SKRIPSI
Disusun dan Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh :
NIM. 140200424
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
1
Universitas Sumatera Utara
2
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT. atas segala limpahan rahmat dan
karuniaNya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir dalam rangka
untuk menyelesaikan studi dan mendapatkan geelar Sarjana Hukum (S.H.) pada Fakultas Hukum
Universitas Sumatra Utara. Shalawat dan Salam senantiasa Penulis sampaikan kepada Rasulullah
Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia menuju jalan keselamatan dan
keberkahan.
Secara khusus Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua
orangtua Penulis, Ayahanda Ardan Noor Hasibuan dan Ibunda Lusi Yanthi Poll yang telah
bantuan dan pengorbanan yang tak ternilai dan mengiringi setiap langkah Penulis dengan doa
restunya yang tulus, untuk merekalah skripsi ini Penulis persembahkan. Penulis juga
menghaturkan terima kasih kepada saudara penulis, Almira Wilonna dan Adrian Navasa Noor
yang telah memberi semanagat bagi Penulis dalam pengerjaan Skripsi ini.
Dalam proses penyusunan skripsi ini saya juga mendapat banyak dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sebagai penghargaan dan ucapan terima kasih terhadap
semua dukungan dan bantuan yang telah diberikan, saya menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu S.H.,M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara;
i
Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum
3. Bapak Dr. OK Saidin, S.H.,M.Hum., selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara;
4. Ibu Puspa Melati, S.H., M.Hum., selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara;
5. Bapak Dr. Jelly Leviza, S.H., M.Hum, selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum
6. Bapak Abdul Rahman, S.H., M.H. selaku Ketua Departemen Hukum Internasional
7. Bapak Dr. Sutiarnoto, S.H., M.Hum. selaku Sekretaris Departemen Hukum Internasional
Fakultas Hukum Universitas Sumatra Utara dan Dosen Pembimbing I yang telah banyak
membantu dan sabar dalam memberikan masukan, arahan-arahan serta bimbingan kepada
8. Bapak Arif S.H., M.H. selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak membantu dan
sabar dalam memberikan masukan, arahan-arahan serta bimbingan kepada Penulis baik di
9. Bapak Hamdan, Bapak Mahmud, Bapak Imanuddin, Ibu Tengku Keizeirina Devi, Ibu
Mariati, Ibu Khalida, Ibu Ismaini, Ibu tati, dan Kak Puji selaku Dosen dan peserta yang
ikut ikut berpartisipasi dan memeriahkan dalam Comparative Study ILSA Goes to
JAPAN. Terima Kasih, semoga berkesan bagi Bapak dan Ibu sekalian.
ii
Universitas Sumatera Utara
10. Seluruh Dosen di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah mengajar dan
memberikan ilmu yang terbaik, serta membimbing penulis selama menjalani studi di
11. Seluruh staf pegawai dan tata usaha di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang
12. My half lifetime partner, Desy Putri Dira, the everyone comfort zone, and Esy Dwi
Rahma, the full of sense one. The one that knows me without the word explanation, fully
blessed to know both of you, I know the word “thankyou” is not enough for everything
that have you done in this almost 4 years, but my campus life isn‟t complete without you.
13. My strongest and biggest one, Chyntia Delvita Sari Hasibuan dan Anggi Ramadhani
Lubis (2015), my campus life is tasteless without you guys, thankyou for everything.
14. My first till forever geng Pasukan ARMADA (the last line group name), Indira Halida,
Teuku Aris, Muhammad Rachwi, Reza Adha Lubis, Arimansyah that I have known since
my first year till forever, thankyou for everything, thankyou the colour. And especially for
Dt. Ananda Farkie, Sayid Harris Firza, Fajar Tanjung, I think that I never gonna have the
the perfect heartfelt friends like you guys anymore, deeply thankyou for everything.
15. My Best Team EVER! PJ Comparative Study Goes to JAPAN, Hans Melvin, Mahmuddin,
Akbar Hamdani Rambe, Roro Try Ayu, Afifah Mutiara, Cindy V, thank you for making
16. My Presidium ILSA 2017, yang telah membantu sedikit banyak penulis dalam
iii
Universitas Sumatera Utara
17. My ILSA 2017 big family, Tasya, Miranda, Cia, Steven dan yang lainya yang telah
mempercayai Penulis dalam menjalankan amanah sebagai Ketua ILSA 2017, serta setia
dalam mengikuti setiap progja-progja dalam setaun perjalanan ILSA. Terima Kasih, atas
18. Keluarga Besar BTM Aladdinsyah, S.H., yang telah memberikan kesempatan bagi
Penulis, untuk berada di dalam lingkaran yang Insha Allah di ridho Allah. Terutama
Keluarga BTM Aladdinsyah 2014, Alfatih Nabawiyah Yulita Ariska, Ajeng Hanifa, Iin
Septi, Nelli Ayunda, Khairin Ulyani, Ika Khairani, Amiroh, Afifah S, Ashri Azhari,
Wahyu Agustina, Widya Sujud, Fachri Husaini, Ardian Harahap, Guivara Sahri, Faisal
19. Para Senioren, Abangda Almadudy, Kakanda Maulida Sa‟adillah, Kakanda Syaravina
Lubis, Abangda Saufie Fitra Arrijal, Abangda Faisal Anshari Dwana, Kakanda Desita
Muzdalifah, Kakanda Endah Sundari, Kakanda Bella Gantika, Kakanda Silvie Yoelanda,
Kakanda Raudatussyifa, Kakanda Nurliza Chan, dan senioren lain yang tidak di sebutkan
namanya. Terima Kasih atas bantuan dan inspirasi kepada Penulis baik secara langsung
maupun tidak, semoga kelak Penulis dapat menjadi inspirasi seperti kalian;
20. Gadis Manzha sedari SMK TELKOM, Yuliza , Nurmaini, Icha Handyanti, Cicha, Mimi,
Amira Rizka, Sandia, Terima Kasih. telah memberikan dukungan yang angap saja
berfaedah bagi penulis, dan juga kepada pria-pria terbaik seantero SMK TELKOM, Riko
Rizqullah Putra dan Yuslan Abubakar, Terima Kasih telah menjadi bagian dalam
pencapaian Penulis.
iv
Universitas Sumatera Utara
Penulis menyadari skripsi ini ibarat sebutir pasir di pantai ilmu nan luas, jauh dari kata
sempurna karena hanya Sang Khalik yang memiliki kesempurnaan itu, penulis berusaha
memberi kontribusi pemikiran sederhana sebagai upaya latihan dan belajar guna menjadi
ilmuwan yang lebih baik nantinya. Penulis berharap pada semua pihak agar dapat memberikan
kritik dan saran yang membangun untuk kedepannya, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi
v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
vi
Universitas Sumatera Utara
4. Kasus Penyelundupan Manusia (Timur Tengah – Indonesia – Australia)
............................................................................................. 67
BAB IV : PENGATURAN KEAMANAN MARITIM (MARITIM SECURITY) DALAM
PENANGANAN KASUS PENYELUNDUPAN MANUSIA (PEOPLE
SMUGGLING) DI KAWASAN ASIA TENGGARA ................. 69
A. Pengaturan Internasional Terhadap Kasus Penyelundupan Manusia
.................................................................................................... 69
1. United Nation Convention On Transnational Organized Crime (UNCTOC)
............................................................................................. 69
a. Protocol Against the Smuggling of Immigrant by Land, Sea and Air
................................................................................ 72
b. Protocol to Prevent, Suppress and Punish Trafficking in Persons
................................................................................ 75
c. Protocol against the Illicit Manufacturing and Trafficking in Firearms
................................................................................ 77
2. Declaration of Ministerial Conferece of Khartoum Process .. 79
B. Pengaturan RegionalTerhadap Kasus Penyelundupan Manusia .... 82
1. Bali Process……………………………………………………….. 82
2. ASEAN Measure……………………………………………. 92
BAB V : PENUTUP ....................................................................................... 99
A. Kesimpulan ................................................................................... 99
B. Saran .............................................................................................. 102
vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
perdagangan manusia
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR SINGKATAN
Smuggling Protocol Protocol Against the Smuggling of Immigrant by Land, Sea and
ix
Universitas Sumatera Utara
perserikatan bangsa-bangsa menentang tidak pidana transnational
yang terorganisasi
x
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAKSI
xi
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan keluasan air yang meluas di antara berbagai benua dan pulau-pulau di
dunia. Tidak dapat dikatakan dengan pengertian biasa bahwa di atas atau di dalam
air yang amat meluas itu ada orang atau manusia yang menetap 1 adakalanya laut
juga merupakan batas suatu negara dengan negara lain dengan titik batas yang
merupakan batas kekuasaan suatu negara, sejauh garis terluar batas wilayahnya 2.
perkembangan zaman dari defenisi-defenisi tersebut, fungsi laut dapat dibagi atas;
(i) sebagai sumber makanan bagi umat manusia, (ii) sebagai jalan raya
(vi) sebagai alat pemisah dan pemersatu bangsa 3. Termasuk juga memberikan
kontribusi yang besar untuk dunia, seperti halnya dalam bidang ekonomi.
Perdagangan seaborne dunia berkembang sebesar 2,6 persen naik dari 1,8 persen
pada tahun 2015, yang berada di bawah rata-rata historis 3 persen yang tercatat
1
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Laut Bagi Indonesia (Bandung: Vorkonnk Van Hoeve,
1982), hal. 8.
2
Joko Subagyo, Hukum Laut Indonesia, (Jakarta: Ribeja Cipta), hal. 1
3
Hasjim Djalal, Perjuangan Indonesia di Bidang Hukum Laut (Bandung: Binacipta,
1979), hal. 1
1
Universitas Sumatera Utara
2
selama empat dekade terakhir dan permintaan impor yang kuat pada tahun 2016
masyarakat dan antar individu semakin dekat, saling tergantung dan saling
mempengaruhi sehingga tercipta suatu dunia tanpa batas (borderless world) telah
memainkan peran yang penting baik dalam bidang ekonomi maupun politik.
Namun di era globalisasi yang bebas dan terus berkembang seperti sekarang ini,
laut bukan hanya sekedar memberikan kontribusi yang positif atau yang
persen wilayahnya yang memiliki kepentingan maritim yang luas adalah salah
satunya.
Nation Convention on the Law of The Sea (UNCLOS) yang diadopsi dan di
tandatangani pada tahun 1982 dan mulai berlaku pada tahun 19946. UNCLOS
tidak memberikan defenisi yang pasti untuk keamanan maritim sendiri. Keamanan
yang mengacu pada ancaman seperti perselisihan lintas negara, terorisme maritim,
dan bencana maritim7. Sehingga secara garis besar pengertian keamanan maritim
(maritime security) yang dilihat dari sudut dimensi keamanan nasional Indonesia
sehingga kekuatan laut (sea power) yang diwakili oleh kekuatan angkatan laut
(naval forces) sebagai kekuatan yang dominan terkait maritim atau wilayah laut. 8
ancaman maritim.
dan berkembang itu menjadi salah satu bisnis yang paling menguntungkan, pada
hakikatnya ancaman-ancaman tersebut memang bukan hanya lewat laut saja, bisa
lewat darat ataupun udara, namun terkhusus kepada laut, keamanan maritim
7
Christian Bueger, Op.Cit, hal. 6.
8
Ibid.
9
Gerhard O. W. Mueller, Transnational Crime, Definitions and Concepts:, dalam P.
Williams dan D. Valassis (eds), Combating Transnational Crime, a Special Issue of Transnational
Organized Crime, 1998, hal. 14.
manusia atau migran dengan rute yang menjangkau negara-negara sejauh Australia
bagian tenggara yang secara geografis terletak di antara dua benua (Benua Asia
dan Benua Australia) dan dua samudra (Samudera Hindia dan Samudera Pasifik).
dari luas wilayah Benua Asia, dengan wilayah maritim yang khas, sebagaimana
karakter wilayah maritim ini telah di gambarkan sebagai “pemersatu pertama dan
Singapore, Thailand, Vietnam and Timor Leste. Terkecuali Timor Leste, Negara-
negara yang termasuk Asia Tenggara yang di lihat dari segi geografis merupakan
Nation Convention on The Law of The Sea)13. Sembilan dari sepuluh negara Asia
Vietnam dan Singapura) adalah negara pantai, dan dua dari negara-negara ini
10
United Nation Office on Drugs and Crime (UNDOC), A Short Introduction to Migrant
Smuggling, Issue Paper, 2010, hal. 5.
11
Tara Davenport, AsianSIL Working Paper 2012/ 7, Southeast Asian Approaches To
Maritime Delimitation, Paper presented at the 3rd NUS-AsianSIL Young Schaolars Workshop,
NUS Law School, 23-24 Februari 2012.
12
Association of Southeast Asia Nations (ASEAN), (http://asean.org/asean/asean-
member-states/ (di akses pada tanggal 17 November 2017 pukul 17:15).
13
United Nation Convention on the Law of the Sea (UNCLOS),
(https://www.un.org/Depts/los/reference_files/chronological_lists_of_ratifications.htm di akses
pada tanggal 17 November 2017 pukul 17:15)
atau migran seperti Smuggling Protocol, atau Protocol against the Smuggling of
Migrants by Land, Sea and Air14, yang kemudian dilampirkan PBB kedalam
Desember 2000, dengan lebih dari 120 negara partisipan mengikuti protokol ini.
Parts and Components and Ammunition. Di dalam instrumen ini bukan hanya
menangani masalah hak asasi manusia, namun juga membuat dasar hukum untuk
14
United Nation Office on Drugs and Crime (UNDOC), dalam Protocol against the
Smuggling of Migrants by Land, Sea and Air, supplementing the United Nations Convention
Against Transnational Organized Crime,
http://www.uncjin.org/Documents/Conventions/dcatoc/final_documents_2/convention_smug_eng.
pdf (di akses pada tanggal 17 November 2017 pukul 19:14)
the Khartoum Proces, merupakan proses politik tingkat tinggi antar benua yang
selaras yang terdiri dari komisaris Uni Eropa dan Uni Afrika (AU) yang
biasa disebut dengan Bali Process, pada 26-28 februari 2002, yang dihadiri 37
negara dari wilayah Asia dan Pasifik dan 28 pengamat yang terdiri dari negara-
(i) masalah migrasi tidak teratur di Indonesia wilayah Asia Pasifik (dan terutama
15
Directorate of Non-UN Inter-Govermental dan Non-Govermental International
Organization, Directorate General of Multilateral Political, Social and Security Affairs,
Department of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia, 2005, Bali Process: Towards a Better
Management of migration on Asia Pasific Region, hal. 1.
16
Australia and Indonesia, „Co-Chairs‟ Statement: Bali Ministerial Conference on People
Smuggling, Trafficking in Persons and Related Transnational Crime‟ (26-28 February 2002) (
http://www.mofa.go.jp/policy/i_crime/people/conf0202.html, di akses pada tanggal 17 November
2017 pukul 18:20), hal. 3.
17
Ibid, 3-4
karena melanggar hak asasi manusia dan kebebasan sipil;18 dan (iii) negara
ilegal ini, serta para menteri juga menyoroti bahwa kerja sama regional harus
regional membuat penulis lebih tertarik lagi untuk membahasnya serta melihat
terkhusus pada kawasan Asia Tenggara, sehingga dapat diperoleh kesimpulan atas
bagaimana keefektifan peraturan tersebut. maka dari itu penulis menulis skripsi
Asia Tenggara.
18
Ibid, 7
19
Ibid, 8-19
B. Rumusan Masalah
Asia Tenggara?
ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini, sebagaimana tujuan penulisan skripsi
Selain tujuan dari penulisan skripsi ini, perlu diketahui pula manfaat yang
diarapkan dapat diperoleh dari penulisan skripsi ini, adapun manfaat dalam
a. Manfaat Teoritis
bidang hukum. Selain itu, juga agar dapat menambah wawasan para
negara-negara.
b. Manfaat Praktis
Tenggara.
D. Keaslian Penulisan
bagaimana instrument hukum yang tepat serta yang berlaku dalam mengatur
dan masuk dalam kejahatan transnasional yang kerap menjadi ancaman bagi
lintas negara yang strategis. Skripsi ini ditulis berdasarkan ide, gagasan serta
pengadaan karya tulis orang lain, sebagaimana dalam proses penulisan skripsi ini
jurnal ilmiah, media cetak dan media elektronik. sehingga penulisan skripsi ini
juga telah di uji bersih dalam dokumentasi dan informasi hukum di Perpustakaan
Universitas cabang Fakultas Hukum yang menyatakan bahwa “judul besih dan
tidak ada judul yang sama”. Jika ada kesamaan pendapat dan kutipan, hal itu
demi penyempurnaan penulisan skripsi ini serta memenuhi tugas akhir dan syarat
Utara
E. Tinjauan Pustaka
United Nation Convention on the Law of The Sea (UNCLOS) tidak memberikan
defenisi yang pasti untuk keamanan maritim sendiri begitu pula dengan
laut yang mungkin disebabkan oleh gangguan pada kapal, awak kapal yang tidak
internasiona lainya, seperti pada tahun 2014 United Kingdom, European Union
20
Christian Bueger, Op.Cit
dengan suatu tujuan akhir terciptanya lingkungan kehidupan pada negara maupun
tataran individu yang terbebas dari segala bentuk ancaman21, ancaman yang
yang menjadi target ketakutan, kegelisahan dan akhirnya ketakutan, yang akan
mengikis perlawanan target untuk berubah atau akan menekannya, dalam hal
keamanan maritim. Bandoro, menyebut ancaman sebagai segala jenis hal baik
yang bersifat masih dalam potensi maupun bentuk aktifitas yang mengancam
berdaulat baik yang datang dari luar maupun dalam wilayah negara. 22 Sehingga
secara garis besar dilihat dari sudut dimensi keamanan nasional Indonesia
negara sehingga kekuatan laut (sea power) yang diwakili oleh kekuatan angkatan
laut (naval forces) sebagai kekuatan yang dominan terkait maritime atau wilayah
21
I Nengah Putra A - Abdul Hakim, ”Analisa Peluang Dan Ancaman Keamanan Maritim
Indonesia Sebagai Dampak Perkembangan Lingkungan Strategi”, 2016. Hal 6.
22
Ibid.
23
Ibid.
24
US Navy and US Marine Corps, “Naval Operations Concept 2006”, 2006. hal 14; dan
The U.S. Coast Guard Strategy for Maritime Safety, Security, and Stewardship, 2007. hal 11-12.
Protocol Against the Smuggling of Migrants by Land, Sea, and Air (selanjutnya
permanent resident”
”illegal entry” shall mean crossing borders without complying with the
masuknya seseorang secara illegal ke dalam suatu negara pihak dari mana
pidana yang terorganisasi yang melakukan tindak pidana lebih dari satu
wilayah negara;
F. Metode Penelitian
Untuk melengkapi penelitian ini agar tujuan dapat lebih terarah dan dapat
penulisan skripsi ini adalah metode penelitian yuridis normatif yang akan
a. Tipe Penelitian
skripsi ini adalah melalui tipe pendekatan yuridis normatif, pendekatan yuridis
25
Di lihat pada Pasal 3 ayat 1 (a) UNTOC
26
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, (Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 2004) hal. 14.
yang terorganisasi;
pendapat dari para ahli hukum internasional yang terkait objek penelitian.
sehingga akan diperoleh suatu kesimpulan yang lebih terarah dari pokok
bahasan
G. Sistematika Penulisan
dalam melihat dan memahami isi dari tulisan ini secara menyeluruh. Dalam
sistematika penulisan ini dibagi ke dalam 5 (lima) bab. Setiap bab menguraikan
satu dengan bab yang lainya. Setiap bab terdir dari subbab sebagai penjabaran
lebih lanjut dari bab yang ada yang akan mendukung keutuhan pembahasan setiap
bab dengan tujuan agar lebih memudahkan dalam hal pemahaman dan terarahnya
penulisan skripsi ini. Adapun sistematika penulisan dalam skripsi ini yaitu :
a. BAB I : PENDAHULUAN
penulisan.
INTERNASIONAL
Australia.
TENGGARA
mengakuinya.
e. BAB V : PENUTUP
timbul kembali.
BAB II
INTERNASIONAL
Secara bebas laut di artikan sebagai kumpulan air asin yang sangat banyak
dengan pulau lainnya 27. Laut yang merupakan keluasan air yang meluas di antara
pengertian biasa bahwa di atas atau di dalam air yang amat meluas itu ada orang
atau manusia yang menetap28 adakalanya laut juga merupakan batas suatu negara
dengan negara lain dengan titik batas yang ditentukan melalui ekstradisi bilateral
atau multilateral yang berarti pula merupakan batas kekuasaan suatu negara,
dalam sejarah laut terbukti telah mempunyai berbagai fungsi, antara lain sebagai :
atau pemersatu bangsa; 6) tempat galian berharga di dasar laut, dan usaha-usaha
27
Abdul Muthalib Tahar, Hukum Laut Internasional menurut KHL PBB 1982 dan
perkembangan Hukum Laut di Indonesia, Fakultas Hukum Internasional Bagian Hukum
Internasional, 2007, hal.1.
28
Wirjono Prodjodikoro, Hukum laut bagi Indonesia (Bandung: Vorkonnk Van Hoeve,
1982), hal. 8.
29
Joko Subagyo, Hukum Laut Indonesia, (Jakarta: Ribeja Cipta), hal.1.
mengambil sumber daya alam30 fungsi lain bagi penghidupanya, sebagai jalur
pelayaran seperti halnya lalu lintas kapal dan transportasi sebagaimana diatur oleh
hukum laut internasional, yaitu di dalam Konvensi Jenewa I tahun 1958 tentang
laut teritorial dan zona tambahan biasa di sebut dengan hak lintas damai diatur
dalam konvensi ada tiga macam, yaitu : (a). hak lintas damai; (b). hak lintas
transit; dan (c). hak lintas alur kepulauan31, kepentingan pertahanan, dan
atas telah dirasakan oleh umat manusia, dan telah memberikan dorongan terhadap
lainnya, perkembangan hukum laut (publik) jauh lebih pesat. Walaupun demikian
hukum laut internasional baru yang sedang dalam proses pembentukannya dewasa
ini tidak dapat sama sekali dilepaskan daripada hukum laut internasional yang
dasar-dasarnya diletakkan dalam abad XVI di Eropa Barat. Hal ini disebabkan
dalam bidang hukum laut internasional publik tidak bisa sama sekali dipisahkan
Ada tiga sebab yang mendorong tata hukum laut internasional, yang dasar-
dasarnya diletakkan oleh Hugo Grotius dan ahli-ahli hukum masa dulu. Pertama,
pada laut dan samudera sebagai sumber kekayaan alam baik ayati maupun mineral
30
Hasyim Djalal, Perjuangan Indonesia Di Bidang Hukum Laut, Badan Pembinaan Huku
Nasional Departemen Kehakiman, Penerbit Binacipta, 1979, hal.1.
31
Khaidir Anwar, Hukum Laut Internasional Dalam Perkembanganya, Seri Monograf
Volume 3, 2015, hal. 3.
termasuk minyak dan gas bumi. Kedua, kemajuan teknologi yang memungkinkan
penggalian sumber kekayaan alam di laut yang tadinya tidak terjangkau manusia.
merdeka yang menginginkan perubahan dalam tata hukum laut internasional yang
sejarah cukup panjang. Fungsi-fungsi laut yang disebutkan di atas didasarkan atas
tersebut tidak dapat dilepaskan dari sejarah pertumbuhan hukum laut internasional
bersama masyarakat dunia, dank arena itu tidak dapat diambil atau
b. Res Nullius, yangmenyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memiliki
negara.
sejarah panjang dan seiringan dengan lahirnya hukum laut internasional, yang
berada dalam masa puncak kejayaannya menguasai seluruh tepi Lautan Tengah,
32
Sejarah Lahirnya Hukum Laut Internasional, (http://karyatulisilmiah.com/sejarah-
lahirnya-hukum-laut-internasional/ diakses pada tanggal 15 januari 2018, pukul 17:00)
33
Mochtar Kusumaatmadja, 1983, Hukum Laut Internasional, Angkasa Offset, Bandung,
hal. 1.
dengan pemilikan kerajaan atas laut. Pada zamannya pengaruh pemikiran atas
pertumbuhan hukum laut publik tidak terlalu besar dan tenggelam dalam
perkembangan hukum laut yang didasarkan atas hukum Romawi dalam abad
pada zaman Romawi, masa abad pertengahan, zaman Portugal dan Spanyol, serta
zaman Inggris.
A. Zaman Romawi
tidak menimbulkan persoalan hukum, karena tidak ada pihak lain yang menentang
atau menggugat kekuasaan mutlak Roma atas Laut Tengah. Laut Tengah pada
masa itu tidak lain dari suatu “danau” dalam wilayah kekaisaran Roma. Keadaan
berlainan pada waktu itu karena ada kerajaan-kerajaan lain di tepi Lautan Tengah
yang dapat mengimbangi kekuasaan Roma. Hal yang menjadi tujuan dari
penguasaan Romawi atas laut ini adalah untuk membebaskannya dari bahaya
karenanya menguasai seluruh Laut Tengah secara mutlak, dan terhindar dari
terhadap laut adalah bahwa laut merupakan suatu “res communis omnium” (hak
bersama seluruh umat). Dalam rangka pemikiran ini, Roma melihat dirinya
sebagai pihak yang menjamin kepentingan umum dalam laut dan penggunaannya
sehingga tidak ada pertentangan antara kekuasaan atas laut dan kebebasan dalam
dijelaskan adanya pemikiran lain tentang laut yang menganggapnya sebagai suatu
“res nullius”. Menurut pandangan ini laut bisa dimiliki apabila yang berhasrat
Roma dan munculnya berbagai kerajaan dan negara di sekitar tepi Laut Tengah
yang masing-masing merdeka dan berdiri sendiri yang satu lepas daripada yang
tuntutan yang diakui oleh Paus Alexander III dalam tahun 1177. Berdasarkan
kekuasaanya atas Laut Adriatik, Venetia memungut bea terhadap setiap kapal
yang berlayar di wilayah laut tersebut. Genoa mengklaim kekuasaan atas laut
Hal yang sama dilakukan oleh Pisa yang mengklaim dan melakukan tindakan-
tindakan penguasaan atas Laut Thyrrhenia. Adanya 3 (tiga) negara kecil yang
mucul setelah runtuhnya Imperium Roma hanya merupakan sebagian kecil dari
Laut Tengah setelah kekuasaan tunggal Roma lenyap dengan runtuhnya Imperium
macam36.
menimbulkan suatu keadaan dimana laut tidak lagi merupakan suatu daerah milik
menyatakan bagian dari laut yang berbatasan dengan pantainya, secara eksklusif
hokum Kebutuhan untuk menyusun suatu teori hukum tentang status antar negara
yang berbatasan dengan laut menyebabkan ahli-ahli hukum Romawi yang lazim
laut oleh negara-negara ini antara lain menimbulkan beberapa teori yang
dikemukakan oleh Bartolus dan Baldus, dua ahli hukum terkemuka di abad
pertengahan. Bartolus meletakkan dasar atas dua pembagian laut, yakni bagian
laut yang berada di bawah kekuasaan kedaulatan negara pantai dan di luar itu
36
Ibid, hal. 4-5.
berupa bagian laut yang bebas dari kekuasaan dan kedaulatan siapapun. Teori ini
kelak merupakan dasar bagi pembagian laut yang klasik dalam Laut Teritorial
(wilayah) dan Laut Lepas. Konsepsi Baldus berlainan dan bersifat lebih maju.
Konsepsi bertalian dengan penguasaan atas laut yaitu pemilikan laut, pemakaian
laut, yurisdiksi atas laut dan wewenang untuk melakukan perlindungan terhadap
kepentingan-kepentingan di laut37.
bangsa Portugis mencari jalan laut lain ke arah timur menuju Indonesia melewati
Samudera Hindia. Selain itu, Portugal juga menuntut Laut Atlantik di sebelah
selatan Maroko sebagai wilayah mereka. Bersamaan dengan itu, Spanyol telah
bersama dengan bagian barat Samudera Atlantik dan Teluk Meksiko sebagai
Tuntutan kedua negara ini diakui oleh Paus Alexander VI, yang membagi
dua wilayah laut di dunia menjadi dua bagian dengan batas meridian 100 leagues
(lk. 400 mil laut) sebelah barat Azores. Batas sebelah barat meridian tersebut,
yaitu Samudera Atlantik, Teluk Meksiko, dan Samudera Pasifik menjadi milik
Spanyol, dan batas sebelah timur yaitu Samudera Atlantik yang berbatasan dengan
sebelah selatan Maroko dan Samudera Hindia menjadi milik Portugal. Pembagian
ini kemudian diperkuat dengan Perjanjian Tordissilas antara Spanyol dan Portugis
pada tahun 1494 dengan memindahkan garis perbatasannya menjadi 370 leagues
sebelah barat pulau-pulau Cape Verde di pantai barat Afrika. Sementara itu,
37
Ibid, hal. 6-7.
Swedia dan Denmark menuntut kedaulatan atas laut Baltik, dan Inggris atas
Narrow Seas, dan Samudera Atlantik dari Cape Utara sampai ke Cape Finnistere
penangkapan ikan di Laut Utara, dan ketika pada tahun 1636, Belanda mencoba
menangkap ikan, mereka diserang dan dipaksa membayar 30.000 pound sebagai
D. Zaman Inggris
tantangan dari pihak lain. Keberadaan suatu kerajaan dalam bidang perikanan
bertujuan melindungi sumber daya ikan dekat pantai negara lain. Kerajaan Inggris
Tantangan yang paling gigih dan ulet terhadap konsepsi laut tertutup (mare
yang memberikan klaim dan negara pihak yang memperjuangkan azas kebebasan
berlayar (freedom of navigation) yang didasarkan atas pendirian bahwa lautan itu
memperjuangkan azas kebebasan laut dengan cara yang paling gigih, walaupun
38
Ibid, hal. 11.
kemudian Kerajaan Inggris, yang dipimpin Ratu Elizabeth lebih dikenal sebagai
perintis atas kebebasan laut ini. Perjuangan armada-armada Belanda dan Inggris
seluruh belahan dunia menjadi sadar akan potensi positif dan negatif dari laut, dan
menyadari pula bahwa laut harus diatur sedemikian rupa supaya berbagai
Disisi lain menurut konsep res nullius, laut bida dimiliki apabila berharsat
munculnya berbagai kerajaan dan negara di sekitar lautan tengah yang masing-
masing merdeka dan berdiri sendiri yang satu lepas dari yang lain. Walaupun
penguasaan mutlak lautan tengah oleh imperium romawi sendri telah berkhir,
akan tetapi pemilikan lautan oleh negara-negara dan kerajaan tetep menggunakan
Di dalam decade-dekade dari abad ke-20 telah empat kali diadakan usaha-
usaha untuk memperoleh sutu himpunan hukum laut yang menyeluruh, yaitu :
39
Ibid, hal. 13.
40
Buana, Mirza Satria, Hukum Internasiona Teori dan Praktek, Bandung : Nusamedia ,
2009.
41
Mochtar Kusumaatmadja, Op.Cit. hal. 4.
2. The UN Conference on The Law of the Sea in 1958 (konvensi pbb tentang
hukum laut)
naungan PBB adalah konvensi hhukum laut 1958 di jenewa, yang mana
kontinen).43
42
Subagyo, P. Joko, Hukum Laut Indonesia, Jakarta : Rineka Cipta, 2005, hal. 3.
43
Hauna, Boer, Pengertian Peranan Dan Fungsi Dalam Era Dinamika Global, Bandung
: Penerbit Alumni, 2000.
Walaupun kovensi ini dinilai sukses, namun hal tersebut tidak lepas
3. The UN Conference on The Law of the Sea in 1960 (konfensi PBB tentang
4. The UN Conference on The Law of The Sea in 1982 (konvensi hukum laut
1982)
Konvensi hukum laut 1982 adalah puncak karya PBB tentang hukum
pada sidangnya yang ke -11. Kovensi hukum laut dengan hasil gemilang
ini ditanda tangani oleh 119 negara. Konvensi hukum laut 1982 terdiri dari
Dianggap sebagai yang terbesar karena konvensi ini diikuti oleh lebih
dari 160 negara, dengan sekitar 4500 anggota delegasi dengan beragam
dihadapin.44
Koh dalam sidang terakhir pada tanggal 10 Desember 1982 yaitu sebagai
berikut:
Landas Kontinen.
44
Ibid, hal. 89.
di Landas Kontinen.
kontinen.
perperangan, merupakan sebuah kalimat yang dipercaya oleh The Navy, Marine
Corps, and Coast Guard, dalam Maritime Strategy United State, yang juga berarti
Dengan fakta bahwa 90% dari dunia perdagangan bergerak melalui laut,
sebagian besar dari populasi dunia tinggal di dalam beberapa ratus mil dari lautan
dan hampir tiga perempat dari planet ini ditutupi oleh air,46 mendorong United
State untuk menciptakan keamanan laut, yang identik dengan adanya “ancaman” 47
45
US Navy, US Marine Corps and US Coast Guard, A Cooperative Strategy for 21st
Century Seapower, Oktober 2007, hal. 2.
46
Ibid.
47
Christian Bueger, hal. 1.
48
Ibid.
operasi penegakan maritim terutama dalam kaitannya dengan usaha mereka dalam
Maritime Security Policy di tahun 2004 saat menyebarnya ketakutan global akan
terorisme maritim (New York merupakan kota di tepi laut). Pentingnya peran
drug trafficking, and other illicit activities. Countering these irregular and
Melawan ancaman tidak beraturan dan transnasional ini melindungi tanah air
49
US Navy and US Marine Corps, „Naval Operations Concept 2006‟ (2006) , hal. 14. ;
and The U.S. Coast Guard Strategy for Maritime Safety, Security, and Stewardship, 2007, hal. 11-
12.
50
US Navy, US Marine Corps and US Coast Guard, Op.Cit, hal. 3.
mana yang tepat kita pakai, kelautan atau maritim untuk menggambarkan sebuah
serta perlindungan yang cakupanya cukup luas antara kelautan dengan kata “laut”
laut atau kemampuan untuk memanfaatkan laut bagi pembangunan nasional. Tetapi,
ada juga yang mengatakan bahwa kata maritimlah yang mewakili geopolitik dan
kita menggunakan konsep yang tidak tepat untuk hal yang dimaksud. Malah, ada
kalanya kita menggunakan konsep yang berbeda untuk menjelaskan hal yang sama.
Seperti yang telah di bahas sebelumnya, secara umum sebagai kumpulan air
asin yang sangat banyak dan luas di permukaan bumi dan berhubungan dengan
lainnya dan/atau pulau dengan pulau lainnya 51, sedangkan kelautan hanya
dapat saja diartikan sebagai dekat, menyentuh, bersinggungan. Atau, apabila kita
(dengan); ada sangkut pautnya (dengan); bertalian (dengan); berkaitan (dengan): atau
Dari uraian pengertian ini jelas bahwa istilah kelautan lebih cenderung melihat
51
Abdul Muthalib Tahar, Hukum Laut Internasional menurut KHL PBB 1982 dan
perkembangan Hukum Laut di Indonesia, Fakultas Hukum Internasional Bagian Hukum
Internasional, 2007, hal. 1.
52
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online (https://kbbi.kemdikbud.go.id/ di akses pada
tanggal 15 desember 2017, pukul 14.00)
kelautan dan laut sebagai bentuk fisiknya, sebagai physical entity atau physical
Seapower adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan sifat atau kualitas
angkatan laut dalam hubungannya dengan kekuatan darat dan udara, kadang-
kadang diartikan pula sebagai angkatan laut dalam konteks yang lebih luas yaitu
dalam kaitannya dengan semua kegiatan yang berhubungan dengan komersial dan
diartikan sebagai meliputi ketiga aspek di atas. Istilah seapower, kembali menurut
Geoffrey Till, dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek input dan output. Dari
nonmiliter secara luas dan sepanjang ada relevansinya, meliputi pula kekuatan
tentang apa yang diperlukan untuk dapat mengendalikan dan memanfaatkan laut,
tetapi juga merupakan kapasitas untuk memengaruhi tingkah laku pihak lain atau
sesuatu yang dikerjakan orang di laut atau dari laut. Pengertian ini mendefinisikan
seapower dalam terminologi hasil, sebagai keluaran atau output, bukan sebagai
faktor yang dibutuhkan atau input, atau lebih jelasnya, tujuan, bukan cara.
Dikatakan oleh Sir Julian Corbett, makna sesungguhnya seapower bukanlah apa
penggunaan istilah ini lebih cocok untuk penggambaran penguasaan laut atau
populer dalam dekade terakhir ini, juga merupakan suatu frasa baru. Istilah itu
khusus55 United Nation Convention on the Law of The Sea (UNCLOS) yang
diadopsi dan di tandatangani pada tahun 1982 dan mulai berlaku pada tahun
199456 tidak memberikan defenisi yang pasti untuk keamanan maritim sendiri,
Keamanan maritim biasa dianalisis dengan cara yang sama dengan mengenali
53
Penggunaan Kata Kelautan atau Maritim (http://www.emaritim.com/2015/02/rosihan-
arsyad-kelautan-atau-maritim.html/ di akses pada tanggal 17 desember 2017, pukul 17.00).
54
Keamanan Maritim dan Implikasi Kebijakannya Bagi Indonesia
(https://media.neliti.com/media/publications/37552-ID-keamanan-maritim-dan-implikasi-
kebijakannya-bagi-indonesia.pdf di akses pada tanggal 17 desember 2017, pukul 17.00).
55
Christian Bueger, “What is Maritime Security”. Department of Politics and
International Relations, School of Law and Politics, Cardiff University. Marime Policy, 2015, hal.
1.
56
United Nations Convention on Law of the Sea (UNCLOS), ditandatangani 10
Desember 1982, (mulai berlaku 16 November 1994). (di akses pada tanggal 17 Desember 2017,
pukul 17:10)
57
Christian Bueger,Op.cit.
sangat berkurang.60
58
Keamanan Maritim dan Implikasi Kebijakannya Bagi Indonesia, Op.Cit, hal. 6.
59
Ibid.
60
Ibid.
setidaknya sampai awal 1980-an, tepatnya pada akhir perang dingin mempercepat
bukan hanya negara, tetapi juga individu dan masyarakat di tingkat sub-negara
bagian dan, di luar tingkat negara, keamanan di tingkat regional dan bahkan
global.61
tergantung dan "sektor isu" atau "dimensi" keamanan. Tingkat analisis Buzan
sistem), sementara sektor terbitannya terdiri dari keamanan militer, politik, sosial,
ekonomi dan lingkungan. Analis lain di bidang studi keamanan mengikuti pola
transnasional dan migrasi, semua ini dapat dimasukkan dalam satu atau lebih
61
Christopher Rahman, Concepts of Maritime Security: A Strategic Perspective on
Alternative Visions for Good Order and Security at Sea, with Policy Implications for New
Zealand, Papers University of Wollongong, 2009.
maritim juga dapat dianalisis dengan cara yang sama dengan mengenali hubungan
menggantikan atau memasukkan lebih tua, konsep yang mapan, dan juga
ekonomi dengan cara pencegahan serta pengawasan dan pertarungan 64 konsep dari
menyangkut fakta bahwa angkatan laut adalah salah satu aktor utama dalam
keamanan maritim. Selain itu, seapower membahas diskusi tentang sejauh mana
yang terlibat di wilayah lain daripada wilayah mereka sendiri dan keberadaannya
di perairan internasional.
profesional maritim dan lingkungan laut. Keselamatan laut adalah yang pertama
Konsep blue economy “ekonomi biru” diusulkan pada KTT dunia Rio+20
2012 dan didukung secara luas, misalnya dalam European Union‟s Blue Growth
berkelanjutan untuk ini. Konsep blue economy terkait dengan keamanan maritim
untuk alternatif untuk memahami keamanan dalam hal keamanan nasional yang
(misalnya Gasper 2005, Martin and Owen 2010, Paris 2001). Dimensi inti
merupakan sumber makanan dan lapangan kerja yang vital, terutama di negara-
negara terbelakang, Perikanan Ilegal, yang Tidak Dilaporkan dan Tidak Teratur
maritim secara lebih luas. Terutama ketahanan populasi pesisir telah diidentifikasi
sebagai faktor kunci dalam munculnya ancaman maritim dan karenanya penting
dalam pencegahannya65.
lepas pantai, serta organisasi kelautan untuk melindungi wilayah laut 66 lebih
mentitik beratkan kepada “ancaman” pada daerah maritim yang mengacu pada
bencana maritim67.
65
Christian Bueger, Op.Cit.
66
McNicholas Michael, “Maritime Security an Introduction”, Oxford, Elsevier, 2008.
67
Ibid, hal. 6.
fokus dari kelompok tradisional tentang referent object (tentang apa yang
terancam) adalah pada kedaulatan dan identitas negara (kedaulatan negara dan
landscape) yang sangat luas tentang apa yang dimaksud dengan masalah-masalah
oleh negara dan kompetisi antar negara untuk keamanan. Pencarian dan kompetisi
itu diwujudkan misalnya melalui konfrontasi, perlombaan senjata (arms race) dan
perang. Karena itu bentangan keamanan (security landscape) menurut mazhab ini
itu tidak mencukupi. Tetapi bentangan keamanan itu harus memasukkan masalah
negara dan masyarakat karena etnik, rasial, agama, linguistik atau strata ekonomi.
kependudukan seperti migrasi, lingkungan hidup dan sumber daya yang ruangnya
tidak dapat dibatasi pada skala nasional. Bahkan ada yang menyatakan bahwa
fokus kepedulian harus dialihkan dari unit analisis negara ke arah unit analisis
kelompok dan individu dengan berbagai isu yang sifatnya non-militer, misalnya
lingkungan dan keamanan politik. Hal ini misalnya tampak dari akademisi yang
sehingga sangat sukar untuk membedakan antara apa yang disebut dengan
policy problems).
ini, Timothy menyatakan perlu disepakati apa yang menjadi isu sentral dalam
dan non-militer yang dapat melahirkan konflik kekerasan. Selain kebutuhan untuk
safety) dengan maksud yang sama namun sebenarnya memiliki arti yang berbeda
istilah tersebut, IMO hanya memiliki ungkapan yang berbeda untuk 'keamanan'
atau terorisme dan dari perspektif yang luas, berkaitan dengan masalah yang
68
Keamanan Maritim dan Implikasi Kebijakannya Bagi Indonesia, Op.cit. hal. 8.
69
International Convention for the Safety of Life at Sea, opened for signature 1
November 1974, (masuk kedalam peraturan pada tanggal 25 May 1985). Biasa dikenal SOLAS
Convention.
70
Christian Bueger, Op.Cit, hal. 7.
bersenjata)
4. Keamanan sumber
5. Keamanan lingkungan
senjata;
illegal.
mengenai kondisi kru dan perburuhan, transportasi barang dan penumpang, rute
dan grafik diagram rute dan bahari, bantuan dalam situasi tertekan dan dalam
situasi bahaya 71 atau keselamatan maritim memiliki arti yang lebih kepada
maritim dan, pembentukan sistem pemantauan lalu lintas kapal dan sistem
kontijensi.72
Jika masalah utama keamanan laut, setelah kecelakaan kapal Titanic pada tahun
pelaut dan penumpang, ini secara bertahap beralih ke masalah lingkungan dan
sebab. Khususnya tumpahan minyak yang tercatat dari tahun 1970an telah
71
Michele Ameri and Michael Shewchuk, Maritime Security and Safety, UNITAR /
DOALOS Briefing, 17 October 2007.
72
African Maritime Safety & Security Agency (http://www.amssa.net/intelligence/risk-
prevention-and-maritime-security.aspx di akses pada tanggal 20 desember 2017, pada pukul 17.00)
Salah satu bentuk kerjasama antara keamanan laut dengan IOM terjadi di
Indonesia. Badan Keamanan Laut (Bakamla) pada tanggal 15 April 2015 menjalin
perdagangan orang74.
73
Christian Bueger, Op.Cit.
74
Keamanan Maritim, Perdagangan Orang Dalam Sektor Perikanan: Kasus Benjina
(https://indonesia.iom.int/sites/default/files/Web-IND--Newsletter%20IOM-Jun%202015.pdf di
akses pada tanggal 20 desember 2017, pada pukul 17.00)
BAB III
terdapat di dalam pasal 3 Protocol Against the Smuggling of Migrants by Land, Sea,
penerima.
75
Lihat Pasal 3, Smuggling Protocol
yang ilegal untuk masuk atau tempat tinggal ilegal seseorang 76, misalnya,
masuknya seseorang ke negara tujuan dengan tidak memiliki visa yang valid
untuk negara-negara yang memerlukan visa atau dokumen lain yang sah
orang tersebut bukan penduduk nasional atau tetap; 3. Untuk kepentingan dalam
bentuk uang atau manfaat material lainnya 78, misalnya sebuah keuntungan dapat
76
United Nation Office on Drugs and Crime (UNDOC), A Short Introduction to Migrant
Smuggling, Issue Paper. 2010, hal. 5
77
Bali Process Policy, Guide Drafting Committee, 2014, Policy Guide on
Criminalizing Migrant Smuggling, The Regional Support Office to Bali Process,
Agustus 2014, hal 9
78
United Nation Office on Drugs and Crime (UNDOC), Op.Cit.
79
Bali Process Policy, Op.Cit.
perjalanan atau identitas palsu yang dilakukan untuk tujuan penyelundupan manusia,
sebagaimana tertulis :
tersebut bukan penduduk atau warga negara yang sah tanpa mematuhi
80
Ibid.
81
Lihat Pasal 6, Smuggling Protocol.
masuknya migran ilegal karena alasan kemanusiaan atau nirlaba. Dalam hal ini,
pasal 5 menyatakan bahwa para migran itu sendiri tidak boleh dianggap
sebagaimana tertulis :
Protokol ini karena telah menjadi objek perilaku yang diatur dalam
pelanggaran hak asasi manusia atau konflik serius. Mereka seharusnya tidak
82
Lihat Pasal 5, Smuggling Protocol.
sebagaimana tertera di dalam pasal 31 dari Refugees Convention 1951 dan Pasal
dengan kejahatan terhadap manusia (trafficking in person) relatif dekat dan sering
manusia. Sebagaimana bermula dalam proses memasuki suatu negara yang dapat
berlangsung dengan atau tanpa dokumen yang lengkap. Masuknya manusia yang
tidak memiliki dokumen yang lengkap ke suatu negara bagian (selain negara
asalnya) yang telah dipersyaratkan oleh negara tujuan atau yang dikunjungi
83
United Nation Office on Drugs and Crime (UNDOC).
84
Ahmad Almaududy Amri , Maritime Security Challenges in Southeast Asia: Analysis
of International and Regional Legal Framework, Universityof Wollongong Thesis Collection,
2016, hal. 161
Ini melibatkan tidak hanya migrasi ilegal, tapi juga tindakan lain seperti
85
Dilihat Pasal 3, Smuggling Protocol.
bersifat sukarela alam - yaitu, tindakan tersebut dilakukan dengan persetujuan dari
sukarela dan melibatkan pemaksaan dan kecurangan 87 jika mereka pada awalnya
menyetujui, persetujuan tersebut telah menjadi tidak berarti oleh tindakan pelaku
dilakukan baik di dalam satu negara atau di antara negara-negara yang berbeda.
86
Lihat Pasal 3 (a), Trafficking Protocol.
87
Patrick Twomey, Europe‟s Other Market: Trafficking in People, dalam European
Journal of Migration and Law, 2000, hal. 7.
88
Is people smuggling the same as human trafficking ?
(http://www.blueblindfold.gov.ie/website/bbf/bbfweb.nsf/page/humantrafficking-
traffickingsmuggling-en/ di akses pada tanggal 19 januari 2018, pukul 13.00)
yang diperdagangkan dapat memasuki suatu Negara secara sah atau tidak sah89.
Terdapat pula hal lain yang lebih umum yang memberikan alasan serta
diantaranya :
dipaksa bekerja dengan upah rendah yang luar biasa untuk membayar
transportasi) .
Namun, niat para pedagang sejak awal adalah eksploitasi korban. 'Biaya'
itu adalah bagian dari penipuan dan penipuan dan cara menghasilkan
sedikit uang.
yang lalu lintas hadir pada penyelundup / pelaku perdagangan pada suatu
(http://www.blueblindfold.gov.ie/website/bbf/bbfweb.nsf/page/humant
rafficking-traffickingsmuggling-en/)
menghalangi mereka untuk saling tumpang tindih. Memang ada kasus dimana
mereka ke negara tujuan dan diperlakukan dengan tidak manusiawi. Selain itu,
para migran membebankan sejumlah besar uang agar bisa diangkut secara ilegal
pelanggar94.
alasan untuk berpindah tempat adalah untuk meninggalkan situasi politik yang
kesempatan untuk menjadi imigran legal. Kedua, hanya mencari tempat tinggal
yang lebih bai dengan factor kemiskinan selalu menjadi salah satu Alasan utama
menemukan kehidupan yang lebih baik untuk diri mereka sendiri dengan mencari
93
Ibid.
94
Ahmad Almaududy Amri, Op.Cit. hal.163.
kesempatan kerja di negara tujuan mereka 95. Ketiga, Faktor penyebab lain yang
bagian dunia, orang menghadapi diskriminasi berdasarkan ras mereka atau jenis
kelamin atau keanggotaan kelompok identitas lainnya, dan oleh karena itu tidak
diberi kesempatan kerja atau hak lain yang sama seperti populasi umum. Lebih
ekonomi, sosial dan politik lingkaran dan tidak menerima hak yang sama
dasar ras, agama dan / atau keanggotaan politik mereka, sehingga menyebabkan
95
UNHR, Report of the Special Rapporteur on Sales of Children, Child Prostitution and
Child Pornography: Mission to Morocco,
(http://www.ohchr.org/en/issues/children/pages/childrenindex.aspx diakses pada tanggal 12
Desember 2017 pada pukul 12.00), hal..21.
imigran legal); (2) faktor penarik (lingkungan aman, peluang ekonomi yang lebih
baik, dan hubungan keluarga dan budaya); dan juga (3) faktor kombinasi
96
Rizkan Zulyadi, Geetha Subramanian dan Tan Kamello, People Smuggling In
Indonesia, dalam International Journal of Asian Social Science, 2014, hal. 1094
suaka atau pengungsi97. yang melarikan diri dari konflik internal dan dalam
kondisi miskin perekonomian. Sebagian besar orang yang transit melalui Asia
Tenggara berasal dari Timur Tengah, Asia Selatan dan Asia timur yang berminat
Salah satu masalah yang dihadapi pihak berwenang Australia dan Kanada
dalam menangani imigran yang datang melalui Asia Tenggara adalah bagaimana
pengungsi agar bisa masuk ke negara mereka dengan para penyeludup yang
satu tempat yang strategis dan “nyaman” untuk keluar dan menyiapkan sarana
dan keamanan yang masih minim. Untuk sekedar transit sampai ke negara tujuan,
97
United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), Transnational Organized Crime
in East Asia and the Pacific: A Threat Assessment
98
Ahmad Almaududy Amri, Op.Cit. hal.166.
99
Ibid.
100
Rizkan Zulyadi, Suhaidi, Syafruddin Kalo dan Hamdan, Handling People Smuggling
in Indonesian Sea Territory, dalam IOSR Journal Of Humanities And Social Science (IOSR-
JHSS), Agustus 2015, hal. 50.
sejak tahun 1980-an sebagian besar migrasi ini legal tetapi orang-orang yang
juga tinggi, karena jarak dan kesulitan bahasa. Tujuan utama untuk mereka yang
berasal dari Cina, yang sebagian besar dari daerah makmur, provinsi Timor Cina,
adalah negara Amerika, Perancis, Jerman, Italia, Spanyol dan Inggris. Sedangkan
mayoritas dari mereka yang berasal dari Vietnam yang diselundupkan berasal dari
Walaupun rute laut masih digunakan, saat ini sebagian besar yang berasal
dari Cina dan Vietnam yang diselundupkan terbang dari wilayah yang sedekat
mungkin untuk tujuan mereka, mendarat di negara negara yang tanpa persyaratan
visa atau tempat di mana kontrol masuknya lemah dan kemudian bergerak secara
melalui udara dan melalui Eropa Timur sebagai wilayah transit pilihan, dengan
kombinasi dokumentasi asli dan palsu. Pentransitan melalui Afrika juga sedang
101
UNHCR, Asylum Trends 2014;Levels and Trends Industrialized Countries, hal. 23.
berkembang. Pengguna visa dan pernikahan palsu juga populer digunakan oleh
penyelundup Cina.
perjalanan melalui negara transit, serta masukan negara tujuan, untuk jaringan
penyelundupan manusia Cina dan vietnam. Jaringan Cina didominasi oleh laki-
laki tetapi wanita juga terlibat. Sedikit yang diketahui tentang jaringan
Eropa.
Meskipun ada orang orang dari China dan Vietnam yang tidak
12.000 orang Cina masuk ke Amerika Serikat setiap tahun, masing masing
menghasilkan sampai dengan US $ 600 juta per tahun untuk para penyelundup.
Jumlah yang berasal dari Vietnam diselundupkan ke Amerika Serikat jauh lebih
rendah, kemungkinan kurang dari 1000 individu. Jika mereka membayar biaya
yang sama seperti Cina, hal ini akan mengakibatkan pembayaran kepada
orang Cina yang ingin memasuki Uni Eropa lebih rendah, rata-rata sekitar US $
mencapai 36.000 untuk mencapai Uni Eropa setiap tahunny kira-kira akan
menunjukkan aliran berkisar 18.000 jiwa per tahun. Sekali lagi, jika membayar
harga yang sama dengan China untuk layanan penyelundupan, Hal ini akan
Pada tahun 1970-an sebagian besar kapal yang tiba di Australia berasal dari
Vietnam. Namun, ini telah berubah sejak akhir tahun 1990an. Sejak saat itu orang-
orang dari Afghanistan, Iran, Irak, Sri Lanka dan Myanmar telah menggunakan
strategi baru untuk mencapai negara tujuan mereka. Asia Tenggara telah menjadi
transit utama bagi mereka yang ingin bermukim di Australia. Orang yang
bus atau berjalan kaki ke Pakistan atau Iran melalui perbatasan darat resmi dan
Afghanistan diangkut dengan bus, kereta api atau feri. Begitu sampai di Indonesia,
untuk menunggu paling tidak dua minggu atau sampai berbulan-bulan tampa
102
Endah Sundari, Analisis Yuridis Terhadap Bali Declaration on People Smuggling,
Traffiking in Person and Related Transnational Crime Sebagai Salah Satu Bentuk Perjanjian
Internasional, Fakultas Hukum USU Medan, 2017, hal. 75-77.
yang biasa di gunakan menangkap ikan, karena itu, perjalanan jadi sangat
berbahaya dan dalam banyak kasus penumpang telah meninggal pada waktu
perjalanan. Misalnya, pada tahun 2001 sebuah kapal nelayan, Siev X, tenggelam
negara. Pada tahun 2012, dilaporkan bahwa sebuah kapal berisi hampir 200
perahu dalam keadaan kelebihan muattan, kapal tersebut tidak bisa melanjutkan
kapal dan penumpangnya di pantai barat laut Australia. Sayangnya, hanya 108
Terdapat rata rata 6000 orang yang diselundupkan yang mencoba untuk
mencapai Australia melalui laut setiap tahun, sebagian besar dari mereka
Lanka sejak 1985. Perlu dicatat, bagaimanapun, bahwa Kanada bukanlah tempat
yang paling populer untuk migran Timur Tengah dan Asia Tengah, seperti yang
berasal dari Afghanistan dan Iran. Setelah mengrekonsiliasi antara Pemerintah Sri
Lanka dan Liberation Tigers of Tamil Eelam (LTTE) pada bulan Mei 2009,
banyak pencari suaka Tamil bermigrasi ke India dan kemudian ke Asia Tenggara.
Setelahnya mereka berlayar hingga membawa mereka ke tempat tujuan akhir, baik
Kanada atau Australia. Lebih dari 50 pria Tamil dibawa oleh Ocean Lady pada
tahun 2009, yang berlayar dari Mumbai dan kemudian melewati beberapa negara
mendorong orang Tamil untuk bermigrasi. Melihat gerakan ini oleh orang Tamil,
pihak berwenang Kanada berhasil mencegat kapal lain yang membawa hampir
500 orang Tamil pada bulan Agustus 2010. Kapal yang dipermasalahkan, MV
Sun sea, telah berlayar dari Songkhla, Thailand, dan dicegat di lepas pantai British
Columbia. Dalam kasus MV Sun Sea, dilaporkan ada sekitar 45 orang yang
bekerja sebagai penyelundup manusia dari berbagai negara (Sri Lanka, Thailand,
dokumen Thailand mereka disita oleh orang yang menyelundupkan tersebut. Pada
tahun 2011, pihak berwenang Indonesia mencegat sebuah kapal yang membawa
lebih dari 80 pencari suaka Sri Lanka ke Kanada. Kapal itu mungkin menuju ke
Selandia Baru, dan ada beberapa bukti bahwa kru di kapal yang berlayar ke
Kanada103.
migran, dalam usaha penyelundupan ini, 110 orang migran yang diselundupkan
dari latar belakang Timur Tengah membawa sebuah kapal yang menuju Australia
103
Ahmad Almaududy Amri, Op.Cit. hal.178.
di sebuah desa pesisir di Kedumen, Jawa Tengah pada tanggal 5 Juni 2013. Angin
kencang, hujan, dan gelombang ekstrim memaksa mereka untuk kembali ke garis
pantai Indonesia. Beberapa orang yang terlibat dalam usaha ini kemudian dikenai
BAB IV
Smuggling).
yang telah disepakati oleh negara-negara terkait serta menjadi sumber ratifikasi
berikut :
transnational terorganisasi.
104
Dr. Kholis Roisah, Hukum Perjanjian Internasional Teori Dan Praktik, Setara Press,
Malang 2015, hal. 8.
perkenalkan pertama kali secara internasional di tahun 1975 dalam The Eight
Offenders, yang diartikan sebagai tindak pidana atau kejahatan yang melintasi
organized crime adalah the large scale and complex criminal activity carried
enrichment of those participating and at the expense of the community and its
negara lain;
105
John R. Wagley, Transnational Organized Crime: Principal Threats and U.S.
Responses, dalam congressional Reasearch Service, The Library of Congress, 2006.
106
United Nation,Changes in Forms and Dimentions of Criminality – Transnational and
National, Working Paper prepared by the Secretariat for the Fifth United Nation Congress on the
Prevention of Crime and the Treatment of Offenders (Toronto, Canada, 1-12 September 1975).
107
Muladi, Demokratisasi, Hak Asasi Manusia, dan Reformasi Hukum di Indonesia, edisi
I, (Jakarta: The Habibie Centre, 2002).
terorisme (terrorism), pencurian seni dan objek budaya (theft of art and cultural
atas tindak pidana yang tercantumdi dalam pasalnya, pasal 5, pasal 6, pasal 7, dan
pasal 23 Konvensi, yakni tindak pidana pencucian hasil kejahatan, korupsi, dan
tindak pidana terhadap proses peradilan serta tindak pidana yang serius sebagaimana
yang di tetapkan di dalam pasal 2 huruf b Konvensi, yang bersifat transnasional dan
Konvensi ini menyatakan bahwa negara pihak waji melakukan segala upaya
mengkriminal perbuatan yang di tetapkan di dalm pasal 5, pasal 6, pasal 8, dan pasal
23 Konvensi ini juga membentuk kerangka kerja sama hukum antar negara, seperti
ekstradiksi, bantuan hukum timbal balik dalam masalah pidana, kerja sama antar
apparat penegak hukum dan kerja sama bantuan teknis serta pelatihan.
perbuatan sebagaimana yang ditetapkan di dalam pasal 2 huruf b pasal 15 ayat (2),
a. Protocol against the Smuggling of Migrants by Land, Sea and Air atau
108
Di beri istilah Palermo karena pada saat penandatanganan protokol ini di Palermo,
Italia.
109
Protokol ini berkaitan dengan isu-isu spesifik untuk penyelundupan manusia sebagian
dari kerangka yang lebih luas yang ditetapkan oleh United Nation Convention Against
Transnational Organized Crime.
dibuat untuk menanggapi jumlah manusia yang tak terduga tiba di Italia
dengan kapal dari Turki dan timbul juga kecurigaan bahwa sindikat
migran ke luar negeri. Oleh karena itu, Negara lain (dan terutama
ekonomi PBB.
110
Daftar Terbaru dari Penandatanganan dan Pihak,
(http://www.unodc.org/unodc/treaties/CTOC/ di akses pada tanggal 25 januari 2018, pukul 12.00)
dapat terganggu.
111
Di Lihat pada Pasal 2, Smuggling Protocol
orang.
112
“Anak” yang dimaksud adalah setiap orang yang umurnya di bawah 18 tahun.
internasional.
dan anak-anak;
113
Di lihat pada pasal 2 (a), Protocol To Prevent, Suppress And Punish Trafficking In
Persons, Especially Women And Children, Supplementing The United Nations Convention Against
Transnational Organized Crime
dan mengatur arus senjata dan persenjataan yang tidak sah, mencegah
114
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, “Amunisi” yang memiliki makna : bahan
pengisi senjata api (seperti mesiu, peluru)
senjata api;
tujuan ini.
transnasional.
115
Di Lihat pada Pasal 3, Protocol Against The Illicit Manufacturing Of And Trafficking
In Firearms, Their Parts And Components And Ammunition, Supplementing The United Nations
Convention Against Transnational Organized Crime
transit dan tujuan mengenal rute, merupakan proses politik tingkat tinggi antar
benua yang selaras yang terdiri dari komisaris Uni Eropa dan Uni Afrika (AU)
yang bertanggung jawab atas migrasi dan pembangunan. Aksi yang direncanakan
manusia migran yang diselundupkan dan kebutuhan yang paling rentan, termasuk
kehidupan sosial akibat arus migrasi campuran, dan juga tentang meningkatnya
padang pasir dan laut dalam pemenuhan penuh hak asasi manusia dan martabat
manusia;
negara asal, transit dan tujuan untuk mengatasi migrasi yang tidak teratur
dan jaringan kejahatan, melalui tindakan yang langsung atas dasar sukarela
praktik terbaik;
116
Declaration of the Ministerial Conference of the Khartoum Process (EU-Horn of
Africa Migration Route Initiative) Rome, 28 November 2014.
antara semua layanan yang terlibat untuk secara efektif dan konsisten
dan pembinaan - jika ada - ratifikasi dan implementasi Protokol yang tepat
(Konvensi Palermo);
j. Apabila sesuai, atas dasar sukarela dan atas permintaan individu dari suatu
yang beragam117.
tentang Hukum Laut (LOSC). Di bawah protokol, sebuah negara pihak berwenang
untuk menaiki dan mencari kapal diduga terlibat dalam penyelundupan manusia di
yang dianggap perlu sesuai dengan hukum nasionalnya dan juga peraturan yang
117
Ibid.
Smuggling)
internasional yang lebih efektif dalam mencegah dan memberantas tindak pidana
1. Bali Process
konferensi tingkat regional di Bali untuk menangani masalah migrasi tidak teratur.
Pertemuan ini merupakan fondasi dari Bali Process. Bali Process berfungsi
Drugs and Crime (UNDOC) serta pengamat lainya, dengan isu utama
penyelundupan manusia.
kondisinya.”
118
Tentang Bali Process, Bali Process Website (http://www.baliprocess.net/about-the-
bali-process di akses pada tanggal 20 januari 2018, pukul 17.00 )
119
”burden sharing” memiliki arti lebih kepada kebutuhan untuk berbagi tangung jawab
berbagi beban kerjasama internasional untuk perlindungan pengungsi dalam situasi masuknya
massa
negara-negara pihak wajib berkerjasama erat satu dengan yang lainya, sesuai
pencari suaka dan pengungsi sebagaimana yang terdapat di dalam pasal 6 protokol
2003, 2009, 2011, 2013 dan 2016), Struktur forum Bali Process sebagai forum
yang bersifat sukarela, inkusif dan tidak mengikat. Ia yang dipimpin oleh
bagian dan organisasi internasional), menetapkan dengan tiga point utama 120:
ini;
120
Australia and Indonesia, „Co-Chairs‟ Statement: Bali Ministerial Conference on
People Smuggling, Trafficking in Persons and Related Transnational Crime
tingkat domestik.
Conference (konvensi Bali Process ketiga), tujuan adanya konvensi ini pun
121
Ibid.
perdagangan manusia;
yang tepat;
122
Diplomacy: An Examination of the Bali Process (Migrant Smuggling Working Group:
The University of Queensland, 2012), hal.5.
sub-regional.
besar.
penyelundupan manusia123 :
undang migrasi standar yang fokusnya hanya pada illegal entry (masuk
secara ilegal).
berkembang.
123
Diambil dari Bali Policy Guide Drafting Committee, 2014, Policy Guide on
Criminalizing Migrant Smugling, Theregional support Office to the Bali Process, Agusts 2014.
anak.
124
Lihat pasal 6 ayat (4) Smuggling Protocol
berbeda.
asal.
eksradiksi.
2. ASEAN Measure
Singapore, Thailand, Vietnam and Timor Leste. Terkecuali Timor Leste, Negara-
negara yang termasuk Asia Tenggara yang di lihat dari segi geografis merupakan
bagian dari organisasi ASEAN 125 yang telah meletakkan perhatian kepada
manusia.
Sejak saat itu, penyelundupan manusia telah diterima perhatian lebih besar,
dalam masalah ini dengan membuat membuat sebuah deklarasi formal dalam
manusia.
125
Association of Southeast Asia Nations (ASEAN), (http://asean.org/asean/asean-
member-states/ (di akses pada tanggal 17 November 2017 pukul 17:15).
126
KTT ASEAN merupakan pertemuan puncak antara pemimpin-pemimpin negara
anggota ASEAN dalam hubungannya terhadap pengembangan ekonomi dan budaya antar negara-
negara Asia Tenggara
masing128.
terorganisir;
transnasional;
yang relevan.
kejahatan.
dalam masalah pidana, timbal balik untuk para pihak, yang diberikan
orang;
130
Di lihat pada Treaty on Mutual Legal Assistence in Criminal Matters, pasal 1 ayat 2
tindak pidana;
tersebut.
dan tujuan spesifik dari Plan Action. Tujuan umum dari kerangka kerja
131
Ahmad Almaududy Amri, Op.Cit, hal. 203-205
kejahatan transnasional;
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
hby Land, Sea and Air atau Smuggling Protocol atau Palermo
deklarasi yang dilakukan komisaris Uni Eropa dan Uni Afrika dalam
ada Bali Process, yang di lakukan oleh Indonesia dan Australia yang
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Nusamedia , 2009)
Dr. Kholis Roisah, Hukum Perjanjian Internasional Teori Dan Praktik, (Malang :
Binacipta, 1979)
Hauna, Boer, Pengertian Peranan Dan Fungsi Dalam Era Dinamika Global,
1983)
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, (Jakarta : Raja
Hoeve, 1982)
B. Instrumen Hukum
Organized Crime
Transnational Crime;
C. Makalah/Artikel Ilmiah/Jurnal/Disertasi
Abdul Muthalib Tahar, Hukum Laut Internasional menurut KHL PBB 1982 dan
Alternative Visions for Good Order and Security at Sea, with Policy
2017.
Strategi”, 2016.
2008
Michele Ameri and Michael Shewchuk, Maritime Security and Safety, UNITAR /
Robert C. Rubel, Navies and Economic Prosperity – the New Logic of Sea Power
Routledge, 2004.
and National, Working Paper prepared by the Secretariat for the Fifth
23.
U.S. Coast Guard Strategy for Maritime Safety, Security, and Stewardship, 2007.
Congress, 2006.
D. Koran/Majalah/Internet
http://www.mofa.go.jp/policy/i_crime/people/conf0202.html, di akses
Desember 1982, mulai berlaku 16 November 1994). (di akses pada tanggal
(https://www.un.org/Depts/los/reference_files/chronological_lists_of_ratifications
United Nation Office on Drugs and Crime (UNDOC), dalam Protocol against the
http://www.uncjin.org/Documents/Conventions/dcatoc/final_documents_2/conven
pukul 17:00).
(http://www.emaritim.com/2015/02/rosihan-arsyad-kelautan-atau
(https://media.neliti.com/media/publications/37552-ID-keamanan-maritim-dan-
(http://www.amssa.net/intelligence/risk-prevention-and-maritime
(https://indonesia.iom.int/sites/default/files/Web-IND-
(http://www.blueblindfold.gov.ie/website/bbf/bbfweb.nsf/page/humantrafficking-
(http://www.ohchr.org/en/issues/children/pages/childrenindex.aspx
(http://www.asean.org/communities/aseanpolitical-security
-community/item/asean-declaration-on-transnational-crime-manila-20