Pengembangan Indikator
Kompetensi Dasar (KD) yang dipilih adalah:
1.3 Mensyukuri nilai-nilai dalam sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan
Undang-Undang Dasar negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai bentuk pengabdian
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.3 Menunjukkan sikap disiplin terhadap aturan sebagai cerminan sistem hukum dan peradilan
di Indonesia
3.3 Mendeskripsikan sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
4. 3 Menyaji hasil penalaran tentang sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Indikator yang dikembangkan adalah indikator untuk KD 3.3 saja yang merupakan
Kompetensi Inti Pengetahuan (KI 3) dengan penjabaran KI, KD dan indikator sebagai berikut.
2. Unsur-unsur hukum
Unsur-unsur hukum ada empat, yaitu:
a. Peraturan tentang tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup
b. Peraturan dibentuk oleh badan resmi
c. Peraturan bersifat memaksa
d. Sanksi tegas dan nyata
3. Penggolongan hukum
a. Penggolongan hukum menurut sumbernya
1) Hukum UU yaitu Hukum yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan,
contohnya KUHP.
2) Hukum adat & kebiasaan yaitu hukum yang diambil dari peraturan adat &
kebiasaan, contohnya hukum adat minangkabau.
3) Hukum Yurisprudensi yaitu hukum yang terbentuk dari putusan pengadilan
4) Hukum traktat yaitu hukum yang ditetapkan oleh negara peserta perjanjian
internasional, contohnya hukum batas negara.
5) Hukum doktrin yaitu hukum yang berasal dari pendapat para ahli hukum.
b. Penggolongan hukum menurut hukum bentuknya
1) Hukum tertulis yaitu hukum yang dapat ditemui dalam bentuk tertulis, contohnya
KUHP, KUHD.
2) Hukum tidak tertulis yaitu hukum yang masih dalam keyakinan & kenyataan di
dalam masyarakat, contohnya Hukum adat.
c. Penggolongan hukum menurut isinya
1) Hukum publik yaitu hukum yang mengatur hubungan antara warga negara dan
menyangkut kepentingan umum/public, contohnya hukum pidana.
2) Hukum privat yaitu hukum yang mengatur hubungan antar individu dan bersifat
pribadi, contohnya hukum perdata.
d. Penggolongan hukum menurut tempat berlakunya
1) Hukum nasional yaitu hukum yang berlaku dalam suatu negara. Contohnya hukum
Indonesia.
2) Hukum internasional yaitu hukum yang mengatur hubungan antara 2 negara/lebih,
yaitu hukum perang.
3) Hukum asing yaitu hukum yang berlaku dalam negara lain, contohnya hukum
Australia.
4) Hukum gereja yaitu kaidah yang ditetapkan gereja untuk para anggotanya,
contohnya hukum gereja vatikan Roma.
e. Penggolongan hukum menurut masa berlakunya
1) Hukum positif (Ius Constitutum) yaitu hkum yang berlaku saat ini, contohnya
hukum pidana.
2) Hukum yang akan datang (Ius Constituendum) yaitu hukum yang dicita-citakan,
direncanakan akan berlaku pada masa yang akan datang, contohnya RUU.
3) Hukum universal yaitu hukum yang berlaku tanpa mengenal batas ruang dan waktu.
Berlaku sepanjang masa, di manapun, dan terhadap siapapun, contohnya Piagam
PBB tentang DUHAM
f. Penggolongan hukum menurut cara mempertahankannya
1) Hukum material yaitu hukum yang mengatur tentang isi hubungan antarsesama
anggota masyarakat, antaranggota masyarakat dengan penguasa negara, antar
masyarakat dengan penguasa negara, contohnya KUHP.
2) Hukum formal yaitu hukum yang mengatur bagaimana cara penguasa
mempertahankan dan menegakan serta melaksanakan kaidah-kaidah hukum
material dan bagaimana cara menuntutnya apabila hak seseorang telah dilanggar
oleh orang lain, contohnya hukum acara peradilan tata usaha negara
g. Penggolongan hukum menurut sifatnya
1) Kaidah hukum yang memaksa yaitu hukum dalam keadaan apapun mutlak ditaati,
contohnya ketentuan pasal 340 KUH Pidana.
2) Kaidah hukum yang mengatur/melengkapi, yaitu kaidah hukum yang dapat
dikesampingkan para pihak dengan jalan membuat ketentuan khusus dalam suatu
perjanjian yang mereka adakan, contohnya ketentuan pasal 1152 KUH Perdata.
a. Peradilan Umum
Peradilan umum adalah salahsatu pelaksanaan kekuasaan kehakiman bagi rakyat
pencari keadilan. Jika rakyat pada umumnya melakukan suatu pelanggaran atau
kejahatan, menurut peraturan dapat dihukum atau dikenakan sanksi dan akan diadili
dalam lingkungan peradilanumum.
Peradilan umum saat ini diatur berdasarkan UU No.49Tahun 2009. Kekuasaan
kehakiman di lingkungan peradilan umum dilaksanakan oleh pengadilan negeri,
pengadilan tinggi dan Mahkamah Agung sebagai pengadilan negara tertinggi.
1) Pengadilan Negeri
Pengadilan Negeri adalah suatu pengadilan umum yang sehari- hari memeriksa
dan memutuskan perkara dalam tingkat pertama dari segala perkara perdata dan
pidana sipil untuk semua golongan penduduk (warga negara dan orang asing). Dalam
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum,yang dimaksud Peradilan Umum
adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan
padaumumnya.
Pengadilan Negeri berkedudukan di ibu kota kabupaten/kota, dan daerah
hukumnya meliputi kabupaten/kota. Perkara-perkara yang ada diselesaikan oleh
hakim dan dibantu oleh panitera. Pada tiap-tiap Pengadilan Negeri ditempatkan pula
Kejaksaan Negeri sebagai alat pemerintah yang bertindak sebagai penuntut umum
dalam suatu perkara pidana terhadap si pelanggar hukum. Tetapi dalam perkara
perdata, Kejaksaan Negeri tidak ikut campur (tangan). Susunan pengadilan negeri
terdiri dari:
a) pimpinan (ketua dan wakil ketuapengadilan),
b) hakim anggota,
c) panitera,
d) sekretaris,dan
e) juru sita.
Dalam pengadilan negeri, perkara-perkara diadili oteh seorang hakim yang
terdiri dari majelis hakim (satu hakim ketua dan 2 hakim anggota) yang dibantu oleh
seorang panitera. Akan tetapi, dalam masalah perkara-perkara ringan yang ancaman
hukumannya kurang
darisatutahun(Summier)diadiliolehhakimtunggal.Misalnya,perkara pelanggaranlalu
lintas.
2) PengadilanTinggi
Pengadilan Tinggi adalah pengadilan banding, yaitu pengadilan yang memeriksa
kembali perkarayang telah diputuskan oleh pengadilan negeri.Tempat kedudukan
pengadilan tinggi diibukota provinsi. Tiap- tiap pengadilan tinggi dikepalai oleh
seorang kepala. disebut ketua pengadilan tinggi. Pengadilan tinggi merupakan
pengadilan tingkat banding.
Pemeriksaan perkara dalam pengadilan tinggi biasanya hanya memeriksa atas
dasar pemeriksaan berkas perkara, walaupun tidak menutup kemungkinan menggelar
persidangan seperti biasa.Tenggang waktu yang biasa dilakukan untuk mengajukan
banding adalah empat betas nari setelah vonis pengadilan negeri. Tugas dan
wewenang pengadilan tinggi yaitu sebagai berikut.
a) Memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana serta perdata di
tingkatbanding.
b) Mengadili di tingkat pertama dan terakhir serta memiliki kewenangan
mengadili antarperadilan negeri di daerahhukumnya.
c) Memimpin pengadilan-pengadilan negeri di dalam daerah hukumnya.
d) Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan di dalam daerah hukumnya
dan menjaga supaya peradilan itu diselenggarakan dengan cara seksama danwajar.
e) Mengawasi perbuatan hakim pengadilan negeri di dalam daerah hukumnya.
f) Memberi peringatan, teguran, dan petunjuk yang dipandang perlu kepada
pengadilan dalam daerahhukumnya.
g) Memerintahkan agar mengirim berkas-berkas perkara dan surat- surat untuk
memberi penilaian tentang kecakapan dan kerajinan parahakim.
h) Wilayah hukum peradilan tinggi meliputi satu wilayah provinsi.
i) Susunan pengadilan : tinggi adalah sebagai berikut.
i. Pimpinan (ketua pengadilan dan wakilketua).
ii. Hakim anggota.
iii. Panitera.
iv. Sekretaris.
3) Mahkamah Agung
Mahkamah Agung merupakan badan pengadilan tertinggi di
Indonesia,yangberkedudukandiIbuKota(Indonesia,Jakarta)ataudi tempat yang
ditetapkan oleh presiden. Daerah hukum MA meliputi seluruh wilayah Indonesia. MA
mempunyai kewajiban utama yaitu melakukan pengawasan tertinggi atas segala
tindakan-tindakan pengadilan lain di seluruh Indonesia dan menjamin agar hukum
dilaksanakan dengansepatutnya.
Kedudukan MA berdasarkan pada pasal 24 dan 24A Amandemen DUD
1945, tentang kekuasaan kehakiman, yang dituangkan dalam UU Nomor 1Tahun
2004 Peraturan tentang Mahkamah Agung yang diatur lebih lanjut dalam UU Nomor
14 Tahun 1985 dan telah diubah, menjadi UU Nomor 5 Tahun 2004 mempunyai
kekuasaan dan kewenangan sebagai berikut.
a) Memeriksa dan memutuskan permohonan kasasi dan sengketa
tentangkewenangan.
b) Mengadili permohonan peninjauan kembali (PK) putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
c) Memberi pertimbangan dalam bidang hukum,baikdiminta ataupun tidak kepada
lembaga tingginegara.
d) Memberikan nasihat hukum kepada presiden selaku kepala negara untuk
pemberian dan penolakangrasi.
e) Menguji secara material hanya terhadap peraturan perundang- undangan di
bawah undang-undang.
f) Melaksanakan tugas dan kewenangan lain berdasarkan undang- undang.
Susunan MA terdiri atas pimpinan (seorang ketua dan dua wakil ketua dan
beberapa, orang ketua muda), hakim anggota, panitera, dan seorang sekretaris. Pimpinan
dan hakim MA adalah hakim agung.Jumlah hakim agung paling banyak 60 orang. Ketua
dan wakil ketua MA dipilih dari dan oleh hakim agung dan diangkat olehpresiden.Hakim
agung diangkat oleh presiden dari nama calon yang diajukan oleh Dewan-Perwakilan
Rakyat,yaitu dari nama calon yang diusulkan oleh Komisi Yudisial.
Pimpinan Mahkamah Agung terdiri dari seorang Wakil Ketua Muda. Tiap-tiap
bidang dipimpin oleh seorang Ketua, dan beberapa orang Ketua Muda.Tiap-tiap
bidang dipimpin oleh seorang Ketua Muda yang dibantu oleh beberapa Hakim
Anggota Mahkamah Agung, yaitu Hakim Agung. Tugas atau Fungsi Mahkamah
Agung adalah, sebagai berikut :
a) Melakukan pengawasan tertinggi terhadap penveicnggdraan peradilan di semua
lingkungan peradilan dalam menjalankan kekuasaankehakiman.
b) Mengawasi tingkah laku dan perbuatan para Hakim di semua lingkungan
peradilan dalam menjalankantugasnya.
c) Mengawasi dengan cermat semua perbuatan para hakim di semua
lingkunganperadilan.
d) Untuk kepentingan negara dan keadilan Mahkamah Agung memberi peringatan,
teguran dan petunjuk yang dipandang perlu baik dengan surat tersendiri,maupun
dengan surat edaran.
Tugas dan kewenangan lain (di luar lingkungan peradilan) dari Mahkamah Agung,
adalah sebagai berikut :
a) Menyatakan tidak sah semua peraturan perundang - undang dari tingkat yang
lebih rendah daripada undang-undang atas alasan bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi
b) Memutuskan dalam tingkat pertama dan terakhir, semua sengketa yang timbul
karena perampasan kapal asing dan muatannya oleh kapal perang Republik
Indonesia berdasarkan peraturan yang berlaku,
c) Memberikan nasihat hukum kepada Presiden selaku Kepala Negara dalam
rangka pemberian atau penolakangrasi.
d) Bersama Pemerintah, melakukan pengawasan atas Penasehat Hukum dan
Notaris.
e) Memberikan pertimbangan-pertimbangan dalam bidang hukum baik diminta
maupun tidak kepada Lembaga Tinggi Negara yang lain.
b. Peradilan Khusus
Disebut Peradilan Khusus karena mengadili perkara-perkara tertentu atau mengenai
golongan Rakyat tertentu.Adapun macam-macam peradilan khusus, yaitu peradilan agama,
peradilan tata usaha negara, peradilan HAM, peradilan tindak pindana korupsi dan
peradilan militer.
1) Peradilan Agama
Peradilan agama adalah peradilan agama Islam. Tugas dan wewenangnya
adalah memeriksa dan memutus sengketa antara orang- orang yang beragama Islam
mengenai bidang hukum perdata tertentu yang diputus berdasar syariat Islam. Adalah
pengadilan yang memeriksa dan memutuskan perkara-perkara yang timbul antara
orang-orang Islam,yang berkaitan dengan nikah, rujuk, talak(perceraian), nafkah, waris
dan lain-lain. Dalam hal yang dianggap perlu. Keputusan Pegadilan Agama dapat
dinyatakan berlaku oleh Pengadilan Negeri.
Peradilan agama diatur berdasarkan UU Nomor 3 Tahun 2006 tentang
peradilan agama dinyatakan bahwa lingkungan pengadilan agama terdiri atas sebagai
berikut.
a) Pengadilan agama sebagai badan peradilan tingkat pertama yang tempat
kedudukannya sama dengan pengadilan negeri.
b) Pengadilan tinggi agama sebagai badan peradilan tingkatbanding.
Tempat kedudukan sama dengan daerah pengadilan tinggi.
Lingkungan peradilan agama dimulai dari daerah kabupaten / kota, provinsi,
sampai di Ibu kota Negara. Peradilan syariah Islam di Provinsi Nangroe Aceh
Darussalam merupakan pengadilan khusus dalam lingkungan peradilan agama
sepanjang kewenangannya menyangkut kewenangan peradilan agama, tetapi
merupakan pengadilan khusus dalam lingkungan peradilan umum sepanjang
kewenangannya menyangkut kewenangan peradilan umum.
5) Peradilan Militer
Peradilan militer adalah peradilan yang mengadili anggota- anggota atau TNI
yang meliputi angkatan darat, angkatan laut dan angkatan udara. Sejak POLRI terpisah
dari TNI, maka anggota POLRI yang melakukan pelanggaran hukum tidak lagi diadili
oleh pengadilan militer, tetapi oleh Pengadilan Umum (Negeri). Pengadilan Militer
mengadili mereka yang khusus, yaitu sebagi berikut.
a) AnggotaTNI
b) Seseorang yang menurut Undang-undang dapat dipersamakan dengan anggotaTNI.
c) Anggota jawatan atau golongan yang dapat dipersamakan dengan TNI
menurutundang-undang.
d) Tidaktermasuka)sampaic),tetapimenurutkeputusanManhankam yang ditetapkan
dengan persetujuan menteri hukum dan HAM harus diadili oleh pengadilanmiliter.
Adapun jenis Peradilan Militer adalah :
a) PeradilanTentara
Tempat pengadilan tentara serta daerah hukumnya masing- masing ditetapkan oleh
menteri kehakiman (menteri hukum dan HAM) serta menteri pertahanan dan
keamanan. Selain tiap-tiap pengadilan tentara ada kejaksaan tentara yang daerah
hukumnya sama, tiap-tiap pengadilan tentara mempunyai beberapa hakim perwira
yang serendah-rendahnya berpangkat kapten yang diangkat dan diberhentikan oleh
presiden. Pengadilantentaramengadiliperkara-perkarakejahatandan pelanggar
tingkat pertama yang dilakukan oleh anggota TNI yang berpangkat kapten
kebawah.
b) Peradilan TentaraTinggi
Tempat dan kedudukan pengaditan tentara tinggi ditetapkam oleh menteri
kehakiman (menteri hukum dan HAM) serta menteri pertahanan dan
keamanan. Daerah hukumnya ditetapkan oleh menteri-menteri
tersebut.Selain tiap-tiap pengadilan tentara tinggi, menteri
kehakiman(menterihukumdanHAM)jugamenunjukseorang atau lebih ketua
pengganti pada pengadilan tentara tinggi dan seorang atau lebih jaksa pengganti
pada kejaksaan tentaratinggi. Tiap-tiap pengadilan tentara tinggi mempunyai
hakim perwira yang serenah-rendahnya berpangkat letnan kolonel (letkol)
serta diangkat dan diberhentikan oleh presiden. Hakim dan perwira tersebut
harus berpangkat lebih tinggi daripada pangkat militer terdakwa yang
perkaranya harus diadili. Pengadilan tentara tinggi memutuskan perkara-
perkara kejahatan dan pelanggaran, terdakwa yang dilakukan seorang
perwira yang berpangkat mayor.
c) Mahkamah Tentara Agung
Mahkamah Tentara Agung berkedudukan ditempat Mahkamah Agung
Indonesia dan daerah hukumnya meliputi seluruh negara Republik Indonesia.
Selain Mahkamah Tentara Agung, terdapat juga kejaksaan. Tentara Agung
yang daerah hukumnyasama. Selain itu, Mahkamah Tentara Agung
mempunyai tugas dan kewenangan sebagai berikut.
i. Melakukan pengawasan atas pengadilan-pengadilan tentara dan
pengadilan tentaratinggi.
ii. memeriksa dan memutuskan dalam peradilan tingkat kedua mengenai
segala hal yang telah diputuskan oleh pengadilan tentaratinggi.
iii. Memeriksa dan memutuskan dalam peradilan pertama dan terakhir
semua perselisihan tentang kekuasaan mengadili.
Keterampilan (K1 4)
bekerja sama,
No Uraian Kegiatan Guru Uraian Kegiatan Siswa Apek yang
dikembangkan
membuat
kesimpulan
Pengetahuan (K1 3)
Sikap sosial (K1 2)
menerima keputusan
bersama
DAFTAR PUSTAKA
Atik, Hartati.,Sarwono. (2011). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta :
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional
Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Rahmi. (2008). Model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together sebagai upaya untuk
meningkatkan pemahaman siswa dalam matematika. Jurnal Pendidikan. Vol. 89 No. 2
Hal. 85-89.
______ (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta:
Prenamedia Group.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2004 tentang Perubahan atas undang-Undang Nomor 2 Tahun
1986 tentang Peradilan Umum
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tinggi Tata Unsaha Negara
Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 2
Tahun 1986 tentang Peradilan Umum