SKRIPSI
OLEH:
RAFIKHA FAZAL
NIM: 120200043
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
NIM : 120200043
1. Bahwa isi skripsi yang saya tulis terseebut diatas adalah benar tidak
merupakan ciplakan dari skripsi atau karya ilmiah orang lain.
2. Apabila terbukti di kemudian hari skripsi tersebut ciplakan, maka segala
akibat yang timbul menjadi tanggung jawab saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan atau
tekanan dari pihak manapun.
Rafikha Fazal
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena rahmat dan hidayah-Nya
Penulis mampu menyelessaikan skripsi ini serta teriring sholawat kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa manusia keluar dari zaman kebodohan ke
zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Penulisan skripsi ini berjudul “Analisis
Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas dan memenuhi persyaratan mencapai gelar
kepada kedua orang tua saya Fazalluddin Husein dan alm. Zaidar Sutan yang telah
senantiasa mendoakan serta memberi cinta, kesabaran, perhatian, kasih sayang, dan
pengorbanan yang tak ternilai sehingga saya dapat melanjutkan dan menyelesaikan
pendidikan formal hingga Strata Satu (S1). Semoga Allah memberikan umur yang
panjang dan rezeki yang berkah kepada beliau untuk dapat melihat apa yang telah
Dalam proses penyusunan skripsi ini saya juga mendapat banyak bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sebagai penghargaan dan ucapan
terima kasih terhadap semua dukungan dan bantuan yang telah diberikan, saya
1. Bapak Prof. Dr. Runtung S.H., M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara;
3. Bapak Prof. Dr. Saidin S.H., M.Hum. selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum
4. Ibu Puspa Melati Hasibuan S.H., M.Hum. selaku Wakil Dekan II Fakultas
5. Bapak Dr. Jelly Leviza S.H., M.Hum. selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum
7. Bapak Dr. Hamdan, S.H., M.Hum selaku Ketua Departemen Hukum Pidana dan
juga Dosen Pembimbing I. Terima kasih atas waktu, saran, dan bimbingan yang
Akademik II yang telah memberikan waktu, saran dan bimbingan hingga saya
10. Saudara kandung saya Bang Khadafi dan Bang Syaiful yang saya sayangi serta
Kak Ami dan Ayu, kakak-kakak ipar saya serta Arkan, Hasan, dan Nafisah
keponakan saya;
11. Sahabat-sahabat terbaik saya, Mutia Soraya, S.Pd., Sartika Lubis, S.H.,
Destriwanty Erria Nainggolan, S. Pd., Diena Asyifa, S.Pd. dan Dahri Rizky
ii
terberat saya;
Juangga Saputra Dalimunthe, S.H., M.H., Hadian Cholidin Helmy Putra, S.H.,
Anggie R.K Harahap, S.H., Ray Bachtian Rangkuti, S.H., Iqbal Fauzan, S.H.,
Susilo Laharjo, S.H., Aditya Ananda, S.H, Suci Citra Kartika, S.H., Nanda
Yolandari, S.H., Rini Anggreini, S.H., M.H., Siti Fathia Annur, S.H., Putri Indra
Khairul, S.H., dan teman-teman lainnya yang telah membantu saya dalam proses
13. Senior dan alumni di Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Hukum
Siregar, S.H., Kakanda M. Angga Putra., S.H., Kakanda Rasoki P. Lubis., S.H.,
Kakanda Hamdan., S.H., Kakanda Hary Azhar Ananda, S.H., Kakanda Yusuf
Ridha, S.H., Kakanda Izma Suci Maivani, S.H., Kakanda Nurul Atika, S.H.,
Kakanda Triana Maulia Sari, S.H., M.H., Kakanda Khaidir Ali, S.H., Kakanda
Chairunnisyah, S.H., Kakanda Tengku Devy Melinda, S.H., dan kakanda lainnya
iii
S.H., Ray Bachtian Rangkuti, S.H., Suci Citra Kartika, S.H., Nanda Yolandari,
S.H., Adinda Sofyan Siregar, S.H., Afdilla Afriandy, S.H., Bahrin Daulay, S.H.,
Bambang Darmawan, S.H., Sutan Sorik, S.H., Fazli Lubis, S.H., Juliani Sapitri,
S.H., Fikri Nasution, S.H., Bagus Salam Siregar, S.H., Yogi Triyono, S.H.,
Ahmad Fadli Hasibuan, S.H., yang telah memberi warna dalam kehidupan
organisasi saya juga kepada adik-adik Pengurus KOHATI Fakultas Hukum USU
Periode 2015-2016 yang saya sayangi, Siti Rizki Midana, S.H., Nurliza Fitriyani
Angkat, S.H., Raudhatussyifa A’yuni, S.H., Wahyuzi, S.H., Juliani Sapitri, S.H.,
Siti Marlina Harahap, S.H., Ika Izazi Indriani, S,H., yang telah membantu saya
15. Adik-adik stambuk 2014, Rizky, S.H., Luthfiya Nazla, S.H., Ashri Azhari Baeha,
S.H., Mahmud Ishaq Shandy, S.H., Syauqi Azmi Syuza, S.H., stambuk 2015
Diwa Prasetyo, Ananda Zikri, S.H., Faridah Hanum, S.H., Adhani Ulfa Hardy,
S.H., Doni Ansyari Rambe, S.H., Mar’ie Setia Negara., S.H., stambuk 2016,
dan 2018 serta adik-adik lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu;
16. Keluarga besar HMI Badko Sumatera Utara, terkhusus kepada drg. Chandra
Lestari dan Nurhadi Akbar, S.KM. yang selalu memberi semangat kepada saya
17. Keluarga besar Komunitas Peradilan Semu Fakultas Hukum USU, khususnya
iv
Penulis sadar bahwa hasil penulisan skripsi ini tidaklah sempurna. Penulis
berharap pada semua pihak agar dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
untuk kedepannya. Akhirnya, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan jasa
semua pihak yang telah membantu Penulis secara tulus dan ikhlas. Semoga karya ini
Rafikha Fazal
vi
vii
BAB V PENUTUP
A. ...... Kesimpulan ................................................................................... 118
B. Saran .............................................................................................. 120
viii
Mahasiswa Fakultas Hukum USU
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
ix
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu hak mendasar dari Hak Asasi Manusia (HAM)
Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 E ayat (2) yang berbunyi “Setiap orang berhak
dengan hati nuraninya” dan ayat (3) yaitu “Setiap orang berhak atas kebebasan
tersedia.”
Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat
pada diri manusia. Hak asasi manusia bersifat universal dan langgeng, sehingga
harus dihormati, dilindungi dan dipenuhi serta tidak boleh diabaikan, dikurangi
HAM selain kewajiban dan tanggung jawab dan tanggung jawab pemerintah,
manusia mengalami banyak perkembangan dan salah satu yang lahir dari
peradaban adalah manusia adalah hak asasi manusia itu sendiri. Dalam kontek
1
Tonny Yuri Rahmanto, “Kebebasan berekspresi dalam Perspektif Hak Asasi Manusia:
Perlindungan, Permasalahan dan Implementasinya di Provinsi Jawa Barat,” Jurnal HAM 7, no. 1
(2016): hlm. 1
1
Universitas Sumatera Utara
2
hak asasi manusia, negara menjadi subjek hukum utama, sebab negara
memajukan hak asasi manusia. Dalam hukum HAM, pemangku hak (rights
negara. Negara memiliki tiga kewajiban generik terkait hak asasi manusia, yaitu
memenuhi (obligation to fulfil). Individu di sisi lain diikat oleh kewajiban untuk
berkembangnya berbagai teknologi. Hal ini ditandai dengan adanya berbagai alat
membangun pola interaksi baru antara manusia yang satu dengan manusia lainnya
dari yang mulanya langsung, kini menjadi tidak langsung dengan adanya
dapat dengan mudah didapatkan melalui media komunikasi tidak langsung yang
Instagram, Twitter, Whatsapp dan lain sebagainya. Sehingga manusia bisa saling
informasi apapun secara terbuka dan sebagai sarana pergaulan di dunia maya
semakin berkembangnya konflik yang sering terjadi di dunia maya, termasuk juga
mengenai pencemaran nama baik melalui media sosial yang ada dengan cara
menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan menuduhkan suatu hal
agar diketahui umum baik yang bertentangan maupun tidak dengan apa yang
pencemaran nama baik ini adalah sebagai upaya negara melindungi kehormatan
dan nama baik seseorang. Pemberlakuan Pasal penghinaan dan pencemaran nama
baik dengan lisan atau tulisan pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana atau
KUHP, sering disorot tajam oleh para praktisi hukum dan praktisi jurnalistik.
Penerapan aturan itu juga dinilai bertentangan dengan konstitusi negara. Pasal 28
hati nuraninya”. Dalam Pasal yang sama, kontitusi negara menjamin kemerdekaan
Pada mulanya, pencemaran nama baik berupa penghinaan dan fitnah, dan
tahun 2018 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang kemudian diubah
Informasi dan Transaksi Elektronik, maka rentan bagi masyarakat untuk kerap
Nomor 75/Pid.Sus/2018/PN.Sbg)”
B. RUMUSAN MASALAH
Indonesia?
di Indonesia?
C. TUJUAN PENELITIAN
persyaratan tugas akhir untuk mendapatkan gelar Sarjana Hukum pada Fakultas
Indonesia
kebebasan berpendapat.
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini meliputi dua hal sebagai berikut:
sebagai bibit unggul yang akan menjadi kalanngan yang berguna dan
mengakibatkan kerugian bagi para pihak yang mencari keadilan dan dapat
E. KEASLIAN PENULISAN
berdasarkan literatur yang ada, baik dari perpustakaan, media massa cetak
maupun elektronik, ditambah dengan pemikiran Penulis. Oleh sebab itu, keaslian
ilmiah.
F. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
1. Hukum Pidana
pidana sebagai salah satu bidang dalam ilmu hukum. Pendefinisian hukum pidana
harus dimaknai sesuai dengan sudut pandang yang menjadi acuannya. Pada
prinsipnya secara umum ada dua pengertian tentang hukum pidana, yaitu disebut
dengan ius poenale dan ius puniend. Ius poenale merupakan pengertian hukum
pidana objektif. Hukum pidana ini dalam pengertian menurut Mezger adalah
“Semua tindakan-tindakan keharusan dan larangan yang dibuat oleh negara atau
syarat bagi akibat hukum itu.2 Selain itu Pompe merumuskan hukum pidana
objektif sebagai semua aturan hukum yang menentukan terhadap tindakan apa
yang seharusnya dijatuhkan pidana dan apa macam pidananya yang bersesuainya. 3
2
S.R. Sianturi, Asas-Asas Hukum Pidana dan Penerapannya, Alumni Ahaem-
Petehaem, Jakarta, 1986, hlm. 13.
3
S.R. Sianturi, Ibid., hlm 14
dan yang oleh sebab perbuatan itu dapat dipidana, dimana perbuatan
menurut hukum
dapat dilaksanakan.5
Kajian skripsi ini mencakup hukum pidana materiil yang nantinya akan meneliti
temtang tindak pidana apa yang terjadi dan hukum yang diberikan kepada
terdakwa.
2. Tindak Pidana
baik melalui tulisan, penulis akan menguraikan terlebih dahulu tentang tindak
pidana secara umum. Dalam ilmu hukum pidana, istilah tindak pidana adalah
4
Bambang Waluyo, S.H., 2004, Pidana dan Pemidanaan, Jakarta : Sinar Grafika, hlm. 6
5
Bambang Poernomo, S.H., 1983, Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta : Galia Indonesia,
hlm. 20
Ada banyak istilah terkait dengan tindak pidana. Ada yang menggunakan
istilah “delik”, yang berasal dari bahasa Latin, yaitu delictum. Dalam bahasa
Jerman dan Belanda, digunakan istilah delict. Sedangkan dalam Kitab Undang-
menggunakan istilah strafbaar feit untuk menyebutkan apa yang kita kenal
sebagai tindak pidana. Istilah strafbaar feit, terdiri dari tiga unsur kata, yaitu straf,
baar, dan feit. Straf diartikan sebagai pidana dan hukum, baar diartikan sebagai
dapat atau boleh, dan feit diartikan sebagai tindak, peristiwa, pelanggaran, dan
perbuatan. Jadi istilah strafbaar feit adalah peristiwa yang dapat dipidana atau
hukum yang dengan sengaja telah dilakukan oleh seorang yang dapat
dihukum”.7
6
Amir Ilyas, 2012, Asas-asas Hukum Pidana, Rangkang Education, Yogyakarta, hlm.
19
7
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1, Cetakan Pertama, PT.
RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2002. hlm.72
norma yang tidak hanya dilakukan dengan sengaja tetapi dapat juga dilakukan
dengan tidak sengaja. Sebagai contoh pelanggaran norma yang dilakukan dengan
sengaja dirumuskan dalam Pasal 338 KUHP yaitu “Barangsiapa dengan sengaja
tahun”. Tidak semua pembunuhan dilakukan dengan sengaja. Dapat dilihat pada
Pasal 359 KUHP yaitu karena salahnya menyebabkan matinya orang. Dikatakan
selanjutnya oleh Pompe, bahwa menurut hukum positif, suatu “strafbaar feit” itu
sebenarnya adalah tidak lain daripada suatu tindakan yang dapat dihukum.8
barangsiapa melanggar larangan tersebut dan perbuatan itu harus pula betul-betul
dirasakan masyarakat sebagai perbuatan yang tak boleh atau menghambat akan
Dikatakan bahwa tindak pidana (crime) adalah “any act or omission prohibited by
public for the protection of the public, and made punishable by state in a judicial
proceeding in its own name”. Dengan kata lain, tindakan pidana meliputi seluruh
8
Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, PT. Citra Aditya Bakri, Bandung.
1997, hlm.183.
9
S.R. Sianturi, Asas-Asas Hukum Pidana dan Penerapannya di Indonesia ,Cetakan ke2,
Alumni Ahaem-Petehaem,Jakarta,1988. hlm.208
perbuatan aktif maupun pasif yang dilarang untuk melindungi masyarakat dan
melihat elemen perumusan delik hanya mempunyai dua elemen dasar yang terdiri
atas:
1. Bagian yang objektif menunjuk bahwa delik terdiri dari suatu perbuatan
positif sebagai anasir hukum yang dapat diancam dengan pidana, dan
terdiri dari objektif yang berupa adanya suatu kelakuan bertentangan dengan
hukum dan elemen subjektif yang berupa adanya seorang pembuat (dader) yang
dan dualistis. Aliran monisme adalah aliran yang menggabungkan unsur objektif
bagian yang utuh. Semua unsur delik tersebut diatas harus terpenuhi jika akan
berasal dari ajaran finale handlingslehre yang dipopulerkan oleh Hans Welsel
pada tahun 1931 yang mana inti ajaran ini bahwa kesengajaan merupakan satu
10
Bambang Poernomo, S.H., 1983, Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta : Galia Indonesia,
Hlm. 103
pidana yaitu unsur objektif (unsur perbuatan) dan unsur subjektif (unsur
dikandung dalam perbuatan pidana. Atas dasar itu, perbuatan pidana hanya dapat
dilarang karena tidak mungkin suatu perbuatan dijatuhi pidana. Sedangkan unsur
perbuatan yang dilakukan. Ini dengan mudah dapat diterapkan terhadap kasus
yang memperalat orang gila atau anak di bawah umur untuk melakukan kejahatan
sebab jika tidak maka pelaku intelektual tidak dapat dijangkau dalam hukum
pidana. Salah satu ahli yang menganut aliran dualisme adalah Andi Zainal Abidin
Farid yang berusaha membuat konfigurasi dan membagi unsur tindak pidana
sebagai berikut:
b. Unsur diam-diam
1) Dollus
2) Culpa lata
sebagai berikut:
a. Dapat dipertanggungjawabkan
Tujuan dari pemisahan antar unsur perbuatan dan unsur pembuat adalah
untuk memudahkan hakim pada waktu menyelidiki ada atau tidaknya peristiwa
pidana dan pada waktu hendak menjatuhkan pidana tersebut, kedua unsur harus
disatukan kembali, karena kedua unsur tersebut sama pentingnya. Dan aliran ini
1. Menurut doktrin
ini adalah untuk menjadi patokan standar dalam memperlakukan korban perang
Dua protokol tambahan diadopsi pada 1977 yang isinya memperluas aturan
memberikan perlindungan bagi warga sipil dan juga militer serta petugas
tengah perang, misal perang saudara. Aturan ini tidak berlaku untuk kerusuhan
dalam demonstrasi atau tindak kekerasan yang terpisah. Protokol Ketiga pada
palang merah atau bulan sabit. konvensi Jenewa adalah serangkaian aturan untuk
memperlakukan warga sipil, tawanan perang, dan tentara yang berada dalam
dengan penerapan Pasal 310 dan 311 KUHP yang mengancam kemerdekaan
11
Arliana Permatasari ,(1999) Pengantar Hukum Humaniter, Jakarta: ICRC, hal 3.
12
Ibid hal 4.
terutama Pasal 310 dan 311 KUHP, dengan begitu ditemukan formulasi yang
dasar atau hak-hak pokok yang dibawa manusia sejak lahir, sebagai anugerah dari
Tuhan. Pada hakikatnya Hak Asasi Manusia terdiri atas dua hak dasar yang paling
fundamental, ialah hak persamaan dan hak kebebasan. Dari kedua hak dasar ini
lahir hak-hak asasi lainnya atau tanpa kedua hak dasar ini, hak asasi manusia
G. METODE PENULISAN
1. Jenis Penelitian
hukum doktriner. Penelitian hukum jenis ini mengonsepsikan hukum sebagai apa
13
Tonny Yuri Rahmanto, “Kebebasan Berekspresi Dalam Perspektif Hak Asai Manusia :
Perlindungan, Permasalahan Dan Implementasinya Di Provinsi Jawa Barat,” Jurnal HAM 7, no. 1
(2016): hlm.1.
14
Osana, Ellya. (2016) “Negara Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia,” Jurnal Tapis:
Jurnal Teropong Aspirasi Politik Islam 12, No. 1 .
2. Data
diperoleh secara langsung dari masyarakat (data primer) dan dari bahan-bahan
Data sekunder tersebut terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum
a) Bahan Hukum Primer; yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, terdiri dari:
Manusia;
Transaksi Elektronik;
Transaksi Eletronik;
penelitian ini.
4. Karya ilmiah dari kalangan praktisi hukum atau akademisi yang ada
kepustakaan (library research) atau disebut juga dengan studi dokumen yang
meliputi bahan huum primer, sekunder, dan tersier. Studi kepustakaan yang
pencemaran nama baik dan hak kebebasan berpendapat, termasuk juga bahan-
bahan lainnya yang ada kaitannya dan dibahas dalam skripsi ini.
4. Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber. Adapun yang menjadi sumber utama dalam penulisan skripsi ini
adalah data sekunder. Analisis data dalam penelitian hukum menggunakan metode
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistem penulisan skripsi ini dibagi dalam beberapa bagia yang tersebut
tersendiri namun masih dlaam konteks yang berkaitan satu dengan yang lainnya.
BAB I Pendahuluan
tindak pidana, tindak pidana pencemaran nama baik, kebebasan dan hak
kebebasan berpendapat.
Bab ini berisikan tentang pengaturan hak-hak kebebasan berdasakan Hak Asasi
Manusia (HAM) dan juga pengaturan yang termaktub di dalam Konstitusi Negara
Indonesia.
Indonesia
Bab ini berisikan mengenai pengaturan tindak pidana pencemaran nama baik yang
ada di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan di luar KUHP,
mengambil keputusan.
Bab ini merumuskan suatu kesimpulan dari pembahasan dalam penulisan skripsi
ini yang dilanjutkan dengan memberikan saran yang diharapkan dapat berguna di
INDONESIA
demokrasi. Bahkan, dalam sidang pertama PBB pada tahun 1946, sebelum
Majelis Umum PBB melalui Resolusi Nomor 59 (I) terlebih dahulu telah
fundamental dan ... standar dari semua kebebasan yang dinyatakan „suci‟ oleh
dalam hukum internasional hak asasi manusia yang menyatakan bahwa kebebasan
akuntabilitas yang pada akhirnya sangat esensial bagi pemajuan dan perlindungan
15
Tony Yuri Rahmanto, Kebebasan Berekspresi Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia:
Perlindungan, Permasalahan Dan Implementasinya Di Provinsi Jawa Barat, Jurnal Hak Asasi
Manusia Volume 7 No. 1, (Kuningan: 2016), hlm. 48.
20
Universitas Sumatera Utara
21
hak asasi manusia. Kebebasan berpendapat juga menjadi pintu bagi dinikmatinya
(HAM), dimana setiap manusia sejak lahir memiliki hak utama yang melekat dan
suci, yaitu hak hidup dari tuhan dan hak-hak lainnya demi pemenuhan kebutuhan
lahir batinnya, maka tidak ada kekuatan apapun yang berhak dan mampu
mencabutnya. Hanya dengan landasan hukum Konstitusional yang adil dan benar
lewat proses legal, maka pencabutannya dibenarkan baik untuk sementara maupun
seterusnya.
golongan, dan agama dengan segala variasinya, maka perbedaan tersebut akan
selalu hidup dan ada dalam komunitas nasional dan internasional. Untuk
Negara hukum (rule of law) ”lekat” dengan sistem politik demokrasi. Agar
terbina harmonisasi sistem hukum dan sistem politik dalam tataran bermasyarakat,
pola tingkah laku sama yang dipertahankan dan dikembangkan terus oleh
16
Ibid.
bermasyarakat.17
pemegang peran yang penting dalam hidup nasional maupun internasional. Hal
ini pasti akan melihatkan kepentingan warga untuk menyatakan pendapat dan
Oleh karena itu, Komisi Hak Asasi Manusia PBB telah menyusun ”sesuatu yang
Ditentukan pula bahwa setiap hak akan dijabarkan, dan prosedur serta
17
A. Masyhur Effendi dan Taufansi Sukmana Evandri, HAM dalam Dimensi/Dinamika
Yuridis, Sosial, Politik, dan Proses Penyusunan/Aplikasi Ha-Kham (Hukum Hak Asasi)
Dalam Masyarakat, (Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2007) Cet 1, hlm. 79.
18
Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, (Jakarta:PT Gramedia, 2008) Cet 3,
hlm. 218.
19
Ibid, hlm. 219
umum PBB 1966, telah disepakati dua konvensi HAM Internasional di bidang
ekonomi, sosial, dan budaya serta konvensi bidang sipil dan hak-hak politik
sipil. Maka dengan persepakatan dua deklarasi tersebut, hak warga untuk
Civil and Political Rights. Dalam pasal 19 ICCPR disebutkan mengenai prinsip-
prinsip dasar yang berkaitan dengan kebebasan dan pencemaran nama baik di
dalam bentuk apa pun, tanpa memandang batas-batas, baik secara lisan,
tertulis maupun cetak, dalam bentuk seni, atau melalui media apa pun
yang dipilih;
orang lain;
4. Siapa pun yang terkena dampak langsung maupun tidak langsung dari
pun atas ekspresi maupun informasi yang dilakukan dengan alasan bahwa
dibenarkan apabila:
a. masih ada cara-cara lain yang dapat diambil dan tidak terlalu
pada entitas yang punya hak untuk menuntut dan dapat dituntut secara
tidak dimiliki atau bukan hak dari individu tersebut, atau demi melindungi
“reputasi” entitas yang tidak berhak menuntut atau dapat dituntut secara
dihapus dan diganti, jika perlu, dengan undang-undang perdata yang tepat.
pencemaran nama baik yang masih berlaku tunduk sepenuhnya pada hal-
hal berikut:
nama baik kecuali apabila pihak yang mengaku tercemar nama baiknya
alasan pembenar bagi setiap orang untuk menyampaikan pendapat mereka. Maka
dan apa konsekuensi yang harus ditanggung bila pembatasan itu tidak
dilaksanakan, juga tentunya landasan apa yang paling sah untuk menetapkan
kewajiban dan tanggung jawab khusus. Oleh karena itu kebebasan berpendapat
dikenai pembatasan yang diberi syarat harus ditetapkan berdasar hukum dan
sesuai dengan kebutuhan dengan alasan menghormati hak atau nama baik orang
lain dan melindungi keamanan nasional atau ketertiban umum atau kesehatan atau
moral masyarakat.
juga diatur di dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
1. Tuhan Yang Maha Esa adalah pencipta alam semesta dengan segala
isinya;
kelanjutan hidupnya;
homini lupus);
4. karena manusia merupakan makhluk sosial, maka hak asasi manusia yang
satu dibatasi oleh hak asasi manusia yang lain, sehingga kebebasan atau
5. hak asasi manusia tidak boleh dilenyapkan oleh siapapun dan dalam
keadaan apapun;
asasi manusia orang lain, sehingga di dalam hak asasi manusia terdapat
kewajiban dasar;
ditegakkan, dan untuk itu pemerintah, aparatur negara, dan pejabat publik
manusia.
merupakan salah satu hak warga sipil yang termasuk dalam jaminan terhadap
Pasal yang terkadang sumir, secara tegas memberi jaminan atas perlindungan hak
mengalami pasang surut yang tidak bisa dipisahkan dengan konfigurasi politik
Agustus 1998, telah diatur kerangka kerja Komnas HAM melalui Kepres
No. 129 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak-hak Asasi Manusia
secara bertahap dalam sebuah program lima tahunan. Hal ini menunjukkan
dalam menjamin hak kebebasan berpendapat sebagai salah satu hak asasi
manusia.21
agar tidak menganggu hak dan kebebasan orang lain serta kepentingan
dilindungi.
21
Pasal 1 menyatakan, “kemedekaan menyampaikan pendapat adalah hak setiap
warga negara untuk menyampaikan pikiran dengan lisan, tulisan dan sebgainya secara jelas
dan bertanggungjawab sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku”.
22
Bagir Manan, Perkembangan Pemikiran Dan Pengaturan Hak Asasi Manusia Di
Indonesia, (Jakarta: Penerbit P. T. Alumni, 2006) hlm. 187.
c. Bahwa pada saat ini sering terjadi gelombang unjuk rasa yang tidak
Polri sebelum pemaparan dimuat dalam media massa sebagaimana termuat dalam
23
Bagir Manan, Hak Menyampaikan Pendapat di Muka Umum menurut UU N. o 9
Tahun 1998 (Suatu Kajian dalam Rangka Perwujudan Hak Asasi Manusia , Makalah
disampaikan pada Penataran Hukum Administrasi Negara Di Universitas Airlangga Surabaya,
Februari 1999, hlm. 8.
HAM hanya diatur dengan Undang-Undang, dan bukan dalam bentuk Perpu.
untuk menyusun RUU baru tentang penyampaian pendapat di muka umum yang
ketentuan yang dimuat dalam UU No. 9 Tahun 1998 tidak mengalami banyak
perubahan dengan Perpu No. 2 Tahun 1998. Perbedaan yang sangat penting
perubahan tampak pada istilah dan definisi unjuk rasa. Semua istilah dan
Undang No.2 Tahun 1998 istilah dan pengertiaan unjuk rasa atau demontrasi
adalah sama.
24
Bagir Manan, Perkembangan Pemikiran Dan Pengaturan Hak Asasi Manusia Di
Indonesia, (Jakarta: Penerbit P. T. Alumni, 2006) hlm. 189.
di muka umum.27
d. Ketentuan lain.
25
Manan, Perkembangan Pemikiran Dan Pengaturan Hak Asasi Manusia Di
Indonesia, (Jakarta: Penerbit P. T. Alumni, 2006) hlm. 190.
26
Pasal 9,ayat 2 berbunyi,“Penyampaian pendapat di muka umum sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan di tempat-tempat terbuka untuk umum,kecuali:
(a) di lingkungan istana kepresidenan,tempat ibadahlm. instalasi militer, rumah sakit,
pelabuhan udara atau laut, stasiun kereta api. terminal angkutan darat,dan obyek-obyek vital
nasional; (b) pada hari besar nasional”. Pasal 10,ayat 1 berbunyi,“Penyampaian pendapat di
muka umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 wajib diberitahukan secara tertulis
kepada Polri”. Pasal 10,ayat 3 berbunyi,“Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) selambat-lambatnya 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat ) jam sebelum kegiatan dimulai telah
diterima oleh Polri setempat”.
27
Pasal 9 ayat 1,berbunyi,“Bentuk penyampaian pendapat di muka umum dapat
dilaksanakan dengan: a. unjuk rasa atau demonstrasi; b. pawai; c. rapat umum; dan atau d.
mimbar bebas”
28
Bagir Manan, Perkembangan Pemikiran Dan Pengaturan Hak Asasi Manusia
Di Indonesia,(Jakarta: Penerbit P. T. Alumni, 2006) hlm.190.
29
Ibid, hlm. 191.
7. Tidak memberitahukan.
lain sebagainya.
diatur dalam Bab V Pasal 15.30 Namun, harus diakui bahwa masih rumusan-
adalah:31
2. Pawai
3. Rapat umum
4. Mimbar bebas.
30
Pasal 15, berbunyi,“Pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umum dapat
dibubarkan apabila tidak memenuhiketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 9 ayat
(2) dan ayat (3) , Pasal 10, dan Pasal 11”.
31
Pasal 9
seperti rute, tempat, waktu, lama, serta jumlah. Bagir manan menyatakan
hukum apabila peserta unjuk rasa melakukan perusakan atas barang atau harta
benda.33
demokrasi”.34
32
Bagir manan, Hak Menyampaikan Pendapat di Muka Umum menurut UU N. o
9 Tahun 1998 (Suatu Kajian dalam Rangka Perwujudan Hak Asasi Manusia) , makalah
disampaikan pada Penataran Hukum Administrasi Negara Di Universitas Airlangga Surabaya,
Februari 1999, hlm. 14.
33
Ibid, hlm 20
34
Harjono,Transformasi Demokrasi, (Jakarta: Sekreteriat Jenderal dan
Kepaniteraan,2009) Cet 1, hlm. 198
Tahun 1967. Terakhir kali, masalah Pers diatur oleh Undang-Undang No. 4 Tahun
35
Bagir Manan, Perkembangan Pemikiran Dan Pengaturan Hak Asasi Manusia Di
Indonesia, (Jakarta: Penerbit P. T. Alumni, 2006) hlm.
pelanggaran penyiaran.
menyatakan pendapat samada lisan dan tulisan pada posisi sentral karena
tidak lagi mendapat tekanan dari pihak mana pun dalam implementasinya.36
Secara horizontal konstitusi RIS 1959 dan UUD 1945 tidak mengandungi
Walaupun begiu, di sana terdapat perbedaan penetapan pasal dan butirannya. Hak
kebebasan menyatakan pendapat di atur di dalam UUD 1945, pasal 28E ayat (3)
bersifat personal dan hak yang bersifat keluarga. Berbeda dengan pengaturan di
dalam Konstitusi RIS 1949, hak kebebasan menyatakan pendapat di atur secara
khusus dalam hak yang bersifat personal. Ini dapat dilihat pasal 19 menyatakan :
36
Ibid, hlm 185
Manakala hak warga Negara sekaligus hak yang bersifat keluarga diatur di dalam
Sementara Konstitusi RIS memberikan perbedaan yang tepat dari suatu status
tersebut.37
a. Tuhan Yang Maha Esa adalah pencipta alam semesta dengan segala
isinya;
kelanjutan hidupnya;
homini lupus);
37
Lihat Majda El-Muhtaj, Hak Asasi Manusia Dalam Konstitusi Indonesia, Dari UUD
1945 sampai dengan Amandemen UUD 1945 Tahun 2002, (Jakarta: Kencana Prenda Media
Group, 2005) cet 2, hlm.104.
d. karena manusia merupakan makhluk sosial, maka hak asasi manusia yang
satu dibatasi oleh hak asasi manusia yang lain, sehingga kebebasan atau
e. hak asasi manusia tidak boleh dilenyapkan oleh siapapun dan dalam
keadaan apapun;
asasi manusia orang lain, sehingga di dalam hak asasi manusia terdapat
kewajiban dasar;
ditegakkan, dan untuk itu pemerintah, aparatur negara, dan pejabat publik
manusia.
BAIK DI INDONESIA
melawan hukum ini ada yang mengatakan pencemaran nama baik, namun ada
suatu perbuatan dapat dikategorikan sebagai pencemaran nama baik orang lain
Dalam hal pencemaran nama baik atau penghinaan ini yang hendak
dilindungi adalah kewajiban setiap orang untuk menghormati orang lain dari sudut
kehormatannya dan nama baiknya dimata orang lain meskipun orang tersebut
telah melakukan kejahatan yang berat. Adanya hubungan antara kehormatan dan
nama baik dalam hal pencemaran nama baik tersebut, maka dapat dilihat dahulu
dimata masyarakat, dimana setiap orang memiliki hak untuk diperlakukan sebagai
secara umum menyerang kehormatan seseorang. Rasa hormat dan perbuatan yang
41
Universitas Sumatera Utara
42
Dapat dikatakan pula bahwa seorang anak yang masih sangat muda
belum dapat merasakan tersinggung ini, dan bahwa seorang yang sangat gila tidak
dapat merasa tersinggung itu. Maka, tidak ada tindak pidana penghinaan terhadap
tertulis dikenal sebagai libel, sedangkan yang diucapkan disebut slander. KHUP
1. Menista;
3. Fitnah; dan
4. Penghinaan ringan.
Akan tetapi, dalam KUHP dimuat juga tindak pidana yang lain terhadap
kehormatan, yang erat kaitannya dengan kehormatan dan nama baik, yakni :
1. Perbuatan fitnah;
2. Persangkaan palsu;
38
Leden, Marpaung. Tindak Pidana Terhadap Kehormatan. (Jakarta : Sinar Grafika).
2010. Hlm. 8
Pada umumnya delik aduan terbagi atas delik aduan absolut (mutlak) dan
delik aduan relatif (nisbi). Dimana delik aduan absolut adalah delik yang dalam
keadaan apapun tetap merupakan delik aduan sedangkan delik aduan relatif adalah
delik aduan yang dalam keadaan tertentu saja diperlukan adanya pengaduan.39
Yang nama baiknya dicemarkan bisa melakukan tuntutan ke pengadilan sipil, dan
jika menang bisa mendapat ganti rugi. Hukuman pidana penjara juga bisa
Menurut KUHP pencemaran nama baik harus memenuhi dua unsur, yaitu
perserorangan, jadi tidak berlaku apabila yang merasa terhina ini adalah lembaga
atau instansi, namun apabila tuduhan itu dimaksudkan untuk kepentingan umum,
artinya agar tidak merugikan hak-hak orang banyak atau atas dasar membela diri
terjadi jika ada pihak yang mengadu. Artinya, masyarakat yang merasa dirugikan
oleh pemberitaan pers yang dianggap mencemarkan nama baiknya atau merasa
39
Amir,Ilyas. Asas-asas Hukum Pidana. Yogyakarta, Rangkang Education Yogyakarta
& Pukap Indonesia, 2012, Hml. 186-187
40
R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Serta Komentarnya Pasal Demi
Pasal. Bogor : Politeja, 1995, Hlm.225.
baik diatur dalam Pasal 310 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, dimana aturan
dari pasal tersebut mengancam adanya suatu sanksi pidana terhadap barang siapa
yang dengan sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan
mengujarkan suatu hal yang bersifat buruk, negatif atau memalukan dengan
maksud yang jelas agar hal itu dapat diketahui oleh khalayak umum, sebagaimana
hal-hal yang bersifat menyerang kehormatan terhadap seseorang itu diatur dalam
ayat sebelumnya, yaitu dalam Pasal 310 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana. Apabila tindak pidana pencemaran nama baik tersebut dilakukan dengan
tulisan atau gambar yang disiarkan dan atau dipertunjukkan di muka umum, maka
tindak pidana tersebut diatur dalam Pasal 310 ayat (2) Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana.
Pasal 310 ayat (1) dan Pasal 310 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana yang telah diuraikan secara singkat dan jelas diatas, diterjemahkan oleh
supaya hal itu diketahui oleh umum, maka diancam karena pencemaran
dengan pidana penjara paling lama 9 (sembilan) bulan atau pidana denda
2. Jika hal itu dilakukan dengan tulisan atau gambaran yang disiarkan,
pencemaran tertulis dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat
bulan atau dengan pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah.
untuk menerjemahkan istilah Bahasa Belanda smaad mengacu pada Pasal 310
mengacu pada Pasal 310 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.41
Terjemahan lain juga telah dilakukan oleh P.A.F Lamintang dan juga
oleh C.D. Samosir, yang menerjemahkan smaad sebagai suatu penistaan yang
tulisan, dimana Pasal 310 ayat (1) dan Pasal 310 ayat (2) Kitab Undang-Undang
dengan maksud yang nyata agar tuduhan tersebut diketahui oleh orang
banyak, karena telah menista orang lain secara lisan, maka dihukum
41
Tim Penerjemah BPHN, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Sinar Harapan,
(Jakarta: Sinar Harapan, 1983), hal. 125.
rupiah.42
1. Menista (smaad)
3. Memfitnah (laster)
1) Barang siapa;
42
P.A.F. Lamintang dan C.D. Samosir, Hukum Pidana Indonesia, (Bandung: Sinar Baru,
1983), hal. 130.
43
Op.Cit, R. Soesilo, Hlm.225.
1) Barang siapa;
2) Sengaja;
melanggarnya.
nama baik secara lisan dan percemaran nama baik tertulis. Dalam buku Oemar
Seno Adji.44
44
Oemar Seno, Adji. Mass Media dan Hukum. cet.2. (Jakarta : Erlangga, 1997), Hlm.
92
menjadi:
1. Penghinaan materiil
yang objektif dalam kata-kata secara lisan maupun secara tertulis, maka yang
menjadi faktor menentukan adalah isi dari pernyataan baik yang digunakan secara
2. Penghinaan formil
adalah dengan cara kasar dan tidak objektif. Kemungkinan untuk membuktikan
kebenaran dari tuduhan tidak ada dan dapat dikatakan bahwa kemungkinan
tentang Pers
Pers, pengaturannya tidak dijelaskan secara spesifik seperti yang ada dalam
fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial dan juga
dapat berfungsi sebagai lembaga ekonomi seperti yang dijelaskan dalam Pasal 3
Undang–undang No. 40 Tahun 1999. Namun, secara implisit tindak pidana yang
Tahun 1999 tentang Pers terdapat pada Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 13 huruf (a).
Selain itu, di dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers, tidak
terdapat sanksi pidana penjara terhadap pelaku yaitu wartawan dan media massa
(cetak dan elektronik), namun yang ada hanyalah sanksi denda seperti yang
tentang Penyiaran
Salah satu bentuk pers adalah media elektronik (siaran televisi atau siaran
Penyiaran, menegaskan bahwa penyiaran dalam bentuk siaran televisi atau siaran
Penyiaran.
Pasal 36 ayat (5) Undang-undang No. 32 Tahun 2002 yang berisi tentang
larangan dalam isi siaran yaitu dalam huruf a, isi siaran dilarang bersifat fitnah,
3. Pencemaran Nama Baik Menurut Undang No. 11 Tahun 2008 jo. Undang-
(UU ITE)
melanggar ketika memenuhi 4 unsur yaitu (1) unsur setiap orang; (2) Unsur
dengan sengaja dan tanpa hak; (3) unsur memiliki muatan penghinaan dan/atau
ITE dinyatakan bahwa orang adalah orang perorangan, baik warga negara
Jadi unsur setiap orang menurut Pasal 27 ayat (3) adalah “setiap orang
perorangan, setiap warga negara, baik warga negara Indonesia maupun warga
negara asing maupun suatu badan hukum yang dengan sengaja dan tanpa hak
merupakan satu kesatuan bentuk kumulatif yang dalam tataran penerapan hukum
secara sadar bahwa tindakannya itu dilakukan tanpa hak. Dengan kata lain, pelaku
muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik yang bukan haknya untuk
menyebarkan informasi tersebut. Unsur “dengan sengaja” dan “tanpa hak” inilah
khususnya berkaitan dengan ketentuan Pasal 310 dan 311 KUHP.46Kedua Pasal
pencemaran nama baik yaitu tindakan menyerang kehormatan atau nama baik
orang lain dengan maksud diketahui oleh umum. Kehormatan dan nama baik
memiliki pengertian yang berbeda, tetapi keduanya tidak dapat dipisahkan satu
menyerang nama baik seseorang sama saja akan berakibat tercemarnya nama baik
dan kehormatan seseorang pula. Oleh sebab itu, menyerang salah satu diantara
46
Ibid, Hlm 64
kehormatan atau nama baik sudah cukup dijadikan alasan untuk menuduh
tidak menjelaskan definisi dari mendistribusikan oleh karena itu harus diambil
definisi baku melalui Kamus Besar Bahasa Indonesia yang memberikan definisi
juga tidak menjelaskan definisi dari mentransmisikan. Oleh karena itu, harus
diambil definisi baku melalui Kamus Besar Bahasa Indonesia yang memberikan
definisi yaitu mengirimkan atau meneruskan pesan dari seseorang (benda) kepada
orang lain (benda lain).Unsur membuat dapat diaksesnya, UU ITE juga sama
sekali tidak memaparkan definisi dari membuat dapat diaksesnya selain hanya
Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP) Dalam hukum pidana konsep
liability atau “pertanggung jawaban” itu merupakan konsep sentral yang dikenal
dengan ajaran kesalahan. Dalam bahasa Latin ajaran kesalahan ini disebut juga
47
Mudzakir, Delik Penghinaan dalam Pemberitaan Pers Mengenai Pejabat Publik
Dictum 3, (Yogyakarta: Atmajaya Pres, 2004.) Hlm. 18
dengan mens rea. Suatu perbuatan tidak mengakibatkan seorang bersalah kecuali
jika pikirn orang itu jahat. Doktrin mens rea itu dilandaskan pada maxsim actuis
nonfacit reum nisi mens sit rea, yang berarti “suatu perbuatan tidak
kedua istilah tersebut tidak dijelaskan lebih lanjut oleh Undang-Undang tentang
maknanya. Jadi, baik kesengajaan maupun kealpaan tidak ada keterangan lebih
lanjut dalam KUHP. Kedua kata itu sering dipakai dalam rumusan delik, seakan-
akan sudah pasti, tetapi tidak tahu apa maknanya. Hal itu seakan-akan tidak
yang terdengar dan digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam moral, agam
dan hukum. Tiga unsur itu berkaitan suatu dengan yang lain, dan berakar dalam
suatu keadaan yang sama yaitu adanya pelanggaran terhadap sistem aturan-aturan.
Sistem aturan-aturan ini dapat bersifat luas dan beraneka macam (hukum perdata,
hukum pidana, aturan moral dan sebagainya). Kesamaan dari ketiganya bahwa
mereka meliputi suatu rangkaian aturan tentang tingkah laku yang diikuti oleh
48
Muladi dan Barda Nawawi Arief. Teoriteori dan Kebijakan Pidana, (Bandung :
Alumni, 2005),hlm. 58
berarti yang bersangkutan secara sah dapat dikenakan pidana atas perbuatan
(1) Suatu perbuatan tidak dapat dipidana, kecuali berdasarkan kekuatan ketentuan
menguntungkannya.
berdasarkan Pasal 50, Pasal 51 KUHP. Sifat melawan hukum itu sendiri meliputi :
b) Sifat materiil yaitu bahwa perbuatan tersebut tidak selalu harus diatur
tentang terjadinya suatu tindak pidana, haruslah diketahui adanya kesalahan dari
bertanggung jawab.
Tidak dijelaskan lebih lanjut seperti apa kesengajaan dan kealpaan tersebut.
nama baik, perlu dilihat dari Pasalnya terlebih dahulu, terkait kesalahan apa yang
untuk menjerat tindak pidana pencemaran nama baik diatur dalam Bab XVI
tentang penghinaan yang termuat dalam Pasal 310 sampai dengan Pasal 321
KUHP. Pasal 310 dapat digunakan untuk menjerat pelaku pencemaran nama baik
hal, yang maksudnya agar supaya hal itu diketahui oleh umum.49
perbuatan itu yaitu pada unsur kesengajaan yang dilakukan oleh pelaku, sehingga
49
Imanuel Korassa Sonbai I Ketut Keneng, Alexander, Pertanggungjawaban Pidana
PelakuTindak Pidana Pencemaran Nama Baik Melalui Media Sosial dalam Hukum Pidana
Indonesia, Fakultas Hukum Udayana,03 April 2016.
Tindak pidana kehormatan termasuk delik aduan diatur dalam Bab VIII,
Pasal 72, Pasal 73, Pasal 74, dan Pasal 75 KUHP. Suatu pengaduan adalah suatu
pernyataan tertulis dari orang yang berhak untuk mengadu bahwa ia menghendaki
mengadu” jika yang menderita atau korban kejahatan suatu tindak pidana sudah
dewasa, maka tidak menimbulkan masalah karena korban itulah yang berhak
mengadu, apabila korban yang ingin melakukan aduan adalah anak yang belum
adalah Wakilnya yang sah, Wali pengawas/ wali pengampu, Keluarga sedarah
sampai derajat ketiga. Jika korban kejahatan telah meninggal dunia, maka
ITE)
Undang Hukum Pidana di ranah internet. Diketahui bahwa UU ITE Pasal 27 ayat
(3) mengatur tentang pencemaran nama baik dalam media sosial. Di dalam Pasal
tersebut terdapat dua unsur, yakni unsur subjektif serta unsur objektif. Unsur
subjektif dari Pasal tersebut adalah unsur kesalahan yang dimaksud dengan
adanya kata-kata dengan sengaja sedangkan unsur objektif pasal tersebut adalah
yang dilakukan oleh pelaku yang melakukan tindakan seperti yang terdapat di
pelaku melakukan pencemaran nama baik di media sosial, penegak hukum harus
perbuatannya.
pencemaraan nama baik dengan UU ITE adalah adanya kesengajaan dari sang
dijerat dengan Pasal Pencemaran Nama Baik di dalam UU ITE haruslah dilihat
terlebih dahulu apakah pelaku tersebut bisa bertanggung jawab secara akal. Jika
pelaku bisa bertanggung jawab secara akal, maka untuk dibuktikan bersalah maka
bahwa orang itu secara sadar dan sengaja mengetahui apa yang dilakukannya
Kasus pencemaran nama baik di media sosial ini untuk dapat dijerat
dengan Pasal Pencemaran Nama Baik dalam UU ITE ialah ditekankan pada
adanya kesalahan pelaku, yakni terdapat unsur sengaja oleh sang pelaku atas
kepada seseorang atau pihak tertentu serta memuat unsur penghinaan/ pencemaran
nama baik.
Dengan melihat contoh kasus yang ada tersebut, maka baik di dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Pasal 310 dan 311, maupun di dalam UU
melihat dari unsur kesalahan sang pelaku, yang mana kesalahan tersebut berupa
kesengajaan. Kesengajaan sang pelaku itulah yang harus dibuktikan oleh penegak
hukum. Hal ini terlihat dari adanya kata-kata “dengan sengaja” dalam Pasal-Pasal
tersebut.
Khusus
1. Dimuat dalam satu BAB yaitu Diatur di luar dari BAB XVI Buku ke
pidana
1. Identitas Terdakwa
Kebangsaan : Indonesia;
Agama : Islam;
2. Posisi Kasus
jangankasih bebas di tempat ini biar tidak terkena penyakit mamaku”, mendengar
haltersebut korban bersama dengan anaknya dan dengan Saksi Aspia K. Morana
60
Universitas Sumatera Utara
61
dan Saksi Maryam Y. Morana pergi meninggalkan tempat tersebut dan menuju
rumahSaksi Aspia K. Morana dalam kondisi marah sambil memegang parang dan
batulalu Terdakwa menghina korban dengan mengatakan “Ris ini bukan manusia
tapibinatang dia ini, binatang kau, anjing, babi, perempuan nakal, gatal, perebut
tersebutdi dengar oleh masyarakat di sekitar tempat tersebut namun korban hanya
3. Dakwaan Jaksa
4. Tuntutan Jaksa
- Bahwa pada hari Selasa tanggal 19 September 2017 sekira pukul 16.30 WITA
saya kurus kering saya tidak seperti kau suka merebut suaminya orang, gatal
memang kau seperti binatang lebih bagus binatang, memang gatal kau punya
pepek“
halaman depan rumah Saksi Aspia K. Morana dan dengan suara yang dapat di
- Bahwa akibat penghinaan tersebut, Saksi korban Rismawati merasa terhina atas
Aspia K. Morana;
2) Segala sesuatu yang termuat dalam beritaacara persidangan perkara ini, untuk
menyingkat putusan ini dianggap telahtermuat dan menjadi bagian yang tak
sebagaimana diatur dalam Pasal 310 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum
tersiarnyatuduhan itu;
siapa menurut bukupedoman pelaksanaan tugas dan administrasi buku II, edisi
revisi tahun 2004,halaman 208 dari Mahkamah Agung Republik Indonesia dan
tanggal 30 Juni 1995,terminologi kata barang siapa atau HIJ sebagai siapa
saja yang harus dijadikanTerdakwa atau dader atau setiap orang sebagai subjek
sahmenurut hukum;
apa yang dilakukan serta menyadari tentang apa yang dilakukandan akibat
menyadari tentang apa yang dilakukan itudan akibat yang akan timbul
dinyatakan itu merasa maluatau tidak enak hati, R. Susilo menyebutkan bahwa
malu tersebut terjadi di halaman rumah Saksi Aspia K.Morana yang mana
tempat tersebut adalah tempat umum dan pada saat Terdakwamengatakan hal
11) Dalam persidangan Majelis Hakim tidak menemukan halhal yang dapat
menurut pendapat Majelis Hakim tidak cukup alasan untuk menahan, maka
tetap;
perkara;
6. Putusan Hakim
MENGADILI:
1. Dakwaan
berdasarkan hal yang dimuat dalam surat itu, hakim akan memeriksa perkara itu.
batasan itu, dalam hal ini ada beberapa pengertian surat dakwaan menurut para
- Harun M Husein
Surat dakwaan adalah surat yang diberi tanggal dan ditandatangani oleh
dilakukan oleh terdakwa, surat yang menjadi dasar dan batas ruang
- M. Yahya Harahap
Surat dakwaan adalah surat atau akta yng memuat rumusan tindak pidana
perkara pidana di pengadilan, karena itu surat dakwaan sangat dominan bagi
yang bekaitan dengan pemeriksaan perkara pidana, maka fungsi surat dakwaan
dapat dikategorikan:
penjatuhan keputusan;
hukum;
mempersiapkan pembelaan.
alternatif adalah dakwaan yang tersusun dari beberapa tindak pidana yang
didakwakan antara tindak pidana yang satu dengan tindak pidana yang lain
didakwakan lebih dari satu tindak pidana, tetapi pada hakikatnya ia hanya
didakwa satu tindak pidana saja. Biasanya dalam penulisannya menggunakan kata
penuntut umum belum yakin benar tentang kualifikasi atau pasal yang tepat untuk
pidana yang satu dengan yang lain menunjukkan cirri yang sama atau hamper
adalah Pasal 310 ayat (1) tentang Pencemaran nama baik dan alternatifnya adalah
pasal 311 ayat (1) tentang fitnah. Jika di analisis berdasarkan hasil penyidikan dan
tidak akur sejak lama dan pernah bertengkar 2 (dua) tahun yang lalu, tetapi
akhirnya damai. Hal ini tentu menjadi pertanda bahwa antara pelaku dan saksi
korban masih sama sama menyimpan dendam sehingga setiap ejekan yang keluar
nama baik dan fitnah, karena kebenaran tentang apa yang dikatakan oleh sipelaku
belum terbukti, sehingga apa yang didakwakan Jaksa sudah sangat tepat.
2. Putusan Hakim
dan diucapkan oleh hakim dalam sidang terbuka bentuk umum, sebagai hasil dari
putusan yang dijatuhkan berupa pemidanaan sebagai mana yang diatur dalam
1. Pidana Pokok
a. Hukuman Mati
b. Pidana Penjara
c. Pidana Kurungan
d. Pidana Denda
2. Pidana Tambahan
didasarkan pada berat ringannya pidana yang diaturnya, yang terberat adalah yang
umumnya hukuman penjara dijalani dalam suatu ruangan tertentu. Pada masa lalu,
terpisah, yakni terasing dari sipelaku lainnya, ataukah tidak karena penjara
tersebut terbuat dari beton yang kokoh dan kuat, sehingga para pelaku terasing
orang lain melkukan perrbuatan pidana yang sama seperti yang dilakukan
Jika kita lihat lagi dalam putusan tersebut diatas, apa yang menjadi
dan diancam pidana dalam Pasal 310 ayat (1) KUHP; yang dimana dalam Pasal
1. Barang siapa;
2. Dengan sengaja;
tuduhan itu.
sebagaimana tertulis dalam Pasal 310 ayat (1) KUHP tentang Pencemaran nama
50
Marlina, Hukum Penitensier, (Bandung: Refika Aditama), 2011, hlm. 87
51
Ibid, hlm. 23
52
Muladi dan Arif, Op.Cit, hlm. 21
baik. Tetapi terdakwa di vonis hakim selama 1 bulan penjara menurut analisis
menggunakan bahasa-bahsa yang sangat kasar dan didengar oleh banyak orang
yang.
tentu hakim seharusnya lebih peka terhadap keadaan yang terjadi, kondisi yang
meringankan dan memberatkan bukan hanya berasal dari pelaku, tapi juga dari
korban itu sendiri, penulis berpikir bahwa hukuman yang dijatukan hakim belum
tentu akan menimbulkan efek jera, dan tujuan tujuan lain yang diinginkan oleh
Jika kita bandingkan antara dakwaan jaksa dan putusan hakim ada sedikit
hakim, dan putusan hakim tersebut 1 bulan lebih ringan dari tuntutan Jaksa
Penuntut Umum, dimana Jaksa menuntut pelaku selama dua bulan, sedangkan
Hakim memutus satu bulan. hal ini pun penulis berpikir masih kurang tepat,
dengan bahasa yang kasar dan tidak pantas dengan suara yang keras sambil
membawa parang dan batu.Yang kedua pelaku korban tentunya merasa malu
karena apa yang disampaikan terdakwa didengar oleh banyak orang dan anak-
anak. namun hakim tidak melihat pertimbangan dari sisi korban, dimana korban
mengalami trauma dan menanggung malu, seharusnya hal ini dapat menjadi
korban itu sendiri diluar daripada kesalahan yang ditimbulkan oleh pelaku, demi
terciptanya keaadilan dan keamanan serta memberikan efek jera yang nyata
kepada masyarakat.
1. Identitas Terdakwa
Sibolga mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat
Pardede;
c. Umur : 41 Tahun
e. Kebangsaan : Indonesia
g. Agama : Kristen
h. Pekerjaan : Wartawan
2. Posisi Kasus
Sibolga menjelaskan bahwa Bahwa pada hari Selasa tanggal 04 Oktober 2016
sekira pukul 17.00 Wib saat korban berada dirumahnya di Jalan Merdeka Nomor
baik korban. Bahwa tidak berapa lama sesudah Darwin menelpone korban,
korban melihat kata-bata atau kalimat yang telah diposting oleh terdakwa Humisar
Oktober 2016 pukul 23.40 Wib dengan kalimat sebagai berikut :Wakil ketua
Daerah sebanyak 375 orang Sarat kepentingan dan Suap, setiap orang yang
diangkat menjadi honor Daerah diduga dipungli 30 juta yang tidak menyanggupi
Bakhtiar Ahmad Sibarani coba suap saya 200 juta dan oknum Kadis
Kesehatan sosorkan 10 jatah TKS kepada saya asalkan pada pembahasan P-APBD
Tapteng 2016 ikut sayabahas selaku wakil Ketua DPRD Tapteng, demikian
dikatakan wakil Ketua DPRD Tap-Teng, Senin (3/10) dibilangan Parkiran Kantor
Kalau sudah begini yang terjadi di Lembaga DPRD Tapteng saat ni dan
di Pemkab Tapteng semua harus makai uang, kita masyarakat berkata apa...?????
Rao, ST dia tawarkan Bakhtiar Ahmad uang sebesar Rp.200 juta dan 10 TKS agar
tetapi tawaran coba suap itu ditolaknya mentah-mentah dan membuat Bakhtiar
Ahmad Sibarani menjadi galau dan bila hasil pengesahan pengangkatan Tenaga
Kerja Sukarela (TKS) menjadi Honor Daerah (Honda), hal ini diungkapkan Rao
dihadapan seluruh SKPD Tapteng dan Sekda Drs. Hendrik Susanto Lumbantobing
menantang Rao agar melaporkan Bakhtiar ke KPK, Polisi soal adanya indikasi
suap pengangkatan Honda sebanyak 375 orang yang terdengar adanya dana
wakil Ketua DPRD sangat prihatin nantinya kepada para Honda Tapteng yang
diangkat sebanyak 375 orang itu dan nantinya hanya menerima gaji / honor
selama 2 bulan saja yang selebihnya Rao tidak tahu. Sembari Rao mengharapkan
kepada sejumlah Honda yang telah menyerahkan uang Rp.30 Juta itu kepada para
Bakhtiar Ahmad Sibarani dalam hal pengangkatan Honda yang tujuannya untuk
menjadi Honda dan dia mengharapkan agar para Honda tersebut nantinya
Dalam kasus ini kiranya aparat hukum yang ada di NKRI, kiranya
menyikapi persoalan ini dan mengusut dugaan suap para TKS yang diangkat
menjadi Honda dan bila perlu rekening pribadi milik Bakhtiar Ahmad Sibarani
diawasi oleh PPATK dan KPK. (****). Bahwa atas kata-kata atau kalimat yang
telah diposting oleh terdakwa melalui akun facebooknya Humisar Charles Charles
tersebut korban merasa keberatan, karena kehormatan dan nama baik korban
menjadi tercemar apalagi saat kejadian korban menjabat sebagai Ketua DPRD
sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan atau mentransmisikan dan atau
yang memiliki muatan penghinaan dan atau pencemaran nama baik “ dalam Pasal
27 ayat (3) Jo Pasal 45 ayat (3) UU RI No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas
dakwaan tunggal;
diatur dan diancam pidana pasal27 ayat (3) Jo pasal 45 ayat (3)UU RI No. 19
alias Charles Pardede tersebut oleh karena itu dengan pidana penjara selama 3
(tiga) tahun dan 6 (enam) bulan penjara dan denda sebesar Rp.200.000.000,-
-4 (empat) lembar print out status akun facebook atas nama Humisar Charles
Charles yang diposting pada tanggal 03 Oktober 2016 yang intinya berisikan
Sibarani;
-2 (dua) lembar print out status akun facebook atas nama Humisar Charles
Charles yang diposting pada tanggal 5 Oktober 2016 yang intinya berisikan
Sibarani;
ribu rupiah);
sebagai berikut:
Charles Charles
pukul 17:00 WIB, saat saksi berada di rumah dan dihubungi melalui
Medis menjadi Honor Daerah sebanyak 375 orang sarat kepentingan dan
suap. Setiap orang yang diangkat menjadi honor daerah diduga pungli 30
Bakhtiar Ahmad Sibarani coba suap saya 200 juta dan oknum Kadis
P-APBD Tapteng 2016 ikut saya bahas selaku wakil ketua DPRD
Tapteng...;
Kalau sudah begini yang terjadi dilembaga DPRD Tapteng saat ini dan di
apa...?????;
telah membuat tulisan kedua yang telah dikirim/ diposting kedalam akun
200 juta dan 10 TKS agar pembahasan P-APBD Tapteng 2016 disetujui
oleh Awaluddin Rao, ST, akan tetapi tawaran coba suap itu ditolaknya
(Honda), hal itu diungkapkan Rao dihadapan seluruh SKPD Tapteng dan
kepada para Honda Tapteng yang diangkat sebanyak 375 orang itu dan
Honda yang telah menyerahkan uang Rp. 30 juta itu kepada para Calo-
Disini saya salut kepada Bakhtiar, karena dia telah Mampu memberikan
NKRI, kiranya menyikapi persoalan ini dan mengusut dugaan suap para
TKS yang diangkat menjadi HONDA dan bila perlu Rekening pribadi
-Bahwa saksi merasa keberatan atas kiriman/ postingan yang dimuat oleh
akun facebook Humisar Charles Charles adalah tidak benar karena saksi
tidak pernah meminta uang dari Tenaga Kerja Sukarela agar diangkat
-Bahwa saksi tidak ikut serta dalam hal penerimaan Tenaga Kerja
tidak lagi menjadi Ketua DPRD karena saksi pada saat itu sudah
Tapanuli Tengah;
-Bahwa Terdakwa tidak ada konfirmasi kepada saksi terkait tulisan yang
saksi mengetahui bahwa Terdakwa adalah Tim Sukses salah satu calon
bupati kabupaten Tapanuli Tengah, jadi saksi berpikir hal tersebut adalah
permainan atau strategi politik, karena pada saat itu adalah saat-saat mau
acara mengenai LKPP, saksi ada mendatangi Terdakwa yang pada saat
“kau kalau jago yang benar, kalau tulisan itu semua ngarang”;
sudah diangkat menjadi bidan Pekerja Tidak Tetap (PTT) dan Bidan PTT
dan hal tersebut terjadi setelah saksi terpilih dan menjabat sebagai Bupati
Tapanuli Tengah;
-Bahwa akibat perbuatan Terdakwa, saksi merasa nama baik dan citra/
reputasi saksi telah dicemarkan oleh Terdakwa, apalagi pada saat itu
sebagai berikut :
Darwinsyah Hutagalung;
tersebut pada hari Selasa tanggal 04 Oktober 2016 sekira pukul 17:00
oleh Terdakwa, lalu saksi membuka media sosial facebook dan mencari
akun atas nama Humisar Charles Pardede, dan menurut saksi tulisan-
Sibarani;
Medis menjadi Honor Daerah sebanyak 375 orang sarat kepentingan dan
suap. Setiap orang yang diangkat menjadi honor daerah diduga pungli 30
Bakhtiar Ahmad Sibarani coba suap saya 200 juta dan oknum Kadis
P-APBD Tapteng 2016 ikut saya bahas selaku wakil ketua DPRD
Tapteng...;
Kalau sudah begini yang terjadi dilembaga DPRD Tapteng saat ini dan di
apa...?????;
200 juta dan 10 TKS agar pembahasan P-APBD Tapteng 2016 disetujui
oleh Awaluddin Rao, ST, akan tetapi tawaran coba suap itu ditolaknya
Disamping itu Rao, mengatakan saya selaku Wakil Ketua DPRD sangat
375 orang itu dan nantinya hanya menerima gaji/ honor selama 2 bulan
saja yang selebihnya Rao tidak tahu. Sembari Rao mengharapkan kepada
sejumlah Honda yang telah menyerahkan uang Rp. 30 juta itu kepada
Disini saya salut kepada Bakhtiar, karena dia telah Mampu memberikan
dapat diangkat menjadi Honda dan dia mengharapkan agar Para Honda
Darwin (BADAR);
Dalam kasus ini kiranya aparat hukum yang ada di NKRI, kiranya
menyikapi persoalan ini dan mengusut dugaan suap para TKS yang
fitnah;
merasa tidak terima karena nama baik dan citra/ reputasinya telah
sebagai berikut :
yang mana akun facebook teman saksi tersebut telah ditandai oleh akun
Charles;
Medis menjadi Honor Daerah sebanyak 375 orang sarat kepentingan dan
suap. Setiap orang yang diangkat menjadi honor daerah diduga pungli 30
Bakhtiar Ahmad Sibarani coba suap saya 200 juta dan oknum Kadis
P-APBD Tapteng 2016 ikut saya bahas selaku wakil ketua DPRD
Tapteng...;
Kalau sudah begini yang terjadi dilembaga DPRD Tapteng saat ini dan di
apa...?????;
200 juta dan 10 TKS agar pembahasan P-APBD Tapteng 2016 disetujui
oleh Awaluddin Rao, ST, akan tetapi tawaran coba suap itu ditolaknya
Disamping itu Rao, mengatakan saya selaku Wakil Ketua DPRD sangat
375 orang itu dan nantinya hanya menerima gaji/ honor selama 2 bulan
saja yang selebihnya Rao tidak tahu. Sembari Rao mengharapkan kepada
sejumlah Honda yang telah menyerahkan uang Rp. 30 juta itu kepada
Disini saya salut kepada Bakhtiar, karena dia telah Mampu memberikan
dapat diangkat menjadi Honda dan dia mengharapkan agar Para Honda
NKRI, kiranya menyikapi persoalan ini dan mengusut dugaan suap para
TKS yang diangkat menjadi HONDA dan bila perlu Rekening pribadi
terima karena nama baik dan citra/ reputasinya telah dicemarkan oleh
berikut :
Bakhtiar Ahmad Sibarani, yang saat itu menjabat sebagai Ketua DPRD
-Bahwa saksi mengetahui status tersebut dibuat pada hari Senin tanggal
sarat kepentingan dan suap. Setiap orang yang diangkat menjadi honor
daerah diduga pungli 30 juta yang tidak menyanggupi tidak jadi diangkat
menjadi Honda;
Bakhtiar Ahmad Sibarani coba suap saya 200 juta dan oknum Kadis
P-APBD Tapteng 2016 ikut saya bahas selaku wakil ketua DPRD
Tapteng...
Kalau sudah begini yang terjadi dilembaga DPRD Tapteng saat ini dan di
apa...?????;
-Bahwa saksi ketahui hanya 1 (satu) kali, tetapi status yang ditulisnya
dilaporkan.... klo tdk dilaporkan nanti seolah olah berita itu benar... sy
ingat 2 bulan lalu, beliau jg memfitnah dprd tapteng mau jumpa disalah
Ahmad Sibarani pada saat sidang paripurna dan tanggapan saksi Bakhtiar
berikut:
sebagai berikut :
Medis menjadi Honor Daerah sebanyak 375 orang sarat kepentingan dan
suap. Setiap orang yang diangkat menjadi honor daerah diduga pungli 30
Ahmad Sibarani coba suap saya 200 juta dan oknum Kadis Kesehatan
APBDTapteng 2016 ikut saya bahas selaku wakil ketua DPRD Tapteng;
Daerah sebanyak 375 orang sarat kepentingan dan suap, (2) Setiap orang
yang diangkat menjadi honor daerah diduga pungli 30 juta yang tidak
Sibarani coba suap saya 200 juta dan oknum Kadis Kesehatan sosorkan
nama baik terhadap pelapor atas nama Bakhtiar Ahmad Sibarani jika
tidak benar atau tidak ada bukti adanya Bakhtiar Ahmad Sibarani
-Bahwa maksud dan tujuan kalimat “setiap orang yang diangkat menjadi
honor daerah diduga pungli 30 juta yang tidak menyanggupi tidak jadi
saya 200 juta dan oknm kadis kesehatan sosrkan 10 juta TKS kepada
saya asalkan pada pembahasan P-APBD Tapteng 2016 ikut saya bahas
selaku wakil ketua DPRD Tapteng” adalah untuk menyatakan apa yang
dilakukan oleh saudara Bakhtiar Ahmad Sibarani tidak baik dan pelapor
Ahmad Sibarani jika semua kalimat tersebut itu tidak benar adanya dan
seseorang itu dinyatakan melakukan sesuatu yang tidak baik, tidak benar,
atau tidak terpuji, padahal orang itu tidak melakukan hal-hal yang tidak
-Bahwa benar ahli telah memeriksa akun facebook atas nama Humisar
Charles Charles;
Charles Charles terhadap tulisan yang dibuat dapat dilihat oleh publik;
-Bahwa menurut ahli, apabila tulisan dan komentar yang dibuat dalam
-Bahwa menurut ahli, tulisan yang dibuat oleh Humisar Charles Pardede
dapat dibaca oleh umum dan terhadap tulisan “Bakhtiar Ahmad Sibarani
coba suap saya 200 Juta dan oknum Kadis Kesehatan sosorkan jatah 10
TKS kepada saya asalkan pada pembahasan R-APBD Tapteng 2016 ikut
saya bahas selaku wakil ketua DPRD, demikian dikatakan Wakil Keta
Charles Charles;
Kiriman/postingan pertama
sarat kepentingan dan suap. Setiap orang yang diangkat menjadi honor
daerah diduga pungli 30 juta yang tidak menyanggupi tidak jadi diangkat
menjadi Honda;
Bakhtiar Ahmad Sibarani coba suap saya 200 juta dan oknum Kadis
P-APBD Tapteng 2016 ikut saya bahas selaku wakil ketua DPRD
Tapteng...
Kalau sudah begini yang terjadi dilembaga DPRD Tapteng saat ini dan di
apa...?????;
Bersama surat terbuka saya ini saya sampaikan kepada Bapak selaku Gubernur
Tengah yang diajukan oleh Pj. Bupati Tapanuli Tengah, Drs. Bukit Tambunan ke
DPRD Tapteng dan telah disahkan oleh DPRD Tapteng pada Senin (3/10-2016)
Dimana dari sekian pengajuan anggaran P-APBD Kab. Tapteng 2016 ada terdapat
diangkat menjadi Honor Daerah (Honda) hanya dianggarkan untuk 2 (dua) bulan
honor/ gaji hingga akhir 2016 dan agar disahkan oleh DPRD Tapteng;
Tenaga Kerja Sukarela menjadi tenaga Honor Daerah sarat kepentingan dan
jatah TKS untuk dijadikan Honor Daerah dan disahkan di DPRD Tapteng;
bahwa rekrutmen TKS menjadi Honor Daerah dianggap tidak begitu Urgen dan
disamping itu setiap TKS yang disahkan menjadi Honor Daerah dipungut biaya
direkrutmen sebanyak 400 orang TKS, namun dari 25 orang TKS medis yang
kasih;
-Bahwa pada tanggal 05 Oktober 2016, Terdakwa telah membuat 1 (satu) kali
sebagai berikut :
Tapteng, Awaluddin Rao, ST: menurut Wakil Ketua DPRD Tapteng, Awaluddin
Rao, ST dia ditawarkan Bakhtiar Ahmad uang sebesar Rp. 200 juta dan 10 TKS
agar pembahasan P-APBD Tapteng 2016 disetujui oleh Awaluddin Rao, ST, akan
tetapi tawaran coba suap itu ditolaknya mentah-mentah dan membuat Bakhtiar
Pengangkatan Tenaga Kerja Sukarela (TKS) menjadi Honor Daerah (Honda), hal
itu diungkapkan Rao dihadapan seluruh SKPD Taptengdan Sekda, Drs. Hendrik
Rao dan Bakhtiar berdebat dan terdengar keluar kata-kata Bakhtiar menantang
Rao agar melaporkan Bakhtiar ke KPK, Polisi soal adanya indikasi suap
Pengangkatan Honda sebanyak 375 orang yang terdengar adanya dana pelicin
Disamping itu Rao, mengatakan saya selaku Wakil Ketua DPRD sangat prihatin
nantinya kepada para Honda Tapteng yang diangkat sebanyak 375 orang itu dan
nantinya hanya menerima gaji/ honor selama 2 bulan saja yang selebihnya Rao
tidak tahu. Sembari Rao mengharapkan kepada sejumlah Honda yang telah
menyerahkan uang Rp. 30 juta itu kepada para Calo-calo yang kita duga
Kita menduga Bakhtiar Ahmad Sibarani dalam hal pengangkatan Honda yang
Bupati Tapteng;
Disini saya salut kepada Bakhtiar, karena dia telah Mampu memberikan iming-
menjadi Honda dan dia mengharapkan agar Para Honda tersebut nantinya
Dalam kasus ini kiranya aparat hukum yang ada di NKRI, kiranya menyikapi
persoalan ini dan mengusut dugaan suap para TKS yang diangkat menjadi
HONDA dan bila perlu Rekening pribadi milik Bakhtiar Ahmad Sibarani diawasi
Nitizen dapat membaca keterangan pers yang dikemukakan oleh Awaluddin Rao,
S.T. kepada Terdakwa yang saat itu menjalankan tugas sebagai wartawan;
Sumatera Utara adalah supaya menjadi perhatian oleh Gubernur Sumatera Utara
menganggarkan biaya honor Tenaga Kerja Sukarela yang diangkat menjadi honor
terhadap kiriman/ postingan yang dibuat tanggal 03 Oktober 2016 dan tanggal 05
Oktober 2016;
Oktober 2016 dan tanggal 5 Oktober 2016 di akun facebook Humisar Charles
Kabupaten Tapanuli Tengah dan menjadi bakal calon bupati Tapanuli Tengah;
kepada saksi Bakhtiar Ahmad Sibarani melalui pesan singkat (SMS), akan tetapi
ngomong”;
charge);
1) 4 (empat) lembar print out status akun facebook atas nama Humisar
2) 2 (dua) lembar print out status akun facebook atas nama Humisar Charles
Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang diajukan
-Bahwa benar Terdakwa adalah pemilik akun facebook bernama Humisar Charles
Charles;
facebook Humisar Charles Charles pada tanggal 3 Oktober 2016 dan tanggal 5
menjadi Honor Daerah sebanyak 375 orang sarat kepentingan dan suap. Setiap
orang yang diangkat menjadi honor daerah diduga pungli 30 juta yang tidak
Bakhtiar Ahmad Sibarani coba suap saya 200 juta dan oknum Kadis Kesehatan
sosorkan 10 juta TKS kepada saya asalkan pada pembahasan P-APBD Tapteng
2016 ikut saya bahas selaku wakil ketua DPRD Tapteng, demikian dikatakan
wakil ketua DPRD Tapteng, Senin (3/10) dibilangan parkiran kantor DPRD
Kalau sudah begini yang terjadi dilembaga DPRD Tapteng saat ini dan di Pemkab
Bersama surat terbuka saya ini saya sampaikan kepada Bapak selaku Gubernur
Tengah yang diajukan oleh Pj. Bupati Tapanuli Tengah, Drs. Bukit Tambunan ke
DPRD Tapteng dan telah disahkan oleh DPRD Tapteng pada Senin (3/10-2016)
Dimana dari sekian pengajuan anggaran P-APBD Kab. Tapteng 2016 ada terdapat
diangkat menjadi Honor Daerah (Honda) hanya dianggarkan untuk 2 (dua) bulan
honor/ gaji hingga akhir 2016 dan agar disahkan oleh DPRD Tapteng;
Tenaga Kerja Sukarela menjadi tenaga Honor Daerah sarat kepentingan dan
10 jatah TKS untuk dijadikan Honor Daerah dan disahkan di DPRD Tapteng;
bahwa rekrutmen TKS menjadi Honor Daerah dianggap tidak begitu Urgen dan
disamping itu setiap TKS yang disahkan menjadi Honor Daerah dipungut biaya
Adapun TKS yang telah diangkat menjadi Honor Daerah sebanyak 375 yang
sebelumnya akan direkrutmen sebanyak 400 orang TKS, namun dari 25 orang
TKS medis yang tidak mampu memenuhi permintaan uang untuk diberikan
kepada yang berkepentingan, akhirnya mereka sejumlah 25 orang TKS yang telah
lama mengabdi di Pemkab Tapteng tidak diperbolehkan mengikuti tes ujian pada
kasih;
Tapteng, Awaluddin Rao, ST: menurut Wakil Ketua DPRD Tapteng, Awaluddin
Rao, ST dia ditawarkan Bakhtiar Ahmad uang sebesar Rp. 200 juta dan 10 TKS
agar pembahasan P-APBD Tapteng 2016 disetujui oleh Awaluddin Rao, ST, akan
tetapi tawaran coba suap itu ditolaknya mentah-mentah dan membuat Bakhtiar
Pengangkatan Tenaga Kerja Sukarela (TKS) menjadi Honor Daerah (Honda), hal
itu diungkapkan Rao dihadapan seluruh SKPD Tapteng dan Sekda, Drs. Hendrik
Rao dan Bakhtiar berdebat dan terdengar keluar kata-kata Bakhtiar menantang
Rao agar melaporkan Bakhtiar ke KPK, Polisi soal adanya indikasi suap
Pengangkatan Honda sebanyak 375 orang yang terdengar adanya dana pelicin
Disamping itu Rao, mengatakan saya selaku Wakil Ketua DPRD sangat prihatin
nantinya kepada para Honda Tapteng yang diangkat sebanyak 375 orang itu dan
nantinya hanya menerima gaji/ honor selama 2 bulan saja yang selebihnya Rao
tidak tahu. Sembari Rao mengharapkan kepada sejumlah Honda yang telah
menyerahkan uang Rp. 30 juta itu kepada para calo-calo yang kita duga
Kita menduga Bakhtiar Ahmad Sibarani dalam hal pengangkatan Honda yang
Tapteng 2017 -2022. Karena kita mengetahui sosok Bakhtiar merupakan Calon
Bupati Tapteng;
Disini saya salut kepada Bakhtiar, karena dia telah Mampu memberikan iming-
menjadi Honda dan dia mengharapkan agar Para Honda tersebut nantinya
Dalam kasus ini kiranya aparat hukum yang ada di NKRI, kiranya menyikapi
persoalan ini dan mengusut dugaan suap para TKS yang diangkat menjadi
HONDA dan bila perlu Rekening pribadi milik Bakhtiar Ahmad Sibarani diawasi
Humisar Charles Charles baru diketahui oleh saksi Bakhtiar Ahmad Sibarani pada
hari Selasa tanggal 04 Oktober 2016 sekira pukul 17:00 WIB, saat saksi Bakhtiar
Ahmad Sibarani berada di rumah lalu dihubungi melalui handphone oleh saksi
Akhmad Syukri Nazry Penarik datang ke rumah saksi Bakhtiar Ahmad Sibarani
Charles Charles milik Terdakwa, barulah saksi Bakhtiar Ahmad Sibarani melihat
-Bahwa tulisan tanggal 03 Oktober 2016 dan tanggal 05 Oktober 2016 yang
Situmeang;
-Bahwa Terdakwa sama sekali tidak dapat membuktikan kebenaran dari tulisan-
tulisan yang dikirim/ diposting Terdakwa pada tanggal 03 Oktober 2016 dan
-Bahwa akibat perbuatan Terdakwa, saksi Bakhtiar Ahmad Sibarani merasa nama
baik dan citra/ reputasinya telah dicemarkan oleh Terdakwa, karenapada saat
Tengah dan juga mencalonkan sebagai Calon Bupati Kabupaten Tapanuli Tengah;
dakwaan tunggal sebagaimana diatur dalam pasal27 ayat(3) Jo pasal 45 ayat (3)
1. Setiap Orang;
-Bahwa yang dimaksud dengan setiap orang dalam pasal ini adalah setiap individu
(manusia) atau setiap subjek hukum yang dianggap sebagai pelaku tindak pidana,
dimana orang tersebut dipandang mampu bertanggung jawab dan cakap bertindak
menurut hukum;
:Humisar Charles Pardede Alias Charles Pardede, yang pada awal pemeriksaan
sidang mengaku dan membenarkan identitasnya sama dengan yang tertera dalam
pelaku tindak pidana yang didakwakan oleh PenuntutUmum, dan hal ini telah
kondisi sehat jasmani dan rohani serta mampu dimintai tentang pertanggung
diatas, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur kesatu ini telah terpenuhi
Menimbang, bahwa terhadap unsur pokok tersebut diatas bersifat alternatif, maka
apabila salah satu terbukti maka unsur lainnya tidak perlu dipertimbangkan lagi;
Menimbang, bahwa yang dimaksud “dengan sengaja” atau opzet di sini, dalam
riwayat pembentukan KUHPidana yang dapat kita jumpai dalam memorie van
itu dan harus menginsyafi, menyadari, atau mengerti (weten) akan akibat dari
perbuatannya itu;
bukunya Die Grenze Vorsatz und Fahrlassigkeit tahun 1903 atau lebih dikenal
itu. Akibat dikehendaki apabila akibat itu yang menjadi maksud dari tindakan
tersebut;
Menimbang, bahwa yang dimaksud “tanpa hak” dalam hukum pidana, disebut
dengan :
(benda) kepada orang lain (benda lain): komputer yang mutakhir itu mampu ~
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang dimaksud dengan :
tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic
telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi
yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya;
dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak
terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta,rancangan, foto atau sejenisnya, huruf,
tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makan atau arti
Elektronik tidak menjelaskan lebih lanjut, namun R. Soesilo dalam bukunya Kitab
Pasal Demi Pasal, Politea-Bogor Hlm 225, menjelaskan yang dimaksud dengan
nama baik seseorang. Yang diserang itu biasanya merasa malu. Penghinaan itu
harus dilakukan dengan cara menuduh seseorang telah melakukan perbuatan yang
tertentu dengan maksud tuduhan itu akan tersiar (diketahui orang banyak);
bahwa benar Terdakwa adalah pemilik akun facebook bernama Humisar Charles
Oktober 2016.
menyebabkan saksi Bakhtiar Ahmad Sibarani menjadi malu kepada rekan sesama
kepada saksi Bakhtiar Ahmad Sibarani sebagai Ketua DPRD Kabupaten Tapanuli
dilaksanakan adalah untuk memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum
Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal27 ayat (3) Jo Pasal 45
dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana
memohon agar dinyatakan tidak terbukti secara sah melakukan tindak pidana
mempertanggungjawabkan perbuatannya;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa terbukti bersalah dan dinilai Terdakwa
Menimbang, bahwa selain pidana penjara tersebut, terhadap diri Terdakwa juga
harus dikenakan pidana denda yang apabila denda tersebut tidak dibayarkan maka
Transaksi Elektronik;
Terdakwa, agar setelah menjalani pidana ini, Terdakwa akan menjadi warga
masyarakat yang baik, yang taat dan patuh pada segala peraturan perundang-
masyarakat pada umumnya untuk bijak dan arif dalam menggunakan media sosial
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa tidak ditahan dan menurut pendapat
Majelis Hakimtidak cukup alasan untuk menahan, maka Terdakwa tidak ditahan;
Menimbang, bahwa barang buktiberupa 4 (empat) lembar print out status akun
facebook atas nama Humisar Charles Charles yang diposting pada tanggal 03
Oktober 2016 yang intinya berisikan kata-kata penghinaan atau pencemaran nama
baik terhadap Bakhtiar Ahmad Sibarani dan 2 (dua) lembar print out status akun
facebook atas nama Humisar Charles Charles yang diposting pada tanggal 5
Oktober 2016 yang intinya berisikan kata-kata penghinaan atau pencemaran nama
baik terhadap Bakhtiar Ahmad Sibarani adalah bukti yang terlampir dalam berkas
berkas perkara;
meringankanTerdakwa;
6. Putusan Hakim
Mengadili
2.Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara
jutarupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar, diganti dengan
-4 (empat) lembar print out status akun facebook atas nama Humisar Charles
Charles yang diposting pada tanggal 03 Oktober 2016 yang intinya berisikan kata-
kata penghinaan atau pencemaran nama baik terhadap Bakhtiar Ahmad Sibarani;
-2 (dua) lembar print out status akun facebook atas nama Humisar Charles Charles
yang diposting pada tanggal 5 Oktober 2016 yang intinya berisikan kata-kata
7. Analisis Putusan
(dua) tahun dan pidana denda Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) subsider 3
(tiga) bulan kurungan kepada Humisar Charles Pardede Alias Charles Pardede.
Putusan yang diberikan oleh majelis hakim telah memperhatikan apa yang
menjadi hal yang meringankan dan hal yang memberatkan pada diri terdakwa.
Ketika kita melihat dari apa yang telah diperbuat oleh Charles Pardede
sebagaimana yang diuraikan pada kronologis kasus diatas, maka dapat dilihat
bahwa suatu tindakan yang mungkin dapat dikatakan sebagai tindakan yang
Tentang ITE memuat klausul “dengan sengaja”. Dan klausul ini merupakan
klausul yang mengharuskan aparat penegak hukum untuk membuktikan ada atau
tidak niat jahat (mens rea) dari pelaku tindak pidana. Dan dalam Pasal 27 ayat (3)
jo Pasal 45 ayat (3) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang ITE, hal
yang tidak diperhatikan oleh aparat penegak hukum adalah apakah perbuatannya
tidak. Pasal 27 ayat (3) jo Pasal 45 ayat (3) Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 Tentang ITE ini seolah-olah dianggap sebagai delik formil, yang akan
tujuan dari adanya Pasal 27 ayat (3) jo Pasal 45 ayat (3) Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2008 Tentang ITE ini, adalah untuk memberikan perlindungan nama
baik kepada setiap orang dari perbuatan orang lain yang dapat mencemarkan nama
baiknya.
apakah akibat dari perbuatan hukum yang dilakukan oleh Charles Pardede
tersebut memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap korban. Jika dilihat
dari keterangan saksi ahli yang menjadi alat bukti dipersidangan yang pada
pokoknya menyatakan “jika perkataan yang dimuat oleh Charles Pardede benar
adanya, maka itu tidak dapat dikatakan sebagai perbuatan pencemaran nama
menggali kebenaran dari apa yang dimuat oleh Charles Pardede dalam akun
facebooknya.
maka hal tersebut dapat mencederai hak kebebasan berpendapat yang dimiliki
oleh Charles Pardede. Sebagai seorang warga negara, Charles Pardede memiliki
hak untuk bebas berpendapat dan dijamin dalam Undang-Undang Dasar. Hakim
seharusnya bersifat aktif sebagai hukum yang berbicara untuk menegakan nilai-
Selain kasus di atas, ada juga kasus yang jika dilihat dari Hak Asasi
Morana dengan dakwaan alternatif, dengan dakwaan kesatu yaitu Pasal 310
KUHP dan Dakwaan Kedua yaitu Pasal 311 ayat (1) KUHP. Perkataan Firawati
Morana yang membuat terdakwa berhadapan dengan hukum adalah “Ris ini
bukan manusia tapi binatang dia ini, binatang kau, anjing babi, perempuan nakal,
gatal, perebut suami orang, tidak tahu malu, suka berasa-rasa kemaluannya laki-
laki, sering tidur dengan orang-orang tua, pepek merah”. Dan Hakim memvonis
diatur dalam Pasal 310 KUHP. Tentu saja jika dilihat dari kronologi kasus,
perkataan ini tidaklah dapat dikatakan pencemaran nama baik, perbuatan tersebut
pencemaran nama baik dan tidak memaksakan setiap unsur masuk tanpa adanya
PENUTUP
A. KESIMPULAN
pembatasan yang diberi syarat harus ditetapkan berdasar hukum dan sesuai
dengan kebutuhan dengan alasan menghormati hak atau nama baik orang
pencemaran nama baik dibuat dalam ssatu Bab yaitu Bab XVI Buku ke-II
118
Universitas Sumatera Utara
119
Bul masih kurang tepat, seharusnya hal ini dapat menjadi pemberatan dan
sisi korban itu sendiri diluar daripada kesalahan yang ditimbulkan oleh
dapat dilihat bahwa tidak dibuktikan apakah akibat dari perbuatan hukum
benar maka hal tersebut bukanlah pencemaran nama baik, maka hakim
B. SARAN
Adapun saran yang dapat Penulis berikan melalui penulisan skripsi ini
adalah:
konsep tindak pidana pencemaran nama baik belum ada pengaturan secara
rigid sehingga perlu dilakukan kajian secara historis, yuridis dan filosofis
2. Perlu dilakukan revisi terkait aturan tentang pencemaran nama baik dengan
3. Dalam menjatuhkan vonis, hakim harusnya tidak hanya melihat dan dari sisi
kesalahan yang dilakukan pelaku, namun juga harus melihat dari sisi korban
baik dari sisi psikologis maupun sosialnya, sehingga hal tersebut dapat
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ahaem-Petehaem.
Aditya Bakri..
ICRC, hal 3.
dan Kepaniteraan.
Grafika.
Lamintang. P.A.F dan C.D. Samosir. 1983. Hukum Pidana Indonesia. Bandung:
Sinar Baru.
Seno, Oema Adji. 1997. Mass Media dan Hukum. Jakarta : Erlangga.
Artikel
UUD 1945 sampai dengan Amandemen UUD 1945 Tahun 2002. Jakarta:
Sinar Harapan.
Osana, Ellya. 2016. Negara Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia Jurnal Tapis: