Anda di halaman 1dari 8

Sumber dan Klasifikasi Penggolangan Hukum

(Materi 5 dan 6)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pengantar Ilmu Hukum (PIH)

Oleh
Arif Purnomo Aji
2006505291

Program Studi Magister Ilmu Kesehatan


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
2021
1. SUMBER HUKUM

1. Arti Sumber Hukum

Sumber hukum dipergunakan dalam beberapa arti, yaitu:

• Sebagai ASAS Hukum (hukum merupakan latar belakang dari terbentuknya suatu
hukum konkrit).

• Menunjukkan hukum terdahulu (asal usul hukum), misalnya hokum yang berasal dari
hukum Prancis, hukum Romawi.

• Sebagai sumber berlakunya, yang memberi kekuatan berlaku secara formal kepada
peraturan hukum (pengusaha, masyarakat).

• Sebagai sumber dari mana kita dapat mengenal hukum, misal dokumen, undang-undang,
lontar, batu bertulis.

• Sebagai sumber terjadinya hukum: sumber yang menimbulkan hukum

2. Kategori Sumber Hukum

Menurut ALGRA membagi menjadi:

a) Sumber Hukum Materiil, yaitu

Tempat dari mana materi hukum itu diambil. Merupakan faktor yang membantu
pembentukan hukum, misal hub sosial, politik, ekonomi, sosial, tradisi, internasional,
geografi.

b) Sumber Hukum Formil

Merupakan tempat atau sumber suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum


dimana bentuk dan cara hukum formal berlaku.

3. Ragam Sumber Hukum

Van Apeldoorn membedakan empat macam sumber hukum:

1. Sumber hukum dalam arti historis, terbagi atas:

• Sumber hukum yang merupakan tempat diketemukan.


• Sumber hukum yang merupakan tempat pembentuk undang-undang
mengambil bahannya

2. Sumber hukum dalam arti sosiologis, merupakan faktor-faktor yang menentukan


isi hukum positif.

3. Sumber hukum dalam arti filosofis, dibagi menjadi:

 Sumber isi hukum: Pandangan theocratis, pandangan hukum kodrat,


pandangan mazhab historis.

 Sumber kekuatan mengikat dari hukum.

4. Sumber hukum dalam arti formil (cara terjadinya hukum positif).

4. Asas Berlakunya Hukum

• Hukum yang khusus mengesampingkan hukum yang umum.

• Hukum yang baru mengesampingkan hukum yang lama.

• Hukum tidak bisa berlaku surut.

• Hukum berlaku pada suatu tempat dan waktu tertentu.

• Hukum yang dibawah tidak dapat mengesampingkan hukum diatasnya.

5. Hirarki Perundang-undangan Hukum Republik Indonesia.

1. Undang-undang Dasar

2. TAP MPR RI

3. Undang-undang/Perpu

4. Peraturan Pemerintah

5. Peraturan Presiden

6. Peraturan Kepala Daerah

a. Peraturan Gubernur

b. Peraturan Bupati/Walikota

c. (UU No. 10 Tahun 2004)


6. Sumber Hukum (Formil).

1. Sumber hukum formil tertulis:

• UUD 1945

• Perjanjian Internasional/Traktat

• Putusan Pengadilan/Yurisprudensi

• Perjanjian

• Doktrin

2. Sumber hukum formil tdk tertulis:

• Kebiasaan/hukum kebiasaan

• Hukum adat

7. Sumber Hukum (Materil).

• Faktor idiil adalah pedoman tetap tentang keadilan yang harus ditaati oleh pembentuk
UU/lemba-lembaga pembentuk hukum lain di dalam menjalankan tugas

• Faktor kemasyarakatan yang membentuk hukum yang berasal dari keadaan aktual di
dalam lingkungan masyarakat (struktur ekonomi, kebiasaan yang berlaku, hukum yang
berlaku tata hukum negara lain keyakinan agama dan kesusilaan

8. Kekuatan Berlakunya Undang Undang.

• Kekuatan berlaku Yuridis:

a. Das Sollen

b. Das Sein

• Kekuatan berlaku Sosiologis

a. Teori Kekuasaan/Kekuatan

b. Teori Pengakuan

• Kekuatan berlaku Filosofis

c. Sesuai dengan cita-cita hukum (rechtsdee)


B. KLASIFIKASI PENGGOLONGAN HUKUM.

1. SISTEM HUKUM

Ilmu hukum melihat hukum sebagai suatu kesatuan, suatu sistem atau structured whole. Hukum
merupakan sistem yang berarti bahwa hukum itu merupakan tatanan, kesatuan yang utuh yang
terdiri dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berkaitan satu sama lain. Jadi dapat di
simpulkan Sistem hukum adalah suatu kesatuan yang terdiri dari unsur-unsur yang mempunyai
interaksi satu sama lain dan bekerja sama untuk mencapai tujuan kesatuan tersebut. Kesatuan
tersebut diterapkan terhadap kompleks unsur-unsur yuridis seperti peraturan hukum, asas hukum
dan pengertian hukum.

Di dalam sistem hukum terdapat sub sistem hukum. Sub sistem hukum tersebut dibagi
berdasarkan suatu kriteria yang jelas. Contoh pembagian sub sistem hukum adalah: materiil-formil;
hukum publik-hukum perdata.

Keseluruhan tata hukum nasional disebut dengan Sistem Hukum Nasional atau Sistem Hukum
Indonesia. Di dalamnya terdapat sistem-sistem hukum lain seperti, sistem hukum pidana, sistem
hukum perdata dan sistem hukum adminsitrasi.

Sistem hukum merupakan sistem terbuka, artinya sistem hukum merupakan kesatuan unsur-
unsur (misal penerapan, peraturan) yang dipengaruhi oleh faktor-faktor kebudayaan, sosial,
ekonomi, sejarah dan sebagainya. Sistem hukum mempengaruhi faktor faktor di luar sistem. Paul
Scholten berpendapat bahwa “hukum merupakan sistem terbuka karena berisi peraturan-peraturan
hukum yang sifatnya tidak lengkap dan tidak mungkin lengkap”.

Menurut Lawrence M. Friedman, sistem hukum dapat dibagi ke dalam tiga komponen atau
fungsi, yaitu komponen struktural, komponen substansi dan komponen budaya hukum. Ketiga
komponen tersebut dalam suatu sistem hukum saling berhubungan dan saling tergantung.

Sistem Hukum di bagi menjadi tiga komponen, yaitu:

1. Komponen struktural bagian-bagian sistem hukum yang berfungsi dalam suatu mekanisme
kelembagaan, yaitu lembaga-lembaga pembuat undang-undang, pengadilan dan lembaga-
lembaga lain yang memiliki wewenang sebagai penegak dan penerap hukum. Hubungan
antara lembaga tersebut terdapat pada UUD 1945 dan amandemennya
2. Komponen substansi hasil nyata yang diterbitkan oleh sistem hukum. Hasil nyata ini dapat
berwujud in concerto (kaidah hukum individual) dan in abstraco (kaidah hukum umum).

3. komponen budaya hukum, Sikap-sikap publik atau para warga masyarakat beserta nilai–
nilai yang dipegangnya sangat berpengaruh terhadap pendayagunaan pengadilan sebagai
tempat menyelesaikan sengketa.

2. KLASIFIKASI HUKUM.

A. Menurut Sumbernya

Didasarkan pada kriteria klasifikasi hukum didasarkan pada hukum materiil


(substantive law) dan hukum formiil (adjective law). Hukum materiil terdiri dari
peraturan-peraturan yang memberi hak dan membebani kewajiban-kewajiban. Hukum
formiil menentukan bagaimana cara melaksanakan hukum materiil, bagaimana
mewujudkan hak dan kewajiban dalam hal ada pelanggaran hukum atau sengketa,
bagaimana hakim memeriksa dan memutuskan perkara. Berikut ini yang termasuk
kedalam hukum formil adalah:

1. Hukum Acara Pidana,

a) Hukum Acara Pidana umum: Hukum Acara Pidana Peradilan ad hoc


HAM, Hukum Acara Peradilan Anak, Hukum Acara Peradilan Tindak
Pidana Korupsi.

b) Hukum Acara Pidana Peradilan Militer.

2. Hukum Acara Perdata.

Hukum Acara Perdata umum; Hukum Acara Peradilan Niaga,


Hukum Acara Peradilan Hubungan Industrial, Hukum Acara Peradilan
Persaingan Usaha.

3. Hukum Acara Perdata Peradilan Agama, di dalamnya termasuk Hukum Acara


Peradilan Mahkamah Syariah.

4. Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, meliputi: Hukum Acara


Peradilan Perpajakan, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara Militer
(dalam peradilan militer), Hukum Acara Peradilan Mahkamah Pelayaran

5. Hukum Acara Peradilan Mahkamah Konstitusi.


B. Menurut Isi/Ketentuan yang diatur hukum

Didasarkan pada kriteria isi/ketentuanhukum, yaitu:

a. Lex generalis, hukum yang berlaku umum dan merupakan dasar.

b. Lex specialis, hukum yang berlaku khusus, ”menyimpang” dari lex generalis.

C. Menurut Ketentuan berlakunya

a. ius constitutum, yaitu hukum yang telah ditetapkan, berlaku sekarang, hukum positif

b. ius constituendum, yaitu hukum yang masih harus ditetapkan, hukum yang akan
datang atau hukum yang dicita-citakan

D. Menurut Fungsinya

Didasarkan pada kriteria fungsi maka dibedakan menjadi:

1. Hukum Imperatif, hukum memaksa = idwingend recht

2. Hukum Fakultatif, sebagai hukum yang mengatur atau hukum pelengkap =


regelend recht atau aanvullend recht

E. Menurut luas berlakunya

Didasarkan pada wilayah berlakunya hukum maka dibedakan menjadi: Hukum Nasional
dan Hukum Internasional

F. Menurut bentuknya

Didasarkan pada kriteria isi hukum, yaitu hukum substatif; bagaimana hukum tersebut
dirumuskan dan hukum ajektif; yaitu hukum yang memberikan pedoman bagaimana
menegakkannya atau mempertahankannya

G. Menurut tempat dan waktu berlakunya

Didasarkan pada kriteria tempat dan waktu berlakunya hukum, misalnya hukum nasional,
hukum adat.

Anda mungkin juga menyukai