Oleh:
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
ii
ii
PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA KEPEMILIKAN
SENJATA API ILEGAL
(Studi putusan Nomor 853/Pid.B//2017/PN Pdg dan putusan Nomor
129/Pid.Sus/2016/PN Kag)
Refa Gianza Hearviano, 1510111084, Program Kekhususan Hukum Pidana (PK IV),
Fakultas Hukum Universitas Andalas, 98 Halaman, Tahun 2019
ABSTRAK
Peredaran senjata api di kalangan masyarakat sipil adalah fenomena global. Kurang
tertatanya pengawasan terhadap kepemilikan senjata api baik legal maupun ilegal yang
dimiliki oleh masyarakat sipil merupakan salah satu penyebab timbulnya kejahatan-kejahatan
dengan penyalahgunaan senjata api di Indonesia. Peredaran senjata api yang sangat mudah
untuk didapatkan menyebabkan tidak terkontrolnya peredaran senjata api baik legal mapun
ilegal sehingga menyebabkan kekhawatiran masyarakat dari segi keamanan. Adapun rumusan
masalah yang dibahas dalam skripsi ini yaitu: 1. Bagaimanakah Penerapan Sanksi Pidana
Terhadap Tindak Pidana Kepemilikan Senjata Api Ilegal Dalam Putusan Nomor
853/Pid.B/2017/PN Pdg dan putusan Nomor 129/Pid.Sus/2016/PN Kag? 2. Apakah yang
Menjadi Dasar Pertimbangan Hakim Dalam Memutus Perkara Tindak Pidana Kepemilikan
Senjata Api Ilegal Dalam Putusan Nomor 853/Pid.B/2017/PN Pdg dan putusan Nomor
129/Pid.Sus/2016/PN Kag? Metode penelitian yang digunakan adalah metode yuridis
normative dengan menggunakan pendekatan kasus (case approach). Penelitian ini bersifat
deskriptif analitis. Teknik pengumpulan data yaitu studi dokumen atau studi kepustakaan
(library research) . Dari hasil penelitian, Penerapan sanksi pidana dalam putusan Nomor
853/Pid.B/2017/PN Pdg dan putusan Nomor 129/Pid.Sus/2016/PN Kag merupakan tindak
pidana yang telah terbukti dan meyakinkan bagi Majelis Hakim untuk memvonis terdakwa
dengan tindak pidana tanpa hak untuk menyimpan dan membawa senjata api sebagaimana
mestinya yang diatur dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951.
Dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan pemidanaan terhadap kedua pelaku
dalam putusan Nomor 853/Pid.B/2017/PN Pdg dan putusan Nomor 129/Pid.Sus/2016/PN
Kag berdasarkan 2 (dua) jenis pertimbangan yaitu pertimbangan yuridis dan pertimbangan
non yuridis. Pertimbangan yuridis adalah pertimbangan hakim yang didasarkan pada faktor-
faktor yang teungkap di dalam persidangan dan oleh Undang-undang telah ditetapkan sebagai
hal yang harus dimuat dalam persidangan. Pertimbangan non yuridis adalah keadaan yang
berkaitan dengan diri terdakwa seperti latar belakang terdakwa dalam melakukan tindak
pidana, dampak dari perbuatan terdakwa, kondisi diri terdakwa, hal-hal yang memberatkan
dan meringankan pidana.
ii
KATA PENGANTAR
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Shalawat beriringan salam tak
lupa selalu penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa kita semua kepada zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan, suri
teladan hingga akhir zaman dan semoga kita mendapat syafa’atnya dan manfaat
ada pada penulis, meskipun masih jauh dari kesempurnaan dengan judul:
penulis selesaikan dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
Didalam penulisan ini, mulai dari awal sampai akhir, penulis menyadari
saran, ide dan bahkan juga fasilitas moral dan materil. Rasanya penulis tidak
mampu membalas jasa mereka semua, semoga ALLAH SWT senantiasa berkenan
melimpahkan rahmat dan menjadi amal sholeh disisi-Nya. Untuk itu skripsi ini
penulis persembahkan kepada mereka semua terutama kepada kedua orang tua
tercinta dan juga ucapan terimakasih yang sangat mendalam yang telah
iii
tulus ikhlas memberikan kasih sayang, perhatian dan doa, mereka berdua adalah
orang tua terbaik di dunia bagi penulis yakni Zakaria Ismail dan Eva Triyunda.
kepada Ibu Dr. Aria Zurnetti, SH., MH. selaku pembimbing I dan Bapak Lucky
Raspati, S.H.,M.H. selaku pembimbing II yang dengan sabar dan tekun, tulus dan
pula kepada:
Universitas Andalas.
3. Bapak Fadillah Sabri, S.H.,M.H. selaku Ketua Bagian Hukum Pidana dan
juga kepada Ibu Efren Nova, S.H.,M.H. selaku Sekretariat Bagian Hukum
Pidana.
4. Ibu Dr. Aria Zurnetti, SH., MH. selaku pembimbing I dan Bapak Lucky
iv
5. Ibu Efren Nova, S.H.,M.H. selaku Penguji I dan Bapak Riki Afrizal, SH.,
MH. selaku Penguji II yang telah memberikan kritikan dan saran kepada
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Andalas yang
perkuliahan.
8. Diri penulis sendiri yang telah berjibaku melawan gempuran rasa malas
penulisan skripsi ini tapi penulis tetap berterima kasih karena telah turut
hadir dalam kehidupan penulis yaitu Dea Permata Evanza dan Rhaka
Berliano Yuza.
10. Individu yang selalu hadir dalam doa penulis dan individu yang selalu
12. Orang-orang terkasih yang selalu ada disaat penulis butuh dukungan dan
bisa membuat mood penulis menjadi lebih baik yaitu Bucin 01 Kiki
v
13. Golden Pigeons Team yang sudah seperti saudara kandung bagi penulis
yang mengisi hari-hari penulis sekaligus teman mabar PUBG dan Mobile
14. Rumah Diskusi Alco Project tempat yang selalu memberikan kenyamanan
dan semangat ekstra kepada penulis dalam proses pembuatan skripsi ini.
15. Seluruh teman-teman dari KKN Unand 2018 Nagari Guguak Malalo yang
mereka semua. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih
saran dan kritik yang bersifat membangun demi kebaikan skripsi ini.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
C. Putusan Hakim........................................................................ 44
Kag. ........................................................................................ 70
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................. 96
B. Saran ....................................................................................... 97
DAFTAR KEPUSTAKAAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan peraturan atau norma yaitu petunjuk atau pedoman hidup yang
yang ada di Indonesia ini, salah satunya adalah Peradilan Pidana. Peradilan
membuat para calon pelaku kejahatan berfikir dua kali sebelum melakukan
kejahatan.3
1
Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia.
2
R Soeroso, (2011), Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, hlm.27.
3
Abdussalam dan DPM Sitompul, (2007), Sistem Peradilan Pidana, Jakarta: Restu
Agung, hlm. 4.
9
Terdapat beberapa pengertian hukum pidana yang dikemukakan
dengan sanksi.
sebab akibat, sebab adalah kasusnya dan akibat adalah hukumnya, orang
yang terkena akibat akan memperoleh sanksi baik itu penjara ataupun
terkena hukuman lain dari pihak berwajib. Sanksi pidana merupakan suatu
4
Sudikno Mertokusumo, (2003), Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Yogyakarta:
Liberty, hlm. 3.
10
syarat tertentu. 5 Sedangkan Roslan Saleh menegaskan bahwa pidana
adalah reaksi atas delik, dan ini berwujud suatu nestapa yang dengan
1. Pidana Pokok
a. Pidana mati;
b. Pidana penjara;
c. Pidana kurungan;
d. Pidana denda;
2. Pidana Tambahan
sebagai penghukuman.
yaitu:7
5
Tri Andrisman, (2009), Asas-Asas dan Dasar Hukum Pidana Indonesia, Bandar
Lampung: Unila, hlm. 8.
6
Adami Chazawi, (2011), Pelajaran Hukum Pidana I, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
hlm. 81.
7
P. A. F. Lamintang, (1984), Dasar-Dasar untuk Mempelajari Hukum Pidana yang
Berlaku Di Indonesia, Bandung: Sinar Baru, hlm. 23.
11
b. Menimbulkan efek jera bagi pelaku,
pidana. Oleh karena itu setiap perbuatan yang telah diatur dalam undang-
undang harus ditaati dan barang siapa yang melanggarnya maka akan
tertentu yang harus ditaati oleh setiap warga negara wajib dicantumkan
8
P.A.F Lamintang, (1996), Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung: PT. Citra
Adityta Bakti, hlm. 7.
9
Ibid, hlm. 16.
12
waktu melakukan perbuatan dilihat dari segi masyarakat menunjukan
pidana umum dan Tindak pidana khusus. Tindak pidana umum adalah
tindak pidana yang diatur dalam KUHP dan diberlakukan terhadap setiap
pidana yang diatur diluar KUHP, atau hanya mengatur delik-delik tertentu
saja.11 Tindak pidana khusus tersebut terdiri dari beberapa perbuatan, salah
masyarakat yang menyebabkan adanya rasa takut dan tidak nyaman dalam
senjata api ini memang tidak mudah dan memerlukan banyak waktu, dan
lain senjata api ini mempunyai syarat dan prosedur yang mengatur dalam
10
Andi Hamzah, (2001), Bunga Rampai Hukum Pidana dan Acara Pidana, Jakarta:
Ghalia Indonesia, hlm. 22.
11
Ruslan Renggong, (2016), Hukum Pidana Khusus: Memahami Delik-Delik di Luar
KUHP, Jakarta: Kencana, hlm.26.
13
Peredaran senjata api di kalangan masyarakat sipil adalah
senjata api baik legal maupun ilegal yang dimiliki oleh masyarakat sipil
maka aparat yang berwenang tidak tahu pasti berapa banyak senjata ai
senjata api Polisi bersifat tembak target dalam arti hanya diarahkan pada
musuh-musuh yang datang dari negara lain, yang esensinya adalah sebagai
negara sebagai subjek hukum, atau orang-orang lain yang bukan warga
14
negara Indonesia, tetapi berada di wilayah Indonesia secara sah dan
jiwa warga negara, dan merupakan jalan terakhir, karena cara-cara Polisi
proyektil yang didorong dengan kecepatan tinggi oleh gas yang dihasilkan
13
oleh pembakaran suatu propelan. Menurut Kamus Besar Bahasa
mesiu.14
1951 tentang Senjata Api Lembaran Negara Tahun 1951 Nomor 78,
1 ayat (2) dari Peraturan Senjata Api (vuurwaapenregeling: in, uit, door,
voer en lossing) 1936 (Stbl. 1937 No.170), yang telah diubah dengan
sebagai barang kuno atau barang yang ajaib, dan bukan pula sesuatu
12
James Daniel Sitorus, (2000), Makalah: Teknologi Yang Dibutuhkan Dan Dikuasai
Dalam Angka Pengembangan Wawasan Hankamneg Penegakan Hukum Dan Kinerja TNI-Polri
Dalam Membina Persatuan Dan Kesatuan, Jakarta.
13
http://id.wikipedia.org/wiki/, Senjata, Diakses pada tanggal 16 Juli 2019.
14
https://kbbi.kata.web.id/senjata-api/, Diakses pada tanggal 16 Juli 2019
15
senjata yang tetap tidak dapat terpakai atau dibikin sedemikian rupa
karabin, senjata laras pendek, revolver, pistol, dan lainnya, yang dapat
tanggal 14 juni 2019 terjadi aksi koboi yang dilakukan oleh pengemudi
mobil BMW bernama Andy Wibowo (53) di Jakarta Pusat. Andy si koboi
jalanan mengeluarkan senjata api kepada pengendara mobil lain. Saat itu
dia yang melawan arah, yang diancam adalah pengendara tertib yang
berjalan sesuai jalur. Kasus kedua terjadi sehari setelahnya di tempat yang
15
Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 Tentang Senjata Api
Ilegal.
16
A. Josias Simon Runturambi, Atin Sri Pujiastuti, (2015), Senjata Api dan Penanganan
Tindak Kriminal, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, hlm. 16.
16
emas senilai Rp 1,6 miliar. Para perampok menggunakan senjata tajam
sanksi pidana berupa pidana penjara selama 2 (dua) tahun karena telah
sesuatu senjata api, amunisi atau sesuatu bahan peledak, dihukum dengan
hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup atau hukuman penjara
Retal Bin Soldi, ia dijatuhi sanksi pidana berupa pidana penjara selama 3
17
https://tirto.id/bukti-pengawasan-senpi-lemah-kasus-koboi-sopir-bmw-perampok-toko-
ecwU, diakses pada tanggal 17 Juli 2019.
17
(tiga) tahun karena telah melanggar pasal 1 ayat (1) Undang-undang
3 (tiga) buah senjata api rakitan jenis pistol revolver yang terdiri
dari:
cokelat.
hitam.
kepemilikan senjata api ilegal sangatlah berat berupa hukuman mati atau
18
penjara 2 (dua) tahun untuk kasus yang pertama dan 3 (tiga) tahun penjara
untuk kasus yang kedua. Dalam kedua kasus tersebut juga dijatuhi
tersebut sama yaitu kepemilikan senjata api ilegal, ini juga menjadi
latar belakang yang telah penulis uraikan, juga karena keresahan dan
Kag)”
B. Rumusan Masalah
Kag.?
129/Pid.Sus/2016/PN Kag.?
19
C. Tujuan Penelitian
129/Pid.Sus/2016/PN Kag.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis:
20
lanjut mengenai upaya mengantisipasi terjadinya tindak pidana
2. Manfaat Praktis:
1. Kerangka Teoritis
a. Teori Keadilan
18
Soerjono Soekanto, (1986), Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Rineka Cipta, hlm.
72.
21
terjadi keadilan korektif menurut Aristoteles. 19 Keadilan yang
19
Arief Sidharta, Meuwissen, (2007), Tentang Pengembangan Hukum, Ilmu Hukum,
Teori Hukum, dan Filsafat Hukum, Bandung: Refika Aditama, hlm. 93.
20
John Rawls, (1971), A Theory of Justice, Cambridge: Havard University Press, hlm. 60.
21
H. Salim, (2014), Penerapan Teori Hukum pada Penelitian Desertasi dan Tesis,
Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, hlm. 25.
22
keadilan atas dasar kesamaan atau proposionalitas. Keadilan
dilakukannya.22
22
Darji Darmnodiharjo dan Shidarta, (2006), Pokok-pokok Filsafat Hukum, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, hlm. 156-157.
23
Hans Kelsen, (2011), General Theory of Law and State, diterjemahan oleh Rasisul
Muttaqien, Bandung: Nusa Media, hlm. 14.
23
“Dualisme antara hukum positif dan hukum alam
menjadikan karakteristik dari hukum alam mirip dengan
dualisme metafisika tentang dunia realitas dan dunia ide
model Plato. Inti dari filsafat Plato ini adalah doktrinnya
tentang dunia ide, yang mengandung karakteristik
mendalam. Dunia dibagi menjadi dua bidang yang berbeda:
yang pertama adalah dunia kasat mata yang ditangkap
melalui indera yang disebut realitas; yang kedua dunia ide
yang tidak tampak”
kepentingan.24
b. Teori Pemidanaan
24
Ibid, hlm. 16.
24
hukum yang paling berharga bagi kehidupan masyarakat, yaitu
1) Teori Absolute
2) Teori Relatif
melakukan kejahatannya).26
25
Muladi dan Barda Nawawi Arief, (2010), Teori-teori dan Kebijakan Pidana, Bandung:
Alumni, hlm. 10.
26
Ibid, hlm 16.
25
3) Teori Gabungan
2. Kerangka Konseptual
ingin atau akan diteliti, suatu konsep bukan merupakan gejala yang akan
diteliti, akan tetapi merupakan suatu abstraksi dari gejala tersebut, gejala
27
Ibid, hlm 18.
28
Soerjono Soekanto, (2009), Penelitian Hukum Normatif (suatu tujuan singkat), Jakarta:
Raja Grafindo, hlm. 32.
29
Soerjono Soekanto, (2010), Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI-Press, hlm. 132.
26
a. Penerapan
skripsi ini yang dimaksud adalah penerapan dari sanksi pidana dalam
b. Sanksi Pidana
c. Tindak Pidana
dihukum.32
d. Senjata Api
Senjata Api adalah suatu alat yang terbuat dari logam atau fiber
30
https://kbbi.kata.web.id/?s=penerapan, Diakses pada tanggal 23 juli 2019
31
Marlina, (2011), Hukum Penintesier, Bandung: Refika Aditama, hlm. 19.
32
Tongat, (2009), Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia Dalam Perspektif
Pembaharuan, Malang: UMM Press, hlm. 105.
33
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pertahanan Republik
Indonesia tentang Pedoman Perizinan, Pengawasan, dan Pengendalian Senjata Api Standar Militer
di Luar Lingkngan Kementrian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia, Peraturan Menteri
Pertahanan Republik Indonesia No. 7 Tahun 2010, Berita Negara RI Tahunn 2010 Nomor 338.
27
e. Ilegal
Dalam kasus ini membahas tentang senjata api ilegal, dimana kata
ilegal disini dapat diartikan tidak memiliki izin kepemilikan dari pihak
F. Metode Penelitian
cara melakukan telaah terhadap kasus yang berkaitan dengan isu yang
mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Kasus ini dapat berupa kasus
putusan.35
34
https://kbbi.kata.web.id/?s=ilegal, Diakses pada tanggal 23 Juli 2019
35
Peter Mahmud Marzuki, (2008), Penelitian Hukum Edisi Revisi, Jakarta: PT Kencana,
hlm. 93.
28
penelitian yang melibatkan studi kepustakaan untuk menemukan
hukum in concreto.36
2. Sifat Penelitian
3. Jenis Data
a. Data Sekunder
36
Burhan Ashofa, (2013), Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rienka Cipta, hlm 13-14.
37
http://lp3madilindonesia.blogspot.co.id/2011/01/divinisi-penelitian-metode-dasar.html,
diakses pada tanggal 1 Februari 2019.
38
Amirudin dan Zainal Askin, (2018), Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, hlm. 30.
29
1) Bahan Hukum Primer
1945.
39
Peter Mahmud Marzuki, (2015), Penelitian Hukum Edisi Revisi, Jakarta: Prenada
Media Group, hlm. 12.
40
Ibid, hlm. 182
30
Undang-Undang Republik Indonesia Dahulu Nomor 8
Tahun 1948.
hukum..
41
Soerjono Soekanto, (2012), Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: UI Press, hlm. 52.
42
Ibid, hlm. 52.
31
Studi dokumen atau kepustakaan merupakan alat pengumpulan data
b. Undang-undang;
c. Peraturan Pemerintah;
d. Peraturan Presiden;
e. Peraturan Pemerintah;
f. Peraturan Menteri;
g. Peraturan Daerah;
h. Yurisprudensi;
i. dan lain-lain.
a. Pengolahan Data
32
suatu kesimpulan akhir yang merupakan suatu kesatuan utuh yang
dapat dipertanggungjawabkan.
b. Analisis Data
meliputi isi dan struktur hukum positif yaitu suatu kegiatan yang
45
Zainuddin Ali, (2009), Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, hlm. 107.
33
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
seiring dengan tren penggunaan istilah kata yang signifikan pada waktu
dan kondisi tertentu. Istilah pistol lebih sering digunakan oleh kalangan
untuk perang.
perbedaan yang signifikan antara text book yang satu dengan yang
senjata api itu sendiri, apakah dari sisi bentuk fisik senjata maupun
46
A. Josias Simon Runtunturambi, Atin Sri Pujiastuti, Op.cit, hlm. 1
34
seperti mesiu misalnya.47 Springwood mencoba menjelaskan pengertian
senjata ai berdasarkan cara kerja dan fungsi dari senjata api tersebut.
peluru.
Asal negara USA, panjang dan berat senjata 285 mm, dan 4,2
kg, panjang laras 152 mm, jarak tembak 25 mm, isi magasen 6
peluru (silinder).
0,9 kg, panjang laras 118 mm, jarak tembak 1080 m, isi
magasen 13 peluru.
inchi.
47
A. Josias Simon Runtunturambi, Atin Sri Pujiastuti, Loc.Cit
48
Ibid, hlm. 5
35
e. Pistol US M. 1991 A1 kal. 45 mm
101,65 gr, panjang laras 127 mm, jarak tembak 1440 m, isi
magasen 7 peluru.
senjata api. Senjata api yang boleh dimiliki untuk perorangan adalah
senjata api untuk olahraga menembak, senjata api untuk berburu dan
a. Non otomatik;
lainnya;
lainnya;
e. Senjata api berpeluru karet atau gas (IKHSA) jenis senjata api
36
atau senjata api bahu jenis shotgun kaliber 12 mm, dan untuk
senjata api (IKHSA) adalah jenis hunter 006 dan hunter 007.
Dengan dasar itu, setiap izin yang keluar untuk kepemilikan atau
utama yang harus dilalui oleh pejabat baik secara perorangan maupun
swasta untuk memiliki dan menggunakan senjata api. Pemberian izin itu
37
Izin kepemilikan senjata api yang bertujuan untuk bela diri
purnawiraman.
49
Y. Sri Pudyatmoko, (2009), Perizinan, Jakarta: Garsindo, hlm. 302.
50
Ibid, hlm. 303.
38
berupa senjata genggam Kaliber 22 sampai 32, serta senjata bahu
Tahun 2004 tentang Siapa Saja yang Boleh Memiliki Senjata Api di
Kalangan Sipil.
Dokter.
surat izin dari instansi atau kantor yang bertanggung jawab atas
39
d. Jika semuanya sudah tepenuhi maka pemakaian senjata api
hanya untuk membela diri saja. Senjata api yang diizinkan, yaitu
kepolisian:51
rohani. Selain itu juga tidak ada cacat fisik yang bisa
51
https://www.indonesia.go.id/layanan/kependudukan/ekonomi/izin-memiliki-senjata,
Diakses pada tanggal 13 September 2019.
40
Batas usia yang dibolehkan memiliki senjata api minimal 21
tidak legal, atau tidak sah menurut hukum. Kepemilikan senjata api
ilegal ini tidak hanya dilihat sebagai bentuk pelanggaran hukum, tetapi
juga sebagai suatu sarana kejahatan yang berbahaya oleh pelaku tindak
41
penembakan disejumlah tempat-tempat umum, hingga kejahatan yang
Senjata api ilegal merupakan senjata yang beredar secara tidak sah
dikalangan sipil, tidak diberi izin oleh orang-orang terlatih dan memiliki
rencananya.
52
Ibid, hlm. 23
42
a. Pertama, pencurian dari gudang senjata aparat atau
jawab aparat.
43
masyarakat. Produksi ilegal senjata api terjadi diberbagai
Tenggara.
kepentingan perorangan.
tertentu untuk memiliki senjata api secara legal. Prosedur tersebut diatur
Tahun 1948 mewajibkan setiap senjata api yang berada ditagan orang
44
bukan anggota Tentara atau Polisi harus didaftarkan olh Kepala
orang atau warga sipil yang mempunyai dan memakai senjata api harus
non organik yang dilakukan oleh masyarakat yang biasa disebut dengan
atau diberikan oleh Negara pada seseorang atau beberapa orang sebagai
53
Adami Chazawi, (2002), Pelajaran Hukum Pidana, Jakarta: Rajagrafindo Persada, hlm.
23-24.
45
merupakan suatu rangkaian peraturan tertulis maupun tidak tertulis,
dan bentuk perbuatan itu telah ditetapkan dan diatur dalam Undang-
straff menurut hukum positif dewasa ini adalah suatu penderitaan yang
karena orang tersebut telah melanggar suatu perkara hukum yang harus
Ini berarti bahwa pidana itu bukan merupakan suatu tujuan dan tidak
54
P.A.F. Lamintang, (1984), Hukum Penitensier Indonesia, Bandung: Armico, hlm. 47.
55
Ibid, hlm. 36.
46
mereka sering kali telah menyebut tujuan dari pemidanaan dengan
perkataan tujuan dari pidana, hingga ada beberapa penulis di tanah air
a. Pidana pokok:
1) Pidana mati
2) Pidana penjara
3) Pidana kurungan
4) Pidana denda
5) Pidana tutupan.
b. Pidana tambahan
56
Andi Hamzah, (2006), KUHP & KUHAP, Jakarta: PT. Rineka Cipta, hlm. 6.
47
Pidana (KUHP). Dikemukakan oleh Zainal Abidin, bahwa dari segi
a. Pidana penjara
b. Pidana tutupan
c. Pidana pengawasan
d. Pidana denda
pidana pokok dalam RKUHP 2005 yaitu pidana mati bukan lagi
57
Zainal Abidin, (2005), Pemidanaan, Pidana dan Tindakan dalam Rancangan KUHP,
Jakarta: ELSAM, hlm. 18-19.
48
menjadi pidana pokok kedua stelah pidana penjara, lain halnya dengan
juga tahap pemberian sanksi dalam hukum pidana. Kata “pidana” pada
sebagai penghukuman.
a. Teori Absolut
dikalangan masyarakat.
58
Zainal Abidin, Loc. Cit.
59
Adama Chazawi, Op.Cit, hlm 155-156.
49
b. Teori Relatif atau Teori Tujuan
yaitu:
c. Teori Gabungan
masyarakat.
50
boleh lebih berat dari pada perbuatan yang dilakukan
terpidana.
Hukum.60
kejahatan lain
lagi.
60
Bambang Waluyo, (2004), Pidana dan Pemidanaan, Jakarta:Sinar Grafika, hlm. 34.
61
Wirjono Prodjodikoro, (1980), Tindak Tindak Pidana Tertentu Di Indonesia, Jakarta:
PT Eresco, hlm. 3.
51
2) Untuk mendidik atau memperbaiki orang-orang yang
C. Putusan Hakim
Dengan adanya putusan hakim ini, diharapkan para pihak dalam perkara
hakiki, hak asasi, penguasaan hukum atau fakta, secara mapan dan faktual
masaknya yang dapat berbentuk lisan maupun tulisan. Ada juga yang
52
mengartikan putusan sama dengan vonis tetap. Rumusan-rumusan yang
kurang tepat terjadi sebagai akibat dari penerjemah ahli bahasa yang bukan
barang bukti.
kurangnya terdapat 2 (dua) alat bukti yang sah. Alat bukti sah yang
dimaksud adalah:
a. Keterangan Saksi;
b. Keterangan Ahli;
c. Surat;
d. Petunjuk;
e. Keterangan Terdakwa.
yaitu:63
62
Lilik Mulyadi, (2007), Hukum Acara Pidana Normatif, Teoritik, Praktik dan
Permasalahannya, Bandung:Alumni, hlm.202.
63
Rusli Muhammad, (2006), Potret Lembaga Pengadilan Indonesia, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, hlm. 115.
53
1. Putusan Bebas dari Segala Tuduhan Hukum
meyakinkan.
64
Ibid, hlm. 116
54
3. Putusan yang Mengandung Pemidanaan
minimal adanya 2 (dua) alat bukti dan hakim yakin akan kesalahan
terdakwa itu berdasarkan atas alat bukti yang ada dan dengan
adanya 2 (dua) alat bukti dan keyakinan hakim ini, berarti syarat
antara lain:
65
Ibid, hlm. 124-220.
55
a. Dakwaan Penuntut Umum
b. Keterangan Terdakwa
c. Keterangan Saksi
56
d. Barang Bukti
mempersiapkan;
pidana.
57
b. Akibat Perbuatan Terdakwa
58
ketentuan mengenai pedoman pemidanaan yang harus
pengadilan.
59
Digolongkan faktor agama dalam pertimbangan
meringankan terdakwa”.66
66
Ibid. hlm 144-150
60
KUHP), dan gabungan atau samenloop (Pasal 65 dan 66
KUHP).
61
BAB III
api ilegal ini penulis memilih membahas 2 (dua) putusan yang telah
1. Posisi Kasus
senjata api dan bahan peledak tanpa izin yang dilakukan oleh seorang
2017, sekira jam 14.30 Wib setelah terdakwa memarkirkan truk yang
67
Putusan Pengadilan Negeri Padang No. 853/Pid.B/2017/PN. Pdg.
62
jenis Revolver lalu terdakwa mengambil senjata api tersebut dan
tersebut berisi 1 (satu) butir amunisi atau peluru yang masih aktif
tempat tidur dalam kamar terdakwa, kemudian sekira jam 16.00 Wib
bertempat di dalam kamar rumah Jl. Gang Saiyo Ngalau RT. 05 RW. 04
memiliki senjata api terdakwa lalu ditangkap beserta barang bukti lalu
lebih lanjutnya.
permasalahan yang sama dengan kasus pertama yaitu kasus tanpa hak
68
Putusan Pengadilan Negeri Kayuagung No. 129/Pid.Sud/2016/PN. Kag.
63
menguasai senjata api dan bahan peledak tanpa izin yang dilakukan
terdakwa dan pada saat itu juga saksi melakukan pengejaran terhadap
di dalam saku celana sebelah kanan ditemukan 1 (satu) buah senjata api
64
type patahan warna silver bergagang kayu warna cokelat berisi 1 (satu)
butir peluru (amunisi) Kaliber 5,56 dan 1 (satu) buah senjata api rakitan
plastik warna hitam yang berisi 4 (empat) butir peluru (amunisi) Kaliber
9 dan 2 (dua) butir peluru (amunisi) dan ditemukan kunci “T”, senjata
seizin dari pihak yang berwenang dan tidak sesuai dengan profesinya.
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-
65
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 1 ayat (1)
Tahun 1961;
72
Putusan Pengadilan Negeri Kayuagung No. 129/Pid.Sud/2016/PN. Kag.
66
3) Barang bukti berupa:
terdiri dari:
warna cokelat.
dari :
67
4. Amar Putusan
dengan perkara ini, amar putusan dalam putusan ini adalah sebagai
berikut:73
73
Putusan Pengadilan Negeri Padang No. 853/Pid.B/2017/PN. Pdg.
68
Adapun dalam putusan Nomor 129/Pid.Sus/2016/PN. Kag
dijatuhkan;
dari:
warna cokelat;
74
Putusan Pengadilan Negeri Kayuagung No. 129/Pid.Sud/2016/PN. Kag.
69
- 1 (satu) buah senjata api rakitan jenis pistol Revolver
5. Analisis Penulis
Pdg dan tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa Retal Bin Soldi
Kag merupakan tindak pidana yang telah terbukti dan meyakinkan bagi
tindak pidana tanpa hak untuk menyimpan dan membawa senjata api
70
Bagi penulis, sudah merupakan hal yang tepat apa yang diputus
oleh majelis hakim. Dilihat dari kondisi, terdakwa dalam keadaan sehat
membawa senjata api tanpa hak dan izin dari pihak yang berwenang.
kealpaan (culpa);
pemaaf.
75
P.A.F Lamintang, Loc.Cit.
71
terdakwa bersalah melakukan tindak pidana kepemilikan senjata api
ilegal.
a. Barang siapa
orang atau subyek hukum yang melakukan tindak pidana dan dapat
mempertanggungjawabkan perbuatannya.
72
membenarkan identitasnya dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut
perbuatannya.
amunisi;
api warna hitam jenis Revolver beserta 1 (satu) buah amunisi berupa
73
(tiga) buah senjata api rakitan jenis Revolver dan 12 (dua belas)
amunisi.
terdakwa tidak dapat menunjukkan surat izin yang sah dari pihak
yang sah dari pihak yang berwenang untuk membawa dan memiliki
sangatlah berat yaitu: pidana mati dan pidana penjara seumur hidup.
Namun, pada kedua kasus diatas, sanksi pidana yang diterima kedua
74
tahun penjara untuk kasus dengan putusan Nomor 853/Pid.B/2017/PN
Pdg dan 3 (tiga) tahun penjara untuk kasus dengan putusan Nomor
129/Pid.Sus/2016/PN Kag.
sangat tidak sinkron antara aturan sanksi pidana yang terdapat dalam
dari tindak pidana ini tidak terlalu berbahaya namun, apabila tindak
pidana seperti ini tidak diawasi dan tidak diancam dengan ancaman
pidana yang berat, maka para oknum yang tidak bertanggung jawab
tidak akan merasa takut atas ancaman pidana kepemilikan senjata api
ilegal ini. Hal-hal yang tidak diinginkan bisa saja dan sangat mungkin
terjadi, jika seseorang memiliki senjata api tanpa izin dan tanpa
dirinya dan bagi orang lain, pelaku bisa saja melakukan pembunuhan,
dalam menyimpan senjata api tersebut, hal ini bisa saja menjadi senjata
75
berlaku, meskipun sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhi
pertimbangan oleh hakim, namun tetap saja tidak relevan jika kita
kepemilikan senjata api ilegal. Hal ini juga menjadi salah satu daya
aspek yuridis dan non yuridis berupa dakwaan jaksa penuntut umum,
76
Menurut Rusli Muhammad dalam bukunya yang berjudul
meringankan pidana.76 Hal ini menjadi salah satu sebab mengapa terjadi
skripsi ini.
dan secara sadar menguasai senjata api dan amunisi tersebut dan juga
melarikan diri dan tidak bersikap kondusif terhadap aparat yang akan
853/Pid.B/2017/PN Pdg.
76
Rusli Muhammad, Op. Cit, hlm. 152.
77
B. Dasar Pertimbangan Hakim Dalam Memutus Perkara Tindak Pidana
kurangnya dua alat bukti yang sah, sehingga hakim memperoleh keyakinan
a) Keterangan Saksi;
b) Keterangan Ahli;
c) Surat;
d) Petunjuk;
77
Pasal 1 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP.
78
Pasal 183 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana
79
Satjipto Rahardjo, (1998), Bunga Rampai Permasalahan Dalam Sistem Peradilan
Pidana. Jakarta: Pusat Pelayan Keadilan dan Pengabdian Hukum, hlm. 11.
78
dalam ayat 3 dikatakan ketentuan tersebut tidak berlaku apabila disertai
dengan suatu alat bukti yang sah lainnya (unus terstis nullus testis).80
diantaranya:81
ilegal sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 1 ayat (1)
80
Ibid, hlm. 11.
81
Rusli Muhammad, Loc. Cit.
82
Putusan Pengadilan Negeri Padang No. 853/Pid.B/2017/PN. Pdg.
83
Putusan Pengadilan Negeri Kayuagung No. 129/Pid.Sud/2016/PN. Kag.
79
melakukan tindak pidana kepemilikan senjata api ilegal sebagaimana
b. Keterangan Terdakwa
84
Putusan Pengadilan Negeri Padang No. 853/Pid.B/2017/PN. Pdg.
80
- Bahwa terdakwa mengetahui hal tersebut karena kira-kira
81
Dalam putusan Nomor 129/Pid.Sus/2016/PN Kag. Terdakwa
acara penyidikan;
kunci “T”;
85
Putusan Pengadilan Negeri Kayuagung No. 129/Pid.Sud/2016/PN. Kag.
82
BIN MARZUKI dan JON SUTRISNO BIN M. DAUD
dan memutar kendaraan terdakwa dan pada saat itu juga saksi
83
butir peluru (amunisi) Kaliber 9 dan 2 (dua) butir peluru
84
3) Barang bukti tersebut pada Bab I butir 3 di atas (SAB3)
meledak;
pabrik kaliber 5,56 mm. PB3 yang diuji aktif dan dapat
meledak;
c. Keterangan Saksi
85
saksi-saksi yang telah memberikan keterangan dibawah sumpah
dengan terdakwa;
tanpa ijin;
tidur terdakwa;
86
Putusan Pengadilan Negeri Padang No. 853/Pid.B/2017/PN. Pdg.
86
terdakwa dari menemukannya di semak-semak dekat rumah
terdakwa;
rumahnya bertetangga;
ijin;
tidur terdakwa;
87
terdakwa dari menemukannya di semak-semak dekat rumah
terdakwa;
ijin;
tidur terdakwa;
88
terdakwa dari menemukannya di semak-semak dekat rumah
terdakwa;
87
Putusan Pengadilan Negeri Kayuagung Nomor 129/Pid.Sus/2016/PN Kag.
89
hitam yang berisi 4 (empat) butir peluru (amunisi) Kaliber 9
90
1 (satu) buah senjata api rakitan jenis Revolver dengan
91
3) Barang bukti tersebut pada Bab I butir 3 di atas (SAB3)
meledak;
pabrik kaliber 5,56 mm. PB3 yang diuji aktif dan dapat
meledak;
92
warna cokelat berisi 5 (lima) butir peluru (amunisi) Kaliber
kunci “T”;
93
terhadap diri terdakwa di dalam saku celana sebelah kanan
94
1) Barang bukti tersebut pada Bab I butir 1 di atas (SAB1)
meledak;
pabrik kaliber 5,56 mm. PB3 yang diuji aktif dan dapat
meledak;
95
- Bahwa pada saat dilakukan pemeriksaan terhadap saksi
d. Barang-barang Bukti
terdiri dari:
warna cokelat.
88
Putusan Pengadilan Negeri Padang No. 853/Pid.B/2017/PN. Pdg.
89
Putusan Pengadilan Negeri Kayuagung Nomor 129/Pid.Sus/2016/PN Kag.
96
- Berikut 12 (dua belas) butir peluru (amunisi) yang terdiri dari :
non yuridis:90
90
Rusli Muhammad, Loc. Cit.
97
a. Latar Belakang Perbuatan Terdakwa
temannya.
dengan alasan untuk menjaga diri dari ancaman orang yang berniat
98
menimbulkan pengaruh buruk kepada masyarakat luas, yaitu dalam
akan merasakan malu yang luar biasa dan juga akan dikucilkan dari
bisa terjadi dalam tindak pidana kepemilikan senjata api ilegal ini,
dari orang lain, pikiran sedang kacau, marah, kewarasan dan lain-
lain.
99
Dalam putusan Nomor 853/Pid.B/2017/PN Pdg dan
dipastikan memiliki jiwa yang waras (tidak gila) dan juga berumur
dewasa.
lain;
bersalah;
perbuatannya;
100
4. Analisis Penulis
Republik Indonesia.
pemidanaan.
a) Subjek;
91
E. Y. Kanter dan S. R. Sianturi, (2002), Azas-Azas Hukum Pidana Di Indonesia dan
Penerapannya, Jakarta: Storia Grafika, hlm.211.
101
d) Suatu tindakan yang dilarang atau diharuskan oleh Undang-
terdakwa relatif ringan jika dilihat dari ancaman sanksi pidana yang
102
terdakwa dijatuhi hukuman yang lebih berat karena peraturan
pada tempatnya, dalam hal ini penerapan sanksi pidana tidak sesuai
menimbulkan efek jera tidak dapat tercapai. Hal ini disebabkan oleh
aspek manusiawi, dapat kita lihat dari relatif ringannya sanksi pidana
positif bagi psikis terdakwa namun akan mengurangi efek jera yang
92
Andi Hamzah, (2006), Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, hlm.
286.
93
Muladi dan Barda Nawawi Arief, (2010), Teori-teori dan Kebijakan Pidana, Bandung:
Alumni, hlm. 16.
103
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
dan amunisi; c). Unsur tanpa dilengkapi surat izin dari pihak yang
sadar menguasai senjata api dan amunisi tersebut dan juga ketika
104
129/Pid.Sus/2016/PN Kag lebih berat daripada putusan Nomor
853/Pid.B/2017/PN Pdg.
terdakwa.
B. Saran
105
seperti pertimbangan-pertimbangan oleh hakim, namun tetap saja
106
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
A. Josias Simon Runturambi, Atin Sri Pujiastuti, 2015, Senjata Api dan
Penanganan Tindak Kriminal, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia,.
Andi Hamzah, 2001, Bunga Rampai Hukum Pidana dan Acara Pidana,
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Hans Kelsen, 2011, General Theory of Law and State, diterjemahan oleh
Rasisul Muttaqien, Bandung: Nusa Media.
107
James Daniel Sitorus, 2000, Makalah: Teknologi Yang Dibutuhkan Dan
Dikuasai Dalam Angka Pengembangan Wawasan Hankamneg
Penegakan Hukum Dan Kinerja TNI-Polri Dalam Membina
Persatuan Dan Kesatuan, Jakarta.
Lilik Mulyadi, 2007, Hukum Acara Pidana Normatif, Teoritik, Praktik dan
Permasalahannya, Bandung: Alumni.
Muladi dan Barda Nawawi Arief, 2010, Teori-teori dan Kebijakan Pidana,
Bandung: Alumni.
108
-------------------------, 2009, Penelitian Hukum Normatif (suatu tujuan
singkat), Jakarta: Raja Grafindo.
B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
C. PUTUSAN PENGADILAN
109
D. WEBSITE
http://lp3madilindonesia.blogspot.co.id/2011/01/divinisi-penelitian-
metode-dasar.html.
http://id.wikipedia.org/wiki/.
https://kbbi.kata.web.id/?s=ilegal.
https://kbbi.kata.web.id/?s=penerapan.
https://kbbi.kata.web.id/senjata-api/.
https://tirto.id/bukti-pengawasan-senpi-lemah-kasus-koboi-sopir-bmw-
perampok-toko-ecwU.
https://www.indonesia.go.id/layanan/kependudukan/ekonomi/izin-
memiliki-senjata.
110