Anda di halaman 1dari 4

Nama : Deden Kurniawan

NIM : 8111420296
Rombel :6
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Hukum
Hari/Tanggal : Senin,28 Desember 2020
Dosen Pengampu : Ubaidillah Kamal, S. Pd., M. H.

Ujian Akhir Semester


1. A.
Sumber Hukum

Sumber Hukum Sumber Hukum


Formil Materil

Peraturan Perundang-
Traktat KUH Pidana KUH Perdata
undangan

Doktrin Yurisprudensi Sudut Ekonomi Sudut Sosiologi


(Pendapat Para Sarjana)

Sudut Pandang Sudut Sejarah


Kebiasaan Filsafat
(Custom)

Sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan aturan yang mengikat dan
memaksa, apabila aturan itu dilanggar akan menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata bagi
pelanggarnya. Sumber hukum dibagi menjadi dua, yaitu Sumber hukum formil dan sumber
hukum materiil. Sumber hukum formil adalah sumber hukum yang dilihat dari cara
terjadinya hukum positif. Sedangkan sumber hukum materiil adalah sumber hukum yang
dilihar dari segi isinya. Macam-macam sumber hukum formil antara lain Peraturan
perundang-undangan, ialah suatu peraturan negara yang mempunyai kekuatan hukum yang
mengikat dan dipelihara oleh penguasa negara; Kebiasaan (Custom, adalah perbuatan
manusia yang dilakukan berulang-ulang mengenai hal tingkah laku; Traktat, adalah
perjanjian yang dibuat antar negara yang dituangkan dalam bentuk tertentu; Yurisprudensi,
Yurisprudensi adalah keputusan hakim terdahulu yang sering diikuti dan dijadikan pedoman
atau dasar keputusan hakim lain dalam memutuskan kasus kasus yang sama; Pendapat para
sarjana atau doktrin. Macam-macam sumber hukum materil antara lain KUH Pidana,KUH
Perdata, Dari sudut ekonomi, Dari sudut sosiologi, Dari sudut pandang filsafat, dan dari
sudut sejarah.

B. Sumber hukum UU 15 tahun 2019 tentang Perubahan Atas UU 12 tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan adalah:

- Pasal 20, Pasal 21, dan Pasal 22A Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;

- Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-


undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234)

A. Subjek Hukum adalah segala sesuatu yang memiliki kewenangan hukum, penyandang
hak dan kewajiban dalam perbuatan hukum. Subjek hukum sangat terkait dengan
kecakapan secara hukum atau rechtsbekwaam, dan kewenangan dalam hukum atau
rechtsbevoegd. Sedangkan, Objek Hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi
subjek hukum (manusia dan badan hukum) serta dapat menjadi pokok atau objek suatu
hubungan hukum dan dapat dimanfaatkan oleh Subjek Hukum.
B. Ukuran dewasa seseorang menurut hukum yaitu antara lain sudah cukup umur/berusia
diatas 21 tahun atau sudah menikah, tidak ditaruh dibawah curatele (pengampuan), sehat
pikirannya, tidak pemabuk dan tidak pemboros.
C. 1) Kedudukan berkuasa (bezit)
Bezit atas benda bergeraj berlaku sebagai titel yang sempurna, namun tidak dalam
menguasai benda yang tidak bergerak
2) Penyerahan (levering)
Penyerahan benda bergerak dapat dilakukan dengan penyerahan nyata (feitelijke
levering), penyerahan nyata tersebut sekaligus penyerahan yuridis (juridische levering).
Sedangkan, penyerahan benda tidak bergerak dilakukan melalui pengumuman akta yang
bersangkutan dengan cara yaitu membukukannya dalam register.
3) Pembebanan (bezwaring)
Pembebanan terhadap benda bergerak harus dilakukan dengan gadai. Sedangkan,
pembebanan terhadap benda tidak bergerak harus dilakukan dengan hipotik.
4) Daluwarsa (verjaring)
Pada benda bergerak, tidak dikenal daluwarsa sebab menurut Pasal 1977 ayat (1) KUH
Perdata, bezit atas benda bergerak adalah sama dengan eigendom, karena itu sejak
seseorang menguasai suatu benda bergerak, pada saat itu pula ia dianggap sebagai
pemiliknya. Sedangkan, pada benda tidak bergerak dikenal daluwarsa karena
menurut Pasal 610 KUH Perdata, hak milik atas sesuatu kebendaan diperoleh karena
daluwarsa.
2.
A. Peristiwa hukum adalah sebuah peristiwa yang dilakukan oleh subjek hukum yang dapat
menggerakkan hukum atau menimbulkan akibat hukum. Sedangkan, Hubungan hukum
adalah hubungan yang diatur oleh hukum. Dan Akibat hukum adalah segala sesuatu yang
terjadi dari segala perbuatan hukum yang dilakukan oleh subyek hukum terhadap obyek
hukum.
B. - Contoh Peristiwa Hukum : Kelahiran, Kematian, Keadaan Darurat, Daluwarsa.
- Contoh Hubungan Hukum : Menjual Rumah, Perjanjian Kontrak, Perjanjian Hutang.
- Contoh Akibat Hukum : Berubah atau lenyapnya suatu keadaan hukum, dijatuhkannya
sanksi
4.
A. Penemuan Hukum yaitu proses perumusan peraturan-peraturan hukum yang berlaku
secara umum bagi setiap individu/masyarakat. Sedangkan, Penafsiran Hukum yaitu
mencari dan menetapkan pengertian atas dalil-dalil yang tercantum dalam undang-undang
sesuai dengan yang dikehendaki serta yang dimaksud oleh undang-undang. Macam
penafsiran hukum ada 10 yaitu antara lain Penafsiran Data Bahasa (gramatikal), Penafsiran
Shahih (autentik), Penafsiran Historis, Penafsiran Sistematis/dogmatis, Penafsiran
Nasional, Penafsiran Teleologis, Penafsiran Ekstensif, Penafsiran Restriktif, Penafsiran
Analogis, dan Penafsiran A-Contrario.
B. – Contoh Penemuan Hukum : Hakim membuat Undang-undang karena Undang-undang
tertinggal dari perkembangan masyarakat. Hakim sebagai penegak hukum dan keadilan
yang juga berfungsi sebagai penemu yang dapat menentukan mana yang merupakan
hukum dan mana yang bukan hukum.
- Contoh Penafsiran Hukum : Peraturan perundang-undangan melarang orang
menghentikan kendaraannya pada suatu tempat. Kata kendaraan ini bisa ditafsirkan
beragam, apakah roda dua, roda empat atau kendaraan bermesin, bagaimana dengan
sepeda dan lain-lain. Jadi harus diperjelas dengan kendaraan mana yang dimaksudkan.
- Contoh Konstruksi Hukum : Ketentuan peraturan perundang-undangan tentang
perjanjian jual-beli berlaku juga untuk perjanjian tukar-menukar seperti yang ditegaskan
oleh pasal 1546 KUH Perdata yang berbunyi “Untuk selainnya aturan tentang perjanjian
jual-beli berlaku terhadap perjanjian tukar-menukar,”Maksud dari pasal tersebut adalah
jika dua orang melakukan perjanjian jual-beli yang diatur dalam pasal 1457 sampai pasal
1540 KUH Perdata dapat dipergunakan dalam perjanjian itu.
5.
A. 1) Ketaatan yang bersifat compliance, yaitu jika seseorang menaati suatu aturan hanya
karena takut terkena sanksi.
2) Ketaatan yang bersifat identification, yaitu jika seseorang menaati suatu aturan hanya
karena takut hubungan baiknya dengan pihak lain menjadi rusak.
3) Ketaatan yang bersifat Internalization, yaitu jika seseorang benar-benar menaati suatu
aturan karena merasa bahwa aturan itu sesuai dengan nilai-nilai intrinsik yang dianutnya.
B. Analisis dalam konteks masyarakat Indonesia yaitu yang pertama seseorang menaati suatu
aturan hanya karena takut terkena sanksi, alasan ini dalam masyarakat sering dijumpai
yaitu ketika masyarakat membuat SIM karena takut terkena sanksi jika ditilang, contoh
lain yaitu ketika memilih untuk tidak mencuri karena jika ia mencuri maka akan dikenai
sanksi berupa penjara. Kedua, jika seseorang membuat perjanjian bisnis dengan orang lain
maka harus menaati peraturan yang ada, jika tidak maka perjanjian bisnis tersebut bisa saja
batal dan hubungan baik orang tersebut dengan pihak lain menjadi rusak. Ketiga, dapat
dijumpai ketika seseorang membayar pajak tepat waktu karena ia sadar membayar pajak
merupakan kewajiban bagi setiap warga negara.
C. Saya setuju dengan pendapat Cristoper Berry Gray yang menyatakan bahwa suatu
kewajiban moral serta merupakan kewajiban utama bagi warga negara yaitu untuk menaati
hukum selama menjamin suatu kepastian dan konsistensi. Namun, masyarakat juga berhak
atas pilihannya yaitu memilih untuk menaati hukum atau memilih untuk tidak terikat
menaati hukum.
6.
A. 1) Sosiologi Hukum : Sosiologi hukum merupakan ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik antara hukum dengan gejala sosial secara analitis dan empiris. sosiologi
hukum sebagai alat untuk mengubah dan mengontrol gejala sosial yang ada di masyarakat.
2) Antropologi Hukum : Antropologi hukum mempunyai persamaan dengan sosiologi
hukum, kedua ilmu ini ingin mengerti dan kemudian bisa menjelaskan fenomena hukum
dan bukannya untuk memakai peraturan-peraturan hukum yang konkret untuk
mengarahkan tingkah laku manusia. Dengan demikian, keduanya juga akan bertemu dalam
pandangan dan pendekatan bahwa hukum tidak bisa dilepaskan dari keseluruhan proses
yang lebih besar yang di dalamnya termasuk hukum
3) Sejarah Hukum : Sejarah hukum adalah salah satu bidang studi hukum yang
mempelajari perkembangan dan asal-usul sistem hukum dalam masyarakat tertentu dan
memperbandingkan antara hukum yang berbeda karena dibatasi oleh perbedaan waktu.
B. Sebagai kajian ilmu untuk mempelajari ilmu hukum seluruhnya terutama hubungan antara
ilmu hukum dengan ilmu lainnya, serta mempelajari ilmu hukum dengan hubungan dengan
masyarakat.
7.
A. Penegakan hukum adalah sebuah sistem dimana yang didalamnya terdapat anggota
pemerintah yang bertindak secara terorganisir untuk menegakkan hukum dengan cara
menemukan, menghalangi, memulihkan, atau menghukum orang-orang yang melanggar
undang-undang dan norma hukum yang mengatur masyarakat tempat anggota penegakan
hukum tersebut berada.
B. Menurut saya, jika dilihat dari faktornya hukum di Indonesia para aparat penegak hukum
sudah berusaha untuk menegakkan hukum yang berlaku di Indonesia, undang-undang
yang berlaku di Indonesia juga sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat didalam
kehidupannya, sarana dan prasarana untuk menegakkan hukum di Indonesia juga sudah
mencukupi. Namun, yang perlu ditingkatkan adalah tingkat kesadaran taat terhadap hukum
oleh masyarakat yang masih tergolong rendah.

Anda mungkin juga menyukai