Anda di halaman 1dari 12

TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PENGUASAAN

SENJATA API SECARA ILLEGAL

Wahyu Dwie Bernady / Dadin Eka Saputra / Fathan Ansori

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)


Email: wahyu.dwiebernady@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketentuan hukum tentang


kepemelikan senjata api dan untuk mengetahui bentuk sanksi pidana terhadap
pelaku pemilik senjata api secara ilegal. Jenis penelitian dalam penulisan skripsi
ini dilakukan dengan jenis penelitian hukum normatif berupa penelitian
kepustakaan yang menggunakan 3 bahan hukum yaitu bahan hukum primer,
bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Penelitian hukum ini
menitikberatkan pada studi kepustakaan yang berarti akan lebih banyak menelaah
dan mengkaji aturan-aturan hukum yang ada dan berlaku. Hasil penelitian
menunjukan Peredaran senjata api di kalangan masyarakat sipil adalah fenomena
global. Kurang tertatanya pengawasan terhadap kepemilikan senjata api yang
dimiliki oleh masyarakat sipil merupakan salah satu penyebab timbulnya
kejahatan-kejahatan dengan penyalahgunaan senjata api di Indonesia. Pengaturan
hukum yang mengatur mengenai hal ini, mulai dari level undangundang yakni
Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 dan Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1948 tentang Pendaftaran dan Pemberian Izin Kepemilikan Senjata Api.
Selebihnya adalah peraturan yang diterbitkan oleh Kepolisian yaitu Surat
Keputusan (Skep) Kepala Kepolisian (Kapolri) Nomor 82 Tahun 2004 tentang
Pelaksanaan Pengawasan dan PengendalianSenjata Non-Organik TNI/Polri dan
Peraturan Kapolri (Perkap) No. Pol: 13/II/2006 tentang Pengawasan dan
Pengendalian Senjata Api Non Organik TNI/Polri untuk kepentingan olahraga.
Salah satu kejahatan yang meresahkan masyarakat ialah kejahatan yang
menggunakan senjata api ilegal. Kejahatan menggunakan senjata api illegal telah
banyak terjadi dan sangat mengancam ketentraman seseorang. Berbagai macam
bentuk penyalahgunaan senjata api ini terjadi ditengah-tengah kehidupan
masyarakat yang menyebabkan adanya rasa takut dan tidak nyaman dalam
aktifitas sehari-hari. Untuk menanggulangi kejahatan yang menggunakan senjata
api ini memang tidak mudah dan memerlukan banyak waktu, dan juga
membutuhkan kesadaran dari seluruh masyarakat tentang kewenangan
kepemilikan senjata api. Adapun sanksi pidana terhadap kepemilikan senjata api
illegal dalam Undang-undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 yang bersifat
pidana. Pasal 1 ayat (1) UU darurat Nomor 12 Tahun 1951 dapat dihukum dengan
hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup atau hukuman penjara
sementara setinggi-tingginya dua puluh tahun.”
Kata kunci : Tindak Pidana, Penguasaan Senjata Api, Illegal
ABSTRACT
This study aims to determine the legal provisions regarding possession of
firearms and to determine the form of criminal sanctions against perpetrators of
illegal firearms owners. The type of research in writing this thesis is carried out
with normative legal research in the form of library research using 3 legal
materials, namely primary legal materials, secondary legal materials and tertiary
legal materials. This legal research focuses on the study of literature, which means
it will study more and examine the existing and applicable legal rules. The results
of the study show that the circulation of firearms among civil society is a global
phenomenon. The lack of control over the ownership of firearms owned by civil
society is one of the causes of crimes involving the misuse of firearms in
Indonesia. The legal arrangements governing this matter, starting from the level of
the law, namely the Emergency Law Number 12 of 1951 and Law Number 8 of
1948 concerning the Registration and Granting of Firearms Possession Permits.
The rest are regulations issued by the Police, namely the Decree (Skep) of the
Chief of Police (Kapolri) Number 82 of 2004 concerning the Implementation of
Supervision and Control of TNI/Polri Non-Organic Weapons and the National
Police Chief Regulation (Perkap) No. Pol: 13/II/2006 concerning Supervision and
Control of Non-Organic Firearms TNI/Polri for sports purposes. One of the
crimes that disturbs the public is the crime of using illegal firearms. Crimes using
illegal firearms have occurred and are very threatening to a person's peace.
Various forms of abuse of firearms occur in the midst of people's lives which
cause fear and discomfort in daily activities. To tackle crimes that use firearms is
indeed not easy and requires a lot of time, and also requires awareness from the
whole community about the authority to own firearms. The criminal sanctions for
possession of illegal firearms in the Emergency Law Number 12 of 1951 are
criminal in nature. Article 1 paragraph (1) of the Emergency Law Number 12 of
1951 can be punished with a death penalty or life imprisonment or a temporary
prison sentence of a maximum of twenty years."

Keywords: Crime, Possession of Firearms, Illegal

PENDAHULUAN memungkinkan anggota masyarakat


sipil tertentu memiliki Senjata seperti
Penerapan kebijakan penguasaan
di Indonesia. Ketiga, membebaskan
senjata api oleh masyarakat sipil di
masyarakat sipil untuk memiliki
berbagai negara bervariasi : Pertama,
Senjata Api, ini digunakan di
memberikan kewenangan menguasai
Finlandia sikap pro dan kontra dalam
Senjata Api terhadap Polisi dan
penguasaan Senjata Api oleh
Tentara saja dan melarang
masyarakat sipil seringkali muncul
masyarakat sipil menguasai senjata
ketika terjadi penyalahgunaan
ini di Negara Jepang. Kedua, Masih
Senjata Api terhadap masyarakat sistimatis. Langkah-langkah yang
sipil yang menjadi korban kejahatan diambil harus jelas serta ada batasan-
dan atau kekerasan bersenjata api. batasan yang tegas guna menghindari
Banyak pihak yang mengusulkan terjadinya penafsiran yang terlalu
untuk memepersenjatai anggota luas.1
masyarakat tertentu yang karena 1. Jenis Penelitian
jabatan atau kekayaannya, Jenis penelitian yang digunakan
mempunyai resiko tinggi dalam aksi adalah penelitian hukum normatif,
kejahatan sementara piliak lain lebih yaitu penelitian yang berfokus pada
mendorong pihak Kepolisian lebih norma dan penelitian ini memerlukan
keras dalam penanganan masalah bahan hukum sebagai data utama.
kejahatan bersenjata api. 2. Sifat Penelitian
Senjata Api adalah senjata Sedangkan sifat penelitian
yang mclcpaskan satu atau lebih yang penulis pergunakan adalah
proyektil yang didorong dengan penelitian yang bersifat deskriktif
kccepatan tinggi oleh gas yang analitis dalam pengertian semua
dihasiikan oleh pembakaran sualu bahan hukum yang penulis dapatkan
propelan. Pertanggungjawaban akan digambarkan dan diuraikan
pidana diarlikan sebagai kemudian dianalisa.
diteruskannya celaan yang objektif 3. Bahan Hukum
yang ada pada perbuatan pidana a. Bahan hukum primer, yaitu
dansecara subjektif yang ada bahan hukum yang mem
memenuhi syarat untuk dapat punyai kekuatan mengikat, yaitu
dipidana karena perbuatannya itu. berupa peraturan perundang-
2
METODE PENELITIAN undangan sepertii:
Dalam melakukan suatu
penelitian ilmiah jelas harus
1
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudi, 1986,
menggunakan metode sebagai ciri
Penelitian Hukum Normatif, (Jakarta: CV.
khas keilmuan. Metode mengandung Rajawali), hal. 27
2
Bambang Sunggono, Metodologi Peneliti
makna sebagai cara mencari an Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
informasi dengan terencana dan Persada, 2003), hal. 116
1) Undang-Undang Dasar 4. Teknik Pengumpulan
Negara Republik Bahan Hukum.
Indonesia 1945; 1) Untuk menjawab
2) Kitab Undang-Undang permasalahan yang ada
Hukum Pidana; Peneliti melakukan
3) Undang-Undang Nomor 8 pengumpulan bahan
Tahun 1981 tentang hukum melalui studi
Kitab Undang-undang dokumen (studi
Hukum Acara Pidana kepustakaan) meliputi
(KUHAP). bahan hukum primer,
4) Undang-Undang Nomor 8 bahan hukum sekunder
Tahun 1948 Tentang dan bahan hukum tersier
Pendaftaran dan yakni dengan cara
Pemberian Izin melakukan inventarisasi
Kepemilikan Senjata Api dan identifikasi terhadap
b. Bahan hukum sekunder adalah sejumlah peraturan
yang memberikan penjelasan perundang-undangan,
terhadap bahan hukum primer, dokumen hukum, catatan
meliputi buku, hasil penelitian, hukum, hasil-hasil karya
pendapat hukum, dokumen- ilmiah dan bahan
dokumen lain yang ada bacaan/literatur yang
relefansinya dengan masalah berasal dari ilmu
yang diteliti. pengetahuan hukum
c. Bahan hukum tersier adalah dalam bentuk buku,
bahan hukum penunjang yang artikel, jurnal dan hasil
memberikan petunjuk dan penelitian yang ada
pengertian terhadap bahan kaitannya.
hukum primer dan sekunder, PEMBAHASAN
meliputi kamus-kamus hukum A. Pengaturan Hukum Tentang
atau kamus bahasa lain. Kepemelikan Senjata Api
Permasalahan yang timbul Pro dan kontra yang terjadi di
dalam masyarakat dengan jumlah masyarakat tentang kepemilikan
dan ragam permasalahan yang senjata api bela diri selama ini
berbeda menjadi sebuah tantangan memang bisa dimaklumi. Sebagian
tersendiri bagi aparatur penegak masyarakat menganggap, memiliki
hukum dalam menjalankan senjata api bela diri berizin resmi
kewenangannya sebagaimana tujuan hanya akan menjadikan si pemilik
undang-undang tersebut diciptakan. berlaku arogan dan sok jagoan.
Dan menjadi sebuah problematika Kekhawatiran sejumlah masyarakat
tersendiri apabila suatu permasalahan bahwa Indonesia akan menjadi
yang timbul dalam masyarakat negara cowboy juga sempat berguilr,
menjadi sangat rumit untuk karena semakin banyaknya para
diselesaikan. Salah satunya eksekutif memiliki senjata berizin
ialahmengenai permasalahan resmi.
kejahatan yang dipengaruhi oleh B. Bentuk Sanksi Pidana
peredearan senjata api di dalam Terhadap Pelaku Pemilik
masyarakat. Senjata api pada Senjata Api Secara Ilegal
dasarnya dapat dimiliki oleh Senjata api adalah alat yang
masyarakat sipil dengan melalui boleh digunakan sebagai senjata
proses yang cukup ketat. Di era yang yang ditembak pada satu atau
kian maju seperti sekarang ini, berganda proyektil yang ditujukan
senjata api seperti bukan lagi sekedar pada kelajuan tinggi oleh gas yang
alat yang hanya dimiliki kalangan dihasilkan melalui kecepatan. Pada
militer dan diperuntukkan hanya senjata api kuno, pendorong ini
untuk membunuh musuh di medan lazimnya serbuk hitam, tetapi senjata
tempur, tetapi benda ini sudah api modern menggunakan serbuk
menjadi bagian alat olah raga, alat tanpa asap, kordit, atau pendorong
membela diri, bahkan bagi sebagian lain.
kalangan benda ini sudah menjadi Kebanyakan senjata api moderen
bagian alat untuk menikmati gaya mempunyai laras berpilin untuk
hidup mereka melalui hobi berburu. memberikan putaran kepada projektil
untuk menambah kestabilan semasa pelanggaran hukum, tetapi juga
dalam penerbangan. Tindak pidana sebagai suatu sarana kejahatan yang
pembuatan senjata api ilegal dapat berbahaya oleh pelaku tindak pidana.
memberikan andil yang cukup besar Hal ini sejalan dengan meningkatnya
bagi kejahatan bersenjata maupun dan maraknya tindak kejahatan
kepemilikan senjata api secara ilegal. disekitar kita, penembakan oleh
Senjata api rakitan sebagai orang tidak dikenal, teror
produk yang dihasilkan dari tindak penembakan disejumlah tempat-
pidana ini sangat digemari karena tempat umum, hingga kejahatan yang
senjata api ini tidak terdaftar diikuti oleh ancaman bahkan
sehingga sulit terlacak, terlebih lagi pembunuhan dengan senjata api
mudah dibuat bagi mereka yang tersebut.
memang mempunyai keterampulan PENUTUP
dan keahlian khusus dibidang ini. A. Kesimpulan
Seperti yang terdapat diberbagi 1. Permasalahan yang timbul
wilayah di Indonesia terdapat dalam masyarakat dengan
beberapa home industri, diantaranya jumlah dan ragam
terdapat orang yang menyalah permasalahan yang berbeda
gunakan untuk merakit senjata api menjadi sebuah tantangan
secara ilegal. tersendiri bagi aparatur
Pembuatan senjata api ini sebenarnya penegak hukum dalam
sudah diatur dalam pasal 1 ayat (1) menjalankan
Undang-Undang Darurat No 12 kewenangannya
Tahun 1951. Kontroversi sebagaimana tujuan undang-
kepemilikan senjata api ilegal undang tersebut diciptakan.
merupakan suatu persoalan yang Dan menjadi sebuah
hangat dibicarakan. Ilegal yang problematika tersendiri
dimaksud disini ialah tidak legal, apabila suatu permasalahan
atau tidak sah menurut hukum. yang timbul dalam
Kepemilikan senjata api ilegal ini masyarakat menjadi sangat
tidak hanya dilihat sebagai bentuk rumit untuk diselesaikan.
Salah satunya ialahmengenai sipil merupakan salah satu
permasalahan kejahatan yang penyebab timbulnya
dipengaruhi oleh peredearan kejahatan-kejahatan dengan
senjata api di dalam penyalahgunaan senjata api
masyarakat. Senjata api pada di Indonesia. Pengaturan
dasarnya dapat dimiliki oleh hukum yang mengatur
masyarakat sipil dengan mengenai hal ini, mulai dari
melalui proses yang cukup level undangundang yakni
ketat. Di era yang kian maju Undang-Undang Darurat
seperti sekarang ini, senjata Nomor 12 Tahun 1951 dan
api seperti bukan lagi Undang-Undang Nomor 8
sekedar alat yang hanya Tahun 1948 tentang
dimiliki kalangan militer dan Pendaftaran dan Pemberian
diperuntukkan hanya untuk Izin Kepemilikan Senjata
membunuh musuh di medan Api. Selebihnya adalah
tempur, tetapi benda ini peraturan yang diterbitkan
sudah menjadi bagian alat oleh Kepolisian yaitu Surat
olah raga, alat membela diri, Keputusan (Skep) Kepala
bahkan bagi sebagian Kepolisian (Kapolri) Nomor
kalangan benda ini sudah 82 Tahun 2004 tentang
menjadi bagian alat untuk Pelaksanaan Pengawasan
menikmati gaya hidup dan PengendalianSenjata
mereka melalui hobi Non-Organik TNI/Polri dan
berburu. Peredaran senjata Peraturan Kapolri (Perkap)
api di kalangan masyarakat No. Pol: 13/II/2006 tentang
sipil adalah fenomena global. Pengawasan dan
Kurang tertatanya Pengendalian Senjata Api
pengawasan terhadap Non Organik TNI/Polri
kepemilikan senjata api baik untuk kepentingan olahraga.
legal maupun ilegal yang 2. Senjata api adalah alat yang
dimiliki oleh masyarakat boleh digunakan sebagai
senjata yang ditembak pada illegal telah banyak terjadi
satu atau berganda proyektil dan sangat mengancam
yang ditujukan pada kelajuan ketentraman seseorang.
tinggi oleh gas yang Berbagai macam bentuk
dihasilkan melalui penyalahgunaan senjata api
kecepatan. Pada senjata api ini terjadi ditengah-tengah
kuno, pendorong ini kehidupan masyarakat yang
lazimnya serbuk hitam, menyebabkan adanya rasa
tetapi senjata api modern takut dan tidak nyaman
menggunakan serbuk tanpa dalam aktifitas sehari-hari.
asap, kordit, atau pendorong Untuk menanggulangi
lain. Senjata api ilegal kejahatan yang
merupakan senjata yang menggunakan senjata api ini
beredar secara tidak sah memang tidak mudah dan
dikalangan sipil, tidak diberi memerlukan banyak waktu,
izin kepemilikan atau yang dan juga membutuhkan
telah habis masa berlaku kesadaran dari seluruh
izinnya banyak dimiliki oleh masyarakat tentang
orang-orang terlatih dan kewenangan kepemilikan
memiliki spesialisasi senjata api. Terdapat
dibidang kejahatan tertentu sebagian masyarakat
sehingga kemudian menganggap bahwa senjata
membutuhkan dukungan api adalah hak miliknya
senjata api dalam rangka dalam menjaga perlindungan
memuluskan rencananya. dirinya sendiri sehingga
Salah satu kejahatan yang cenderung diabaikan.
meresahkan masyarakat ialah Namun, disisi lain senjata
kejahatan yang api ini mempunyai syarat
menggunakan senjata api dan prosedur yang mengatur
ilegal. Kejahatan dalam pemilikan yang wajib
menggunakan senjata api dipenuhi. adapun sanksi
pidana terhadap kepemilikan api illegal dan kejahatan
senjata api illegal dalam penyalahgunaannya dan ini juga
Undang-undang Darurat sekaligus memberikan rasa aman
Nomor 12 Tahun 1951 yang kepada warga negara dalam
bersifat pidana. Pasal 1 ayat kehidupan social dengan tidak
(1) UU darurat Nomor 12 adanya penyalahgunaan senjata
Tahun 1951 dapat dihukum api ilegal.
dengan hukuman mati atau DAFTAR PUSTAKA
hukuman penjara seumur A. Josias Simon Runturambi, Atin
hidup atau hukuman penjara Sri Pujiastuti, 2015,
sementara setinggi-tingginya Senjata Api dan
dua puluh tahun.” Penanganan Tindak
B. Saran Kriminal, Jakarta:
1. Adanya ketentuan hukum Yayasan Pustaka Obor
kepemilikan senjata api Indonesia,.
memberikan warga negara sipil Abdussalam dan DPM Sitompul,
untuk memiliki dan 2007, Sistem Peradilan
menggunakana akan tetapi Pidana, Jakarta: Restu
kedepan harus adanya perubahan Agung.
terhadap peraturan perundang- Adami Chazawi, 2002, Pelajaran
udangan agar kepemilikan Hukum Pidana, Jakarta:
senjata api oleh warga sipil lebih Raja grafindo Persada.
diperketat untuk menghindarkan ----------------------, 2011, Pelajaran
kejahatan senjata api Hukum Pidana I, Jakarta:
dikemudian hari. Raja Grafindo Persada.
2. Tanggung jawab pidana Amirudin dan Zainal Askin, 2018,
terhadap pelaku kepmilikan Pengantar Metode
senjata api illegal kedepan harus Penelitian Hukum,
di perberat lagi ancamannya agar Jakarta: Raja Grafindo
kiranya dapat meminimalisir Persada.
kejahatan penggunaan senjata
Andi Hamzah, 2001, Bunga Rampai Lintong Oloan Siahaan, 1981,
Hukum Pidana dan Jalanya Peradilan
Acara Pidana, Jakarta: Prancis Lebih Cepat
Ghalia Indonesia. Dari Peradilan Kita,
-------------------, 2006, Hukum Acara Jakarta: Ghalia Indonesia
Pidana Indonesia, Lilik Mulyadi, 2004, Kapita Selekta
Jakarta: Sinar Grafika. Hukum Pidana
-------------------, 2006, KUHP & Kriminologi Dan
KUHAP, Jakarta: PT. Viktimologi, Jakarta:
Rineka Cipta. Djambatan
Arief Sidharta, Meuwissen, 2007, ------------------, 2007, Putusan
Tentang Pengembangan Hakim Dalam Hukum
Hukum, Ilmu Hukum, Acara Pidana (Teori,
Teori Hukum, dan Praktik, Teknik
Filsafat Hukum, Penyusunan dan
Bandung: Refika Permasalahannya),
Aditama. Bandung: PT Citra
H. R. Abdussalam, 2008, Tanggapan Aditya Bakt
Atas Rancangan Lili Rasjidi dan B. Arief Sidharta,
Undang-Undang Tentang 1989, Filsafat Hukum,
Hukum Acara Pidana, Mashab dan Refleksinya,
Jakarta: Restu Agung Bandung: Remadja
Hari Sasangka dan Lily Rosita, 2003, Karya, Bandung
Hukum Pembuktian Moch. Faisal Salam, 2001, Hukum
Dalam Perkara Pidana, Acara Pidana Dalam
Bandung: Mandar Maju Teori dan Praktek,
Leden Marpaung, 2010, Tindak Bandung: CV Mandar
Pidana Terhadap Maju
Kehormatan, Jakarta: Miriam Budiardjo, 1999, Dasar-
Sinar Grafika Dasar Ilmu Politik,
Jakarta; P.T. Gramedia Bagi Rakyat Di
Pustaka Utama Indonesia, Surabaya:
Muladi Dan Barda Namawi, 1984, Bina Ilmu
Teori-Teori Dan R. Subekti, 2001, Hukum
Kebijakan Hukum Pembuktian, Jakarta :
Pidana, Bandung: Pradnya Paramita
Alumni Romli Atmasasmita,. 2011. Sistem
M. Yahya Harahap, Pembahasan Peradilan Pidana
Permasalahan Dan Kontemporer. Jakarta:
Penerapan KUHAP, Kencana,
Penyidikan dan Roeslan Saleh, 1983, Stelsel pidana
Penuntutan, cet VII Indonesia Roeslan Sale,
Jakarta: Sinar Grafika Jakarta, Aksara Baru
M. Hamdan, 2005, Tindak Pidana R. Soesilo, 1981, Kitab Undang-
Suap & Money Politics, undang Hukum Pidana
Pustaka Bangsa Press, Serta Komentar-
Medan. komentarnya Lengkap Pasal
Moeljatno, 2007, Kitab Undang- demi Pasal, (Bogor: Politea)
Undang Hukum Pidana, R. Abdoel Djamali, 1993,
Jakarta: Bumi Aksara, “Pengantar Hukum Indonesia “,
Nico Ngani, I Nyoman Budi Jaya; Jakarta, Rajawali Press
Hasan Madani, Mengenal Romli Atmasasmita, 2010, Sistem
Hukum Acara Pidana, Peradilan Pidana
Bagian Umum Dan Kontemporer, Jakarta:
Penyidikan . Yogyakarta: Prenada Media Group
Liberty Subekti, 2001, Hukum Pembuktian,
Oemar Seno Adji, 1980, Hukum, Jakarta: Pradnya Paramitha
Hakim Pidana, Jakarta: Satjipto Rahardjo. 1983,
Erlangga Permasalahan Hukum di
Philipu M. Hadjon, 1987, Indonesia, Bandung:
Perlindungan Hukum Alumni
Soerjono Soekanto, 1980, Sosiologi Jakarta: Raja Grafindo
hukum dalam masyarakat, (Jakarta: Persada
Rajawali) Wirjono Prodjodikoro. 1982. Hukum
-----------------------. 1982. Kesadaran Acara Pidana di Indonesia. Bandung
Hukum dan Kepatuhan Hukum. : PT. Sumur,
Jakarta: Rajawali Pers Wahyu Wagiman, dkk, 2007, Naskah
Soedarto, 1981, Hukum dan Hukum Akademis dan
Pidana, Bandung: Alumni Rancangan Peraturan
--------------------, 1983, “Hukum Pemerintah Tentang
Pidana dan Perkembangan Pemberian Konpensasi
Masyarakat, Bandung. Alumni dan Restitusi serta
--------------------, 1983, “Kapita Bantuan Bagi Korban,
Selecta Hukum Pidana, Bandung : Jakarta: ICW)
Alumni, Yahya Harahap, 2002, Pembahasan
Sumartini, 1996, Pembahsan Permasalahan Dan
Perkembangan Penerapan KUHAP:
Pembangunan Hukum Penyidikan Dan
Nasional tentang Hukum Penuntutan, Jakarta:
Acara Pidana, Jakarta: Sinar Grafika, 2002
Departemen Kehakiman
Sudikno Mertokusumo, 2003,
Mengenal Hukum,
Yogyakarta: Liberty
Sri Setyawati Dan Hendroyono,
2005, Pidana Dan
Pemidanaan, Semarang:
Fakultas Hukum
UNTAG
Topo Santoso dan Eva Achjani
Zulfa. 2005, Kriminologi,

Anda mungkin juga menyukai