Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN MATERI PPKN

KELAS 9 SEMESTER 1 (BAB


2-3)
19.27

Bab 2 : Pokok Pikiran Pembukaan Undang Undang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
A. Hakikat Pokok Pikiran Pembukaan Undang Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

 Pokok Pikiran Pertama, yaitu: “Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Hal ini berarti bahwa
negara menghendaki persatuan dengan menghilangkan faham golongan, mengatasi
segala faham perseorangan. Dengan demikian Pokok Pikiran Pertama merupakan
penjelmaan Sila Ketiga Pancasila.
 Pokok Pikiran Kedua yaitu: “Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia”. Hal ini merupakan pokok pikiran keadilan sosial yang
didasarkan pada kesadaran bahwa manusia mempunyai hak dan kewajiban yang sama
untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian
Pokok Pikiran Kedua merupakan penjelamaan Sila Kelima Pancasila
 Pokok Pikiran Ketiga yaitu: “Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas
kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan”. Hal ini menunjukkan bahwa sistem
negara yang terbentuk dalam Undang-Undang Dasar haruslah berdasarkan atas
kedaulatan rakyat dan berdasar permusyawaratan/perwakilan. Pokok Pikiran Ketiga
merupakan penjelmaan Sila Keempat Pancasila;
 Pokok Pikiran Keempat yaitu: “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha
Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”. Hal ini menunjukkan
konsekuensi logis bahwa Undang-Undang Dasar harus mengandung isi yang
mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara untuk memelihara budi
pekerti kemanusiaan yang luhur, dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
B. Arti Penting Pokok Pikiran Pembukaan Undang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Penjelasan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan
bahwa
" Pokok pokok pikiran tersebut meliputi suasana kebatinan dari Undang Undang Dasar
Negara Indonesia. Pokok pokok pikiran ini mewujudkan cita cita hukum (Reichsidee)
yang menguasai hukum dasar negara, baik hukum yang tertulis (Undang Undang Dasar)
maupun hukum yang tidak tertulis. Undang Undang Dasar menciptakan pokok pokok
pikiran ini dalam pasal pasalnya".
Dalam pengertian ini maka dapat disimpulkan bahwa pokok pikiran yang terkandung
dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
adalah sumber hukum tertinggi di Indonesia.

C. Sikap Positif terhadap Pokok Pikiran Pembukaan


Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
 Pokok pikiran pertama :
a. mendahulukan kepentingan negara dan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan
b. tidak memilih-milih teman dalam bergaul
c. tidak membedakan sesorang dengan suku,ras dan agama terhadap orang lain
 Pokok pikiran kedua :
a. bahwa manusia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial
dalam kehidupan masyarakat
b. berorganisasi dalam bidang politik
c. orang tua tidak boleh lebih berpihak pada satu anak
 Pokok pikiran ketiga :
a. dalam memilih wakil rakyat saat pemilu berdasarkan hati nurani dan tanpa paksaan orang lain
b. membuat keputusan bersama melalui musyawarah mufakat
c. bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
 Pokok pikiran keempat :
a. mensejahterahkan rakyat
b. membantu masyarakat yang sedang dalam kesulitan
c. belajar yang giat agar dapat menjadi anak cerdas

Bab 3 : Kepatuhan Terhadap Hukum


A. Hakikat Hukum
1. Pengertian Hukum

Hukum adalah suatu sistem yang dibuat manusia untuk membatasi tingkah laku manusia
agar tingkah laku manusia dapat terkontrol, hukum adalah aspek terpenting dalam
pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan.
Hukum mempunyai tugas untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat.
Oleh karena itu setiap masyarakat berhak untuk mendapat pembelaan didepan hukum
sehingga dapat di artikan bahwa hukum adalah peraturan atau ketentuan-ketentuan
tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan
sangsi bagi pelanggarnya.
Di dalam hukum terdapat beberapa unsur, yaitu :
a. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat
b. Peraturan itu dibuat dan ditetapkan oleh badan badan resmi yang berwajib
c. Peraturan itu bersifat memaksa
d. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas
Suatu ketentuan hukum mempunyai tugas berikut :
a. Menjamin kepastian hukum bagi setiap orang di dalam masyarakat
b. Menjamin ketertiban, ketentraman, kedamaian, keadilan, kemakmuran, kebahagiaan
dan kebenaran
c. Menjaga jangan sampai terjadi perbuatan main hakim sendiri dalam tata pergaulan
masyarakat

2. Penggolongan Hukum
a. Berdasarkan sumbernya :
1. Hukum undang undang, yaitu hukum yang tercantum dalam peraturan perundang
undangan
2. Hukum kebiasaan, yaitu hukum yang terletak dalam peraturan peraturan kebiasaan
3. Hukum traktat, yaitu hukum yang diterapkan oleh negara negara di dalam suatu
perjanjian antar negara (traktat)
4. Hukum yurisprudensi, yaitu hukum yang terbentuk karena keputusan hakim
Keputusan hakim (yurisprudensi)

b. Berdasarkan tempat berlakunya :


1. Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku dalam wilayah suatu negara tertentu
2. Hukum internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum antar negara dalam
dunia internasional
3. Hukum asing, yaitu hukum yang berlaku dalam wilayah negara lain
4. Hukum gereja, yaitu kumpulan kumpulan norma yang ditetapkan oleh gereja untuk para
anggotanya
c. Berdasarkan bentuknya :
1. Hukum tertulis :
a. Hukum tertulis dikodifikasi, yaitu hukum yang disusun secara lengkap, sistematis,
teratur dan dibukukan sehingga tidak perlu lagi peraturan pelaksanaannya.
b. Hukum tertulis yang tidak terkodifikasi, yaitu hukum yang meskipun tertulis, tetapi
tidak disusun secara sistematis, tidak lengkap dan masih terpisah pisah sehingga masih
sering memerlukan peraturan pelaksanaan dalam penerapan.
2. Hukum tidak tertulis, yaitu hukum yang hidup dan diyakini oleh warga masyarakat
serta dipatuhi dan tidak dibentuk menurut prosedur formal tetapi lahir dan tumbuh di
kalangan masyarakat itu sendiri.

d. Berdasarkan waktu berlakunya :


1. Ius Constitutum (hukum positif), yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi suatu
masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu.
2. Ius Constituendum (hukum negatif), yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada waktu
yang akan datang.
e. Berdasarkan cara mempertahankannya :
1. Hukum material, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara anggota masyarakat
yang berlaku umum tentang hal hal yang dilarang dan dibolehkan untuk dilakukan
2. Hukum formal, yaitu hukum yang mengatur bagaimana cara mempertahankan dan
melaksanakan hukum material.
f. Berdasarkan sifatnya :
1. Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimanapun juga harus
dan mempunyai paksaan mutlak.
2. Hukum yang mengatur, yaitu hukum yang dapat dikesampingkan apabila pihak pihak
yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam suatu perjanjian.
g. Berdasarkan wujudnya :
1. Hukum objektif, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara dua orang atau lebih yang
berlaku umum.
2. Hukum subjektif, yaitu hukum yang timbul dari hukum objektif dan berlaku terhadap
seorang atau lebih.
h. Berdasarkan isinya :
1. Hukum publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan individu
(warga negara), menyangkut kepentingan umum (publik). Hukum ini terbagi
atas: a. Hukum Pidana, yaitu mengatur tentang pelanggaran dan
kejahatan, memuat larangan dan
sanksi. b.
Hukum Tata Negara, yaitu mengatur hubungan antara negara dengan bagian
bagiannya. c. Hukum Tata Usaha Negara (administratif), yaitu mengatur tugas
kewajiban pejabat
negara.
d. Hukum Internasional, yaitu mengatur hubungan antarnegara.
2. Hukum privat (sipil), yaitu hukum yang mengatur hubungan antara individu satu dengan
individu lain, termasuk negara sebagai pribadi. Hukum privat terbagi atas
: a. Hukum Perdata, yaitu hukum yang mengatur hubungan
antarindividu secara umum. b. Hukum Perniagaan (dagang), yaitu hukum yang
mengatur hubungan antarindividu dalam perdagangan.

B. Arti Penting Hukum yang Berlaku dalam Kehidupan


Bermasyarakat dan Bernegara
Arti penting hukum bagi masyarakat :
1. Memberikan kepastian hukum bagi warga negara
2. Melindungi dan mengayomi hak hak warga negara
3. Memberikan rasa keadilan bagi warga negara
4. Menciptakan ketertiban dan ketenteraman

C. Kepatuhan Terhadap Hukum dalam Kehidupan


Bermasyarakat dan Bernegara
1. Perilaku yang sesuai dengan hukum
Kepatuhan hukum mengandung arti bahwa seseorang memiliki kesadaran untuk :
 Memahami dan menggunakan peraturan perundangan yang berlaku
 Mempertahankan tertib hukum yang ada
 Menegakkan kepastian hukum
Adapun ciri ciri seseorang yang berperilaku sesuai dengan hukum yang berlaku
dapat dilihat dari perilaku yang diperbuatnya :
 Disenangi oleh masyarakat pada umumnya
 Tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain
 Tidak menyinggung perasaan orang lain
 Menciptakan keselarasan
 Mencerminkan sikap sadar hukum
 Mencerminkan kepatuhan terhadap hukum
Berikut ini contoh perilaku yang mencerminkan kepatuhan terhadap hukum yang berlaku:
a. Lingkungan keluarga
 Mematuhi perintah keluarga
 Ibadah tepat waktu
 Melaksanakan aturan yang dibuat dan disepakati keluarga
b. Lingkungan sekolah
 Memakai pakaian seragam yang telah ditentukan
 Tidak menyontek
 Tidak terlambat hadir

Tertib saat ujian

c. Lingkungan masyarakat
 Melaksanakan tugas ronda
 Ikut serta kerja bakti
 Membayar iuran warga
Kerja bakti

d. Lingkungan bangsa dan negara


 Membayar pajak
 Membuang sampah pada tempatnya
 Membayar retribusi parkir

Membayar pajak

2. Perilaku yang bertentangan dengan hukum beserta sanksinya


a. Macam macam perilaku yang bertentangan dengan hukum
Ketidakpatuhan terhadap hukum dapat oleh dua hal :
1. Pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap sebagai kebiasaan, bahkan
kebutuhan
2. Hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan
Berikut ini contoh perilaku yang bertentangan dengan hukum :
a. Lingkungan keluarga
 Mengabaikan perintah orang tua
 Bangun kesiangan
 Menonton TV sampai larut malam
b. Lingkungan sekolah
 Menyontek saat ulangan
 Terlambat hadir
 Bolos mengikuti pelajaran
c. Lingkungan masyarakat
 Melakukan perjudian
 Membuang sampah sembarangan
 Mengkonsumsi obat obat terlarang
d. Lingkungan bangsa dan negara
 Tidak mematuhi rambu rambu lalu lintas
 Merusak fasilitas negara dengan sengaja
 Tidak memiliki KTP bagi yang sudah cukup umur
b. Macam macam sanksi
Berikut sanksi terhadap norma norma yang berlaku di masyarakat :
1. Agama : Tidak langsung karena akan diperoleh setelah meninggal dunia (pahala atau
dosa)
2. Kesusilaan : Tidak tegas karena hanya diri sendiri yang merasakan (merasa bersalah,
menyesal, malu, dsb)
3. Kesopanan : TIdak tegas, tapi dapat diberikan oleh masyarakat dalam bentuk cemooh,
celaan atau pengucilan dalam pergaulan
4. Hukum : Tegas dan nyata serta mengikat dan memaksa bagi setiap orang tanpa kecu
Presentasi berjudul: "BAB 2 POKOK-POKOK PIKIRAN DALAM
PEMBUKAAN UUD 1945"— Transcript presentasi:
1 BAB 2 POKOK-POKOK PIKIRAN DALAM PEMBUKAAN UUD 1945
Pancasila And CitizenshipKelas IX Semester 5SMP International Islamic Secondary School

2 Kompetensi Inti (KI)Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnyaMenghargai dan
menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannyaMemahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mataMengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai merangkai memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandang/teori

3 Kompetensi Dasar (KD)Menghayati perilaku beriman dan bertaqwa kepada TuhanYME dan
berakhlak mulia dalam kehidupan di lingkungan pergaulan antarbangsaMenghargai hukum yang
berlaku dalam masyarakat sebagai wahana perwujudan keadilan dan kedamaianMemahami pokok-
pokok pikiran terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945Menyaji hasil telaah pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945Menyaji bentuk-bentuk partisipasi dan tanggung
jawab kewarganegaran yang mencerminkan komitmen terhadap keutuhan nasional

4 Materi pembelajaran pada Bab II sebagai berikut :


Hakekat pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
:Pokok pikiran pertamaPokok pikiran keduaPokok pikiran ketigaPokok pikiran keempatArti penting
pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945Sikap
Posistif terhadap pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945

5 ARTI PENTING PEMBUKAAN UUD 1945


Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan staatsfundamentalnorm (norma dasar negara)
bagi penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai norma dasar negara, maka di
dalamnya terdapat dasar negara Pancasila sebagai nilai-nilai yang melandasi kehidupan berbangsa
dan bernegara.Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 itu terkandung prinsip-prinsip, asas-asas
dan tujuan daripada bangsa Indonesia yang akan diwujudkan dengan jalan bernegara.Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 selain merupakan suasana kerohanian dari Undang-Undang Dasar
1945 juga merupakan pangkal sumber penjabaran normatif dari pasal-pasal dalam Batang Tubuh
Undang-Undang Dasar 1945 dan hukum positif lainnya.Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
mengandung pokok-pokok pikiran yang meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia dan pokok-pokok pikiran ini mewujudkan cita-cita hukum (rechtsidee)
yang menguasai hukum dasar negara baik hukum dasar tertulis maupun hukum dasar tidak tertulis.

6 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan norma dasar yang memberikan arah serta
dasar-dasar cita-cita hukum bagi Undang-Undang Dasar negara.Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 memiliki hakikat kedudukan hukum yang lebih tinggi daripada pasal-pasal dalam Batang
Tubuh Undang-Undang Dasar 1945.Pembukaan Undang-Undang 1945 berisi pokok-pokok
pikiran dan kaedah negara fundamental yang dengan jalan hukum tidak dapat diubah, disamping
itu berisi pernyataan kemerdekaan. Isinya yang sangat essensial ini maka Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 disepakati sebagai sumber cita moral dan cita hukum Indonesia (AW. Wijaya,
1991:62)Berdasarkan ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 yang menerima baik Memorandum
DPR-GR tanggal 9 Juni 1966 Jo. Tap No. V/MPR/1973 yang menyatakan: Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 sebagai pernyataan Kemerdekaan yang terinci yang mengandung cita-cita
luhur dari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan yang memuat Pancasila sebagai Dasar
Falsafah Negara, merupakan satu rangkaian dengan Proklamsi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

7 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai pokok kaidah negara yang fundamental
berisi:
Tujuan negara Ketentuan diadakannya Undang Undang Dasar Negara.Bentuk Negara dan Jenis
KedaulatanDasar negara

8 KEDUDUKAN PEMBUKAAN UUD1945


Pembukaan UUD 1945 sebagai pernyataan kemerdekaan yang terperinciPembukaan UUD 1945
memenuhi syarat adanya tertib hukum IndonesiaPembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah
negara yang fundamentalPembukaan UUD 1945 merupakan sumber semangat bagi UUD
1945 Pembukaan UUD 1945 Mempunyai Kedudukan Kuat dan Tetap

9 Arti Penting Pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945Dalam penjelasan UU Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan
bahwa “ Pokok-pokok pikiran tersebut meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia. Pokok-pokok pikiran ini mewujudkan cita-cita hukum (Reichsidee) yang
menguasai hukum dasar negara, baik hukum yang tertulis (Undang-Undang Dasar) maupun hukum
yang tidak tertulis. Undang-Undang Dasar menciptakan pokok-pokok pikiran ini dalam pasal-
pasalnya.” Dalam pengertian ini maka dapat disimpulkan bahwa pokok pikiran yang terkandung
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah sumber
hukum tertinggi di Indonesia.

10 Pokok pikiran pertama:


Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasar atas persatuan (pokok pikiran persatuan).Negara menurut pengertian Pembukaan
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menghendaki persatuan. Dengan
kata lain, penyelenggara negara dan setiap warga negara wajib mengutamakan kepentingan negara
di atas kepentingan golongan atau individu. Pokok pikiran ini merupakan penjabaran dari sila ketiga
Pancasila

11 Pokok pikiran kedua:Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
(pokok pikiran keadilan sosial).Pokok pikiran ini menempatkan suatu tujuan atau cita-cita yang ingin
di capai dalam Pembukaan, sehingga dapat menentukan jalan serta aturan yang harus
dilaksanakan dalam Undang-Undang Dasar untuk sampai pada tujuan tersebut dengan modal
persatuan.Ini merupakan pokok pikiran keadilan sosial yang didasarkan kepada kesadaran bahwa
manusia mempunyai hak hak dan kewajiban dalam kehidupan masyarakat. Pokok pikiran ini
merupakan penjabaran sila kelima Pancasila.

12 Pokok pikiran ketiga:Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan (pokok pikiran kedaulatan rakyat).Pokok pikiran ini mengandung
konsekuensi logis bahwa sistem negara yang terbentuk dalam Undang-Undang Dasar harus
berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan permusyawaratan/perwakilan. Aliran ini sesuai dengan sifat
masyarakat Indonesia, yang selalu mengedapankan asas musyawarah untuk mufakat dalam
menyelesaikan suatu persoalan. Ini merupakan pokok pikiran kedaulatan rakyat, yang menyatakan
bahwa kedaulatan di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.Pokok pikiran
inilah yang merupakan dasar politik negara. Pokok pikiran ini merupakan penjabaran sila keempat
Pancasila.

13 Pokok pikiran keempat:


Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab (pokok pikiran Ketuhanan).Pokok pikiran ini mengandung konsekuensi logis bahwa
Undang-Undang Dasar harus mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan penyelenggara
negara lainnya untuk memelihara budi pekerti kemanusian yang luhur. Hal ini menegaskan bahwa
pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung pengertian taqwa kepada Tuhan Yang Maha
esa, dan pokok pikiran kemanusian yang adil dan beradab mengandung pengertian menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia atau nilai kemanusian yang luhur.Pokok pikiran keempat ini
merupakan dasar moral negara yang pada hakikatnya merupakan suatu penjabaran dari sila
pertama dan sila kedua Pancasila

14 Hubungan pokok-pokok pikiran pembukaan UUD 1945 dengan pasal pasal UUD 1945:
Pokok pikiran pertama ini diciptakan dalam bentuk UUD 1945, pasal 1 ayat (1), pasal 35 dan
36Pokok pikiran kedua ini diciptakan dalam UUD 1945 pasal 27,28,29,30,31,32,33,34. Mengalami
perubahan menjadi pasal 27 dan 28 menjadi bab XA tentang Hak Asasi Manusia dengan pasal
10Pokok pikiran ketiga ini diciptakan dalam UUD 1945 pada pasal 1 ayat (2), 2,3, dan 27 kecuali
pasal 2 ayat (2) dan (3)Pokok pikiran keempat ini diciptakan dalam pasal 27 sampai dengan 34

15 Sikap positif terhadap pokok pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945
Pokok pikiran pertama. Sikap positifnya adalah ikut serta melindungi keluarga, teman, dan
masyarakat lainnya dari ancaman teroris atau ancaman lainnya yang dapat merobohkan persatuan
bangsaPokok pikiran kedua. Membantu fakir miskin, bakti sosialPokok pikiran ketiga.
Membudayakan musyawarah dalam kehidupan sekolah, keluarga, masyarakat, dan tempat
lainnyaPokok pikiran keempat. Memelihara sikap luhur dengan bersikap ramah kepada setiap
orang, gemar membantu orang lain

16 contoh sikap postif terhadap Isi Alinea dan Pokok Pikiran Pembukaaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945Memiliki pola fikir dan pola tindak
berdasar pada konsep, prinsip, dan nilai yang terkandung dalam Isi Alinea dan Pokok Pikiran
Pembukaaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.Bertekad
mempertahankan dan menjaga kelestarian Pembukaan UUD 1945.Menjadikan Isi Alinea dan Pokok
Pikiran Pembukaaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai
landasan dalam mengoperasionalisasikan demokrasi dan HAMMenjadikan Isi Alinea dan Pokok
Pikiran Pembukaaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai
landasan dalam penyusunan peraturan perundang-undangan.Menjadikan Isi Alinea dan Pokok
Pikiran Pembukaaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengoperasionalisasikan perekonomian nasionalMengembangkan pola pikir Bhinneka Tunggal Ika
yang berwujud sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan bangsa yang pluralistik.

17 ReferensiSri Tuti Cahyaningsih. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan K13 kelas IX.
ESIS. 2015

18 LATIHAN SOAL Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !


Jelaskan pokok pikiran pertama dalam Pembukaaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945!Jelaskan pokok pikiran kedua dalam Pembukaaan Pembukaaan
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945!Jelaskan pokok pikiran ketiga dalam
Pembukaaan Pembukaaan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945!Jelaskan
pokok pikiran keempat dalam Pembukaaan Pembukaaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945!Jelaskan hubungan pokok-pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan Pancasila !

Anda mungkin juga menyukai