Disusun oleh:
Nama : M. Asory Tarigan .
NPM :20.021.111.005.
MATA KULIAH :Hukum Pemerintahan Daerah.
UNIVERSITAS DARMA AGUNG MEDAN
T.A 2023/2024.
KATA PENGANTAR
Dengan segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT,
karena berkat rahmat serta hidayah-Nya akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang Pemerintahan Daerah ini dengan
baik.Dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini .
Penulis menyadari bahwa pada makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan penulis. Oleh sebab
itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sebagai masukan bagi penulis.
Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Atas segala per
hatiannya penulis mengucapkan banyak terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Penyelenggaraan pemerintahan suatu negara akan berjalan dengan
baik apabila didukung oleh lembaga-lembaga negara yang saling
berhubungan satusama lain dalam kesatuan untuk mewujudkan nilai-
nilai kebangsaan sesuai dengan kedudukan, peran, kewenangan dan
tanggung jawabnya masing-masing. Negara Kesatuan Republik
Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi yang dibagi lagiatas
daerah kabupaten dan daerah kota. Setiap daerah provinsi, daerah
kabupaten,dan daerah kotamempunyai lembaga pemerintahan daerah
yang diatur dengan undang-undang. Perangkat Daerah adalah
organisasi atau lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggung
jawab kepada Kepala Daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan di daerah. Lembaga pemerintahan daerah memiliki
kedudukan yang penting dalam sistem pemerintahan Negara
Indonesia.Oleh karena itu, perlu diketahui bagaimana struktur dan
fungsi lembaga pemerintahan daerah ini karena sebagai warga negara
kita memiliki kewajiban untuk ikut mengawasi jalannya
pemerintahan, khususnya pemerintahan daerah kita sendiri. Apalagi
pada saat ini daerah sudah memiliki otonomi sehingga lembaga
pemerintahan daerah memiliki posisi yang benar-benar penting dalam
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan daerah.
Hal inilah yang melatar belakangi saya sebagai penulis untuk
membahas mengenai lembaga pemerintahan daerah dalam sistem
pemerintahan Negara Indonesia di dalam makalah ini agar pembaca
mendapatkan pengetahuan mengenai lembaga pemerintahan daerah
yang memiliki peran, kedudukan sertafungsi yang penting di dalam
jalannya penyelenggaraan kegiatan pemerintahan didaerah.
B.Rumusan Masalah:
1.Arti dan terminology pemerintahan daerah.
2.Daerah otonom dan otonomi daerah.
3.Pembaharuan pasal 18 tahun 1945.
4.Konsep pemekaran daerah.
5.Sejarah tentang pemerintahan daerah.
6.Dasar pemikiran tentang pemerintahan daerah.
7.Produk hukum di daerah.
BAB II
PEMBAHASAN
1.Arti dan Terminologi Pemerintahan Daerah.
Pemerintahan daerah adalah penyelenggara urusan administrasi
pemerintahan oleh pemerintah di daerah dan dewan perwakilan rakyat
dengan landasan dasar otonomi dan tugas.Pemerintahan daerah
merujuk pada otoritas administratif di suatu daerah yang lebih kecil
dari sebuah negara.
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah
Provinsi. Daerah Provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupatendan
daerah Kota. Setiap daerah Provinsi, daerah Kabupaten, dan daerah
Kota mempunyai Pemerintahan Daerah yang diatur dengan undang-
undang. Pemerintah Daerah dan DPRD adalah penyelenggara
Pemerintahan Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar 1945.Pemerintah Daerah adalah Gubernur,
Bupati, atau Walikota, dan Perangka tDaerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah. Perangkat Daerah adalah
organisasi atau lembaga pada pemerintah daerah yang bertanggung
jawab kepada Kepala Daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan di daerah.Pada DaerahProvinsi, Perangkat Daerah
terdiri atas Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, dan Lembaga Teknis
Daerah. Pada Daerah Kabupaten/Kota, Perangkat Daerah terdiri atas
Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, Lembaga Teknis
Daerah,Kecamatan, dan Kelurahan. Perangkat Daerah dibentuk oleh
masing-masingDaerah berdasarkan pertimbangan karakteristik,
potensi, dan kebutuhan Daerah.Organisasi Perangkat Daerah
ditetapkan denganPeraturan Daerah setempa tdengan berpedoman
kepada Peraturan Pemerintah. Pengendalian organisasi perangkat
daerah dilakukan oleh Pemerintah Pusat untuk Provinsi dan
olehGubernur untuk Kabupaten/Kota dengan berpedoman pada
Peraturan Pemerintah.Formasi dan persyaratan jabatan perangkat
daerah ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah dengan
berpedoman pada Peraturan Pemerintah.
Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh
Undang-undang ditentukan menjadi urusan pemerintah pusat. Urusan
pemerintahan yang menjad iurusan Pemerintah Pusat meliputi:
1.Politik luar negeri.
2.Pertahanan.
3.Keamanan.
4.Yustisi.
5.Moneter dan fiskal national dan
6.Agama.
Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah, pemerintahan daerah menjalankan otonomi
seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan
memiliki hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan
pemerintahan daerah lainnya. Hubungan tersebut meliputi hubungan
wewenang,keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya
alam, dan sumber dayalainnya. Hubungan keuangan, pelayanan
umum, pemanfaatan sumber daya alam,dan sumber daya lainnya
dilaksanakan secara adil dan selaras. Hubungan wewenang, keuangan,
pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dansumber daya
lainnya menimbulkan hubungan administrasi dan kewilayahan antar
susunan pemerintahan. Penyelenggaraan pemerintahan daerah
kabupaten atau daerah kota yang terdiri atas pemerintah daerah
kabupaten atau kota dan DPRD kabupatenatau kota.
Dalam menyelenggarakan pemerintahan, pemerintah pusat
menggunakan asas desentralisasi, tugas pembantuan, dan
dekonsentrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam
menyelenggarakan pemerintahan daerah, pemerintahan daerah
menggunakan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai hak dan
kewajiban. Hak dan kewajiban tersebut diwujudkan dalam bentuk
rencana kerja pemerintahan daerah dan dijabarkan dalam bentuk
pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah yangdikelola dalam
sistem pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah
dimaksud dilakukan secara efisien, efektif, transparan, akuntabel,
tertib,adil, patut, dan taat pada peraturan perundang-undangan. Setiap
daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang disebut kepala
daerah.
Kepala daerah untuk provinsi disebut gubernur, untuk kabupaten
disebut bupati dan untuk kota adalah wali kota. Kepala daerah dibantu
oleh satu orang wakil kepala daerah, untuk provinsi disebut wakil
Gubernur, untuk kabupaten disebut wakil bupati dan untuk kota
disebut wakil wali kota. Kepala dan wakil kepala daerah memiliki
tugas, wewenang dan kewajiban serta larangan. Kepaladaerah juga
mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan
pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan memberikan laporan
keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD, serta
menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah
kepada masyarakat. Gubernur yang karena jabatannya berkedudukan
juga sebagai wakil pemerintah pusat di wilayah provinsiyang
bersangkutan, dalam pengertian untuk menjembatani dan
memperpendekrentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi
Pemerintah termasuk dalam pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan urusan pemerintahan pada strata pemerintahan
kabupaten dan kota. Dalam kedudukannya sebagai wakil pemerintah
pusat sebagaimana dimaksud, Gubernur bertanggung jawab
kepadaPresiden.
2.Daerah Otonom dan Otonomi Daerah.
Pemberlakuan sistem otonomi daerah merupakan amanat yang
diberikan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (UUD 1945) Amandemen Kedua tahun 2000 untuk
dilaksanakan berdasarkan undang-undang yang dibentuk khusus untuk
mengatur pemerintahan daerah. UUD 1945 pasca-amandemen itu
mencantumkan permasalahan pemerintahan daerah dalam Bab VI,
yaitu Pasal 18, Pasal 18A, dan Pasal 18B. Sistem otonomi daerah
sendiri tertulis secara umum dalam Pasal 18 untuk diatur lebih lanjut
oleh undang -undang.
Pasal 18 ayat (2) menyebutkan, “Pemerintahan daerah provinsi,
daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.”
Selanjutnya, pada ayat (5) tertulis, “Pemerintahan daerah menjalankan
otonomi seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan yang oleh
undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.” Dan
ayat (6) pasal yang sama menyatakan, “Pemerintahan daerah berhak
menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk
melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.”
Secara khusus, pemerintahan daerah diatur dalam UndangUndang
Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Namun, karena
dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan,
ketatanegaraan, dan tuntutan penyelenggaraan otonomi daerah, maka
aturan baru pun dibentuk untuk menggantikannya. Pada 15 Oktober
2004, Presiden Megawati Soekarnoputri mengesahkan
UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (UU Nomor 32 Tahun 2004) memberikan definisi otonomi
daerah sebagai berikut.
“Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan”.
UU Nomor 32 Tahun 2004 juga mendefinisikan daerah otonom
sebagai berikut.
“Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia.”
Dalam sistem otonomi daerah, dikenal istilah desentralisasi,
dekonsentrasi, dan tugas pembantuan. Desentralisasi adalah
penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada
daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia, Sedangkan
dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh
pemerintah pusat kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di
daerah dan/atay kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.
Sementara itu, tugas pembantuan merupakan penugasan dari
pemerintah pusat kepada daerah dan/atau desa dari pemerintah
provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah
kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
Pemberlakuan otonomi daerah beserta akibatnya memang amat
perlu dicermati. Tidak saja memindahkan potensi korupsi dari Jakarta
ke daerah, otonomi daerah juga memunculkan raja-raja kecil yang
mempersubur korupsi, kolusi, dan nepotisme. Di samping itu, dengan
adanya otonomi daerah, arogansi DPRD semakin tidak terkendali
karena mereka merupakan representasi elite lokal yang berpengaruh.
Karena perannya itu, di tengah suasana demokrasi yang belum
terbangun di tingkat lokal, DPRD akan menjadi kekuatan politik baru
yang sangat rentan terhadap korupsi.
Dampak positif otonomi daerah adalah memunculkan kesempatan
identitas lokal yang ada di masyarakat. Berkurangnya wewenang dan
kendali pemerintah pusat mendapatkan respon tinggi dari pemerintah
daerah dalam menghadapi masalah yang berada di daerahnya sendiri.
Bahkan dana yang diperoleh lebih banyak daripada yang didapatkan
melalui jalur birokrasi dari pemerintah pusat. Dana tersebut
memungkinkan pemerintah lokal mendorong pembangunan daerah
serta membangun program promosi kebudayaan dan juga pariwisata.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penyelenggaraan pemerintahan suatu negara akan berjalan dengan
baik apabila didukung oleh lembaga-lembaga negara yang saling
berhubungan satusama lain dalam kesatuan untuk mewujudkan nilai-
nilai kebangsaan sesuai dengan kedudukan, peran, kewenangan dan
tanggung jawabnya masing-masing. Negara Kesatuan Republik
Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi yang dibagi lagiatas
daerah kabupaten dan daerah kot a.
Pemerintahan daerah adalah penyelenggara urusan
administrasi pemerintahan oleh pemerintah di daerah dan dewan
perwakilan rakyat dengan landasan dasar otonomi dan
tugas.Pemerintahan daerah merujuk pada otoritas administratif di
suatu daerah yang lebih kecil dari sebuah negara.
Dampak positif otonomi daerah adalah memunculkan kesempatan
identitas lokal yang ada di masyarakat. Berkurangnya wewenang dan
kendali pemerintah pusat mendapatkan respon tinggi dari pemerintah
daerah dalam menghadapi masalah yang berada di daerahnya sendiri.
Bahkan dana yang diperoleh lebih banyak daripada yang didapatkan
melalui jalur birokrasi dari pemerintah pusat. Dana tersebut
memungkinkan pemerintah lokal mendorong pembangunan daerah
serta membangun program promosi kebudayaan dan juga pariwisata.
Produk hukum adalah setiap putusan, ketetapan, peraturan, dan
keputusan yang dihasilkan oleh Mahkamah dalam rangka pelaksanaan
tugas, wewenang, dan kewajibannya.Produk Hukum Daerah adalah
Peraturan Daerah,Peraturan Walikota, Peraturan Bersama Walikota,
Keputusan Bersama Walikota, Keputusan Walikota dan Instruksi
Walikota dalam rangka pengaturan penyelenggaraan pemerintahan
daerah.