Anda di halaman 1dari 36

SOAL-SOAL LATIHAN BAB I PENDAHULUAN

1. Jelaskan apa arti Ilmu Negara dan perbedaannya dengan Hukum Tata Negara
dan Hukum Administrasi Negara!
Ilmu Negara adalah suatu ilmu pengetahuan yang bersifat teoritis, mempelajari
mengenai

pengertian-pengertian

pokok

dan

sendi-sendi

pokok

Negara,

serta

merupakan pengantar untuk mempelajari ilmu hukum lain yang objeknya juga Negara.
Perbedaannya dengan Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara
adalah terletak pada objek pembahasannya, yaitu Negara. Pada objek pembahasan
mata kuliah Ilmu Negara bersifat abstrak yaitu Negara yang tidak terikat pada waktu
dan tempat tertentu. Dengan demikian, Ilmu Negara bersifat teoritis, abstrak,
umum/universal, berlaku pada setiap Negara, sehingga tidak dapat langsung
diterapkan dalam praktek kenegaraan. Sedangkan, objek yang dibahas pada Hukum
Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara bersifat konkret yaitu Negara yang terikat
pada waktu dan tempat tertentu, teorinya mempunyai nilai praktis karena dapat
diterapkan langsung dalam praktek kenegaraan dengan mempelajari hukum positif
dari Negara setempat.
2. Sejarah menunjukkan bahwa dibandingkan dengan Hukum Publik, Hukum
Perdata sudah berkembang pesat sejak zaman Romawi. Kodifikasi Hukum
Perdata dari negara Romawi kemudian masuk ke negara Eropa Barat melalui
teori receptie. Jelaskan apa arti teori receptie serta empat macam fase dari
proses masuknya teori receptie tersebut ke negara Eropa Barat!
Teori receptie adalah teori yang meninjau dan menerima kembali hukum yang lampau.
Hukum ini diterima karena negara Eropa Barat menanggap bahwa secara teori, hukum
Romawi dipandang lebih tinggi kedudukannya daripada hukum hukum di negara
bagian Eropa Barat lainnya.
Empat macam fase dalam proses masuknya teori receptie adalah sebagai berikut:
I. Teoritische Receptie. Para sarjana di Eropa Barat menggali serta mempelajari kembali
hukum romawi kuno. Ternyata mereka menerimanya , bahkan menganggap hukum
Romawi lebih tinggi dari hukum di negara- negara Eropa Barat. Selanjutnya para
mahasiswa Eropa kemudian mempelajarinya langsung ke negara Romawi. Setelah
selesai mempelajarinya mereka kembali ke negaranya masing masing.
Teori ini mengalami perkembangannya pada masa Renaissance. Pertama-tama
hukum Romawi pada saat itu sangat dipengaruhi oleh hukum gereja. Hukum gereja
sangat berpengaruh dalam pemerintahan. Dan ini menyebabkan timbulnya mazhab
II.

di italia yang disebut Glossatoren dan Post Glossatoren.


Praktische Receptie. Setelah berada di negaranya, para sarjana ini mendapat
jabatan hakim atau jabatan- jabatan administrasi lainnya. Melalui prakteknya,

III.

seluruh negara di Eropa Barat menerima hukum Romawi.


Wetenschappelijke Receptie. Timbul sesudah adanya kodifikasi Napoleon yang
dinamakan Code Civil Napoleon. Code Civil Napoleon ini mengenai Hukum perdata
yang 90% (berasal dari Romawi). Setelah hukum Romawi meresap di negara

masingmasing, mereka kemudian mendirikan fakultas dan perguruan tinggi


sendiri- sendiri. Dengan demikian, para mahasiswa tidak perlu lagi belajar keluar
negeri atau negara Romawi, tetapi cukup mempelajarinya secara ilmiah di negara
IV.

masing- masing
Posietieve Rechtelijke Receptie. Selanjutnya hukum Romawi ini diterapkan atau
diletakkan dalam hukum positif masing-masing negara, yaitu hukum yang berlaku
pada suatu waktu dan tempat tertentu. Salah satu hasilnya adalah kodifikasi
Napoleon yang merupakan kodifikasi Hukum Perdata. Kodifikasi ini disebut Code
Civil Napoleon yang 90% berasal dari hukum Romawi dan ternyata dapat diterima
sebagai perundang- undangan yang mengikat mereka.

3. Teori Hukum Publik mulai berkembang awal abad ke 19 dengan munculnya


Aliran Hukum Publik Jerman, yang salah satu tokohnya adalah Georg Jellinek.
Dalam perkembangannya Jellinek kemudian disebut sebagai bapak dari teori
Ilmu Negara. Jelaskan apa maksudnya!
Pada akhir abad ke-19 Georg Jellinek mencoba membahas teori ilmu negara
secara menyeluruh dan kemudian menyusunnya secara sistematis dengan menulis
buku yang berjudul Allgemeine Staatslehre. Georg Jellinek merupakan orang pertama
yang meyelidiki serta membahas ilmu pengetauan tentang negara secara menyeluruh,
kemudian disusun secara sistematis. Dengan bukunya tersebut, ia dianggap sebagai
penutup masa lampau dan permulaan dari peninjauan lebih lanjut terhadap teori ilmu
negara.
Ia mengumpulkan

seluruh

ilmu

pengetahuan

tentang

negara,

meneliti,

mengumpulkan teori-teori yang sama dan memisahkan teori yang berbeda, kemduian
menyusunnya secara sistematis, dan sering disebut sebagai Staatwissenschaft atau
Ilmu Negara Umum/Ilmu Kenegaraan. Atas penemuannya tersebut, maka ia disebut
sebagai bapak dari teori Ilmu Negara.
4. Jelaskan secara rinci sistematika dari teori Ilmu Negara yang dikemukakan
oleh Georg Jellinek!
Hal ini dikarenakan ahli hukum Eropa Barat masih menggunakan metode Hukum
Perdata dalam membahas ilmu Negara yang bersifat

publik. Pada akhir abad XIX,

seorang sarjana dari Jerman, Georg Jellinek, membahas teori ilmu Negara secara
keseluruhan dan menyusunnya dalam sebuah buku yang berjudul Allgeimene
Staatslehre.
Sistematika teori Ilmu Negara yang dikemukakan oleh George Jellinek disebut
dengan

Ilmu

Negara

Umum

atau

Ilmu

Kenegaraan

atau

Staatswissenschaft

(Staatswetenschap dalam bahasa Belanda). Staatswissenschaft merupakan ilmu


Negara dalam arti luas yang tersusun lagi dalam sistematika yang berisi tentang
Staatswissenschaft dalam arti sempit (ilmu pengetahuan Negara yang menekankan
pada segi objeknya, yaitu Negara), dan Rechtwissenschaft (ilmu pengetahuan tentang
Negara yang menekankan pada segi hukumnya, yaitu Hukum Tata Negara, Hukum
Administrasi Negara, dan Hukum Internasional Publik).

Staastswissenschaft dalam arti sempit di bagi lagi dalam tiga bagian, yaitu
Beschreibende Staatswissenschaft (Staatenkunde), Theoretische Staatswissenschaft
(Staatslehre

atau

Staatsleer

dalam

bahasa

Belanda),

dan

Practische

Staatswissenschaft (Angewandte Staatswissenschaft).


Beschreibende Staatswissenschaft merupakan ilmu pengetahuan tentang Negara
yang sifatnya hanya dapat menggambarkan atau melukiskan.
Theorestiche
Staatswissenschaft
merupakan
arti

ilmu

Negara

yang

sesungguhnya, yaitu ilmu Negara yang diambil dari Beschreibende Staatswissenschaft,


lalu diolah, dianalisis, dan disusun secara sistematis.
Prastiche Staatswissenschaft merupakan ilmu

politik

jika

Theorestiche

Staatswissenschaft diterapkan dalam praktek kenegaraan menggunakan ilmu politik.


Padahal, dalam system hukum Anglo-Saxon, ilmu politik mempunyai isi yang berbeda
dengan ilmu Negara.
Menurut Georgle Jellinek sendiri,

Theorestiche Staatswissenschaft

ada yang

bersifat umum dan adapula yang bersifat khusus. Allgemeine Staatslehre adalah teori
Ilmu Negara yang bersifat umum dalam arti berlaku di setiap Negara. Peninjauan
Allgemeine

Staatslehre

terbagi

atas

peninjauan

sosiologi

(Allgemeine

Soziale

Staatslehre) yang bangunannya tersusun atas masyarakat, dan peninjauan secara


yuridis (Allgemeine Staatsrechtslehre) yang mempunyai bangunan yang tersusun atas
hukum. Bezondere Staatslehre merupakan teori Ilmu Negara yang bersifat khusus
yang terbagi pula dalam dua bagian peninjauan, peninjauan secara sosiologi
(Individuelle Staatslehre) dan peninjauan secara yurisprudensi (Speziale Staatslehre).

Staatswissenschaf
t
(dalam
arti luas)
(dalam arti
luas)

Staatswissensc
haft
(dalam
arti
(dalam arti
sempit)
Rechtswissensc
Rechtswissensc
haft
haft

Beschreibende
Beschreibende
Staatswissensc
Staatswissensc
haft
haft
(Staatenkunde)
(Staatenkunde)
Theoretische
Staatswissensc
haft
haft
(Staatslehre)
Practischen
Staatswissench
aft
aft
(Angewandte)

Allgemeine
Staatslehre

Bezondere
Staatslehre

Allgemeine
Soziale
Staatslehre
Allgemeine
Staatsrechtsleh
re
Individuelle
Staatslehre
Speziale
Staatslehre

5. Dalam membahas teori Ilmu Negara, Jellinek mengintrodusir suatu teori baru
yang disebut teori dua segi (zweiseiten theorie). Jelaskan apa maksudnya,

dan bagaimana tanggapan dari murid Jellinek bernama Hans Kelsen terhadap
teori dua segi tersebut!
Georg Jellinek mengintrodusir teori baru yang berbeda pada Ilmu Negara Umum
dan Ilmu Negara Khusus. Teori baru tersebut disebut dengan teori dua segi (Zweiseiten
theori). Teori ini meninjau Negara dari dua segi yaitu segi sosiologis dan segi yuridis.
Segi sosiologi melihat Negara sebagai bangunan Negara atau Negara sebagai suatu
kebulatan (Ganzheit), sedangkan segi yuridis melihat Negara sebagai bangunan
hukum.
Dalam perkembangan teori dua segi tersebut, Georg Jellinek mendapat bantahan
dari muridnya sendiri, Hans Kelsen. Menurut Hans Kelsen, teori dua segi yang
dikemukakan oleh Georg Jellinek merupakan teori sincretismus yaitu suatu metode
campur baur yang tidak sesuai dengan kriteria ilmu pengetahuan. Menurut Hans
Kelsen, peninjauan terhadap Negara harus menggunakan satu segi saja yaitu dari segi
yuridis dengan menggunakan metode monismus (metode hukum yang murni).

SOAL-SOAL LATIHAN BAB II SIFAT HAKEKAT NEGARA


1. Peninjauan sifat hakekat negara dari segi historis, merupakan pembahasan
mengenai istilah apa yang digunakan untuk negara sepanjang sejarah
kenegaraan. Jelaskan apa maksudnya!
Sejarah kenegaraan menunjukan bahwa sebutan terhadap negara berubah-ubah
baik pada masa Yunani Kuno, masa abad pertengahan dan masa awal abad modern.
Kita lihat pada zaman Yunani negara disebut dengan istilah polis yang berarti Negara
kota (city state) dengan ciri utamanya sistem demokrasi langsung. Luas wilayahnya
hanya sebatas sebuah kota dan rakyat dapat turut langsung dalam kegiatan
kenegaraan. Dalam perkembangannya karena kondisi wilayah suatu negara menjadi
bertambah luas, maka pengertian polis tidak lagi mencukupi untuk memenuhi kriteria
suatu negara. Hal ini karena negara sudah merupakan suatu country state dengan
wilayah yang amat luas dan kegiatan kenegaraan dilaksanakan dengan sistem
demokrasi perwakilan.
2. Berikan penjelasan mengenai:
a. Pendapat Kranenburg yang menyatakan bahwa Negara adalah ikatan
satu bangsa
b. Pendapat dari MC.Dougall dan Kranenburg mengenai pengelompokkan
manusia dan kriterianya
a) Pengelompokkan manusia terjadi karena adanya rasa bersatu yang kuat dalam
menghadapi bahaya bersama. Kondisi ini menimbulkan keinginan pada masingmasing anggota kelompok untuk mentaati peraturan yang kemudian terjelma
dalam suatu ikatan kemauan bersama (willen verhaltnis). Setelah itu dengan
sendirinya akan timbul tujuan bersama dari kelompok masyarakat tersebut.
Dengan demikian menurut Kranenburg setiap Negara dimanapun juga merupakan
ikatan suatu bangsa (vols gemeinschaft), tidak mungkin terdiri dari beberapa
bangsa.

b) Mc Dougall : Pengelompokkan manusia dapat terjadi karena dua dasar, yaitu :


1. Terjadi secara ilmiah (naturlijk), misalnya karena pertalian darah (klan) atau
karena faktor alam (geografis).
2. Dasar sengaja dibuat oleh manusia (kunsmatig), yang terdiri atas:
a) Betul-betul sengaja dibuat manusia, seperti perkumpulan olah

raga,

perkumpulan pengusaha, dan sebagainya.


b) Karena suatu kebiasaan/adat, misalnya kasta di Negara India.
c) Terjadi secara campuran, yaitu karena kebiasaan dan sengaja dibuat
oleh manusia, contohnya perkumpulan gereja.
Kranenburg : Negara sebenarnya merupakan suatu sistem pengelompokkan
manusia yang berdasar pada dua ukuran. Pertama, apakah pengelompokan
manusia tersebut berada pada suatu tempat tertentu atau tidak berada pada satu
tempat tertentu. Kedua, apakah pengelompokkan manusia tersebut teratur atau
tidak teratur. Dengan berdasarkan pada kedua ukuran ini, maka akan terbentuk
empat macam pengelompokkan manusia, yaitu :
1) Pengelompokkan manusia yang berada pada satu tempat tertentu dan
teratur. Contoh : Penonton bioskop.
2) Pengelompokkan manusia pada satu tempat tertentu tapi tidak teratur.
Contoh : Kelompok unjuk rasa, demonstrasi.
3) Pengelompokkan manusia yang tidak berada pada satu tempat tertentu dan
juga tidak teratur. Contoh : Para penjual Koran/pedagang asongan.
4) Pengelompokkan manusia tidak berada pada satu tempat tertentu tapi
teratur. Contoh: Negara.
3. Menurut

Hermen

Heller

secara

sosiologis

Negara

merupakan

suatu

organisasi kewibawaan. Sehubungan dengan hal tersebut, jelaskan arti dari


Entscheidungseinheit, Wirkungseinheit, Ambten Organisatie dan Government
by Committees!
Entscheidungseinheit : apabila melihat pada unsur kewibawaan sebagai sesuatu
kekuasaan yang diakui, maka hakekat Negara adalah merupakan suatu kesatuan

yang berwibawa untuk memutuskan hal hal yang penting bagi Negara.
Wirkungu seinheit : ditinjau dari sudut organisasi sebagai suatu organisasi
kewibawaan, maka hakekat Negara adalah merupakan suatu kesatuan yang
berwibawa untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan Negara yang telah

diputuskan bersama.
Ambten organisatie : sebagai suatu organisasi untuk melaksanakan fungsi-fungsi
bersama, organisasi Negara juga mengasumsikan jabatan-jabatan untuk fungsi-

fungsi tersebut.
Government by committee : Jika terjadi kerja sama antar departemen dalam
melaksanakan tugas-tugas Negara, akan dibentuk suatu panitia antardepartemen.

4.

Jelaskan pendapat dari Max Webber dan Logemann mengenai sumbersumber kewibawaan!
Menurut Max Webber apabila suatu keuasaan tidak diakui maka ia merupakan
kekerasan. Karna itu Max Webber mengemukakan tiga sandaran yang menjadi sumber
kewibawaan yaitu;
1. Charismatiscche gezag (kewibawaan kharismatis), kewibawaan yang timbul
karena kelebihan kelebihan yang dimiliki seseorag dan diakui tetapi tidak dapat
ditelaah menurut rasio.
2. Traditioneel gezag (kewibawaan tadisional), kewibawaan ysng diakui karena
factor tradisi yang sudah berjalan amat lama.
3. Rationeel gezag (kewibawaan rasional), kewibawaan yang secara rasional
memang dapat diterima.
Kemudian Logemann berusaha menyempurnakan teori Max Webber, dengan demikian
ada lima sandaran yang menjadi dasar kewibawaan, yaitu
1. Charismatische gezag (kewibawaan karismatis), umumnya dalam bidang
agama.
2. Magische gefundeerd gezag, kewibawaan yang didapat karena kekuatan
kekuatan gaib.
3. Traditioneel gezag, kewibawaan berdasar tradisi.
4. Rationeel gefundeerd gezag, yang oleh Logemann khusus dikaitkan dengan
masalah mythe sebagai dasar dari kewibawaan. Mythe menurut teori
antropologi budaya meupakan suatu kepercayaan yang diaanggap benar.
5. Het gezag ener elite, kewibawaan yang dikaitkan dengan mythe abad 20 yaitu
berdasar pada keanggotaan dari suatu kelompok elit yang berkuasa.

5. Secara yuridis pembahasan mengenai sifat hakekat negara adalah berdasar


pada teori patrimonial, dan teori perjanjian baik menurut hukum perdata
maupun hukum publik/hukum tata negara. Jelaskan apa maksudnya!
Teori patrimonial adalah teori yang melihat sifat hakekat tata negara dari segi
hukum kepemilikan atas benda atau tanah.
Jadi, negara adalah tanah yang dapat menjadi objek jual beli, sewa menyewa, dan
dapat menimbulkan kewenangan kenegaraan. Para pemilik tanah mempunyai hak-hak
tertentu terhadap para penduduk yang tinggal di dalam wilayah tersebut. Teori ini
diterapkan pada masa penjajahan Raffles dan Daendels, para pemilik tanah atau
partikelir berhak untuk memungut pajak, memperkerjakan penduduk untuk membuat
pengarian, jalan, kerja rodi bagi kepentingan mereka, serta menjatuhkan hukuman
pada para penduduk yang tidak patuh.
Teori perjanjian menurut hukum perdata, negara hakekatnya merupakan hasil
perjanjian yang sifatnya timbal balik antara dua pihak yang mempunyai dua
kepentingan yang berbeda kemudian mengadakan suatu ikatan hukum (recht

verhaltnis). Teori ini bersifat dualistis yang berarti bahwa kedua pihak memiliki dua
kepentingan yang berbeda. Contohnya adalah penguasa kota yang mempunyai
pasukan keamanan untuk memberikan perlindungan yang dibutuhkan oleh penduduk,
dan penguasa kota memerlukan dana untuk membiayai pasukannya. Maka penguasa
kota berhak memungut pajak dari penduduk sekitar.
Sifat hakekat negara berdasarkan hukum publik adalah merupakan hasil
perjanjian antara seluruh rakyat yang mempunyai satu tujuan/satu kepentingan yang
sama yaitu membentuk satu kelompok atau negara. Teori ini tidak bersifat dualistis
karena merupakan satu tindakan hukum bersama untuk membentuk negara yang
disebut Gezamt Akt. Setelah negara terbentuk, diciptakanlah peraturan hukum dasar
dan peraturan pelaksanaannya.
6. Jelaskan pendapat Hans Kelsen yang menyatakan bahwa negara merupakan
penjelmaan tata hukum nasional, yang merupakan peninjauan masalah sifat
hakekat negara dari segi yuridis!
Teori ini dikemukakan oleh Hans Kelsen yang berpendapat bahwa negara
merupakan penjelmaan tata hukum nasional dan harus mempunyai tingkatan hukum.
Artinya hukum yang lebih rendah harus dapat dikembalikan pada hukum yang lebih
tinggi, dan yang lebih tinggi lagi hingga kita jumpai suatu pertingkatan hukum yang
disebut Stufenbouw des Recht. Dengan demikian negara itu sama dengan hukum.
Selanjutnya Hans Kelsen menyatakan bahwa Negara itu sebenarnya suatu tertib
hukum. Tertib hukum tersebut timbul karena diciptakannya peraturan-peraturan
hukum

yang

bertanggung

menentukan
jawab

bagaimana

terhadap

setiap

orang

dalam

perbuatannya.

masyarakat/negara
Peraturan

hukum

harus

tersebut

mengikat, artinya setiap orang harus mentaati dan menyesuaikan perilakunya dengan
peraturan

hukum

yang

berlaku.

Bahkan

setiap

orang

dapat

dipaksa

untuk

mentaatinya, dan apabila tidak taat dapat dijatuhi sanksi hukum. Dengan demikian
negara sebenarnya adalah suatu tertib hukum yang memaksa.

SOAL-SOAL LATIHAN BAB III PEMBENARAN NEGARA


1. Negara memiliki berbagai monopoli kekuasaan seperti mencetak uang,
menyatakan perang dan damai, menjatuhkan hukuman mati. Sehubungan
dengan ini, sebutkan tiga macam dasar untuk membenarkan kewenangan
tersebut ditinjau dari sudut teori pembenaran Negara!
A. Teori Theokrasi
Teori Theokrasi sifatnya amat mutlak dan sulit untuk dibantah, terutama bagi
anggota masyarakat yang menganut suatu agama. Hal ini karena pembenaran
Negara dikembalikan kepada kekuasan yang lebih tinggi dari manusia, yaitu
Tuhan. Dibahas oleh Agustinus dan Thomas van Aquino.
B. Teori Kekuatan
Teori Kekuatan memberi dasar pembenaran Negara melalu teori kekuatan jasmani,
kekuatan rohani, dan kekuatan ekonomi.
Voltaire, Thomas Hobbes, Shang Yang, dan Machiavelli membahas
kekuatan jasmani.
Karl Marx, H.J. Laski, dan Leon Duguit membahas kekuatan ekonomi.
C. Teori Yuridis
Teori Yuridis terbagi dalam dua segi peninjauan, yaitu segi hukum Perdata dan
segi hukum Publik.
Dasar peninjauan hukum Perdata adalah Hukum Keluarga, hukum Benda,

dan hukum Perjanjian. Dibahas oleh Mac Iver, Von Haller, dan Cicero.
Beberapa teori dari segi Hukum Publik adalah
teori Lex Regia dari golongan Caesarismus,
teori dari golongan Monarchomachen,
teori dari tiga tokoh masyarakat (Thomas Hobbes, John Locke, dan
J.J. Rousseau)

2. Berdasarkan sejarah kenegaraan, berikan contoh-contoh penerapan teori


theokrasi baik yang langsung maupun tidak langsung! Jelaskan pula
pendapat dari Agustinus dan Thomas van Aquino mengenai hal itu!
Teori Theokrasi Langsung
Pada zaman Yunani Kuno, yaitu adanya Negara dapat dibenarkan karena
merupakan kehendak dari dewa Zeus, yang dianggap sebagai Tuhan. Apabila
Negara mempunyai masalah, para pejabat akan pergi pada suatu medium
pemujaan yang disebut Orakel Delphi yang dianggap sebagai perantara untuk

mendapat restu dari Tuhan (Dewa Zeus) dalam pemecahan masalahnya.


Teori Theokrasi Tidak Langsung

Pada zaman Alexander the Great / Iskandar Zulkarnain akan memasuki Negara
Yunani, para penasehat Alexander menyatakan pada rakyat Yunani bahwa
Alexander sebagai anak dari dewa Zeus yaitu dewa Ammon, dan sudah mendapat

restu dari dewa Zeus untuk melaksanakan kekuasannya di Yunani.


Agustinus (354-430) mengemukakan suatu ajaran yang sifatnya

sangat

theokrastis dalam bukunya De Civitas Dei, dan menyebutkan ada dua macam
Negara :
Civitas Dei, atau Negara Tuhan, merupakan negara yang terpuji karena

merupakan Negara yang dicita-citakan oleh agama.


Civitas Terena, atau Civitas Diabolis/Negara iblis, merupakan Negara duniawi

yang sangat dikecam oleh Agustinus.


Thomas van Aquino (1225-1274) mengemukakan teori Dua Pedang, yaitu
Pedang Rohaniah berada pada organisasi gereja yang dipimpin oleh Paus.
Pedang Duniawiah, yang diserahkan oleh Paus pada organisasi Negara yang
dipimpin oleh raja/kaisar.
Teori ini menimbulkan sekularisme, yaitu memisahkan permasalahan agama dan
duniawi.

3. Seseorang dibenarkan menjadi penguasa apabila mempunyai kekuatan


jasmani, yaitu tinggi, besar, pandai berkuda dan berperang. Bagaimana
pendapat Voltaire, Thomas Hobbes dan Machiavelli yang membenarkan
kekuasaan dalam Negara berdasarkan teori kekuatan jasmani!
Voltaire mengatakan bahwa De eerste Koning was een gelukkigsoldaat,
artinya Raja yang pertama adalah orang yang beruntung dapat mengalahkan

prajurit-prajurit lain sehingga dengan demikian ia menjadi raja.


Thomas Hobbes, dalam bukunya yang berjudul Leviathan, menyatakan
bahwa manusia dalam keadaan status naturalis (status belum bernegara,
keadaan masih kacau karena belum ada organisasi Negara yang menjamin tata
tertib) amat mudah terjadi perselisihan karena yang berlaku adalah Hukum
Kepalan (vuisrecht), Artinya siapa yang kuat maka dia yang memegang dan
berkuasa.
Menurutnya, apabila ingin berkuasa, manusia harus mempunyai fisik yang kuat
seperti singa (leviathan) agar dapat menguasai segala kekacauan di dalam

Negara.
Machiavelli mendasarkan teorinya pada adanya sifat egois manusia yang
selalu mengutamakan kepentingannya sendiri dahulu. Seorang penguasa harus
bertindak sesuai dengan keadaan dan bila perlu harus mampu bersikap sejahat
mungkin. Negara akan lebih stabil bila ada rasa takut dari rakyat terhadap
penguasanya. Dengan demikian, penguasa haruslah seorang yang ganas
seperti singa dan licik seperti serigala serta mampu bertindak dengan tangan
besi agar seluruh rakyatnya takut kepadanya.

10

4. Kekuasaan dalam Negara baru dapat berjalan dengan baik apabila selain
mempunyai kekuatan jasmani dan rohani, penguasa juga memiliki kekuatan
ekonomi/materi. Jelaskan pendapat Karl Marx, H. J. Laski, dan Leon Duguit
mengenai hal ini!
Karl Marx
Ia menyatakan bahwa Negara itu sebenarnya merupakan alat/cara dari suatu sistim
penindasan dari kelas yang ekonominya kuat terhadap kelas yang lemah. Oleh
karena itu, adanya perbedaan kelas dalam Negara harus dihapuskan sehingga tidak
ada lagi penindasan. Dasar ajaran ini adalah dari adanya pertentangan kelas dari
perbedaan ekonomi. Masyarakat dibagi menjadi dua kelas, yaitu yang ekonominya

kuat dan ekonominya lemah.


H.J. Laski
Ia berpendapat bahwa Negara hakekatnya merupakan alat pemaksa (Dwang
Organisatie) untuk melaksanakan suatu system produksi yang stabil. Sistem ini
semata-mata hanya menguntungkan golongan yang kuat dan berkuasa. Jadi,
Negara

hanya

sebagai

alat

dari

yang

berkuasa

untuk

melaksanakan

kepentingannya.
Menurut Laski, pada umumnya sifat dari masing-masing Negara tergantung pada
sistem perekonomiannya. Siapapun yang memegang puncak, maka ia akan dapat

melaksanakan apapun kehendaknya.


Leon Duguit
Ia menyatakan adanya hak subjektif atas kekuasaan dalam bukunya yang
berjudul Traite de Droit Constitutional. Ia menolak ajaran yang menyatakan bahwa
adanya Negara dan kekuasaan adalah atas kehendak Tuhan. Ia juga menolak ajaran
tentang perjanjian masyarakat untuk adanya Negara dan kekuasaan.
Yang benar menurutnya (mutlak) adalah karena adanya orang-orang yang paling
kuat yang memaksakan kemaunnya pada orang lain yang lemah (les pluforts).
Orang-orang yang paling kuat tersebut dapat dibenarkan mendapat kekuasaan dan
memerintah, terutama jika ia mempunyai keunggulan dalam bidang politik.

5. Pembahasan teori pembenaran Negara dari sudut hukum Perdata meliputi


pokok-pokok bahasan teori hukum Keluarga, hukum Benda, dan hukum
Perjanjian. Jelaskan pendapat dari Mac Iver, Von Hallen, dan Cicero
mengenai teori-teori tersebut di atas!
R.M. Mac Iver dalam bukunya yang berjudul The Web of Government
menyatakan bahwa adanya Negara disebabkan suatu pertumbuhan dari keluarga
yang terjadi secara bertingkat atau melalui beberapa fase.
Pada fase pertama, keluarga masih sangat sederhana, tetapi telah memiliki

kebiasaan-kebiasaan.
Fase selanjutnya, keluarga tersebut berkembang menjadi lebih besar disebut
klan yang dipimpin oleh seorang kepala klan atas dasr primu interpares.
Pemimpin ini lama kelamaan akan jadi pemimpin yang sebenarnya. Keturunan
pemimpin akan memimpin jabatan turunan dan menjadi seorang raja.
Kedudukannya semakin kuat hingga mencapai yang sifatnya turun-temurun.

11

L. Von Hallen menyatakan bila seseorang memiliki benda/tanah, maka ia juga


mempunyai hak sebagai penguasa. Artinya, seseorang yang mempunyai hak milik
atas tanah, maka ia dibenarkan mempunyai kekuasaan atas seluruh penduduk

yang tinggal di atas tanahnya tersebut.


Cicero berpendapat bahwa Negara itu dibentuk untuk melindungi hak milik
penduduk. Caranya adalah dengan mengadakan perjanjian yang sifatnya timbal
balik (machtverhaltnis).
Rakyat sebagai pihak yang dikuasai, untuk melindungi hak miliknya mengadakan
perjanjian

dengan

pihak

penguasa.

Sebagai

imbalan,

telah

memberikan

perlindungan, pihak penguasa berhak memungut pajak dari rakyat.

6. Teori

Lex

Regia

dari

golongan

Caesarismus

dan

teori

golongan

Monarchomachen merupakan awal dari teori perjanjian masyarakat berdasar


hukum Publik. Bagaimana konstruksi dari teori kedua golongan tersebut.
Jelaskan!
Lex Regia

merupakan

suatu

undang-undang

yang

tercantum

perjanjian

penyerahan kekuasaan pada kaisar. Pada saat itu, rakyat romawi mengadakan
perjanjian penyerahan kekuasaaan dengan kaisar kemudia dicantumkan ke dalam
Lex Regia (UU untuk memerintah). Lex Regia memuat Translantio Imperii yaitu
peralihan kekuasaan dari rakyat pada kaisar, kekuasaan rakyat diserap habis dan
ditelan kaisar, akibatnya timbul absolutism kekuasaan kaisar. Tujuan Lex Regia

adalah meniadakan tanggung jawab kaisar.


Monarchomachen melanjutkan teori Ulpianus untuk menghilangkan absolutism
kaisar. Rakyat mengadakan perjanjian untuk membentuk Negara (pactum
unionis), selanjutnya rakyat menyerahkan kekuasaan pada penguasa (pactum
subyectionis). Penyerahan kekuasaan ini disebut syarat-syarat tertentu yang
tercantum dalam suatu naskah yang disebut Legez Fundamentaslis sehingga
kekuasaan kaisar menjadi terbatas.

7. Thomas

Hobbes,

John

Locke,

J.J.

Rousseau

merupakan

tokoh-tokoh

terkemuka teori perjanjian masyarakat dalam zaman modern. Ketiganya


mempunyai titik tolak yang sama dalam teorinya masing-masing, tetapi
mempunyai isi serta akibat yang berbeda. Jelaskan apa maksudnya!
Titik tolak yang sama yaitu berawal dari manusia dalam keadaan naturalis yaitu status
belum negara.

Thomas Hobbes
Rakyat mulai mengadakan perjanjian bersama (perjanjian masyarakat) untuk
membentuk Negara. Dengan perjanjian tersebut, terjadi perubahan status yaitu

12

dari status naturalis menjadi status civilis, dan perjanjiannya dapat diartikan
sebagai pactum unionis. Ternyata rasa takut belum hilang juga sehingga rakyat
memerlukan suatu kekuasaan yang lebih besar. Maka yang terpenting adalah
pactum subyectionis yaitu penyerahan kekuasaan kepada penguasa yang mampu
memberi rasa aman kepada rakyat. Pactum unionis menjadi habis oleh pactum
subyectionis sehingga menimbulkan kekuasaan yang mutlak dan absolut pada

penguasa (monarchi absolut).


John Locke
Menurutnya, manusia baru bertindak main hakim sendiri atau bersikap seperti
binatang apabila hak-haknya dilanggar. Oleh karena itu untuk melindungi hakhaknya, rakyat mengadakan perjanjian membentuk Negara (pactum unionis).
Setelah itu, mengadakan perjanjian penyerahan kekuasaan kepada penguasa
(pactum subyectionis) yang harus memberi jaminan serta perlindungan
terhadap hak-hak dasar rakyatnya. Dengan demikian, kekuasaan penguasa
menjadi terbatas yaitu tidak boleh melanggar hak-hak dasar rakyat (monarchi

constitutional). John Locke adalah bapak hak asasi manusia.


J.J. Rousseau
Manusia telah merdeka dan memiliki hak asasi, tetapi dalam kenyataannya
manusia juga terikat dengan unsur hukum, kebudayaan, tradisi, dll (man is born
free and yet we see him in chains). Lalu, manuasia mengadakan perjanjian
masyarakat membentuk kolektivitas.
Ia menyebut perjanjian ini dengan volonte de tous. Ia berpendapat bahwa dengan
terbentuknya kolektivitas berarti terdapat kebebasan kehendak dari rakyat (vrij
will) serta keinginan untuk tunduk pada kolektivitas. Mekanismenya adala
menggunakan sistem voting atau volonte generale dan harus mementingkan
kepentingan umum. Dengan demikian setelah adanya volonte de tous (pactum
unionis), tidak ada perjanjian penyerahan kekuasaan (pactum subyectionis),
rakyat dalam hal ini tetap memegang kekuasaan melalui koletivitas.

13

SOAL-SOAL LATIHAN BAB IV TERJADINYA NEGARA


1. Dalam

teori

peninjauan

terjadinya
yaitu

secara

Negara,
primer

pembahasannya
dan

secara

mencakup

sekunder.

dua

segi

Jelaskan

apa

maksudnya!
Secara primer, peninjauannya bersifat teoritis logis, bukan historis, dengan
melihat pada masalah terbentuknya unsur-unsur negara. Maksudnya, dari
masyarakat sederhana kemudian berkembang melalui tahap-tahap tertentu
sampai menjadi negara. Adapun tahap-tahap terjadinya negara secara primer

meliputi
Gemeinschaft
Reich / Rijk
Staat
Democratische Natie
Diktatuur
Secara sekunder, merupakan pembahasan mengenai terjadinya negara dalam
lingkungan negara-negara lain yang sudah ada. Masalah utamanya adalah adanya
pengakuan dari negara-negara lain. Ada dua jenis pengakuan, yaitu de facto dan
de jure.

2. Jelaskan secara rinci mengenasi tahap-tahap Gemeinschaft Reich/Rijk


Staat, ditinjau dari sudut terjadinya Negara secara primer!
Gemeinschaft (Genootschap)
Pada tahap ini, orang mempunyai persamaan kepentingan, nasib dan kebudayaan
menggabungkan diri membentuk suatu kelompok. Pemimpinnya dipilih atas dasar
primus interpares sehingga kewibawaan pemimpin bersifat kharismatis atau magis.
Kegiatan dilakukan secara gotong royong karena masyarakatnya masih homogen. Hal
penting yang dijumpai adalah unsur rakyat.
Pada tahap ini, kondisi masih dipengaruhi oleh adat/kebiasaan sehingga belum
terdapat unsur kekuasaan.
Reich / Rijk
Kelompok pada tahap gemeinschaft mengadakan pemilikan bersama atas benda. Jadi,
pada tahap ini kita jumpai aspek kekayaan (reich/rijk) yang umumnya berupa
pemilikan atas tanah. Unsur kekuasaan pada suatu wilayah belum terpusat.
Pemilikan benda/tanah kemudian diikuti dengan penentuan sistem kewarisan dan
sistem penarikan garis keturunan sehingga kekayaan dan kekuasan menjadi milik
kelompok secara turun temurun.

14

Pada tahap ini, dapat dikatakan unsur-unsur Negara sudah terpenuhi, yaitu unsur
rakyat, penguasa dan wilayah. Akan tetapi, kekuasaan belum terpusat, maka belum
diartikan sebagai suatu Negara dan disebut dengan Reich/Rijk.
Staat
Pada tahap ini sudah tidak dijumpai peperangan untuk merebut kekuasaan. Sudah
terdapat kewibawaan/gezag yang bulat dan berdaulat. Unsur-unsur klasik adanya
suatu Negara sudah terpenuhi, yaitu unsur wilayah, rakyat, dan pemerintahan yang
berdaulat. Aspek material tidaklah dianggap penting karena lebih mengutamakan hal
yang dianggap ideal (nasionalisme).
3. Secara umum para sarjana menganggap bahwa tahap Demoratische Natie
dalam teori terjadinya Negara secara primer merupakan tahap terakhir.
Akan tetapi, para sarjana Jerman menganggap ada perkembangan lebih
lanjut setelah tahap ini. Jelaskan apa maksudnya!
Para sarjana Jerman menekankan pada unsur kekuasaan dan berada pada suatu
pimpinan

atau

sekelompok

penguasa.

Tujuannya

adalah

agar

negara

dapat

mengambil keputusan secara cepat sehingga negaranya merupakan negara yang


otoriter.
Akan tetapi, umumnya, para sarjana besar menyatakan bahwa tahap diktatuur buka
merupakan perkembangan dari tahap democratische natie, tetapi merupakan bentuk
variasi bahkan penyimpangan dari Negara-negara nasional.
4. Masalah utama dalam peninjauan teori terjadinya Negara secara sekunder
adalah adanya pengakuan dari negara-negara lainnya. Sehubungan dengan
hal tersebut jelaskan apa maksud dari pengakuan secara de facto dan
secara de jure!
Pengakuan de facto bersifat sementara dan belum dirasakan perlu untuk
mengadakan hubungan diplomatik. Pengakuan lebih ditujukan pada kenyataan
yang ada pada Negara yang bersangkutan. Misalnya: pengakuan terhadap unsur
bangsa, wilayah, dan pemerintahannya.
Setelah de facto biasanya negara bersikap menunggu perkembangan (wait and see).
Apabila keadaan tetap bertahan, kondisinya stabil bahkan bertambah maju, maka
pengakuan de facto akan sendirinya diikuti dengan pengakuan secara de jure.
Pengakuan de jure bersifat sudah tetap dan lebih kuat. Perwakilan Negara sudah
merupakan perwakilan diplomatik yang meliputi hubungan politik, kebudayaan, dan
ekonomi
5. Jelaskan teori pengakuan dari seorang sarjana hukum internasional dari
Negara Belanda bernama Francois, yang ingin diterapkan pada Negara
Republik Indonesia saat baru merdeka!
Francois memberikan konstruksi baru dalam

memberikan

pengakuan

kepada

pemerintah Indonesia. Ia menggunakan teori pemilikan berdasar hukum perdata yang


membedakan antara dua bangunan hukum, yaitu.
bezit-bezitter sebagai penguasa atas benda
eugenaar sebagai pemilik atas benda.

15

Francois menggunakan kedua bangunan hukum ini untuk memberikan pengakuan


kepada pemerintah Indonesia secara de facto diakui sebagai bezitter atau sebagai
penguasa saja dan bukan pemilik/eugenaar. Dengan demikian, pemerintah Indonesia
hanya berwenang untuk mengurus pemerintahan ke dalam saja.
Sedangkan, secara de jure kedaulatan tetap dipegang oleh pemerintah Hindia
Belanda sebagai pemilik/eugenaar yang dapat berhubungan dengan Negara-negara
lain di dunia.

SOAL-SOAL LATIHAN BAB V TIPE-TIPE UTAMA NEGARA


1. Sebutkan tipe-tipe utama Negara berdasar sejarah kenegaraan dan jelaskan
ciri pokok yang menonjol pada masing-masing fase!
Tipe Negara Timur Purba
Negara Theokrasi yang berdasar faham keagamaan.
Dipimpin oleh seorang Raja yang dianggap sebagai wakil Tuhan.
Bersifat absolutism dan despotism
Tipe Negara Yunani
Sudah memiliki 3 unsur (wilayah, bangsa, dan pemerintahan)
Merupakan negara kota/polis
Rakyat mengenal dan menghayati arti zoon politicon
Rakyat turut aktif dalam kegiatan pemerintahan
Memperkenalkan sistem demokrasi langsung
Tipe Negara Romawi
Wilayahnya amat luas (dari hasil penaklukan)
Meniru kegiatan kenegaraan Yunani, yaitu kedaulatan rakyat dengan demokrasi

langsung
Terbagi menjadi 4 fase, yaitu.
Fase Kerajaan
Pimpinan adalah seorang raja
Negara bentuknya kerajaan dengan sistem pemerintahan mirip kerajaan

Sparta atau Yunani.


Fase Republik
Menggunakan teori republic yang terdapat di Yunani
Pemerintahan dipegang oleh dua orang konsul

yang

akan

menyelenggarakan kepentingan umum


Dalam keadaan darurat, rakyat menunjuk seseorang untuk memegang

kekuasaaan sementara, pada umumnya adalah dictator.


Fase Principaat
Negara tidak lagi merupakan negara kota, tetapi merupakan negara

yang luas
Kedaulatan negara diberikan kepada kaisar melalui Lex Regia
Rakyat tidak dapat lagi meminta pertanggungjawaban kaisar.
Fase Dominaat

16

Kekuasaan kaisar sangat absolut dan mutlah, kaisar bersikap kejam dan

sewenang-wenang tanpa rasa kemanusiaan.


Tipe Negara Abad Menengah
Banyak dipengaruhi oleh teori hukum perdata
Bersifat dualistis karena adanya dua macam hak yang berlawanan yang
menjadi dasar terbentuknya negara, yait hak raja (Rex) dan hak rakyat

(Regnum).
Feodalisme yaitu teori pemilikan atas suatu benda (tanah)
Adanya pertentangan antara gereja dan negara menimbulkan teokrasi (teori

keagamaan)
Tipe Negara Modern
Kekuasaan tertinggi adalah rakyat (sistem demokrasi)
Pelaksanaannya tidak lagi dilaksanakan secara langsung, tetapi melalui
perwakilan
2. Berdasar pada hasil peninjauan penulis-penulis Barat, kondisi dari Negara
Timur Purba adalah absolut dan depotisme. Benarkah demikian? Jelaskan!
Tidak seluruhnya benar karena para penulis-penulis barat tidak mengenal
struktur budaya masyarakat Timur. Contohnya adalah para raja Jawa Kuno di
Indonesia. Raja menjadi sumber kekuatan dari rakyatnya, bertanggung jawab atas
segala kesejahteraan rakyatnya. Apabila terjadi bencana alam, raja akan bersemedi
untuk mencari petunjuk dalam mengatasi musibah tersebut.
Dengan demikian, walaupun terbentuknya suatu negara theokrasi dan raja
mempunyai kekuasaan absolut, tetapi tidak semua raja pada negara Timur
Purba bersifat depotisme (kejam dan sewenang-wenang), masih ada raja yang
bertanggung jawab.
3. Pada fase Negara Yunani setiap warga Polis turut serta secara aktif dalam
kegiatan pemerintahan melalui sistem demokrasi langsung. Sehubungan
dengan hal tersebut, jelaskan
a. Apakah benar seluruh warga

Polis

mempunyai

hak

suara

dalam

pelaksanaan sistem demokrasi langsung!


b. Dengan adanya status aktif dari warga Polis, jelaskan pula teori status
warga Negara yang dikemukakan oleh Jellinek!
a. Tidak. Ciri utama tipe Negara Yunani adalah

Negara

kota/polis

dan

pemerintahaannya dilaksanakan dengan sistem demokrasi langsung yang berarti


seluruh rakyat turut aktif dalam kegiatan pemerintahan. Akan tetapi, pelaksanaan
demokrasi langsung ternyata tidak seluruh rakyat mempunyai hak suara.
Misalnya para budak tidak mempunyai hak suara karena mereka dianggap buka
subjek hukum, bahkan dianggap objek hukum.
b. Status Aktif, rakyat turut aktif dalam pemerintahan.
Status Pasif, rakyat tunduk pada ketentuan-ketentuan Negara/pemerintah.
Status Negatif, Negara tidak turut campur dalam urusan rakyat.
Status Positif, Negara menyelenggarakan kemakmuran rakyat.
4. Teori kenegaraan Romawi bersifat tidak asli karena meniru teori-teori yang
ada di Negara Yunani. Jelaskan!

17

Karena dalam hal ini bangsa

Romawi merupakan bangsa yang bersifat praktis,

mereka akan segera melaksanakan dalam praktek kenegaraan segala sesuatu yang
timbul dalam alam pikirannya berbeda dengan Bangsa Yunani dikenal sebagai ahli
pikir sehingga banyak meninggalkan tulisan-tulisan tentang kenegaraan. Selain itu,
mereka tidak mempunyai waktu untuk merenung dan berpikir seperti
bangsa Yunani dikarenakan wilayah Romawi amat luas. Oleh sebab itu, bangsa
Romawi mempraktekkan teori kenegaraan yang ada di Yunani, terutama tentang
pemahaman Polis dan kedaulatan rakyat.
5. Pada

fase

Principaat

dari

Negara

Romawi,

kekuasaan

Caesar

amat

besar/absolut dan rakyat tidak dapat meminta pertanggungjawaban Caesar


atas seluruh tindakannya. Sehubung dengan hal itu, jelaskan :
a. Teori Lex Regia dari Ulpianus (golongan Caesarismus).
b. Arti dari semboyan Salus Publica Suprema Lex dan Princep Legibus
Solutus Est.
a. Konstruksinya adalah kedaulatan rakyat diberikan kepada kaisar melalui suatu
perjanjian yang termuat dalam undang-undang yang disusun olehnya dan
termaktub dalam Lex Regia. Setelah kekuasaan diberikan kepada Caesar maka
rakyat tidak dapat lagi meminta pertanggungjawaban kaisar. Sehingga
terjadilah perwakilan yang menghisap kedaulatan rakyat oleh kaisar. Melalu Lex
Regia

kekuasaan

rakyat

terhisap

habis

tanpa

rakyat

dapat

meminta

pertanggungjawaban kaisar. (the King can do no wrong).


b. Salus Publica Suprema Lex artinya kepentingan umum mengatasi undangundang.
Princep Legibus Solutus Est artinya raja yang menentukan kepentingan
umum.
6. Jelaskan pendapat yang menyatan bahwa teori kenegaraan pada fase Abad
Menengah bersifat dualistis juga bersifat feodal yang berdasar pada teori
patrimonial/hukum perdata!
Teori kenegaraan pada fase Abad Menengah merupakan kelanjutan negara Romawi
yang banyak dipengaruhi oleh teori hukum perdata. Oleh karena itu, selain
dipengaruhi oleh adanya kekuasaan absolut, juga bersifat dualistis, feodalistis,
dan teokratis.
Dualistis : adanya dua macam hak yang menjadi dasar terbentuknya negara,

yaitu hak raja dan hak rakyat yang sifatnya berlawanan.


Feodalisme : kekuasaan yang berdasar pada teori patrimonial yaitu teori
pemilikan atas benda (tanah). Teori patrimonial merupakan teori hukum perdata,
yaitu yang berkaitan dengan pemilikan benda.

7. Ciri utama Negara Modern adalah Negara hukum yang demokratis. Jelaskan
variasi

dari

Negara

hukum

dan

macam-macam

demokrasi

menurut

Logemann!
Negara Hukum Liberal

18

Lahir karena adanya kekuasaan yang bersifat absolut. Golongan pengusaha kaya
mendesak raja dan golongan bangsawan untuk tidak ikut campur urusan bisnis
mereka dengan upaya memakmurkan rakyat. Desakan ini diprakarsai oleh orang

orang yang berpikiran bebas / liberalism.


Negara Hukum Formil
Syarat-syarat tipe negara hukum formil:
Pengakuan terhadap HAM
Pemisahan kekuasaan dalam negara
Pemerintahan harus berdasarkan undang-undang
Adanya pengadilan administrasi untuk mengadili

sengketa

antara

pemerintah dengan warga negara.


Negara Hukum Materiil
Tidak lagi mementingkan bentuk (form), tetapi yang dipentingkan adalah isinya
(materil), yaitu kemakmuran rakyat. Tidak setiap tindakan pemerintah harus
didahului dengan undang-undang (formil). Pemerintah dapat bertindak tanpa
undang-undang selagi untuk kemakmuran rakyat, misalnya sumbangan bencana
alam.

Variasi Demokrasi, yaitu.

Demokrasi Barat (Libeeral), yang mengutamakan kebebasan


Demokrasi Timur (Proletar), yang mengutumakan persamaan
Demokrasi Tengah, dimana kekuasaan berada pada rakyat tetapi diserahkan
pada satu orang sehingga ia menjadi penguasa tunggal, ia dianggap sebagai

eksponen dari rakyat.


Demokrasi Sederhana, terdapat pada susunan masyarakat yang masih
sederhana. Pelaksanaan keputusan rakyat tidak berdasar pada cara-cara yang
telah dikenal, tetapi dengan cara khusus misalnya dengan musyawarah
berdasar asas tolong-menolong dan gotong royong.

19

SOAL-SOAL LATIHAN BAB VI TUJUAN NEGARA


1. Pada

umumnya

suatu

Negara

itu

dibentuk

dengan

tujuan

tertentu.

Sehubungan dengan hal tersebut ada 3 sudut peninjauan dalam membahas


masalah tujuan Negara. Jelaskan!
A. Tujuan negara yang dihubungkan

dengan

tujuan

akhir

kehidupan

manusia
Berkaitan erat dengan pembahasan teologis (keagamaan) atau eskatologis
(keakhiratan) setiap warga negara harus dapat menjadi fasilitator atau memberi
kesempatan bagi warganya untuk mencari tujuan hakiki dari kehidupan di dunia ini
dan negara harus menjamin warganya untuk menjalankan ibadah sesuai
agamanya masing-masing.
B. Tujuan negara yang dihubungkan dengan pencapaian kekuasaan.
Tedapat 2 tokoh yang berbicara tentang tujuan negara ini, yaitu:
Lord Shang Yang; dia menyamakan negara dengan penguasa.

Menurutnya, tujuan negara hanya satu yaitu kekuasaan semata-mata.


Niccolo
Machiavelli;
menurutnya
tujuan
negara
adalah
menyelenggarakan ketertiban, keamanan, dan ketentraman.

Biasanya

negara

kekuasaan

hanya

dilandaskan

pada

kepentingan

politik

kekuasaan. Elit- elit politik mengumpulkan kekuasaan sebeas-besarnya dan


mempertahankannya demi kepentingan pribadi atau kelompoknya. Dalam negara
kekuasaan, kekuasaan raja sangat absolute, apa yang dikehendaki raja adalah
kehendak negara, dan tidak boleh ada yang mngkritik.
C. Tujuan negara yang dihubungkan dengan kemakmuran rakyat.
Dalam hal ini, sudah jelas bahwa pemerintahan harus mengusahakan mekamuran
rakyatnya. Berkenaan dengan hal tersebut, terdapat beberapa istilah, yaitu:
Salus publica suprema lex; artinya kepentingan umum mengatasi segala

undang-undang. Jadi kepentingan umum dapat melanggar hukum apa saja.


Princep legibus solutus est; artinya raja membuat undang-undang untuk
negara, jadi hanya raja yang dapat mengurus kepentingan negara dan
rakyat warga negara.

Terdapat tipe-tipe negara yang berupaya mengkonsentrasikan tujuan untuk


kemakmuran rakyat, antara lain.
1. Tipe Negara Kekuasaan Absolut atau polizei staat

20

Tipe negara ini mendudukan pemerintahan sebagai pelaksana kemakmuran


rakyat dan mengenyampingkan peran rakyat untuk mejalankan kemakuran.
2. Tipe Negara Liberal
Tipe negara ini dilahirkan sebaga reaksi dari kondisi yang dialami dalam suatu
negara kekuasaan absolut. Golongan-golongan pengusaha kaya mendesak raja
dan bangsawan untuk tidak ikut campur dalam urusan bisnis memakmurkan
rakyat. Desakan ini diprakarsai oleh orang-orang yang berpikiran bebas atau
liberalism.
3. Tipe Negara Hukum Formil
Syarat-syarat tipe negara hukum formil adalah:
Pengakuan terhadap hak asasi manusia
Pemisahan kekuasaan dalam negara
Pemerintahan harus berdasarkan undang-undang
Adanya pengadilan administrasi untuk mengadili sengketa antara
pemerintah dan warga negara.
4. Tipe Negara Hukum Materiil
Pada tipe negara ini tidak lagi terlalu mementingkan bentuk (form) tetapi yang
dipentingkan adalah isinya (materi), yaitu kemakmuran rakyat tidak setiap
tindakan

pemerintah

Pemerintah

dapat

harus

bertindak

didahului
tanpa

dengan

undang-undang

undang-undang

untuk

(formil).

kepentingan

kemakmuran rakyat.

2. Jelaskan pendapat dari Hegel, Shang Yang dan Machiavelli mengenai tujuan
Negara!
a. Hegel
Menurut Hegel, tujuan negara adalah negara itu sendiri. Negara adalah person
mempunyai kemampuan sendiri dalam melaksanakan ide umum. Maka kewajiban
tertinggi manusia adalah menjadi warna suatu negara dengan baik. Negara
ditempatkan sebagai sesuatu yang agung dan tinggi. Dengan kata lain negara
tidak punya tujuan, karena ia sendiri yang merupakan tujuan.
b. Shang Yang
Shang Yang menyatakan bahwa didalam setiap negara terdapat dua subyek yang
selalu bertentangan yaitu pengusaha dan rakyat. Yang baik; pihak penguasa
harus lebih kuat daripada rakyat, karena agar tidak timbul kekacauan. Lord
Shang mengajurkan untuk mengumpulkan kekuasaan sebesar-besarnya dan
menjauhkan aspek kebudayaan yang merugikam dan melemahkan, seperti
nyanyian, music, kesusilaan, hormat pada orang tua, kejujuran, dll. Shang yang
menyamakan negara dengan penguasa, dan tujuan negaranya adalah kekuasaan
semata-mata. Untuk mewujudkan itu is menegaskan slogannya terkenal: Supaya
negara kuat, rakyat harus lemah dan bodoh.
c. Machiavelli
Machiavelli mengartikan pemerintahan itu sebagai cara untuk memperoleh
kekuasaan dan menjalankan kekuasaan itu. Ia tidak setuju dengan moral,
kebudayaan, agama dan sebagainya, karena hal tersebut akan melemahkan raja

21

dalam memerintah negaranya. Pemerintah negara harus mempunyai sifat


serigala dan singa. Sebagai serigala atau kancil ia dapat berkhianat dan
membongkar rahasia yang bisa merobohkan negara karena kelicikannya. Sebagai
singa ia bia menaklukan binatang-binatang buas lainnya. Menurutnya tujuan
negara adalah mengusahakan terselenggaranya ketertiban, keamanan, dan
ketentraman.
3. Jelaskan perbedaan antara Negara kekuasaan (Macht Staat) dan Negara
hukum (Recht Staat).
Negara kekuasaan (machtstaat) berlainan pendekatannya deengan negara
hukum (rechtstaat).
Negara kekuasaan (mactstaat) yang berkembang pada masa lalu di Eropa
Barat seperti di Perancis, raja mengidentikkan dirinya sebagai negara.
Sebagaimana raja Louis pernah menyatakan Letat cest moi atau negara adalah
Saya! Kekuasaan raja sangatlah absolut.
Dengan adanya negara absolut ini kita kenal adanya tipe polizei Staat, dimana
negara itu diselenggarakan juga untuk kemakmuran rakyat, tetapi tidak boleh
dijalankan oleh rakyat. Hanya raja dan bangsawan yang boleh menjalankan

perekonomian negara.
Negara hukum (rechtstaat) pada awalnya berbentuk negara hukum Liberal,
karena itu negara hukum juga lahir sebagai antithese dari polizei staat. Dalam
segalan tindakan-tindakannya, penguasa memerlukan bentuk hukum tertentu
(formil) dan formalitas adalah bentuk undang-undang. Unsur-unsur yang juga
merupakan ciri pokok dari negara hukum formil adalah sebagai berikut:
1. Pengakuan terhadap hak asasi manusia
2. Pemisahan kekuasaan dalam negara (sheding van machten)
3. Pemerintah harus berdasarkan undang-undang (wetmatigheid van bestuur)
4. Adanya pengadilan administrasi

4. Tujuan hukum menurut Kant adalah untuk melindungi kebebasan warga


masyarakat
menimbulkan

yang

harus

unsur-unsur

dilengkapi/disempurnakan

dijamin

dengan

Negara
oleh

Stahl

undang-undang.

hukum
menjadi

liberal,
Negara

yang

Hal

ini

kemudian

hukum

formal.

Jelaskan apa maksudnya!


Negara hukum liberal adalah negara dimana ada dualisme dalam pemikiran kaum
liberal. Pertama, penguasa hanya menjalankan tata tertib saja; pertahankan
keamanan dan menjadi fasilitator. Kedua, rakyat diberi kesempatan yang luas untuk
menyelenggarakan sendiri kebutuhan-kebutuhannya kemakmuran bersama.
Berdasarkan prinsip liberal, penguasa hanya menjalankan tata tertib

saja;

pertahankan keamanan dan menjadi fasilitator. Untuk mencegah kebebasan warga


negara ini kemudian dicampuri oleh negara (penguasa), maka dibutuhkan hukum
dalm bentuk formil yaitu undang-undang untuk mengatur batas-batas hak dan
kewajiban dalam hubungan penguasa dan rakyat.
Undang-undang ini kemudian menjadi pedoman bertindak dan berperilaku bagi
negara/penguasa dan rakyat. Dengan adanya undang-undang sebagai dasar hukum

22

memerintah, maka dengan begitu negara telah menjelma menjadi tipe negara hukum
formil, yang mana salah satu ciri-cirinya adalah pemerintahan harus berdasarkan
undang-undang.
5. Sebutkan unsur-unsur negara hukum menurut tradisi Negara Anglo Saxon!
Adalah yang menjadi ciri pokok dari negara hukum formil adalah sebagai
berikut:
a. Pengakuan terhadap Hak Asasi Manusia (grondrechten).
Hak-hak dasar ini harus dijamin (dengan undang-undang dan adanya pemisahan
kekuasaan) dipertahankan jangan sampai dilanggar.
b. Pemisahan kekuasaan dalam negara (sheding van machten).
Pemisahan kekuasaan ini adalah ciri esensial dari negara hukum. Tidak semua
negara yang ada hukumnya dapat dikatakan sebagai negara hukum. Negara
hukum adalah konsep politis-yuridis tersendiri, sedang negara berhukum
adalah suatu kenyataan empiris-sosiologis yang nyata. Jadi suatu negara yang
memiliki hukum belumlah tentu sesuai dengan konsep negara hukum.
c. Pemerintahan harus berdasarkan undang-undang (wetmatigheid van
bestuur)
Setiap tindakan atau perbuatan memerintah dari pemerintah negara haruslah
memiliki dasar hukum dalam bentuk undang-undang atau hukum tertulis.
d. Adanya Pengadilan Administrasi (administrative rechtspraak).
Tujuan diperlukan pengadilan administrasi ini adalah mengadili sengketa antara
pemerintah (penguasa) dengan warga negara (yang dikuasai). Pengadilan khusus
ini dibentuk untuk kasus-kasus yang tidak dapat diadili oleh pengadilan biasa,
sebab belum termasuk perkara pidana maupun perdata.
6. Masalah tujuan Negara dalam hubungannya dengan kemakmuran rakyat
menimbulkan persoalan tipe Negara modern. Jelaskan hubungan korelasi
anatar tipe-tipe Negara modern dengan pola ekonomi suatu Negara!
Tipe-tipe negara ditentukan oleh kebijakan dari pemerintah (penguasa). Sehingga
secara langsung, tipe suatu negara menentukan kebijakan ekonomi seperti apa yang
diambil oleh pemerintahnya dan pola ekonomi apa yang kemudian ingin/akan
terbentuk. Aliran ekonomi ini mengupayakan kekayaan yang sebanyak mungkin untuk
negara.
Misalnya pada tipe polizei staat, aliran ekonomi yang dianut adalah merkantilisme.
Tipe polizei staat, adalah tipe yang mendudukan pemerintah sebagai pelaksana
kemakmuran rakyat dan menafikam peran rakyat untuk mejalankan kemakmuran.
Berdasarkan aliran ini maka terbentuklah pola ekonomi dimana para penguasa
memasukan kemakmuran kedalam tujuan negara.

23

SOAL-SOAL LATIHAN BAB VII BENTUK NEGARA


1. Jelaskan secara rinci berbagai cara peninjauan mengenai bentuk Negara!
Dalam teori ilmu negara kita mengenal beberapa segi peninjauan yang membahas
tentang bentuk negara, yaitu sebagai berikut :
a. Peninjauan secara tradisional
Sarjana yang membahas bentuk negara menurut teori tradisional antara lain
Aristoteles yang mengemukakan teori tentang kuantitas yaitu bentuk negara
berdasar pada jumlah orang yang memerintah dan merupakan bentuk yang ideal.
Selain

itu,

ia

juga

mengemukakan

teori

kualitas

yang

merupakan

pemerosotan bentuk negara ditinjau dari sudut kualitas orang yang


memerintah artinya apakah ia memerintah demi kepentingan umum atau untuk
kepentingan sendiri/kelompoknya.
b. Peninjauan Dua Bentuk Negara Menurut Machiavelli
Menurut Machiavelli hanya ada dua bentuk negara

yaitu

Republik

(Republica) dan Monarkhi (Principati). Negara dalam hal ini merupakan hal

yang pokok (genus) dan spesiesnya adalah Republik dan Monarkhi.


Jellinek menyatakan bahwa ukuran untuk menentukan bentuk negara
Monarkhi

dan

Republik

berdasar

pada

terjadinya

kehendak

negara

(staatswill). Apabila staatswill terjadi secara wajar melalui satu orang saja,
maka bentuk negaranya adalah Monarkhi. Akan tetapi, apabila staatswill atau
kehendak negara terjadi secara yuridis melalui suatu majelis atau melalui
suatu

dewan,

maka

bentuk

negaranya

adalah

Republik.

Dalam

perkembangannya teori Jellinek sulit untuk diterapkan karena pada zaman


modern penentuan staatswill pada bentuk Monarkhi tidak lagi ditentukan oleh

satu orang.
Duguit menggunakan ukuran cara pengangkatan kepala negara untuk
membedakan bentuk negara Monarkhi dan Republik, apabila kepala negara
diangkat secara turun temurun mana bentuk negara adalah Monarkhi.
Sedangkan apabila kepala negara diangkat dengan dipilih maka bentuk negara

adalah Republik.
Otto Koellreuter yang menggunakan ukuran berdasarkan asas kesamaan
dan ketidaksamaan untuk membedakan bentuk negara Monarkhi dan
Republik. Asas kesamaan adalah setiap warga mempunyai kesempatan
yang

sama

untuk

menjadi

pemimpin

negara setelah

memenuhi

beberapa persyaratan. Sedangkan asas ketikdaksamaan artinya tidak


setiap warga mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi

24

pemimpin negara, karena kesempatan hanya ada pada warga berdasar garis
keturunan tertentu.
c. Peninjauan Berdasar Kriteria
Ada tiga aliran yang melihat permasalahan bentuk negara :
1. Aliran yang menggabungkan masalah bentuk negara dengan bentuk
pemerintahan.
2. Aliran yang membahas masalah bentuk negara dalam dua golongan yaitu
demokrasi dan diktatuur.
Aliran yang mencoba memecahkan kriteria-kriteria yang sudah ada tanpa
mengutamakan istilah/penamaan, tetapi mengutamakan.
2. Menurut Aristoteles ada tiga bentuk Negara yang merupakan bentuk Negara
yang ideal serta bentuk pemerosotannya. Jelaskan dalam bentuk skema!
Tiga bentuk negara yang merupakan bentuk negara yang ideal serta pemerosotannya
menurut Aristoteles adalah :
1. Monarkhi/Kerajaan, yaitu pemerintahannya dilaksanan oleh satu orang untuk
kepentingan seluruh rakyat. Apabila orang yang memerintah kemudian
melaksanakan pemerintahan untuk kepentingannya sendiri maka bentuk Monarkhi
berubah atau merosot menjadi tirani/diktatur.
2. Aristokrasi, yaitu pemerintahan oleh sekelompok orang misalnya para ahli
filsafat atau para cendekiawan yang merupakan orang yang baik-baik, dan
melaksanakan pemerintahan untuk kepentingan rakyat. Apabila sekelompok orang
yang

memerintah

kelompoknya

ini

sendiri,

melaksanakan
maka

bentuk

pemerintahan
aristrokasi

untuk

akan

kepentingan

merosot

menjadi

Oligarchie. Dalam hal ini, pemerintahan dilaksanakan untuk kepentingan orangorang kaya, dan bentuk pemerosotannya adalah Plutokrasi.
3. Politeia, yaitu pemerintahan oleh seluruh orang untuk kepentingan seluruh
rakyat. Apabila pemerintahan dilaksanakan oleh orang-orang yang sama sekali
tidak tahu masalah pemerintahan, maka bentuk politeia akan berubah/merosot
menjadi Demokrasi.
Dengan demikian adanya enam bentuk negara menurut teori Aristoteles yaitu
berdasar pada jumlah orang yang memerintah (quantity government of) dan
adanya pemerosotan bentuk negara dari bentuk yang baik/ideal (good form of
government) menjadi bentuk negara yang tidak baik (bad form of government).
Secara keseluruhan enam bentuk negara dan bentuk pemerosotannya menurut teori
Aristoteles dapat dilihat dalam skema dibawah ini

Quantity

Quantity of Form of

Government of
One

Government
Good
Monarchy

Bad
Tyranny/Dictatuur

Few

Aristocracy

Oligarchy/Plutocracy

many

politeia

democracy

25

(
s
o
r
m
e
P
D
a
k
n
M
h
c
y
T
t
i
A
)
l
d
I
O
u
/
g
De
ok
m
ra s
i
Ty
nn
ra
y
tu /D
ik
r t
em
(P
r) o
e
s a
t
n
(P e
me
ro
) s
n
ta
o
lig a
O
rc h
ie /
(P e
m
lu e
P
ro
tk s
ta
o
i n
)

3. Jelaskan pula teori revolusi bentuk Negara dari Aristoteles, dan bagaimana
pendapat Polybios mengenai hal ini!
Keenam bentuk negara yaitu Monarkhi-Tirani, AristokrasiOligarchie/Plutokrasi,
Politeia-Demokrasi, merupakan bentuk negara yang saling berhubungan satu sama
lain

dan

merupakan

suatu

perputaran/siklus,

disebut

teori

revolusi

dari

Aristoteles.
Monarkhi adalah bentuk negara yang ideal kemudian terjadi pemerosotan menjadi
Tirani/Diktatur. Dari bentuk Tirani/Diktatur kemudian ingin kembali pada bentuk
negara yang ideal sehingga timbul bentuk negara Aristokrasi. Bentuk negara
Aristokrasi merosot menjadi Oligarchie/Plutokrasi. Selanjutnya orang kembali
menginginkan bentuk negara yang ideal sehingga timbul bentuk negara Politeia.
Dalam siklusnya bentuk negara Politeia kemudian merosot menjadi Demokrasi, dan
setelah itu kembali pada bentuk negara Monarkhi sebagai bentuk negara ideal yang
pertama.
Teori Aristoteles banyak dianut oleh para sarjana pada masa itu antara lain Polybios.
Hanya menurut Polybios bentuk negara ideal yang ketiga bukan Politeia tetapi
Demokrasi, dan bentuk pemerosotannya adalah Ochlokrasi/Mobocracy atau bahkan
pemerosotannya adalah Anarchie (anarkhi), yaitu suatu kondisi dimana tidak ada
pemerintahan lagi (kacau balau). Dengan demikian teori bentuk negara menurut
Polybios

dengan

bentuk

pemerosotannya

adalah

Monarkhi-Tirani/Diktatur,

Aristokrasi-Oligarchie/Plutokrasi, dan Demokrasi-Ochlokrasi.


Menurut Polybios pada bentuk Monarkhi yang merupakan bentuk negara tertua,
pemerintahan dipegang oleh seseorang yang mempunyai beberapa keunggulan
tertentu. Dengan demikian ia mendapat kepeercayaan rakyat untuk melaksanakan
tugas

pemerintahan.

Ia

kemudian

melaksanakan

tuas

pemerintahan

untuk

kepentingan rakyat. Akan tetapi keturunannya ternyata tidak melaksanakan tugas


untuk kepentingan rakyat tetapi untuk kepentingannya sendiri dan bertindak
sewenang-wenang.
Pada saat ini Monarkhi telah bergeser menjadi Tirani dan rakyat hidupnya menjadi
tertindas. Selanjutnya muncul sekelompok orang yang berani dan bersifat baik

26

melawan penguasa yang kejam dan merebut kekuasaannya. Sekelompok orang ini
kemudian memegang kekuasaan pemerintahan untuk kepentingan umum sehingga
bentuk negara bergeser dari Tirani menjadi Aristokrasi. Meskipun demikian dalam
perkembangannya

para

aristocrat

ternyata

tidak

lagi

melaksanakan

tugas

pemerintahan untuk kepentingan rakyat, tetapi untuk kepentingan kelompoknya


sendiri.
Bentuk negara bergerak lagi dari Aristokrasi menjadi Oligarkhi. Pada bentuk ini
tidak dijumpai keadilan sehingga rakyat memberontak dan mengambil kekuasaan
sehingga bentuk Oligarkhi bergeser menjadi Demokrasi. Kekuasaan pemerintahan
kemudian dipegang oleh rakyat untuk seluruh rakyat melalui sistem perwakilan. Akan
tetapi para wakil rakyat ini pada akhirnya juga tidak memperhatikan kepentingan
umum, sehingga negara menjadi kacau dan bentuk Demokrasi bergeser menjadi
Ochlokrasi.
Dalam keadaan kacau muncul seseorang yang kuat dan berani yang ingin
memperbaiki keadaan dan ia kemudian mengambil alih kekuasaan. Orang ini
kemudian memerintah dengan baik dan sangat memperhatikan kepentingan rakyat,
sehingga bentuk Ochlokrasi kembali pada bentuk awal yaitu bentuk negara Monarkhi.
4. Machiavelli menyatakan bahwa bentuk Negara ada dua yaitu Republik dan
Monarkhi. Sehubungan dengan hal tersebut jelaskan pendapat dari Jellinek,
Duguit, dan Otto Koelreuter mengenai hal ini!
Menurut Machiavelli hanya ada dua bentuk negara yaitu Republik (Republica)
dan Monarkhi (Principati). Negara dalam hal ini merupakan hal yang pokok

(genus) dan spesiesnya adalah Republik dan Monarkhi.


Jellinek menyatakan bahwa ukuran untuk menentukan bentuk negara Monarkhi
dan Republik berdasar pada terjadinya kehendak negara (staatswill). Apabila
staatswill terjadi secara wajar melalui satu orang saja, maka bentuk negaranya
adalah Monarkhi. Akan tetapi, apabila staatswill atau kehendak negara terjadi
secara yuridis melalui suatu majelis atau melalui suatu dewan, maka
bentuk negaranya adalah Republik. Dalam perkembangannya teori Jellinek sulit
untuk diterapkan karena pada zaman modern penentuan staatswill pada bentuk

Monarkhi tidak lagi ditentukan oleh satu orang.


Duguit menggunakan ukuran cara pengangkatan

kepala

negara

untuk

membedakan bentuk negara Monarkhi dan Republik, apabila kepala negara


diangkat secara turun temurun mana bentuk negara adalah Monarkhi. Sedangkan
apabila kepala negara diangkat dengan dipilih maka bentuk negara adalah

Republik.
Otto Koellreuter yang menggunakan ukuran berdasarkan asas kesamaan dan
ketidaksamaan untuk membedakan bentuk negara Monarkhi dan Republik. Asas
kesamaan adalah setiap warga mempunyai kesempatan yang sama untuk
menjadi pemimpin negara setelah memenuhi beberapa persyaratan.
Sedangkan asas ketikdaksamaan artinya tidak setiap warga mempunyai

27

kesempatan

yang

sama

untuk

menjadi

pemimpin

negara,

karena

kesempatan hanya ada pada warga berdasar garis keturunan tertentu.


Dengan demikian apabila kepala negara ditentukan secara turun-temurun (asas
ketidaksamaan) maka bentuk negaranya adalah Monarkhi. Sedangkan, apabila
kesempatan menjadi kepala negara terbuka bagi setiap warga (asas kesamaan),
bentuk negaranya adalah Republik. Selain itu, karena Otto von Koellreuter berasal
dari Jerman maka ia menambahkan satu bentuk negara lagi yaitu Autoritaren
Fuhrer Staat yang merupakan suatu bentuk negara diktatur seperti Jerman pada
masa Hitler.

5. Dalam perkembangannya pembahasan masalah bentuk Negara ternyata


bergeser menjadi masalah bentuk pemerintahannya. Berkaitan dengan
masalah bentuk pemerintahannya. Jelaskan :
a. Fase-fase sistem pemerintahan Parlementer.
1. Fase kekuasaan tertinggi masih berada

pada

tangan

Raja/Eksekutif

(Overwicht van de Executief). Pada fase ini apabila terjadi perselisihan,


maka yang menentukan adalah Raja sehingga kekuasaan Raja/Eksekutif
lebih besar dari Legislatif. (E>L).
2. Fase keseimbangan antara kekuasaan lembaga Eksekutif dan Legislatif.
Terjadi pada masa negara hukum formal atas desakan golongan liberal yang
ingin turut serta dalam pemerintahan berdasar pada asas kebebasan individu,
juga untuk menjamin hak dan kedudukannya. Pada masa ini pada setiap
Undang-Undang Dasar yang menganut sistem parlemen umumnya memuat
suatu rumusan yang menetapkan bahwa Parlemen dapat meminta
pertanggung jawab pada pemerintah. Akan tetapi apabila parlemen
tidak lagi memenuhi keinginan rakyat, maka pemerintah dapat
membubarkan Parlemen. Dengan demikian terdapat keseimbangan
antara kekuasaan Eksekutif dan Legislatif. (E=L).
3. Fase kekuasaan tertinggi ada pada Parlemen (Overwicht ada pada Parlemen),
disebut sebagai sistem parlementer yang murni. Hal ini berdasar pada
pemikiran bahwa dalam negara demokrasi maka sudah seharusnya kekuasaan
tertinggi berada pada parlemen ssebagai lembaga perwakilan rakya. (E<L).
b. Sistem Presidensial yang murni atau sistem Amerika Serikat.
Dalam melaksanakan pemerintahan negara Amerika Serikat mengadakan
pemisahan secara tegas antara kekuasaan Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif.
Presiden dalam hal ini mempunyai kekuasaan yang sama sekali terpisah dan tidak
boleh mempengaruhi sistem kerja dari lembaga Legislatif fan Yudikatif. Sebenarnya
sistem ini merupakan kelanjutan dari teori Trias Politica Montesquieu. Akan
tetapi, karena ketiga lembaga tinggi negara tersebut mempunyai kekuasaan yang
sama kuat, maka dalam praktek sulit untuk berjalan bersama dalam waktu lama.
Untuk itu dibuat suatu sistem untuk menciptakan keseimbangan antara ketiga

28

kekuasaan yang ada, disebut sistim Check and Balance. Dalam rangka
memegang

teguh

sistem

keseimbangan

maka

presiden

Amerika

Serikat

mempunyai hak veto terhadap suatu rancangan undang-undang yang telah


diterima baik oleh Kongres.
Akan tetapi, Kongres juga dapat melakukan impeachment terhadap Presiden
apabila melakukan perbuatan yang tidak senonoh. Untuk itu kekuasaan yudikatif,
seorang Hakim Agung diangkat oleh Kongres dari calon yang diajukan oleh
Presiden.
Selain itu Mahkamah Agung mempunyai hak menguji secara material (Judicial
Review) terhadap suatu undang-undang dari menyatakan tidak sah apabila
menurut penilaian Mahkamah Agung undang-undang tersebut bertentangan
dengan konstitusi.
c. Sistem pengawasan langsung rakyat atau sistem Swiss.
Dalam sistem ini, lembaga Legislatif mendapat pengawasan langsung oleh
rakyat dalam melaksanakan tugasnya, karena itu disebut dengan sistem
pemerintahan rakyat yang representative. Pengawasan oleh rakyat dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu
inisiatif rakyat yakni hak rakyat untuk mengajukan suatu rancangan undang

undang pada lembaga Legislatif dan Eksekutif


Referendum yaitu meminta persetujuan atau pendapat rakyat mengenai
suatu kebijaksaan yang telah, sedang

atau akan dilaksanakan oleh basan

Legislatif dan Eksekutif. Ada tiga macam referendum yaitu :


1. Referendum Obligatoir, yaitu referendum terhadap suatu undangundang yang materinya menyangkut hak-hak rakyat.
2. Referendum Fakultatif, yaitu referendum yang sudah berlaku dalam
waktu tertentu.
3. Referendum Konsuitatif, yaitu referendum yang berkaitan dengan soalsoal teknis.
6. Jelaskan pendapat dari DR. Jitta dan DR. Bonger mengenai bentuk Negara
demokrasi!
Menurut DR Jitta ada dua pengertian yang berhubungan dengan masalah
demokrasi sebagai bentuk negara, yaitu method of decision making dan
contents of decision made.
Sebagai method of decision making, demokrasi dilihat dari segi bentuk
dan pemerintahannya dilakukan oleh banyak orang, dan umumnya disebut

demokrasi dalam arti formal.


Sedangkan sebagai contents of decision made, demokrasi dilihat dari segi ide
dan isinya memperhatikan pula masalah keadaan sosial, ekonomi, dan
kebudayaan. Karena itu bentuk ini biasanya disebut demokrasi dalam arti
material,

dan

pemerintahannya

adalah

untuk

kepentingan

orang

banyak/rakyat.
DR. Boger berpendapat bahwa demokrasi jangan hanya dilihat dari segi
bentuknya saja, tetapi juga dari semangat para anggotanya. Maksudnya
anggota-anggotnya merasa bahwa demokrasi itu diselenggarakan untuk para

29

anggotanya sehingga ia merumuskan pengertian demokrasi sebagai suatu bentuk


pemerintahan dari suatu kolektivitas yang memerintah diri sendiri, dalam hal
mana sebagian besar anggota-anggotanya ambil bagian baik langsung ataupun
tidak langsung, dimana terjamin kebebasan dan persamaan.
7. Adanya perbedaan penafsiran mengenai arti demokrasi terletak pada
penekanan

unsur

kebebasan

dan

persaman.

Sehubungan

dengan

hal

tersebut jelaskan pendapat dari Hans Kelsen dan Snetlage mengenai hal ini!

Hans Kelsen berpendapat bahwa dalam demokrasi yang penting adalah


unsur kebebasan. Hal ini karena manusia pada dasarnya amat mendambakan
kebebasan dalam rangka mempertinggi taraf hidupnya. Oleh karena itu menurut
Hans Kelsen, negara yang tidak memberi jaminan kebebasan bagi warganya
meskipun kebebasan tersebut diakui oleh umum, maka negara tersebut bukan
merupakan negara demokrasi. Dengan demikian ada dua macam negara yaitu
negara-negara yang bebas dan negara-negara yang tidak bebas. Pendapat Hans
Kelsen ini banyak dianut oleh negara-negara di Eropa Barat. Merupakan
demokrasi yang mengutamakan unsur kebebasan dan tidak menganggap penting
unsur persamaan yang hanya diakui secara formal saja dalam bidang hukum,

sehingga disebut juga demokrasi formal.


Pendapat lain menyatakan bahwa dalam demokrasi yang utama adalah unsur
persamaan. Mengenai hal ini Snetlage menyatakan bahwa masalah demokrasi
yang terpenting bukan metodenya atau keputusan dari orang-orang terbanyak,
tetapi

yang

penting

adalah

isi

dari

demokrasi

itu

adalah

untuk

kepentingan umum. Dengan demikian aliran ini menghendaki agar keputusan


suara terbanyak dari rakyat itu mengakui adanya persamaan kepentingan dari
semua orang/kepentingan umum. Karena aliran ini mengutamakan isi/materi
demokrasi itu harus untuk kepentingan umum, maka disebut juga demokrasi
material.
Pendapat dari Snetlage ini mendapat kecaman dari aliran demokrasi formal
yang mengutamakan kebebasan. Mereka menyatakan bahwa aliran ini terlalu
ekstrem

karena

mengenyampingkan

sama

sekali

unsur

kebebasan

demi

kepentingan unsur persamaan.


8. Jelaskan empat kekurangan dari Demokrasi Barat/Liberal menurut E.H. Carr!
1. Terlampau formil dan tidak melihat kenyataan bahwa dalam masyarakat
masih ada lapisan-lapisan yang berbeda terutama dari segi kemampuan
ekonomi.
2. Terlampau pilitis, tidak memperhatikan segi ekonomi, sosial dan budaya
sehingga mengenyampingkan juga masalah demokasi ekonomi, demokrasi sosial
dan demokrasi budaya/kulturil.
3. Demokrasi Barat/Liberal kurang memiliki suatu pedoman yang tegas karena
tidak adanya kebenaran yang mutlak.

30

Suatu kebenaran yang mutlak adalah apa yang telah diputuskan oleh
rakyat pada suatu waktu, maka secara tetap akan merupakan suatu

kebenaran.
Sedangkan pada demokrasi Liberal yang menekankan kebebasan, negara
akan memberi kebebasan pula pada paham-paham yang lain yang mungkin
tidak demokratis. Dengan demikian mengakui adanya pertentangan pendapat
dalam mengambil keputusan, biasanya antara golongan pemerintah dan

opsisi pada lembaga perwakilan.


Dinamika negara dalam bentuk Demokrasi Barat/Liberal terletak pada
adanya pertentangan dan pertemuan pendapat dalam masyarakat,
sehingga berdasar pada kebenaran yang relative bukan pada kebenaran yang
mutlak. Hal inilah yang menurut pendapat Carr menunjukkan tidak adanya
pegangan/pedoman yang tegas, sehingga mengakui adanya paham lain
yang ungkin bertentangan dengan paham demokrasi. Bagi para sarjana aliran
kebenaran relative, bentuk demokrasi yang berdasar pada kebenaran yang
mutlak/absolut akan bersifat statis dan tidak berbeda dengan bentuk negara
Monarkhi. Sedangkan bentuk demokrasi yang berdasar pada kebenaran
relative akan merupakan demokrasi parlemen yang bersifat dinamis. Aliran
kebenaran relative ini ternyata lebih diterima oleh negara-negara di Eropa

Barat.
4. Demokrasi Barat kurang memberi kesempatan pada orang banyak untuk turut
secara aktif dalam pemerintahan karena unsur persamaan hanya diakui secara
formal saja. Akibatnya kelompok masyarakat yang lemah yang merupakan lapisan
terbesar dalam masyarakat bersikap apatis. Kondisi ini justru dimanfaatkan oleh
kelompok yang kuat, dengan menjadikan kelompok yang lemah sebagai alat bagi
kepentingan mereka sendiri.
9. Jelaskan klasifikasi demokrasi menurut Logemann!
Logemann membuat suatu klasifikasi mengenai macam-macam demokrasi, yaitu :
1. Demokrasi Barat, yaitu demokrasi yang mengutamakan kebebasan seperti
yang dikemukakan oleh Hans Kelsen.
2. Demokrasi Timur, yaitu demokrasi yang mengutamakan persamaan seperti
yang dikemukakan oleh Snetlage.
3. Demokrasi Tengah, yaitu demokrasi yang mencakup kedua unsur demokrasi
yaitu unsur kebebasan dan persamaan.
4. Demokrasi Sederhana, yaitu demokrasi

dalam

masyarakat

yang

masih

sederhana dimana keputusan rakyat tidak menggunakan cara-cara yang dikenal


dalam

teori

demokrasi

tetapi

menggunakan

cara-cara

khusus,

misalnya

musyawarah.

31

SOAL-SOAL LATIHAN BAB VIII UNSUR-UNSUR UTAMA NEGARA


1. Jelaskan pendapat dari Oppenheim dan Lauterpacht mengenai unsur-unsur
Negara secara klasik. Jelaskan pula bagaimana hasil dari Konvensi Hukum
Internasional di Montevideo pada tahun 1933 mengenai masalah unsur
Negara!
Unsur-unsur Negara terdiri atas tiga bagian yaitu unsur bangsa, wilayah, dan
pemerintahan yang berdaulat. Menurut Oppenheim dan Lauterpacht, unsur
tersebut merupakan unsur pembentuk/konstitusif, yaitu unsur-unsur Negara
yang pokok dan mutlak harus ada untuk kelengkapan suatu Negara.
Menurut Oppenheim dan Lauterpacht tambahan unsur-unsur Negara yang lain

hanya merupakan deklaratif.


Konvensi Hukum Internasional di Montevideo tahun 1933 menetapkan bahwa
unsur konstitusif suatu Negara meliputi unsur rakyat, wilayah, pemerintahan
yang berdaulat, dan kemampuan untuk berhubungan dengan negara
lain. Unsur pengakuan dari Negara lain merupakan unsur yang deklaratif.

2. Masalah bangsa berkaitan erat dengan pengertian Ras, Volk, dan Natie.
Jelaskan apa maksudnya dan berikan pula pendapat saudara atas pendapat
dari Bothlink mengenai natie di Indonesia!
Ras adalah pengelompokan manusia berdasarkan persamaan jasmani, misalnya
warna kulit, bentuk rambut, dll. berdasarkan persamaan jasmani tersebut maka

penduduk dunia dibagi atas ras putih, ras hitam, ras kuning, dan ras Melayu.
Volk adalah pengelompokan manusia berdasarkan persamaan kebudayaan

misalnya persamaan bahasa, adat istiadat, dll.


Natie adalah pengelompokan manusia yang berdasar pada adanya kesadaran

bernegara, tanpa membedakan apakah yang merupakan ras dan volk.


Mengenai natie di Indonesia terdapat perbedaan pendapat antara para sarjana
Barat dengan bangsa Indonesia. Menurut Bothlink seorang sarjana dari Belanda,
pada saat Proklamasi Kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus

32

1945 belum berbentuk natie Indonesia karena hanya ada segolongan


orang saja yang memproklamirkannya. Hal ini terbukti dari penggunaan kata
atas nama pada naskah Proklamasi Kemerdekaan bangsa Indonesia.
Sanggahan terhadap Bothlink dapat dilihat dari isi Pembukaan UUD 1945 yang
merupakan uraian mengenai proses terjadi natie Indonesia secara bertahap.
Pertama, bangsa Indonesia menginginkan kemerdekaan artinya membebaskan
diri dari penjajahan bangsa lain. Keinginan ini kemudian diwujudkan dengan
mengadakan perjuangan kemerdekaan yang pada awalnya bersifat sporadik atau
kedaerahan. Akan tetapi, pada awal abad XIX, perjuangan kemerdekaan bangsa
Indonesia mulai bersifat universal atau meliputi seluruh wilayah Indonesia. Kondisi
ini dapat dilihat dari dibentuknya organisasi Boedi Oetomo yang berdasar pada
asas nasionalisme, lahirnya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 dan
tahap selanjutnya adalah pernyataan kemerdekaan rakyat Indonesia tanggal 17
Agustus 1945.
Pada saat Proklamasi Kemerdekaan, terjadi suatu samenval van momentum
yaitu pada saat yang bersamaan selain terbentuk negara Indonesia sekaligus
terbentuk pula bangsa/natie Indonesia. Penggunaan kata atas nama berarti
mewakili seluruh rakyat dalam wilayah Indonesia saat tu dari Sabang sampai
Merauke. Seluruh proses ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa
yang mempunyai kesadaran untuk membentuk negara (natie).
3. Beberapa sarjana mengemukakan konsep yang berbeda mengenai masalah
bangsa seperti teori dari Rousseau, DR. Hertz, dan Ernest Renan. Jelaskan!
Menurut Rosseau bangsa dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu Citoyen dan
Suyet.
Citoyen merupakan golongan yang menentukan suara terbanyak dari rakyat
yang merupakan keputusan-keputusan negara. Jadi merupakan golongan yang

berstatus aktif.
Suyet merupakan golongan yang tunduk pada suara terbanyak, sehingga

berstatus pasif.
Dr. Hertz. Ia menyatakan bahwa dinamika suatu bangsa dapat dilihat dari
perkembangan kesadaran bernegara atau kesadaran nasional bangsa tersebut,
yang meliputi empat macam unsur, yaitu:
a Keinginan akan kesatuan
b Keinginan untuk mencapai kemerdekaan
c Keinginan untuk mencapai keaslian bangsa, terlepas dari pengaruh asing
d Keinginan akan kehormatan, yang merupakan rasa hormat terhadap para

pahlawan bangsa.
Ernest Renan, menurutnya adalah bahwa keinginan akan kesatuan merupakan
satu-satunya unsur kesadaran nasional dari suatu bangsa.

4. Jelaskan teori status warga Negara yang dikemukakan oleh Georg Jellinek.
Selanjutnya,

masalah

kewarganegaraan

apa

saja

yang

timbul

dalam

kegiatan hubungan internasional!

33

Teori status warga Negara yang dikemukakan oleh G. Jellinek adalah:


a.
b.
c.
d.

Status
Status
Status
Status

negative: Negara tidak boleh mengganggu hak asasi warga.


positif: Negara menyenggalarakan kebutuhan untuk kemakmuran rakyat
aktif: rakyat turut aktif dalam setiap kegiatan kenegaraan.
pasif: rakyat tunduk pada perintah atau keputusan Negara

Dalam teori kewarganegaraan ada dua macam asas yaitu ius sanguinis yang
merupakan cara menetapkan kewarganegaraan seseorang berdasarkan garis
keturunan dan asas ius soli yang berdasarkan tempat kelahiran. Dalam prakteknya
teori ini menimbulkan masalah yaitu masalah bipatride dan apatride. Masalah
bipatride terjadi pada warga Negara Belanda yang menganut ius sanguinis dan
melahirkan anaknya di Inggris yang menganut ius soli sehingga anaknya memiliki
dua kewarganegaraan, mengikuti orangtuanya dan tempat ia lahir. Masalah apatride
terjadi pada warga Negara Inggris yang melahirkan anaknya di Belanda maka anak
tersebut menjadi tidak memiliki kewarganegaraan.

5. Jelaskan

bagaimana

kesepakatan

bulat

cara

menetapkan

apakah

yang

batas

dihasilkan

wilayah
Konvensi

Negara,

dan

Hukum

Laut

Internasional di Jamaica tahun 1982 mengenai batas laut masing-masing


Negara?
Cara menetapkan batas wilayah darat yaitu:
a. Buatan manusia: membangun pagar atau tempok pemisah
b. Secara alamiah: sungai, danau, gunung, dsb
c. Perhitungan garis lintang dan garis bujur
Mengenai wilayah udara merupakan daerah udara diatas wilayah darat dan lautan ke
atas tanpa batas. Akan tetapi kondisi teknologi sudah amat canggih dan peswat ruang
angkasa telah mengelilingi orbit bumi sehingga sulit menentukan batas wilayah udara
suatu Negara.
Cara menentukan batas wilayah laut yaitu dengan menentukan secara sepihak
wilayah laut teritorialnya yang diukur dari garis pantai pada waktu pasang surut. Ada
yang luas 3 mil, 12 mil, 18 mil dan 200 mil. Tetapi pada tanggal 10 Desember 1982 di
Jamaica lahir Traktat Multilateral yang merupakan hasil Konvensi Laut Internasional
dan menetapkan batas lautan setiap Negara meliputi:
a. Batas laut teriotial: 12 mil dari garis lurus yang ditarik dari pantai
b. Batas zona bersebelahan: di luar batas laut territorial sehauh 12-24 mil. Negara
dapat mengambil tindakan terhadap pihak yang melanggar masalah fiscal, bea
cukai, imigrasi, serta keteriban.

34

c. Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE): 200 mil dari pantai. Bebas menggali
kekayaan lautan, melaksanakan kegiatan ekonomi, menagkap para nelayan asing
yang menangkap ikan dalam ZEE suatu Negara.
d. Batas landas benua: lebih dari 200 mil. Bebas melakukan eksplorasi lautan tetapi
keuntungan dibagi dengan masyarakat internasional.

6. Dalam masalah wilayah suatu Negara, hukum internasioanl mengenal suatu


perkecualian yang disebut daerah ex territorial. Jelaskan apa maksudnya!
Di dunia internasional kita mengenal suatu pengecualian terhadap berlakunya batas
kekuasaan suatu Negara yang disebut daerah ex territorial. Artinya, di luar batas
wilayah Negara, kekuasaan suatu Negara tetap berlaku sebagai suatu pengecualian.
Misalnya wilayah suatu kedutaan asing, atau sebuah kapal perang yang sedang
berlabuh atau berlayar di laut bebas dengan memasang bendera dari negaranya.
Pada kedua tempat tersebut berlaku kekuasaan dari Negara yang bersangkutan.

7. Jelaskan secara rinci teori Georg Jellink yang meninjau masalah wilayah
Negara dari dua segi, serta beberapa perkecualian atas teorinya tersebut!
Menurut G. Jellinek, terhadap unsur wilayah dapat dilihat dari dua segi, yaitu:
a. Segi negatif, yaitu hanya ada satu pusat kekuasaan dalam wilayah itu.
b. Segi positif, yaitu semua warga dalam wilayah itu harus tunduk pada pusat
kekuasaan yang ada.
Pada segi negatif, terdapat beberapa pengecualian:
a. Daerah kondominium, dalam wilayah tersebut terdapat dua atau lebih pusat
kekuasaan yang berdasarkan pada suatu perjanjian bersama.
b. Negara serikat, karena dalam negara tersebut secara prinsipil terdapat dua
kekuasaan, yaitu kekuasaan pemerintah pusat dan negara bagian.
c. Negara protektorat, artinya berdasar persetujuan dari penguasa dalam wilayah
tersebut mengakui adanya pusat kekuasaan lain yang berada diluar wilayahnya.
d. Negara yang kalah dalam perang, wilayahnya akan diduduki oleh negara yang
menang dalam peperangan. Dengan demikian, dalam satu wilayah terdapat dua
pusat kekuasaan.
8. Apa yang dimaksud dengan pemerintahan yang berdaulat . bagaiman
pendapat para sarjana Jerman serta Gaetano Mosca mengenai hal ini?
Para sarjana Jerman menyebut pemerintahan yang berdaulat sebagai KompetenzKompetenz yang artinya adalah wewenang bagi para penguasa yang berkuasa
untuk menentukan wewenang-wewenang dalam negara.

35

Gaetano Mosca berpendapat bahwa kekuasaan yang ada di dalam negara


sebenarnya

bukan

merupakan

pemerintahan

yang

berdaulat.

Kewenangan

tersebut berasal dari kelompok yang ada di dalam masyarakat yang menguasai
mereka. Kelompok ini disebut sebagai the ruling class.

9. Logemann dan Rudolf Kjellen mengemukakan teori mengenai unsur-unsur


Negara ditinjau dari sudut yuridis dan sosiologis. Jelaskan!
Menurut Logemann, peninjauan secara yuridis merupakan peninjauan atas unsurunsur yuridis yang membentuk negara. Unsurnya meliputi subyek hukum (unsure
pemerintahan), wilayah hukum (wilayah tentang orang dan wilayah tentang ruang
yang meliputi darat, laut dan udara) dan hubungan hukum atau perikatan hukum
(mengenai hubungan hukum yang timbul antara negara dan rakyatnya).
Menurut Rudolf Kjellan dalam peninjauan secara sosiologis, unsur negara terbagi
menjadi dua unsur, yaitu:
a. Unsur alam, yang kemudian dibagi menjadi:
1) Unsur wilayah, yang merupakan ruang hidup negara.
2) Unsur bangsa, yang menimbulkan ilmu tentang bangsa.
b. Unsur kebudayaan , yang kemudian terbagi atas:
1) Unsur sosial, yang menimbulkan sosio-politik.
2) Unsur ekonomi, yang menimbulkan eko-politik.
3) Unsur penguasa, yang menimbulkan kraft-politik.
10.H.J. Morgenthau mengemukakan dalam dunia internasional setiap Negara
harus memenuhi beberapa unsur tertentu agar diakui sebagai Negara yang
secara nyata memiliki power. Jelaskan!
Agar dapat dianggap sebagai Negara yang nyata mempunyai kekuatan, makan
dibutuhkan Sembilan unsure menurut penggolongan politik internasional meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Wilayah: unsur strategis untuk kepentingan perang dan ekonomi


Penduduk yang memadai sesuai dengan luas wilayahnya
Pemerintahan yang stabil untuk mendapat pengakuan dari dunia internasional
Moral bangsa
Kepribadian nasional
Sumber-sumber alam: memenuhi kebutuhan dalam negeri dan kepentingan
ekspor
7. Kapasitas industry
8. Angkatan bersenjata yang kuat dari segi moril dan materiil
9. Kualitas diplomasi: aktif dalam kegiatan internasional

36

Anda mungkin juga menyukai