Anda di halaman 1dari 22

HUKUM TATA NEGARA

Latihan Kepemimpinan Hukum 2021

PERUNDANG-UNDANGAN
HUKUM ACARA MAHKAMAH KOSTITUSI
oleh :
Chrystyan Nadin Cleviandra Hidayat (Peradilan Semu 2020)

Legal And
Research
Division
Section 1/3

HUKUM TATA NEGARA


“Konstitusi adalah kristalilasi dari munajat umat manusia terhadap tuhannya akan penindasan
terhadap kekuasaan yang dikhawatirkan secara terus-menerus.”

-Irmanputra Siddin-

Materi Muatan Konstitusi


Jaminan Perlindungan Hak Asasi Manusia
Pembagian Lembaga Negara
Tugas/Fungsi Lembaga Negara
MATERIL
Pancasila
Sumber
Hukum FORMIL

Tata
Peraturan Perundang-Undangan (vide Pasal 7
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Negara Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan)


Konvensi Ketatanegaraan
Traktat
Doktrin
Yurisprudensi
“Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik”

- Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 -


Bangunan Negara Bentuk Negara Sistem Pemerintahan
Presidensial
Federasi Republik
Parlementer
Konfederasi Monarki
Quasi
Kesatuan
Trias Politica

L'esprit des Lois (The Spirit of Laws)

PEMBAGIAN KEKUASAAN
Legislatif
Kekuasaan untuk membuat suatu peraturan

Eksekutif
Kekuasaan untuk menjalankan suatu peraturan

Yudikatif
Kekuasaan untuk mengawasi jalannya suatu
peraturan
Section 2/3

PERUNDANG UNDANGAN
Undang-Undang Dasar
Sebagai Staatsfundamentalnorm dan Verfassungsnorm
Dimana Letak Pancasila?
Putusan Mahkamah Konstitusi 100/PUU-XI/2013

“(…) berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Sebagai dasar negara, Pancasila secara normatif harus menjadi fundamen penyelenggaraan
Pemerintahan Negara Indonesia. Nilai-nilai Pancasila sebagai staatsfundamentalnorm ada dalam
Pembukaan UUD 1945.
Pasal 22A UUD 1945
“Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pembentukan undang-undang diatur dengan undang-
undang.”

Dalam hal ini, undang-undang yang mengalir delegasi kewenangan menurut konsitusi (in casu
UUD 1945) dalam Pasal 22A adalah Undang-Undang Nomor 12 Tahun2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.

UUD 1945

TAP MPR

UU/PERPPU HIERARKI PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN

PA
NC
PP

AS
Pasal 7 dan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

ILA
PERPRES tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

PERDA PROVINSI

PERDA KOTA

PERATURAN LAIN
Section 3/3
HUKUM ACARA MAHKAMAH KOSTITUSI
PEMBENTUKAN CONSTITUTIONAL COURT
Vervassungsgerichtshof

Pembentukan Mahkamah Konstitusi pertama kali digagas oleh Hans Kelsen saat menjadi anggota
Chancelery dalam pembaruan Konstitusi Austria pada tahun 1919-1920

PEMBENTUKAN MAHKAMAH KONSTITUSI DI INDONESIA

SISI POLITIK SISI HUKUM


Mengimbangi kekuasaan DPR Perubahan supremasi MPR
dan Presiden menjadi supremasi Konstitusi
Dasar Hukum
KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI DI INDONESIA

Pasal 24C ayat (1) dan (2) UUD 1945;


Pasal 10 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang
Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi; dan
Pasal 29 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman.
KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI
Indonesia

Memeriksa Pendapat Dewan Perwakilan Rakyat Mengenai Dugaan Pelanggaran


oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden Menurut Undang-Undang Dasar

Memutus Perselisihan Hasil Pemilihan Umum

Memutus Pembubaran Partai Politik

Memutus Sengketa Kewenangan Lembaga Negara

Menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945
CIKAL BAKAL
Judicial Review

Judicial Review pertama kali muncul di Amerika Serikat pada kasus Marbury v. Madison oleh Hakim Agung
John Marshall pada tahun 1803. Supreme Court Amerika Serikat lalu membatalkan Judiciary Act 1789.
KERUGIAN KONSTITUSIONAL
Constitutional Loss

1. Ada Hak dan/atau Kewenangan konstitusional Pemohon yang diberikan oleh UUD 1945;
2. Hak dan/atau Kewenangan Konstitusional Pemohon dirugikan oleh berlakunya UU/Perppu yang
dimohonkan Pengujiannya;
3. Kerugian Konstitusional dimaksud bersifat spesifik (khusus) dan aktual atau setidak-tidaknya
potensial menurut penalaran yang wajar dapat dipastikan akan terjadi;
4. Ada hubungan sebab-akibat antara kerugian konstitusional dan berlakunya UU/Perppu yang
dimohonkan Pengujian; dan
5. Ada kemungkinan bahwa dengan dikabulkannya Permohonan, kerugian konstitusional seperti yang
didalilkan tidak lagi atau tidak akan terjadi.
"Ingin mengetahui sesuatu adalah awal mula ilmu pengetahuan"

Thankyou

Anda mungkin juga menyukai