Oleh :
Rikiansyah (2108016179)
Benidiktus Lasah (2108016180)
Note:
1. Buat cover ( nama dan nim kelompok )
2. Rapihkan file
3. Kalau mau tambah sesuatu bilang dulu jangan asal masukkan
4. Kalau tidak paham bertanya bukan asal mengerjakan
5. Ikuti yang ada di putusan/salin
1
Samarinda, 20 November 2023
Dengan hormat,
Kami bertanda tangan di bawah ini:
1. Dr. Clarisa Tambing Mangngelo, S.H., M.H., LL.M
2. Dr. Rikiansyah, S.H., M.H.
3.
Kesemuanya adalah Advokat/Konsultan Hukum pada Kantor Hukum Parabellum Law Firm
yang beralamat di Jalan di Jalan A. Wahab Syahranie, Kelurahan Air Hitam, Kecamatan
Samarinda Ulu, Kota Samarinda berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 20 Oktober
2023 baik secara bersama-sama maupun sendiri- sendiri bertindak untuk dan atas nama diri
sendiri selanjutnya disebut sebagai
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pemohon
Dalam hal ini mengajukan Permohonan pengujian materiil Pasal 3 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat (selanjutnya disebut UU Advokat)
2
terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(selanjutnya disebut UUD 1945).
3
7. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 7 UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, sebagaimana telah diubah
dengan UU Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundangundangan, diatur:
Pasal 7
1) Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang;
d. \Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
2) Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan sesuai dengan
hierarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
8. Bahwa Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia selanjutnya disebut
Mahkamah diberi wewenang oleh UUD 1945 sebagai Pelindung Konstitusi
(the guardian of constitution). Oleh karena itu, memiliki kewajiban memberikan
Penafsiran (the sole interpreter of constitution) terhadap sebuah ketentuan
pasal-pasal dalam suatu undang-undang yang dianggap merugikan Hak
Konstitusional Pemohon sehingga tercapai keadilan bagi Pemohon, dan
memberikan penjelasan bahwa semua produk hukum di bawah UUD 1945
sejalan dengan dengan nilai-nilai konstitusi, dan juga memberi penafsiran
yang jelas terhadap pasal demi pasal dalam UndangUndang di bawah UUD
1945, sehingga pasal-pasal di bawah UUD 1945 tersebut memiliki kepastian
hukum dan menjadi terang, sehingga tidak multitafsir dan ditafsirkan secara
semena-mena oleh penyelenggara negara, dalam hal ini Pembuat Undang-
Undang.
9. Bahwa Pemohon mengajukan Permohonan Pengujian Materiil terhadap
Materi Muatan dalam Pasal 169 huruf q UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum terhadap UUD 1945, di mana Pemohon menganggap
bahwa Objek Permohonan a quo bertentangan dengan Hak Konstitusional
Pemohon;
10. Bahwa berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut di atas, maka Mahkamah
berwenang untuk memeriksa, mengadili dan memutus permohonan a quo.
Pemohon memohon kiranya Mahkamah melakukan pengujian terhadap
Pasal 169 huruf q UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
7
sebagaimana dijamin Pasal 28D ayat (1) dan ayat (3) UUD 1945
khususnya asas Adil.
f. Bahwa Asas Adil di dalam UU Pemilu menerangkan bahwa setiap pihak
yang terlibat dalam pemilu termasuk Pemohon sebagai Perorangan
Warga Negara Indonesia yang telah dewasa menurut hukum untuk
mendapat perlakuan yang sama untuk menjadi calon Presiden atau calon
Wakil Presiden, serta bebas dari kecurangan dari pihak manapun.
g. Bahwa “perlakuan yang sama” dalam konteks untuk menjamin asas adil
dalam Pemilu hal ini mustahil untuk diwujudkan bagi Pemohon yang telah
berusia dewasa menurut hukum namun masih di bawah 40 (empat puluh)
tahun, oleh karena telah dibatasi dengan ketentuan syarat usia dalam
Pasal 169 huruf q UU Pemilu yang hanya diperuntukan bagi mereka yang
telah berusia minimal 40 (empat puluh) tahun.
h. Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas, syarat batas usia bagi calon
Presiden dan calon Wakil Presiden minimal berusia 40 (empat puluh)
tahun telah terbukti mengakibatkan kerugian konstitusional bagi
Pemohon dalam hal menjadi calon Presiden atau calon Wakil Presiden
dalam Pemilu yang diselenggarakan pada setiap lima tahun sekali,
dengan jaminan penyelenggaraan Pemilu dilaksanakan secara adil
sebagaimana yang dijamin oleh Pasal 22E ayat (1) UUD 1945.
B. POKOK PERMOHONAN
Bahwa pokok permohonan adalah ketentuan Pasal 3 ayat (1) huruf c Undang
Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat yang mengatur salah satu
persyaratan untuk menjadi advokat adalah “tidak berstatus sebagai pegawai
negeri atau pejabat negara”.
8
a. UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia, usia dewasa adalah diatas 18 (delapan belas) tahun.
b. KUHPerdata, dewasa adalah mereka yang mencapai umur genap dua
puluh satu tahun dan kawin sebelumnya.
c. Kompilasi Hukum Islam, dewasa adalah 21 tahun, tidak bercacat fisik
maupun mental atau pernah melangsungkan perkawinan.
d. KUHPidana, usia dewasa adalah diatas umur 16 (enam belas) tahun.
e. UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Pasal 47, usia dewasa
adalah diatas 18 (delapan belas) tahun.
f. UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, usia dewasa adalah
diatas 18 (delapan belas) tahun.
g. UU Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, usia
dewasa adalah diatas 18 (delapan belas) tahun.
h. UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak sebagaimana
terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014, usia
dewasa adalah diatas 18 (delapan belas) tahun.
i. UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, usia dewasa
adalah diatas 18 (delapan belas) tahun.
j. UU Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi, usia dewasa adalah diatas
18 (delapan belas) tahun.
k. UU Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Perdagangan Orang, usia dewasa adalah diatas 18 (delapan belas)
tahun.
l. Keputusan Mendagri cq Dirjen Agraria Direktorat Pendaftaran Tanah
(Kadaster) No. Dpt.7/539/7-77, tertanggal 13-7-1977, mengenai soal
dewasa dapat diadakan pembedaan dalam: a. dewasa politik,
misalnyaadalah batas umur 17 tahun untuk dapat ikut Pemilu; b. dewasa
seksuil, misalnya adalah batas umur 18 tahun untuk dapat
melangsungkan pernikahan menurut Undang-Undang Perkawinan yang
baru; dan c. dewasa hukum. Dewasa hukum dimaksudkan adalah batas
umur tertentu menurut hukum yang dapat dianggap cakap bertindak
dalam hukum.
m. Dan lain-lain sebagainya
Sehingga adalah wajar dan menjadi beralasan hukum apabila setiap
perorangan warga negara Indonesia yang telah berusia Dewasa menurut
Hukum harus diberikan pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum, dan
kesempatan yang sama dalam pemerintahan, dan bebas dari perlakuan
yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan mendapatkan
perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif terhadap usia
calon Presiden dan calon Wakil Presiden oleh pembuatan Undang-Undang
itu.
Nomor 8 - 10 belum
A. PETITUM
Berdasarkan seluruh uraian sebagaimana tersebut di atas, para Pemohon memohon
kepada Mahkamah Konstitusi untuk menjatuhkan putusan sebagi berikut:
1
0
1. Mengabulkan permohonan para Pemohon untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Pasal 3 ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003
tentang Advokat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4288) bertentangan
dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat;
3. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia
sebagaimana mestinya.
4. Apabila Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-
adilnya (ex aequo et bono).
Hormat kami,
1
1