SUMBER HUKUM
2
pertanyaan apa sumber (kekuatan) hukum hingga mengikat
sehingga manusia mentaatinya.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi isi
hukum adalah sebagai berikut :
- Ideologi
- Politik
- Ekonomi
- Sosial dan Budaya
- Pertahanan dan Keamanan
Sedangkan jawaban terhadap pertanyaan mengapa
orang mentaati hukum atau mengapa hukum itu mengikat
atau apa sumber (kekuatan) hukum hingga hukum
mengikat sehingga manusia mentaatinya, dapat ditinjau
dari dua segi yaitu sebagai berikut :
1. Secara teoritis
Hal ini jawabannya berdasarkan teori-teori hukum yang
antara lain sebagai berikut :
a. Teori hukum alam atau hukum kodrat (natural law
theory) berpendapat bahwa orang mentaati hukum
karena tuhan atau alam menghendakinya.
Teori hukum alam atau teori hukum kodrat
dibedakan menjadi teori hukum alam yang
bersumberkan pada agama yang mendasarkan
pemikirannya kepada segala sesuatunya kepada
ketentuan dari Tuhan dan teori hukum alam yang
mendasarkan pemikirannya pada akal atau rasio
3
manusia sehingga menurut teori ini orang mentaati
hukum karena menurut akal sehat yang dimiliki
manusia harus mentaati hukum.
b. Teori negara positivisme hukum yang mengatakan
bahwa orang mentaati hukum (Undang-undang)
karena hukum itu merupakan kehendak penguasa
yang dapat dipaksakan.
2. Secara Praktis
Secara praktis jawabannya berdasarkan pemikiran-
pemikiran sebagai berikut :
- Ada yang mengatakan bahwa orang mentaati hukum
karena takut akan sanksi (hukuman).
- Karena orang tersebut adalah orang taat dan soleh
serta dapat membedakan mana yang baik dan mana
yang buruk.
- Karena orang tersebut dipengaruhi masyarakat
sekelilingnya.
- Karena lebih menguntungkan mentaati hukum
daripada melanggarnya (Pragmatis).
- Karena tidak ada pilihan lain selain mentaati netral
budaya (culturally neutral).
- Bukan Cuma mengenal dan mempelajari konsep
hukum yang bersifat realitas saja, tetapi kita juga
4
harus mengaplikasinnya (ilmu terapan) dengan cara
mempraktekannya sendiri.
Adapun yang dimaksud dengan sumber hukum dalam
arti formil adalah faktor-faktor yang mendorong
terbentuknya atau terwujudnya hukum atau sebagai
jawaban terhadap pertanyaan dimanakah kita menemukan
aturan hukum untuk menyelesaikan persoalan konkrit yang
dihadapi atau untuk menjawab pertanyaan dimanakah kita
mendapatkan atau menemukan aturan hukum untuk
menyelesaikan persoalan hukum yang terjadi dalam
masyarakat.
Sumber hukum dalam arti formil diantaranya yaitu
sebagai berikut :
1. Undang-undang
Undang-undang ialah suatu peraturan negara yang
mempunyai kekuatan hukum yang mengikat diadakan
dan dipelihara oleh penguasa negara atau hukum tertulis
yang merupakan produk legislatif atau Dewan
Perwakilan Rakyat yang bekerjasama antara pemerintah
(eksekutif) dengan parlemen (legislatif).
Undang-undang dibagi menjadi dua pengertian, yaitu
sebagai berikut :
5
a. Undang-undang dalam arti materil yaitu setiap
keputusan negara yang menurut isinya mengikat
langsung seluruh warga negara.
b. Undang-undang dalam arti formil yaitu setiap
keputusan negara yang karena terbentuknya
berdasarkan ketentuan tata cara pembentukannya
atau tata cara pembentukan peraturan perundangan-
undangan tersebut dan dibentuk oleh lembaga yang
berwenang membentuknya.
Undang-undang dalam arti formal ini termasuk juga
dalam bentuk hukum tertulis lainnya yang tidak
merupakan produk legislatif yang merupakan hasil hasil
kerjasama antara Pemerintah (Eksekutif) dan Dewan
Perwakilan Rakyat (Legislatif). Akan tetapi dalam
golongan ini termasuk Peraturan Pemerintah, Peraturan
Presiden, Keputusan Menteri dan produk hukum tertulis
lainnya yang berupa Keputusan atau Surat Edaran
Badan-badan negara baik pusat maupun ketentuan-
ketentuan hukum tertulis oleh Pemerintah Daerah baik
Propinsi maupun Kabupaten atau Kota.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 15 tahun 2019 tentang
6
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
menentukan bahwa jenis dan hierarki peraturan
perundang-undangan menentukan sebagai berikut :
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang;
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Bahwasannya sehubungan dengan ada hierarki
peraturan perundang-undangan dalam ilmu pengetahuan
hukum dikenal asas-asas berlakunya peraturan
perundang-undangan yang antara lain sebagai berikut :
1. Lex Inferiori Derogat lex Superiori artinya adalah
peraturan perundang-undangan yang
kedudukannya lebih rendah tidak boleh
bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang kedudukannya lebih tinggi dalam
mengatur hal yang sama.
7
2. Lex Posteriori Derogat lex Priori artinya adalah
peraturan perundang-undangan yang berlaku
belakangan membatalkan peraturan perundang-
undangan terdahulu dalam mengatur hal yang
sama.
3. Lex Specialis Derogat lex Gerelalis artinya adalah
peraturan perundang-undangan yang bersifat
khusus mengesampingkan peraturan perundang-
undangan yang bersifat umum apabila undang-
undang dalam mengatur hal yang sama.
4. Nullum delictim Noella Poena sine Praevia lege
Poenate
Tidak ada suatu pembuatan dapat dihukum kecuali
apabila sudah ada ketentuan peraturan perundang-
undangan sebelum perbuatan dilakukan.
8
Agar kebiasaan dianggap sebagai hukum
memerlukan dua syarat yaitu sebagai berikut :
1. Pola tindak tersebut harus dilakukan secara berulang-
ulang.
2. Pola tindak yang berulang-ulang tersebut menurut
masyarakat yang bersangkutan dianggap sebagai
sesuatu yang harus dipatuhi dan diterima sebagai
sesuatu yang mengikat (opinio iuris necesitatis).
- Yurisprudensi
Yurisprudence adalah kumpulan keputusan
Pengadilan mengenai perkara yang sama atau suatu
jenis perkara atau dapat pula diartikan putusan hakim
(Pengadilan yang mengikuti/ mendasarkan putusan
hakim terdahulu dalam perkara yang sama.
- Perjanjian
Berdasarkan Pasal 1313 Kitab Undang-undang
Hukum Perdata yang dimaksudkan dengan Perjanjian
adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau
lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau
lebih.
9
Agar suatu perjanjian menjadi sah, maka
berdasarkan Pasal 1320 Kitab Undang-undang Hukum
Perdata menentukan syarat sahnya perjanjian adalah :
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.
2. Kecakapan mereka yang membuat suatu perikatan.
3. Suatu hal tertentu.
4. Suatu sebab yang halal.
Perjanjian berlaku sebagai Undang-undang bagi
mereka yang membuatnya (Pasal 1338 Kitab Undang-
undang Hukum Perdata).
- Doktrin
Doktrin adalah pendapat para sarjana hukum yang
terkemuka (Opinion Doctorum).
10