SKRIPSI
DISUSUN OLEH :
HAMDANI HARAHAP
NIM: 120703022
Hamdani Harahap, 2016, Judul Skripsi: Perubahan Adat dan Budaya Perkawinan
Dalam penelitian ini penulis membahas tentang Perubahan Adat dan Budaya
ini akan mengungkapkan hal-hal apa saja yang mengalami perubahan dalam
Metode yang dipergunakan penulis dalam menganalisis masalah ini ialah metode
kualitatif dengan teknik lapangan. Penelitian ini menggunakan teori tradisi lisan.
yang telah diwariskan untuk generasi penerus harus tetap terjaga walaupun
Tradisi Lisan
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Adapun judul skripsi ini yaitu “Perubahan Adat dan Budaya Mandailing
Terwujudnya skripsi ini bukanlah semata mata jerih payah penulis sendiri
melainkan mendapat bantuan dari berbagai pihak. Maka, dalam kesempatan ini
saya Bapak Drs. Yos Rizal MSP sebagai pembimbing I, serta Bapak Drs. Irwan
Bab III merupakan metode penelitian yang mencakup metode dasar, lokasi
penelitian, sumber data penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis
data. Bab IV merupakan pembahasan yang ada pada rumusan masalah. Bab V
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Harapan saya semoga skripsi ini dapat membantu dan menambah
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari kata
Hamdani Harahap
120703022
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UCAPAN TERIMAKASIH
Pertama-tama dan yang paling utama adalah puji syukur kehadiran Allah SWT
yang telah membrikan saya nikmat kesehatan, kesempatan dan berkatnya yang
tiada henti didalam kehidupan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul Perubahan Adat dan Budaya Perkawinan Mandailing Kajian Tradisi
terlepas dari dukungan, bantuan, saran, dan bimbingan dari orang-orang disekitar
penulis. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada kedua orangtua ayahanda dan ibunda yang telah merawat dan
mendidik mulai dari kecil sehingga dengan memotivasi yang diberikan penulis
Ayah dan bunda yang tidak pernah lupa membawakan nama penulis didalam
doanya yang akan senantiasa mengiringi setiap perjalan kehidupan untuk meraih
cita-cita yang penulis harapkan. Ayah dan bunda yang telah mencukupi dana yang
1) Bapak Dr. Budi Agustono, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
II, dan pembantu Dekan III, serta seluruh staf maupun pegawai dijajaran
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2) Bapak Drs, Warisma Sinaga, M.Hum, selaku Ketua Departemen Sastra
skripsi.
skripsi.
4) Bapak Drs. Yos Rizal, MSP selaku dosen pembimbing I yang telah
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
skripsi dan administrasi penulis dan melengkapi persyaratan yang
Uli Sinaga dan teman seperjuangan organisasi saya yaitu HMI yang terus
Wiranata serta teman-teman lainnya yang tidak dapat disebut satu persatu
10) Terimakasih juga buat abangda saya Obi Darlin Tanjung, Mustaqim
dan Yunus Lubis dan selau memberikan solusi dan membimbing saya
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dari proses perkuliahan hingga skripsi ini dapat selesai tersusun. Pada
kesempatan ini penulis akan selalu berdoa dan memohon kepada Tuhan Yang
Penulis
Hamdani Harahap
NIM: 120703022
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
ABSTRAK………………………………………………………………………...i
1.4.1Manfaat Praktis...................................................................................... 6
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2 Teori Yang Digunakan ........................................................................20
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.2.3 Acara Pernikahan ........................................................................... 61
LAMPIRAN ......................................................................................................... 80
x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
keberagaman dan perbedaan. Perbedaan dalam hal warna kulit, agama, bahasa,
dan juga adat istiadat. Perbedaan tersebut dijadikan oleh para leluhur sebagai
modal untuk membangun bangsa ini menjadi sebuah bangsa yang besar. Sejarah
Tionghoa dan lain lain. Jika dibahas mengenai provinsi Sumatera Utara, maka
secara spontan yang ada didalam pikiran kita adalah “Batak”. Mengapa demikian?
Utara (SUMUT). Batak memiliki 5 sub etnik yaitu Batak Toba, Karo, Pakpak,
etnik yang ada di Sumatera Utara, Mandailing merupakan salah satu etnik yang
memiliki 99% mayoritas agama muslim diantara etnik lainnya yaitu salah
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bermasyarakat. Begitu pula adat dan budaya yang masih dipakai masyarakat di
adat selalu menggunakan media bahasa yang disampaikan secara lisan. Tradisi
lisan dilakukan pada upacara perkawinan adat, di samping persyaratan adat yang
harus dipenuhi agar upacara adat tersebut dapat terselenggara. Tradisi lisan pada
upacara adat merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh komunitas adat
untuk menyampaikan maksud sesuai dengan bahasa adat dan aturan adat yang
berlaku.
tradisi lisan semakin berkurang . Hal ini akibat proses pewarisan secara alamiah
berjalan dengan cepat. Dihadapkan pada kenyataan ini, satu-satunya yang penting
dalam upaya menjaga tradisi lisan pada upacara adat sebagai pengetahuan pada
masa kini dan yang akan datang adalah sistem pewarisan adat istiadat dan budaya
Mandailing
etimologi tradisi adalah suatu kata yang mengacuh pada adat atau kebiasaan yang
sinonim dari kata “budaya” dimana kedua hal tersebut adalah hasil karya
masyarakat yang dapat membawa pengaruh pada masyarakat karena kedua kata
tersebut dapat dikatakan makna dari hukum tidak tertulis dan ini menjadi patokan
norma dalam masyarakat yang dianggap baik dan benar adanya. Tradisi dan
budaya adalah dua kata yang tidak tertulis dalam ilmu hukum tetapi kedua kata
2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tersebut dapat dijadikan menjadi cerminan untuk menata kehidupan masyarakat
Tradisi berasal dari kata traditio (diteruskan) masa lalu yang menjadi bagian
dari kehidupan masyarakat dimasa yang akan datang, biasanya dari suatu suku
dapat kita artikan sebagai informasi yang perlu diwariskan dari generasi ke
gemerasi lainnya baik secara lisan maupun tulisan. Karena tanpa adanya tindakan
menurun dengan media lisan dari satu ke generasi ke generasi lain baik tradisi itu
berupa susunan kata-kata lisan (verbal) maupun tradisi lisan yang bukan lisan
(non-verbal).
Kehidupan sebuah tradisi pada hakikatnya berada pada proses perubahan karena
sebuah tradisi tidak akan hidup kalau tidak mengalami perubahan. Dalam tradisi
3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
budaya yang mengalami perubahan terdapat inovasi akibat sebuah persinggungan
Padahal bila dikaji dan analisis, dalam tradisi lisan tersebut mengandung kearifan
lokal dan mengandung nilai-nilai filosofis adat dan tradisi yang terpatri pada
komunitas adat. Karena tidak dipelajari, adat istiadat yang mengandung nilai-nilai
tradisi dan kaya makna itu menjadi terlupakan. Akibatnya generasi muda
Mandailing pun berpaling kepada nilai-nilai Barat yang membuatnya terasing dan
dengan yang dinyatakan Sinar (2010: 70) bahwa banyak bahasa daerah di
berfungsi, dan terwaris secara utuh. Banyak nilai yang tergusur dan punah. Belum
pula pemikiran Nasution, “Tidak sedikit adat dan pola-pola tradisi masyarakat
semangat kapitalisme yang tanpa moral, ekologi, hutan dan tanah adat digusur
Hal ini sesuai dengan pendapat Adisaputra (2010: 57) bahwa, kondisi
penyusutan dan bahkan hilang sama sekali. Pada kondisi ekologi yang berubah,
4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
maka sejumlah entitas pun akan mengalami perubahan, penyusutan atau bahkan
hilang sama sekali. Lubis (2001) menyebutkan, pada masa ini sebagian besar
orang Mandailing yang lahir tahun 1940-an tidak banyak mengenal sepenuhnya
kebudayaan Mandailing dan generasi keturunan mereka sekarang ini lebih tidak
mengenal lagi kebudayaan Mandailing dari kedua generasi tersebut ternyata pula
kondisinya yang terus menerus mengalami erosi. Perubahan yang terjadi pada
disederhanakan.
terjadinya penurunan jumlah pelaku adat dan komunitas adat, akibatnya remaja
sebagai pewaris adat mulai menjauh dari adat, karena terjadi penyusutan yang
adat (pelaku adat) belum maksimal mengajari adat, lembaga adat belum
yang dipakai pada upacara adat, remaja tidak pernah manortor sehingga tidak
perkawinan adat.
5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Adat baik sebagai hukum maupun sebagai adat dan budaya hanya dapat
Adat sifatnya tidak tertulis. Adat dikenal oleh masyarakat dan dipatuhi oleh
masyarakat itu sendiri. Untuk mengetahui adat dan budaya yang berlaku di dalam
suatu masyarakat, kita harus hidup berbaur dan menyatu dalam masyarakat itu
perlunya peneliti untuk melakukan penelitian revitalisasi adat dan budaya pada
tradisi lisan dalam upacara perkawinan adat Mandailing pada komunitas remaja di
Padang Sidempuan.
Nilai-nilai kearifan lokal tradisi lisan pada upacara perkawinan yaitu unsur
nilai tradisi lisan yang terkandung dalam penelitian ini memiliki nilai kearifan
gotong royong, nilai kerukunan, nilai keikhlasan bekerja (tanpa pamrih), nilai
kekerabatan pada upacara perkawinan adat pada nasihat, manat markahanggi, elek
skripsi ini, karena dengan adanya perumusan masalah ini maka deskripsi masalah
akan terarah sehingga hasilnya dapat dipahami dan di mengerti oleh pembaca.
pemecahan.
6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Adapun masalah yang akan dibahas adalah:
perkawinan Mandailing?
perkawinan Mandailing?
Mandailing?
3. Mendeskripsikan tradisi apa saja yang berubah pada adat dan budaya
perkawinan Mandailing.
Mandailing.
7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian tradisi lisan perubahan adat dan budaya Mandailing ini
perubahan adat dan budaya Mandailing yang dimana terdapat pergeseran dan
kearifan lokal dari adat dan budaya Mandailing tersebut. Sedangkan manfaat
kebudayaan Nasional.
penelitian.
8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.5. Anggapan Dasar
Anggapan Dasar adalah suatu inti yang dijadikan dasar penelitian terutama
dalam pola pikir untuk menyelesaikan suatu masalah pendapat ini sesuai dengan
yang diutarakan oleh Surakhmad (1994:107) bahwa dasar adalah suatu titik tolak
dasar membantu penulis dalam memperjelas dan menetapkan objek yang ada pada
Mandailing di Kota Padang Sidempuan dan mengetahui fungsi dari pada nilai
sosial budaya yang terjadi pada masa kini. Sepengetahuan penulis tentang
Perubahan Adat dan Budaya Perkawinan Mandailing belum ada yang membalas,
Indonesia dan sebelah Selatan Pulau Sumatera yang terletak pada 0,02’ s/d 2,3’
derajat Lintang Utara dan 98,49’ s/d 100,22’ derajat Bujur Timur. Selain memiliki
gunung-gunung yang indah, Tapanuli Selatan juga memiliki panorama yang indah
9
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Selatan juga dialiri banyak sungai, baik sungai besar maupun sungai kecil.
listrik tenaga air, Industri maupun irigasi, di antaranya sungai Batang Pane, sungai
s/d 1500 meter di atas permukaan laut. Daerah ini dikelilingi oleh gunung
Km2 atau 1.800.600 H.A. dari luas Propinsi Sumatera Utara dan merupakan
10
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.6.2 Keadaan Penduduk
Penduduk Mandailing sebahagian besar petani sawah dan sebahagian besar petani
perkebunan yang ditanam adalah karet, kopi, kulit manis, cengkeh dan lain-lain.
Kebudayaan Mandailing yang sifatnya ditandai oleh bahasa, tulisan dan adat
istiadatnya dapat dilihat dalam pergaulan hidup sehari-hari dan didalam upacara
perkawinan.
11
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
diantara sesama etnik Mandailing. Bahasa Mandailing memiliki aksen
2. Tulisan Mandailing yang disebut huruf tulak tulak. Disebut dengan huruf
dorong dan maju serta jarang sekali dengan gerak mundur. Jumlah huruf
huruf dasar.
dalam upacara upacara adat tertentu masih tetap dipakai oleh orang
12
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
pemecahan masalah dalam suatu penelitian. Paparan atau konsep tersebut berasal
dari pendapat para ahli, empiris (pengalaman peneliti), dokumentasi, dan nalar
Penulisan proposal ini diambil dari beberapa buku pendukung yang relevan.
Buku-buku yang digunakan dalam pengkajian proposal ini adalah buku Robert
Sibaraniyang berjudul “Kearifan Lokal (hakikat, peran, dan metode tradisi lisan)”.
Buku ini menyatakan bahwa tradisi tidak sekedar penuturan, melainkan konsep
pewarisan sebuah budaya dan bagian dari diri kita sebagai makhluk sosial. Tradisi
dongeng, legenda, mantra dan pantun, tetapi juga bagaimana kelisanan itu
diwariskan secara epistimologi dan suatu tradisi lisan yang hidup bagi setiap etnik
di Indonesia yang berisi nilai dan norma budaya dalam mengatasi dan menjawab
persoalan sosial yang dihadapi oleh masyarakat itu sendiri. Dalam hal ini, tradisi
lisan menjadi sumber kearifan lokal untuk mengatur tatanan kehidupan yang arif
dan bijaksana. Kearifan lokal adalah suatu nilai budaya lokal yang dimanfaatkan
13
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kearifan lokal juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembentukan
karakter bangsa. Kita berharap karakter bangsa ini berasal dari kearifan lokal kita
sendiri sebagai nilai dan warisan leluhur bangsa. Dimana kita membutuhkan
karakter dalam kearifan lokal yang dapat membangun karakter bangsa untuk
kesejahteraan.
Selain di atas, penulis juga memakai buku yang berjudul “ Adat Budaya
tentang Pada zaman sebelum datangnya Islam ke Mandailing, adat dan budaya
adat istiadat etnik Mandailing seperti kepercayaan terhadap roh-roh halus yang
dikenal pada zaman aninisme karena dianggap bertentangan dengan agama Islam.
menyebutkan :
Perubahan terhadap hukum adat dapat dilihat dari dua sisi yang berbeda,
pertama dari sisi hukum adat itu sendiri dan yang kedua dari substansinya.
Apabila perubahan hukum adat itu dilihat dari sisi substansinya, maka faktor yang
pengaruh hindu ke Indonesia yang kemudian disusul oleh pengaruh hukum agama
14
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disamping itu pengaruh agama, adat istiadat dan kebudayaan dapat berubah
karena situasi dan kondisi. Perubahan dapat terjadi karena pengaruh kejadian-
kejadian dan pengaruh kehidupan yang silih berganti. Pada situasi-situasi tertentu
etimologi tradisi adalah suatu kata yang mengacuh pada adat atau kebiasaan yang
sinonim dari kata “budaya” dimana kedua hal tersebut adalah hasil karya
masyarakat yang dapat membawa pengaruh pada masyarakat karena kedua kata
tersebut dapat dikatakan makna dari hukum tidak tertulis dan ini menjadi patokan
norma dalam masyarakat yang dianggap baik dan benar adanya.Tradisi dan
budaya adalah dua kata yang tidak tertulis dalam ilmu hukum tetapi kedua kata
15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tradisi berasal dari kata traditio (diteruskan) masa lalu yang menjadi bagian
dari kehidupan masyarakat dimasa yang akan datang, biasanya dari suatu suku
dapat kita artikan sebagai informasi yang perlu diwariskan dari generasi ke
gemerasi lainnya baik secara lisan maupun tulisan. Karena tanpa adanya tindakan
menurun dengan media lisan dari satu ke generasi ke generasi lain baik tradisi itu
berupa susunan kata-kata lisan (verbal) maupun tradisi lisan yang bukan lisan
(non-verbal).
Kehidupan sebuah tradisi pada hakikatnya berada pada proses perubahan karena
sebuah tradisi tidak akan hidup kalau tidak mengalami perubahan. Dalam tradisi
Kebudayaan merupakan suatu hal yang bersifat dinamis. Sifat semacam itu
untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik dari waktu ke waktu. Oleh karena
16
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
itu perubahan terhadap kebudayaan nenek moyang kita sekarang ini atau tidak lagi
Perubahan dan kedinamisan yang menjadi hakikat tradisi budaya atau tradisi
lisan perlu diperhatikan agar seorang peniliti dapat memperhatikan peranya dalam
memandang dan membahas kebudayaan. Tradisi budaya pada zaman dahulu oleh
kebudayaan itu diteruskan dalam dua cara yakni dengan tradisi lisan dan tradisi
Tradisi lisan diartikan sebagai segala wacana yang diucapkan atau sistem
wacana yang bukan aksara. Hal tersebut muncul atas pendapat Sweeney (dalam
dalam konteks interaksinya dengan tradisi lisan. Dalam kaitan ini perlu terlebih
dahulu diutarakan kekaburan pemakaian istilah “oral” dan istilah “orality”. Istilah
yang lama berkaitan dengan suara. Konsep oral dalam arti ini menjadi sangat luas,
meliputi segala sesuatu yang diujarkan, seperti wacana kuliah. Dengan istilah lain
oral disini tidak berkaitan dengan beraksara atau tidak beraksara penutur yang
bersangkutan.
sebuah karya atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa dalam setiap penuturan
atau setiap pertunjukan adalah sebuah kreasi atau komposisi (Pudentia. 2000:53).
17
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Hal ini sejalan dengan pemikiran tentang analisis wacana kritis yang menganggap
satu situasi dan pemahaman yang sama. Kreativitas dan pemaknaan yang dibuat
dan konteks zaman yang kita lakukan sekarang. Seperti yang kita ketahui
sebelumnya, tradisi lisan merupakan kegiatan masa lalu yang berkaitan dengan
masa kini dan perlu diwariskan dengan mendatang untuk mempersiapkan generasi
mendatang.
hubungan dengan sastra, biografi dan jenis pengetahuan dan kesenian yang
dituturkan dari mulut ke telinga. Tradisi lisan tidak juga hanya mencakup cerita
rakyat, peribahasa, dongeng, legenda, teka-teki, hikayat, mite, dan puisi tetapi
juga berkaitan dengan kognitif budaya masyarakat, hukum adat, dan pengobatan
tradisional. Namun, tradisi masa sekarang tidak sama dengan tradisi sebelumnya
karena adanya pengaruh dan perubahan zaman modern sesuai dengan konteks
perkembangan zaman yang kita lihat saat ini. Akan tetapi nilai dan norma tradisi
lisan dapat kita terapkan dalam masa kini. Nilai dan norma tradisi lisan dapat
18
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mereka untuk menghadapi masa depan sebagai generasi penerus. Tradisi lisan
merupakan kegiatan leluhur masa lalu yang berkaitan dengan masa lalu yang
tradisi lisan yang harus terus dilakukan oleh masyarakat sehingga memiliki suatu
ciri didalam masyarakat itu sendiri yang dilakukan secara terus penerus.
Kearifan lokal (local wisdom) terdiri atas dua kata yakni kearifan (wisdom)
sedangkan kata lokal berarti “setempat”. Dengan demikian kearifan lokal dapat
bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, dan berbudi luhur yang dimiliki,
Kearifan lokal diperoleh dari tradisi budaya atau tradisi lisan karena
kearifan lokal merupakan kandungan tradisi lisan yang secara turun menurun
bangsa.
19
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Menurut Balitbangos Depsos RI (Sibarani 2004:115) kearifan lokal atau
untuk mengembangkan potensi dan sumber lokal ( material maupun non material)
yang digunakan sebagai benteng untuk mewujudkan perubahan kearah yang lebih
baik dan positif. Dalam arti lain kearifan lokal merupakan bagian dari tradisi lisan
atau tradisi budaya yang diwariskan secara turun menurun dan dimanfaatkan
manusia yang bersumber dari nilai dan budayanya sendiri dengan menggunakan
akal budi, pikiran, hati, dan pengetahuannya untuk bertindak dan bersikap
hakikatnya sudah sangat lama merupakan bagian dari kehidupan masyarakat dan
Dalam kaitan ini Iwasaki (2011) berkata bahwa aktivitas yang tidak
bahwa pembangunan adalah aktivitas yang mewariskan masa depan yang dapat
Secara etimologi, menurut Jalaluddin Tunsam adat berasal dari bahasa Arab
yang berarti kebiasaan. Jadi secara etimologi adat dapat didefinisikan sebagai
20
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
perbuatan yang dilakukan berulang-ulang lalu menjadi kebiasaan yang tetap dan
dihormati orang, maka kebiasaan itu menjadi adat. Adat merupakan kebiasaan-
kebiasaan yang tumbuh dan terbentuk dari suatu masyarakat atau daerah yang
pengertian yaitu
a. Adat istiadat merupakan tata kelakuan yang kekal dan turun temurun dari
1988:56).
c. Adat istiadat merupakan ciri khas suatu daerah yang melekat sejak
d. Adat istiadat adalah himpunan kaidah-kaidah sosial yang sejak lama ada
yang diikuti oleh orang lain dalam suatu proses waktu yang cukup lama, ini
21
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Menurut Sibarani (2014;95) Kebudayaan adalah keseluruhan kebiasaan
kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
kepercayaan dan adat-istiadat, aturan dan kode, yang secara sosial mendefinisikan
kelompok-kelompok orang, mengikat mereka satu sama lain dan memberi mereka
kesadaran bersama.
Geert menyebutkan bahwa nilai-nilai adalah inti suatu budaya, sedangkan simbol-
pahlawan dan ritual-ritual berada di antara lapisan luar dan tercakup dalam
dalam.
22
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.14 Pengertian Daliha Na Tolu
masyarakat dan budaya batak. Dalihan Na Tolu dibagi menjadi kerangka yang
dengan adanya tiga kedudukan fungsional sebagai suatu kontruksi sosial yang
terdiri dari tiga hal yang menjadi dasar bersama. Ketiga tunggu tersebut yaitu
Dalihan Na Tolu yang artinya tungku yang berkaki tiga bukan berkaki empat atau
lima. Tungku yang berkaki tiga sangat membutuhkan keseimbangan yang mutlak.
Jika dari satu ketiga kaki tersebut rusak, maka tungku tidak dapat digunakan.
Kalau kaki lima, jika satu kaki rusak masih dapat digunakan dengan sedikit
penyesuaian meletakan beban begitu juga dengan tungku berkaki empat. Untuk
menjaga keseimbangan tersebut kita harus menyadari bahwa semua orang akan
pernah menjadi hula-hula, pernah menjadi boru, dan pernah menjadi boru dan
“Perubahan Adat dan Budaya Mandailing Kajian Tradisi Lisan” digunakan teori
23
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2.1 Tradisi Lisan
sejarah melalui tutur lisan dari generasi ke generasi. Tradisi bukan hanya “tradisi
pada satu generasi ke generasi lain “dari mulut ke telinga” dengan menggunakan
media lisan. Dalam hal inilah tradisi lisan sering disebut sebagai tradisi budaya
(Sibarani, 2014:15).
Memahami tradisi lisan secara teoritis akan dapat memberi arah dalam
harus dilihat dari tiga dimensi waktu yang menjalin keberlanjutan masa lalu, masa
kini dan untuk masa depan. Tanpa membongkar tiga dimensi ini, penelitian tradisi
lisan hanya sebagai inventarisasi yang akan tersimpan diperpustakaan. Teori ini
akan dilengkapi dengan teori pragmatis yang berusaha untuk melihat manfaat
sebuah tradisi, mulai dari pemahaman manfaat tradisi masa lalu, mengkaitkan
masa kini dan proyeksi manfaat masa akan datang. Nilai dan norma budaya tradisi
lisan sebagai warisan masa lalu harus dipahami maknanya pada komunitas masa
lalu, bagaimana nilai dan norma budaya itu dapat dilestarikan, direvitalisasi dan
direalisasikan pada generasi masa kini untuk mempersiapkan masa depan yang
damai dan sejahtera. Proyeksi masa depanlah yang mendorong perlunya model
revitalisasi atau pelestrarian untuk tradisi lisan dan kearifan lokal sebagai
kandungannya.
Penelitian tradisi lisan yang bertujuan untuk menggali nilai dan norma
24
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mengangkat nilai dan norma budaya itu. Kandungan tradisi lisan itu harus kita
Perenungan spekulasi yang secara terus menerus dan mendalam dengan berbagai
berikutnya adalah analisis dengan dua tahapan yakni pembuktian hasil spekulasi
dengan data empiris atau barang bukti serta penerapan logika pada hasil spekulasi
itu. Inilah cara kerja berfilsafat yang dapat dimanfaatkan untuk memahami
Adapun yang akan dibahas oleh penulis dalam penelitian yang dilakukan
Mandailing yaitu hal-hal apa saja yang telah mengalami perbuahan didalam
perkawinan tidak lupa lagi yang telah dilakukan oleh leluhur mereka dan
Mandailing sesuai adat yang mereka percayai agar generasi penurus berikutnya
dapat melakukan upacara perkawinan yang menjadi tradisi meraka dan dapat
25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai
sasaran yang dikehendaki dalam upaya mencapai sasaran atau tujuan pemecahan
masalah.
Metode penelitian adalah jalan atau tata cara yang ditempuh sehubungan
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2007:4).
mengenai suatu hal yang akan diteliti. Penelitian kualtitatif berhubungan dengan
26
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tujuan metode penelitian kualitatif dapat dipahami sebagai makna
menjelaskan bagaimana fungsi, nilai, norma dan kearifan lokal, sedangkan pola
dapat dipahami sebagai kaidah, struktur, formula yang pada gilirannya dapat
pokok, mefokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya
peneliti.
Alasan penulis untuk memilih lokasi penelitin ini adalah karena Kota Padang
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hanya sumber data
primer saja yaitu berupa catatan hasil wawancara yang diperoleh langsung melalui
27
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
informan. Data primer adalah sumber data yang secara langsung memberikan data
ketersediaan sumber dan yang dimaksud dengan sumber adalah data dalam
Sumber data primer adalah sumber data-data mentah yang diperoleh dari
Sumber data sekunder adalah sumber data yang sudah pernah diteliti dan
primer yang berupa hal-hal yang merangkum keterangan tradisi lisan yaitu
3.4Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan alat perekam suara (handpone), kamera digital, serta alat tulis.
Handpone digunakan untuk merekam data lisan saat wawancara, kamera digital
digunakan untuk mengambil gambar, serta alat tulis digunakan untuk mencatat,
Data yang terkumpul harus data lingual yang sah (valid) dan sekaligus
cara yaitu:
a. Observasi
b. Wawancara
terbuka. Penulis bertanya langsung kepada informan yang dipilih, yaitu tokoh
Adat Batak yang berkompeten yang dianggap mampu memberikan gambaran dan
29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
informasi yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang ada dalam
kebudayaan Mandailing. Hasil wawancara ini akan dicatat sehingga tidak ada
sehingga jika tidak terdapat lagi informan baru (redundant) pada informasi
buku yang relevan untuk membantu dan menyelesaikan dan melengkapi data
30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.6 Metode Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data yang diperoleh dari
sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain
(Sugiyono, 2009:244).
secara menyeluruh.
31
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Manyapai Boru
Apabila seorang laki-laki dan seorang perempuan saling kenal dan saling
melanjutkan niat baik tentunya harus dilakukan menurut tatacara yang diadatkan,
akan masuk kedalam keluarga laki-laki diharapkan membawah tua, oleh sebab itu
tata cara perkawinan ini harus sesuai dengan tata cara yang dibenarkan menurut
kebudayaan Mandailing.
hubungan antara pihak laki-laki dengan pihak perempuan, namun lebih luas lagi
anakboru dan mora). Oleh sebab itulah pelaksanaan perkawinan selalu dilakukan
32
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
B. Mangaririt Boru
Dalam acara mangaririt boru ini pihak dari orangtua laki laki menjelaskan
perempuan mereka yang telah bergaul. Pada waktu dulu calon pengantin tidak
saling kenal, hanya orangtua yang saling kenal atau sebaliknya calon pengantin
yang saling kenal tetapi orangtua tidak saling mengenal. Pengantin tidak saling
saling mengenal maka pihak laki-laki akan menyelidiki terlebih dahulu siapa
orangtua perempuan tersebut. Hal ini penting untuk penyesuain apakah kedua
berkelakuan baik. Jika orangtuanya sudah saling mengenal anaknya, karena ada
kalau sudah ada kesesuaian pihak keluarga laki-laki langsung meminta agar
semua syarat-syarat yang akan dipenuhi dibucarakan sekaligus. Hal ini dapat
terjadi karena hubungan informasi yang sangat mudah sekarang ini bahwa pihak
33
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
C. Padamos Hata
Jika pada waktu Mangaririt boru tidak adal hal-hal yang mengalangi
pada tahap padamos hata. Pihak keluarga laki-laki akan datang kembali kerumah
a. Hari yang tepat untuk datang meminang secara resmi (patobang hata).
harus dipersiapkan, berapa mas kawin dan dalam bentuk tuhor (mahar)
D. Patobang Hata
Dalam tahap patobang hata ini dapat dikatakan bahwa peminangan telah
dilakukan secara resmi. Pada acara patobang hata ini pihak keluarga laki-laki
yang diwakili kahanggi dan anak boru harus terlebih dahulu manopot (
boru dari keluarga pihak perempuan. Artinya pihak kahanggi akan membimbing
mereka untuk menyampaikan segala maksud dan tujuan agar berjalan sesuai
dengan rencana yang diinginkan. Dalam acara patobang hata ini pihak keluarga
34
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dengan kata lain keluarga mengharapkan pihak laki-laki terhadap keluarga
keturunan)
kekeluargan selamanya)
Setelah acara patobang hata atau acara pinangan secara resmi telah
dipikul oleh pihak laki-laki). Batang boban ini merupakan syarat-syarat pada
waktu padomas hata sudah dibayangkan, tetapi secara resmi pada acara patobang
hata harus dipertegas kembali dengan disaksikan oleh seluruh keluarga yang hadir
Mora dari pihak perempuan turut serta berperan sehingga setelah acara
patobang hata selesai semuanya maka akan ditentukan kapan waktunya untuk
acara selanjutnya yaitu manulak sere. Biasanya diberikan waktu satu atau dua
35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.1.2 Manulak Sere
Tibalah saatnya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan keluarga laki-
laki datang kembali menghantar apa yang telah disepakati pada acara patobang
hata. Pada waktu manulak sere ini semua saudara harus lengkap.pihak keluarga
sudah hadir terlebih dahulu disampaikan maksud dan tujuan suhut yaitu akan
pernikahan). Dan ditetapkan akan siapa-siapa aja yang ikut mangantar sere.
Biasanya yang berangkat sepuluh atau lima belas orang. Jumlah ini sudah
ditentukan pada waktu patobang hata yang disesuaikan dengan kemampuan atau
Dalam proses manulak sere, pihak keluarga laki-laki membawa batang boban
manulak sere, dirumah keluarga perempuan sudah siap menunggu yang akan
manulak sere.
Peserta Upacara
36
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
a. Suhut (abang, adik, dan orangtua)
datang biasanya membawa batang boban, juga membawa silua (oleh-oleh) berupa
indahan tungkus ( nasi yang dibungkus) dengan daun serta lauk-pauknya dan
pihak perempuan (calon mora) juga dengan harapan yang diberikan semoga
sukses dan terkabul. Sedangkan pulut beserta intinya akan dihidangkan pada
waktu acara manulak sere dilaksanakan yang maknanya agar segala sesuatunya
Pada pertemuan ini segala sesuatu yang telah dibicarakan sebelumnya dan
sudah saling mengetahui pada saat acara formal ini semua dianggap tidak pernah
Jenis jenis batang boban yang akan diserahkan ada dua macam yaitu sere
jumlah besar dengan pengertian bukan berarti emas dalam arti sebenarnya, tetapi
37
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
d. Sere (emas) 30 tail, 30 pa. Besar kecilnya tergantung pada status.
sebagai simbol yang tidak harus dipenuhi oleh keluarga laki-laki (calon anak
boru). Oleh sebab itu apa yang telah dijanjikan sebenarnya tidak harus semuanya
disebut dengan sere na menek. Jadi untuk yang tidak terpenuhi tersebut dianggap
sebagai hutang sepanjang masa. Itulah sebabnya anak boru disebut berutang
sapanjang aek sapanjang rura. Aek (sungai) dan rura (lembah) berarti hutang
yang terus sepanjang masa dan sebesar lembah yang tak terkira.
orang dari perwakilan keluarga laki-laki yaitu kahanggi dan anak boru. Pihak
yang menjadi jaminan ini adalah sebagai jaminan (okuandar), apabila dikemudian
hari terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau melanggar janji yang disepakati.
Sere na lamot atau sere na menek yang disebut sebagai tuhor ni boru
(uang antaran). Sere na lamot ini biasanya berbentuk uang ditambah dengan
beberapa keperluan calon pengantin wanita yang sekarang ini disebut seperangkat
pakaian pengantin sere na lamot yang berupa uang dan seperangkat pakaian
masih ada yang harus disediakan oleh pihak laki-laki yang disebut dengan
pangobat hati karena salah satu anggota keluarganya akan dibawa menjadi
38
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Keluarga laki-laki juga harus menyiapkan sejumlah uang untuk dibagikan
kepada semua keluarga yang hadir dalam permufakatan sebagai uang saksi atau
untuk pihak laki-laki dan sebahagian lagi untuk pihak perempuan dan dibagikan
langsung ke tangan masing-masing yang hadir dengan jumlah yang sama. Ingot-
Jumlah bahan tujuh ini dapat diartikan sebagai penggambaran dari pitu sundut
Dalam acara manulak sere yang dipimpin oleh raja ni huta, penyerahan
sere na godang dilakukan oleh pihak laki-laki kepada mora dari pihak perempuan.
(tukang tangkuk).
39
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.1.3 Mangalehen Mangan Pamunan
akan meninggalkan keluarganya dan beralih kepada keluarga calon suami. Oleh
Pada mulanya acara pemberi makan ini, sih calon pengantin perempuan
lahiriah tapi lepas dari masa gadis dan tanggung jawab keluarga dan membentuk
keluarga sendiri.
mangalehen pangan ini diperbesar, bukan saja hanya dihadiri keluarga tapi juga
diikut sertakan unsur dalihan na tolu dan harajoan dalam acara serta penganan
yang dihidangkan sama dengan yang dihidangkan pangupa. Hanya saja biasanya
makanan yang dihidangkan adalah kambing yang sudah masak sempurna, kepala,
hati dan sepasang kaki bagian atas harus masih terlihat bentuknya yang diletakan
diatas tampi yang dialasi dengan ujung daun pisang, lengkap dengan nasi, telur,
udang ikan , daun ubi serta garam, serta upacara mangalehen mangan ini hampir
sama dengan acara mangupa. Bedanya upacara mangalehen mangan ini dengan
40
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sampai kenyang. Itulah sebabnya upacara mangalehen mangan ini disebut dengan
kenyangnya. Suatu kehormatan bagi yang diberi makan bahwa dengan senang hati
semua sanak keluarga dalihan na tolu dan harajaon ikut memberi restu atas
terutama berupa doa selamat agar berbahagia, tapi upacara dalam mangalehen
keluarganya demikian juga orangtuanya dan sanak keluarga suaminya dan tetap
b. Jika kelakuannya tidak baik semua keluarganya turut malu. Tubu unte tubu
c. Pelajari adat istiadat keluarga suami pantun hangoluan, teas hametean. Mata
guru, roha siseon. Artinya jika pandai membawa diri, akan selamat. Jika
berperilaku buruk atau tidak jujur keselamatan akan terancam. Apa yang dilihat
banyak pula.
41
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
f. Jangan memandang orang dari kekayaannya tetapi harus melihat kepada budi
pekertinya.
g. Harus pandai beramah tamah, pandai berkasih sayang dan pengasih, tetapi
a. Anak perempuan yang akan diberi makan oleh calon pengantin perempuan
b. Orangtua bapak dan ibu calon pengantin tersebut yaitu dari pengantin
perempuan.
d. Kahanggi
e. Anak boru
f. Mora
g. Raja di huta
bahwa upacara akan dimulai. Kata-kata nasehat dan penjelsan mengenai maksud
dan tujuan mangalehen mangan ini disampaikan acara berturut-turut oleh unsur-
unsur yang hadir yang dimulai dari ibunda pengantin. Contohnya yaitu:
Ibunda:
Assalamualaikum Wr.Wb.
42
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kaum keluarga dan kerabat sekalian dari unsur dalihan na tolu, kahanggi,
anak boru, dan mora. Syukur alhamdulillah kehadiran Allah SWT, yang dengan
rahmat dan hidayahnya kita dapat berkumpul pada hari yang berharga ini. Terima
kasih kepada seluruh keluarga yang hadir dan ananda yang saya sayangi.
Sungguh suatu kebahagiaan bagi kita semua bahwa pada hari ini, pada
upacara perkawinan ananda semua keluarga untuk memberikan doa restu dan
makan perpisahan yang disebut mangan pamunan. Oleh sebab itu, kami telah
Makanan ini bukan makan biasa, tetapi makanan yang mempunyai arti
tersendiri dan kehadiran keluarga semua menunjukan bahwa kita hidup ditengah-
tengah keluarga besar. Oleh sebab itu, ananda harus pandai-pandai membawa diri
bukan saja bagi keluarga suami tapi juga keluarga ananda sendiri. Didalam
makanan yang diberikan ini ada nasi putih. Warna nasi putih ini melambangkan
keikhlasan sih pemberi hendaknya begitu jugalah ananda menerima makanan ini.
Orang Mandailing juga mengatakan suan tobu dibibir dohot di ate-ate artinya apa
yang kita perbuat haruslah dengan ikhlas, buka hanya manis dbibir pahit dihati.
Didalam makanan ini juga ada ikan, ikan ini melambangkan seia sekata. Sama-
43
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
isteri. Jika terjadi perbedaan pendapat, haruslah untuk menciptakan saling
pengertian agar hubungan semakin erat. Itulah nasehat saya sebagai bekal ananda
Nenek perempuan
Assalamualaikum Wr.Wb
1. Kita yang hidup ini suatu saat apabila sudah tiba perjanjian akan mati,karena
itu siapkan bekal untuk mati yaitu laksanakan rukun islam yang lima perkara
2. Ingat selalu apa yang baik diberikan kepada orangtua balaslah semampumu
membalasnya.
Ayahanda
Assalamualaikum Wr.Wb
Ananda yang saya sayangi, hari ini seluruh keluarag kita, kahanggi anak
boru dan mora telah berkumpul menunjukan bahwa semua berbesar hati atas
saja menyangkut antara calon isteri dan calon suami, tetapi menyangkut semua
keluarga, baik keluarga calon isteri maupun calon suami. Oleh sebabi itu, ananda
sebagai calon keluarga, maka perkawinan yang akan dilangsungkan ini adalah
perkawinan antara keluarga kita ini dengan keluarga calon suami ananda. Oleh
44
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sebab itu maka hari ini keluarga kita dari unsur dalihan na tolu berkumpul disini
yang nantinya juga akan memberikan nasehat kepada ananda agar ananda bukan
saja hanya menyesuaikan diri kepada suami, tetapi juga pada seluruh keluarga
suami. Jika ananda tidak rukun dengan keluarag suami, maka besar pengaruhnya
pikirkanlah dihatimu semua yang disampaikan ayahanda dan ibunda dan sanak
Nenek laki-laki
Assalamualaikum Wr.Wb.
Jika nenekmu tadi ada mengatakan dua hal yang harus cucunda ingat, saya
1. Apa yang baik cucunda berikan pada orang lain yang selalu diingat-ingat.
2. Apa yang tidak baik diperbuat orang kepadamu, maka lupakanlah itu, agar tidak
Kahanggi
Assalamualaikum Wr.Wb.
Sebagai kahanggi saya hanya menyampaikan satu hal yang perlu ananda
ingat didalam pergaulan hidup berkeluarga dan bermasyarakat yaitu ananda harus
dapat menjalankan hubungan keluarga ananda menjadi baik. Jika ada keluarga ada
yang mnedapat kesusahan, harus ananda jenguk. Tapi kalau yang didengar itu
45
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
horja siriaon artinya pesta kegembiraan, jika tidak diundang tidak perlu dihadiri
Anak boru
Assalamualaikum Wr.Wb.
Sudah banyak nasehat yang ananda dengarkan baik itu dari ibunda,
ayahanda, dan nenek berdua serta pamannya, maka saya dari barisan anak boru
hanya menyampaikan satu hal lagi. Kita tidak boleh memandang orang karena
kekayaannya, tapi sebaliknya menilai dari sisi kebaikannya. Tidak semua keluarga
kita memiliki pangkat atau orang kaya, tapi ananda harus memandangnya dengan
Mora
Assalamualaikum Wr.Wb.
Sebagai mora saya merasa gembira dan merestui perkawinan ananda ini. Semoga
Didalam makanan yang dihidangkan ini ada garam. Garam ini adalah
lambang kekuatan, semua orang memerlukan garam. Tanpa garam semua hambar.
Ini harapan agar ananda dibutuhkan semua orang dan bermanfaat untuk orang
lain. Disamping itu ada sayur matua bulung ini adalah supaya panjang umur dan
Raja
Assalamualaikum Wr.Wb.
46
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Ananda Rumandang Bulan sudah banyak yang disampaikan oleh pembicara
yang ada dihadapan ananda. Ada satu makanan lagi yang belum disinggung oleh
Udang adalah lambag tentang gerak hidup. Gerakan maju mundur, sifat
karateristik dari udang. Gerak maju mundur sama nilainya, hanya bergantung
Sada huat tu jolo dua huat tu pudi artinya tidak salah mundur tetapi maju lagi
ayam. Alam setiap acara adat baik yang kecil maupun besar telur tidak boleh
tinggal karena sebagai perlambang hobol tondi tu badan. Telur ayam ini disebut
tondi dan badan. Kuning telur juga dilambangkan sebagai emas didalam adat
Inilah yang mungkin dapat saya sampaikan. Air setitik dijadikan laut,
tanah segenggam jadikan gunung, pohon tinggi tumpuan angin, alam terbentang
jadikan guru.
Malas ma dingin-dingin
Obanon tu sipogu
47
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Horas.. horas.. horas..
agama Islam. Suatu perjanjian antara kaum laki-laki dan wali pengantin perempuan
disaksikan oleh sedikit-dikitnya dua orang saksi, dimana ijab kabul sebagai
adat. Nikah merupakan suatu hal yang sangat penting baik bagi yang bersangkutan
Didalam acara pernikahan adapun urutan-urutan dalam pembicara adat ini adalah
1. Suhut yaitu menceritakan maksud dan tujuannya acara adat diadakan, syarat-
syarat adat yang telah dipenuhi serta memohon agar boru na ni oli dipabuat
3. Anak boru ikut menjunjung dan mendukung apa yang dimaksud moranya pihak
4. Mora memberikan kata pasu-pasu restu dan memberkati keinginan dari suhut
48
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Namora Natoras menguatkan dan mengakui sepanjang pengetahuannya syarat-
syarat adat telah dipenuhi dan menyerahkan kepada raja-raja adat untuk
semua hadir dan menjadi saksi didalam pelaksanaan acara adat tersebut. Jika ada
panusunan.
7. Raja panusunan mengatakan maksud dan tujuan pertemuan ini, maka raja
yang datang bergilirian diundang untuk manortor. Setelah selesai acara manortor
mangkobar adat (sidang adat). Perlu dijelaskan bahwa biasanya acara manortor
sudah dimulai pukul 09.00 WIB. Pada acara monortor pagi hari, saat mata ni horja
a. Suhut
b. Kahanggi
c. Anak boru
49
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
d. Raja-raja Mandailing
f. Raja panusunan
Dalam acara manortor biasanya diatur tiga orang sekali manortor dan di
ayapi oleh anak borunya. Selesai acara manortor barulah raja-raja yang diundang
nantinya akan melekat dan menyatu dihati dan sanubari setiap yang hadir.
sudah dapat dimulai setelah permisi kepada raja panusunan. Gong dibunyikan
(pemberi tahunan kepada semua peserta acara hal-hal yang telah terjadi
sebelumnya) sampai kepada mangalap boru dan haroan boru serta acara yang
diselesaikan pada hari itu yang bermaksud melaksanakan horja godang. Setalah
itu raja-raja adat menyambut dengan berbagai pendapat, saran maupun kritikan
diberi gelar, diadakan acara marudur, (arak-arakan) menuju tapian raya bangunan
50
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
untuk melakukan acara marpangir (berlangir) kedua pembelai. Pengantin diarak
ke tepi raya bangunan yang artinya membawa pengantin ke tepian mandi (tapian
habujingan (masa gadis) dan haposoan (masa lajang). Meskipun disebut sebagai
tapian raya bangunan (tepian mandi), namun sesuai dengan kondisi dan situasi
terutama dikota dimana tidak mungkin ditemukan sungai maka acaranya hanya
dijalanan. Jarak antara rumah dan tempat acara marpangir tersebut biasanya kira-
untuk berjalan.
Ditempat yang dituju telah disediakan dua buah kursi untuk tempat duduk
penganten dan satu buah meja untuk tempat pangir. Pangir disediakan untuk
untuk mandi tersebut adalah pangir yang disediakan didalam cambung (mangkok
2. Air secukupnya
secara simbolis. Untuk mempercikan air pangir ini dipergunakan daun daun yang
51
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pangir tersebut dibawa ke tepi raya bangunan dengan dijunjung seorang
ibu (anak boru). Diletakan diatas pahar yang sudah dialasi abit tonun patani.
Diatas tonun patani inilah diletakan cambung yang sudah berisi pangir tadi dan
tanaman yang dingin agar susasana rumah tangganya tetap sejuk dan damai serta
yang berarti murah rezeki dan padang togu artinya tetap teguh memegang janji
menjalani adat matobang ( masa berkeluarga). Nama inilah yang akan dipakai
52
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
untuk memanggil yang bersangkutan, terutama pada upacara-upacara adat.
Pemberian nama (gelar) ini dilakukan setelah marudur ketepian raya bangunan
tersebut didahului dengan Baginda, Sutan dan Mangaraja. Penabalan nama (gelar
adat) ini dilakukan oleh raja panusunan atas usul namora dan natoras dengan
disaksikan oleh raja-raja adat lainnya, unsur dalihan na tolu seluruh keluarga yang
hadir.
puncak dari segala acara dari upacara perkawinan. Apabila mangupa sudah selesai
menurut adat. Jika masih ada acara-acara berikutnya itu adalah merupakan
pelengkap.
Di Mandailing untuk menghemat waktu dan agar acara lebih tertib dan
lebih menarik penyampain hata pangupa diperwakilkan kepada seorang ahli yang
disebut datu pangupa. Sebelum data pangupa, lebih dahulu raja panusunan
Setelah selesai acara mangupa masuklah kepada ajar poda. Ajar poda
adalah acara memberi nasehat kepada kedua pengantin baru. Dan setelah selesai
mangololoi na loja yaitu acara pesta besar. Biasanya pada malam harinya seluruh
keluarga terutama yang ikut serta secara langsung didalam pelaksanaan acara
horja godang ini diundang untuk acara makan bersama. Setelah selesai acara
makan bersama masuklah kepada acara marulak sere yang artinya berkunjung
53
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kerumah orangtua boru na ni oli untuk pertama kalinya setelah selesai horja
berkunjung kepada keluarga bayo pangoli, pada waktu diikut sertakan indahan
tungkus atau tompu robu. Indahan lungun-lungun artinya nasi serta lauk pauknya
disediakan untuk nanti dimakan boru na ni oli untuk melepas rindu. Pada acara
marulak ari ini, pengantin baru ini beserta keluarga yang datang (kahanggi dan
anak boru) berikut kedua orangtuanya, membawa nasi bungkus beserta lauk
pauknya serta oleh-oleh dan kue wajid serta tepung beras, kelapa, gula merah dan
garam yang diaduk dan dicetak kemudian dikukus. Biasanya lauk yang dibawa
D. Manyapai Boru
Apabila seorang laki-laki dan seorang perempuan saling kenal dan saling
melanjutkan niat baik tentunya harus dilakukan menurut tat cara yang diadatkan,
akan masuk kedalam keluarga laki-laki diharapkan membawah tua, oleh sebab itu
tata cara perkawinan ini harus sesuai dengan tata cara yang dibenarkan menurut
kebudayaan Mandailing.
54
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dengan perkawinan telah dipertemukan keluarga laki-laki dan keluarga
hubungan antara pihak laki-laki dengan pihak perempuan, namun lebih luas lagi
anakboru dan mora). Oleh sebab itulah pelaksanaan perkawinan selalu dilakukan
E. Mangaririt Boru
Dalam acara mangaririt boru ini pihak dari orangtua laki laki menjelaskan
perempuan mereka yang telah bergaul. Pada waktu dulu sih calon pengantin tidak
saling kenal, hanya orangtua yang saling kenal atau sebaliknya calon pengantin
yang saling kenal tetapi orangtua tidak saling mengenal. Pengantin tidak saling
saling mengenal maka pihak laki-laki akan menyelidiki terlebih dahulu siapa
orangtua perempuan tersebut. Hal ini penting untuk penyesuain apakah kedua
berkelakuan baik. Jika orangtuanya sudah saling mengenal anaknya, karena ada
Mangaririt boru biasanya dilakukan oleh orangtua sih laki laki secara
langsunng seperti membawa i kahanggi dan anak boru . Biasanya orangtua sih
55
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
perempuan akan meminta waktu dengan alasan untuk menanyakan anakanya
kalau sudah ada kesesuaian pihak keluarga laki-laki langsung meminta agar
semua syarat-syarat yang akan dipenuhi dibucarakan sekaligus. Hal ini dapat
terjadi karena hubungan informasi yang sangat mudah sekarang ini bahwa pihak
F. Padamos Hata
Jika pada waktu Mangaririt boru tidak adal hal-hal yang mengalangi
pada tahap padamos hata. Pihak keluarga laki-laki akan datang kembali kerumah
c. Hari yang tepat untuk datang meminang secara resmi (patobang hata).
harus dipersiapkan, berapa mas kawin dan dalam bentuk tuhor (uang jujur)
D. Patobang Hata
Dalam tahap patobang hata ini dapat dikatakan bahwa peminangan telah
dilakukan secara resmi. Pada acara patobang hata ini pihak keluarga laki-laki
56
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang diwakili kahanggi dan anak boru harus terlebih dahulu manopot (
boru dari keluarga pihak perempuan. Artinya pihak kahanggi akan membimbing
mereka untuk menyampaikan segala maksud dan tujuan agar berjalan sesuai
dengan rencana yang diinginkan. Dalam acara patobang hata ini pihak keluarga
keturunan)
kekeluargan selamanya)
Setelah acara patobang hata atau acara pinangan secara resmi telah
dipikul oleh pihak laki-laki). Batang boban ini merupakan syarat-syarat pada
waktu padomas hata sudah dibayangkan, tetapi secara resmi pada acara patobang
hata harus dipertegas kembali dengan disaksikan oleh seluruh keluarga yang hadir
Mora dari pihak perempuan turut serta berperan sehingga setelah acara
patobang hata selesai semuanya maka akan ditentukan kapan waktunya untuk
57
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
acara selanjutnya yaitu manulak sere. Biasanya diberikan waktu satu atau dua
adat. Nikah merupakan suatu hal yang sangat penting baik bagi yang bersangkutan
Didalam acara pernikahan adapun urutan-urutan dalam pembicara adat ini adalah
8. Suhut yaitu menceritakan maksud dan tujuannya acara adat diadakan, syarat-
syarat adat yang telah dipenuhi serta memohon agar boru na ni oli dipabuat
58
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dohot adat sepanjang adat Mandailing, sekaligus mangoncot langka (memnita
10. Anak boru ikut menjunjung dan mendukung apa yang dimaksud moranya pihak
11. Mora memberikan kata pasu-pasu restu dan memberkati keinginan dari suhut
syarat adat telah dipenuhi dan menyerahkan kepada raja-raja adat untuk
13. Raja-raja adat yaitu menyerahkan pelaksanaannya acara adat kepada yang
semua hadir dan menjadi saksi didalam pelaksanaan acara adat tersebut. Jika ada
panusunan.
14. Raja panusunan mengatakan maksud dan tujuan pertemuan ini, maka raja
yang datang bergilirian diundang untuk manortor. Setelah selesai acara manortor
59
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
raja-raja seluruh tamu-tamu harajaon diundang ke pantar bolak paradaton untuk
mangkobar adat (sidang adat). Perlu dijelaskan bahwa biasanya acara manortor
sudah dimulai pukul 09.00 WIB. Pada acara monortor pagi hari, saat mata ni horja
g. Suhut
h. Kahanggi
i. Anak boru
j. Raja-raja Mandailing
l. Raja panusunan
Dalam acara manortor biasanya diatur tiga orang sekali manortor dan di
ayapi oleh anak borunya. Selesai acara manortor barulah raja-raja yang diundang
nantinya akan melekat dan menyatu dihati dan sanubari setiap yang hadir.
sudah dapat dimulai setelah permisi kepada raja panusunan. Gong dibunyikan
(pemberi tahunan kepada semua peserta acara hal-hal yang telah terjadi
sebelumnya) sampai kepada mangalap boru dan haroan boru serta acara yang
60
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
diselesaikan pada hari itu yang bermaksud melaksanakan horja godang. Setalah
itu raja-raja adat menyambut dengan berbagai pendapat, saran maupun kritikan
pekarangan rumah serta simpang jalan menuju rumah dibuat pintu gerbang dan
biasanya pintu gerbangnya ada dua buah. Dikota-kota besar yang sudah
Pada pintu gerbang tersebut yang juga terbuat dari bambu sebagai tiang
dan kerangka dan daun kelapa yang ditulis horas tondi madingin sayur matua
bulung. Kata-kata ini adalah merupakan doa dan harapan agar acara ini diberikan
Disamping bambu dan daun kelapa muda yang dibuat pintu gerbang juga dihiasi
dengan:
b. Pohon pisang yaitu agar perkawinan bersifat kekal hanya sekali berbuah dan
c. Sanggar yaitu maknanya untuk tekun, tabah dan dapat mengurangi rumah
61
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
d. Dingin-dingin yaitu juga merupakan kesejukan dan kedamaian yang
walaupun pada umunya ada kesamaannya, namun dalam beberapa hal mempunyai
sehari-hari maupun pakaian adat kebesaran. Pakaian ini juga merupakan salah satu
Didalam hal ini untuk etnik Mandailing yang juga sama dengan etnik di
Tapanuli Selatan seperti kota Padang Sidempuan, Sipirok dan Padan Lawas
bulang sudah dianggap sebagai pakaian adat pengantin Mandailing yang dapat
dipakai pada acara perkawinan dan pakaian ini baru boleh dipakai kalau acara
62
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bulang adalah mahkota permaisuri semua ini menggambarkan kebesaran dan
kekuasaan raja.
A. Hampu
pipa yang dibungkus dengan kain beledru hitam dan ujung pipa itu diikat satu kali
pakaian kebesaran adat, bukan untuk keperluan lain apalagi untuk menampung
uang sumbangan. Adapun kelengkapan dari pada hampu yaitu pakaian, rombi,
B. Bulang
kepanasan, tempat meminta bagi orang yang membutuhkan dan sebagai ibu dari
seluruh rakyatnya.
meminta dibuatkan bulang tersebut sampai lima tingkat bahkan tujuh tingkat.
63
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sesuai dengan namanya sebagai mahkota bulang dipakai dikepala yang
tusuk sanggul berwarna emas dan sisir yang dipakai diatas sanggul juga berwarna
emas. Adapun kelengkapan dari pada bulang yaitu baju, kain songket, dua helai
selendang tenun patani atau songket, ikat pinggang, puntu, sepasang keris, anting-
anting emas, kalung kuning, gaja meong, loting-loting dan kuku emas.
A. Uning-uningan
a. Gondang tunggu-tunggu dua yaitu terdiri dari dua gendang dan ukurannya
lebih kecil dari gendang. Gendang ini dibunyikan cukup dibunyikan dengan
musik lainnya yaitu gong, yang terdiri dari dua buah, satu buah gong kecil,
b. Gordang sembilan yaitu terdiri dari sembilan gendang yang besar. Ukuran
gendang ini panjang dan besarnya berbeda satu dengan yang lainnya. Garis
64
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sembilan orang karena satu atau dua orang dapat menabuh dua gendang.
Kedua alat musik ini dibunyikan pada acara pesta adat. Jika gordang
tunggu dua dibunyikan sekaligus untuk mengiringi tor-tor atau pada araka-arakan
pengantin.
sambilan juga digunakan oleh nenek moyang orang Mandailing sebagai cara
untuk memanggil roh-roh yang disebut paturun sibaso, cara memukulnya dengan
suatu upacara khusus dan irama yang khusus pula. Disamping itu juga dapat
jika gordang sambilan ini dibunyikan dengan kegembiraan yang sangat meriah
dan ada saja yang kesurupan sehingga jika terjadi demikian gendang tersebut
siraon karena itu gondang paturun sibaso tidak boleh lagi dibunyikan.
C. Tor-tor
perubahan yaitu manortor ini juga sudah dilakukan pada acara-acara hiburan
65
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dengan cara memodifikasi tor-tor sedemikian rupa agar lebih menarik bagi
Mandailing, Mandailing yang saya maksud adalah jika didaerah tersebut masih
menggunakan bahasa Mandailing maka disitu juga akan mengikuti tradisi /budaya
banyak.
Salah satu wujud Kearifan lokal yang ingin penulis sampaikan disini
Paling tidak, ada lima hal budaya yang masih dijalankan sampai saat ini.
keraba dan anak boru sebagai penerima calon pengantin perempuan (kelompok
66
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Bagi masyarakat Kota Padang Sidempuan, perkawinan bukan saja
menyangkut penyatuan dua insan tetapi lebih menekankan kepada penyatuan dua
artinya adalah menjemput hari, sebagai salah satu sarana bersilaturahmi untuk
saling tolong menolong dengan cara saling membantu untuk setiap rutinitas sesuai
kesepakatan, tentunya beban yang berat akan ringan kalau dipikul bersama-sama.
pemekaran daerah seperti Kota Padang Sidempuan, Palas, Paluta dan Mandailing
Natal.
terlihat dari kebebasan beribadah masyarakat Padang Sidempuan, tidak jarang kita
lihat mesjid berdekatan dengan gereja yang satu sama lain tidak menggannggu.
sangat menonjol pada saat acara adat pernikahan, walaupun beda agama tetapi
penduduk masyarakat setempat masih memiliki hubungan yang kuat baik sebagai
warga maupun adat. karena dalam agama Islam tidak boleh makan babi, maka
67
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
akan diserahkan kepada Alim Ulama, Hatobangon dan Kepala Desa. Keputusan
hukum adat lebih kuat dari hukum yang dibuat Pemerintahan Daerah, karena
Kota Padang Sidempuan saat ini ada aturan, apabila ketahuan mencuri, maka akan
korban yang sudah pernah diberikan sanksi pasti akan menuntut. Pemberlakuan
hukum adat juga sesuai dengan konsep yang dikenal dalam ushul fiqih yaitu Al-
tiga macam bentuk martahi yang sering dilaksanakan saat ini yang masih
dipertahankan yaitu
a. Martahi karejo, dibuat untuk menyusun suatu kepanitiaan untuk bekerja secara
banyak kita menolong orang lain, tentunya semakin banyak peluang untuk
68
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
akanmengeluarkan padi atau emas yang sudah disepakati jumlahnya tersebut.
Sebuah kerja sama yang cukup adil, karena harga emas dan padi terus mengalami
Aturan yang sifatnya membawa kepada tata cara berhubungan secara adat.
penulis hanya mencontohkan beberapa macam saja, adat yang ada Kota Padang
mewujudkan kearifan lokal yang sifatnya mendidik untuk bekerja sama dan
falsafah kehidupan yang bermanfaat, baik untuk zaman sekarang maupun yang
akan datang.
Namun, semua kearifan lokal ini kembali kepada anggota masyarakat yang
akan menjadi satu cirikhas baik masyarakat Kota Padang Sidempuan. Hubungan
dianggap sebagai bagian dari keluarga walaupun tidak memilki pertalian darah.
atau kearifan lokal Mandailing, Marsalapari berasal dari dua suku kata yaitu alap
(jemput/ambil) dan ari (hari), kemudian ditambah kata awalan mar yang berarti
saling, sementara si adalah kata sambung jadilah kata marsialap ari (saling
sukarela dengan rasa gembira dan berharap ketika kita pergi menolong atau
69
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
membantu saudara kita yang membutuhkan maka kita juga dapat bantuan yang
sama disaat kita membutuhkan ,biasanya dilakukan disawah atau kebun. jadi
rasa gembira dengan harapan orang lain tersebut menolong kita diwaktu lain
ketika kita membutuhkan. Jumlah harinya juga dihitung berapa hari kita kesawah
si A maka si A juga akan datang kesawah kita dengan jumlah hari yang sama.
kita Marsalapari. Marsalapari dilakukan semua kelompok umur baik yang tua
maupun yang muda (naposo-nauli bulung), saat manyuan eme (menanam padi)
misalnya kita bisa mengajak enam hingga sepuluh orang baik teman atau
keluarga,baik yang muda ataupun yang tua Marsalapari tusabanta (kesawah kita).
Dalam satu hari bisa selesai manyuan , karena kita bekerja bersama,marsikojar-
kojaran toap (saling mengejar hasil kerja) ,saat manyuan kita juga bisa mangecek
(ngomong/bercerita) dengan teman kita yang lain, saling menyahut antara satu
dengan yang lain, biasanya cerita yang paling menarik itu cerita muda-mudi
(naposo –nauli bulung),atau cerita umak-umak (ibu-ibu ) yang hadir pada saat itu
tentang masa lalu saat saat indah kehidupannya, ada juga cerita motivasi sukses
70
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Begitulah senangnya marsalapari, dan puncaknya yang paling ditunggu-
kalau manyabi harus dilaksanakan satu hari, beda Dengan manyuan atau manajak
boleh beberapa hari tapi untuk manyabi hanya satu hari agar hasil panen langsung
kelihatan. Saat manyabi sudah pasti marsalapari ,manyabi itu bagaikan pesta
yang dilakukan disawah. Saat manyabi adalah saat yang paling ditunggu-tunggu
baik oleh peserta marsalapari maupun anak anak.manyabi penuh kenangan dan
sangat membahagiakan. Setelah kita marsalapari ketempat yang lain maka pas
digiliran kesawah kita orang lain yang datang, kita juga akan mendapatkan hal
yang sama,berapa hari kita ketempat si A maka si A juga dengan jumlah hari yang
sama akan datang ketempat kita, begitu juga si B berapa hari si B kesawah kita,
kita akan datang marsalapari ke sawahnya dengan jumlah hari yang sama.
marsalapari ini terus berkembang di Mandailing dan dapat dicontoh oleh daerah
lain, mari saling berbagi dan memberi solusi untuk negeri ini.
pengakuan sebagai daerah aman, sejahtera dan damai, mesti dipertahankan.Di era
Globalisasi saat ini, butuh perjuangan berat untuk melestarikannya karena sudah
membuat suatu kajian khusus untuk melestarikan budaya ini, agar bisa tersentuh
langsung dalam kehidupan dan tidak mudah terpengaruh dari Budaya Luar.
71
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kemudian, seiring dengan berkembangnya isu SARA saat ini, hendaknya
tidak menjadi satu permasalahan bagi kita masyarakat Tapanuli Selatan karena itu
masyarakat.
72
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB V
suatu budaya dan nilai yang hidup ditengah masyarakat yang menjelma dari hati
nurani yang mendalam sesuai dengan perasaan hatinya. Nilai-nilai itu harus
Proses perkembangan itu dapat dilihat dari segala aspek kehidupan dan
marga berkembang menjadi antar suku atau antar bangsa sesuai dengan situasi
dan kondisi.
perasaan dan keyakinan yang hidup pada masyarakat itu sendiri dengan tujuan
agar dapat menyesuaikan diri terhadap tuntunan zaman pada era globalisasi
sekarang ini.
73
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Apabila hal tersebut sudah dihayati dan diamalkan oleh orang Mandailing
terutama generasi mudanya, mereka akan menjadi warga Indoneisa yang baik,
yang hidup dalam suatu negara yang bersemboyan “Bhineka Tunggal Ika yaitu
dimana hanya ada satu ukuran dalam bertindak yaitu perasaan Indonesia.
5.2 Saran
Kita sebagai generasi penerus yang telah diwariskan oleh leluhur kita agar
menjaga dan melestarikan kebudayaan tersebut agar tidak hilang dimakan oleh
zaman sehinga suatu ciri khas didalam setiap etnis terus terpatri didalam diri
kita yang memiliki suatu nilai-nilai dan moral yang terkandung didalamnya.
74
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
75
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 1
2. Apakah upacara adat perkawinan masih dilakukan selama tujuh hari tujuh
malam? Jika hanya dilakukan satu hari apakah masih disebut juga upacara
adat perkawinan?
perkawinan hanya satu hari saja. Faktor-faktor apa saja yang menjadi salah
satu penyebabnya?
4. Apakah fungsi markobar pada pasahat boru dan mengapa harus dilakukan
perkawinan di Mandailing?
perkawinan di Mandailing?
mengalami perubahan? Dan nilai-nilai kearifan lokal apa saja yang sudah
76
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 2
Daftar Informan
Usia : 60 Tahun
Pekerjaan : Petani
Usia : 54 Tahun
Pekerjaan : Petani
Usia : 57 Tahun
77
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pekerjaan : Petani
78
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Pengantin Mandailing
79
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Gordang Sambilan
80
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA