Oleh:
Putu Eva Ditayani Antari, S.H., M.H.
Fakutas Hukum Undiknas Denpasar
05/12/2017
05/12/2017
05/12/2017
05/12/2017
MAHKAMAH KONSTITUSI
DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA
* Keberadaan : - Diatur dalam UUD 1945 Perubahan Ketiga dan Keempat :
Pasal 7B, 24 ayat (2), 24C ayat (1) s.d. (5), Pasal III Aturan
Peralihan.
- UU No. 24 Tahun 2003 LN Th. 2003 No. 98 tentang Mahkamah
Konstitusi.
- UU No. 08 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang Undang
tentang Mahkamah Konstitusi
05/12/2017
PERINTAH ADANYA UU ORGANIK MK
(Pasal 24C Ayat 6)
Mengatur :
a. Prosedur pengangkatan dan pemberhentian hakim
konstitusi.
b. Hukum Acara Mahkamah Konstitusi.
c. Ketentuan lainnya tentang MK.
9
Fungsi Mahkamah Konstitusi
Mekanisme Judicial Control berdasarkan Norma
Dasar (Basic Norm) dalam UUD NRI 1945;
Peradilan dengan kewenangan untuk mengadili
pada tingkat pertama dan terakhir;
Putusan bersifat Final dan Mengikat, tidak ada
upaya Hukum
11
05/12/2017
PERAN
MENJAGA TERSELENGGARANYA
PEMERINTAHAN NEGARA YANG STABIL (THE
GUARDIAN OF THE CONSTITUTION)
MELAKUKAN KOREKSI TERHADAP PENGALAMAN
KEHIDUPAN KETATANEGARAAN AKIBAT
PENAFSIRAN GANDA TERHADAP KONSTITUSI
(THE JUDICIAL INTERPRETER OF THE
CONSTITUTION)
MELAKSANAKAN PRINSIP CHECK AND BALANCES
(MELALUI MEKANISME PERADILAN
KONSTITUSIONAL)
Pasal 24, 24C UUD 1945 Pasal 1, 2, dan Penjelasan Umum UU
No. 24 /2003 tentang Mahkamah Konstitusi
12
05/12/2017
Wewenang MK
Pasal 24C ayat (1) UUD 1945
Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili The Guardian of The Constitution
pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final untuk:
PEMOHON:
Subyek Hukum :
1. Perorangan WNI (termasuk kelompok orang)
2. Kesatuan masyarakat hukum adat
3. Badan hukum publik atau privat
4. Lembaga Negara
Anggapan bahwa hak/kewenangan konstitusional subyek hukum
tersebut dirugikan oleh UU yang bersangkutan.
JENIS PENGUJIAN
1.Pengujian Formil (prosedur pembentukan UU bertentangan
dengan UUD 1945)
2. Pengujian Materiil : Isi UU bertentangan dengan UUD 1945.
Perlunya Pengujian UU di Indonesia 15
Moh. Mahfud MD :
Pertama, DPR dan Presiden sebagai lembaga legislatif yang
membentuk UU,adalah lembaga politik yang sangat mungkin
membuat UU atas dasar kepentingan politik mereka sendiri
atau kelompok yang dominan di dalamnya.UU sebagai produk
politik yang tidak lain dari kristalisasi dari kehendak-kehendak
politik yang saling bersaing,bisa saja membentuk UU yang
tidak sejalan dengan UUD,sehingga diperlukan adanya
pengujian UU terhadap UUD.
Kedua, DPR dan Pemerintah sebagai lembaga politik,kenyataannya
lebih banyak berisi orang-orang yang bukan ahli hukum atau
kurang biasa berpikir menurut logika hukum. Perekrutan
mereka atas dasar ketokohan yang berhasil memperoleh
dukungan politik,tanpa pertimbangan keahlian mereka di
bidang hukum.Fakta demikian ini menyebabkan kemungkinan
mambentuk UU yang tidak selaras dengan UUD,dan oleh
karena itu diperlukan adanya pengujian undang-undang
terhadap UUD demi menjaga tidak adanya UU yang
bertentangan dengan UUD.
SENGKETA KEWENANGAN KONSTITUSIONAL
LEMBAGA NEGARA
[PASL 61 S.D. 67 UU MK]
LEMBAGA NEGARA :
1. MPR 5. KPU
2. PRESIDEN 6. KOMISI YUDISIAL
3. DPR 7. BANK SENTRAL
4. DPD 8. PEMERINTAH DAERAH
9. BPK
PEMOHON : Lembaga Negara yang kewenangannya diambil
Lembaga Negara lain
TERMOHON : Lembaga Negara yang mengambil kewenangan
Lembaga Negara lain
OBYEK SENGKETA : Kewenangan yang diberi UUD 1945
17
PEMOHON : Pemerintah
TERMOHON : Parpol yang dimohon dibubarkan
Alasan : Ideologi, Asas, Tujuan, Program, dan
Kegiatan bertentangan dengan UUD 1945
Bentuk : Pembatalan pendaftaran pada pemerintah
19
05/12/2017
05/12/2017
05/12/2017
KOMPOSISI HAKIM MK
* Mempunyai 9 (sembilan) hakim konstitusi
* Ditetapkan oleh Presiden berdasarkan usulan dari:
- MA : tiga orang
- DPR : tiga orang
- Presiden : tiga orang
* Ketua dan Wakil Ketua MK dipilih dari dan oleh
hakim konstitusi
(Pasal 24C ayat 3 dan ayat 4)
29
05/12/2017
Hakim Konstitusi
MOCH. MAHFUD MD ACHMAD SODIKI
Ketua
MUHAMMAD ALIM
Hakim Konstitusi
STRUKTUR ORGANISASI MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA
32
05/12/2017
33
Kebenaran materiil :
40