Anda di halaman 1dari 17

SISTEM DISTRIBUSI KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT PADA

PEMERINTAH DAERAH

Dosen : Alda Rifada Rizqi S.H., M.H.

Disusun oleh :

Mery Endi Yanti 204301198

M. Gerhana S 214301131

Delia Putri M 214301162

Raden Eva Purnama S 214301163

Florida Sijabat 214301167

Resi Jaya Wijaya 2104301171

SEKOLAH TINGGI HUKUM BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah tentang “Sistem Distribusi Kewenangan
Pemerintah Pusat Terhadap Pemerintah Daerah” ini dapat disusun hingga
selesai.

Dalam penulisan makalah ini tidak sedikit kendala-kendala yang


penulis hadapi, namun berkat kerja keras dan bantuan serta dukungan dari
berbagai pihak, maka penulisan makalah ini dapat terselesaikan. untuk itu
pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada bapak Alda Rifada Rizqi S.H., M.H. selaku pengampu
mata kuliah Hukum Pemerintah Daerah sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat waktu.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih
baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandung, Mei 2023

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN..........................................................................................................6
1. Hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah....................................................6
2. Distribusi Kewenangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah................................7
2.1 Distribusi Kewenangan Pemerintah Pusat........................................................................7
a. Politik Luar Negeri.............................................................................................................8
b. Pertahanan..........................................................................................................................8
c. Keamanan...........................................................................................................................8
d. Moneter dan Fiskal Nasional..............................................................................................9
e. Yustisi.................................................................................................................................9
f. Agama.................................................................................................................................9
2.2 Distribusi Kewenangan Pemerintah Daerah...................................................................10
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................11
A. SIMPULAN..................................................................................................................11
B. SARAN.........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Pasal 18 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) dibagi atas daerah-daerah provinsi dan dibagi atas kabupaten dan
kota. Daerah provinsi, kabupaten dan kota mempunyai pemerintah daerah
yang diatur dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah. Sebagaimana tercantum dalam alinea keempat
UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki beberapa
tujuan dalam kehidupan bernegara. Salah satu yang menjadi tujuan dari
pada itu ialah membentuk pemerintahan Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum. Untuk mencapai tujuan
tersebut, pemerintah disusun menjadi suatu tatanan pemerintahan sebagai
sarana pelaksana tugas negara, beserta pembagian tugas dan batas
kekuasaan.

Indonesia negara yang memiliki wilayah cukup luas dan terbagi


dalam beberapa pulau. Maka dari itu, untuk memudahkan
menyelenggarakan pemerintahan di masing-masing daerah tersebut tidak
mungkin dilaksanakan sepenuhnya oleh Pemerintah Pusat saja. Maka
disini arti penting pembentukan Pemerintah Daerah. Pelimpahan
wewenang pemerintah kepada pemerintah daerah merupakan suatu solusi
untuk memudahkan pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat dan
membantu dalam memeratakan pembangunan nasional serta mengurangi
beban pemerintah pusat dan campur tangan yang terlalu besar mengenai
masalah-masalah yang sebetulnya bisa diselesaikan oleh masyarakat
setempat.

Hubungan-hubungan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah


Daerah memiliki empat dimensi penting untuk dicermati, yaitu meliputi

1
hubungan kewenangan, kelembagaan, keuangan, dan pengawasan.
Pertama, pembagian kewenangan untuk menyelenggarakan urusan-urusan
pemerintahan tersebut akan sangat mempengaruhi sejauh mana
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memiliki wewenang untuk
menyelenggarakan urusan-urusan Pemerintahan, karena wilayah
kekuasaan Pemerintah Pusat meliputi Pemerintah Daerah, maka dalam hal
ini yang menjadi objek yang diurusi adalah sama, namun kewenangannya
yang berbeda. Kedua, pembagian kewenangan ini membawa implikasi
kepada hubungan keuangan, yang diatur dalam UU No. 33 Tahun 2004
tentang Pembagian keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah. Ketiga, implikasi terhadap hubungan kelembagaan antara Pusat
dan Daerah mengharuskan kehati-hatian mengenai besaran kelembagaan
yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas yang menjadi urusan
masing-masing. Keempat, hubungan pengawasan merupakan konsekuensi
yang muncul dari pemberian kewenangan, agar terjaga keutuhan negara
kesatuan. Pengaturan yang demikian menunjukkan bahwa tarik menarik
hubungan tersebut kemudian memunculkan apa yang oleh Bagir Manan
disebut dengan spanning 15 antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah. Dewan Perwakilan Daerah juga mengidentifikasi adanya
kewenangan yang tumpah tindih antar instansi pemerintahan dan aturan
yang berlaku, baik aturan di tingkat pusat dan/atau peraturan di tingkat
daerah. 1

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana hubungan Pemerintah Pusat dengan Pemerintah


Daerah?
2. Bagaimana Distribusi Kewenangan Pemerintah Pusat kepada
Pemerintah Daerah?

https://bphn.go.id/data/documents/
1

naskah_akademik_ruu_tentang_hubungan_kewenangan_pemerintah_pusat
_dan_daerah.pdf

2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Secara yuridis kewenangan adalah hak dan kekuasaan


pemerintah yang sah secara hukum, maka dalam konsep Negara hukum
(rechstaat) segala tindakan pemerintah yang bersumber dari
kewenangannya harus berdasarkan pada asas legalitas. Pemerintah
(Government) dalam bahasa Indonesia berarti pengarahan dan administrasi
yang berwenang atas kegiatan orang-orang dalam sebuah negara, negara
bagian, atau kota dan sebagainya. Pemerintah juga berarti lembaga atau
badan yang menyelenggarakan pemerintahan negara, negara bagian, atau
kota, dan sebagainya. Membahas mengenai daerah, daerah adalah
lingkungan pemerintah yang terdiri dari wilayah. C.F Strong menyatakan
bahwa pemerintahan daerah adalah organisasi yang mana diletakkan hak
untuk melaksanakan kekuasaan berdaulat atau tertinggi. Pemerintah daerah
merupakan sub-sistem dari sistem penyelenggaraan pemerintahan nasional
yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri. Kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah
tangga ini mengandung tiga hal utama di dalamnya, yaitu :

1. Pemberian tugas dan wewenang untuk menyelesaikan suatu


kewenangan yang diserahkan kepada Pemerintah Daerah
2. Pemberian kepercayaan dan wewenang untuk mengambil inisiatif
dan menetapkan sendiri cara-cara penyelesaian tugas
3. Usaha dalam memikirkan, mengambil keputusan serta
mengikutsertakan masyarakat baik secara langsung maupun
DPRD. 2

2
Huda, Ni’matul.2013.Otonomi Daerah: Filosofi, Sejarah Perkembangan
dan Problematika.Yogyakarta: Pustaka pelajar

4
Pengertian Pemerintah Daerah menurut Pasal 1 Angka 3 Undang-
Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah adalah Kepala
daerah sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang
memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah otonom. 3

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata wewenang


disamakan dengan kata kewenangan, yang diartikan sebagai hak dan
kekuasaan dalam bertindak, kekuasaan untuk membuat keputusan,
memerintah dan juga melimpahkan tanggung jawab kepada orang/ badan
lain. Tetapi apabila dilihat secara konseptual, istilah wewenang atau
kewenangan disamakan dengan istilah Belanda yaitu bevoegdheid yang
berarti wewenang atau berkuasa. Asas legalitas merupakan dasar dalam
setiap penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan atau dengan kata
lain, setiap penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan harus memiliki
legitimasi yaitu kewenangan yang diberikan oleh undang-undang. Dengan
demikian, substansi asas legalitas adalah wewenang, yaitu kemampuan
untuk melakukan tindakan-tindakan hukum tertentu. Asas legalitas juga
menjadi salah satu prinsip utama yang dijadikan sebagai dasar dalam
setiap penyelenggaraan pemerintahan dan kenegaraan di setiap negara
hukum.

Hubungan Pusat dan Daerah merupakan sesuatu yang banyak


diperbincangkan, karena dalam praktiknya seringkali menimbulkan upaya
tarik menarik kepentingan (spanning of interest) antara kedua satuan
pemerintahan. Hubungan pusat dan daerah terjadi sebagai akibat adanya
pemencaran penyelenggaraan negara dan pemerintahan atau pemencaran
kekuasaan ke dalam satuan-satuan pemerintahan yang lebih kecil yang
dalam praktiknya dapat diwujudkan dalam berbagai macam bentuk.

Salah satu bentuk dari kekuasaan adalah kewenangan. Namun,


keduanya memiliki perbedaan pada dimensi keabsahan (legitimasi). Jika
3
Huda, ni’matul. 2012. Hukum Pemerintahan Daerah, Bandung: Nusa
Media

5
kekuasaan tidak selalu harus diikuti oleh legitimasi atau keabsahan, maka
kewenangan adalah kekuasaan yang harus memiliki keabsahan (legitimate
power). Artinya, kewenangan merupakan kekuasaan, akan tetapi
kekuasaan tidak selalu berupa kewenangan.

6
BAB III
PEMBAHASAN

1. Hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah

Dalam UU No. 32 Tahun 2004 ditegaskan bahwa pemerintah


daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintah memiliki hubungan
dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah lainnya. Hubungan
tersebut meliputi hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum,
pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya bersifat
kontinum yaitu tidaklah mungkin penyelenggaraan pemerintahan daerah
tanpa pemerintahan pusat karena dapat menimbulkan disintegrasi.

Pemerintah Daerah menjalankan urusan pemerintahan sesuai


dengan kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-
undang ditentukan menjadi urusan pemerintah pusat. Pembentukan dan
implementasi kebijakan dalam jenjang pemerintahan subnasional
membutuhkan desentralisasi untuk menciptakan keanekaragaman dalam
penyelenggaraan pemerintahan sesuai kondisi dan potensi yang ada di
masyarakat. Desentralisasi berfungsi untuk mengakomodasi
keanekaragaman masyarakat dalam mewujudkan variasi struktur dan
politik guna menyalurkan aspirasi masyarakat setempat.

Otonomi daerah mengandung kebebasan dan keleluasaan


berprakarsa, tetapi memerlukan bimbingan dan pengawasan pemerintah
pusat sehingga tidak menjelma menjadi kedaulatan. Walaupun otonomi
daerah dan daerah otonom adalah ciptaan dari pemerintah, tetapi hubungan
antara daerah otonom dengan pemerintah adalah hubungan antar
organisasi dan bersifat resiprokal.

Kewenangan pemerintah yang menjadi wewenang pemerintah


pusat dan daerah atas dasar dekonsentrasi mengingat terbatasnya
kemampuan perangkat pemerintah pusat yang berada di daerah. Tinjau
dari daya guna dan hasil guna kurang dapat dipertanggung jawabkan

6
apabila semua urusan pemerintah pusat di daerah harus dilaksanakan
sendiri oleh perangkatnya yang berada di daerah, karna itu akan
membutuhkan tenaga kerja yang cukup besar jumlahnya.

Pada Pasal 18A UUD 1945 memberikan dasar konstitusional bagi


pengaturan hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah sebagai berikut:

(1) Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah


provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan kabupaten dan
kota, diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan
dan keragaman daerah.

(2) Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya


alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan
undang-undang.

2. Distribusi Kewenangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Dalam hubungan pemerintah dengan pemerintah daerah,


munculah beberapa pembagian urusan dalam penyelenggaraan
pemerintahan, yakni urusan pemerintahan yang dikelola oleh pemerintah
pusat (pemerintah), urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh
pemerintah daerah provinsi, dan urusan pemerintahan yang dilaksanakan
oleh pemerintah kabupaten/kota. Salah satu unsur penting di dalam
hubungan pusat dan daerah adalah pembagian kewenangan. Secara yuridis
pembagian kewenangan ini oleh undang-undang diatur sebagai urusan
pemerintahan. Klasifikasi urusan pemerintahan secara khusus diatur dalam
Pasal 9 yang meliputi urusan pemerintahan absolut, urusan pemerintahan
konkuren dan urusan pemerintahan umum.

2.1 Distribusi Kewenangan Pemerintah Pusat

Pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah


saat ini mengacu pada ketentuan dalam UU No. 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagai revisi dari Undang-Undang sebelumnya

7
yaitu UU No. 32 Tahun 2004. Dalam naskah akademik RUU Pemda tahun
2011, revisi UU No. 32 Tahun 2004 dilakukan dengan tujuan untuk
memperbaiki berbagai kelemahan yang ada dalam UU No. 32 Tahun 2004
mengenai konsep kebijakan desentralisasi dalam negara kesatuan,
ketidakjelasan pengaturan dalam berbagai aspek penyelenggaraan
pemerintahan daerah, dan hubungan antara pemerintah dengan warga dan
kelompok madani. 4Kewenangan pemerintah pusat yaitu wewenang yang
dimiliki oleh pemerintah pusat untuk mengurus atau mengatur
pemerintahan secara keseluruhan Kewenangan Pemerintah Pusat yaitu
meliputi ;

a. Politik Luar Negeri

Dalam hal ini pemerintah pusat mempunyai wewenang untuk menjalin


hubungan dengan Negara lain dalam lingkup politik. Misalnya dengan
mengangkat pejabat diplomatik dan menunjuk warga Negara untuk duduk
dalam jabatan lembaga internasional, menetapkan kebijakan luar negeri,
melakukan perjanjian dengan Negara lain, menetapkan kebijakan
perdagangan luar negeri dan sebagainya.

b. Pertahanan

Pemerintah pusat juga mendirikan dan membentuk angkatan bersenjata,


membangun dan mengembangkan sistem pertahanan negara dan
persenjataan, menetapkan kebijakan untuk wajib militer, bela Negara bagi
setiap warga Negara, dan sebagainya.

c. Keamanan

Keamanan yang dilakukan pemerintah yaitu dengan mendirikan dan


membentuk kepolisian Negara, menetapkan kebijakan keamanan nasional,
menindak setiap orang yang melanggar hukum Negara, menindak

4
Inu Kencana Syafiie, Pengantar ilmu pemerintahan, Jakarta, Refika
Aditama, 2010 hlm.

8
kelompok atau organisasi yang kegiatannya mengganggu keamanan
Negara, dan sebagainya.

d. Moneter dan Fiskal Nasional

Dalam hal ini pemerintah pusat memiliki wewenang untuk mencetak uang
dan menentukan nilai mata uang, menetapkan kebijakan moneter,
mengendalikan peredaran uang, dan sebagainya.

e. Yustisi

Pemerintah pusat mendirikan lembaga peradilan, mengangkat hakim dan


jaksa, mendirikan lembaga pemasyarakatan, menetapkan kebijakan
kehaikman dan keiimigrasian, memberikan grasi, amnesty, abolisi,
membentuk UU, Perpu, PP, dan peraturan lain yang berskala nasional, dan
lain sebagainya.

f. Agama

Dalam hal ini, pemerintah pusat memiliki wewenang untuk menetapkan


hari libur keagamaan yang berlaku secara nasional, memberikan
pengakuan terhadap keberadaan suatu agama, menetapkan kebijakan
dalam penyelenggaraan kehidupan keagamaan.5

2.2 Distribusi Kewenangan Pemerintah Daerah

Kewenangan pemerintah daerah yaitu wewenang yang dimiliki oleh


pemerintah daerah untuk mengurusi atau mengatur daerahnya sendiri.
6
Kewenangan Pemerintah Daerah meliputi ;

a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan

5
Fauzan, Muhammad, 2006, Hukum Pemerintahan Daerah, Yogyakarta:
UII Press

6
Ratnawa, et.al., Hubungan Kewenangan Antara Pemerintah Pusat dan
Daerah dalam Otonomi Daerah di Indonesia: Peluang, Kendala, dan
Implikasi, Jakarta:
9
b. Perencanaan, pemanfaatan, pengawasan tata ruang

c. Penyelenggaraan ketertiban umum, dan ketentraman masyarakat

d. Penyediaan sarana dan prasarana umum

e. Penanganan bidang kesehatan

f. Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial

g. Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten / kota

h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten / kota

i. Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah, termasuk


lintas kabupaten / kota

j. Pengendalian lingkungan hidup

k. Pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupaten / kota

l. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil

m. Pelayanan administrasi umum pemerintahan

n. Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupaten /


kota

o. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat


dilaksanakan oleh kabupaten / kota

p. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-


undangan

10
11
BAB IV
PENUTUP

A. SIMPULAN
Dalam pelaksanaan otonomi daerah, maka terjadi pemisahan
kewenangan apa yang dilakukan melibatkan desentralisasi dan
pemerintahan bersama. Mengenai kewenangan tersebut, diatur bagian
mana yang menjadi kewenangan pusat dan mana yang menjadi
kewenangan daerah. Oleh karena itu, untuk memperlancar
penyelenggaraan negara di semua bidang tersebut, tidak mungkin
dilaksanakan sepenuhnya hanya oleh pemerintahan daerah. Pendelegasian
kekuasaan negara kepada pemerintahan daerah merupakan pemerintahan
daerah merupakan solusi yang memudahkan pemerintah untuk menjamin
kesejahteraan masyarakat dan berkontribusi pada pemerataan
pembangunan nasional.

B. SARAN
Sebaiknya untuk mengatur hubungan kewenangan pusat dan
daerah dilakukan melalui berbagai peraturan perundang-undangan yang
secara khusus mengatur mengenai pembagian kewenangan antara
pemerintah pusat dan daerah dalam negara kesatuan republik Indonesia
(NKRI) dalam rangka otonomi yang seluas-luasnya berdasarkan UUD
Tahun 1945 adalah Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum
yang berdasar sistem konstitusi maka dalam setiap tindakan hukum
mengenai konsep hubungan kewenangan antara pusat dan daerah harus
dibangun melalui peraturan perundang-undangan, sehingga kewenangan
yang merupakan salah satu bentuk kekuasaan memiliki legitimasi
(keabsahan), yang nantinya terhadap hubungan kewenangan tersebut
memiliki legitimate power.

11
DAFTAR PUSTAKA

Huda, Ni’matul.2013.Otonomi Daerah: Filosofi, Sejarah Perkembangan


dan Problematika.Yogyakarta: Pustaka pelajar

Huda, ni’matul. 2012. Hukum Pemerintahan Daerah, Bandung: Nusa


Media

Inu Kencana Syafiie, Pengantar ilmu pemerintahan, Jakarta, Refika


Aditama, 2010 hlm.

Fauzan, Muhammad, 2006, Hukum Pemerintahan Daerah, Yogyakarta:


UII Press

Ratnawa, et.al., Hubungan Kewenangan Antara Pemerintah Pusat dan


Daerah dalam Otonomi Daerah di Indonesia: Peluang, Kendala, dan
Implikasi, Jakarta:

https://bphn.go.id/data/documents/
naskah_akademik_ruu_tentang_hubungan_kewenangan_pemerintah_pusat
_dan_daerah.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai