secara tepat perubahan-perubahan yang

akan terjadi pada Hukum Inggris berdasarkan Perjanjian tersebut. Ia telah memilih

jalur tengah dan mengadopsi European Communities Act 1972 secara fleksibel.

Bagian 2 dari 1972 Act menggambarkan perbedaan antara pemberlakuan

hak dan kewajiban di Inggris dibawah perjanjian-perjanjian memiliki efek

langsung pada hukum domestik dari negara anggota dan pemberlakuan pada

bagian dari Hukum Uni Eropa yang mewajibkan implementasi oleh negara-negara

anggota. 1972 Act ini untuk memberikan efek penuh di Inggris. Memberikan efek

melalui proses delegasi legislasi berdasarkan 1972 Act. Perjanjian ini

berhubungan dengan hak dan kewajiban Inggris memberlakukan suatu perangkat

Hukum Uni Eropa yang memiliki efek langsung tanpa perlu diundangkan. Tapi

garis perbedaannya tidak jelas, yang mana masalah utamanya adalah apakah

ketentuan dari Hukum Uni Eropa mengambil efek langsung dan bisa diandalkan

80
“Treaties” sesuai artikel di http://parliament.uk/documents/commons-information-
office/p14.pdf, diakses pada tanggal 17 Maret 2014, Pukul 20:35

55
pada pengadilan tanpa adanya diberikan kekuatan hukum oleh legislasi yang

didelegasikan.

Pasal 2(1) 1972 Act meninggalkan masalah untuk dipertimbangkan

dibawah Hukum Uni Eropa, Pengadilan Inggris dapat, dan dibeberapa kasus

harus, memberikan pertanyaan pada Pengadilan Eropa di bawah Pasal 234 Hukum

Uni Eropa.81 Jika Pengadilan Inggris tidak memberikannya, pengadilan harus

mengintepretasikan ketentuan sesuai dengan Hukum Uni Eropa.82

Ada dua poin dari karakter umum yang mana seharusnya dibuat di awal.

Pertama, 1972 Act tidak tergabung seluruhnya dari Hukum Uni Eropa menjadi

Hukum Inggris kecuali secara spesifik disediakan oleh statuta atau subordinat

legislasi, hanya ketentuan-ketentuan Hukum Uni Eropa ini yang mana oleh

Hukum Uni Eropa langsung dapat diaplikasikan atau efektif di negara-negara

anggota langsung telah menjadi bagian dari hukum Inggris.

Kedua, telah ada peningkatan kecendrungan beberapa tahun terakhir,

secara luas tapi tidak secara eksklusif terbatas pada penulis akademik, untuk

membedakan antara langsung dapat diaplikasikan dan efek langsung, konsekuensi

81
Treaty on European Union, Article 234: “The Court of Justice shall have jurisdiction
to give preliminary rulings concerning:
(a) the interpretation of this Treaty;
(b) the validity and interpretation of acts of the institutions of the Community and of the ECB;
(c) the interpretation of the statutes of bodies established by an act of the Council, where those
statutes so provide.
Where such a question is raised before any court or tribunal of a Member State, that court or
tribunal may, if it considers that a decision on the question is necessary to enable it to give
judgment, request the Court of Justice to give a ruling thereon.
Where any such question is raised in a case pending before a court or tribunal of a Member State
against whose decisions there is no judicial remedy under national law, that court or tribunal
shall bring the matter before the Court of Justice.”
82
Lawrence Collins, European Community Law in the United Kingdom, Butterworths,
1990, hal 44

56
dari ketentuan Pasal 249 Hukum Uni Eropa83 bahwa regulasi seharusnya langsung

dapat diaplikasikan di negara-negara anggota, dan untuk gagasan kedua dari hak

yang langsung diterapkan. Berdasarkan perbedaan ini, hanya regulasi yang

langsung dapat diaplikasikan, yang berarti bahwa tidak ada langkah implementasi

nasional yang diwajibkan untuk menegakkan mereka di negara-negara anggota.

Regulasi, ketentuan perjanjian, dan direktif dapat langsung efektif dalam arti hak

individu langsung, tapi apakah mereka memiliki efek tersebut akan tergantung

pada apakah mereka memenuhi kriteria pada kasus individu yang ditetapkan oleh

Pengadilan Eropa untuk langsung efektif.84

Tidak bisa dikatakan bahwa perbedaan ditinjau oleh Pengadilan Eropa,

tetapi telah digunakan oleh Jenderal Advokat untuk menunjukkan bahwa

ketentuan-ketentuan dalam regulasi adalah langsung dapat diaplikasikan di bawah

Pasal 249 hukum Uni Eropa tapi tidak langsung efektif dan bahwa direktif itu

tidak langsung dapat diterapkan di bawah pasal 249 tetapi dapat langsung efektif.

Tapi di beberapa saat, konsep efek langsung tidak memiliki kesamaan dengan

gagasan perjanjian yang „self-executing‟.

83
Treaty on European Union, Article 249: “In order to carry out their task and in
accordance with the provisions of this Treaty, the European Parliament acting jointly with the
Council, the Council and the Commission shall make regulations and issue directives, take
decisions, make recommendations or deliver opinions.
A regulation shall have general application. It shall be binding in its entirety and directly
applicable in all Member States.
A directive shall be binding, as to the result to be achieved, upon each Member State to which it is
addressed, but shall leave to the national authorities the choice of form and methods.
A decision shall be binding in its entirety upon those to whom it is addressed.
Recommendations and opinions shall have no binding force.
84
Lawrence Collins, Op.Cit, hal 45

57
Bagian 2 (1) dari 1972 Act berbunyi:

All such rights, powers, liabilities, obligations and restriction from time to
time created or arising by or under the treaties and all such remedies and
procedures from time to time provided for by or under the treaties, as in
accordance with the treaties are without further enactment to be given
legal effect or used in th United Kingdom shall be recognised and
available in law, and be enforced, allowed and followed accordingly; and
the expression „enforceable Community right‟ and similar expression shall
be read as referring to one to which this subsection applies.

Berdasarkan hal di atas dapat diambil pengertian yaitu pertama, hak-hak dan

kewajiban terdaftar sebagai hak, kekuasaan, tanggung jawab, kewajiban dan

pelarangan. Kedua, mereka menyertakan „perbaikan dan prosedur‟. Ketiga,

mereka dikenal dan tersedia dalam hukum dan ditegakkan, diizinkan dan diikuti

secara sesuai. Hal yang sangat penting, apakah hak dan kekuasaan atau tanggung

jawab atau kewajiban atau pelarangan dapat ditegakkan bergantung pada hukum

Uni Eropa (sebagai berdasarkan dengan perjanjian-perjanjian tanpa pengundangan

terlebih dahulu untuk diberikan efek hukum di Inggris). Demikian, tidak hanya

ketentuan perjanjian-perjanjian itu sendiri dan secondary legislation ataupun

undang-undang sekunder dibuat di bawahnya harus diperhitungkan, tetapi juga

mereka untuk memiliki efek berasal dari mereka oleh Pengadilan Eropa.85

Secara umum, berdasarkan Pasal 2 (1) dari 1972 Act, hukum Uni Eropa,

baik yang ditimbulkan oleh Perjanjian tersebut ataupun Regulasi Uni Eropa, dan

apakah hukum semacam itu sudah ada atau baru akan dibuat di masa yang akan

datang, akan berpengaruh langsung di Inggris tanpa perlu adanya sebuah undang-

undang yang dikeluarkan oleh Parlemen Inggris setiap saat. Oleh sebab itu, ia

mengenal prinsip bahwa Perjanjian tersebut harus menentukan batasan dari hak-

85
Lawrence Collins, Op.Cit, hal 46

58
hak ini di Inggris dan memperbolehkan pemberlakuan langsung hak-hak ini di

Inggris.86

Selain itu, berdasarkan Pasal 2(4) 1972 Act87, setiap pengundangan (dan

ini cukup luas untuk bisa mencakup sebuah instrumen undang-undang) yang

dikeluarkan, atau yang akan dikeluarkan di Inggris harus diuraikan dengan

memperhatikan hukum Uni Eropa yang dapat diaplikasikan secara langsung.

Karenanya, ada sebuah presumsi bahwa hukum statuta Inggris harus dianggap

tunduk kepada hukum Uni Eropa. Sehingga, apabila ada konflik antara hukum

Uni Eropa dengan hukum domestik Inggris, hukum Uni Eropa akan

mengesampingkan hukum domestik apabila yang disebut pertama dapat

diaplikasikan secara langsung. Beberapa kasus yang terjadi belakangan ini

tampaknya telah menegaskan supremasi hukum Uni Eropa atas hukum nasional.

Dalam perkara Duke melawan GEC Reliance Ltd, House of Lords

menegaskan posisi mereka sebelumnya bahwa mereka tidak akan dengan sengaja

menafsirkan secara keliru makna dari undang-undang Inggris dalam rangka

memberlakukan sebuah Instruksi ataupun Direktif Uni Eropa terhadap individu,

apabila Instruksi tersebut tidak memiliki dampak langsung terhadap individu

tersebut. Hal yang didukung Ketua Majelis Hukum lainnya Pasal 2 (4) 1972 Act

86
Peter De Cruz, Op.Cit, hal 204
87
European Communities Act 1972 c.68, Article 2(4): “The provision that may be made
under subsection (2) above includes, subject to Schedule 2 to this Act, any such provision (of any
such extent) as might be made by Act of Parliament, and any enactment passed or to be passed,
other than one contained in this Part of this Act, shall be construed and have effect subject to the
foregoing provisions of this section; but, except as may be provided by any Act passed after this
Act, Schedule 2 shall have effect in connection with the powers conferred by this and the following
sections of this Act to make Orders in Council and regulations.”

59
diaplikasikan dan hanya diaplikasikan apabila ketentuan Uni Eropa dapat

diaplikasikan secara langsung.88

European Communities Act 1972 tidak secara tegas melarang Parlemen

untuk mengamandemen atau mencabut 1972 Act tersebut dan tentu sudah tahu

bahwa doktrin konstitusional dari supremasi konstitusional, 1972 Act bisa dicabut.

Sampai hal itu terjadi, 1972 Act menyediakan jembatan legislatif yang

menghubungkan hukum Uni Eropa dengan hukum Inggris, sehingga ketentuan-

ketentuan hukum Uni Eropa yang diharapkan menjadi bagian dari sistem hukum

nasional secara otomatis menjadi bagian dari sistem hukum Inggris, yang sejalan

dengan definisi dari maknanya dan pengaruh yang diberikan oleh hukum Uni

Eropa.89

Pengadilan Eropa memberikan jawaban yang menegaskan terhadap

pertanyaan yang menjadi rujukan House of Lords, yang bunyinya adalah:

Berdasarkan Hukum Uni Eropa, sebuah pengadilan nasional harus

mengabaikan hukum nasional dan memberikan pembebasan sementara

bagi seseorang dengan hak-hak hukum Uni Eropa yang dapat diberlakukan

secara langsung, jika tidak siapakah yang akan menanggung kerugian yang

tak dapat diubah yang disebabkan oleh penundaan untuk memberikan hak

yang telah ditentukan tersebut.90

Dalam perkara Factortame Ltd melawan Secretary of State for Transport,

bukan hanya menjawab secara tegas, tetapi lebih lanjut menekankan bahwa,

berdasarkan hukum Uni Eropa, sebuah hukum nasional (apakah yang punya
88
Peter De Cruz, Op.Cit, hal 204
89
Ibid
90
Peter De Cruz, Op.Cit, hal 205

60
karakter legislatif, yudisial ataupun administratif) harus dikesampingkan oleh

sebuah pengadilan nasional, apabila tindakan ini bisa menjaga pengaplikasian

hukum Uni Eropa.91

Bulan April 1988, Pengadilan Banding Inggris berpendapat bahwa

pelanggaran terhadap hukum Uni Eropa oleh Inggris (berdasarkan Undang-

undang Pelayaran dan Perniagaan 1988, selanjutnya akan disebut dengan 1988

Act) adalah pelanggaran yang cukup serius untuk bisa mendatangkan

pertanggungjawaban atas kerugian yang disebabkannya pada perkara R melawan

Secretary of State for Transport ex p Factortame Ltd and others. Perkara ini

diajukan oleh pemilik dan pengelola kapal pemukat Spanyol, dan telah berhasil

membuktian di hadapan pengadilan Inggris dan Pengadilan Eropa, bahwa 1988

Act yang menghalangi mereka yang tidak memenuhi kriteria undang-undang

tersebut untuk mengangkut ikan adalah illegal dan bahwa Inggris dengan

demikian, telah melanggar hukum Uni Eropa. Pengadilan Banding berpendapat

bahwa ketentuan-ketentuan dari 1988 Act berbeda-beda terhadap warga negara

dari negara anggota Uni Eropa lainnya. Ada tanggung jawab untuk membayar

ganti rugi tetapi bukan kerugian seperti yang dicontohkan.92

Mengingat berbagai perkembangan yang terjadi belakangan ini, hukum

Uni Eropa untuk saat ini tetap mempertahankan supremasinya terhadap legislasi

domestik dan hanya waktu yang dapat mengatakan apakah ia akhirnya bisa

diintegrasikan ke dalam hukum Inggris.

91
Ibid
92
Peter De Cruz, Op.Cit, hal 204

61
C. Prosedur Transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris

Berikut ini adalah sumber-sumber utama mengenai prosedur transformasi

yang mana negara anggota seperti Inggris telah memiliki hak dan kewajiban Uni

Eropa:

1) Perjanjian Uni Eropa, Perjanjian Maastricht 1993, Perjanjian Amsterdam 1997,

Perjanjian Lisbon 2009

2) Regulasi Dewan dan Komisi Uni Eropa

Regulasi langsung diaplikasikan adalah dasar untuk pasar bersama.

Regulasi Dewan dan Komisi jatuh tepat dalam cakupan Pasal 2 (1) 1972

Act yakni, mereka bertanggung jawab untuk membentuk hak, kekuasaab,

tanggung jawab, kewajiban, pelarangan yang mana muncul dari perjanjian

dan yang mana berdasarkan dengan perjanjian pasal 249 Perjanjian Uni

Eropa tanpa pengundangan terlebih dahulu untuk memberikan efek hukum

di Inggris. Sebagai hasil dari Pasal 2 (1) 1972 Act, Pasal 249 Perjanjian

Uni Eropa akan efektif di Inggris tergabung dalam regulasi Uni Eropa

masuk ke Hukum Inggris.

Efek langsung dari regulasi sekarang diterima secara luas bahwa walaupun

oleh Pasal 249 Regulasi langsung dapat diaplikasikan dalam hal bahwa

legislasi nasional tidak diwajibkan untuk mengimplementasikan Regulasi,

dan tidak dibutuhkan langsung efektif dalam hal bahwa Regulasi dalam

semua kasus diberikan hak langsung untuk individual.

Pelaksanaan regulasi dalam hukum nasional, terbatas pada cakupan negara

mengimplementasikan legislasi dan administrasi. Pengadilan Eropa telah

62
membangun dalam beberapa keputusan penting bahwa negara anggota

dilarang untuk mengubah cakupan regulasi Uni Eropa dalam menerapkan

ketentuannya.93

3) Direktif atau Instruksi Dewan dan Komisi Uni Eropa

Dengan cara Direktif bahwa negara anggota dapat diberikan petunjuk

umum oleh institusi Uni Eropa. Pasal 249 (3) Perjanjian Uni Eropa

mengatakan bahwa suatu direktif harus mengikat, sebagai hasil untuk

dicapai, pada setiap negara anggota untuk yang mana itu ditujukan, tetapi

harus diberikan pada kewenangan nasional dalam memilih bentuk dan

metodenya.

Suatu direktif tidak langsung dapat diaplikasikan sebagaimana regulasi.

Suatu direktif mewajibkan negara anggota untuk mengubah hukumnya,

tapi itu diberikan kepada negara untuk mengimplementasikan dengan

legislasi nasional yang sesuai. Itu harus diimplementasikan oleh hukum

nasional, dan bukan hanya oleh perubahan dalam praktek administrasi.94

Saat legislasi nasional telah mengundangkan untuk mengimplementasikan

suatu Direktif, maka pengadilan nasional di bawah tugas untuk

mngintepretasikan legislasi untuk mencapai hasil yang diwajibkan oleh

Direktif. Berikut dari kewajiban negara anggota di bawah Pasal 249 (3)

Perjanjian Uni Eropa untuk mencapai hasil itu dan dari tugas mereka di

93
Lawrence Collins, Op.Cit, hal 74
94
Lawrence Collins, Op.Cit, hal 83

63
bawah Pasal 10 dari Perjanjian Uni Eropa95 untuk mengambil semua

langkah yang sesuai, apakah umum atau khusus, untuk meyakinkan

pemenuhan dai kewajiban tersebut. Tugas ini mengikat dalam kewenangan

negara anggota, termasuk pengadilan, dan itu menjelaskan bahwa

pengadlan nasional diwajibkan untuk mengintepretasikan hukum nasional

mereka dalam hal susunan kata dan tujuan dari direktif untuk mencapai

hasil yang dimaksud dalam Pasal 249 (3) Perjanjian Uni Eropa.96

Efek horizontal jika ini dasar efek langsung dari direktif itu memberikan

jawaban negatif untuk pertanyaan apakah mereka dapat memiliki efek

horizontal, yaitu memberlakukan kewajiban pada individu serta

memberikan hak. Tentu menjadi aneh jika individual tidak dapat

bergantung pada hukum nasional mreka sendiri dan secara langsung

tergabung oleh suatu direktif sesuai dengan tanggal itu harus telah

diimplementasikan, tetapi tidak diimplentasikan. Inggris sangat

berpandangan bahwa direktif tidak memiliki efek ini, dominan pendapat

mendukung pandangan ini. Sekarang telah secara otoritatif diputuskan

oleh Pengadilan Eropa dalam kasus Equal Treatment Directive97 bahwa

direktif tidak memiliki efek langsung horizontal, dan karena itu Direktif

tidak dapat diandalkan oleh individu serta pihak pribadi lainnya.98

95
Treaty on European Union, Article 10: “Member States shall take all appropriate
measures, whether general or particular, to ensure fulfilment of the obligations arising out of this
Treaty or resulting from action taken by the institutions of the Community. They shall facilitate the
achievement of the Community's tasks. They shall abstain from any measure which could
jeopardise the attainment of the objectives of this Treaty.”
96
Lawrence Collins, Op.Cit, hal 84
97
Equal Treatment Directive ialah adalah Undang-undang Uni Eropa, yang menerapkan
prinsip perlakuan yang sama antara laki-laki dan perempuan dalam hukum perburuhan Uni Eropa.
98
Lawrence Collins, Op.Cit, hal 88

64
4) Putusan ataupun Decision Dewan dan Komisi Uni Eropa

Putusan atau Decision dapat ditujukan oleh Dewan atau Komisi kepada

satu atau lebih negara anggota atau kepada individual. Dalam hal

keputusan langsung kepada negara anggota, dalam hal normal negara

anggota akan, jika diperukan, bergantung pada legislasi nasional untuk

membawa mereka pada efek langsung melalui negara.

Putusan ditujukan pada negara anggota. Perjanjian-perjanjian berisi

banyak referensi kepada kekuasaan Dewan dan Komisi untuk

mengeluarkan keputusan mengikat. Kekuatan itu diberikan oleh Pasal 249

Perjanjian Uni Eropa yang mana menyatakan, untuk menjalankan tugas,

berdasarkan ketentuan dari perjanjian ini, Dewan dan Komisi dapat

mengambil Putusan atau Decision. Dalam paragraf ke empat dari pasal

yang sama menyatakan, keputusan harus megikat secara keseluruhan pada

siapa itu ditujukan.99

Keputusan ditujukan pada individu. Suatu keputusan ditujukan kepada

individual, walau lebih dari keputusan yang ditujukan kepada negara

anggota, memiliki karakteristik administratif dari pada legislatif. Oleh

Pasal 249 (4) itu terikat secara keseluruhan kepada siapa itu ditujukan dan

memberikan efek (oleh kebijakan dari Pasal 254100) dalam pemberitahuan

kepada orang yang mana kepada siapa itu ditujukan.

99
Lawrence Collins, Op.Cit, hal 77
100
Treaty on European Union, Article 254: “1. Regulations, directives and decisions
adopted in accordance with the procedure referred to in Article 251 shall be signed by the
President of the European Parliament and by the President of the Council and published in the
Official Journal of the European Union. They shall enter into force on the date specified in them
or, in the absence thereof, on the 20th day following that of their publication.

65
5) Putusan Pengadilan Eropa yang mengikat

Pasal 10 dari Perjanjian Uni Eropa mewajibkan negara anggota utnuk

mengambil langkah yang sesuai, apakah secara umum ataupun khusus, untuk

meyakinkan pelaksanaan dari kewajiban yang muncul dari perjanjian ini atau hasil

dari langkah yang diambil oleh institusi dari Uni Eropa, dan ada beberapa

ketentuan lain mewajibkan negara anggota untuk memasukkan atau memodifikasi

hukum mereka sendiri.

Luas kewenangan yang diberikan oleh Pasal 2 dari 1972 Act untuk

mengundangkan legislasi sekunder dapat ditunjukkan oleh penjajaran dari empat

ketentuan, dua yang mana telah disebutkan:

1) Melalui Pasal 2(2)(b) dari 1972 Act legislasi yang didelegasikan

berwenang untuk tujuan berurusan dengan hal-hal yang muncul atau

berhubungan dengan kewajiban atau hak dari Inggris di bawah Perjanjian.

2) Satu dari kewajiban-kewajiban yang mana harus termasuk dalam cakupan

Pasal 2(2) dari 1972 Act adalah kewajiban dalam Pasal 10 Perjanjian Uni

Eropa untuk memfasilitsikan pencapaian dari tugas negara anggota.

3) Perjanjian Uni Eropa mengatakan pada Pasal 2 bahwa negara anggota

harus memiliki suatu tugas, dengan membangun pasar bersama dan

semakin mendekati kebijakan ekonomi dari negara-negara anggota, untuk

mempromosikan melalui pembangunan aktivitas ekonmi komuniti yang

2. Regulations of the Council and of the Commission, as well as directives of those institutions
which are addressed to all Member States, shall be published in the Official Journal of the
European Union. They shall enter into force on the date specified in them or, in the absence
thereof, on the 20th day following that of their publication.
3. Other directives, and decisions, shall be notified to those to whom they are addressed and
shalltake effect upon such notification.”

66
harmonis, keberlanjutan dan ekspansi seimbang, peningkatan stabilitas,

dipercepat meningkatnya standar hidup dan hubungan lebih dekat antara

negara anggota.

4) Jika tindakan komuniti harus membuktikan yang diperlukan untuk

mencapai pasar bersama, Perjanjian ini telah menyediakan kekuatan yang

dibutuhkan, Dewan harus bertindak secara bulat pada proposal dari

Komisi dan setelah berkonsultasi mengenai pembentukan, mengambil

langkah-langkah yang sesuai.101

Demikian kekuatan yang diberikan oleh Pasal 2 dari 1972 Act sangatlah

luas. Mereka termasuk hal-hal yang muncul atau berhubungan dengan kewajiban

dari Inggris. Satu dari kewajiban-kewajiban ini adalah untuk memfasilitasi tugas

dari negara anggota, tugas ditetapkan dalam istilah yang sangat luas, dan dalam

saat kesenjangn pada perjanjian dapat diisi oleh Dewan.

Definisi Perjanjian dalam Pasal 1(2) 1979 Act (Amandemen 1972 Act saat

penerimaan Yunani) sangatlah luas, dan termasuk tidak hanya perjanjian-

perjanjian membangun Uni Eropa, Perjanjian Penerimaan, Single European Act

tetapi juga perjanjian lainnya yang ditandatangani oleh satu komunitas, dengan

atau tanpa negara anggota, diadakan sebagai perjanjian tambahan pada perjanjian

yang ada oleh Inggris. 102 Ini dapat dinyatakan secara meyakinkan bahwa suatu

perjanjian harus dianggap sebagai perjanjian komuniti, tunduk pada persetujuan,

dalam hal mengadakan perjanjian dengan Inggris setelah 22 Januari 1972 melalui

101
Lawrence Collins, Op.Cit, hal 114
102
Lawrence Collins, Op.Cit, hal 115

67
resolusi dari setiap House of Parliament, hal ini berdasarkan pada Bagian 1(3)103

1972 Act.

Menteri atau departemen legislasi melalui instrumen dibawahnya

munngkin harus memperhatikan tujuan komuniti dan untuk hak-hak dan

kewajiban-kewajiban dari Inggris di bawah perjanjian-perjanjian. Itu mungkin hak

bahwa hak untuk memperhatikan tujuan, hak, kewajiban dirancang untuk

menghindari kesulitan yang melekat dalam keputusan mereka yang meragukan

kemampuan organ-organ andministratif yang dipercayakan dengan pertimbangan

untuk memperhatikan kebijakan umum.

103
European Communities Act, Article 1(3): “If Her Majesty by Order in Council
declares that a treaty specified in the Order is to be regarded as one of the Community Treaties as
herein defined, the Order shall be conclusive that it is to be so regarded; but a treaty entered into
by the United Kingdom after the 22nd January 1972, other than a pre-accession treaty to which
the United Kingdom accedes on terms settled on or before that date, shall not be so regarded
unless it is so specified, nor be so specified unless a draft of the Order in Council has been
approved by resolution of each House of Parliament.

68
BAB IV

CHALLENGE SEBAGAI SUATU UPAYA HUKUM TERKAIT

TRANSFORMASI HUKUM UNI EROPA DI INGGRIS

A. Latar Belakang Dilakukannya Challenge

Melalui Pasal 226 Perjanjian Uni Eropa:

“If the Commission considers that a Member State has failed to fulfil an

obligation under this Treaty, it shall deliver a reasoned opinion on the matter

after giving the State concerned the opportunity to submit its observations. If the

State concerned does not comply with the opinion within the period laid down by

the Commission, the latter may bring the matter before the Court of Justice.”

Berdasarkan pasal diatas dapat diuraikan bahwa jika menurut Komisi

bahwa negara anggota telah gagal untuk memenuhi suatu kewajiban dalam

Perjanjian, negara bersangkutan memberikan pengamatannya, kemudian Komisi

memberikan opininya, jika pengamatan negara yang bersangkutan tidak sesuai

dengan pendapat dari Komisi, maka langkah selanjutnya membawa masalah ke

Pengadilan.

Komisi melihat Pasal 226 sebagai satu dari instrumen untuk mencapai

single internal market dengan mewajibkan aplikasi Hukum Uni Eropa yang ketat

oleh negara anggota. Pasal 226 merupakan sarana pengawasan aplikasi hukum

Uni Eropa dan meyakinkan itu diamati oleh negara anggota. Sejauh mana masalah

ini terbongkar melalui fakta bahwa 65 direktif yang mana harus telah

69
diimplementasikan mulai 1 Januari 1989 sebagai bagian dari program untuk single

market, hanya dua telah diimplementasikan oleh seluruh negara anggota.104

Sebagian besar keluhan terhadap negara-negara anggota tidak sampai ke

Pengadilan Eropa. Sekitar tahun 1980-an, Komisi telah mengetahui ada 500

pelanggaran setiap tahunnya. Pada tahun 1988 alasan pendapat disampaikan

dalam 227 kasus, dan melanjutkan dibawa ke pengadilan dalam 73 kasus. Dalam

tahun itu Pengadilan mengeluarkan 54 putusan dalam kasus di bawah pasal 226

memberitahukan negara anggota melanggar kewajiban mereka, dan 32 kasus

dihapus dari pendaftaran di pengadilan karena negara anggota telah secara

substansial memenuhi kewajiban mereka setelah proses yang dimulai.105

Kondisi dari aplikasi Pasal 226 yakni, Komisi telah mengambil pandangan

bahwa negara anggota melanggar kewajibannya, negara yang bersangkutan telah

diinformasikan dalam pandangan ini dan memberikan negara anggota kesempatan

untuk menjawab dugaan atau menyesali kesalahan mereka yang sebenarnya telah

melanggar kewajiban, Komisi telah memberi opini untuk efeknya, negara anggota

telah gagal dalam batas waktu yang ditentukan oleh Komisi untuk memenuhi

kewajiban perjanjian, dan Komisi telah membawa masalah sebelum pengadilan.

Meskipun pandangan umum bahwa Inggris kurang dari sepenuhnya

mendukung Uni Eropa, jumlah tindakan pelanggaran dibawa Inggris telah sangat

sedikit. Demikian total yang dibawa ke Pengadilan Eropa terhadap Inggris antara

tahun 1986 sampai tahun 1988 adalah 3, dibandingkan Italia ada 53. Pada tahun

1980-an, proses terhadap Inggris telah menghasilkan penilaian yang merugikan

104
Lawrence Collins, Op.Cit, hal 217
105
Lawrence Collins, Op.Cit, hal 217

70
yaitu, pelarangan melanggar hukum pada impor kentang, susu, daging ayam dan

telur, baju dan benda lainnya, untuk kegagalan memenuhi regulasi Dewan

membutuhkan peggunaan tachograph ataupun mata-mata dalam truk. Untuk

diskriminasi perpajakan dan minuman anggur, untuk tindakan konservasi

perikanan sepihak melanggar hukum, untuk kegagalan mengimplementasikan

direktif tentang pajak pertambahan nilai dan pada lampu kendaraan bermotor,

untuk kegagalan memenuhi undangan dari Komisi untuk pembayaran lebih awal

dari sumber komuniti, dan untuk kegagalan memenuhi regulasi.106

Sebagai contoh, efek dari pengaturan di bawah Pasal 234 dalam kasus

Major melawan Department of Trade dan proses Komisi di bawah pasal 226

adalah seimbang bahwa pelarangan impor kentang oleh Inggris telah bertentangan

dengan perjanjian.

Ketika negara anggota telah gagal untuk memenuhi kewajiban Komisi,

tidak dapat memohon dengan melawan hukum dari tindakan memaksakan

kewajiban sebagai pertahanan dalam proses pelaksanaan Pasal 226. Wajib

memenuhi kewajiban kecuali Pengadilan Eropa telah membatalkan pasal atau

diberikan perintah mengamandeman pelaksanaannya.

Poin menjadi suatu praktik dimana negara anggota gagal untuk

mengambil tindakan untuk mencari pembatalan pasal dalam batas waktu yang

ditentukan Pasal 230 Perjanjian Uni Eropa.107 Negara anggota yang mana jatuh

106
Lawrence Collins, Op.Cit, hal 218
107
Treaty on European Union, Article 230: “The Court of Justice shall review the
legality of acts adopted jointly by the European Parliament and the Council, of acts of the
Council, of the Commission and of the ECB, other than recommendations and opinions, and of
acts of the European Parliament intended to produce legal effects vis-à-vis third parties.”

71
untuk mengambil tindakan tidak diberikan kesempatan lain dalam pasal 226

selanjutnya untuk challenge keabsahan dari pasal. Tapi walau jika negara anggota

telah memulai proses untuk pembatalan, mereka tetap memiliki tugas untuk

mematuhi kewajiban sambil menunggu proses pembatalan.

Berdasarkan penjelasan di atas, banyaknya masalah pada produk Hukum

Uni Eropa, maka upaya hukum yang dapat dilakukan jika Hukum Uni Eropa tidak

dapat ditransformasikan ke dalam Hukum Inggris, berdasarkan Pasal 230

Perjanjian Uni Eropa, negara anggota dapat melakukan challenge terhadap

Hukum Uni Eropa tersebut berdasarkan syarat yang telah ditentukan dan akan

dibahas lebih lanjut dalam sub bab selanjutnya.

B. Syarat-Syarat Agar Dapat Dilakukannya Challenge Terhadap Legislasi

Uni Eropa

Pasal 230(2) Perjanjian Uni Eropa beirisi bahwa, dalam situasi tertentu

suatu individual dapat melakukan challenge terhadap Hukum Uni Eropa, melalui

proses yang ditentukan dengan batas waktu yang dispesifikasikan dalam pasal

230(3). Berikut merupakan syarat-syarat melakukan challenge:

It shall for this purpose have jurisdiction in actions brought by a Member State, the European
Parliament, the Council or the Commission on grounds of lack of competence, infringement of an
essential procedural requirement, infringement of this Treaty or of any rule of law relating to its
application, or misuse of powers.
The Court of Justice shall have jurisdiction under the same conditions in actions brought by the
Court of Auditors and by the ECB for the purpose of protecting their prerogatives.
Any natural or legal person may, under the same conditions, institute proceedings against a
decision addressed to that person or against a decision which, although in the form of a regulation
or a decision addressed to another person, is of direct and individual concern to the former.
The proceedings provided for in this article shall be instituted within two months of the
publication of the measure, or of its notification to the plaintiff, or, in the absence thereof, of the
day on which it came to the knowledge of the latter, as the case may be.”

72
1) Pasal yang dapat diuji kembali ataupun reviewable acts. Hal ini

tidak lah terbatas pada regulasi, direktif, decision atau keputusan.

Pengadilan Eropa lebih fokus pada isi pokok dari pada bentuk dan

akan mempertimbangkan semua tindakan oleh institusi yang mana

dirancang untuk memiliki efek hukum. Sebagai tambahan, ada

yang lain yang lebih kabur, bagian dari tindakan yang mana tidak

satu pun dari yang di atas tapi memiliki kekuatan hukum yang

memadai membuat mereka menjadi subjek dari pembatalan. Hanya

tindakan yang diekspresikan tidak bisa diuji kembali adalah

rekomendasi dan opini yang tidak memiliki kekuatan hukum.

2) Hak untuk melakukan challenge. Pasal 230 Perjanjian Uni Eropa

hak untuk melakukan challenge terbatas untuk:

(a) negara anggota, Dewan, dan Komisi Uni Eropa

Pasal 230 memberikan hak untuk memberikan tindakan

kepada negara anggota, Dewan dan Komisi. Tidak ada hak

seperti ini diberikan pada Parlemen Eropa yang mana,

bagaimanapun, diperbolehkan untuk intervensi.

(b) individual, dalam keadaan tertentu

Seorang individual hanya diizinkan untuk melakukan

challenge suatu decision atau keputusan yang ditujukan

kepadanya atau keputusan dalam bentuk regulasi atau

keputusan ditujukan kepada orang lain, yang mana

langsung dan perhatian individu kepada dirinya sendiri.

73
3) Batas waktu. Berdasarkan pasal 230(3) seorang pemohon, apakah

pemohon yang diistimewakan atau individual, harus memberikan

klaim untuk pembatalan dalam waktu dua bulan dari:

(a) publikasi dari peraturan

(b) pemberitahuan peraturan kepada pemohon

(c) hari yang mana itu menjadi pengetahuan dari pemohon

(dalam hal tidak mengetahui pemberitahuan).

Pasal 254 mewajibkan regulasi untuk dipublikasikan, waktu akan

berjalan dari tanggal publikasi. Dalam hal direktif dan decision

atau keputusan waktu akan berjalan dari tanggal pemberitahuan.

Pengetahuan dari tanggal adalah tanggal pada yang mana pemohon

menjadi mengetahui tindakan. Perpanjangan terbatas dari

pelarangan waktu dua bulan memperhitungkan jarak dari tempat

tinggal pemohon dari Pengadilan Eropa (10 hari jika di Inggris).

(4) Memiliki dasar untuk pembatalan. Dalam pasal 230 berisikan

empat dasar pembatalan:

(a) Kurangnya kompetensi

(b) Pelanggaran terhadap persyaratan prosedural yang penting

(c) Pelanggaran Perjanjian Uni Eropa atau peraturan lain

berhubungan dengan pengaplikasiannya

(d) Penyalahgunaan kekuatan.

Tindakan ini berasal dari hukum administrasi Prancis yang

diketahui sebagai incompetence, vice de forme, violation de la loi,

74
and detournement de pavoir. Dasar untuk pembatalan sangatlah

penting tapi bertumpang tindih membuatnya mungkin untuk

memohon lebih dari satu dasar.108

C. Prosedur Melakukan Challenge Terhadap Legislasi Uni Eropa

Mengenai prosedur untuk melaksanakan challenge ini tidak jauh beda dari

syarat-syarat melakukan challenge seperti yang telah disebutkan dalam bagian

sebelumnya. Berikut prosedur melakukan challenge terhadap legislasi Uni Eropa:

1) Adanya dasar untuk melakukan challenge. Berdasarkan pasal 230

Perjanjian Uni Eropa, empat dasar substansi untuk menguji

kembali:

(a) Kurangnya kompetensi. Dasar yurisdiksi pada dasarnya

untuk mengeluh bahwa badan yang salah telah bertindak

atau badan yang benar telah selesai melakukan sesuatu

yang mana tidak memiliki kekuatan hukum untuk

melakukannya. Atas dasar bahwa orang yang salah, yaitu

seseorang yang bukan anggota komisi telah membuat

keputusan dan kakrena itu ada kurangnya kompetensi atau

yurisdiksi.

(b) Pelanggaran terhadap persyaratan prosedural yang penting.

Persyaratan bahwa institusi mengadopsi langkah-langkah

terikat harus mengikuti prosedur yang bear. Prosedur dapat

ditetapkan baik dalam Perjanjian Uni Eropa atau di

108
Penelope Kent, Op.Cit, hal 88-93

75
Undang-undang sekunder. Jumlah dari tindakan telah

memakai Pasal 253 (sebelum amandemen pasal 190)109

yang mna berisi bahwa keputusan dari Komisi harus

menyatakan alasan pada yang mana itu didasarkan.

(c) Pelanggaran Perjanjian Uni Eropa atau peraturan lain

berhubungan dengan pengaplikasiannya. Dasar dari

pembatalan ini secara luas dirancang untuk mencakup

ketentuan dari semua perjanjian yang berkaitan, undang-

undang sekunder mengadopsi di bawah Perjanjian dan

prinsip umum yang dikenal pada hukum dari negara-negara

anggota. Dasar ini juga termasuk pelanggaran dari

peraturan hukum berhubungan pada pengaplikasian

Perjanjian. Tidak ada keraguan bahwa pelanggaran dapat

tidak hanya dari Perjanjian itu sendiri dan peraturan yang

berasal dari itu, seperti regulasi, tapi juga bahwa ada prinsip

umum yang mana diaplikasikan pada pelaksanaan

Perjanjian. Apakah pelanggaran dari prinsip ini adalah

pelanggaran dari Perjanjian itu sendiri atau peraturan

hukum yang berhubungan dengan pengaplikasiannya

adalah pertanyaan lisan tanpa signifikasi praktis.110

109
Treaty on European Union, Article 253: “Regulations, directives and decisions
adopted jointly by the European Parliament and the Council, and such acts adopted by the
Council or the Commission, shall state the reasons on which they are based and shall refer to any
proposals or opinions which were required to be obtained pursuant to this Treaty.”
110
Lawrence Collins, Op.Cit, hal 267

76
(d) Penyalahgunaan kekuatan. Penggunaan kekuatan untuk

tujuan selain dari apa yang diberikan.

2) Batas waktu melakukan challenge. Pada pasal 230(3), tindakan

untuk pembatalan menjadi berdasarkan waktu yaitu dua bulan

setelah publikasi dari peraturan tersebut, atau pemberitahuan

kepada pemohon, atau tidak mengetahuinya publikasi atau

pemberitahuan, dua bulan setelah pemohon menjadi tahu tentang

peraturan tersebut. Dimana penerima keputusan mengetahui hall

itu sebelum dipublikasikan maka waktu berjalan tetap setelah

dipublikasikan.

3) Peraturan yang mau di challenge di bawa ke pengadilan nasional,

kemudian pengadilan nasional membawanya ke Pengadilan Eropa

untuk diuji kembali dan mendengar pendapat dari pihak yang mana

keberatan dengan peraturan tersebut kemudian didengarkan juga

pendapat dari perwakilan Pengadilan Eropa, jika keluhan diterima

oleh Pengadilan Eropa maka peraturan akan di amandemen. Dalam

hal kasus pelanggaran terhadap hukum Uni Eropa dan mencoba

melaksanakan challenge ke Pengadilan Eropa, namun tidak

berhasil maka akan dikenakan denda atas pelanggaran terhadap

hukum Uni Eropa tersebut.

77
D. Challenge Sebagai Suatu Upaya Hukum Terkait Transformasi Hukum

Uni Eropa di Inggris Menurut European Communities Act 1972 yang

Merupakan Hukum Organisasi International

Inggris menandatangani perjanjian Penerimaan pada 22 Januari 1972,

kemudian secara resmi Inggris menjadi anggota Uni Eropa pada 1 Januari 1973.111

Maka dengan keanggotaan Inggris di Uni Eropa seperti yang diterakan dalam

bagian 2 dari 1972 Act menggambarkan perbedaan antara pemberlakuan hak dan

kewajiban di Inggris yang dibawah perjanjian-perjanjian memiliki efek langsung

pada hukum domestik dari negara anggota dan pemberlakuan pada bagian dari

Hukum Uni Eropa yang mewajibkan implementasi oleh negara-negara anggota.112

Dalam pasal 2 (1) 1972 Act menyatakan bahwa semua hak dan kewajiban

telah digabungkan ke dalam hukum Inggris. Pertama, hak dan kewajiban terdaftar

sebagai hak, kekuasaan, tanggung jawab, kewajiban dan pelarangan. Kedua,

mereka menyertakan „perbaikan dan prosedur‟. Ketiga, mereka dikenal dan

tersedia dalam hukum dan ditegakkan, diizinkan dan diikuti secara sesuai. Tapi

yang sangat penting, apakah hak dan kekuasaan atau tanggung jawab atau

kewajiban atau pelarangan dapat ditegakkan bergantung pada hukum Uni Eropa

(sebagai berdasarkan dengan perjanjian-perjanjian tanpa pengundangan terlebih

dahulu untuk diberikan efek hukum di Inggris). Demikian, tidak hanya ketentuan

perjanjian-perjanjian itu sendiri dan secondary legislation ataupun undang-undang

sekunder dibuat di bawahnya harus diperhitungkan, tetapi juga efek berasal dari

ketentuan hukum oleh Pengadilan Eropa.

111
Peter De Cruz, Op.Cit, hal 203
112
Lawrence Collins, Op.Cit, hal 44

78
European Communities Act 1972 menyediakan jembatan legislatif yang

menghubungkan hukum Uni Eropa dengan hukum Inggris, sehingga ketentuan-

ketentuan hukum Uni Eropa yang diharapkan menjadi bagian dari sistem hukum

nasional secara otomatis menjadi bagian dari sistem hukum Inggris, yang sejalan

dengan definisi dari maknanya dan pengaruh yang diberikan oleh hukum Uni

Eropa.

Dengan diterimanya Hukum Uni Eropa di Inggris maka pengaturan

mengenai melaksanakan challenge terhadap legislasi Uni Eropa berdasarkan pada

Perjanjian Uni Eropa pada pasal 230, 232 yang merupakan berdasarkan hukum

administrasi Prancis. Di bawah pasal 230 Pengadilan Eropa dapat memeriksa

aktivitas dari institusi untuk menentukan validitas dari legislasi mereka, yang

mana di bawah pasal 232113 (yang mana melengkapi pasal 230) Pengadilan Eropa

dapat mempertimbangkan aktivitas lembaga ketika mereka berada di bawah

kewajiban hukum untuk bertindak.114

Untuk tujuan ini Pengadilan Eropa memiliki yurisdiksi dalam tindakan

yang di bawa oleh negara anggota, Dewan atau Komisi dalam dasar kurangnya

kompetensi, pelanggaran terhadap persyaratan prosedural penting, pelanggaran

113
Treaty on European Union, Article232: “Should the European Parliament, the
Council or the Commission, in infringement of this Treaty, fail to act, the Member States and the
other institutions of the Community may bring an action before the Court of Justice to have the
infringement established.
The action shall be admissible only if the institution concerned has first been called upon to act. If,
within two months of being so called upon, the institution concerned has not defined its position,
the action may be brought within a further period of two months.
Any natural or legal person may, under the conditions laid down in the preceding paragraphs,
complain to the Court of Justice that an institution of the Community has failed to address to that
person any act other than a recommendation or an opinion.
The Court of Justice shall have jurisdiction, under the same conditions, in actions or proceedings
brought by the ECB in the areas falling within the latter's field of competence and in actions or
proceedings brought against the latter.”
114
Penelope Kent, Op.Cit, hal 87

79
terhadap Perjanjian Uni Eropa atau peraturan lain yang berhubungan deng

pengaplikasiannya atau penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan. Pasal 230(3)

menyatakan dalam keadaan tertentu orang yang berwenang dapat melakukan

challenge terhadap keputusan sebelum Pengadilan Eropa, pelaksanaan sesuai

dengan batas waktu yang ditentukan pasal 230(3) Perjanjian Uni Eropa.

Hal ini dapat dilakukan hanya jika peraturan tersebut tidak mencerminkan

objek dari perjanjian atau tidak, didasarkan pada kekuatan yang berasal dari

perjanjian, barulah peradilan nasional dapat mengguanakan langkah-langkah

domstik yang menerapkannya. Dalam hal memasukkan prinsip-prinsip umum

dalam undang-undang masih sangat asing bagi Inggris, bagaimanapun prinsip-

prinsip umum ini telah mempengaruhi perkembangan prinsip umum di Pengadilan

Eropa.

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa dengan adanya perjanjian

penerimaan Inggris yaitu 1972 Act dinyatakan bahwa Perjanjian Uni Eropa yang

telah menjadi bagian dari hukum Inggris sehingga ketentuan untuk melakukan

challenge yang tertera dalam perjanjian Uni Eropa berlaku juga terhadap Inggris

maka dari itu tindakan challenge di izinkan oleh Perjanjian Uni Eropa dalam

rangka membantu Pengadilan Eropa untuk memeriksa peraturan yang dibuat oleh

Dewan dan Komisi Eropa jika ada terjadi kesalahan dalam peraturan tersebut,

juga bisa dikarenakan tidak dapatnya di impelentasikan di negara anggota maka

dapat mengajukan challenge ke pengadilan nasional yang akan meneruskannya ke

Pengadilan Eropa agar dapat ditindaklanjuti dan diamandemen.

80
Sebagai kasus yang paling terkenal di Inggris dalam hal melakukan

challenge hukum Uni Eropa adalah Factortame case, yaitu Spanyol gagal untuk

mendapatkan perintah interim terhadap sekretaris negara Inggris untuk

transportasi. Pengadilan divisi menyebutkan pertanyaan substansial hukum Uni

Eropa ke Pengadilan Eropa di bawah pasal 234, dan parlemen Inggris

memberikan pertanyaan apakah pengadilan Inggris memiliki tugas untuk

memberikan bantuan interim kepada pemohon sambil menunggu referensi dari

Pengadilan Eropa. Namun akan lebih sesuai untuk Pengadilan Eropa untuk

memberikan bantuan interim dalam proses pasal 226 dari pada pengadilan Inggris

untuk melakukan pengujian kembali pada aplikasi karena diantara semua alasan,

Pengadilan Eropa adalah tempat yang lebih baik dari pada pengadilan Inggris

untuk mengeluarkan apakah kondisi untuk memberikan bantuan interim yang

tepat dan apakah kepentingan komuniti dan negara anggotanya dan warga

meminta untuk diberikan bantuan serupa seperti itu.

Selanjutnya, Komisi memulai proses terhadap Inggris, dan pada November

1989 Presidan dari Pengadilan Eropa membuat perintah interim mewajibkan

Inggris untuk tidak mnggunakan persyaratan kewarganegaraan dalam Undang-

undang Pelayaran Niaga 1988.115

115
Lawrence Collins, Op.Cit, hal 224-225

81
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Proses transformasi Hukum Uni Eropa menjadi Hukum di negara-negara

anggota Uni Eropa yaitu melalui dibentuknya perangkat-perangkat hukum

berupa Regulasi, Direktif, Putusan, dan Rekomendasi atau opini. Penting

diketahui bahwa Hukum Uni Eropa lebih diutamakan dari pada hukum

nasional untuk meyakinkan bahwa Hukum Uni Eropa diterapkan di

negara anggota. Ada tiga jenis implementasi Hukum Uni Eropa, yakni

penerapan langsung ataupun direct applicable, efek langsung ataupun

directly effect, dan efek tidak langsung ataupun indirect effect.

2. Proses Transformasi Hukum Uni Eropa menjadi Hukum Nasional di

Inggris adalah melalui Regulasi, Direktif, Putusan, dan Rekomendasi atau

Opini. Melalui European Communities Act 1972, maka Perjanjian Uni

Eropa menjadi bagian dari Hukum Uni Eropa sehingga Inggris

menegakkan perangkat-perangkat Hukum yang muncul dari perjanjian

tersebut.

3. Challenge sebagai suatu upaya hukum terkait transformasi Hukum Uni

Eropa di Inggris adalah berdasarkan pasal 230, Inggris dapat mengajukan

challenge dalam batas waktu yang ditentukan Pasal tersebut dan

merundingkan di bagian mana mereka keberatan, hal ini dapat dilakukan

hanya jika peraturan tersebut tidak mencerminkan objek dari perjanjian

82
atau tidak didasarkan pada kekuatan yang berasal dari perjanjian, maka

dapat mengajukan challenge ke pengadilan nasional yang akan

meneruskannya ke Pengadilan Eropa agar legislasi tersebut dapat

ditindaklanjuti dan diamandemen. Tindakan challenge ini tidak melanggar

Hukum Organisasi Internasional. Berdasarkan European Communities Act

1972 yang menyatakan bahwa Perjanjian Uni Eropa telah menjadi bagian

dari Hukum Inggris sehingga ketentuan untuk melakukan challenge yang

tertera dalam perjanjian Uni Eropa berlaku juga terhadap Inggris.

B. SARAN

1. Sebaiknya Transformasi Hukum Uni Eropa di negara anggota ialah

dilakukan dengan memastikan bahwa perangkat Hukum Uni Eropa

diimplementasikan dengan baik. Sehingga perangkat-perangkat hukum

tersebut berjalan sebagaimana yang dicitakan oleh Uni Eropa dan dapat

meminimalisir terjadinya challenge.

2. Sebaiknya Transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris ialah dilakukan

dengan memastikan bahwa Hukum Nasional Inggris dapat

dikesampingkan dalam hal bertentangan dengan perangkat Hukum Uni

Eropa yang langsung efektif ketika mengambil keputusan di Pengadilan.

3. Challenge sebagai upaya hukum terkait transformasi Hukum Uni Eropa di

Inggris ialah agar Uni Eropa kedepannya mengeluarkan peraturan dengan

mempertimbangkan lebih dahulu mengenai pengimplementasian hukum

tersebut di negara anggota. Supremasi Hukum Uni Eropa yang dapat

mengesampingkan hukum negara anggota sangatlah berpengaruh dalam

83
penerapannya maka diperlukannya perundingkannya secara mendalam dan

meminta opini dari perwakilan dari setiap negara anggota agar tercapai

kesatuan untuk kemudahan mengimplementasikan peraturan tersebut di

negara-negara anggota. Sehingga tidak akan menimbulkan kesulitan bagi

negara anggota untuk mengintepretasikan Hukum Uni Eropa.

84
DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku

1. Kent, Penelope, Law of the European Union, third edition,

Longman, Great Britain, 2001.

2. De Cruz, Peter, Perbandingan Sistem Hukum Civil Law, Common

Law, dan Socialist Law, Nusa Media, Jakarta, 2010.

3. Collins, Lawrence, European Community Law in the United

Kingdom, fourth edition, Butterworths, Surrey, 1990.

4. Geddes, Andrew, Britain and the European Union, Palgrave

Macmillan, China, 2013.

5. Gidddings, Philip and Gavin Drewry, Britain in the European

Union, Palgrave Macmillan, USA, 2008.

6. Kaczorowska, Alina, European Union Law, Routledge-Cavendish,

Great Britain, 2009.

7. Vincenzi, Christopher and John Fairhurst, Law of the European

Union, third edition, Longman, Great Britain, 2002.

8. Lasok, D and J.W. Bridge, Law and Institution of the European

Communities, fourth edition, Butterworths, Great Britain, 1987.

9. Kenner, Jeff, European Union Legislation 2009-2010, Routledge,

Great Britain, 2010.

10. D.W Q.C.LLD, Bowett, Hukum Organisasi Internasional, Sinar

Grafika, 2007.

85
11. Mauna, Boer, Hukum Internasional Pengertian, Peranan, Dan

Fungsi Dalam Era Dinamika Global, Alumni, Bandung, 2001.

12. Starke, J.G., Pengantar Hukum Internasional 1, edisi kesepuluh,

Sinar Grafika, Jakarta, 2010.

Website

13. http://www.kumpulansejarah.com/2013/03/sejarah-awal-

berdirinya-negara-inggris.html

14. http://news.bbc.co.uk/2/hi/Uni Eroparope/8160808.stm

15. http://www.leeds.ac.uk/law/hamlyn/Uni Eroparopean.htm

16. http://europa.eu/about-eu/basic-information/decision-

making/treaties/index_en.htm

17. http://parliament.uk/documents/commons-information-

office/p14.pdf

18. http://ec.europa.eu/eu_law/introduction/what_regulation_en.htm

19. http://en.wikipedia.org/wiki/Regulation_%28European_Union%29

20. http://en.wikipedia.org/wiki/Directive_%28European_Union%29

21. http://en.wikipedia.org/wiki/Decision_%28European_Union%29

22. http://europa.eu/legislation_summaries/institutional_affairs/

decisionmaking_process/ai0036_en.htm

23. http://www.britannica.com/EBchecked/topic/196004/European-

Coal-and- Steel-Community-ECSC

24. http://www.eurofound.europa.eu/areas/industrialrelations/

dictionary/definitions/acquiscommunautaire.htm

86
25. http://kajianeropa.wordpress.com/institusi/

26. http://www.dadalos-europe.org/int/grundkurs4/eu-struktur_1.htm

87

Anda mungkin juga menyukai