Anda di halaman 1dari 26

Halo !

tatan
Ca
PKN.

Milik: NAMIRA
CP :
IG @a.froza
WA : 0853-3581-8521
Catatanku.
TATA URUTAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN

Peraturan Perundang-undangan
adalah peraturan tertulis yang
memuat norma hukum yang mengikat
secara umum dan dibentuk atau
ditetapkan oleh lembaga negara atau
pejabat yang berwenang melalui
prosedur yang ditetapkan dalam
Peraturan Perundang-undangan.

1. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah hukum dasar


(konstitusi) yang tertulis yang merupakan peraturan negara tertinggi


dalam tata urutan Peraturan Perundang-undangan nasional.
2. Ketetapan MPR merupakan putusan MPR yang ditetapkan dalam sidang
MPR, yang terdiri dari 2 (dua) macam yaitu : Ketetapan yaitu putusan
MPR yang mengikat baik ke dalam atau keluar majelis, Keputusan yaitu
putusan MPR yang mengikat ke dalam majelis saja.
3. Undang-Undang (UU) adalah Peraturan Perundang-undangan yang
dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan Persetujuan bersama
Presiden.
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) adalah
Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal
ihwal kegentingan yang memaksa, dengan ketentuan : Perppu diajukan ke
DPR dalam persidangan berikut; DPR dapat menerima/menolak Perppu
tanpa melakukan perubahan; Bila disetujui oleh DPR, Perrpu ditetapkan
menjadi Undang-Undang; Bila ditolak oleh DPR, Perppu harus dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.
Catatanku.
TATA URUTAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN

Tata perundang-undangan diatur dalam :


Tap MPRS NO. XX/MPRS/1996 tentang
Memorandum DPR-GR mengenai sumber
tertib hukum Republik Indonesia dan tata
urutan perundang-undangan Republik
Indonesia.
Tap MPR No. III/MPR/2000 tentang
Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan
Undang-Undang.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004
tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.

1. Peraturan Pemerintah (PP) adalah Peraturan Perundang-undangan yang


ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana
mestinya.
2. Peraturan Presiden (Perpres) adalah Peraturan Perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan perintah Peraturan Perundang-
undangan yang lebih tinggi atau dalam menyelenggarakan kekuasaan
pemerintahan.
3. Peraturan Daerah (Perda) Provinsi adalah Peraturan Perundang-undangan yang
dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dengan persetujuan
Gubernur.
4. Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten/Kota adalah Peraturan Perundang-
undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota
dengan persetujuan Bupati/Walikota
Catatanku.
TATA URUTAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN

Negara Indonesia adalah negara hukum sebagaimana dinyatakan dalam


UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 1 ayat (3) “ Negara
Indonesia adalah negara hukum”
Hal ini mengandung arti bahwa kehidupan bermaqsyarakat, berbangsa
dan bernegara harus didasarkan pada hukum yang berlaku.
Hukum memiliki berbagai bentuk , baik tertulis maupun tidak tertulis.
Hukum tertulis dalam kehidupan kalian misalnya :
1. tata tertib sekolah
2. Peraturan dilingkungan rumah
3. Tata tertib dilingkunan masyarakat.
Contoh hukum yang tidak tertulis :
Hukum yang tidak tertulis tetapi diaku keberadaanya sebagai salah satu
hukum yang mengikat masyarakat misalnya adat idtiadat

Landasan filosofis adalah pertimbangan atau alasan yang


menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk mempertimbangkan
pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum yang meliputi suasana
kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari
Pancasila dan Pembukaan UUD 1945
Landasan sosiologis adalah pertimbangan atau alasan yang
menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek, serta menyangkut fakta
empiris mengenai perkembangan masalah dan kebutuhan masyarakat
dan negara.
Pengertian landasan yuridis adalah pertimbangan atau alasan yang
menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk mengatasi
permasalahan hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan
mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah, atau
yang akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan
masyarakat.
Catatanku.
WEWENANG MAHKAMAH AGUNG & MAHKAMAH KONSTITUSI

Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi adalah dua lembaga negara


dalam kekuasaan kehakiman. Berikut perbedaan Mahkamah Agung dan
Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi
merupakan lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UUD 1945. Hal ini
tertuang dalam Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan bahwa
kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan
peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan
peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
Wewenang MA
1. Berwenang mengadili pada tingkat kasasi.
2. Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi.
3. Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang dan
mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang.
4. Memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi dan
rehabilitasi.
Wewenang MK
5. Mengadili uji materi Undang-Undang
6. Memutus sengketa antar lembaga negara
7. Memutus pembubaran partai politik
8. Memutus perselisihan hasil pemilihan umum
9. Memberi keputusan akan pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau
Wakil Presiden melanggar Undang-Undang
Catatanku.
WEWENANG MAHKAMAH AGUNG & MAHKAMAH KONSTITUSI
Catatanku.
PENGADILAN UMUM & PENGADILAN KHUSUS

Peradilan umum adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung


yang menjalankan kekuasaan kehakiman bagi sebagian rakyat pencari
keadilan pada umumnya. Peradilan umum meliputi: Pengadilan Negeri,
berkedudukan di ibu kota kabupaten/kota, dengan daerah hukum meliputi
wilayah kabupaten/kota. Peradilan umum meliputi:
1. Pengadilan Tinggi, berkedudukan di ibukota provinsi, dengan daerah
hukum meliputi wilayah provinsi.
2. Pengadilan Negeri, berkedudukan di ibukota kabupaten/ kota, dengan
daerah hukum meliputi wilayah kabupaten/ kota
3. Pengadilan khusus lainnya (spesialisasi, misalnya : Pengadilan
Hubungan Industrial (PHI), Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
(Tipikor), Pengadilan Ekonomi, Pengadilan Pajak, Pengadilan Lalu
Lintas Jalan dan Pengadilan anak.
Pengadilan Negeri (biasa disingkat: PN) merupakan sebuah lembaga
peradilan di lingkungan Peradilan Umum yang berkedudukan di ibu
kota kabupaten atau kota. Sebagai Pengadilan Tingkat Pertama,
Pengadilan Negeri berfungsi untuk memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara pidana dan perdata bagi rakyat pencari
keadilan pada umumnya. Daerah hukum Pengadilan Negeri meliputi
semua wilayah Kabupaten/kota
Susunan atau Struktur Organisasi Pengadilan Negeri Ponorogo terdiri
dari Pimpinan (Ketua PN dan Wakil Ketua PN), Hakim Anggota,
Panitera, Sekretaris, Jurusita dan Staf.
Catatanku.
PENGADILAN UMUM & PENGADILAN KHUSUS

Pengadilan Tinggi (PT) merupakan sebuah lembaga peradilan di


lingkungan Peradilan Umum yang lebih tinggi dari Pengadilan Negeri
yang berkedudukan di ibu kota Provinsi sebagai Pengadilan Tingkat
Banding (untuk mengajukan upaya hukum banding) terhadap perkara-
perkara yang diputus oleh Pengadilan Negeri.
Pengadilan Tinggi juga merupakan Pengadilan tingkat pertama dan
terakhir mengenai sengketa kewenangan mengadili antar Pengadilan
Negeri di daerah hukumnya.
Susunan Pengadilan Tinggi dibentuk berdasarkan Undang-Undang
dengan daerah hukum meliputi wilayah Provinsi. Pengadilan Tinggi
terdiri atas Pimpinan (seorang Ketua PT dan seorang Wakil Ketua PT),
Hakim Anggota, Panitera, Sekretaris dan Staf.
pendalaman PK
Pengadilan Khusus adalah pengadilan yang mempunyai kewenangan untuk
memeriksa, mengadili dan memutus perkara tertentu yang hanya dapat
dibentuk dalam salah satu lingkungan badan peradilan di bawah
Mahkamah Agung yang diatur dalam Undang-Undang. Yang dimaksud
dengan “pengadilan khusus” antara lain adalah pengadilan anak,
pengadilan niaga, pengadilan hak asasi manusia, pengadilan tindak
pidana korupsi, pengadilan hubungan industrial dan pengadilan perikanan
yang berada di lingkungan peradilan umum, serta pengadilan pajak yang
berada di lingkungan peradilan tata usaha negara.
Catatanku.
UNSUR UNSUR HUKUM

Merujuk pengertian yang dipaparkan para ahli, dapat


disimpulkan bahwa hukum meliputi beberapa unsur:
1. Pengertian mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan
masyarakat
2. Peraturan diadakan oleh penguasa atau badan-badan resmi
yang berwajib
3. Peraturan bersifat memaksa
4. Pelanggaran terhadap peraturan dikenakan sanksi yang
tegas
Melalui buku berjudul Dasar-dasar Ilmu Hukum (2009),
Ishaq membagi unsur hukum menjadi dua, yaknI unsur ideal
dan unsur riil.
5. Unsur ideal Sifat hukum sangat abstrak dan tidak dapat
diraba dengan pancaindra, tetapi kehadirannya dapat
dirasakan. Unsur ini bersumber pada diri manusia itu
sendiri, berupa cipta, karsa, dan rasa.
6. Unsur riil Sifat hukum konkret, bersumber pada manusia,
alam, dan kebudayaan yang akan melahirkan ilmu tentang
kenyataan. Unsur ini mencakup aspek ekstern sosial dalam
pergaulan hidup masyarakat.
Catatanku.
KESADARAN HUKUM

Kesadaran hukum dapat diartikan sebagai kesadaran


seseorang atau suatu kelompok masyarakat kepada aturan-
aturan atau hukum yang berlaku.Kesadaran hukum sangat
diperlukan oleh suatu masyarakat. Hal ini bertujuan agar
ketertiban, kedamaian, ketenteraman, dan keadilan dapat
diwujudkan dalam pergaulan antar sesama
Wujud kesadaran hukum dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara dapat dilakukan dengan:
1) Menaati dan mematuhi semua peraturan yang berlaku.
2) Menjaga martabat bangsa dan negara.
3) Membayar pajak tepat waktu.
4) Ikut menjaga dan memelihara ketertiban dan keamanan.
5) Saling menghormati sesama warga negara
kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari tingkat
kesadaran hukum dan tingkat kepatuhan masyarakatnya
terhadap hukum itu sendiri. Jika tingkat kesadaran hukum
penduduk suatu Negara meningkat maka, akan semakin
tertib kehidupan bermasyarakat dan bernegara, yang
dengan sendirinya keadilan dan kesejahteraan masyarakat
akan tercapai.
Catatanku.
KESADARAN HUKUM

Sebaliknya, jika kesadaran hukum penduduk suatu Negara


rendah, maka yang terjadi adalah hukum rimba,
ketidakadilan, kesewenang-wenangan bahkan hingga
meningkatnya kemiskinan. Kesadaran hukum dalam setiap
individu merupakan faktor penting kepatuhan hukum,
sedangkan kepatuhan hukum menjadi hal esensi kemajuan
hukum.
Kesadaran hukum bukan hal sepeleh yang hanya sekedar
untuk diketahui oleh akal. Akan tetapi, harus diresapi dalam
hati dan diaplikasikan melalui penjiwaan diri serta sikap
batin sehingga tercipta kepatuhan hukum. Pembudayaan
hukum harus dilakukan sejak usia dini dan dimulai dari
rumah tangga sebagai miniatur terkecil Negara hukum,
untuk mencapai masyarakat berbudaya hukum.
Catatanku.
Makna & Kelandasan HUKUM DEMOKRASI

1. Makna
Hubungan negara hukum dan negara demokrasi adalah
keduanya saling membutuhkan satu sama lain. Negara
hukum membutuhkan demokrasi agar hukum tidak dipahami
secara kaku dan menjamin kesejahteraan. Sementara
demokrasi membutuhkan hukum dalam pengaturan
pelaksanaannya. Pemberlakuan hukum merupakan salah satu
syarat wajib dalam sebuah negara. Hukum diperlukan
sebagai upaya untuk menciptakan ketertiban di tengah
masyarakat. Meski demikian, hukum harus diterapkan
sebagai peraturan yang mendatangkan kebebasan, bukan
pengekangan.
negara hukum secara umum ialah bahwasanya kekuasaan
negara dibatasi oleh hukum dalam arti bahwa segala sikap,
tingkah laku dan perbuatan baik dilakukan oleh para
penguasa atau aparatur negara maupun dilakukan oleh
para warga negara harus berdasarkan atas hukum.
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua
warga negaranya memiliki hak yang sama untuk
pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup
mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara ikut serta—
baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam
perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum
Catatanku.
Makna & Kelandasan HUKUM DEMOKRASI

1. Landasan
Demokrasi sebagai suatu sistem politik sangat erat sekali
hubungannya dengan hukum. Demokrasi tanpa hukum tidak
akan terbangun dengan baik, bahkan mungkin menimbulkan
anarki, sebaliknya hukum tanpa sistem politik yang
demokratis hanya akan menjadi hukum yang elitis dan
represif
Negara Indonesia sudah menjadi negara hukum yang
demokratis. Langkah pertama untuk membuktikan bahwa
jawaban ini beralasan adalah mencari kriteria tentang
negara hukum yang demokratis.
Sila ke-4 Pancasila.
Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 "....disusunlah
Kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD
negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan
negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat...."
Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 "Kedaulatan berada ditangan
rakyat dan dilaksanakan menurut UUD"
Pasal 2 ayat (1) UUD 1945 "MPR terdiri atas anggota DPR
dan anggota DPD yang dipilih melalui pemilu dan diatur
lebih lanjut dengan Undang-undang.
Catatanku.
CIRI CIRI NEGARA DEMOKRASI

Ciri-ciri pemerintahan demokratis Dalam perkembangannya,


demokrasi menjadi suatu tatanan yang diterima dan dipakai
oleh hampir seluruh negara di dunia.:
1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan
keputusan politik, baik langsung maupun tidak langsung
(perwakilan).
2. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap
hak-hak asasi rakyat (warga negara).
3. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala
bidang.
4. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang
independen sebagai alat penegakan hukum
5. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga
negara.
6. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan
informasi dan mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.
7. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk
di lembaga perwakilan rakyat.
8. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk
menentukan (memilih) pemimpin negara dan pemerintahan serta
anggota lembaga perwakilan rakyat.
9. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku,
agama, golongan, dan sebagainya).

Catatanku.
ASAS ASAS PEMILU

Pemilihan umum (pemilu) di Indonesia pada awalnya ditujukan


untuk memilih anggota lembaga perwakilan, yaitu DPR, DPRD
Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Setelah amendemen
keempat UUD 1945 pada 2002, pemilihan presiden dan wakil
presiden (pilpres), yang semula dilakukan oleh MPR, disepakati
untuk dilakukan langsung oleh rakyat dan dari rakyat sehingga
pilpres pun dimasukkan ke dalam rangkaian pemilu. Pilpres
sebagai bagian dari pemilu diadakan pertama kali pada Pemilu
2004. Pada 2007, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2007, pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah
(pilkada) juga dimasukkan sebagai bagian dari rezim pemilu.
Pada umumnya, istilah "pemilu" lebih sering merujuk kepada
pemilihan anggota legislatif dan presiden yang diadakan setiap
5 tahun sekali. Pemilu harus dilakukan secara berkala, karena
memiliki fungsi sebagai sarana pengawasan bagi rakyat
terhadap wakilnya.
Pemilihan umum di Indonesia telah diadakan sebanyak 12 kali
yaitu pada tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999,
2004, 2009, 2014, dan 2019.
Pemilihan umum di Indonesia menganut asas "LUBER" yang
merupakan singkatan dari "Langsung, Umum, Bebas dan
Rahasia". Asas "Luber" sudah ada sejak zaman Orde Baru.

Catatanku.
ASAS ASAS PEMILU

1. Pemilihan umum di Indonesia menganut asas "LUBER" yang


merupakan singkatan dari "Langsung, Umum, Bebas dan
Rahasia". Asas "Luber" sudah ada sejak zaman Orde Baru.
"Langsung" berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya
secara langsung dan tidak boleh diwakilkan.
"Umum" berarti pemilihan umum dapat diikuti seluruh warga
negara yang sudah memiliki hak menggunakan suara.
"Bebas" berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya tanpa
ada paksaan dari pihak manapun.
"Rahasia" berarti suara yang diberikan oleh pemilih bersifat
rahasia hanya diketahui oleh si pemilih itu sendiri.
2. Kemudian di era reformasi berkembang pula asas "Jurdil" yang
merupakan singkatan dari "Jujur dan Adil".
Asas "jujur" mengandung arti bahwa pemilihan umum harus
dilaksanakan sesuai dengan aturan untuk memastikan bahwa
setiap warga negara yang memiliki hak dapat memilih sesuai
dengan kehendaknya dan setiap suara pemilih memiliki nilai
yang sama untuk menentukan wakil rakyat yang akan terpilih.
Asas "adil" adalah perlakuan yang sama terhadap peserta
pemilu dan pemilih, tanpa ada pengistimewaan ataupun
diskriminasi terhadap peserta atau pemilih tertentu. Asas jujur
dan adil mengikat tidak hanya kepada pemilih ataupun peserta
pemilu, tetapi juga penyelenggara pemilu.

Catatanku.
penerapan nilai demokrasi dikehidupan

1. Demokratis adalah cara berfikir, bersikap, dan


bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain
Berusaha agar bersikap lemah lembut dan kasih
sayang terhadap sesama sehingga tidak dijauhi
dalam pergaulan.
Membiasakan diri untuk bermusyawarah saat
menghadapi suatu permasalahan.
Belajar untuk menghargai pendapat orang lain
meski tidak sesuai keinginan hati.
Berbicara dengan bahasa yang santun saat
mengungkapkan pendapat sehingga tidak
menyinggung orang lain.
Menerima hasil musyawarah dengan lapang dada.
Segera meminta maaf jika melakukan kesalahan.
Belajar untuk memaafkan kesalahan orang lain.
Catatanku.
HAM

1. hak asasi manusia adalah hak dasar yang melekat pada diri
seseorang, yang secara kodrati merupakan anugerah Tuhan
YME dan tidak dapat diganggu gugat. Sedangkan kewajiban
asasi adalah kewajiban dasar manusia yang ditekankan dalam
undang-undang tersebut sebagai seperangkat kewajiban yang
apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan
tegaknya HAM. Dalam pengertian yang sederhana, hak asasi
manusia (human rights) merupakan hak yang secara alamiah
melekat pada orang semata-mata karena ia merupakan manusia
(human being). HAM meliputi nilai-nilai ideal yang mendasar,
yang tanpa nilai-nilai dasar itu orang tidak dapat hidup sesuai
dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia.
2. CONTOH HAM
Hak asasi pribadi Kebebasan
-masuk dan mengikuti organisasi
-Kebebasan mengeluarkan pendapat
-Kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agam dan
kepercayaan
Hak asasi politik
-Hak menjadi warga negara
-Hak untuk memilih dan dipilih Hak untuk masuk dan mendirikan
partai politik
Catatanku.
HAM

Hak asasi ekonomi


-Hak memiliki, mencari, dan mengumpulkan kekayaan
Kebebasan memilih pekerjaan
- Hak untuk menjual, membeli, dan menyewa
Hak asasi hukum
-Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam
hukum dan pemerintahan
Hak sosial dan budaya
-Hak untuk mengembangkan dan berpartisipasi dalam
kebudayaan
-Hak untuk mendapatkan perlindungan terhadap karya
cipta
-Hak untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan,
kesejahteraan, dan pendidikan yang lain
Hak asasi dalam tata cara peradilan dan perlindungan
-Hak untuk mendapatkan peradilan dan perlindungan dalam
penahanan, penahanan, penangkapan, peradilan,
penyitaan, atau penggeledahan.
Catatanku.
FAKTOR PENDORONG TERJADINYA PELANGGARAN HAM

Faktor internal yaitu dorongan untuk melakukan pelanggaran


HAM yang berasal dari diri pelaku pelanggar HAM. Faktor
internal tersebut di antaranya sebagai berikut:
1. Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri
Sikap terlalu mementingkan diri sendiri akan menyebabkan
seseorang untuk selalu menuntut haknya, sementara
kewajibannya sering diabaikan. Seseorang yang mempunyai
sikap seperti ini akan menghalalkan segala cara agar haknya
dapat terpenuhi, meski cara yang dilakukan dapat melanggar
hak orang lain.
2. Rendahnya kesadaran HAM
Hal ini akan menyebabkan pelaku pelanggaran HAM berbuat
seenaknya. Pelaku tidak mau tahu bahwa orang lain pun
mempunyai hak asasi yang harus dihormati. Sikap tidak mau
tahu ini berakibat munculnya perilaku atau tindakan
penyimpangan terhadap hak asasi manusia.
3. Sikap tidak toleran
Sikap ini akan menyebabkan munculnya saling tidak menghargai
dan tidak menghormati atas kedudukan atau keberadaan orang
lain. Sikap tidak toleran tersebut pada akhirnya akan
mendorong orang untuk melakukan diskriminasi kepada orang
lain.
Catatanku.
FAKTOR PENDORONG TERJADINYA PELANGGARAN HAM

Faktor eksternal yaitu faktor-faktor di luar diri manusia yang


mendorong seseorang atau sekelompok orang melakukan
pelanggaran HAM. Faktor eksternal tersebut di antaranya sebagai
berikut:
1. Penyalahgunaan kekuasaan
Di dalam masyarakat terdapat berbagai macam kekuasaan.
Kekuasaan ini tidak hanya merujuk pada kekuasaan pemerintah,
tetapi juga bentuk-bentuk kekuasaan lain. Satu di antara
contohnya adalah kekuasaan di dalam perusahaan. Para
pengusaha yang tidak memperdulikan hak-hak buruhnya jelas
melanggar HAM. Oleh karena itu, setiap penyalahgunaan
kekuasaan mendorong timbulnya pelanggaran HAM.
2. Ketidaktegasan aparat penegak hukum
Aparat penegak hukum yang tidak bertindak tegas terhadap
setiap pelanggaran HAM, akan mendorong timbulnya pelanggaran
HAM lainnya. Penyelesaian kasus pelanggaran HAM yang tidak
tuntas akan menjadi pemicu bagi munculnya kasus-kasus lain.Para
pelaku pelanggaran HAM tidak akan merasa jera karena mereka
tidak menerima sanksi yang tegas atas perbuatannya itu. Selain
hal tersebut, aparat penegak hukum yang bertindak sewenang-
wenang juga dapat dikategorikan sebagai bentuk pelanggaran
HAM dan dapat menjadi contoh yang tidak baik.Hal ini dapat
mendorong timbulnya pelanggaran HAM yang oleh masyarakat
pada umumnya.
Catatanku.
FAKTOR PENDORONG TERJADINYA PELANGGARAN HAM

3. Penyalahgunaan teknologi
Kemajuan teknologi dapat memberikan pengaruh yang
positif, tetapi bisa juga memberikan pengaruh negatif
bahkan dapat memicu timbulnya kejahatan. Ada kasus
penculikan yang berawal dari pertemanan dalam jejaring
sosial. Kasus tersebut menjadi bukti apabila pemanfaatan
kemajuan teknologi tidak sesuai aturan. Hal ini tentu akan
menjadi penyebab timbulnya pelangaran HAM. Selain itu,
kemajuan teknologi dalam bidang produksi ternyata dapat
menimbulkan dampak negatif, misalnya munculnya
pencemaran lingkungan yang bisa mengakibatkan
terganggunya kesehatan manusia.
4. Kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi
Kesenjangan menggambarkan terjadinya ketakseimbangan
yang mencolok di dalam kehidupan masyarakat. Pemicunya
adalah perbedaan tingkat kekayaan atau jabatan yang
dimiliki. Apabila hal tersebut dibiarkan akan menimbulkan
terjadinya pelanggaran HAM, misalnya perbudakan,
pelecehan, perampokan bahkan pembunuhan.
Catatanku.
PENERAPAN HAM DALAM PRESPEKTIF PANCASILA

Bagaimana hak-hak asasi manusia dalam Pancasila? Ada tiga


nilai HAM yang terkandung dalam Pancasila, yaitu:
Pertama, Nilai Ideal. Nilai ideal merupakan nilai yang
berhubungan dengan kelima sila dalam Pancasila. Nilai
ideal bersifat universal sehingga di dalamnya terkandung
cita-cita, tujuan, dan nilai-nilai yang baik dan benar.
Berikut penjelasan hubungan hak asasi manusia dengan
setiap sila dalam Pancasila: (1) Sila pertama, menjamin
kemerdekaan untuk memeluk agama, menjalankan ibadah,
dan menghormati perdedaan agama; (2) Sila kedua,
memposisikan setiap warga negara pada kedudukan yang
sama dalam hukum; (3) Sila ketiga, memberikan semangat
persatuan di antara warga negara dan menempatkan
kepentingaan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau golongan; (4) Sila keempat, mengajarkan
untuk menghargai hak setiap warga negara untuk
bermusyawarah mufakat yang dilakukan tanpa adanya
tekanan ataupun paksaan; (5) Sila kelima, mengakui hak
milik perorangan dan dilindungi pemanfaatannya oleh
negara.
Catatanku.
PENERAPAN HAM DALAM PRESPEKTIF PANCASILA

Kedua, Nilai Instrumental. Nilai instrumental merupakan penjabaran


dari nilai-nilai ideal Pancasila atau pedoman pelaksanaan kelima sila
Pancasila. Nilai instrumental berbentuk ketentuan konstitusional dan
dijabarkan secara kreatif dan dinamis dalam bentuk UUD 1945 dan
peraturan perundangan yaitu UU, Perpu, PP, Perpres dan Perda,
demi menjamin terlaksananya hak asasi manusia. Beberapa
peraturan perundang-undang yang menjamin hak asasi manusia,di
antaranya adalah Undang-Undang nomor 39 tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia dan Undang-uUndang nomor 26 tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia.
Ketiga, Nilai Praktikal. Nilai praktikal merupakan realisasi dari nilai
instrumental dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Salah satu
contohnya nilai praktikal dari sila pertama Pancasila adalah tidak
memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain, saling
menghormati kebebasan beribadah sesuai dengan agama yang
dianut, dan sebagainya. Dalam praktiknya, nilai praktikal HAM pada
Pancasila memiliki dua sifat sebagai nilai turunan, yaitu: (1) Nilai
praktis abstrak atau nilai praktis bersifat konseptual (teoritis).
Contohnya menghomati orang lain, kemauan untuk bekerja sama, atau
menjaga kerukunan; (2) Nilai praksis konkrit atau nilai praktis yang
betul-betul nyata dan dapat dirasakan. Contohnya adalah sikap dan
perbuatan yang dilakukan sehari-hari, seperti gotong royong, jujur
saat bertransaksi di warung, atau memberikan kursi bagi ibu hamil
dan orang tua di dalam tarnsportasi umum.
Catatanku.
PENERAPAN HAM DALAM PRESPEKTIF PANCASILA

Sila pertama
- Menyebarkan ideologi atheisme
- Melarang orang lain untuk beribadah sesuai dengan agamanya
- Menyebut umat beragama lain dengan sebutan kafir
- Merusak dan/atau menyegel rumah ibadah
- Melakukan penyerangan terhadap umat beragama lain
Sila kedua
- Memberikan perlakuan hukum yang tidak adil kepada rakyat
- Melakukan korupsi
- Tidak menghargai orang lain
- Tidak menghidupi keluarga
- Melakukan nepotisme
Sila ketiga
- Menghasut rakyat
- Menyebarkan konten palsu (hoax)
- Menganggap orang lain lebih rendah dari kita
- Lebih memilih produk asing dari produk buatan luar negeri
- Memecah belah rakyat
Sila keempat
- Melarang orang menggunakan hak pilihnya
- Menyuap rakyat yang akan menggunakan hak pilihnya
- Melakukan kampanye hitam selama pemilu
- Menghina calon anggota legislatif
- Merubah DPT
Sila kelima
- Menuntut pemerintah untuk fokus membangun negara di pulau Jawa
- Mengabaikan kebutuhan pembangunan di daerah lain di Indonesia
- Tidak memberikan kepastian hukum bagi rakyat
- Harga sembako yang sangat mahal di daerah terpencil
- Akses yang sulit di daerah-daerah terpencil
Catatanku.
kasus pelanggaran ham

Peristiwa 1965-1966.
Peristiwa Penembakan Misterius 1982-1985.
Peristiwa Talangsari 1989.
Peristiwa Trisakti.
Peristiwa Semanggi I dan II.
Peristiwa Kerusuhan Mei 1998

Anda mungkin juga menyukai