Anda di halaman 1dari 32

• PENGANTAR ILMU HUKUM

• FAK HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH


MAGELANG

• OLEH : JOHNY KRISNAN


Pengantar Ilmu Hukum
Pertama kali digunakan oleh UGM pada tahun
1946 yang diterjemahkan dari bahsa Belanda
Yaitu in leiding tot de recht yang
diterjemahkan menjadi ensiklopedia Hukum.
Dan masih digunakan di UI (universitas
Indonesia)
Pengantar Ilmu Hukum (PIH) terdiri dari 2 kata,
yaitu : kata pengantar dan kata ilmu hukum.
A. Pengertia Pengantar
Kata pengantar berarti membawa ketempat yang
dituju. Dalam bahasa asing juga diartikan
“inleiding” (Belanda) dan “introducing” (Inggris)
yang berarti memperkenalkan dalam hal ini yang
diperkenalkan adalah ilmu hukum.
B. Pengertian ilmu hukum
a. Menurut Cross
Segala pengetahuan hukum yang mempelajari
hukum dalam segala bentuk dan manifestasinya.
b. Menurut Curzon
b. Menurut Curzon
Ilmu hukum adalah suatu ilmu pengetahuan
yang mencakup dan membicarakan segala hal
yangberhubungan dengan hukum.
c. Menurut Kamus Perpustakaan Hukum
Ilmu hukum dalam perpustakaan hukum dikenal
dengan nama”Jurisprudence’ yang berasal dari
kata “Jus”, “juris” yang artinya hukum atau hak
dan kata”prudence” berarti melihat ke depan
atau atau mempunyai keahlian sedangkan arti
umum dari jurisprudence adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari ilmu hukum.
d. Menurut Prof. Purbacaraka dan Soerjono
Soekanto.
1. Ilmu hukum mecakup ilmu tentang kaidah atau
norma yaitu ilmu yang menelaah hukum sebagai
kaidah dengan dokmatik hukum dan sistematik
hukum.
2. Ilmu tentang pengertian, ilmu tentang
pengertian-pengertian hukum seperti : subyek
hukum, peristiwa hukum dan kejadian hukum.
3. Ilmu tentang kenyataan yang menyoroti hukum
sebagaiprikelakuan dan sikap kita, mencakup
sosiologi hukum,antropologi hukum dan filosofi
hukum.
• Persamaan Dan Perbedaan Antara PHI dan PIH

• Persamaan PHI dan PIH :


• 1. PHI dan PIH sama-sama sebagai pengantar
untuk mempelajari hukum
• 2. PHI dan PIH mempunyai obyek yang sama
yaitu hukum
• 3. PHI dan PIH sama-sama merupakan mata
kuliah prasyarat dan pengantar atau sebagai
mata kuliah dasar bagi mata kuliah atau studi
lanjut tentang hukum oleh karena itu PHI dan
PIH bukan mata kuliah jurusan atau pilihan.
• Perbedaan Antara PHI dan PIH :
• Secara singkat PIH :
• 1. Mempelajari hukum secara umum
• 2. Mempelajari Asas-asas hukum
• 3. Bersifat universal (tidak terikat tempat dan
waktu).
• Sedangkan PHI:
• 1. Mempelajari hukum positip di Indonesia.
Hukum positip adalah hukum yang sedang
berlaku pada suatu tempat dan waktu tertentu.
Yang berarti bahwa PHI adalah mempelajari
hukum yang sedang berlaku di Indonesia.
• Diantaranya : Hukum Pidana, Hukum Perdata,
Hukum Tata Negara dsb.
• 2. Terikat waktu tertentu
• 3. Bersifat khusus karena hanya mempelajari
hukum positip (Ius Constitutum) di Indonesia.
• Daftar Pustaka :
• 1. A. Siti Soetami, Pengantar Tata Hukum
Indonesia.
• 2. H. Muchsin, Ikhtisar Ilmu Hukum.
• 3. Hartono Hadisoeprapto, Pengantar Tata
Hukum Indonesia.
• 4. Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu
Hukum.
• 5. Pipin Syarifin, Pengantar Ilmu Hukum.
• 6. Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum.
• Beberapa Pengertian dasar Tentang Hukum

• Ada beberapa hal yang sangat mendasar dan perlu


diketahui lebih lanjut tentang hukum, yaitu mekanisme
bekerjanya hukum itu sendiri di tengah masyarakat :
• 1. Masyarakat Hukum
• Masyarakat hukum adalah sekelompok orang yang
berdiam dalam suatu wilayah tertentudi mana di dalam
kelompok tersebut berlaku serangkaian peraturan yang
menjadi pedoman bertingkah laku bagi setiap anggota
kelompok dalam pergaulan hidup mereka. Peraturan
ini dibuat oleh kelompok itu sendiri dan berlaku bagi
mereka sendiri.
• 2. Subyek Hukum
• Yang dimaksud dengan subyek hukum adalah
suatu pendukung hak, yaitu manusia atau badan
yang menurut hukum berkuasa. Suatu subyek
hukum mempunyai kekuasaan untuk medukung
hak.
• Sebagai subyek hukum manusia mempunyai
kewenangan untuk melaksanakan kewajiban dan
menerima haknya, Dengan kata lain manusia
mempunyai kewenangan untuk melakukan
tindakan hukum, misalnya membuat perjanjian,
membuat surat wasiat, melakukan perkawinan
dsb.
• 3. Obyek Hukum
• Obyek hukum adalah segala sesuatu yang
berguna bagi subyek hukum dan dapat menjadi
pokok suatu hubungan hukum yang dilakukan
oleh para subyek hukum. Dalam bahasa hukum
obyek hukum dapat juga disebut hak atau benda
yang dapat dikuasai dan atau dimiliki subyek
hukum.

• 4. Peristiwa Hukum
• Peristiwa hukum atau kejadian hukum adalah
peristiwa kemasyarakatan yang akibatnya diatur
oleh hukum
• 5. Perbuatan Hukum
• Perbuatan hukum adalah perbuatan subyek hukum
yang akibatnya dikehendaki oleh pelaku. Segala
perbuatan manusia yang disengaja diakukan untuk
menimbulkan hak dan kewajiban. Jadi suatu perbuatan
hukum yang akibatnya tidak dikehendaki oleh sipelaku,
bukan suatu perbuatan hukum.

• 6. Hubungan Hukum
• Hubungan hukum adalah suatu hubungan diantara
subyek hukum yang diatur oleh hukum. Dalam suatu
hubungan hukum selalu terdapat hak dan kewajiban
• Catatan :
• Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik
kita dan penggunaannya tergantung pada kita
sendiri. Contoh : Hak mendapatkan
pendidikan, hak mengeluarkan pendapat, hak
melapor dsb.
• Kewajiban adalah sesuatu yang harus
dilakukan dengan penuh tanggungjawab.
Contoh : Kewajiban melaksanakan tata tertib
di kampus, wajib membayar SPP, wajib
mengikuti ujian dsb.
• 7. Akibat Hukum
• Akibat hukum adalah segala akibat yang
terjadi dari segala perbuatan hukum yang
dilakukan oleh subyek hukum terhadap obyek
hukum ataupun akibat-akibat lain yang
disebabkan karena kejadian-kejadian tertentu
yang oleh hukum yang bersangkutan sendiri
tealh ditentukan atau dianggap sebagai akibat
hukum. Atau dengan kata lain, akibat hukum
adalah akibat yang ditimbulkan oleh peristiwa
hukum
PENGGOLONGAN HUKUM

1. Penggolongan hukum menurut sumbernya


Menurut sumber formalnya, hukum dapat dibagi atas 5
(lima) yaitu :
a. Hukum Undang-Undang, yaitu hukum yang tercantum
dalam peraturan perundang-undangan
b. Hukum adat dan hukum kebiasaan, yaitu hukum yang
tercantum dalam peraturan-peraturan adat dan kebiasaan
c. Hukum yurisprudensi, yaitu hukum yang terbentuk dari
putusan pengadilan
d. Hukum traktat, yaitu hukum yang ditetapkan oleh negara
peserta perjanjian internasional
e. Hukum doktrin, yaitu hukum yang berasal dari pendapat
para ahli hukum.
2. Penggolongan hukum berdsarkan bentuknya
Menurut bentuknya hukum terbagi atas 2 (dua) :
a. Hukum tertulis, yaitu hukum yang tercantum
dalam berbagai peraturan perundang-
undangan
b. Hukum tidak tertulis, yaitu hukum yang
masih hidup dalam keyakinan dan kenyataan
dalam masyarakat, dianut dan ditaati oleh
masyarakat yang bersangkutan. Misalnya
hukum kebiasaan dan hukum adat.
Hukum tertulis terbagi lagi atas hukum tertulis
dikodifikasikan dan tidak dikodifikasikan.
Yang dimaksud kodifikasi, adalah penyusunan
atau penetapan perundang-undangan dalam
kitab-kitab secara sistematis bagi bagian-
bagian bidang hukum yang agak luas atau
pengumpulan hukum sejenis yang tersusun
secara lengkap dan sistematis dalam kitab
undang-undang.
Contoh bentuk hukum yang dikodifikasikan
adalh : KUHPidana, KUHPerdata, KHUDagang
Contoh bentuk hukum yang tidak
dikodefikasikan adalah : Peraturan
Pemerintah, Keputusan Presiden dsb
3. Penggolongan Hukum Berdasarkan Isinya
Berdasarkan isinya hukum digolongkan menjadi
2 (dua) yaitu :
a. Hukum Privat, adalah hukum yang mengatur
kepentingan pribadi, misalnya hukum
perdata, hukum dagang dsb.
b. Hukum Publik, adalah hukum yang mengatur
kepentingan umum atau kepentingan publik,
misalnya hukum tata negara, hukum pidana,
hukum acara pidana dsb
4. Penggolongan Hukum Berdasarkan Tempat
berlakunya
Mengenai tempat berlakunya hukum dapat dibagi
atas :
a. Hukum Nasional, adalah hukum yang berlaku
dalam suatu negara
b. Hukum Internasional, adalah hukum yang
mengatur hubungan hukum dalam dunia
internasional
c. Hukum Asing, yaitu hukum yang berlaku dalam
negara lain
d. Hukum Gereja, yaitu kaidah yang ditetapkan
gereja para untuk anggotanya
5. Penggolongan Hukum Berdasarkan Masa
Berlakunya
Berdasarkan masa berlakunya hukum dapat
digolongkan menjadai :
a. Hukum Positip (Ius Constitutum), yaitu hukum
yang berlaku saat ini, pada masyarakat tertentu
dan wilayah tertentu. Hukum positip bisa juga
disebut dengan tata hukum. Misalnya : hukum
idana
b. Hukum yang dicita-citakan, diharapkan, atau
direncanakan akan berlaku pada masa yang
akan datang (Ius Constituendum). Misalnya :
RUUKUHP/Konsep KUHP
6. Penggolongan Hukum Berdasarkan Cara
Merpertahankannya
Bedasrakan kriteria ini hukum dapat dibagi
menjadi :
a. Hukum Materiil, yaitu hukum yang mengatur
tentang isi hubungan antara sesama anggota
masyarakat , antara anggota masyarakat
dengan penguasa negara. Di dalam hukum
materiil ini ditetapkan mana sikap tindak
yang diharuskan, mana yang dilarang dan
mana yang dibolehkan termasuk akibat
hukum dan sanksi hukum bagi pelangganya.
Contoh dari hukum materiil misalnya ketentuan
yang ada dalm KUHP, KUHDagang dll.
b. Hukum formal, yaitu hukum yang mengatur
bagaimana cara penguasa mempertahankan,
menegakkan serta melaksanakan kaidah-
kaidah hukum materiil, dan bagaimanakah
cara menuntutnya apabila hak seseorang
dilanggar oleh orang lain. Hukum formal
disebut juga hukum acara yang meliputi
Hukum Acara Pidana (KUHAP), Hukum Acara
Perdata (HIR/RIB) dan Hukum Acara Peradilan
Tata Usaha Negara (PTUN)
7. Penggolongan Hukum Berdasarkan Sifatnya.
Yang termasuk dalam kriteria ini adalah :
a. Kaidah hukum yang memaksa, yaitu kaidah
hukum yang dalam keadaan apapun harus
ditaati dan bersifat mutlak daya ikatnya. Ini
berarti bahwa kaidah hukum yang memaksa
ini berisi ketentuan hukum yang dalam
situasi apapun tidak dapat dikesampingkan
melalui perjanjian para pihak . Contohnya
Pasal 340 KUHP.
b. Kaidah hukum yang mengatur atau
melengkapi, yaitu kaidah hukum yang dapat
dikesampingkan oleh para pihak dengan jalan
membuat ketentuan kasus dalam suatu
perjajian yang mereka adakan. Ketentuan ini
dapat kita lihat dalam Pasal 1152 KUHPerdata
(Hak gadai) “Hak gadai atas benda-benda
bergerak dan atas piutamh bahwa diletakkan
dengan membawa barang gadainya di bawah
kekuasaan si berpiutang atau pihak ketiga,
tentang siapa siapa telah disetujui oleh kedua
belah pihak”
8. Penggolongan Hukum Berdasarkan Wujudnya
Berdasarkan wujudnya hukum dibagi menjadi :
a. Hukum obyektif, yaitu kaidah hukum dalam
suatu negara yang berlaku umum dan tidak
dimaksudkan untuk mengatur perbuatan
orang tertentu saja.
b. Hukum subyektif, yaitu hukum yang timbul
dari hukum obyektif dan berlaku terhadap
seorang tertentu atau lebih. Hukum subyektif
ada juga yang menyebut sebagai hak dan ada
juga yang mengartikan sebagaai hak dan
kewajiban.
Sumber-Sumber Hukum
Batasan dan Pengertian
Yang dimaksud dengan sumber hukum adalah
tempat dimana kita dapat melihat bentuk
perwujudan hukum. Dengan kata lain sumber
hukum adalah segala sesuatu yang dapat
menimbulkan atau melahirkan hukum.
Singkatnya sumber hukum dapat pula disebut
asal mula hukum.
Macam-macam sumber Hukum
Pada hakikatnya sumber-sumber hukum dapat
dibedakan atas dua macam yaitu :
a. Sumber hukum materiil
b. Sumber hukum formil
Yang dimasud dengan sumber hukum materiil
adalah beberapa faktor yang dianggap dapat
menetukan isi hukum.
Sumber hukum materiil dapat ditinjau dari berbagai
sudut, misalnya saja dari sudut ekonomi,
sejarah, agama dsb. Misal bagi seorang ekonom
kebutuhan ekonomi masyarakat itulah yang
menyebabkan timbulnya hukum. Bagi seorang
sosiolog peristiwa yang terjadi dalam
masyarakat itulah yang menjadi sumber hukum.
Yang dimaksud sumber hukum formil adalah
sumber hukum yang ditinjau dari segi
pembentukannya. Dealam sumber hukum formil
ini terdapat rumusan berbagai aturan yang
merupakan dasar kekuatan memikatnya
peraturan agar ditaati masyarakat dan para
penegak hukum.
Sumber hukum formil dapat dibedakan menjadi
lima, yaitu :
a. Undang-undang
b. Kebiasaan dan adat
c. Traktat
d. Yurisprudensi
e. Pendapat ahli hukum
a. Undang- Undang
Undang-undang mempunyai dua pengertian, yaitu :
1. Undang-Undang dalam arti formil, adalah peraturan
yang dibuat oleh alat perundang-undangan dan isinya
mengikat umum.
2. Undang-Undang dalam arti materiil, adalah setiap
peraturan atau keputusan yang dibuat bukan oleh
badan perundang-undangan tapi isinya mengikat
umum. Misal : Peraturan Pemerintah, Perpu,
Keputusan Presiden dsb.

b. Kebiasaan
Kebiasaan adalah perbuatan manusia yang tetap
dilakukan berulang-ulang dalam hal yang sama.
c. Traktat
Traktat adalah perjajian yang diadakan antara
dua atau lebih negara. Bila traktat diadakan
diantara dua negara maka perjanjian itu
disebut bilateral sedang kalau banyak negara
disebut multilateral.
d. Yurisprudensi
Yurisprudensi adalah keputusan hakim yang
terdahulu diikuti oleh putusan hakim yang
berikutnya dalam hal kasus yang sama.
e. Pendapat ahli hukum
Pendapat ahli hukum atau sarjana hukum juga
mempunyai kekuasaan dan berpengaruh
dalam pengambilan keputusanoleh hakim

Anda mungkin juga menyukai