Anda di halaman 1dari 41

PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM

DI INDONESIA
KOMPETENSI DASAR
3.2 Mengevaluasi Praktik Perlindungan Dan Penegakan Hukum
Untuk Menjamin Keadilan Dan Kedamaian
Hakikat hukum

Hakikat Perlindungan dan Penegakan Hukum dalam Masyarakat

Peran Lembaga Penegak Hukum di Indonesia dalam Menjamin Keadilan


dan Kedamaian

Dinamika Pelanggaran Hukum dalam Masyarakat

Peran Masyarakat dalam Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia


HAKIKAT HUKUM
Umum
• aturan, tata tertib, dan kaidah hidup

KBBI
• Definisi atau arti kata hukum berdasarkan KBBI Online: hukum /hu·kum/ n 1 peraturan
atau adat yg secara resmi dianggap mengikat, yg dikukuhkan oleh penguasa atau
pemerintah; 2 undang-undang, peraturan, dsb untuk mengatur pergaulan hidup
masyarakat; 3 patokan (kaidah, ketentuan) mengenai peristiwa (alam dsb) yg tertentu; 4
keputusan (pertimbangan) yg ditetapkan oleh hakim (dl pengadilan); vonis;
UNSUR-UNSUR HUKUM
1. Nilai/norma/aturan
2. Dibuat lembaga berwenang
3. Memaksa
4. Sanksi tegas dan nyata
ANGLO
SAXON

SISTEM
HUKUM
EROPA
KONTINENTA
L
ANGLO SAXON
 Mulai berkembang di Inggris pada abad 16
 Sering disebut sebagai COMMON LAW
 Berkembang diluar Inggris di Kanada, USA, dan bekas koloni Inggris (negara
persemakmuran/ common wealth); spt: Australia, Malaysia, Singapore, India, dll.

EROPA KONTINENTAL
 Sering dikenal juga sebagai sistem CIVIL LAW.

 Sebagian besar negara-negara Eropa daratan dan daerah bekas jajahan / koloni
nya; ex: Jerman, Belanda, Perancis, Italia, negara2 Amerika Latin dan Asia.
PERBEDAAN EROPA KONTINENTAL DENGAN
ANGLO SAXON

ANGLO SAXON EROPA KONTINENTAL

• hanya mengenal satu • sistem peradilan administrasi


peradilan untuk semua jenis
perkara
• menjadi modern karena
• dikembangkan melalui praktek perguruan tinggi melakukan
prosedur hukum kajian
• Penemuan kaidah secara • Penemuan kaidah dijadikan
kongkrit langsung digunakan pedoman dalam pengambilan
untuk menyelesaikan perkara keputusan sehingga bersifat
• tidak ada kodifikasi abstrak

• • kodifikasi hukum
keputusan hakim terdahulu
terhadap jenis perkara yang • Keputusan hakim yang lalu
sama mutlak harus diikuti tidak dianggap sebagai kaidah
atau sumber hukum
PENGGOLONGAN HUKUM
Cara
Mempertahankan
nya

Waktu
Bentuknya
Berlakunya

Tempat
Berlakunya

Sumbernya Sifatnya

Wujudnya Isinya
HUKUM BERDASARKAN SUMBERNYA
Hukum Undang-Undang
hukum yang tercantum dalam
peraturan perundang-undangan
Hukum Kebiasaan
yaitu hukum yang terletak
dalam aturan-aturan
kebiasaan.
Hukum Traktat
yaitu hukum yang ditetapkan
oleh negara-negara di dalam
suatu perjanjian antarnegara
(traktat).
Yurisprudensi
yaitu keputusan hukum oleh hakim
terdahulu yang dijadikan sebagai
pedoman hukum.
BERDASARKAN TEMPAT
BERLAKUNYA
a. Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku dalam wilayah suatu negara
tertentu.

b. Hukum internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum


antarnegara dalam dunia internasional. Hukum internasional berlakunya secara
universal, baik secara keseluruhan maupun terhadap negaranegara yang mengikatkan
dirinya pada suatu
perjanjian internasional (traktat).

c. Hukum asing, yaitu hukum yang berlaku dalam wilayah negara lain.
d. Hukum gereja, yaitu kumpulan-kumpulan norma yang ditetapkan oleh gereja
untuk para anggotanya
BERDASARKAN BENTUKNYA
1) Hukum tertulis, yang dibedakan atas dua macam berikut
a) Hukum tertulis yang dikodifikasikan, yaitu hukum yang disusun secara lengkap,
sistematis, teratur, dan dibukukan sehingga tidak perlu lagi peraturan pelaksanaan.
Misalnya, KUH Pidana, KUH Perdata, dan KUH Dagang.
b) Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan yaitu hukum yang meskipun tertulis, tetapi
tidak disusun secara sistematis, tidak lengkap, dan masih terpisah-pisah sehingga
sering masih memerlukan peraturan pelaksanaan dalam penerapan. Misalnya
undang-undang, peraturan pemerintah, dan keputusan presiden.

2) Hukum tidak tertulis, yaitu hukum yang hidup dan diyakini oleh warga
masyarakat serta dipatuhi dan tidak dibentuk menurut prosedur formal, tetapi lahir dan
tumbuh di kalangan masyarakat itu sendiri.
BERDASARKAN WAKTU BERLAKUNYA

1) Ius Constitutum (hukum positif), yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi suatu
masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu. Misalnya, Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
2) Ius Constituendum (hukum negatif), yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada
waktu yang akan datang. Misalnya, rancangan undang-undang (RUU).
3) Ius Natural (hukum asasi/alam), yaitu hukum yang berlakunya tanpa mengenal
batasan waktu. Contoh: Keadilan, HAM.
BERDASARKAN CARA
MEMPERTAHANKANNYA
1) Hukum material, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara anggota masyarakat
yang berlaku umum tentang hal-hal yang dilarang dan dibolehkan untuk dilakukan.
Misalnya, hukum pidana, hukum perdata,hukum dagang, dan sebagainya.
2) Hukum formal, yaitu hukum yang mengatur bagaimana cara mempertahankan dan
melaksanakan hukum material. Misalnya, Hukum Acara Pidana (KUHAP), Hukum
Acara Perdata, dan sebagainya.
BERDASARKAN SIFATNYA
1) Hukum yang memaksa, hukum dapat memaksa anggota masyarakat
untuk mematuhinya. Apabila melanggar hukum akan menerima sanksi
yang tegas. Misalnya, melakukan pembunuhan maka sanksinya secara paksa
wajib dilaksanakan.

2) Hukum yang mengatur, yaitu memuat peraturan-peraturan berupa


perintah dan larangan yang mengatur tingkah laku manusia dalam hidup
bermasyarakat. Misalnya, ketentuan dalam pewarisan ab-intestato (pewarisan
berdasarkan undang-undang), baru mungkin bisa dilaksanakan jika tidak ada
surat wasiat (testamen).
BERDASARKAN WUJUDNYA

1) Hukum objektif, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara dua orang atau lebih yang
berlaku umum. Dengan kata lain, hukum dalam suatu negara yang berlaku umum dan
tidak mengenai orang atau golongan tertentu.
2) Hukum subjektif, yaitu hukum yang timbul dari hukum objektif dan berlaku terhadap
seorang atau lebih. Hukum subjektif sering juga disebut hak.
BERDASARKAN ISINYA

1) Hukum publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan
individu (warga negara), menyangkut kepentingan umum (publik).
Hukum publik terbagi atas:
a) Hukum Pidana, yaitu mengatur tentang pelanggaran dan kejahatan, memuat
larangan dan sanksi.
b) Hukum Tata Negara, yaitu mengatur hubungan antara negara dengan bagian-
bagiannya.
c) Hukum Tata Usaha Negara (administratif), yaitu mengatur tugas kewajiban pejabat
negara.
d) Hukum Internasional, yaitu mengatur hubungan antar negara, seperti hukum
perjanjian internasional, hukum perang internasional, dan sebagainya.
LANJUTAN

2) Hukum privat (sipil), yaitu hukum yang mengatur hubungan antara individu
satu dengan individu lain, termasuk negara sebagai pribadi. Hukum privat terbagi atas :
a) Hukum Perdata, yaitu hukum yang mengatur hubungan antarindividu secara
umum. Contoh, hukum keluarga, hukum kekayaan, hukum waris, hukum
perjanjian, dan hukum perkawinan.
b) Hukum Perniagaan (dagang), yaitu hukum yang mengatur hubungan
antarindividu dalam perdagangan. Contoh, hukum tentang jual beli,hutang
piutang, pendirian perusahaan dagang, dan sebagainya.
MACAM-MACAM LEMBAGA PERADILAN
MA

PMU/
PTN PTTUN PTA
PMT/PMP

PN PTUN PA PM
PENGADILAN NEGERI
Merupakan sebuah lembaga peradilan di lingkungan Peradilan Umum yang berkedudukan di ibu kota kabupaten
atau kota. Sebagai Pengadilan Tingkat Pertama, Pengadilan Negeri berfungsi untuk memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara pidana dan perdata bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya.
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA
Berfungsi untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan yang termasuk dalam ranah sengketa Tata Usaha
Negara yang mana adalah administrasi negara yang melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan
pemerintahan baik di pusat maupun di daerah. Melalui Undang-Undang PTUN, Pengadilan TUN diberikan
wewenang (kompetensi absolut) dalam hal mengontrol tindakan pemerintah seperti menyelesaikan, memeriksa
dan memutuskan sengketa tata usaha negara.
PENGADILAN MILITER
Pengadilan Militer (disingkat Dilmil) adalah pengadilan yang bertugas untuk memeriksa dan
memutus pada tingkat pertama perkara pidana dan sengketa Tata Usaha Militer sebagaimana
ditentukan dalam pasal 40 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1997 yakni prajurit yang
berpangkat Kapten ke bawah.
LEMBAGA PERADILAN MILITER
PENGADILAN MILITER (DILMIL) di Prov.
pemeriksa dan memutus perkara pidana serta
Pengadilan pada tingkatan Kapten ke bawah
sengketa Tata Usaha Militer pada tingkat pertama.

PENGADILEN MILITER TINGGI (DILMILTI) di Medan, Jakarta, dan Surabaya


memeriksa dan memutuskan pada tingkat banding
prajurit dengan pangkat Mayor keatas perkara pidana, yang sudah diputuskan pada daerah
hukumnya

PENGADILAN MILITER UTAMA (DILMILTAMA) di Ibukota


memutuskan perkara pada tingkat akhir dan mengurusi perkara perbedaan yang terjadi antara Perwira
Penyerah Perkara (Papera) dan Oditur (penuntut umum/jaksa) mengenai pengajuan perkara pada pengadilan
dalam lingkungan Peradilan Militer Indonesia

PENGADILAN MILITER PERTEMPURAN


kekuasaan federatif kehakiman yang bertugas untuk memeriksa dan memutuskan pada
tingkat pertama dan terakhir suatu perkara yang dilakukan oleh prajurit di suatu medan
pertempuran.
PENGADILAN AGAMA
Pengadilan Agama menyelenggarakan penegakan hukum dan keadilan di tingkat pertama bagi rakyat
pencari keadilan perkara tertentu antara orang-orang yang beragama Islam di
bidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah, dan ekonomi syari’ah.
MAHKAMAH AGUNG
TUGAS DAN FUNGSI MAHKAMAH AGUNG
TUGAS POKOK: untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan setiap perkara
yang diajukan kepadanya

FUNGSI PERADILAN
1. Sebagai pengadilan negara tertinggi, memutus perkara di tingkat kasasi
2. Memeriksa dan memutus perkara di tingkat akhir, pengajuan PK, dan perampasan kapal asing
3. Hak uji materiil, yaitu menguji perundangan dibawah UU ditinjau dari isinya (materi) terhadap
peraturan yang lebih tinggi

FUNGSI PENGAWASAN
4. Mengawasi pelaksanaan peradilan di semua lingkungan peradilan
5. Mengawasi kinerja hakim dan pejabat pengadilan maupun terhadap penasehat hukum dan
notaris sepanjang menyangkut peradilan

FUNGSI MENGATUR
6. Mengatur hal-hal yang belum diatur dalam UU MA
7. Membuat peraturan acara jika dianggap perlu untuk mencukupi hukum acara
MAHKAMAH KONSTITUSI
Tugas MK
Menurut UUD 1945 Pasal 24C Ayat 1 dan 2:
• Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk
menguji undang-undang terhadap undang-undang dasar.
• Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
undang-undang dasar.
• Memutus pembubaran partai politik.
• Memutus perselisihan tentang hasil pemilu.
• Memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden
dan atau wakil presiden menurut undang-undang dasar.
PERAN LEMBAGA PENEGAK HUKUM DALAM
MENJAMIN KEADILAN DAN KEDAMAIAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Menjelaskan peran kepolisian dan kejaksaan dalam menjamin keadilan dan
kedamaian
• Menguraikan peran hakim sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman, peran
advokat serta Peran KPK dalam menjamin keadilan dan kedamaian.
• Menganalisis kinerja kepolisian, kejaksaan, hakim, advokat dan KPK dalam
dalam menjamin keadilan dan kedamaian.
PERAN KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK
INDONESIA
Tugas dan Wewenang

Bidang Pidana Ketertiban dan Ketenteraman


Umum

• Penuntutan perkara • Peningkatan kesadaran


• penetapan hakim dan hukum masyarakat.
putusan pengadilan yang • Pengamanan kebijakan
telah memperoleh Perdata dan TUN penegakan hukum.
kekuatan hukum tetap • Pengawasan peredaran
• pengawasan terhadap barang cetakan.
pelaksanaan putusan • Kejaksaan, dengan kuasa • Pengawasan aliran
pidana bersyarat, putusan khusus, dapat bertindak, kepercayaan yang dapat
pidana pengawasan, dan baik di dalam maupun di membahayakan
keputusan lepas bersyarat. luar pengadilan, untuk dan masyarakat dan negara.
• penyidikan terhadap atas nama negara atau • Pencegahan penyalahgunaan
tindak pidana tertentu pemerintah. dan/atau penodaan agama.
• Penelitian dan
berdasarkan undang- pengembangan hukum
undang. serta statistik kriminal

UU RI No. 16 Tahun 2004


PERAN HAKIM DALAM SEBAGAI
PELAKSANA KEKUASAAN
KEHAKIMAN

HAKIM MAHKAMAH AGUNG

Hakim adalah pejabat Peradilan Umum


peradilan negara yang UU RI No. 48 Tahun 2009
diberi wewenang oleh tentang Kekuasaan
Peradilan Agama
undang-undang untuk Kehakiman
mengadili.
Peradilan Militer

Peradilan TUN

Mengadili merupakan serangkaian tindakan hakim untuk


menerima, memeriksa, dan memutuskan perkara hukum Pengadilan secara umum mempunyai tugas
berdasarkan asas bebas, jujur dan tidak memihak di untuk mengadili perkara menurut hukum
dengan tidak membeda-bedakan orang
sebuah sidang pengadilan Berdasarkan ketentuan
perundang-undangan.
PERAN ADVOKAT DALAM PENEGAKAN HUKUM

ADVOKAT
Jasa hukum yang Tugas advokat secara
diberikan berupa khusus adalah membuat
Advokat adalah orang memberikan konsultasi dan mengajukan
yang berprofesi hukum, bantuan hukum, gugatan, jawaban,
memberi jasa hukum, menjalankan kuasa, tangkisan, sangkalan,
mewakili, membela, memberi pembuktian,
baik di dalam maupun
mendampingi, dan mendesak segera
di luar pengadilan. disidangkan atau
melakukan tindakan
diputuskan perkaranya,
hukum. dan sebagainya.

Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat.


PERAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK)

Tugas Wewenang ASAS


 Melakukan penyelidikan,  Meminta informasi 1. Kepastian Hukum
penyidikan, dan tentang kegiatan 2. Keterbukaan
penuntutan terhadap pemberantasan tindak 3. Akuntabilitas
tindak pidana korupsi. pidana korupsi kepada
4. Kepentingan Umum
 Melakukan tindakan- instansi terkait.
tindakan pencegahan  Melaksanakan dengar 5. Proposionalitas
tindak pidana korupsi. pendapat atau pertemuan
dengan instansi yang
berwenang melakukan
pemberantasan tindakan
korupsi.

Undang-Undang RI No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
FIAT JUSTITIA RUAT COELUM, FIAT JUSTITIA PEREAT
MUNDUS
“SEKALIPUN ESOK LANGIT AKAN RUNTUH, MESKI DUNIA AKAN MUSNAH, ATAU
WALAUPUN HARUS MENGORBANKAN KEBAIKAN, KEADILAN HARUS TETAP
DITEGAKKAN”

Anda mungkin juga menyukai