Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH DI INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas makalah pada mata kuliah Hukum Tata Negara

Dosen Pengampu : M. Hasan Elkholiqiyah, SH, MH

Oleh:

Lusiana

Dede Syahputra

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM (HKI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ARAFAH (STAIDA)

DELI SERDANG-SUMATERA UTARA

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh,


Bismillahirrahmanirrahim,
Segala puji syukur kehadirat Allah Swt Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Sistem Pemerintahan
Daerah Di Indonesia" dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas Mata kuliah Hukum Tata Negara. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang sejarah ketatanegaraan indonesia, bagi para pembaca
dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terimakasih kepada ustad Hasan
Elkholiqiyah, Selaku dosen pengampu. Ucapan terimakasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Glugur Rimbun, 26 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Pemerintahan Daerah di Indonesia
B. Lembaga Pemerintahan Daerah
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyelenggaraan pemerintahan suatu negara akan berjalan dengan baik
apabila didukung oleh lembaga-lembaga negara yang saling berhubungan
satu sama lain dalam kesatuan untuk mewujudkan nilai-nilai kebangsaan
sesuai dengan kedudukan, peran, kewenangan dan tanggung jawabnya
masing-masing. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-
daerah provinsi yang dibagi lagi atas daerah kabupaten dan daerah kota.
Setiap daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota mempunyai
lembaga pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang. Perangkat
Daerah adalah organisasi atau lembaga pada Pemerintah Daerah yang
bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan di daerah. Lembaga pemerintahan daerah memiliki kedudukan
yang penting dalam sistem pemerintahan Negara Indonesia. Oleh karena itu,
perlu diketahui bagaimana struktur dan fungsi lembaga pemerintahan daerah
ini karena sebagai warga negara kita memiliki kewajiban untuk ikut
mengawasi jalannya pemerintahan, khususnya pemerintahan daerah kita
sendiri. Apalagi pada saat ini daerah sudah memiliki otonomi sehingga
lembaga pemerintahan daerah memiliki posisi yang benar-benar penting
dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan daerah.

B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana Sistem Pemerintahan Daerah di Indonesia dalam kaitannya
dengan Sistem Pemerintahan Indonesia?
2. Apa saja yang termasuk ke dalam lembaga Pemerintahan Daerah?

C. Tujuan Penulisan
Melalui penulisan makalah ini tujuan yang ingin dicapai yaitu agar
pembaca mendapatkan pengetahuan mengenai lembaga pemerintahan daerah

iii
yang memiliki peran, kedudukan serta fungsi yang penting di dalam jalannya
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di daerah

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Pemerintahan Daerah di Indonesia


Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi.
Daerah Provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan daerah Kota.
Setiap daerah Provinsi, daerah Kabupaten, dan daerah Kota mempunyai
Pemerintahan Daerah yang diatur dengan undang-undang. Pemerintah Daerah
dan DPRD adalah penyelenggara Pemerintahan Daerah menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam
sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan Perangkat
Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Perangkat Daerah
adalah organisasi atau lembaga pada pemerintah daerah yang bertanggung
jawab kepada Kepala Daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di
daerah. Pada Daerah Provinsi. Perangkat Daerah terdiri atas Sekretariat
Daerah. Dinas Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah. Pada Daerah
Kabupaten/Kota, Perangkat Daerah terdiri atas Sekretariat Daerah, Dinas
Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan. Perangkat
Daerah dibentuk oleh masing-masing Daerah berdasarkan pertimbangan
karakteristik, potensi, dan kebutuhan Daerah. Organisasi Perangkat Daerah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah setempat dengan berpedoman kepada
Peraturan Pemerintah. Pengendalian organisasi perangkat daerah dilakukan
oleh Pemerintah Pusat untuk Provinsi dan oleh Gubernur untuk
Kabupaten/Kota dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Formasi
dan persyaratan jabatan perangkat daerah ditetapkan dengan Peraturan
Kepala Daerah dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah.
Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang-
undang ditentukan menjadi urusan pemerintah pusat. Urusan pemerintahan
yang menjadi urusan Pemerintah Pusat meliputi :

v
1. Politik luar negeri;
2. Pertahanan;
3. Peamanan;
4. Yustisi;
5. Moneter dan fiskal nasional; dan
6. Agama
Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dibagi
berdasarkan kriteria: eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi
dengan memperhatikan keserasian hubungan antar susunan
pemerintahan. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
pemerintahan daerah, yang diselenggarakan berdasarkan kriteria di
atas terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib
yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi
merupakan urusan dalam skala provinsi yang meliputi 16 buah
urusan. Urusan pemerintahan provinsi yang bersifat pilihan
meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan
kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang
bersangkutan.
Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah, pemerintahan daerah menjalankan
otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan. Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan
urusan pemerintahan memiliki hubungan dengan pemerintah pusat
dan dengan pemerintahan daerah lainnya. Hubungan tersebut
meliputi hubungan wewenang. keuangan, pelayanan umum,
pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya.
Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya
alam, dan sumber daya lainnya dilaksanakan secara adil dan
selaras. Hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum,
pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya

vi
menimbulkan hubungan administrasi dan kewilayahan antar
susunan pemerintahan. Penyelenggaraan pemerintahan daerah
kabupaten atau daerah kota yang terdiri atas pemerintah daerah
kabupaten atau kota dan DPRD kabupaten atau kota.
Dalam menyelenggarakan pemerintahan, pemerintah pusat
menggunakan asas desentralisasi, tugas pembantuan, dan
dekonsentrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah, pemerintahan
daerah menggunakan asas otonomi dan tugas pembantuan. Dalam
menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai hak dan
kewajiban. Hak dan kewajiban tersebut diwujudkan dalam bentuk
rencana kerja pemerintahan daerah dan dijabarkan dalam bentuk
pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah yang dikelola dalam
sistem pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah
dimaksud dilakukan secara efisien, efektif, transparan, akuntabel,
tertib, adil, patut, dan taat pada peraturan perundang-undangan.
Setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang
disebut kepala daerah.
Kepala daerah untuk provinsi disebut gubernur, untuk
kabupaten disebut bupati dan untuk kota adalah wali kota. Kepala
daerah dibantu oleh satu orang wakil kepala daerah, untuk provinsi
disebut wakil Gubernur, untuk kabupaten disebut wakil bupati dan
untuk kota disebut wakil wali kota. Kepala dan wakil kepala
daerah memiliki tugas, wewenang dan kewajiban serta larangan.
Kepala daerah juga mempunyai kewajiban untuk memberikan
laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah,
dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada
DPRD. serta menginformasikan laporan penyelenggaraan
pemerintahan daerah kepada masyarakat. Gubernur yang karena
jabatannya berkedudukan juga sebagai wakil pemerintah pusat di
wilayah provinsi yang bersangkutan, dalam pengertian untuk
menjembatani dan memperpendek rentang kendali pelaksanaan

vii
tugas dan fungsi Pemerintah termasuk dalam pembinaan dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan pada
strata pemerintahan kabupaten dan kota. Dalam kedudukannya
sebagai wakil pemerintah pusat sebagaimana dimaksud, Gubernur
bertanggung jawab kepada Presiden.
Pemerintah daerah bersama-sama DPRD mengatur
(regelling) urusan pemerintahan daerah yang menjadi
kewenangannya. Pemerintah daerah mengurus (bestuur) urusan
pemerintahan daerah yang menjadi kewenangannya. Pemerintah
daerah wajib menyebarluaskan Perda yang telah diundangkan
dalam Lembaran Daerah dan Peraturan Kepala Daerah yang telah
diundangkan dalam Berita Daerah.
Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang
bersumber dari Pemerintah, pemerintah daerah lain, lembaga
keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan masyarakat
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang berasal dari
penerusan pinjaman hutang luar negeri dari Menteri Keuangan atas
nama Pemerintah setelah memperoleh pertimbangan Menteri
Dalam Negeri. Perjanjian penerusan pinjaman tersebut dilakukan
antara Menteri Keuangan dan Kepala Daerah.
Pemerintah daerah dengan persetujuan DPRD dapat
menerbitkan obligasi daerah untuk membiayai investasi yang
menghasilkan penerimaan daerah. Pemerintah daerah dalam
meningkatkan perekonomian daerah dapat memberikan insentif
dan/atau kemudahan kepada masyarakat dan/atau investor yang
diatur dalam Perda dengan berpedoman pada peraturan perundang-
undangan.
Pemerintah daerah dapat melakukan penyertaan modal pada
suatu Badan Usaha Milik Pemerintah dan/atau milik swasta.
Penyertaan modal tersebut dapat ditambah, dikurangi, dijual
kepada pihak lain, dan/atau dapat dialihkan kepada badan usaha

viii
milik daerah. Pemerintah daerah dapat memiliki BUMD yang
pembentukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan, dan/atau
pembubarannya ditetapkan dengan Perda yang berpedoman pada
peraturan perundangundangan.
Pemerintah daerah dapat membentuk dana cadangan guna
membiayai kebutuhan tertentu yang dananya tidak dapat
disediakan dalam satu tahun anggaran. Pengaturan tentang dana
cadangan daerah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pemerintah daerah wajib melaporkan posisi surplus/defisit
APBD kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan setiap
semester dalam tahun anggaran berjalan. Pemerintah daerah
mengajukan rancangan Perda tentang perubahan APBD, disertai
penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD.
Pemerintah daerah dapat membentuk badan pengelola
pembangunan di kawasan perdesaan yang direncanakan dan
dibangun menjadi kawasan perkotaan. Pemerintah daerah
mengikutsertakan masyarakat sebagai upaya pemberdayaan
masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan, dan
pengelolaan kawasan perkotaan
B. Lembaga Pemerintahan Daerah
Lembaga adalah proses yang terstruktur, yang digunakan orang untuk
menyelenggarakan kegiatannya. Jadi lembaga pemerintahan daerah adalah
sistem. aturan atau proses yang terstruktur, yang digunakan untuk
menyelenggarakan pemerintahan daerah. Sistem aturan ini lalu dikonkritkan
menjadi organisasi. Jadi, organisasi adalah wujud konkrit lembaga yang
bersifat abstrak. Melalui wujud organisasi inilah, lembaga pemerintahan
daerah menjalankan kegiatannya untuk mencapai tujuan.
Masing-masing lembaga daerah menjalankan peranannya sesuai dengan
kedudukan, tugas pokok, dan fungsinya dalam sistem administrasi negara
Indonesia. Selanjutnya akan dijelaskan secara lebih rinci mengenai lembaga-
lembaga pemerintahan daerah ini.

ix
1. Kepala Daerah
Kepala daerah adalah pimpinan lembaga yang
melaksanakan peraturan perundangan. Dalam wujud konkritnya,
lembaga pelaksana kebijakan daerah adalah organisasi
pemerintahan. Kepala daerah provinsi disebut gubernur, kepala
daerah kabupaten disebut bupati, dan kepala daerah kota disebut
walikota. Kepala daerah memiliki tugas, wewenang dan kewajiban
serta larangan. Kepala daerah juga mempunyai kewajiban untuk
memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada
Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan
pertanggungjawaban kepada DPRD, serta menginformasikan
laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat.
Dalam UU No. 32/2004 pasal 25sampai 26 Tugas, Wewenang, dan
Kewajiban Kepala Daerah (baik daerah provinsi maupun
kabupaten/kota) ditentukan sebagai berikut :
a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan
kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD;
b. Mengajukan rancangan Perda;
c. Menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama
DPRD;
d. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD
kepadaDPRD untuk dibahas dan ditetapkan bersama;
e. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah;
f. Mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan
dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai
dengan peraturan perundang- undangan; dan
g. Melaksanakan tugas dan kewajiban lain sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
2. Wakil kepala daerah
Wakil kepala daerah mempunyai tugas:
a. Membantu kepala daerah dalam menyelenggarakan
pemerintahan daerah;

x
b. Membantu kepala daerah dalam mengkoordinasikan kegiatan
instansi vertikal di daerah, menindaklanjuti laporan dan/atau
temuan hasil pengawasan aparat pengawasan, melaksanakan
pemberdayaan perempuan dan pemuda, serta mengupayakan
pengembangan dan pelestarian sosial budaya dan lingkungan
hidup;
c. Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan
kabupaten dan kota bagi wakil kepala daerah provinsi;
d. memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan di
wilayah kecamatan, kelurahan dan/atau desa bagi wakil kepala
daerah kabupaten/kota;
e. Memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala daerah
dalam menyelenggarakan kegiatan pemerintah daerah:
f. Melaksanakan tugas dan kewajiban pemerintahan lainnya yang
diberikan oleh kepala daerah; dan g. melaksanakan tugas dan
wewenang kepala daerah apabila kepala daerah berhalangan.
Dalam melaksanakan tugasnya wakil kepala daerah
bertanggung jawab kepada kepala daerah. Apabila kepala daerah
meninggal dunia, berhenti, diberhentikan atau tidak dapat
melakukan kewajibannya selama 6 bulan secara terus-menerus
dalam masa jabatannya, wakil kepala daerah menggantikan kepala
daerah sampai habis masa jabatannya. Dalam melaksanakan tugas
dan wewenangnya, kepala daerah dan wakil kepala daerah
mempunyai kewajiban :
a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila,
melaksanakan UUD 1945. serta mempertahankan
dan memlihara keutuhan NKRI:
b. Meningkatkan kesejahteraan rakyat;
c. Melaksanakan kehidupan demokrasi;
d. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat:
e. Menaati dan menegakkan seluruh peraturan
perundang-undangan;

xi
f. Menjaga etika dan norma dalam menyelenggarakan
pemerintahan daerah:
g. Memajukan dan mengembangkan daya saing
daerah:
h. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan yang
bersih dan baik:
i. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan
pengelolaan keuangan daerah:
j. Menjalin hubungan kerja seluruh instansi vertikal di
daerah dan semua perangkat daerah:
k. Menyampaikan rencana strategis penyelenggaraan
pemerintahan daerah di hadapan rapat paripurna
DPRD.
UU No. 32/2004 pasal 29 mengatur tentang pemberhentian kepala daerah
dan/atau wakil kepala daerah. Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah
berhenti karena :
a. Meninggal dunia;
b. Permintaan sendiri:
c. diberhentikan karena :
a) Berakhir masa jabatannya dan telah dilantik pejabat yang baru:
b) tidak dapat melaksanakan tugasnya secara berkelanjutan atau
berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 bulan;
c) tidak lagi memenuhi syarat sebagai kepala daerah dan/atau wakil
kepala daerah;
d) dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan kepala daerah dan/atau
wakil kepala daerah;
e) tidak melaksanakan kewajiban kepala daerah dan/atau wakil
kepala. daerah;
f) melanggar larangan bagi kepala daerah dan/atau wakil kepala
daerah. Kepala daerah terbagi menjadi Kepala Daerah Pemerintah
Provinsi, Kepala Daerah Pemerintah Kabupaten dan Kepala
Daerah Pemerintah Kota.

xii
1) Kepala Daerah Pemerintah Provinsi
Untuk daerah provinsi, lembaga pelaksana kebijakan daerah adalah
pemerintah provinsi yang dipimpin oleh gubernur. Dalam menjalankan
tugasnya gubernur dibantu oleh perangkat pemerintah provinsi. Gubernur
dan perangkatnya ini disebut birokrat/perangkat pemerintah provinsi.
Gubernur adalah kepala daerah otonom sekaligus kepala wilayah
administrasi. Sebagai kepala daerah otonom gubernur adalah kepala
pemerintah daerah provinsi, yang bertanggung jawab kepada rakyat daerah
setempat. Sedangkan sebagai kepala wilayah administrasi (local state
government), gubernur adalah wakil pemerintah pusat di wilayah
administrasi provinsi yang bersangkutan. Adanya kedudukan ganda pada
gubernur tersebut karena pemerintah pusat menyerahkan kewenangan
(desentralisasi) kepada daerah provinsi dan melimpahkan kewenangan
(dekonsentrasi) kepada gubernur selaku wakil pemerintah.
Dalam statusnya sebagai kepala daerah otonom, gubernur dan
perangkatnya adalah pelaksana kebijakan daerah. Sedangkan dalam
kedudukannya sebagai kepala wilayah administrasi, gubernur dan
perangkatnya adalah pelaksana kebijakan pemerintah pusat.
Menurut UU No. 32/2004 pasal 38, gubernur dalam kedudukan
sebagai wakil pemerintah pusat memiliki tugas dan wewenang sebagai
berikut:
1. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah
kabupaten/kota;
2. Koordinasi penyelenggaraan urusan Pemerintah di daerah provinsi dan
kabupaten/kota;
3. Koordinasi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas
pembantuan di daerah provinsi dan kabupaten/kota. Dalam kedudukannya
tersebut. Gubernur bertanggung jawab kepada Presiden.
2) Kepala Daerah Pemerintah Kabupaten
Lembaga pelaksana kebijakan daerah kabupaten adalah pemerintah
kabupaten yang dipimpin oleh bupati. Pemerintah kabupaten yang

xiii
daerahnya termasuk ke dalam suatu provinsi tertentu merupakan daerah
otonom di bawah koordinasi pemerintah provinsi yang bersangkutan.
Pemerintah kabupaten dipimpin oleh bupati. Bupati dan aparatnya
adalah pelaksana kebijakan daerah kabupaten. Daerah kabupaten adalah
daerah otonom penuh, karena hanya berasaskan desentralisasi. Kabupaten
bukanlah bawahan dari provinsi. Kabupaten maupun kota merupakan
daerah otonom yang diberi wewenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahannya sendiri. Dalam menjalankan tugasnya bupati
dibantu oleh wakil bupati. Masa jabatan bupati adalah 5 tahun.
3) Kepala Daerah Pemerintahan Kota
Seperti halnya pemerintah kabupaten, pemerintah kota juga bukan
bawahan pemerintah provinsi. Pemerintah kota adalah daerah otonom lain
di bawah koordinasi pemerintah provinsi.
Walikota dan perangkatnya adalah pelaksana kebijakan daerah kota
yang dibuat bersama DPRD Kota. Kedudukan walikota adalah sebagai
kepala pemerintahan kota yang bertugas melaksanakan kebijakan daerah
kota dan peraturan perundangan lain yang menjadi kewajibannya.
2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan
berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan
daerah. DPRD memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan
pengawasan. DPRD mempunyai tugas dan wewenang. DPRD
mempunyai hak interpelasi, hak angket dan hak menyatakan
pendapat.
Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD merupakan
hubungan kerja yang kedudukannya setara dan bersifat kemitraan.
Kedudukan yang setara bermakna bahwa di antara lembaga
pemerintahan daerah itu memiliki kedudukan yang sama dan
sejajar, artinya tidak saling membawahi. Hal ini
tercermin dalam membuat kebijakan daerah berupa Peraturan
Daerah. Hubungan kemitraan bermakna bahwa antara Pemerintah
Daerah dan DPRD adalah sama-sama mitra sekerja dalam

xiv
membuat kebijakan daerah untuk melaksanakan otonomi daerah
sesuai dengan fungsi masing-masing sehingga antar kedua lembaga
itu membangun suatu hubungan kerja yang sifatnya saling
mendukung bukan merupakan lawan ataupun pesaing satu sama
lain dalam melaksanakan fungsi masing-masing. DPRD terbagi
menjadi :
1) DPRD Provinsi
DPRD Provinsi adalah lembaga yang mewakili rakyat
untuk daerah provinsi yang bersangkutan. Fungsi utama DPRD
Provinsi adalah legislasi. pengawasan, dan anggaran.
Kedudukannya adalah sebagai lembaga perwakilan rakyat
daerah provinsi.
2) DPRD Kabupaten
DPRD Kabupaten adalah lembaga yang mewakili rakyat
daerah kabupaten yang bersangkutan. Kedudukan, fungsi,
susunan, hak dan kewajiban, alat kelengkapan, dan
hubungannya dengan rakyat dan kepala daerah sama dan
sebangun dengan yang dimiliki DPRD Provinsi. Yang
membedakan hanya ruang lingkupnya saja, yaitu pada ruang
lingkup kabupaten.
3) DPRD Kota
DPRD Kota adalah lembaga yang mewakili rakyat daerah
kota yang bersangkutan. Kedudukan, fungsi, susunan, hak dan
kewajiban, alat kelengkapan, dan hubungannya dengan rakyat
dan kepala daerah sama dan sebangun dengan yang dimiliki
DPRD Provinsi dan Kabupaten. Yang membedakan hanya ruang
lingkupnya saja, yaitu pada ruang lingkup kota.
3. Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah dipimpin oleh Sekretaris Daerah. Sekretaris
Daerah karena kedudukannya sebagai pembina pengawai negeri sipil di
daerahnya. Sekretaris Daerah diangkat dari pegawai negeri sipil yang
memenuhi persyaratan. Sekretaris Daerah Provinsi diangkat dan

xv
diberhentikan oleh Presiden atas usul Gubernur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Sekretariat Daerah terdiri dari Sekretariat Daerah
Provinsi dan Sekretariat Daerah Kabupaten/Kota. Sekretaris Daerah
Kabupaten/Kota diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur atas usul
Bupati/Walikota sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
4. Sekretariat DPRD
Sekretariat DPRD dipimpin oleh Sekretaris DPRD. Sekretaris
DPRD Provinsi diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur dengan
persetujuan DPRD Provinsi. Sekretaris DPRD Kabupaten/Kota diangkat
dan diberhentikan oleh Bupati/Walikota dengan persetujuan DPRD
Kabupaten/Kota
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Sekretariat DPRD)
merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD. Tugas sekretariat DPRD
antara lain:
1. Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan DPRD.
2. Menyelenggarakan administrasi keuangan DPRD.
3. Mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD.
4. Menyediakan dan mengoordinasikan tenaga ahli yang
diperlukan DPRD dalam pelaksanaan fungsinya sesuai
kemampuan daerah.
5. Dinas Daerah
Dinas daerah adalah unsur pelaksana otonomi daerah yang
dipimpin oleh kepala dinas. Kepala dinas diangkat dan diberhentikan oleh
kepala daerah. Contoh dinas daerah antara lain dinas pendidikan, dinas
pekerjaan umum, dinas kesehatan, dinas pendapatan daerah, dan
sebagainya.
Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Dinas
Daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Unit Pelaksana Teknis adalah unsur pelaksana tugas teknis pada
Dinas dan Badan. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana pemerintahan
daerah. Dinas daerah dipimpin oleh kepala dinas yang diangkat dan

xvi
diberhentikan kepala daerah, yang memenuhi syarat atas usul sekretaris
daerah.
Kepala dinas dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab
kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah. Misalnya, dinas pekerjaan
umum yang bertugas mengurus dan membangun jalan raya atau jembatan.
Dinas daerah yang lain adalah Dinas Kesehatan dan Pendidikan.
6. Lembaga Teknis Daerah
Lembaga Teknis Daerah merupakan unsur pendukung tugas kepala
daerah. Tugasnya berperan dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
daerah yang bersifat khusus. Lembaga teknis daerah berbentuk badan,
kantor, atau rumah sakit umum daerah. Lembaga-lembaga tersebut
dipimpin kepala badan, kepala kantor, dan direktur rumah sakit umum.
Mereka diangkat oleh kepala daerah dari pegawai negeri sipil yang
memenuhi syarat atas usul sekretaris daerah.
7. Kecamatan
Kecamatan merupakan bagian dari wilayah kabupaten. Wilayah
kecamatan terdiri atas beberapa desa/kelurahan. Kecamatan dibentuk di
wilayah kabupaten/kota dengan Perda berpedoman pada Peraturan
Pemerintah. Kecamatan dipimpin oleh camat yang dalam pelaksanaan
tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian wewenang bupati atau
walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Camat
diangkat oleh Bupati/Walikota atas usul sekretaris daerah kabupaten/kota
dari pegawai negeri sipil yang menguasai pengetahuan teknis
pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

8. Kelurahan
Kelurahan dibentuk di wilayah kecamatan dengan Perda
Kabupaten/Kota yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Kelurahan
dipimpin oleh seorang lurah yang dalam pelaksanaan tugasnya
memperoleh pelimpahan dari Bupati/Walikota. Lurah diangkat oleh
Bupati/Walikota atas usul Camat dari pegawai negeri sipil yang menguasai

xvii
pengetahuan teknis pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
9. Desa
Dalam pemerintahan daerah kabupaten/kota dibentuk pemerintahan
desa yang terdiri dari pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa.
Landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai desa adalah
keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan
pemberdayaan masyarakat. Pemerintah mengakui otonomi yang dimiliki
oleh desa ataupun dengan sebutan lainnya dan kepada desa melalui
pemerintah desa dapat diberikan penugasan ataupun pendelegasian dari
Pemerintah ataupun pemerintah daerah untuk melaksanakan urusan
pemerintah tertentu. Sedang terhadap desa di luar desa geneologis yaitu
desa yang bersifat administratif seperti desa yang dibentuk karena
pemekaran desa ataupun karena transmigrasi ataupun karena alasan lain
yang warganya pluralistis, majemuk, ataupun heterogen, maka otonomi
desa akan diberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang mengikuti
perkembangan dari desa itu sendiri.
Kepala desa dipilih langsung oleh dan dari penduduk desa warga
negara Republik Indonesia yang syarat selanjutnya dan tata cara
pemilihannya diatur dengan Perda yang berpedoman kepada Peraturan
Pemerintah. Calon kepala desa yang memperoleh suara terbanyak dalam
pemilihan kepala desa sebagaimana dimaksud, ditetapkan sebagai kepala
desa. Masa jabatan kepala desa adalah 6 (enam) tahun dan dapat dipilih
kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya. Masa jabatan
kepala desa dalam ketentuan ini dapat dikecualikan bagi kesatuan
masyarakat hukum adat yang keberadaannya masih hidup dan diakui yang
ditetapkan dengan Perda.
Badan Permusyawaratan Desa berfungsi menetapkan peraturan
desa bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat. Di desa dapat dibentuk lembaga kemasyarakatan yang
ditetapkan dengan peraturan desa dengan berpedoman pada peraturan
perundang-undangan. Yang dimaksud dengan lembaga kemasyarakatan

xviii
desa dalam ketentuan ini seperti Rukun Tetangga, Rukun Warga, PKK,
karang taruna, lembaga pemberdayaan masyarakat.
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup:
1. urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal-
usul desa;
2. urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada
desa;
3. tugas pembantuan dari Pemerintah, pemerintah provinsi,
dan/atau pemerintah kabupaten/kota;
4. urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan
perundang-perundangan diserahkan kepada desa.
10. Instansi Vertikal
Instansi vertikal adalah lembaga milik pusat yang ditempatkan
diluar kantor pusatnya.
1. Instansi Vertikal pada Wilayah Provinsi
Keberadaan instansi vertikal di provinsi berdasarkan
kebutuhan akan tugas dekonsentrasi yang ditentukan oleh
pemerintah dan departemen teknis yang bersangkutan.
Instansi vertikal yang berada di provinsi adalah kantor
cabang departemen pusat di provinsi yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada menteri yang bersangkutan.
2. Instansi Vertikal pada Wilayah Kabupaten/Kota
Keberadaan instansi vertikal di kabupaten/kota
disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan departemen yang
bersangkutan dan penilaian pemerintah mengenai perlu
tidaknya suatu wilayah dibentuk instansi vertikal tertentu

xix
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah, pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas
otonomi dan tugas pembantuan. Pemerintahan daerah dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki hubungan dengan
pemerintah pusat dan dengan pemerintahan daerah yang meliputi hubungan
wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan
sumber daya lainnya. Agar kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah
berjalan lancar, dibutuhkan lembaga pemerintahan daerah yang menjalankan
peranannya sesuai dengan kedudukan, tugas pokok, dan fungsinya dalam
sistem pemerintahan negara Indonesia.

B. Saran
Saya sebagai penulis dengan penulisan makalah ini ingin memberikan
sedikit saran terkait dengan lembaga pemerintahan daerah dalam sistem
pemerintahan negara Indonesia. Negara kita adalah negara yang kaya dan
dibutuhkan pengelolaan yang baik agar kekayaan ini dapat membawa
kesejahteraan bagi seluruh warga negara. Salah satu cara pengelolaannya
adalah melalui lembaga pemerintahan daerah. Lembaga pemerintahan daerah
dapat dioptimalisasi fungsinya agar kegiatan pemerintahan di daerah dapat
berjalan sebagaimana mestinya. Karena daerah adalah bagian dari negara
Indonesia yang memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan. Oleh
karena itu saya harap pemerintah pusat dapat mengawasi dan bekerjasama
dengan pemerintah daerah melalui lembaga-lembaga pemerintahan daerah
untuk bersama-sama membangun daerah.    

xx
DAFTAR PUSTAKA

Gie, The Liang, 1993, Pertumbuhan Pemerintah Daerah di Negara Republik


Indonesia jilid I dan II, Yogyakarta :Liberty offest
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_daerah_di_Indonesia http://
www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_PEMERINTAHAN_KABUPATEN_K 
OTA_DAN_PROVINSI_4.1_RESSI_KARTIKA 
http://jamarisonline.blogspot.com/2011/09/susunan-lembaga-lembaga-negara-
dalam.html 
http://fristianhumalanggionline.wordpress.com/2008/05/26/sejarah-lembaga-
lembaga-negara-indonesia/ 
http://pkbmcibanggala.blogspot.com/2011/06/mengenal-sistem-pemerintahan-
di.html 

xxi

Anda mungkin juga menyukai