2018
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/7144
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
ASPEK HUKUM KONTRAK DEBITUR DENGAN KREDITUR DALAM
PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM BERBASIS TEKNOLOGI
INFORMASI
SKRIPSI
OLEH:
rencanamu (Amsal 16 : 3). Segala puji syukur dan hormat saya ucapkan kepada
Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan berkat yang begitu besar telah diberikan
kepada saya sampai saat ini, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Hukum pada
Informasi”.
terlepas dari bimbingan, dukungan, serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis berterimakasih kepada orang tua penulis yaitu Bapak Togap Manullang
dan Ibu Nurhaida Sianipar yang selalu memberikan fasilitas serta senantiasa
mendukung dan mendoakan penulis dalam pengerjaan skripsi ini. Penulis juga
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M. Hum, selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara
5. Bapak Dr. Jelly Leviza, S.H., M.Hum., Selaku Pembantu Dekan III
7. Ibu Tri Murti Lubis, S.H. M.H, selaku Sekretaris Departemen Hukum
pertama penulis yang telah menjadi dosen panutan saya atas integritas dan
perkuliahan
10. Bapak Mulhadi, S.H., M.Hum, selaku Dosen PA kedua penulis yang telah
ii
13. Yang tercinta keluarga besar Opung Tunas dan Keluarga Besar Opung
Manullang
penulis yang selalu setia padaku dan siap mendengar curhatku di saat aku
17. Yang terkasih UKM KMK USU yang karena perkumpulan ini penulis
iii
18. Kepada Upilers tersayang Suci Puspita Ningrum, Bima Prayoga dan Islah
Ninir Siagian, Dhea Kemala Sari yang juga menjadi sahabat penulis
Sint!
20. Kepada partner kerja tim tari Bona Jeges Nauli yaitu Kardashian’s team
dan Todik Girls terkhusus Manager yang selalu bijaksana dalam mengatasi
Sibuea.
21. Kepada Naposo Laskar Kristus RN- HKBP Parsaoran Nauli yaitu Todik
dan Juntos yang selalu menanyakan “kapan tamat?” padaku, dan akhirnya
berikan.
iv
Halaman
G. Sistematika Penulisan...................................................................... 15
C. Pengaturan E- Contract.................................................................... 65
A. Kesimpulan .................................................................................... 93
B. Saran ............................................................................................... 95
vi
Proses transaksi elektronik antara konsumen dan pelaku usaha terjadi pada
saat penawaran transaksi yang dikirim oleh pelaku usaha telah diterima dan
disetujui oleh konsumen, sedangkan bukti kesepakatan atau persetujuan
penawaran yang dikirim konsumen haruslah dilakukan dengan adanya pernyataan
penerimaan secara elektronik. Pernyataan inilah yang menjadi suatu kontrak
elektronik dalam transaksi elektronik.
vii
A. Latar Belakang
loncatan konseptual, karena internet bukan hanya sekedar sebuah jaringan, tetapi
juga jaringan dari himpunan beragam jaringan. Konsekuensi dari hal ini ialah
orang- orang diseluruh dunia mempunyai pilihan dan fleksibelitas untuk dapat
yang berbeda dari realitas secara fisik. Istilah ini merupakan ungkapan yang lazim
jaringan dihubungkan oleh suatu metode, dimana arus informasi dan komunikasi
1
Yusran Isnaini, Hak Cipta Dan Tantangannya Di Era Cyber Space (Perpustakaan
Nasional: Katalog Dalam Terbitan Ghalia Indonesia, 2009), hlm. 1.
2
J. Higgins, Net Profit- How to use Internet to Improve Your Business, Auckland, New
Zealand: Penguin Books, 1997, hlm. 21.
3
Ibid, hlm. 15.
1
Universitas Sumatera Utara
dengan financial technology (fintech), sehingga mendorong manusia untuk
wujud dan tanggung jawab yang harus diemban oleh Negara, untuk memberikan
dan komunikasi di dalam negeri agar terlindung dengan baik dari potensi
dimulai pada era orde baru hingga orde saat ini, merupakan proses yang
Pada saat ini penerapan teknologi informasi di sektor ekonomi yang paling
revolusi secara besar- besaran di sektor ini. Bentuk e- commerce telah terbukti
4
Siswanto Sunarso, Hukum Informasi Dan Transaksi Elektronik (Jakarta: Rineka Cipta,
2009), hlm. 40.
2
Universitas Sumatera Utara
sebagai suatu sistem perdagangan yang sangat praktis sekaligus menguntungkan
kontrak dalam internet. Sebelum transaksi dan pencatatan dalam bentuk elektronik
ini mendapat pengakuan secara hukum, maka yang terlebih dahulu harus
dibangun adalah tata cara dan prosedur pelaksanaannya, atau paling tidak harus
negara dan peraturan tata negara, hukum pidana, hukum perdata (mengenai hak
elektronik telah diakui keberadaannya sebagai alat bukti hukum yang sah baik
dalam bentuk originalnya yang elektronik maupun dalam bentuk hasil cetaknya.
informasi elektronik dan dokumen elektronik selayaknya juga dapat menjadi alat
5
Dikdik M. Arief Mansur, Cyber Law Aspek Hukum Teknologi Informasi (Bandung: PT
Refika Aditama, 2009).,hlm. 166.
6
Asril Sitompul, Hukum Internet Pengenalan mengenai Masalah Hukum di Cyberspace,
PT. Citra Aditya, 2001, hlm. 53.
3
Universitas Sumatera Utara
bukti tersendiri sebagai konsekuensi yang mengakui informasi elektronik dan
yang menyatakan bahwa keberadaan baru dapat dianggap sah jika memenuhi
bila sudah ditandatanganinya kontrak, maka kontrak itu akan berlaku mengikat
Baru ini OJK mengeluarkan peraturan baru yaitu Peraturan Otoritas Jasa
belakang munculnya peraturan ini sendiri berawal dari adanya sejumlah problem
lain subjektifitas terhadap penilaian resiko gagal bayar, kesulitan dalam penagihan
7
Edmom Makarim, Notaris dan Transaksi Elektronik (Jakarta:Rajawali Pers,2013), hlm.
27.
8
Asril Sitompul, op.cit.,hlm. 56.
4
Universitas Sumatera Utara
pembayaran, hingga tidak adanya sistemasi pencatatan pelunasan pinjaman yang
telah dilakukan.9
informasi. Lalu bagaimana kontrak terkait suatu hal tertentu serta suatu sebab
yang halal yang diperjanjikan dalam transaksi pinjam meminjam, terlebih lagi
elektronik saja, maka dalam hal pembuktian akan lebih sulit diselesaikan apabila
terdapat sengketa antara kreditur dan debitur dalam pinjam meminjam berbasis
teknologi informasi karena tidak adanya alat bukti dalam bentuk nyata.
Oleh sebab itu dapat diketahui kontrak berperan penting dalam perjanjian
9
Hukum Online. “16 Hal yang wajib dipenuhi ‘pemain’ peer to peer lending dalam
fintech”, Diakses dari http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt586e1f6a2e0a2/16-hal-yang-
wajib-dipenuhi-pemain-peer-to-peer-lending- dalam-fintech pada tanggal 14 Juli 2018, pukul
03.14
5
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik mengangkat
judul dari penulisan skripsi ini yaitu, “Aspek Hukum Kontrak Antara Debitur
B. RUMUSAN MASALAH
sebagai berikut:
PT. Home Credit Indonesia, PT. InFin Tech dan PT. Digital Tunai
C. TUJUAN PENULISAN
6
Universitas Sumatera Utara
D. MANFAAT PENULISAN
tujuan yang ingin dicapai maka diharapkan penelitian ini dapat memberikan
1. Secara teoritis
memberikan masukan dan solusi bagi para masyarakat yang ingin melakukan
2. Secara Praktis
penulis maupun pada pembaca mengenai aturan hukum antara kreditur dan
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terkait apa saja
E. KEASLIAN PENULISAN
maka diketahui bahwa belum pernah dilakukan penulisan yang serupa mengenai
“Aspek Hukum Kontrak antara Kreditur dengan Debitur dalam Pinjam Meminjam
7
Universitas Sumatera Utara
F. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
1. E- Commerce
Perdagangan elektronik (bahasa Inggris: electronic commerce atau e-
aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi
elektronik.10
10
Jack Febrian, Farida, Andayani, Kamus Komputer dan Istilah Teknologi Informasi,
(Bandung: Penerbit Informatika,2002)
8
Universitas Sumatera Utara
2. Kontrak Elektronik (e- contract)
berarti perjanjian atau kontrak.11 Kontrak dalam Pasal 1313 KUHPerdata disebut
perjanjian adalah suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan
tuntutan kebutuhan bisnis. Namun demikian kontrak semacam ini harus mengikuti
aturan Pasal 1320 KUHPerdata yang mengatur tentang syarat sahnya perjanjian.
hukum layaknya undang-undang bagi para pihak yang membuatnya. (Pasal 1338
KUHPerdata).13
3. Pinjam Meminjam
11
Jhon. M. Echols & Hasan Sadily, dalam buku Joni Emirzon, Hukum Bisnis Indonesia,
Proyek Pengingkatan Penelitian Pendidikan Tinggi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Departemen Pendidikan Nasional.
12
Indonesia (burgerlijk wetboek), Kitab Undang- Undang Hukum Perdata, Staatsblaad
Nomor 23 Tahun 1847, Pasal 1313.
13
Suwardi, Hukum Dagang Suatu Pengantar (Yogyakarta: Depublish, 2015) hlm. 180.
9
Universitas Sumatera Utara
Menurut pasal 1 ayat (3) POJK LPMUBTI:14
4. Kreditur
pemerintah) yang memiliki tagihan kepada pihak lain (pihak kedua) atas properti
atau layanan jasa yang diberikannya (biasanya dalam bentuk kontrak atau
mengembalikan properti yang nilainya sama atau jasa. Pihak kedua ini disebut
5. Debitur
Debitur adalah orang atau lembaga yang berutang kepada orang atau
16
lembaga lain. Kreditur mempunyai hak atas prestasi dan debitur wajib
G. Metode Penelitian
agar setiap penulisan dapat memperoleh gambaran tentang objek yang diteliti.
14
Indonesia (POJK LPMUBTI), Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor. 77/
POJK.01/2016 Tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, LN
Tahun 2016 Nomor 324, TLN Nomor 6005.
15
Jonaedi Efendi, Kamus Istilah Hukum Populer (Jakarta: Kencana, 2016), hlm. 241.
16
KBBI Online, https://kbbi.web.id/debitur, Diakses pada 14 Juli 2018, Pukul 16.16
WIB.
17
Sukarmi, Cyber Law Kontrak Elektronik dan Bayang- Bayang Pelaku Usaha
(Bandung: Pustaka Sutra, 2016), hlm. 27.
18
Soerjono soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 2010), hlm. 7.
10
Universitas Sumatera Utara
Dalam usaha pengumpulan data- data untuk melengkapi dan menyusun skripsi ini,
penulis telah mengumpulkan bahan- bahan yang dirasa perlu untuk dapat
mendukung penulisan skripsi dan pada akhirnya hasil yang diperoleh dapat
1. Spesifikasi Penelitian
a. Tipe Penelitian
ini agar dapat mencapai tujuan dan dapat lebih terarah serta dapat
atau norma- norma dalam hal iniadalah norma perundang- undangan. Menurut
b. Sifat penelitian
19
Soerjono Soekanto, op.cit.,hlm. 5.
20
Bambang Sunggono, Metode Penulisan Hukum (Jakarta: PT. Rajawali Press,2001),
hlm. 36.
11
Universitas Sumatera Utara
mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau
hubungan baik yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang
2. Data penelitian
langsung dari masyarakat dan dari bahan pustaka. 21 Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan jenis data primer atau data dasar dan data sekunder. Data
resmi, hasil- hasil penelitian yang berwujud laporan, buku harian dan seterusnya. 22
21
Soerjono Soekanto, op.cit., hlm. 11.
22
Ibid.,hlm. 12.
12
Universitas Sumatera Utara
b. Bahan hukum sekunder, yaitu berupa buku- buku yang berkaitan dengan
judul skripsi seperti koran, majalah, karya tulis ilmiah, naskah akademik
peraturan, artikel- artikel, hasil- hasil penelitian, laporan- laporan dan lain-
lain yang diperoleh baik dari media cetak maupun elektronik atau internet
c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan- bahan yang mencakup petunjuk dan
seperti kamus hukum, jurnal ilmiah dan bahan- bahan lain yang berkaitan
pengumpulan data, yaitu studi dokumen atau bahan pustaka, pengamatan atau
studi pustaka (literature research atau library research) yakni mengumpulkan dan
menghimpun informasi dan peraturan yang relevan dengan penelitian yang sedang
diteliti dan juga melalui bantuan media elektronik. Hal ini dilakukan terhadap
undangan dari sudut penyusunannya secara teknis, akan tetapi penulis akan
23
Ibid., hlm. 21.
13
Universitas Sumatera Utara
perundang- undangan tersebut. Penulis juga akan melakukan wawancara pada
masyarakat yang memiliki peran khusus yang berkaitan dengan judul yang penulis
angkat.
4. Analisis data
pendapat para pakar hukum, dan hasil yang diperoleh dari analisis berbentuk
deskripsi. 26
Analisa yang akan dilakukan penulis hanya terhadap pasal- pasal isinya
24
Ibid., hlm. 251.
25
Ibid., hlm. 69.
26
H. Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Sinar Grafika,2009), hlm. 107.
14
Universitas Sumatera Utara
H. Sistematika Penulisan
diperlukan suatu sistematika penulisan yang teratur yang penulis bagi dalam bab
per bab, dimana masing- masing bab ini saling berkaitan antara satu sama lain.
Oleh karena itu, penulis membagi skripsi ini ke dalam 5 (lima) bab, selanjutnya
setiap bab terbagi atas beberapa sub bab tersendiri yang tujuannya adalah untuk
yang dikaji yang salingberkaitan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan
gambaran umum dan menyeluruh yang disusun secara sistematis berkaitan dengan
judul skripsi “Aspek Hukum Kontrak antara Debitur dengan Kreditur dalam
sistematika penulisan.
15
Universitas Sumatera Utara
BAB III diberikan judul : PENGATURAN KONTRAK BISNIS
16
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN UMUM E- COMMERCE
menempatkan pada posisi yang amat strategis karena menghadirkan suatu dunia
tanpa batas, jarak, ruang dan waktu yang berdampak pada peningkatan
teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah pola hidup masyarakat dan
selain memberikan dampak positif juga disadari memberi peluang untuk dijadikan
manusia juga menjadi sarana potensial dan sarana efektif untuk melakukan
27
Siswanto Sunarso, op.cit, hlm. 39.
28
Ibid.
17
17
Universitas Sumatera Utara
E- commerce adalah singkatan dari Electronic Commerce, yaitu
pembelian, penjualan dan pertukaran barang atau layanan dan informasi secara
diartikan dengan sangat luas, tidak hanya pembelian atau penjualan barang, tetapi
juga layanan terhadap pelanggan, kerja sama dengan rekan bisnis serta
“a broad term described business activities with associated data that are
29
Sutarman, Pengantar Teknologi Informasi (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012) hlm. 209.
30
Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan (Bandung:PT Citra Aditya
Bakti, 2001) hlm. 283.
18
Universitas Sumatera Utara
aktivitas dengan data teknis yang terasosiasi yang dilakukan secara atau dengan
berikut:32
design hukum adalah tidak relevan batas- batas geografis yang ada, sebab
Kehadiran tidak dapat dibatasi oleh loksi, sehingga sangat tepat komentar
Pemahaman selama ini terhadap batas- batas teritorial adalah area tertentu,
satu dengan negara lainnya. 34 Dengan demikian, terdapat kaitan yang erat
31
M. Arsyad Sanusi, E- Commerce Hukum dan Solusinya, (P.T Mizan Grafika, 2001)
hlm. 14.
32
Yusran Isnaini, op.cit., hlm. 25.
33
D. G. Post, Anarchy, State and the Internet:The Rise of Law in Cyberspace, Journal of
Online Law, 1995, hlm. 2.
34
D. R. Johnson and D.G. Post, Law and Borders: The Rise of Law in Cyberspace,
http://www.cli.org/X0025_LBFIN.html,1966, hlm.2.
19
Universitas Sumatera Utara
penerapan hukum yang notabene didasarkan pada sesuatu yang riil dengan
Konsekuensi atas hal ini, menurut D.G. Post, adalah kemampuan untuk
baru telah dibuat oleh layar monitor dan password. Batas baru ini
internet dapat membuat sebuah identitas atau profil cyber yang sangat
hukum.
35
Henry H. Perritt jr., Jurisdiction inCyberspace:The Role of Intermediaries,
http://www.law.vill.edu/harvard/article/harv96k.html,hlm.1.
36
Post, Anarchy, State and the Internet, op.cit., hlm. 14.
20
Universitas Sumatera Utara
3. Kemampuan untuk lepas dari pengawasan
dikunjungi.
perubahan yurisdiksi relatif lebih mudah atau pun keluar dari bermacam
dan bangunan ini, nantinya akan menjadi salah satu sumber bagi
21
Universitas Sumatera Utara
informasi dan adanya komunikasi interaktif, bukan mustahil suatu saat
Implikasi dari ciri dan sifat internet dapat dilihat pula dengan munculnya
ciri – ciri kontrak baku juga terkandung ciri – ciri kontrak elektronik sebagai
berikut :40
Para pihak dalam kontrak elektronik pada umumnya tidak pernah bertatap
Adapun asas- asas yang terkandung dalam e- commerce dapat dilihat dalam
Elektronik, yaitu: 41
37
Elizabeth Longworth, The Possibilities for a Legal Framework for Cyberspace-
including a New Zealand Perspective, Hlm. 17
38
E. M. katsh, Law in a Digital World, Oxford Oxford University Press, 1995, Hlm. 4
39
Indonesia (ITE), Undang- Undang Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, UU
No. 19 Tahun 2016, LN Tahun 2008 Nomor 58, TLN Nomor 4843.
40
Cita Yustisia Serfiani dkk., Buku Pintar Bisnis Online dan Transaksi
Elektronik, Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2013. hlm. 100.
22
Universitas Sumatera Utara
“Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik dilaksanakan
berdasarkan asas kepastian hukum, manfaat, kehati- hatian, itikad baik, dan
kebebasan memilih teknologi atau netral teknologi.”
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam transaksi elektronik
luar pengadilan.
2. Asas manfaat
3. Asas kehati-hatian
baik bagi dirinya maupun bagi pihak lain dalam pemanfaatan teknologi
41
Indonesia (ITE), op.cit., Pasal 3.
42
Soemarno Partodihardjo, Tanya Jawab Sekitar Undang- Undang No. 11 Tahun 2008
Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Jakarta: Gramedia, 2008), hlm. 9-10.
23
Universitas Sumatera Utara
5. Asas kebebasan memilih teknologi atau netral teknologi
Contract. Berdasarkan asas ini para pihak berhak menentukan apa saja
yang ingin diperjanjiakan dan sekaligus untuk menentukan apa yang tidak
tidak tanpa batas. Dalam hal ini, negara turut campur untuk melindungi
pihak yang lemah atau untuk mencapai tujuan- tujuan kepentingan umum
diatur dalam pasal 1338 KUHPerdata. Selain dibatasi oleh pasal 1338
pada waktu yang akan datang. Dengan demikian setiap perjanjian yang
perundang- undangan.
43
Joni Emirzon, Hukum Bisnis Indonesia, Proyek Peningkatan Penelitian Pendidikan
Tinggi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, 2002.
24
Universitas Sumatera Utara
2. Asas konsensualisme
diantara para pihak. Dalam sistem Anglo Saxon, lembaga ini mirip dengan
prinsip “offer & acceptance”. Suatu perjanjian timbul apabila telah ada
tidak akan ada. Dalam praktek asas ini tetap dipertahankan. Namun,
lihat ada pernyataan kata sepakat kedua belah pihak dengan membuat
Suatu perjanjian harus dilandasi oleh tujuan yang baik dari para
lainnya.
4. Asas keseimbangan
Sehingga tidak ada pihak yang terlalu dirugikan atau terlalu diuntungkan.
5. Asas kepatuhan
6. Asas kebiasaan
Suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal- hal yang diatur
25
Universitas Sumatera Utara
sebagainya, tetapi juga hal- hal yang menjadi kebiasaan yang diikuti
masyarakat umum.
salah satu pihak yang melakukan kesalahan terhadap pihak lain yang
dirugikan.
klausula keadaan darurat atau force majaur dalam perjanjian. Hal ini
diakibatkan oleh kejadian alam seperti gempa bumi, banjir, angin topan
dan sebagainya. Namun dalam praktek ada juga apabila adanya perubahan
kedua pihak, bahwa satu sama lain akan memenuhi janji- janji yang
26
Universitas Sumatera Utara
kekuatan mengikat sebagai undang- undang sesuai pasal 1338
KUHPerdata.
pihak, misalnya, semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai
undang- undang bagi yang membuat, dengan kata lain perjanjian yang
demikian memiliki kekuatan mengikat kedua belah pihak. Untuk itu asas
pihak diberikan kemungkinan untuk menuntut ganti rugi dalam hal pihak
lain memutuskan perjanjian, hak yang serupa harus juga diberikan kepada
pihak lainnya.
yang disepakati para pihak. Apa saja yang akan dituangkan dalam
27
Universitas Sumatera Utara
perjanjian harus memperhatikan asas kepatutan, karena melalui asas ini
terutama para pihak yang terlibat di dalam perjanjian tersebut. Secara tegas
kedua belah pihak, oleh karena itu, para pihak diwajibkan untuk menjaga
Asas ini berarti bahwa, perjanjian harus ditaati sampai barang telah
diserahkan.
hukum negara lain. Oleh karena itu, sebelum para pihak menyepakati
28
Universitas Sumatera Utara
perjanjian tersebut. Untuk menentukan hukum mana yang berlaku ada
beberapa teori lama yang dapat dipergunakan, seperti lex loci contractus,
lex loci solution and the proper law of the contract atau ajaran tentang
aanknopingspunten.
oleh kedua belah pihak atau badan arbitrase mana yang mereka pilih.
yaitu: asas pengamanan, asas standar kontrak, asas elektronik, asas domain, asas
kuasa, asas internasional, asas yurisdiksi di dalam ruang maya dan asas informasi.
sesuai dengan standar etik dan hukum yang disepakati maka proses pembuatannya
44
Atip Latifulhayat, ”Cyber law” dan Urgensinya Bagi Indonesia(1), Pikiran Rakyat, 11
Januari 2001.
29
Universitas Sumatera Utara
c. Memperhatikan keunikan dari dunia maya (cyberspace);
informasi dunia;
jawab;
45
Indonesia (ITE), op.cit., Pasal 4.
30
Universitas Sumatera Utara
e) Memberikan rasa aman, keadilan dan kepastian hukum bagi pengguna dan
Indonesia agar kukuh sebagai satu kesatuan yang dirakit melalui pengembangan
elektronik, yang pada akhirnya bangsa Indonesia menjadi cerdas dan menjadi
1. Untuk Organisasi
internasional;
minimal;
46
Siswanto Sunarso, op.cit., hlm. 47.
47
Sutarman, op.cit., hlm 211.
31
Universitas Sumatera Utara
Dapat mengurangi inventori barang dengan memfasilitasi pull type
perusahaan besar;
digital.
2. Untuk pelanggan
pengalaman.
32
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk masyarakat
polusi udara;
48
Dikdik. M. Arief Mansur, op.cit, hlm. 149.
33
Universitas Sumatera Utara
b. Menurunkan biaya operasional. Berhubungan langsung dengan
produk tersebut;
34
Universitas Sumatera Utara
d. Tidak dibatasi waktu. Pembeli dapat melakukan transaksi kapan
yang lain pada bulan oktober 2006 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat
menyatakan bahwa aplikasi e- commerce telah ada sejak awal tahun 1970 dengan
inovasi sebagai transfer dana secara elektronik. Pada saat itu aplikasi e- commerce
tersebut digunakan masih terbatas untuk perusahaan- perusahaan besar dan hanya
49
Tata Sutabri, Konsep Sistem Informasi (Yogyakarta: PT. Andi Offset, 2012), hlm. 108.
35
Universitas Sumatera Utara
proses transaksi lainnya dan memoerluas jumlah pihak yang menggunakan e-
buying stocks, finding a job, lelang, kerja sama secara elektronik, dan lain
peranan teknologi dalam pencapaian tujuan finansial. Sebagai salah satu sarana
lain), internet dirasakan manfaatnya pada saat sejumlah situs yang menyajikan
Secara singkat, ada hal yang cukup menarik untuk dipelajari, yaitu
besar ada empat periode atau era perkembangan sistem informasi, yang dimulai
dari pertama kali diketemukannya komputer hingga saat ini. Keempat era tersebut
50
Dikdik M. Arief Mansur, op.cit., hlm 147.
36
Universitas Sumatera Utara
yangdemikian pesat namun juga didukung oleh teori- teori baru manajemen
perusahaan modern. 51
Era pertama yaitu disebut dengan “era komputerisasi”. Periode ini dimulai
tahun 1960-an ketika komputer mini dan mini frame dikenalkan perusahaan,
pengolahan data, meningkatkan efisiensi dari segi waktu dan biaya dibandingkan
seperti halnya pada era komputerisasi ketika komputer hanya menjadi “milik
pribadi” divisi EDP (Electronic Data Processing) perusahaan, diera kedua ini
memasuki babak barunya, yaitu sebagai suatu fasilitas yang dapat memnerikan
1980-an. Tidak seperti era kedua sebelumnya yang lebih menekankan pada unsur
51
Richardus Eko Indrajit, Pengantar Konsep Dasar Manajemen Sistem Informasi dan
Teknologi Informasi (Jakarta: Elex Media Computindo, 2000) Hlm. 8.
52
Ibid.
53
Ibid., hlm. 11
37
Universitas Sumatera Utara
teknologi, pada era ini lebih ditekankan adalah sistem informasi, karena komputer
Pada era keempat, sering disebut dengan era terakhir dari evolusi
eksponensial.
Pada era globalisasi informasi ini ada fakta yang dapat disimpulkan yaitu
Keberadaannya telah menghilangkan garis batas antar negara dalam hal flow of
Informasi. Penerapan teknologi seperti internet semakin hari semakin merata dan
hukum yang sesuai dan terbukti efektif untuk menangkal segala hal berhubungan
dengan penciptaan dan aliran informasi. Perusahaan pun tidak terbatasi secara
kesuksesan yang diraih oleh para digital entrepreneur di banyak negara maju.
Kemudian pada awal tahun 2000, peluang internet sebagai media bisnis baru
54
Ibid., hlm. 12
55
Ibid., hlm. 14.
38
Universitas Sumatera Utara
Di indonesia, keberadaan situs- situs yang menwarkan berbagai produk
barang dan jasa belum sebanyak di negara- negara lain, tetapi perkembangannya
e- commerce.
bisnise- commerce yang dilakukan oleh Sanur.co.id adalah berupa toko buku
online yang diilhami oleh adanya bisnis serupa, yaitu www.amazone.com. Sanur
merupakan suatu uji coba dan pada saat itu menjadi toko buku pertama di
Indonesia yang menjual buku melalui internet. Saat ini Sanur telah memiliki 2.500
transaksi per bulan, menawarkan 30.000 judul buku, 85% berbahasa Indonesia,
Head Of Business Development Sanur, Rudi Susilo, dalam upaya meraih pasar
penerbit buku ternama seperti McGraw Hill dan John Willey & Son
Indonesia Interactive, atau I-2. I-2 dibangun sebagai portal dan menyediakan
sebuah virtual shopping mall, I-2 saat ini sudah berkembang dan memiliki 10
39
Universitas Sumatera Utara
Indonesia hanya mencapai USD 100 milyar atau hanya 0,026%, sekalipun jumlah
dihambat antara lain oleh penguasaan teknologi yang masih kurang, infrastruktur
yang belum memadai (link ke internet masih lambat), mahalnya akses ke internet,
periodik;
informatif;
57
Ibid.
58
Ahmad Ramli, “Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Transaksi E-
Commerce”. Dalam jurnal Hukum Bisnis, Volume 18, Maret 2002, Yayasan Pengembangan
Hukum Bisnis, hlm 15.
59
Dikdik M. Arief Mansur, op.cit,hlm. 166.
40
Universitas Sumatera Utara
4. E- commerce dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, dengan pelayanan
transaksi perdagangan/ perniagaan barang atau jasa (trade of goods and service)
60
Riyeke Ustadianto, Framework E- Commerce, Andi, Yogyakarta, 2001, hlm 138.
61
Arianto Mukti Wibowo, S.Kom, amwibowo@excite.com
62
Dikdik M. Arief Mansur, op.cit., hlm. 139.
41
Universitas Sumatera Utara
saham dilantai bursa, yang mana perdagangan sudah dilakukan tanpa
warkat (paperless). Hal yang sama akan dijumpai ketika media internet
secara fisik antara para pihak tidak akan dijumpai, perjanjian tidak lagi di
atas sehelai kertas dan tidak berbentuk tulis tangan. Karena kecenderungan
Indonesia;
yang ada (the existing law) dapat menjadi faktor pendorong masuknya
teknologi informasi pengaturan tentang hak- hak pribadi masuk dalam sah
satu ketentuannya;
transaksi dengan internet yang banyak berbentuk kode dan serba digital
dapat dipersamakan dengan bukti- bukti yang selama ini dikena, seperti
42
Universitas Sumatera Utara
kepastian terhadap bukti- bukti tersebut, sehingga para pihak dapat
pihak selalu ingin agar setiap sengketa yang muncul dapat diselesaikan di
internasional.
akan melakukan suatu kegiatan usaha, karena masalah ini akan sangat
negaranya telah dipungut ajak sementara di negara lain pun dikenai pajak
kegiatan apa saja yang dapat menjadi objek pajak, aspek pajak pun
43
Universitas Sumatera Utara
teknologi informasi mengurungkan niatnya berinvestasi di Indonesia
Terdapat 3 (tiga) hal yang tidak dapat terlepas dari e- commerce, yaitu:63
tersebut.
produk pada prospek customer sampai dengan order dan pembayaran atau juga
sampai dengan pelayanan dan dukungan kepada customer. Alat yang digunakan
dalam cycle ini adalah business to customer web site. Sedangkan Business to
Dua kelompok tersebut di atas hampir semua transaksi e- commerce yang ada.
63
Dikdik M. Arief Mansur, op.cit,hlm. 170.
64
Ibid.,hlm. 150.
44
Universitas Sumatera Utara
bisnis. Para pengamat e- commerce mengakui akibat terpenting adanya sistem
a) Trading partners yang sudah saling mengetahui dan antara mereka sudah
kepercayaan.
format data yang telah disepakati. Jadi, service yang digunakan antara
c) Salah satu pelaku tidak harus menunggu partner mereka lainnya untuk
mengirim data.
antara penjual barang dengan konsumen (end user), Business to Consumer dalam
transaksi baik dengan nilai transaksi kecil maupun besar dan tidak dibutuhkan
65
Ibid.,hlm. 151.
45
Universitas Sumatera Utara
(search) terhadap apa saja yang akan dibeli, menemukan web site, dan melakukan
transaksi.
Dalam transaksi ini. Konsumen memiliki bargaining position yang lebih baik
manfaat bagi konsumen karena kebutuhan akan barang dan jasa yang diinginkan
dapat terpenuhi. Selain itu juga terbuka kesempatan untuk memilih aneka jenis
dan kualitas barang dan jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan finansial
berikut:
digunakan oleh banyak orang. Contohnya, karena sistem web sudah umum
pula;
inisiatif konsumen;
klien menggunakan sistem yang minimal berbasis web dan pihak penyedia
66
Ibid.
46
Universitas Sumatera Utara
E- commerce terdiri atas beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:67
antara rekan bisnis. Kerja sama ini biasanya terjadi antara rekan bisnis
(B2E)
67
Sutarman, op.cit,hlm. 209.
47
Universitas Sumatera Utara
D. Pihak- Pihak Dalam Transaksi E- Commerce
dilakukan. Artinya apakah semua proses transaksi dilakukan secra online atau
hanya beberapa tahap saja yang dilakukan secara online. Apabila seluruh transaksi
Hal ini penting untuk diketahui, mengingat tidak semua konsumen yang
akan berbelanja du internet adalah pemegang kartu kredit atau card holder.
Pemegang kartu kredit adalah seseorang yang namanya tercetak pada kartu
68
Dikdik M. Arief Mansur, op.cit. hlm. 152.
48
Universitas Sumatera Utara
kredit yang dikeluarkan oleh penerbit berdasarkan perjanjian yang telah
dibuat.
c) Acquirer, yaitu pihak perantara penagihan antara penjual dan penerbit dan
tagihan yang masuk kepadanya yang diberikan oleh penjual barang/ jasa.
onlinedengan kata lain hanya prosesi transaksinya saja yang online, sementara
pembayaran tetap dilakukan secara manual/ cash, maka pihak acquirer, issuer dan
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam bab ini, dapat ditarik
pengolahan data karena lebih efisien dan praktis dalam pelaksanaannya. Era kedua
49
Universitas Sumatera Utara
adalah era teknologi informasi dimana suatu komputer digunakan untuk
memberikan keuntungan bagi perusahaan dibidang pelayanan atau jasa. Era ketiga
yaitu era sistem informasi dimana teknologi komputer telah menjadi suatu sistem
informasi. Lalu era terakhir yaitu evolusi teknologi informasi dimana siapa saja
50
Universitas Sumatera Utara
BAB III
A. PENGERTIAN E- CONTRACT
1. Pengertian e- contract
bahasa Belanda. Disampiing itu, ada juga istilah yang sepadan dengan istilah
adalah yang paling modern, paling luas dan paling lazim digunakan, termasuk
pemakaiannya dalam dunia bisnis. Dan hukum yang mengatur tentang kontrak itu
kontrak adalah:
dua orang atau lebih yang menciptakan kewajiban untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu hal yang khusus. Melihat batasan dari kontrak yang diberikan ini
dapat dikatakan bahwa antara perjanjian dan kontrak mempunyai arti yang sama.
Dari pemakaian sehari- hari apabila diperhatikan, kontrak yang dilakukan oleh
51
Universitas Sumatera Utara
seseorang biasanya dibuat secara tertulis. Dengan demikian, tampak bahwa yang
suatu perjanjian antara dua orang atau lebih yang menciptakan kewajiban untuk
perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
orang atau lebih lainnya. Prinsipnya kontrak terdiri dari satu atau serangkaian janji
yang dibuat para pihak dalam kontrak. Esensi dari kontrak itu sendiri adalah
merupakan pernyataan yang dibuat oleh seseorang kepada orang lain yang
menyatakan suatu keadaan tertentu atau affair exist, atau akan melakukan suatu
perbuatan tertentu. 72 Orang terikat pada janjinya sendiri, yakni janji yang
diberikan kepada pihak lain dalam perjanjian. Janji itu mengikat dan janji itu
kontrak adalah suatu perbuatan hukum (juridical art), yang dibuat dengan
formalitas yang memungkinkan dan diijinkan oleh hukum yang berwenang dan
dibuat bersesuaian dan harus ada ungkapan niat dari satu atau dua pihak secara
bersama- sama yang saling bergantung satu sama lain (interdependent). Kontrak
70
L.G.Rai Widjaya, Merancang Suatu Kontrak (Jakarta : Kesaint Blanc, 2008), hlm 12
71
Subekti, Hukum Perjanjian (Jakarta : Intermasa, 1984), hlm. 36.
72
A. G. Guest (ed), Anson’s Law of Contract (Oxford: Clarendon Press, a979) hlm.2.
73
J. Satrio, Hukum Perikatan, Perikatan Lahir dari Perjanjian, Buku II (Bandung: Citra
Aditya Bakti, 1955, hlm. 146.
52
Universitas Sumatera Utara
ini bertujuan untuk menciptakan akibat hukum untuk kepentingan satu pihak dan
juga untuk pihak lain. Kontrak merupakan golongan dari perbuatan hukum yaitu
dari perbuatan satu orang atau lebih. Sehingga dapat dikatakan bahwa beberapa
ditunjukkan dengan adanya dukungan sarana elektronik dan bukan dalam bentuk
tertulis.76
kontrak elektronik adalah perjanjian para pihak yang dibuat melalui sistem
melalui situs internet (website) secara sepihak oleh pembuat kontrak (dalam hal
ini pelaku usaha), untuk ditutup secara digital pula oleh penutup kontak (dalam
74
Arthur S Hartkamp and Marianne M. M. Tillema, Contract Law in Netherlands
(London: Kluwer Law International, 1995) hlm. 33.
75
Judy Pearsall, Concise Oxford Dictionary, 10th Edition (New York: Oxford University
Press, 1999) hlm 461, 995, 308.
76
Roger Leroy Miller dan Gaylord A. Jentz, Law for E- Commerce (United States of
America: West Legal Studies in Business, 2002), hlm. 146.
77
Indonesia (ITE), op.cit., Pasal 1 angka 17.
53
Universitas Sumatera Utara
hal ini konsumen). Sedangkan menurut Edmon Makarin menggunakan istilah
kontrak online (online contract) bagi kontrak elektronik (e- contract) dan
elektronik harus memenuhi syarat- syarat untuk sahnya suatu kontrak. Syarat ini
dapat ditemukan dalam pasal 1320 KUHPerdata. Adapun syarat- syarat tersebut
yaitu:79
54
Universitas Sumatera Utara
menerima penawaran dinamakan akseptasi (acceptatie). 81 Kesesuaian
itu harus dinyatakan, harus nyata bagi pihak yang lain. Apabila pihak yang
membuat perjanjian dapat kita temukan dalam pasal 1330 KUH Perdata,
yaitu:
perbuatan hukum.
dimaksud dengan suatu hal tertentu dalam perjanjian adalah objek prestasi
81
Mariam Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, (Alumni: Bandung, 1994), hlm. 24.
55
Universitas Sumatera Utara
perjanjian. Isi prestasi tersebut harus tertentu atau paling sedikit dapat
ditentukan jenisnya. 82
dan ketertiban umum. Kausa hukum yang halal ini di dalam sistem
common law disebut legality yang dikaitkan dengan public policy. Suatu
kontrak dapat menjadi tidak sah (illegal) jika bertentangan dengan public
policy. Walaupun sampai sekarang belum ada definisi public policy yang
diterima secara luas, tapi hal ini diperlukan ada dalam kontrak untuk
dahulu diketahui bagaimana ciri- ciri suatu kontrak tersebut merupakan kontrak
1. Cara berkomunikasi
82
J. Satrio. op.cit. hlm. 41.
83
Henry R Cheseeman, Business Law: The Legal, Ethical and International Environment
(Prentice Hall. New Jersey, 1995). Hlm. 205.
84
Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan (Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti, 2001)
56
Universitas Sumatera Utara
situs yang melanggar ketertiban umum, pelanggaran terhadap karya- karya
harus dibuat oleh pengembang website atas hasil karya yang dibuat harus
3. Biaya
4. Pembayaran
5. Kerahasiaan
57
Universitas Sumatera Utara
Tahun 2002 yang merupakan perubahan dari Undang- Undang Nomor 12
7. Pengumuman
Perjanjian pembuktian;
Sewa;
Kuasa;
Lisensi.
pernah.
data digital akan memberikan efisiensi yang sangat besar terutama begi
85
Cita Yustisia Serfiani, op.cit., hlm. 99.
58
Universitas Sumatera Utara
perusahaan yang menjalankan bisnis online melalui jaringan internet. Di dalam e-
contract, para pihak tidak perlu bertatap muka secara langsung bahkan tidak akan
berupa buku, atau jasa les privat. Kontrak jenis ini, para pihak
Jasa les privat dalam hal ini diwujudkan dalam bentuk kunjungan
guru les privat kerumah konsumen, jadi bukan les privat berbentuk
informasi/jasa non fisik. Pada kontrak jenis ini, para pihak pada
86
Ibid.,hlm 100.
87
Ibid.
59
Universitas Sumatera Utara
atau kontrak untuk mengikuti les privat bahasa Inggris melalui
b) Suatu kontrak dapat juga dibentuk melalui wesites dan jasa online
mentransmisikannya.
88
Ibid., hlm. 101.
89
Suwardi, op.cit,hlm. 170.
60
Universitas Sumatera Utara
c) Kontrak yang mencakup direct online transfer dari informasi dan
e) Kontrak melalui internet yang disertai dengan lisensi click wrap dan
dijual dengan suatu lisensi click wrap. Lisensi tersebut mucul pada
Martinas Nadal, seperti yang dikutip oleh Arsyad Sanusi memiliki banyak tipe
dan variasi berdasarkan sarana yang digunakan untuk membuat kontrak, yaitu: 90
90
Roy Marten Moonti, Pengaruh Internet dan Implikasinya Terhadap Perjanjian Jual Beli,
https://media.neliti.com/media/publications/12520-ID-pengaruh-internet-dan-implikasinya-
terhadap-perjanjian-jual-beli.pdf, diakses pada 14 Juli 2018, Pukul 13.42 WIB.
61
Universitas Sumatera Utara
secara langsung dengan orang langsung dengan orang lain seperti
E-mail adalah salah satu kontrak online yang sangat populer karena
pengguna e-mail saat ini amat banyak dan mendunia dengan biaya
62
Universitas Sumatera Utara
3. Kontrak melalui web
deskripsi produk atau jasa dalam suatu halaman web dan dalam
custommer.
perjanjian yang sifatnya tertentu, yang isinya dibakukan dan dituangkan dalam
formulir.91
pihak yang kuat kedudukannya di dalam perjanjian itu. Pihak yang kuat adalah
dengan pihak debitur. Kedua pihak lazimnya terikat dalam organisasi misalnya
91
Karjono, Perjanjian Lisensi Pengolahan Hak Cipta Program Komputer Transaksi
Elektronik, (Bandung, PT. Alumni, 2012), hlm. 232.
92
Ibid.
63
Universitas Sumatera Utara
b. perjanjian baku yang ditetapkan pemerintah, merupakan perjanjian baku yang
yang bersangkutan.
yang isinya telah diformulasikan oleh suatu pihak dalam bentuk formulir.
berpendapat bahwa perjanjian baku bukan lagi perjanjian. Pelaku usaha sudah
ada perjanjian karena fiksi adanya kemauan dan kepercayaan (fictie van wil en
Menurut hukum yang dimaksud, klausula baku adalah “setiap aturan atau
ketentuan dan syarat- syarat yang telah disiapkan dan diterapkan terlebih dahulu
93
Ibid., hlm. 235
64
Universitas Sumatera Utara
secara sepihak oleh pelaku usaha yang dituangkan dalam suatu dokumen dan/ atau
a. sebuah klausula dalam suatu perjanjian dibuat secara sepihak oleh pelaku usaha
Klausula baku adalah setiap aturan atau ketentuan dan syarat- syarat yang
telah disiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha
yang dituangkan dalam suatu dokumen dan / atau perjanjian yang mengikat dan
kwitansi, faktur, bon, perjanjian atau dokumen laindalam transaksi jual beli
D. Pengaturan E- Contract
94
Ibid.
95
Ibid.
96
Ibid.
65
Universitas Sumatera Utara
kontrak elektronik merupakan alat bukti hukum yang sah. Adapun hal- hal yang
Dalam Bab III UU ITE tentang informasi, dokumen dan tanda tangan
Pasal 5
yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
dapat dilihat, ditampilkan dan/ atau didengar melalui komputer atau sistem
elektronik yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang
66
Universitas Sumatera Utara
termasuk hasil cetaknya adalah sebagai alat bukti hukum, bilamana menggunakan
sistem elektronik.
menurut UU ITE, informasi elektronik dan/ atau dokumen elektronik, dan/ atau
hasil cetaknya baru sah dianggap sebagai alat bukti, apabila dihasilkan dari sistem
elektronik.99
pemeriksaan biasa, dalam pasal 183 KUHAP dinyatakan bahwa: “Hakim tidak
kurangnya dua alat bukti yang sah, ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak
pidana benar- benar terjadi dan bahwa suatu tindak pidana benar- benar terjadi
Sedangkan apa ynag dimaksud dengan alat bukti yang sah, KUHAP
99
Siswanto Sunarso, op.cit.,hlm. 49.
67
Universitas Sumatera Utara
Keterangan terdakwa.
2) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.
bukti hukum yang sah meliputi informasi elektronik dan/ atau dokumen
elektronik, dan/ atau hasil cetaknya; ketentuan ini, merupakan perluasan dari alat
bukti yang sah sesuai dengan hukum acara yang berlaku di Indonesia. Bagaimana
sistem elektronik dan dianggap sah, akan diatur sesuai ketentuan dalam undang-
dan/ atau dokumen elektronik tidak berlaku untuk surat yang menurut undang-
undang harus dibuat dalam bentuk tertulis, dan surat beserta dokumennya yang
menurut undang- undang harus dibuat dalam bentuk akta notariil atau akta yang
dibuat oleh pejabat pembuat akta. Demikian pula, dalam hal terdapat ketentuan
lain, dalam pasal 6, yang mensyaratkan suatu informasi harus berbentuk tertulis
atau asli maka informasi elektronik dan/ atau dokumen elktronik dianggap sah,
suatu keadaan.
bentuk tertulis identik dengan informasi dan/ atau dokumen yang tertuang di atas
kkertas semata, padahal pada hakikatnya informasi dan/ atau dokumen dapat
dituangkan dalam media apa saja, termasuk media elektronik. Dalam lingkup
100
Ibid. hlm. 50.
68
Universitas Sumatera Utara
sistem elektronik, informasi yang asli dengan salinannya tidak relevan lagi untuk
penggandaan yang mengakibatkan informasi yang asli tidak dapat dibedakan lagi
dari salinannya.
Setiap orang yang menyatakan hak, memperkuat hak yang telah ada, atau
dan/ atau dokumen elektronik harus memastikan bahwa informasi elektronik dan/
atau dokumen elektronik yang ada padanya berasal dari sistem elektronik yang
101
Indonesia (ITE), op.cit., Pasal 13.
69
Universitas Sumatera Utara
4) Penyelenggaraan sertifikasi elektronik Indonesia berbadan hukum
Peraturan Pemerintah.
pihak yang layak dipercaya, yang memberikan dan mengaudit keandalan dalam
pasal 1 angka 11, adalah lembaga independen yang dibentuk oleh profesional
70
Universitas Sumatera Utara
Penyelenggara sertifikasi elektronik harus menyediakan informasi yang
akurat, jelas, dan pasti, kepada setiap jasa, (Pasal 14 UU ITE) meliputi: 102
keamanan elektronik
subjek hukum yang terasosiasikan atau terkait dengan tanda tangan elektronik.
dimaksud dalam pasal ini, adalah informasi yang minimum harus dipenuhi oleh
ini, tidak berlaku dalam hal dapat dibuktikan terjadinya keadaan memaksa,
kesalahan, dan atau kelalaian pihak pengguna sistem elektronik. Yang dimaksud
102
Ibid., Pasal 14.
71
Universitas Sumatera Utara
Pengertian andal dalam peyelenggaraan sistem elektronik ini (penjelasan
sebagai berikut:103
103
Ibid., Pasal 16.
72
Universitas Sumatera Utara
pihak yang bersangkutan dengan penyelenggaraan sistem
elektronik tersebut;
petunjuk.
Pasal 1 angka 17 UU ITE, yaitu “kontrak elektronik adalah perjanjian para pihak
yang dibuat melalui sistem elektronik. 104 Dalam bab V UU ITE juga mencakup
sebagai suatu transaksi elektronik, yakni termuat dalam Pasal 18, 19, 20.
104
Ibid., Pasal 17.
105
Ibid., Pasal 18.
73
Universitas Sumatera Utara
dari transaksi tersebut, didasarkan pada asas Hukum Perdata
Internasional.
1. kecuali ditentukan lain oleh para pihak, Transaksi Elektronik terjadi pada
disetujui penerima;
elekktronik.
kekuatan hukum layaknya Undang- Undang bagi para pihak yang membuatnya
sebagai berikut:
Elektronik;
106
Ibid., Pasal 19.
107
Ibid., Pasal 20.
108
Cita Yustisia Serfiani, op.cit., hlm. 103.
74
Universitas Sumatera Utara
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2012 tentang
Penyelesaian Sengketa.
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam bab ini, dapat ditarik
maya dan ditunjukkan dengan adanya dukungan sarana elektronik dan bukan
dalam bentuk tertulis dan adapun pengaturan tentang kontrak elektronik (e-
Nomor 19 Tahun 2016 yang merupakan perubahan atas Undang- Undang Nomor
Transaksi Elektronik; Buku III Pasal 1233 sampai dengan Pasal 1864
75
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
INFORMASI
aplikasi TunaiKita yang merupakan aplikasi dari PT. Digital Tunai Kita, aplikasi
Go Rupiah dari PT. Fin InTech dan aplikasi My Home Credit Indonesia dari PT.
109
Indonesia (POJK LPMUBTI), op.cit., Pasal 20.
76
76
Universitas Sumatera Utara
(4) Akses informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak termasuk
informasi terkait identitas Pemberi Pinjaman.
1. Pendaftaran
c) Mengisi data diri dan memfoto KTP serta mencantumkan nomor rekening
Teknologi Informasi
kreditur dan debitur akan memiliki hubungan kontraktual atas perbuatan hukum
yang mereka laksanakan. Hal ini berkaitan dengan akibat hukum yaitu hak dan
teknologi informasi.
110
Berdasarkan hasil wawancara dengan Evan Tamaro Arianda Munthe, di Jalan Pasar 1
Setia Budi, 29 Juni 2018
77
Universitas Sumatera Utara
Transaksi elektronik adalah suatu bentuk perikatan dalam pengertiannya
disebut hubungan hukum yang terjadi karena adanya perjanjian, karena hubungan
hukum tersebut mengikat suatu kewajiban- kewajiban yang timbul dari adanya
perikatan itu makadapat dipaksakan secara hukum, jadi suatu perjanjian yang
tidak mengikat atau tidak dipaksakan adalah bukan suatu perikatan. Oleh karena
itu, perjanjian menimbulkan dan berisi ketentuan- ketentuan hak dan kewajiban
antara 2 (dua) pihak, atau dapat dikatakan perjanjian berisi perikatan. 111
dunia maya yang dilakukan berdasarkan proses dan transmisi data secara
dasar nilai kejujuran dan kepercayaan sebagaimana dimaksud pada alinea di atas.
Para pihak dalam membuat kontrak harus sama- sama memberikan dan
meminta dipenuhinya hak dan kewajibannya pada pihak yang lain, sehingga
perikatan di antara kedua belah pihak yang membuat dan menyetujuinya memuat
asas- asas yang telah disebutkan pada skripsi ini di bab sebelumnya.
dikarenakan oleh adanya hubungan hukum diantara para pihak yang mengikatkan
111
J. Satrio, op.cit. hlm. 3.
112
Randolph Quirk and Della Summer, Longman Dictionary of Contemporary English
(International Student Edition), Longman Corpus Network., BNC, hlm. 746.
78
Universitas Sumatera Utara
dirinya dalam suatu kontrak/ perjanjian. Sama halnya dengan transaksi dagang
dan pada akhirnya mengikat para pihak untuk memenuhi semua prestasi yang
telah disepakati. Hal ini sejalan dengan ketentuan yang diatur dalam UU ITE
Proses transaksi elektronik antara konsumen dan pelaku usaha terjadi pada
saat penawaran transaksi yang dikirim oleh pelaku usaha telah diterima dan
perjanjian yaitu:113
1. Pihak Kedua sepakat untuk memberikan Data Pribadi Pihak Kedua kepada dan
menyimpan Data Pribadi Pihak Kedua untuk keperluan verifikasi calon penerima
pinjaman;
113
Berdasarkan Lampiran 1.
79
Universitas Sumatera Utara
guna melakukan verifikasi identitas Pihak Kedua sebagai calon penerima
pinjaman.
- Bahwa Pihak Kedua adalah warga negara Indonesia yang cakap hukum serta
mampu bertindak untuk dan atas namanya sendiri berdasarkan hukum Indonesia.
d) Pihak Kedua adalah satu-satunya pihak yang dapat menggunakan akun Tunai
e) Pihak Kedua akan menjaga kerahasiaan kata sandi Akun Tunai Kita milik
Pihak Kedua;
80
Universitas Sumatera Utara
f) Pihak Kedua bertanggung jawab sendiri untuk semua tindakan dan pernyataan
yang dibuat dengan menggunakan Akun Tunai Kita dan kata sandi Akun Tunai
g) Pihak Kedua memberikan Data Pribadi yang akurat, benar, valid, terkini dan
h) Pihak Kedua menaati semua instruksi, syarat dan ketentuan yang berlaku pada
i) Pihak Kedua tidak akan mengajukan permohonan ganti nama asli untuk tujuan
apa pun yang melanggar hukum atau dilarang oleh Perjanjian ini. Pihak Kedua
tidak akan menggunakan Layanan Real Name Verification dengan cara apapun
selain yang disediakan pada Website Pihak Pertama terkait Layanan Pihak
a) Pihak Pertama telah memiliki izin dari OJK dan otoritas terkait lainnya;
berlaku, Pihak Pertama akan menjaga kerahasian Data Pribadi Pihak Kedua dalam
81
Universitas Sumatera Utara
c) Pihak Pertama akan menggunakan Data Pribadi Pihak Kedua untuk
gugatan serta putusan (termasuk biaya hukum) yang timbul karena adanya:
g) Masalah yang terdapat pada sistem bank yang digunakan dan dipilih
Pihak Kedua;
Kahar lainnya;
Pihak Pertama;
sampel, data, informasi atau transaksi yang sah oleh Pihak Kedua melalui
82
Universitas Sumatera Utara
l) Kerugian lain yang timbul dari Layanan Pihak Pertama yang tidak
kualitas, stabilitas, kelengkapan atau ketepatan waktu dari informasi dan teknologi
sebatas pinjam meminjam uang. Kini telah dihadirkan pinjam meminjam barang
handphone yang dipinjam dari PT. Home Credit Indonesia yang merupakan
dan biaya- biaya lain, pelunasan lebih awal , produk tambahan, pembiayaan dan
114
Berdasarkan hasil wawancara dengan Christina Hakim, di Jalan Asam Kumbang
Medan, 30 Juni 2018
83
Universitas Sumatera Utara
Dalam peminjaman handphone tersebut, terdapat penegasan
barang, selain itu kreditur akan melakukan pengecekan atas keberadaan barang,
bunga wlaupun barang hilang, rusak atau terjadi kegagalan dipihak penjual.
melalui ATM atau melalui kasir indomaret/ alfa mart/ alfa midi/ alfa express/
dan ia mendapati adanya perjanjian yang berisi syarat dan ketentuan dalam
kontrak tersebut yang dikirimkan ke email beliau. Bapak Evan meminjam uang
sebesar Rp. 1.180.000,00. Lalu saat melakukan transaksi peminjaman yang kedua
dan seterusnya, saudara Evan tetap mengklik nominal pinjaman uang sebesar
84
Universitas Sumatera Utara
Rp.1.000.000,00 dan menerima uang sebesar Rp. 900.000,00 direkeningnya. Ia
mengaku untuk peminjaman setelah itu selalu dikirimkan Rp. 900.000,00 setiap
mengklik nominal Rp. 1.000.000,00, dan dengan bayaran pelunasan yang sama
Dan setelah transaksi itu dilakukan, Evan mengaku bahwa dirinya tidak
pernah bertatap wajah terhadap kreditur. Selain itu juga saudara Evan mengakui
yang ada karena saudara Evan tidak pernah sekalipun melakukan tanda tangan
adanya perangkat keras (kontrak baku) yang nyata selain dari layar handphone
atau gadget yang digunakan untuk transaksi pinjam meminjam dalam transaksi
dilaksanakan dalam bentuk transaksi elektronik tanpa adanya alat bukti yang
nyata.
teknologi informasi
baru dalam jenis kontrak yang modern sehingga membutuhkan pengaturan yang
tepat dan berdasar hukum jelas. Karena sistem transaksi perdagangan yang semula
berbasis kertas bergeser ke sistem transaksi yang berbasis non kertas (digital).
115
Berdasarkan hasil wawancara dengan Evan Tamaro Arianda Munthe, di Jalan Pasar 1
Setia Budi, 29 Juni 2018
85
Universitas Sumatera Utara
ekonomi, kehadiran internet cenderung membawa iklim yang makin transparan,
efektif dan efisien. Di lain pihak, kehadiran internet pada sektor hukum
tersebut adala berkaitan dengan hukum kontrak. Sampai saat ini diakui bahwa
ini merupakan perjanjian para pihak yang dibuat melalui sistem elektronik.
elektronik.
tangan;
116
Ridwan Khairandy, Pembaharuan Hukum Kontrak sebagai Antisipasi Transaksi
Elektronik Commerce (Yogyakarta: Artikel Jurnal Hukum UII, 2001), hlm. 43
117
Indonesia (ITE), op.cit.,Pasal 11.
86
Universitas Sumatera Utara
c. Segala perubahan terhadap tanda tangan elektronik yang terjadi
penandatangannya;
terkait.
teknologi informasi
seperti halnya sengketa yang terjadi dalam suatu hubungan hukum yang dilakukan
frekuensi terjadinya sengketa semakin tinggi, hal ini berarti akan semakin banyak
sengketa yang harus diselesaikan. Sengketa ini dapat terjadi karena adanya
telah banyak kasus yang merugikan konsumen sebagai akibat dari penggunaan
Rahadi Wasi Bintoro, “Tuntutan Hak Dalam Persidangan Perkara Perdata”, Jurnal
118
87
Universitas Sumatera Utara
media internet dalam transaksi perdagangan. Satu dari setiap sepuluh kasus
konsumen.119
namun dalam kontrak perjanjian pinjam meminjam uang berbasis teknologi, justru
commerce.
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: tidak bertemunya pihak penjual dan
pembeli secara fisik, tempat kediaman para pihak saling berjauhan, sistem hukum
yang berbeda antara para pihak. Kondisi ini tentunya berpotensi menimbulkan
itu, masalah penyelesaian sengketa yang efektif dan efisien dalam transaksi e-
commerce merupakan hal yang sangat penting untuk dicapai dalam upaya
119
M. Arsyad Sanusi, “Transaksi Bisnis dalam E- Commerce; Studi Tentang
Permasalahan Hukum dan Solusinya”, dalam Jurnal Hukum Ius Quia Iustum No. 16 Vol. 8, 2001.
120
Dikdik M. Arief Mansur, op.cit, hlm. 167.
121
Ibid.
88
Universitas Sumatera Utara
Secara umum, ada beberapa bentuk mekanisme yang dikenal dalam sisem
yang meliputi peradilan dan arbitrase serta proses konsensus (consensus process),
sistem penyelesaian yang efektif, adil, tidak menyita waktu serta biaya yang
mechanism that provide effective resolution of the dispute in a fair and timely
uang TunaiKita menyebutkan: “Setiap sengketa yang timbul dari atau sehubungan
dengan Perjanjian dan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah mufakat oleh
Para Pihak dalam jangka waktu tiga puluh (30) hari setelah pemberitahuan
Indonesia (BANI) dan tunduk pada prosedur BANI Rules yang berlaku pada saat
89
Universitas Sumatera Utara
medianya yang menggunakan media Internet (International Network). ODR
pihak sepakat memilih domisili hukum yang tetap dikantor Panitera Negeri
1. Karena pembayaran;
atau penitipan;
122
Paustinus Siburian, 2004, Arbitrase Online Alternatif Penyelesaian Sengketa
Perdagangan Secara Elektronik, (Jakarta: Penerbit Djambatan, 2004) hlm. 110.
90
Universitas Sumatera Utara
7. Karena musnahnya barang yang terutang;
10. Karena lewatnya waktu, hal mana akan diatur dalam suatu bab
tersendiri.
apabila sudah dibayar oleh debitur kepada kreditur yang merupakan perusahaan
menggunakan buku tabungan atau ATM sebagai alat pembayaran dimana debitur
Yaitu:
atau seluruhnya;
91
Universitas Sumatera Utara
Ibu Christina dan Bapak Evan menyatakan bahwa berakhirnya perjanjian
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam bab ini, dapat ditarik
kesimpulan bahwa kontrak baku antara debitur dan kreditur dalam perjanjian
pinjam meminjam berbasis teknologi informasi yang dibuat oleh PT. Home Credit
Indonesia, dan PT. Digital Tunai Kita telah memenuhi syarat, namun pada PT.
InFin Tech belum memenuhi syarat karena tidak adanya kontrak baku yang
perjanjian dalam Pasal 1320 serta perlindungan konsumen pada PT. Home Credit
Indonesia, PT. Digital Tunai Kita dan PT. InFin Tech sudah terpenuhi. Dalam
pelaksanaannya, debitur dapat mempercayai PT. InFin Tech karena adanya unsur
informasi yang digunakan sudah dilindungi oleh OJK dan adanya data pribadi atas
debitur itu sendiri sehingga debitur meskipun tanpa adanya kontrak baku tetapi
92
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
teknologi informasi, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
pelayanan atau jasa. Era ketiga yaitu era sistem informasi dimana
teknologi komputer telah menjadi suatu sistem informasi. Lalu era terakhir
ITE, yaitu kontrak elektronik adalah perjanjian para pihak yang dibuat
93
93
Universitas Sumatera Utara
Tahun 2016 yang merupakan perubahan atas Undang- Undang Nomor 11
meminjam berbasis teknologi informasi yang dibuat oleh PT. Home Credit
Indonesia, dan PT. Digital Tunai Kita telah memenuhi syarat, namun pada
PT. InFin Tech belum memenuhi syarat karena tidak adanya kontrak baku
syarat perjanjian dalam Pasal 1320 serta perlindungan konsumen pada PT.
Home Credit Indonesia, PT. Digital Tunai Kita dan PT. InFin Tech sudah
oleh OJK dan adanya data pribadi atas debitur itu sendiri sehingga debitur
94
Universitas Sumatera Utara
B. Saran
pengerjaan skripsi ini maka penulis memberikan saran yang dapat diberikan
digital) atau kontrak baku, yang akan diterima oleh debitur sejak
kertas yang menandakan bahwa telah terjadinya suatu perjanjian. Hal ini
berguna dalam hal pembuktian dalam suatu sengketa baik kepada debitur
maupun kreditur.
95
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Fuady, Munir. 2012. Pengantar Hukum Bisnis.Jakarta: PT. Citra Aditya Bakti.
Higgins, J. 1997. Net Profit- How to use Internet to Improve Your Business,
Isnaini, Yusran. 2009. Hak Cipta Dan Tantangannya Di Era Cyber Space
96
Universitas Sumatera Utara
Karjono. 2012. Perjanjian Lisensi Pengolahan Hak Cipta Program Komputer
Pikiran Rakyat.
Pers.
Miller, Roger Leroy dan Gaylord A. Jentz. 2002. Law for E- Commerce
Gramedia.
Grafika.
Satrio, J. 1955. Hukum Perikatan, Perikatan Lahir dari Perjanjian, Buku II.
Serfiani, Cita Yustisia dkk. 2013. Buku Pintar Bisnis Online dan Transaksi
97
Universitas Sumatera Utara
Siburian, Paustinus. 2004. Arbitrase Online Alternatif Penyelesaian Sengketa
Sukarmi. 2016. Cyber Law Kontrak Elektronik dan Bayang- Bayang Pelaku
Sutabri. , 2012. Tata Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: PT. Andi Offset.
Press.
98
Universitas Sumatera Utara
Jurnal/ Artikel/ Laporan Penelitian
Echols, Jhon. M. & Hasan Sadily, dalam buku Joni Emirzon, Hukum Bisnis
Post, D. G., Anarchy, State and the Internet:The Rise of Law in Cyberspace,
Katsh, E. M., Law in a Digital World, Oxford Oxford University Press, 1995.
Pearsall, Judy. Concise Oxford Dictionary, 10th Edition (New York: Oxford
99
Universitas Sumatera Utara
Quirk, Randolph dan Della Summer, Longman Dictionary of Contemporary
page 746.
2001)
Permasalahan Hukum dan Solusinya”, dalam Jurnal Hukum Ius Quia Iustum
Internet
Hukum Online, 16 hal yang wajib dipenuhi ‘pemain’ peer to peer lending,
100
Universitas Sumatera Utara
KBBI Online, https://kbbi.web.id/debitur, Diakses pada 14 Juli 2018, Pukul
16.16 WIB.
Johnson, D. R. and D.G. Post, Law and Borders: The Rise of Law in
http://www.law.vill.edu/harvard/article/harv96k.html,hlm.1.
Lampiran
Indonesia
Kita
101
Universitas Sumatera Utara