1. Jelaskan apa arti Ilmu Negara dan perbedaannya dengan Hukum Tata Negara
dan Hukum Administrasi Negara!
Ilmu Negara adalah suatu ilmu pengetahuan yang bersifat teoritis, mempelajari
mengenai
pengertian-pengertian
pokok
dan
sendi-sendi
pokok
Negara,
serta
merupakan pengantar untuk mempelajari ilmu hukum lain yang objeknya juga Negara.
Perbedaannya dengan Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara
adalah terletak pada objek pembahasannya, yaitu Negara. Pada objek pembahasan
mata kuliah Ilmu Negara bersifat abstrak yaitu Negara yang tidak terikat pada waktu
dan tempat tertentu. Dengan demikian, Ilmu Negara bersifat teoritis, abstrak,
umum/universal, berlaku pada setiap Negara, sehingga tidak dapat langsung
diterapkan dalam praktek kenegaraan. Sedangkan, objek yang dibahas pada Hukum
Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara bersifat konkret yaitu Negara yang terikat
pada waktu dan tempat tertentu, teorinya mempunyai nilai praktis karena dapat
diterapkan langsung dalam praktek kenegaraan dengan mempelajari hukum positif
dari Negara setempat.
2. Sejarah menunjukkan bahwa dibandingkan dengan Hukum Publik, Hukum
Perdata sudah berkembang pesat sejak zaman Romawi. Kodifikasi Hukum
Perdata dari negara Romawi kemudian masuk ke negara Eropa Barat melalui
teori receptie. Jelaskan apa arti teori receptie serta empat macam fase dari
proses masuknya teori receptie tersebut ke negara Eropa Barat!
Teori receptie adalah teori yang meninjau dan menerima kembali hukum yang lampau.
Hukum ini diterima karena negara Eropa Barat menanggap bahwa secara teori, hukum
Romawi dipandang lebih tinggi kedudukannya daripada hukum hukum di negara
bagian Eropa Barat lainnya.
Empat macam fase dalam proses masuknya teori receptie adalah sebagai berikut:
I. Teoritische Receptie. Para sarjana di Eropa Barat menggali serta mempelajari kembali
hukum romawi kuno. Ternyata mereka menerimanya , bahkan menganggap hukum
Romawi lebih tinggi dari hukum di negara- negara Eropa Barat. Selanjutnya para
mahasiswa Eropa kemudian mempelajarinya langsung ke negara Romawi. Setelah
selesai mempelajarinya mereka kembali ke negaranya masing masing.
Teori ini mengalami perkembangannya pada masa Renaissance. Pertama-tama
hukum Romawi pada saat itu sangat dipengaruhi oleh hukum gereja. Hukum gereja
sangat berpengaruh dalam pemerintahan. Dan ini menyebabkan timbulnya mazhab
II.
III.
masing- masing
Posietieve Rechtelijke Receptie. Selanjutnya hukum Romawi ini diterapkan atau
diletakkan dalam hukum positif masing-masing negara, yaitu hukum yang berlaku
pada suatu waktu dan tempat tertentu. Salah satu hasilnya adalah kodifikasi
Napoleon yang merupakan kodifikasi Hukum Perdata. Kodifikasi ini disebut Code
Civil Napoleon yang 90% berasal dari hukum Romawi dan ternyata dapat diterima
sebagai perundang- undangan yang mengikat mereka.
seluruh
ilmu
pengetahuan
tentang
negara,
meneliti,
mengumpulkan teori-teori yang sama dan memisahkan teori yang berbeda, kemduian
menyusunnya secara sistematis, dan sering disebut sebagai Staatwissenschaft atau
Ilmu Negara Umum/Ilmu Kenegaraan. Atas penemuannya tersebut, maka ia disebut
sebagai bapak dari teori Ilmu Negara.
4. Jelaskan secara rinci sistematika dari teori Ilmu Negara yang dikemukakan
oleh Georg Jellinek!
Hal ini dikarenakan ahli hukum Eropa Barat masih menggunakan metode Hukum
Perdata dalam membahas ilmu Negara yang bersifat
seorang sarjana dari Jerman, Georg Jellinek, membahas teori ilmu Negara secara
keseluruhan dan menyusunnya dalam sebuah buku yang berjudul Allgeimene
Staatslehre.
Sistematika teori Ilmu Negara yang dikemukakan oleh George Jellinek disebut
dengan
Ilmu
Negara
Umum
atau
Ilmu
Kenegaraan
atau
Staatswissenschaft
Staastswissenschaft dalam arti sempit di bagi lagi dalam tiga bagian, yaitu
Beschreibende Staatswissenschaft (Staatenkunde), Theoretische Staatswissenschaft
(Staatslehre
atau
Staatsleer
dalam
bahasa
Belanda),
dan
Practische
ilmu
Negara
yang
politik
jika
Theorestiche
Theorestiche Staatswissenschaft
ada yang
bersifat umum dan adapula yang bersifat khusus. Allgemeine Staatslehre adalah teori
Ilmu Negara yang bersifat umum dalam arti berlaku di setiap Negara. Peninjauan
Allgemeine
Staatslehre
terbagi
atas
peninjauan
sosiologi
(Allgemeine
Soziale
Staatswissenschaf
t
(dalam
arti luas)
(dalam arti
luas)
Staatswissensc
haft
(dalam
arti
(dalam arti
sempit)
Rechtswissensc
Rechtswissensc
haft
haft
Beschreibende
Beschreibende
Staatswissensc
Staatswissensc
haft
haft
(Staatenkunde)
(Staatenkunde)
Theoretische
Staatswissensc
haft
haft
(Staatslehre)
Practischen
Staatswissench
aft
aft
(Angewandte)
Allgemeine
Staatslehre
Bezondere
Staatslehre
Allgemeine
Soziale
Staatslehre
Allgemeine
Staatsrechtsleh
re
Individuelle
Staatslehre
Speziale
Staatslehre
5. Dalam membahas teori Ilmu Negara, Jellinek mengintrodusir suatu teori baru
yang disebut teori dua segi (zweiseiten theorie). Jelaskan apa maksudnya,
dan bagaimana tanggapan dari murid Jellinek bernama Hans Kelsen terhadap
teori dua segi tersebut!
Georg Jellinek mengintrodusir teori baru yang berbeda pada Ilmu Negara Umum
dan Ilmu Negara Khusus. Teori baru tersebut disebut dengan teori dua segi (Zweiseiten
theori). Teori ini meninjau Negara dari dua segi yaitu segi sosiologis dan segi yuridis.
Segi sosiologi melihat Negara sebagai bangunan Negara atau Negara sebagai suatu
kebulatan (Ganzheit), sedangkan segi yuridis melihat Negara sebagai bangunan
hukum.
Dalam perkembangan teori dua segi tersebut, Georg Jellinek mendapat bantahan
dari muridnya sendiri, Hans Kelsen. Menurut Hans Kelsen, teori dua segi yang
dikemukakan oleh Georg Jellinek merupakan teori sincretismus yaitu suatu metode
campur baur yang tidak sesuai dengan kriteria ilmu pengetahuan. Menurut Hans
Kelsen, peninjauan terhadap Negara harus menggunakan satu segi saja yaitu dari segi
yuridis dengan menggunakan metode monismus (metode hukum yang murni).
raga,
Hermen
Heller
secara
sosiologis
Negara
merupakan
suatu
yang berwibawa untuk memutuskan hal hal yang penting bagi Negara.
Wirkungu seinheit : ditinjau dari sudut organisasi sebagai suatu organisasi
kewibawaan, maka hakekat Negara adalah merupakan suatu kesatuan yang
berwibawa untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan Negara yang telah
diputuskan bersama.
Ambten organisatie : sebagai suatu organisasi untuk melaksanakan fungsi-fungsi
bersama, organisasi Negara juga mengasumsikan jabatan-jabatan untuk fungsi-
fungsi tersebut.
Government by committee : Jika terjadi kerja sama antar departemen dalam
melaksanakan tugas-tugas Negara, akan dibentuk suatu panitia antardepartemen.
4.
Jelaskan pendapat dari Max Webber dan Logemann mengenai sumbersumber kewibawaan!
Menurut Max Webber apabila suatu keuasaan tidak diakui maka ia merupakan
kekerasan. Karna itu Max Webber mengemukakan tiga sandaran yang menjadi sumber
kewibawaan yaitu;
1. Charismatiscche gezag (kewibawaan kharismatis), kewibawaan yang timbul
karena kelebihan kelebihan yang dimiliki seseorag dan diakui tetapi tidak dapat
ditelaah menurut rasio.
2. Traditioneel gezag (kewibawaan tadisional), kewibawaan ysng diakui karena
factor tradisi yang sudah berjalan amat lama.
3. Rationeel gezag (kewibawaan rasional), kewibawaan yang secara rasional
memang dapat diterima.
Kemudian Logemann berusaha menyempurnakan teori Max Webber, dengan demikian
ada lima sandaran yang menjadi dasar kewibawaan, yaitu
1. Charismatische gezag (kewibawaan karismatis), umumnya dalam bidang
agama.
2. Magische gefundeerd gezag, kewibawaan yang didapat karena kekuatan
kekuatan gaib.
3. Traditioneel gezag, kewibawaan berdasar tradisi.
4. Rationeel gefundeerd gezag, yang oleh Logemann khusus dikaitkan dengan
masalah mythe sebagai dasar dari kewibawaan. Mythe menurut teori
antropologi budaya meupakan suatu kepercayaan yang diaanggap benar.
5. Het gezag ener elite, kewibawaan yang dikaitkan dengan mythe abad 20 yaitu
berdasar pada keanggotaan dari suatu kelompok elit yang berkuasa.
verhaltnis). Teori ini bersifat dualistis yang berarti bahwa kedua pihak memiliki dua
kepentingan yang berbeda. Contohnya adalah penguasa kota yang mempunyai
pasukan keamanan untuk memberikan perlindungan yang dibutuhkan oleh penduduk,
dan penguasa kota memerlukan dana untuk membiayai pasukannya. Maka penguasa
kota berhak memungut pajak dari penduduk sekitar.
Sifat hakekat negara berdasarkan hukum publik adalah merupakan hasil
perjanjian antara seluruh rakyat yang mempunyai satu tujuan/satu kepentingan yang
sama yaitu membentuk satu kelompok atau negara. Teori ini tidak bersifat dualistis
karena merupakan satu tindakan hukum bersama untuk membentuk negara yang
disebut Gezamt Akt. Setelah negara terbentuk, diciptakanlah peraturan hukum dasar
dan peraturan pelaksanaannya.
6. Jelaskan pendapat Hans Kelsen yang menyatakan bahwa negara merupakan
penjelmaan tata hukum nasional, yang merupakan peninjauan masalah sifat
hakekat negara dari segi yuridis!
Teori ini dikemukakan oleh Hans Kelsen yang berpendapat bahwa negara
merupakan penjelmaan tata hukum nasional dan harus mempunyai tingkatan hukum.
Artinya hukum yang lebih rendah harus dapat dikembalikan pada hukum yang lebih
tinggi, dan yang lebih tinggi lagi hingga kita jumpai suatu pertingkatan hukum yang
disebut Stufenbouw des Recht. Dengan demikian negara itu sama dengan hukum.
Selanjutnya Hans Kelsen menyatakan bahwa Negara itu sebenarnya suatu tertib
hukum. Tertib hukum tersebut timbul karena diciptakannya peraturan-peraturan
hukum
yang
bertanggung
menentukan
jawab
bagaimana
terhadap
setiap
orang
dalam
perbuatannya.
masyarakat/negara
Peraturan
hukum
harus
tersebut
mengikat, artinya setiap orang harus mentaati dan menyesuaikan perilakunya dengan
peraturan
hukum
yang
berlaku.
Bahkan
setiap
orang
dapat
dipaksa
untuk
mentaatinya, dan apabila tidak taat dapat dijatuhi sanksi hukum. Dengan demikian
negara sebenarnya adalah suatu tertib hukum yang memaksa.
dan hukum Perjanjian. Dibahas oleh Mac Iver, Von Haller, dan Cicero.
Beberapa teori dari segi Hukum Publik adalah
teori Lex Regia dari golongan Caesarismus,
teori dari golongan Monarchomachen,
teori dari tiga tokoh masyarakat (Thomas Hobbes, John Locke, dan
J.J. Rousseau)
Pada zaman Alexander the Great / Iskandar Zulkarnain akan memasuki Negara
Yunani, para penasehat Alexander menyatakan pada rakyat Yunani bahwa
Alexander sebagai anak dari dewa Zeus yaitu dewa Ammon, dan sudah mendapat
sangat
theokrastis dalam bukunya De Civitas Dei, dan menyebutkan ada dua macam
Negara :
Civitas Dei, atau Negara Tuhan, merupakan negara yang terpuji karena
Negara.
Machiavelli mendasarkan teorinya pada adanya sifat egois manusia yang
selalu mengutamakan kepentingannya sendiri dahulu. Seorang penguasa harus
bertindak sesuai dengan keadaan dan bila perlu harus mampu bersikap sejahat
mungkin. Negara akan lebih stabil bila ada rasa takut dari rakyat terhadap
penguasanya. Dengan demikian, penguasa haruslah seorang yang ganas
seperti singa dan licik seperti serigala serta mampu bertindak dengan tangan
besi agar seluruh rakyatnya takut kepadanya.
10
4. Kekuasaan dalam Negara baru dapat berjalan dengan baik apabila selain
mempunyai kekuatan jasmani dan rohani, penguasa juga memiliki kekuatan
ekonomi/materi. Jelaskan pendapat Karl Marx, H. J. Laski, dan Leon Duguit
mengenai hal ini!
Karl Marx
Ia menyatakan bahwa Negara itu sebenarnya merupakan alat/cara dari suatu sistim
penindasan dari kelas yang ekonominya kuat terhadap kelas yang lemah. Oleh
karena itu, adanya perbedaan kelas dalam Negara harus dihapuskan sehingga tidak
ada lagi penindasan. Dasar ajaran ini adalah dari adanya pertentangan kelas dari
perbedaan ekonomi. Masyarakat dibagi menjadi dua kelas, yaitu yang ekonominya
hanya
sebagai
alat
dari
yang
berkuasa
untuk
melaksanakan
kepentingannya.
Menurut Laski, pada umumnya sifat dari masing-masing Negara tergantung pada
sistem perekonomiannya. Siapapun yang memegang puncak, maka ia akan dapat
kebiasaan-kebiasaan.
Fase selanjutnya, keluarga tersebut berkembang menjadi lebih besar disebut
klan yang dipimpin oleh seorang kepala klan atas dasr primu interpares.
Pemimpin ini lama kelamaan akan jadi pemimpin yang sebenarnya. Keturunan
pemimpin akan memimpin jabatan turunan dan menjadi seorang raja.
Kedudukannya semakin kuat hingga mencapai yang sifatnya turun-temurun.
11
dengan
pihak
penguasa.
Sebagai
imbalan,
telah
memberikan
6. Teori
Lex
Regia
dari
golongan
Caesarismus
dan
teori
golongan
merupakan
suatu
undang-undang
yang
tercantum
perjanjian
penyerahan kekuasaan pada kaisar. Pada saat itu, rakyat romawi mengadakan
perjanjian penyerahan kekuasaaan dengan kaisar kemudia dicantumkan ke dalam
Lex Regia (UU untuk memerintah). Lex Regia memuat Translantio Imperii yaitu
peralihan kekuasaan dari rakyat pada kaisar, kekuasaan rakyat diserap habis dan
ditelan kaisar, akibatnya timbul absolutism kekuasaan kaisar. Tujuan Lex Regia
7. Thomas
Hobbes,
John
Locke,
J.J.
Rousseau
merupakan
tokoh-tokoh
Thomas Hobbes
Rakyat mulai mengadakan perjanjian bersama (perjanjian masyarakat) untuk
membentuk Negara. Dengan perjanjian tersebut, terjadi perubahan status yaitu
12
dari status naturalis menjadi status civilis, dan perjanjiannya dapat diartikan
sebagai pactum unionis. Ternyata rasa takut belum hilang juga sehingga rakyat
memerlukan suatu kekuasaan yang lebih besar. Maka yang terpenting adalah
pactum subyectionis yaitu penyerahan kekuasaan kepada penguasa yang mampu
memberi rasa aman kepada rakyat. Pactum unionis menjadi habis oleh pactum
subyectionis sehingga menimbulkan kekuasaan yang mutlak dan absolut pada
13
teori
peninjauan
terjadinya
yaitu
secara
Negara,
primer
pembahasannya
dan
secara
mencakup
sekunder.
dua
segi
Jelaskan
apa
maksudnya!
Secara primer, peninjauannya bersifat teoritis logis, bukan historis, dengan
melihat pada masalah terbentuknya unsur-unsur negara. Maksudnya, dari
masyarakat sederhana kemudian berkembang melalui tahap-tahap tertentu
sampai menjadi negara. Adapun tahap-tahap terjadinya negara secara primer
meliputi
Gemeinschaft
Reich / Rijk
Staat
Democratische Natie
Diktatuur
Secara sekunder, merupakan pembahasan mengenai terjadinya negara dalam
lingkungan negara-negara lain yang sudah ada. Masalah utamanya adalah adanya
pengakuan dari negara-negara lain. Ada dua jenis pengakuan, yaitu de facto dan
de jure.
14
Pada tahap ini, dapat dikatakan unsur-unsur Negara sudah terpenuhi, yaitu unsur
rakyat, penguasa dan wilayah. Akan tetapi, kekuasaan belum terpusat, maka belum
diartikan sebagai suatu Negara dan disebut dengan Reich/Rijk.
Staat
Pada tahap ini sudah tidak dijumpai peperangan untuk merebut kekuasaan. Sudah
terdapat kewibawaan/gezag yang bulat dan berdaulat. Unsur-unsur klasik adanya
suatu Negara sudah terpenuhi, yaitu unsur wilayah, rakyat, dan pemerintahan yang
berdaulat. Aspek material tidaklah dianggap penting karena lebih mengutamakan hal
yang dianggap ideal (nasionalisme).
3. Secara umum para sarjana menganggap bahwa tahap Demoratische Natie
dalam teori terjadinya Negara secara primer merupakan tahap terakhir.
Akan tetapi, para sarjana Jerman menganggap ada perkembangan lebih
lanjut setelah tahap ini. Jelaskan apa maksudnya!
Para sarjana Jerman menekankan pada unsur kekuasaan dan berada pada suatu
pimpinan
atau
sekelompok
penguasa.
Tujuannya
adalah
agar
negara
dapat
memberikan
pengakuan
kepada
15
langsung
Terbagi menjadi 4 fase, yaitu.
Fase Kerajaan
Pimpinan adalah seorang raja
Negara bentuknya kerajaan dengan sistem pemerintahan mirip kerajaan
yang
akan
yang luas
Kedaulatan negara diberikan kepada kaisar melalui Lex Regia
Rakyat tidak dapat lagi meminta pertanggungjawaban kaisar.
Fase Dominaat
16
Kekuasaan kaisar sangat absolut dan mutlah, kaisar bersikap kejam dan
(Regnum).
Feodalisme yaitu teori pemilikan atas suatu benda (tanah)
Adanya pertentangan antara gereja dan negara menimbulkan teokrasi (teori
keagamaan)
Tipe Negara Modern
Kekuasaan tertinggi adalah rakyat (sistem demokrasi)
Pelaksanaannya tidak lagi dilaksanakan secara langsung, tetapi melalui
perwakilan
2. Berdasar pada hasil peninjauan penulis-penulis Barat, kondisi dari Negara
Timur Purba adalah absolut dan depotisme. Benarkah demikian? Jelaskan!
Tidak seluruhnya benar karena para penulis-penulis barat tidak mengenal
struktur budaya masyarakat Timur. Contohnya adalah para raja Jawa Kuno di
Indonesia. Raja menjadi sumber kekuatan dari rakyatnya, bertanggung jawab atas
segala kesejahteraan rakyatnya. Apabila terjadi bencana alam, raja akan bersemedi
untuk mencari petunjuk dalam mengatasi musibah tersebut.
Dengan demikian, walaupun terbentuknya suatu negara theokrasi dan raja
mempunyai kekuasaan absolut, tetapi tidak semua raja pada negara Timur
Purba bersifat depotisme (kejam dan sewenang-wenang), masih ada raja yang
bertanggung jawab.
3. Pada fase Negara Yunani setiap warga Polis turut serta secara aktif dalam
kegiatan pemerintahan melalui sistem demokrasi langsung. Sehubungan
dengan hal tersebut, jelaskan
a. Apakah benar seluruh warga
Polis
mempunyai
hak
suara
dalam
Negara
kota/polis
dan
17
mereka akan segera melaksanakan dalam praktek kenegaraan segala sesuatu yang
timbul dalam alam pikirannya berbeda dengan Bangsa Yunani dikenal sebagai ahli
pikir sehingga banyak meninggalkan tulisan-tulisan tentang kenegaraan. Selain itu,
mereka tidak mempunyai waktu untuk merenung dan berpikir seperti
bangsa Yunani dikarenakan wilayah Romawi amat luas. Oleh sebab itu, bangsa
Romawi mempraktekkan teori kenegaraan yang ada di Yunani, terutama tentang
pemahaman Polis dan kedaulatan rakyat.
5. Pada
fase
Principaat
dari
Negara
Romawi,
kekuasaan
Caesar
amat
kekuasaan
rakyat
terhisap
habis
tanpa
rakyat
dapat
meminta
7. Ciri utama Negara Modern adalah Negara hukum yang demokratis. Jelaskan
variasi
dari
Negara
hukum
dan
macam-macam
demokrasi
menurut
Logemann!
Negara Hukum Liberal
18
Lahir karena adanya kekuasaan yang bersifat absolut. Golongan pengusaha kaya
mendesak raja dan golongan bangsawan untuk tidak ikut campur urusan bisnis
mereka dengan upaya memakmurkan rakyat. Desakan ini diprakarsai oleh orang
sengketa
antara
19
umumnya
suatu
Negara
itu
dibentuk
dengan
tujuan
tertentu.
dengan
tujuan
akhir
kehidupan
manusia
Berkaitan erat dengan pembahasan teologis (keagamaan) atau eskatologis
(keakhiratan) setiap warga negara harus dapat menjadi fasilitator atau memberi
kesempatan bagi warganya untuk mencari tujuan hakiki dari kehidupan di dunia ini
dan negara harus menjamin warganya untuk menjalankan ibadah sesuai
agamanya masing-masing.
B. Tujuan negara yang dihubungkan dengan pencapaian kekuasaan.
Tedapat 2 tokoh yang berbicara tentang tujuan negara ini, yaitu:
Lord Shang Yang; dia menyamakan negara dengan penguasa.
Biasanya
negara
kekuasaan
hanya
dilandaskan
pada
kepentingan
politik
20
pemerintah
Pemerintah
dapat
harus
bertindak
didahului
tanpa
dengan
undang-undang
undang-undang
untuk
(formil).
kepentingan
kemakmuran rakyat.
2. Jelaskan pendapat dari Hegel, Shang Yang dan Machiavelli mengenai tujuan
Negara!
a. Hegel
Menurut Hegel, tujuan negara adalah negara itu sendiri. Negara adalah person
mempunyai kemampuan sendiri dalam melaksanakan ide umum. Maka kewajiban
tertinggi manusia adalah menjadi warna suatu negara dengan baik. Negara
ditempatkan sebagai sesuatu yang agung dan tinggi. Dengan kata lain negara
tidak punya tujuan, karena ia sendiri yang merupakan tujuan.
b. Shang Yang
Shang Yang menyatakan bahwa didalam setiap negara terdapat dua subyek yang
selalu bertentangan yaitu pengusaha dan rakyat. Yang baik; pihak penguasa
harus lebih kuat daripada rakyat, karena agar tidak timbul kekacauan. Lord
Shang mengajurkan untuk mengumpulkan kekuasaan sebesar-besarnya dan
menjauhkan aspek kebudayaan yang merugikam dan melemahkan, seperti
nyanyian, music, kesusilaan, hormat pada orang tua, kejujuran, dll. Shang yang
menyamakan negara dengan penguasa, dan tujuan negaranya adalah kekuasaan
semata-mata. Untuk mewujudkan itu is menegaskan slogannya terkenal: Supaya
negara kuat, rakyat harus lemah dan bodoh.
c. Machiavelli
Machiavelli mengartikan pemerintahan itu sebagai cara untuk memperoleh
kekuasaan dan menjalankan kekuasaan itu. Ia tidak setuju dengan moral,
kebudayaan, agama dan sebagainya, karena hal tersebut akan melemahkan raja
21
perekonomian negara.
Negara hukum (rechtstaat) pada awalnya berbentuk negara hukum Liberal,
karena itu negara hukum juga lahir sebagai antithese dari polizei staat. Dalam
segalan tindakan-tindakannya, penguasa memerlukan bentuk hukum tertentu
(formil) dan formalitas adalah bentuk undang-undang. Unsur-unsur yang juga
merupakan ciri pokok dari negara hukum formil adalah sebagai berikut:
1. Pengakuan terhadap hak asasi manusia
2. Pemisahan kekuasaan dalam negara (sheding van machten)
3. Pemerintah harus berdasarkan undang-undang (wetmatigheid van bestuur)
4. Adanya pengadilan administrasi
yang
harus
unsur-unsur
dilengkapi/disempurnakan
dijamin
dengan
Negara
oleh
Stahl
undang-undang.
hukum
menjadi
liberal,
Negara
yang
Hal
ini
kemudian
hukum
formal.
saja;
22
memerintah, maka dengan begitu negara telah menjelma menjadi tipe negara hukum
formil, yang mana salah satu ciri-cirinya adalah pemerintahan harus berdasarkan
undang-undang.
5. Sebutkan unsur-unsur negara hukum menurut tradisi Negara Anglo Saxon!
Adalah yang menjadi ciri pokok dari negara hukum formil adalah sebagai
berikut:
a. Pengakuan terhadap Hak Asasi Manusia (grondrechten).
Hak-hak dasar ini harus dijamin (dengan undang-undang dan adanya pemisahan
kekuasaan) dipertahankan jangan sampai dilanggar.
b. Pemisahan kekuasaan dalam negara (sheding van machten).
Pemisahan kekuasaan ini adalah ciri esensial dari negara hukum. Tidak semua
negara yang ada hukumnya dapat dikatakan sebagai negara hukum. Negara
hukum adalah konsep politis-yuridis tersendiri, sedang negara berhukum
adalah suatu kenyataan empiris-sosiologis yang nyata. Jadi suatu negara yang
memiliki hukum belumlah tentu sesuai dengan konsep negara hukum.
c. Pemerintahan harus berdasarkan undang-undang (wetmatigheid van
bestuur)
Setiap tindakan atau perbuatan memerintah dari pemerintah negara haruslah
memiliki dasar hukum dalam bentuk undang-undang atau hukum tertulis.
d. Adanya Pengadilan Administrasi (administrative rechtspraak).
Tujuan diperlukan pengadilan administrasi ini adalah mengadili sengketa antara
pemerintah (penguasa) dengan warga negara (yang dikuasai). Pengadilan khusus
ini dibentuk untuk kasus-kasus yang tidak dapat diadili oleh pengadilan biasa,
sebab belum termasuk perkara pidana maupun perdata.
6. Masalah tujuan Negara dalam hubungannya dengan kemakmuran rakyat
menimbulkan persoalan tipe Negara modern. Jelaskan hubungan korelasi
anatar tipe-tipe Negara modern dengan pola ekonomi suatu Negara!
Tipe-tipe negara ditentukan oleh kebijakan dari pemerintah (penguasa). Sehingga
secara langsung, tipe suatu negara menentukan kebijakan ekonomi seperti apa yang
diambil oleh pemerintahnya dan pola ekonomi apa yang kemudian ingin/akan
terbentuk. Aliran ekonomi ini mengupayakan kekayaan yang sebanyak mungkin untuk
negara.
Misalnya pada tipe polizei staat, aliran ekonomi yang dianut adalah merkantilisme.
Tipe polizei staat, adalah tipe yang mendudukan pemerintah sebagai pelaksana
kemakmuran rakyat dan menafikam peran rakyat untuk mejalankan kemakmuran.
Berdasarkan aliran ini maka terbentuklah pola ekonomi dimana para penguasa
memasukan kemakmuran kedalam tujuan negara.
23
itu,
ia
juga
mengemukakan
teori
kualitas
yang
merupakan
yaitu
Republik
(Republica) dan Monarkhi (Principati). Negara dalam hal ini merupakan hal
dan
Republik
berdasar
pada
terjadinya
kehendak
negara
(staatswill). Apabila staatswill terjadi secara wajar melalui satu orang saja,
maka bentuk negaranya adalah Monarkhi. Akan tetapi, apabila staatswill atau
kehendak negara terjadi secara yuridis melalui suatu majelis atau melalui
suatu
dewan,
maka
bentuk
negaranya
adalah
Republik.
Dalam
satu orang.
Duguit menggunakan ukuran cara pengangkatan kepala negara untuk
membedakan bentuk negara Monarkhi dan Republik, apabila kepala negara
diangkat secara turun temurun mana bentuk negara adalah Monarkhi.
Sedangkan apabila kepala negara diangkat dengan dipilih maka bentuk negara
adalah Republik.
Otto Koellreuter yang menggunakan ukuran berdasarkan asas kesamaan
dan ketidaksamaan untuk membedakan bentuk negara Monarkhi dan
Republik. Asas kesamaan adalah setiap warga mempunyai kesempatan
yang
sama
untuk
menjadi
pemimpin
negara setelah
memenuhi
24
pemimpin negara, karena kesempatan hanya ada pada warga berdasar garis
keturunan tertentu.
c. Peninjauan Berdasar Kriteria
Ada tiga aliran yang melihat permasalahan bentuk negara :
1. Aliran yang menggabungkan masalah bentuk negara dengan bentuk
pemerintahan.
2. Aliran yang membahas masalah bentuk negara dalam dua golongan yaitu
demokrasi dan diktatuur.
Aliran yang mencoba memecahkan kriteria-kriteria yang sudah ada tanpa
mengutamakan istilah/penamaan, tetapi mengutamakan.
2. Menurut Aristoteles ada tiga bentuk Negara yang merupakan bentuk Negara
yang ideal serta bentuk pemerosotannya. Jelaskan dalam bentuk skema!
Tiga bentuk negara yang merupakan bentuk negara yang ideal serta pemerosotannya
menurut Aristoteles adalah :
1. Monarkhi/Kerajaan, yaitu pemerintahannya dilaksanan oleh satu orang untuk
kepentingan seluruh rakyat. Apabila orang yang memerintah kemudian
melaksanakan pemerintahan untuk kepentingannya sendiri maka bentuk Monarkhi
berubah atau merosot menjadi tirani/diktatur.
2. Aristokrasi, yaitu pemerintahan oleh sekelompok orang misalnya para ahli
filsafat atau para cendekiawan yang merupakan orang yang baik-baik, dan
melaksanakan pemerintahan untuk kepentingan rakyat. Apabila sekelompok orang
yang
memerintah
kelompoknya
ini
sendiri,
melaksanakan
maka
bentuk
pemerintahan
aristrokasi
untuk
akan
kepentingan
merosot
menjadi
Oligarchie. Dalam hal ini, pemerintahan dilaksanakan untuk kepentingan orangorang kaya, dan bentuk pemerosotannya adalah Plutokrasi.
3. Politeia, yaitu pemerintahan oleh seluruh orang untuk kepentingan seluruh
rakyat. Apabila pemerintahan dilaksanakan oleh orang-orang yang sama sekali
tidak tahu masalah pemerintahan, maka bentuk politeia akan berubah/merosot
menjadi Demokrasi.
Dengan demikian adanya enam bentuk negara menurut teori Aristoteles yaitu
berdasar pada jumlah orang yang memerintah (quantity government of) dan
adanya pemerosotan bentuk negara dari bentuk yang baik/ideal (good form of
government) menjadi bentuk negara yang tidak baik (bad form of government).
Secara keseluruhan enam bentuk negara dan bentuk pemerosotannya menurut teori
Aristoteles dapat dilihat dalam skema dibawah ini
Quantity
Quantity of Form of
Government of
One
Government
Good
Monarchy
Bad
Tyranny/Dictatuur
Few
Aristocracy
Oligarchy/Plutocracy
many
politeia
democracy
25
(
s
o
r
m
e
P
D
a
k
n
M
h
c
y
T
t
i
A
)
l
d
I
O
u
/
g
De
ok
m
ra s
i
Ty
nn
ra
y
tu /D
ik
r t
em
(P
r) o
e
s a
t
n
(P e
me
ro
) s
n
ta
o
lig a
O
rc h
ie /
(P e
m
lu e
P
ro
tk s
ta
o
i n
)
3. Jelaskan pula teori revolusi bentuk Negara dari Aristoteles, dan bagaimana
pendapat Polybios mengenai hal ini!
Keenam bentuk negara yaitu Monarkhi-Tirani, AristokrasiOligarchie/Plutokrasi,
Politeia-Demokrasi, merupakan bentuk negara yang saling berhubungan satu sama
lain
dan
merupakan
suatu
perputaran/siklus,
disebut
teori
revolusi
dari
Aristoteles.
Monarkhi adalah bentuk negara yang ideal kemudian terjadi pemerosotan menjadi
Tirani/Diktatur. Dari bentuk Tirani/Diktatur kemudian ingin kembali pada bentuk
negara yang ideal sehingga timbul bentuk negara Aristokrasi. Bentuk negara
Aristokrasi merosot menjadi Oligarchie/Plutokrasi. Selanjutnya orang kembali
menginginkan bentuk negara yang ideal sehingga timbul bentuk negara Politeia.
Dalam siklusnya bentuk negara Politeia kemudian merosot menjadi Demokrasi, dan
setelah itu kembali pada bentuk negara Monarkhi sebagai bentuk negara ideal yang
pertama.
Teori Aristoteles banyak dianut oleh para sarjana pada masa itu antara lain Polybios.
Hanya menurut Polybios bentuk negara ideal yang ketiga bukan Politeia tetapi
Demokrasi, dan bentuk pemerosotannya adalah Ochlokrasi/Mobocracy atau bahkan
pemerosotannya adalah Anarchie (anarkhi), yaitu suatu kondisi dimana tidak ada
pemerintahan lagi (kacau balau). Dengan demikian teori bentuk negara menurut
Polybios
dengan
bentuk
pemerosotannya
adalah
Monarkhi-Tirani/Diktatur,
pemerintahan.
Ia
kemudian
melaksanakan
tuas
pemerintahan
untuk
26
melawan penguasa yang kejam dan merebut kekuasaannya. Sekelompok orang ini
kemudian memegang kekuasaan pemerintahan untuk kepentingan umum sehingga
bentuk negara bergeser dari Tirani menjadi Aristokrasi. Meskipun demikian dalam
perkembangannya
para
aristocrat
ternyata
tidak
lagi
melaksanakan
tugas
kepala
negara
untuk
Republik.
Otto Koellreuter yang menggunakan ukuran berdasarkan asas kesamaan dan
ketidaksamaan untuk membedakan bentuk negara Monarkhi dan Republik. Asas
kesamaan adalah setiap warga mempunyai kesempatan yang sama untuk
menjadi pemimpin negara setelah memenuhi beberapa persyaratan.
Sedangkan asas ketikdaksamaan artinya tidak setiap warga mempunyai
27
kesempatan
yang
sama
untuk
menjadi
pemimpin
negara,
karena
pada
tangan
Raja/Eksekutif
28
kekuasaan yang ada, disebut sistim Check and Balance. Dalam rangka
memegang
teguh
sistem
keseimbangan
maka
presiden
Amerika
Serikat
dan
pemerintahannya
adalah
untuk
kepentingan
orang
banyak/rakyat.
DR. Boger berpendapat bahwa demokrasi jangan hanya dilihat dari segi
bentuknya saja, tetapi juga dari semangat para anggotanya. Maksudnya
anggota-anggotnya merasa bahwa demokrasi itu diselenggarakan untuk para
29
unsur
kebebasan
dan
persaman.
Sehubungan
dengan
hal
tersebut jelaskan pendapat dari Hans Kelsen dan Snetlage mengenai hal ini!
yang
penting
adalah
isi
dari
demokrasi
itu
adalah
untuk
karena
mengenyampingkan
sama
sekali
unsur
kebebasan
demi
30
Suatu kebenaran yang mutlak adalah apa yang telah diputuskan oleh
rakyat pada suatu waktu, maka secara tetap akan merupakan suatu
kebenaran.
Sedangkan pada demokrasi Liberal yang menekankan kebebasan, negara
akan memberi kebebasan pula pada paham-paham yang lain yang mungkin
tidak demokratis. Dengan demikian mengakui adanya pertentangan pendapat
dalam mengambil keputusan, biasanya antara golongan pemerintah dan
Barat.
4. Demokrasi Barat kurang memberi kesempatan pada orang banyak untuk turut
secara aktif dalam pemerintahan karena unsur persamaan hanya diakui secara
formal saja. Akibatnya kelompok masyarakat yang lemah yang merupakan lapisan
terbesar dalam masyarakat bersikap apatis. Kondisi ini justru dimanfaatkan oleh
kelompok yang kuat, dengan menjadikan kelompok yang lemah sebagai alat bagi
kepentingan mereka sendiri.
9. Jelaskan klasifikasi demokrasi menurut Logemann!
Logemann membuat suatu klasifikasi mengenai macam-macam demokrasi, yaitu :
1. Demokrasi Barat, yaitu demokrasi yang mengutamakan kebebasan seperti
yang dikemukakan oleh Hans Kelsen.
2. Demokrasi Timur, yaitu demokrasi yang mengutamakan persamaan seperti
yang dikemukakan oleh Snetlage.
3. Demokrasi Tengah, yaitu demokrasi yang mencakup kedua unsur demokrasi
yaitu unsur kebebasan dan persamaan.
4. Demokrasi Sederhana, yaitu demokrasi
dalam
masyarakat
yang
masih
teori
demokrasi
tetapi
menggunakan
cara-cara
khusus,
misalnya
musyawarah.
31
2. Masalah bangsa berkaitan erat dengan pengertian Ras, Volk, dan Natie.
Jelaskan apa maksudnya dan berikan pula pendapat saudara atas pendapat
dari Bothlink mengenai natie di Indonesia!
Ras adalah pengelompokan manusia berdasarkan persamaan jasmani, misalnya
warna kulit, bentuk rambut, dll. berdasarkan persamaan jasmani tersebut maka
penduduk dunia dibagi atas ras putih, ras hitam, ras kuning, dan ras Melayu.
Volk adalah pengelompokan manusia berdasarkan persamaan kebudayaan
32
berstatus aktif.
Suyet merupakan golongan yang tunduk pada suara terbanyak, sehingga
berstatus pasif.
Dr. Hertz. Ia menyatakan bahwa dinamika suatu bangsa dapat dilihat dari
perkembangan kesadaran bernegara atau kesadaran nasional bangsa tersebut,
yang meliputi empat macam unsur, yaitu:
a Keinginan akan kesatuan
b Keinginan untuk mencapai kemerdekaan
c Keinginan untuk mencapai keaslian bangsa, terlepas dari pengaruh asing
d Keinginan akan kehormatan, yang merupakan rasa hormat terhadap para
pahlawan bangsa.
Ernest Renan, menurutnya adalah bahwa keinginan akan kesatuan merupakan
satu-satunya unsur kesadaran nasional dari suatu bangsa.
4. Jelaskan teori status warga Negara yang dikemukakan oleh Georg Jellinek.
Selanjutnya,
masalah
kewarganegaraan
apa
saja
yang
timbul
dalam
33
Status
Status
Status
Status
Dalam teori kewarganegaraan ada dua macam asas yaitu ius sanguinis yang
merupakan cara menetapkan kewarganegaraan seseorang berdasarkan garis
keturunan dan asas ius soli yang berdasarkan tempat kelahiran. Dalam prakteknya
teori ini menimbulkan masalah yaitu masalah bipatride dan apatride. Masalah
bipatride terjadi pada warga Negara Belanda yang menganut ius sanguinis dan
melahirkan anaknya di Inggris yang menganut ius soli sehingga anaknya memiliki
dua kewarganegaraan, mengikuti orangtuanya dan tempat ia lahir. Masalah apatride
terjadi pada warga Negara Inggris yang melahirkan anaknya di Belanda maka anak
tersebut menjadi tidak memiliki kewarganegaraan.
5. Jelaskan
bagaimana
kesepakatan
bulat
cara
menetapkan
apakah
yang
batas
dihasilkan
wilayah
Konvensi
Negara,
dan
Hukum
Laut
34
c. Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE): 200 mil dari pantai. Bebas menggali
kekayaan lautan, melaksanakan kegiatan ekonomi, menagkap para nelayan asing
yang menangkap ikan dalam ZEE suatu Negara.
d. Batas landas benua: lebih dari 200 mil. Bebas melakukan eksplorasi lautan tetapi
keuntungan dibagi dengan masyarakat internasional.
7. Jelaskan secara rinci teori Georg Jellink yang meninjau masalah wilayah
Negara dari dua segi, serta beberapa perkecualian atas teorinya tersebut!
Menurut G. Jellinek, terhadap unsur wilayah dapat dilihat dari dua segi, yaitu:
a. Segi negatif, yaitu hanya ada satu pusat kekuasaan dalam wilayah itu.
b. Segi positif, yaitu semua warga dalam wilayah itu harus tunduk pada pusat
kekuasaan yang ada.
Pada segi negatif, terdapat beberapa pengecualian:
a. Daerah kondominium, dalam wilayah tersebut terdapat dua atau lebih pusat
kekuasaan yang berdasarkan pada suatu perjanjian bersama.
b. Negara serikat, karena dalam negara tersebut secara prinsipil terdapat dua
kekuasaan, yaitu kekuasaan pemerintah pusat dan negara bagian.
c. Negara protektorat, artinya berdasar persetujuan dari penguasa dalam wilayah
tersebut mengakui adanya pusat kekuasaan lain yang berada diluar wilayahnya.
d. Negara yang kalah dalam perang, wilayahnya akan diduduki oleh negara yang
menang dalam peperangan. Dengan demikian, dalam satu wilayah terdapat dua
pusat kekuasaan.
8. Apa yang dimaksud dengan pemerintahan yang berdaulat . bagaiman
pendapat para sarjana Jerman serta Gaetano Mosca mengenai hal ini?
Para sarjana Jerman menyebut pemerintahan yang berdaulat sebagai KompetenzKompetenz yang artinya adalah wewenang bagi para penguasa yang berkuasa
untuk menentukan wewenang-wewenang dalam negara.
35
bukan
merupakan
pemerintahan
yang
berdaulat.
Kewenangan
tersebut berasal dari kelompok yang ada di dalam masyarakat yang menguasai
mereka. Kelompok ini disebut sebagai the ruling class.
36