Pendahuluan
Sumber hukum dalam pengertiannya sebagai tempat dikemukakannya
peraturan-peraturan hukum yang berlaku.1 Sedangkan macam-macam sumber
hukum sendiri yaitu; Undang-undang, Kebiasaan, Yurisprudensi (Keputusan
Hakim), Traktat, dan Doktrin. Dan yang akan di jabarkan disini hanya mengenai
3 dari tiga saja dari kelima sumber hukum, yaitu; Undang-undang, Kebiasaan,
dan Yurisprudensi.
A. Undang-undang
Undang-undang atau dalam bahasa Inggris : Legislation sedangkan dari
bahasa Latin lex, legis yang berarti hukum yang dimana berarti undang-undang
merupakan sumber hukum, semua dokumen yang dikeluarkan oleh otoritas yang
lebih tinggi, yang dibuat dengan mengikuti prosedur tertulis. 2
1
Undang-undang dalam arti formal dibentuk presiden dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Misalnya: ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), peraturan pemerintah
pengganti undang-undang (PERPU), keputusan presiden (KEPRES),
peraturan daerah (PERDA), dan lain-lain.
2. Undang-undang formil, Adalah setiap peraturan perundang-undangan
yang dibuat oleh perlengkapan negara yang berwenang melalui tata
cara proses yang berlaku di Indonesia. (pasal 5 ayat 1 uud 1945).
Perbedaan dari keduanya terletak dari segi peninjauannya, undang-
undang dalam arti materiil ditinjau dari sudut isinya yang mengikat
secara umum. Sedangkan, undang-undang dalam arti formal ditinjau
dari segi pembuatan dan bentuknya.5
5
Ibid, Hlm. 150-151.
6
Ibid, Hlm. 151.
7
Theresia Ngutra, 2016. Hukum dan sumber-sumber hukum, Jurnal Supermasi, Volume
XI Nomor 2, Hlm. 196.
2
2. Undang-undang yang bersifat khusus mengenyampingkan undang-
undang yang bersifat umum apabila undang-undang tersebut sama
kedudukannya.
3. Undang-undang yang berlaku belakangan membatalkan undang-undang
yang terdahulu sejauh undang-undang itu mengatur hal yang sama.
4. Undang-undang tidak boleh diganggu-gugat, artinya undang- undang
tidak bole diuji apakah isinya bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang kedudukannya lebih tinggi.
5. Undang-undang yang telah diundangkan dianggap telah diketahui oleh
setiap orang. Karena orang yang melanggar undang- undang tidak bisa
membela dirinya dengan menyatakan tidak mengetahui undang-undang
yang bersangkutan.
8
Ibid, Hlm. 203.
9
Puput Purwanti, 2018. hukamnas.com/contoh-hukum-undang-undang/amp, hukumnas,
homepage Hukum
10
Wetboek van Strafrecht (WvS), Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)
3
KUHP atau Kitab Undang-undang Hukum Pidana adalah peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai perbuatan pidana secara materiil
di Indonesia seperti juga sistem hukum yang ada di indonesia . KUHP yang
sekarang diberlakukan adalah KUHP yang bersumber dari hukum kolonial
Belanda, yakni Wetboek van Strafrecht voor Nederlandsch-Indie . Pengesahannya
dilakukan melalui Staatsblad Tahun 1915 nomor 732 dan mulai berlaku sejak
tanggal 1 Januari 1918. Setelah kemerdekaan, KUHP tetap diberlakukan disertai
penyelarasan kondisi berupa pencabutan pasal-pasal yang tidak lagi relevan. 11
11
Puput Purwanti, 2018. Hukamnas.com/contoh-hukum-undang-undang/amp, hukumnas,
homepage Hukum
12
Ibid
13
Ibid
4
menurut hierarkinya tidak boleh tumpang tindih atau bertolak belakang. Dan
peraturan Pemerintah ditandatangani oleh Presiden.
B. KEBIASAAN
Kebiasaan atau Tradisi yang berasal dari bahasa Latin: traditio, yang
berarti diteruskan adalah sebuah bentuk perbuatan yang dilakukan berulang-
ulang dengan cara yang sama. Hal ini juga menunjukkan bahwa orang tersebut
menyukai perbuatan itu. Kebiasaan yang diulang-ulang ini dilakukan secara terus
menerus karena dinilai bermanfaat bagi sekelompok orang, sehingga sekelompok
orang tersebut melestarikannya.15
Antara hukum adat dan adat ada perbedaan. Hukum adat adalah adat
yang berfungsi sanksi ini berupa reaksi dari masyarakat terhadap perbuatan
tersebut. Apakah suatu adat itu hukum adat atau bukantergantung pada
persekutuan hukum yang bersangkutan. Bila yang bersangkutan
mempertahankan ditaatinya adat yang dimaksud maka adat tersebut adalah
hukum adat.17
14
Ibid
15
Atik Catur Budiati, 2009. Sosiologi Kontekstual Untuk SMA & MA. Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional. Hlm. 35.
16
Prof. Dr. Drs. Abintoro Prakoso, S.H., M.S, 2017. Pengantar Ilmu hukum, LaksBang
PressIndo, Surabaya. Hlm. 99.
17
Theresia Ngutra, 2016. Hukum dan sumber-sumber hukum, Jurnal Supermasi, Volume
XI Nomor 2, Hlm. 204
5
Dikarenakan apabila suatu kebiasaan tertentu diterima oleh masyarakat,
dan kebiasaan itu selalu dilakukan berulang-ulang karena dirasakan sebagai
sesuatu yang memang seharusnya, dan penyimpangan dari kebiasaan tersebut
dianggap sebagai pelanggaran perasaan hukum yang hidup dalam masyarakat,
maka timbulah suatu kebiasaan hukum yang oleh pergaulan hidup dalam
masyarakat dipandang sebagai hukum. 18
Namun demikian tidak semua kebiasaan itu pasti mengandung hukum yang baik
dan adil. Belum tentu hukum kebiasaan itu menjadi sumber hukum formal.
6
Banyuwangi yang dikenal dengan upacara kebo-keboan sebagai bentuk
rasa syukur kepada Allah swt, atas hasil panen yang melimpah dan
merupakan doa, agar proses tanam benih untuk tahun depan dapat
menghasilkan panen yang melimpah. Kebo-Keboan merupakan salah satu
upacara adat yaitu berubah menjadi kebo Banyuwangi.
Sesuai namanya, Kebo-Keboan dilakukan dengan berubah menjadi
kerbau. Namun, kerbau yang digunakan bukan kerbau sungguhan,
melainkan manusia yang berubah menajdi kerbau. Dengan di kututk oleh
masyarakat. Upacara adat tersebut sudah adat sejak 300 tahun yang lalu,
tepatnya pada abad ke-18. Kebo-Keboan biasa dilakukan di awal bulan
Suro, penanggalan Jawa.21
21
Nariswari Rita 2018. “Kebo-keboan, Tradisi Sederhana di Banyuwangi yang Bernilai
Besar”. Tempo.com
22
Ibid.
23
A. Syihabuddin HS, 2013. Tradisi Masyarakat Nahdhiyyin, Al-AdYan/Vol. VIII No. 1.
Hl.5-6
24
Firdha Rahma, 2019. https://travelingyuk.com/sanksi-adat-perzinahan-di-indonesia/250629
7
Yurisprudensi atau keputusan hakim yang dalam bahasa Inggris yaitu
“jurisprudence”. Kata jurisprudence konon berasal dari bahasa Latin, yaitu juris
(law; hukum) dan prudens (skilled; terlatih). Itu sekadar pemahaman etimologis.
Sebagai sebuah kata, harus diakui bahwa jurisprudence memiliki makna yang
longgar. Longgarnya makna jurisprudence ini membuat tidak mudah pula untuk
membuat pengkategorian jurisprudence, sebagaimana dapat ditilik dari isi tulisan
di bawah ini. kerapkali dimaknai secara rancu oleh penstudi hukum Indonesia
menjadi “yurisprudensi”.25
25
Shidarta, 2016. Apa itu Jurisprudence https://business-law.binus.ac.id/, Home, Rubric of faculty
members, apa itu “Jurisprudence”?
26
Ibid
27
Enrico Simanjuntak, 2019. Peran Yurisprudensi dalam Sistem Hukum di Indonesia, Jurnal
Konstitusi, Volume 16 Nomor 1, Hlm.88
8
hukum di Indonesia dapat disamakan dengan jurisprudentie di Belanda atau
istilah serupa dalam bahasa Perancis yaitu jurisprudence.28
28
Pasquer memberikan rumusan pengertian yurisprudensi yang berarti: “Le droit objectif, qui se
degage des arrest, rendus par les tribunaux” Miftakhul Huda, Op. Ci
29
Edward Simarmata, Kedudukan dan Relevansi Yurisprudensi Untuk Mengurangi Disparitas
Putusan Pengadilan, Laporan Penelitian, Jakarta:Puslitbang Hukum dan Peradilan Mahkamah
Agung RI, 2010, h. 117.
30
Surojo Wignjodipuro, 1982, Pengantar ilmu Hukum, Jakarta: Gunung Agung, Hlm. 56.
31
Dr. Suryaningsi.,S.Pd.,M.H, 2018. Pengantar Ilmu Hukum, Mulawarman University Press,
Samarinda, Hlm. 157
9
1) Asas presedent, Asas ini bermakna bahwa seorang hakim terikat
oleh hakim terdahulu, baik yang sederajat maupun yang lebih tinggi
derajatnya. Dengan kata lain, seorang hakim lain dalam memutuskan perkara
tidak boleh menyimpang dari hakim yang lain. Asas ini dianut oleh negara-
negara anglo saxon yaitu Amerika dan Inggris. Keuntungan dari asas
preseden adalah tersangka sudah tahu berapa lama dia akan dihukum.
Asas presedent sering disebut stare decisis. Ini berlaku karena 4 fakta
yaitu;
i. Bahwa penerapan dari peraturan-peraturan yang sama pada kasus-kasus
yang sama. Menghasilkan perlakuan yang sama bagi siapa saja yang
datang atau mengahadap pada pengadilan;
ii. Mengikuti presedent secara tetap dapat menyumbangkan pendapatnya
dalam masalah dikemudian Hari.
iii. Pengunaan kriteria yang mantap untuk menempatkan masalah-masalah
yang baru dapat menghemat wak tu dan tenaga, dan;
iv. Pemakaian putusan-putusan yang lebih dahulu menunjukan adanya
kewajiban untuk menghormati, untuk kebijaksaan, untuk menghrmati
keputusan sebelumnya.
2) Asas bebas, Asas ini bermakna bahwa hakim tidak terikat dengan
hakim yang lain, baik yang sederajat maupun yang lebih tinggi. Perkataan
tidak terikat disni maksudnya dalam memutus suatu perkara, boleh mengikuti
keputusan hakim yang terdahulu, baik yang sederajata ataupun yang lebih
tinggi. Boleh juga tidak mengikutinya. Asas bebas ini dianut oleh negara
eropa kontinetal seperti: Prancis, Belanda, Jerman, Indonesia. Dalam
prakteknya asas bebas tidak konsisten karena masih menggunakan
keputusan hakim yang terdahulu dengan alasan antara lain:
Ada beberapa alasan mengapa seorang hakim mengikuti hakim lain atau
hakim yang terdahulu:
32
Ibid, Hlm. 158
10
iii. Sebab keyakinan, artinya hakim pemutus setuju atau sependapat dengan
keputusan hakim yang terdahulu.33
Melalui Sekretaris Bantuan Hukum FPI sekaligus kuasa hukum FPI Aziz
Yanuar menyodorkan yurisprudensi Mahkamah Agung (MA) Nomor:
329K/Sip/1957 tertanggal 24 September 1958. Aziz memastikan, lahan seluas
kurang lebih 31,91 ha memang hak guna usaha (HGU)-nya milik PT Perkebunan
Nusantara (PTPN) VIII (Persero). Tapi berdasarkan yurisprudensi MA tadi, maka
lahan tersebut berhak dikuasai orang lain.
33
Ibid, Hlm. 159.
34
M Julnis Firmansyah, 2020. “Sengketa Lahan Megamendung pengacara Rizieq Shihab ajak PTPN
musyawarah”, Metro.tempo.co.
35
Sabir Laluhu, 2020. “Konflik Pesantren, FPI Pakai Yurisprudensi MA 1958, Bagaimana
Penggunaannya di Pengadilan?”, Sindonews.com, Home, Hukum Hlm. 1.
36
Ibid
11
Yurisprudensi tersebut bersama dua yurisprudensi MA lainnya dipakai
dalam konteks hukum kebendaan yang mana dikenal adanya pelepasan hak
(rechtverwerking). Tiga yurisprudensi lain, tahun 1975 (dua yurisprudensi) dan
tahun 1976, mencantumkan pembiaran selama 20 tahun, sikap diam selama 30
tahun, dan pembiaran selama 27 tahun atas tanah.
Jika melihat sejumlah perkara perdata atas objek tanah yang disidangkan
di pengadilan hingga tingkat MA, penggunaan yurisprudensi MA No.
329K/Sip/1957 tertanggal 24 September 1958 serta tiga yurisprudensi lainnya,
ada yang dimenangkan penggugat tapi ada juga yang dimenangkan tergugat. 37
Contoh lain yaitu, gugatan Herlina Wati dan Rina Norsanti melawan
Pardamean Situmorang, Camat Tapin Utara Kabupaten Tapin Kalimantan
Selatan, Kepala BPN PUSAT cq Kepala BPN Provinsi Kalimantan Selatan Kepala
Kantor Pertanahan Kabupaten Tapin. Gugatan ini terkait dengan tanah di Jalan
Jenderal Sudirman kelurahan Rangda Malingkung dengan ukuran panjang 51
meter dan lebar 20 meter atau dengan luas 1020 meter persegi.
37
Ibid Hlm. 2.
12
dipimpin langsung Ketua MA saat itu Abdurrahman memutuskan menolak kasasi
yang diajukan Herlina dan Rina.38
PENUTUP
Sumber Hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan
yang mengikat dan memaksa, sehingga apabila aturan-aturan itu dilanggar akan
menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata bagi pelanggarnya. Maka dari itu mari
bersama-sama kita hormati peraturan-peraturan yang ada. Dan demikianlah
beberapa penjelasan atau gambaran mengenai tiga macam sumber hukum yaitu;
Undang-undang, Kebiasaan, dan Yurisprudensi yang dimana kutipan-kutipan di
ambil dari berbagai sumber berupa Ebook, Jurnal-jurnal, Media massa elektronik,
dan website-website ilmiah yang beredar yang memang membahas tentang
Ilmu-ilmu hukum. Sekian dan terimakasih wassalam.
Profil penulis
38
Ibid, Hlm. 3.
13
Nama : Andhy Pratama Salida
Anak ke :3
Email : setanberiman18@gmail.com
Instagram : @andii_tama18
14