Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN

MAHKAMAH KONSTITUSI DAN KEMENKUNHAM

DISUSUN OLEH :

SUSILO ADI WIBOWO


21.4301.168

DOSEN :
ALDA RIFADA RIZKI, SH, MH

SEKOLAH TINGGI HUKUM BANDUNG


2023
LAPORAN KUNJUNGAN JAKARTA MK DAN KEMENKUNHAM

A. BAGIAN I
Paradigma susuna kelembagaan negara mengalami perubahaan drastic sejak reformasi
konstitusi mulai 1999 sampai dengan 2002. Karena berbagai alasan dan kebutuhan, lembaga-
lembaga negaraa baru dibentuk, meskipun ada juga lembaga yang dihapuskan. Salah satu
lembaga yang dibentuk adalah Mahkamah Konstitusi (MK). MK didesain menjadi pengawal
dan sekaligus penafsir terhadap Undang-Undang Dasar melalui putusan-putusannya. Dalam
menjalankan tugas konstitusinya, MK berupaya mewujudkan visi kelembagaannya, yaitu
tegaknya konstitusi dalam rangka mewujudkan cita negara hukum dan demokrasi demi
kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang bermartabat. Visi tersebut menjadi pedoman
bagi MK dalam menjalankan kekuasaan kehakiman secara Merdeka dan bertanggung jawab
sesuai amanat konstitusi.

Dalam rangka kunjungan ke Mahkamah Konstitusi dan Direktorat Jendral Peraturan


Perundang-Undangan di Jakarta, dengan hasil laporan sebagai berikut:

1. Mahkamah Konstitusi (MA)


Alamat: Jl. Medan Merdeka Barat No.6, RT.2/RW.3 Gambir, Kecamatan Gambir,
Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 1010
Waktu : 09.00 – 12.30 WIB

Narasumber dalam acara ini adalah ibu Anathia Ayu Devitasari yang
menjabat sebagai asisten ahli hakim konstitusi. Materi dimulai dengan
pembahasan mengenai Sejarah lahirnya Mahkamah Konstitusi (MK). MK
disahkan oleh Presiden dan DPR pada 13 Agustus 2003, kemudian resmi dibentuk
pada 16 Agustus 2003. Kewenangan dan kewajiban MK tercantum pada Pasal
24c ayat (1) UUD 1945.
Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yang putusannya bersidat final untuk:
1. Memutus perselisihan tentang hasil pemili
2. Memutus pembubaran parpol
3. Menguji UU terhadap UUD 1945
4. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh UUD
5. Memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai pelanggaran oleh Presiden
atau Wakil Presiden menurut UUD

MK berwenang memeriksa dan memutus Perselisihan Hasil Pemilihan


Gubernur, Bupati dan Walikota. Sifat putusan MK, yaitu:
1. Berdasarkan perkembangan yang terjadi dewasa ini, betapa kompleks
permasalahan yang terjadi dalam pemilu tahun 2004 dan 2009. Oleh karena dalam
pemilu 2004 dan 2009 rakyat bukan hanya memilih anggota DPR, DPRD
provinsi, dan DPRD kabupaten/kota saja, melainkan juga memilih anggota DPD
bahkan juga memilih Presiden dan Wakil Presiden secara langsung. Suatu hal
yang sama sekali baru, bukan saja bagi rakyat (pemilih), melainkan juga para
kontestan dan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
2. Penetapan hasil pemilu anggota Dewan Perwakilan Rakyat, DPD, DPRD provinsi,
dan DPRD kabupaten/kota dilakukan secara nasional oleh KPU dalam pasal 104
(1) Undang-Undang Nomor 12 tahun 2003. Mengenai pengumuman hasil pemilu
sebagaimana tersebut di atas dilakukan selambat-lambatnya 30 hari setelah
pemungutan suara (pasal 104 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 tahun 2003).
Sedangkan dalam hal perselisihan tentang hasil pemilu sebagaimana dimaksud
dalam pasal 104, diperiksa dan diputuskan untuk tingkat pertama dan terakhir oleh
Mahkamah Konstitusi dalam pasal 134 Undang-Undang Nomor 12 tahun 2003.

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia adalah lembaga (tinggi)


negara yang baru yang sederajat dan sama tinggi kedudukannya dengan
Mahkamah Agung (MA). MK di bentuk Menurut ketentuan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasca Perubahan Keempat (Tahun
2002 )
Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung sama-sama merupakan pelaksana
cabang kekuasaan kehakiman (judiciary) yang merdeka dan terpisah dari cabang-
cabang kekuasaan lain, yaitu pemerintah (executive) dan lembaga
permusyawaratan-perwakilan (legislature). Kedua mahkamah ini sama-sama
berkedudukan hukum di Jakarta sebagai ibukota Negara Republik Indonesia.
Hanya struktur kedua organ kekuasaan kehakiman ini terpisah dan berbeda sama
sekali satu sama lain. Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga peradilan tingkat
pertama dan terakhir tidak mempunyai struktur organisasi sebesar Mahkamah
Agung yang merupakan puncak sistem peradilan yang strukturnya bertingkat
secara vertikal dan secara horizontal mencakup lima lingkungan peradilan, yaitu
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan tata usaha negara, lingkungan
peradilan agama, dan lingkungan peradilan militer.

Anda mungkin juga menyukai