Anda di halaman 1dari 6

Nama : Deni Maulani Hidayat

NIM : 2190010004
Prodi : S-2 Ilmu Hukum Pasca Sarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung

TEORI HUKUM PEMBANGUNAN

“PROF. DR. MOCHTAR KUSUMAATMADJA, S.H., LL.M”

A. Latar Belakang

Teori Hukum Pembangunan dari Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M.

dipengaruhi cara berpikir dari Herold D. Laswell dan Myres S. Mc Dougal (Policy Approach)

ditambah dengan teori Hukum dari Roscoe Pound (minus konsepsi mekanisnya). Sejak awal

kariernya Mochtar menyatakan dirinya sebagai eksponen sociological jurisprudence di Indonesia

dan untuk Indonesia. Oleh karena itu paham Mochtar ini dapat disebabkan oleh bacaan–bacaan

yang intensif dari karya–karya Roscoe Pound, khususnya buku yang berjudul Social Control

Tough Law yang ia temukan semasa belajar di Amerika Serikat pada tahun 1955 – 1956. Alam

pikiran Mochtar yang berakar pada teori sociological jurisprudence, berikut paradigma

fungsionalisme dan adagium law is a tool of social engineering-nya maka harus kembali ke

gagasan keilmuan Roscoue Pound.

Pound mengkritik para guru besar ilmu hukum yang merumuskan konsepsi dan teori-teori

dari mana ia menyimpulkan konsepsi lebih lanjut dan kepada mereka ia membangun dasar

pengajaran yang keras kepala, menolak fakta-fakta kehidupan dan berusaha untuk membuat hidup

dan alam sesuai dengan model teoritis nya. Menurut Pound, seperti yang dikatakan oleh A. Javier

Trevino yang memberikan kata pengantar pada buku Social Control Through Law penerbitan

1
tahun 2002, ada 3 macam etika sosial yang bisa dibedakan menurut tujuannya, ialah demi

kepentingan individu, demi kepentingan publik, atau demi kepentingan social.

Mochtar mengolah semua masukan tersebut dan menyesuaikannya pada kondisi Indonesia1

Ada sisi menarik dari teori yang disampaikan Laswell dan Mc Dougal dimana diperlihatkan betapa

pentingnya kerja sama antara pengemban hukum teoritis dan penstudi pada umumnya (scholars)

serta pengemban hukum praktis (specialists in decision) dalam proses melahirkan suatu kebijakan

publik, yang di satu sisi efektif secara politis, namun di sisi lainnya juga bersifat mencerahkan.

Oleh karena itu maka Teori Hukum Pembangunan dari Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H.,

LL.M. memperagakan pola kerja sama dengan melibatkan keseluruhan stakeholders yang ada

dalam komunitas sosial tersebut. Dalam proses tersebut maka Mochtar Kusumaatmadja

menambahkan adanya tujuan pragmatis (demi pembangunan) sebagaimana masukan dari Roescoe

Pound dan Eugen Ehrlich dimana terlihat korelasi antara pernyataan Laswell dan Mc Dougal

bahwa kerja sama antara penstudi hukum dan pengemban hukum praktis itu idealnya mampu

melahirkan teori hukum (theory about law), teori yang mempunyai dimensi pragmatis atau

kegunaan praktis. Mochtar Kusumaatmadja secara cemerlang mengubah pengertian hukum

sebagai alat (tool) menjadi hukum sebagai sarana (instrument) untuk membangunan masyarakat.

Pokok-pokok pikiran yang melandasi konsep tersebut adalah bahwa ketertiban dan keteraturan

dalam usaha pembangunan dan pembaharuan memang diinginkan, bahkan mutlak perlu, dan

bahwa hukum dalam arti norma diharapkan dapat mengarahkan kegiatan manusia kearah yang

dikehendaki oleh pembangunan dan pembaharuan itu. Oleh karena itu, maka diperlukan sarana

1
Shidarta, Karakteristik Penalaran Hukum Dalam Konteks Ke-Indonesiaan, Penerbit CV Utomo, Jakarta, 2006, hlm.
411.

2
berupa peraturan hukum yang berbentuk tidak tertulis itu harus sesuai dengan hukum yang hidup

dalam masyarakat.

Istilah hukum dan pembangunan identik dengan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, SH.

LLM paling tidak karena dua alasan. Pertama, Mochtar memperkenalkan sekaligus meyakinkan

bahwa hukum bukan saja dapat tapi harus berperan dalam pembangunan. Dengan perkataan lain,

Mochtar menegaskan mengenai fungsi hukum dalam pembangunan. Kedua, Mochtar mengusung

gagasan tersebut ketika istilah “pembangunan” menjadi terminologi politik Orde Baru yang sah dan

sakral yang harus diterapkan pada setiap bidang kehidupan termasuk pembangunan hukum. Bagi

kalangan yang memberikan apresiasi khususnya di lingkungan Fakultas Hukum Unpad kemudian

mempopulerkan gagasan ini sebagai “Teori Hukum Pembangunan”.

B. Isi Teori

Mochtar Kusumaatmadja mengatakan bahwa, “Hukum merupakan suatu alat untuk

memelihara ketertiban dalam masyarakat. Mengingat fungsinya sifat hukum, pada dasarnya

adalah konservatif artinya, hukum bersifat memelihara dan mempertahankan yang telah tercapai.

Fungsi demikian diperlukan dalam setiap masyarakat, termasuk masyarakat yang sedang

membangun, karena di sini pun ada hasil-hasil yang harus dipelihara, dilindungi dan diamankan.

Akan tetapi, masyarakat yang sedang membangun yang dalam definisi kita berarti masyarakat

yang sedang berubah cepat, hukum tidak cukup memiliki fungsi demikian saja. Ia juga harus dapat

membantu proses perubahan masyarakat itu. Pandangan yang kolot tentang hukum yang

menitikberatkan fungsi pemeliharaan ketertiban dalam arti statis, dan menekankan sifat

3
konservatif dari hukum, menganggap bahwa hukum tidak dapat memainkan suatu peranan yang

berarti dalam proses pembaharuan.” 2

C. Inti Sari

Esensi pemikiran hukum Mochtar adalah mengenai posisi dan peran hukum dalam

pembangunan. Mengenai hal ini Mochtar mengatakan: “Pembangunan dalam arti seluas-luasnya

meliputi segala segi dari pada kehidupan masyarakat dan tidak hanya segi kehidupan ekonomi

belaka, karena itu istilah pembangunan ekonomi sebenarnya kurang tepat, karena kita tidak

dapat membangun 'ekonomi' suatu masyarakat tanpa menyangkutkan pembangunan segi- segi

kehidupan masyarakat lainnya.3 Untuk memahami relasi dan interaksi antara hukum dan

pembangunan Mochtar menekankan dua hal yaitu: pertama, persoalan hukum sebagai alat

perubahan (pembangunan) dan; kedua, pembinaan atau perkembangan hukum itu sendiri.

Mengenai masalah yang pertama, masalah- masalah yang dihadapi dalam memperkembangkan

hukum sebagai suatu alat pembaharuan masyarakat (a tool of social engineering). Peranan hukum

dalam pembangunan adalah untuk menjamin bahwa perubahan itu terjadi dengan cara yang

teratur, hukum berperan melalui bantuan perundang-undangan dan putusan pengadilan, atau

kombinasi dari keduanya. Namun pembentukan perundang-undangan adalah cara yang paling

rasional dan cepat dibandingkan dengan metode pengembangan hukum lain seperti

yurisprudensi dan hukum kebiasaan Dalam hal ini Mochtar menjadikan perundang-

undangan sebagai wujud konkret dan sarana utama dalam melakukan pembaharuan masyarakat

(social engineering).

2
Mochtar Kusumaatmadja, Konsep-Konsep Hukum Dalam Pembangunan (Kumpulan Karya Tulis), Penerbit Alumni,
Bandung, 2002, hlm. 14.
3
Mochtar Kusumaatmadja, Pembinaan Hukum Dalam Rangka Pembangunan Nasional, Bandung: Bina Cipta,
1975, hlm. 3.

4
Mengenai masalah yang kedua, Mochtar Kusumaatmadja mengemukakan bahwa “hukum

yang memadai tidak hanya memandang hukum itu sebagai suatu perangkat kaidah dan asas-asas

yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, tetapi harus pula mencakup lembaga

(institution) dan proses (processes) yang diperlukan untuk mewujudkan hukum itu dalam

kenyataan”. Pengertian hukum di atas menunjukkan bahwa untuk memahami hukum secara

holistik tidak hanya terdiri dari asas dan kaidah, tetapi juga meliputi lembaga dan proses. Keempat

komponen hukum itu bekerja sama secara integral untuk mewujudkan kaidah dalam kenyataannya

dalam arti pembinaan hukum yang pertama dilakukan melalui hukum tertulis berupa peraturan

perundang-undangan. Sedangkan keempat komponen hukum yang diperlukan untuk mewujudkan

hukum dalam kenyataan, berarti pembinaan hukum setelah melalui pembaharuan hukum tertulis

dilanjutkan pada hukum yang tidak tertulis, utamanya melalui mekanisme yurisprudensi.

D. Pendapat Kelompok

Teori Hukum Pembangunan dari Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LLM.

merupakan salah satu Teori Hukum yang lahir dari kondisi masyarakat Indonesia yang

pluralistik berdasarkan Pancasila. Pada dasarnya Teori Hukum Pembangunan ini lahir, tumbuh

dan berkembang serta diciptakan oleh orang Indonesia sehingga relatif sesuai apabila diterapkan

pada masyarakat Indonesia.

E. Sumber

1. Kusumaatmadja, Mochtar, Konsep-Konsep Hukum Dalam Pembangunan (Kumpulan Karya

Tulis), Penerbit Alumni, Bandung, 2002.

2. Kusumaatmadja, Mochtar, Pembinaan Hukum Dalam Rangka Pembangunan Nasional,

Bandung: Bina Cipta 1975.

5
3. Kusumaatmadja, Mochtar, Pembinaan Hukum Dalam Rangka Pembangunan Nasional,

Bandung: Bina Cipta 1975.

4. Shidarta, Karakteristik Penalaran Hukum Dalam Konteks Ke-Indonesiaan, Penerbit CV

Utomo, Jakarta, 2006.

Anda mungkin juga menyukai