Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“PEMERINTAHAN DI KABUPATEN BOGOR”

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Bahasa Indonesia

DISUSUN OLEH:
Rafii Abdul Gani (33.0406)

DOSEN PENGAMPU:
Sunasih Mulianingsih, S.Pd., MM. Pd

MATA KULIAH:
Bahasa Indonesia

PROGRAM STUDI PRAKTIK PERPOLISIAN TATA PAMONG


FAKULTAS PERLINDUNGAN MASYARAKAT
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan karunia, rahmat, kesehatan, serta hidayah-Nya. Sehingga hanya karena
izin-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pemerintahan di
Kabupaten Bogor”.

Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam mengerjakan dan menyelesaikan makalah ini, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.

Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan baik dan maksimal, tidak
dapat dipungkiri bahwa di dalam makalah ini masih terdapat kekurangan, sehingga
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Penulis harap
makalah ini dapat menjadi sarana referensi pembelajaran bagi para pembaca dalam
memahami pemerintahan di Kabupaten Bogor.

Jatinangor, 1 Desember 2022

Rafii Abdul Gani

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan......................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................7
2.1 Pemerintahan...........................................................................................................7
2.2 Pemerintahan Daerah (Kabupaten)..........................................................................7
2.2.1 Sistem Pemerintahan Daerah (Kabupaten)......................................................8
2.3 Pemerintahan di Kabupaten Bogor..........................................................................10
BAB III PENUTUP.........................................................................................................14
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................14
3.2 Saran........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................xv

ii
i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyelenggaraan pemerintahan suatu negara akan berjalan dengan baik
apabila didukung oleh lembaga-lembaga negara yang saling berhubungan satusama
lain dalam kesatuan untuk mewujudkan nilai-nilai kebangsaan sesuai
dengankedudukan, peran, kewenangan dan tanggung jawabnya masing-masing.
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi yang dibagi
lagiatas daerah kabupatendan daerah kota.
Pemerintahan kabupaten adalah gabungan dari beberapa kecamatan yang ada
di sekitarnya. Pemerintahan kabupaten (pemkab) dipimpin oleh seorang bupati.
Dalam melaksanakan tugasnya, bupati dibantu oleh seorang wakil bupati dan
perangkat daerah. Kabupaten adalah pembagian wilayah administratif dibawah
provinsi. Di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebuah kabupaten itu
sendiri dibagi menjadi kelurahan atau desa administratif.
Setiap kabupaten mempunyai lembaga pemerintahan daerah yang diatur
dengan undang-undang. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah menegaskan bahwa, pemerintah daerah berwenang untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan.
Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan
dan peran serta masyarakat. Disamping itu melalui otonomi luas, daerah diharapkan
mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi,
pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan
keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Perangkat Daerah adalah organisasi atau lembaga pada Pemerintah Daerah
yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan di daerah. Lembaga pemerintahan daerah memiliki kedudukan yang
penting dalam sistem pemerintahan Negara Indonesia. Oleh karena itu, perlu
diketahui bagaimana struktur dan fungsi lembaga pemerintahan daerah ini karena
sebagai warga negara kita memiliki kewajibanuntuk ikut mengawasi jalannya

4
pemerintahan, khususnya pemerintahan daerahkita sendiri. Apalagi pada saat ini
daerah sudah memiliki otonomi sehingga lembaga pemerintahan daerah memiliki
posisi yang benar-benar penting dalam penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan daerah.
Hal inilah yang melatar belakangi saya sebagai penulis untuk membahas
mengenai pemerintahan daerah. Salah satu daerah yang ada di Indonesia adalah
Kabupaten Bogor. Pusat Pemerintahan Kabupaten Bogor berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 1982, telah ditetapkan di Cibinong. Maka dari itu pusat
kegiatan pemerintahan Kabupaten Bogor menempati Kantor Pemerintahan di
Cibinong sejak tahun 1990.
Kabupaten yang memiliki luas ± 2.664 km² ini adalah sebuah kabupaten di
Provinsi Jawa Barat, dengan ibukota Cibinong. Kabupaten ini berbatasan dengan
Kabupaten Tangerang (Banten), Kota Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi di
Utara, Kabupaten Karawang di Timur, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi
di Selatan, serta Kabupaten Lebak (Banten) di Barat. Kabupaten Bogor terdiri 40
kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah kelurahan dan desa, 3 Juni adalah tanggal
yang telah ditetapkan sebagai sejarah awal berdiri Kabupaten Bogor.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan penulis, dapat diambil beberapa rumusan
masalah pada makalah ini, antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan pemerintahan?
2. Apa yang dimaksud dengan pemerintahan daerah (kabupaten)?
3. Bagaimana sistem pemerintahan daerah (kabupaten)?
4. Bagaimana pemerintahan daerah di Kabupaten Bogor?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari makalah yang penulis susun
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui makna dari pemerintahan.
2. Mengetahui makna dari pemerintahan daerah (kabupaten).

5
3. Mengetahui sistem pemerintahan daerah (kabupaten).
4. Mengetahui pemerintahan daerah di Kabupaten Bogor.

6
BAB II
PEMBAHASA
N

2.1 Pemerintahan

Kata pemerintah dan pemerintahan berasal dari satu suku kata yang sama yaitu
“Perintah” yang artinya “sesuatu yang harus dilaksanakan atau dilakukan.”
Dengan demikian, maka ada unsur pemaksaan melalui pesan. Misalnya dalam
bentuk kebijakan, aturan, himbauan dan sebagainya. Oleh sebab itu, maka
pemerintah harus ada legitimasi yang menyebabkannya memiliki kewenangan dan
kekuasaan.
Dalam kata “itu”, tersimpul beberapa unsur dari “Perintah”. Yaitu:

a) unsur keharusan, yakni kewajiban untuk melaksanakan apa yang diperintahkan.

b) adanya hubungan dua pihak, yaitu pihak yang memberi perintah


dan pihak yang menerima perintah.
c) adanyua hubungan fungsional antara pemberi dan penerima perintah.

d) adanya kekuasaan dan wewenang untuk memerintah (wewenang unsur


nyatanya adalah surat perintah).

Pemerintahan dalam arti sempit adalah pemerintah yang hanya mencakup


badan eksekutif saja. Dalam UUD 1945, pemerintah dalam arti sempit itu adalah
presiden dan wakilnya dan dibantu oleh para menteri. Sedangkan pemerintah dalam
arti luas adalah pemerintah yang mencakup bidang eksekutif, legislatif dan judikatif.
Pemerintah muncul karena adanya pernyataan “STATE OF NATURE”, yang
artinya”MASYARAKAT ILMIAH”.

2.2 Pemerintahan Daerah (Kabupaten)


Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

7
Definisi Pemerintahan Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 sebagaimana telah diamandemen dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 1 ayat (2) adalah sebagai berikut:
“Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintahan daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan
prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945”.
Penyelenggara pemerintahan daerah adalah pemerintah daerah dan DPRD
(Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana telah
diamandemen dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan
Daerah). Dalam menyelenggarakan pemerintahan, Pemerintah menggunakan asas
desentralisasi, tugas pembantuan, dan dekosentrasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan (Pasal 20 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
sebagaimana telah diamandemen dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
Tentang Pemerintahan Daerah). Sementara itu, dalam menyelenggarakan
pemerintahan daerah, pemerintahan daerah menggunakan asas otonomi dan tugas
pembantuan (Pasal 19 ayat (3) Undang-Undang No 32 Tahun 2004 sebagaimana telah
diamandemen dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Pemerintahan Daerah).

2.2.1 Sistem Pemerintahan Daerah (Kabupaten)

Pemerintah daerah kabupaten adalah bupati. Perangkat Daerah sebagai


unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Perangkat Daerah adalah organisasi
atau lembaga pada pemerintah daerah yang bertanggung jawab kepada kepala
daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Pada Daerah
Kabupaten/Kota, Perangkat Daerah terdiri atas Sekretariat Daerah, Dinas
Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan. Perangkat
Daerah dibentuk oleh masing-masing daerah berdasarkan pertimbangan
karakteristik, potensi, dan kebutuhan daerah. Organisasi Perangkat Daerah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah setempat dengan berpedoman kepada
Peraturan Pemerintah. Pengendalian organisasi perangkat daerah dilakukan
oleh Pemerintah Pusat untuk Provinsi dan oleh Gubernur untuk

8
Kabupaten/Kota dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Formasi dan
persyaratan jabatan perangkat daerah ditetapkan dengan Peraturan Kepala
Daerah dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah.
Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang-
undang ditentukan menjadi urusan pemerintah pusat. Urusan pemerintahan
yang menjadi urusan Pemerintah Pusat meliputi :
1. politik luar negeri;
2. pertahanan;
3. keamanan;
4. yustisi;
5. moneter dan fiskal nasional; dan
6. agama
Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dibagi berdasarkan
kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan
keserasian hubungan antar susunan pemerintahan. Urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan pemerintahan daerah, yang diselenggarakan berdasarkan
kriteria di atas terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.
Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah, pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas
otonomi dan tugas pembantuan.
Dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah, pemerintahan daerah
menggunakan asas otonomi dan tugas pembantuan. Dalam menyelenggarakan
otonomi, daerah mempunyai hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban tersebut
diwujudkan dalam bentuk rencana kerja pemerintahan daerah dan dijabarkan
dalam bentuk pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah yang dikelola
dalam sistem pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah
dimaksud dilakukan secara efisien, efektif, transparan, akuntabel, tertib, adil,
patut, dan taat pada peraturan perundang-undangan. Setiap daerah dipimpin
oleh kepala pemerintah daerah yang disebut kepala daerah.
Kepala daerah untuk kabupaten disebut bupati, kepala daerah dibantu
oleh satu orang wakil kepala daerah, untuk kabupaten disebut wakil bupati.

9
Kepala dan wakil kepala daerah memiliki tugas, wewenang dan kewajiban
serta larangan. Kepala daerah juga mempunyai kewajiban untuk memberikan
laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan
memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD, serta
menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada
masyarakat.

2.3 Pemerintahan di Kabupaten Bogor


Berdasarkan Portal Resmi Kabupaten Bogor, Kabupaten Bogor secara
administrasi terdiri dari 434 desa/kelurahan (417 desa dan 17 kelurahan), dengan
jumlah 3.941 RW dan 15.874 RT yang tercakup dalam 40 kecamatan. Luas wilayah
terbesar di Kecamatan Cigudeg seluas 17.726,24 Ha, yang terdiri dari 15 desa dan
luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Ciomas yang memiliki luas 1.810,36 Ha,
yang terdiri dari10 desa dan 1 kelurahan.
Penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Bogor harus sesuai dengan dasar
hukum pemerintahan daerah yang berlaku di Indonesia seperti yang diuraikan pada
poin 2.2. Pemerintahan Daerah Kabupaten, yaitu Pemerintah Bogor harus memenuhi
kewajiban-kewajiban yang telah diatur dalam Pasal 21 Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 sebagaimana telah diamandemen dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah agar penyelenggaraan otonomi daerah
dapat dilaksanakan dengan baik.
Kabupaten Bogor merupakan daerah otonomi yang dikepalai oleh seorang
Bupati dan memiliki 80 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terdiri dari 8
badan, 18 dinas, 1 inspektorat, 3 kantor, 4 sekretariat, 4 Rumah Sakit Umum Daerah
dan 1 Satuan Polisi Pamong Praja, 1 Badan Narkotika Nasional Kabupaten, dan 40
Kecamatan. Adapun jumlah Pegawai Negeri Sipil pada tahun 2015 adalah
sebanyak19.985 orang, yang terdiri dari 10.476 orang pegawai pria dan 9.509 orang
pegawai wanita, dengan tingkat pendidikan dari yang berpendidikan Sekolah Dasar
sampai dengan Strata 3.
Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Bogor terdiri dari Bupati dan Wakil
Bupati yang membawahi Sekretaris Daerah. Sekretaris Daerah, membawahi Satpol
Pamong Praja, Lembaga Teknis Daerah, Dinas Daerah, serta Kecamatan dan Desa.

10
Dalam struktur ini Pemerintah Kabupaten Bogor, sebagaimana umumnya pemerintah
daerah kabupaten lainnya, juga didukung oleh 36 Organisasi Perangkat Daerah
(OPD). Adapun 36 Organisasi Perangkat Daerah Bogor berdasarkan Portal Resmi
Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut:

1. Sekretariat DPRD
2. Sekretariat Daerah
3. Inspektorat
4. Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah.
5. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
6. Dinas Lingkungan Hidup
7. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
8. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Pemerintah Desa
9. Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana
10. Dinas Ketahanan Pangan
11. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
12. Satuan Polisi Pamong Praja
13. Dinas Komunikasi dan Informatika
14. Dinas Pendidikan
15. Dinas Kesehatan
16. Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
17. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
18. Dinas Sosial
19. Dinas Tenaga Kerja
20. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
21. Dinas Perhubungan
22. Dinas Tanaman Pangan, Holtikutura dan Perkebunan
23. Dinas Pemuda dan Olahraga
24. Dinas Pemuda dan Olahraga
25. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
26. Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan
27. Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

11
28. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
29. Dinas Peternakan dan Perikanan
30. Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan
31. Dinas Perdagangan dan Perindustrian
32. RSUD Ciawi
33. RSUD Cileungsi
34. RSUD Cibinong
35. RSUD Leuwiliang
36. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik dan Perlindungan
37. Dinas Arsip dan Perpustakaan

Lembaga pelaksana kebijakan daerah kabupaten adalah pemerintah kabupaten


yang dipimpin oleh bupati. Pemerintah kabupaten Bogor yang daerahnya termasuk
ke dalam provinsi Jawa Barat merupakan daerah otonom di bawah koordinasi
pemerintah provinsi Jawa Barat.
Bupati Bogor adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah Kabupaten
Bogor. Bupati Bogor bertanggungjawab kepada gubernur provinsi Jawa Barat. Saat
ini, bupati atau kepala daerah yang menjabat di Kabupaten Bogor ialah Ade Yasin,
dengan wakil bupati Iwan Setiawan. Mereka menang pada Pemilihan umum Bupati
Bogor 2018. Ade Yasin merupakan bupati Bogor ke-13 sejak kabupaten ini
dibentuk, dan menjadi bupati perempuan kedua di Kabupaten Bogor setelah
Nurhayanti, bupati sebelumnya. Ade Yasin dan Iwan Setiawan dilantik oleh
gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, pada 30 Desember 2018 di Gedung
Sate Kota Bandung. Adapun Bupati Bogor dari pertama hingga sekarang adalah
sebagai berikut:
1. Ipik Gandamana (1948-1949)

2. R.E. Abdoellah (1550-1958)

3. Raden Kahfi (1958-1961)

4. Karta Dikaria (1961-1967)

5. Wisatya Sasmita (1967-1973)

6. Raden Mochamad Muchlis (1973-1976)

12
7. H. Ayip Rughby (1975-1982)

8. Soedrajat Nataatmaja (1982-1988)

9. H. Eddie Yoso Martadipura (1988-1998)

10. Kol. H. Agus Utara Effendi (1998-2008)

11. Drs. H. Rahmat Yasin (2008-2014)

12. Hj. Nurhayanti (2014-2019)

13. Hj. Ade Munawaroh Yasin (2019-sekarang)

Sementara itu, DPRD Kabupaten Bogor adalah lembaga yang mewakili rakyat
daerah kabupaten yang bersangkutan. Kedudukan, fungsi, susunan, hak dan
kewajiban, alat kelengkapan, dan hubungannya dengan rakyat dan kepala daerah
sama dan sebangun dengan yang dimiliki DPRD Provinsi. Yang membedakan hanya
ruang lingkupnya saja, yaitu pada ruang lingkup kabupaten. DPRD Kabupaten
Bogor periode 2019-2024 hasil Pemilu 2019 terdiri dari 55 anggota dalam 9 partai
politik. Sedangkan pada periode 2014-2019, DPRD Kabupaten Bogor terdiri dari 50
anggota dalam 10 partai politik.
Pada Pemilu 2019, pemilihan DPRD Kabupaten Bogor dibagi kedalam 6
daerah pemilihan (dapil) dengan total kursi 55. Yaitu, Bogor-1 dengan wilayah dapil
Cibinong, Babakan Madang, Citeureup, Klapanunggal, Sukaraja berjumlah 10 kursi.
Bogor-2 dengan wilayah dapil Jonggol, Cileungsi, Gunung Putri, Sukamakmur,
Cariu, Tanjungsari, juga berjumlah 10 kursi. Bogor-3 dengan wilayah dapil Ciawi,
Caringin, Cigombong, Cijeruk, Cisarua, Megamendung, Tamansari, berjumlah 8
kursi. Bogor-4, dengan wilayah dapil Ciampea, Cibungbulang, Ciomas, Dramaga,
Pamijahan, Tenjolaya, berjumlah 9 kursi. Bogor-5, dengan wilayah dapil,
Leuwiliang, Cigudeg, Jasinga, Leuwisadeng, Nanggung, Parung Panjang, Rumpin,
Sukajaya, Tenjo, berjumlah 9 kursi. Terakhir, Bogor-6, dengan wilayah dapil
Parung, Bojong Gede, Ciseeng, Gunung Sindur, Kemang, Ranca
Bungur, Tajurhalang, berjumlah sama dengan Bogor-5, yaitu 9 kursi.
Pemerintah Kabupaten Bogor bersama-sama DPRD Kabupaten Bogor
mengatur (regelling) urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangannya.
Pemerintah daerah mengurus (bestuur) urusan pemerintahan daerah yang menjadi
kewenangannya.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kabupaten Bogor merupakan daerah otonom di Provinsi Jawa Barat. Dalam


menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten Bogor,
pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan. Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan
memiliki hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan pemerintahan daerah yang
meliputi hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya
alam, dan sumber daya lainnya. Agar kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah
berjalan lancar, dibutuhkan lembaga pemerintahan daerah yang menjalankan
peranannya sesuai dengan kedudukan, tugas pokok, dan fungsinya dalam sistem
pemerintahan negara Indonesia.

3.2 Saran

Negara kita adalah negara yang kaya dan dibutuhkan pengelolaan yang baik agar
kekayaan ini dapat membawa kesejahteraan bagi seluruh warga negara. Salah satu cara
pengelolaannya adalah melalui lembaga pemerintahan daerah. Lembaga pemerintahan
daerah dapat dioptimalisasi fungsinya agar kegiatan pemerintahan di daerah dapat
berjalan sebagaimana mestinya. Karena daerah adalah bagian dari negara Indonesia
yang memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan. Oleh karena itu saya harap
pemerintah pusat dapat mengawasi dan bekerjasama dengan pemerintah daerah melalui
lembaga-lembaga pemerintahan daerah untuk bersama-sama membangun daerah.

14
15
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Surianingrat, Bayu. 1987. Mengenal Ilmu Pemerintahan. Jakarta: Aksara Baru.
Gie, The Liang, 1993, Pertumbuhan Pemerintah Daerah di Negara Republik Indonesia, Jilid I dan
II, Yogyakarta: Liberty Offset.
Iver, MC.1985. Jaring-Jaring Pemerintahan 1 & 2. Jakarta: Aksara Baru.
Kabupaten Bogor, Portal Resmi Kabupaten Bogor, dari bogorkab.go.id diakses pada tanggal 1-12-
2022, pukul 11.00 WIB.
Kabupaten Bogor, Website Resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dari Jabaprov.go.id diakses
pada tanggal 1-12-2022, pukul 14.00 WIB.
Ndraha, Taliziduhu. 2002. Kybernology 1 & 2 (Ilmu Pemerintahan Baru). Jakarta: Bineka Cipta.
Neglasari, 2012, from http://neglasaritangerang.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-definisi-dan arti-
kecamatan.html diakses pada tanggal 1-12-2022, pukul 09.00 WIB.
Penjelasan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, Pemerintahan Daerah, Setneg, Jakarta.
Rozali Abdullah. 2007. Pelaksanaan Otonomi Luas dengan Pemilihan Kepala Daerah Secara
Langsung. Jakarta : PT Raja Grasindo.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diamandemen dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah.

xv

Anda mungkin juga menyukai