187-194
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SYIAH KUALA ISSN : 2597-6893 (online)
Mahfud
Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala
Jl. Putroe Phang No. 1, Darussalam, Banda Aceh - 23111
Abstrak - Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan penyebab terjadinya tindak pidana penyalahgunaan senjata
api dan untuk menjelaskan hambatan serta upaya penanggulangan tindak pidana penyalahgunaan senjata api.
Pengumpulan data dalam penulisan artikel ini dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan untuk memperoleh
data sekunder yang bersifat teoritis. Sedangkan penelitian lapangan dilakukan guna memperoleh data primer
melalui wawancara dengan responden. Hasil penelitian menjelaskan bahwa penyebab terjadinya tindak pidana
penyalahgunaan senjata api di Kota Lhokseumawe meliputi beberapa faktor, di antaranya seperti kesengajaan
pemilik senjata api, pengabaian hak dan kewajiban. Hasil penelitian juga menjelaskan bahwa hambatan yang
ditemukan dalam menanggulangi tindak pidana penyalahgunaan senjata api, meliputi kurangnya kerja sama
yang baik antara kepolisian dengan TNI. Upaya yang digunakan untuk menanggulangi tindak pidana berupa
upaya preventif, kuratif, represif, dan rehabilitatif. Disarankan untuk lebih menekankan upaya-upaya penegakan
hukum seperti upaya preventif, kuratif, represif, dan rehabilitatif, dan juga disarankan kepada sistem peradilan
pidana, mulai dari tingkat, penyidikan, pendakwaan, persidangan, sampai dengan tahap pembinaan untuk
melakukan penindakan yang lebih tegas dan nyata, serta disarankan untuk melakukan upaya atau tindakan yang
dapat mempermudah akses dalam menghadirkan saksi ahli seperti mengadakan berbagai pelatihan-pelatihan
khusus yang dapat menghasilkan ahli-ahli baru yang berkompeten di bidangnya dan adanya hubungan yang baik
antara Kepolisian dan TNI-AD di Kota Lhokseumawe.
Kata Kunci : Tindak Pidana, Penyalahgunaan, Senjata Api.
PENDAHULUAN
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang Senjata Api
menyebutkan bahwa barang siapa yang tanpa hak memasukkan ke Indonesia membuat,
menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai,
membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan,
mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan, atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu
senjata api, amunisi atau sesuatu bahan peledak, dihukum dengan hukuman mati atau
hukuman penjara seumur hidup atau hukuman penjara sementara setinggi-tingginya dua
puluh tahun. Berdasarkan penelitian di wilayah hukum Polresta Lhokseumawe, adanya tindak
pidana penyalahgunaan senjata api yang dilakukan oleh oknum TNI.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
yuridis empiris dengan pertimbangan titik tolak penelitian terhadap tindak pidana
penyalahgunaan senjata api, dan untuk mendapatkan bahan dan data dalam penelitian ini,
maka dilakukan melalui penelitian lapangan.
187
JIM Bidang Hukum Pidana : Vol.3, No.1 Februari 2019 188
Farras Halim, Mahfud
1
S. R. Sianturi, Asas- Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya, Alumni AHAEM-PTHAEM,
Jakarta, 1986, hal. 205.
2
Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2012, hal. 98.
3
Indrianto Seno Aji, Korupsi dan Hukum Pidana, Kantor Pengacara Oemar Seno Aji & Rekan, Jakarta,
2002, hal. 155.
4
AKBP. Syukri, Wawancara, di ruang BINOPSNAL Kepolisian Daerah Aceh, pada tanggal 7 Juni 2016,
pukul 11.15 WIB.
JIM Bidang Hukum Pidana : Vol.3, No.1 Februari 2019 189
Farras Halim, Mahfud
3. lingkungan sosial;
4. kurangnya ketaatan atau kesadaran hukum; dan
Kesengajaan atau dolus adalah bagian dari unsur kesalahan, selain kealpaan atau
culpa dalam unsur-unsur tindak pidana. Terkait tindak pidana penyalahgunaan senjata api,
adanya perbuatan “menyerahkan” dari pemilik senjata api kepada pelaku penyalahgunaan
senjata api, memberikan penafsiran bahwa perbuatan “menyerahkan” tersebut memang
merupakan kesengajaan dari pemilik senjata api.
”Schuld”, istilah dalam bahasa Belanda yang maksudnya mengacu pada istilah
“kesalahan”. Kesalahan merupakan satu dari lima unsur tindak pidana menurut konsep yang
terdapat dalam KUHP. Selain unsur kesalahan terdapat unsur-unsur tindak pidana lainnya
yang dikenal dalam konsep hukum pidana materiil, seperti adanya pelaku, perbuatan, akibat
dari perbuatan, dan sifat melawan hukum.
Apatis atau sifat acuh terhadap hukum juga menjadi faktor penyebab utama terjadinya
berbagai macam tindak pidana, seperti tindak pidana penyalahgunaan senjata api. Pemenuhan
hak dan kewajiban yang proporsional akan melahirkan suatu keseimbangan dalam kehidupan
bernegara dan bermasyarakat dalam rangka mewujudkan keadilan sebagai tujuan hukum.
Mental disorder yang sebagian besar dialami oleh penghuni lembaga pemasyarakatan,
oleh Phillipe Pinel seorang dokter Prancis dianggap sebagai manie sans delire (madness
without confusion) atau oleh dokter Inggris bernama James C. Prichard disebut sebagai
“moral incanity”, dan oleh Gina Lombroso-Ferrero disebut sebagai “irresistible atavistic
impulses”. Pada dewasa ini penyakit mental tadi disebut anti social personality atau
psychopathy sebagai suatu kepribadian yang ditandai oleh suatu ketidakmampuan belajar dari
pengalaman, kurang ramah, bersifat cuek, dan tidak pernah merasa bersalah.
Lingkungan sosial atau lingkungan tempat tinggal juga menjadi salah satu faktor
penyebab terjadinya tindak pidana penyalahgunaan senjata api kg.5 Buruknya lingkungan
sosial yang menjadi tempat tinggal untuk saling berinteraksi antar sesama, turut menambah
faktor lainnya, terkait faktor-faktor penyebab terjadinya tindak pidana penyalahgunaan
senjata api.
5
Fernando Manik, Wawancara, di ruang Administrasi Umum Polisi Daerah Militer Aceh Iskandar
Muda, pada tanggal 9 Mei 2016, pukul 15.00 WIB.
JIM Bidang Hukum Pidana : Vol.3, No.1 Februari 2019 190
Farras Halim, Mahfud
6
Ibid.
7
Ibid.
JIM Bidang Hukum Pidana : Vol.3, No.1 Februari 2019 191
Farras Halim, Mahfud
8
Ibid.
9
Dwidja Priyanto, Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara Di Indonesia, Rafika Aditama, Bandung, 2009,
hal. 22.
10
Ibid, hal. 24.
11
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah, Politik Hukum Pidana Kajian Kebijakan Kriminalisasi
dan Dekriminalisasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005, hal. 90.
12
Muladi dan Barda Nawawi, Bunga Rampai Hukum Pidana, Alumni, Bandung, 1992, hal. 12.
13
Leden Marpaung, Asas-Teori-Praktek Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hal. 105.
14
Dwidja Priyanto, Op.Cit, hal. 26.
JIM Bidang Hukum Pidana : Vol.3, No.1 Februari 2019 192
Farras Halim, Mahfud
KESIMPULAN
Faktor-faktor penyebab terjadinya tindak pidana penyalahgunaan senjata api yang
ditangani oleh Kepolisian Resort Kota Lhokseumawe meliputi beberapa faktor beberapa di
antaranya seperti, kesengajaan pemilik senjata api, pengabaian hak dan kewajiban, dan
kurangnya ketaatan atau kesadaran hukum.
Hambatan dan upaya penanggulangan tindak pidana penyalahgunaan senjata api di
Kota Lhokseumawe adalah sebagai berikut:
1) Hambatan yang ditemui dalam menanggulangi tindak pidana penyalahgunaan senjata
api, meliputi:
a) sulitnya menghadirkan ahli balistik dalam proses penyidikan;
b) kurangnya kerja sama antara kepolisian dengan TNI; dan
15
Ibid.
JIM Bidang Hukum Pidana : Vol.3, No.1 Februari 2019 193
Farras Halim, Mahfud
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Dwidja Priyanto, Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara Di Indonesia, Rafika Aditama,
Bandung, 2009.
Farras Halim, Tindak Pidana Penyalahgunaan Senjata Api (Suatu Penelitian di Pengadilan
Militer Aceh), Fakultas Hukum Unsyiah, Banda Aceh, 2016.
Indrianto Seno Aji, Korupsi dan Hukum Pidana, Kantor Pengacara Oemar Seno Aji &
Rekan, Jakarta, 2002.
Muladi dan Barda Nawawi, Bunga Rampai Hukum Pidana, Alumni, Bandung, 1992.
S. R. Sianturi, Asas- Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya, Alumni AHAEM-
PTHAEM, Jakarta, 1986.
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah, Politik Hukum Pidana Kajian Kebijakan
Kriminalisasi dan Dekriminalisasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005.
2. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Lembaran Negara Tahun
1959 Nomor 75).
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana untuk Seluruh
Wilayah Republik Indonesia (Berita Republik Indonesia II Tahun 1946 Nomor 9).
JIM Bidang Hukum Pidana : Vol.3, No.1 Februari 2019 194
Farras Halim, Mahfud
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1948 tentang Pemberian Izin Pemakaian Senjata Api
(Lembaran Negara Tahun 1948 Nomor 007).
Undang-Undang Darurat Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1951 tentang Senjata
Api (Lembaran Negara Tahun 1951 Nomor 78).
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api untuk Kepentingan Olahraga.
Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pedoman
Perizinan.