Disusun Oleh :
Semester : I (Satu)
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DAAR AL - ULUUM
ASAHAN - KISARAN
2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Puja puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang karena berkat rahmat,
karunia, serta taufik dan inayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang system
Ketatanegaraan Indonesia dan otonomi daerah ini dengan baik, meskipun dapat
dipastikan banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami sampaikan terima kasih
sebanyak-banyaknya kepada dosen mata kuliah Pancasila telah memberikan tugas ini
kepada kami. Sehingga mampu menambah wawasan kami.
Besar harapan kami makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta makalah ini terdapat terdapat banyak sekali kekurangan-kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat ini, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kesimpulan .......................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem ketatanegaraan suatu negara akan dapat dipahami secara utuh dan lengkap
apabila terlebih dahulu dipahami pengertian umum tentang bentuk negara,bangunan
negara dan bentuk pemerintahan.
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota yang masing-masing mempunyai
pemerintahan daerah (pasal 18 UUD 1945).Pemerintahan daerah sendiri adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem
dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia pemberlakuan otonomi daerah atau
sistem desentralisasi di Indonesia,sebagai negara kesatuan yang berlaku dan
berkembang mulai dari beralihnya orde baru, dan berganti revormasi yang ditandai
dengan pemberhentian presiden kedua yaitu Soeharto.
Otonomi daerah sendiri yang mempunyai pengertian sebagai sebuah konsep dasar
yang merupakan sebuah penyerahan atau pelimpahan kewenangan yang diberikan oleh
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A.Sistem Ketatanegaraan RI
a.Bentuk Negara
Bentuk negara ditinjau dari sudut Siapa kepala negara dan bagaimana proses pengisian
kepala negara tersebut,maka dikenal dengan negara yang berbentuk Republik dan
Kerajaan.Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Niccolo Machiavelli dalam bukunya
“IK Principe” (sang raja/sang pangeran) mengemukakan bahwa bentuk negara kalau
tidak Republik maka bentuk lainnya adalah monarchi(monarki).
1.monarki
2.Republik
3.Aristkrasi
4.Autokrasi
5.Oligarki
6.Demokrasi
2
Bentuk negara Republik Indonesia berdasarkan UUD 1945 pasal 1 ayat 1 Negara
Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk Republik.Dari rumusan pasal 1 ayat 1
UUD 1945 tersebut dapat dibedakan antara bangunan negara dan bentuk
negara.Bangunan Negara adalah negara kesatuan sedangkan bentuk negara adalah
Republik (Kusnardi,1983:166)
B. Bangunan Negara
Kriteria yang harus kita perhatikan dan gunakan untuk menentukan bangunan Negara
adalah struktur atau susunan kekuasaan negara.Titik tolak kita untuk menentukan
bangunan negara tersebut adalah pembagian dan hubungan kekuasaan antara
pemerintah pusat (central government) dan pemerintah lokal (lokal government).
Bertitik tolak dari pembagian dan hubungan kekuasaan antara pemerintah pusat dan
pemerintah lokal/pemerintahdaerah,maka kita kenal 3 macam bangunan negara,yakni:
3
3. Pemerintahan daerah Provinsi,daerah kabupaten dan kota memiliki Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan
umum.
4. Gubernur,Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah
daerah provinsi,kabupaten dan kota dipilih secara demokratis.
5. Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya,kecuali urusan
pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah
pusat.
6. Pemerintah daerah berhak menetapkan Peraturan daerah dan peraturan-peraturan
lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
C. Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan merupakan gabungan dari dua istilah yaitu sistem dan
pemerintahan.Menurut carl J.Friedrick,sistem adalah suatu keseluruhan terdiri dari
beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional baik antara bagian-bagian
maupun hubungan fungsional terhadap keseluruhannya,sehingga hubungan itu
menimbulkan suatu ketergantungan antara bagian-bagian yang akibatnya jika salah satu
bagian tidak bekerja dengan baik akan mempengaruhi keseluruhannya itu.Mengenai
kata pemerintah dan pemerintahan mengandung dua macam pengertian,yaitu dalam arti
luas dan dalam arti sempit.Pemerintah dan pemerintahan dalam arti luas berkaitan
dengan segala urusan yang dilakukan oleh negara dalam menyelenggarakan
kesejahteraan, memelihara keamanan dan meningkatkan derajat kehidupan rakyat serta
dalam menjamin kepentingan negara itu sendiri.Oleh karena itu, pemerintahan dalam
arti luas mencakup fungsi-fungsi legislatif,eksekutif dan yudikatif.
4
penekanan pembahasan mengenai fungsi-fungsi badan eksekutif dalam hubungannya
dengan badan legislatif di tingkat nasional (Pusat) (Zakaria Bangun,2003:26).
3.sistem campuran.
5
Pertama,Presiden dipilih langsung oleh rakyat atau melalui dewan pemilih untuk
metode tertentu dengan masa jabatan yang pasti dan bertanggung jawab kepada
rakyat.presiden hanya bertanggung jawab kepada legislatif.
Kedua,Presiden tidak dapat diberhentikan dengan mosi tidak percaya dengan alasan
politik oleh legislatif seperti ditemukan dalam sistem parlementer presiden hanya
dapat diberhentikan dalam masa jabatannya melalui proses impeachment karena
telah melanggar sumpah jabatan dan atau melakukan tindak pidana sebagaimana
ditentukan dalam UUD dan undang-undang.
Lembaga Legislatif
Lembaga yang bertugas untuk membuat atau merumuskan undang-undang yang
diperlukan negara.Contoh lembaga legislatif ini adalah MPR,DPR dan DPD.
Badan Legislatif dalam sistem ketatanegaraan modern disebut
parlemen.Anggota-anggota parlemen dipilih oleh rakyat,oleh karena itu
parlemen sering juga disebut DPR.Parlemen merupakan lembaga perwakilan
politik yang menjadi salah satu unsur kekuasaan dalam suatu sistem
pemerintahan modern.Keadilan parlemen dalam sistem pemerintahan sebagai
wujud demokrasi berfungsi untuk mengawasi jalannya pemerintahan agar
kekuasaan tidak disalahgunakan atau diselewengkan oleh penguasa.
Negara dengan sistem parlementer,kedudukan parlemen sangat kuat dan bahkan
dapat disebutkan lebih kuat dari eksekutif karena parlemen lah yang membentuk
6
kabinet (eksekutif).Setiap anggota kabinet menteri harus menjadi seorang
anggota parlemen kepala eksekutif biasanya adalah pemimpinan partai politik
yang mempunyai anggota parlemen mayoritas di parlemen atau pemimpin
koalisi yang jumlah anggota parlemen koalisinya mayoritas di parlemen
kedudukan kabinet tergantung dari parlemen,sehingga bila ada mosi tidak
percaya yang didukung suara mayoritas parlemen maka kabinet akan jatuh.
Lembaga Yudikatif
7
Dalam menjalankan fungsinya kekuasaan kehakiman harus bebas atau
merdeka dari intervensi kekuasaan pemerintahan,hal ini bertujuan untuk
melindungi hak-hak asasi manusia dan mencegah kesewenangan.
Bagir Manan mengemukakan bahwa kekuasaan kehakiman yang merdeka
mengandung beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Sebagai bagian dari sistem pemisahan atau pembagian kekuasaan di
antara badan-badan penyelenggaraan negara.
2. Kekuasaan kehakiman yang merdeka diperlukan untuk mencegah
pemerintah bertindak tak semena-mena dan menindas.
3. Kekuasaan kehakiman yang merdeka diperlukan untuk dapat menilai
keabsahan secara hukum tindakan pemerintah atau suatu peraturan
perundang-undangan,sehingga sistem hukum dapat dijalankan dan
ditegakkan dengan baik-baik.
8
pemerintah daerah, UU Nomor 1 tahun 1957 tentang pemerintah daerah,UU Nomor
18 tahun 1965 tentang sistem otonomi,UU Nomor 5 tahun 1974 tentang
pemerintahan daerah,dan setelah reformasi lahirlah UU Nomor 2 Tahun 1999
tentang otonomi daerah.Undang-undang ini telah diganti dengan UU Nomor 32
Tahun 2004 tentang otonomi daerah.Siapakah pemerintah daerah itu? Pemerintahan
daerah adalah:
9
Ketiga,tugas pembantuan (medebewind) adalah keikutsertaan pemerintah daerah
untuk melaksanakan urusan pemerintah yang kewenangannya lebih luas dan lebih
tinggi daerah tersebut.Tugas pembantuan adalah salah satu wujud
dekonsentrasi,akan tetapi pemerintah tidak membentuk badan sendiri untuk itu,yang
tersusun secara vertikal.
Dalam Alquran secara tekstual tidak menetapkan tentang negara dan cara bernegara
secara lengkap dan jelas,tetapi ide dasar tentang hidup bernegara dan pemerintahan
diungkapkan oleh Al-Qur’an,bahkan nama sistem pemerintahannya pun disebutkan.Dari
ide dasar tersebut fiqih siyasah dikembangkan menjadi sebuah bidang pengetahuan
yang membicarakan politik dan bernegara (Hukum Tata Negara)(Saebani,2008:340).
siyasah diartikan pula dengan “politik”.Dalam uraian Al-Qur’an tentang politik secara
sepintas ditemukan pada ayat-ayat yang berakar pada kata hukum dengan awal kata
berarti “menghalang-halangi atau melarang” dalam rangka perbaikan.Dari akar kata
yang sama terbentuk kata “hikmah” yang pada mulanya berarti “kendali” makna ini
sejalan dengan asal makna kata “sasa yasusu siayah”yang artinya mengemudi,
mengendalikan dan cara mengendalikan (Quraisy shihab,1996 416-417).
Kajian tentang hubungan Islam dan politik suatu kajian yang tidak akan ada habis-
habisnya,menurut pendapat Nurcholis Madjid bahwa usaha memahami masalah politik
dalam Islam memang bukan perkara sederhana.Hal itu karena ada dua
alasan.Pertama,bahwa Islam telah membuat sejarah selama lebih dari 14
abad.Kedua,selain beraneka ragamnya bahan-bahan kesejarahan yang harus dipelajari
dan diteliti kekuatan-kekuatan dinamik di belakangnya,juga terdapat perbendaharaan
10
teoritis yang kaya raya tentang politik yang hampir setiap kali muncul bersama dengan
munculnya sebuah peristiwa atau gejala sejarah yang penting. 1
Sebagai bangsa yang majemuk bukan hanya dalam bentuk perbedaan suku dan
adat,namun juga perbedaan pada tataran keyakinan dan agama tentu menimbulkan
berbagai perbedaan kehendak dalam mewarnai bangsa dan negara ini.Sehingga dapat
saja mengakibatkan konflik horizontal di antara bangsa Indonesia,Islam yang dianut
Mayoritas penduduk Indonesia melalui pemimpin berupaya konsisten terhadap identitas
dengan mengupayakan agar nilai-nilai Islam termaktub dalam konstitusi negara.
1
Nurcholish Madjid kata sambutan dalam munawir sadzali, islam dan tata Negara ajaran, sejarah dan
pemikiran (Jakarta :UI press, 1993), hlm. 6-7
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat kita ketahui sistem ketatanegaraan suatu negara akan dapat dipahami secara utuh
dan lengkap apabila terlebih dahulu dipahami pengertian umum tentang bentuk negara
negara kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota yang masing-masing mempunyai
pemerintah daerah Adapun lembaga yang ikut serta dalam negara menurut undang-
undang salah satunya yaitu lembaga eksekutif di mana sistem ini memiliki karakteristik
yang mendasar dan dapat kita ketahui dan dapat kita ketahui bahwasanya Islam telah
mengatur bagaimana caranya berpolitik agar sejalan dengan syariat yang telah diajarkan
12
DAFTAR PUSTAKA
Ajaran,sejarah dan
13