SKRIPSI
Disusun dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
OLEH:
DIMAS ARDIAN
NIM: 190200405
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
i
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
Oleh:
DIMAS ARDIAN
190200405
Disetujui oleh:
Ketua Program Studi Ilmu Hukum
NIM : 190200405
Universitas Sumatera Utara, dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis
dengan judul:
akibat yang ditimbulkan apabila skripsi ini terbukti hasil karya orang lain.
Medan, 2023
Penulis
Dimas Ardian
190200405
ii
KATA PENGANTAR
berkat rahmat serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
dengan tujuan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar Sarjana hukum pada
Pengambilalihan hak atas paten yang terdaftar. Dengan penuh kesadaran sebagai
manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, penulis sadar bahwa terdapat banyak
kekurangan dalam skripsi ini, sehingga masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun tentu sangat diharapkan demi perbaikan di
kemudian hari.
kedua orang tua saya yang saya kasihi dan sayangi, Bapak Sudarmadi dan Ibu
bimbingan untuk selalu menjadi lebih baik kedepannya, serta senantiasa mendoakan
saya untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga berterimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si., selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara;
iii
2. Bapak Dr. Mahmul Siregar, S.H., M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum
3. Ibu Dr. Agusmidah, S.H., M.Hum, selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum
4. Ibu Puspa Melati Hasibuan, S.H., M.Hum, selaku Wakil Dekan II Fakultas
5. Bapak Dr. Mohammad Eka Putra, S.H., M.Hum, selaku Wakil Dekan III
6. Bapak Prof. Dr. Hasim Purba, S.H., M.H., selaku Dosen Pembimbing I dan
sebesar-besarnya atas waktu, tenaga, pikiran, arahan dan kritikan yang sangat
7. Ibu Dr. Syarifah Lisa Andriati, S.H., M.H., selaku Dosen Pembimbing II yang
9. Ibu Dr. Affila S.H., M.Hum, selaku Sekretaris Program Studi S1 Fakultas
10. Terima kasih kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen pengajar dan juga kepada
iv
11. Terima kasih kepada saudari kandung saya Kamelia Ulfa yang telah
13. Terima kasih kepada Wave Coffee Space dan jajarannya, Heri, Virel, Emsah,
14. Terima kasih kepada HMI FH USU, yang telah banyak memberikan pelatihan
15. Terima kasih kepada teman-teman yang tergabung dalam Grup A Fakultas
16. Terima kasih kepada Ka Ruth yang telah banyak membantu penulis dalam
17. Terima kasih kepada semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang telah membantu penulis hingga mencapai titik ini dan tak kenal
Demikian penulisan skripsi ini sangat jauh dari kata sempurna. Semoga
penulisan skiripsi ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan perkembangan
v
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................vi
ABSTRAK.........................................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................2
A. Latar Belakang.......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................
D. Keaslian Penulisan...............................................................................10
E. Tinjauan Kepustakaan........................................................................12
F. Metode Penelitian................................................................................14
G. Sistematika Penulisan..........................................................................18
BAB II DASAR PEMBATALAN PATEN TERDAFTAR DI INDONESIA........21
A. Tinjauan Umum Paten Di Indonesia.................................................21
1. Sejarah Pengaturan Paten di Indonesia.............................................21
2. Bentuk-Bentuk Paten........................................................................29
3. Lisensi Paten.....................................................................................34
4. Penyelesaian Sengketa Pembatalan Paten........................................49
B. Pengaturan Pendaftaran paten..........................................................58
vi
B. Akibat Hukum Pembatalan Paten Terdaftar bagi Pihak yang
mendapatkan Hak Paten.....................................................................69
1. Hak dan Kewajiban pihak yang mendapatkan paten........................69
2. Tanggung jawab dan Risiko pihak yang mendapatkan paten...........70
C. Perlindungan Hukum atas Paten yang Diamankan Melalui
Pembatalan Paten yang Terdaftar.....................................................72
1. Perlindungan Hukum Paten yang Diamankan Melalui Pembatalan
Paten yang Terdaftar.........................................................................72
2. Penegakan Hukum dan Sanksi Terhadap Pelanggaran Hak Paten....74
BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PEMBATALAN PATEN
TERDAFTAR PADA PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 147
PK/PDT.SUS-HKI/2018...................................................................................78
A. Posisi Perkara Putusan Mahkamah Agung Nomor 147
PK/Pdt.Sus-HKI/2018.........................................................................78
B. Pemenuhan Unsur Putusan Mahkamah Agung Nomor 147
PK/Pdt.Sus-HKI/2018.........................................................................81
C. Pertimbangan Majelis Hakim Pada Putusan Mahkamah Agung
Nomor 147 PK/Pdt.Sus-HKI/2018.....................................................82
D. Amar Putusan Mahkamah Agung Nomor 147
PK/Pdt.Sus-HKI/2018.........................................................................84
E. Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 147 PK/Pdt.Sus-
HKI/2018..............................................................................................85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................90
A. Kesimpulan...........................................................................................90
B. Saran.....................................................................................................91
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................93
vii
ABSTRAK
viii
**
Dosen Pembimbing I
***
Dosen Pembimbing II
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dunia setelah China, India dan Amerika Serikat. Kepadatan penduduk ini
Kreatifitas manusia menciptakan hal-hal yang baru yang biasa disebut inovasi.
Inovasi merupakan penerapan secara praktis gagasan kreatif. Inovasi tercipta karena
Negara Indonesia adalah negara hukum, maka segala hal yang ada di dalam
setiap rakyat, yaitu adanya rasa aman, damai dan terjaga, baik diri maupun harta, agar
tidak terjadi ketidakadilan dalam kehidupan bangsa dan bernegara, diharapkan tidak
terjadinya orang lain mengambil kekayaan intelektual dari sang pemilik kekayaan
intelektual dan menyebar luaskan tanpa adanya komunikasi atau izin, hal tersebut
Salah satu jenis penggolongan Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI) adalah
paten. Paten merupakan salah satu jenis hak kekayaan intelektual yang merupakan
1
Nurul Qamar, Negara Hukum atau Negara Undang-Undang (Makassar. Refleksi, 2010),
hlm.6
1
2
basis industri modern. Paten menjadi dasar pertumbuhan industri secara modern yang
bersumber pada penemuan baru, teknologi canggih, kualitas tinggi dan standar mutu.
Paten diberikan untuk melindungi Invensi dibidang teknologi. 2 Kata Paten, berasal
dari bahasa Inggris Patent, yang awalnya berasal dari patere membuka diri (untuk
pemeriksaan publik).3
Menurut kamus hukum, paten atau octrooi adalah hak yang diberikan kepada
ciptaan/penemuan itu.
inovasi dan invensi teknologi. Apabila tidak ada perlindungan yang memadai,
paten yang deskripsinya dapat diakses secara luas, sehingga masyarakat memperoleh
manfaat.
hukum dan hak eksklusif sebagai defenisi perlindungan paten tersebut. Misalnya,
memiliki fungsi untuk kemanfaatan masyarakat luas. Isu sentral perlindungan paten
adalah keseimbangan antara inventor dan pihak ketiga yang dapat terjalin dengan
2
Oka Mahendra, Undang-Undang Paten Perlindungan Hukum Bagi Penemu Dan Sarana
Menggairahkan Penemuan, Cetakan Pertama, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1991, hlm 26
3
Yusran Isnaini, Buku Pintar HKI Tanya Jawab Seputar Hak Kekayaan Intelektual, Ghalia
Indonesia, Bogor, 2010, hlm 75
3
baik. Pihak ketiga harus memberikan insentif yang terkait dengan penghargaan secara
monopoli. Artinya, dia dapat menggunakan haknya untuk melarang siapapun tanpa
memiliki kedudukan yang kuat terhadap pihak saingannya. Jika salah satu pihak
melakukan pelanggaran terhadap hak pemegang paten maka pemegang hak paten
dapat melakukan aksi hukum kepidanaan dan keperdataan. Pihak yang melakukan
pelanggaran akan dituntut melakukan tindak pidana. Aksi hukum kepidanaan bagi
pihak yang melakukan pelanggaran hak paten akan dikenakan tuntutan penggantian
Hak Paten merupakan benda dalam arti kebendaan menurut Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (jo. Pasal 570 KUHPerdata). Hak Paten merupakan sebagian
kekayaan dari orang yang memilikinya. Hak Paten tersebut menurut ketentuan
4
Rahmi Jened Parinduri Nasution, Interface Hukum Kekayaan Intelektual dan Hukum
Persaingan, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2013, hlm 149
4
Realism).5
mengatur tentang hak (paten), cara memperoleh dan mempertahankan hak, dan
pemilik atau pemegang paten. Undang-Undang No 14 Tahun 2001 tentang Paten telah
meningkat. Hal ini diakibatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
mendorong invensi teknologi yang baru sehingga undang- undang dapat memberikan
5
Undang-Undang Nomor 13 tahun 2016 Tentang Paten
5
Hukum Umum, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Ditjen AHU
dan aktifitasnya. Penerapan e-filling dalam permohonan paten sangat sesuai dengan
kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan, dengan kondisi geografis yang luas dan
memiliki banyak pulau. Pelayanan secara e-filling akan sangat efektif dan efisien
Undang-Undang Paten yang berlaku saat ini tidak dapat mengatasi berbagai
tidak mampu menyediakan berbagai kemudahan kepada inventor dalam negeri dan
yang berasal dari lembaga penelitian nirlaba dan inventor. Biaya pemeliharaan untuk
selama 6 (enam) bulan terkait pembayaran biaya tahunan serta tunggakan biaya
pemeliharaan yang diperlakukan seperti piutang negara yang wajib ditagih. Sikap
pertahanan keamanan negara; atau (b) kebutuhan sangat mendesak untuk kepentingan
masyarakat. Selain itu, terdapat keringanan sanksi pelanggaran paten. Sanksi dalam
terus menerus serta diterima oleh seluruh lapisan masyarakat, maka peraturan-
peraturan hukum yang ada harus sesuai dan tidak boleh bertentangan dengan asas-
perusahaan secara ekonomi, juga akan merugikan reputasi terhadap produk atau
temuan yang telah dipatenkan, karena untuk tujuan komersial dan untuk bisa
ada, maka produk dibuat tidak sesuai standard, di produksi secara masal, dan lain-
lain. Sehingga banyak produk yang beredar tidak sama dengan kualitas atau mutu
yang sudah dirancang atau ditetapkan tanpa persetujuan dari pemilik paten.
Pemegang paten dalam hal ini memiliki hak ajukan gugatan untuk ganti rugi di
majelis hukum pengadilan niaga setempat kepada seseorang yang telah bertindak
6
Klik legal, Akibat Pasal 20 UU Paten, Ada Pihak Asing yang tolak daftar Paten di Indonesia,
diakses melalui https://kliklegal.com/akibat-pasal-20-uu-paten-ada-pihak-asing-yang-tolak-daftar-
paten-di-indonesia/ pada 4 Mei 2023 pukul 19.00 WIB.
7
Hasim Purba, dasar-dasar pengetahuan ilmu hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2019, Hlm.28
7
dengan terencana atau sengaja serta tidak ada pembenaran pelanggaran terhadap
paten. Uraian ini menjadi dasar pemikiran, bahwa pentingnya pengaturan paten untuk
memberikan kepastian hukum bagi dunia usaha, instansi maupun bagi para inventor.8
paten harus dituntaskan sesuai dengan proses hukum yang berlaku untuk menjamin
perlindungan hukum dan keadilan bagi pemegang paten. Jika sengketa pelanggaran
paten tidak diselesaikan secara hukum, semangat dan motivasi untuk menciptakan
penemuan baru baik untuk proses produksi maupun non produksi akan berkurang.
Penanganan sengketa pada bidang hak paten ada pada Undang Undang No 13 Tahun
1975 dengan Bisnis Utama di bidang distribusi dan perdagangan segala produk
pupuk, bibit, dan berbagai macam alat dan merek pertanian. Sejak tahun 2011,
alat pertanian. Empat perusahaan diatas telah memiliki lisensi paten dan memilik hak
8
Jerry Vicky Mawu, “Penyelesaian Sengketa Hak Paten Menurut Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2016 Tentang Paten”, Lex et Societatis, Volume 5, Nomor 7, September, 2017, hlm. 71.
9
Jeferson David Rompas, “Hak Pemegang Paten Dalam Gugatan Ganti Rugi Melalui
Pengadilan Niaga Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Paten”, Lex Privatum,
Volume 6, Nomor 3, Mei, 2018, hlm. 28.
8
penemuan alat Penyemprot Elektrik bertanda “CBA Electric Battery Sprayer” yang
telah terdaftar dalam Daftar Paten Publik Direktorat Jenderal Ke@ayaan Intele@tual,
diterbitkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Lampiran Sertifikat Paten No. ID S0001281 tercantum deskripsi, klaim, abstrak, dan
fungsi yang mirip, deskripsi, klaim, abstrak, dan gambar yang beredar di sekitar
Sumatera dan Jawa, yang diproduksi/dijual oleh Penggugat I/ Tergugat tuntutan balik
I yaitu POLAR Knapshack Sprayer, Penggugat II/ tuntutan balik Tergugat II yaitu
ROBOT RB 16E , Rekonvensi Penggugat III/ Tergugat III yaitu YOTO, Rekonvensi
Penggugat IV/ Tergugat IV yaitu SWAN dengan total jumlah Electric Sprayer per
adalah pemegang hak penuh paten berdasarkan Sertifikat Paten No. ID S0001281,
10
Putusan Mahkamah Agung Nomor: 147 PK/PDT.SUS-HKI/2018, hal 4
9
paten yang terdaftar di Indonesia, akibat hukum dan perlindungan hukum bagi
B. Rumusan Masalah
147PK/Pdt.Sus-HKI/2018?
HKI/2018
10
1. Secara Teoritis
RI Nomor 147PK/Pdt.Sus-HKI/2018.
2. Secara Praktis
saran dan masukan bagi para pembaca ataupun dijadikan sebagai bahan
kajian, bagi para pelaku usaha negara maupun swasta agar memahami
D. Keaslian Penulisan
perpustakaan dan media elektronik serta berbagai judul skripsi yang telah
Telah dilakukan uji bersih pada Pusat dokumentasi dan informasi Hukum/
judul yang sama” dalam arsip/ dokumen skripsi yang telah ditulis oleh
judul penulisan skripsi ini. Kemudian telah dilakukan juga penelusuran terkait
berguna sebagai referensi. Namun, ada beberapa judul penelitian yang berkaitan
HKI/2018)”. Permasalahan yang dibahas di dalam skripsi ini adalah murni hasil
dari pemikiran penulis yang didasarkan pada pengertian, teori-teori, dan aturan
hukum yang diperoleh melalui referensi dalam media cetak maupun media
E. Tinjauan Kepustakaan
1. Paten
Paten berasal dari kata Ocktroi yang dalam bahasa Eropa mempunyai
arti suatu surat perniagaan atau izin dari pemerintah yang menyatakan
Laten (latent) adalah kata dalam bahasa latin yang berarti terselubung.
Sedangkan lawan dari kata laten adalah “paten (patent) yang berarti
terbuka. Arti kata terbuka di dalam paten adalah berkaitan dengan invensi
kamus hukum, paten atau yang biasa disebut dengan octrooi adalah “hak
itu”13
2. Pembatalan Paten
adalah alasan paten tidak memiliki nilai ekonomis yang dimana tidak
3. Pencipta
menghasilkan suatu karya yang baru dan dalam bentuk yang khas.15
4. Invensi
5. Inventor
mengkreasikan suatu hal yang baru untuk yang pertama kali, inventor
6. Pemegang Paten
tersebut dari pemilik paten atau pihak lain yang menerima lebih lanjut.18
7. Sengketa
bermula dari situasi yang terdapat pihak yang merasa dirugikan oleh pihak
lain yang berawal dari perasaan tidak puas yang bersifat subyektif dan
tertutup. Proses sengketa terjadi disebabkan oleh tidak adanya titik temu
halaman 2.
17
Reni Alfiani, “Definisi Inventor Dan Invensi Serta Tatacara Pengajuan Hak Paten Pada
Suatu Negara” melalui, https://osf.io/qjxh7/, diakses pada tanggal 26 juni 2023 pukul 20.59 WIB.
18
Op.Cit Pasal 1 Angka 6
19
POJK No. 10/POJK.05/2022, Op. Cit., Pasal 1 angka 3.
15
F. Metode Penelitian
sumber data, dan dengan langka apa dan data-data tersebut diperoleh dan
Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian hukum
penelitian ini mengacu kepada Peraturan tentang Paten serta dari pustaka
teori lama yang sudah ada atau di dalam kerangka menyusun sebuah teori
baru.20
20
Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1995), hal 12.
16
2. Pendekatan Penelitian
3. Sumber Data
seterusnya yang tidak terbatas oleh waktu dan tempat. 21 Adapun data
21
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia (UI-
Press), 1986), hal 12.
17
5. Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini ialah analisis
data kualitatif, yaitu dengan pendeskripsian data dari literatur yang diolah
akan dianalisa dan diolah menjadi bentuk pemikiran. Analisis ini bermanfaat
permasalahan;
22
Miruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Grafiti Press,
2006), hal. 118.
19
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada skripsi ini dibuat secara rinci dan sistematis
dengan tujuan menghasilkan karya ilmiah yang mempunyai daya guna serta
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan tentang apa saja yang menjadi kajian umum
147 PK/Pdt.Sus-HKI/2018
21
BAB II
DASAR PEMBATALAN PATEN TERDAFTAR DI INDONESIA
Paten atau Oktroi telah ada sejak abad XIV dan XV. Sifat pemberian Hak
paten pada abad-abad tersebut tidak ditujukan atas suatu temuan atau invensi
(uitvinding), digunakan untuk menarik minat para ahli dari luar negeri.
hak paten atau oktroi terhadap hasil temuan (uitvinding) yaitu di negara-
pemerintah
23
Bayu Herdianto, Penerapan Tekonologi (Paten) Pada Pendistribusian Gas PT Perusahaan
Gas Negara (Persero) Tbk, Semarang, 2010, Hlm. 58.
24
Dian Nurfitri, Rani Nuradi, Pengantar Hukum Paten Indonesia, (Jakarta Alumni, 2013),
hlm 34
23
mewujudkan suatu iklim yang lebih baik bagi kegiatan penemuan teknologi.
negeri, dan Pengumuman Menteri Kehakiman No. J.G. 1/2/17 yang mengatur
mendirikan Direktorat Jendral Hak Cipta, Paten dan Merek (DJ HCPM) untuk
mengambil alih fungsi dan tugas Direktorat Paten dan Hak Cipta yang
25
Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual, Sejarah Perkembangan Perlindungan Kekayaan
Intelektual, https://www.dgip.go.id/tentang-djki/sejarah-djki, diakses pada tanggal 9 Mei 2023, pada
pukul 21.00 WIB.
24
yang Terkait dengan Hak Atas Kekayaan Intelektual” pada tanggal 1 januari
intelektual dari upaya pelanggaran hak atas produk yang dihasilkan baik oleh
dalam upaya menjaga pelanggaran hak atas keaslian karya cipta yang
menyangkut Hak Cipta, Merek, Paten, Desain, Produk, Rahasia Dagang dan
1. Pengertian Paten
Istilah Paten berasal dari Bahasa Latin yaitu ‘auctor’ memiliki makna
terbuka untuk umum. Istilah lain dari paten di belgia dan perancis adalah
‘brevet de inventier’ dan istilah paten dalam bahasa inggris yaitu ‘patent’,
26
Achmad Zen Umar Purba, hak Kekayaan Intelektual Pasca TRIPs, (bandung: Alumni
2005), hlm.43
25
Organization (WIPO)
tertulis dan didaftarkan pada daftar paten agar masyarakat mengetahui hak
temuan pemegang hak paten. Cara dan syarat-syarat pemberian lisensi atau
ujian khusus ditetapkan dalam perjanjian tertulis agar pihak pemegang hak
paten dan pengguna paten saling mengetahui hak dan kewajibannya. 28 Hak
paten adalah hak ekslusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas
dan memperoleh keuntungan dari nilai ekonomi pada suatu karya yang
30
Undang-Undang No 13 Tahun 2016 Tentang Paten
31
Endang Purwaningsih, Seri Hukum Kekayaan Intelektual Hukum Paten (Bandung: Mandar
Maju, 2015), hlm. 1.
27
modifikasi terhadap penemuan itu dan dengan demikian juga tidak terjadi
penghargaan terhadap HKI, maka masa depan suatu bangsa akan menjadi
lebih baik.
industrial lokal
negara berkembang.
Direktoral jenderal.
32
Arthur R. Miller & Michel H. Davis. Intellectual Property, Patens, Trade Marks, and
Copyrights, West Publising Company, St. Paul, Minnesota, hal. 14 Dikutip dari Susilowati, Etty,Op.
Cit Halaman 122
29
waktu tertentu.
2. Teori hak asasi (the natural of rights theory), penemuan adalah hasil
usaha mental dari seseorang, yang oleh karena itu menjadi hak
waktu tertentu.33
industri, dan pengetahuan ini, maka tiap orang dapat meniru dan membuat
2. Bentuk-Bentuk Paten
2. Paten sederhana adalah setiap invensi berupa produk atau alat yang
paten yang memiliki keterkaitan jika ada hubungan antara lisensi waji
dengan paten lainnya dan kedua paten ini dalam bidang yang
atau tambahan dari temuan yang asli. Apabila dilihat dari segi paten
permintaan paten maka tidak ada paten. Hanya penemu atau yang
Setiap penemuan paten hanya untuk satu penemuan atau tepatnya satu
34
Muhammad Djumhana dan R.Djubaedillah, Hak Milik Intelektual:Sejarah, Teori, dan
Praktiknya di indonesia, Citra Aditya, 2014, hlm.121-122
32
bila suatu invensi tersebut tidak ada sebelumnya pada saat dimohonkan
tersebut bukan lagi suatu invensi yang dianggap baru, sehingga dengan
(1). Pewarisan 69 (2). Hibah (3). Wasiat (4). Perjanjian tertulis, atau
Salah satu aspek hak kekhususan pada HKI adalah hak ekonomi
HKI adalah benda yang dapat dinilai dengan uang. Hak ekonomi
paten, merek.35
Disamping hak ekonomi ada lagi aspek khusus yang lain pada
HKI yaitu hak moral (moral Right). Hak moral adalah hak yang
35
Abdul Kadir Muhamad. Hukum Harta Kekayaan. (bandung: Citra Aditya Bakti)
1994 hal 23
34
pihak lain, maka hak moral tidak dapat dipisahkan dari pencipta
penemu.
dengan undang-undang.
3. Lisensi Paten
pemegang hak paten memberikan kebebasan atau izin kepada orang lain
yang paling mendasar dalam suatu perjanjian lisensi adalah adanya izin
jika ada pihak yang memberi lisensi dan pihak yang menerima lisensi, hal
ini termasuk dalam sebuah perjanjian. Definisi lain, pemberian izin dari
atau kewajiban. Lisensi sukarela adalah salah satu cara pemegang HKI
terdapat lisensi yang bersifat opsional dan wajib karena urgensi dan
a. Lisensi Biasa
37
Tim Lindsey et., Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar. (Bandung: P.T. Alumni, 2006),
hlm. 333
36
b. Lisensi Pemerintah
komersial (UU Paten Pasal 109). Hal ini diatur lebih lanjut dalam
dan keamanan negara contoh: Senjata api, amunisi, dan bahan peledak
38
Legal2Us, 4 Lisensi Paten Yang Perlu Diketahui Oleh Pemegang Paten, diakses dari
https://legal2us.com/4-lisensi-paten-yang-perlu-diketahui-oleh-pemegang-paten/ hari rabu 8 Juni 2023
pukul 20.24
39
Indira Nurul Anjani, Yuk Simak! Jenis-Jenis Lisensi Paten Yang Perlu Anda Tahu, diakses
dari https://smartlegal.id/hki/pendaftaran-paten/2021/08/13/yuk-simak-jenis-jenis-lisensi-paten-yang-
perlu-anda-tahu/ hari rabu 8 Juni 2023 pukul 22.34
37
paten menjadi sepenuhnya milik pemerintah (Pasal 112 ayat (1) Undang
Undang Paten).40
c. Lisensi Wajib
yaitu:
urgency)
competitive practices)
40
Ibid.
38
(dependent patents)
eksklusif (Pasal 81). Dalam Pasal 82 Ayat (1) Undang Undang Paten
Paten pihak lain yang masih dalam perlindungan. Pada Pasal 103
d. Cross Licensing
turunan atau kemajuan dari lisensi paten di atas. Dengan cara ini,
yang diklaim dalam paten aslinya. Lisensi paten wajib pertama hanya
lisensi dari pemilik paten dengan alasan yang masuk akal. Mencoba
angka 11, lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang paten, baik
paten hanya sedikit yang berasal dari dalam negeri, dan permintaan paten
diatur dalam Bab VII bagian 2 Pasal 76-Pasal 80. Rincian ketentuan-
lisensi yaitu:
secara penuh;
dengan secepatnya;
44
H.Ok.Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
hlm 395.
42
hasil;
masyarakat.
kepada pemegang paten. Besarnya royalti yang harus dibayarkan dan cara
untuk dicatat dan diumumkan dalam daftar umum paten lisensi wajib
dan harus dilaporkan kepada kantor paten untuk dicatatkan dan dimuat
Lisensi lain yang diatur pada undang-undang paten ini adalah lisensi
dengan alasan:
45
Insan Budi Maulana, Bandung: Lisensi Paten, PT.Citra Aditya Bakti, hlm 1.
44
dikenai biaya.46
dapat berupa uang atau bentuk lainnya yang disepakati para pihak.
Besaran royalti memperhatikan tata cara yang lazim dibuat dalam rangka
a. Alasan yang dijadikan dasar bagi pemberian lisensi wajib tidak ada lagi
Penerima lisensi wajib tidak lagi mentaati syarat dan ketentuan lainnya
wajib.47
46
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Paten Pasal 82 ayat (1) dan (2).
47
Aulia Muthia. Op.Cit. hlm 142.
45
dalam Pasal 82 ayat (1) huruf a dapat diajukan setelah lewat jangka
Paten.
dalam Pasal 82 ayat (1) huruf b dan huruf c dapat diajukan setiap saat
ayat (1) huruf c hanya dapat diberikan apabila Paten yang akan
Pasal 84 menyebutkan:
hasil; dan
(2) Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a harus dilengkapi
orang lain yang tanpa persetujuan pencipta atau pemegang hak paten
mata kepada satu atau lebih penerima lisensi yang menurut pertimbangan
48
Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis Lisensi, Rajawali Pers, Jakarta, 2001, hlm.21
48
pemberian lisensi termasuk lisensi hak paten, juga dikenal beberapa asas
kewajaran berkaitan erat dengan asas itikad baik. Asas ini merupakan
c. Asas Kewajiban dan Hak. Asas ini muncul karena pada dasarnya
dalam hal ini perjanjian lisensi paten juga harus memenuhi ketentuan
bagi para pihak untuk membuat perjanjian sesuai dengan kesepakatan dan
dilakukan secara patut dan wajar, di mana dalam hal ini perjanjian lisensi
50
Objek dari suatu HKI merupakan benda yang bernilai ekonomis dan
sangat berkaitan erat dengan dunia bisnis. Oleh karena itu, HKI perlu
suatu sengketa. Sebagai dari bagian sengketa keperdataan, maka cara dan
metode yang tepat bagi para pihak untuk menyelesaikan sengketa adalah
49
Susanti Adi Nugroho, Penyelesaian Sengketa Arbitrase Dan Penerapan Hukumnya, Jakarta:
Kencana, 2017, hlm 1-2.
51
dalam ranah gugatan perdata sebagaimana tercantum dalam Pasal 142 dan
mediasi terlebih dahulu agar menemukan titik temu antara para pihak
Niaga dilakukan.
hak sehingga dalam hal ini tidak ada kepentingan negara yang dilanggar.
pelaku. Jadi dalam hal ini bagi pemegang hak eksklusif yang telah
secara non litigasi atau juga disebut sebagai penyelesaian sengketa di luar
pengadilan.50
bersengketa.51
50
Abdurrahman Konoras, Aspek Hukum Penyelesaian Sengketa Secara Mediasi di
Pengadilan, Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2017, hlm. 36-37.
51
Susanti Adi Nugroho, Manfaat Mediasi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa, Jakarta:
Kencana, 2019, hlm. 1.
54
suatu paten diberikan kepada pihak lain dari yang berhak berdasarkan
Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13 antara lain sebagai berikut: (1)
pihak yang berhak memperoleh paten adalah Inventor (2) jika Invensi
sertifikat paten (6) imbalan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) diatur
di bidang keuangan (7) pemegang Paten atau Invensi yang dihasilkan oleh
52
Undang-Undang Paten Op.Cit hal 25
55
adalah pembatalan hak paten dan penghapusan hak paten. Ini dikarenakan
didaftarkan sebelumnya.
diterima baik oleh kedua belah pihak, dan keputusan yang dihasilkan
perusahaan, termasuk juga dalam kasus yang berkaitan dengan aset hak
kekayaan intelektual.
upaya penyelesaian sengketa yang telah dikenal sejak lama dan hidup
bukan hal yang baru karena telah dikenal dan hidup dalam berbagai
hal ini dapat terjadi, Pertama, oleh karena pihak yang bersengketa
pihak secara damai. Proses negosiasi yang dilakukan oleh para pihak,
dapat teratasi. Kedua, apabila para pihak yang bersengketa tidak dapat
53
Hilman Hadikusuma, Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia, CV. Mandar Maju, Bandung:
1992, hlm. 247.
58
penyelesaian sengketa.54
pengadilan.
yang dianut oleh Negara tersebut. Sistem paten yang dikenal selama ini ada 2
sistem yaitu: -First to file dan First to invent Paten. Diberikan kepada orang
yang pertama kali mengajukan aplikasi paten disebut First to file. Sedangkan
First to invent adalah Paten akan diberikan pada suatu penemuan yang
Kecuali terbukti lain, pihak yang dianggap sebagai inventor adalah seorang
permohonan.
54
Abdurrahman Konoras, Aspek Hukum Penyelesaian Sengketa Secara Mediasi di
Pengadilan, Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2017, hlm. 37.
59
perlindungan hukum.56
55
Rachmadi Usman, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual Perlindungan dan Dimensi
Hukumnya di Indonesia, (Alumni, bandung, 2003) hlm.207
56
Abdul Atsar, Hukum Paten, (Sleman, CV BUDI UTAMA, 2022), hlm.7
60
ditentukan penundaan tersebut untuk jangak waktu paling lama 5 tahun sejak
menentukan bahwa pengalihan hak atas HKI yang sudah terdaftar dapat
disertai dengan pengalihan nama baik reputasi, atau lain-lainnya yang terkait
dengan HKI. Khusus hak atas paten terdaftar yang tidak dapat dipisahkan dari
kualitas pemberian jasa. Berarti pengalihan hak atas merek jasa hanya dapat
dilakukan apabila ada jaminan, baik dari pemilik paten maupun pemegang
pemilik paten.
diberikan paten.57
masyarakat dan mencari keuntungan dari nilai ekonomi pada suatu karya
Prinsip New and Novelty merupakan sebuah prinsip yang utama yang harus
invensinya. New berarti baru, dan Novelty merupakan penemuan baru yang
diberikan untuk invensi yang baru, mengandung langkah inventif dan dapat
57
Adrian Sutedi, Hak Atas Kekayaan Intelektual, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), hlm.68
58
Endang Purwaningsih, Seri Hukum Kekayaan Intelektual Hukum Paten, (bandung: Mandar
Maju, 2015), hlm.1
59
Basuki Antariksa, “Landasan Filosofis dan Sejarah Perkembangan Perlindungan Hak
Kekayaan Intelektual: Relevansinya Bagi kepentingan pembangunan di Indonesia”, Jurnal Ekonomi
Kreatif, 1, 1 (2012), hlm.16
62
“sebuah invensi harus memiliki prinsip New atau baru untuk memperoleh
merupakan hasil penemuan baru dalam bidang tenologi, dengan kata lain
harus merupakan hal baru (New), penemuan itu merupakan penemuan baru
yang memiliki kebaruan atau Novety. Dengan kata lain, New dan Novelty
penemuan tersebut tidak diantisipasi oleh prior art. Prior art adalah “semua
untuk bisa mendapatkan paten, paling tidak harus memenuhi beberapa syarat
substantif sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1) UU No. 13 tahun 2016
yang diatur dalam Pasal 24 UU No. 13 Tahun 2016 dan Pasal 4 dan 5 PP No.
34 Tahun 1991 tentang Tata Cara Permintaan Paten. Syarat kebaruan yang
suatu tulisan, uraian lisan, atau melalui peragaan”. Sistem kebaruan yang
63
dianut dalam Pasal 3 ayat (2) UU NO. 13 Tahun 2016 adalah Sistem
Syarat kebaruan luas (world wide novelty) yang dianut Indonesia syarat
kebaruan luas yang relative yaitu : “suatu penemuan tidak dianggap telah
diumumkan apabila dalam jangka waktu paling lama enam bulan sebelum
pameran internasional di Indonesia atau di luar negeri yang resmi atau diakui
sebagai resmi atau dalam suatu pameran nasional Indonesia yang resmi atau
sebelum penerimaan ternyata ada pihak lain yang mengumumkan dengan cara
tradisional tidak disebutkan dengan jelas dan benar asal sumber daya
3. Paten dimaksud sama dengan paten lain yang telah diberikan pihak lain
wajib.
adalah pihak ketiga yang melihat bahwa pemberian paten tersebut telah
60
Undang-Undang Paten Op.cit. hal 57
61
Alif Muhammad Ardani, “Penghapusan paten terdaftar di indonesia: perkembangan dan
penyebabnya”, Jurnal Hukum, Volume 2 No 1 2019
65
paten yang lain telah diberikan kepada pihak lain untuk penemuan atau
dalam bentuk dan cara yang merugikan kepentingan masyarakat dalam jangka
waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal pemberian Lisensi wajib pertama dalam hal
pembatalan paten seusai dengan isi putusan pengadilan di dalam Berita Resmi
Paten
dengan paten dan hal lain yang berasal dari paten yang dimaksud. Hak
Pengadilan Niaga adalah hukum acara perdata yang berlaku, dengan demikian
66
gugatan pembatalan paten, adalah hukum acara perdata yang berlaku yaitu
Paten dimana berlaku azas lex specialis derogate lex generalis yang artinya
paten yang telah dihapus tidak dapat dihidupkan kembali, kecuali berdasarkan
kekuatan hukum yang tetap akan menjadikan paten tersebut menjadi public
domain.63
pemegang paten itu sendiri, yang disebabkan oleh dua faktor, pertama, alasan
62
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt57aebff434001/inimekanisme-penghapusan-
hak-paten, “Ini Mekanisme Penghapusan Paten”, diakses 17/6/2023
63
Op.cit.
67
adanya cacat hukum, artinya paten yang dimiliki oleh inventor diklaim oleh
umum paten. Selain itu terkait pemberian lisensi-wajib yang tidak dapat
Selanjutnya dalam Pasal 141 menegaskan paten yang telah dihapus tidak
Kecuali ditentukan lain dalam putusan niaga, paten hapus untuk seluruh atau
merupakan cakupan invensi dan tidak termasuk invensi yang dapat diberi
paten.
3. Paten yang berasal dari sumber daya Genetik atau bersumber dari
dihapuskan.
69
BAB III
AKIBAT HUKUM BAGI PEMEGANG PATEN YANG MENGALAMI
PEMBATALAN PATEN DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERKAIT
PEMBATALAN PATEN TERDAFTAR
Terdaftar
Perdata yang pada pokoknya tiap perbuatan yang membawa kerugian pada
hukum, ada kesalahan, ada hubungan sebab akibat antara kerugian dan
bagi korban, maka korban dapat menerima sejumlah uang sebagai bentuk
ganti rugi aktual. Contohnya adalah ganti rugi untuk biaya yang telah
c. Ganti rugi
somasi terhadap para penggugat yang dimana itu adalah perbuatan yang
immaterial.
71
Terdaftar.
dalam hal ini tidak ada kepentingan negara yang dilanggar. Dengan
pelaku dan bagi pemegang hak eksklusif yang telah dilanggar haknya akan
Kewajiban pihak yang melepaskan hak paten yaitu mengikuti segala proses
2016 yang dimana telah tercantum diatas jika terbukti melakukan perbuatan
tidak dipenuhi oleh pihak yang melepaskan hak paten contohnya membayar
denda pidana dan pidana penjara jika terbukti melakukan perbuatan melawan
hukum.
72
juga Hak eksklusif diberikan kepada pemegang paten dalam jangka waktu
Indonesia. Tak hanya itu, pemegang paten pun dalam memuat dan
biaya tahunan. Istilah biaya tahunan (annual fee) dikenal di beberapa negara
64
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Paten Pasal 19
73
Tahun 2016 Pasal 126 ayat 1 apabila dalam jangka waktu dimaksud belum
intelektual yang bertentangan dengan persaingan usaha yang sehat. Hal yang
paling sering terjadi adalah pengambilalihan hak atas paten yang terdaftar
penulis muat dalam penulisan ini. Umumnya, inventor yang curang akan
menuduh pihak lain telah melanggar hak paten dan memperkarakan (sham
Dan jelas hal ini dapat mematikan persaingan usaha dan iklim berusaha yang
pasar.66
65
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Paten Pasal 126 ayat 1
66
Edmon Makarim, “Mencegah Penyalahgunaan Paten”, https://law.ui.ac.id/mencegah-
penyalahgunaan-paten, diakses pada tanggal 11 Mei 2022 pada pukul 13.39 WIB
74
yang Terdaftar
lebih singkat karena dalam paten sederhana secara umum produk atau alat
pembuatannya waktunya relatif singkat, biaya relatif lebih murah, dan secara
Represif.68
67
Khoirul Hidayah, 2017, Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Setara Press, Malang, hlm 76
68
Philipus M. Hadjon, perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, hlm. 6
75
orang lain.
69
Ibid, Hlm.8
70
Philipus M. Hadjon, Op. Cit, Hlm. 10
76
paten yang sengaja dijiplak ini dapat dijumpai ketentuannya pada Pasal
rugi kepada Pengadilan Niaga terhadap setiap orang yang dengan sengaja
19 ayat 1”.
paten diatur dalam BAB XIII, dalam pasal 142 mengatakan bahwa pihak
Niaga. Dan pihak yang merasa keberatan dapat menggugat hal tersebut ke
ranah jalur pidana jika terjadi adanya perbuatan yang dilarang dalam
2). dalam hal Paten-proses: menggunakan proses yang diberi Paten untuk
huruf a.
Untuk ketentuan pidana Paten diatur dalam Pasal 161 yang menyatakan:
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling
yang menyatakan:
78
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda
miliar rupiah).
denda paling banyak Rp. 3.500.000.000,00 (tiga miliar lima ratus juta
rupiah).
ada aturan yang mengatur tentang pelanggaran kerahasiaan yang telah tertera
“Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak membocorkan dokumen
ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun.
79
BAB IV
ANALISIS HUKUM TERHADAP PEMBATALAN PATEN ATAS PADA
PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
147PK/Pdt.Sus-HKI/2018
147PK/Pdt.Sus-HKI/2018
pupuk, bibit, dan berbagai macam alat dan merek pertanian. Sejak tahun 2011,
Battery Sprayer” yang telah terdaftar dalam Daftar Paten Publik Direktorat
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Yang pada lampiran Sertifikat
yang mirip, deskripsi, klaim, abstrak, dan gambar yang beredar di sekitar
balik I yaitu POLAR Knapshack Sprayer, Penggugat II/ tuntutan balik Tergugat
II yaitu ROBOT RB 16E , Rekonvensi Penggugat III/ Tergugat III yaitu YOTO,
dahulu sebagai Penggugat I, II, III, IV, telah mengajukan gugatan terhadap
Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat menolak permohonan Kasasi dari para Pemohon Kasasi dan menghukum
81
Para Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi
Invensi: Peralatan Penyemprot Elektrik atas nama Teddy Tio (Tergugat) bukan
merupakan Invensi yang baru. Dan menyatakan Batal Pendaftaran Paten Nomor
Elektrik atas nama Teddy Tio (in casu Tergugat) dalam Daftar Umum dengan
HKI/2018
tentang Paten pada Pasal 1 angka 2 Invensi adalah ide inventor yang dituangkan
atau proses. Oleh karena itu, dalam memeriksa perkara dugaan pembatalan
paten atas pengambilalihan hak atas paten yang terdaftar, penulis akan
PK/Pdt.Sus-HKI/2018.
tidak memiliki Unsur kebaruan (novelty) yang dimana : body penyemprot (1)
yang berbentuk tangki tabung berongga, dengan tali punggung (8) pada kiri dan
83
peralatan penyemprot (3); pipa penyemprot (4); gagang penyemprot (5); nosel
(6); selang (7); tabung penyangga bodi penyemprot (2) berbentuk tabung
terdiri dari: pompa (11) dan bel alarm (12), seakan-akan kesemuanya memiliki
tersebut apa saja, misalkan klaim-klaim: body penyemprot (1) yang berbentuk
tangki tabung berongga, dengan tali punggung (8) pada kiri dan kanannya yang
(3); pipa penyemprot (4); gagang penyemprot (5); nosel (6); selang (7); tabung
penyangga bodi penyemprot (2) berbentuk tabung sebagai alat kontrol untuk
menjalankan peralatan penyemprot elektrik yang terdiri dari: pompa (11); dan
bel alarm (12), kesemuanya bersifat umum dan telah menjadi milik umum
(publik domain), dan tidak memiliki unsur kebaruan lagi. Atas dasar fakta
No.147/PK/Pdt.Sus-HKI/2018
Dari uraian di atas berdasarkan kasus posisi yang telah dijelaskan dalam
Invensi.
nama Teddy Tio dalam hal ini Termohon Peninjauan Kembali, ternyata tidak
533123 atas nama Pemilik sah Miao Wenyun tanggal 15 Januari 2003
telah memenuhi syarat sebagai bukti baru (novum) dalam perkara ini;
71
Putusan No.147/PK/Pdt.Sus-HKI/2018
85
sudah ada teknologi yang telah diungkap sebelumnya dan telah diumumkan
di luar Indonesia dalam suatu tulisan, uraian lisan atau melalui peragaan atau
2016.
Teddy Tio (di dalam kasus Tergugat) adalah bukan merupakan Invensi yang
baru;
Peralatan Penyemprot Elektrik atas nama Teddy Tio (di dalam kasus
atas nama Teddy Tio (di dalam Kasus Tergugat) dalam Daftar Umum
Tergugat, yaitu Teddy Tio sebagai pemegang paten No. Nomor ID S0001281 B,
merupakan Invensi yang baru, dan Majelis hakim juga memutuskan untuk
menolak pengajuan permohonan kembali oleh para Penggugat I, II, III, IV.
unsur penting Pembatalan Paten terhadap Pengambilalihan Hak atas Paten yang
Terdaftar, terkait Invensi sebagai bagian dari Unsur Paten sederhana ini tidak
Nomor 13 Tahun 2016 yaitu Invensi merupakan hasil ide inventor yang sudah
Unsur Kebaruan tidak ada dalam Pendaftaran Paten milik Teddy tio yang
dimana itu adalah Unsur Penting dalam Paten Sederhana. Lalu sudah ada
Indonesia dalam suatu tulisan, uraian lisan, atau melalui peragaan atau dengan
cara lain. Jika tidak ada Unsur Kebaruan maka hal itu menyebabkan
72
Putusan Mahkamah Agung, Loc.Cit.
88
Pembatalan Paten adalah Pemilik Hak Paten tidak membayar kewajiban sebagai
pemegang Paten.
Nama Teddy Tio pada tanggal 9 September 2013, yang dimana Tergugat
melayangkan somasi (teguran) Tertanggal 6 Juni 2015 dan 23 Juni 2015 yang
berlaku pula kepada Penggugat II dan Penggugat III selaku pihak-pihak yang
Berdasarkan hal diatas sudah jelas merugikan para Tergugat yang dimana
mengganggu dalam segi materiil. Dan juga pada tanggal 27 Agustus 2015,
fatal dikarenakan telah melakukan somasi terhadap Penggugat I, II, III, IV yang
dimana mereka adalah Pemegang Paten sebenarnya, menurut penulis jika tidak
memiliki dasar Hukum dalam Paten yang terdaftar tidak boleh melakukan
diberi Paten atas nama pemilik yang telah terdaftar. Dan Putusan Majelis
Hakim terhadap kasus ini menurut penulis sudah tepat dikarenakan memenuhi
kerugian, lalu tidak adanya Unsur Kebaruan (novelty) yang dimana Unsur
ditemukan suatu kekhilafan Hakim dan/atau suatu kekeliruan yang nyata oleh
nama Teddy Tio dalam hal ini Termohon Peninjauan Kembali, ternyata tidak
5333213 atas nama Pemilik sah Miao Wenyun tanggal 15 Januari 2003
sudah ada teknologi yang telah diungkap sebelumnya dan telah diumumkan
di luar Indonesia dalam suatu tulisan, uraian lisan atau melalui peragaan atau
terdapat di dalam kasus tersebut, dalam buku Hukum Acara Perdata fungsi
Fungsi peradilan ini berhubungan dengan prinsip hukum sistem peradilan dua
tingkat, yakni peradilan tingkat pertama dan peradilan tingkat banding sebagai
masalah hukum atas putusan peradilan tingkat banding, yang mempunyai tugas
73
Moh, Amir Hamzah, Hukum Acara Perdata, hl 81.
74
Op.Cit.
92
BAB V
A. Kesimpulan
Penyemprot Elektrik atas nama Teddy Tio dapat diketahui karena tidak
memiliki unsur kebaruan ( Novelty ) dan sudah ada teknologi yang telah
Hal ini sudah sesuai dengan Pasal 3 dan Pasal 5 Undang-Undang Nomor
dalam industri. Invensi dianggap baru jika pada tanggal penerimaan invensi
hak paten yang dibatalkan karena terjadi perbuatan melawan hukum oleh
S0001281 B atas nama Teddy Tio tidak memiliki unsur kebaruan (novelty)
dinyatakan bukan merupakan invensi baru dan Paten atas nama Teddy Tio
B. Saran
Intelektual Kementerian Hukum dan HAM RI agar lebih teliti dan cermat
Indonesia yang berakibat hukum bagi pihak pihak yang kalah dalam
usaha maupun inventor sehingga tercipta persaingan usaha yang sehat dan
DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku
Antariksa Basuki, “Landasan Filosofis dan Sejarah Perkembangan Perlindungan
Hak Kekayaan Intelektual: Relevansinya Bagi kepentingan pembangunan di
Indonesia”, Jurnal Ekonomi Kreatif, 1, 1 2012
Arthur R. Miller & Michel H. Davis. Intellectual Property, Patens, Trade Marks, and
Copyrights, West Publising Company, St. Paul, Minnesota,2004
Atsar , Hukum Paten, Sleman, CV BUDI UTAMA, 2022
Charlie Rudyat. Kamus Hukum, 2016, Yogyakarta: Pustaka Mahardika.
Chazawi Adami, 2014, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 2, Jakarta: PT Raja
Grafindo
Djumhana Muhammad dan Djubaedillah,R. Hak Milik Intelektual:Sejarah, Teori, dan
Praktiknya di indonesia, Citra Aditya, 2014
Donandi Sujanna, Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Yogyakarta: Deepublish, 2019
Gautama, Guatama. Segi-Segi Hak Milik Intelektual. Jakarta: Eresco, 1995.
Hadikusuma Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia, CV. Mandar Maju, Bandung:
1992.
Hadjon M Philipus,1987, perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Surabaya:
Bina Ilmu
Saidin, 1997, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Saleh Roeslan, 1991, Seluk Beluk Praktis Lisensi, Jakarta: Sinar Grafika
Sutedi Adrian, 2009, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Jakarta: Sinar Grafika
Sutedi Adrian, 2013, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Jakarta, Sinar Grafika.
Tim Lindsey, Hak Kekayaan Intelektual: Suatu Pengantar, 2006, Bandung
Usman Rachmad, 2003, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual, Bandung
Widjaja Gunawan, Seri Hukum Bisnis Lisensi, Rajawali Pers, Jakarta, 2001
Zainal Asikin, dan Miruddin, 2006, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta:
Grafiti Press
Peraturan Perundang-undangan
Jurnal
Ardani Alif Muhammad, “Penghapusan paten terdaftar di indonesia: perkembangan dan
penyebabnya”, Jurnal Hukum, Volume 2 No 1 2019
Artikel Ilmiah/Internet
Alfiani Reni, “Definisi Inventor Dan Invensi Serta Tatacara Pengajuan Hak Paten
Pada Suatu Negara” melalui, https://osf.io/qjxh7/.
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Sejarah Perkembangan Perlindungan
Kekayaan Intelektual, diakses pada tanggal 9 Mei 2023 melalui
https://www.dgip.go.id/tentang-djki/sejarah-djki.
Https://www.hukumonline.com. “Ini Mekanisme Penghapusan Paten”, diakses
Klik legal, Akibat Pasal 20 UU Paten, Ada Pihak Asing yang tolak daftar Paten di
Indonesia, diakses pada tanggal 4 Mei 2023 melalui
https://kliklegal.com/akibat-pasal-20-uu-paten-ada-pihak-asing-yang-tolak-
daftar-paten-di-indonesia.