Anda di halaman 1dari 29

Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

Memaknai Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

Memahami keberadaan derah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat dirunut
dari alinea ketiga dan keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Alinea ketiga memuat pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia. Sedangkan alinea
keempat memuat pernyataan bahwa setelah menyatakan kemerdekaan, yang pertama kali
dibentuk adalah Pemerintah Negara Indonesia yaitu Pemerintah Nasional yang bertanggung
jawab mengatur dan mengurus bangsa Indonesia. Lebih lanjut dinyatakan bahwa tugas
Pemerintah Negara Indonesia adalah melindungi seluruh bangsa dan tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut memelihara
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Selanjutnya Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan
bahwa Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis
sebagai Negara kesatuan adalah dibentuknya pemerintah Negara Indonesia sebagai pemerintah
nasional untuk pertama kalinya dan kemudian pemerintah nasional tersebutlah yang kemudian
membentuk Daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Kemudian pada Pasal 18
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ditegaskan tentang keberadaan
daerah dam Pemerintahan Daerah.

Silahkan kamu buku UUD 1945 pasal 18 ! Intisari dari pasal-pasal tersebut adalah sebagai berikut:

Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang [Pasal 18 (1)]

Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan [Pasal 18 (2)] anggota DPRD dipilih melalui pemilu[Pasal 18 (3)]

Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala daerah provinsi, kabupaten dan kota
dipilih secara demokratis (UUD NRI 1945 pasal 18 ayat (4).

Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara
demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (UU RI No.32/2004
pasal 56 ayat (5).

Berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi
dan tugas pembantuan [Pasal 18 (6)]

Berdasarkan isi pasal 18 di atas dapat kita sarikan sebagai berikut.

Adanya pembagian daerah otonom yang bersifat berjenjang (Provinsi dan Kabupaten/ kota;

Daerah otonom mengatur dan mengurus urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan;
Secara eksplisit tidak disinggung mengenai asas dekonsentrasi;

Pemerintah daerah otonom memiliki DPRD yang anggota-anggotanya dipilih secara demokratis;

Kepala daerah dipilih secara demokratis;

Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh
undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.

Pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada Daerah diarahkan untuk mempercepat


terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan
peran serta masyarakat. Di samping itu melalui otonomi luas, dalam lingkungan strategis
globalisasi, Daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip
demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan
keanekaragaman Daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemberian otonomi yang seluas-seluasnya kepada Daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip negara
kesatuan. Dalam negara kesatuan kedaulatan hanya ada pada pemerintahan negara atau
pemerintahan nasional dan tidak ada kedaulatan pada Daerah. Oleh karena itu, seluas apa pun
otonomi yang diberikan kepada Daerah, tanggung jawab akhir penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah akan tetap ada ditangan Pemerintah Pusat. Untuk itu Pemerintahan Daerah pada
negara kesatuan merupakan satu kesatuan dengan Pemerintahan Nasional. Sejalan dengan itu,
kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan oleh Daerah merupakan bagian integral dari kebijakan
nasional. Pembedanya adalah terletak pada bagaimana memanfaatkan kearifan, potensi, inovasi,
daya saing, dan kreativitas Daerah untuk mencapai tujuan nasional tersebut di tingkat lokal yang
pada gilirannya akan mendukung pencapaian tujuan nasional secara keseluruhan.

Daerah sebagai satu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai otonomi berwenang
mengatur dan mengurus Daerahnya sesuai aspirasi dan kepentingan masyarakatnya sepanjang
tidak bertentangan dengan tatanan hukum nasional dan kepentingan umum. Dalam rangka
memberikan ruang yang lebih luas kepada Daerah untuk mengatur dan mengurus kehidupan
warganya maka Pemerintah Pusat dalam membentuk kebijakan harus memperhatikan kearifan
lokal dan sebaliknya Daerah ketika membentuk kebijakan Daerah baik dalam bentuk Perda
maupun kebijakan lainnya hendaknya juga memperhatikan kepentingan nasional. Dengan
demikian akan tercipta keseimbangan antara kepentingan nasional yang sinergis dan tetap
memperhatikan kondisi, kekhasan, dan kearifan lokal dalam penyelenggaraan pemerintahan
secara keseluruhan.

Pada hakikatnya Otonomi Daerah diberikan kepada rakyat sebagai satu kesatuan masyarakat hukum
yang diberi kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan yang
diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah dan dalam pelaksanaannya dilakukan oleh kepala
daerah dan DPRD dengan dibantu oleh Perangkat Daerah. Urusan Pemerintahan yang
diserahkan ke Daerah berasal dari kekuasaan pemerintahan yang ada ditangan Presiden.
Konsekuensi dari negara kesatuan adalah tanggung jawab akhir pemerintahan ada ditangan
Presiden. Agar pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang diserahkan ke Daerah berjalan sesuai
dengan kebijakan nasional maka Presiden berkewajiban untuk melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan dibantu oleh menteri negara dan setiap
menteri bertanggung atas Urusan Pemerintahan tertentu dalam pemerintahan. Sebagian Urusan
Pemerintahan yang menjadi tanggung jawab menteri tersebut yang sesungguhnya diotonomikan
ke Daerah. Konsekuensi menteri sebagai pembantu Presiden adalah kewajiban menteri atas nama
Presiden untuk melakukan pembinaan dan pengawasan agar penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah berjalan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Agar tercipta sinergi
antara Pemerintah Pusat dan Daerah, kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian
berkewajiban membuat norma, standar, prosedur, dan kriteria (NSPK) untuk dijadikan pedoman
bagi Daerah dalam menyelenggarakan Urusan Pemerintahan yang diserahkan ke Daerah dan
menjadi pedoman bagi kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian untuk melakukan
pembinaan dan pengawasan. Presiden melimpahkan kewenangan kepada Menteri sebagai
koordinator pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh kementerian/lembaga pemerintah
nonkementerian terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Kementerian/lembaga
pemerintah nonkementerian melakukan pembinaan dan pengawasan yang bersifat teknis,
sedangkan Kementerian melaksanakan pembinaan dan pengawasan yang bersifat umum.
Mekanisme tersebut diharapkan mampu menciptakan harmonisasi antar kementerian/lembaga
pemerintah nonkementerian dalam melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah secara keseluruhan.

Terkait otonomi daerah pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang No 23 Tahun 2014 jo


UUNo 2 Tahun 2015 dan UU No. 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam UU tersebut
dinyatakan otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia, sedangkan Pemerintahan Daerah adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat
daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Berkaitan dengan pemerintah daerah ada beberapa konsep yang perlu kita ketahui diantaranya:

1) Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan


pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2) Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah


daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.

3) Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan


Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
otonom

4) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah lembaga
perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Daerah. Di daerah ada 2 jenis DPRD yakni DPRD Kabupaten/Kota dan DPRD provinsi. DPRD
kabupaten/kota mempunyai tugas dan wewenang: a) membentuk Perda Kabupaten/Kota
bersama bupati/wali kota; b) membahas dan memberikan persetujuan rancangan Perda
mengenai APBD kabupaten/kota yang diajukan oleh bupati/wali kota; c) melaksanakan
pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan APBD kabupaten/kota; d) memilih bupati/wali kota;
e) mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian bupati/wali kota kepada Menteri melalui
gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk mendapatkan pengesahan pengangkatan dan
pemberhentian. f) memberikan pendapat dan pertimbangan kepada Pemerintah Daerah
kabupaten/kota terhadap rencana perjanjian international di Daerah; g) memberikan persetujuan
terhadap rencana kerja sama internasional yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
kabupaten/kota; h) meminta laporan keterangan pertanggungjawaban bupati/wali kota dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kabupaten/kota;

5) Sedangkan DPRD provinsi mempunyai tugas dan wewenang: a) membentuk Perda Provinsi
bersama gubernur; b) membahas dan memberikan persetujuan Rancangan; Perda Provinsi
tentang APBD Provinsi yang diajukan oleh gubernur; c) melaksanakan pengawasan terhadap
pelaksanaan Perda Provinsi dan APBD provinsi; d) memilih gubernur; e) mengusulkan
pengangkatan dan pemberhentian gubernur kepada Presiden melalui Menteri untuk
mendapatkan pengesahan pengangkatan dan pemberhentian; f) memberikan pendapat dan
pertimbangan kepada Pemerintah Daerah provinsi terhadap rencana perjanjian internasional di
Daerah provinsi; g) memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional yang
dilakukan oleh Pemerintah Daerah provinsi; h) meminta laporan keterangan
pertanggungjawaban gubernur dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah provinsi; i)
memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama dengan Daerah lain atau dengan pihak
ketiga yang membebani masyarakat dan Daerah provinsi; dan j) melaksanakan tugas dan
wewenang lain yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

6) Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan


Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan penyelenggara
Pemerintahan Daerah untuk melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan
masyarakat.
7) Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam
sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

8) Asas Otonomi adalah prinsip dasar penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berdasarkan


Otonomi Daerah.

9) Desentralisasi adalah penyerahan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada


daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi.

10) Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi


kewenangan Pemerintah Pusat kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat, kepada
instansi vertikal di wilayah tertentu, dan/atau kepada gubernur dan bupati/wali kota sebagai
penanggung jawab urusan pemerintahan umum.

11) Instansi Vertikal adalah perangkat kementerian dan/atau lembaga pemerintah


nonkementerian yang mengurus Urusan Pemerintahan yang tidak diserahkan kepada daerah
otonom dalam wilayah tertentu dalam rangka Dekonsentrasi.

12) Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat kepada daerah otonom untuk
melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat atau
dari Pemerintah Daerah provinsi kepada Daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah provinsi.

13) Daerah Otonom yang selanjutnya disebut Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus Urusan Pemerintahan
dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

14) Wilayah Administratif adalah wilayah kerja perangkat Pemerintah Pusat termasuk
gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk menyelenggarakan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Pemerintah Pusat di Daerah dan wilayah kerja gubernur dan bupati/wali kota
dalam melaksanakan urusan pemerintahan umum di Daerah.

15) Urusan Pemerintahan Wajib adalah Urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh
semua Daerah.
16) Urusan Pemerintahan Pilihan adalah Urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh
Daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki Daerah.

17) Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara.

18) Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu Pelayanan Dasar
yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara
minimal.

19) Forum Koordinasi Pimpinan di Daerah yang selanjutnya disebut Forkopimda adalah forum
yang digunakan untuk membahas penyelenggaraan urusan pemerintahan umum.

20) Daerah Provinsi yang Berciri Kepulauan adalah Daerah provinsi yang memiliki karakteristik
secara geografis dengan wilayah lautan lebih luas dari daratan yang di dalamnya terdapat
pulau-pulau yang membentuk gugusan pulau sehingga menjadi satu kesatuan geografis dan
sosial budaya.

21) Pembentukan Daerah adalah penetapan status Daerah pada wilayah tertentu.

22) Daerah Persiapan adalah bagian dari satu atau lebih Daerah yang bersanding yang
dipersiapkan untuk dibentuk menjadi Daerah baru.

23) Cakupan Wilayah adalah Daerah kabupaten/kota yang akan menjadi Cakupan Wilayah
Daerah provinsi atau kecamatan yang akan menjadi Cakupan Wilayah Daerah kabupaten/kota.

24) Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala daerah dan DPRD dalam
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

25) Kecamatan atau yang disebut dengan nama lain adalah bagian wilayah dari Daerah
kabupaten/kota yang dipimpin oleh camat.

26) Peraturan Daerah yang selanjutnya disebut Perda atau yang disebut dengan nama lain adalah
Perda Provinsi dan Perda Kabupaten/Kota.

27) Peraturan Kepala Daerah yang selanjutnya disebut Perkada adalah peraturan gubernur dan
peraturan bupati/wali kota.
28) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat RPJPD adalah
dokumen perencanaan Daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun.

29) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah
dokumen perencanaan Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.

30) Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut Rencana Kerja
Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan Daerah untuk
periode 1 (satu) tahun.

31) Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah adalah suatu sistem pembagian
keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan, dan bertanggung jawab.

32) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN adalah rencana
keuangan tahunan Pemerintah Pusat yang ditetapkan dengan undang-undang.

33) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana
keuangan tahunan Daerah yang ditetapkan dengan Perda.

34) Kebijakan Umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah dokumen yang memuat
kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk
periode 1 (satu) tahun.

35) Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang selanjutnya disingkat PPAS adalah program
prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada Perangkat Daerah untuk
setiap program sebagai acuan dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran satuan kerja
Perangkat Daerah.

36) Pendapatan Daerah adalah semua hak Daerah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.

37) Belanja Daerah adalah semua kewajiban Daerah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.
38) Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran
yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-
tahun anggaran berikutnya.

39) Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan Daerah menerima sejumlah
uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak lain sehingga Daerah tersebut
dibebani kewajiban untuk membayar kembali.

40) Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau
berasal dari perolehan lainnya yang sah.

41) Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkat BUMD adalah badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Daerah.

42) Partisipasi Masyarakat adalah peran serta warga masyarakat untuk menyalurkan aspirasi,
pemikiran, dan kepentingannya dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

43) Kawasan Khusus adalah bagian wilayah dalam Daerah provinsi dan/atau Daerah
kabupaten/kota yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat untuk menyelenggarakan fungsi
pemerintahan yang bersifat khusus bagi kepentingan nasional yang diatur dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan.

44) Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut
Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus Urusan Pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

45) Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri.

46) Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam


negeri.

47) Aparat Pengawas Internal Pemerintah adalah inspektorat jenderal kementerian, unit
pengawasan lembaga pemerintah nonkementerian, inspektorat provinsi, dan inspektorat
kabupaten/kota.
48) Dana Alokasi Umum yang selanjutnya disingkat DAU adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-
Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.

49) Dana Alokasi Khusus yang selanjutnya disingkat DAK adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu
mendanai kegiatan khusus yang merupakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah.

50) Dana Bagi Hasil yang selanjutnya disingkat DBH adalah dana yang bersumber dari
pendapatan tertentu APBN yang dialokasikan kepada Daerah penghasil berdasarkan angka
persentase tertentu dengan tujuan mengurangi ketimpangan kemampuan keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah.

Karakteristik Daerah Tempat Tinggalnya Sebagai Bagian Utuh Dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia

Apakah Kamu ingin tahu karakteristik daerah tempat tinggalmu. Berikut admin berikan link
karakteristik masing-masing propinsi di Indonesia.

Provinsi Nanggro Aceh Darussalam yang beribukota di Kota Banda Aceh.


https://id.wikipedia.org/wiki/Aceh

Provinsi Sumatera Utara yang beribukota di Kota


Medanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Utara

Provinsi Sumatera Barat yang beribukota di Kota


Padanghttps://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Barat

Provinsi Riau yang beribukota di Kota Pekan Baruhttps://id.wikipedia.org/wiki/Riau

Provinsi Kepulauan Riau yang beribukota di Kota Tanjung Pinang


https://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Riau

Provinsi Jambi yang beribukota di Kota Jambihttps://id.wikipedia.org/wiki/Jambi

Provinsi Sumatera Selatan yang beribukota di Kota


Palembanghttps://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Selatan

Provinsi Bangka Belitung yang beribukota di Kota Pangkal


Pinanghttps://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Bangka_Belitung

Provinsi Bengkulu yang beribukota di Kota Bengkuluhttps://id.wikipedia.org/wiki/Bengkulu

Provinsi Lampung yang beribukota di Kota Bandar Lampunghttps://id.wikipedia.org/wiki/Lampung

Provinsi DKI Jakarta yang beribukota di Kota


Jakartahttps://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Khusus_Ibukota_Jakarta
Provinsi Jawa Barat yang beribukota di Kota Bandunghttps://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Barat

Provinsi Banten yang beribukota di Kota Seranghttps://id.wikipedia.org/wiki/Banten

Provinsi Jawa Tengah yang beribukota di Kota Semaranghttps://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengah

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang beribukota di Kota


Yogyakartahttps://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Istimewa_Yogyakarta

Provinsi Jawa Timur yang beribukota di Kota Surabayahttps://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timur

Provinsi Bali yang beribukota di Kota Denpasarhttps://id.wikipedia.org/wiki/Bali

Provinsi Nusa Tenggara Barat yang beribukota di Kota Mataram


https://id.wikipedia.org/wiki/Nusa_Tenggara_Barat

Provinsi Nusa Tenggara Timur yang beribukota di Kota


Kupanghttps://id.wikipedia.org/wiki/Nusa_Tenggara_Timur

Provinsi Kalimantan Barat yang beribukota di Kota


Pontianakhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Barat

Provinsi Kalimantan Tengah yang beribukota di Kota Palangkaraya


https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Tengah

Provinsi Kalimantan Selatan yang beribukota di Kota Banjarmasin


https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Selatan

Provinsi Kalimantan Timur yang beribukota di Kota


Samarindahttps://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Timur

Provinsi Kalimantan Utara yang beribukota di Kota Tanjung Selor


https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Utara

Provinsi Sulawesi Utara yang beribukota di Kota


Manadohttps://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Utara

Provinsi Sulawesi Barat yang beribukota di Kota


Mamujuhttps://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Barat

Provinsi Sulawesi Tengah yang beribukota di Kota


Paluhttps://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Tengah

Provinsi Sulawesi Tenggara yang beribukota di Kota


Kendarihttps://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Tenggara

Provinsi Sulawesi Selatan yang beribukota di Kota


Makassarhttps://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Selatan

Provinsi Gorontalo yang beribukota di Kota Gorontalohttps://id.wikipedia.org/wiki/Gorontalo

Provinsi Maluku yang beribukota di Kota Ambonhttps://id.wikipedia.org/wiki/Maluku

Provinsi Maluku Utara yang beribukota di Kota Ternatehttps://id.wikipedia.org/wiki/Maluku_Utara

Provinsi Papua Barat yang beribukota di Kota Kota


Manokwarihttps://id.wikipedia.org/wiki/Papua_Barat
Provinsi Papua yang beribukota di Kota Jayapurahttps://id.wikipedia.org/wiki/Papua

Lebih spesifik Kamu bisa mencari karakteristik daerah kabupaten tempat tinggalmu dengan cara
masukan alamat website https://id.wikipedia.org/wiki/NamaDaerah, dengan terlebih dahulu
mengganti Nama Daearah dengan nama kabupaten yang akan kamu cari seperti contoh
berikuthttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Pandeglang. Semoga berhasil.

Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

1 Peran Daerah dalam Perjuangan Kemerdekaan

Kondisi kemiskinan, penderitaan dan keterbelakangan bangsa Indonesia akibat penjajahan telah
mendorong dan melahirkan putra-putri daerah dari Sabang sampai Merauke untuk
memperjuangkan dan mengembalikan kemerdekaan melalui pemberontakan terhadap pemerintah
kolonial. Untuk mengabadikan semangat perjuangan putra-putri bangsa, pemerintah telah
menetapkan para pejuang sebagai pahlawan bangsa seperti Sultan Iskandar Muda, Tjut Nyak Dien
(Aceh), Si Singa Mangaraja (Batak- Sumatra Utara), Imam Bonjol (Minangkabau-Sumatra Barat),
Sultan Ageng Tirtayasa (Banten), Sultan Agung (Jawa Tengah), Untung Suropati (Jawa Timur), Jalantik
(Bali), Anak Agung Gede (lombok), Pangeran Antasari (Kalimantan), Sultan Hasanudin (Makasar
Sulawesi Selatan), Pattimura (Ambon- Maluku) dan sebagainya.

Perjuangan dan pemberontakan putra-putri daerah untuk mengusir penjajah di atas mengalami
kegagalan, namun semangatnya tidak pernah padam seperti maksud peribahasa “Patah tumbuh
hilang berganti ; Mati satu tumbuh seribu”. Ditilik dari sisi ketahanan nasional, kegagalan perjuangan
tersebut disebabkan oleh kombinasi dari faktor-faktor berikut :

Pemerintah kolonial menerapkan politik pemecah-belahan terhadap rakyat (devide et impera)

Perjuangan dan pemberontakan bersifat kedaerahan atau lokal sehingga mudah dipatahkan oleh
pemerintah kolonial

Para pejuang kalah dalam sistem persenjataan baik sistem senjata tehnologi/fisik (SISTEK) maupun
sistem senjata sosial/psikologi (SISSOS).

Pemerintah kolonial melakukan tipu muslihat (politicking ; politik curang) melalui janji-janji
perundingan tetapi justru digunakan untuk menjerat dan menangkap para pejuang

Kegagalan perjuangan putra-putri daerah tersebut telah mengilhami adanya pemikiran baru dalam
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui jalur nonfisik yang dipelopori oleh Budi Utomo
pada tanggal 20 Mei 1908. Ide dasar Budi Utomo adalah memajukan bangsa dan menumbuhkan
semangat nasionalisme melalui jalur pendidikan sehingga bangsa Indonesia mampu mengurus
negara yang merdeka dengan kekuatan sendiri. Gagasan Budi Utomo selanjutnya menggugah dan
mendorong lahirnya berbagai organisasi politik seperti Sarikat Islam, NU, Muhammadiyah, PNI,
Parkindo dan sebagainya. Perjuangan baru/nonfisik yang dirintis Budi Utomo tersebut selanjutnya
dikenang dan diabadikan sebagai Angkatan 08 Atau Angkatan Perintis, yang setiap tahun diperingati
sebagai hari Kebangkitan Nasional.

Berdirinya organisasi sosial politik pasca Budi Utomo meskipun azasnya berbeda-beda, namun
seluruhnya memiliki tujuan dan tekad yang sama yaitu mencapai kemerdekaan Indonesia.
Perwujudan rasa persatuan dan kesatuan sebangsa setanah air mencapai puncaknya pada Kongres
Pemuda yang menghasilkan Ikrar Pemuda atau Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Kongres Pemuda yang merupakan upaya mempersatukan pemuda dari berbagai daerah
menghasilkan keputusan penting bagi kelanjutan perjuangan dan berdirinya NKRI sebagaimana yang
dinikmati bangsa Indonesia sekarang ini. Keputusan dikenal dengan Sumpah Pemuda yang berisi
pernyataan : Kami Putra-Putri Indonesia, mengaku :

Bertumpah darah yang satu tanah (air) Indonesia

Berbangsa satu bangsa Indonesia

Menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia

Pada saat itu pula, untuk pertama kali dikumandangkan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya ciptaan
W.R. Supratman, yang selanjutnya ditetapkan sebagai Lagu Kebangsaan Indonesia

Kongres Pemuda 28/10/’28 dalam hukum dan ketata negaraan Indonesia mempunyai kedudukan
yang sangat penting dan sebagai tonggak perjuangan strategis dalam mewujudkan Integrasi Nasional
sehingga Sumpah Pemuda memiliki kekuatan yang mengikat bagi segenap komponen bangsa untuk
mempertahankan dan mengamankannya selama mungkin. Jika dicermati secara teliti dan hati-hati,
maka inti Kongres Pemuda adalah tuntutan Indonesia merdeka, berparlemen dan berpemrintahan
sendiri. Untuk mengenang sumpah pemuda tersebut maka tonggak sejarah tersebut dinamakan
Angkatan Penegas Atau Angkatan 28.

Kedatangan Jepang pada tahun 1942, yang pada awalnya dianggap sebagai saudara tua dan juru
selamat, ternyata yang terjadi justru sebaliknya. Pemerintah dan tentara Jepang bertindak kejam,
bengis dan keji terhadap rakyat Indonesia. Sekali lagi bangsa Indonesia dimatangkan oleh sejarah, di
mana penjajahan selalu menyebabkan kehidupan bangsa menjadi tertindas, menderita, sengsara,
miskin, melarat, terbelakang dan dinistakan. Belajar dari pengalaman dijajah Belanda dan Jepang
tersebut maka semangat dan tekad bangsa Indonesia semakin mengkristal sehingga pemberontakan
terjadi di berbagai daerah, seperti pemberontakan PETA di Tasikmalaya dan Blitar. Kedatangan
Jepang semakin memantapkan nasionalitas dan nasionalisme bangsa, serta perjuangan fisik dan
nonfisik untuk menyiapkan berbagai perangkat menuju Indonesia merdeka. Dengan berakhirnya
perang dunia II, Jepang mengalami kekalahan besar dan takluk kepada sekutu sehingga Indonesia
mengalami kevakuman pemerintahan. Kondisi ini segera dimanfaatkan oleh Ir Soekarno (Bung
Karno) dan Drs. Muhammad Hatta (Bung Hatta), untuk memproklamasikan kenerdekaan pada
tanggal 17 Agustus 1945.
TUGAS PROYEK!

BERZIARAHLAH KE MAKAM PAHLAWAN YANG ADA DI DAERAH KAMU? KEMUDIAN BUAT SEJARAH
SINGKAT SALAH SATU PAHLAWAN DAERAH YANG ADA DI DAERAHMU

Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia Saat Ini

Masih ingat Kamu akan unsure-unsur negara yag menjadi syarat berdiri suatu Negara? Menurut
Konvensi Montevideo tahun 1933 yang diselenggarakan oleh negara-negara Pan-Amerika di Kota
Montevideo, bahwa suatu negara harus mempunyai unsur-unsur : a) penduduk yang tetap, b)
wilayah/daearah tertentu, c) pemerintah, dan d) kemampuan mengadakan hubungan dengan
negara lain. Sedangkan Oppenheim-Lauterpacht berpandangan bahwa unsur-unsur pembentuk
(unsur konstitutif ) negara adalah a) harus ada rakyat, b) harus daerah (wilayah), dan c) pemerintah
yang berdaulat. Selain unsur tersebut ada unsur lain yaitu adanya pengakuan oleh negara lain
sebagai unsur deklaratif .

Terbentuknya suatu negara akan didahului oleh terbentuknya suatu daerah. Oleh karena itu,
terdapat suatu keterkaitan yang erat antara Negara dan Daerah. Berdasarkan hal tersebut, maka
kedudukan daerah adalah sebagai cikal bakal bagi terbentuknya Negara sekaligus sebagai satuan
territorial dan satuan pemerintahan yang terbawah, termasuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Kenyataan yang terjadi adalah, pengaturan dalam Konstitusi hanya membagi NKRI yang
terbagi atas daerah provinsi dan kabupaten/kota, sedangkan didalam pemerintahan kabupaten/kota
terdapat pemerintahan desa. Hal tersebut membuat kedudukan desa dalam NKRI menjadi tidak
jelas.

Bukti bahwa kedudukan daerah adalah sebagai cikal bakal bagi terbentuknya Negara adalah ketika
PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945 yang menetapkan pembagian wilayah pemerintaan Republik
Indonesia di daerah dalam susunan teritorial yang terdiri dari Provinsi, Keresidenan, Kotapraja
(Swapraja), dan Kota (Gemeente) sebagai berikut: 1) Daerah Republik Indonesia dibagi atas 8
(delapan) Provinsi, yaitu; Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku, dan Sunda Kecil; 2) Provinsi dibagi kedalam Keresidenan-keresidenan; 3) Kedudukan Kooti
dan Kota diteruskan sesuai keadaan saat itu. Adapun pembagian wilayah Negara Republik Indonesia
saat berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 yakni 1) Propinsi; 2) Kabupaten/Kota
(administrative), 3) Kecamatan dan 4) Desa.

Kemajuan daerah berpengaruh postif bagi kemajuan bangsa. Itulah sebabnya melalui Undang
Undang Pemerintah Daerah, negara menerapkan asas desentralisasi dan otonomi kepada daerah.
Pemberian desentralisasi dan otonomi kepada daerah, memungkinkan setiap daerah untuk
berkembangnya keberagaman daerah sesuai dengan potensi, budaya dan kekayaan yang
dimiliki daerah masing-masing yang berdampak bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat yang
ditandai dengan peningkatan indeks pembangunan manusia dan peningkatan kesehatan,
pendidikan dan pendapatan masyarakat.

Agar pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah ini berhasil dengan baik, selanjutnya Litvack &
Seddon (dalam Wasistono 2002:19) diperlukan adanya lima kondisi, yaitu:

Kerangka kerja desentralisasi harus memperlihatkan kaitan antara pembiayaan lokal dan
kewenangan fiskal dengan fungsi dan tanggungjawab pemberian pelayanan oleh Pemerintah
Daerah.

Masyarakat setempat diberi informasi mengenai kemungkinan-kemungkinan biaya pelayanan serta


sumber-sumbernya, dengan harapan keputusan yang diambil oleh Pemerintah Daerah menjadi lebih
bermakna.

Masyarakat memerlukan mekanisme yang jelas untuk menyampaikan pandangannya sebagai upaya
mendorong partisipasinya

Harus ada sistem akuntabilitas yang berbasis publik dan informasi yang tranparan yang
memungkinkan masyarakat memonitor kinerja Pemerintah Daerah

Harus didesain instrumen desentralisasi seperti kerangka kerja institusional, struktur tanggungjawab
pemberian pelayanan dan sistem fiskal antara pemerintah.
Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

Peran Daerah dalam Perjuangan Kemerdekaan

Kondisi kemiskinan, penderitaan dan keterbelakangan bangsa Indonesia akibat penjajahan telah
mendorong dan melahirkan putra-putri daerah dari Sabang sampai Merauke untuk
memperjuangkan dan mengembalikan kemerdekaan melalui pemberontakan terhadap pemerintah
kolonial. Untuk mengabadikan semangat perjuangan putra-putri bangsa, pemerintah telah
menetapkan para pejuang sebagai pahlawan bangsa seperti Sultan Iskandar Muda, Tjut Nyak Dien
(Aceh), Si Singa Mangaraja (Batak- Sumatra Utara), Imam Bonjol (Minangkabau-Sumatra Barat),
Sultan Ageng Tirtayasa (Banten), Sultan Agung (Jawa Tengah), Untung Suropati (Jawa Timur), Jalantik
(Bali), Anak Agung Gede (lombok), Pangeran Antasari (Kalimantan), Sultan Hasanudin (Makasar
Sulawesi Selatan), Pattimura (Ambon- Maluku) dan sebagainya.

Perjuangan dan pemberontakan putra-putri daerah untuk mengusir penjajah di atas mengalami
kegagalan, namun semangatnya tidak pernah padam seperti maksud peribahasa “Patah tumbuh
hilang berganti ; Mati satu tumbuh seribu”. Ditilik dari sisi ketahanan nasional, kegagalan perjuangan
tersebut disebabkan oleh kombinasi dari faktor-faktor berikut :

Pemerintah kolonial menerapkan politik pemecah-belahan terhadap rakyat (devide et impera)

Perjuangan dan pemberontakan bersifat kedaerahan atau lokal sehingga mudah dipatahkan oleh
pemerintah kolonial

Para pejuang kalah dalam sistem persenjataan baik sistem senjata tehnologi/fisik (SISTEK) maupun
sistem senjata sosial/psikologi (SISSOS).

Pemerintah kolonial melakukan tipu muslihat (politicking ; politik curang) melalui janji-janji
perundingan tetapi justru digunakan untuk menjerat dan menangkap para pejuang

Kegagalan perjuangan putra-putri daerah tersebut telah mengilhami adanya pemikiran baru dalam
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui jalur nonfisik yang dipelopori oleh Budi Utomo
pada tanggal 20 Mei 1908. Ide dasar Budi Utomo adalah memajukan bangsa dan menumbuhkan
semangat nasionalisme melalui jalur pendidikan sehingga bangsa Indonesia mampu mengurus
negara yang merdeka dengan kekuatan sendiri. Gagasan Budi Utomo selanjutnya menggugah dan
mendorong lahirnya berbagai organisasi politik seperti Sarikat Islam, NU, Muhammadiyah, PNI,
Parkindo dan sebagainya. Perjuangan baru/nonfisik yang dirintis Budi Utomo tersebut selanjutnya
dikenang dan diabadikan sebagai Angkatan 08 Atau Angkatan Perintis, yang setiap tahun diperingati
sebagai hari Kebangkitan Nasional.
Berdirinya organisasi sosial politik pasca Budi Utomo meskipun azasnya berbeda-beda, namun
seluruhnya memiliki tujuan dan tekad yang sama yaitu mencapai kemerdekaan Indonesia.
Perwujudan rasa persatuan dan kesatuan sebangsa setanah air mencapai puncaknya pada Kongres
Pemuda yang menghasilkan Ikrar Pemuda atau Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Kongres Pemuda yang merupakan upaya mempersatukan pemuda dari berbagai daerah
menghasilkan keputusan penting bagi kelanjutan perjuangan dan berdirinya NKRI sebagaimana yang
dinikmati bangsa Indonesia sekarang ini. Keputusan dikenal dengan Sumpah Pemuda yang berisi
pernyataan : Kami Putra-Putri Indonesia, mengaku :

Bertumpah darah yang satu tanah (air) Indonesia

Berbangsa satu bangsa Indonesia

Menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia

Pada saat itu pula, untuk pertama kali dikumandangkan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya ciptaan
W.R. Supratman, yang selanjutnya ditetapkan sebagai Lagu Kebangsaan Indonesia

Kongres Pemuda 28/10/’28 dalam hukum dan ketata negaraan Indonesia mempunyai kedudukan
yang sangat penting dan sebagai tonggak perjuangan strategis dalam mewujudkan Integrasi Nasional
sehingga Sumpah Pemuda memiliki kekuatan yang mengikat bagi segenap komponen bangsa untuk
mempertahankan dan mengamankannya selama mungkin. Jika dicermati secara teliti dan hati-hati,
maka inti Kongres Pemuda adalah tuntutan Indonesia merdeka, berparlemen dan berpemrintahan
sendiri. Untuk mengenang sumpah pemuda tersebut maka tonggak sejarah tersebut dinamakan
Angkatan Penegas Atau Angkatan 28.

Kedatangan Jepang pada tahun 1942, yang pada awalnya dianggap sebagai saudara tua dan juru
selamat, ternyata yang terjadi justru sebaliknya. Pemerintah dan tentara Jepang bertindak kejam,
bengis dan keji terhadap rakyat Indonesia. Sekali lagi bangsa Indonesia dimatangkan oleh sejarah, di
mana penjajahan selalu menyebabkan kehidupan bangsa menjadi tertindas, menderita, sengsara,
miskin, melarat, terbelakang dan dinistakan. Belajar dari pengalaman dijajah Belanda dan Jepang
tersebut maka semangat dan tekad bangsa Indonesia semakin mengkristal sehingga pemberontakan
terjadi di berbagai daerah, seperti pemberontakan PETA di Tasikmalaya dan Blitar. Kedatangan
Jepang semakin memantapkan nasionalitas dan nasionalisme bangsa, serta perjuangan fisik dan
nonfisik untuk menyiapkan berbagai perangkat menuju Indonesia merdeka. Dengan berakhirnya
perang dunia II, Jepang mengalami kekalahan besar dan takluk kepada sekutu sehingga Indonesia
mengalami kevakuman pemerintahan. Kondisi ini segera dimanfaatkan oleh Ir Soekarno (Bung
Karno) dan Drs. Muhammad Hatta (Bung Hatta), untuk memproklamasikan kenerdekaan pada
tanggal 17 Agustus 1945.
Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia Saat Ini

Masih ingat Kamu akan unsure-unsur negara yag menjadi syarat berdiri suatu Negara? Menurut
Konvensi Montevideo tahun 1933 yang diselenggarakan oleh negara-negara Pan-Amerika di Kota
Montevideo, bahwa suatu negara harus mempunyai unsur-unsur : a) penduduk yang tetap, b)
wilayah/daearah tertentu, c) pemerintah, dan d) kemampuan mengadakan hubungan dengan
negara lain. Sedangkan Oppenheim-Lauterpacht berpandangan bahwa unsur-unsur pembentuk
(unsur konstitutif ) negara adalah a) harus ada rakyat, b) harus daerah (wilayah), dan c) pemerintah
yang berdaulat. Selain unsur tersebut ada unsur lain yaitu adanya pengakuan oleh negara lain
sebagai unsur deklaratif .

Terbentuknya suatu negara akan didahului oleh terbentuknya suatu daerah. Oleh karena itu,
terdapat suatu keterkaitan yang erat antara Negara dan Daerah. Berdasarkan hal tersebut, maka
kedudukan daerah adalah sebagai cikal bakal bagi terbentuknya Negara sekaligus sebagai satuan
territorial dan satuan pemerintahan yang terbawah, termasuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Kenyataan yang terjadi adalah, pengaturan dalam Konstitusi hanya membagi NKRI yang
terbagi atas daerah provinsi dan kabupaten/kota, sedangkan didalam pemerintahan kabupaten/kota
terdapat pemerintahan desa. Hal tersebut membuat kedudukan desa dalam NKRI menjadi tidak
jelas.

Bukti bahwa kedudukan daerah adalah sebagai cikal bakal bagi terbentuknya Negara adalah ketika
PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945 yang menetapkan pembagian wilayah pemerintaan Republik
Indonesia di daerah dalam susunan teritorial yang terdiri dari Provinsi, Keresidenan, Kotapraja
(Swapraja), dan Kota (Gemeente) sebagai berikut: 1) Daerah Republik Indonesia dibagi atas 8
(delapan) Provinsi, yaitu; Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku, dan Sunda Kecil; 2) Provinsi dibagi kedalam Keresidenan-keresidenan; 3) Kedudukan Kooti
dan Kota diteruskan sesuai keadaan saat itu. Adapun pembagian wilayah Negara Republik Indonesia
saat berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 yakni 1) Propinsi; 2) Kabupaten/Kota
(administrative), 3) Kecamatan dan 4) Desa.

Kemajuan daerah berpengaruh postif bagi kemajuan bangsa. Itulah sebabnya melalui Undang
Undang Pemerintah Daerah, negara menerapkan asas desentralisasi dan otonomi kepada daerah.
Pemberian desentralisasi dan otonomi kepada daerah, memungkinkan setiap daerah untuk
berkembangnya keberagaman daerah sesuai dengan potensi, budaya dan kekayaan yang
dimiliki daerah masing-masing yang berdampak bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat yang
ditandai dengan peningkatan indeks pembangunan manusia dan peningkatan kesehatan,
pendidikan dan pendapatan masyarakat.
Agar pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah ini berhasil dengan baik, selanjutnya Litvack &
Seddon (dalam Wasistono 2002:19) diperlukan adanya lima kondisi, yaitu:

Kerangka kerja desentralisasi harus memperlihatkan kaitan antara pembiayaan lokal dan
kewenangan fiskal dengan fungsi dan tanggungjawab pemberian pelayanan oleh Pemerintah
Daerah.

Masyarakat setempat diberi informasi mengenai kemungkinan-kemungkinan biaya pelayanan serta


sumber-sumbernya, dengan harapan keputusan yang diambil oleh Pemerintah Daerah menjadi lebih
bermakna.

Masyarakat memerlukan mekanisme yang jelas untuk menyampaikan pandangannya sebagai upaya
mendorong partisipasinya

Harus ada sistem akuntabilitas yang berbasis publik dan informasi yang tranparan yang
memungkinkan masyarakat memonitor kinerja Pemerintah Daerah

Harus didesain instrumen desentralisasi seperti kerangka kerja institusional, struktur tanggungjawab
pemberian pelayanan dan sistem fiskal antara pemerintah.
Upaya Mempertahankan Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Negara Kesatuan Republik Indonesia

Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 menandai lahirnya bangsa Indonesia. Sejak saat itu,
Indonesia menjadi negara yang berdaulat dan berhak untuk menentukan nasib dan tujuannya
sendiri. Bentuk negara yang dipilih oleh para pendiri bangsa adalah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kesatuan berbentuk
republik dengan sistem desentralisasi (pasal 18 UUD 1945), di mana pemerintah daerah
menjalankan otonomi seluas-luasnya di luar bidang pemerintahan yang oleh undang-undang
ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat. Pasal 18 UUD 1945 menyebutkan bahwa:

Negara Kesatuan Republik Indonesia bagi atas daerah profinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas
kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan
daerah yang diatur dengan undang-undang.

Pemerintahan Daerah Provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dengan mengurus sendiri
urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota memiliki DPRD yang anggotanya dipilih
melalui pemilihan umum.

Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah provinsi,
kabupaten dan kota dipilih secara demokrasi.

Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan yang oleh
undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.

Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk
melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.

Susunan dan tata cara penyelenggaran pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang.

Hakikat dan Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Menurut kamus umum bahasa Indonesia, Negara adalah persekutuan bangsa yang hidup dalam
suatu wilayah dengan batas-batas tertentu yang diperintah dan diurus oleh suatu badan pemerintah
dengan teratur. Negara dalam arti sempit sama dengan pemerintahan dalam arti luas yang
merupakan alat untuk mencapai kepentingan bersama, sedangkan Negara dalam arti luas adalah
kesatuan sosial yang mengatur, memimpin, dan mengkoordinasi masyarakat supaya dapat hidup
wajar dan berkembang terus.

Tujuan Negara Republik Indonesia tercantum didalam undang-undang dasar Negara Indonesia, yaitu
pada Alinea keempat pembukaan UUD 1945 yang berbunyi: “untuk membentuk suatu pemerintahan
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruuh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial, dengan berdasarkan kepada ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratuan/ perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”.

Upaya Dalam Mempertahankan Keutuhan NKRI

Hal yang harus kita tanggulangi dalam rangka mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah ancaman. Ancaman adalah setiap upaya dan kegiatan, baik dari dalam negeri
maupun luar negeri yang dinilai mengancam atau membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.

Bagaimana agar keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap terjaga? Salah satu caranya
adalah kita sebagai warga negara berpartisipasi dalam upaya menjaga keutuhan wilayah dan bangsa
Indonesia. Berpartisipasi artinya turut serta atau terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dapat
menjaga keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia. Untuk turut menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia diperlukan sikap-sikap:

1) Cinta Tanah Air

Sebagai warga negara Indonesia kita wajib mempunyai rasa cinta terhadap tanah air. Cinta tanah air
dan bangsa dapat diwujudkan dalam berbagai hal, antara lain:

Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam
negeri.

Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.

Mengolah kekayaan alam dengan menjaga ekosistem guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk diabdikan kepada
negara.

2) Membina Persatuan dan Kesatuan

Pembinaan persatuan dan kesatuan harus dilakukan di manapun kita berada, baik di lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara. Tindakan yang menunjukkan usaha membina
persatuan dan kesatuan, antara lain:

Menyelenggarakan kerja sama antar daerah.

Menjalin persahabatan antarsuku bangsa.

Memberi bantuan tanpa membedakan suku bangsa atau asal daerah.


Mempelajari berbagai kesenian dari daerah lain,

Memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta tidak mudah marah atau
menyimpan dendam.

Menerima teman tanpa mempertimbangkan perbedaan suku, agama, maupun bahasa dan
kebudayaan

3) Rela Berkorban

Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan keikhlasan
memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun akan menimbulkan penderitaan bagi
diri sendiri. Partisipasi dalam menjaga keutuhan NKRI dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai
berikut:

Partisipasi tenaga

Partisipasi pikiran

4) Pengetahuan Budaya dalam Mempertahankan NKRI

Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi,
komunikasi, dan informasi telah mendorong perubahan dalam aspek kehidupan manusia, baik pada
tingkat individu, tingkat kelompok, maupun tingkat nasional. Untuk menghadapi era globalisasi agar
dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan ditangkap secara tepat, kita memerlukan
perencanaan yang matang diantaranya adalah sebagai berikut :

Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan pengetahuan yang dimiliki dan kemampuannya.

Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam berbagai sektor kehidupan.

Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri / regional.

Kesiapan perekonomian rakyat.

Di bidang Pertahanan Negara, kemajuan tersebut sangat mempengaruhi pola dan bentuk ancaman.
Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula bersifat konvensional berkembang menjadi
multidimensional (fisik dan nonfisik), baik berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Oleh
karena itu kebijakan strategis penggunaan kekuatan pertahanan diarahkan untuk menghadapi
ancaman atau gangguan terhadap keamanah nasional. Kekuatan pertahanan tidak hanya digunakan
untuk menghadapi ancaman tetapi juga untuk membantu pemerintah dalam upaya pembangunan
nasional dan tugas-tugas internasional.

5) Sikap dan Perilaku Menjaga Kesatuan NKRI


Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan NKRI :

Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya.

Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan, kedaulatan
Negara dan mempererat persatuan bangsa.

Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit. Perbedaan yang ada akan menjadi
indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah kebanggaan karena merupakan salah satu
kekayaan bangsa.

Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa, bahasa persatuan,
dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Sang saka merah
putih. Kebersamaan dapat diwujudkan dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD
1945.

Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat mewujudkan persatuan
dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek sosial yang
menyangkut kehidupan bermasyarakat. Wawasan nusantara meliputi kepentingan yang sama,
tujuan yang sama, keadilan, solidaritas, kerja sama, kesetiakawanan terhadap ikrar bersama.

Menaati peraturan. Salah satu cara menjaga keutuhan Indonesia adalah dengan menaati peraturan.
Peraturan dibuat untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara.Tujuannya agar Indonesia
menjadi lebih baik. Melalui peraturan, Indonesia akan selamat dari kekacauan. Taat kepada undang-
undang dan peraturan berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia. Peraturan berlaku baik untuk presiden
maupun rakyat biasa, baik tua maupun muda, baik yang kaya maupun yang miskin, baik laki-laki
maupun perempuan.
Luas wilayah dan jumlah penduduk Indonesia merupakan potensi yang sangat besar bagi bangsa
Indonesia untuk maju dan berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Semua potensi
tersebut tentunya harus dikelola dengan sangat baik oleh seluruh komponen bangsa. Pemerintah
pusat dan pemerintah daerah harus seiring sejalan dalam mengembangkan daerah.

1. Perjuangan Menuju Negara Kesatuan Republik Indonesia


Perjuangan berarti usaha secara sungguh-sungguh untuk mencapai sesuatu. Bagi bangsa
Indonesia, perjuangan dalam mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia dimulai sejak
terjadinya penjajahan di Indonesia.

Nama
No Pahlawan/ Hal yang Diketahui
Perjuangan
1. Perlawanan 1. Masa perjuangan :1521 1817
Rakyat 2. Perjuangan melawan : VOC
Maluku 3. Ringkasan perjuangan : Pertempuran-pertempuran yang hebat melawan
angkatan perang Belanda di darat dan di laut dikoordinir Kapitan Pattimura
yang dibantu oleh para penglimanya antara lain Melchior Kesaulya, Anthoni
Rebhok, Philip Latumahina dan Ulupaha. Pertempuran yang menghancurkan
pasukan Belanda tercatat seperti perebutan benteng Belanda Duurstede.
Perang Pattimura hanya dapat dihentikan dengan politik adu domba, tipu
muslihat dan bumi hangus oleh Belanda. Para tokoh pejuang akhirnya dapat
ditangkap dan mengakhiri pengabdiannya di tiang gantungan pada tanggal 16
Desember 1817 di kota Ambon.
2. Perlawanan 1. Masa perjuangan :1803-1838
Kaum Padri 2. Perjuangan melawan : Belanda
3. Ringkasan perjuangan : Tahap pertama (1803-1830). Pada tahap pertama,
peperangan terjadi antara kaum padre dan kaum adat yang dibantu oleh
belanda. Menghadapi belanda yang bersenjata lengkap, kaum padri
menggunakan siasat gerilya.medudukan belanda makin sulit, kemudian
membujuk kaum padri untuk berdamai. Pada tanggal 15 nopember 1825 di
padang diadakan perjanjian perdamaian dan dan tentara belanda ditarik dari
Sumatra dan dipusatkan untuk menumpas perlawanan diponegoro di
jawa. Tahap kedua (1830-1838). Setelah perang di ponerogo selesai ,
belanda mulai melanggar perjanjian dan perang padri berkobar kembali. Pada
perang ini,kaum padri dan kaum adat bersatu melawan belanda. Mula-mula
kaum padri mendapat banyak kemenangan. Pada tahun 1834 belanda
mengerahkan pasukan untuk menggempur pusat pertahanan kaum padri di
bonjol. Pada tanggal 25 oktober 1837, tuanku imam bonjol tertangkap
,kemudian diasingkan di minahasa sampai wafatnya. Dengan menyerahnya
imam bonjol bukan berarti perang selesai,perang tetap berlanjut walaupun
tidak lagi mengganggu usaha belanda untuk menguasai minangkabau.
3. Perlawanan 1. Masa perjuangan : 1825 - 1830
Pangeran 2. Perjuangan melawan : Belanda
Diponegoro 3. Ringkasan perjuangan : Awal mula terjadinya perang Diponegoro adalah
karena Belanda memasang patok di tanah milik Pangeran Diponegoro di desa
Tegalrejo. Pada tahun 1827, Belanda menggunakan strategi benteng. Strategi
yang digunakan oleh Belanda berhasil menangkap Kyai Maja kemudian
Pangeran Mangkubumi dan panglima utamanya Sentot Ali Basya
menyerahkan diri kepada Belanda. Pada tanggal 28 Maret 1830 Jenderal De
Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di Magelang. Disana, Pangeran
Diponegoro menyatakan bahwa ia menyerahkan diri dengan syarat sisa
pasukannya di lepaskan. Lalu Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan
di Manado kemudian di pindahkan di Makasar hingga wafatnya pada 8
Januari 1855.
4. Perlawanan 1. Masa perjuangan : 1666-1669
Rakyat 2. Perjuangan melawan : Belanda
Sulawesi 3. Ringkasan perjuangan : Sultan Hasanuddin memerintah Kerajaan Gowa
ketika Belanda sedang berusaha menguasai hasil rempah-rempah dan
memonopoli hasil perdagangan wilayah timur Indonesia. Pada saat
peperangan Belanda terus menambah kekuatan pasukannya hingga pada
akhirnya Gowa terdesak dan semakin lemah. Dengan berbagai pertimbangan
akhirnya Sultan Hasanuddin bersedia menandatangani Perjanjian Bungaya,
pada 18 November 1667. Sultan Hasanuddin sudah bersumpah tidak akan sudi
bekerja sama dengan penjajah Belanda. Pada tanggal 29 Juni 1669 Sultan
Hasanuddin meletakkan jabatan sebagai Raja Gowa ke-16 setelah selama 16
tahun berperang melawan penjajah dan berusaha mempersatukan kerajaan
Nusantara.
5. Perlawanan 1. Masa perjuangan : 1859 - 1903
Rakyat 2. Perjuangan melawan : Belanda
Kalimantan 3. Ringkasan perjuangan : Perang Banjar pecah saat Pangeran Antasari dengan
300 prajuritnya menyerang tambang batu bara milik Belanda di Pengaron
tanggal 25 April 1859. Selanjutnya peperangan demi peperangan dikomandoi
Pangeran Antasari di seluruh wilayah Kerajaan Banjar. Pangeran Hidayatullah
dan Pangeran Antasari menggunakan strategi perang gerilya dengan membuat
kerajaan baru di pedalaman dan membangun benteng-benteng pertahanan di
hutan-hutan. Setelah Pangeran Hidayatullah tertangkap dan Pangeran
Antasari wafat, perjuangan tetap berlanjut yang di pimpin oleh Gusti Mat
Seman, Gusti Acil, Gusti Muhammad Arsyad, dan Antung Durrahman. Oleh
pemimpin-pemimpin tersebut, rakyat masih bergerilya dengan se-sekali
melakukan serangan kepada Belanda sampai awal abad ke-20.
6. Perlawanan 1. Masa perjuangan : 1873 - 1904
Rakyat Aceh 2. Perjuangan melawan : Belanda
3. Ringkasan perjuangan : Akibat dari Perjanjian Siak 1858, Sultan Ismail
menyerahkan wilayah Deli, Langkat, Asahan dan Serdang kepada Belanda,
padahal daerah-daerah itu sejak Sultan Iskandar Muda, berada di bawah
kekuasaan Aceh. Belanda melanggar perjanjian Siak, maka berakhirlah
perjanjian London tahun 1824. Perang Aceh Pertama (1873-1874) dipimpin
oleh Panglima Polim dan Sultan Mahmud Syah melawan Belanda yang
dipimpin Köhler. Perang Aceh Kedua (1874-1880). Pasukan Belanda dipimpin
oleh Jenderal Jan van Swieten. Belanda berhasil menduduki Keraton Sultan,
26 Januari 1874, dan dijadikan sebagai pusat pertahanan Belanda. Perang
ketiga (1881-1896), perang dilanjutkan secara gerilya dan dikobarkan perang
fisabilillah. Pasukan Aceh di bawah Teuku Umar bersama Panglima Polim dan
Sultan. Pada tahun 1899 ketika terjadi serangan mendadak dari pihak Van der
Dussen di Meulaboh, Teuku Umar gugur. Tetapi Cut Nyak Dhien istri Teuku
Umar kemudian tampil menjadi komandan perang gerilya. Perang keempat
(1896-1910) adalah perang gerilya kelompok dan perorangan dengan
perlawanan, penyerbuan, penghadangan dan pembunuhan tanpa komando
dari pusat pemerintahan Kesultanan.
7. Perlawanan 1. Masa perjuangan : 1878 - 1907
Rakyat Tanah2. Perjuangan melawan : Belanda
Batak 3. Ringkasan perjuangan : Perang Batak atau perang Tapanuli atau perang Si
Singa Mangaraja dimulai dari tahun 1878 – 1907 yang terjadi selama 29 tahun.
Perang batak ini terjadi disebabkan kedatangan bangsa Belanda ke Batak. Di
antara tahun 1883-1884, Singamangaraja XII berhasil melakukan konsolidasi
pasukannya. Kemudian bersama pasukan bantuan dari Aceh, secara ofensif
menyerang kedudukan Belanda antaranya Uluan dan Balige pada Mei 1883
serta Tangga Batu pada tahun 1884. Dalam sebuah peristiwa Si Singa
Mangaraja tertembak oleh Belanda sehingga pada saat itu Si Singa Mangaraja
mati terbunuh ditempat. Disaat yang bersamaan anak perempuan dan dua
putra laki – lakinya juga gugur sedankan istri, ibu dan putra – putra masih
menjadi tawanan perang oleh Belanda . Dengan gugurnya Si Singa Mangaraja
maka seluruh daerah Batak menjadi milik Belanda. Sejak saat itu kerja rodi
didaerah ini meraja lelah struktur tradisional masyarakat semaki lama
semakin runtuh.
6. Perlawanan 1. Masa perjuangan : 1846 - 1909
Rakyat Bali 2. Perjuangan melawan : Belanda
3. Ringkasan perjuangan :Penyebab perang rakyat bali dengan belanda adalah
belanda yang membuat perjanjian dengan raja bali namun raja bali menolak
perjanjian itu karena menurutnya belanda tidak berhak ikut campur dalam
urusan kerajaannya. Akhirnya terjadilah peperangan antara keduanya. Tahun
1904 kembali pecah perang Bali-Belanda setelah rakyat di kerajaan Badung
merampas kapal dagang Cina yang terdampar, Belanda berhasil merebut
ibukota Denpasar. Akibatnya raja-raja Bali melakukan puputan yaitu melawan
habis-habisan dengan diikuti sanak-saudaranya, para bangsawan lainnya dan
kaum putri, bersenjata tombak dan keris keramat. Mereka memilih gugur di
medan perang dari pada menyerah kepada Belanda.
9. Sumpah Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan
Pemuda kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk
menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia. Sumpah Pemuda adalah
keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan dua hari, 27-28
Oktober 1928 di Batavia (Jakarta). Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada
"tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia". Keputusan
ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap "perkumpulan kebangsaan
Indonesia" dan agar "disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan di muka
rapat perkumpulan-perkumpulan".
10. BPUPKI BPUPKI dibentuk pada 1 Maret 1945. jumlah Anggota 67 orang : 60 tokoh utama
pergerakan nasional Indonesia dan 7 orang Jepang. Dengan Ketua BPUPKI
adalah dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat, dengan dua wakil ketua, yaitu
Ichibangase Yosio (Jepang) dan R.P Soeroso. Anggota 67 orang. Tugas BPUPKI
adalah mempersiapkan hal-hal penting mengenai tata kelola pemerintahan
Indonesia yang merdeka. Sidang pertama 29 Mei 1945 dan Sidang kedua 10-17
Juli 1945. Sidang resmi pertama membahas tentang dasar negara. Sidang kedua
membahas rancangan Undang- Undang Dasar.
11. PPKI PPKI dibentuk 7 Agustus 1945. Jumlah anggota 21 orang yang seluruhnya
adalah tokoh utama pergerakan nasional Indonesia. Sukarno, Ketua Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Hatta, Wakil Ketua Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia. Anggota 21 orang dan tanpa sepengetahuan Jepang
ditambah 6 orang. PPKI bertugas melanjutkan kerja BPUPKI dan
mempersiapkan pemindahan kekuasaan dari Jepang ke bangsa Indonesia.
Sidang pertama 18 Agusutus 1945 dan sidang kedua 19 Agustus 1945. Sidang
pertama menetapkan UUD 1945, Memilih Presiden dan Wakil Presiden, yaitu
Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta, dan Membentuk Komite Nasional
Indonesia Pusat. Sidang kedua membentuk 12 Kementerian dan 4 Menteri
Negara dan Membentuk Pemerintahan Daerah. Indonesia dibagi menjadi 8
provinsi yang dipimpin oleh seorang gubernur.
12. Proklamasi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan, yang dibacakan oleh Ir.
Kemerdekaan Soekarno dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta bertempat di Jalan
Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat. Arti penting proklamasi kemerdekaan bagi
bangsa Indonesia sebagai berikut : Proklamasi kemerdekaan sebagai puncak
perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus
1945 merupakan sumber hukum bagi pembentukan NKRI dari Mianga sampai
Rote dan dari Sabang sampai Mereuke. Titik tolak dari pelaksanaan Amanat
Penderitaan Rakyat. Proklamasi Kemerdekaan sebagai titik tolak perubahan
dari tata hukum kolonial menjadi tata hukum nasional.
Proklamasi Kemerdekaan bagi bangsa Indonesia memiliki makna yang dapat kita telaah dari
berbagai aspek sebagai berikut.

1. Aspek Hukum. Proklamasi merupakan pernyataan keputusan politik tertinggi bangsa Indonesia
untuk menghapuskan hukum kolonial dan diganti dengan hukum nasional, yaitu lahirnya
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
2. Aspek Historis. Proklamasi merupakan titik akhir sejarah penjajahan di bumi Indonesia
sekaligus menjadi titik awal Indonesia sebagai negara yang merdeka bebas dari penjajahan
bangsa lain.
3. Aspek Sosiologis. Proklamasi menjadikan perubahan dari bangsa yang terjajah menjadi bangsa
yang merdeka. Proklamasi memberikan rasa bebas dan merdeka dari belenggu penjajahan.
4. Aspek Kultural. Proklamasi membangun peradaban baru dari bangsa yang digolongkan pribumi
(pada masa penjajahan Belanda) menjadi bangsa yang mengakui persamaan harkat, derajat, dan
martabat manusia yang sama.
5. Aspek Politis. Proklamasi menyatakan bahwa bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat
dan mempunyai kedudukan sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
6. Aspek Spiritual Proklamasi yang diperoleh merupakan berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa
yang meridai perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah. Kemerdekaan bangsa Indonesia
tidak terlepas dari doa seluruh rakyat Indonesia kepada Yang Maha Kuasa untuk segera terlepas
dari penjajahan

2. Pengertian Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia


Para pendiri negara menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan yang diwujudkan dalam
kehidupan bangsa Indonesia. Para pendiri negara telah mewariskan nilai-nilai persatuan dan
kesatuan dalam Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pancasila dan UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengatur persatuan dan kesatuan dalam beberapa
ketentuan, yaitu sebagai berikut.

1. Sila ke-3 Pancasila, ”Persatuan Indonesia”;


2. Pembukaan UUD 1945 alinea IV, ”… Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasarkan kepada … persatuan Indonesia ...”; serta
3. Pasal 1 ayat (1) UUD 1945, ”Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik”.

Berdasarkan pemikiran dari dua orang tokoh pendiri negara perancang UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, maka dapat disimpulkan bahwa susunan daerah pembagiannya terdiri
dari daerah besar, daerah-daerah istimewa, dan daerah-daerah kecil desa atau sebutan lain
(nagari, dusun, marga, huta, kuria, gampong, meunasah). Pembagian susunan daerah itu tidak
membuat negara Indonesia terpecah-pecah, akan tetapi tetap dalam satu ikatan, yaitu negara
Indonesia. Terdapat lima daerah di Indonesia yang menyandang status otonomi khusus atau
istimewa, yaitu :

1. Pemerintahan Aceh
2. Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta
3. Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta
4. Provinsi Papua
5. Provinsi Papua Barat
Pasal 18, 18A, dan 18B UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kesatuan dengan sistem pemerintahan daerah yang
berasaskan desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Majelis Permusyawartan
Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) menyatakan bahwa ada tujuh prinsip yang menjadi
paradigma dan arah politik yang mendasari pasal-pasal 18, 18A, dan 18B, yaitu sebagai berikut.

 Prinsip daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan.
 Prinsip menjalankan otonomi seluas-luasnya.
 Prinisp kekhususan dan keragaman daerah.
 Prinsip mengakui dan menghormati kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak
tradisionalnya.
 Prinisip mengakui dan menghormati pemerintahan daerah yang bersifat khusus dan istimewa.
 Prinsip badan perwakilan dipilih langsung dalam suatu pemilihan umum.
 Prinsip hubungan pusat dan daerah dilaksanakan secara selaras dan adil

Isi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah

No Isi Uraian
1. Arti otonomi Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
daerah mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Arti daerah Daerah Otonom yang selanjutnya disebut Daerah adalah kesatuan masyarakat
otonomi hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan
mengurus Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Arti Desentralisasi adalah penyerahan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah
desentralisasi Pusat kepada daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi.
4. Arti Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian Urusan Pemerintahan yang
dekonsentrasi menjadi kewenangan Pemerintah Pusat kepada gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat, kepada instansi vertikal di wilayah tertentu, dan/atau
kepada gubernur dan bupati/wali kota sebagai penanggung jawab urusan
pemerintahan umum.
5. Arti tugas Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat kepada daerah
pembantuan otonom untuk melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat atau dari Pemerintah Daerah provinsi kepada
Daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah provinsi.
6. Urusan Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi
pemerintah kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian
pusat negara dan penyelenggara Pemerintahan Daerah untuk melindungi, melayani,
memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat. Urusan Pemerintahan
terdiri atas urusan pemerintahan absolut, urusan pemerintahan konkuren,
dan
urusan pemerintahan umum. Urusan pemerintahan absolut sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) meliputi:
1. politik luar negeri;
2. pertahanan;
3. keamanan;
4. yustisi;
5. moneter dan fiskal nasional; dan
6. agama.
Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara Pemerintah Pusat dan
Daerah provinsi serta Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (3) didasarkan pada prinsip akuntabilitas, efisiensi, dan
eksternalitas, serta kepentingan strategis nasional. (2) Berdasarkan prinsip
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kriteria Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Pemerintah Pusat adalah:
1. Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah provinsi atau lintas
negara;
2. Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas Daerah provinsi atau lintas
negara;
3. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas Daerah
provinsi atau lintas negara;
4. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien
apabila dilakukan oleh Pemerintah Pusat; dan/atau
5. Urusan Pemerintahan yang peranannya strategis bagi kepentingan nasional.
7. Urusan Berdasarkan prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kriteria Urusan
pemerintah Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah provinsi adalah:
daerah 1. Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah kabupaten/kota;
2. Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas Daerah kabupaten/kota;
3. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas Daerah
kabupaten/kota; dan/atau
4. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien
apabila dilakukan oleh Daerah Provinsi.
(4) Berdasarkan prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kriteria Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah kabupaten/kota adalah:
1. Urusan Pemerintahan yang lokasinya dalam Daerah kabupaten/kota;
2. Urusan Pemerintahan yang penggunanya dalam Daerah kabupaten/kota;
3. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya hanya dalam
Daerah kabupaten/kota; dan/atau
4. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien
apabila dilakukan oleh Daerah kabupaten/kota.
6. Pemerintahan Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Daerah pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluasluasnya dalam
sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
9. Pemilihan Pemilihan kepala daerah (Pilkada atau Pemilukada) dilakukan secara
kepala daerah langsung oleh penduduk daerah administratif setempat yang memenuhi
syarat. Pemilihan kepala daerah dilakukan satu paket bersama dengan wakil
kepala daerah.
10. Keuangan Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
daerah penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang
termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak
dan kewajiban daerah tersebut.
11. Peraturan Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh
Daerah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan persetujuan bersama Kepala
Daerah (gubernur atau bupati/wali kota).
12. Wewenang DPRD provinsi mempunyai tugas dan wewenang:
DPRD 1. Membentuk Perda Provinsi bersama gubernur;
2. Membahas dan memberikan persetujuan Rancangan Perda Provinsi tentang
APBD Provinsi yang diajukan oleh gubernur;
3. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda Provinsi dan APBD
provinsi;
4. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian gubernur kepada Presiden
melalui Menteri untuk mendapatkan pengesahan pengangkatan dan/atau
pemberhentian;
5. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada Pemerintah Daerah
provinsi terhadap rencana perjanjian internasional di Daerah provinsi;
6. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional yang
dilakukan oleh Pemerintah Daerah provinsi;
7. Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban gubernur dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah provinsi;
8. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama dengan Daerah lain
atau dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan Daerah provinsi;
dan
9. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai