SKRIPSI
Diajukan Oleh:
ISMI SARASSATI
040901053
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Faktor-
Malaysia)” guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Departemen
Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Serta
tidak lupa solawat beriring salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mengahadapi hambatan, hal ini
sedikitnya wacana yang menyangkut bahan penelitian yang ditemukan oleh peneliti.
Akan tetapi, berkatNya semua hambatan tersebut dapat dilalui, sehingga penulisan
skripsi ini selesai. Hal ini tidak luput dari teman-teman yang selalu memberikan
motivasi dan dorongan serta do’a. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang turut serta membantu dalam penulisan skripsi ini. Dalam
1. Bapak Prof. Dr. Arif Nasution, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Juga sebagai dosen wali penulis yang telah membimbing penulis semenjak
4. Bapak Nurman Ahmad, S.sos, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu kepada penulis untuk membimbing dalam penulisan
skripsi ini.
5. Ibu Dra. Lina Sudarwati, M.si sebagai dosen yang mengasuh mata kuliah
Sosiologi Pembangunan karenanya penulis banyak termotivasi untuk
lebih giat belajar.
6. Bapak Drs. Sismujito.M.si sudah banyak memberi nasehatnya kepada
penulis.
7. Teristimewa buat kedua orang tua penulis, Ayahanda M. Sarmin dan
Ibunda Marsudariyati yang selalu mendidik dan mengajari penulis dengan
kasih sayang semenjak kecil, dan selalu memberikan do’a-do’a dan
pengorbanannya yang tiada bandingannya dengan apapun, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Buat saudara-saudaraku tersayang yang selalu mendo’akan dan
memotivasi penulis, Buat Mas Dedek yang paling males, Buat Wiwid
Yang paling cerewet tapi paling perhatian, buat Uul yang sok cantik dan
sok mirip Nia Ramadhani, Tia Ndut sepupu kecil penulis yang paling
lucu. Terima kasih atas dukungan dan do’anya.
9. Buat seseorang “Faldy Yasseff”, terima kasih atas cinta dan kasih
sayangnya serta perhatiannya selama ini, makasih sudah banyak
membantu penulis mengetik skripsi waktu penulis sakit.
Penulis
Ismi Sarassati
Lembar Persetujuan
Lembar
Pengesahan
Abstrak…....................................................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................................v
Daftar Tabel.................................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang…...........................................................................................1
1.2. Perumusan Masalah........................................................................................10
1.3. Tujuan Penelitian.........................................................................................10
1.4. Manfaat Penelitian........................................................................................11
1.5. Defenisi Konsep….........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Tidak ada orang yang tidak mau sehat, bila anda tidak sehat, anda banyak
kehilangan, kehilangan pikiran, juga kehilangan segalanya. Sehat tidak hanya berarti
detak jantung yang teratur dan pembuangan yang lancar. Sehat mencakup sikap yang
positif, kreatif, harapan, pengakuan diri, rela bekerja dan mampu menghargai orang
lain.
Akan tetapi tidak selamanya manusia mendapati keadaan yang sehat selalu.
Disadari atau tidak, sejak seseorang merasa dirinya secara fisik, mental, sosial, tidak
Dikalangan biomedis, seseorang yang fisik atau mentalnya sakit berarti ia menderita
dari perilaku yang biasa dijalankan dikatakan berada dalam keadaan sakit (illness).
Dalam peran sakit itu ia menunjukkan perilaku khas, sesuai dengan ajaran yang
mengobatkan diri kepada pengobat, mengobati sendiri atau berprilaku sakit demi
keuntungan tertentu, misalnya untuk mencari belas kasihan orang lain atas
dokter, dukun atau pengobat lain, ia menerima peran pasien bukan lagi peran sakit,
dikaitkan dengan munculnya berbagai macam penyakit, selain itu hasil berbagai
kompleks yang berpengaruh negatif terhadap kehidupan manusia. Perilaku dan cara
zaman primitif maupun di masyarakat yang sudah sangat maju peradaban dan
organ tubuh manusia, sedangkan dari segi kemasyarakatan keadaan sakit dianggap
disebabkan oleh kelainan biomedis organ tubuh atau lingkungan manusia, tetapi
Faktor emosional dan psikososial ini pada dasarnya merupakan akibat dari
lingkungan hidup atau ekosisitem manusia dan adat kebiasaan manusia dan
kebudayaan.
Perilaku sakit diartikan sebagai segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh
individu yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan, sedangkan perilaku sehat
adalah tindakan yang dilakukan oleh individu untuk memelihara dan meningkatkan
Sektor Kesehatan” bagi kita di Indonesia, banyak berbagai kalangan lebih memilih
pengobatan dengan menggu nakan pelayanan kesehatan, akan tetapi sistem pelayanan
(http://wbln0018.worlbank.org/eap/eap.nsf/Attachments/PHS/$Private+Healt+Sector
_Aug02ind.pdf).
obat dan tempat-tempat pendidikan tenaga kesehatan serta bantuan luar negeri.
rumah sakit pemerintah pusat dan pemerintah daerah, di sektor rumah sakit
Indonesia, jumlah rumah sakit milik pemerintah sejak tahun 1995 berkurang sedikit,
sekitar 73 rumah sakit swasta baru. Dengan adanya pertumbuhan ini maka
mempengaruhi peningkatan jumlah rumah sakit swasta. Seperti yang ditulis Nani
meningkat. Setiap tahun sekitar 5.000 pasien berobat ke luar negeri dan devisa yang
dikeluarkan mencapai 400 juta dolar atau 3,6 triliun. Umumnya pasien yang berobat
favorit. Tidak heran jika dalam lima hari penerbangan Medan-Penang selalu penuh.
Singapura yang selama ini menjadi pilihan berobat perlahan mulai ditinggalkan.
Kecuali penyakit yang susah sembuh dan sebahagian kecil orang kaya di Sumut
Masyarakat Sumut ternyata sudah tidak asing lagi dengan Rumah Sakit di
Penang. Setiap tahun sedikitnya 250.000 orang berobat ke Penang. Kalau di total
dengan warga yang melakukan cek kesehatan, jumlahnya bisa membengkak menjadi
Sakit luar negeri. Yang salah satunya adalah Negara jiran kita, Malaysia yaitu di kota
bahwa “terdapat kurang lebih 300.000 pasien / tahun atau beribu-ribu orang / bulan
Medan dan Sumut serta sebagian kecil NAD ( Nanggore Aceh Darussalam)”.
Tingginya migrasi pasien ke luar ke luar negeri menjadi suatu fenomena bagi
bangsa Indonesia sendiri, dan jika ini berlanjut maka tidak menutup kemungkinan
Indonesia hanya menjadi konsumer di Era Globalisasi ini. Pada data yang saya kutip
www.kompas.co.id/read.php?ctn+2008.02.0315414342&channel+1&mm+20&idx+9
yang berobat ke luar negeri (Penang / Malaysia dan Singapura. Seperti yang dapat
Lebih lanjut diperkirakan bahwa rata-rata 1000 orang warga kota Medan
berobat ke Penang setiap bulannya dan dilaporkan bahwa setiap tahunnya kedua
negara ini mendapat devisa 400 juta dollar AS dari warga kota Medan yang Berobat.
Hal ini dikarenakan kurang siapnya Propinsi Sumatera Utara menghadapi era
masyarakat terhadap mutu kesehatan serta krisis kepercayaan karena adanya isu
malpraktek.(www.kompas.co.id/read.php?ctn+2008.02.0315414342&channel+1&m
m+20&idx+97)
bahwa pemerintah sudah mengeluarkan dana Askeskin Rp 7,8 triliun sejak tahun
2005 hingga 2007 yakni Rp1,9 triliun pada tahun 2005, Rp 2,5 triliun pada 2006 dan
Rp 3,4 triliun pada 2007. Untuk 2008, pemerintah mengangarkan Rp 4,8 triliun untuk
penduduk yang meningkat setiap tahunnya. Maka pemerintah berharap hal ini
Jika kita perhatikan managemen pelayanan kesehatan di tanah air masih jauh
Pelayanan kesehatan di tanah air masih belum berfokus pada sistem pelayanan yang
bersifat consumer oriented. Tidak seperti Penang dan Rumah Sakit luar negeri
lainnya justru lebih fokus kepada pada sistem pelayanan yang bersifat Consumer
Orineted, hal ini dilakukan untuk menarik para pasien dari luar negeri, karena untuk
mendapatkan pasien dari dalam negeri sangat susah dan kurang menguntungkan
masyarakat.
terlihat adalah :
Peralatan terbatas
Birokratif
Pelayanan kurang
juga berperan dalam menunjang tingginya biaya pengobatan medis. Pada periode
masyarakat juga masih dikenakan berbagai macam pajak yang tanpa mereka sadari.
berobat ke Penang, peneliti mengetahui bahwa, alasan untuk berobat ke luar negeri
bukan hanya seperti tercakup pada poin-poin di atas, akan tetapi sifatnya lebih
kompleks dan secara sosiologis hal ini sangatlah menarik untuk diteliti.
bidang sosial (kesehatan), dengan melihat apa keinginan masyarakat terhadap Rumah
Sakit itu sendiri serta subsisstem di dalamnya, karena pada dasarnya kemajuan dan
sendiri.
lanjutan.
defenisi yang dipakai oleh para peneliti dalam memnggambarkan secara abstrak suatu
fenomena sosial atau fenomena alami. Menurut R. K. Merton konsep adalah defenisi
dari apa yang perlu diamati. Konsep merupakan variabel-variabel mana kita
menetukan adanya hubungan empiris. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
tepat.
perubahan, saling mempengaruhi satu sama lain dan setiap sistem mempunyai
fungsi dan peranan yang berbeda-beda tetapi saling mendukung (Spencer, 436-
506 : 1985), yang dalam penelitian ini adalah masyarakat kota Medan
diderita oleh individu tersebut. Dan dalam penelitian ini yang dimaksud berobat
3. Faktor yaitu hal yang ikut menyebabkan terjadinya sesuatu. Yang dalam
4. Pengaruh yaitu daya yang timbul dari sesuatu (orang, benda ) yang ikut
5. Rumah Sakit adalah tempat bagi orang-orang yang sakit untuk berobat,
sedangkan dokter dan perawat menyebutkan sebagai lahan untuk mencari nafkah
Rumah Sakit Swasta adalah rumah sakit yang didirikan oleh pihak
dana pengelolaan rumah sakit ini berasal dari pemerintah maka segala
KAJIAN PUSTAKA
Sehat tidak hanya berarti detak jantung yang teratur dan pembuangan yang
lancar. Sehat mencakup sikap yang positif, kreatif, harapan, pengakuan diri, rela
bekerja dan mampu menghargai orang lain. Menurut WHO defenisi sehat adalah
keadaan sejahtera baik dari segi badan, mental, spiritual (dirinya sendiri) maupun
segi sosial budaya (lingkungannya). Dan juga menurut UU No.23 Tahun 1992
Tentang Kesehatan Pasal 1 ayat 1 : “Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis”(//www.google.com/search?q+cache:Gakd611zJwj:Gindah.blogspot.com/2
007_09_01)
Persepsi masyarakat tentang sehat atau sakit sangat dipengaruhi oleh unsur
pengalaman masa lalu, disamping unsur sosial budaya. Sebaliknya petugas kesehatan
atau dokter dalam hal ini juga akan berusaha sedapat mungkin menerapkan kriteria
media yang objektif berdasarkan hal yang tampak guna mendiagnosa kondisi fisik
seorang individu.
Marshal dan Lois (1995), mengatakan bahwa orang terlibat kegiatan medis
a. Untuk pencegahan penyakit atau pemeriksaan kesehatan pada saat gejala sakit
b. Untuk mendapatkan diagnosa penyakit dan tindakan yang diperlukan jika ada
c. Untuk mengobati penyakit, jika penyakit tertentu telah dipastikan, agar sembuh
dan sehat seperti sediakala, atau agar penyakit tidak pertambah parah (peran
sakit).
Tahap pengalaman gejala, pada tahap ini akan terdapat gejala-gejala terhadap
Asumsi dari keadaan peranan sakit, pada tahap ini akan muncul suatu
Tahap kontak perawatan medis. Pada tahap ini, individu akan mencari
lain-lain), serta apa yang disuruh oleh tanga keseahtan semaksimal mungkin
Kesembuhan atau keadaan rehabilitas, pada tahap ini merupakan tahap akhir
dari tahap sakit, dimana kesembuhan akan mulai diperoleh atau jika tidak,
suatu penyimpangan dari keadaan sosial di mana perilaku normal terkoyak oleh
penyakit atau keadaan biologis yang abnormal. Parsons melihat keadaan sakit sebagai
(Lumenta,1989 : 21 ).
1. Orang sakit dibebaskan dari peran social normatif. Pembebasan ini sebenarnya
relatif, tergantung pada sifat dan tingkat keparahan keadaan sakit tersebut.
4. Orang sakit harus mencari pengobat dan bekerja sama denganya selama proses
proses panjang, yaitu proses kesakitan, dan pengobatan, dan dimulailah siklus peran
sakit, peran sakit, peran pasien, peran rehabilitas dan peran sehat kembali. Peran
pasien telah dikemukakan oleh sosiolog Talcott Parsons pada awal tahun 1950-an.
Parsons meninjau peran sakit dan peran pasien dari segi ilmu perilaku dan menyusun
semacam aksioma bahwa seseorang yang berada dalam keadaan sakit wajib berusaha
untuk sembuh dengan mengobatkan diri dan tunduk kepada pengobatnya (Lumenta,
1989 : 12).
masyarakat .
wilayahnya.
menyelenggarakan :
1. Pelayanan medis
4. Pelayanan rehabilitas
5. Pelayanan rujukan
Akan tetapi hal ini tidak sesuai dengan realisasi di lapangan, atau malah dapat
(http:www..go.id/en/file/PenKesehatan4.doc+fungsi+rumah+sakit&hl=id&ct=
clnk&cd=2&gl=id)
perilaku
(http//202.155.5.44/indekx.php?optm=article&task=viewarticle&ortid=168&
itemid=3)
Selain situasi dan keadaan Rumah sakit, hubungan atau interaksi dokter-
pasien sangat penting dan pada dasarnya seorang dokter menurut Schepers ( ibid, hal
1. Menerapkan peraturan umum atau khusus yang harus diataati oleh pasien
2. Membina interaksi dengna pasien secara luas dan membaur, atau terbatas
kelompok)
prestasi)
sebagai berikut :
1. Kewajiban yang timbul dari sifat pelayanan medis di mana dokter harus
2. Kewajiban untuk menghormati hak-hak pasien yang bersumber dari hak asasi
dikemukakan oleh Pengurus Besar IDI dalam buku Panduan Aspek Hukum Praktek
Secara umum yang menjadi hak seorang dokter dalam menjalankan tugas
Hak untuk menolak tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan kode etik
profesi medis.
Dalmy,1998:28)
Menurut David dalam (Lumenta,1989:51) adapun hak dan kewajiban pasien dalam
Hak Pasien :
dokter selanjutnya.
sebagainya).
Kewajiban Pasien
consent)
manakala ia terapkan dalam suatu situasi dengan pluralitas cara-cara dan tujuan-
tujuan dimana si pelaku bebas memilih cara-caranya secara murni untuk keperluan
efisiensi. Kedudukan dalam suatu kelas sosial tertentu mempunyai arti penting bagi
seseorang. Kita telah melihat bahwa Max Weber mengaitkan kedudukan dalam suatu
kelas dengan Life Chances, yaitu peluang untuk hidup. Kekayaan dan kepemilikan
medis di luar negeri, misalnya di Taiwan, Tokyo atau Singapura dan menarik
manfaat upaya medis modern andaikan mereka tahu pun tidak akan mampu
Kamanto, 2000:102). Dari pernyataan Max Weber diatas dalam pemilihan tempat
pemeriksaan atau perawatan medis, para pasien bebas untuk mencari tempat
rasional.
Parson mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang kreatif, aktif dan
2004:71). Begitu juga dalam menentukan rumah sakit mana yang mereka tuju jika
dalam kondisi sakit atau gawat darurat dengan pengambilan keputusan secara rasional
Begitu juga dalam teori aksi yang dikenal sebagai teori bertindak pada
atas pengalaman, persepsi, pemahaman dan penafsirannya atas suatu objek stimulus
atau sistuasi tertentu. Tindakan individu ini merupakan tindakan sosial akan situasi
tertentu. Tindakan individu ini merupakan tindakan sosial yang rasional, yaitu
mencapai tujuan atau sasaran dengan sarana-sarana yang paling tepat ( Sarwono,
1997: 30). Begitu juga dengan pemilihan tempat penyembuhan penyakit, para pasien
sesuatu tidak akan dikatakan tindakan sosial jika individu tersebut tidak mempunyai
Weber pertimbangan sadar dan pilihan bahwa tindakan itu dinyatakan. Weber
afektif. Rasionalitas instrumental sangat menekankan tujuan tindakan dan alat yang
dipergunakan dengan adanya pertimbangan dan pilihan yang sadra dalam melakukan
yang beroeientasi nilai yang penting adalah bahwa alat-alat hanya merupakan
hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut atau nilai akhir
Dalam keadaan ekonomi yang carut marut saat ini, masyarakat harus
menyikapi dengan tepat. Sikap cerdas yang harus kita dilakukan ialah berpola piker
secara rasional dan berpola tindak ekonomis. Strategi yang paling sederhana adalah
kesehatan sangat mahal”. Ungkapan itu terasa sangat tepat di saat ekonomi Indonesia
lagi mendapat cobaan ini. Bayangkan, biaya jasa dokter, khususnya dokter spesialis,
masih belum terjangkau sebagian masyarakat. Belum lagi harga obat yang cukup
mahal dan semakin lama pasti semakin menggila. Ditambah lagi beban biaya
pemeriksaan penunjang lainnya yang akan semakin tidak terjangkau. Biaya akan
tindakan mawas diri serta berpikiran jernih dan positif dan bertindak secara rasional.
Secara sadar manusia harus menerima fakta dan fenomena alam bahwa sumber energi
bumi akan berkurang dan akan semakin mahal. Meskipun sulit, dalam jangka
tindakan rasional yang dapat dilakukan adalah mawas diri untuk memilih mana yang
terbaik khususnya dalam memilih rumah sakit, klinik, kita harus berpikir secara
nilai-nilai moral bersama. Ada beberapa elemen utama yang terkait dengan isu Trust,
Kepercayaan
tumbuh di dalam sebuah masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya prilaku jujur,
sosial merupakan penerapan terhadap pemahaman ini, bahwa dalam masyarakat yang
harapan dan tujuan-tujuan yang diyakini dan dijalankan bersama oleh sekelompok
orang. Norma-norma dapat bersumber dari agama, panduan moral, maupun standar-
standar sekuler, seperti halnya kode etik profesional. Norma-norma dibangun dan
kultur yang ada pada masyarakat. Qianhong Fu membagi tiga tingkatan Trust yaitu :
pada tingkat individual, relasi sosial dan pada tingkatan sistem sosial.
muncul dari dalam sebuah komunitas yang didasarkan pada norma-norma yang
secara langsung dalam berinteraksi dengan dokter. Penelitian ini juga pernah
fenomena social secara menyeluruh dalam menganalisa perilaku orang mulai dari
skala kelembagaan keluarga atau kelompok atau masyarakat dan interaksinya. Dalam
informasi atau data yang lebih mendalam mengenai faktor-faktor apa saja yang
(Penang).
Penelitian ini dilakukan di Kota Medan. Adapun alasan pemilihan lokasi adalah:
a. Masyarakat Indonesia yang berobat ke Penang didominasi sekitar 80 % oleh
Penang, belum lagi di hitung dari yang hanya melakukan cek kesehatan, hasilnya
Unit Analisis
dan satuan uraian data. Keseluruhan data yang diperoleh akan menjadi dasar dalam
Unit analisis data adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek
yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian ( Arikunto, 1999 : 22). Adapun yang
menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Medan yang
Informan dalam penelitian ini adalah masyarakat kota Medan yang pernah berobat
Ke Penang, Malaysia sebanyak lebih dari 3 kali, yang sebelumnya telah berobat di
face) kepada informan. Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh bersifat akurat
diawali dengan sosialisasi. Dengan teknik ini akan digali riwayat hidup dari
informan lebih terbuka dan leluasa dalam memberi informasi atau data, untuk
berjalan secara tidak berstruktur ( terbuka, bicara apa saja) dalam garis besar yang
acuan bagi peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian ini
digunakan juga instrument penunjang lainnya dalam wawancara yaitu alat bantu
rekam ( tape recorder) yang membantu peneliti dalam menganalisis data dari
hasil wawancara.
langsung di lapangan. Data yang diperoleh melalui observasi ini terdiri dari
manusia yang dapat diamati. Hasil observasi ini kemudian dituangkan dalam
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek
penelitian. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakuka n dengan cara
studi pustaka dan pencatatan dokumen yaitu dengan mengumpulkan data dari buku-
Analisa data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola
kategori dan satuan rincian sehingga dapat ditemukan dan dapat dianalisa selanjutnya
( Moleong, 1993:103).
Analisa data ditandai dengan pengolahan dan penfsiran data yang diperoleh dari
lapangan, dipelajari dan ditelaah kemudian tahap selanjutnya adalah mereduksi data
yaitu melalui pembuatan abtraksi yang merupakan usaha membuat rangkuman inti.
Langkah selanjutnya adalah menyusun data-data dalam satuan – satuan itu kemudian
dikategorikan. Berbagai kategori tersebut dilihat kaitannya satu dengan yang lainnya
Data tersebut setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah, maka langkah selanjutnya
ialah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan abstraksi. Abstraksi
merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan pernyataan yang perlu
analisis dalam penelitian ini telah dimulai sejak awal penulisan proposal hingga
selesainya penelitian ini yang menjadi ciri khas dari analisis kualitatif
wawancara atau telaah pustaka. Kemudian data akan dikumpul dan dilanjutkan
merah” yang semakin lama semakin jelas sehingga peneliti dengan perbendaharaan
data yang diperole “berani” memberi penjelasan terhadap tema-tema cerita informan
berupa pernyataan apa yang sebenarnya telah dialami para informan dan keinginan
Penelitian ini dilakukan dilakukan selama 3 bulan, yaitu dimulai dari bulan
Maret 2008 sampai Mei 2008. Adapun jadwal kegiatan penelitian ini di bagi kedalam
empat bahagian, yaitu pertama, pra penelitian yang melputi penyusunan proposal
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Pra Observasi
2. ACC Judul X
3. Penyusunan Proposal X X
4. Seminar Proposal X
7. Operasional penelitian X
8. Bimbingan X X
Kota Medan berkembang dari sebuah kampung bernama Kampung Medan Putri, yang
didirikan oleh Guru Patimpus sekitar tahun 1590-an. Guru Patimpus adalah seorang putra
Karo bermarga Sembiring Pelawi dan beristrikan seorang putri Datuk Pulo Brayan.
Dalam bahasa Karo, kata "Guru" berarti "Tabib" ataupun "Orang Pintar", kemudian kata
"Pa" merupakan sebutan untuk seorang Bapak berdasarkan sifat atau keadaan seseorang,
sedangkan kata "Timpus" berarti bundelan, bungkus, atau balut. Dengan demikian, maka
nama Guru Patimpus bermakna sebagai seorang Tabib yang memiliki kebiasaan
membungkus sesuatu dalam kain yang diselempangkan di badan untuk membawa barang
bawaannya. Hal ini dapat diperhatikan pada Monumen Guru Patimpus yang didirikan di
Disebabkan letaknya yang berada di Tanah Deli, Kampung Medan juga sering
dikenal sebagai Medan-Deli. Lokasi asli Kampung Medan adalah sebuah tempat di mana
Sungai Deli bertemu dengan Sungai Babura. Dari catatan penulis-penulis Portugis yang
berasal dari awal abad ke-16, disebutkan bahwa Kota Medan berasal dari nama "Medina",
sedangkan dari sumber lainnya menyatakan bahwa Medan Berasal dari bahasa India
"Meiden", yang lebih kacau lagi bahwa ada sebagian masyarakat yang menyatakan
bahwa disebutkannya kata “ Medan" karena Kota ini merupakan tempat atau area
Letak kota medan memang strategis, kota ini dilalui sungai Deli dan Sungai Babura.
Keduanya merupakan jalur lalu lintas perdagagangan yang culup ramai. Keberadaan
Pelabuhan Belawan di jalur Selat Malaka yang cukup Modern sebagai pintu masuk
wisatawan dan perdagangan barang dan jasa baik perdagangan domestic maupun luar
Medan berpenduduk 2 juta orang yang memiliki areal 26.510 hektar yang secara
administrative dibagi atas 21 kecamatan yang mencakup 151 kelurahan. Adapun batas –
batas wilayah kota Medan adalah secara geografis, wilayah kota Medan berada antara
3”30-3”4’ LU dan 98”44” BT dengan luas wilayah 265,10 km petsegi dengan batas-
Topografi kota Medan cenderung miring ke Utara dan berada pada ketinggian
2,5-37,5 meter diatas permukaan laut. Struktur perekonomian kota Medan didominasi
oleh empat lapangan usaha utama yaitu industri pengolahan (14,28) %Perdagangan,
Hotel, dan Restoran 28,10% Pengangkutan dan Telekomunikasi (19,83 %), serta
keuangan, persewaan dan jasa ( 14,42% ). Keempat sektor ini memberikan kontribusi
Pendapatan perkapita masyarakat kota medan atas dasar harga berlaku pada tahun
2000 mencapai Rp.6.264.429,65 atau mengalami kenaikan yang cukup besar bila
2.402.155,05.
Penduduk
Garis-garis Besar Haluan Negara mengatakan bahwa jumlah penduduk yang besar dan
berkualitas akan menjadi modal dasar yang efektif bagi pembangunan nasional. Namun
dengan pertumbuhan yang pesat sulit untuk meningkatkan mutu kehidupan dan
kesejahteraan secara layak dan merata. Hal ini berarti bahwa penduduk yang besar
dengan kualitas yang tinggi tidak akan mudah untuk dicapai. Program kependudukan di
Kota Medan seperti halnya di daerah Indonesia lainnya meliputi pengendalian kelahiran,
penurunan tingkat kematian bayi dan anak, perpanjangan usia harapan hidup, penyebaran
yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun kultural. Menurunnya tingkat
Berdasarkan data tabel di atas dikatakan bahwa selama tahun 2001 – 2005 jumlah
penduduk kota Medan cenderung mengalami peningkatan yaitu dari 1.92 juta jiwa pada
tahun 2001 menjadi 2.03 juta jiwa pada tahun 2005, demikian juga kepadatan penduduk
kota Medan, meningkat dari 7.267 jiwa/km2 pada tahun 2001 menjadi 7.681 jiwa/km2
tahun 2005. Pada tahun 2007 masyarakat di Kota Medan bertambah padat menjadi 7883
jiwa/km
Pemerintahan
Administratif pemerintah kota Medan yang dipimpin oleh seorang Walikota pada
saat ini terdiri atas 21 kecamatan dengan 151 kelurahan yang terbagi dalam 2002.
Tingkat pendidikan masyarakat kota Medan cukup baik tentunya tidak terlepas dari
tersedianya prasaranan dan sarana pendidikan, mulai dari pendidikan dasar hingga
pendidikan tinggi.
Tabel 4.3.
1. Universitas 17
2. Institute 2
3. Sekolah Tinggi 50
4. Akademi 36
5. Politeknik 5
Jumlah 110
Sebagai kota metropolitan, fasilitas kesehatan di kota medan cukup memadai dan
kesehatan tersebut meliputi Puskemas, Balai Pengobatan, Rumah Bersalin dan Rumah
Tabel 4.5
Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut Jenisnya Tahun 2007
Kecamatan Puskemas Pustu BPU Rumah Bersalin Rumah Sakit
Medan Tuntungan 2 4 3 5 2
Medan Johor 2 3 8 9 -
Medan Amplas 1 3 10 12 1
Medan Denai 4 - 19 30 -
Medan Area 3 - 10 6 2
Medan Kota 3 - 12 6 4
Medan Maimun 1 - 6 1 -
Medan Polonia 1 - 4 1 2
Medan Baru 1 - 5 4 7
Medan Selayang 1 2 7 5 -
Medan Sunggal 2 3 12 8 4
Medan Helvetia 1 2 8 6 1
Medan Petisah 3 - 5 5 4
Medam Barat 3 1 11 8 6
Medan Timur 1 1 10 3 2
Medan Perjuangan 1 2 7 10 1
Medan Tembung 2 4 10 13 3
Medan Deli 2 4 10 7 -
Medan Labuhan 3 3 8 2 2
Medan Marelan 1 3 6 - 2
Medan Belawan 1 5 20 6 4
Jumlah 39 40 191 147 47
1. Nama : N.Sitepu
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Alamat :JL.Harapan No 24.Medan
4. Umur : 55 Tahun
5. Pekerjaan : PNS ( Pegawai Negeri Sipil) dan Petani Jeruk
6. Penghasilan : 2000.000,00
7. Jumlah Tanggungan :2 orang
8. Pendidikan :SMU
9. Penyakit yang dialami : Struk dan Ginjal
10. Berapa kali berobat ke Penang : 3 kali yaitu: pertama. chek up dan operasi, kedua
chek up dan terapi, ketiga chek up dan terapi.
Biaya yang sudah dikeluarkan selama masa pengobatan adalah pada waktu berobat di
rumah sakit Bina Kasih = 14.000.000,00 selama 1 bulan rawat inap di kelas VIP dan di
Sedangkan biaya yang sudah di keluarkan untuk berobat di Rumah Sakit Penang
Sitepu berobat ke Rumah Sakit di Penang adalah dari adek ipar beliau .
Pengalaman Bapak N sitepu pada saat berobat di Rumah Sakit di Medan Bina Kasih
baik karena pada saat itu anak perempuan beliau bekerja sebagai perawat di rumah sakit
tersebut maka waktu beliau sakit pertama kali dibawa ke rumah sakit Bina Kasih dan di
Sitepu berkata:
“ waktu dari Rumah Sakit Bina Kasih saya gak sembuh juga lalu anak-
anak saya bawa masuk ke rumah sakit Herna tapi disana juga tidak
mendapat kepastian malah saya hanya di Infus selama seminggu tidak
ada penangan dari dokter sama sekali. Pada saat berobat di Rumah
sakit Bina Kasih prosesnya cepat mungkin karena anak bapak N sitepu
bekerja sebagai perawat di sana sedangkan di Herna saya mesti
menunggu 2 jam dalam keadaan sakit dan tidak bisa apa-apa alasannya
tidak ada ruangan”.
Pada saat berobat di Rumah sakit di Penang yaitu di rumah sakit Adventis
1. Nama : Heldawati
4. Umur : 40 tahun
6. Penghasilan :+7.500.000,00
1. Berobat
Biaya yang dikeluarkan ibu Heldawati adalah Klinik mata Yose sekali berobat
dengan obat Rp.685.000, tiap berobat naek seratus ribu sebanyak 10 kali berobat.
Biaya yang sudah di keluarkan untuk berobat di Rumah Sakit Penang ( Malaysia)
Karakteristik Informan 3
1. Nama : Zaidar
4. Umur : 43 Tahun
6. Penghasilan :+ 2..300.0000,00
2. Check Up
Pertama kali berobat di Rumah Sakit IBNU SALEH , Dr.Budi spesialis kelenjer
(Patologi) biayanya sebanyak 4.500.000,-. Biaya yang sudah di keluarkan untuk berobat
berobat ke Rumah Sakit di Penang adalah suami ibu Zaidar sendiri..Nama Rumah Sakit
yang pernah di kunjungi di Penang 1 dan 2 di Lam Wah EE dan 3 dan 4 ADVENT.
Pertama kali berobat ke IBNU SALEH karena kata teman kantor saya di sana bagus
dokter kelenjarnya, jadi di IBNU SALEH cuma berobat jalan memang di sarankan
dokternya operasi saja kebetulan karena suami Ibu Zaidar seorang dosen kedokteran di
salah satu universitas swasta jadi beliau lebih selektif milih dokternya karena untuk
operasi kelenjar di leher resiko nya besar karena dekat tenggorokan dan merasa dokter di
Kota Medan kurang professional dan merasa takut akan adanya tindak malpraktek maka
suami ibu Zaidar membawa Ibu Zaidar ke Penang setiba di rumah sakit, kata dokternya
besok sudah bisa dilakukan operasi dan bius nya bius umum, sebelum dioperasi pihak
rumah sakit membuat pasien untuk senyaman mungkin contohnya pada saat di ruangan
“ Jangan takut jika kalau kita berobat di Rumah Sakit Penang sendirian,
karena barang-barang yang kita bawa akan dijaga dengan baik selama
kita menjalani proses pengobatan . Menu makanan yang disesuaikan
dengan selera kita , pelayanan yang bagus membuat kita tidak perlu
merasa kekurangan pelayanan dan kwatir jika ada kebutuhan yang tidak
terpenuhi. Kalau saya dan Keluarga saat ini untuk chek up kesehatan
ataupun berobat lebih nyaman berobat di rumah sakit di Penang selain
lebih murah biayanya juga dokter yang professional serta pelayanan
yang berkualitas” .
4. Umur : 42 Tahun
6.Penghasilan :+ 2..000.0000,00
Karena ibu Azmanizar merasa berobat di Penang lebih efektif dan efesien,
terlebih dahulu karena dia sudah yakin untuk berobat ke Penang atas
Karakteristik Informan 5
Medan
4. Umur : 35 Tahun
Wajah
Ibu Misni salah saeorang anggota Rombongan Tour Air Asia ke Penang Malaysia
bersama Ibu Azmanizar. Ibu Misni adalah seorang ibu Rumah Tangga yang pada saat
berobat ke dokter kecantikan dan ahli kulit di Medan diagnosa terkena kanker kulit pada
wajah karena kesalahan pemakaian kosmetik pemutih wajah. Pertama kali Ibu Misni
berobat ke Dr.Chen ahli kecantikan kulit hingga menghabiskan biaya 25.000.000,- untuk
5 kali pengobatan gejala kulit wajah Ibu Misni memerah. Maka setiap sebulan sekali Ibu
Misni harus melakukan pengobatan dan suntikan untuk merawat wajahnya , sekali
berobat ibu Misni menghabiskan biaya Rp.5.000.000, termasuk obat dan suntikan
penawar agar wajah Ibu Misni tidak memerah. Akan tetapi selama 5 bulan tidak ada
sampai di Rumah Sakit Lam Wah Ee ternyata ibu Misni hanya diagnosa alergi kosmetik
sinar matahari akan menimbulkan kemerah-merahan dan panas pada kulit wajah.Maka
pada saat pertama kali berobat Ke Penang Ibu Misni hanya melakukan pemeriksaan dari
darah, jantung, kulit dan ginjal dan semuanya baik. Kemudian setelah d idapat hasil
pemeriksaan dokter hanya memberikan resep obat dan melakukan penyuntikan selama ini
suntikan yang diberikan dokter di Medan hanya vitamin C untuk kulit wajah.maka. Mulai
sekarang Ibu melakukan perawatan wajah nya sudah 3 kali ke Penang untuk membeli
pelembab wajah, obat sesuai resep dokter dan chek up. Biayanya pengobatan yang
pertama 7.788 Ringit Malaysia berarti 23.364.000,- pengobatan kedua dan ketiga 2.300
“Pelayanan di Rumah Sakit Lam Wah Eee sangat baik, saya tidak perlu
menunggu lama untuk melakukan pemeriksaan dan menunggu hasil
pemeriksaan kesehatan kesehatan, selama seminggu saya melakukan
perawatan wajah di Rumah Sakit Lam Wah Eee seperti spa di Salon
Kecantikan tapi lebih spesifik kepada kulit wajah. Pada proses
perawatan saya dilayani dengan cukup baik semula saya datang dengan
beban stress yang cukup berat karena diagnosa kanker kulit pada masa
pengobatan di Penang semua kegelisahan dan ketakutan hilang”.
Karakteristik Informan 6
4. Umur : 28 Tahun
6. Penghasilan : Rp.3.000.000
Joanna Lin, nama medical oncologist yang dikunjungi, ibu Maya disambut oleh dua
orang resepsionis cantik yang juga merangkap sebagai perawat. Menariknya, kedua
perawat tersebut berpakaian tidak selayaknya perawat lengkap dengan atributnya, namun
mereka berpakaian layaknya akan jalan ke mall. Seorang berpakaian tank top, busana
dengan satu tali di pundak dan yang satu lagi berpakaian back less, yang pundak,
punggung dan dada terbuka. Padahal ruang klinik dokter sangat dingin. Walau begitu,
mereka sangat cekatan menangani pasien. Ketika datang, beliau segera diukur berat dan
tinggi badan, serta diambil sampel darah dan urine. Kedua perawat cantik tersebut dengan
saya disarankan untuk general ceck up. Walau tidak dalam satu gedung,
laboratorium klinik untuk penanganan general check up juga cukup
dekat. Saya tinggal menyeberang jalan, memasuki gedung yang sangat
bersih, yang juga sebagai pusat perbelanjaan berkelas, Paragon.Proses
general ceck up juga tidak memakan waktu yang lama. Semua
profesional dan tidak berbelit. Semua dapat kami selesaikan hari itu
juga, begitu pula dengan hasilnya. Sehingga hari itu juga ibu Maya
dapat kembali menemui dokter Lin untuk mendapatkan saran lebih
lanjut dengan membawa hasil foto rontgen, ct scan, serta hasil cek
darah dan urin.Setelah melihat data klinis dan membandingkan dengan
data klinis yang dibawa dari Indonesia, dokter tersebut menyarankan
untuk menemui dokter ahli paru, untuk penanganan lebih lanjut. Setelah
mendapatkan persetujuandari beliau, Dr. Lin segera menelpon dokter
ahli paru yang juga memiliki klinik di MEMC, hanya berbeda lantai,
untuk membuatkan janji agar kami bisa bertemu hari itu juga. Dengan
rekomendasi dari dr. Lin, Ibu Maya segera menemui dr.Theo sore itu
juga.
Apabila saya setuju, penanganan dapat dilakukan dua hari kemudian,
berikut biaya yang harus dikeluarkan untuk dokter, penanganan dan
tindakan medis, dengan 3 (tiga) hari rawat inap (rumah sakit). Total
biaya untuk semua tindakan tersebut adalah 72.000.000 Berarti .
Karena dianggap mahal, saya menawar harga yang disodorkan. Dan
ternyata berhasil, biaya dapat diturunkan hingga menjadi 58.000.000,
dengan alasan bahwa yang dikurangi adalah biaya dokter. Rupanya di
Malaysia-Penang pun kita harus tawar menawar, tanpa harus merasa
gengsi.
4. Umur : 34 Tahun
5. Pekerjaan :Wiraswasta
6. Penghasilan : Rp.5.000.000
yaitu:
2.Chek Up
3.Chek Up.
Malaysia, tepatnya Penang. Pulau yang eksotis namun infrastrukturnya terbangun rapi ini
terdapat beberapa rumah sakit kelas dunia. Island Hospital, Adventist Hospital, Mount
Miriam Hospital, Lam Wah Ee Hospital, Gleneagles Medical Centre, atau Loh Guan Lye
lengkap, mutakhir, dan berorientasi pada pasien. Mulai dari sekadar pelayanan general
check up, operasi penyakit serius seperti jantung, kanker, dan penyakit dalam lainnya,
Bapak Dicky sendiri melakukan general check up dengan paket executive screening
lima tahun terakhir mungkin tidak akan menyangka bahwa negara bagian ini sudah
sedemikian maju di segala bidang, termasuk dunia pelayanan kesehatan. Island Hospital,
misalnya, yang didirikan pada 1996, melayani berbagai pelayanan kesehatan. Menurut
DR. Chan Kok Ewe, Chief Executive Officer Island Hospital, rumah sakit yang berlokasi
di George Town dan mampu menampung kunjungan 400 pasien dan 140 pasien tinggal
Jenis pembedahan yang dapat dilakukan adalah operasi pembuatan by pass jantung
(CABG-Coronary Artery By-Pass Graft) dan perbaikan penggantian katup (off pumps and
valve
replacement).
Selain pelayanan untuk pasien penyakit jantung, rumah sakit yang memiliki 40 dokter
spesialis ini juga melayani penderita kanker (oncology centre), pembuatan bayi tabung
(fertility centre), unit layanan bedah tangan dan microsurgery (hand dan microsurgery
unit), klinik insomnia (sleep laboratory), unit pelayanan general chek up, pelayanan
wanita dan anak-anak, dan lain-lain. “Seperti shopping centre, semuanya ada,” ujar DR.
Chan Kok Ewe, sambil tertawa. Dengan konsep seperti itu tidak aneh kalau Island
Hospital menjadi pilihan banyak pasien, termasuk pasien asing – jangan kaget, mayoritas
pengunjung asing (72%) berasal dari Indonesia. Selain pelayannya yang prima, unsur
kemewahan juga mewarnai rumah sakit ini. Ketika memasuki salah satu kamar rawat
inap, langsung tersingkir gambaran ruang perawatan yang penuh dengan aksen peralatan
medis. Tidak ada bau rumah sakitnya, bahkan boleh dibilang mirip hotel berbintang.
Memang, harga sewa ruangnya juga tidak murah, untuk ruangan super deluxe, yang
paling mewah, pasien harus merogoh kocek RM 6.000 per orang per malam berarti
18.000.000, di bawahnya ada kelas single deluxe RM 3.500 berarti 10.500.000,-. Tapi
ada juga yang murah, dalam satu ruangan dipakai berempat, sekitar RM 150 per orang
per malam – mirip di rumah sakit umum berarti 450.000, meski fasilitas dan pelayanan
Hospital yang menyasar segmen atas ini menyiapkan personel yang bisa berbahasa
Melayu. Di guest relation, seperti layaknya di hotel, ada petugas khusus yang melayani
Hospital, tujuan pelayanan seperti ini agar pasien merasa nyaman selama tinggal di sana,
senyaman di negara sendiri, bahkan di rumah sendiri. “Pasien tidak perlu merasa sakit,
Rumah sakit ini juga menyediakan pelayanan di luar urusan utama kesehatan, misalnya
Pilihannya dari yang murah hingga hotel berbintang. Begitulah, di Penang, berobat pada
akhirnya bukan lagi perkara yang menakutkan. Dan yang menarik, selain berobat pasien
Karakteristik Informan 8
4. Umur : 21 Tahun
5. Pekerjaan :Mahasiswa
6. Penghasilan :
3. Chek Up.
4. Chek Up
Penang di Rumah Sakit Lam Wah Eee Rp. 25.000.000, chek up .3.900.000,-Ketika
masih di Sekolah Mengah atas ketika duduk di bangku kelasa 3, Kiki sering mengeluh
terasa nyeri pada dadanya. Hal ini sering dianggap sepele dan disangka hanya sekedar
masuk angin saja. Sementara itu, keluhan nyari dada masih terus sering dirasakan
dimana beliau melakukan check-up. Hanya seingatnya, semua test yang dilakukan
diarahkan pada kondisi jantung Kiki. Dokter menyatakan bahwa kondisi jantung beliau
baik, sehat tanpa ada tanda-tanda yang mengkhawatirkan. Menonton film, terutama film
action, merupakan hobby keluarga. Kecurigaan Ibu terhadap penyakit jantung Kiki mulai
timbul kembali, yaitu ketika melihat kedua betis Kiki berkeringat tidak
sebagaimanabiasanya ketika Kiki menonton film action. Keadaan ini terus berlangsung,
sehingga Ibu mendesak Kiki untuk berobat kembali ke seorang Professor ahli Penyakit
jantung di Rumah Sakit Materna. Setelah pemeriksaan kedua ini, Kiki dinyatakan positif
menderita kelainan pada Jantung , tepatnya penyakit janutng koroner dan harus segera
jawaban yang keluar dari mulut dokter tidak seperti yang kami harapkan. Dokter tersebut
berhasilnya adalah 50-50! Berarti keluar dari kamar operasi kalau tidak hidup, berarti
mati."Mendengar itu kami sangat terpukul sekali, terutama kiki langsung menemui
dokter tersebut untuk meminta penjelasan kata-kata yang barusaja ia ucapkan. Dokter
tersebut lalu mengulangi kata-kata yg sama. Lalu tanpa pamit kami membatalkan operasi
Kebetulan juga, ketika kami dalam perjalanan pulang, bertemu denga salah seorang
berikutnya lagi karena adanya KLIP yang tertinggal di dalam tubuhnya. Mendengar hal
ini, Kiki semakin bulat tekadnya untuk pulang dan membatalkan operasi yg akan
dilaksanakan dalam waktu kurang dari 12 jam kedepan. Dan Ibu mengusulkan untuk
ke ruang ICU Rumah Sakit Lam Wah Eee. Dokter meminta hasil katerisasi dari Medan
darah jantung, hal itu diminta karena kondisi Kiki yang semakin melemah yang tidak
masalah operasi jantung tsb adalah keberhasilan dari operasi yg akan dilakukan adalah
80-20. 20% yang tidak berhasil adalah mereka yg tergolong telah berusia lanjut dengan
kondisi yang benar-benar sulit. Dr. Cherian selanjutnya mengatakan bahwa operasi yang
akan dilakukan sangat mudah dan tidak perlu ditakutkan. "Masalah sepele tidak dapat
menjadi besar!" tambahnya. Sangat berbeda degan yang dikatakan dokter Medan
ruang ICU selama 3 hari. Sementara itu, kiki tetap dibuat masih berada dlm keadaan fly
oleh dokter, dgn harapan agar pasien tidak merasakan sakit dan dapat beristirahat dengan
baik sehingga lebih menunjang keberhasilan proses pemulihan pasca operasi. Di ruang
ICU, seorang pasien dijaga oleh 2 orang perawat khusus,sedang seorang dokter
menangani 2 orang pasien. Berbeda sekali dengan ruang ICU di Medan. Di Penang,
benar-benar perawatan intensif! Setelah 3 hari dalam perawatan di ruang ICU, Kiki
disuruh meniup balon sampai besar dan diwajibkan untuk berlatih jalan serta menghisap
semacam "opium" dengan alat khusus berbentuk pipa panjang dgn tabung di pangkalnya
makan dan minum apa saja yang disukai, tidak ada pantangan.
Setelah 10 hari dirawat di rumah sakit, Kiki diwajibkan keluar dari rumah sakit,
sekalipun kiki telah membayar biaya rumah sakit untuk 10 hari lagi ke depan. Jadi
pihak rumah sakit tidak mengijinkan kiki tinggal lebih lama dari 10 hari di RS. Berbeda
sekali dengan perawatan di rumah sakit Medan yang memungkinkan pasien untuk tinggal
di rumah sakit paling sedikit satu bulan setelah operasi by pass dilakukan. Fasilitas2
ibadah tersebut sengaja disediakan agar keluarga- keluarga pasien yang berobat, dapat
berdoa sesuai agama dan kepercayaannya. Di rumah sakit itu dapat melihat berbagai
bangsa : ada orang Korea, Afrika, China, Filipina, Nepal, Thailand, mulai dari orang
Pasien yang berobat ke Penang Malaysia rata –rata berasal dari berbagai kalangan
baik tua, muda, dan dewasa. Pasien yang berobat Ke Penang rata-rata memiliki
pengalaman medis yang panjang seperti mereka sudah berkali-kali melakukan perjalanan
adalah berawal dari kekecewaan dan ketidakpuasan akan layanan kesehatan di rumah
sakit di Medan serta hilangnya kepercayaan akan kinerja para dokter di rumah sakit.
lebih cermat dan kritis dalam memilah-milah rumah sakit mana yang patut di tuju jika
pasien, atau keluarga pasien dalam keadaan sakit atau gawat darurat.
Maka banyak pasien mencari- cari informasi tentang pengobatan medis, baik
browsing lewat internet dan surat kabar atau mendapat rujukan dari rumah sakit atau
berasal dari pihak keluarga pasien sendiri yang juga pernah melakukan pengobatan medis
ke Penang, Malaysia. Tipe perjalanan medis para pasien ini saya bagi dalam dua tipe
perjalanan yang yang sudah ada saat ini seperti agen perjalanan pengobatan medis ke
Penang Malaysia yang diadakan Air Asia ( dapat dilihat dalam lampiran).
Malaysia
Dari data yang saya dapat bahwa tidak semua pasien melakukan pengobatan medis ke
Penang Malaysia karena memiliki latar belakang medis yang sudah pernah berobat di
ketidakpercayaan terhadap rumah sakit di kota Medan jadi tidak perlu melakukan
pengobatan medis di kota Medan jika ada pelayanan kesehatan yang lebih baik dan
bervariasi. Pada umumnya masyarakat beranggapan hal itu terjadi karena kecanggiahn
sarana medis dan kemampuan tenaga media di Indonesia yang kurang. Sebagian besar
indikasi berobat ke luar negeri adalah bukan karena keterbatasan alat dan kemampuan
dokter, tetapi karena permintaan keluarga pasien Secanggih apapun sarana medis atau
sepintar apapun dokternya tidak akan berarti bila tidak ada rasa percaya. Kepercayaan
pasien terhadap dokter adalah kunci utama keberhasilan penanganan suatu penyakit.
kalah jauh dibandingkan dokter di luar negeri. Padahal pasien dan dokter Indonesia
Singapura sangat puas, karena dapat berkonsultasi dengan dokter hingga 1 jam. Di
Indonesia, seorang pasien dapat masuk ruang praktek dokter 15 menit saja sudah menjadi
Proses peralihan pengobatan medis ke Penang yang kedua ini adalah pasien sudah
melakukan pengobatan di kota Medan, akan tetapi pasien tidak mendapatkan hasil yang
memuaskan. Bukan kesembuhan yang didapat malah penyakit yang bertambah dan uang
yang banyak terbuang.
Pasien yang melakuka n pengobatan lanjutan pengobatan ke Penang Malaysia ini
memiliki pengalaman yang buruk dan kekecewaan atas diagnosis penyakit yang didapat
dari hasil pengobatan di rumah sakit-rumah sakit di kota medan. Permasalahan yang
dicurigai malpraktek yang dilakukan para dokter karena memberikan resep obat yang
salah, pelayanan dan komunikasi yang tidak baik di dalam rumah sakit antara perawat
dan pasien banyak menjadi alasan bagi pasien yang melakukan pengobatan lanjutan ke
Penang Malaysia.
Menurut Bapak N. Sitepu:
4.3.3 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kota Medan Yang Berobat Ke Penang
Malaysia
Kemampuan adaptasi dan toleransi terhadap setiap perubahan kondisi merupakan factor
sosial rasa nyaman dan harmonis di tengah masyarakat merupakan tolok ukur yang
Selain itu, gerakan reformasi dan demokrasi, telah membawa perubahan sikap perilaku
masyarakat sehingga semakin kritis dan berani, yang pada gilirannya berpengaruh
terhadap tata nilai dan sendi-sendi kehidupan masyarakat. Ini berarti bahwa kebijakan
Pemerintah Daerah perlu lebih peka, responsif, aspiratif, lebih transparan dan
pendidikan yang semakin tidak memadai, baik kualitas maupun kuantitasnya. Di satu
sisi, masyarakat menanggung beban biaya yang terus meningkat, sementara pelayanan
semakin rendah. Jumlah Rumah Sakit, termasuk jumlah paramedis dan kamar / tempat
tidur di setiap Kabupaten/ kota masih sangat terbatas, sehingga banyak warga
masyarakat yang terpaksa berobat ke Malaysia dan Singapore. Demikian halnya sektor
pendidikan, mulai tingkat TK/ SD hingga Perguruan Tinggi, masih jauh tertinggal baik
dari sisi sarana/ prasarana maupun jumlah dan kualitas para pendidik. Di samping itu,
berbagai jenis bantuan yang bersumber dari APBN yang disalurkan oleh Pemerintah
Pusat melalui Pemda, sering tidak sampai kepada mereka yang berhak dan kalaupun
sampai tetapi jumlah dan mutunya sering berkurang. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
telah berulang kali melaporkan temuannya tetapi sampai saat ini belum ada kemajuan
yang signifikan. Untuk itu ke depan, tugas dan tanggungjawab Pemerintah Sumut agar
semua bantuan tersebut sampai kepada sasaran baik jumlah maupun mutunya.
2006, jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara sebesar 1.979.702 orang. Jumlah ini
menunjukkan bahwa penduduk miskin di Sumatera Utara masih cukup tinggi khususnya
di daerah pedesaan. Salah satu akar tumbuhnya keresahan hingga konflik sosial di
tinggal yang terjangkau, nyaman, dan tertib, maka kemiskinan harus dikurangi
semaksimal mungkin, jika tidak dapat dihapus. Sejalan dengan itu, jumlah orang buta
huruf, busung lapar, dan anak terlantar harus ditekan semaksimal mungkin.
Kondisi sosial ekonomi para pasien dari data yang di dapat penulis bahwa semua pasien
berasal dari kalangan ekonomi atas yang memiliki pendapatan lebih dari 200.000,-
perbulan dengan jumlah tanggungan anak 2 orang rata-rata.Pasien juga memiliki latar
belakang pendidikan sarjana maka memungkinkan pasien untuk lebih cermat, kritis dan
berpikir ekonomis dan efesien terhadap layanan kesehatan karena bagi mereka kesehatan
amat penting artinya. Mereka sanggup membayar mahal layanan kesehatan jika dibarengi
dengan tingakat kualitas dan kuantitas yang baik dari rumah sakit tersebut baik dokter,
kesehatan hampir selalu dapat memuaskan pasien, maka dari itu sering disebut sebagai
pelayanan kesehatan yang berkualitas. Salah satu definisi menyatakan bahwa kualitas
pelayanan yang sesuai dengan standar profesi kesehatan dan dapat diterima oleh
pasiennya.
sakit tidak terlepas dari profesi keperawatan yang berperan penting. Berdasarkan standar
menjamin adanya asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi dengan terus menerus
berdasarkan pengetahuan ilmiah, ketrampilan serta sikap kerja yang dilandasi oleh rasa
tanggung jawab dan pengabdian. Tanpa perawat kesejahteraan pasien juga terabaikan
karena perawat adalah penjalin kontak pertama dan terlama dengan pasien mengingat
Kerjasama tim di rumah sakit di Penang berjalan dengan baik, maka jika untuk
mendapatkan hasil diagnosis tidak perlu menunggu waktu yang lama .Sehingga pasien
memiliki waktu yang luang untuk berkonsultasi tentang langkah-langkah yang akan
katakan:
Pelayanan rumah sakit di kota Medan sangat berbeda dengan rumah sakit di
Penang. Perawat menunjukkan sikap yang tidak ramah dan tidak peduli sudah menjadi
karakteristik perawat dirumah sakit Kota Medan. Hal ini tampak dilihat apabila pasien
berada pada ruangan rawat inap kelas III, dengan kelas I maka pelayanan yang diberikan
para pasien memiliki perbedaan yan mencolok sekali. Padahal hal ini amat penting dalam
proses pengobatan pasien, sikap manis dan senyum yang ramah merupakan hal yang
Kemudian dalam melakukan administarasi dan pengambilan obat maka kita harus
memiliki banyak waktu hanya untuk mendapatkan obat, padahal apotek adalah salah satu
layanan publik yang harus memberikan informasi penting pada pasien, bagaimana pasien
bisa mendapatkan informasi jika untuk mengambil obat saja kita harus mengantri cukup
Sudah umum diketahui, warga Sumut menjadikan Penang sebagai tempat berobat
favorit. Tidak heran jika dalam lima hari penerbangan Medan-Penang selalu penuh.
Singapura yang selama ini menjadi pilihan berobat perlahan mulai di tingggalkan.
Kecuali penyakit yang susah sembuh dan sebahagian kecil orang kaya di Sumut masih
berobat ke Singapura.
mutu pelayanan kesehatan rumah sakit lokal. Walaupun sudah ada UU pembatasan
praktik dokter, maksimal hanya bisa buka praktek di tiga tempat, ternyata belum
tugasnya di rumah sakit .jadi tidak heran manakala ada dokter di Medan memberikan
resep kepada pasiennya hanya lewat telepon melalui petugas para medis di rumah sakit
tempatnya bekerja.
Tidak sedikit dokter yang memberikan rekomendasi pada pasiennya untuk memiih
rumah sakit di luar negeri karena dengan memberikan rujukan pada salah satu rumah
sakit itu, si dokter memperoleh fee 30 persen dari rumah sakit di luar negeri. Di sisi lain,
rumah sakit di luar negeri pun melihat Indonesia sebagai pasar pengguna jasa yang sangat
potensial. Tidak sedikit dari rumah sakit itu mengemas perawatan kesehata ke luar negeri
Rumah sakit dapat menyediakan tiket pesawat termasuk sewa hotel dan biaya
Sebagai contoh, berobat ke Penang –Medan mengeluarkan ongkis sebesar 1,4 juta, visa
sebesar 1 juta, biaya hotel 7 hari sebesar 1.850.0000,00, biaya operasi 4.000.000,-
kunjungan berikutnya chek up 50-60 ringgkit berarti 125.000-150,000,00 harga obat buat
Persoalan lain yang dihadapi para pasien yang berobat ke rumah sakit di Medan
adalah minimnya peralatan operasional. Banyak pasien harus di tandu atau dinaikkan
di mobil ambulan hanya untuk melakukan USG atau foto torach dengan alasaan tidak
ada alat di rumah sakit tersebut.akibatnya pasien yang sudah parah penyakitnya
bertambah parah karena terguncang-guncang dalam mobil .tentu tidak nyaman bagi
pasien.
Berkaitan dengan kualitas obat yang diresepkan oleh dokter. Sudah tidak rahasia lagi,
seorang dokter hanya memberikan resep ibat keluaran pabrik tertentu karena dokternya
mendapatkan fee dari setiap resep yang dikeluarkan, padahal , obat yang direseokan
dokter belum tentu cocok untuk kondisi pasien.Obat-obatan antibiotic batan pabrik
penyakit baru. Seorang dokter di Penang pernah mengatakan pasiennya dari Medan harus
menjalani terapi agak lama ( satu bulan), karena harus mengeluarkan obat-obatan yang
sudah dimakan selama ini. Obat yang diberikan dokter di Medan ternyata menjadi racun
di tubuh pasien. Racun tersebut harus dikeluarkan dulu dari tubuh pasien, baru di berikan
memanusiakan manusia. Pelayanan diberikan hanya mengejar uang semata, bukan atas
muka. Atau pasien dibiarkan menunngu di ruang tunggu tanpa pengobatan dari dokter
Pasien merasa di telantarkan oleh dokter. Hal ini membuat pasien merasa tidak di
hargai dan lari berobat ke luar negeri. Apalagi biaya yang dikeluarkan untuk berobat di
kesehatan lebih murah dibandingkan di Medan cek kesehatan paling murah 2 juta.
Alasan warga mencari pengobatan di luar negeri ke seluruh belahan dunia adalah
karena keraguan duagnosis dokter dalam negeri, mahalnya biaya kesehatan di rumah
sakit Medan, pelayanan tidak ramah, waktu tunggu yang lama, obat banyak dan berganti-
ganti, dokter bekerja tidak satu rumah sakit, pasien merasa tidak punya kesempatan
Di Luar negeri, pasien merasa lebih murah karena diagnosis dan tindakannya
tepat dan system pembayarannya di rumah sakit adalah system paket yaitu ( paket : obat,
laboratorium, dokter, roentgen, dan tindakan lainnya). Pasien juga merasa di berikan
dengan tepat. Sikap cerdas dan berpikir secara rasional yang harus dilakukan ialah
berpola pikir dan berpola tindak ekonomis. Strategi yang paling sederhana adalah
“Harga kesehatan sangat mahal.” Ungkapan itu terasa sangat tepat di saat ekonomi
Indonesia lagi mendapat cobaan ini. Bayangkan, biaya jasa dokter, khususnya dokter
spesialis, masih belum terjangkau sebagian masyarakat. Belum lagi harga obat yang
cukup mahal dan semakin lama pasti semakin menggila. Ditambah lagi beban biaya
pemeriksaan penunjang lainnya yang akan semakin tidak terjangkau. Biaya akan semakin
melangit bila pasien divonis rawat inap atau operasi. Jalan terbaik dalam menyikapi
beban psikologis itu adalah melakukan tindakan mawas diri serta berpikiran jernih dan
positif. Secara sadar manusia harus menerima fakta dan fenomena alam bahwa sumber
berteknologi. Dalam jangka pendek, tindakan rasional dapat dilakukan adalah mawas diri
untuk mengantisipasi terjadinya sesuatu yang tidak terduga seperti sakit. Di bidang
kesehatan, secara tidak disadari selama ini dalam kehidupan sehari-hari terjadi
Pilihan jenis rumah sakit pun harus jadi pertimbangan yang tak kalah penting,
dari rumah sakit pemerintah sampai rumah sakit yang paling megah. Biaya tinggi
kesehatan tidak harus mencerminkan hasil yang optimal. Penggunaan terapi alternatif
yang “unconvensional” dan tidak terbukti secara ilmiah ternyata terbukti hanya
kesehatan pun harus dibuat cermat dengan perhitungan yang tepat. Bila ditinjau dari segi
medis sebenarnya banyak hal yang masih bisa dilakukan penghematan atau pengurangan
biaya tinggi dalam setiap transaksi pelayanan medis. Upaya itu harus melibatkan kerja
sama dan komunikasi yang baik antara pasien sebagai pengguna jasa medis dan dokter
atau rumah sakit sebagai penyedia jasa medis. Pasien yang kurang memahami sisi medis
dengan baik harus mengetahui potensi biaya tinggi yang akan dihadapi selama dalam
proses pengobatan. Dokter juga harus mempertimbangkan setiap rencana pengobatan dan
Potensi biaya tinggi pengobatan tersebut dapat terjadi dalam cara pemilihan jasa layanan
Biaya tinggi ialah pemilihan jenis obat. Obat generik harus jadi pertimbangan
utama. Promosi dan informasi yang benar tentang efektivitas serta keampuhan obat
generik harus didukung pihak dokter dan rumah sakit. Sehingga seseorang harus berpikir
Biaya tinggi lain yang dihadapi pasien adalah biaya rawat inap di rumah sakit.
Potensi awal yang dihadapi pasien adalah keputusan perlunya rawat inap. Tampaknya,
semakin banyak keluhan pasien terungkap bahwa dokter terlalu cepat mengambil
keputusan untuk merawat pasien. Untuk mengurangi risiko biaya tinggi, sebaiknya
indikasi rawat inap harus lebih cermat dan selektif diberikan terhadap pasien.
seperti foto rontgen, ultrasonografi, CT Scan, MRI, dan sebagainya. Pasien sebaiknya
sangat selektif untuk menentukan indikasi dan jenis pemeriksaan tambahan yang harus
Penang Malaysia
nasional. Permasalahan ini seakan-akan memang meledak setelah sekian lama menjadi
bom waktu, dan walaupun banyak yang mencapai permukaan tetapi hanya sedikit yang
dapat kita ketahui bagaimana penyelesaiannya lebih lanjut serta duduk perkara
sebenarnya.
Hal tersebut tidaklah baik bagi masyarakat karena perlu diingat bahwa tidak semua
kasus dugaan malpraktek adalah benar demikian yaitu karena kelalaian dokter maupun
menjadi-jadi di bumi pertiwi ini. Masyarakat pun menjadi ngeri, menunjukkan mosi tidak
percaya terhadap pihak medis di dalam negeri, akibatnya ekspor mata uang asing semakin
banyak menjadi pilihan ke negeri tetangga seperti Malaysia dan Singapura dalam hal
perawatan medis
Kondisi ini tentunya sangat memilukan bagi dunia medis tanah air bukannya ‘bisnis’
melainkan eksistensi dan perkembangan dunia medis di sini. Satu yang perlu diingat,
hubungan antara dokter-pasien itu didasarkan pada unsur utama kepercayaan, jika tidak
ada kepercayaan lagi maka diobati macam-macam pun kesembuhan tidak akan pernah
mencapai optimal.
pada pelayanan medis , dari biaya yang mahal tapi tidak mendapatkan hasil yang
sakit yang tidak kunjung sembuh bahkan mengalami komplikasi kecacatan hingga
meninggal dan sebagainya. Selama ini pihak yang paling disorot adalah dokter, padahal
harusnya dalam sebagian besar kasus pihak rumah sakit harusnya tetap perlu
diperhatikan.
manajemen sebagian besar rumah sakit di Indonesia. Kita tahu ada banyak sekali cerita di
masyarakat tentang rumah sakit A atau B yang terkenal karena sisi gelapnya, seperti
yang tidak informatif dan kasar, birokrasi yang berbelit, manajemen rujukan yang stagnan
sehingga jika sakit sembelit saja mending mereka nyebrang ke negeri jiran untuk
berobat. Dikarenakan beberapa pengalaman yang mengiris hati dan melubangi kantong
tersebut pada rumah sakit di Medan yang berobat tak kunjung sembuh, maka hilanglah
kepercayaan untuk berobat di negeri sendiri mak banyak masyarakat kota Medan bersama
keluarga hingga sekarang jika ada yang menderita sakit yang cukup berat segera memilih
mengambil passport dan mengisi dompet dengan Ringgit untuk lalu terbanglah ke
Penang. Ternyata hal semacam ini tidak hanya sekedar ketakutan segelintir orang di
Medan, tetapi sudah menjadi ketakutan massal yang merupakan bentuk ketidakpercayaan
Penang dikarenakan jarak tempuh dan akses yang mudah ke sana, biaya yang relatif
lebih murah dan terutama yang terpenting dokter-dokter di sana terkesan lebih care dan
friendly dengan didukung birokrasi rumah sakitnya yang tidak rumit serta transparan.
Tapi tentunya mereka yang saya sebut diatas adalah golongan orang kalangan
kesehatan lokal, bukan karena mereka tidak merasakan ketidakpuasan seperti demikian,
tetapi terlebih karena mereka terpaksa dan tidak punya pilihan karena ekonomi mereka
yang pas-pasan boro –boro punya passport, punya bahan yang dapat dimakan 3 kali
sehari saja mereka sudah bersyukur. Coba seandainya Penang itu untuk mencapainya
tidak pakai ongkos, bayar rumah sakitnya sangat murah, pakai rupiah lagi serta
bahasanya bahasa Indonesia juga, pasti mereka semua yang kalangan bawah tidak bakal
ketinggalan berobat ke negeri tetangga tersebut. Hal ini harusnya mendapat perhatian
besar dari pemerintah, jika tidak ketidakpercayaan publik terhadap pelayanan kesehatan
tidak semata pihak dokter yang bermasalah, malah jika melihat bagaimana penjelasan
teman saya itu, sebenarnya kekecewaan itu justru diarahkan terhadap pihak rumah sakit.
Manajemen rumah sakit harus ditinjau kembali, terutama mengenai visi dan misi awal
pendiriannya. Walaupun profit adalah hal sangat penting dalam target rumah sakit, tapi
tanah air, khususnya rumah sakit-rumah sakit swasta papan atas. Hal semacam ini secara
tidak langsung tentunya berimbas pada dokter-dokter yang bekerja di dalamnya karena
dicap mata duitan dan kurang informatif terhadap pasien, padahal birokrasi rumah
sakitlah yang telah mencetak dokter-dokternya menjadi sedemikian kaku. Adalah wajar
dokter sebagai pihak yang digaji rumah sakit tersebut untuk mematuhi prosedur yang
telah ditetapkan dalam manajemen rumah sakit tersebut, termasuk mengenai biaya
perawatan. Tentunya tidak menutup kemungkinan pribadi dokter itu sendiri juga kurang
baik seperti ceroboh, terlalu sibuk sehingga kurang care terhadap pasiennya yang banyak,
sikapnya yang emosional dan keras sehingga tidak nyaman diajak berbicara dan
sebagainya
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
mutu pelayanan kesehatan rumah sakit lokal. Walaupun sudah ada UU pembatasan
praktik dokter, maksimal hanya bias buka praktik di tiga tempat, ternyata belm membantu
di rumah sakit. Jadi tidak heran manakala ada dokter di Medan memberikan resep kepada
pasiennya hanya lewat telepon melalui petugas paramedis di rumah sakit tempatnya
bekerja.
memanusiakan manusia. Pelayanan diberikan hanya mengejar uang semata, bukan atas
dasar kemanusiaan. Seorang pasien bias telantar berjam-jam karena tidak membawa uang
muka. Atau pasien dibiarkan menunggu di ruang tunggu tanpa pengobatan dari dokter.
pada pelayanan medis , dari biaya yang mahal tapi tidak mendapatkan hasil yang
diharapkan, merasa penjelasan dari dokter kurang, dokter yang sulit dihubungi, orang
sakit yang tidak kunjung sembuh bahkan mengalami komplikasi kecacatan hingga
meninggal dan sebagainya. Selama ini pihak yang paling disorot adalah dokter, padahal
diperhatikan.
manajemen sebagian besar rumah sakit di Indonesia. Kita tahu ada banyak sekali cerita di
masyarakat tentang rumah sakit A atau B yang terkenal karena sisi gelapnya, seperti
yang tidak informatif dan kasar, birokrasi yang berbelit, manajemen rujukan yang stagnan
kemudahan, tepat waktu, pelayanan yang memuaskan dapat kita terima sama baiknya,
sama memuaskannya dengan yang kita alami di Penang, juga dilengkapi dengan berbagai
peralatan tehnik yang paling canggih, menyajikan pelayanan yang terbaik dari para
profesional medik berpengalaman yang semuanya berdedikasi tinggi, pasti kita semua
tidak akan memilih berobat keluar negeri melainkan di negeri kita sendiri.
5.2. Saran
Adapun saran bagi pihak Rumah Sakit Dalam Negeri ataupun pihak Pemerintah
hendaknya mulai saat ini kita membenahi pelayanan kesehatan negeri kita yang kini
ataupun komunikasi dan interaksi yang tidak menyenangkan antara dokter, perawat, dan
pasien . Maka perlu bagi kita membangkitkan kepercayaan itu kembali dengan
strata manapun dia berasal, tunjukkanlah bahwa negara kia memang Ramah seperti
Manajemen
kecurangan atau freud dalam bidang pelayanan kesehatan merupakan masalah serius.
Untuk menjawab permasalahan yang terkait dengan asuransi kesehatan tersebut, perlu
dikembangkan segera berbagai program antikecurangan yang secara cepat dan tepat dapat
kerugian yang lebih besar. Beberapa contoh praktik medis yang sering terjadi adalah
dilakuka nnya tes diagnosis yang berlebihan (overutilisation), pemberian pengobatan yang
Pelayanan Medik
memilih berobat ke luar negeri. Oleh karenanya, pihak rumah sakit di dalam negeri harus
memilih pengobatan domestik. Misalnya pada Rumah sakit Ibu dan Anak dengan
pengembangan jasa evakuasi bagi bayi, anak, maupun Rumah Sakit Umum dengan nama
hasil kerja sama dengan keluarga pasien menawarkan pengurusan kebutuhan pasien
Pelayanan Farmasi
Sebut saja alasan pelayanan rumah sakit yang di Indonesia dirasakan kurang baik.
Atau, obat-obat yang dari apotik yang dianggap mahal serta tarif dokter yang tergolong
tinggi, ataupun obat-obatan yang tidak sesuai dengan penyakkit si pasien. Selain itu,
pelayanan Farmasi di Rumah Sakit dalam negeri terkesan lambat dan menyulitkan. Maka
perlu bagi Rumah Sakit memberikan layanan Farmasi yang lebih cepat karena obat amat
A. Keandalan(reliability)
dan memuaskan, jujur, aman, tepat waktu, ketersediaan. Keseluruhan ini berhubungan
B. Ketanggapan(responsiveness)
dimiliki pada karyawan, bebas dari bahaya, resiko, keragu-raguan, memiliki kompetensi,
memahami kebutuhan konsumen yang terwujud dalam penuh perhatian terhadap setiap
konsumen, berkomunikasi yang baik dan benar serta bersikap dengan penuh simpati.
teratur rapi, berpakaian rapi dan harmonis, penampilan karyawanatau peralatannya dan
Aspek dasar tersebut meliputi aspek penerimaan, perhatian, tanggung jawab, komuniksi
dan kerjasama. Nyaman, rasa nyaman timbul jika seseorang merasa diterima apa adanya.
Pasien yang membutuhkan kenyaman baik dari ruang rawat inap maupun situasi dan
penyembuhannya.
Adanya komunikasi yang saling berinteraksi antara pasien dengan perawat, dan
adanya hubungan yang baik dengan keluarga pasien saling kerjasama, meliputi sikap
perawat yang harus mampu melakukan kerjasama yang baik dengan pasien dan keluarga
mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta tepat dalam
bertindak
Berobat ke luar negeri perlu persiapan khusus agar hasil yang diperoleh tidak
langkah yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan berobat ke luar negeri Langkah-
langkah ini berdasarkan pengalaman penulis yang sudah belasan kali berobat ke luar
negeri
1. Pastikan dahulu tujuan dan alasan mengapa kita berobat ke luar negeri
/dokter yang akan dituju di luar negeri melalui internet atau dari orang
yang pernah berobat tempat itu. Bisa juga melalui perwakilan dari
mungkin & tidak terjebak oleh informasi yang bersifat persuasif semata.
5. Biaya berobat ke luar negeri umumnya akan jauh lebih besar dari biaya
umumnya lebih tinggi juga ada biaya tambahan lainnya seperti biaya
sehingga terapi dapat berjalan dengan baik selama berobat di luar negeri
perawatan yang dibutuhkan untuk dilanjutkan di tanah air. Akan lebih baik
Bachtiar, Wardi, 2006, Sosiologi Klasik dari Comte Hingga Parsons, Bandung: PT
Remaja Rosda Karya
Iskandar, dr.H. Dalmy, 1998, Rumah Sakit, Tenaga Kesehatan, Dan Pasien, Medan, Sinar
Grafika.
Lumenta,Benyamin, Pasien, Citra, Peran dan Perilaku,Tinjauan Fenomena
Sosial,Kanisius,Yogyakarta,Indonesia,1989.
Marzof,.DR. James R . MS.MPH, 2002, Sektor Kesehatan Indonesia : Peluang untuk Reformasi
Analisis Mengenai Hambatan Dan Kendala Dalam Pertumbuhan,
http ://wbln0018.worlbank.org/eap.nsf/Attachments/PHS/$File/Private+Sector-
Aug02ind.pdf, (19 November 2007) (16.00 ).
Moleong, Lexy, 2005, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya
Sarwono, Solita, 1997, Sosiologi Kesehatan, Yogyakarta: Gadjah Mada Unipersity Press.
( MALAYSIA)
I . Karakteristik Informan
11. Nama :
13. Alamat :
14. Umur :
15. Pekerjaan :
16. Penghasilan :
18. Pendidikan :
II. Biaya
1. Biaya yang sudah di keluarkan untuk berobat di Rumah Sakit Dalam Negeri ?
II.Rumah Sakit
5. Apakah ada peraturan tertentu yang diterapkan di Rumah Sakit yang menyulitkan
pihak pasien?
1. Bagaiman keadaan kebersihan Rumah Sakit tersebut dari kamar mandi dan kamar
pasien?
2. Bagaimana kualitas jenis makanan yang diberikan pihak rumah sakit kepada para
pasien?
6. Bagaimana peraturan yang diberikan Rumah Sakit bagi pihak keluarga pasien
kelasnya?
3. Bagaimana sikap yang ditujukan perawat rumah sakit jika ingin memberi obat,
penyakit tertentu ?
5. Apakaah layanan yang diberikan perawat hanya seputar kegiatan medis saja?
4. Tolong ceritakan kronlogis dari anda pertama kali diagnosa penyakit tersebut
1. Bagaiman keadaan kebersihan Rumah Sakit tersebut dari kamar mandi dan
kamar pasien?
2. Bagaimana kualitas jenis makanan yang diberikan pihak rumah sakit kepada
para pasien?
6. Bagaimana peraturan yang diberikan Rumah Sakit bagi pihak keluarga pasien
8. apakah pihak keluarga juga diberikan pelayanan yang sama dengan pasien
2. Bagaimana sikap yang ditujukan perawat rumah sakit jika ingin memberi obat,
penyakit tertentu ?
4. Apakaah layanan yang diberikan perawat hanya seputar kegiatan medis saja?
8. Apakah ada anjuran dari dokter untuk berobat kembali ke Penang? Sehingga anda