Anda di halaman 1dari 108

POLA KADERISASI PARTAI POLITIK

(STUDI DESKRIPTIF : PARTAI KEADILAN DAN PERSATUAN


INDONESIA DEWAN PIMPINAN PROVINSI SUMATERA UTARA
PERIODE 2016-2021)

DisusunOleh

VERNANDA SAMUEL
NIM :130906131

Dosen Pembimbing :Dr.Warjio, MA, Ph.D

DEPARTEMEN ILMU POLITIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Segala syukur dan puji hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, oleh karena

anugerah-Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul : “Pola Kaderisasi

Partai Politik (Studi Deskriptif : Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia

Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara Periode 2016-2021)”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan karena menyadari segala keterbatasan yang ada. Untuk itu demi

sempurnanya skripsi ini, penulis sangat membutuhkan dukungan dan sumbangsih

pikiran yang berupa kritik dan saran yang bersifat membangun. Sehingga skripsi

ini bermanfaat bagi siapapun yang memerlukannya.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua (+) Ir.

Manumpak Hamonangan Manik dan Maria Reti Mawar Sinaga yang telah tulus

memberikan kasih saying, cinta, doa, perhatian, dukungan moral dan materil yang

telah diberikan selama ini. Terima kasih telah meluangkan segenap waktunya

untuk mengasuh, mendidik, membimbing, dan mengiringi perjalanan hidup

penulis dengan dibarengi alunan doa yang tiada henti agar penulis sukses dalam

menggapai cita-cita.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, karena itu

penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu S.H, M. Hum selaku Pejabat Rektor

Universitas Sumatera Utara;

Universitas Sumatera Utara


2. Bapak Dr. Muriyanto Amin. S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik;

3. Bapak Dr. Warjio, Ph.D. selaku Ketua Departemen Ilmu Politik FISIP

USU dan Pembimbing Skripsi saya selama menempuh studi di

Departemen Ilmu Politik FISIP USU;

4. Bapak Adil Arifin S.Sos, MA selaku Dosen PA saya

5. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar Departemen Ilmu Politik FISIP USU

yang telah memberikan ilmu kepada saya hingga saya dapat

menyelesaikan studi;

6. Vinky Elystra Tunglastrima Manik, SE dan Rizal Frank Hery Siregar,

S.Kom selaku ito dan lae saya yang memberikan semangat juga arahan

selama masa perkuliahan saya

7. Dr. RE Nainggolan, MM dan Marlan Nainggolan selaku ompung saya

yang telah memberikan bantuan dalam bentuk materi maupun kata-kata

motivasi dan nasihat

8. Ir. Juliski Simorangkir, MM selaku Ketua DPP Sumatera Utara PKP-

Indonesia yang sudah bersedia menjadi informan dalam penulisan dan

data skripsi

9. Andi Lumban Gaol, SH selaku Ketua OKK DPP Sumatera Utara PKP-

Indonesia

10. Keluarga besar Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara Partai

Keadilan dan Persatuan Indonesia

11. Keluarga Besar Departemen Ilmu Politik, terkhusus kawan-kawan

stambuk 2013.

ii

Universitas Sumatera Utara


12. Samuel Kevin Silitonga, Sriyanti Juliana Simanjuntak SE, Persada Yoel

Depari Amd.Kom, Manis Sandro Nainggolan, Rosmaida Pandiangan,

Aan Fourdes Lubis, Christopel Siahaan, Hotdy Parjono Sihombing,

Hendrik Andrianto Marbun Amd, Sopiyan Tole S.IP, Riko Hardiono

Padang, Bripda Harry Yuanda Nainggolan, Amran Chaniago, Theresya

Barus, Denis Marudut Siregar, David Junior Sidabutar, Jaisangker

Naidu, Sonia Eka Putri Ginting SH, Putra Sihombing, Binsar Christian

Manalu, Karisma Rajagukguk, Desi Panggabean, Yogi Alexander

Sinaga, Masdalifah Siregar, Fanther Hutagaol, Lidya Hutagaol,

Yonathan Goklas Tobing, Andi Siboro, Rina Yosefina Sinaga SE, Yogi

Alexander Sinaga Amd, Teja Hasibuan, Thorkis Hutauruk, Nova Kezia

Mora, Sere Sihombing, Frans Setiawan Tobing, Marcelinus Sihombing,

Angelita Theresendha Tambunan, Jessica Angelia Sihaan, Gary Purba,

Dommy

13. Osman Manik BA, (+) R. Panggabean, Toman Manik SS, M.Sn, Melva

Hutapea, Hedumat Manik ST, Nuriani Manik, Marsinta Manik,

Normalince Manik, Dina Manik, Charles Sitompul S.PAK, Richat

Saragih, Yourik Saragih S.Si, Timbul Hendrik Sinaga, Reka Murniati

Sinaga, Haryanto Sinaga ST, Eviana Sinaga, Nurmala Sinaga, Dumasti

Padang, Rosdiana Manurung selaku keluarga yang sudah support saya

14. Keluarga Besar MARBONA Medan Timur

15. keluarga Besar KBPPPOLRI Sumut

16. Keluarga Besar Alumni SMA Santa Maria Medan 2013

17. Keluarga Besar Alumni SD Methodist 7 Medan 2007

iii

Universitas Sumatera Utara


18. Kepada kakanda senioren Yurial Arief Lubis, Fernanda Adela, Bimby

Hidayat, Rudi Salam Sinaga, Octo Banuangir Simanjuntak

19. Terkhusus kepada Lidia Margaret Sinaga SH, M.Kn yang telah support

saya sejak SMA dan inspirasi saya

20. Terakhir, kepada pacar saya Ledy Claudia Simanjuntak yang telah

memberikan dukungan/semangat hingga dapat menyelesaikan skripsi ini

dan yang telah setia menemani ku melewati masa-masa sulit dimasa

perkuliahan ku ini. Big thanks dear

Demikian ucapan syukur dan terimakasih penulis kepada semuanya yang

telah berkontribusi dalam penulisan Skripsi ini, penulis sadar masih banyak

kekurangan dalam penulisan skripsi ini, tapi penulis berharap semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi kita semua.

iv

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 20
1.3. Batasan Masalah..................................................................................... 20
1.4. Tujuan Penelitian ................................................................................... 21
1.5. Manfaat Penelitian ................................................................................. 21
1.6. Kerangka Teori....................................................................................... 22
1.6.1. Teori Partai Politik....................................................................... 23
1.6.1.1. Tujuan Partai Politik ...................................................... 25
1.6.1.2. Fungsi Partai Politik ....................................................... 26
1.6.1.3. Klasifikasi Partai Politik ................................................ 29
1.6..2. Teori RekrutmenPolitik .............................................................. 33
1.7. Metodologi Penelitian ............................................................................ 39
1.7.1. Jenis Penelitian ............................................................................ 39
1.7.2. Jenis data...................................................................................... 39
1.7.3. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 41
1.7.4. Teknik Analisa Data .................................................................... 42
1.8. Sistematika Penulisan ............................................................................ 43

BAB II DESKRIPSI PARTAI KEADILAN DAN

PERSATUAN INDONESIA..........................................................……....45

2.1. Sejarah Berdirinya Partai Solidaritas Indonesia ..................................... 45


2.1.1. Makna Logo Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia................. 47
2.1.2. Organisasi, Susunan, Wewenang, Kewajiban,
Koordinasi Internal dan Syarat Pimpinan Partai ........................... 50
2.2. Visi dan Misi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia ........................ 53
2.3. Haluan Perjuangan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia ................ 54
2.4. Platform Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia ................................ 57
2.5. Pola Kaderisasi dan Keanggotaan Partai Keadilan dan
Persatuan Indonesia ............................................................................... 46

Universitas Sumatera Utara


2.5.1. Syarat dan Tata Cara Penerimaan Anggota .................................. 59
2.5.2 Keanggotaan ................................................................................... 62

BAB III ANALISIS POLA KADERISASI DEWAN PIMPINAN PROVINSI


SUMATERA UTARA PARTAI KEADILAN DAN PERSATUAN
INDONESIA PERIODE 2016-2021……………………………………... 73
3.1. Sistem Rekrutmen Politik ...................................................................... 73
3.2. Kaderisasi ............................................................................................... 81
3.2.1. Jenjang ......................................................................................... 85
3.2.2. Materi di setia jenjang dan syarat untuk naik ke jenjang
yang lebih tinggi ......................................................................... 86
3.3. Pola Kaderisasi ....................................................................................... 88
3.4. Kebijakan Partai Menjelang Pemilu ...................................................... 91
3.4.1. Persiapan Internal ........................................................................ 91
3.4.2. Persiapan Eksternal...................................................................... 94

BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 95


4.1. Kesimpulan ............................................................................................ 95
4.2. Saran ....................................................................................................... 96
Daftar Pustaka ............................................................................................... 98

vi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Logo Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia ........................ 47
Daftar Tabel
Tabel 2.1. Susunan Personalia DPP PKP Indonesia Sumatera Utara ........... 63
Tabel 2.2. Perubahan Susunan Personalia DPP PKP
Indonesia Sumatera Utara ............................................................................. 65
Tabel 2.3. Struktur Kepengurusan DPK PKP Indonesia
se-Sumatera Utara ......................................................................................... 67
Tabel 2.4. Daftar Anggota DPRD Provinsi dan
Kabupaten/Kota PKP Indonesia Sumatera Utara .......................................... 63

vii

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU POLITIK

VERNANDA SAMUEL (130906131)

POLA KADERISASI PARTAI POLITIK (STUDI DESKRIPTIF : PARTAI


KEADILAN DAN PERSATUAN INDONESIA DEWAN PIMPINAN
PROVINSI SUMATERA UTARA PERIODE 2016-2021).

Rincian Isi Skripsi Terdiri dari, 103 halaman, 4 tabel, 1 gambar, 21 buku, 4 situs
internet, 6 wawancara

ABSTRAK

Wujud dari keberlanjutan partai politik adalah munculnya kader-kader


yang memiliki kapabilitas dan komitmen terhadap dinamika partai politik untuk
masa depan. Setiap partai politik memiliki pola kaderisasi yang berbeda, dimana
pola kaderisasi anggota partai disesuaikan dengan sistem politik yang dianutnya.
Maka dari itu penelitian ini fokus pada Pola Kaderisasi PKP Indonesia di Provinsi
Sumatera Utara periode 2016-2021
Penelitian ini mencoba untuk mengurai bagaimana proses pola kaderisasi
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera
Utara periode 2016-2021, menganalisis proses kaderisasi yang dilakukan oleh
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera
Utara, sistem rekrutmen politik Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Dewan
Pimpinan Provinsi Sumatera Utara. Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah metode deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang
diperoleh dari sumber primer yaitu wawancara dan sumber sekunder. Analisis
data pada penelitian ini menggunakan analisis kualitatif.
Terdapat temuan penting dalam penelitian ini diantaranya adalah; pertama,
proses kaderisasi yang dilakukan oleh Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara adalah bersifat baku. Kedua, sistem
kaderisasi dan rekrutmen politik yang dilakukan oleh Partai Keadilan dan
Persatuan Indonesia Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara bersifat terbuka
untuk umum. Ketiga, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia belum partai yang
ideologis dan belum memiliki ciri khas
Kata Kunci : Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Dewan Pimpinan
Provinsi Sumatera Utara, Pola Kaderisasi, Sistem
Rekrutmen Politik

viii

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA
FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCES
DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE

VERNANDA SAMUEL (130906131)

POLITICAL PARTY CERTIFICATION PATTERN (DESCRIPTIVE


STUDY: JUSTICE PARTY AND UNITS OF INDONESIA COUNCIL OF
THE NORTH SUMATRA PROVINCE PERIOD 2016-2021).

Content Details Thesis Consists of, 103 pages, 4 tables, 1 picture, 21 books, 4
internet sites, 6 interviews

ABSTRACT

The realization of the sustainability of political parties is the emergence of


cadres who have capabilities and commitment to the dynamics of political parties
for the future. Each political party has a different pattern of cadreisation, in which
the pattern of cadreisation of party members is adjusted to the political system it
embraces. Therefore, this study focuses on the Pattern of Indonesian PKP Patterns
in the Province of North Sumatra period 2016-2021

This research tries to analyze how the process of pattern of Cadreization of


Justice and Unity Party of Indonesia Province Board of North Sumatra Province
period 2016-2021, analyze the process of cadreization conducted by Justice Party
and Unity Indonesia Board Leader of Province of North Sumatra, system of
political recruitment of Justice Party and Unity Indonesia Council Head of North
Sumatera Province. The method used in this research is descriptive method by
using data collecting technique obtained from primary source that is interview and
secondary source. Data analysis in this research using qualitative analysis.

There are important findings in this research include; first, the process of
cadreisation conducted by the Justice and Unity Party of Indonesia Council of the
Province of North Sumatra is standard. Secondly, the system of cadresisation and
political recruitment conducted by the Justice and Unity Party of Indonesia
Council of the Province of North Sumatra Province is open to the public. Thirdly,
the Justice and Unity Party of Indonesia has not been an ideological party and has
no distinctive features

Keywords: Indonesian Justice and Unity Party North Sumatera Province


Leadership Council, Patterns of Cadreization, Political Recruitment System

ix

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam suatu sistem demokrasi yang banyak dianut oleh banyak negara

seperti saat ini, keberadaan partai politik merupakan sesuatu yang sangat penting.

Bahkan sering kali derajat demokrasi suatu negara diukur dari tingkat

pertumbuhan dan perkembangan partai politiknya. Politik memiliki pengaruh

penting dalam perkembangan demokrasi. Demokrasi tidak berjalan baik apabila

tidak ditunjang oleh terbangunnya politik yang sesuai dengan prinsip- prinsip

demokrasi.

Demokrasi sebagai sebuah sistem yang banyak diterapkan oleh berbagai

negara dibelahan dunia, termasuk negara Indonesia. Terdapat bermacam-macam

istilah Demokrasi, ada yang dinamakan Demokrasi Konstitusional, Demokrasi

Rakyat, Demokrasi Soviet, Demokrasi Pancasila dan sebagainya. Demokrasi yang

dianut di Indonesia yaitu Demokrasi Pancasila. Demokrasi sendiri diyakini

tumbuh dan berkembang dalam peradaban yunani yang dimulai dengan

munculnya negara kota (polis). Demokrasi secara etimologi berasal dari gabungan

dua kata yang berasal dari yunani, yakni demos yang berarti rakyat dan

kratos/cratein yang berarti pemerintahan atau secara ringkas Demokrasi diartikan

sebagai bentuk pemerintahan rakyat.1

Berangkat dari asumsi bahwa kedaulatan ada ditangan rakyat, Salah satu

syarat dari terwujudnya Demokrasi adalah adanya partai politik yang berfungsi

1
R.Dahl. 1992.Demokrasi dan para pengkritikya, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Hal 58.

Universitas Sumatera Utara


maksimal dan efektif sebagai wadah aspirasi politik masyarakat, dan sebagai

media untuk melakukan bargaining kebijakan-kebijakan negara. Demi

terwujudnya demokrasi dan tersalurkannya aspirasi publik, justru jauh lebih

penting adalah meningkatkan kinerja dan efektifitas fungsi partai politik, dan jelas

tidak bisa dilepaskan dari berdirinya partai politik sebagai sebuah kebutuhan

politik masyarakat.2

Partai politik menjadi wujud ekspresi ide-ide, pikiran-pikiran, pandangan,

dan keyakinan bebas dalam masyarakat demokratis. Dengan adanya partai politik,

rakyat bisa melaksanakan suatu pemilihan umum yang berarti terlaksananya

demokrasi di sebuah negara. Sebagai salah satu tolak ukur eksistensi demokrasi di

Indonesia, partai politik bisa dengan baik berhubungan dengan masyarakat.

Banyak kalangan berpendapat bahwa partai politiklah yang sebetulnya

menentukan demokrasi. Artinya, semakin tinggi peran dan fungsi partai politik,

akan semakin berkualitaslah demokrasi. Dapat dikatakan seperti itu, karena aktor

penting dalam percaturan politik adalah partai politik dan karena banyaknya

kepentingan di dalam partai politik yang membuat partai sangat mempengaruhi

kebijakan yang muncul.

Oleh karena itu, sistem kepartaian yang baik sangat menentukan

bekerjanya sistem ketatanegaraan berdasarkan “checks and balance” dalam arti

yang luas. Sebaliknya, efektif bekerjanya fungsi-fungsi kelembagaan negara itu

sesuai prinsip“checks and balance” berdasarkan konstitusi juga sangat

menentukan kualitas sistem kepartaian dan mekanisme demokrasi yang

dikembangkan di suatu negara. Semua ini tentu berkaitan erat dengan dinamika
2
Koirudin. 2004. Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi, Yogyakarta :Pustaka Pelajar.
Hal.8.

Universitas Sumatera Utara


peertumbuhan tradisi dan kultur berpikir bebas dalam kehidupan bermasyarakat.

Tradisi berpikir atau kebebasan berpikir itu pada gilirannya mempengaruhi

tumbuh-kembangnya prinsip-prinsip kemerdekaan berserikat dan berkumpul

dalam dinamika kehidupan masyarakat demokratis yang bersangkutan.

Partai politik adalah sebuah institusi yang hakiki di dalam sebuah sistem

demokrasi. Partai politik sesungguhnya adalah tulang punggung dari

demokrasi.Partai politik ada karena kebutuhan hubungan yang intensif antara

masyarakat sipil dengan pemerintah. Partai politik dapat menjadi penghubung

antara pemilih, proses pemilihan umum, dan pemerintah yang dihasilkan dari

proses tersebut. Jika secara formal partai politik menyediakan wadah tersebut,

yang menjadi permasalahan kemudian adalah, seberapa jauh partai politik tersebut

mampu untuk mengakomodasi kepentingan rakyat.

Sumber dari kelemahan partai politik memang beragam, namun yang

belakangan ini menonjol dan cukup memprihatinkan adalah tentang manajemen

partai politik. Manajemen partai politik sebagai satu dari empat dimensi utama

dalam proses institusionalisasi sistem kepartaian di sebuah negara.

Institusionalisasi dianggap penting karena meningkatkan kepastian dan kestabilan

politik negara pada jangka panjang. Tanpa manajemen partai politik yang baik,

institusionalisasi akan terjerembab di dalam personalisasi politik yang hanya akan

mengedepankan kepentingan sesaat elit politik yang bersangkutan.

Kegagalan manajemen parpol dapat dipersalahkan pada hampir tidak

adanya prosedur demokratis di dalam partai politik. Segala keputusan penting dan

strategis diserahkan sepenuhnya di tangan pimpinan partai. Implikasinya, ketika

hal-hal penting dan strategis ini bersinggungan dengan hak-hak demokratis dari

Universitas Sumatera Utara


pengurus di daerah, atau anggota partai, seringkali pimpinan bertindak otoriter

dan mengabaikan aspirasi dari anggota demi „kepentingan partai‟.

Keputusan pimpinan partai bersifat final dan mutlak dan tidak dapat

ditantang secara demokratis. Sebagai tambahan, pemberlakuan hukuman tidak

lain diperuntukkan sebagai tindakan penangkal, sebuah pencegahan terhadap

tindakan serupa yang mungkin dilakukan oleh anggota atau pengurus daerah

partai di tempat lain.

Menurut UU Nomor 2 Tahun 2011 Partai Politik adalah organisasi yang

bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara

sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan

membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan Negara, serta

memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila

dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 19453

Partai politik pada dasarnya adalah subsistem demokrasi yang terdapat

didalam masyarakat, karena partai politik itu sendiri adalah wadah yang dapat

digunakan oleh masyarakat untuk menyalurkan aspirasi politik mereka terhadap

pemerintah yang berkuasa. Secara umum dapat dikatakan bahwa partai politik

adalah suatu kelompok yang terorganisir, yang anggota-anggotanya memiliki

orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah

memperoleh kekuasaan politik dan melalui kekuasaan itu, serta melaksanakan

kebijakan-kebijakan mereka. Dalam pandangannya, Sigmund Neuman

memberikan defenisi sebagai berikut :4

3
Undang-Undang No 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No 2 Tahun 2008
Tentang Partai Politik
4
Eko Prasetyo. 2005.Demokrasi Tidak Untuk Rakyat, Yogyakarta: Ressist Book. hal. 35.

Universitas Sumatera Utara


“Partai politik adalah organisasi artikulasi yang terdiri dari perilaku-

perilaku politik yang aktif dalam masyarakat yaitu mereka yang

memusatkan perhatiannya pada menguasai kekuasaan pemerintah dan

yang bersaing untuk memperoleh dukungan rakyat dengan beberapa

kelompok lain yang memiliki pandangan yang berbeda. Dengan demikian

partai politik merupakan perantara besar yang menghubungkan

kekuatan-kekuatan dan ideologi sosial dengan lembaga-lembaga

pemerintah yang resmi dan yang mengaitkan dengan aksi politik didalam

masyarakat politik yang lebih luas”

Ada 3 teori yang mencoba menjelaskan asal usul partai politik.Pertama,

Teori kelembagaan yang melihat adanya hubungan antara parlemen awal dan

timbulnya partai politik. Kedua, Teori situasi historik yang melihat timbulnya

partai politik sebagai upaya sistem politik untuk mengatasi krisis yang timbul

dengan perubahan masyarakat secara luas. Ketiga, Teori pembangunan yang

melihat partai politik sebagai sebuah produk modrenisasi sosial ekonomi. Dengan

terciptanya partai politik, maka partai politik dapat berfungsi bagi pemerintah

maupun bagi rakyat, adapun fungsi partai politik bagi pemerintah partai politik

bertindak sebagai alat pendengar, sedangkan bagi masyarakat partai politik

berfungsi sebagai alat pengeras suara. Jadi, peran sebuah partai politik sebagai

jembatan sangatlah penting karena disatu pihak kebijakan pemerintah perlu

dijelaskan kepada semua kelompok masyarakat dan pihak pemerintah harus

tanggap terhadap tuntutan masyarakat.5

5
Ramlan Surbakti. 2010. Memahami Ilmu Politik, Jakarta : Kompas Gramedia. Hal. 144.

Universitas Sumatera Utara


Di Indonesia sejarah partai politik dalam pemilihan umum telah ada sejak

pemilihan umum tahun 1955. Sistem kepartaian pada saat itu adalah sistem multi

partai, yaitu terdapat banyak partai politik yang ikut serta dalam pemilihan umum.

Namun, lain halnya ketika zaman orde baru berkuasa, hanya ada 3 partai politik

(Golongan Karya, PDI, dan PPP). Sehingga tidak ada pilihan bagi masyarakat

untuk menyalurkan aspirasi politiknya dalam pemilihan umum kecuali kepada

ketiga partai politik yang ada pada saat itu.

Indonesia menganut sistem kepartaian dengan sistem multi partai, sejak

reformasi 1998 Indonesia menganut sistem multi partai. Salah satu pendekatan

yang dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan partai politik di Indonesia

adalah melakukan penaksiran (assessment) terhadap tingkat pelembagaan yang

telah berlangsung dalam suatu partai politik Yang dimaksud dengan pelembagaan

partai politik ialah proses pemantapan partai politik baik dalam wujud perilaku

yang memola maupun dalam sikap atau budaya.

Pasca berakhirnya rezim orde baru Indonesia memasuki fase kehidupan

politik baru yang lebih terbuka dan demokratis, ditandai dengan dipulihkannya

kembali hak-hak sipil dan politik termasuk juga kebebasan berserikat.Oleh karena

itu, tidak mengherankan dengan waktu yang singkat puluhan media dan puluhan

partai politik tumbuh bagai jamur dimusim hujan. 6 Kemudian pada saat itu

pemerintah mengeluarkan Undang-undang No.2 tahun 1999 tentang partai

politik, saat ini undang-undang yang berlaku untuk mendirikan partai politik yaitu

terdapat pada Undang-undang No.2 tahun 2011 tentang partai politik. Perubahan

yang didambakan adalah mendirikan suatu sistem dimana partai-partai politik

6
Syamsuddin Haris. 2005. Pemilu Langsung di Tengah Oligarki Partai: Proses Nominasi dan
Seleksi Calon Legislatif Pemilu 2004, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Hal. 279.

Universitas Sumatera Utara


tidak mendominasi kehidupan politik secara berlebihan, akan tetapi juga tidak

memberikan peluang kepada eksekutif untuk terlalu kuat. Sebaliknya, kekuatan

eksekutif dan legeslatif diharapkan menjadi setara sebagaimana diamanatkan

dalam UUD 1945.

Pada pemilihan umum tahun 1999 jumlah partai politik yang memenuhi

syarat mejadi peserta pemilu berjumlah 48 partai politik, dimana perolehan suara

enam besar dalam pemilu 1999 yaitu : PDIP dengan 33,11% suara dan 153 kursi,

Partai Golkar dengan 25,97% suara dan 120 kursi, PPP denga 12,55% suara dan

58 kursi, PKB dengan 11,03% suara dan 51 kursi, PAN dengan 7,35% suara dan

34 kursi, PBB dengan 2,81% suara dan 13 kursi. Kemudian pada pemilihan umum

2004 partai yang lolos yang memenuhi syarat menjadi peserta pemilu berjumlah

24 partai politik, dimana perolehan suara enam besar dalam pemilu 2004 yaitu :

Partai Golkar dengan 21,58% suara dan 128 kursi, PDIP dengan18,53% suara dan

109 kursi, PKB dengan 10,57% suara dan 52 kursi, PPP dengan 8,15% suara dan

58 kursi, Partai Demokrat dengan 7,45% suara dan 57 kursi. Pemilu 2004 adalah

pemilihan umum pertama di Indonesia yang presiden dan wakil presidennya

dipilih secara langsung oleh rakyat.7

Pada tahun 1999, terbentuklah dan didirikan sebuah partai yang bernama

Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), dahulu bernama Partai Keadilan

dan Persatuan (PKP). Partai ini di deklarasikan di Jakarta tanggal 15 Januari

1999.Penggantian nama tersebut karena PKP tak mampu memenuhi electoral

threshold 2% sesuai UU No.3 Tahun 1999 jo UU No.12 Tahun 2003 tentang

Pemilihan Umum Anggota DPR,DPD, dan DPRD (Pemilu Legislatif)


7
Yusuf Kalla. 2004. Pergulatan Partai Politik di Indonesia, Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada.
Hal. 15

Universitas Sumatera Utara


Partai ini lahir diawal masa reformasi, sebagai jawaban menghadapi krisis

multi dimensi yang telah melemahkan sendi-sendi Persatuan dan Kesatuan

bangsa.PKPI bermula dengan dibentuknya Gerakan Keadilan, dan Persatuan

Bangsa (GKPB) pada tahun 1998 yang dikoordinasikan oleh Try Sutrisno, Edi

Sudradjat, Tatto S Pradjamanggala, Siswono Yudhohusodo, Sarwono

Kusumaatmadja dan David Napitupulu. Berdirinya PKPI merupakan buntut

perselisihan intern Golkar sejak Musyawarah Nasional Luar Biasa Golkar 1998.

Selain itu, alasan kubu Jenderal (Purn) Edi Sudradjat untuk mendirikan partai

sendiri karena menganggap Golkar pimpinan Ir Akbar Tandjung kurang aspiratif

dan kurang reformis. Pasalnya, Golkar tidak konsisten dalam mempertahankan

Pancasila dan UUD 1945 karena bersedia mencabut Ketetapan (Tap) No

IV\/MPR\/1983 tentang Referendum yang berfungsi mengamankan dasar negara

tersebut.8

Pada pemilihan umum legislatif 1999, partai ini memenangkan 1,01%

suara. Ini tidak cukup untuk memenuhi syarat untuk maju dalam pemilu

berikutnya, sehingga anggota partai membentuk partai baru dengan nama Partai

Keadilan dan Persatuan Indonesia. Pimpinan partai tetap di tangan Edi Sudradjat.

Pada pemilihan umum legislatif 2004, partai ini memenangkan 1,3% suara dan 1

dari 550 kursi. Pada pemilihan umum legislatif 2009, partai ini mendapatkan 0,9%

suara, kurang dari ambang batas pemilihan 2,5%, yang berarti bahwa partai ini

8
http://www.pkpi.info/sejarah.phpDiakses tanggal 22 September 2017 pukul 13.20

Universitas Sumatera Utara


kehilangan seluruh kursinya di Dewan Perwakilan Rakyat. Pada Pemilihan umum

legislatif 20014, partai ini mendapatkan 0,91% suara.9

Ketua Umum PKPI saat ini dijabat oleh AM Hendropriyono, sejak 27

Agustus 2016. Pada 27 Agustus 2016, dalam Kongres Luar Biasa (KLB) PKPI di

Hotel Millenium, Jakarta, Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono terpilih secara

aklamasi menjadi Ketua Umum PKPI. KLB ini dihadiri oleh 33 DPD dan 498

Dewan Pimpinan Kabupaten (DPK) se-Indonesia.10

Terpilihnya AM Hendropriyono sebagai Ketua Umum bukanlah karena

ada peraturan/ketentuan khusus untuk menjadi seorang Ketua Umum. AM

Hendropriyono sendiri bukanlah seorang kader/pengurus dari PKP Indonesia. AM

Hendropriyono berasal dari kalangan Purnawirawan TNI dan pengusaha. Beliau

mengambil alih kepemimpinan rekannya sebelumnya Bapak Sutiyoso. Beliau

mencalonkan dirinya sendiri menjadi Ketua Umum PKP Indonesia karena beliau

merasa miris dan sedih terhadap keadaan dan pergerakan dari PKP Indonesia.

Beliau menilai selama 17 tahun PKP Indonesia belum memiliki kiprah dan sampai

sekarang belum berhasil mendudukkan kadernya di DPR RI. Maka dari itu beliau

mengambil alih menjadi Ketua Umum karena beliau memiliki strategi khusus

untuk bisa mendudukkan kadernya di DPR RI pada pemilu 2019 mendatang dan

meningkatkan persentase suara nasional dari PKP Indonesia sendiri. PKP

Indonesia masih partai kelas bawah bukan kelas atas. Ideologi partai yang

9
Bambang Setiawan & Bestian Nainggolan (Eds) (2004) Partai-Partai Politik Indonesia: Ideologi
dan Program 2004-2009 (Indonesian Political Parties: Ideologies and Programs 2004-2009
Kompas ISBN 979-709-121-X. Hal.193
10
a b c Mihardi (28 Agustus 2016). "KLB PKPI, Kukuhkan Hendropriyono Sebagai Ketua Umum".
SindoNews.com. Diakses tanggal 24 September 2017 pukul 16.11

Universitas Sumatera Utara


sebenarnya hanya ideologi nasionalis. Jadi AM Hendropriyono sudah memulai

NASAEB (nasional,agama,ekonomi,bisnis). NASAEB adalah cikal bakal partai

ini nantinya. NASAEB dimaksud disini adalah tetap nasionalis tetapi

berlandaskan agama dan mengembangkan ekonomi dengan sistem bisnis. Untuk

kedepannya akan menerapkan wajib militer dimasa kepemimpinannya. Wajib

militer disini bukanlah dalam arti berperang tetapi secara teori tunduk dan taat

pada peraturan partai sehingga menghasilkan para kader yang militan dan solid.11

Proses pembentukan partai politik pasca reformasi cenderung didorong

oleh elit politik. Pola pembentukan ini juga diikuti dengan pola rekruitmen yang

tidak berbasis pada kaderisasi, namun didasarkan pada pengambilan tokoh-tokoh

masyarakat yang terlebih dulu telah memiliki basis ekonomi dan massa yang

cukup kuat. Ini menjadi bertolak belakang dengan salah satu prinsip dalam

pengelolaan partai modern yang mensyaratkan adanya kaderisasi. Hal inilah yang

menjadi pentingnya proses kaderisasi yang harus dilakukan setiap partai politik.

Merupakan hal yang wajar dalam sistem demokrasi dengan banyak partai

politik, aneka ragam aspirasi dan kepentingan politik yang saling berkompetisi

dalam masyarakat memerlukan penyalurannya yang tepat melalui pelembagaan

partai politik. Semakin baik mekanisme kaderisasi dalam sebuah partai akan

berpengaruh signifikan terhadap besarnya dukungan untuk menyalurkan aspirasi

melalui suatu partai politik, semakin besar pula potensi partai politik itu untuk

disebut telah terlembagakan secara tepat. Untuk menjamin kemampuannya dalam

menyalurkan aspirasi konstituen itu, struktur organisasi partai politik yang

11
Wawancara Juliski Simorangkir, Ketua DPP Sumut PKP-Indonesia, tanggal 3-11-2017 pukul
14.00 WIB

10

Universitas Sumatera Utara


bersangkutan haruslah disusun sedemikian rupa, sehingga ragam kepentingan

dalam masyarakat dapat ditampung dan diakomodasikan seluas mungkin.

Pada kenyataannya, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia tergolong

partai yang kecil dan belum mempunyai eksistensi. Hal ini disebabkan karena

kurangnya political market yang dilakukan oleh pihak Dewan Pimpinan Nasional

sehingga masyarakat merasa asing dengan nama PKP-Indonesia.

Namun di tingkat provinsi Sumatera Utara dan kabupaten/kota sekitarnya

Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, mempunyai nilai jual yang tinggi di

kalangan masyarakat Sumatera Utara dan sekitarnya. Hal ini terbukti dari jumlah

anggota DPRD Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia terbanyak di seluruh

Indonesia untuk Sumatera Utara baik di tingkat provinsi, maupun di tingkat

kabupaten/kota. Di tingkat provinsi Sumatera Utara ada 3 anggota DPRD, di

kab/kota Medan ada 2 anggota DPRD, di kab/kota Deli Serdang ada 1 anggota

DPRD, di kab/kota Tebing Tinggi ada 2 anggota DPRD, di kab/kota Batu Bara

ada 2 anggota DPRD, di kab/kota Asahan ada 2 anggota DPRD, di kab/kota

Labuhan Batu Utara ada 1 anggota DPRD, di kab/kota Labuhan Batu ada 2

anggota DPRD, di kab/kota Simalungun ada 1 anggota DPRD, di kab/kota

Pematang Siantar ada 2 anggota DPRD, di kab/kota Toba Samosir ada 3 anggota

DPRD, di kab/kota Tapanuli Utara ada 2 anggota DPRD, di kab/kota Sibolga ada

2 anggota DPRD, di kab/kota Tapanuli Tengah ada 2 anggota DPRD, di kab/kota

Padang Sidempuan ada 1 anggota DPRD, di kab/kota Tapanuli Selatan ada 3

anggota DPRD, di kab/kota Padang Lawas ada 1 anggota DPRD, di kab/kota

Padang Lawas Utara ada 1 anggota DPRD, di kab/kota Gunung Sitoli ada 2

anggota DPRD, di kab/kota Nias ada 3 anggota DPRD, di kab/kota Nias Selatan

11

Universitas Sumatera Utara


ada 6 anggota DPRD, di kab/kota Nias Utara ada 2 anggota DPRD, di kab/kota

Tanah Karo ada 4 anggota DPRD, di kab/kota Dairi ada 1 anggota DPRD, di

kab/kota Pakpak Bharat ada 1 anggota DPRD.12

Banyaknya jumlah anggota DPRD Partai Keadilan dan Persatuan

Indonesia provinsi Sumatera Utara ini bukanlah tanpa usaha yang keras. Hal ini

bisa terwujud karena Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Dewan Pimpinan

Provinsi Sumatera Utara melakukan sosialisasi hampir ke seluruh kabupaten/kota

yang ada di Sumatera Utara, juga Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Dewan

Pimpinan Provinsi Sumatera Utara memiliki strategi pemenangannya. Salah satu

strategi dan langkah yang dilakukan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia

Dewan Provinsi Sumatera Utara adalah dengan konsolidasi, koordinasi dan

diskusi terhadap para caleg maupun kader, ceramah dari pimpinan pusat, diskusi

terbuka, dan turun langsung ke masyarakat. Dengan semboyan “bekerja bersama

rakyat untuk menegakkan keadilan dan persatuan bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Di sisi lain, Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara Partai Keadilan dan

Persatuan Indonesia menanamkan nilai militan kepada seluruh kader. Hal ini juga

tak terlepas dari kerja keras para kader untuk membesarkan partai.13

Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Dewan Provinsi Sumatera Utara

merupakan salah satu partai yang terbaik di Indonesia dari 33 provinsi karena

Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara berhasilkan mendudukkan para

kadernya di parlemen sebanyak 52 orang, 3 untuk provinsi dan 49 untuk

12
Data PKP-Indonesia tentang anggota legislatif Sumut dan Kab/Kota se-Sumatera Utara periode
2014-2019
13
Wawancara Juliski Simorangkir, Ketua DPP Sumut PKP-Indonesia, tanggal 4-11-2017 pukul
12.00 WIB

12

Universitas Sumatera Utara


kabupaten/kota. Salah satu langkah yang merupakan kebijakan baru yang diambil

oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional saat ini bapak AM Hendropriyo

sehingga mencapai hasil seperti ini adalah dengan tidak memungut biaya untuk

para calon anggota legislatif dan para calon kandidat yang bakal maju pada

pilkada mendatang. Hal ini membuat banyaknya peminat dan menarik simpati

masyarakat untuk bergabung dengan PKP-Indonesia, namun belum sepenuhnya

efektif.

Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Dewan Pimpinan Provinsi

Sumatera Utara sekarang memiliki kekuatan baru dengan di bentuknya sayap

partai/underbow yang bernama Garda Republik Indonesia tetapi belum memiliki

kekuatan hukum Surat Keputusan dan masih menunggu pembentukan dari pusat,

namun untuk di Sumatera Utara sendiri Garda Republik Indonesia sudah aktif

bahkan beberapa kali sudah mengadakan kegiatan dan sudah memiliki atribut.

Namun di sisi lain, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Dewan

Provinsi Sumatera Utara memiliki kelemahan yaitu seringnya ketidakhadiran

sebagian besar para kader atau pengurus pada saat rapat-rapat tertentu. Maka dari

itu, ketua Dewan Provinsi Sumatera Utara sudah melakukan perubahan susunan

pengurus beberapa kali untuk mengoptimalkan kinerja dan komunikasi di tubuh

partai.

Permasalahan lain yang dihadapi oleh Partai Keadilan dan Persatuan

Indonesia Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara adalah tidak adanya loyalitas

dari beberapa anggota DPRD, bahkan beberapa diantaranya ada yang tidak taat

dan patuh kepada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)

13

Universitas Sumatera Utara


partai seperti tidak mau membayar kewajiban iuran bulanan anggota dewan dan

tidak mengakui kepemimpinan Ir.Juliski Simorangkir, MM. Maka dari itu

sebagian besar dari mereka yang tidak loyal dan menentang, sudah di berikan

Surat Peringatan (SP) I sampai Surat Peringatan III. Apabila sampai Surat

Peringatan III tersebut tidak di indahkan, maka akan diberikan sanksi Pergantian

Antar Waktu (PAW) oleh DPP Sumut ke Dewan Pimpinan Kabupaten (DPK)

masing-masing kemudian pihak Dewan Pimpinan Nasional mempertimbangkan

dan memutuskan atas aduan tersebut. Seperti anggota dewan Pematang Siantar,

Toba Samosir, dan Tanah Karo sedang dalam proses penggugatan ke pengadilan

untuk Penggantian Antar Waktu.

Sebelumnya, ada permasalahan yang dihadapi Dewan Pimpinan Provinsi

Sumatera Utara Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia yaitu mengenai dualisme

kepartaian antara pihak/kubu Hariyanto SH dengan Ir.Juliski Simorangkir, MM.

Namun permasalahan tersebut tidak berlangsung lama karena konflik yang terjadi

ini segera dilaporkan ke Dewan Pimpinan Nasional (DPN) agar diputuskan

kepemimpinan siapa yang dianggap sah secara hukum dan akhirnya pihak

Ir.Juliski Simorangkir,MM berhasil memenangkan dan mengantongi Surat

Keputusan (SK) dari Kemenhukan atas rekomendasi dan keputusan dari Dewan

Pimpinan Nasional Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia. Masalah dualisme di

daerah tidak menempuh jalur hukum, hanya di tingkat nasional yang akan

menempuh jalur hukum.

Baru-baru ini ketua Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara Ir.Juliski

Simorangkir, MM mengajukan diri sebagai bakal calon bupati Tapanuli Utara

Periode 2018-2023 dan beliau sudah mendapat persetujuan/restu dari Ketua

14

Universitas Sumatera Utara


Umum Dewan Pimpinan Nasional AM Hendropriyono yang diwakili oleh

Sekretaris Jendral Dewan Pimpinan Nasional Imam Ansori Soleh, yang dihadiri

juga oleh Gubernur Sumatera Utara Dr.Ir.H.Tengku Erry, M.Si Nuradi dalam

acara halal bil halal pada bulan ramadhan lalu di Hotel Sakura Medan. Beliau

sudah beberapa kali menemui Dewan Pimpinan Nasional untuk meminta arahan

dan strategi dalam menghadapi pilkada serentak 2018 mendatang, bahkan beliau

sudah bertemu dengan politisi Ruhut Sitompul, SH untuk meminta masukan dan

dukungan terhadap beliau. Namun kredibilitas ketua Dewan Pimpinan Provinsi

Sumatera Utara Ir.Juliski Simorangkir, MM sudah menurun di mata para kader

dan pengurus karena sebagian besar menuding beliau menggunakan

kekuasaan/wewenangnya dengan sewenang-wenang dan melakukan tindakan

untuk kepentingannya pada pilkada 2018 mendatang, padahal jika dikaji ulang itu

merupakan bentuk tindakan tegas/teguran dari seorang Ketua Dewan Pimpinan

Provinsi terhadap para kadernya yang tidak loyal dan tidak memiliki integritas.

Anggapan tersebut merujuk pada perubahan susunan pengurus Dewan Pimpinan

Provinsi Sumatera yang secara tiba-tiba melontarkan Surat Peringatan (SP) I

kepada yang tidak hadir pada rapat/kegiatan tertentu tanpa melakukan

komunikasi/konfirmasi terlebih dahulu terhadap pihak yang bersangkutan dan

tidak adanya rapat pengurus untuk mempertimbangkan tindakan apa yang akan

diambil terhadap kader/pengurus yang tidak hadir pada rapat/kegiatan tersebut.14

Dalam menghadapi pilkada serentak 2018 mendatang, PKP-Indonesia

Sumut telah mengusung calonnya untuk provinsi (Gubernur/Wakil Gubernur)

dengan mendukung penuh kepada Gubernur Petahana Dr.Ir.H.Tengku Erry


14
Wawancara Sabaruddin Ahmad, Sekretaris Jendral DPP Sumut PKP-Indonesia, tanggal 4-11-
2017 pukul 14.00 WIB

15

Universitas Sumatera Utara


Nuradi, M.Si. Dukungan dari DPP Sumut terhadap Gubernur Petahana telah

mengeluarkan surat dukungan namun belum ada Surat Keputusan karena belum

adanya kontrak politik yang dilakukan antara pihak Tengku Erry Nuradi dan PKP-

Indonesia DPP Sumut.

Fungsi utama partai politik adalah mencari dan mempertahankan

kekuasaan guna mewujudkan program-program yang berdasarkan ideologi

tertentu. Ada pandangan yang berbeda secara mendasar mengenai partai politik di

Negara yang demokratis dan di negara yang otoriter. Perbedaan pandangan

tersebut berimplikasi pada pelaksanan tugas atau fungsi partai di masing-masing

Negara. Di Negara demokrasi partai relative dapat menjalankan fungsinya sesuai

dengan harkatnya pada saat kelahirannya, yakni menjadi wahana bagi warga

Negara untuk berpartisipasi dalam mengelolah kehidupan bernegara dan

memperjuangkan kepentingannya dihadapan penguasa. Sebaliknya di Negara

otoriter, partai tidak dapat menunjukkan harkatnya, tetepi lebih bahwa

menjalankan kehendak penguasa.

Partai Politik berproses untuk bisa berkuasa, hal ini mengharuskan partai

politik untuk menyiapkan calon-calon pemimpin yang diinginkan dapat mengatur

jalannya pemerintahan. Dalam proses inner partai itulah, salah satu fungsi partai

politik urgent untuk dibahas, yakni fungsi pengkaderan. Proses pematangan kader

untuk dapat memimpin, baik pada konteks pemerintahan lokal ataupun nasional,

itulah yang harus mendapat sorotan tajam, khususnya mengenai partai-partai di

Indonesia.Pola kaderisasi yang masih setengah hati, serampangan, dan miskin

konsep seolah menjadi identitas yang tepat bagi keseriusan pembangunan sumber

16

Universitas Sumatera Utara


daya manusia dalam sebuah partai. Akhirnya kader – kader partai yang timbul

akhirnya menjadi pemimpin–pemimpin karbitan.

Kaderisasi politik atau proses rekrutmen keanggotaan politik menjadi

keharusan demi menjaga continuity (keadaan terus menerus). Di dalam sebuah

sistem politik yang demokratis, sebuah keharusan melakukan rekrutmen agar

beragam kelompok memiliki peluang formal dalam pengambilan keputusan dan

ikut menikmati prestise yang selama ini dinikmati elit politik. Rekrutmen elit yang

bersifat terbuka merupakan prasyarat dasar ke arah tersebut. Sementara rekrutmen

bersifat tertutup, menggiring proses yang ada ke arah pembentukan elit oligarkhis.

Namun yang jelas rekrutmen elit politik sangat menentukan perjalanan politik

suatu masyarakat.

Problema yang dihadapi partai-partai politik besar terletak pada sistem

kaderisasi yang mandek dan cendrung jalan di tempat. Sehingga menentukan

kader-kader muda yang akan menggantikan tokoh-tokoh senior terasa sangat sulit.

Tentu, tidak dinapikan banyak kader muda partai yang berkualitas tetapi belum

teruji secara moral dan integritas. Kondisional seperti itu mengharuskan turun

gunungnya tokoh-tokoh tua partai bersaing

Rekrutmen politik merupakan fungsi yang penting bagi kontinuitas dan

kelestarian partai politik itu sendiri, dalam artian perekrutan terhadap anggota dan

kader partai, serta dengan seleksi dan kaderisasi berguna untuk mencetak

pemimpin bangsa dan wakil rakyat yang berkualitas.

Berkaitan dengan rekrutmen politik diatur sebagaimana bunyi Pasal 11

ayat 1 UU No 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik yang menyebutkan bahwa

17

Universitas Sumatera Utara


salah satu fungsi partai politik adalah sebagai sarana rekrutmen politik dalam

proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi dengan

memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender. Semakin besar andil partai politik

untuk memenangkan perjuangan dalam pengisian jabatan politik, merupakan

indikator bahwa peran partai politik sebagai sarana rekrutmen politik berjalan

secara efektif.

Sumber daya yang paling utama dalam berpolitik adalah sumber daya

manusia, karena partai politik tidak digerakkan oleh mesin dan teknologi, tetapi

oleh manusia. Mendapatkan sumber daya yang baik perlu dimulai dari sistem

rekrutmen, tentunya orang yang memiliki potensi untuk dikembangkanlah yang

perlu direkrut. Persaingan dengan partai politik lain juga akan terjadi untuk

memperebutkan orang-orang berpotensi yang nantinya dapat memperkuat dan

mengembangkan organisasi partai politiknya.

Dalam sebuah political market, kader merupakan salah satu "product"

yang menentukandaya jual partai di publik. Makin baik pola rekrutmen dan

kaderisasi dalam tubuhsebuah partai, maka makin baik pula mutu "product" yang

akan dihasilkan dan ditawarkan ke publik. Makin baik mutu product yang

diajukan, maka makin tinggi juga daya jual partai tersebut dalam pemilu karena

makin tingginya keyakinan bahwa figur-figur yang akan dipilih merupakan kader-

kader partai terbaik yang akan mampu mewakili kepentingan rakyat dan

mengubahkeadaan. Jadi kinerja sebuah partai politik, sangat ditentukan oleh

kualitas dan sepak terjang kader-kadernya.

18

Universitas Sumatera Utara


Kaderisasi merupakan kebutuhan internal organisasi yang harus dilakukan.

Layaknya sebuah hukum alam, ada proses perputaran dan pergantian disana.

Namunsatu yang perlu dipikirkan, yaitu format dan mekanisme yang

komperhensif dan mapan guna memunculkan kader-kader yang tidak hanya

mempunyai kemampuan di bidang manajamen organisasi, tapi yang lebih penting

adalah tetap berpegang pada komitmen sosial dengan segala dimensinya. Dari

latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul : “Pola Kaderisasi Partai Politik (Studi Deskriptif : Partai Keadilan dan

Persatuan Indonesia Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara periofe 2016-

2021)

1.2.Rumusan Masalah

Fokus masalah adalah substansi masalah yang akan diteliti dalam sebuah

penelitian.15Berdasarkan latar belakang diatas, penulis ingin merumuskan masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana pola kaderisasi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia

Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara tahun 2016-2021?

2. Bagaimana Strategi Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara Partai

Keadilan dan Persatuan Indonesia dalam mencapai dan mensukseskan

anggota legislatif terbanyak di Indonesia untuk Sumatera Utara?

1.3. Batasan Masalah

15
Andi Prastowo. 2005 . Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian .
hlm.138

19

Universitas Sumatera Utara


Dalam membuat penelitian, peneliti memerlukan batasan. Pembatasan

masalah berguna untuk memperjelas dan membatasi ruang lingkup terhadap hal-

hal apa saja dari masalah yang akan diteliti dan dibahas agar masalah yang

diangkat tidak menyimpang dari tujuan yang akan dicapai. Adapun batasan

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Hanya mendeskripsikan proses kaderisasi/penjaringan yang dilakukan

Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Dewan Pimpinan Provinsi

Sumatera Utara tahun 2016-2021 terhadap anggota/calon anggota

partai

2. Hanya mendeskripsikan sejauh mana Partai Keadilan dan Persatuan

Indonesia Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara dalam

menjalankan fungsinya sebagai partai politik

3. Hanya mendeskripsikan cakupan Partai Keadilan dan Persatuan

Indonesia Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara.

1.4. Tujuan Penelitian

Merujuk dari fokus permasalahan dalam penelitian ini, maka tujuan

dari penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan pola kaderisasi Partai Keadilan dan Persatuan

Indonesia Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara tahun 2016-2021

2. Mendeskripsikan peran PKP-Indonesia Dewan Pimpinan Provinsi

Sumatera Utara dalam menjalankan fungsi partai politik kepada

kader/calon kader

20

Universitas Sumatera Utara


1.5. Manfaat Penelitian

Dalam setiap penelitian idealnya penelitian tersebut mampu

memberi manfaat. Adapun manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian

ini adalah

1. Secara teoritis, Penelitian ini merupakan pengembangan studi

tentang proses manajamen kaderisasi dalam suatu partai politik

sebagai salah satu fungsi yang harus dilakukan untuk memberikan

pendidikan politik.

2. Secara akademis, penelitian ini dilakukan sebagai syarat

memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) serta diharapkan

mampu memberikan kontribusi pemikiran guna menambah

khasanah pengetahuan di Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Secara Praktis, Hasil penelitian ini dapat dijadikan umpan balik

bagi perbaikan pola atau sistem kaderisasi di Partai Keadilan dan

Persatuan Indonesia, sehingga partai semakin solid dan baik dan

tidak mudah terkikis oleh “gonjang-ganjing” akibat adanya politik

transaksional, atau pragmatis bukan politik visioner dan idelogis.

Selain itu, penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi instansi terkait

sebagai evaluasi dari pelaksanaan pola kaderisasi Partai Keadilan

dan Persatuan Indonesia Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara

21

Universitas Sumatera Utara


1.6. Kerangka Teori

Bagian ini merupakan unsur yang paling penting didalam penelitian, untuk

mempermudah pelaksanaan penelitian perlu ada pedoman dasar berpikir, yaitu

sebuah kerangka teori. Kerangka teori adalah berfungsi sebagai landasan berpikir

untuk menggambarkan dari segimana peneliti menyoroti masalah yang akan

dipilih. Teori itu sendiri adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, defenisi,

dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan

cara merumuskan hubungan antar konsep. Adapun kerangka teori yang menjadi

landasan berpikir penulis dalam penelitian ini yaitu:

1.6.1. Teori Partai Politik

Dalam definisinya, partai politik merupakan sarana bagi warga negara

untuk turut serta atau berpartisipasi dalam proses pengelolaan negara. Dimana

partai politik adalahsuatu kelompok terorganisir yang anggota-anggotanya

mempunyai orientasi,nilai-nilai,dan cita-cita yang sama.16

Partai politik adalah unsur penting dalam kehidupan politik dan

pemerintahan. Partai politik menghubungkan masyarakat madani dengan negara

dan lembaga-lembaganya. Selain itu, partai menyuarakan pandangan serta

kepentingan berbagai kalangan masyarakat.Dalam bukunya yang berjudul

Economic et Societe (1959) Max Weber kemudian mendefenisikan partai politik

sebagai organisasi publik yang bertujuan untuk membawa pemimpinnya berkuasa

dan memungkinkan para pendukungnya untuk mendapatkan keuntungan dari

dukungan tersebut. Partai politik adalah organisasi yang bertujuan untuk

16
Miriam Budiarjo, 2006. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama hlm.160

22

Universitas Sumatera Utara


membentuk opini publik. Sebagai suatu organisasi yang khas, partai politik dilihat

sebagai suatu bentuk organisasi yang berbeda dengan organisasi lain.17

Partai politik dapat berarti organisasi yang mempunyai basis ideologi yang

jelas, dimana setiap anggotanya mempunyai pandangan yang sama dan bertujuan

untuk merebut kekuasaan atau mempengaruhi kebijaksanaan negara baik secara

langsungmaupun tidak langsung serta ikut pada sebuah mekanisme pemilihan

umum untuk bersaing secara kompetitif guna mendapatkan eksistensi.

Carl J. Friedrich mendefinisikan partai politik sekelompok manusia yang

terorganisasi secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan

penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya dan berdasarkan

penguasaan ini kemanfaatan yang bersifat idiil maupun materil kepada

anggotanya.18

Partai politik secara ideal dimaksudkan untuk mengaktifkan dan

memobilisasi rakyat, mewakili kepentingan tertentu, memberikan jalan kompromi

bagi pendapat yang saling bersaing, serta menyediakan sarana suksesi

kepemimpinan secara absah(legitimate) dan damai. Partai politik merupakan satu

keharusan dalam kehidupan politik yang modern dan demokratis.19

Dalam konteks ini, mereka melihat bahwa tujuan utama dibentuknya partai

politik adalah mendapatkan kekuasaan dan melakukan kontrol terhadap orang-

orang yang duduk dalam pemerintahan sekaligus kebijakannya. Partai politik

sangat terkait dengan kekuasaan, untuk membentuk dan mengontrol kebijakan

17
Firmanzah, Ph.D, 2008, Mengelola Partai Politik, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,hlm 67
18
Miriam Budiarjo, Op.Cit,161
19
Ichlasul Amal, Teori-Teori Mutakhir Partai, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1998), hlm 11

23

Universitas Sumatera Utara


publik. Selain itu, partai politik juga diharapkan independen dari pengaruh

pemerintah. Hal ini tentunya menyiratkan agar partai politik bisa mengkritisi

setiap kebijakan dan tidak tergantung pada pemerintah yang dikritisi.20

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa partai politik adalah organisasi

yang mempunyai fungsi sebagi penyalur artikulasi dan agregasi kepentingan

publik yang paling mapan dalam sebuah sistem politik modern. Secara sederhana

partai politik merupakan representition of ideas yang harus ada dalam kehidupan

politik modern yang demokrasi. Partai politik sebagai suatu organisasi yang

berorientasi pada representation of ideas secara ideal dimaksudkan untuk

mewakili kepentingan-kepentingan warga, memberikan jalan kompromi bagi

pendapat atau tuntutan yang saling bersaing, serta menyediakan ruangan bagi

suksesi kepemimpinan politik secara damai dan legitimasi.

1.6.1.1. Tujuan Partai Politik

Menurut Sigmund Neuman, bahwa didalam negara demokratis, partai

politik mengatur keinginan dan aspirasi berbagai golongan dalam masyarakat.

Sedangkan didalam negara Komunis partai politik bertugas untuk mengendalikan

semua aspek kehidupan secara monolitik. Dipasal 5 Undang-undang No. 31

Tahun 2002 dijelaskan bahwa tujuan partai politik ada 2,yaitu umum dan khusus.

1. Tujuan Umum Partai Politik

a. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud

dalam pembukaan UUD 1945.

20
Firmanzah, Op. Cit, 67

24

Universitas Sumatera Utara


b. Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan

menjunjung tinggi nilai kedaulatan rakyat dalam kesatuan Republik

Indonesia.

2. Tujuan Khusus Partai Politik adalah memperjuangkan cita-cita para

anggotanya demi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

1.6.1.2 Fungsi Partai Politik

Partai politik sesungguhnya adalah kumpulan dari beberapa orang yang

mempunyai orientasi sama yang terbentuk dalam suatu wadah lembaga formal

berdasar kepada ketentuan konstitusi kelembagaan dan mengikuti sistem politik

dan sistem pemilihan yang ada.

Seperti halnya organisasi lain yang beroperasi dalam tataran public sphare,

partai politik perlu melihat kembali peran dan tugas yang diembannya. Secara

garis besar peran dan fungsi partai politik dapat di bedakan menjadi dua. Pertama,

perandan tugas internal organisasi. Dalam hal ini organisasi partai politik

memainkan peran penting dalam pembinaan, edukasi, pembekalan, kaderisasi, dan

melanggengkan ideologi politik yang menjadi latar belakang pendirian partai

politik. Kedua, partai politik juga mengemban tugas yang lebih bersifat eksternal

organisasi, di sini peran dan fungsi partai politik terkait dengan masyarakat luas,

bangsa dan negara. Kehadiran partai politik juga memiliki tanggung jawab

konstitusional, moral, dan etika untuk membawa kondisi dan situasi masyarakat

menjadi lebih baik.21

21
Firrmanzah, Op.Cit, 67

25

Universitas Sumatera Utara


Secara hakiki partai politik memiliki fungsi utama yaitu mencari dan

mempertahankan kekuasaan guna mewujudkan program-program yang disusun

berdasarkan ideologi tertentu. Selain fungsi di atas, partai politik juga memiliki

fungsi antara lain:22

1) Sebagai Sarana Komunikasi Politik

Dalam menjalankan fungsi sebagai sarana komunikasi politik,

partai politik mempunyai peran penting sebagai penghubung antara yang

memerintah dan yang diperintah. Menurut Signmund Neumann dalam

hubungannya dengankomunikasi politik, partai politik merupakan

perantara besar yang menghubungkan kekuatan-kekuatan dan ideologi

sosial dengan lembaga pemerintah yang resmi dan mengaitkannya dengan

aksi politik di dalam masyarakat politik yang lebih luas.

Dalam melaksanakan fungsi ini partai politik tidak menyampaikan

begitu saja segala informasi dari pemerintah kepada masyarakat atau dari

masyarakat kepada pemerintah, tetapi merumuskan sedemikian rupa

sehingga penerima informasi dapat dengan mudah memahami dan

memanfaatkan. Segala kebijakan pemerintah yang biasanya dirumuskan

dalam bahasa teknis dapat diterjemahkan dalam bahasa yang lebih mudah

di pahami oleh masyarakat. Sebaliknya segala aspirasi, keluhan, dan

tuntutan masyarakat yang biasanya tidak terumuskan dalam bahasa teknis

dapat diterjemahkan oleh partai politik ke dalam bahasa yang dapat di

22
Miriam Budiardjo, 2000, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, hlm 167

26

Universitas Sumatera Utara


pahami oleh pemerintah. Jadi proses komunikasi politik antara pemerintah

dan masyarakat dapat berlangsung secara efektif melalui partai politik.

2) Sebagai Sarana Sosialisasi Politik

Fungsi sosialisai politik partai adalah upaya menciptakan citra

(image) bahwa partai politik memperjuangkan kepentingan umum dan

lebih tinggi nilainya apabila mampu mendidik anggotanya menjadi

manusia yang sadar akan tanggung jawabnya sebagai warga negara dan

menempatkan kepentingan sendiri dibawah kepentingan nasional.

Melalui proses sosialisasi politik inilah para anggota masyarakat

memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik yang

berlangsung dalam masyarakat. Proses ini berlangsung seumur hidup yang

diperoleh secara sengaja melalui pendidikan formal, nonformal, dan

informal maupun secara tidak sengaja melalui kontak dan pengalaman

sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan

masyarakat. Melalui proses ini masyarakat mengenal dan mempelajari

nilai-nilai,norma-norma,dan simbol-simbol politik negaranya dari berbagai

sarana sosialisasi politik, seperti sekolah, partai politik, dan pemerintah.

Partai politik dalam sistem politik dapat menyelenggarakan proses

sosialisasi politik pada masyarakat.

3) Sebagai Sarana Rekrutmen Politik

Fungsi partai politik ini yakni seleksi kepemimpinan dan kader-

kader yang berkualitas. Rekrutmen politik menjamin kontinuitas dan

kelestarian partai sekaligus merupakan salah satu cara untuk menjaring

dan melatih calon-calon kader.

27

Universitas Sumatera Utara


4) Partisipasi Politik

Partisipasi politik adalah kegiatan warga negara biasa dalam

mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan umum dan

dalam ikut menentukan pelaksana pemerintahan. Dalam hal ini, partai

politik memiliki fungsi untuk membuka kesempatan, mendorong, dan

mengajak para anggota masyarakat yang lain untuk menggunakan partai

politik sebagai saluran kegiatan mempengaruhi proses politik. Partai

politik merupakan wadah partisipasi politik.

Fungsi ini lebih tinggi porsinya dalam sistem politik demokrasi

dari pada dalam sistem politik totaliter karena dalam sistem politik

demokrasi mengharapkan ketaatan dari para warga dari pada aktivitas

mandiri.

5) Sebagai Sarana pengatur Konflik

Potensi konflik selalu ada di setiap masyarakat. Negara Indonesia yang

bersifat heterogen yang terdiri dari etnis, agama, dan lain-lain. Perbedaan

tersebut dapat menyebabkan konflik. Maka partai politik melaksanakan

fungsi sebagai pengatur konflik. Partai politik sebagai salah satu lembaga

demokrasi berfungsi untuk mengendalikan konflik melalui cara berdialog

denganpihak-pihak yang berkonflik, menampung, dan memadukan

berbagai aspirasi dan kepentingan dari pihak-pihak yang berkonflik dan

membawa permasalahan pada musyawarah badan perwakilan rakyat untuk

mendapatkan penyelesaian berupa keputusan politik. Untuk mencapai

penyelesaian berupa keputusan itu diperlukan kesediaan berkompromi

diantara para wakil rakyat, yang berasal daripartai-partai politik.

28

Universitas Sumatera Utara


1.6.1.3 Klasifikasi Partai Politik

Partai politik dianggap sebagai atribut suatu negara dan mempunyai fungsi

yang erat kaitannya dengan jalannya pemerintahan. Seperti yang diungkapkan

sebelumnya bahawa partai politik dapat berfungsi untuk ikut serta dalam

kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Partai politik adalah institusi politik

yang berupa organisasi non-pemerintah, yang didirikan untuk memperjuangkan

hak dan kewajiban warga negara dalam rangka mencapai kesejahteraan serta

kedaulatan rakyat. Perbedaan partai politik dari lembaga sosial kemasyarakatan

lainnya adalah bahwa partai politik dapat berperan dalam penentuan kebijakan

publik, dimana kebijakan tersebut bisa membawa dampak kemaslahatan yang

lebih luas bagi masyarakat dan mengakibatkan risiko pertanggungjawaban publik

menjadi lebih besar.

Selain memiliki peran dan fungsi yang penting, partai politik juga

diklasifikasikan ke dalam tipologi tertentu. Klasifikasi partai politik dapat

didasarkan atas beberapa hal diantaranya, dari segi komposisi, fungsi keanggotaan

dan dasar ideologinya.

Dalam klasifikasi berdasarkan komposisi dan fungsi keanggotaan, partai

politik dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu partai kader dan partai massa.

Menurut Haryanto, partai politik dari segi komposisi dan fungsi keanggotaannya

secara umum dapat dibagi mejadi dua kategori, yaitu:23

1. Partai massa, dengan ciri utamanya adalah jumlah anggota atau pendukung

yang banyak. Meskipun demikian, parta jenis ini memiliki program

23
Haryanto. 2005. Mengenal Teori-Teori Politik. Depok: Grasindo,hlm 567

29

Universitas Sumatera Utara


walaupun program tersebut agak kabur dan terlampau umum. Partai jenis

ini cenderung menjadi lemah apabila golongan atau kelompok yang

tergabung dalam partai tersebut mempunyai keinginan untuk

melaksanakan kepentingan kelompoknya. Selanjutnya, jika kepentingan

kelompok tersebut tidak terakomodasi, kelompok ini akan mendirikan

partai sendiri.

2. Partai kader, kebalikan dari partai massa, partai kader mengandalkan

kader-kadernya untuk loyal. Pendukung partai ini tidak sebanyak partai

massa karena memang tidak mementingkan jumlah, partai kader lebih

mementingkan disiplin anggotanya dan ketaatan dalam berorganisasi.

Doktrin dan ideologi partai harus tetap terjamin kemurniannya. Bagi

anggota yang menyeleweng, akan dipecat keanggotaannya. Partai kader

biasanya lebih mementingkan keketatan, disiplin dan kualitas

anggota. Kelemahan partai kader ini teutama dalam mencari dukungan,

biasanya mereka kalah dalam persaingan mengumpulkan jumlah dukungan

di masyarakat luas karena dianggap anggota partai kader terbatas pada

kelompok-kelompok tertentu.

Partai massa merupakan kebalikan dari partai kader karena mereka lebih

menekankan pada pencarian jumlah dukungan yang banyak di masyarakat atau

dengan kata lain lebih menekankan aspek kuantitas. Kelemahan partai massa

adalah bahwa disiplin anggota biasanya lemah, juga lemahnya ikatan organisasi

sesama anggota, bahkan kadang kala tidak saling kenal, karena luasnya dukungan

dari berbagai golongan dan lapisan masyarakat.

30

Universitas Sumatera Utara


Perkembangan partai massa sebenarnya berawal dari partai kader. Partai-partai

kader yang sebelumnya masih terbataskeanggotaannya pada kalangantertentu

mulai membuka diri untuk keanggotaan yang lebih luas.

Sedangkan tipologi berdasarkan tingkat komitmen partai terhadap ideologi

dan kepentingan, menurut Ichlasul Amal terdapat lima jenis partai politik, yakni:24

1. Partai proto, adalah tipe awal partai politik sebelum mencapai tingkat

perkembangan seperti dewasa ini. Ciri yang paling menonjol partai ini

adalah pembedaan antara kelompok anggota atau ins dengan non anggota

atau outs. Selebihnya partai ini belum menunjukkan ciri sebagai partai

politik dalam pengertian modern. Karena itu sesungguhnya partai ini

adalah faksi yang dibentuk berdasarkan pengelompokkan ideologi

masyarakat.

2. Partai kader, merupakan perkembangan lebih lanjut dari partai proto.

Keanggotaan partai ini terutama berasal dari golongan kelas menengah ke

atas. Akibatnya, ideologi yang dianut partai ini adalah konservatisme

ekstrim atau maksimal reformis moderat;

3. Partai massa, muncul saat terjadi perluasan hak pilih rakyat sehingga

dianggap sebagai respon politis dan organisasional bagi perluasan hak-

hak pilih serta pendorong bagi perluasan lebih lanjut hak-hak pilih

tersebut. Partai massa berorientasi pada pendukungnya yang luas,

misalnya buruh, petani, dankelompok agama, dan memiliki ideologi

cukup jelas untuk memobilisasi massa serta mengembangkan organisasi

yang cukup rapi untuk mencapai tujuan-tujuan ideologisnya.

24
Ichlasul Amal. 1998. Teori-teori Mutakhir Partai Politik Edisi Revisi. Yogyakarta: Tiara Wacana,
hal 25

31

Universitas Sumatera Utara


4. Partai diktatorial, sebenarnya merupakan sub tipe dari parti massa, tetapi

memiliki ideologi yang lebih kaku dan radikal. Pemimpin tertinggi partai

melakukan kontrol yang sangat ketat terhadap pengurus bawahan maupun

anggota partai. Rekrutmen anggota partai dilakukan secara lebih selektif

dari pada partai massa.

5. Partai catch-all, merupakan gabungan dari partai kader dan partai massa.

Istilah Catch-all pertama kali di kemukakan oleh Otto Kirchheimer untuk

memberikan tipologi pada kecenderungan perubahan karakteristik.

Catch-all dapat diartikan sebagai menampung kelompok-kelompok sosial

sebanyak mungkin untuk dijadikan anggotanya. Tujuan utama partai ini

adalah memenangkan pemilihan dengan cara menawarkan program-

program dan keuntungan bagi anggotanya sebagai pengganti ideologi

yang kaku.

1.6.2. Teori Rekrutmen Politik

Partai politik berfungsi untuk mencari dan mengajak orang yang berbakat

untuk aktif sebagai anggota partai politik. Dengan demikian partai politik turut

memperluas partisipasi politik, caranya adalah melalui kontak pribadi, persuasi

dan lain sebagainya. Juga diusahakan untuk menarik golongan-golongan muda

untuk dididik menjadi kader yang dimasa mendatang akan menggantikan

pemimpin lama. Kemudian kader tersebut diikutsertakan bersaing dengan partai-

partai lain untuk memperebutkan kursi di parlemen, dan jabatan pemerintahan

lainnya.25

25
Firmanzah. 2008. Mengelolah Partai Politik Jakarta : Yayasan Obor, hal. 35.

32

Universitas Sumatera Utara


Selain itu, Rekrutmen politik juga merupakan suatu proses seleksi

terhadap calon anggota atau kepengurusan kelompoknya dalam jabatan

administratif maupun politik. Sistem rekrutmen politik dibagi menjadi dua cara.

Pertama, rekrutmen terbuka yaitu dengan menyediakan dan memberikan

kesempatan yang sama bagi seluruh warga negara untuk ikut bersaing dalam

proses penyeleksian. Kedua, rekrutmen tertutup yaitu adanya kesempatan untuk

masuk dan dapat menduduki posisi politik tidaklah sama bagi setiap warga

negara, artinya hanya individu-individu tertentu yang dapat direkrut untuk

menempati posisi dalam politik maupun pemerintah. Sebaiknya sistem rekrutmen

harus dilakukan dengan terbuka (transparan), agar semuanya dapat bersaing

secara sehat.

Menurut Miftah Thoha, terdapat tiga sistem yang sering digunakan dalam

proses rekrutmen yaitu :

 Sistem Patronik (Patronage system)

Sistem patronik dikenal dengan sebagai sistem kawan, karena dasar

pemikirannya dalam proses rekruitmen berdasarkan kawan, yang dimana dalam

mengangkat seseorang untuk menduduki suatu jabatan denga mempertimbangkan

yang bersangkutan masih kawan dekat, sanak saudara dan juga karena asal daerah

yang sama. Sistem kawan ini juga didasarkan atas dasar perjuangan politik karena

memiliki satu aliran politik, ideologi dan keyakinan yang sama tanpa

memperhatikan keahlian dan keterampilan yang dimiliki.

 Sistem Merita (Merit system)

33

Universitas Sumatera Utara


Sistem ini berdasarkan atas jasa kecakapan, seseorang dalam usaha

mengangkat atau menduduki jabatan tertentu sehingga sistem ini bersifat objektif

karena atas dasar pertimbangan kecakapan. Dengan dasar pertimbangan seperti

ini, maka acap kali sistem ini di Indonesia dinamakan sistem jasa. Penilaian

objektif tersebut pada umumnya ukuran yang dipergunakan adalah ijazah

pendidikan, sistem seperti ini dikenal dengan „„spoil system”

 Sistem Karir (Career system)

Sistem ini sudah lama dikenal dikenalkan dan dipergunakan secara luas

untuk menunjukan pengertian suatu kemajuan seseorang yang dicapai lewat

usaha yang dilakukan secara dini dalam kehidupannya baik didunia kerja maupun

didunia politik. 26 Dengan demikian proses rekrutmen politik memiliki tujuan

yakni, rekrutmen politik diharapkan agar dapat memperhatikan mekanisme

berlakunya karena hal ini penting dalam hal pengambilan keputusan atau

pembuatan kebijakan. Pada umumnya elit politik yang direkrut biasanya orang-

orang yang memiliki latar belakang sosial, budaya disamping memiliki kekuatan

ekonomi yang memadai menjadi persyaratan.

Rekrutmen politik berkaitan erat dengan masalah seleksi kepemimpinan,

baik kepemimpinan internal partai maupun kepemimpinan nasional yang lebih

luas. Untuk kepentingan internalnya, setiap partai butuh kader-kader yang

berkualitas, karena hanya dengan kader berkualitas partai tersebut dapat menjadi

partai yang mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk mengembakan diri.

Dengan mempunyai kader-kader partai yang berkualitas, maka partai tidak akan

26
Hesel Nogi tangkilisan. 2003. Kebijakan Publik yang Membumi, Yogyakarta : Yayasan
Pembaharuan Administrasi Publik Indonesia & Lukman Offset. hal. 188.

34

Universitas Sumatera Utara


sulit menentukan pemimpinnya sendiri dan mempunyai peluang untuk

mengajukan calon untuk masuk ke bursa kepemimpinan nasional.27

Selain untuk tingkat seperti itu partai politik juga berkepentingan untuk

memperluas atau memperbanyak keanggotaanya. Maka ia pun berusaha menarik

sebanyak-banyaknya orang untuk menjadi anggotanya. Dengan didirikannya

organisasi-organisasi massa (sebagai underbouw) yang melibatkan golongan-

golongan buruh, petani, pemuda, mahasiswa, perempuan dan sebagainya,

kesempatan untuk berpartisipasi diperluas. Rekrutmen politik menjamin

kontiniuitas dan kelestarian partai, sekaligus merupakan salah satu cara untuk

menjaring dan melatih calon-calon pemimpin. Ada berbagai cara untuk

melakukan rekrutmen politik, yaitu melalui kontak pribadi, persuasi ataupun cara-

cara lainnya.28

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kaderisasi memiliki peran yang

sangat penting. Adapun peran penting kaderisasi adalah sebagai berikut:29

1. Pewarisan nilai-nilai organisasi yang baik

Proses transfer nilai adalah suatu proses untuk memindahkan sesuatu

(nilai) dari satu orang ke orang lain. Nilai-nilai ini bisa berupa hal-hal yang

tertulis atau yang sudah tercantum dalam aturan-aturan organisasi (seperti

konsepsi, AD/ART, dan aturan-aturan lainnya) maupun nilai yang tidak

tertulis atau budaya-budaya baikyang terdapat dalam organisasi (misalnya

budaya diskusi) maupun kondisi-kondisi terbaru yang menjadi kebutuhan

dan keharusan untuk ditransfer.

27
Miriam Budiarjo. Op.cit, hal. 408
28
Miriam Budiarjo. Op.cit, hal. 409
29
http://rezaprimawanhudrita.wordpress.com/2009/04/13/kenapa-harus-ada-kaderisasi/ diakses
pada 6 Oktober 2017

35

Universitas Sumatera Utara


2. Penjamin keberlangsungan organisasi

Organisasi yang baik adalah organisasi yang mengalir, yang berarti dalam

setiap keberjalanan waktu ada generasi yang pergi dan ada generasi yang

datang. Dengan demikian keberlangsungan organisasi dapat dijamin

dengan adanya sumber daya manusia yang menggerakan, jika sumber daya

manusia tersebut hilang maka dapat dipastikan bahwa organisasinya pun

akan mati. Regenerasi berarti proses pergantian dari generasi lama ke

generasi baru,yang termasuk didalamnya adanya pembaruan semangat.

3. Sarana belajar bagi anggota

Tempat di mana anggota mendapat pendidikan yang tidak didapat di

bangku pendidikan formal. Pendidikan itu sendiri berarti proses

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam

proses mendewasakan manusia melalui proses pengajaran dan pelatihan.

Pendidikan disini mencakup dua hal yaitu pembentukan dan

pengembangan. Pembentukan karena dalam kaderisasi terdapat output-

output yang ingin dicapai, sehingga setiap individu yang terlibat di dalam

di bentuk karakternya sesuai dengan output. Pengembangan karena setiap

individu yang terlibat di dalam tidak berangkat dari nol tetapi sudah

memiliki karakter dan skill sendiri-sendiri yang terbentuk sejak kecil,

kaderisasi memfasilitasi adanya proses pengembangan itu. Pendidikan

yang di maksudkan di sini terbagi dua yaitu dengan pengajaran (yang

dalam lingkup kaderisasi lebih mengacu pada karakter) dan pelatihan

(yang dalam lingkup kaderisasi lebih mengacu pada skill). Dengan

menggunakan kata pendidikan, kaderisasi mengandung konsekuensi

36

Universitas Sumatera Utara


adanya pengubahan sikap dan tata laku serta proses mendewasakan. Hal

ini sangat terkait erat dengan proses yang akan dijalankan di

tataran lapangan, bagaimana menciptakan kaderisasi yang intelek untuk

mendekati kesempurnaan pengubahan sikap dan tata laku serta

pendewasaan.

Terkait dengan fungsinya, kaderisasi memiliki fungsi antara lain:

1. Melakukan rekrutmen anggota baru

Penanaman awal nilai organisasi agar anggota baru bisa paham dan

bergerak menuju tujuan organisasi.

2. Menjalankan proses pembinaan, penjagaan, dan pengembangan

anggota

Membina anggota dalam setiap pergerakkannya. Menjaga anggota

dalam nilai-nilai organisasi dan memastikan anggota tersebut masih

sepaham dan setujuan. Mengembangkan skill dan knowledge anggota

agar semakin kontributif.

3. Menyediakan sarana untuk pemberdayaan potensi anggota sekaligus

sebagai pembinaan dan pengembangan aktif

Kaderisasi akan gagal ketika potensi anggota mati dan anggota tidak

terberdayakan.

4. Mengevaluasi dan melakukan mekanisme kontrol organisasi

Kaderisasi bisa menjadi evaluator organisasi terhadap anggota. Sejauh

mana nilai-nilai itu terterima anggota, bagaimana dampaknya, dan

sebagainya.

37

Universitas Sumatera Utara


Jadi, kaderisasi (sebagai proses) memiliki tugas atau tujuan sebagai

proses humanisasi atau pemanusiaan dengan cara transofmasi nilai-nilai

agar tridharma perguruan tinggi dapat terwujud. Pemanusiaan manusia

disini di maksudkan sebagai sebuah proses pentrasformasian nilai-nilai

yang membuat manusia (dalam hal ini mahasiswa) agar mampu

meningkatkan potensi yang di milikinya (spiritual, intelektual dan moral).

1.7.Metodologi Penelitian

1.7.1. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk

mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau

sekelompok orang yang dianggap berasal dari masalah sosial kemanusiaan. Proses

penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan

pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data secara

spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-

tema yang khusus ketema-tema yang umum menafsirkan makna dan data.30

1.7.2. Jenis Data

Kegiatan penelitian baik penelitian sosial ataupun penelitian eksakta selalu

berkaitan dengan sumber data. Di dalam sejarah perkembangan penelitian, pada

awalnya yang dikatakan sebagai sumber data hanyalah apa yang ditemui pada saat

itu baik yang dilihat ataupun yang didengar tanpa mempertimbangkan segi

30
John w. Creswell. 2012, Research Design. Yogyakarta: pustaka pelajar. Hal 4-5

38

Universitas Sumatera Utara


perkembangan dan waktu. Perkembangan atau lebih tepatnya perubahan akan

terjadi selama mekanisme kegiatan manusia dan akan berinteraksi seiring dengan

waktu. Oleh sebab itu, peranan waktu akan semakin menentukan dalam

perkembangan ataupun kejadian perubahan. Kumpulanperubahan tersebut yang

dalam hal ini disebut sebagai sumber data. 31 Pada penelitian ini menggunakan

data primer dan data sekunder, yaitu:

a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan. Dilakukan

dengan metode wawancara mendalam (indepth-interview) yang dipandu

dengan pedoman wawancara. Wawancara dalam penelitian ini adalah

wawancara bebas terpimpin. Dimana model wawancara bebas terpimpin

yaitu diartikan sebagai wawancara yang menggunakan pedoman

wawancara (daftar pertanyaan) namun berupa kalimat-kalimat yang tidak

permanen atau mengikat. 32 Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

secara langsung dan terbuka kepada informan atau pihak-pihak yang

berhubungan dan memiliki relevansi terhadap masalah yang berhubungan

dengan penelitian.

b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh baik yang belum diolah maupun

yang telah diolah, baik dalam bentuk angka maupun uraian. Data diperoleh

dari literatur yang relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku,

jurnal, artikel, makalah, internet serta sumber sumber lain yang dapat

memberikan informasi mengenai judul penelitian.

31
Sukandarrumidi. 2006. Metodologi Penelitian, Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press. Hal 44
32
Iin Tri Rahayu dan Tristiadi Hardi. 2004. Observasi dan Wawancara. Malang: Bayu Media
Publishing. Hal 79.

39

Universitas Sumatera Utara


1.7.3.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan melalu studi pustaka, wawancara,

observasi lapangan, cara-cara lainnya yang dapat memperkaya informasi

terkait dengan tema penelitian. Sumber data utama penelitian ini di peroleh

dari buku atau literatur tertulis lainnya serta data dari informan. Dalam

melakukan penelitian, data sangat dibutuhkan sebagai acuan untuk

menjamin keakuratan dalam menganalisis penelitian tersebut.

Maka peneliti dalam hal ini melakukan teknik pengumpulan data

dengan cara mengumpulkan data primer dan data sekunder. Pengambilan

data primer dilakukan denganwawancara secara langsung. Dalam hal ini,

peneliti menggunakan metode purposive sampling yaitu pengambilan

sampel yang disesuaikan dengan tujuan dan syarat tertentu yang ditetapkan

berdasarkan tujuan dan masalah penelitian.Wawancara ini dilakukan

secara langsung kepada informan ataupun narasumberyang dianggap

paling sesuai dengan objek penelitian, serta melakukan tanyajawab secara

mendalam terkait permasalahan yang diteliti kepada informan dan

narasumber dalam objek penelitian ini. Pihak-pihak yang diwawancarai

dilibatkan dalam penggalian data sebagai informan dengan tujuan agar

memperoleh informasi yang tersaring tingkat akurasinya sehingga

keseimbangan informasi dapat diperoleh. Maka, peneliti melakukan

wawancara mendalam kepada sumbernya, adapun yang menjadi nara

sumber yaitu:

1. Ketua DPP Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Sumatera Utara.

40

Universitas Sumatera Utara


2. Sekretaris DPP Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Sumatera

Utara

3. Ketua Biro Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi (OKK) DPP

Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Sumatera Utara

1.7.4. Teknik Analisa Data

Teknik Analisa Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisa Deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan data-data primer

dan data–data sekunder. Analisa data kualitatif memberikan hasil

penelitian untuk memperoleh gambaran terhadap proses yang diteliti dan

juga menganalisis makna yang ada dibalik informasi data dan proses

tersebut. Analisis data dilakukan secara deskriptif berdasarkan data-data

primer maupun sekunder yang selanjutnya akan ditarik kesimpulan sesuai

dengan permasalahan yang telah dirumuskan.

1.8. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan penjabaran rencana penulisan

agar proses penyusunan karya ilmiah lebih mudah dan terarah. Maka

penulis membagi sistematika penulisan ini menjadi empat bab, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada BAB I akan menguraikan danmenjelaskan mengenai latar belakang

masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka

teori, dan sistematika penulisan.

41

Universitas Sumatera Utara


BAB II : DESKRIPSI PARTAI KEADILAN DAN PERSATUAN

INDONESIA

Pada BAB ini akan berisi pemaparan atau menggambarkan segala sesuatu

mengenai objek penelitian yaitu profil tentang Partai Keadilan dan

Persatuan Indonesia dan profil Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia

Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara.

BAB III : ANALISIS PROSES KADERISASI PARTAI KEADILAN

DAN PERSATUAN INDONESIA DEWAN PIMPINAN PROVINSI

SUMATERA UTARA TAHUN 2016-2021

Pada BAB ini nantinya akan berisikan tentang penyajian data dan fakta

yang diperoleh dari wawancara, buku-buku, jurnal, serta internet dan juga

akan menyajikan pembahasan dan analisis data dan fakta tersebut.

BAB IV : PENUTUP

Pada BAB ini merupakan bab akhir yang berisi kesimpulan yang diperoleh

dari hasil analisis data pada bab-bab sebelumnya serta berisi kemungkinan

adanya saran-saran yang peneliti peroleh setelah melakukan penelitian

42

Universitas Sumatera Utara


BAB II

DESKRIPSI PARTAI KEADILAN DAN PERSATUAN INDONESIA

2.1. Sejarah Berdirinya Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia

Berdirinya PKP merupakan buntut perselisihan intern Golkar sejak

Musyawarah Nasional Luar Biasa Golkar 1998. Selain itu, alasan kubu Jenderal

(Purn) Edi Sudradjat untuk mendirikan partai sendiri karena menganggap Golkar

pimpinan Ir Akbar Tandjung kurang aspiratif dan kurang reformis. Pasalnya,

Golkar tidak konsisten dalam mempertahankan Pancasila dan UUD 1945 karena

bersedia mencabut Ketetapan (Tap) No IV/MPR/1983 tentang Referendum yang

berfungsi mengamankan dasar negara tersebut. Pertimbangan lainnya, PKP lahir

akibat kekhawatiran munculnya ancaman terhadap persatuan dan kesatuan bangsa.

Partai ini lahir di awal masa reformasi, sebagai jawaban menghadapi krisis

multi dimensi yang telah melemahkan sendi-sendi Persatuan dan Kesatuan

bangsa. Diawali dengan membentuk Gerakan Keadilan dan Persatuan Bangsa

(GKPB). Embrio Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) muncul setelah

masa-masa keruntuhan rezim Orde Baru pada 1998, dengan lahirnya Gerakan

Keadilan dan Persatuan Bangsa.

Gerakan Keadilan dan Persatuan Bangsa (GKPB) dimotori oleh Mantan

Wakil Presiden Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno. Bernama awal Partai Keadilan

dan Persatuan (PKP), partai ini dideklarasikan pada 15 Januari 1999. Selain Try

Sutrisno, nama-nama lain yang menjadi figur di belakang berdirinya partai ini

adalah mantan Panglima ABRI Jenderal TNI (Purn) Edi Sudrajat, mantan Menteri

43

Universitas Sumatera Utara


Negara Perumahan Rakyat Siswono Yudohusodo, mantan Menpora Hayono

Isman dan beberapa lainnya.

Partai yang bersifat terbuka ini mempunyai program memperjuangkan

keadilan dan kedaulatan rakyat, yang berdasarkan persatuan. Selain membina dan

membangun kesadaran dan pengetahuan rakyat tentang hak dan tanggung jawab,

PKP juga menghimpun, merumuskan dan memperjuangkan aspirasi rakyat serta

mempertahankan dan membina tatanan kehidupan masyarakat, bangsa, dan

negara.

Pada Pemilu 1999, PKP hanya mampu memperoleh dukungan 1.065.686

suara. Akhirnya, untuk melewati syarat berlakunya batas minimum keikut-sertaan

parpol (electoral threshold) Pemilu 2004. PKP berganti nama menjadi PKP

Indonesia (PKPI) Edi Sudrajat memimpin partai ini sejak didirikan. Pada Kongres

II untuk memilih masa bakti 2005-2010, Edi Sudrajat kembali terpilih dengan

Sekretaris Jenderal Samuel Samson.

Pada 2006, PKPI ditinggalkan Edi Sudrajat karena Mantan Panglima

ABRI itu sakit dan meninggal dunia. Meutia Hatta menggantikan Edi hingga

tahun 2010. Pada Pemilu 2009, PKPI hanya memperoleh 934.892 suara atau

0,90%.

Pada Kongres III PKPI 13 April 2010, terpilih Sutiyoso sebagai Ketua

Umum dan Likman F Mokoginta sebagai Sekretaris Jenderal. Menjelang Pemilu

2014, partai bernomor urut 15 ini sempat didera beberapa masalah. Komisi

Pemilihan Umum (KPU) memutuskan bahwa PKPI tidak memenuhi syarat dalam

proses verifikasi faktual sebagai partai peserta Pemilu tahun 2014.

44

Universitas Sumatera Utara


Rekomendasi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang menyatakan PKPI

sah sebagai peserta Pemilu ditolak KPU. Namun, akhirnya Pengadilan Tinggi

Tata Usaha Negara mengabulkan permohonan PKPI dan memerintahkan KPU

untuk meloloskan PKPI sebagai peserta Pemilu.33

2.1.1 Makna Logo Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia

LAMBANG34

Gambar 2.1 :

Logo Partai Keadilan dan Persatuab Indonesia

1. Secara lengkap tanda gambar PKP INDONESIA dapat diuraikan

kedalam unsur-unsur yang membawa perlambangan khusus yaitu :

a. Garuda dikenal sebagai Garuda Pancasila yaitu Dasar Negara

yang terbukti mampu mempertahankan persatuan dan

kesatuan negara Republik Indonesia.

33
Profil Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia di akses melalui
http://pkpi-nasional.blogspot.co.id di akses pada 7 November 2017
34
DPN PKP Indonesia. 2015.AD/ART Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, BAB VI Pasal 11

45

Universitas Sumatera Utara


b. Rangkaian padi dan kapas melambangkan kemakmuran dan

kesejahteraan sosial, lahir dan batin bagi seluruh rakyat

Indonesia yang melambangkan keadilan.

c. Konfigurasi dari satuan garis-garis melambangkan sifat ke-

bhinnekaan Indonesia yang secara harmonis menyatu

membentuk suatu wujud yang utuh dan strategis

melambangkan persatuan.

d. Warna merah dan putih yang melambangkan kedekatan

manusia dengan kondisi alam dan kepada Tuhan Yang Maha

Kuasa. Warna merah yang dominan melambangkan gairah

hidup, dan merah darah adalah warna-warna pertama yang

dikenal manusia, dan secara biologis sebagai pertanda awal

kehidupan manusia, melambangkan kemanusiaan.

e. 17 butir padi, 8 buah kapas, 4 bulu ekor, dan 5 bulu sayap

garuda melambangkan Proklamasi Kemerdekaan Republik

Indonesia 17 Agustus 1945.

f. Perisai sebagai alat pelindung dari ancaman dan bahaya,

melambangkan pembelaan untuk menegakkan demokrasi,

keadilan, kesejahteraan serta perlindungan dan pertahanan

bagi keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia.

g. Garis-garis sayap dan ekor garuda perlambang “bentangan dan

kibasan” pedoman perjuangan dan sikap-sikap dasar PKP

INDONESIA.

46

Universitas Sumatera Utara


h. Garuda yang gagah perkasa, dalam posisi lepas landas untuk

terbang ke depan melambangkan perjuangan dengan penuh

keyakinan untuk mencapai kecemerlangan masa depan

Indonesia di era baru.

2. Sebagai lambang organisasi publik, konfigurasi garis-garis di dalam

tanda gambar PKP INDONESIA menyiratkan falsafah :

a. Kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Garis-garis utama yang turun dari atas dan membentuk sayap

garuda. Bahwasanya hidup adalah semata-mata anugerah dari

Tuhan Yang Maha Kuasa, dan oleh karena itu harus dijaga dan

dipelihara melalui ketaqwaan;

b. Kepada Sesama.

Garis-garis mendatar yang membentuk ekor garuda. Bahwasanya

dalam hubungan bermasyarakat hendaklah dibangun hubungan

yang harmonis, saling mendukung, menguatkan, dan damai

dengan sesama, harus senantiasa dijaga dan diperjuangkan dengan

penuh tanggungjawab serta saling menghargai;

c. Kepada Lingkungan.

Garis-garis turun yang membentuk kaki garuda. Bahwasanya

sebagai rasa syukur atas anugerah kehidupan itu, setiap manusia

bertanggung jawab menjaga, memelihara, melestarikan, dan

mengusahakan tata kehidupan-lingkungan alam semesta, ciptaan

Tuhan Yang Maha Esa;

d. Semboyan.

47

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan rasionalisasi dari tanda gambar Garuda Merah Putih,

maka semboyan partai salah satunya berbunyi “Garuda Merah

Putih, Akulah Pendukungmu!”.

2.1.2. ORGANISASI, SUSUNAN, WEWENANG, KEWAJIBAN,

KOORDINASI INTERNAL DAN SYARAT PIMPINAN

PARTAI35

Dewan Pimpinan Provinsi (DPP)

1. Dewan Pimpinan Provinsi adalah badan pimpinan partai di tingkat

provinsi yang bersifat kolektif

2. Susunan Dewan Pimpinan Provinsi terdiri atas :

a. Ketua;

b. Wakil-wakil ketua;

c. Sekretaris;

d. Wakil-wakil sekretaris;

e. Bendahara;

f. Wakil-wakil bendahara;

g. Beberapa biro.

3. Pengurus Harian Dewan Pimpinan Provinsi terdiri atas :

a. Ketua;

b. Wakil-wakil ketua;

c. Sekretaris;

35
DPN PKP Indonesia. 2015.AD/ART Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia,BAB VII Pasal 12

48

Universitas Sumatera Utara


d. Wakil-wakil sekretaris;

e. Bendahara;

f. Wakil-wakil bendahara.

4. Pengurus Pleno Dewan Pimpinan Provinsi terdiri dari Pengurus Harian

ditambah biro-biro

5. Dewan Pimpinan Provinsi berwenang

A. Menentukan kebijakan partai di tingkat provinsi sesuai dengan Anggaran

Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan partai lainnya sesuai

hirarki;

B. Bertindak keluar di tingkat provinsi untuk dan atas nama partai dalam

wilayah provinsi bersangkutan;

C. Mengusulkan pemberhentian anggota partai atau menyampaikan usulan

pemberhentian anggota partai dari Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota

kepada Dewan Pimpinan Nasional;

D. Mengesahkan pengangkatan dan pemberhentian personalia Dewan

Pimpinan Kabupaten/Kota.

6. Dewan Pimpinan Provinsi berkewajiban :

A. Menaati dan melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan organisasi

sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan

ketentuan partai lainnya;

B. Mempertanggungjawabkan seluruh kebijakannya kepada Konferensi

Provinsi.

49

Universitas Sumatera Utara


7. Melakukan koordinasi dan pelaporan aktivitas partai kepada Dewan

Pimpinan Nasional serta melaksanakan pembinaan organisatoris terhadap

organisasi di bawahnya.

Koordinasi Internal36

Dalam melaksanakan kebijakan partai, secara operasional departemen di

tingkat nasional, biro di tingkat provinsi, bagian di tingkat kabupaten/kota,

seksi di tingkat kecamatan, dan urusan di tingkat desa/kelurahan dapat

saling berhubungan secara berjenjang dan timbal balik yang akan diatur

dalam Peraturan Partai.

Syarat Pimpinan Partai37

1. Syarat pimpinan adalah :

a. Anggota partai;

b. Sehat jasmani dan rohani;

c. Mampu bekerja sama secara kolektif dan kolegial;

d. Bersedia aktif berjuang dan sanggup meluangkan waktu dan

bekerja secara aktif di dalam partai;

e. Mengutamakan kader yang telah terbukti loyalitasnya;

f. Berkemauan meningkatkan dan mengembangkan peran partai

sebagai kekuatan politik, sosial, dan ekonomi;

g. Mendapat dukungan dan kepercayaan jajaran partai;

h. Berpendidikan dan bermoral.

36
DPN PKP Indonesia. 2015.AD/ART Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia,BAB VII Pasal 19
37
DPN PKP Indonesia. 2015.AD/ART Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia,BAB VII Pasal 20

50

Universitas Sumatera Utara


2. Ketua umum, sekretaris jendral dan bendahara umum di tingkat nasional

bertempat tinggal di ibu kota negara.

3. Ketua, sekretaris dan bendahara di tingkat provinsi bertempat tinggal di

ibu kota provinsi.

4. Ketua, sekretaris dan bendahara di tingkat kabupaten/kota bertempat

tinggal di wilayah kabupaten/kota.

2.2. Visi dan Misi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia

Visi PKP INDONESIA adalah terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa

dan negara yang berkeadilan, bersatu dan berkesejahteraan sosial dengan

menjunjung tinggi supremasi hukum, dalam semangat Pancasila dan UUD 1945.38

Misi PKP-INDONESIA adalah :39

A. Mempertahankan kedaulan dan eksistensi serta tegaknya Negara Kesatuan

Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945;

B. Mewujudkan keadilan dan kesejahteraan sosial dan hak-hak politik rakyat,

demi peri kehidupan yang adil, beradab, berbudaya dengan menjunjung

tinggi supremasi hukum demokrasi dan hak asasi manusia (HAM);

C. Memperkokoh persatuan yang nyata dalam tatanan masyarakat majemuk

melalui peri kehidupan yang adil, setara, merata dan tidak diskriminatif;

D. Mewujudkan pemerintahan yang jujur, demokratis, efisien, efektif, bersih

serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);

38
DPN PKP Indonesia. 2015.AD/ART Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, Pasal 8
39
DPN PKP Indonesia. 2015.AD/ART Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, Pasal 9

51

Universitas Sumatera Utara


E. Mewujudkan masyarakat kewargaan (civil society) yang kuat, sehat,

cerdas, profesional, beradab dan bersih;

F. Mewujudkan kehidupan bangsa dan negara yang bermartabat, dan mampu

berperan dalam pergaulan dunia, dihormati, mampu bersaing dan

berkompetisi dalam tata dunia ekonomi dan politik secara global.

2.3. Haluan Perjuangan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia

PKP INDONESIA menggunakan Haluan Perjuangan Partai sebagai berikut:40

A. Membangun dan membina kesadaran, kecerdasan, dan keterampilan sosial

rakyat dalam mewujudkan kewajiban, hak dan tanggung jawab sebagai

warga negara, dengan mendahulukan kepentingan nasional diatas

kepentingan pribadi ataupun golongan;

B. Membangun kehidupan publik yang sehat, bermoral, beretika dan

bertolerensi demi kelancaran kehidupan bernegara yang tertib, demokratis

dan berkeadilan;

C. Menghimpun dan memperjuangkan aspirasi dan kepentingan rakyat untuk

mencapai kesejahteraan umum melalui sistem politik, hukum, ekonomi

dan budaya yang serasi dan berkeadilan, sehingga penyelenggaraan

kehidupan berbangsa dan bernegara, sungguh-sungguh mewujudkan cita-

cita Proklamasi Kemerdekaan 1945;

D. Membina tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

yang pluralistik untuk memperkokoh persatuan dan keutuhan bangsa dan

40
DPN PKP Indonesia. 2015.AD/ART Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, Pasal 10

52

Universitas Sumatera Utara


negara serta mempertahankan kedaulatan wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia;

E. Menegakkan dan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat atas negara dan

pemerintahan untuk mewujudkan masyarakat adil, makmur, cerdas dan

trampil, sejahtera, dan mandiri, dengan mendukung semangat otonomi

daerah yang sehat dan bermanfaat dalam kerangka NKRI berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945;

F. Mengembangkan potensi generasi muda dari seluruh lapisan masyarakat

untuk mencapai perkembangan bangsa dan negara Indonesia yang maju,

sejahtera, bermartabat dan mandiri, dan berperan aktif dalam mewujudkan

perdamaian dan keadilan dunia dalam semangat kebersamaan;

G. Berperan aktif bersama pemerintah, partai-partai politik, organisasi

kemasyarakatan / profesi, LSM, pers, mahasiswa, cendikiawan, Tentara

Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, serta

seluruh lapisan masyarakat, untuk bersama-sama mengatasi dan

mengakhiri krisis multidimensional yang dihadapi bangsa Indonesia, untuk

mengejar ketertinggalan mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan,

dalam tata hubungan internasional yang terus berubah dan persaingan

ekonomi antar bangsa-bangsa yang makin dahsyat;

H. Secara khusus berperan aktif menyusun dan melaksanakan kebijakan

penyehatan ekonomi nasional dalam bentuk pengembangan ekonomi

kerakyatan untuk mengatasi kesenjangan ekonomi dan sosial dan

memungkinkan peningkatan daya saing produk nasional, khususnya

53

Universitas Sumatera Utara


produk pertanian dan kerajinan rakyat serta pariwisata dalam negeri untuk

berkompetisi di tingkat global – internasional;

I. Memperjuangkan aspirasi dan kepentingan rakyat yang berpenghasilan

rendah atau miskin sebagai orientasi, dasar dan arah kebijakan

pembangunan melalui pemerintahan yang bersih dan berwibawa (clean

government and good governance), yang senantiasa bertanggung jawab

kepada masyarakat luas;

J. Memperjuangkan penyelenggaraan pendidikan wajib belajar sembilan

tahun secara gratis untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang

trampil dan cerdas, berkualitas dan mampu menghadapi tantangan masa

depan bangsa, menciptakan hubungan penuh keselarasan antar individu

dan masyarakat, menghormati nilai-nilai kemanusiaan sebagaimana

termaktub di dalam UUD 1945, khususnya alinea keempat pembukaan

UUD 1945, sehingga mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa

Indonesia pada tingkat pergaulan internasional.

2.4 Platform Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia41

PANCASILA 1 JUNI 1945 MENGANDUNG NILAI DASAR UNTUK

MENYUSUN PERJUANGAN PKP INDONESIA

 Menolak komunisme atheis

 Menolak neoliberalisme anarkis

 Menolak theokratisme agama manapun

41
Konfrensi Ketua Umum Am Hendropriyono

54

Universitas Sumatera Utara


 Ikut menegakkan demokrasi sosial dan persatuan nasional

 Membangun kesejahteraan dan keadilan sosial secara gotong royong

dengan pemerintah

UNDANG UNDANG TANGGAL 18 AGUSTUS 1945 MENGANDUNG

NILAI DASAR UNTUK MENYUSUN PERJUANGAN PKP INDONESIA

 Meningkatkan kemauan dan kemampuan bela negara

 Melindungi hak asasi manusia

 Menolak setiap bentuk ancaman, gangguan dan hambatan terhadap

stabilitas pemerintahan Negara Republik Indonesia

 Mendukung peran pemerintah dalam melakukan intervensi pasar dan

pengakuan terhadap hak milik pribadi

 Mendukung Presiden dan Wakil Presiden dalam meningkatkan

kewibawaannya sebagai Kepala Negara, Kepala Pemerintahan dan

Pemegang Kekuasaan Tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan

Angkatan Udara

 Membantu pemerintah dalam melaksanakan reformasi hukum,

meningkatkan kekuatan Polri dan Kejaksaan Agung dalam memberantas

korupsi, kolusi dan perdagangan manusia

BHINNEKA TUNGGAL IKA MENGANDUNG NILAI DASAR UNTUK

MENYUSUN PERJUANGAN PKP INDONESIA

 Menolak praktek diktator mayoritas dan tirani minoritas di segala tataran

 Menggalang kesatuan dalam keberagamaan

55

Universitas Sumatera Utara


 Menerapkan ikrar Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa sehingga

menjadi kekuatan yang nyata didalam perbedaan Agama dan Ras,

keturunan Arab, Cina, India, Kaukasian, Jepang dan Yahudi

 Turut aktif terus menerus menumpas terorisme, radikalisme dan segala

bentuk kekerasan serta pemaksaan kehendak terhadap masyarakat bangsa

Indonesia di manapun dan kapan pun

 Terus berusaha agar organisasi yang tidak berasas Pancasila BUBAR dan

LENYAP dari Bumi Pertiwi Indonesia selama-lamanya

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENGANDUNG NILAI

DASAR UNTUK MENYUSUN PERJUANGAN PKP INDONESIA

 Berdiri dibelakang administrasi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden

Jusuf Kalla

 Selalu berada di benteng terdepan menjamin stabilitas pemerintahan

negara Republik Indonesia

 Menentang setiap bentuk disintegrasi sentral maupun peripheral sehingga

tercapai kekuatan untuk berdaulat di bidang politik, mandiri di bidang

ekonomi dan berkepribadian di bidang kebudayaan

2.5 Pola kaderisasi dan keanggotaan Partai Keadilan dan Persatuan

Indonesia

2.5.1 Syarat dan Tata Cara Penerimaan Anggota42

42
DPN PKP Indonesia. 2015.AD/ART Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, BAB II Pasal 2-6

56

Universitas Sumatera Utara


1. Setiap WNI yang memenuhi persyaratan keanggotaan, diterima sebagai

anggota PKP INDONESIA

2. Syarat menjadi anggota partai adalah sebagai berikut :

a. Warga Negara Indonesia yang telah berumur 17 tahun atau sudah

menikah;

b. Setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila, Undang-

Undang Dasar 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika;

c. Menerima Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai;

d. Mendaftarkan diri untuk menjadi anggota kepada Dewan Pimpinan

Partai setempat

3. Penjaringan anggota partai dilakukan oleh seluruh komponen partai, baik

struktural, fungsional, daerah pemilihan, person kader dan anggota, maupun

organisasi sayap dan pendukung

4. Penjaringan adalah kegiatan pengenalan partai dan penggalangan calon anggota

partai terhadap masyarakat, yang ditindaklanjuti dengan ajakan untuk

mendaftarkan diri menjadi anggota partai melalui pengisian formulir pendaftaran

anggota

5. Calon anggota partai wajib mengisi formulir pendaftaran anggota partai yang di

terbitkan oleh partai (Lampiran 1) dengan melampirkan :

a. 2 (dua) lembar pas foto ukuran 2 x 3 cm;

b. 1 (satu) lembar fotocopy bukti keterangan diri

(KTP,SIM,Paspor dll)

57

Universitas Sumatera Utara


6. Formulir yang telah diisi beserta lampirannya, diserahkan kepada DPK,DPP

atau DPN selaku Dewan Pimpinan yang berhak mengelola administrasi

pendaftaran dan menerima pendaftaran anggota

7. Penyerahan formulir pendaftaran kepada Dewan Pimpinan yang berwenang

dapat dilakukan secara langsung oleh calon anggota yang bersangkutan, atau

melalui komponen partai yang melakukan penjaringan

8. Dewan Pimpinan yang menerima pendaftaran sebagaimana dimaksud Pasal 4

ayat (2) berwenang meneliti, menyeleksi, dan kemudian memproses keanggotaan

dengan :

a. Mengisi data calon anggota ke dalam blanko KTA yang

telah disediakan

b. Memindahkan data keanggotaan ke dalam buku Induk

Keanggotaan

c. Mengarsipkan formulir pendaftaran anggota

d. Melaporkan data keanggotaan secara berjenjang sampai

tingkat Dewan Pimpinan Nasional

9. Petugas penerima pendaftaran harus memastikan bahwa calon anggota yang

bersangkutan telah memenuhi syarat menjadi anggota partai, dan tidak tercatat

sebagai anggota Partai Politik lain

10. Apabila calon anggota yang bersangkutan tidak memenuhi persyaratan

keanggotaan, maka calon tidak dapat di terima menjadi anggota partai, dan Dewan

Pimpinan Partai penerima pendaftaran memberitahukan keputusan tersebut kepada

58

Universitas Sumatera Utara


calon anggota yang bersangkutan

11. Setiap anggota yang telah sah diterima sebagai anggota partai, diberi nomor

anggota dan berhak memperoleh Kartu Tanda Anggota (KTA) partai, sebagai bukti

identitas keanggotaan

12. Pemberian Nomor Pokok Anggota dilakukan oleh Dewan Pimpinan Partai

Penerima Pendaftaran

13. Tatacara penomoran diatur tersendiri (Lampiran 2)

14. Blanko KTA diproduksi oleh DPN

15. Penerbitan KTA dilaksanakan oleh DPK,DPP dan DPN

2.5.2 Keanggotaan

Keanggotaan partai terdiri dari :43

1. Anggota Biasa yaitu warga negara Indonesia yang secara sukarela menjadi

Anggota PKP-INDONESIA dan memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA).

2. Anggota Luar Biasa yaitu warga negara Indonesia dalam kapasitas sebagai

tokoh dibidangnya yang telah terbukti membantu secara ikhlas membesarkan PKP

INDONESIA dan diangkat oleh Dewan Pimpinan Nasional.

3. Anggota Kehormatan yaitu warga negara Indonesia yang dinilai memiliki

43
DPN PKP Indonesia. 2015.AD/ART Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, BAB I Pasal 1

59

Universitas Sumatera Utara


ketokohan nasional yang mampu mendorong perkembangan PKP INDONESIA

dan diangkat oleh Dewan Pimpinan Nasional.

Tabel 2.1

SUSUNAN PERSONALIA DPP PKP-INDONESIA SUMUT

SUSUNAN PERSONALIA

Ketua Ir. Juliski Simorangkir, MM

Wakil Ketua I Robby Agusman Harahap, SH

Wakil Ketua II Dr. Togu Harlen Lbn. Raja, SE, M.Si

Sekretaris Sabaruddin, SE

Wakil Sekretaris I Okto Jeffri Hutapea

Wakil Sekretaris II Herbert Napitupulu, SE

Bendahara Ir. Robert Hutabarat, MAP

Wakil Bendahara I Royana Marpaung, SE

Wakil Bendahara II Maria Sinaga

Sumber : Lampiran 1 KEPUTUSAN DPN PKP INDONESIA

Nomor : 006 /SKEP/DPN PKP IND/1/2017

-------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------

60

Universitas Sumatera Utara


BIRO-BIRO

1. Biro Organisasi, Keanggotaan dan Kader

Ketua : Andi Lumban Gaol, SH

Anggota : Heru Purwiratno

2. Biro Politik dan Komunikasi Massa

Ketua : Sunaryo

Anggota : Nurianna Nainggolan

3. Biro Ekonomi

Ketua : Ir. Daud Sagala

Anggota : Evi Sapitri, SE

4. Biro Sosial Budaya

Ketua : Ir. Agustina Simanjuntak

Anggota : Marince Pakpahan

5. Biro Pertanian, Kemaritiman, Kehutanan, Buruh, dan Keprofesian

Ketua : Erris Zulietta Napitupulu

Anggota : Irma Yuni

6. Biro Bakti Sosial dan Aksi Kemanusiaan

Ketua : Cut Malahayati, ST

Anggota : Dedy Saputra, SE

61

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.2

PERUBAHAN SUSUNAN PERSONALIA DPP PKP-INDONESIA SUMUT

PENGURUS HARIAN

Ketua Ir. Juliski Simorangkir, MM

Wakil Ketua I Robby Agusman Harahap, SH

Wakil Ketua II Ir. Daud Sagala

Sekretaris Heru Purwiratno

Wakil Sekretaris I Maria Sinaga

Wakil Sekretaris II Daniel Heri S.Kom

Bendahara Cut Malahayati, ST

Wakil Bendahara I Ir. Agustina Simanjuntak

Wakil Bendahara II Martahan Togatorop

Sumber : Lampiran 1 KEPUTUSAN DPN PKP INDONESIA

Nomor : 129A /KEP/DPN PKP IND/XI/2017

---------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------

62

Universitas Sumatera Utara


BIRO-BIRO

1. Biro Organisasi, Keanggotaan dan Kader

Ketua : Andi Lumban Gaol, SH

Anggota : Lamtiur Manurung, SP

2. Biro Politik dan Komunikasi Massa

Ketua : Ramses Alex Situmorang

Anggota : Firdaus Peranginangin, SH

3. Biro Ekonomi

Ketua : Tahuddin Hasibuan

Anggota : Irma Hutabarat, SE

4. Biro Sosial Budaya

Ketua : Holmes Ricardo Hutabarat

Anggota : Herliana Purba

5. Biro Pertanian, Kemaritiman, Kehutanan, Buruh, dan Keprofesian

Ketua : Erris Zulietta Napitupulu

Anggota : Irma Yuni

6. Biro Bakti Sosial dan Aksi Kemanusiaan

Ketua : Syarifah Raini Pasaribu

Anggota : Elmantius Marbun

63

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.3

STRUKTUR KEPENGURUSAN DEWAN PIMPINAN KOTA (DPK) PKP-

INDONESIA SE-SUMATERA UTARA

NO NAMA KABUPATEN KETUA SEKRETARIS NOMOR HP

1 KAB. ASAHAN SAIPUL BAHRI ZULKARNAIN 082167265069

SIRAIT, S.Pd

2 KAB. BATU BARA KHAIRUDDIN MUHARTO 081361000409

3 KAB. DAIRI PANA AKBAR JHON TONY 081265155888

SIMATUPANG, SH, SIDABUTAR, SH

M.Kn

4 KAB. DELI SERDANG TUNGGUL P. LAMHOT 08126508946

SIDABUTAR, SH TAMPUBOLON,

A.Md

5 KAB. HUMBANG ADOLF BASTIAN TONGAM PURBA 081361110234

HASUNDUTAN SIMAMORA

6 KAB. KARO ADIL MUSAHUR RIVALINO BUKIT, 085371360001

SEMBIRING SH

7 KAB. LABUHAN BAWADI ANTONY 085263534136

BATU MANULLANG HUTAGALUNG

8 KAB. LABUHAN RAYMOND P EDIMAN 081269532515

BATU SELATAN

9 KAB. LABUHAN BONAR M Ir. MONANG 081265000641

BATU UTARA NAPITUPULU SIBURIAN

10 KAB. LANGKAT MAS‟UD Drs. JAM‟AN 081361156165

64

Universitas Sumatera Utara


SAHPUTRA

11 KAB. MANDAILING HARRY HARAHAP HENDRA 081263264247

NATAL

12 KAB. NIAS YOSEF DAELI ELIAS GULO 081260344222

13 KAB. NIAS BARAT YEREMIA HIA HEZEKIELI GULO, 081212084041

SH

14 KAB. NIAS SELATAN YURISMAN LAIA SERIUS HALU 082294844848

15 KAB. NIAS UTARA TOROTODO GEA OTOLI HAREFA 081361395233

16 KAB. PADANG OLOAN ALI HASBI 081397089334

LAWAS HASIBUAN NASUTION

17 KAB. PADANG MARLAN H. ZULFI SIREGAR 081260022286

LAWAS UTARA TANJUNG

18 KAB. PAKPAK PARNINGOTAN CHARLES 082165611010

BARAT HABEHAAN HUTAJULU

19 KAB. SAMOSIR LUSPER NAIBAHO TOGU CHRISMAS 081265000641

SIMORANGKIR, SH

20 KAB. SERDANG ROBERT SUNARYO 085277275509

BEDAGAI

21 KAB. SIMALUNGUN FIRMA SIAHAAN, ASARI SIREGAR 082166037158

SH

22 KAB. TAPANULI TOGAR S ROYANA 082272577310

SELATAN

23 KAB. TAPANULI POLMER SUKRAN 085275742444

TENGAH SIMORANGKIR TANJUNG

65

Universitas Sumatera Utara


24 KAB. TAPANULI PITUA Drs. JASMINTO 081275337878

UTARA SIMORANGKIR, SIMANJUNTAK

Amd

25 KAB. TOBA Ir. MAROJAHAN SUTAN 081361993034

SAMOSIR HUTAPEA ARITONANG

26 KOTA BINJAI SAIFUL DEDI SUSANTO 085360979899

27 KOTA GUNUNG MELKHISEDEK FAOGAMANO 081397990919

SITOLI HAREFA, S.Sos HAREFA, SE

28 KOTA MEDAN SYAFRUDDIN ANDI LUMBAN 081375825051

LUBIS, SH.I GAOL, SH

29 KOTA PADANG INDRA J SWARDI 081264709411

SIDEMPUAN

30 KOTA P.SIANTAR JIMMY ELISON SANTA FLORIA 0811622334

MASITO PURBA SIANIPAR,

Amd.Kom

31 KOTA SIBOLGA ERWIN RICHARD 081396447222

SIMATUPANG TAMPUBOLON

32 KOTA TANJUNG SUSANTO JHON 081263235722

BALAI

33 KOTA TEBING PAULUS RIDHO ROSLIA 081262646764

TINGGI DARMA RZTMINNDA

Sumber : Arsip DPP Sumatera Utara PKP Indonesia

66

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.4

DAFTAR ANGGOTA DPRD PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

PKP-INDONESIA SUMATERA UTARA

NO NAMA DPRD NO.KONTAK

1 Januari Siregar SUMUT 0811 636 955

2 Juliski Simorangkir SUMUT 0852 7004 8689

3 Robby Agusman Harahap SUMUT 0811 6121 986

4 Andi Lumban Gaol Medan 0812 6010 834

5 Beston Sinaga Medan 0812 6486 1777

6 Henry Rosmawati Sitanggang Deli Serdang 0812 6020 6075

7 Edy Saputra Tebing Tinggi 0813 6201 3298

8 H. Syamsul Bahri Tebing Tinggi 0812 6022 9009

9 Sarianto Damanik Batu Bara 0812 6316 079

10 Irwan Juhri Batu Bara 0821 6730 0400

11 Polman Simarmata Asahan 0812 6028 1881

12 Aller Simarmata Asahan 0813 7016 0477

13 Afriyanti Simangunsong Labuhan Batu Utara 0812 6497 9700

14 Osman Naibaho Labuhan Batu 0811 6399 399

15 Daniel Tambunan Labuhan Batu 0821 6829 9299

16 Bonauli Raja Gukguk Simalungun 0812 8885 3104

17 Robby Tambunan Pematang Siantar 0822 1006 4006

18 Frans Bungaran Sitanggang Pematang Siantar 0812 6054 9000

67

Universitas Sumatera Utara


19 Bulan Siahaan Toba Samosir 0852 7055 6636

20 Hendra Silaen Toba Samosir 0812 6355 5014

21 Uden Sianipar Toba Samosir 0813 6111 7780

22 Pitua Simorangkir Tapanuli Utara 0812 7533 7878

23 Jasminto Simanjuntak Tapanuli Utara 0813 1013 5855

24 Nikson Simanjuntak Sibolga 0852 1382 7622

25 Hj. Jusraini Tanjung Sibolga 0812 6027 0072

26 Pangihutan Sihotang Tapanuli Tengah 0812 6556 5959

27 Jonias Silaban Tapanuli Tengah 0821 6623 8650

28 Imam Gozali Harahap Padang Sidempuan 0821 6719 3969

29 Bakhri Effendi Hasibuan Mandailing Natal 0813 9757 5555

30 Asmin Nasution Mandailing Natal 0812 9347 3946

31 Thomas Adi Wijaya Harahap Padang Lawas Utara 0812 6594 0021

32 Dalisati Zebua Gunung Sitoli 0812 6544 990

33 Alishoki Harefa Gunung Sitoli 0821 6252 4999

34 Bowoli Zandroto Nias 0813 7532 4149

35 Badurani Waruwu Nias 0813 7648 4738

36 Notarius Mendrofa Nias 0853 7333 1111

37 Yurisman Laia Nias Selatan 0852 8968 2711

38 Ikhtiar Telaumbanua Nias Selatan 0852 7527 4666

39 Serius Halu Nias Selatan 0812 6344 0902

40 Tuhoatulo Bulolo Nias Selatan 0812 6453 9319

41 Budirahman Maduwu Nias Selatan 0813 7033 5561

68

Universitas Sumatera Utara


42 Yohana Duha Nias Selatan 0813 7502 9494

43 Dalifati Ziliwu Nias Utara 0852 8279 9222

44 Herman Lahagu Nias Utara 0813 7004 151

45 Mansur Ginting Tanah Karo 0811 644 835

46 Jon Karya Sukatendei Tanah Karo 0811 6004 458

47 Sarijon Bako Tanah Karo 0812 6346 520

48 Onasis Sitepu Tanah Karo 0823 6598 9999

49 Hendra J Sinaga Dairi 0813 9741 4191

50 Marido Padang Pakpak Barat 0812 6320 0363

51 Robin Simanjuntak Tapanuli Selatan 0821 6047 8343

52 M. Haris Hasibuan Padang Lawas 0852 6542 9900

Sumber : Arsip DPP Sumatera Utara PKP Indonesia

69

Universitas Sumatera Utara


BAB III

ANALISIS POLA KADERISASI DEWAN PIMPINAN PROVINSI

SUMATERA UTARA PARTAI KEADILAN DAN PERSATUAN

INDONESIA PERIODE 2016-2021

Pada bab ini penulis akan menyajikan data dan menganalisisnya, analisis

ini dilakukan guna memperoleh jawaban permasalahan berdasarkan data dan fakta

yang terdapat di lapangan. Data yang diperoleh tersebut dilakukan melalui teknik

wawancara kepada fungsionaris Dewan Pimpinan Wilayah Partai Keadilan dan

Persatuan Indonesia Provinsi Sumatera Utara. Wawancara yang dilakukan penulis

adalah dengan ketua dan sekretaris/wakil sekretaris Partai Keadilan dan Persatuan

Indonesia dewan pimpinan wilayah Provinsi Sumatera Utara,Ketua Biro OKK

(Organisasi,Keanggotaan,dan Kader), serta anggota DPRD F-PKPI. Selain

penyajian data berdasarkan wawancara juga dilengkapi dengan penyajian fakta-

fakta yang terjadi dilapangan berdasarkan arsip-arsip yang dimiliki oleh Dewan

Pimpinan Provinsi Sumatera Utara Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia.

3.1. Sistem Rekrutmen Politik

Dalam partai politik terdapat beberapa fungsi penting yang dijalankan

partai sebagai sarana dalam mengaplikasikan tujuan mereka. Salah satu fungsi

partai politik yang terkait dengan ini adalah rekrutmen partai politik.44

Rekrutmen merupakan suatu proses untuk mencari dan menyeleksi

anggota untuk kegiatan regenerasi dari sebuah organisasi, baik partai politik,

44
Amal, Ichlasul. 1996. Edisi Teori-teori Mutakhir Partai Politik Edisi Revisi. Yogyakarta: Tiara
Wacana Yogyakarta. Hal: 28

70

Universitas Sumatera Utara


lembaga pemerintahan maupun organisasi lainnya. Namun, rekrutmen lebih

dikenal dalam bahasa politik seperti yang terdapat dalam buku Dasar-Dasar Ilmu

Politik yang menyebutkan: “…proses mencari dan mengajak orang yang berbakat

untuk turut aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota partai…”45

Partai politik dituntut harus mampu melahirkan anggota-anggota legislatif

yang berkualitas dan mengerti akan segala aspirasi masyarakat. Untuk

menciptakan kader-kader yang berkualitas tersebut, partai politik harus

menjalankan fungsinya dengan baik, terutama fungsi rekrutmen politik.

Rekruitmen politik yakni seleksi dan pengangkatan seseorang atau kelompok

untuk melaksanakan sejumlah peran dalam system politik pada umumnya dan

pemerintah pada khususnya.46

Istilah rekrutmen lebih dikenal dalam bahasa perpolitikan, dan kemudian

diadopsi oleh partai politik seiring dengan kebutuhan partai akan dukungan

kekuasaan dari rakyat, dengan cara mengajak dan turut serta dalam keanggotaan

partai tersebut. Rekrutmen sendiri memiliki acuan waktu dalam prosesnya, maka

pada saat itu pula rekrutmen dilakukan pada saat partai memerlukan. Pendapat

lainnya yang mengemukakan pengertian rekrutmen politik oleh Ramlan Surbakti

dalam buku Memahami Ilmu Politik yang dimaksud rekrutmen politik adalah:

“Seleksi dan pemilihan atau seleksi dan pengangkatan seseorang atau

sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem

politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususnya, dengan

mengkhususkan kepada orang-orang yang mempunyai bakat yang cukup

45
Budiardjo. Op.cit. hal:164
46
Cholisin, dkk. 2007. Dasar –Dasar Ilmu Politik. Yogyakarta: UNY Press. hal: 113

71

Universitas Sumatera Utara


menonjol, partai politik menyeleksi dan menempatkannya sebagai seorang

calon pemimpin”47

Rekrutmen politik partai dari beberapa penjelasan di atas dapat

disimpulkan sebagai ajang untuk mencari dan menyeleksi keanggotaan baru untuk

diikutsertakan dalam partai politik sebagai pembelajaran politik, disamping untuk

melakukan regenerasi dalam partai politik tersebut maka dilakukan melalui

mekanisme yang diterapkan oleh partai. Pengaruh rekrutmen politik sangat

menentukan dalam regenerasi kehidupan partai. Hal itu dikarenakan partai

memerlukan penyegaran keanggotaan untuk dapat bertahan dalam

mempertahankan kekuasaan politiknya dimata masyarakat.

Adapun mekanisme rekrutmen politik partai yang dikemukakan oleh Rush

dan Althoff adalah: “…proses pengrekrutan politik memiliki dua sifat yaitu: (1)

sifat tertutup; adalah suatu sistem pengrekrutan administratif yang didasarkan atas

patronase. (2) sifat terbuka; adalah sistem yang berdasarkan pada ujian-ujian

terbuka”.48

Rekrutmen politik meliputi aspek : subyek politik dalam arti manusia, dan

obyek politik dalam arti partai politik. Rekrutmen politik partai dapat dilakukan

dengan cara-cara yang diinginkan partai baik secara terbuka maupun tertutup.

Setiap sistem politik memiliki sistem atau prosedur rekrutmen yang

berbeda. Anggota kelompok yang direkrut adalah yang memiliki suatu

kemampuan atau bakat yang sangat di butuhkan untuk suatu jabatan politik.

Setiap partai juga memiliki pola rekrutmen yang berbeda.

47
Surbakti. Op.cit. hal:118
48
Michael Rush, Phillip Althoff, 2007,Pengantar Sosiologi Politik, Alih Bahasa oleh Kartini
Kartono, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Hal:247.

72

Universitas Sumatera Utara


Sistem rekrutmen politik menurut Rush dan Althoff dibagi menjadi dua

cara. Pertama rekrutmen terbuka, yakni dengan menyediakan dan memberikan

kesempatan yang sama bagi seluruh warga Negara untuk ikut bersaing dalam

proses penyeleksian. Dasar penilaian dilaksanakan melalui proses dengan syarat-

syarat yang telah ditentukan melalui pertimbangan-pertimbangan yang objektif

rasional. Dimana setiap orang yang memenuhi syarat untuk mengisi jabatan

politik yang dipilih oleh rakyat mempunyai peluang yang sama dalam melakukan

kompetisi. Kedua, rekrutmen tertutup yaitu adanya kesempatan untuk masuk

menduduki jabatan politik tidaklah sama setiap warga negara artinya hanya

individu-individu tertentu yang dapat menduduki jabatan politik.

Munculnya banyak partai baru menjelang pemilihan umum legislatif 2019

nanti menjadikan arena pertarungan yang begitu ketat antar partai, belum lagi

kalau kita melihat pertarungan yang dilakukan antar partai yang memiliki basis

massa yang sama dikarenakan banyak partai yang memiliki ideologi, platform

atau azas yang sama. Untuk itu setiap partai politik yang ikut menjadi kontestan

pemilu harus mempersiapkan strategi yang jitu dan merekrut orang-orang yang

dianggap layak dan kapabel untuk duduk di lembaga parlemen atau legislatif.

Masalah bagaimana sebuah partai merekrut orang-orang yang akan djadikan calon

legislatif tentunya sedikit banyak mempengaruhi pilihan konstituen, sebab

pastinya konstituen memilih orang-orang yang dianggapnya layak dan pantas

untuk menduduki jabatan publik tersebut.

Kita ketahui bahwa salah satu arus utama rekrutmen adalah kaderisasi dan

seleksi pemimpin dalam sistem kenegaraan yang demokratis melalui partai

politik. Pola rekrutmen pemimpin memang terdapat beberapa perbedaan yang

73

Universitas Sumatera Utara


mendasar, seiring dengan berubahnya sistem politik yang dikembangkan.

Tuntutan adanya suatu sistem yang demokratis menjadi faktor yang penting dan

punya pengaruh besar pada era reformasi. Saat ini beberapa hal penting yang

harus dilakukan oleh partai politik adalah bagaimana mulai menata diri agar

proses seleksi kader / pemimpin mampu melahirkan pemimpin yang berkualitas.

Peran partai politik dalam merekrut kader partai adalah sangat penting, ini

sesuai dengan salah satu fungsi dari politik itu sendiri yakni rekrutmen politik.

Hal ini berarti partai menjadi wadah rekrutmen politik (kader) dan sekaligus

menyiapkan calon-calon pemimpin baik di level lokal maupun nasional.

Rekrutmen politik tidak saja menjamin kontinuitas dan kelestarian partai.

Sekaligus merupakan salah satu cara untuk menyeleksi calon-calon pemimpin.

Kaderisasi di organisasi manapun merupakan urat nadi bagi sebuah

organisasi. Kaderisasi adalah proses penyimpanan Sumber Daya Manusia (SDM)

agar kelak mereka menjadi para pemimpin yang mampu membangun peran dan

fungsi organisasi secara lebih baik. Dalam pengkaderan, ada dua persoalan yang

penting. Pertama, bagaimana usaha-usaha yang dilakukan oleh organisasi untuk

peningkatan kemampuan baik keterampilan maupun pengetahuan. Kedua, adalah

kemampuan untuk menyediakan stok kader atau SDM organisasi, dan terutama

dikhususkan pada kaum muda. Ini merupakan bentuk pendidikan politik, dimana

selama ini peran tersebut terabaikan. Namun yang banyak terjadi sekarang ini

adalah proses seleksi yang serampangan tanpa kaedah-kaedah tertentu yang

dilakukan oleh partai politik, dapat dilihat bahwa parpol tidak menseleksi secara

ketat siapa-siapa yang akan dijadikan wakil rakyat nantinya. Para pemimpin partai

74

Universitas Sumatera Utara


politik besar di Indonesia kerap berasal bukan dari kualifikasinya, melainkan dari

unsur “kebangsawanan” tertentu.

Hal inilah yang menjadikan dorongan bagi penulis untuk meneliti dan

mempelajari mekanisme seperti apa yang diterapkan oleh Partai Keadilan dan

Persatuan Indonesia untuk bisa bersaing dalam pemilu legislatif 2014, serta juga

mencoba mendeskripsikan masalah-masalah apa saja yang dihadapi PKP-

Indonesia Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara di lapangan dalam merekrut

orang-orang yang menjadi calon legislatif maupun pengkaderan.

Penelitian tentang rekrutmen politik Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera

Utara Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, yang menjadi pelaksana

rekrutmen politik Caleg adalah jelas yaitu Partai Keadilan dan Persatuan

Indonesia itu sendiri. Maka penulis dalam melakukan penelitian ini merumuskan

operasionalisasi konsep rekrutmen politik Caleg oleh Dewan Pimpinan Provinsi

Sumatera Utara Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 2014-2019 adalah

sebagai berikut:

1. Penyediaan rekrutmen politik terhadap Caleg, merupakan tahapan

awal yang dilakukan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia

dalam pengrekrutan Caleg melalui:

a. Mekanisme rekrutmen Caleg yang dilakukan Partai.

b. Waktu dan tempat pelaksanaan rekrutmen Caleg.

c. Sarana rekrutmen Caleg.

2. Kriteria rekrutmen politik pemimpin, syarat/ kriteria Caleg oleh

Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara Partai Keadilan dan

75

Universitas Sumatera Utara


Persatuan Indonesia untuk memilih dan menetapkan calon

legislatif, antara lain yaitu :49

a. Warga Negara Indonesia (WNI)

b. Memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP)

c. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

d. Setia kepada UUD 1945

e. Sehat jasmani dan rohani

f. Memiliki surat keterangan sehat dari dokter dan rumah

sakit

g. Berusia 21 tahun untuk pria dan 19 tahun untuk wanita

h. Berpendidikan minimal SLTA

i. Memiliki Surat Keterangan Berkelakuan Baik

j. Setelah memenuhi persyaratan tersebut, maka para bakal

caleg akan melalui test psikologi berupa wawancara

Sebagai syarat tambahannya adalah popularitas, pengalaman, pendidikan dan

finansial dinilai dan diperhitungkan. Pengalaman yang dimaksud disini adalah

pengalaman di bidang politik maupun organisasi kemasyarakatan. Finansial disini

bukan buat mahar tapi buat sosialisasi dirinya untuk berkenal dengan masyarakat

(cetak baliho, membayar saksi-saksi,pertemuan-pertemuan) tidak mungkin jalan

tanpa adanya uang. Selanjutnya pendidikan minimal tamat SLTA tetapi untuk

49
Wawancara Andi Lumban Gaol, Ketua Biro OKK DPP Sumut PKP-Indonesia, tanggal 4-1-2018
pukul 13.00 WIB

76

Universitas Sumatera Utara


kedepannya selanjutnya kita akan mengikuti arahan dan instruksi dari Komisi

Pemilihan Umum (KPU)50

3. Kontrol rekrutmen politik Caleg, merupakan peran yang dilakukan

Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara Partai Keadilan dan

Persatuan Indonesia dalam mengontrol jalannya rekrutmen Caleg.

Adapun pelaksanaan kontrol rekrutmen politik dilakukan pada:51

a. Bakal calon legislatif dari internal partai.

b. Bakal calon legislatif dari eksternal partai

Secara ringkas, dapat dikatakan pola rekrutmen caleg yang dilakukan oleh

Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara Partai Keadilan dan Persatuan

Indonesia di buka seluas-luasnya untuk semua kalangan dan terbuka untuk

umum. Kala itu dibawah kepemimpinan Bapak Haryanto bagi para caleg

yang ingin mendaftar, langsung bisa mendaftarkan dirinya kepada Dewan

Pimpinan Kabupaten/Kota (DPK) sesuai domisili lalu diserahkan ke

Badan Pemenangan Pemilu (BAPILU) partai. Salah satu contohnya Bapak

Andi Lumban Gaol, SH yang sekarang menjadi anggota DPRD Kota

Medan. Kala itu beliau merupakan kader Dewan Pimpinan Kota Medan

dan bukan pengurus partai.

50
Wawancara Heru Purwiratno, Sekretaris DPP Sumut PKP-Indonesia, tanggal 5-1-2018 pukul
16.00 WIB
51
Michael Rush, Phillip Althoff, Op.Cit. hal: 247

77

Universitas Sumatera Utara


3.2 Kaderisasi

Kaderisasi adalah proses mencari bibit-bibit unggul dari anggota partai

politik melalui kegiatan sistematis, berkelanjutan dan terarah berkaitan dengan

senang hati akan terlibat mencurahkan segenap potensinya dalam kancah

organisasi 52 . Kaderisasi merupakan hal penting bagi sebuah organisasi, karena

merupakan inti dari kelanjutan perjuangan organisasi kedepannya. Tanpa

kaderisasi sebuah organisasi tidak akan dapat bergerak dan melakukan tugas-tugas

keorganisasiannya dengan baik dan dinamis. Kaderisasi sebuah keniscayaan

mutlak membangun struktur kerja dan keberlanjutan.

Pandangan umum mengenai kaderisasi suatu organisasi dapat dipetakan

menjadi dua ikon. Pertama, pelaku kadersasi dan kedua, sasaran kaderisasi.

Pelaku kaderisasi adalah sebuah individu atau suatu kelompok orang yang

dipersonifikasikan dalam sebuah organisasi dan kebijakan-kebijakannya yang

melakukan fungsi regenerasi dan kesinambungan tugas-tugas organisasi. Sasaran

kaderisasi adalah individu-individu yang dipersiapkan dan dilatih untuk

meneruskan visi dan misi organisasi53.

Maka dari itu sebagai pelaku kaderisasi dalam pengertian yang lebih jelas

adalah seorang pemimpin, seorang pemimpin hendaklah seseorang yang memiliki

jiwa dan etos seorang pendidik. Memimpin berarti menyelami perasaan dan

pikiran orang yang dipimpinnya agar mampu berkarya secara maksimal dalam

lingkungan tugasnya.

Sedangkan sebagai objek dari proses kaderisasi, sejatinya seorang kader

memiliki komitmen dan tanggung jawab untuk melanjutkan visi dan misi
52
Jaka Triwidaryanta dkk.2008.Modul Pengkaderan Partai Politik. Yogyakarta: Strategic
Transformation Institute.hlm.13
53
Ibid .hlm.14

78

Universitas Sumatera Utara


organisasi kedepan. Karena jatuh bangunnya organisasi terletak pada sejauh mana

komitmen dan keterlibatan mereka secara intens dalam dinamika organisasi, dan

tanggung jawab mereka untuk melanjutkan perjuangan organisasi yang telah

dirintis dan dilakukan oleh para pendahulu-pendahulunya.

Selain itu proses kaderisasi bisa menjadi proses seleksi pengangkatan

seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam

sistem politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususnya, dengan

mengkhususkan kepada orang-orang yang mempunyai bakat yang cukup

menonjol, partai politik menyeleksi dan menempatkannya sebagai seorang calon

pemimpin54

Kaderisasi merupakan kebutuhan internal organisasi yang tidak boleh

tidak dilakukan. Layaknya sebuah hukum alam, ada proses perputaran dan

pergantian disana. Namun satu yang perlu kita pikirkan, yaitu format dan

mekanisme yang komprehensif dan mapan, guna memunculkan kader-kader yang

tidak hanya mempunyai kemampuan di bidang manajemen organisasi, tapi yang

lebih penting adalah tetap berpegang pada komitmen sosial dengan segala

dimensinya. Sukses atau tidaknya sebuah institusi organisasi dapat diukur dari

kesuksesannya dalam proses kaderisasi internal yang di kembangkannya. Karena,

wujud dari keberlanjutan organisasi adalah munculnya kader-kader yang memiliki

kapabilitas dan komitmen terhadap dinamika organisasi untuk masa depan.

Dengan adanya kaderisasi, diharapkan organisasi akan bertahan dalam

waktu cukup lama, tidak bersifat ad-hoc dalam mengemban visi dan

melaksanakan misinya. Pada saatnya seorang pemimpin secara alamiah atau sebab

54
Ramlan Surbakti.1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia. Hlm 118

79

Universitas Sumatera Utara


lain pasti akan turun dan digantikan oleh yang lain. Apalagi bagi pemimpin

oganisasi modern, yang anggotanya terdiri dari manusia-manusia yang

mempunyai pemikiran rasional, mempunyai wawasan ke depan, serta semakin

tidak populernya teori timbulnya pemimpin karena dilahirkan. Pemimpin tumbuh

dan berkembang karena melalui proses pembinaan dan dimatangkan oleh

lingkungan. Sistem pengkaderan di dalam suatu partai akan sangat tergantung dari

besar kecilnya organisasi, lingkup atau bidang kegiatan yang menjadi misi pokok,

sistem nilai yang dianut, serta eksistensi organisasi, apakah sementara atau jangka

panjang.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kaderisasi memiliki peran yang

sangat penting. Adapun peran penting kaderisasi adalah sebagai berikut:55

1. Pewarisan nilai-nilai organisasi yang baik

Proses transfer nilai adalah suatu proses untuk memindahkan

sesuatu (nilai) dari satu orang ke orang lain. Nilai-nilai ini bisa

berupa hal-hal yang tertulis atau yang sudah tercantum dalam

aturan-aturan organisasi (seperti konsepsi, AD/ART, dan

aturan-aturan lainnya) maupun nilai yang tidak tertulis atau

budaya-budaya baik yang terdapat dalam organisasi (misalnya

budaya diskusi) maupun kondisikondisi terbaru yang menjadi

kebutuhan dan keharusan untuk ditransfer.

2. Penjamin keberlangsungan organisasi

Organisasi yang baik adalah organisasi yang mengalir, yang

berarti dalam setiap keberjalanan waktu ada generasi yang

55
http://rezaprimawanhudrita.wordpress.com/2009/04/13/kenapa-harus-ada-kaderisasi/
diakses pada 19 Januari 2018

80

Universitas Sumatera Utara


pergi dan ada generasi yang datang. Dengan demikian

keberlangsungan organisasi dapat dijamin dengan adanya

sumber daya manusia yang menggerakan, jika sumber daya

manusia tersebut hilang maka dapat dipastikan bahwa

organisasinya pun akan mati. Regenerasi berarti proses

pergantian dari generasi lama ke generasi baru, yang termasuk

di dalamnya adanya pembaruan semangat.

3. Sarana belajar bagi anggota

Tempat di mana anggota mendapat pendidikan yang tidak

didapat di bangku pendidikan formal. Pendidikan itu sendiri

berarti proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

sekelompok orang dalam proses mendewasakan manusia

melalui proses pengajaran dan pelatihan. Pendidikan di sini

mencakup dua hal yaitu pembentukan dan pengembangan.

Pembentukan karena dalam kaderisasi terdapat output-output

yang ingin dicapai, sehingga setiap individu yang terlibat di

dalam dibentuk karakternya sesuai dengan output.

Pengembangan karena setiap individu yang terlibat di dalam

tidak berangkat dari nol tetapi sudah memiliki karakter dan

skill sendiri-sendiri yang terbentuk sejak kecil, kaderisasi

memfasilitasi adanya proses pengembangan itu. Pendidikan

yang dimaksudkan di sini terbagi dua yaitu dengan pengajaran

(yang dalam lingkup kaderisasi lebih mengacu pada karakter)

dan pelatihan (yang dalam lingkup kaderisasi lebih mengacu

81

Universitas Sumatera Utara


pada skill). Dengan menggunakan kata pendidikan, kaderisasi

mengandung konsekuensi adanya pengubahan sikap dan tata

laku serta proses mendewasakan. Hal ini sangat terkait erat

dengan proses yang akan dijalankan di tataran lapangan,

bagaimana menciptakan kaderisasi yang intelek untuk

mendekati kesempurnaan pengubahan sikap dan tata laku serta

pendewasaan.

3.2.1 Jenjang

Anggota Biasa Anggota Luar Biasa Anggota Kehormatan

1. Anggota Biasa, yaitu warga negara Indonesia yang secara sukarela menjadi

Anggota PKP INDONESIA dan memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA).

Syarat menjadi anggota biasa adalah :

a. Warga Negara Indonesia yang telah berumur 17 tahun atau sudah menikah;

b. Menerima Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai;

c. Mendaftarkan diri untuk menjadi anggota kepada Dewan Pimpinan Partai

setempat.

2. Anggota Luar Biasa, yaitu warga negara Indonesia dalam kapasitas sebagai

tokoh dibidangnya yang telah terbukti membantu secara ikhlas membesarkan PKP

INDONESIA dan diangkat oleh Dewan Pimpinan Nasional.

82

Universitas Sumatera Utara


3. Anggota Kehormatan, yaitu warga negara Indonesia yang dinilai memiliki

ketokohan nasional yang mampu mendorong perkembangan PKP INDONESIA

dan diangkat oleh Dewan Pimpinan Nasional.

Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan tidak memiliki syarat tertentu

karena tidak diatur dalam AD/ART maupun peraturan partai. Mereka diangkat

langsung oleh pihak Dewan Pimpinan Nasional karena dianggap tokoh yang

memiliki integritas dan loyalitas tinggi kepada partai yang dianggap mampu

membesarkan partai. Untuk di provinsi Sumatera Utara sendiri hingga saat

sekarang ini, Anggota Luar biasa dan Anggota Kehormatan belum ada.

3.2.2 Materi di setiap jenjang dan syarat untuk naik ke jenjang yang le tinggi

Dari hasil data dilapangan dan wawancara, setelah menjadi kader partai

maka anggota biasa akan diberikan atribut partai seperti baju, bendera, stiker,

AD/ART, buku panduan partai dan diajak dalam setiap kegiatan partai dan

melanjutkan program kerja partai. Materi yang diterima oleh anggota biasa adalah

pencapaian partai di tingkat daerah, kekuatan partai, program kerja partai yang

belum berjalan maksimal, permasalahan yang terdapat dalam internal partai, dan

pemaparan isu-isu daerah yang sedang terjadi. Secara sederhana dapat dikatakan

cakupannya hanya bergerak seputar Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara

dan jika ingin bergerak ke Kabupaten/Kota atas nama partai, maka harus

mendapatkan persetujuan dahulu dari Ketua Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera

Utara. Untuk menjadi seorang pengurus partai, tidak memiliki syarat dan kriteria

83

Universitas Sumatera Utara


tertentu karena tidak diatur dalam AD/ART ataupun peraturan partai lainnya.

Seorang anggota biasa untuk bisa naik menjadi pengurus partai dilihat dari

kemampuannya, loyalitasnya terhadap partai, kapabilitas, dan prestasi yang

signifikan. Pengangkatan seorang anggota biasa menjadi pengurus adalah hak dari

Ketua Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara namun sebelumnya dilakukan

musyawarah dan rapat internal partai untuk membicarakan dan memustkan

kepengurusan yang baru. Terkait masalah kepengurusan, seorang kader dapat

merangkap jabatan. Rangkap jabatan yang dimaksudkan di sini adalah apabila ia

seorang pengurus Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota, ia juga dapat menjadi

seorang pengurus di Dewan Pimpinan Provinsi. Rangkap jabatan juga tidak diatur

dalam AD/ART ataupun peraturan partai lainnya, jadi hal itu boleh dan sah-sah

saja asal tidak ada diatur dalam peraturan partai. Seperti Bapak Andi Lumban

Gaol, SH yang dimana beliau seorang Sekretaris Dewan Pimpinan Kota Medan

tetapi ia menjadi seorang pengurus juga di Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera

Utara sebagai Ketua Biro Organisasi, Keanggotaan, dan Kader.

Untuk Anggota Kehormatan dan Anggota Luar Biasa, materinya untuk

membesarkan partai secara nasional seluruh Indonesia karena mereka dianggap

sebagai tokoh yang berpengaruh dan diangkat langsung oleh Dewan Pimpinan

Nasional. Dalam menjelang pemilu, buah pemikiran Anggota Kehormatan dan

Anggota Luar Biasa sangat diperhatikan/diperhitungkan terkait strategi dan

langkah-langkah yang akan ditempuh untuk memenangkan suara di seluruh

wilayah Indonesia maupun suara nasional. Namun sangat disayangkan karena

Ketua Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera PKP Indonesia tidak mengetahui

keberadaan dan siapa nama tokoh dari Anggota Kehormatan dan Anggota Luar

84

Universitas Sumatera Utara


biasa. Untuk di Sumatera Utara sendiri hingga saat ini belum ada Anggota

Kehormatan dan Anggota Luar Biasa.

3.3 Pola Kaderisasi

Pengkaderan yang dilakukan oleh Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera

Utara Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia sebagai partai yang berlandaskan

UUD 1945, berpendirian teguh, bersih, percaya pada kekuatan sendiri dan

kekuatan rakyat, terbuka dan taat hukum serta senantiasa memiliki watak sebagai

pejuang yang berjuang untuk kepentingan rakyat memiliki pola pengkaderan yang

bersifat terbuka bagi setiap Warga Negara Indonesia (WNI), dan menganut

keanggotan stelsel-aktif, yaitu bagi setiap warga negara yang ingin menjadi

anggota PKP INDONESIA harus mendaftarkan diri. Penjaringan anggota PKP

INDONESIA dilakukan oleh seluruh komponen partai, baik struktural,

fungsional, daerah pemilihan, person kader dan anggota, maupun organisasi sayap

dan pendukung

Untuk Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara dibawah kepemimpinan

sebelumnya Bapak Hariyanto, pola kaderisasi partai masih pasif dan kaku. Hal ini

dikarenakan belum ada pengalaman dari Bapak Hariyanto karena beliau

berlatarbelangkangkan seorang advokat dan berasal dari kalangan pengusaha. Hal

ini merupakan penyebab dari baru terbukanya kebebasan berpolitik etnis tionghoa

pada era reformasi sehingga mereka baru bisa merasakan berpolitik pada saat ini.

Dari hasil data dan wawancara yang ditemukan di lapangan, bahwa kegiatan

politik dibawah kepemimpinan Bapak Hariyanto masih sangat minim, pendidikan

politik belum ada, keuangan tertutup dan koordinasi dengan Dewan Pimpinan

85

Universitas Sumatera Utara


Kabupaten/Kota masih sangat canggung. Sesungguhnya pada pemilu 2014 lalu,

BAPILU sudah dibentuk tetapi belum efektiv dan bekerja dengan baik.

Berbeda dengan kepemimpinan saat ini yang di pegang oleh Bapak

Ir.Juliski Simorangkir, MM. Dibawah kepemimpinan Bapak Juliski, proses

kaderisasi terlihat aktif walaupun sudah dilakukan perubahan susunan personalia

sebanyak dua kali. Hal ini bisa dilihat dari banyak anggota partai yang direkrut.

Beliau melakukan sosialisasi agar banyak yang mengenal PKP Indonesia dan mau

bergabung menjadi anggota partai, beliau juga memanfaatkan kecanggihan

teknologi dengan memposting kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Dewan

Pimpinan Provinsi Sumatera Utara PKP Indonesia melalui sosial media dengan

tujuan menarik simpati masyarakat dan mau ikut bergabung ambil bagian dalam

Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara PKP Indonesia. Saat ini masyarakat

Kota Medan sudah banyak mengenal PKP Indonesia karena Bapak Juliski

bersahabat baik dengan masyarakat keseluruhan tanpa memandang suku, agama,

dan ras. Adapun kegiatan yang dilakukan dibawah kepemimpinan Bapak Juliski

Simorangkir adalah konsolidasi, rapat koordinasi daerah, kongres luar biasa

pemilihan pengurus, bimbingan teknik IT kepada seluruh Kabupaten/Kota se-

Sumatera Utara, dan bakti sosial berupa memberi santunan kepada anak yatim

piatu dan panti jompo dibeberapa Kabupaten/Kota, membersihkan masjid dan

jalan, dan transfusi darah. Seluruh kegiatan tersebut melibatkan para kader baik di

pimpinan provinsi maupun pimpinan Kabupaten/Kota sehingga komunikasi dan

koordinasi Dewan Pimpinan Provinsi dengan Dewan Pimpinan Kabupaten Kota

tetap terjalin harmonis dan seluruh kegiatan sosial tersebut sering diliput oleh

media massa sehingga PKP Indinesia Sumatera Utara jauh lebih dikenal oleh

86

Universitas Sumatera Utara


masyarakat dengan kiprah anggot DPRD yang ada saat ini . Efektivitas di biro-

biro Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara sudah berjalan baik walaupun

belum maksimal sepenuhnya, ada beberapa biro yang masih kaku. Sebenarnya

pendidikan politik yang diberikan masih minim, tetapi untuk tahun 2018 sudah

dicanangkan akan diberikan pendidikan politik tambahan untuk seluruh kader

PKP Indonesia se-Sumatera Utara dan anggaran dananya sudah ditetapkan. Ketua

Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara PKP Indonesia juga mengakui bahwa

partai masih proses dan berbenah untuk lebih dikenal masyarakat. Minimnya

pendidikan politik yang diberikan oleh Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara

PKP Indonesia dikarenakan kekuatan finansial partai belum memadai dan dana

bantuan dari pemerintah tidak ada, adapun bantuan keuangan partai yang diterima

dari pemerintah pada akhir tahun dengan jumlah yang sedikit tidak begitu

signifikan untuk membesarkan partai jadi pihak Dewan Pimpinan Provinsi

Sumatera Utara PKP Indonesia terpaksa menalangi dana pribadi dan dana bantuan

dari rekan-rekan anggota DPRD untuk membesarkan partai. Untuk keuangan

partai saat ini sudah terbuka dan transparan sehingga para kader tidak risau akan

haknya yang akan diterima nanti. Berdasarkan data dan hasil wawancara, Bapak

Juliski memiliki sejumlah program kerja untuk membesarkan partai terutama

dalam menghadapi pemilu 2019 mendatang hal ini merujuk kepada koordinasi

beliau dengan Bapak AM Hendropriyono berjalan intens. Beliau sudah beberapa

kali ke Jakarta menemui Bapak AM Hendropriyono untuk koordinasi dan

berdiskusi tentang permasalahan/perkembangan partai di Sumatera Utara.

87

Universitas Sumatera Utara


3.4 Kebijakan Partai Menjelang Pemilu

3.4.1 Persiapan Internal

Adapun persiapan internal Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara PKP

Indonesia adalah :

1. Mempersiapkan dan membentuk panitia BAPILU

BAPILU adalah Badan Pemenangan Pemilu yang dibentuk oleh

Dewan Pimpinan Provinsi menjelang pemilu. BAPILU ada di tingkat

Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, Desa, dan Kelurahan. Untuk

Susunan kepanitiaan BAPILU di tingkat Provinsi Sumatera Utara

ditunjuk langsung oleh Ketua Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera

Utara. Ketua Dewan Pimpinan Provinsi juga bertugas menerbitkan

Surat Keputusan (SK) untuk susunan kepanitiaan BAPILU. BAPILU

bertugas melakukan penjaringan terhadap bakal calon legislatif yang

mendaftar dan melakukan diskusi bersama kepada semua calon

legislatif yang lulus verifikasi untuk membicarakan strategi

pemenangannya.

2. Tidak memungut biaya pendaftaran

Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara PKP Indonesia menerapkan

kebijakan tidak memungut biaya pendaftaran untuk bakal calon

legislatif, yang dimana kebijakan tersebut merupakan arahan dari

Ketua Umum dan diterapkan di seluruh provinsi dan kabupaten/kota

PKP Indonesia se-Indonesia. Kebijakan tersebut tidak diatur dalam

AD/ART, melainkan disampaikan melalui konferensi dan diteruskan

88

Universitas Sumatera Utara


keseluruh jajaran partai PKP Indonesia seluruh Indonesia. Kebijakan

tersebut ditetapkan guna untuk menarik simpati masyarakat agar mau

berbagung dalam PKP Indonesia dan membesarkan partai.

3. Bersikap pro-aktif dalam merekrut calon legislatif

Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara PKP Indonesia melakukan

gebrakan dengan bersikap pro-aktif dalam melakukan penjaringan

bakal calon legislatif dengan terjun langsung ke masyarakat, mencetak

banyak baliho/spanduk agar lebih dikenal dan menarik simpati

masyarakat sekitar.

Hal tersebut ditambahkan dengan pernyataan Ketua Dewan Pimpinan Provinsi

Sumatera Utara :

“Untuk sekarang ini, target Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara PKP

Indonesia harus naik 100% di periode mendatang minimal 6 kursi di DPRD

provinsi Sumatera Utara agar partai kita tidak dipandang sebelah mata dan

memiliki pengaruh di tingkat Sumatera Utara. Maka dari itu, kita akan mencari

orang-orang yang berpotensial dan mengajaknya bergabung untuk

mencalonkannya di tingkat provinsi kalau perlu kita akan mengusungnya ke

tingkat pusat”56

4. Konsolidasi

Konsolidasi yang dimaksudkan disini adalah merapatkan barisan,

menyamakan persepsi, menyatukan suara/jiwa agar tidak terjadi

56
Wawancara Juliski Simorangkir, Ketua DPP Sumut PKP-Indonesia, tanggal 6-1-2018 pukul 17.00
WIB

89

Universitas Sumatera Utara


perpecahan dan berbeda pandangan. Konsolidasi dilakukan agar para

kader maupun calon legislatif tetap militan dan optimis dalam

menghadapi pemilu. Konsolidasi yang dilakukan Dewan Pimpinan

Provinsi Sumatera utara PKP Indonesia memiliki semboyan “Bekerja

Untuk Rakyat”

3.4.2 Persiapan Eksternal

1. Menjalin komunikasi dengan konsultan politik untuk menaikkan

elektabilias PKP Indonesia se-Sumatera Utara.

2. Menjaga hubungan baik dengan partai-partai lain agar koordinasi tetap

berjalan dengan baik.

3. Menjalin hubungan dengan kaum intelektual seperti mahasiswa karna

dengan adanya komunikasi dengan mahasiswa, maka partai

mengharapkan mereka untuk memperkenalkan PKP Indonesia kepada

masyarakat disekitar mereka.

4. Menjalin hubungan dengan organisasi kepemudaan, seperti di

Kabupaten Tanah Karo menjalin hubungan dengan organisasi FKPPI

sehingga Tanah Karo menjadi salah satu lumbung suara terbesar PKP

Indonesia di Sumatera Utara.

90

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan analisa data yang dilakukan penulis mengenai

Pola Kaderisasi Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara Partai Keadilan dan

Persatuan Indonesia periode 2016-2021, maka dapat diambil kesimpulan :

1. PKP Indonesia belum partai yang ideologis dan belum memiliki

ciri khas. Partai masih kelas bawah bukan kelas atas.

2. PKP Indonesia belum banyak dikenal dikalangan masyarakat

3. Sampai saat ini 17 tahun berdirinya PKP Indonesia belum berhasil

mendudukkan kadernya di parlemen pusat (DPR RI)

4. Kiprah PKP Indonesia di mata publik masih belum terlihat

5. Mobilitas dari Ketua Umum selama ini belum ada terlihat dan

masih kaku jalan di tempat

6. PKP Indonesia kekurangan media untuk dikenal publik

7. Pola kaderisasi bersifat baku dan berjenjang

8. Terbuka untuk umum

9. Keberadaan Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara PKP

Indonesia baru saat ini bisa dirasakan oleh masyarakat sekitar

karena kiprah anggota DPRD yang ada saat ini dan kegiatan bakti

sosial yang diadakan oleh Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera

Utara PKP Indonesia

91

Universitas Sumatera Utara


10. Pola rekrutmen politik Dewan Pimpinan Provinsi Sumatera Utara

PKP Indonesia belum sepenuhnya berjalan aktif, hal ini bisa dilihat

dari hanya 3 kadernya yang berhasil menduduki DPRD Provinsi

Sumatera Utara

11. Kiprah PKP Indonesia di provinsi Sumatera Utara sudah cukup

baik dan mampung bersaing dengan partai politik lainnya di

Sumatera Utara, tetapi harus perlu adanya perbaikan dan

peningkatan. Namun untuk di tingkat nasional, PKP Indonesia

belum dikenal secara keseluruhan oleh rakyat Indonesia

4.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, maka penulis

mengemukakan beberapa saran atas pembahasan tentang Pola Kaderisasi Dewan

Pimpinan Provinsi Sumatera Utara Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia

periode 2016-2021 adalah sebagai berikut:

1. PKP Indonesia harus memiliki media agar sosialisasi tetap

jalan dalam jangka waktu yg lama, sama seperti kebanyakan

partai lain yang memanfaatkan iklan untuk mempromosikan

partainya sehingga dikenal publik

2. Perlu dilakukan perubahan dan penambahan syarat dalam hal

kaderisasi maupun rekrutmen politik agar terciptanya kader

yang memiliki kualitas dan membawa perubahan bagi partai

sendiri

92

Universitas Sumatera Utara


3. Perlu dilakukan test ujian masuk baik tertulis maupun lisan

dalam proses kaderisasi maupun rekrutmen politik agar

mengetahui porsi pengetahuan setiap individu dan agar tidak

ada para kader yang hanya menumpang nama di dalam partai

4. Seharusnya dilakukan sosialisasi ke masyarakat secara rutin

dan berkala oleh seluruh kader agar masyarakat simpati

terhadap PKP Indonesia dan mau ikut bergabung di dalamnya

5. Perlu sikap yang tegas dan arah yang jelas dari Ketua Umum

agar PKP Indonesia memiliki ciri khas dan menjadi partai yang

ideologis

6. Secepatnya program AM Hendropriyono terkait wajib militer

bisa terealisasikan agar seluruh kader berkarakter

93

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Amal, Ichlasul. 1996. Edisi Teori-teori Mutakhir Partai Politik Edisi Revisi.

Yogyakarta: Tiara Wacana Yogyakarta

Amal, Ichlasul. 1998.Teori-Teori Mutakhir Partai, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana

Andi Prastowo. 2005 .Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif

RancanganPenelitian.Yogyakarta : Graha Ilmu.

Bambang Setiawan & Bestian Nainggolan (Eds) (2004) Partai-Partai Politik

Indonesia: Ideologi dan Program 2004-2009 (Indonesian Political Parties:

Ideologies and Programs 2004-2009) Kompas ISBN 979-709-121-X

Cholisin, dkk. 2007. Dasar –Dasar Ilmu Politik. Yogyakarta: UNY Press.

Creswell, John w. 2012, Research Design. Yogyakarta: pustaka pelajar.

Dahl,R.. 1992.Demokrasi dan para pengkritikya, Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia.

Eko Prasetyo. 2005.Demokrasi Tidak Untuk Rakyat, Yogyakarta: Ressist Book

Firmanzah. 2008. Mengelolah Partai Politik.Jakarta : Yayasan Obor

Haryanto.2005.Mengenal Teori-Teori Politik.Depok: Grasindo

94

Universitas Sumatera Utara


Iin Tri Rahayu dan Tristiadi. 2004 .Observasi dan Wawancara. Malang : Bayu

Media

Jaka Triwidaryanta dkk. 2008 . Modul Pengkaderan Partai Politik. Yogyakarta :

Strategic Transformation Institute

John w. Creswell. 2012. Research Design. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Koirudin. 2004 . Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi, Yogyakarta :

Pustaka Pelajar

Michaek Rush, Philip Althoff. 2007 .Pengantar Sosiologi Politik, Alih Bahasa

oleh Katini Kartono, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Miriam Budiardjo. 2000 .Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama

Ramlan Surbakti.1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Sukandarrumidi. 2006. Metodologi Penelitian (Petunjuk Praktis Untuk Peneliti

Pemula). Yogyakarta: Gajah Mada University Press

95

Universitas Sumatera Utara


Syamsuddin Haris. 2005. Pemilu Langsung di Tengah Oligarki Partai: Proses

Nominasi dan Seleksi Calon Legislatif Pemilu 2004, Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama

Tangkilisan, Hesel Nogi. 2003. Kebijakan Publik yang Membumi, Yogyakarta :

Yayasan Pembaharuan Administrasi Publik Indonesia & Lukman Offset.

Yusuf Kalla. 2004. Pergulatan Partai Politik di Indonesia, Jakarta :PT. Raja

Grafindo Persada

Undang – Undang

Undang-Undang No. 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No.

2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik

Undang-Undang No. 31 Tahun 2002 pasal 5 tentang tujuan partai politik

Dokumen

DPN PKP Indonesia. 2015. AD/ARTPartai Keadilan dan Persatuan Indonesia,

Jakarta.

Arsip DPP Sumatera Utara PKP Indonesia

96

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1 KEPUTUSAN DPN PKP INDONESIA

Nomor : 006 /SKEP/DPN PKP IND/1/2017

Lampiran 1 KEPUTUSAN DPN PKP INDONESIA

Nomor : 129A /KEP/DPN PKP IND/XI/2017

Situs Internet

a b c Mihardi (28 Agustus 2016). "KLB PKPI, Kukuhkan Hendropriyono Sebagai

Ketua Umum". SindoNews.com. Diakses tanggal 24 September 2017

pukul 16.11

http://rezaprimawanhudrita.wordpress.com/2009/04/13/kenapa-harus-ada-

kaderisasi/ diakses pada 6 Oktober 2017

http://www.pkpi.info/sejarah.php Diakses tanggal 22 September 2017 pukul 13.20

http://pkpi-nasional.blogspot.co.id di akses pada 7 November 2017

97

Universitas Sumatera Utara


Wawancara

Hasil Wawancara dengan Juliski Simorangkir, Ketua DPP Sumut PKP-Indonesia,

tanggal 3-11-2017 pukul 14.00 WIB

Hasil Wawancara dengan Juliski Simorangkir, Ketua DPP Sumut PKP-Indonesia,

tanggal 4-11-2017 pukul 12.00 WIB

Hasil Wawancara dengan Sabaruddin Ahmad, Sekretaris Jendral DPP Sumut

PKP-Indonesia, tanggal 4-11-2017 pukul 14.00 WIB

Hasil Wawancara dengan Andi Lumban Gaol, Ketua Biro OKK DPP Sumut PKP-

Indonesia, tanggal 4-1-2018 pukul 14.00 WIB

Hasil Wawancara dengan Heru Purwiratno, Sekretaris Jendral DPP Sumut PKP-

Indonesia, tanggal 5-1-2018 pukul 16.00 WIB

Hasil Wawancara dengan Juliski Simorangkir, Ketua DPP Sumut PKP-Indonesia,

tanggal 6-11-2017 pukul 17.00 WIB

98

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai