Penegakan Hukum
Adalah : Proses dilakukannya upaya tegaknya atau berfungsinya norma-norma
hukum secara nyata sebagai pedomanan hubungan hukum dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
2. Penagak Hukum
dalam mengambil keputusan diperlukan penilaian pribadi yang memegang
peranan.
5. Kebudayaan.
Kebudayan di indonesia mendasari hukum adat yang berlaku. Hukum
perundang-undangan harus mencerminkan nilai-nilai hukum adat tersebut.
Hukum Formal
Pidana Formal dan Perdata Formal
Hukum Publik
Contoh : HTN, HAN, Hukum Pidana, Hukum Acara, Hukum Internasional
Hukum Menurut Wujudnya :
Hukum Obyektif :
Yaitu Hukum suatu Negara yang berlaku umum dan tidak mengenai orang
atau golongan tertentu
Hukum Subyektif :
Yaitu Hukum yang timbul dari hukum obyektif dan berlaku terhadap seorang
tertentu atau lebih. Hukum subyektif disebut juga hak
Tujuan Pembelajaran :
4. Menganalisis Peran dan Fungsi Penegakan Hukum dalam Perlindungan dan
Penagakan Hukum
5. Menganalisis dinamika pelanggaran Hukum
2. Penuntut Umum
Yaitu Jaksa yang diberi wewenang oleh UU untuk bertindak sebagai Penuntut
Umum serta melaksanakan putusan pengadilan yang telah memeroleh
keputusan tatap
3. Hakim
Adalah Pejabat peradilan negara yang diberi kewenangan oleh untuk
mengadili.
Tugas Hakim
1. Dalam Bidang manajemen peradilan
2. Dalam Bidang Perdata
3. Dalam Bidang Pidana
1.Peradilan Umum
Adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung yang menjalankan
kekuasaan kehakiman bagi rakyat Pencari keadilan
2. Peradilan agama
Adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung yang menjalankan
kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama islam
mengenai perkara perdata tertentu yang diatur dalam UU
3. Peradilan Militer
Adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung yang
menlaksanakan kekuasaan kehakiman mengenai kejahatan-kejahatan yang
berkaitan tindak pidana Militer terdiri dari :
Pengadilan Militer Utama, Pengadilan Militer Tinggi, Pengadilan Militer , dan
Pengadilan Militer Pertempuran.
b. Nyata
Yaitu adanya aturan yang secara material telah ditetapkan kadar hukum
berdasarkan perbuatan yang dilanggarnya.
Contoh :
Pasal 338 KUHP, menyebutkan “ Barangsiapa sengaja
merampas nyawa orang lain karena pembunuhan,
diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas
tahun”