Anda di halaman 1dari 107

1

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN CORPORATE


SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DI LINGKUNGAN PERUSAHAAN
(Studi PDAM Tirtanadi Medan)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara

Oleh:

TENGKU CINDY ATIKA


NIM : 130200299

DEPARTEMEN HUKUM KEPERDATAAN


PROGRAM KEKHUSUSAN HUKUM PERDATA DAGANG

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

Universitas Sumatera Utara


2

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN CORPORATE


SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DI LINGKUNGAN PERUSAHAAN
(Studi PDAM Tirtanadi Medan)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana


Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Oleh:

TENGKU CINDY ATIKA


NIM : 130200299

DEPARTEMEN HUKUM KEPERDATAAN


PROGRAM KEKHUSUSAN HUKUM PERDATA DAGANG

Disetujuin Oleh :

Ketua Departemen Hukum Keperdataan

Dr. Rosnidar Sembiring, SH., M.Hum.,


NIP. 196603031985081001

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Hasim Purba, SH. M.Hum Rabiatul Syahriah, SH, M.Hum


NIP. 196603031985081001 NIP. 195902051986012001

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


3

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


NAMA : Tengku Cindy Atika
NIM : 130200299
DEPARTEMEN : HUKUM KEPERDATAAN/DAGANG
JUDUL SKRIPSI : Tinjaun Yuridis Terhadap Pelaksanaan Corporate Social
Responsibility (CSR) di Lingkungan Perusahaan
(studi : PDAM Tirtanadi Medan Amplas)

Dengan ini menyatakan:

1. Skripsi yang saya tulis adalah benar tidak merupakan ciplakan dan skirpsi atau
karya ilmiah orang lain.
2. Apabila terbukti kemudian hari skripsi tersebut adalah ciplakan, maka segala
akibat hukum yang timbul menjadi tanggung jawab saya.
3. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada
paksaan atau tekanan dari pihak manapun.

Medan, Oktober 2017

Tengku Cindy Atika

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadiran Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam kepada Rasulullah

SAW, keluarga dan sahabatnya. Adapun judul skripsi ini adalah “TINJAUAN YURIDIS

TERHADAP PELAKSANAAN COPORATE SOCIAL RESPONSIBILIY

(CSR)DILINGKUNGAN PERUSAHAAN(Studi : PDAM Tirtanadi Medan Amplas)”

penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai

gelar Sarjana Hukum Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dan selesai dengan

baik tanpa adanya keterlibatan dari sejumlah pihak yang selama ini telah banyak

membimbing, mendoakan dan penulis dari masa perkuliahan sampai pada masa penyusunan

skripsi ini, baik yang membantu langsung dalam proses penulisan skripsi maupun yang hanya

sekedar memberikan dukungan moril kepada penulis untuk selalu bersemangat dalam

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada :

1. Prof.Dr. Runtung Sitepu,SH.,M.Hum., sebagai rektor Universitas Sumatra Utara

beserta seluruh jajaran pembantu rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Budiman Ginting, SH.,M.Hum., sebagai Dekan Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara.

3. Dr. OK. Saidin, SH., M.Hum., selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara.

4. Ibu Puspa Melati, SH., M.Hum., selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara.

5. Bapak Dr. Jelly Leviza, SH., M.Hum., selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara.

i
Universitas Sumatera Utara
6. Ibu Dr.Rosnidar Sembiring, SH.,M.Hum., sebagai ketua Departemen Hukum

Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Dr.H. Hasim Purba, SH.,M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

banyak memberikan bantuan bimbingan dan arahan-arahan kepada penulis pada saat

penulisan skripsi ini.

8. Ibu Rabiatul Syahriah, SH.,M.Hum., selaku dosen pembimbing II yang telah banyak

meluangkan waktunya dalam memberikan proses bimbingan skripsi ini.

9. Prof. Dr. Bismar Nasution, SH., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan nasehat kepada penulis, selama

penulis menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

10. Kepada seluruh Dosen dan Staff Pengajar di Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menempuh pendidikan di

fakultas hukum Universitas Sumatera Utara.

11. Ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Ibu Mislinda

selaku Kabag Umum dan Personalia PDAM Tirtanadi Medan.

12. Kepada abang dan kakak penulis T.Fahri Reza ST, T. Dedek Afrian S.ST, T. Mirda

Anggi Mutia SE, yang telah banyak membantu secara materil dalam penulisan skripsi

ini.

13. Buat teman-teman tersayang Fina Zufriani, dan Lindy Septia yang telah ada sejak

awal perkuliahan hingga saat ini dan telah banyak membantu dan mendukung saya

untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

14. Buat teman-teman saya Dita Nurfah, T. Ella, Atika, Rahma dan Naumi telah

mendukung saya untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

ii
Universitas Sumatera Utara
15. Buat pacar saya Tomi Mandala Putra Nasution yang telah ada sejak awal perkuliahan

hingga saat ini dan telah banyak membantu dan mendukung saya untuk segera

menyelesaikan skripsi ini.

16. Dan terimakasih kepada semuanya yang tidak bisa disebutkan namanya secara rinci

atas dukungan dan semangatnya.

secara khusus saya ucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada ayah saya

T.Zumrijal SE, dan Ibu saya Mislinda yang tak pernah berhenti mendoakan dan memberi

semua dukungan secara materil maupun moril kepada saya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari kekurangan dan masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dan menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

kita semua.

Medan, Oktober 2017

Tengku Cindy Atika

NIM : 130200299

iii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. ............ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv

ABSTRAK ............................................................................................................... vi

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Permasalahan ....................................................................................... 8
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 9
D. Manfaat Penulisan ................................................................................ 9
E. Metode Penelitian ............................................................................... 10
F. Keaslian Penulisan ................................................................................. 12
G. Sistematika Penulisan ........................................................................... 13
BAB II : TINJAUAN UMUM MENGENAI CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR)
A. Sejarah Perkembangan Corporate Social Responsibility
(CSR) ................................................................................................. 15
B. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) ........................... 22
C. Ruang Lingkup Corporate Social Responsibility (CSR) ................... 31
D. Pengaturan Hukum Mengenai Corporate Social Resonsibility
(CSR) ................................................................................................. 36
BAB III : TINJAUAN UMUM MENGENAI PDAM TIRTANADI MEDAN
AMPLAS SEBAGAI BUMD DALAM MELAKSANAKAN
CORPORATESOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
A. Deskripsi Tentang PDAM Tirtanadi Medan Amplas ....................... 47
B. Peranan PDAM Tirtanadi Medan Amplas dalam Pelaksanaan
Corporate Social Responsibility (CSR) ............................................ 67
C. Manfaat Penerapan Corporate Social Responsibility(CSR)
Pada PDAM Tietanadi Medan Amplas............................................ 71
BAB IV : PENERAPAN PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) PADA PDAM TIRTANADI MEDAN
AMPLAS
A. Pengaturan Hukum PelaksanaanCorporate Social Responsibility (CSR) Pada

iv
Universitas Sumatera Utara
PDAM Tirtanadi Medan Amplas ....................................................... 78
B. Tanggung Jawab Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) pada
PDAM Tirtanadi Medan Amplas ....................................................... 84
C. Aspek YuridisCorporate Social Responsibility (CSR) pada
PDAM Tirtanadi Medan Amplas ....................................................... 88
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................... 94
B. Saran ................................................................................................. 95

DAFTAR PUSTAKA

v
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

T. Cindy Atika
Hasim Purba
Rabiatul Syahriah

PDAM Tirtanadi merupakan Badan Usaha Milik Pemerintah Daerah Provinsi


Sumatera Uatara dalam bidang pelayanan air minum yang seluruh atau sebagian besar
modalnya berasal dari pemerintah daerah. Dalam menjalankan tugasnya perusahaan tirtanadi
tidak hanya mencari keuntungan semata untuk kelangsungan usahanya,tetapi juga
memberikan pelayanan air bersih dengan kualitas, kontiniutas dan kuantitas yang memenuhi
persyaratan dan juga memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya. Perusahaan PDAM
Tirtanadi juga memiliki suatu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responbility).Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No 70
Tahun 2016 tentang pedoman pemberian subsidi dari Pemerintah Daerah kepada Badan
Usaha Milik Daerah yang terdapat dalam pasal 74 UUPT yangmewajibkan CSR bagi
Perseroan Terbatas yaitu Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggungjawab sosial dalam
lingkungan hidup. Untuk itu permasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini adalah
bagaimana prosedur pelaksanaan CSR pada Perusahaan PDAM Tirtanadi Medan Amplas,
apa manfaat pelaksanaan CSR pada Perusahaan PDAM Tirtanadi Medan Amplas, dan apa
hambatan dari pelaksanaan CSR pada Perusahaan PDAM Tirtanadi Medan Amplas.
Dalam penulisan skripsi ini digunakan metode penelitian yuridis normatif yang
didukung dengan studi lapangan. Penelitian yuridis normatif adalah penelitian hukum yang
dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder, yang terdiri dari bahan
hukum primer, bahan hukum skunderdan bahan hukum tersier. Pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah melalui studi dokumen, yaitu suatu alat pengumpulan
data yang dilakukan melalui data tertulis dan didukung dengan data yang diperoleh melaliui
studi lapangan yaitu dengan cara melakukan penelitian pada Perusahaan PDAM Tirtanadi
Medan Amplas melalui pengamatan dan wawancara.
Prosedur pelaksanaan CSR pada PDAM Tirtanadi Medan AmplasSetiap tahunnya
dilaksanakan dengan cara Perusahaan PDAM Tirtanadi pusat menyalurkan dana ke seluruh
cabang-cabang operasional untuk melaksanakan program CSR, yang kemudian setiap cabang
termasuk PDAM Tirtanadi Medan Amplas menyalurkan dana untuk aspek sosial dan
lingkunganyaitu memberikan bantuan untuk anak yatim dan dhuafa, pemberian bantuan
hewan hewan kurban, penanaman pohon daerah aliran sungai, dan memberikan bantuan
dengan cara gratiskan Rekening Air Mesjid dan Mushola. Manfaat CSR pada PDAM
Tirtanadi Medan Amplas masyarakat dapat lebih mengenal perusahaan sebagai perusahaan
yang selalu melakukan kegiatan yang baik bagi masyarakat. Hambatan yang dihadapi oleh
perusahaan PDAM Tirtanadi dalam penerapan CSR adalah dana yang dikeluarkan harus
sesuai dengan anggaran yang dikeluarkan oleh perusahaan, perusahaan tidak dapat memenuhi
semua keinginan masyarakat karena keterbatasan anggran perusahaan, perubahan cuaca yang
terjadi akhir-akhir ini berdampak kepada persediaan air bersih PDAM Tirtanadi dan
kurangnya ketersediaan sumber air bakuyang berasal dari permukaan (sungai).
Kata Kunci: Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Masyarakat


Mahasiswa Departemen Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Dosen Pembimbing I Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Dosen Pembimbing II Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

vi
Universitas Sumatera Utara
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan

Pancasila dan UUD RI 1945, maka perlu dilaksanakan pembangunan ekonomi

nasional yang berkelanjutan dengan berdasarkan demokrasi ekonomi. Adapun

tujuan dari pembangunan ekonomi dibagi menjadi 2 (dua) yaitu, tujuan

pembangunan ekonomi jangka pendek dan tujuan pembangunan ekonomi

jangka panjang. Pembangunan ekonomi jangka pendek adalah meningkatkan

kesejahteraan, kecerdasan dan taraf hidup masyarakat, sedangkan

pembangunan ekonomi jangka panjang adalah mewujudkan masyarakat yang

makmur dan adil yang merata secara material dan spiritual. 1Meski

pembangunan ekonomi berhasil, suatu saat pelaku ekonomi atau siapa saja

yang terlibat dalam pengambilan keputusan pembangunan dalam bidang

ekonomi akan bertanya kepada ahli hukum, bahwa pelaku ekonomi butuh

kepastian hukum, butuh dasar hukum yang melandasi berbagai kebijakan

pembangunan bidang ekonomi. Bahwa berkembangnya berbagai perusahaan

didasarkan kepada konsep ekonomi.2 Banyak anggota masyarakat ataupun

pemerintah yang mendirikan perusahaan hanya mengejar target mencari

keuntungan, aspek-aspek lain yang sebenarnya sangat vital bagi perusahaan

1
http://www.pakmono.com/2015/01/pengertian-pembangunan-ekonomi-dan.htl, diaskses
pada tangal 27 september 2017 pukul: 14:30
2
Sri Urip, Strategi CSR Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Untuk Peningkatan Daya
Saing Perusahaan di Pasar Negara Berkembang. Tanggerang, 2013, hal. 15

1
Universitas Sumatera Utara
2

terkadang diabaikan, misalnya hak-hak karyawan perusahaan, upah karyawan

yang murah dijadikan alasan untuk mendirikan perusahaan, sumberdaya alam

yang melimpah diolah tanpa memperhatikan aspek-aspek lingkungan hidup.

Dengan mengabaikan beberapa aspek tersebut perusahaan bisa meraih

keuntungan yang maksimal, artinya tanggung jawab ekonomi dari perusahaan

dapat dikatakan berhasil, namun akan tetapi sebenarnya tanggung jawab

perusahaan tidak hanya berupa tanggung jawab ekonomi saja tapi juga

mempunyai tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) yang

berkaitan dengan segala aspek yang menunjang berhasilnya perusahaan.

Tanggung jawab perusahaan tidak hanya sampai disini, tapi perusahaan harus

bertanggung jawab terhadap barang-barang pasca produksi, begitu juga

terhadap kesejahteraan karyawan perusahaan, lingkungan dimana perusahaan

berada. Dalam hal ini perusahaan tidak hanya dituntut kemampuannya dalam

mencari keuntungan saja, tetapi perusahaan juga memiliki tanggung jawab

memberikan bimbingan dan bantuan secara aktif kepada karyawan,

perusahaan golongan lemah, koperasi, masyarakat dan juga dalam hal

pelestarian lingkungan hidup. Peraturan yang mengatur tentang CSR bagi

BUMN tertuang dalam Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan

Usaha Milik Negara (UU BUMN dapat menyisihkan sebagian laba bersihnya

untuk keperluan pembinaan usaha kecil/koperasi serta pembinaan masyarakat

sekitar BUMN (pasal 88 ayat (1)). Oleh karena itu semua sektor harus

melaksanakannya. 3Dalam era otonomi daerah, pemerintah telah memberikan

3
Ibid hal 55

Universitas Sumatera Utara


3

kesempatan yang luas bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan

kesejahteraan rakyatnya. Dalam aspek ekonomi, pemerintah daerah memiliki

kewenangan untuk membentuk suatu BUMD. Maka BUMD perlu dan penting

untuk melakukan pembenahan sehingga terjadi percepatan pelayanan publik.

Oleh karena itu, perlu dilakukan reviu literatur untuk memberikan konsep dan

kondisi pengelolaan BUMD berdasarkan referensi sebagai dasar pelaksanaan

kajian selanjutnya. Dari reviu literatur mengenai BUMD ini dapat diketahui

bahwa :

1. BUMD menurut UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki

oleh daerah. Terdapat dua bentuk BUMD yaitu : a) Perusahaan Umum

Daerah adalah BUMD yang seluruh modalnya dimiliki oleh satu daerah

dan tidak terbagi atas saham, b) Perusahaan Perseroan Daerah adalah

BUMD yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam

saham yang seluruhnya atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen)

sahamnya dimiliki oleh satu daerah. Pengamatan terhadap peraturan

perundang-undangan ditemukan belum adanya undang-undang tentang

Badan Usaha Milik Daerah pengganti UU Nomor 5 Tahun 1962 tentang

Perusahaan Daerah sebagai payung hukum BUMD. 4

2. Pengelolaan BUMD dilakukan dengan pengawasan dan pembinaan secara

langsung oleh pemangku kebijakan yang dilakukan oleh kepala daerah

selaku pemegang otoritas tertinggi di pemerintahan daerah. UU Nomor 23

4
Habib Adjie, Status Badan Hukum, Prinsip-prinsip dan Tanggung Jawab Sosial
Perseroan Terbatas, Bandung, CV. Mandar Maju, 2008, hal 54

Universitas Sumatera Utara


4

Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah menyebutkan bahwa dalam

pengelolaan BUMD salah satunya harus mengandung unsur tata kelola

perusahaan yang baik. Namun demikian, peraturan pemerintah maupun

peraturan lain yang mengatur lebih lanjut ketentuan mengenai tata kelola

perusahaan yang baik dalam pengelolaan BUMD tersebut belum

dikeluarkan.

3. Kondisi pengelolaan BUMD masih belum optimal antara lain terlihat dari

pengelolaan yang masih terjebak dalam pola kerja birokrasi dari pada

sebagai perusahaan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan, pelayanan

yang diberikan belum maksimal, serta adanya praktek mismanagement

yang mengarah pada inefisiensi dan kecurangan dalam pengelolaan

BUMD.

Reviu literatur ini masih jauh dari sempurna, namun demikian dapat

menggambarkan landasan hukum BUMD, bentuk pengelolaan BUMD dan

kondisi pengelolaan BUMD yang belum efisien. Reviu literatur dapat

digunakan untuk dasar melakukan kajian pengeolaan BUMD yang efisien. 5

Perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomis dan

legal (artinya kepada pemegang saham atau stakeholder tapi juga kewajiban-

kewajiban kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholders) yang

jangkauannya melebihi kewajiban-kewajiban. Kepedulian sosial perusahaan

terutama didasari alasan bahwasanya kegiatan perusahaan membawa dampak

untuk lebih baik atau lebih buruk, bagi kondisi lingkungan dan sosial ekonomi
5
http://bpkp.go.id/puslitbangwas/konten/2291/14.125/reviu-literatur-pengelolaan-badan-
usaha-milik-daerah.html, diaskses pada tangal 27 september 2017 pukul: 14:30

Universitas Sumatera Utara


5

masyarakat, khususnya disekitar perusahaan beroperasi. Pada saat sekarang ini

konsep permasalahaan sudah berada pada tahap konsumen dalam membeli

produk suatu perusahaan tidak hanya sekedar memperhatikan suatu peroduk

apakah bisa memenuhi kebutuhan mereka secara lebih efisien dari pada

saingan tapi juga dengan kritis melihat apakah keberadaan perusahaan telah

berkontribusi positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan juga

apakah keberadaan perusahaan tidak menjadi bencana di tengah masyarakat

baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Secara kritis konsumen

juga selektif melihat apakah suatu perusahaan tidak melakukan hal-hal tidak

terpuji seperti perusakan lingkungan, eksploitasi sumber daya alam,

manipulasi pajak dan penindasan terhadap hak-hak buruh.

Perubahan-perubahan pada tingkat kesadaran masyarakat yang kemudian

di Indonesia memunculkan kesadaran baru tentang pentingnya melaksanakan

apa yang kita kenal sebagai Corporate Social Responsibility (CSR).

Pemahaman itu memberikan tuntunan bahwa suatu perusahaan bukan lagi

sebagai entitas yang hanya mementingkan dirinya sendiri saja sehingga ter-

aliensi atau mengasingkan diri dari lingkungan masyarakat di tempat mereka

bekerja, melainkan sebuah entitas usaha yang wajib melakukan adaptasi

kultural dengan lingkungan sosialnya. CSR adalah basis teori tentang perlunya

sebuah perusahaan membangun hubungan harmonis dengan masyarakat

sekitar perusahaan tersebut.6 Secara teoritik, CSR dapat didefinisikan sebagai

tanggung jawab moral suatu perusahaan terhadap para strategic-

6
Ibid, hal.66

Universitas Sumatera Utara


6

stakeholdersnya, terutama komunitas atau masyarakat sekitar wilayah kerja

dan operasinya. CSR memandang perusahaan sebagai agen moral. Dengan

atau tanpa aturan hukum, sebuah perusahaan harus menjunjung tinggi

moralitas. Karena itu, CSR dapat diartikan sebagai komitmen perusahaan

untuk mempertanggungjawabkan dampak operasi dalam dimensi sosial,

ekonomi, dan lingkungan, serta terus-menerus menjaga agar dampak tersebut

menyumbang manfaat kepada masyarakat dan lingkungan hidup. Tanggung

jawab perusahaan mencakup empat jenjang yang merupakan suatu kesatuan,

yaitu: ekonomis, hukum, etis, dan filan tropis. Tanggung jawab ekonomis

berarti perusahaan perlu menghasilkan laba sebagai pondasi untuk dapat

berkembang dan mempertahankan eksistensinya. Namun dalam tujuan

mencari laba, sebuah perusahaan juga harus bertanggung jawab secara hukum

dengan menaati ketentuan hukum yang berlaku. Secara etis perusahaan juga

bertanggung jawab untuk memperaktekkan hal-hal yang baik dan benar sesuai

dengan nilai-nilai, etika, dan norma-norma kemasyarakatan. Tanggung jawab

filantropis berarti perusahaan harus memberikan kontribusi bagi peningkatan

kualitas hidup masyarakat sejalan dengan operasi bisnisnya. Melaksanakan

CSR (Corporate Social Responsibility) secara konsisten dalam jangka panjang

akan menumbuhkan rasa berterimakasih masyarakat terhadap kehadiran

perusahaan. Kondisi seperti itulah yang pada gilirannya dapat memberikan

keuntungan ekonomi-bisnis kepada perusahaan yang bersangkutan. Dengan

pemahaman seperti itu, dapat dikatakan bahwa, CSR adalah prasyarat

Universitas Sumatera Utara


7

perusahaan untuk bisa meraih legitimasi sosiologis kultural yang kuat dari

masyarakat.

Banyak perusahaan berusaha untuk mendekati masyarakat, berbagai

bantuan dan pelatihan dilakukan. Kegiatan ini merupakan bagian dari

tanggung jawab sosial perusahaan. Aktivitas membantu masyarakat atau

komunitas lokal yang dilakukan perusahaan pada dasarnya dapat

dikategorikan menjadi:

a. Merupakan aktivitas persaingan dengan perusahaan lain untuk menjaga

pelanggan dari produk yang diciptakan

b. Karena adanya desakan dari kondisi masyarakat untuk mencegah konflik

c. Memang suatu kebutuhan dari perusahaan terhadap masyarakat disekitar

perusahaan agar masyarakat sekitar menerima kehadiran perusahaan

d. Suatu kewajiban yang dibebankan karena ada aturan dari pemerintah, dan

e. Untuk menciptakan image yang baik.7

Pada pihak lain, masyarakat pun mulai sadar akan adanya tanggung jawab

sosial perusahaan terhadap masyarakat sekitar atau dana CSR dari perusahaan

untuk masyarakat yang harus dikeluarkan. Pengetahuan dari masyarakat

tentang dana CSR sering menjadi sebuah “senjata” bagi masyarakat untuk

mengeruk keuntungan dari perusahaan dengan dalil pencemaran. Adanya

perekrutan tenaga kerja, yang tidak mengutamakan masyarakat lokal untuk

tenaga kerja dan bahkan memunculkan kekerasan (konflik) antara masyarakat

dan perusahaan yang berakibat pada kerugian kedua belah pihak. Pemahaman

7
Bambang Radito dan Melia Famiola, Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan di Indonesia Bandung: Rekayasa Sains, 2007, hal. 107

Universitas Sumatera Utara


8

tanggung jawab sosial perusahaan yang berupa damai seakan menjadi wacana

yang harus dimanfaatkan oleh masyarakat unutk mendapatkan keuntungan,

dan tidak melihat besar kecilnya perusahaan asalkan masyarakat mendapatkan

keuntungan. Perusahaan yang mengalami ini pada umumnya perusahaan

dalam skala besar.

Pada dasarnya perusahaan dan masyarakat adalah stakeholder yang saling

membutuhkan dan mempengaruhi satu dengan lainnya. Hubungan keduanya

harus bersifat saling percaya sebagai satu kesatuan modal sosial, sebagai satu

kesatuan berarti perusahaan sangat membutuhkan masayarakat sebagai

stakeholder. CSR adalah komitmen untuk berperilaku etis, beroperasi secara

legal, dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi sekaligus

meningkatkan kulitas hidup karyawan dan kelurganya, serta masyarakat lokal

dan masyarakat pada umumnya. Dari sini dipahami bahwa CSR dapat

terlaksana ketika perusahaan beroperasi secara etis, sesuai dengan etika bisnis

yang melekat dalam perusahaan yang tidak melulu mengejar keuntungan

secara finansial. 8

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis mengangkat judul

skripsi “Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Corporate Social

Responsibility di Lingkungan Perusahaan PDAM Tirtanadi Medan Amplas”.

B. Permasalahan

Berdasarkan uraian-uraian latar belakang tersebut diatas, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

8
http://rahmatullah.net/2012/01/konsep-dasar-csr.html, diaskses pada tangal 27 september
2017 pukul: 14:30

Universitas Sumatera Utara


9

1. Bagaimanakah pengaturan hukum pelaksanaan Corporate Social

Responsibility (CSR) pada PDAM Tirtanadi Medan Amplas?

2. Bagaimana tanggungjawab terhadap pelaksanaan Corporate Social

Responsibility(CSR) pada PDAM Tirtanadi Medan Amplas?

3. Bagaimanakah aspek yuridisCorporate Social Responsibility (CSR) pada

PDAM Tirtanadi Medan Amplas?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini bermaksud untuk mengetahui dan mendapatkan

gambaran secara jelas tentang hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimanakah peraturan hukum dalam pelaksanaan

Corporate social Responsibility (CSR) pada PDAM Tirtanadi Medan

Amplas.

2. Untuk mengetahui bagaimana tanggungjawab terhadap pelaksanaan

Corporate Social Responsibility (CSR) pada PDAM Tirtanadi Medan

Amplas.

3. Untuk mengetahui bagaimanakah aspek yuridisdalamCorporate Socisl

Responsibility (CSR) pada PDAM Tirtandi Medan Amplas.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan skripsi ini antara lain:

1. Dari segi teoretis

Penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam

perkembangan teoretis ilmu hukum pada umumnya, serta untuk

mengetahui secara konkrit sejauh mana penerapan Corporate Social

Universitas Sumatera Utara


10

Responsibility (CSR) pada PDAM Tirtanadi Medan Amplas sebagai

BUMD.

2. Dari segi praktis

Hasil penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, masyarakat,

pembuat kebijakan dan pihak-pihak yang berkaitan dengan bidang ilmu

hukum khususnya dalam pelaksanaan CSR pada perusahaan BUMD

(Badan Usaha Milik Daerah).

E. Metode Penelitian

Untuk memperoleh kebenaran yang dapat dipercaya keabsahannya, suatu

penelitian harus menggunakan suatu metode yang tepat dengan tujuan yang

hendak dicapai sebelumnya. Metodologi pada hakekatnya memberikan

pedoman tentang cara-cara seseorang mempelajari, menganalisa, dan

memahami lingkungan-lingkungan yang dihadapinnya.

Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada

metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk

mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan

menganalisisnya, kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang

mendalam terhadap fakta hukum tersebut, untuk kemudian mengusahakan

suatu pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam

gejala yang bersangkutan. 9

Berdasarkan uraian diatas, penulisan skripsi ini menggunakan metode

penelitian sebagai berikut:

9
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Raja Grafindo, Jakarta, 1997, hal.
42

Universitas Sumatera Utara


11

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian di dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian yuridis

normatif yang didukung dengan studi lapangan. Penilitian yuridis normatif

adalah penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan

pustaka atau data sekunder, yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan

hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Bahan-bahan tersebut disusun

secara sistematis, dikaji kemudian ditarik suatu kesimpulan dalam

hubungannya dengan masalah yang diteliti.

2. Sifat Penelitian

Penelitian di dalam skripsi ini bersifat deskriptif, yang menyajikan ,

menggambarkan dan memaparkan mengenai gejala-gejala dan fakta-fakta

yang terjadi di masyarakat.

3. Jenis dan Sumber Data

Dalam penyusunan skripsi ini jenis data yang digunakan adalah jenis data

sekunder, yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan yang mencakup

berbagai buku, peraturan perundang-undangan, bahan-bahan kepustakaan

lain serta internet yang berhubugan dengan permasalahan yang diteliti

serta didukung oleh data yang diperoleh dari studi lapangan di PDAM

Tirtanadi Medan Amplas.

Adapun sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yaitu:

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer adalah bahan-bahan hukum yang mengikat, yang

terdiri dari kaedah dasar

Universitas Sumatera Utara


12

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan

terhadap bahan hukum primer, seperti: buku-buku hasil karangan ilmial

dari kalangan-kalangan hukum, doktrin atau pendapat para sarjana serta

hal-hal yang berkaitan dengan pokok bahasan skripsi ini

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier yaitu bahan yang memberikan petunjuk atau

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder

seperti: kamus hukum, dan sebagainya.

4. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam menguji permasalahan

skripsi ini adalah melalui studi kepustakaan atau studi dokumen, yaitu

suatu alat pengumpulan data yang dilakukan melalui data tertulis, serta

didukung dengan data yang diperoleh melalui studi lapangan yaitu dengan

cara melakukan penelitian pada PDAM Tirtanadi Medan Amplas melalui

pengamatan dan wawancara.

5. Analisis Data

Dalam suatu penelitian analisis data merupakan suatu tahap yang sangat

penting, dalam penelitian ini digunakan analisis kualitatif. Kemudian data

yang diperoleh disusun secara sistematis sehingga dapat gambaran yang

komprehensif. Selanjutnya ditarik suatu kesimpulan yang dituangkan

dalam bentuk tulisan yang berasal dari studi kepustakaan dan didukung

Universitas Sumatera Utara


13

dengan studi lapangan sehingga diperoleh penelitian yang bersifat

deskriptif.10

F. Keaslian Penulisan

Skripsi ini berjudul “Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Corporate

Social Responsibility (CSR) di Lingkungan Perusahaan PDAM Tirtanadi

Medan Amplas” yang diajukan dalam rangka memenuhi tugas-tugas dan

syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum ini merupakan hasil

pemeikiran sendiri. Skripsi ini telah melalui proses pemeriksaan pada Arsip

Perpustakaan Fakultas Hukum USU/ Pusat Dokumentasi dan Informasi

Hukum Fakultas Hukum USU pada tanggal 21 Desember 2016, sehingga

skripsi ini dapat dipertanggung jawabkan keasliannya.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan dalam skripsi ini merupakan suatu rangkaian yang saling

berkaitan satu sama lainnya untuk dapat memudahkan dalam penyelesainya

sehingga merupakan satu kesatuan yang sistematis. Adapun sistematika

penulisannya adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bagian pendahuluan menjelaskan secara singkat tentang latar

belakang, permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulis,

metode penelitian, keaslian penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN UMUM MENGENAI CORPORATE SOCIAL

10
M. Nazli, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2010, hal. 111

Universitas Sumatera Utara


14

RESPONSIBILITY

Dalam bab ini diuraikan tentang sejarah perkembangan CSR,

Pengertian CSR, ruang lingkup CSR, serta pengaturan hukum

mengenai CSR.

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG PDAM TIRTANADI

MEDAN AMPLAS

SEBAGAI BUMD DALAM MELAKSANAKAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

Dalam bab ini dibahas hal-hal yang mengutkan topik

permasalahan dalam

Skripsi ini yaitu Deskripsi PDAM Tirtanadi Medan Amplas

dalam Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR),

Manfaat PenerapanCorporate Social Responsibility (CSR) pada

PDAM Tirtanadi Medan Amplas

BAB IV : PENERAPAN PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (CSR) PADA PDAM TIRTANADI

MEDAN AMPLAS

Bab ini menyajikan data yang diperoleh melalaui hasil

penelitian/studi Lapangan yang berisikan tentang latar belakang

pelasanaan CSR pada PDAM Tirtanadi Medan Amplas prosedur

pelaksanaan CSR pada PDAMTirtanadi Medan Amplas

manfaat penerapan CSR pada PDAM TirtanadiMedan Amplas.

BAB V : KESIMPULAN dan SARAN

Universitas Sumatera Utara


15

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran sesuai dengan topik

penelitian Yang dikaji dalam skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN UMUM MENGENAI CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (CSR)

A. Sejarah perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR)

Pemikiran tentang tanggung jawab sosial perusahaan yang kini cukup

populer dan telah banyak dilaksanakan banyak perusahaan di hampir semua

negara tidak muncul secara tiba-tiba.konsep tanggung jawab sosial perusahaan

berkembang secara evolusiner dalam jangka waktu yang cukup panjang.

Konsep tanggung jawab sosial perusahaan menjalani beberapa tahap yang

dipengaruhi oleh sepak terjang para pelaku usaha dengan berbagai dampak

yang ditimbulkannya. Konsep tersebut juga pengaruh dari perkembangan

ideologi dan tatanan kehidupan bangsa dan antar bangsa. Segala hal tersebut

ikut memberikan kontribusi hinggatiba pada suatu saat dimana para pelaku

usaha menyadari perlunya aksi bersama masyarakat setempat demi

kepentingan semua pihak.11

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dunia, makin terasa pula

dampak negatif aktivitas ekonomi industri terhadap kehidupan manusia dan

masyarakat.dampak negatif ini terjadi sebagai akibat negatif dari pada

eksploitasi sumber daya alam dan rusaknya lingkungan dimana perusahaan itu

melakukan aktivitas ekonomi. Selain itu makin terasa pula perbedaan taraf

kehidupan ekonomi antara pelaku usaha dengan masyarakat setempat. Kondisi

11
http://www.rahmatullah.net/2009/11/corporate-social-responsibility-csr.html, diakases
pada tanggal 29 september 2017 pukul: 16:55

16
Universitas Sumatera Utara
17

seperti ini menumbuh kembangkan rasa kecemburuan sosial masyarakat

setempat terhadap pelaku usaha.

Rusaknya lingkungan dan perbedaan taraf ekonomi yang terjadi dianggap

sebagai keadaan yang buruk, yang menggambarkan dampak negatif dari pada

praktek indutri oleh pelaku usaha. Keadaan ini mengakibatkan

berkembangnya relasi yang tidak harmonis antara pelaku usaha dan

masyarakat setempat.

Pada proses selanjutnya protes masyarakat terhadap aktivitas ekonomi

industri pun bermunculan dan makin lama makin besar pula. Ada kalanya

protes tersebut masih halus, namun kadang kala keras, bahkan makin brutal.

Akibatnya, pada diri pelaku usaha muncul rasa khawatir atas kesinambungan

praktek ekonominya.

Keadaan relasi yang tidak kondusif dan bahaya makin mengancam banyak

di antara pelaku usaha industri menanggapi melalui sikap kemurahan hati

yang bersifat amal atau kedermawanan sosial. Namun sebagian pelaku usaha

melakukan kolaborasi dengan negara melalui aparatur pertahanan dan

keamanan. Sikap kemurahan hati inilah sesungguhnya merupakan konsep

tanggung jawab sosial perusahaan yang paling awal dan konservatif.

Konsep tanggung jawab sosial makin terdengar pada pertengahan tahun

awal 1950-an, saat mana secara umum masyarakat dunia mulai pulih dari

dampak perang Dunia II. Keadaan yang makin tenang oleh banyak negara

digunakan sebagai momen dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

masyarakatnya.

Universitas Sumatera Utara


18

Kesadaran atas tanggung jawab sosial perusahaan meningkat ketika

Howard R. Bowen menerbitkan bukunya berjudul Social Responsibilities of

The Businessmen. Buku Bowen ini menjadi buku yang paling banyak terjual

dikalangan pelaku usaha pada saat 1960-an. Bowen mengemukakan bahwa

perusahaan dalam praktek ekonominya tidak boleh berjalan sendiri, melainkan

harus menyelaraskan praktek ekonominya dengan nilai-nilai dan tujuan yang

hendak dicapai masyarakat setempat dimana perusahaan itu berada.

Pengakuan masyarakat banyak terhadap asas-asas tanggung jawab sosial

perusahaan yang dikemukakannya menjadikan dia dikelompokkan oleh

banyak tokoh sebagai bapak tanggung jawab sosial perusahaan.

Kaith Davis, pakar sosiologi perusahaan selanjutnya tampil dengan buku

berjudul Iron Low of Social Responsibility, yang mengembangkan pemikiran

Bowen. Dalam konsepnya, Davis mengemukakan bahwa penekanan pada

tanggung jawab sosial perusahaan memiliki hubungan positif dengan ukuran

perusahaan.12

Kajian atas pihak yang terlibat dalam berbagai praktek ekonomi

perusahaan kemudian memperkenalkan konsep baru, yaitu konsep

stakeholders. Sejak tahun 1970-an kepada masyarakat dunia diperkenalkan

konsep pemegang kepentingan (stakeholdesr). Konsep pemegang kepentingan

menegaskan bahwa perusahaan memiliki berbagai kelompok kepentingan,

yang bukan saja menyangkut nilai-nilai ekonomi atau keuntungan perusahaan,

tetapi juga pihak pemasok, pihak karyawan perusahaan, pihak pemerintah,

12
http://www.rahmatullah.net/2012/01/konsep-dasar-corporate-social-responsibility.html,
diakses pada tanggal 1 agustus 2017 pukul 19:55

Universitas Sumatera Utara


19

pihak masyarakat setempat, bahkan pihak masyarakat satu bangsa secara

keseluruhan.

Berdasarkan pemikiran diatas selanjutnya dikembangkan asas-asas,

kaidah-kaidah, dan teori berkenaan dengan pemegang kepentingan. Suatu teori

yang mengemukankan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan

sesungguhnya melampaui kepentingan berbagai kelompok yang hanya

berpikir seputar keuntungan dan keuangan saja. Kesinambungan perusahaan

juga berkaitan erat dengan masyarakat secara keseluruhan, bahkan sangat

menentukan hidup matinya perusahaan.

Pada pertengahan 1970-an, Dewan Pembangunan Ekonomi menerbitkan

panduan berjudul Social Responsibilities of Business Corporation. Buku

panduan tersebut menekankan 3 (tiga) asas pokok yang harus diperhatikan

oleh pelaku usaha, yaitu:

1. Perusahaan harus memberikan perhatian penuh pada pembangunan fungsi-

fungsi ekonomi masyarakat.

2. Perusahaan harus menyadari eksistensi nilai-nilai yang ada dalam

masyarakat setempat dengan segala perubahan yang terjadi pada nilai-nilai

tersebut.

3. Perusahaan harus menyadari tentang pentingnya keprihatinan kepada

keadaan lingkungan dan gaji pekerja yang wajar, pemecahan masalah

kemiskinan, dan pembangunan pendesaan.

Pada priode 1980-an semakin banyak perusahaan yang mengalihkan

konsep ke murahan hati ke arah pengembangan masyarakat. Inti perubahan ini

Universitas Sumatera Utara


20

adalah, bahwa kreativitas ekonomi yang kental dengan kemurahan hati Robin

Hood makin berkembang ke arah pemberdayaan masyarakat. Wujud program

yang dilakukan adalah pengembangan aktivitas kerja sama antara perusahaan

dengan memberikan peluang kepada masyarakat setempat untuk terlibat dalam

program perusahaan yang bersifat saling menguntungkan, memberikan

ketrampilan, kerja sama dalam perdagangan, dan lain-lain.

Disaat yang sama, Thomas Jones, pakar ekonomi pembangunan Amerika

mulai melakukan penelitian berkenaan dengan manfaat tanggung jawab sosial

perusahaan yang menerapkannya dengan baik. Hasil penelitian tersebut antara

lain menyimpulkan, ditemukan korelasi positif antara peran perusahaan dalam

implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan dengan

meningkatkan keuangan perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini berhasil

menepis kecenderungan banyak pelaku usaha yang memandang tanggung

jawab sosial perusahaan hanya sebagai biaya yang harus ditanggung atau

dikeluarkan, tanpa terkait dengan hasil atau keuntungan perusahaan.

Elkington menegaskan, bahwa jika suatu perusahaan ini terus eksis dan

berkembang, pelaku usaha tersebut tidak boleh hanya memikirkan atau

memburu keuntungan (profit), tetapi harus juga memberikan manfaat bagi

masyarakat (people), dan ikut secara aktif dalam memelihara dan melestarikan

lingkungan (planet).

Sabagai suaru garis dasar maka keuntungan perusahaan, kesejahteraan

masyarakat sekitar dan kelestarian lingkungan harus dijadikan pertimbangan

dalam merumuskan rancangan pengembangan usaha. Lebih jauh lagi,

Universitas Sumatera Utara


21

ketiganya harus dianggap sebagai variabel yang sama-sama penting dan sama

pentingnya.

Tanggung jawab sosial perusahaan makin menggema setelah

diselenggarakannya pertemuan puncak yang melibatkan hampir semua negara

membahas berbagai hal berkenaan dengan pembangunan berkesinambungan.

Pertemuan puncak ini berlangsung pada tahun 2002 di Johannesburg, Afrika

Selatan. Lebih jauh lagi, pertemuan punca ini merupakan momentum

berkembangnya definisi konsep tanggung jawab sosial perusahaan.

Dalam pertemuan tersebut ditegaskan bahwa pembangunan yang

berkesinambungan memerlukan kerja sama yang melibatkan berbagai pihak.

Perusahaan tidak boleh melakukan aktivitas ekonomi tanpa memperhatikan

dan memberikan manfaat bagi pemeliharaan lingkungan dan kesejahteraan

masyarakat setempat, serta kepentingan umat manusia secara keseluruhan.

Penghargaan yang diberikan kepada perusahaan yang telah berhasil

dengan baik mengimplementasikan program tanggung jawab sosial

perusahaannya dinamakan dengan Asian Corporat Social Responsibility

Award. Selain memberikan penghargaan, materi dan ruang lingkup penelitian

yang diterapkan juga dirumuskan secara transparan dan rinci sehingga dapat

digunakan sebagai panduan bagi setiap perusahaan dalam upaya

merumuskandan merancang implementasi program tanggung jawab sosial

Universitas Sumatera Utara


22

perusahaan yang baik (Asian Forum On Corporat Social Responsibility,

2007)13

B. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)

Tanggung jawab sosial perusahaan atau dikenal dengan istilah CSR

(corporate social responsibility) selama kurun lima tahun terakhir gencar

dikampanyekan oleh pemerintah, terutama setelah diundangkannya Undang-

undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT),

menggantikan Undang-undang Nomor 1Tahun 1995 tantang Perseroan

Terbatas. Berbagai intrumen dilakukan pemerintah untuk membumikan

kebijakan tersebut, baik dalam berbagai diskusi akademik maupun melalaui

pembentukan peraturan perundang-undangan di bawahnya, seperti Peraturan

Daerah Propinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Upaya ini dilakukan

karna CSR merupakan kebutuhan mendesak seiring pesatnya perkembangan

ekonomi masayarakat dan kemajuan teknologi informasi.

Adanya perdebatan CSR sebagai tanggung jawab sosial ataukah kewajiban

hukum, tak lain dosebabkan oleh ketidak konsistenan pengaturan CSR dalam

UUPT.14

Pasal 1 angka 3 UUPT menyebutkan bahwa, “Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam

pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan

13
Matias Siagian, Agus Suriadi Corporate Ssocial Responsibility, Medan, Fisip USU
Press, 2010, hal. 5
14
https://achmadsyauqie.files.wordpress.com/2012/11/tanggung-jawab-sosial-perusahaan-
csr-menurut-uu-nomor-40-tahun-2007-tentang-perseroan-terbatas.pdf, diakses pada tanggal 1
agustus 2017 pukul: 20:55

Universitas Sumatera Utara


23

dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas

setempat, maupun masyarakat pada umumnya”.

Sementara dalam pasal 74 UUPT ayat (3) menyebutkan bahwa, “perseroan

yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.

Keseluruhan pasal 74 UUPT secara eksplisit menegaskan adanya kewajiaban

perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, serta

penganaan sanksi bagi perseroan yang tidak melaksanakannya.

Jika bicara tentang CSR kita langsung berpikir tentang prilaku korporasi.

CSR memberikan petinjuk penting yang dapat menjadi panduan bagaimana

perusahaan dan pemerintahan sabaiknya dijalankan.

Secara umum CSR merupakan peningkatan kualitas kehidupan

mempunyai arti adanya kemampuan manusia sebagai individu anggota

komunitas untuk menanggapi keadaan sosial yang ada, dan dapat menikmati

serta memanfaatkan lingkungan hidup termasuk perubahan-perubahan yang

ada sekaligus memelihara, atau dengan kata lain, merupakan cara perusahaan

mengatur proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada komunitas,

atau dapat dikatakan sebagai peroses penting dalam pengaturan biaya yang

dikeluarkan dan keuntungan kegiatan bisnis dari pihak-pihak lain yang

berkepentingan baik secara internal yaitu pekerja, pemegang saham, dan

penanam modal maupun eksternal, yaitu kelembangaan pengaturan umum,

anggota-anggota komunitas, kelompok komunitas sipil, dan perusahaan lain.15

15
Ibid, hal. 207

Universitas Sumatera Utara


24

CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi

dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan

tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan

antara perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Kompleksitas permasalahan sosial yang semakin rumit dalam dekade

terakhir dan implementasi desentralisasi telah menempatkan Corporate Social

Responsibility sebagai suatu konsep yang diharapkan mampu memberikan

alternatif terobosan baru dalam pemberdayaan masyarakat miskin.16

Definisi CSR sangat menentukan pendekatan audit program CSR.

Beberapa definisi CSR berikut ini menunjukkan keragaman pengertian CSR

menurut berbagai organisasi:

1. World Bussiness Council for Suistainable Development:

Komitmen berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berprilaku etis

dan memberi konstribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya

meningkatkan kualitas karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal

dan masyarakat luas pada umumnya.

2. International Finance Corporation:

Komitmen dunia bisnis untuk memberi kontribusi terhadap pembangunan

ekonomi berkelanjutan melalui kerja sama karyawan, keluarga mereka,

komunitas lokal dan masyarakat luas untuk meningkatkan kehidupan

mereka melalui cara-cara yang baik bagi bisnis maupun pembangunan.

3. Institute of Chartered Accountants, England and Wales:

16
Dr. Hendrik Budi Untung, Corporate Social Responsibility, Jakarta, 2009, hal. 1.

Universitas Sumatera Utara


25

Jaminan bahwa pengelolaan-pengelolaan bisnis mampu memberi dampak

positif bagi masyarakat dan lingkungan, seraya memaksimalkan nilai bagi

pemegang saham (stakeholders) mereka.

4. Canadian Government:

Kegiatan usaha yang mengintegrasikan ekonomi, lingkungan, dan sosial

ke dalam nilai, budaya, pengambilan keputusan, strategi, dan operasi

perusahaan yang dilakukan secara transparan dan bertanggungjawab untuk

menciptakan masyarakat yang sehat dan berkembang.

5. European Commission:

Sebuah konsep dengan mana perusahaan mengintegrasikan perhatian

terhadap sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis meraka dan dalam

interaksinya dengan para pemangku kepentingan (stakeholders)

berdasarkan prinsip-prinsip kesukarelaan.

6. CSR Asia:

Komitmen perusahaan untuk beroperasi secara berkelanjutan berdasarkan

prinsip ekonomi, sosial, dan lingkungan, seraya menyeimbangkan

beragam kepentingan para stakeholders.17

Definisi lainnya adalah The World Bussiness Council for Sustainable

Development (WBCSD) mendefinisikan CSR atau tanggung jawab sosial

perusahaan, sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi

pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para

karyawan serta perwakilan mereka, komunitas setempat maupun masyarakat

17
https://unyilcindy.wordpress.com/2011/10/Corporate Social Responsibility-CSR-2,
diakses pada tanggal 5 agustus 2017 pukul:14:00

Universitas Sumatera Utara


26

umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat

baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan. 18

Memperhatikan keterkaitan antara perusahaan, masyarakat dan pemerintah

seperti telah diuraikan sebelumnya, pada zaman sekarang ini, sudah

merupakan keharusan agar perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial,

pemerintah dan masyarakat dapat menilai kinerja perusahaan, seandainya

perusahaan hanya mengejar target keuntungan dengan tanpa dibarengi dengan

tanggung jawab sosial. Dengan berdasarkan pada uraian diatas, dimana

sebenarnya keharusan perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial. Hal ini

menjadi dilema, karena pada dasarnya perusahaan didirikan semata-mata

untuk kepentingan ekonomis dalam hal ini mencari keuntungan. Sehingga

apabila perusahaan dibebani tanggung jawab sosial, apakah mungkin terjadi

tarik-meniarik (spanning) antara kepentingan mencari untung dan

kepentingan sosial.

Untuk melihat perlu atau tidaknya perusahaan, maka terlebih dahulu harus

dilihat status perusahaan, apa sebenarnya perusahaan itu. Pada negara-negara

moderen, kehadiran perusahaan dalam masyarakat merupakan suatu aset

nasional yang sangat penting, dengan alasan bahwa perusahaan-perusahaan

tersebut setidaknya dapat membantu negara (pemerintah) untuk turut serta

membantu segala kebutuhan hidup masyarakat yang tidak bisa dipenuhi oleh

pemerintah. Bahkan dalam keadaan-keadaan tertentu, perusahaandianggap

sebagai “Pribadi” yang mempunyai hak dan kewajiban sebagaimana adanya

18
https://umbara 1187. Wordpress.com/2009/04/Corporate Social Responsibility-CSR,
diakases pada tanggal 5 agustus 2017 pukul: 22:00

Universitas Sumatera Utara


27

pribadi manausia yang dalam tindakannya terwujud oleh badan pengurus

perusahaan.19

Berikut dengan status perusahaan tersebut, disini perlu dikemukakan

pendapat dari Richard T. De George mengenai status perusahaan yang

memandang perusahaan dari dua segi yaitu:

a. Perusahaan sebagai legal-creator, yang melihat perusahaan sebagai

sepenuhnya ciptaan hukum, ada hanya berdasarkan hukum. Menurut

pandangan ini, perusahaan diciptakan oleh negara dan tidak mungkin ada

tanpa negara. Negara dan hukum sendiri adalah ciptaan masyarakat.

Perusahaan diciptakan oleh masyarakat. Maka kalau perusahaan tidak lagi

berguna bagi masyarakat, masyarakat bisa saja mengubah atau

menindaknya. Mengkaji perusahaan sebagai legal-creator, dengan tidak

melepas keberadaannya dari negara, begitu juga keberadaan negara tidak

akan ada tanpa adanya masyarakat yang menghendaki adanya negara, jadi

antara negara, masyarakat, dan perusahaan, merupakan tiga kompenen

yang tidak bisa saling melepaskan diri, maka dari itu jika perusahaan tidak

lagi memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat dan negara,

perusahaan tersebut harus diberhentikan keberadaannya.

b. Perusahaan sebagai legal-recognition, yang melihat perusahaan tidak

memusatkan pserhatiannya pada status legal dari perusahaan, melainkan

pada perusahaan sebagai suatu usaha bebas dan produktif. Menurut

pandangan ini, perusahaan terbentuk oleh para anggotanya yang mengikat

19
Ibid, hal. 63-65

Universitas Sumatera Utara


28

dirinya, mengorganisasi diri dan melakukan suatu kegiatan tertentu dengan

cara tertentu secara bebas. Dalam hal ini perusahaan tidak dibentuk oleh

negara. Negara hanya mendaftar dan mengakui operasi perusahaan itu.

Perusahaan juga bukan suatu organisasi bentukan masyarakat. Menurut

pandangan yang kedua ini, bahwa kehadiran perusahaan dalam masyarakat

hanya karena keinginan, inisiatif para anggota masyarakat yang saling

mengikatkan dirinya membentuk perusahaan dan negara hanya

mencatatkan keberadaan perusahaan, sehingga menurut pandangan ini

perusahaan merupakan suatu usaha yang bebas dan produktif, hanya

semata-mata mencari keuntungan.20

Apabila pandangan yang pertama yang diuraikan diatas, dikaitkan dengan

kehadiran perusahaan-perusahaan negara di Indonesia, yaitu lembaga

perusahaan (badan usaha) hadir ditengah masyarakat karena dibentuk oleh

hukum, misalnya apa yang disebut dalam kitab Undang-undanga Hukum

Perdata dan kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) yang telah

mengatur berbagai bentuk, jenis perusahaan yang diperkenankan hadir dalam

masyarakat. Dengan berpijak pada peraturan perundang-undangan yang

berlaku, oleh karena perusahaan hadir dibentuk oleh masyarakat, negara yang

bergerak dengan tujuan mencari untuk atau tanggung jawab dari segi

ekonomi, bukan berarti mengabaikan tanggung jawab sosialnya kepada

masyarakat karena tidak mungkin dan akan sulit sendiri apabila perusahaan

tidak membutuhkan masyarakat dan tidak berhubungan dengan masyarakat

20
Ibid, hal. 112

Universitas Sumatera Utara


29

dan negara. Oleh karena itu antara perusahaan, masyarakat, dan negara saling

membutuhkan.

Untuk lebih memahami secara komprehensif perlu atau tidak perlu

perusahaan harus mempunyai tanggung jawab sosial ini, perlu dikemukakan

argumen-argumen yang menyatakan bahwa perusahaan tidak harus

mempunyai tanggung jawab sosial atau argumen-argumen yang menyatakan

bahwa perusahaan harus mempunyai tanggung jawab sosial yaitu:

1) Argumen yang menyatakan bahwa perusahaan tidak harus mempunyai

tanggung jawab sosial atau menentang perlunya tanggung jawab sosial

bahwa:

a) Tujuan bisnis adalah mengejar keuntungan sebesar-besarnya.

b) Tujuan yang terbagi-bagi dan harapan yang membingungkan.

c) Biaya keterlibatan.

d) Kurangnya tenaga terampil di bidang kegiatan sosial.

2) Argumen yang menyatakan perusahaan harus mempunyai tanggung jawab

sosial, bahwa:

a. Kebutuhan dan harapan masyarakat yang semakin berubah.

b. Terbatasnya sumber-sumber daya.

c. Lingkungan sosial yang lebih baik.

d. Perimbangan tanggung jawab dan kekuasaan.

e. Bisnis mempunyai sumber daya yang berguna.

Universitas Sumatera Utara


30

f. Keuntungan jangka panjang.21

Kedua pernyataan yang saling bertentangan tersebut, lebih setuju untuk

menyatakan bahwa perusahaan harus mempunyai tanggung jawab sosial, hal

ini dilandasi oleh suatu kenyataan yang tidak akan terbantah dengan

maraknya dunia bisnis, dengan berbagai persaingan yang sehat dengan yang

tidak sehat hampir sebanding, dan pada akhirnya hanya perusahaan yang

memperhatikan kebutuhan, keinginan masyarakat akan dapat bertambah,

karena kecenderungan masyarakat sekarang membutuhkan produk biaya yang

bermutu.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka wujud tanggung jawab sosial

perusahaan dapat dirumuskan dalam dua wujud, yaitu:

1.1.Positif :melakukan kegiatan-kegiatan yang bukan didsarkan pada

perhitungan untung rugi, melainkan didasarkan pada

pertimbangan demi kesejahteraan sosial.

1.2. Negatif : tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang dari segi ekonomis

Menguntungkan, tetapi dari segi sosial merugikan kepentingan

dan Kesejahteraan sosial.

Pembahasan bahwa perusahaan harus mempunyai tanggung jawab sosial

ini, sangat terasa penting dan tepat berdasarkan Pancasila, yang menjadi dasar

dari segala bidang kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Subtansi dari

pancasila yaitu harus ada keselarasan, keharmonisan, keseimbangan diantara

berbagai sektor kehidupan, sehingga dengan demikian perusahaan-perusahaan

21
http://cahyanidewi.blogspot.co.id/2013/01/Etika Bisnis, diakses pada tanggal 8 agustus
2017 pukul: 16:00

Universitas Sumatera Utara


31

yang ada di bumi Indonesia, mempunyai kewajiban disamping mencari

keuntungan ekonomis (tanggung jawab ekonomi), juga mempunyai tanggung

jawab sosial, dengan memberikan keselarasan, keseimbangan, dan

keharmonisan diantara tanggung jawab tersebut.

Berdasarkan uraian diatas sebenarnya tanggung jawab sosial perusahaan

merupakan rasa kepedulian sosial perusahaan terhadap segala aspek yang

berkaitan dan menunjang hidup perusahaan, dengan menyelaraskan,

menyeimbangkan, dan harmonisasi antara tanggung jawab ekonomi (mencari

keuntungan) dan tanggung jawab sosial.

C. Ruang Lingkup Corporate Social Responsibility

Arti tanggung jawab sosial perusahaan diatas, bagaimana sebenarnya

ruang lingkup tanggung jawab sosial perusahaan. Menurut Vernono A.

Musselman dan John H. Jackson bahwa istilah “tanggung jawab sosial

perusahaan pada suatu ketika hanya berarti sumbangan finasial pada seni atau

masayarakat setempat, dan mungkin perilaku etis.”

Bahwa sesuai dengan perkembangan zaman, sudah merupakan keharusan

perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial, dan meskipun begitu ternyata

masih tidak mudah untuk memberikan batasan atau ruanglingkup dari

tanggung jawab sosial perusahaan tersebut.

Bahwa dari istilah tersebut diatas sesuai dengan perkembangan zaman

menambah arti, juga sekaligus merupakan ruang lingkup tanggung jawab

sosial perusahaan, seperti yang dikemukakan oleh Vernono A. Musselman-

John H. Jackson, bahwa “tanggung jawab sosial perusahaan meliputi

Universitas Sumatera Utara


32

keperihatinan atas kesehatan, informasi konsumen, menyewa ahli praktek,

tidak menjalankan diskriminasi serta memelihara lingkungan fisik.”22

Ruang lingkup yang hampir sama dengan yang tersebut diatas, diberikan

pula oleh Basu Swasth DA dan Ibnu Sukotjo W bahwa tanggung jawab sosial

perusahaan mencakup hal-hal seperti bidang kesehatan, informasi konsumen,

praktik tanpa diskriminasi dan pemeliharaan lingkungan fisik.

Sonny Keraf melihat ruang lingkup tanggung jawab sosial perusahaan

tersbut, dengan menyebutkanada dua jalur tanggung jawab sosial sesuai

dengan dua jalur relasi perusahaan dengan masyarakat, yaitu relasi primer dan

relasi sekunder, dirumuskan sebagai berikut:

a. Terhadap relasi primer, misalnya memenuhi kontrak yang sudah

dilakukan dengan perusahaan lain, memenuhi janji, membayar utang,

memberikan pelayanan pada konsumen dan pelanggan secara

memuaskan, bertanggung jawab dalam menawarkan barang dan jasa

kepada masyarakat dengan mutu yang baik, memperhatikan hak

karyawan, kesejahteraan karyawan dan kelurganya, meningkatkan

keterampilan dan pendidikan pada karyawan dan sebagainya.

b. Terhadap relasi sekunder, bertanggung jawab atas operasi dan dampak

bisnis terhadap masyarakat pada umumnya, atas masalah-masalah sosial

seperti: lapangan kerja, pendidikan, prasarana sosial, pajak, dan

sebagainya.

22
Ibid

Universitas Sumatera Utara


33

Jika dikaji lebih lanjut sebenarnya ada dua hal yang berkaitan dengan

ruang linkup tanggung jawab sosial perusahaan yaitu:

1) Internal, merupakan tanggung jawab sosial kedalam perusahaan itu

sendiri, perusahaan harus bertanggung jawab terhadap kesejahteraan

karyawannya, terhadap mutu barang yang dipergunakan agar

menghasilkan barang yang baik atau hal-hal yang berkaitan dengan proses

produksi.

2) Ekternal, merupakan tanggung jawab keluar perusahaan, perusahaan harus

bertanggung jawab terhadap lingkungan yang berada disekitar perusahaan

sertaakibat-akibat yang ditimbulkannya, bertanggung jawab terhadap

barang-barang dibuat (dipasarkan) atau pasca produksi.23

Sebagai suatu lembaga, perusahaan merupakan suatu wadah yang

terorganisir, yang betul-betul didirikan dan diterima dalam tata kehidupaan

masyarakat. Karena itu perusahaan merupakan lembaga sosial, yang tak

ubahnya dengan lembaga-lembaga sosial lain seperti pemerintahan, pertanian,

kehidupan keluarga dan kegiatan-kegiatan perseorangan, golongan untuk

mencapai tujuan yang sama.24

Pada dasarnya CSR bukanlah entitas depertemen atau divisi yang sifatnya

parsial, atau hanya berfungsi dalam pendongkrakan citra sebagian dari jurus

jitu marketing perusahaan, sehingga nilai perusahaan dimana stakeholders lain

khususnya masyarakat menjadi positif.

23
Basu Swastha DH., Ibnu Sukotjo W. Pengantar Bisnis Modern Yogyakarta, Liberty,
1993
24
Sukanto Reksohadiprodjo, Heidjrachman Ranupandojo, Irawan, Pengantar Ekonomi
Perusahaan, Yogyakarta, BPFE, 1999

Universitas Sumatera Utara


34

Pada hakikatnya CSR adalah nilai atau jiwa yang melandasi aktivitas

perusahaan secara umum, dikarenakan CSR menjadi pijakan komperhensif

dalam aspek ekonomi, sosial, kesejahteraan dan lingkungan. Tidak etis jika

nilai CSR hanya diimplementasikan untuk memberdayakan masyarakat

setempat, disisi lain kesejahteraan karyawan yang ada didalamnya tidak

terjamin, ataupun perusahaan tidak disimplin dalam membayar pajak,

suburnya praktik korupsi dan kolusi, atau mempekerjakan anak.

Aspek lingkungan misalnya, terdapat perusahaan-perusahaan yang

berkontribusi dalam pencemaran terhadap alam, melakukan pemborosan

energi, dan bermasalah dalam limbah. Bagaimanapun semua aspek dalam

perusahaan, baik ekonomi, sosial, kesejahteraan dan lingkungan tidak bisa

lepas dari koridor tanggung jawab sosial perusahaan. Oleh karena itu, dalam

CSR tercakup didalamnya empat landasan pokok yang antara satu dengan

yang lainnya saling berkaitan (Tanari, 2009), diantaranya:

a) Landasan pokok CSR dalam aktivitas ekonomi, meliputi:

1.1 Kinerja keuangan berjalan dengan baik

1.2 Investasi modal berjalan dengan sehat

1.3 Kepatuhan dalam pembayaran pajak

1.4 Tidak terdapat praktek suap/korupsi

1.5 Tidak ada konflik kepentingan

1.6 Tidak ada keadaan mendukung rezim yang korup

1.7 Menghargai hak atas kemampuan intelektual/paten

1.8 Tidak melakukan sumbangan politis/lobi

Universitas Sumatera Utara


35

b) Landasan pokok CSR dalam isu kingkungan hidup,meliputi:

1.1 Tidak melakukan pencemaran

1.2 Tidak berkontribusi dalam pencemaran iklim

1.3 Tidak berkontribusi atas limbah

1.4 Tidak melakukan pemborosan air

1.5 Tidak melakukan praktik pemborosan energi

1.6 Tidak melakukan penyerobotan lahan

1.7 Tidak berkontribusi dalam kebisingan

1.8 Menjaga keanekaragaman hayati

c) Landasan pokok CSR dalam isu sosial, meliputi:

1.1 Menjamin kesehatan karyawan atau masyarakat yang terkena dampak

1.2 Tidak mempekerjakan anak

1.3 Memberikan dampak positif pada masyarakat

1.4 Melakukan proteksi konsumen

1.5 Menjunjung keberanekarangaman

1.6 Menjaga privasi

1.7 Melakukan pratik derma sesuai dengan kebutuhan

1.8 Bertanggung jawab dalam proses outsourcing dan off shoring

1.9 Akses untuk memperoleh barang-barang tertentu dengan harga wajar

d) Landasan pokok CSR dalam isu kesejahteraan, meliputi:

1.1 Memberikan kompensasi pada karyawan

1.2 Memanfaatkan subsidi dan kemudahan yang diberikan pemerintah

1.3 Menjaga kesehatan karyawan

Universitas Sumatera Utara


36

1.4 Menjaga keamanan kondisi tempat kerja

1.5 Menjaga keselamatan dan kesehatan kerja

1.6 Menjaga keseimbangan kerja/hidup

Landasan pokok diatasmemberikan sebuah gambaran bahwa CSR

bukanlah hal yang parsial, melainkan suatu urusan yang komperhensif. Tidak

tepat jika perusahaan hanya fokus pada aspek lingkungan hidup, namun abai

dalam aspek kesejahteraan karyawan dan ketidak seimbangan antar aspek

lainnya. Oleh karena itu poin-poin diatas bisa dijadikan sebagai indikator

sejauhmana keseriusan perusahaan dalam menerapkan CSR.

Selain aspek diatas, kesungguhan perusahaan dapat diukur dengan

menggunakan indikator piramida CSR. Tujuannya untuk mengetahui berada

pada tipe apa perusahaan dalam menerapkan CSR, apakah hanya fokus dalam

tanggungjawab secara ekonomi lalu menegasikan kebutuhan masyarakat

lokal, baru pada tataran mematuhi aturan hukum, atau memang sudah berada

pada tingkat tertinggi yaitu tanggung jawab etis, memperaktekkan CSR

secara komperhensif.25

D. Pengaturan Hukum Mengenai Corporate Social Responsibility (CSR)

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility yang dilakukan di Indonesia

tentunya harus memiliki dasar hukum agar para pengusaha dapat

melaksanakan CSR dengan sebaik-baiknya dan tidak dilakukan tanpa melihat

pengaturan yang ada. Dasar hukum dari CSR adalah Sebagai berikut:

1. Undang-Undang No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (UU PT).

25
http://www.rahmatullah.net/2013/11/Tujuan dan Ruang Lingkup CSR.html, diakses
pada tanggal 10 agustus 2017 pukul: 10:35

Universitas Sumatera Utara


37

2. Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal (UU

PM).

3. Undang-Undang No. 23 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

4. Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 Tantang Badan Usaha Milik Negara

(UU BUMN).

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 70 Tahun 2016

Tentang Pedoman Pemberian Subsidi Dari Pemerintah Daerah Kepada

Badan Usaha Milik Daerah Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air

Minum.

Pada Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

(UUPT) pengaturan CSR dapat dilihat dalam Bab V. Hal ini merupakan

masalah baru dalam hukum Perseroan Terbatas, Undang-Undang No.1 Tahun

!995 tentang Perseroan Terbatas tidak mengaturnya. Akan tetapi pengaturan

CSR dalam Undang-Undang PT sangat minim sekali. Hanya terdiri dari 1

Pasal saja, yakni Pasal 74 Undang-Undang No.40 Tahun 2007.26

a. Bunyi Pasal 74 UUPT yang mewajibkan CSR bagi Perseroan Terbatas,


adalah:
a) perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung
jawab sosial dalam lingkungan;
b) Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan
diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya
dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran;
c) Perseroan yang tidak melakukan kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikenai saksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;

26
M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, Jakarta/Sinar Grafika/2009/hal.125

Universitas Sumatera Utara


38

d) Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan


lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.27
Sebenarnya apa yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

bukanlah hal yang baru. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 ini

merupakan revisi dari UU No. 1 Tahun 1995 (diumumkan dalam Lembaran

Negara Nomor 13 Tahun 1995 dengan Penjelasannya diumumkan dalam

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3587) tentang Perseroan Terbatas.

UU RI No. 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas tersebut secara total

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku, dan secara total diberlakukan UU RI No.

40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Apa yang diatur dalam UU RI No.

1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas tersebut sendiri, bukanlah sama

sekali baru. UU RI No. 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas tersebut

sebenarnya merupakan pengaturan kembali apa yang sebelumnya telah diatur

dalam Pasal 36 sampai dengan pasal 56 Wetboek Van Koophandel Voor

Nerderlansche Indie yang disingkat WvK (yang setelah kita merdeka kita kenal

dan kita sebut sebagai Kitab Undang-Undang Hukum Dagang/KUHD), yang

disana dilakukan penyesuaian dengan apa yang diperlukan setelah kita

merdeka. 28

Penjelasan Pasal 74 Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas jelas disebutkan bahwa kewajiban pelaksanan CSR bagi perusahaan

yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan dengan

sumber daya alam ini tidak hanya melihat pada bisnis inti dari perusahaan

tersebut. Walaupun perusahaan tersebut tidak secara langsung

27
Undang-Undang No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, Pasal 74.
28
Rudhi Prasetya, Perseroan Terbatas Teori&Praktek, Jakarta, Sinar Grafika, 2016

Universitas Sumatera Utara


39

melaksanakanekploitasi sumber daya alam, tetapi selama kegiatan usahanya

berdampak pada fungsi kemampuan sumber daya alam, maka perusahaan

tersebut wajib melaksanakan tanggung jawab sosialnya.

Pengaturan adanya kewajiban tanggung jawab sosial bagi perseroan di

negara-negara maju, seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa sudah

dimulai sejak tahun 50-an, artinya setiap perusahaan disamping mencari

keuntungan, juga wajib memberikan manfaat kepada masyarakat, lingkungan

sekitarnya.

Pasal 74 ayat (1) UUPT, menegaskan bahwa perseroan yang berhak dalam

bidang sumber daya alam usaha wajib melaksanakan tanggung jawab sosial

dan lingkungan.

Substansi pasal ini menegaskan dan kewajiban hanya kepada perusahaan

yang berbentuk perseroan terbatas (PT) dan dalam bidang usaha sumber daya

alam saja berkewajiban untuk mempunyai tanggung jawab sosial dan

lingkungan.

Substansi pasal ini, sangat sempit yaitu hanya perseroan yang berhak

dalam bidang usaha (mengelola) sumber daya alam yang berkewajiban untuk

mempunyai tanggung jawab sosial dan lingkungan. Seharusnya

kewajibantanggung jawab sosial dan lingkungn, bukan hanya untuk perseroan

terbatas, dan sempit dalam pengertian tanggung jawab sosial yang dikaitkan

dengan lingkungan saja. Sebagaimana diuraikan diatas tanggung jawab sosial

mempunyai makna atau arti yang luas tidak hanya terdapat lingkungan saja,

tetapi berkaitan juga dengan aspek kehidupan masyarakat disekitarnya, apakah

Universitas Sumatera Utara


40

kehidupan suatu perseroan disuatu tenpat dapat memberikan dampak positif

kepada masyarakat, misalnya dapat menaikan taraf hidup masyarakat

disekitarnya atau malah menghancurkannya, kemudian terhadap produknya,

tidak hanya bertanggung jawab (misalnya untuk makanan) produknya aman

dikonsumsi, tapi dampak yang akan muncul kemudian harus dapat

dipertanggungjwabkan.

Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1998 tentang Penggabungan,

Peleburan dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas masih berlaku mengingat

PP tersebut produk dari UU No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas

(UUPT yang lama) untuk melaksanakan UUPT No. 40 Tahun 2007 hal-hal

semacam itu dapat diperhatikan dan ditegaskan lebih lanjut, sehingga tidak

menimbulkan penafsiran yang bisa yang dimanfaatkan oleh pemilik dan

perusahaan-perusahaan nakal.29

b. Pada Undang-Undang No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal


(UUPM), adalah:
1) Pasal 15
Setiap penanaman modal berkewajiban:
a) Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik;
b) Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan;
c) Membuat laporan tentang penanaman modal dan
menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal;
d) Menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan
usaha penanaman modal, dan
e) Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Penjelasan Pasal 15 huruf b UU 25/2007 adalah tanggung jawab yang
melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap
menciptakan hubungan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan
lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.
3) Pasal 1 angka 4

29
Penjelasan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007, Pasal 74 ayat (1).

Universitas Sumatera Utara


41

Penanaman modal adalah perseorangan atau badan usaha yang


melakukan penanaman modal yang dapat berupa penanaman modal
dalam Negeri dan penanaman modal Asing.
4) Pasal 5
a) Penanaman modal dalam negeri dapat dilakukan dalam bentuk
badan usaha yang berbentuk badan hukum, tidak berbadan hukum
atau usaha perseorangan, sesuai dengan ketentuan peraturan
perunang-undangan.
b) Penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas
berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah
Negara Republik Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh undang-
undang.
c) Penanaman modal dalam Negeri dan Asing yang melakukan
penanaman modal dalam bentuk perseroan terbatas dilakukan
dengan:
1.1 Mengambil bagian saham pada saat pendirian perseroan
terbatas;
1.2 Membeli saham, dan
1.3 Melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan.
5) Pasal 34 ayat (1)
Badan usaha atau usaha perseorangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana ditentukan
dalam Pasal 15 dapat dikenai sanksi administratif berupa:
a) Peringatan tertulis;
b) Pembatasan kegiatan usaha;
c) Pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal;
d) Pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal.
6) Pasal 34 ayat (3)
Selain dikenai saksi administratif, penanaman modal juga dapat
dikenai sanksi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.30
Pelaksanaan CSR yang diterapkan oleh investor dilakukan untuk

menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan

lingkungannya, nilai, moral, dan budaya masayarakat setempat. Maka menjadi

sebuah kebutuhan diperlukannya rambu-rambu etika bisnis agar tercipta

praktik bisnis yang beretika, karena etika bisnis merupakan seperangkat

kesepakatan umum yang mengatur relasi antara pelaku bisnis dan antara pelaku

30
Undang-Undang No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, Pasal 15, Pasal 1
Angka 4, Pasal 5, Pasal 34 Ayat (1), dan Pasal 34 Ayat (3).

Universitas Sumatera Utara


42

bisnis dengan masyarakat agar hubungan tersebut terjlain dengan baik.

Perusahaan yang tidak beretiket akan kehilangan kepercayaan masyarakat dan

dengan demikian akan kehilangan konsumen sehingga lama-kelamaan akan

mati dengan sendirinya.31

c. Pada Undang-Undang No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PPLH) adalah:
1) Menimbang butir a
Bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi
setiap warga negara Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal
28 H Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945.
2) Menimbang butir b
Bahwa pembangunan ekonomi nasional sebagaimana diamanatkan
oleh Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 diselenggarakan
berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan.
3) Menimbang butir d
Bahwa kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah
mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua
pemangku kepentingan.
4) Menmbang butir e
Bahwa pemanasan global yang semakin meningkat mengakibatkan
perubahan iklim sehingga memperparah penurunan kualiatas
lingkungan hidup karena itu perlu dilakukan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
5) Pasal 1 angka 1
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruangan dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya
yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan,
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
6) Pasal 1 angka 2
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya
sistematis terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendaliaan, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
7) Pasal 1 angka 3

31
Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, Gresik: Frascho
Publishing,2007.

Universitas Sumatera Utara


43

Pembangunan berkelanjutan adalah upaya dasar dan terencana yang


memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi kedalam
strategi pembagunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta
keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi
masa kini dan generasi masa depan.
8) Pasal 1 angka 6
Pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk
memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup.
9) Pasal 3
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bertujuan:
a) Melindungan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
b) Menjamin keselamatan, kesehatan dan kehidupan manusia;
c) Menjamin kelangsungan hidup manusia dan kelestarian ekosistem;
d) Menjaga kelestarian lingkungan hidup;
e) Mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan
hidup;
f) Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi
masa depan;
g) Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup
sebagai bagian dari hak asasi manusia;
h) Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana;
i) Mewujudkan pembangunan berkelanjutan; dan
j) Mengantisipasi isu lingkungan global.
10) Pasal 4
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meliputi:
a) Perencanaan;
b) Pemanfaatan;
c) Pengendalian;
d) Pemeliharaan;
e) Pengawasan; dan
f) Penegakan hukum
11) Pasal 13
a) Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup.
b) Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
sebagaimanadimaksudkan pada ayat (1) meliputi:
1.1 Pencegahan;
1.2 Penanggulangan; dan
1.3 Pemulihan
c) Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) dilaksanakan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah dan penanggung jawab usaha

Universitas Sumatera Utara


44

dan/atau kegiatan sesuai dengan kewenangan, peran, dan tanggung


jawab masing-masing.32

d. Pada Undang-Undang No.19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik


Negara (UU BUMN) adalah;
1) Pasal 1 angka 1
Badan Usaha Milik Negara yang selanjutnya disebut sebagai BUMN,
adalah badan usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal
dari kekayaan negara yang dipisahkan.
2) Pasal 1 angka 2
Perusahaan perseroan, yang selanjutanya disebut perseroan adalah,
BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi
dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluhsatu
persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang
tujuan utamanya mengejar keuntungan.
3) Pasal 1 angka 5
Menteri adalah mentri yang ditunjuk dan/atau diberi kuasa untuk
mewakili pemerintah selaku pemegang saham negara pada persero dan
pemilik modal pada perum dengan memperhatikan perauran
perundang-undangan.
4) Pasal 1 angka 9
Direksi adalah organ BUMN yang bertanggung jawab atas pengurusan
BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN, serta mewakili BUMN
di dalam maupun di luar pengedilan.
5) Pasal 2
a) Maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah:
1.1 Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian
nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada
khususnya;
1.2 Mengejar keuntungan;
1.3 Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi
pemenuhan hajat hidup orang banyak;
1.4 Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat
dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi;
1.5 Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada
pengusaha golongan ekonomi lemah,koperasi, dan masyarakat.
b) Kegiatan BUMN harus sesuai dengan maksud dan tujuannya serta
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan,
ketertiban umum, dan/atau kesusilaan.
6) Pasal 4

32
Undang-Undang No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.

Universitas Sumatera Utara


45

a) Modal BUMN merupakan dan berasal dari kekayaan negara yang


dipisahkan;
b) Penyertaan modal negara dalam rangka pendirian atau penyertaan
pada BUMN bersumber dari;
1.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
1.2 Kapitalisasi cadangan;
1.3 Sumber lainnya.
c) Setiap penyertaan modal dalam rangka pendirian BUMN atau
perseroan terbatas yang dananya berasal dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.33

e. Pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 70 Tahun


2016 Tentang Pedoman Pemberian Subsidi Dari Pemerintah Daerah
Kepada Badan Usaha Milik Daerah Penyelenggaraan Sistem Penyediaan
Air Minum adalah;
1) Pasal 1 angka 1
Pemerintah daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah oleh
pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
2) Pasal 1 angka 2
Pemerintah daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang memimpin pelaksanaan
unsur pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonomi.
3) Pasal 1 angka 3
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutanya disingkat DPDR
adalah lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai
unsur penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
4) Pasal 1 angka 4
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD
adalah
rencana keuangan tahunan daerah yang dibahas dan disetujui bersama
Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan Peraturan
Daerah.
5) Pasal 2.
a) Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi:
1.1 Penganggaran;
1.2 Pelaksanaan dan penatausahaan;
1.3 Pelaporan dan pertanggungjawaban;dan
1.4 Pembinaan.
b) Penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, Pelaporan dan
pertanggungjawaban dan pembinaan sebagaimana dimaksud pada

33
Undang-Undang No.19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Daerah (UU BUMD).

Universitas Sumatera Utara


46

ayat (1) dilakukan dalam rangka pemberian subsidi kepada BUMD


penyelenggara SPAM yang bersumber dari APBD.
6) Pasal 3
a) Penyelenggaraan SPAM bertujuan untuk memenuhi urusan
pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar yang
menjadi kebutuhan dasar warga negara.
b) Pelayanan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
pelayanan publik untuk memenuhi hak rakyat atas tersedianya air
minum yang berkualitas dengan harga yang terjangkau.
c) Penyelenggaraan SPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib memenuhi standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang
pekerjaan umum setelah mendapatkan pertimbangan dari menteri.
d) Standar pelayanan minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
merupakan ketentuan mengenai jenis dan mutu pekayanan dasar air
minum yang berhak diperoleh setiap warga negara secara
minimal.34

34
http://www.kemandagri.go.id/media/documents/2016/10/06/p/e/permen-no-70-th-
2016.com, diakses pada tanggal 13 agustur 2017 pukul: 14:55

Universitas Sumatera Utara


BAB III

TINJAUAN UMUM MENGENAI PDAM TRITANADI MEDAN AMPLAS

SEBAGAI BUMD DALAM MELAKSANAKAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (CSR)

A. Deskripsi Tentang PDAM Tirtandi Medan Amplas

PDAM Tirtanadi merupakan Badan Usaha Milik Pemerintah Daerah

Provinsi Sumatera Utara dalam bidang pelayanan air minum. Perusahaan

Daerah Air Minum Tirtanadi adalah suatu perusahaan milik Pemerintah

Daerah Sumatera Utara. Dahulunya perusahaan ini bernama NV. Water

Leiding Maatschappij Ajer Beresih yang merupakan milik pemerintah Hindia

Belanda yang didirikan di Amsterdam pada tanggal 08 September 1905 yang

berkantor pusat di Amsterdam negeri Belanda. Izin perusahaan tersebut

berdasarkan keputusan Gubernur Jendral Hindia Belanda yang berlaku sampai

tahun 1965. Pada tanggal 14 Desember 1957 terjadi pengambilalihan

perusahaan-perusahaan milik Belanda oleh Pemerintah Republik Indonesia

termasuk NV. Water Leiding Maatschappij Ajer Beresih.35

Pada saat itu juga terjadi timbang terima dari direktur perusahaan Water

Leiding Maatschappij Ajer Beresih kepada Pemerintah Republik Indonesia

yang dilakukan di Medan. Selanjutnya dibentuk suatu pengawasan

perusahaan-perusahaan yang waktu itu kebanyakan berbentuk kontraktor.

Perusahaan-perusahaan tersebut adalah:


35
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/34876/Sejarah PDAM
Tirtanadi/chapter/2011.pdf, diakses pada tanggal 26 agustus 2017 pukul: 12:45

47
Universitas Sumatera Utara
48

1. Aservention Selle De Bruin yang menjadi PN. Adi Karya.

2. Holandsce Beton Maatsc yang menjadi PN. Hutama Karya.

3. Volkers Aannemina My yang menjadi PN. Waskita Karya.

4. Noderlansche Aannemina My yang menjadi PN. Nindya Karya.

5. Water Leiding Maatschappij Ajer Beresih yang menjadi PDAM Tirtanadi.

Dengan dikeluarkannya UU No. 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan

Daerah, maka Perusahaan Air Minum Tirtanadi menjadi “Perusahaan Daerah

Sumatera Pengaliran Air Minum Tirtanadi”. Kemudian pada tahun 1979,

maka perusahaan ini resmi menggunakan nama sekarang yaitu Perusahaan

Daerah Air Minum Tirtanadi di singkat dengan PDAM Tirtanadi yang terletah

di Jl. Sisingamangaraja No. 1 Medan

Pada tahun 1985 Peraturan Daerah ini disempurnakan dengan Peraturan

Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 25 Tahun 1985 tentang PDAM

Tirtanadi Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Selanjutnya pada tahun

1991, didakan perubahan pertama Peraturan Daerah No.25 Tahun 1985

dengan Peraturan Daerah No.6 Tahun 1991. Dalam peraturan ini, PDAM

Tirtanadi disamping menangani air bersih juga mengelola air Limbah.

Kemudian pada Tahun1999, dikeluarkan Peraturan Daerah Air Minum

Tirtanadi Propinsi Tingkat 1 Sumatera Utara No. 3 Tahun1999 tentang

perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi Propinsi Tingkat 1 Sumatera Utara.

Sampai dengan akhir tahun 1995, PDAM Tirtanadi telah memiliki pipa

jaringan air bersih sepanjang 4.379.9 km dengan pelanggan sebanyak

1.883.360.

Universitas Sumatera Utara


49

Sejalan dengan perkembangan kota di dalam berbenah diri untuk dapat

mengikuti laju pembangunan nasional, pertambahan pelanggan serta perluasan

wilayah akan sangat erat dengan tingkat kemapuan perusahaan dalam

mengantisipasi dan memahami tingkat kebutuhan air bersih.

Adanya sumber pengelolaan air minum, Water Plant (WTP) baru

merupakan pilihan yang tidak dapat ditawar lagi dalam mendukung kelanjutan

hidup perusahaan dalam melakukan pelayanan kebutuhan air bersih bagi

seluruh warga masyarakat.

Secara garis besar daerah operasional PDAM –Tirtanadi dikelompokkan

menjadi 2 (dua) bagian yaitu:36

a. Wilayah pelayanan 1 (Kota Medan dan/ Sekitarnya) yang terdiri dari

cabang-cabang

1) Cabang Utama

2) Cabang Sei Agul

3) Cabang Padang Bulan

4) Cabang Medan Denai

5) Cabang Belawan

6) Cabang Tuasan

7) Cabang Sunggal

8) Cabang Deli Tua

9) Cabang H.M Yamin

10) Cabang Diski


36
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/34876/Sejarah PDAM
Tirtanadi/chapter/2011.pdf, diakses pada tanggal 26 agustus 2017 pukul: 12:45

Universitas Sumatera Utara


50

11) Cabang Amplas

b. Daerah Kerjasama Operasi/Kerjasama Menejemen (Daerah Oprasional 2),

yang terdiri dari:

a. Kabupaten Deli Serdang

b. Simalungun

c. Toba Samosir

d. Mandailing Natal

e. Tapanuli Tengah

f. Nias

g. Tapanuli Selatan

h. Kabupaten Labuhan Batu

i.Kabupaten Dairi

Visi dan Misi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi

1. VISI

“Menjadi salah satu perusahaan air minum di Asia Tenggara”.

2. MISI

1) Memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat Sumatera Utara.

2) Dengan kualitas, kontinuitas dan kualitas yang memenuhi persyaratan.

3) Mengembangkan air siap minum secara berkesinambungan.

4) Meminimalkan keluhan pelanggan dengan mengutamakan Pelayanan

Prima.

Universitas Sumatera Utara


51

5) Memperlakukan karyawan sebagai aset strategis dan

mengembangkannya secara optimal.37

6) Mengelola perusahaan dengan menerapkan prinsip kewajaran

tranparansi, akuntabilitas dan responsibilitas sebagai bentuk

pelaksanaan Good Corporate Governance.

7) Menjadikan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah Propinsi

Sumatera Utara.

8) Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan

Lingkungan.

9) Menjalankan pengelolaan air Limpah kepada Masyarakat Sumatera

Utara dan mengembangkannya dimasa yang akan datang.

Makna Logo Perusahaan


Tirtanadi mempunyai logo

Sumber: PDAM TIRTANADI

1. Lingkaran

Menggambarkan ruang lingkup tugas PDAM Tirtanadi, yaitu antara lain

melayani dan menyediakan air bersih secara berkesinambungan dan

37
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/34876/Sejarah PDAM
Tirtanadi/chapter/2011.pdf, diakses pada tanggal 26 agustus 2017 pukul: 12:45

Universitas Sumatera Utara


52

merata bagi masyarakat kota Medan dan sekitarnya. Selain itu PDAM

bertugas mengelola air limbah.

2. Huruf T

Huruf T menyerupai pipa pada logo PDAM Tirtanadi menggambarkan

ruang lingkup tugas PDAM Tirtanadi yang sebagaian besar adalah

berhubungan dengan sistem perpipaan.

3. Gelombang Tiga

Gelombang air yang berjumlah tiga yang ada didalam logo

menggambarkan pelayanan air minum (bersih) yang diberikan PDAM

Tirtanadi kepada masyarakat Kotamadya Medan bersifat kontiniu (tidak

pernah berhenti selama 24 jam) dan merata bagi pemanfaatan air bersih

tersebut.

4. Warna Biru

Warna biru yang ada dalam logo bermaksud menyatakan nuansa yang

ditimbulkan oleh air.

Tujuan PDAM Tirtanadi

Tujuan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi :

a. PDAM Tirtanadi mengetumakan pelayanan prima kepada masyarakat di

Propinsi Sumatera Utara.

b. PDAM Tirtanadi menyelenggarakan pelayanan air minum yang memenuhi

persyaratan kesehatan, mengelola pelayanan air limbah, meningkatkan

kualitas lingkungan sehat dan mengembangkan perekonomian. daerah

melalui setoran pendapatan air limbah.

Universitas Sumatera Utara


53

B. Struktur Organisasi

Seperti diketahui, bahwa struktur organisasi bukan merupakan tujuan,

melainkan berupa alat. Dengan adanya struktur organisasi maka

pembagian tugas dalam perusahaan disesuaikan dengan struktur yang ada.

Struktur organisasi adalah untuk menentukan aktivitas-aktivitas dan

memberikan wewenang kepada masing-masing bagian untuk melakukan

tugasnya, dan juga untuk melancarkan kerja sama yang diinginkan oleh

pemimpin, juga memudahkan bagi pemimpin mengadakan pengawasan

terhadap tujuan yang direncanakan.

Dilihat dari pengertiannya struktur organisasi, merupakan suatu susunan

kerangka unit-unit organisasi yang ada pada organisasi mulai dari departemen

yang tinggi sampai unit yang terkecil dengan tugas, fungsi dan wewenang

masing-masing. Struktur organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas

wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya

hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mancapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Setiap perusahaan pada umumnya baik perusahaan besar maupun

perusahaan kecil biasanya mempunyai struktur organisasi yang dipakai

tergantung kebijaksanaan dan kebutuhan perusahaan, biasanya semakin besar

suatu perusahaan, maka struktur organisasinya semakin meluas dan kompleks

sejalan dengan berkembanganya dan luas bidang usaha.

C. Deskripsi Pekerjaan

Universitas Sumatera Utara


54

Mengacu pada struktur organisasi, hanya memfokuskan pada penempatan

survei, berikut ini adalah tugas pokok, tanggung jawab, dan wewenang

masing-masing jabatan pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

1. Direktur Utama

a. Memimpin dan mengendalikan kegiatan atau jalannya perusahaan.

b. Menempatkan kebijaksanaan atau strategi perusahaan.

c. Memajukan, meningkatkan dan mempertahankan kinerja perusahaan.

d. Melaporkan perkembangan perusahaan kepada Gubernur melalui

Dewan Pengawas.

e. Mengadakan dan memimpin rapat.

f.Menjalin hubungan kerja eksternal.

g. Mengawasi pelaksanaan tugas perusahaan.

h. Mewakili perusahaan didalam dan diluar pengadilan.

i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Gubernur.

j. Bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Dewan Pengawas.

2. Direktur Perencanaan Produksi

a. Melaksanakan kordinasi dengan Direksi lainnya.

b. Menyusun kebjaksanaan/strategi perusahaan dalam Bidang

Perencanaan dan Produksi.

c. Membantu Direktur Utama dalam membuat keputusan,

kebijaksanaan/strategi dalam pengembangan perusahaan.

d. Mengadakan dan memimpin rapat dalam lingkungan tugasnya.

Universitas Sumatera Utara


55

e. Mengawasi dan melakukan pembinaan pelaksanaan tugas unit kerja

bawahan.

f. Mengawasi dan mengendalikan operasional sistem instalasi air bersih

maupun air limbah dalam lingkungan tugasnya.

g. Dapat bekerja sama dengan Direktur Utama maupun antara Direktur.

h. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang

diberikan oleh Direktur Utama.

3. Direktur Administrasi & Keuangan

a. Melaksanakan kordinasi dengan Direksi lainnya.

b. Menyusun kebijaksanaan/strategi perusahaan dalam bidang

Administrasi&Keuangan.

c. Membantu Direktur Utama dalam membuat keputusan,

kebijaksanaan/strategi dalam pengembangan perusahaan.

d. mengadakan dan memimpin rapat pada tugasnya.

e. Mengawasi dan melaksanakan pembinaan pelaksanaan tugas unit kerja

bawahan.

f. Dapat bekerjasama dengan Direktur Utama maupun antar Direktur.

g. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang

diberikan oleh Direktur Utama.

4. Direktur Operasi

a. Melaksanakan kordinasi dengan Direksi lainnya.

b. Menyusun kebijaksanaan/strategi perusahaan dalam bidang operasi.38

38
Ibid

Universitas Sumatera Utara


56

c. Membantu Direktur Utama dalam membuat keputusan,

kebijaksanaan/strategi dalam pengembangan perusahaan.

d. mengadakan dan memimpin rapat pada tugasnya.

e. Mengawasi dan melaksanakan pembinaan pelaksanaan tugas unit kerja

bawahan.

f. Dapat bekerjasama dengan Direktur Utama maupun antar Direktur.

g. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang

diberikan oleh Direktur Utama.

5. Divisi Public Relations

a. Melakukan kordinasi dengan unit kerja lain yang berhubungan dengan

Public Relations.

b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja Public Relations.

c. Menyampaikan informasi dan penjelasan tentang perkembangan

perusahaan kepada masyarakat luas.

d. Merencanakan, mengatur dan melaksanakan kegiatan yang sifatnya

protokoler.

e. Mewakili perusahaan dalam hal-hal yang berhubungan dengan hukum

dan perundang-undangan.

f. Menjalin dan membina hubungan kerja sama dengan instansi yang

berkaitan dengan hukum dan pihak-pihak lainnya.

g. Mempersiapkan dan memberikan bahan untuk keperluan rapat yang

bersifat internal maupun eksternal.

Universitas Sumatera Utara


57

h. Senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

serta pengetahuan-pengetahuan yang berlaku.

i. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan Public

Relations dilengkapi dengan evaluasinya.

j. Membantu Direksi Utama menyediakan data dan informasi yang

diperlukan oleh pihak intern maupun eksern.

k. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang

diberikan oleh Direktur Utama.

6. Divisi Umum

a. Melakukan kordinasi dengan divisi lain yang berhubungan tugasnya.

b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja Divisi Umum.

c. Mencatat, menyimpan, mengamankan dan memelihara dokumen

perusahaan.

d. Melaksanakan prosedur administrasi surat-menyurat perusahaan.

e. Mengelola dan mengendalikan serta bertanggung jawab terhadap

pengarsipan surat dan dokumen perusahaan.

f. Mengatur menggunaan dan pemeliharaan sarana, ruangan kerja kantor

di pusat.

g. Menetapkan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa sesuai peraturan

yang ditetapkan.

h. Mengantisipasi dan mengatasi permasalahan dalam Divisi Umum baik

internal maupun eksternal.

Universitas Sumatera Utara


58

i. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan Divisi

Umum dilengkapi dengan evaluasinya.

j. Menyampaikan saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah

yang perlu diambil kepada Direktur Administarsi & Keuangan.

k. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang

diberikan oleh Direktur Administrasi & Keuangan.

7. Bidang Sekretariat

a. Malakukan kordinasi dengan bidang lainnya berhubungan dengan

tugasnya.

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja Bidang Sekretariat.

c. Menerima surat-surat masuk ke Sekretariat dan meneruskannya kepada

unit kerja terkait yang bersangkutan.

d. Melaksanakan pengaturan, pengetikan surat-surat dinas terutama surat

yang kangsung dari Direksi.

e. Memeriksa surat-surat yang telah ditindak lanjuti oleh unit kerja terkait

untuk diarsipkan.

f. Melaksanakan pengiriman surat dinas perusahaan.

g. Mengatur dan mengendalikan standar penomoran surat-suratnya yang

dibutuhkan perusahaan.

h. Melakukan pembayaran listrik, telepon, telex, faximile, handphone,

pajak bumi dan bangunan, izin komunikasi radio dan kain-lain diluar

instansi dan cabang.

Universitas Sumatera Utara


59

i. Mempersiapkan tempat pertemuan atau rapat untuk kepentingan

perusahaan termasuk penyediaan kebutuhan lainnya yang berkaitan

dengan penyelenggaraan pertemuan atau rapat.

j. Melaksanakan tugas yang berkaitan dengan museum.

k. Membantu Divisi Umum untuk menyediakan data dan informasi yang

diperlukan oleh pihak internal maupun eksternal.

l. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan bidang

dilengkapi dengan evaluasinya.

m. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lainnya yang

diberikan oleh Divisi Umum.

8. Divisi Penelitian dan Pengembangan

a. Membantu Direktur Utama dalam menjalankan tugas dan fungsi

penelitian dan pengembangan.

b. Melakukan kordinasi dengan unit kerja lain yang berhubungan dengan

tugasnya.

c. Merencanakan dan melaksanakan program kerja Penelitian dan

pengembangan.

d. Melakukan studi kelayakan untuk kegiatan pengembangan perusahaan.

e. Melaksanakan penelitian dan pengembangan perusahaan menyeluruh

baik teknik

maupun administrasi.

9. Divisi Satuan Pengawas Intern

Universitas Sumatera Utara


60

a. Membantu Direktur Utama dalam melaksanakan tugas pengawasan

Intern perusahaan.

b. Mengelola fungsi pengawasan fungsional diseluruh unit kerja.

c. Melaksanakan analisis disetiap kegiatan perusahaan.

d. Mengevaluasi dan memberikan saran kepada Direktur Utama.

e. Melaksanakan seluruh tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang

diberikan oleh Direktur Utama.

10. Divisi Pengendalian Kehilangan Air

a. Melakukan koordinasi dengan unit kerja lain yang berhubungan

dengan tugasnya.

b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja pengendalian

kehilangan air.

c. Merencanakan dan melaksanakan pengembangan sistem blok

pendistribusi air.

d. Mengurangi/reduksi tingkat kehilangan air secara fisik dan non fisik.

e. Meneliti dan mengevaluasi meter air yang bermasalah dan

merekomendasi penggunaan meter air.

11. Divisi Keuangan

a. Melakukan koordinasi dengan divisi lain yang berhubungan dengan

tugasnya.

b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja divisi keuangan.

Universitas Sumatera Utara


61

c. Merencanakan dan mengendalikan sumber-sumber pendapatan serta

pengeluaran perusahaan.39

d. Mengatur dan menyusun rencana pembayaran hutang jangka panjang

dan jangka pendek perusahaan.

e. Mencari sumber-sumber pendapatan ekternal untuk pembangunan

perusahaan.

f. Memeriksa kelengkapan dokumen pembayaran.

12. Divisi SDM

a. Melakukan koordinasi dengan divisi lain yang berhubungan dengan

tugasnya.

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja divisi sumber daya

manusia.

c. Mengelola, menyimpan dan mengamankan data-data kepegawaian.

d. Mengevaluasi Daftar Penilaian Pegawai (DP3) dari seluruh unit kerja.

e. Melakukan pembinaan mental spiritual pegawai.

f. Mengevaluasi hasil-hasil pelaksanaan pendidikan dan pelatihan.

13. Divisi Perencanaan

a. Melakukan koordinasi dengan divisi lain yang berhubungan dengan

tugasnya.

b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja divisi perencanaan.

c. Mengkoordinir penyusunan rencana anggaran pendapatan, biaya

tahunan perusahaan.

39
Ibid

Universitas Sumatera Utara


62

d. Mempersiapkan dan memberikan bahan untuk keperluan rapat baik

internal maupun eksternal.

e. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan divisi

perencanaan dilengkapi dengan evaluasinya.

14. Divisi Produksi

a. Melakukan koordinasi dengan divisi lain yang berhubungan dengan

tugasnya.

b. Merencanakan dan mengatur produksi air sesuai dengan kebutuhan

divisi produksi.

c. Melakukan optimalisasi dalam proses produksi air bersih.

d. Melakukan perawatan dan pemeliharaan seluruh sarana proses

produksi air bersih.

e. Membuat dan meyampaikan laporan bulanan perkembangan divisi

produksi dilengkapi dengan evaluasinya.

15. Divisi SIM

a. Melakukan koordinasi dengan divisi lain yang berhubungan dengan

tugasnya.

b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja divisi sistem

informasi manajemen.

c. Membuat dan mengembangkan seluruh sistem informasi yang

diperlukan perusahaan.

d. Mengelola dan mengevaluasi data sistem informasi yang

dipergunakan.

Universitas Sumatera Utara


63

e. Memelihara seluruh data yang berhubungan dengan sistem informasi.

f. Meyerahkan hasil pengelolahan data sesuai dengan kebutuhan

perusahaan.

16. Divisi Operasi Zona 2

a. Melakukan koordinasi dengan divisi lain yang berhubungan dengan

tugasnya.

b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja divisinya.

c. Mengevaluasi rencana pengembangan dan penyempurnaan sistem

jaringan.

d. Menjalin kerja sama dengan pihak luar dalam pengembangan jaringan

transmisi/distribusi dicabang operasi zona 2.

17. Bidang Logistik

a. Melaksanakan koordinasi dengan bidang lain yang berhubungan

dengan tugasnya.

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja dibidang logistik

c. Melaksanakan pengadaan barang-barang kebutuhan perusahaan sesuai

dengan spesifikasi yang ditentukan.

d. Menyerahkan barang-barang yang diminta unit kerja dengan baik dan

tepat waktu.

e. Membuat dan mengendalikan program pengadaan atau persedian

barang dengan baik.

f. Membantu Divisi Umum untuk menyediakan data dan informasi yang

diperlukan oleh pihak internal maupun eksternal.

Universitas Sumatera Utara


64

g. Membuat dan meyampaikan laporan bulanan bidang dilengkapi

dengan evaluasinya.

h. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang

diberikan oleh Divisi Umum.

D. Jaringan usaha/kegiatan

Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi mempunyai tugas

menyelenggarakan pelayanan air minum yang memenuhi persyaratan

kesehatan, mengelola pelayanan air limbah, meningkatkan kualitas lingkungan

sehat dan mengembangkan perekonomian Daerah melalui setoran pendapatan

asli daerah.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Perusahaan

Daerah Air Minum Tirtanadi menyelenggarakan kegiatan:

a. Mengelola pendistribusian pelayanan air minum yang memenuhi

persyaratan kesehatan kepada masyarakat secara merata, tertib dan teratur.

b. Melaksanakan segala usaha kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan

pembuangan air limbah dalam suatu sistem yang memenuhi persyaratan

kesehatan lingkungan.

c. Pengelolaan lingkungan dimaksud dilakukan dengan berpegang pada

prinsip-prinsip ekonomi perusahaan dengan tidak melupakan fungsi sosial.

E. Jenis Usaha/Kegiatan

Divisi Public Relation berada di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

merupakan sebuah instansi yang bekerja dalam hubungan komunikasi

Universitas Sumatera Utara


65

eksternal, seperti perusahaan lain pada umumnya yang bertujuan menangani

komunikasi ekternal perusahaan.

F. Kinerja Usaha Terkini

Setiap perusahaan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan

sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai semua itu,

begitu juga pada PDAM Tirtanadi Medan, perusahaan terus berupaya agar

tujuan yang telah digariskan oleh perusahaan dapat terwujud. Tidak mudah

dalam mewujudkan semua itu karena membutuhkan kerja keras yang tinggi,

disiplin, dan loyalitas dalam bekerja.

G. Rencana Kegiatan

1. Publikasi PDAM yang belum optimal.

Permasalahan : Menghambat perkembangan perusahaan

Saran : a.Meningkatkan image perusahaan melalui

pemberian cenderamata, penghargaan dan

bantuan kegiatan.

b.Meningkatkan image perusahaan melalui

publikasi dan komunikasi (media).

c.Meningkatkan image perusahaan melalui

kegiatan nasional.

d.Meningkatkan image perusahaan melalui

komunikasi interaktif dengan pelanggan.

e.Meningkatkan image perusahan dengan

mengikuti kegiatan pameran.

Universitas Sumatera Utara


66

Program : a.Pemberian karangan bunga, bantuan kegiatan

organisasi, bantuan Hari Raya Keagamaan,

pemberiancinderamata kepada tamu perusahaan

dan calon jemaah haji.

b.Penerbitan company profile, penerbitan buletin,

release media massa, berlangganan media massa,

mendokumentasikan asset dan kegiatan

perusahaan, berpartisipasi pada pembuatan iklan

dan iklan bilboard.

c.Pemberian bantuan pada HUT RI PDAM, HUT

ORMAS/LSM & HUT media massa mitra kerja.

d.Membuat kotak saran di kantor pusat dan cabang,

mengadakan sarana teknologi komunikasi

dengan pelanggan, mengikuti dialog interaktif

yang diselenggarakan oleh media massa 7 media

elektronik.

e.Mengikuti pameran PRSU, Medan Fair, Water

Expo, Sumut Expo, teknologi tepat guna,

pameran lingkungan hidup.

2. Masih banyaknya TRA dan pencurian Air.

Permasalahan : Merugikan perusahaan

Sasaran : Meningkatkan cash flow Perusahaan

Program : kerjasama penagihan dan penertiban pelanggan

Universitas Sumatera Utara


67

POLDASU dan KEJATISU.

3. Kurangnya kontribusi pemkab. Terhadap PDAM Cabang KSO.

Permasalahaan : Tidak adanya perkembangan yang signifikan

terhadap PDAM Cabang KSO.

Sasaran : Meningkatkan Kinerja PDAM Cabang KSO.

Program : Melakukan Koordinasi dengan Pemkab untuk

Berkontribusi terhadap PDAM Cabang KSO dan

melakukan evaluasi secara berkala terhadap

Perkembangan PDAM Cabang KSO untuk

dilanjutkan atau ditinjau ulang.40

B. Peranan PDAM Tirtanadi Medan Amplas dalam Pelaksanaan

Corporate Social Responsiblity

PDAM Tirtanadi cabang Medan Amplas selain memenuhi kebutuhan air

bersih kepada masyarakat secara merata dan berkesinambungan dengan tetap

mempertahankan prinsip-prinsip perusahaan dalam mengelola serta tidak

mengabaikan aspek sosial dan kondisi masyarakat, juga PDAM Tirtanadi

cabang Medan Amplas mengelola air bersih yang sesuai dengan standar yang

ditetapkan oleh pemerintah dan terus meningkatkan kualitas dan pelayanan

terhadap pelanggan, antara lain adalah menjamin air yang bermutu tinggi,

seperti airnya bersih, tidak kotor, tidak tercampur dengan lumpur dan pasir.

Selain itu, pihak perusahaan wajib menjamin adanya Pilot Project Drinking

40
http://repostory.usu.ac.id/bistream/handle/123456789/34876/Sejarah PDAM
Tirtanadi/chapter/2011.pdf, diakses pada tanggal 26 agustus 2017 pukul: 12:45

Universitas Sumatera Utara


68

Water (Air Siap Minum), sehingga air dari pipa bisa langsung diminum. Hal

ini, mencerminkan tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggan-

pelanggannya.

Bidang kuantitas air, PDAM Tirtanadi cabang Medan Amplas menjamin

air yang didistribusikan kepelanggan berkualitas, yakni mengalir dengan deras

dan pelanggan hanya sekedar menyetel seberapa deras air yang perlu

dikonsumsi. Dalam kontuinitas air PDAM Tirtanadi cabang Medan Amplas

menjamin air sampai didistribusikan kerumah-rumah pelanggan tidak pernah

mati dan terus mengalir tanpa ada hambatan sedikitpun.

Bidang Administrasi PDAM Tirtanadi cabang Medan Amplas memberikan

kesederhanaan pelayanan, seperti pendaftaran pelanggan baru dengan mudah

dilakukan di loket-loket yang tersedia. Berkas pasang baru pelanggan dengan

cepat diproses dan biaya pasang baru sambungan air kepada pelanggan dapat

dengan mudah dan jelas dihitung.

Kemampuan PDAM Tirtanadi cabang Medan Amplas menghadapi

keluhan pelanggan misalnya apabila pelanggan mengeluh tentang tarif harga

yang diteteapkan tidak sesuai dengan yang tertera di meteran. Dalam hal ini

perusahaan harus segera mengatasinya dengan mengatakan bahwasannya itu

adalah kesalahan teknis dilapangan, karena pencatat meter tidak mencatat

sesuai angka pada meteran. Hal ini mungkin disebebkan karena pada saat

mencatat meter tuan rumah tidak ada ditempat, sedangkan pagar rumahnya

terkunci, tatkala mau memanjat pagar anjing galak siap menerkam yang

membuat pencatata meter menggurangi niatnya untuk mencatat. Ditanya

Universitas Sumatera Utara


69

kepada tetangganya, tuan rumah sedang keluar kota, sehingga pencatat meter

mentaksirkan meterannya pada bulan pemakaian air dalam satu bulan, padahal

tuan rumah sudah lebih dari satu bulan keluar kota yang membuat tarif harga

tidak sesuai dengan meterannya. Hal ini telah dijelaskan kepada pelanggan

yang bersangkutan dan atas nama perusahaan pencatat meter perusahaan itu

sendiri telah minta maaf kepada pelanggan atas keteledoran pencatat meter.

Hal ini, mencerminkan tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggan-

pelangganya.

Kemampuan PDAM Tirtanadi cabang Medan Amplas mengantisipasi

keluhan misalnya terdapat ada pipa bocor yang menyebabkan banjir sehingga

jalan menjadi macat, perusahaan harus segera mengatasinya dengan

memperbaiki kebocoran pipa tersebut. Hal ini mencerminkan tanggung jawab

perusahaan terhadap pelanggan.

Memperbaiki kerusakan produk, hal ini telah dilakukan PDAM Tirtanadi

cabang Medan Amplas seperti melakukan penggantian meteran air pelanggan

yang telah kadaluarsa dengan gratis kepada pelanggan.

Kemampuan menyakinkan pelanggan PDAM Tirtanadi cabang Medan

Amplas melakukan perbaikan dan pembenahan disekitar ruangan pelayanan,

disesuaikan dengan kriteria ruang pelayanan yang dapat memberikan

kenyamanan bagi pelanggan. Mislanya, disekitar ruang ditetapkan arah

sehingga mempermudah pelanggan menemukan ruangan serta jenis pelayanan

apa yang ingin diperolehnya. Tidak hanya ruang pelayanan yang dibenahi,

namun juga fasilitas pelayanan yang sudah ada terus dikembangkan, seperti

Universitas Sumatera Utara


70

loket-loket, kartu antri sederhana, tempat duduk yang nyaman, dan hiburan

melalui saluran televisi.

Melakukan komunikasi yang efektif yang telah dilakukan PDAM Tirtanadi

cabang Medan Amplas, hingga tercipta keunggulan daya saing. Salah satu

upaya adalah mendengankan apa yang diinginkan oleh pelanggan dan

memberikan pengertian yang jelas megenai kemampuan perusahaan dalam

melayani pelanggan. Begitu pula halnya dengan komunikasi tatap muka secara

langsung kepada pelanggan dengan mendengakan apa yang diinginkan oleh

pelanggan dan memberikan pengertian yang jelas menganai kemampuan

perusahaan dala melayani pelanggan.41

PDAM Tirtanadi berencana mengelola sumber air baru di Desa Peceran,

Berastagi tahun ini untuk menyuplai air bersih bagi masyarakat di kawasan itu.

Langka itu merupakan bakti Tirtanadi bagi wilayah pelanggan yang sulit

mendapatkan air bersih.

Masayarakat Desa Sempa Jaya (Peceran) selama ini kesulitan

mendapatkan air bersih. Tahun ini, kita berencanakan membangun pengelolaan

sumber air baru di sana, meski dikawasan itu memiliki sumber mata air,

namaun ketaknya berada dilembah yang rawan longsor. Selama ini sumber air

yang ada dikawasan Lau Melas dengan kapasitas 50 liter perdetik.

Setengahnya dikirim ke Kabanjahe dan 50 persen lagi ke Berastagi,

menara air milik PDAM Tirtanadi Sumut tidak sanggup menyuplai air ke

41
http://Slavestore.123dok.com
/cdn/disk1_slv191_id_pdf/2016/11_15/14791801132849431426/Peranan dan Fungsi CSR pada
PDAM Tirtanadi Medan, diakses pada tanggal 30 agustus 2017 pukul: 15:20

Universitas Sumatera Utara


71

Peceran. Ini akibat letak geografis desa itu cukup tinggi. Berbeda dengan di

kecamatan Sibolangit. Di sana airnya bisa mengalir secara gravitasi.

Menjelaskan sumber air baru yang akan dibangun di Desa Peceran dengan

kapasitas 37 liter perdetik. Tentu itu memerlukan biaya. Maka harus dilakukan

penyesuaian tarif air. Kerena untuk menyeplai air harus menggunakan pompa

listrik yang juga butuh biaya dan juga menggunakan bahan-bahan kimia seperti

kapur untuk menetralkan tingkat keasaman air.

Sementara itu Direktur Administrasi dan Keuangan PDAM Tirtanadi Arif

Haryadian menambahkan bahwa sosialisasi tarf air kali ini paling istimewa

karena seluruh jajaran turun untuk memberikan paparan langsung di depan

masyarakat pelanggan.

Dijelaskan Arif, pihaknya menyadari bahwa sampai saat ini belum bisa

memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan. Termasuk pelanggan

yang ada di Berastagi. Melalui sambungan rasa ini, kami meminta kritik dan

saran dari masyarakat untuk segerah dibenahi. Untuk itulah kami turun kemari.

Pada kesempatan itu PDAM Tirtanadi juga menyerahkan dana CSR

kepada masyarakat Desa Sempa Jaya (Peceran) Kecamatan Berastagi. Dana

CSR tersebut serahkan oleh kepala Cabang PDAM Tirtanadi Berastagi Asnan

Daulay dan diterima Kepala Desa Sempa Jaya, Meliala Purba, sebagai

kompensasi penggunaan sumber air di desa itu yang nantinya akan digunakan

untuk berbagai kepentingan masyarakat disana.42

C. Manfaat Penerapan Corporate Social Responsibility

42
http://karodaily.com/PDAM Tirtanadi Bangun Sumber Air Baru di Peceran Sempa
Jaya/2017/04, diakses pada tanggal 22 agustus 2017 pukul: 11:00

Universitas Sumatera Utara


72

Pelaksanaan CSR yang lebih baik akan lebih berdampak positif bagi

masyarakat, hal ini akan sangat tergantung dari orientasi dan kapasitas lembaga

dan organisasi lain, terutama pemerintah. Studi Bank Dunia (Howard Fox,

2002) menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan CSR meliputi

pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber daya,

dukungan politik bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan peningkatan

kemampuan organisasi. Untuk Indonesia, bisa dibayangkan pelaksanaan CSR

membutuhkan dukungan pemerintah daerah, kepastian hukum, dan jaminan

ketertiban sosial. Pemerintah dapat mengambil peran penting tanpa harus

melakukan regulasi ditengah situasi hukum dan politik saat ini.

Persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia,

pemerintah harus berperan sebagai Koordinator penanganan krisi melalui CSR

(Corporate Social Resonsibility). Pemerintah bisa menetapkan bidang-bidang

penanganan yang menjadi fokus, dengan masukkan pihak yang kompeten.

Selain itu, pemerintah memfasilitasi, mendukung dan memberi

penghargaan pada kalangan bisnis yang mau terlibat dalam upaya besar ini.

Pemerintah juga dapat mengawasi proses interaksi antara pelaku bisnis dan

kelompok-kelompok lain agar terjadi proses interaksi yang lebih adil dan

menghindarkan proses manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap yang

lain.43

Pada PDAM Tirtanadi Medan Amplas sendiri, apabila perusahaan

menerapkan CSR dengan baik akan menjadikan PDAM Tirtnadi Medan

43
http://infokitauntukkita.blogspot.co.id/2014/05/pengertian-fungsi-dan-manfaat-csr.html,
diakses pada tanggal 27 september 2017 pukul: 17:00

Universitas Sumatera Utara


73

Amplas berimage baik serta meningkatkan citra perusahaan dengan melakuka

kegiatan CSR, konsumendapat lebih mengenal perusahaan sebagai perusahaan

yang selalu melakukan kegiatan yang baik bagi masyarakat.

Manfaat dari diterapkannya CSR pada PDAM Tirtanadi Medan Amplas,

yakni:

1. Meningkatkan Citra Perusahaan

Melakukan kegiatan CSR, konsumen dapat lebih mengenal perusahaan

sebagai perusahaan yang selalu melakukan kegiatan yang baik bagi

masyarakat.

2. Memperkuat “Brand” Perusahaan

Melalui kegiatan memberikan product knowledge kepada konsumen

dengan cara memberikan produk secara gratis, dapat menimbulkan

kesadaran konsumen akan keberadaan produk perusahaan sehingga dapat

meningkatkan posisi brand perusahaan.

3. Mengembangkan Kerja Sama dengan Para Pemangku Kepentingan

Melaksanakan kegiatan CSR, perusahaan tentunya tidak mampu

mengerjakan sendiri, jadi harus dibantu oleh para pemengku kepentingan,

seperti pemerintah daerah, masyarakat, dan universitas lokal. Maka

perusahaan dapat membuka relasi yang baik dengan para pemangku

kepentingan tersebut.

4. Membedakan Perusahaan dengan Pesaingnya

Jika CSR dilakukan sendiri oleh perusahaan, perusahaan mempunyai

kesempatan menonjolkan keungulan komperatifnya sehingga dapat

Universitas Sumatera Utara


74

membedakannya dengan pesaing yang menawarkan produk atau jasa yang

sama.

5. Menghasilkan Inovasi dan Pembelajaran untuk Mengikuti Pengaruh

Perusahaan

Memilih kegiatan CSR yang sesuai dengan kegiatan utama perusahaan

memerlukan kreativitas. Merencanakan CSR secara konsisten dan berkala

dapat memicu inovasi dalam perusahaan yang pada akhirnya padat

meningkatkan peran dan posisi perusahaan dalam bisnis global.

Berikut ini adalah 4 manfaat CSR bagi masyarakat:

a. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat sekitar dan kelestarian

lingkungan.

b. Adanya beasiswa untuk anak tidak mampu didaerah tersebut

c. Meningkatnya pemeliharaan fasilitas umum

d. Adanya pembangunan desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan

berguna untuk masyarakat banyak khususnya masyarakat yang berada

disekeitar perusahaan tersebut berada.

CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu konsep atau tindakan

yang dilakukan oleh perusahaan sebagi rasa tanggung jawab perusahaan

terhadap sosial maupun lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada,

seperti melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat sekitar dan menjaga lingkungan, memberikan beasiswa untuk anak

tidak mampu di daerah tersebut, dana untuk pemerilaharaan fasilitas umum,

sumbangan unutuk membangun desa/fasilitas masyarakat yang besifat sosial

Universitas Sumatera Utara


75

dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya untuk masyarakat yang

berada di sekitar perusahaan tersebut berada. Corporate Social Responsibility

(CSR) merupakan sebuah fenomena dan starategi yang digunakan perusahaan

untuk mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya.

CSRdimulai sejak era dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka

panjang adalah lebih penting dari pada sekedar profitability perusahaan.

Secara umum kegiatan CSR akan mejamin keberlanjutan bisnis yang

dilakukan. Hal ini disebabkan karena:

1) Menurunnya gangguan sosial yang sering terjadi akibat pencemaran

lingkungan, bahkan dapat menumbuh kembangkan dukungan atau

pembelaan masayarakat setempat.

2) Terjaminnya pasokkan bahan baku secara berkelanjutan untuk jangka

panjang.

3) Tambahan keuntungan dari unit bisnis baru, yang semula merupakan

kegiatan CSR yang dirancang oleh korporat.44

Adapun 5 pilar yang mencakup kegiatan CSR yaitu:

a) Pengembangan kapasitas SDM di lingkungan internal perusahaan maupun

lingkungan masyarakat sekitarnya.

b) Pengetahuan ekonomi masyarakat sekitar kawasan wilayah kerja

perusahaan.

44
http://idazahro.blogspot.com/2012/11/pengertian-csr-mafaat-bagi-masyarakat.html,
diakses pada tanggal 27 september 2017 pukul: 17:30

Universitas Sumatera Utara


76

c) Pemeliharaan hubungan relasional antara korporasi dan lingkungan

sosialnya yang tidak dikelola dengan baik sering mengundang kerentanan

konflik.

d) Perbaikan tata kelola perusahaan yang baik.


45
e) Pelestarian lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, dan budaya.

Keputusan manajeman perusahaan untuk melaksanakan program-program

CSR secara berkelanjutan, pada dasarnya merupakan keputusan yang rasional.

Sebab implementasi program-program CSR akan menimbulkan efek lingkaran

emas yang akan dinikmati oleh perusahaan dan seluruh stakeholders-nya.

Melalui CSR, kesejahteraan dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat lokal

maupun masyarakat luas akan lebih terjamin. Kondisi ini pada gilirannya akan

menjamin kelancaran seluruh proses atau aktivitas produksi perusahaan serta

pemasaran hasil-hasil produksi perusahaan. Sedangkan terjaganya kelestarian

lingkungan dan alam selain menjamin kelancaran proses produksi juga

menjamin ketersediaan pasokkan bahan baku produksi yang diambil dari

alam.

Bila CSR benar-benar dijalankan secara efektif maka dapat memperkuat

atau meningkatkan akumulasi modal sosial dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Modal sosial, termasuk elemen-elemennya seperti

kepercayaan, kohesifitas, altruisme, gotong royong, jaringan dan kolaborasi

sosial memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi.melalui

program mekanismenya, modal sosial dapat meningkatkan rasa tanggung

45
http://priankarara.blogspot.com/2014/10/pengertian-csr-manfaat-csr-dan_15.html,
diakses pada tanggal 27 september 2017 pukul: 21:00

Universitas Sumatera Utara


77

jawab terhadap kepentingan publik, meluasnya partisipasi dalam proses

demokrasi, menguatnya keserasian masyarakat dan menurunnya tingkat

kekerasan dan kejahatan.46

Tanggung jawab perusahaan terhadap kepentingan publik dapat

diwujudkan melalui pelaksanaan program-program CSR yang berkelanjutan

dan menyentuh langsung aspek-aspek kehidupan masyarakat. Dengan

demikian relisasi program-program CSR merupakan sumbangan perusahaan

secara tidak langsung terhadap penguatan modal sosial secara keseluruhan.

Berbeda halnya dengan modal finansial yang dapat dihitung nilainya

kuantitatif, maka modal sosial tidak dapat dihitung nilainya secara pasti.

Namun demikian, dapat ditegaskan bahwa pengeluaran biaya untuk program-

program CSR merupakan investasi perusahaan untuk memupuk modal

sosial.47

46
http://www.rahmatullah.net/2009/11/corporate-social-responsibility-csr-dan.html,
diakses pada tanggal 9 oktober 2017 pukul: 19:40
47
Ibid

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

PENERAPAN PELASANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

PADA PDAM TIRTANADI MEDAN AMPLAS

A. Pengaturan Hukum PelaksanaanCorporate Social Responsibility (CSR)

pada PDAM Tirtanadi Medan Amplas

Perusahaan Air Milik Daerah Sumatera Utara Tirtanadi sering mengalami

kendala alam, alat-alat operasiinal juga sudah tidak layak pakai dan di sisi

lainnya di bidang finansial Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi serta

dibebani dengan tidak pernah mendapatkan subsidi dari pemerintah dan

bahkan apabila perusahaan mengalami keuntungan, perusahaan diwajibkan

untuk menyetor kepada Pemerintah Daerah untuk meningkatkan Pendapatan

Asli Daerah sehingga untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pun

terkendala karena perusahaan tidak memiliki dana cukup besar untuk

merehabilitasi alat operasional serta untuk menjangkau daerah lainnya

walaupun Perusahaan Air Minum Tirtanadi tergolong kepada Perusahaan

Daerah Air Minum yang sehat.48

Jalan keluar yang ditempuh oleh Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi

salah satunya untuk dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta

untuk menjangkau wilayah lainnya adalah dengan memberikan peluang

kepada pihak swasta maupun asing yang ingin turut mengelola sektor air di

Indonesia dengan jalan melakukan kerja sama dengan pihak Perusahaan Air

Minum Daerah lainnya maupun dengan pihak swasta. Dan peluang bagi pihak
48
http://yaogiedwart1001.blogspot.co.id/2012/05/bab1-pendahuluan-perusahaan-air.html,
diakses pada tanggal 11 oktober 2017 pukul: 16:00

78
Universitas Sumatera Utara
79

swasta ini pun disahkan dengan adanya Undang-undang No. 7 Tahun 2004

tentang Sumber Daya Air serta Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 2005

tantang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

Kontroversi timbul, Undang-undang serta Peraturan Pemerintahtersebut

berkembang menjadi dasar untuk melakukan privatisasi air di Indonesia

sehingga privatisasi air sendiri di Indonesia seperti memiliki dua sisi yang

bertentangan. Seiring dengan tuntutan globalisasi makna dari privatisasi itu

sendiri tidak hanya terbatas dari penjualan saham semata, tetapi dengan

mamberikan kesempatan pada pihak swasta turut serta mengelola suatu sektor

esensial juga merupakan bentuk lain dari privatisasi. Di sisi lainnya,

pemerintah membantah bahwa Undang-undang No.7 Tahu 2004 serta

Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 2005 bukanlah suatu hukum yang

mengesahkan adanya privatisasi air di Indonesia karena bagaimanapun pihak

swasta hanya sebagai pemegang modal ataupun sebagai distributor ke

masyarakat sedangkan bahan baku airnya tetap dikuasai oleh pemerintah.

Di lain pihak para kritikus dan aktivis ekonomi serta hak azasi manusia

turut menetang privatisasi air karena dianggap privatisasi bukan jalan keluar

untuk meningkatkan kualitas perusahaan milik pemerintah bahkan hanya akan

semakain mempersulit keadaan ekonomi indonesia dan perusahaan milik

negara karena kemungkinan tidak ada lagi jaminan dari negara untuk

menyediakan air bersih bagi warganya. Hal ini jelas bertentangan dengan

International Convenant on Economic, Social and Cultural Rights yang

disahkan pada November 2002 yang menegaskan bahwa air adalah hak asasi

Universitas Sumatera Utara


80

manusia dan negara memiliki kewajiban untuk menghargai, melindungi, dan

memenuhi kebutuhan rakyatnya.

Konvensi ini juga menyebutkan bahwa hak atas air adalah prasyarat dari

pemenuhan hak asasi yang lain. Namun, disamping itu semua dengan adanya

Undang-undang No.7 Tahun 2004 dan peraturan pemerintah No.16 Tahun

2005 tersebut yang membuka peluang privatisasi air, berarti akan semakin

besar persaingan ataupun kesempatan kerja sama antara perusahaan daerah

dengan perusahaan swasta. Karena dengan membuka peluang privatisasi air

akan membuat menjamurnya perusahaan operator air minum swasta di

Indonesia. Tetapi kehadiran perusahaan swsata dan asing tersebut malah daoat

dijadikan perusahaan pemerintah sebagai rekan bisnis strategis bila dapat

terjalin hubungan yang simbosis mutualisme di masa privatisasi air global

kelak.49

Hal ini menjadi menarik karena adanya sisi kontroversial dari pelaksanaan

privatisasi air di Indonesia yang disertai dengan adanya kendala-kendala yang

terjadi pada intern Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi. Untuk itu

kelompok ini terkait untuk mengetahui siapakah PDAM Tirtanadi menuju

privatisasi air yang akan dilihat melalui telaah pada sumber daya manusia,

kemampuan keuangan, serta pelayanan publik berkualitas sebagai indikator

kesiapan privatisasi air serta pola kerja sama yang selama ini dilakukan oleh

PDAM Tirtanadi dengan perusahaan swasta maupu asing karena hubungan

yang dibina oleh PDAM Tirtanadi tersebut dengan pihak swasta juga
49
http://yaogiedwart1001.b;ogspot.co.id/2012/05/bab1-pendahuluan-perusahaan-air.html,
diakses pada tanggal 11 oktober 2017 pukul: 16:00

Universitas Sumatera Utara


81

merupakan bentuk lain dari privatisasi air. Dengan keterkaitan akan masalah

tersebut, maka kelompok ini tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Peranan Negara dan Swasta meneglola PDAM Tirtanadi Sumatera Utara”.

Untuk melindungi hak rakyat atas air, UU SDA aturan pelaksanaannya

telah memberikan “jaring-jaring pengaman” untuk melindungi rakyat dari

dampak negatif privatisasi, yaitu antara lain rakyat dapat menggunakan hak

pakai atas air tanpa perlu minta ijin untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-

hari. Jaring pengaman lainnya adalah UU SDA memberikan wewenang dan

tanggung jawab secara berejnjang baik kepada pemerintah pusat, pemerintah

provinsi, pemerintah kabupaten/kota, maupun pemerintah desa, sebagaimana

dilihat dalam pasal 14 sampai dengan pasal 17 UU SDA. Salah satu dari

tanggung jawab tersebut adalah mengatyr, menetapkan dan memberi izin atas

penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan sumber daya air pada

wilayah sungai yang menjadi kewenanganya.

Untuk melindungi rakyat dari tingginya tarif air minum dan pelayanan

yang tidak baik dari penyelenggaraan SPAM , PP No. 16 Tahun 2005 tentang

pengembangan sistem penyediaan air minum yang merupakan aturan

pelaksana dari pasal 40 ayat (8) UU SDA, melindungi rakyat dari “jaring-

jaring pengaman” sebagai berikut:

Pasal 10 ayat (2) dan ayat (3): unit distribusi wajib memberikan kepastian

kuantitas, kualitas air, dan kontinutitas pengaliran selama 24 jam per hari.

Universitas Sumatera Utara


82

Pasal 34 ayat (2): pengelolaan sistem penyediaan air minum wajib

memenuhi standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh pemerintah atau

pemerintah daerah sesuai kewenangannya.

Pasal 64: koperasi dan/atau badan usaha swasta yang berperan serta dalam

penyelenggaraan sistem penyediaan air minum (SPAM) di daerah, wilayah

atau kawasan yang belum terjangkau pelayanan BUMN/BUMD adalah

koperasi dan/atau badan usaha swasta yang memengkan pelelangan

penyelenggaraan SPAM berdasarkan prinsip persaingan sehat.

Pasal 60: perhitungan dan penetapan tarif air minumharus berdasarkan

pada prinsip keterjangkauan dan keadilan, mutu pelayanan, pemulihan biaya,

efisiensi pemakaian air, transparasi dan akuntabilitas, dan perlindungan iar

baku. Adapun kompenen biaya yang diperhitungkan dalam perhitungan tarif

meliputi biaya operasi dan pemeliharaan, biaya depresiasi/amortisasi, biaya

bunga pinjaman, biaya-biaya lain dan keuntungan yang wajar.50

Dalam pelaksanaan CSR pada PDAM Tirtanadi Medan memiliki hambatan-

hambatan yang dihadapi oleh PDAM Tirtanadi yang dikemukan oleh Ibu

Mislinda berdasarkan hasil wawancara adalah:

a. Masalah yang dihadapi dalam pengelolaan Corporate social Responsibility

pada PDAM Tirtnadi Medan Amplasyaitu:

1) Dana yang dikeluarkan harus sesuai dengan anggaran perusahaan,

perusahaan tidak bisa memenuhi semua keingin atau harapan

masyarakat karena keterbatasan anggaran perusahaan.


50
http://yaogiedwart1001.b;ogspot.co.id/2012/05/bab1-pendahuluan-perusahaan-air.html,
diakses pada tanggal 11 oktober 2017 pukul: 16:00

Universitas Sumatera Utara


83

2) Perubahan cuaca yang terjadi akhir-akhir ini berdapak kepada

persediaan air bersih PDAM Tirtanadi

3) Kurangnya ketersediaan sumber air baku yang berasal dari permukaan

(sungai).

b. Rencana penyelesaian masalah

Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk menghadapi beberapa kendala

yang terjadi antara lain sebagai berikut:

1. Perusahaan secara bergantian setiap tahunnya untuk memberikan

bantuan ketempat yang berbeda agar semua masyarakat dapat

merasakan hasil yang diperoleh perusahaan.

2. Namun PDAM Tirtanadi mencoba mancari solusi dengan menambah

suply air di kawasan tersebut yang bersumber dari IPA Sunggal dan

IPA Deli Tua.

3. Belum ada penurunan debit yang signifikan sehingga belum

mempengaruhi produksi air di Intalasi Pengelolaan Air PDAM

Tirtanadi.

Ibu Mislinda juga menyatakan salah satu upaya yang ditempuh oleh

PDAM Tirtanadi Medan Amplas untuk mengawasi pelasanaan CSR oleh

perusahaan adalah diterapkannya audit ekternal guna mengaudit laporan

tahunan yang mencakup masalah CSR. Agar audit eksternal dapat dilaksanakan

secara mudah, maka perlu dilakukan standarisasi CSR secara partisipatif,

transparan, dan akuntabel yang melibatkan semua pemangku kepentingan,

termasuk lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan perguruan tinggi. Oleh

Universitas Sumatera Utara


84

karena itu sudah saatnya untuk melakukan perubahan terhadap pola penerapan

kebijakan pemberdayaan masyarakat lingkungan sebagai bentuk dari tanggung

jawab perusahaan yaitu antara lain:

a. Mengubah dari insidental-parsial menjadi terintegrasi dalam strategi bisnis.

b. Mengubah dari jangka pendek menjadi jangka panjang.

c. Mengubah dari karitas (hadiah) menuju pengembangan yang berkelanjutan

d. Bersifat proaktif dan mengacu kepada kebutuhan masayarakat serta

direncanakan bersama.

Upaya lain yang ditempuh dalam mengawasi pelaksanaan CSR

adalah dengan mempublikasikan penggunaan dana CSR, sehingga publik

dapat mengontrol perusahaan yang melaksanakan CSR.

B. Tanggung Jawab Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR)

pada PDAM Tirtanadi Medan Amplas

Tanggung jawab sosial adalah fungsi pemerintah, bukan tanggung jawab

bisnis atau perusahaan. Dalam perkembangan bisis baru, diakui bahwa

tanggung jawab sosial perusahaan yang dikenal sebagai corporate social

responsibility (CSR) adalah fungsi perusahaan. Adapun “desakan” untuk itu

bersumber dari banyak hal baik karena tekanan global maupun regional. Maka

CSR sesungguhnya merupakan konsep dan program yang muncul secara

sukarela, karena perusahaan menganggap penting sehingga harus

diformulasikan sedemikian rupa. Selanjutnya, di dalam aspek seperti nilai,

Universitas Sumatera Utara


85

kultur, kompetensi, sejarah perusahaan bahkan etika yang dijadikan dasar

bertindak oleh seluruh pihak internal manajemen perusahaan.51

Tanggung jawab sosial ini sudah menjadi bagian dari pada orientasi bisnis.

Prinsip ketergantungan dan manfaat bersama ternyata menjadi landasan utama

dalam penyelenggaraan atau implementasi program tanggung jawab sosial. Di

Indonesia masalah tanggung jawab sosial menjadi isu yang belum

terselesaikan dengan baik. Menurut UU No. 40 Tahun 2007, tentang perseroan

terbatas telah dinyatakan bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari

pada tugas perseroan, oleh karena itu perseroan harus menyediakan dana.

Artinya kompenen biaya tanggung jawab sosial bukan lagi didasarkan keoada

skema kalau perusahaan punya dana, akan tetapi diawal perusahaan telah

diharuskan mencantumkan dana tanggung jawab sosial. Konsep ini

menjustifikasikan anggaran di tingkat manajemen puncak yang belum tentu

mendapat pengesahan. Lebih dari itu, perseroan diharuskan menyampaikan

laporan.

Masing-masing tanggung jawab sosial ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Ekonomi misalnya berkaitan dengan menyediakan ROI kepada

pemegang saham, menciptakan pekerjaan dan pengupahan yang adil,

menemukan sumberdaya baru, mempromosikan penggunaan teknologi

lanjutan, inovasi dan menciptakan barang dan jasa yang baru.

2. Legal berkaitan dengan peran perusahaan memainkan peran sesuai

dengan peraturan dan prosedur. Dalam kaitan ini masyarakat

51
https://www.google.co.id/amp/s/johannessimatupang.wordpress.com/2009/06/08/meme
riksa-tanggung-jawab-sosial-perusahaan/amp, diakses pada tanggal 4 januari 2018 pukul: 21:00

Universitas Sumatera Utara


86

mengharapkan agar perusahaan memenuhi visi dan misi yang

diusungnya.

3. Etika diharapkan agar pelaku bisnis mempunyai moral, etika kerja

dimana perusahaan berada. Etika tidak harus sesuai dengan apa yang

diatur dalam aturan formal, akan tetapi dapat memenuhi harapan

masyarakat.

4. Berkaitan dengan penilaian, pilihan perusahaan dalam hal kegiatan

yang diharapkan kembali kepada masyarakat.

Adapun kegitan rutin setiap tahunnya yang dilaksanakan PDAM

Tirtanadi Medan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun PDAM

Tirtanadi Medan. PDAM Tirtanadi Meadan selalu melaksanakan kegiatan

bakti sosial sebagai bentuk rasa syukur atas konsistensi dan kemajuan

yang dicapai dalam melaksanakan tugas melayani kebutuhan air bersih

kepada masyarakat. Hal ini juga merupakan implementasi kepedulian

PDAM Tirtanadi Medan terhadap kehidupan sosial masyarakat dan

lingkungan.

111 orang anak yatim dari Desa Limau Manis dan Panti Asuhan Al

Washliyah dan 25 orang Dhuafa dari Desa Limau Manis Tanjung Morawa

memperolah bantuan sembako dan uang tunai dari PDAM Tirtanadi

Medan yang diselenggarakan langsung oleh Direktur Utama PDAM

Tirtanadi Medan Sutedi Raharjo disaksikan oleh Kepala Desa Limau

Manis, M. Amru.

Universitas Sumatera Utara


87

Sebelumnya Darma Wanita Persatuan PDAM Tirtanadi Medan yang

dipimpin oleh Ibu Direktur Utama PDAM Tirtanadi Medan juga

mneyerahkan bantuan sembako dan uang tunai kepada 50 orang anak

Yatim dan Dhuafa yang berdomisili disekitar kantor Cabang Deli Serdang

Sutedi Raharjo mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan tanggung

jawab sosial perusahaan kepeda masyarakat khususnya masyarakat yang

berdomisili disekitar instalasi pengelolaan air.

“Kami mengambil dan kami juga memberi”. Kami telah mengambil

sesuatu dari lingkungan ini yaitu air baku dan sudah sepatutnya hasil yang

kami dapat, turut dinikmati oleh masyarakat disekitarnya. Selain

pemberian bantuan kepada anak yatim dan dhuafa, PDAM Tirtanadi juga

telah memberikan bantuan berupa 9 ekor hewan Qurban pada hari Raya

Idhul Adha 1437 H beberapa waktu yang lalu kepada masyarakat di

sekitar instalasi pengelolaan air.

“alhamdulillah, peringatan HUT PDAM Tirtanadi Medan kali ini

berdekatan dengan hari Raya Idhul Adha 1437 H, maka untuk itu sebagai

rasa syukur kami, PDAM Tirtanadi Medan telah memberikan antuan 9

ekor hewan Qurban kepada masyarakat yang berdomisili disekitar instansi

pengelolaan air PDAM Tirtanadi Medan.

Selesai acar penyerahan bantuan kepada anak yatim dan dhuafa,

kegiatan dilanjutkan dengan penanaman pohon secara simbolis yang

nantinya sekitar 700 pohon akan ditanami didaerah aliran sungai (DAS)

yang menjadi sumber air baku PDAM Tirtanadi Medan.

Universitas Sumatera Utara


88

Kami juga mewujudkan kepedulian kami terhadap lingkungan dan sumber

air dengan melakukan kegiatan penanaman pohon didaerah aliran sungai

(DAS) yang menjadi sumber air baku.52

C. Aspek Yuridis Corporate Social Responsibility (CSR) pada PDAM

Tirtanadi Medan Amplas

Tanggung jawab social (corporate social responsibility) adalah suatu topik

yang berkenaan dengan etika bisnis.Disini terdapat tanggung jawab moral

perusahaan baik terhadap karyawan perusahaan dan masyarakat disekitar

perusahaan.Oleh karena itu berkaitan pula dengan moralitas, yaitu sebagai

standar bagi individu atau sekelompok menegnai benar dan salah, baik dan

buruk.

Disini etika bisnis adalah pengaturan khusus mengenai moral, benar dan

salah.Fokusnya kepada standar-standar moral yang diterapkan kepada

kebijakan-kebijakan bisnis, intitusi dan tingkah laku.Dalam konteks ini etika

bisnis adalah suatu kegiatan standar moral dan bagaimana penerapannya

terhadap system-sistem dan organisasi melalui masyarakat modern yang

menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa dan kepada mereka yang

bekerja di organisasi tersebut. Etika bisnis, dengan kata lain adalah bentuk

etika terapan yang tidak hanya menyangkut analisis norma-norma moral dan

nilai-nilai moral, tetapi juga menerapkan konklusi analisis ini terhadap

lembaga-lembaga, teknologi, transaksi, aktivitas-aktivitas yang kita sebut

bisnis.

52
Hasil Wawancara Tanggal 16 Oktober 2017 dengan Narasumber Ibu Mislinda Selaku
Kepala Bagian Umum dan Personalia PDAM Tirtanadi Medan Amplas.

Universitas Sumatera Utara


89

Hal itu dapat dipahami bila perusahaan melakukan kegiatan bisnis demi

mencari keuntungan dan juga ikut memikirkan kebaikan, kemajuan, dan

kesejahteraan masyarakat dengan ikut melakukan berbagai kegiatan social

yang berguna bagi masyarakat. Paling kurang sampai sekarang ada empat

bidang yang dianggap dan diterima sebagai termasuk dalam apa yang disebut

sebagai tanggung jawab social perusahaan.

Pertama, keterlibatan perusahaan dalam kegiatan-kegiatan social yang

berguna bagi kepentingan masyarakat luas.Sebagai salah satu bentuk dan

wujud tanggung jawab social perusahaan, perusahaan diharapkan untuk

terlibat dalam berbagai kegiatan yang terutama dimaksudkan untuk

membantu kemajuan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kedua, perusahaan telah diuntungkan dengan mendapat hak untuk

mengelolah sumber daya alam yang ada dalam masyarakat tersebut dengan

mendapatka keuntunga bagi perusahaan tersebut.Demikian pula sampai

tingkat tertentu masyrakat telah menyediakan tenaga-tenaga professional bagi

perusahaan yang sangat berjasa mengembangkan perusahaan tersebut.53

Ketiga, dengan tanggung jawab social melalui berbagai kegiatan social,

perusahaan memperlihatkan komitmen moralnya untuk tidak melakukan

kegiatan-kegiatan bisnis tertentu yang dapat merugikan kepentingan

masyarakat luas. Degan ikut dalam berbagai kegiatan social, perusahaan

merasa mempunyai kepedulian, punya tanggung jawab terhadap

53
http://bismarnasution.com/makalah/aspek-hukum-tanggung-jawab-sosial-perusahaan,
diakses pada tanggal 4 januari 2018 pukul: 21:00

Universitas Sumatera Utara


90

masyarakatdan dengan demikian akan mencegahnya untuk tidak sampai

merugikan masyarakat melalui bisnis tertentu.

Keempat, dengan keterlibatan social, perusahaan tersebut menjalin

hubungan sosila yang lebih baik dengan masyarakat dan demikian perusahaan

tersebut akan lebih diterima kehadirannya dalam masyrakat tersebut, dan

dapat menciptakan iklim social dan politik yang lebih aman, kondusif, dan

menguntungkan bagi kegiatan bisnis perusahaan tersebut. Ini berarti

keterlibatan perusahaan dalam berbagai kegiatan social juga akhirnya

mempunyai dampak yang positif dan menguntungkan bagi kelangsungan

bisnis perusahaan tersebut ditengah masyarakat tersebut.

Sebelum lahirnya Undang-undang Penanaman Modal dan Undang-undang

Perseroan Terbatas yang baru, tanggung jawab social perusahaan atau

corporate social responsibility merupakan etika bisnis yang tidak tertulis di

Indonesia. Namun kini etika ini telah normatif dengan diundangkannya

Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 dan Undang-undang Nomor 25

Tahun 2007.

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tetang penanaman modal, pasal 12

menyebutkan bahwa setiap penanaman modal berkewajiban :

a. Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik

b. Melaksanakan tanggung jawab social perusahaan

c. Membentuk laporan tentang kegiatan penanaman modal dan

menyampaikannya kepada badan koordiasi penanaman modal

d. Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.

Universitas Sumatera Utara


91

Penjelasan atas pasal 15 (b) lebih lanjut menerangkan bahwa “tanggung

jawab social perusahaan” adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap

perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi,

seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat

setempat.

Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal

74 yang menentukan bahwa :

a. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan

dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab social dan

lingkungan.

b. Tanggung jawab social dan lingkungan merupakan kewajiban perseroan

yang diangkat dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang

pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan ketentuan dan

kewajaran.

c. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban tanggung jawab social dan

lingkungan akan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

d. Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab social dan lingkungan

diatur dengan peraturan pemerintah.54

Dalam penjelasan pasal 74 ayat (3) dijelaskan lebih lanjut bahwa yang

dimaksud “dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

54
http://bismarnasution.com/makalah/aspek-hukum-tanggung-jawab-sosial-perusahaan,
diakses pada tanggal 4 januari 2018 pukul: 21:00

Universitas Sumatera Utara


92

undangan” adalah dikenai segala bentuk sanksi yang diatur dalam peraturan

perundang-undangan yang terkait.

Penerapan CSR pada PDAM Tirtanadi Medan dapat dilihat pada penerapan

misi PDAM Tirtanadi Medan. Yang dalam pelaksanaan system perusahaan

mempunyai misi sebagai berikut:

1. Memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat Sumatera Utara.

2. Dengan kualitas, kontinuitas dan kualitas yang memenuhi persyaratan.

3. Mengembangkan air siap minum secara berkesinambungan.

4. Meminimalkan keluhan pelanggan dengan mengutamakan Pelayanan Prima.

5. Memperlakukan karyawan sebagai aset strategis dan mengembangkannya

secara optimal.55

6. Mengelola perusahaan dengan menerapkan prinsip kewajaran tranparansi,

akuntabilitas dan responsibilitas sebagai bentuk pelaksanaan Good

Corporate Governance.

7. Menjadikan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah Propinsi Sumatera

Utara.

8. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan Lingkungan.

9. Menjalankan pengelolaan air Limpah kepada Masyarakat Sumatera Utara

dan mengembangkannya dimasa yang akan datang.

Yang dalam penerapannya PDAM Tirtanadi Medan telah berusaha untuk

terus melaksanakan misi perusahaan sesuai dengan peraturan daerah Provinsi

Sumatera Utara Nomor 10 Tahun 2009 tentang Perusahaan Daerah Air Minum

Universitas Sumatera Utara


93

Tirtanadi yang menyatakan tujuan pokok PDAM Tirtanadi Medan adalah

untuk mengelolah dan menyelenggarakan pelayanan air minum yang

memenuhi persayaratan kesehatan dan untuk mengembangkan perekonomian

daerah, meningkatkan pendapatan daerah, serta meningkatkan kualitas

lingkungan dengan memberikan pelayanan pengumpulan dan penyaluran air

limbah melalui sistem perpipaan dalam rangka untuk mencapai kesejahteraan

masyarakat.

Dengan tercapainya misi tersebut maka tanggung jawab social perusahaan

telah dipenuhi dan dijalankan oleh PDAM Tirtanadi Medan sebagai perusahaan

air minum terbesar di Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Untuk melindungi hak rakyat atas air, UU SDA aturan pelaksanaannya

telah memberikan “jaring-jaring pengaman” untuk melindungi rakyat

dari dampak negatif privatisasi, yaitu antara lain rakyat dapat

menggunakan hak pakai atas air tanpa perlu minta ijin untuk memenuhi

kebutuhan pokok sehari-hari. Jaring pengaman lainnya adalah UU SDA

memberikan wewenang dan tanggung jawab secara berejnjang baik

kepada pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah

kabupaten/kota, maupun pemerintah desa, sebagaimana dilihat dalam

pasal 14 sampai dengan pasal 17 UU SDA. Salah satu dari tanggung

jawab tersebut adalah mengatyr, menetapkan dan memberi izin atas

penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan sumber daya

air pada wilayah sungai yang menjadi kewenanganya.

2. Menurut UU No. 40 Tahun 2007, tentang perseroan terbatas telah

dinyatakan bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari pada tugas

perseroan. Tanggung jawab sosial pada PDAM Tirtanadi Medan dalam

melaksanakan CSR melalui pemberian bantuan kepada anak yatim dan

dhuafa berupa sembako dan uang tunai. Adapun pemberian yang

lainnya berupa pemberian hewan qurban pada saat hari Raya Idhul

Adha dan penanaman pohon untuk mewujudkan kepedulian terhadap

94
Universitas Sumatera Utara
95

lingkungan dan sumber air baku PDAM Tirtanadi Medan. Pelaksaaan

ini dilakukan pada HUT PDAM Tirtanadi Medan.

3. Undang-undang Penanaman Modal dan Undang-undang Perseroan

Terbatas yang baru, tanggung jawab social perusahaan atau corporate

social responsibility merupakan etika bisnis yang tidak tertulis di

Indonesia. Namun kini etika ini telah normatif dengan diundangkannya

Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 dan Undang-undang Nomor 25

Tahun 2007.

B. Saran

Adapun yang menjadi saran terhadap penulisan skripsi ini :

1. Dalam prosedur pelaksanaan CSR pada PDAM Tirtanadi Medan

Amplas, harus lebih memperhatikan pelaksanaan CSR, terutama dari

segi pendanaan. Perusahaan harus lebih memperhatikan Good Corporate

Governance (GCG) yang merupakan wujud dari komitmen perusahaan

untuk meningkatkan keberhasilan perusahaan.

2. Hambatan-hambatan yang dihadapi PDAM Tirtanadi Medan Amplas,

perusahaan harus lebih mengutamakan dana untuk melakukan CSR, agar

lebih banyak lagi masyarakat yang merasakan adanya tanggung jawab

sosial perusahaan dan perusahaan harus lebih optimal dalam

mengumpulkan dana untuk melaksanakan CSR yang lebih dari yang

sebelumnya.

3. Penerapan pelaksanaan CSR pada PDAM Tirtanadi Medan Amplas,

agar lebih mengembangkan kinerja perusahaan, lebih cepat dalam

Universitas Sumatera Utara


96

menyelesaikan masalah yang timbul di daerah supaya masayarakat

merasakan manfaat dari adanya pelaksanaan CSR, dan lebih

meningkatkan semua rencana pelaksanaan CSR dengan lebih

mengutamakan kepentingan masyarakat dibandingkan dengan

kepentingan peribadi perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Adjie, Habib, 2008, Status Badan Hukum Prinsip-Prinsip Perseroan Terbatas, CV.
Mandar Maju, Bandung.
Anggusti, Martono, 2010, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Books Terrace and
Library,Bandung.
Budi, Dr. Hendrik, Untung, 2009, Corporate Social Responsibility, Sinar Grafika,
Jakarta, .
Harahap, M. Yahya, 2013, Hukum Perseroan Terbatas, Sinar Grafika, Jakarta.
Laporan Tahunan PDAM Tirtanadi Medan Amplas Tahun 2016 dan 2017.
Kansil, 2002, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta.
Prasetya, Rudhi, 2016, Perseroan Terbatas Teori dan Praktek, Sinar Grafika,
Jakarta.
Radito, Bambang dan Melia, Famiola 2007 Etika Bisnis dan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan di Indonesia, Rekayasa Sains, Bandung
Reksohardiprodjo, Sukanto, Heidjrachman Ranupandojo, Irawan, 1999, Pengantar
Ekonomi Perusahaan, BPFE, Yogyakarta.
Siagian, Matias dan Suriadi, Agus, 2010, Corporate Social Responsibility, Fisif
USU Press, Medan.
Sinulingga, Sukaria, 2007 Analisis Lingkungan Usaha, USU Press, Medan.
Soekanto, Soerjono dan Purbacaraka, Purnadi, 1993 Sendi-Sendi Ilmu Hukum,
Citra Aditya Bakti, Bandung.
Susanto, A.B, 2007, Corporate Social Responsibility A. Strategi Management
Approach, The Jakarta Consulting Grup, Jakarta.
Swastha, Basu DH, Ibnu Sukotjo, 1993, Pengantar Bisnis Modren, Liberty,
Yogyakarta.
Urip, Sri, 2013, Strategi CSR (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Untuk
Peningkatan Daya Saing Perusahaan di Pasar Negara Berkembang),
Lentera Hati, Tanggerang.
Wibisono, Yusuf, 2007, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, Frascho
Publishing, Gresik.
Wibisono, Yusuf, 2010, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, Ashaf Media
Garfika, Surabaya.
Widjaja, Amin, 2008, Business Ethics dan CSR Konsep dan Kasus, Harvarindo,
Jakarta.

Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan

97
Universitas Sumatera Utara
98

Hidup.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 70 Tahun 2016 Tentang
Pedoman
Pemberian Subsidi dari Pemerintah Daerah Kepada Badan Usaha Milik
Daerah
Penyelenggaraan Sistem Penyedian Air Minum.

Data Lapangan
Hasil Wawancara Tanggal 16 Oktober 2017 dengan Narasumber Ibu Mislinda
Selaku Kepala Bagian Umum dan Personalian PDAM Tirtanadi Medan
Amplas.

Internat
Jum’at, 09 Oktober 2017, 19:40, tentang Corporate Social Responsibility
http://www.rahmatullah.net/2009/11/corporate-social-responsibility
csr.html
Senin, 16 Oktober 2017, 20:10, tentang Definisi Corporate Social Responsibility
http://unyilcindy.wordpress.com/definisi-corporate-social
responsibility.html
Selasa, 05 September 2017, tentang Konsep Dasar Corporate Social
Responsibilityhttp://rahmatullah.net/2012/01/konsep-dasar-corporate
social-responsibility.html
Rabu, 27 September 2017, tentang Pengertian dan Manfaat Corporate Social
Responsibilityhttp://prianka.blogspot.com/2014/10/pengertian-dan
manfaat-csr.html
Rabu, 27 September 2017, 17:30, tentang Pengertian dan Manfaat CSR bagi
Masyarakathttp://idazahro.blogspot.com/2012/11/pengertian-dan-manfaat
csr-bagimasyarakat.html
Rabu, 27 September 2017, 17:00, tentang Pengertian Fungsi dan Manfaat CSR
http://infokitauntukkita.blogspot.co.id/2014/05/pengertian-fungsi-dan
manfaat-csr
Senin, 04 September 2017, 19:30, tentang Pengertian Pembangunan Ekonomi
http://www.pakmono.com/2015/01/pengertian-pembangunan
ekonomi.html
Senin, 04 September 2017, 20:00, tentang Reviu Literatur Pengelolaan Badan
Usaha Milik Daerah
http://www.bpkp.go.id/puslitbangwas/konten/2291/14.125/reviu-literatur-
pengelolaan-badan-usaha-milik-daerah.html
Selasa, 05 September 2017, 21:00, tentang Sejarah PDAM Tirtanadi Medan
http://responsibility.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/34876/sejarah-
PDAM
Tirtanadi-Medan-htm

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai