Anda di halaman 1dari 10

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN DI INDONESIA

Pengadilan negeri merupakan salah satu wujud dari kekuasaan kehakiman yang berlaku di
Indonesia. Kekuasaan kehakiman merupakan elemen penting dalam konsep negara hukum yng berlaku
di Indonesia. Konsekuensi dari di tetapkannya negara kita sebagai negara hukum adalah bahwa segala
kehidupan kenegaraan ,selalu berdasarkan kepada hukum.
A. SISTEM HUKUM DHNDONESIA
1. Makna dan karakteristik hukum
Hukum merupakan aturan tata tertib dan kaidah hidup. Menurut pendapat Van
Apeldom bahwa definisi tentang hukum adalah sangat sulit untuk dibuat karena tidak
mungkin untuk mengadakannya sesuai keadan. Didalam hukum terdapat beberapa unsur
sebagai berikut:
a) Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat
b) Peraturan itu dibuat dan ditetapkan oleh badan badan resmi yang berwajib
c) Peraturan itu bersifat memaksa
d) Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut itu adalah tegas

Suatu ketentuan hukum mempunyai tugas berikut:


1) Menjamin kepastian hukum bagi setiap orang didalam masyarakat
2) Menjamin
ketertiban,ketentraman,kedamaian,keadilan,kemakmuran,kebahagiaan, dan
kebenaran
3) Menjaga jangan sampai terjadi perbuatan “main hakim sendiri” dalam pergaulan
masyarakat

2. Penggolongan hukum
a. Berdasarkan sumbernya
1) Hukum Undang Undang, yaitu hukum yang tercantum dalam peraturan
perundang undangan
2) Hukum Kebiasaan, yaitu hukum yang terletak dalam aturan aturan kebiasaan
3) Hukum Traktap, yaitu hukum yang ditetapkan oleh negara negara didalam suatu
perjanjian antara negara (Traktap)
4) Hukum Yurisprudensi, yaitu hukum yang terbentuk karena keputusan hakim

b. Berdasarkan tempat berlakunya


1) Hukum Nasional, yaitu hukum yang berlaku dalam wilayah suatu negara tertentu
2) Hukum Internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum antar negara
dalam dunia internasional
3) Hukum Asing, yaitu hukum yang berlaku dalam wilayah negara lain
4) Hukum Gereja, yaitu kumpulan kumpulan norma yang ditetapkan oleh gereja
untuk para anggotanya
c. Berdasarkan bentuknya
1) Hukum tertulis
a) Hukum tertulis yang dikondivikasikan, yaitu hukum yang disusun secara
lengkap,simctris,teratur,dan dibukukan sehingga tidak perlu lagi peraturan
pelaksanaan. Misalnya KUH Pidana,KUH Perdata dan KUH Dagang
b) Hukum tertulis yang tidak dikondivikasi, yaitu hukum yang meskipun
tertulis,tetap i tidak disusun secara sistematis,tidak lengkap, dan masi terpisah
pisah sehingga sering melakukan peraturan pelaksanaan dalam penerapan.
Misalnya UU, Peraturan Pemerintah, Dan Keputuran Presiden

2) Hukum tidak tertulis, yaitu hukum yang hidup dan diyakini oleh warga
masyarakat serta dipatuhi dan tidak dibentuk menurut prosedur formal

d. Berdasarkan waktu berlakunya


1) Ius Constitutum (hukum positif), yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi
masyarakat dalam suatu daerah tertentu misalnya UUD RI Tahun 1945.
2) Ius Constituendum (hukum negative), yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada
waktu yang akan datang. Misalnya RUU

e. Berdasarkan cara mempertahankannya


1) Hukum Material, yaitu hukum yang mengatur hubung antar anggota masyarakat
yang berlaku umum tentang hal yang dilarang dan dibolehkan untuk dilakukan
misalnya hukum pidana, hukum dagang
2) Hukum Formal, yaitu hukum yang mengatur bagaimana cara mempertahankan
dan melaksanakan hukum material. Misalnya KUHAP, Hukum Acara Perdata.

f. Berdasarkan sifatnya
1) Hukum yang Memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimanapun juga
harus dan mempunyai paksaan mutlak.Misalnya melakukan pembunuhan maka
sanksinya secara paksa wajib dilaksanakan.
2) Hukum yang Mengatur, yaitu hukum yang dapat dikesampingkan apabila pihak
pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam suatu perjanjian.

g. Berdasarkan wujudnya
1) Hukum Objektif, yaitu hukum yang mengatur hukum antara dua orang atau lebih
yang berlaku umum.
2) Hukum Subjektif (Hak), yaitu hukum yang timbul dari hukum objektif dan
berlaku terhadap seorang atau lebih.

h. Berdasarkan isinya
1) Hukum Publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan
indifidu, menyangkut kepentingan umum.
a) Hukum Pidana, yaitu mengatur tentang pelanggaran dan kejahatan, memuat
larangan dan sanksi.
b) Hukum Tata Negara, yaitu mengatur hubungan antar negara dengan bagian-
bagiannya.
c) Hukum Tata Usaha negara (ADMINISTRASI), yaitu mengatur tugas
kewajiban pejabat negara.
d) Hukum Internasional, yaitu mengatur hubungan antar negara, seperti hukum
perjanjian internasional, hukum perang internasional.
2) Hukum Privat (Sipil), yaitu hukum yang mengatur hubungan antara indifidu satu
dengan indifidu lain,termasuk negara sebagai pribadi hukum privat.
a) Hukum Perdata, yaitu hukum yang mengatur hubungan indifidu secara
umum.
b) Hukum Perniagaan (Dagang), yaitu hukum yang mengatur hubungan
indifidu dalam perdagangan.

3. Tujuan Hukum
Ditetapkannya hukum bagi suatu negara adalah untuk menegakkan kebenaran dan
keadilan, mencegah tindakan yang sewenang-wenang,melindungi hak asasi manusia, serta
menciptakan suasana yang tertib,tentram aman,dan damai.

4. Tata Hukum Diindonesia


Tata hukum suatu negara mencerminkan kondisi objektif dari negara yang bersangkutan
sehingga tata hukum suatu negara berbeda dengan negara lainnya. Tata hukum merupakan
hukum positif atau hukum yang berlaku disuatu negara pada saat sekarang. Kata hukum
bertujuan untuk mempertahankan,memeliharadan melaksanakan tertib hukum bagi
masyarakat suatu negara,sehingga dapat mencapai ketertiban d i negara tersebut.
Tata hukum diindonesia merupakan seluruh peratyran hukum yang diciptakan oleh
orang yang berlaku bagi seluruh masyarakat Indonesia yang berpedoman pada UUD RI
Tahun 1945.Hal tersebut dilihat dalam pernyataan berikut.
a. Proklamasi Kemerdekaa
b. Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Dua hal tersebut mengandung arti


a) Menjadikan Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat
b) Pada saat itu juga menetapkan tata hukum Indonesia. Didalam Undang undang
Dasar itulah tercantum tata hukum Indonesia
B. MENCERMATI SISTEM PERADILAN DI INDONESIA
1. Makna Lembaga Peradilan
Lembaga peradilan merupakan wahana bagi setiap rakyat yang mencari keadilan
untuk mendapatkan haknya sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Kekuasaan
kehakiman Indonesia dilakukan oleh Mahkamah Agung.Badan peradilan yang berada di
bawah Mahkamah Agung meliputi badan peradilan yang berada di lingkungan peradilan
umum, agama, militer, peradilan tata usaha negara serta oleh sebuah Mahkamah
konsitusi.Lembaga-lembaga yang berperan sebagai penegak keadilan yang di bersihkan
dari setiap intervensi/campurtangan, baik dari Lembaga Legislatif,Eksekutif,maupun
Lembaga Lainnya.
Lembaga peradilan nasional sama artinya dengan pengadilan negara yaitu
Lembaga yang dibentuk oleh negara sebagai bagian dari otoritas negara di bidang
kekuasaan kehakiman dengan sumber hukumnya peraturan perundang undangan yang
berlaku didalam negara. Pengadilan secara umum mempunyai tugas untuk mengadili
perkara menurut hukum dengan tudak membeda bedakan orang.
2. Dasar Hukum Lembaga Peradilan
Adapun yang menjadi dasar hukum terbentuknya lembaga lembaga peradilan
nasional
sebagai berikut:
a. Pancasila terutama sila ke-5 yaitu “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
b. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Bab IX Pasal 24 ayat
(2) dan (3)
c. Undang Undang RI Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak
d. Undang Undang RI Nomor 31 Tahun 1997 Tentang Peradilan Militer
e. Undang Undang RI Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM
f. Undang Undang RI Nomor 46 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Tindan Pidana
Korupsi
g. Undang Undang RI Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Undang Undang
No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi

3. Klasifikasi Lembaga Peradilan


a. Lembaga Peradilan Dibawah Mahkamah Agung
1) Peradilan umum yang meliputi:
a. Pengadilan Negeri berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota
b. Pengadilan Tinggi berkedudukan di Ibukota Provinsi
2) Peradilan Agama terdiri atas:
a. Pengadilan Agama yang berkedudukan di Ibukota
Kabupaten/Kota
b. Pengadilan Tinggi Agama yang berkedudukan di Ibukota Provinsi
3) Peradilan Militer terdiri atas:
a. Pengadilan Militer
b. Pengadilan Militer Tinggi
c. Pengadilan Militer Utama
d Pengadilan Militer Pertempuran
4) Peradilan Tata Usaha terdiri atas:
Pengadilan I ata Usaha Negara yang berkedudukan di Ibukota
Kabupaten/Kota
b. Pengadilan 1 inggi Tata Usaha Negara yang berkedudukan di Ibukota
Provinsi

b. Mahkamah Konstitusi
Badan badan peradilan merupakan sarana bagi rakyat pencari keadilan untu '
mendapatkan haknya didalam lapangan peradilan nasional dan memiliki fungsi
sesuai dengan kompetensinya. Kompetensi lembga peradilan
1) Kompetensi relative, yaitu kompetensi yang berkaitan dengan tugas dan
wewenangnya untuk mengadili suatu perkara. Misalnya, penyelesaian
perkara perceraian bagi penduduk yang beragama Islam maka yang
berwenang adalah peradilan agama
2) Kompetensi absolut, yaitu kompetensi yang berkaitan dengan wilayah
hukum atau wilayah tugas suatu badan peradilan. Mi salnya, pengadilan
negeri (wilayah hukum meliputi 1 kabupaten/kota)
4. Perangkat Lembaga Peradilan
a. Peradilan Umum
1) Pengadilan Negeri
Pengadilan Negeri dibentuk berdasarkan keputusan Presiden.
Pengadilan negeri mempunyai perangkat (ketua dan wakil
ketua),Hakim(pejabat pelaksana kekuasaan kehakiman),Panitera(dibantu wakil
panitera,panitera muda dan pengganti)sekretaris,dan juru sita(dibantu juru sita
pengganti.
2) Pengadilan Tinggi
Pengadilan Tinggi merupakan Pengadilan Tinggi banding.
Perangkat
pengadilan tinggi atas pimpinan,hakim anggota,panitera,dan
sekretaris.Pimpinan Pengadilan Tinggi atas ketua dan wakil ketua. Hakim
anggota pengadilan tinggi adalah hakim tinggi.

b. Peradilan Agama
Peradilan agama diatur dalam UU RI Nomor 7 Tahun 1989 tentang
Peradilan Agama dan UU RI Nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan UU Nomor 5
Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.Kekuasaan dilingkungan peradilan agama
dilaksanakan oleh Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama, serta berpuncak
pada mahkamah Agung.
1) Pengadilan Agama
Pengadilan agama merupakan pengadilan tingkat pertama dan dibentuk
berdasarkan keputusan Presiden (kepres).
2) Pengadilan Tinggi aagama
Pengadilan Tinggi Agama merupakan pengadilan tingkat banding
c. Peradilan Militer
Pegadilan adalah badan yang melaksanakan Kekuasaan Kehakiman
Dilingkungan Peradilan Militer Yang Melipuri Peradilan Militer, Pengadilan Militer
Tinggi, Pengadilan Militer Utama, dan Pengadilan Militer Prtempuran. Dalam Peradilan
Milirer dkenal adanya oditurat yaitu badan dilingkungan TNI yang melakukan
kekuasaan Pemerintah Negara dibidang penuntutan dan penyidikan berdasarkan
pelimpahan dari Panglima TNI.

d. Peradilan Tata Usaha Militer


1) Pengadilan tata Usaha Negara
Merupakan pengadilan tingkat pertama dan dibentuk berdasarkan keputusan
presiden (kepres)
2) Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
Merupakan pengadilan tingkat banding.Perangkat atau alat kelengkapan
pengadilan tinggi tata usaha negara terdiri atas pemimpin, hakim anggota,
panitera, dan sekretaris. Pimpinan pengadilan ini terdiri atas ketua dan wakil
ketua. Ketua pengadilan tinggi tata usala negara diambil sumpahnya oleh
ketua Mahkamah Agung. Hakim anggota pengadilan ini adalah hakim
tinggi. Sedangkan Wakil dan hakim pengadilan ini diambil sumpahnya oleh
ketua pengadilan tersebut.
e. Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi merupakan perwujudan dari pasal 24 C Undang- Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Mahkamah Konstitusi terdiri dari 9
orang hakim konstitusi yang diajukan masing-masing 3 orang oleh DPR, Presiden,
dan mahkamah Agung dan ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Susunan
organisasinya terdiri atas Ketua dan Wakil merangkap anggota, dan 7 anggota hakim
konstitusi.
Masa jabatan hakim konstitusi adalah 5 tahun dan dapat dipilih Kembali hanya
untuk 1 kali masa jabatan, ketua dan wakil dipilih dari dan oleh hakim konstitusi
untuk masa jabatan 3 tahun. Hakim konstitusi adalah penjabat negara.
b. Pengadilan Tingkat Kedua (Dibentuk dengan undang-undang)
Cakupan pengadilan ini meliputi 1 provinsi. Pengadilan Tingkat Kedua berfungsi
sebagai:
1) Menjadi pimpinan bagi pengadilan-pengadilan negeri didalam daerah
hukumnya
2) Melakukan pengawasan terhadap jalannya pengadilan didalam daerah
hukumnya dan menjaga supaya peradilan itu diselesaikan dengan seksama
dan wajar
3) Mengawasi dan meneliti perbuatan para hakim (daerah)
4) Untuk kepentingan negara dan keadilan,pengadilan tinggi dapat memberi
peringatan, teguran, dan petunjuk yang dipandang perlu kepada pengadilan
negeri dalam daerah hukumnya

Wewenang pengadilan tingkat 2 :

1) Mengadili perkara yang diputus pengadilan negeri daerah yang


dimintakan banding
2) Memerintahkan pengiriman berkas-berkas perkaradan surat-surat untuk
diteliti dan memberi penilaian tentang kecakapan dan kerajinan hakim.

c. Kasasi oleh Mahkamah Agung


Mahkamah Agung berkedudukan sebagai puncak semua peradilan dan menjadi
pengadilan tertinggi (pimpinan) pengadilan pengadilan yang bersangkutan.
Mahkamah Agung merupakan salah satu pelaku kekuasaan kehakiman sebagaimana
yang dimaksud dalam Undang-Undang Dasar negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Berdasarkan UU RI Nomor 5 tahun 2004, Perangkat Kelengkapan Mahkamah
Agung Terdiri atas Pimpinan, hakim anggota, panitera, dan sekretaris. Pimpinan dan
hakim anggota Mahkamah Agung adalah hakim agung.
Wewenang Mahkamah Agung adalah membatalkan atau menyatakan tidak sah
putusan hakim pengadilan tinggi karena putusan itu salah satu atau tidak sesuai
dengan undang-undang. Hal tersebut dapat terjadi karena:
1) Lalai memenuhi syarat syarat yang diwajibkan oleh perundang undangan
2) Melampaui batas wewenang
3) Salah menerapkan atau karena melanggar ketentuan hukum yang berlaku
5. Peran Lembaga Peradilan
a. Lingkungan Peradilan umum
1 cngadilan Negeri: Melakukan proses pemeriksaan, memutuskan,dan
menyelesaikan perkara pidana dan perdata ditingkat pertama cngadilan tinggi :
Menyelesaikan perkara pidana dan perdata ditingkat e iia atau banding, berwenang
mengadili di tingkat pertama dan terakhir apabila ada sengketa kewenangan
mengadili antara pengadilan negeri dalam daerah hukumnya.
Mahkamah Agung mempunyai kekuasaan dan kewenangan dalam pembinaan,
organisasi, administrasi, dan keuangan pengadilan. Dalam pasal
20 ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 48 Tahun 2009, Mahkamah agung
berwenang:
1) Mengadili pada tingkat kasasi terhdap putusan yang diberikan pada tingkat
terakhir oleh pengadilan
2) Menguji peraturan perundang-undangan dibawah undang-undang terhadap
undang-undang
3) Kewenangan lainnya yang diberikan undang-undang

b. Lingkungan Peradilan agama


Berdasarkan pasal 49 Undang-undang RI Nomor 3 tahun 2006, pengadilan
agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutuskan, dan menyelesaikan perkara
ditingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam dibidang perkawinan,
waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqqh, dan ekonomi syari’ah.

c. Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara


Peradilan tata Usaha Negara Berperan dalam proses penyelesaian sengketa tata
usaha negara. Sengketa tata usaha negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang
tata usaha negara antara orang atau badan hukum perdata.

d. Lingkungan Peradilan Militer


Peradilan militer beperan dalam menyelenggarakan proses peradilan dalam
lapangan hukum pidana, khususnya bagi pihak-pihak berikut:
1) Anggota TNI
2) Seseorang yang menurut undang-undang dapat dipersamakan dengan
anggota TNI
3) Anggota jawatan/golongan yang dapat dipersamakan dengan TNI menurut
undang-undang
4) Seseorang yang tidak termasuk ke dalam angka 1), 2), dan 3), tetapi menurut
keputusan Menteri Pertahanan dan Keamanan yang ditetapkan berdasarkan
persetujuan Menteri Hukum dan Perundang- undangan harus diadili oleh
militer.
e. Mahkamah Konstitusi
Mahkamah konstitusi merupakan salah satu Lembaga negara yang mpl^kukan
kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan ™Xg “menegakkan
hukum d» Ke.dh.n,
Mahkamah Konstitusi Rc* A

terakhir yang putusannva h "E mengadili Pada tin«kat Pertama dan


B Mpnouii 4 Ya bersiat final untuk perkara-perkara berikut: Rf»r»nkrLU|n ang"un^ang
terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
™skan sen^eta Kewenangan Lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh UUD NRI Tahun 1945
3 Memutus pembubaran partai politik
emutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
C. MENAMPILKAN SIKAP YANG SESUAI DENGAN HUKUM
1, Perilaku Yang Sesuai dengan Hukum
Ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum yang berlaku merupakan konsep nyata
dalam diri seseorang yang diwujudkan dalam perilaku yang sesuai dalam sistem hukum
yang berlaku. Kepatuhan hukum mengandung arti bahwa seseorang memiliki kesadaran:
a. Memahami dan menggunakan peraturan perundanhan yang berlaku
b. Mempertahankan tertib hukum yang ada
c. Menegakkan kepastian hukum

Ciri-ciri seseorang yang berperilaku sesuai dengan huku yang berperilaku:


a. Disenangi oleh masyarakat pada umumnya
b. Tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain
c. Tidak menyinggung peasaan orang lain
d. Menciptakan keselarasan
e. Mencerminkan sikap sadar hukum
f. Mencerminkan kepatukan terhadap hukum

2. Perilaku yang Bertentangan dengan hukum Beserta Sanksinya


a. Macam-Macam Perilaku yang Bertentangan dengan Hukum
Ketidak patuhan terhadap hukum dapat disebabkan oleh dua hal berikut:
1) Pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap sebagai kebiasaan
bukan kebutuhan ....
2) Hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntunan kehidupan

b. Macam-Macam Sanksi
Norma : Agama
Pengertian ■ Pertunjukan hidup yang bersumber daro Tuhan yang
disampaikan melalui utusan-utusan-Nya (Rasul/Nabi) yang
berisi perintah, larangan atau anjuran-anjuran
Contoh-contoh : Beribadah, tidak berjudi,suka beramal . pidak
Sanksi •
langsung, karena akan diperoleh setelah meninggal dunia

2) Norma
Pengertian

*Kesusilaan . ,
• Pedoman pergaulan hidup yang bersumber dari hati Nurani manusia tentang baik-buruknya
suatu perbuatan
Contoh-contoh• Tid v \ BerlaJ<u Ju-iur> Menghargai orang lain
a
Sanksi egas, karena hanya diri sendiri yang merasakan (
merasa
bersalah, menyesal, malu, dsb )
» Kesopanan
3) Norma dan mman Yang timbul dari hasil pergaulan manusia aan
Pengertian masyarakat
: en
! ^ §hormati orang yang lebih tua, Tidak berkata
Contoh-contoh a C as eta dengan tangan kanan
Kasar Menerka
I * j/ £ ’ * P’ dapat diberikan oleh masyarakat dalam entu
celaan, cemoohan atau pengucilan dalam pergaulan
Sanksi
• Hukum
• I edoman hidup yang dibuat oleh badan yang berwenang
4) Norma mengatur manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Pengertian ( berisi perintah dan larangan )
1 : harus tertib, harus sesuai prosedur, Dilarang

Contoh-contoh .* Tegas dan nyata serta mengikat dan memaksa bagi setiap
mencuri Sanksi orang tanpa kecuali.

Sansi norma hukum adalah tegas dan nyata. Hal tersebut mengandung pengertian
sebagai berikut:
1) Tegas berarti adanya aturan yang telah dibuat secara material. M i salnya
Dalam hukum pidana mengenai sansi diatur dalam pasal 10 KUHP. Dalam
pasal tersebut ditegaskan bahwa sanksi pidana dalam bentuk hukuman yang
mencakup:
a. Hukuman pokok, yang terdiri atas:
(1) Hukuman mati
(2) Hukuman penjara yang terdiri dari hukuman seumur hidup dan
hukuman sementara waktu (setinggi-tingginya
20 tahun dan sekurang-kurangnya I tahun )
b. Hukuman tambahan, yang terdiri atas:
(1) Pencabutan hak-hak tertentu
(2) Perampasan ( penyitaan ) barang -barang tertentu
(3) Pengumuman keputusan hakim
2) Nyata berarti adanya aturan yang secara material telah ditetapkan kadar
hukuman berdasarkan perbuatan yang dilanggarnya. Contoh. ZmSKUHP,
menyebutkan "barang siapa saja merampas nyawa orang lain, diancam
karena pembunuhan, degan pidana penjara paling lama lima belas tahun
5. Tingkat Lembaga Peradilan
a. Pengadilan Tingkat Pertama (Pengadilan Negeri)
Didasarkan keputusan presiden dan mempunyai kekuasaan hukum
yang meliputi 1 wilayah kabupaten/kota. Fungsinya adalah memeriksa
tentang sah atau tidaknya penangkapan ataupenahanan yang diajukan
oleh tersangka. Wewenang ini memeriksa dan memutuskan sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang khususnya:
1) Sah atau tidaknya penangkapan, penghentian penyidikan, atau
penghentian tuntunan.
2) Ganti kerugian dan/atau rehabilitasi bagi seseorang yang
perkaranya
dihentikan pada tingkat penyidikan atau tuntunan.
5*7

Anda mungkin juga menyukai